Anda di halaman 1dari 8

JTERA (Jurnal Teknologi Rekayasa), Vol. 4, No. 2, Desember 2019, Hal.

167-174 p-ISSN 2548-737X


Terakreditasi “Peringkat 3” oleh Kemenristekdikti, Nomor SK: 30/E/KPT/2018 e-ISSN 2548-8678
DOI: 10.31544/jtera.v4.i2.2019.167-174

Kajian Pemikiran Teknik Industri Tahap Sains


Manajemen
Rahaditya Dimas Prihadianto, Benazir Imam Arif Mutaqqin
Departemen Teknik Industri, Institut Teknologi Telkom Surabaya
Jalan Gayungan PTT No. 17-19, Gayungan, Kota Surabaya, Jawa Timur 60234, Indonesia
dimas.prihadianto@ittelkom-sby.ac.id

Abstrak
Sains manajemen sebagai salah satu era/tahapan dalam pemikiran keilmuan Teknik Industri mempunyai peran yang
sangat penting dan berguna dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang kompleks. Karakteristik kajian sains
manajemen menitik beratkan pada penggunaan model yang menggabungkan beberapa disiplin ilmu termasuk
matematika, statsitka, dan ilmu komputer untuk mendapatkan solusi optimal dari suatu permasalahan. Pada awalnya
penggunaan ilmu sains manajemen banyak digunakan dalam bidang militer selama masa awal sampai pertengahan abad
ke-19 dan terus digunakan dan berkembang di berbagai bidang seperti industri manufaktur, jasa, perbankan hingga
akademis. Untuk mempelajari tentang perkembangan keilmuan Teknik Industri pada tahap sains manajemen,
diperlukan suatu pemikiran yang mendalam mengenai hakikat dari ilmu tersebut. Penelitian ini akan membedah
keilmuan Teknik Industri dari sudut pandang filsafat ilmu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah telaah
filsafat ilmu Teknik Industri menggunakan tiga jenis kajian, yaitu kajian ontologis, kajian epistemologi, dan kajian
aksiologi. Dari aspek ontologis, ilmu/pengetahuan Teknik Industri pada tahap management science mempunyai
karakteristik khusus kajian yang menitikberatkan pada integrasi antar bidang manajemen dan sains. Dari aspek
epistimolgi, ilmu/pengetahuan Teknik Industri pada tahap management science diperoleh melalui suatu metode yang
disebut sintesis. Dari segi aksiologi, ilmu/pengetahuan Teknik Industri pada tahap management science memiliki tujuan
yang spesifik yaitu untuk menganalisis dan memecahkan permasalahan suatu sistem yang kompleks sehingga
didapatkan solusi yang optimal.

Kata kunci: sains manajemen, solusi optimal, kajian ontologis, kajian epistemologi, kajian aksiologi

Abstract
Management Science as one of era / stages in industrial engineering thought has important and beneficial role for
solving complex cases. Management science research characteristics has main point on usage of model that integrates
several disciplines including maths, statistics, and computer science in order to obtain the optimal solution from a
problem. In the early stage, most of management science application is on military during initial until middle of 19th
century and keep evolving in various area such as manufacturing, services, banking, and academics. Learning deeper
in development of Industrial Engineering in science management stage requires a thorough thought about the nature of
the science. This research will describe Industrial Engineering discipline from the philosophy point of view. Research
method used in this research is using three different types of studies, namely ontological, epistemological, and
axiological studies. In a management science stage, Industrial Engineering discipline has special characteristics of
studies that focuses on integration between management and science from ontological point of view. From the
epistemology aspect, Industrial Engineering discipline is obtained through a method called synthesis. In terms of
axiology, it has a specific goal which is to analyse and solve complex system problems so that an optimal solution is
obtained.

Keywords: management science, solution techniques, ontological aspect, epistemology aspect, axiology aspect

I. PENDAHULUAN kajian yang berfokus pada perancangan,


peningkatan, dan instalasi/penerapan suatu sistem
Institute of Industrial and Systems Engineers yang terintegrasi yang terdiri dari elemen manusia,
(IISE) mendefinisikan ilmu Teknik Industri sebagai material, informasi, peralatan, dan energi yang

