LANJUTAN
7-11
TATA LETAK BERORIENTASI
PROSES
❖ Keuntungan tata letak berorientasi proses :
▪ Dapat menangani beragam barang atau jasa secara
bersamaan.
▪ Merupakan cara tradisonal untuk mendukung strategi
diferensiasi produk
▪ Paling efisien untuk memenuhi permintaan pelanggan
yg berbeda-beda.
▪ Volume rendah dan variasi tinggi
▪ Fleksibilitas peralatan dan penugasan tenaga kerja.
▪ Contoh : Rumah sakit
❖ Kelemahan tata letak berorientasi
proses :
▪ Peralatan memiliki kegunaan umum
▪ Pesanan akan menghabiskan waktu yang
lebih lama.
▪ Penyetelan mesin berubah-rubah,
konsekwensi waktu produktif rendah.
▪ Sulit dilakukan penjadwalan
▪ Penangan bahan yang unik
Karakteristik Tata Letak Berorientasi
Proses
▪ Sesuai untuk project & batch production (variasi
produk tinggi sesuai pesanan, volume produksi
rendah)
▪ Skill Pekerja tinggi
▪ Persediaan barang setengah jadi akan tinggi, karena
proses terputus-putus
▪ Penanganan perpindahan material : menggunakan
yang variabel bebas dikendalikan jalurnya
(misalnya : forklift)
▪ Persediaan barang jadi rendah karena langsung
diantarkan ke pemesan
▪ Keputusan penting : bagaimana mengatur letak
departemen berdasarkan hubungannya satu sama
lain agar biaya perpindahan
(barang/informasi/orang) rendah.
▪ Keuntungannya : lebih fleksibel.
Metode yg digunakan dalam tata
letak berorientasi Proses
1. Metode Grafis
▪ Metode grafis adalah metode yg umum
digunakan dalam melakukan analisis terhadap
tata letak berorientasi proses.
▪ Metode ini dilakukan secara manual dengan
prinsip trial and error
▪ Banyaknya kemungkinan tata letak yg
dianalisis adalah F!, misalnya terdapat 6
departemen/bagian, maka banyaknya
kemungkinan tata letak sebanyak 6 ! =
6x5x4x3x2x1 = 720
2. Peranti Lunak Komputer
▪ CRAFT (Computer Relative Allocation
Facilities Technique), pendekatan atas biaya
penanganan total.
▪ ALDEP (Automated Layout Design Program)
▪ CORELAP (Computerized Relatioship Layout
Planning)
▪ Dan Factory Flow
Contoh Tata Letak Berorientasi
Proses Pada Industri Jasa
Women’s
Shoes Housewares
lingerie
7-17
Tata Letak Berorientasi Proses pada
Manufaktur
Milling
Lathe Department Department Drilling Department
M M D D D D
L L
M M D D D D
L L
G G G P
L L
G G G P
L L
Grinding Painting Department
Department
L L
Receiving and A A A
Shipping Assembly
7-18
Tata Letak Berorientasi Produk
In
Out
7-19
Karakteristik Tata Letak
Berorientasi Produk
▪ Sesuai untuk tipe proses yang mass production
(produk standar, volume tinggi, demand stabil).
▪ Skill pekerja terbatas
▪ Persediaan barang setengah jadi akan rendah,
sementara persediaan barang jadi relatif tinggi
▪ Penanganan perpindahan barang : fixed material
handling (jalurnya tetap sama). Ch : ban
berjalan
▪ Keputusan penting : bagaimana
menyeimbangkan lini perakitan/lini produksi
agar pekerjaan di setiap stasiun kerja seimbang.
Tata Letak Posisi Tetap
▪ Sesuai untuk
project
▪ Butuh tenaga yang
ahli di bidangnya
▪ Fixed cost relatif
rendah, karena tdk
semua peralatan
dimiliki sendiri.
▪ Investasi awal
tinggi
▪ Presisi tinggi,
dilakukan kalibrasi
Perakitan Pesawat
secara periodik Terbang
7-21
Pengaturan Tata Letak Diluar
Orientasi Produk
▪ Tujuan :
untuk mengatur letak departemen
berdasarkan hubungannya satu sama lain
agar biaya perpindahan
(barang/informasi/orang) rendah.
