Anda di halaman 1dari 6

BAB 11

PERANCANGAN CAMPURAN ASPAL (MIX DESIGN)

11.1 Pendahuluan
Metode rancangan campuran aspal yang digunakan adalah rancangan campuran aspal
panas (hot mix) yaitu suatu campuran yang yang terdiri dari komponen-komponen
agregat yang merupakan komponen terbesar dalam campuran dan bahan pengikatnya
aspal dimana cara pencampurannya melalui proses pemanasan.

Perancangan campuran aspal yang digunakan adalah berdasarkan metode Marshall,


metode ini dapat menentukan jumlah pemakaian aspal yang tepat sehingga dapat
menghasilkan komposisi yang baik
antara agregat dan aspal sesuai dengan persyaratan teknis perkerasan jalan yang
ditentukan.

11.2 Ruang Lingkup


Meliputi perencanaan gradasi tiap bi agregat, banyaknya kebutuhan agregat dan aspal
yang akan digunakan dalam pelaksanaan di lapangan.

11.3 Arti dan Kegunaan


Pada perancangan perkerasan jalan, dibutuhkan campuran yang baik antara aspal dan
agregat, dimana aspal berfungsi sebagai bahan pengikat dan agregat sebagai bahan
tambah atau struktur perkerasannya. Perancangan dari campuran beraspal sangat
berguna untuk mendapat campuran terbaik dan untuk menentukan seberapa banyak
kebutuhan agregat dan aspal yang akan dipakai untuk suatu perkerasan jalan yang
sesuai dengan persyaratan teknis dan spesifikasi yang telah ditentukan.

Pada proses pencampuran aspal dibutuhkan campuran yang sesuai untuk mendapatkan
campuran dan mutu yang baik, perlu diperhatikan karakteristik dari campuran aspal
yang meliputi stabilitas, durabilitas, dan fleksibelitas.
11.4 Prosedur Praktikum
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam perancangan campuran aspal beton,
yaitu:
a) Penentuan Komposisi agregat dalam campuran;
b) Penentuan komposisi aspal dalam campuran;
c) Penentuan berat jenis dan penyerapan campuran.

11.5 Perhitungan
Untuk menghitung hasil pengujian, digunakan rumus sebagai berikut:
1) Terpilih :
Terpilih = (a × % a) + (b × % b) + (c × % c) + (d × % d) ........ (11.1)

2) Komposisi II :
Fraksi Bin 1 = 100 – Terpilih saringan ½ .......................... (11.2)
Fraksi Bin 2 = Terpilih saringan 1/2 – Terpilih saringan 4 . (11.3)
Fraksi Bin 3 = Terpilih saringan 4 – Terpilih saringan 8 .... (11.4)
Fraksi Bin 4 = Terpilih Saringan 8 .................................... (11.5)

3) Komposisi I :
Komposisi II bin n
Fraksi Lolos Bin n = ×100 ................. (11.6)
∑ Komposisi II
Kadar Aspal Komposisi II
Kadar aspal Komposisi I = ×100 ..... (11.7)
∑ Komposisi II

Keterangan :
a = bin 1
b = bin 2
c = bin 3
d = bin 4
n = 1; 2; 3; 4
11.6 Pengolahan Data
Berikut merupakan pengolahan data Mix Design dengan kadar 6,0 %
Tabel 11.1 Persentase Lolos Mix Design (6,0%)
Presentasi lolos
No. Ukuran
Bin Spesifikasi Terpilih
saringan saringan Bin 2 Bin 3 Bin 4
1
1/2" 12,700 14,14 100,00 100,00 100,00 80-100 86,26
3/8" 9,600 7,70 100,00 100,00 100,00 70-90 85,23
4 4,740 3,11 7,25 100,00 100,00 50-70 67,80
8 2,400 2,12 3,22 40,78 100,00 35-50 49,15
16 1,200 1,53 1,76 24,06 82,47 - 37,47
30 0,425 1,05 1,16 11,23 58,10 18-28 24,66
50 0,300 0,66 0,82 4,68 40,48 13-23 16,23
100 0,150 0,35 0,56 2,21 27,18 8-16 10,60
200 0,075 0,14 0,34 0,94 10,98 4-10 4,32
Bin 1 16,00%
Bin 2 18,00%
Bin 3 30,00%
Bin 4 36,00%
Total 100,00%