Diterima: 27 Agustus 2019; Direvisi: 17 Oktober 2019; Disetujui: 4 Desember 2019 167
JTERA, Vol. 4, No. 2, Desember 2019
© 2019 JTERA (Jurnal Teknologi Rekayasa), Politeknik Sukabumi
Rahaditya Dimas Prihadianto: Kajian Pemikiran Teknik Industri Tahap ...
membutuhkan pengetahuan dan kemampuan khusus Salah satu pionir keilmuan Teknik Industri yang
di bidang matematika, fisika, dan ilmu-ilmu sosial kemudian dikenal sebagai “bapak” atau “founding
secara bersama-sama dengan prinsip-prinsip dan father” dari Teknik Industri adalah Frederick W.
metode-metode analisis rekayasa / keteknikan dan Taylor. Pada saat itu Taylor memang tidak
perancangan untuk menspesifikasikan, menggunakan istilah “Industrial Engineering”,
memprediksi, dan mengevaluasi hasil dari suatu dimana hasil tulisan dan karyanya secara umum
sistem [1]. Bidang kajian yang melingkupi mendapatkan kredit dan pengakuan sebagai awal
keilmuan Teknik Industri paling tidak terdiri dari dari disiplin ilmu Teknik Industri. Salah satu konsep
sistem dan manajemen produksi, sistem otomasi, terkenal yang dikemukakan Taylor dalam buku
sistem kualitas, rekayasa ekonomi, riset operasional, Shop Management dan The Principles of Scientific
sistem komputer dan informasi, sistem logistik, Management adalah membagi proses produksi
pemeliharaan peralatan/mesin, manajemen proyek, secara keseluruhan menjadi beberapa aktivitas
perancangan produk, simulasi, perancangan sistem untuk meningkatkan efisiensi dari setiap pekerjaan.
kerja, serta ergonomi [2]. Saat ini ilmu Teknik Dengan demikian, hubungan antara manusia dan
Industri telah banyak diaplikasikan tidak hanya di mesin menjadi lebih mudah dipelajari, proses
industri manufaktur, namun juga di industri jasa, produksi dapat direncanakan dengan baik, serta
perbankan, militer, serta lingkungan akademis. metode kerja dapat digunakan sebagai acuan baku.
Munculnya keilmuan Teknik Industri (industrial Hal inilah yang kemudian mendasari lahirnya
engineering) pada periode-periode akhir abad ke-19 konsep manajemen ilmiah (scientific management).
dilandasi oleh banyaknya tantangan, permintaan, Selain Taylor, konsep manajemen ilmiah juga
dan permasalahan yang kompleks dimana banyak diaplikasikan dan dikembangkan oleh Frank
melibatkan banyak pihak seperti industri, dan Lilian Gilberth terutama untuk identifikasi,
pemerintah, organisasi jasa, penyedia dana, analisis, dan pengukuran gerakan tubuh dasar
konsumen, dan pihak-pihak lainnya. Sebelum (fundamental motion) selama bekerja. Keduanya
Teknik Industri berdiri sebagai cabang keilmuan kemudian mengkaji lebih lanjut pandangan / kajian
dan profesi tersendiri, disadari atau tidak tentang isu-isu yang berfokus pada manusia (human
