Anda di halaman 1dari 32

PERENCANAAN TATA LETAK

LAPANGAN
Pengantar Tata Letak Lapangan
• Instalasi di lapangan (site lay out) pada bidang konstruksi dapat diartikan
sebagai perencanaan dan pengorganisasian dari luas lapangan yang
diusulkan dalam pelaksanaan konstruksi, misalnya penyediaan alat-alat
sementara dan atau alat-alat permanen, pengembangan dan keperluan
sumber daya, serta penempatan dan hubungan masing-masing dalam
proyek konstruksi.
• Tujuan perencanaan tata letak lapangan adalah untuk mengembangkan
produktifitas di lapangan sehingga dapat mencapai kebutuhan kapasitas dan
kualitas dengan rencana yang paling ekonomis.
• Untuk menerapkan suatu standard untuk pengaturan tata letak lapangan
untuk berbagai lokasi dan type proyek adalah suatu hal yang tidak mungkin
karena saling ketergantungan antara ketiga faktor di bawah ini (R.A. Burges) :
• Metode yang diterapkan
• Pengaturan tata letak lapangan
• Program keseluruhan proyek.
Pengantar Tata Letak Lapangan
• Hal yang perlu diketahui dalam perencanaan tata letak lapangan terkait
dengan dua pertanyaan yang harus terjawab dengan adanya
perencanaan tata letak lapangan tersebut, yaitu;
• Penggunaan akhir dari ruang (lahan) kosong tersebut
• Kapan lokasi yang ada dikosongkan untuk memenuhi kebutuhan program
pembangunan

• Dalam upaya untuk mengatasi kendala pelaksanaan pembangunan


perlu dilakukan suatu evaluasi perencanaan yang terus menerus dan
mencari alternatif-alternatif pemecahan yang efektif dan efisien.

• Evaluasi perencanaan dapat dilakukan melalui rapat-rapat perencanaan,


koordinasi, dan rapat khusus yang selalu terjadwal dan selalu diadakan
pada saat pelaksanan pekerjaan.
Dasar Pertimbangan Perencanaan Tata Letak
Lapangan
• Sifat konstruksi : volume konstruksi (BQ), gambar proyek,
spesifikasi.
• Lokasi konstruksi : metode konstruksi, harga lokal,

meliputi pilihan waktu, biaya ekonomis


kapasitas pembelian di lokasi proyek.

dari peralatan untuk instalasi


• Waktu pelaksanaan.
• Mesin dan tenaga kerja yang digunakan.
• Hukum, standar, peraturan-peraturan dan keadaan
lingkungan sekitar.
• Meteorologi (cuaca) : angin, air, temperatur, dan musim
• Peninjauan Lokasi : jalan masuk dan keluar lokasi,
penyediaan tenaga kerja, air, kondisi tanah, luas daerah,
pipa & kabel di bawah & di atas tanah.
• Resiko : elemen, faktor penyebab, akibat kerusakan.
• Modal yang tersedia : milik sendiri, pinjaman
Dasar Pertimbangan Perencanaan Tata Letak
Lapangan
• Lapangan pekerjaan yang meluas (melebar)
Misalnya perumahan, bangunan industri, jembatan, gedung bertingkat
tinggi, dll.

• Lapangan pekerjaan yang memanjang


Misalnya proyek jalan raya, irigasi dan pemasangan pipa. Penempatan
instalasi dipusatkan pada gudang, kantor proyek dan akomodasi
lapangan.

• Tiga faktor perencanaan tata letak lapangan yaitu:


• Luas relatif dari bangunan yang diusulkan dan daerah kosong disekitar tempat
bekerja
• Volume bangunan berbanding dengan luas lapangan (site)
• Kuantitas pekerjaan di bawah permukaan tanah
Dasar Organisasional Perencanaan Tata Letak
Lapangan
• Organisasi Penyedia Jasa : perusahaan sederhana, kerja sama,
kelompok perusahaan (konsorsium).
• Organisasi Pemberi Tugas : perseorangan, pihak industri (pabrik),
swasta, BUMN, pemerintah.
• Organisasi Lapangan : merupakan interaksi dari seluruh komponen
dalam tugas di lapangan, baik itu mengenai pembagian pekerjaan,
pembedaan fungsi, perbedaan kepentingan, dan penetapan garis
komunikasi.
• Organisasi Pengawas/MK : merupakan tangan kanan dari pemberi
tugas
• Organisasi Pemerintah Setempat : type pemerintahan, hukum-hukum
yang berlaku, peraturan administratif untuk ijin-ijin konstruksi.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perencanaan
Tata Letak Lapangan
• Organisasi masing-masing pihak yang terkait
• Persyaratan yang harus dipenuhi
• Menentukan kondisi daerah
• Listrik untuk site instalasi
• Syarat-syarat yang ditetapkan oleh kontrak
• Keperluan subkontraktor
• Pertimbangan ekonomi
• Kebutuhan manusia
• Keperluan kantor dan administrasi
• Gudang material
Urutan Perencanaan Tata Letak Lapangan
• Urutan dari bentuk perencanaan yang berorientasi terhadap produksi
dan prioritas adalah :
• Penempatan peralatan tetap (static plan), misalkan kerekan, tower crane,
perancah dsb.
Penempatannya harus pada posisi maksimal, sehingga radius/jarak jangkauan
crane (tower crane) dapat mencapai luasan yang maksimal.
• Pengembangan jalan masuk dan jalan keluar proyek.
• Pengaturan area kerja, seperti bengkel pembengkokan tulangan dan
sebagainya.
• Posisi penempatan material dan kantor yang tepat.