Berikut merupakan contoh perhitungan persentase lolos Mix Design menggunakan


data saringan No.4 pada Tabel 11.1 diatas :
1) Terpilih = (a × % a) + (b × % b) + (c × % c) + (d × % d)
= (3,11 × 16%) + (7,25 × 18%) + (100 × 30%) + (100 × 36%)
= 67,80 %
Berikut merupakan pengolahan data Mix Kadar Komposisi 6.0% :
Tabel 11.2 Mix Kadar Komposisi (6,0%)

Specific Gravity Mix


Material
Composition
Aspal Bulk
I II
Aspal 5,66 6
Fraksi lolos ¾
12,96 13,74
Tertahan ½
Fraksi lolos 2,325
3/8 17,42 18,46
1,048
Tertahan 4
Fraksi lolos 4
17,59 18,65
Tertahan 8
2,51
Fraksi lolos 8
46,37 49,15
Tertahan Pan
Total 100 106

Contoh perhitungan komposisi II :


1) Fraksi Bin 1 = 100 – Terpilih ½
= 100 – 86,26
= 13,74%

2) Fraksi Bin 2 = Terpilih ½ - Terpilih 4


= 86,26 – 67,80
= 18,46%

3) Fraksi Bin 3 = Terpilih 4 – Terpilih 8


= 67,80 – 49,15
= 18,65%

4) Fraksi Bin 4 = Terpilih 8


= 49,15%
Contoh perhitungan komposisi 1:
Komposisi II bin 1
1) Fraksi Bin 1 = ×100
∑ Komposisi II
13,74
= ×100
106

= 12,96
Kadar Aspal Komposisi II
2) Kadar Aspal = ×100
∑ Komposisi II
6
= × 100
106
= 5,66%

Tabel 11.3 Berat Agregat Kumulatif (6,0%)


Berat Benda Uji 1200,00 gr
Kadar Aspal 5,66 %
Berat Aspal 67,92 gr
Berat Agregat 1132,08 gr

Tabel 11.4 Persentase Berat Agregat (6,0%)

Bin Persentase Berat Agregat (gr) Kumulatif Berat Agregat


1 12,96 155,52 155,52
2 17,42 208,98 364,50
3 17,59 211,13 575,63
4 46,37 556,44 1132,08

Tabel 11.5 Specific Gravity (6,0%)

Bin Specific Gravity (Bulk) Rata-rata


1 2,40
2,325
2 2,25
3 2,52
2,51
4 2,50
Berikut Merupakan contoh perhitungan Mix Design kadar 6,0%
Kadar aspal x berat benda uji
1) Berat Aspal =
100
5,66 x 1200
=
100
= 67,92 gram

2) Berat Agregat = Berat benda uji – berat aspal


= 1200 – 67,92
= 1132,08 gram

Persentase bin 1 x berat benda uji


3) Berat Agregat per fraksi (bin 1) =
100
12,96 x 1200
=
100
= 155,52 gram

Berdasarkan hasil perhitungan mix design yang telah didapatkan dari kadar 6,0%
didapatkan berat agregat bin 1 yang diperlukan untuk kadar 6,0% sebanyak 155,52
gram, untuk bin 2 sebanyak 208,98 gram, untuk bin 3 sebanyak 211,13 gram, dan
untuk bin 4 sebanyak 556,44 gram. Selain itu, didapatkan juga berat aspal yang
diperlukan untuk kadar 6,0% yaitu sebanyak 67,92 gr.

Anda mungkin juga menyukai