sebenarnya para manusia terdahulu sudah factor) seperti yang tertuang dalam buku The
menerapkan berbagai praktik rekayasa sebagai salah Psychology of Management. Setelah akhir Perang
satu kajian ilmu Teknik Industri dalam bidang Dunia ke-I, isu tersebut kemudian mendasari
sehari-hari. Beberapa contoh yang dapat dilihat berbagai tokoh lain seperti H.B. Maynard, G. J.
adalah pada pembangunan Tembok Besar China, Stegmerten, S. M. Lowry, A. H. Mogenson, serta
Piramida Mesir, Candi Borobudur, konstruksi- M. Barnes untuk berfokus pada faktor psikologi
konstruki Romawi, dan sebagainya. Prinsip-prinsip manusia dan perilakunya dalam organisasi. Sebuah
rekayasa yang efisien dalam hal pengelolaan eksperimen terkenal yang dilakukan oleh
sumber daya manusia, material, dan metode kerja perusahaan Western Electric Hawthorne di Chicago
diperlukan untuk membuat bangunan-bangunan selama tahun 1924 sampai 1932 yang kemudian
besar tersebut, dimana kemudian dibawa dan menjadi bukti bahwa aspek psikologi manusia
dimasukkan ke dalam kajian teknik militer (military ternyata menjadi hal yang penting dan harus
engineering) pada periode-periode awal perang. diperhatikan. Selama Perang Dunia ke II,
Untuk aplikasi nonmiliter atau yang berhubungan perkembangan kajian teknik analisis statistik,
dengan kependudukan, prinsip-prinsip tersebut manajemen proyek, dan berbagai kajian berbasis
kemudian berkembang menjadi disiplin ilmu teknik jaringan dan grafis yang digunakan untuk
sipil (civil engineering). Setelah itu, dengan menjelaskan sistem yang sangat kompleks telah
berkembang pesatnya ilmu fisika dan ilmu meningkat pesat. Selama periode ini banyak
matematika, maka lahirlah disiplin ilmu teknik ilmuwan yang terlibat dari berbagai disiplin ilmu
mesin (mechanical engineering) pada awal abad ke- yang kemudian menyebabkan perkembangan
19. Dengan siklus perkembangan yang hampir kemajuan yang signifikan dalam pemodelan,
sama, namun untuk kajian teknologi yang sedikit analisis, dan pemahaman umum dari suatu masalah.
berbeda, maka muncullah cabang keilmuan teknik Pendekatan terhadap masalah kompleks yang
listrik (electrical engineering) dan teknik kimia sedang dihadapi tersebut kemudian menjadi sebuah
(chemical engineering). Seperti yang terjadi pada entitas yang disebut dengan riset operasi
semua cabang keilmuan tersebut, Teknik Indusri (operations research). Hal inilah yang kemudian
pada awalnya lahir dan dikembangkan berdasarkan mengakibatkan disiplin ilmu Teknik Industri harus
bukti empiris dan pemahaman untuk kemudian melibatkan interaksi dengan disiplin ilmu-ilmu yang
dilakukan penelitian untuk mengembangkan basis lain seperti matematika, statistika, dan fisika untuk
kajian yang lebih ilmiah (scientific). memecahkan masalah. Sehingga pada dekade tahun