• Penempatan tata letak lapangan harus terintegrasi, dan jika


memungkinkan bisa dipergunakan untuk pengembangan perencanaan
tata letak lapangan selanjutnya.

• Sasaran yang hendak dicapai :


mendapatkan lingkungan kerja dengan kondisi yang baik salah
satunya akan memberikan keamanan, effesiensi, dan ekonomis
produksi
Pekerjaan Persiapan
• Pekerjaan persiapan bertujuan untuk mempersiapkan seluruh sarana
atau sumberdaya yang diperlukan selama masa pekerjaan fisik dan
merupakan pekerjaan awal konstruksi.

• Kegiatan yang termasuk dalam pekerjaan persiapan antara lain :


• Persiapan areal kerja : * pekerjaan pembersihan lapangan
* pengukuran
• Pembuatan jalan masuk dan keluar sementara ke lokasi proyek
• Pembangunan direksi kit, pagar keliling, dan barak kerja
• Penyediaan batching plan
• Penyediaan shop drawing dan perlengkapannya
• Penyediaan penerangan lokasi kerja ( instalasi listrik )
• Penyediaan instalasi air bersih dan sanitasi untuk ruang direksi kit dan barak
kerja
• Pembangunan bengkel kerja untuk pekerjaan pembesian, kayu dan las
• Pembangunan gudang alat dan bahan serta perawatannya.
• Pembangunan sementara lain yang diperlukan dilokasi proyek.
Peninjauan Lokasi
• Peninjauan lokasi proyek sebelum pelaksanaan pekerjaan konstruksi
merupakan suatu tindakan yang tepat untuk mendapatkan informasi-
informasi penting yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan fisik, baik
kendala-kendala apa yang akan dihadapi nantinya maupun metoda yang
harus diterapkan untuk mengatasi kendala yang ada.

• Beberapa informasi yang diperlukan dalam tahap ini adalah:


• Sumberdaya yang ada di lokasi proyek, seperti: PLN, PAM, telepon, air tanah, tenaga
kerja, supplier material dan peralatan.
• Masyarakat di lingkungan sekitar proyek.
• Geografis proyek.

• Hal lain yang sangat dibutuhkan adalah kelengkapan dari data penyelidikan
tanah dari proyek dan pengikatan titik BM (Bench Mark) yang telah
ditetapkan oleh pemberi tugas.

• Kesalahan dalam pengukuran dan penetapan titik bantu awal akan


berakibat fatal bagi kelanjutan konstruksi dan pelaksanaan pekerjaan
finishing.
Bangunan Sementara
• Bangunan sementara merupakan suatu konstruksi yang dibuat dengan
konstruksi tidak permanen serta digunakan dalam waktu yang tidak
terlalu lama (seumur pelaksanaan proyek).

• Persyaratan Bangunan Sementara : konstruksinya harus kuat dan layak


untuk tempat bekerja atau sesuai dengan fungsinya, aman , dan dibuat
fleksibel.

• Bangunan sementara terdiri dari :


• Pagar pembatas
• Kantor proyek (direksi kit)
• Barak pekerja
• Pos keamanan
• Tempat penyimpanan
• Bengkel kerja
• Sarana sanitasi
• Kantin
• Bangunan sementara untuk peralatan M/E
Pagar Pembatas
• Pagar Pembatas secara umum dipergunakan untuk membatasi lokasi
proyek dengan lingkungan luar proyek, sebagai pengamanan lokasi
proyek, digunakan untuk menjaga keindahan serta sebagai identitas
dari suatu penyedia jasa.