▪ Metode :
▪ Pendekatan Metode Grafis
▪ Block Diagramming
▪ Meminimalkan jarak antar departemen
▪ Digunakan jika data kuantitatif tersedia
7-22
▪ Relationship Diagramming
▪ Diatur berdasarkan preferensi lokasi antar
area
▪ Digunakan jika tidak tersedia data
kuantitatif
1. Metode Grafis
❖ Pembebanan/ ▪ Langkah-langkah :
Load ▪ Buat tabel/matrik
perpindahan unit beban
▪ jumlah rata-rata unit
(barang/ orang) ▪ Tentukan kebutuhan luas
yang akan ruangan departemen
berpindah ▪ Buat diagram skematik
▪ Tentukan biaya penanganan
▪ Metode trial and error
7-24
Studi kasus :
Penyelesaian :
Prosedure tata letak prosesnya mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut.
Langkah 1.
Buat “ matrik dari ke” yg menunjukkan aliran barang
atau bahan dari satu departemen ke departemen lain.
Jumlah Muatan per minggu
50 100 0 0 20
Perakitan (1)
Pengecatan 30 50 10 0
(2)
Toko Mesin 20 0 100
(3)
Penerimaan 50 0
(4)
Penegiriman 0
(5)
Pengujian (6)
40’
60’
50 30
Perakitan Pengecat Toko
(1) an (2) Mesin (3)
20
20
10 100
50
50 Pengujia
Penerima Pengirim
an(5) n (6)
an (4)
30
50 100
Pengecat Perakitan Toko
an (2) (1) Mesin (3)
20
10 20
100
50
50 Pengujia
Penerima Pengirim
an(5) n (6)
an (4)
40’
60’
❖ Tata Letak ke-3 (1 &3) berubah, lain tetap
50
30 100
Pengecat Toko Perakitan
an (2) Mesin (3) (1)
10 100
20
20
50
50 Pengujia
Penerima Pengirim
an(5) n (6)
an (4)
50 30
Perakitan Pengecat Toko
(1) an (2) Mesin (3)
20
20
50 100
10
50 Pengujia
Pegirima Penerima
an (4) n (6)
n (5)
❖ Pembebanan/ ▪ Langkah-langkah :
Load ▪ Buat tabel perpindahan unit
beban
▪ jumlah rata-rata unit
(barang/ orang) ▪ Hitung beban bolak-balik
yang akan antar departemen
berpindah ▪ Buat desain layout yang
meminimalkan perpindahan
beban dr jarak yang
berjauhan
7-37
Block Diagramming: Example
Grid 1
7-38
Block Diagramming:
Example (cont.)
Nonadjacent Loads:
2 3 200 loads
2 4 150 loads
1 3 110 loads 110
1 2 100 loads
4 5 60 loads 100 150
200
1 2 3
4
3 5 50 loads
2 5 50 loads 150 200
50 5050 40 60
110
3 4 40 loads 60 50
4 3
5 5
1 4 0 loads
1 5 0 loads 40
Grid 2
1
7-39
Block Diagramming: Example
(cont.)
1 4
1 2 4 2
3 5 3 5
7-40
3. Relationship Diagramming
❖ Digunakan jika tidak tersedia
data kuantitatif
❖ Muther’s grid
Tampilan yang
memperlihatkan preferensi
manager untuk setiap lokasi
departemen
❖ Relationship Diagram
diagram yang disusun
berdasarkan muther’s
grid, yang menggunakan
garis-garis berbobot
yang menggambarkan
preferensi hubungan
antar departemen
Implemintasi Tata Letak Berdasarkan
Diagram Hubungan
Produksi
O
A
Kantor
U I
O E
Gudang Material
A X A
Penerimaan & U U
Pengiriman U O
O
Ruang simpan
O
Ruang peralatan
7-46
Lanjutan Langkah-langkah ..
Langkah 4 : Membuat Tata Letak berdasarkan diagram hubungan yg baru
Stockroom
Offices Shipping
and
receiving
7-47
LOGO