168
Rahaditya Dimas Prihadianto: Kajian Pemikiran Teknik Industri Tahap ...
1950an sampai 1960an, terjadi perubahan pemikiran
Mulai Pendahuluan
di antara ilmuwan Teknik Industri dimana segala
hal harus dicapai dengan solusi yang optimal. Pada
periode yang kemudian disebut dengan era sains Kajian Penggalian
manajemen ini, segala pengambilan keputusan Filsafat Referensi
didasarkan pada orientasi yang optimal melalui
pendekatan yang berbasis pemodelan, teknik
matematis, dan analisis komputer. Penarikan
Akhir
Sebagai bagian dari era atau tahapan pemikiran Kesimpulan
keilmuan Teknik Industri, sains manajemen Gambar 1. Diagram alir penelitian
(management science) merupakan salah satu kajian
pengetahuan yang sangat penting dan berguna untuk variansi yang cukup lebar dari usia referensi yang
menyelesaikan berbagai permasalahan yang digunakan pada artikel ini. Parameter yang
kompleks. Untuk mempelajari tentang digunakan dalam mencari referensi adalah detil-
perkembangan keilmuan Teknik Industri pada tahap detil terkait konsep dasar, prosedur atau metode,
management science, diperlukan suatu pemikiran serta fungsi dan kegunaan dari keilmuan Teknik
yang mendalam mengenai hakikat dari ilmu Industri. Alur penelitian ini divisualisasikan pada
tersebut. Oleh karena itu pada artikel ini dijelaskan Gambar 1.
tentang telaah filsafat ilmu Teknik Industri pada
tahap management science melalui tiga III. HASIL DAN PEMBAHASAN
aspek/kajian, yaitu kajian ontologis, kajian
epistimologi, dan kajian aksiologi. Pada penelitian A. Kajian Ontologis
lain dibahas perkembangan pendekatan-pendekatan Kajian ontologis merupakan kajian yang
terkini dari perkembangan management science [3]. berfokus pada hakikat, definisi, konsep dasar, dan
Positioning artikel ini terletak pada pembedahan karakteristik dari suatu ilmu. Dilihat dari asal usul
keilmuan Teknik Industri sehingga pembaca akan istilah frasenya, sains manajemen (management
paham akar dari keilmuan ini dari sudut pandang science) terdiri dari dua kata yaitu “management”
filsafat ilmu. Tujuan dari artikel ini adalah dengan dan “science”. Management didefinisikan sebagai
menelaah ilmu Teknik Industri melalui tiga kajian proses perencanaan, pengorganisasian dan
tersebut, maka diharapkan hakikat, cara penggunaan terhadap sumberdaya organisasi
mendapatkan, dan kegunaan/fungsi keilmuan lainnya supaya tujuan organisasi dapat tercapai
Teknik Industri tersebut dapat tergambar dengan sesuai dengan yang ditetapkan [4]. Secara filosofis
jelas. Dengan demikian, akar dan semangat manajemen merupakan ilmu/pengetahuan
keilmuan ini tertanam dan dipahami bagi para bagaimana cara mengelola „sesuatu‟ untuk
pemangku (stakeholder) dari keilmuan Teknik mendapatkan hasil [5]. Science didefinisikan
Industri. sebagai suatu sistem untuk memahami alam semesta
melalui observasi dan eksperimen yang terkontrol
II. METODE PENELITIAN [6]. Dengan menggabungkan dan mengintegrasikan
antara konsep ilmu manajemen yang berfokus pada
Penelitian ini akan membedah keilmuan Teknik orang, struktur organisasi, motivasi, dan
Industri dari sudut pandang filsafat ilmu. Metode kepemimpinan dengan konsep ilmu sains yang lebih
yang digunakan dalam penelitian ini adalah telaah berfokus pada hal-hal yang rasional, teoritis,
filsafat ilmu Teknik Industri menggunakan tiga berbasis sistem, dan impersonal; maka lahirlah sains
jenis kajian, yaitu kajian ontologis, kajian manajemen (management science) [7]. Scarnecchia
epistemologi, dan kajian aksiologi. Kajian ontologis mendefinisikan management science sebagai sebuah
akan membahas mengenai prinsip dasar dari ilmu integrasi sains yang terdiri dari konsep-konsep, riset
teknik industry. Kajian epistemologi digunakan eksperimental, dan pendekatan analitik yang
untuk mempelajari asal mula atau sumber, struktur, terencana, terorganisasi, dan berorientasi pada
metode dan validitas pengetahuan tersebut. Kajian konsep-konsep ilmu manajemen [8]. Penggunaan
aksiologi digunakan dalam mempelajari nilai secara istilah management science tidak selalu disebutkan
umum dan pemanfaatan dari ilmu teknik inTerakhir secara eksplisit oleh berbagai ilmuan dan filsuf,
adalah penarikan kesimpulan dari tiga jenis kajian dimana tokoh-tokoh lain seperti Forrester, Gass, dan
tersebut terhadap keilmuan Teknik Industri. Data Haris lebih memilih memakai istilah “operations
yang digunakan adalah referensi-referensi yang research” yang didefinisikan sebagai sebuah teknik
memuat perkembangan Teknik Industri dari awal analitik atau pemodelan yang kompleks pada suatu
perkembangan hingga kini sehingga terdapat permasalahan optimasi [9], [10]. Johnson