• Dilihat dari bentuk dan jenis proyek konstruksi pagar pembatas dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu :
• Pagar tertutup, digunakan untuk proyek yang “meluas” seperti proyek
gedung bertingkat, batching plan, base-camp proyek pekerjaan sipil.
• Pagar terbuka, digunakan untuk proyek yang “memanjang” seperti
proyek jalan raya, dan lain sebagainya ayng serupa dengan jalan raya.
Pagar Pembatas
Pagar tertutup
•Tinggi 180 - 200 cm, Setiap jarak 5m dibuat lubang/jendela darurat berukuran
50x50cm untuk memudahkan penanggulangan kebakaran.
•Bahan : triplek, asbes, seng, plastik gelombang, batako.
•Diletakan secara statis (tetap).

Pagar terbuka :
•Tinggi 100 - 120 cm
•Bahan : tiang dolken/kasau dengan selang berlampu kelap-kelip
•Diletakan secara dinamis (dapat dipindah-pindahkan)

Banyaknya pintu masuk, dibuat seminimal mungkin dengan ukuran 1 set pintu
masuk yaitu untuk pekerja lebar minimum 80 cm dan untuk kendaraan
minimum 400 cm. Bila pintu masuk dibuat lebih dari satu, maka yang perlu
ditambah hanya pintu masuk/keluar untuk kendaraan dan bila tidak digunakan
harus ditutup/dikunci kembali, dengan tujuan keamanan.
Kantor Proyek (Direksi Kit)
• Fungsi Kantor Proyek sebagai tempat bagi Pemberi Tugas, Kontraktor, Sub
kontraktor, dan Konsultan dalam melakukan pengelolaan proyek, serta
sebagai tempat penyimpanan gambar kerja, dokumen kontrak, dokumen
penting proyek, peralatan kantor, dan peralatan ukur proyek.
• Fasilitas Kantor Proyek umumnya dilengkapi dengan : ruang gambar,
ruang pertemuan, ruang penyimpanan material, tempat ibadah, kamar
mandi dan WC.
• Estimasi kebutuhan luas ruangan minimum yang diperlukan perorang
dapat dihitung sebagai berikut :
• ruang kerja @ 2 m2

• ruang gambar @ 3 m2
Kantor Proyek (Direksi Kit)

• Ukuran minimum kebutuhan ruangan lain :


• Ruang rapat @ 15 m2
• Ruang sample material @ 9 m2
• Ruang ibadah @ 9 m2
• Ruang tidur @ 12 m2
• Ruang dapur kecil @ 4 m2
• kamar mandi/WC @ 1,5m2

• Penempatan kantor lapangan sebaiknya diletakan dalam satu lokasi dan


berdekatan dengan pintu masuk & tempat parkir kendaraan staff proyek.
Bila lahan kosong yang tersedia tidak memadai, maka bangunan dapat
dibuat lebih dari satu lantai atau dipindahkan ke lantai dasar
bangunan yang telah selesai.
Barak Pekerja
• Fungsi Barak Pekerja untuk tempat beristirahat pekerja dan tempat
menginap/tidur pekerja proyek yang bertempat tinggal jauh dari lokasi
proyek.

• Tujuan dibuat Barak Pekerja adalah untuk mencegah keterlambatan


datang kelokasi proyek, memberikan waktu yang cukup untuk
beristirahat, sehingga berdampak langsung dalam produktivitas kerja
pekerja.

• Kebutuhan ruangan minimum @ 1,5 m2 per orang dan harus dilengkapi


dengan kamar mandi dan WC.
• Penempatannya sebaiknya cukup jauh dari areal proyek namun masih
dalam lokasi proyek.
• Konstruksinya dapat berupa bangunan satu lantai atau lebih (sesuai
kebutuhan).
Pos Keamanan