169
Rahaditya Dimas Prihadianto: Kajian Pemikiran Teknik Industri Tahap ...
mendefinisikan operations research sebagai menghitung standar waktu kerja dari suatu
prediksi dan perbandingan dari nilai-nilai, kegiatan/aktivitas. Pada tahun 1960an, beberapa
efektivitas, dan sekumpulan biaya dari suatu peneliti dan ahli menemukan beberapa
permasalahan yang spesifik di dalam sistem antara teknik/metode yang sangat penting, misalnya teori
manusia dan mesin [11]. Oleh karena itu, hakikat antrian (queue theory) yang dikenalkan oleh Erlang,
ilmu Teknik Industri pada tahap sains manajemen Kendall, dan Kingmann, metode simulasi yang
sering ditujukan sebagai kajian yang mengandalkan kemampuan komputer untuk
menitikberatkan pada integrasi antar bidang menemukan solusi permasalahan, konsep-konsep
manajemen dan sains untuk memecahkan atau tentang human science dan ergonomi, serta metode
mencari solusi yang optimal dari permasalahan/ robust engineering yang digunakan untuk
persoalan yang kompleks melalui metode atau merancang produk/proses yang kokoh (robust).
pendekatan analitik serta berorientasi pada riset. Setelah itu pada akhir abad ke-20, Deming dan
Salah satu ciri atau karakteristik ilmu Teknik Juran menemukan suatu metode manajemen yang
Industri pada tahap sains manajemen adalah digunakan untuk meningkatkan kualitas dari suatu
penggunaan metode-metode yang berbasis pada organisasi, yang disebut dengan Total Quality
pemodelan, simulasi, matematis, statistik, grafis, Management (TQM). Kemudian pada tahun 1986,
dan analisis komputer untuk menjelaskan dan Bill Smith menemukan sebuah konsep untuk
memecahkan suatu fenomena/permasalahan. meningkatkan kualitas dari suatu proses/produk
Metode-metode analisis Teknik Industri pada tahap yang disebut dengan six sigma. Setelah periode itu
sains manajemen yang telah berkembang misalnya perkembangkan metode yang berkaitan dengan
model persediaan, pemrograman linier (linear sains manajemen memang masih berkembang.
programming), teori antrian (queue theory), metode Namun pada awal abad ke-21, terjadi beberapa
transportasi, analisis inkremental, metode sampling, perubahan pemikiran di kajian keilmuan teknik
perancangan eksperimen, statistical process control, industri, dimana pada saat itu untuk memecahkan
penggunaan seven tools, robust engineering, total suatu permasalahan tidak bisa dilihat dari satu
quality management (TQM), MTM (methods time kajian dan hanya dengan menggunakan teknik
measurement), standarisasi metode kerja, dan masih matematik, statistik, dan komputer saja.
banyak yang lainnya [12]. Perkembangan metode, teknik, prosedur, dan
Jika dilihat dari sejarah perkembangannya, konsep yang berhubungan dengan sains manajemen
metode/teknik pada tahap sains manajemen yang selama rentang waktu 1920 sampai 1986 tersebut
pertama kali menggunakan model matematik untuk digambarkan pada Gambar 2.
memecahkan suatu permasalahan adalah model
persediaan (inventory model) yang diperkenalkan B. Kajian Epistimologi
oleh Wilson dan Harris pada tahun 1920. Model Kajian epistimologi merupakan kajian yang
persediaan yang dikembangkan oleh Willson dan berfokus pada bagaimana cara mendapatkan suatu
Harris saat itu merupakan model dasar untuk pengetahuan/ilmu, dimana di dalamnya termasuk
memecahkan persoalan persediaan yang masih konsep dasar, prosedur/metode, dan asumsi-asumsi
deterministrik. Setelah itu pada tahun 1924, yang digunakan, serta bagaimana cara mengukur
Shewhart memperkenalkan teknik statistical kebenaran dari ilmu tersebut. Selama era
process control yang digunakan untuk mengontrol management science, ilmu/pengetahuan Teknik
jalannya suatu proses (terutama proses produksi). Industri diperoleh melalui suatu metode yang
Pada tahun 1930, Fisher menemukan prosedur/ disebut sintesis. Proses sintesis sering didefinisikan
metode untuk merencanakan dan merancang suatu sebagai gabungan antara dua atau lebih elemen
eksperimen yang disebut dengan design of yang berbeda untuk menghasilkan elemen yang
experiment. Sepuluh tahun berikutnya pada tahun baru. Kajian ilmu/pengetahuan Teknik Industri pada
1940, Dodge dan Romig mengembangkan suatu tahap management science biasanya didapatkan dari
prosedur yaitu acceptance sampling yang hasil sintesis antara dua atau lebih konsep keilmuan
digunakan dalam mengontrol kualitas produk. untuk kemudian dijadikan sebagai metode analisis
Setelah itu pada tahun 1944, Neumann menemukan untuk memecahkan suatu permasalahan yang
teori permainan (game theory). Pada tahun 1947, spesifik. Karakteristik konsep-konsep keilmuan
Danziq menemukan sebuah metode untuk mencari yang akan disintesis pada tahap management
keputusan optimal menggunakan hubungan linier science ini biasanya terbatas pada bidang sains dan
dari beberapa model matematik yang disebut turunannya seperti matematika, fisika, biologi,
dengan linier programming. Kemudian sekitar statistik, kimia, bidang manajemen seperti perilaku
tahun 1950, Maynard menemukan metode method orang, organisasi, psikologi, serta bidang-bidang
time measurement (MTM) yang digunakan untuk lain seperti simbolis, grafis, dan komputer. Cara

170
Rahaditya Dimas Prihadianto: Kajian Pemikiran Teknik Industri Tahap ...

Inventory Model Statistical Process Design of Acceptance


Game Theory
(Wilson & Harris, Control (Shewart, Experiment Sampling (Dodge
(Neumann, 1944)
1920) 1924) (Fisher, 1930) & Romig, 1940)

Queue Theory
MTM (Maynard Linear
(Erlang, Kendall, Seven Tools
Simulation (1960s) and Associates, Programming
Kingmann, 1920- (Ishikawa, 1950)
1950s) (Danziq, 1947)
1960s)

Human Science Total Quality


Robust
and Ergonomic Management Six Sigma (Smith,
Engineering
concepts (1960s- (TQM) (Deming & 1986)
(Taguchi, 1960)
1970s) Juran, 1980)

Gambar 2. Perkembangan metode, teknik, prosedur, dan konsep yang berhubungan dengan Sains Manajemen

sintesis seperti ini sebenarnya sudah pernah dipertanggungjawabkan dengan alasan yang logis
dilakukan sebelumnya oleh Aristoteles dalam dan masuk akal. Sedangkan empiris berarti ilmu
menciptakan suatu pemikiran yang baru dengan apa tersebut merupakan ilmu yang bisa diamati dan
yang disebut dengan logika deduktif. Logika dapat dilakukan secara nyata. Untuk memperoleh
deduktif berangkat dari dua atau lebih kebenaran ilmu / pengetahuan pada tahap ini, terkadang
yang tidak disangsikan untuk menyimpulkan diperlukan sejumlah asumsi. Asumsi kadang
kebenaran yang baru. Hal yang sama juga terjadi digunakan untuk mempermudah dalam
pada cara perolehan ilmu/pengetahuan Teknik penyelesaian persoalan yang ada di lapangan,
Industri pada tahap management science. Biasanya seperti contoh pada metode analisis linear
formulasi/metode analisis ilmu Teknik Industri pada programming. Prinsip dasar analisis linear
tahap management science didapatkan dari hasil programming pada dasarnya adalah meniru obyek
sintesis melalui logika deduktif terhadap dua atau permasalahan pada sistem riil yang ada di lapangan
lebih kebenaran yang sudah ada. Hal inilah yang untuk kemudian diubah menjadi formulasi/model
membuat management science menjadi unik karena simbolis dan grafis untuk kemudian dianalisis
proses untuk mendapatkan pengetahuan sains yang menggunakan logika matematis agar mendapatkan
baru didapatkan dari hasil observasi, eksperimen, solusi yang optimal. Oleh karena itu sering kali
abstraksi, dan berpikir induktif [13]. pada saat proses pemindahan dari sistem riil
Pendekatan yang digunakan untuk memecahkan menjadi suatu model, pasti terdapat hal-hal yang
masalah pada tahap sains manajemen dimulai membuat perlu untuk memasukkan beberap asumsi.
dengan identifikasi masalah pada sistem riil. Setelah Hal tersebut dikarenakan model yang dibuat pasti
masalah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah tidak bisa sama persis dengan yang ada di sistem
dengan memformulasikan masalah tersebut ke yang nyata (riil).
dalam model. Jika model standar atau dasar sudah
ada, maka analis atau peneliti dapat langsung C. Kajian Aksiologi
menggunakan model tersebut, jika tidak maka Kajian aksiologi merupakan kajian yang
analis tersebut harus mengembangkan model dasar berfokus pada kegunaan, fungsi, dan tujuan dari
tersebut sehingga mempresentasikan masalah pada suatu ilmu/pengetahuan. Ilmu-ilmu atau
sistem riil. Model yang sudah dibuat kemudian pengetahuan Teknik Industri pada tahap
dicari solusi optimalnya dengan menggunakan dan management science memiliki tujuan yang spesifik
menggabungkan beberapa kajian keilmuan seperti yaitu untuk menganalisis dan memecahkan
matematika, statistik, dan komputer. Setelah itu permasalahan suatu sistem yang kompleks sehingga
solusi yang didapatkan akan dianalisis untuk dilihat didapatkan solusi yang optimal (optimal solution).
hasil berupa solusi yang ditawarkan dapat Salah satu contoh pengaplikasiannya adalah ketika
diimplementasikan di sistim riil atau tidak. management science digunakan untuk memecahkan
Ukuran kebenaran dari ilmu/pengetahuan Teknik berbagai persoalan di bidang militer selama perang
Industri pada tahap management science pada dunia ke-2. Pada saat itu berbagai negara dituntut
umumnya adalah rasional dan nyata (empiris). untuk mengambil keputusan yang tepat dalam hal
Rasional berarti ilmu tersebut dapat pengadaan dan pengalokasian senjata, transportasi,
171
Rahaditya Dimas Prihadianto: Kajian Pemikiran Teknik Industri Tahap ...
pengadaan sumber daya manusia, dan lainnya Corporate Social Responsibility (CSR) dari
dengan ketersediaan sumber daya yang terbatas. perusahaan dan juga untuk Knowledge Management
Sehingga metode-metode analisis seperti (KM). Hal ini terkait adanya tendensi CSR yang
matematical modelling, simulasi, dan operation dilakukan oleh industri perlu memperhatikan