• Fungsi Pos Keamanan sebagai tempat


berlindung dan kantor petugas keamanan
dan mempunyai tugas sebagai berikut:
• Mencatat tamu yang datang, seperti
identitas dan keperluannya.
• Mencatat dan memeriksa kendaraan yang
masuk dan keluar proyek
• Menjaga keamanan lokasi proyek.
• Kadangkala diperbantukan untuk
pengawasan K3.
• Ukuran minimum 4 m2 untuk pos
keamanan dan minimum 1 m2 untuk pos
jaga (menara keamanan)
• Penempatannya disamping/dekat pintu
masuk/keluar proyek untuk pos
keamanan dan disudut-sudut lokasi
proyek untuk pos jaga/ menara jaga.
Tempat Penyimpanan
• Tempat penyimpanan dibedakan menjadi 2
yaitu:
• Gudang, dipergunakan untuk menyimpan
material yang tidak tahan terhadap perubahan
cuaca, bernilai ekonomis tinggi seperti semen,
keramik, peralatan tukang, perlengkapan K3,
dan perlengkapan M/E.
Ukuran dibuat secara proposional dan
bentuknya adalah bangunan tertutup dengan
satu pintu dan dapat dikunci.
• Tempat penyimpanan/penimbunan material,
dipergunakan untuk material yang cukup
tahan terhadap cuaca, sehingga bangunan
hanya memiliki atap tanpa dinding, bahan atap
dapat berupa seng, plastik, atau terpal.
Material yang disimpan disini seperti :
tulangan, kayu, perancah, pipa, PVC, dll.
Ukurannya kurang lebih : 3x4 m, 3x6 m, 3x12
m, atau disesuaikan dengan kondisi lapangan
dan jenis materialnya.
Bengkel Kerja
• Bengkel kerja berfungsi sebagai tempat produksi sarana, elemen
pendukung konstruksi dan merupakan bangunan terbuka dengan atap dari
seng atau plastik atau asbes.
Lokasi yang baik adalah dekat dengan lokasi penyimpanan material dan
masih dalam radius “tower crane”, agar mudah dalam pendistribusian
kelokasi kerja.
Sarana Sanitasi, Kantin dan Bangunan
Sementara M/E
• Sarana Sanitasi, seperti kamar mandi/WC, ditempatkan pada
direksi kit, barak kerja, dan disekitar pusat lokasi kerja. Pembuatan
dapat bersifat statis ataupun dipilih yang dapat dipindah-pindah
lokasi penempatannya. Ukurannya kurang lebih 1 m2.

• Kantin, merupakan tempat pekerja memenuhi kebutuhan fisik


seperti makan dan minum, tempatnya dapat berupa ruang makan
saja, atau dapat berupa kedai makan. Ukurannya disesuaikan
dengan jumlah pekerja yang bisa ditampung dalam waktu tertentu.

• Bangunan sementara untuk M/E, dipergunakan untuk melindungi


peralatan seperti genset (diesel listrik), vibrator, compresor, genset
las, lampu proyek dan tempat operator dan teknisi M/E dari cuaca.
• Ukurannya disesuaikan dengan jumlah peralatan yang ada dan personel yang
bertugas.
• Penempatannya sebaiknya dekat dengan sumber listrik dari PLN dan dekat
dari semua peralatan yang mempergunakan listrik (tempat yang strategis)
serta terjamin keamanannya dari lalu lintas produksi.
Pengamanan Lapangan
• Pengamanan lapangan sangat penting artinya bagi suatu proyek, karena
dapat mengurangi tingkat kehilangan yang terjadi di dalam proyek,
sehingga keuntungan yang telah diperhitungkan dapat dipertahankan.
• Kehilangan yang terjadi pada suatu proyek dapat dibedakan menjadi tiga
yaitu:
• Akibat pencurian, baik oleh pihak luar maupun dari pihak dalam proyek.
• Akibat pemborosan, pemakaian maupun penempatan material.
• Akibat kebakaran.
• Sedangkan sebab-sebab kehilangan adalah :
• Nilai material
• Jenis material
• Lokasi proyek
• Keadaan ekonomi masyarakat sekitar proyek
Pengamanan Lapangan

• Tindakan pengamanan Lapangan yang dapat dilakukan untuk


mengurangi tingkat kehilangan adalah :
• Pemagaran proyek
• Penempatan materian yang baik dan benar
• Pemasangan lampu penerangan
• Pemasangan dan penempatan pos keamanan
• Pemasangan kunci pintu di tempat penting
• Penempatan petugas keamanan
• Pemasangan alat pengaman elektronik
• Pemasangan hidrant air dan alat pemadam kebakaran
Denah Pengamanan Lapangan

PAGAR TINGGI 2.00 m

T
R
O
LAMPU PENGAMANAN
T
O DINDING BANGUNAN LAMA
A PINTU TINGGI 3.00 m
R MASUK

POS JAGA
J
BANGUNAN LAMPU
A
KERJA
L PROYEK
A
N
Komponen Tata Letak Lapangan
• Instalasi pendukung : tempat penyimpanan , laboratorium untuk menguji
mutu, dan garasi atau tempat parkir kendaraan

• Instalasi tetap : fasilitas peralatan berat untuk transportasi material, seperti


Tower Crane, Lift, concrete pump, dan lain-lain

• Instalasi produksi : fasilitas peralatan produksi, misalkan baching plan


untuk beton (concrete mixing plan) dan asphalt (asphalt mixing plan), dan
lain-lain.