research banyak dikembangkan untuk mengambil Sustainable Development (SD). Pendekatan ini
keputusan yang optimal dan tepat bagi pihak militer didukung bahwa perlu adanya kolaborasi
dan industri manufaktur. diantaranya adalah kajian matematika dan kajian
Penggunaan ilmu-ilmu management science kimiawi (chemical) [17]. Penelitian lain juga
tidak berakhir ketika perang dunia ke-2 berakhir. menunjukan adanya tren CSR yang semakin
Perang militer antar negara memang berakhir pada membutuhkan kolaborasi dari beragam disiplin dan
saat itu, namun perang antar industri manufaktur pendekatan yang bisa dipisahkan dalam empat
antar negara tidak berhenti. Setiap negara berlomba- kuadran yang berbeda dimana terdapat kaitan satu
lomba untuk meningkatkan efisiensi dan dan yang lainnya [18]. CSR juga bermuara pada
menciptakan pasar yang luas untuk mencapai Life Cycle Assessment (LCA) dimana dalam
kesejahteraan dan kejayaan agar tidak tertinggal perspektif sains manajemen CSR dipandang perlu
dari negara lain. Sampai saat ini prinsip-prinsip dijadikan sebuah program dibawah arahan bagian
management science dalam kajian ilmu Teknik atau departemen komersial bersamaan dengan
Industri masih banyak diaplikasikan dan digunakan program lain seperti marketing dan sales [19].
untuk memodelkan dan memecahkan berbagai Perkembangan lain juga menunjukkan
macam permasalahan yang besar dan kompleks. management science juga dipengaruhi
Beberapa contoh pengaplikasian dalam bidang perkembangan computational science. Data analisis
industri manufaktur misalnya untuk menentukan juga semakin dibutuhkan dengan berbagai contoh
jenis barang yang akan diproduksi, jumlah barang aplikasinya seperti MRP, MRP II, ERP, dan ERP II
yang harus diproduksi, jumlah barang yang harus yang memungkinkan monitor dan manajemen
disimpan, pengalokasian sumber daya manusia yang integrasi dari data yang dimiliki oleh berbagai
digunakan, penentuan jenis dan jumlah mesin yang departemen dalam inter-industri maupun intra-
tepat, penentuan moda transportasi dan rute yang industri [20].
paling baik, dan masih banyak lagi lainnya.
Management science sebagai salah satu tahapan IV. KESIMPULAN
dalam kajian keilmuan Teknik Industri tentu
memiliki beberapa kelemahan. Grayson pada tahun Perkembangan pemikiran keilmuan Teknik
1973 menyatakan bahwa management science telah Industri dibagi menjadi lima tahap manajemen
kehilangan fungsi/kegunaannya karena berkembang ilmiah (scientific management), tahap manajemen
terlalu jauh dari sistem real yang ada [14]. Hall dan administrasi dan perilaku, tahap sains manajemen
Hess menyatakan bahwa para praktisi dan kalangan (management science), tahap pendekatan
akademis saat ini terlalu berfokus pada satu terintegrasi (integrated approach), serta tahap
pandangan saja dalam melihat, memetakan, dan pendekatan informasi dan global. Dari aspek
menyatakan masalah [15]. Pendapat tersebut ontologis, ilmu/pengetahuan Teknik Industri pada
diperkuat oleh Muller dan Merbach yang tahap management science mempunyai karakteristik
menyatakan bahwa berbagai penelitian dalam khusus kajian yang menitikberatkan pada integrasi
bidang management science yang berkembang antar bidang manajemen dan sains terutama
sekarang menghasilkan metode dan bantuan teknik matematika, statistika, dan komputer untuk
(tools) yang berkembang terlalu rumit dibandingkan memecahkan atau mencari solusi yang optimal dari
sistem riil yang ada sehingga susah dipelajari [16]. permasalahan/persoalan yang kompleks. Dari aspek
Kelemahan-kelemahan ini ditambah semakin epistimolgi, ilmu/pengetahuan Teknik Industri pada
pesatnya perkembangan teknologi dan informasi tahap management science diperoleh melalui suatu
kemudian menyebabkan ke depannya muncul metode yang disebut sintesis. Ukuran kebenaran
pandangan berpikir secara terintegrasi dan berpikir dari ilmu/pengetahuan Teknik Industri pada tahap
secara global atau menyeluruh. Perkembangan management science pada umumnya adalah rasional
terkini management science memiliki pendekatan dan nyata (empiris). Dari segi aksiologi,
lain yaitu system dynamics yang banyak digunakan ilmu/pengetahuan Teknik Industri pada tahap
di bidang kesehatan, agrikultur, dan manajemen /management science memiliki tujuan yang spesifik
rantai pasok. Area aplikasi dari management yaitu untuk menganalisis dan memecahkan
science juga bergerak yang semula dari area industri permasalahan suatu sistem yang kompleks sehingga
manufaktur, kini juga menyentuh sektor kesehatan, didapatkan solusi yang optimal.
pertanian, dan juga untuk merumuskan kebijakan

172
Rahaditya Dimas Prihadianto: Kajian Pemikiran Teknik Industri Tahap ...

REFERENSI [10] S. I. Gass and C. M. Harris, Encyclopedia of


Operations Research and Management Science.
[1] K. B. Zandin, ‘Maynard’s Industrial Engineering Boston: Kluwer Academic Publishers, 1996.
Handbook, 5th Edition., Mc Graw Hill, New York., [11] N. N. Barish, “Operations Research and Industrial
2004. Engineering: The Applied Science and Its
[2] R. M. Lima, D. Mesquita, M. Amorim, G. Jonker, Engineering”, Operations Research, Vol. 11, No. 3
dan M. A. Flores, “An Analysis of Knowledge (May - Jun., 1963), pp. 387-398, June 1963.
Areas in Industrial Engineering and Management [12] H. G. Daellenbach and D. C. McNickle,
Curriculum”, International Journal of Industrial Management Science: Decision Making Through
Engineering and Management (IJIEM),Vol.3 No 2, Systems Thinking. New York: Palgrave Macmillan,
pp. 75-82., 2012. 2005.
[3] J. Mingers and J. L. White, “A Review of The [13] L. G. Sprague and C. R. Sprague, “Management
Recent Contribution of System Thinking to „Science?‟”, Interfaces, Vol. 7, No. 1, pp. 57-62,
Operational Research and Management Science”, 1976.
European Journal of Operational Research [14] C. J. Grayson, Management Science and Business
(EJOR), pp. 1147-1161, 2010. Practice, Harvard: Bussiness, 1973.
[4] J. A. F. Stoner and C. Wankel, Management. New [15] J. R. Hall and S. W. Hess, “OR/MS dead or dying?
Jersey: Prentice Hall., 1982. RX for survival”. Interfaces, 8, 3, 42-44, 1978.
[5] W. D. Litzinger and T. E. D. Schaefer, [16] H. Muller and D. H. Merbach, “Letter to the
“Perspective: Management Philosophy Enigma”, Editor”, J. Opl Res. Soc. 30, 383-38, 1984.
The Academy of Management Journal, Vol. 9, No. [17] M. Zemigala, “Tendencies in Research on
4, pp. 337-343., 1966. Sustainable Development in Management Science”,
[6] A. A. Carin and R. B. Sund, Teaching science Journal of Cleaner Production, 2019.
through discovery, Ohio: Charles E. Merrill [18] A. Lulewicz-Sas, “Corporate Social Responsibility
Publishing Co., 1972 . in the Light of Management Science”, Procedia
[7] R. Hesse, “Management Science or Engineering, pp. 412-417, 2017.
Management/Science?”, Interfaces, Vol. 10, No. 1, [19] T. Bicalho, et al., “LCA Data Quality : A
pp. 104-109, 1980. Management Science Perspective”, Journal of
[8] D. L. Scarnecchia, “Viewpoint: Empowering Cleaner Production, pp. 888-898, 2017.
Diversity: Envisioning, Designing, and Developing [20] L. Ogiela, “The Fundamentals of Management
Range Management Science”, Journal of Range Sciences”, Cognitive Information Systems in
Management, Vol. 56, No. 6, pp. 558-569, 2003. Management Sciences. Elsevier Inc., 2017.
[9] J. W. Forrester, Industrial Dynamics. Cambridge:
The M. I. T. Press, 1961.

173
Rahaditya Dimas Prihadianto: Kajian Pemikiran Teknik Industri Tahap ...

174

Anda mungkin juga menyukai