• Jalan masuk dan keluar proyek untuk transportasi dan lalu-lintas proyek

• Utilitas dan sistem pendukung : fasilitas penerangan, air bersih, telepon,


tempat penimbunan sisa material ,tergantung kebutuhan

• Instalasi sosial : fasilitas kulturil dan sosial, umumnya untuk proyek yang
besar dan berjangka waktu lama, sering dibangun fasilitas klinik, sarana
olah raga, sekolah dan lain-lain.

• Fasilitas komunikasi dan kantor proyek.


Gangguan Umum Tata Letak Lapangan

• Aspek gangguan umum yang


harus diperhatikan dalam tata
letak lapangan :
• Suara bising yang berlebihan
• Debu diudara yang berlebihan
• Kotornya jalan-jalan umum
• Halangan-halangan pada jalan
umum.
Fasilitas Tata Letak Lapangan
Pertimbangan dalam penggunaan Tower Crane:
• Penempatan material diletakan dalam jangkauan/radius tower
crane dengan urutan material dengan berat jenisnya besar
diletakan dekat dengan pusat lingkaran dan material yang
ringan diletakan menjauh dari pusat lingkaran tower crane.
• Penempatan hasil produksi peralatan konstruksi yang akan
ditempatkan di atas bangunan harus diletakan atau dirakit di
bawah daerah jangkauan/ radius tower crane.
Denah Tata Letak Lapangan
MASUK

PAGAR PROYEK

KA
KANT
NTOR
JALAN

ORKO
KONT
NTRA
RAKT
KTOR
OR
PK
LALU LINTAS PROYEK
MIXING LOS KERJA
LOS KERJA
PLAN KAYU
PT/ KAYU && BAHAN
PT/ PEMBESIAN
PEMBESIAN
MK
MK LIFT P
LIFT
TC 1
B TC 2
A
R
A
K BANGUNAN PROYEK
BANGUNAN
BANGUNAN
TU TETANGGA
RA TETANGGA
P P

JALAN RAYA PAGA


GAR PROY
OYE
EKK
Daftar Pemeriksaan Perencanaan Tata Letak
Lapangan
• Mempelajari dokumen : gambar-gambar, BQ, Spesifikasi, Kondisi kontrak,
laporan kunjungan lapangan.

• Membuat daftar keterangan yang penting dan penjadwalan.

• Menghitung material kunci/ atau mempunyai kuantitas besar seperti:


• penggalian [m3]
• pekerjaan pipa, [m1]
• pekerjaan beton [m3]
• cetakan [m2]
• tulangan [kg / ton]
• pekerjaan batu [m3]
• pekerjaan plesteran [m3]
• Dll

• Membuat perkiraan nilai konstruksi [Rp. ....]

• Memperkirakan kebutuhan pekerja dan menghitung waktu konstruksi,


seperti:
•program konstruksi
• urutan teknisnya
Daftar Pemeriksaan Perencanaan Tata Letak
Lapangan
• Menyiapkan informasi tentang kontraktor :
• Kebutuhan staff dan pekerja
• kebutuhan alat-alat
• nilai pekerjaan
• perhitungan ulang
• pemeriksaan persiapan pekerjaan
• pengalaman pribadi

• Membuat daftar dari semua alat yang diperlukan dalam instalasi

• Menentukan waktu kebutuhan alat


• kapan dipakai
• persiapan (sket rencana) penempatan

• Membuat gambar instalasi

• Menghitung biaya instalasi

• Membuat laporan teknik tentang pemilihan instalasi


• informasi
• uraian jalan keluar/ pemecahannya.
Keuntungan dan Kerugian
• Tujuan Tata Letak Lapangan yang baik :
• Mengurangi jarak pengangkutan material
• Memperhatikan frekwensi arus pekerjaan
• Memungkinkan ruang gerak yang cukup untuk bekerja
• Mengurangi biaya produksi
• Mempertinggi keselamatan kerja
• Memberikan hasil produksi yang baik
• Memperbaiki moral pekerja
• Mengurangai kelambatan dalam bekerja
• Dapat mengadakan pengawasan yang lebih baik
• Menggunakan peralatan dan fasilitas dengan baik.
• Kerugian dari Tata Letak Lapangan yang tidak baik:
• Pengiriman material bergerak lamban
• Biaya penangan (handling cost) yang tinggi
• Lokasi pekerjaan menjadi sempit
• Keselamatan bekerja menjadi berkurang
• Material atau peralatan sering rusak atau hilang
• Sering terjadi kegagalan dan pekerjaan menjadi tidak tepat waktu
Tugas

Gambarkan Kondisi Pengaturan Tata Letak Pada salah satu proyek


yang sedang berjalan saat ini!
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai