Anda di halaman 1dari 31

BAB -5

PROSES
PENGECORAN
kelompok 1

Vera Leksonowati Ni Made Ari Canigia Susila Ahmad Widaaadul akmal


2005571031 2005571032 2005571033

Gst. Ayu Made Indah Sandyani Valleryo Victorious Immanuel Vito Fransiskus Pane
2005571034 2005571036 2005571037
PENGERTIAN PENGECORAN

01 Pengecoran adalah suatu proses manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk
menghasilkan bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi.

Ada 4 faktor yang berpengaruh atau merupakan ciri dari proses pengecoran, yaitu:

• Adanya aliran logam cair kedalam rongga cetak.

• Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari logam dalam cetakan.

• Pengaruh material cetakan.

• Pembekuan logam dari kondisi cair.


02 Proses pengecoran memiliki beberapa tahap pengerjaan :

• Pembuatan cetakan.

• Persiapan dan peleburan logam.

• Penuangan logam cair ke dalam cetakan.

• Pembersihan coran.

• Daur ulang pasir cetakan.

Hampir semua logam atau paduannya dapat dicor. Produk akhirnya disebut coran atau benda cor, yang memiliki berat mulai beberapa
ratus gram sampai beberapa ton. Pengecoran merupakan proses yang fleksibel dan berkemampuan tinggi. Selain itu juga menjadi proses
pembuatan logam tertua yang pernah dikenal manusia, yang tertua bahkan berasal dari tahun 2000 SM (sebelum masehi).

03 Proses pengecoran secara garis besar dibedakan atas :


 Proses pengecoran
Proses ini tidak menggunakan tekanan sewaktu mengisi logam ke rongga cetakan. Cetakan biasanya dibuat dari pasir dan
kadang digunakan pula plaster, lempung, keramik atau bahan tahan api lainnya.
 Proses pencetakan
Proses ini logam cair akan ditekan agar mengisi rongga cetakan yang terbuat dari logam.
PENGECORAN
CETAKAN PASIR
Pengecoran dengan cetakan pasir melibatkan
aktivitas-aktivitas seperti menempatkan pola dalam
kumpulan pasir untuk membentuk rongga cetak,
membuat sistem saluran, mengisi rongga cetak
dengan logam cair, membiarkan logam cair
membeku, membongkar cetakan yang berisi produk
coran dan membersihkan produk cor.
PENGECORAN CETAKAN PASIR
PENGERTIAN

Berdasarkan jenis pola yang digunakan, dikenal dua cara


02 Pola sekali pakai, terbuat dari bahan polisterin atau yang
pengecoran cetakan pasir : setara. Tidak dikeluarkan dari pasir cetak, tapi akan
01 Pola yang dapat digunakan berulang-ulang. Disini pasir, menguap dengan sendirinya saat logam cair dituangkan
dipadatkan disekitar pola yang kemudian dicabut keluarkan. padanya.
Rongga yang terbentuk di pasir, kemudian diisi logam cair.
Klasifikasi Cetakan

Klasifikasi Cetakan Berdasarkan Bahannya:


1. Cetakan Pasir Basah (Green Sand Molds) Cetakan dibuat dari pasir cetak
basah.
 
2. Cetakan Kulit Kering (Skin Dried Molds)
Cetakan dengan pembuatan untuk membentuk permukaan keras.
3. Cetakan Pasir Kering (Dry-sand Molds)
Cetakan dibuat dari pasir kasar dengan bahan pengikat.
4. Cetakan Lempung (Loam Molds)
Cetakan yang digunakan pada benda coran yang besar.
5. Cetakan Furan (Furan Molds)
Cetakan dibuat dengan pencampuran pasir kering dan asam fosfor dan resin furan.
6. Cetakan
Pasir dicampur dengan natrium silikat dan kemudian dialirkan gas .
7. Cetakan Logam
Digunakan pada proses cetak tekan (die casting) logam dengan suhu cair rendah agar menhasilkan bentuk yang tepat dan permukaan licin.
8. Cetakan Khusus
Cetakan dibuat dari plastik, kertas, kayu, semen, plester, karet.
1 Pembuatan cetakan di meja (Bench Molding)
Untuk pembuatan coran yang kecil

PROSES Pembuatan cetakan di lantai


2
PEMBUATAN (Floor Molding)
Untuk pembuatan benda cor yang berukuran

CETAKAN
sedang sampai besar Untuk pembuatan benda
cor yang berukuran sedang sampai besar

Pembuatan cetakan
3 sumuran (Pit Molding)
Untuk pembuatan benda cor yang berukuran
sangat besar.

Pembuatan cetakan dengan mesin


4 (Machine Molding)
PEMBUATAN CETAKAN

Cetakan dibuat dalam rangka cetak (flask) yang terdiri dari tiga
bagian.
CETAKAN POLA SEKALI PAKAI

Pola sekali pakai umumnya terdiri dari satu bagian yang ditempatkan di atas papan
alas dan drag dibuat sebagaimana mestinya. Setelah drag selesai, dibalik dan
dilanjutkan dengan pembuatan kup. Lubang-lubang pelepas udara harus dibuat
sekalian. Pasir pemisah antara kup dan drag tidak dibutuhkan, karena pola hanya
dibuka ketika akan mengeluarkan benda coran. Lazimnya menggunakan pasir basah
khususnya pada bagian permukaan pola, tetapi jenis lain boleh digunakan.
• Logam cair dituangkan dengan cepat ke dalam saluran turun untuk
menghindari terbakarnya polisteren yang dapat menghasilkan residu karbon.
Kemudian Polisteren akan menguap dan gasnya terdorong keluar melalui
pasir yang sifatnya permeabel serta lubang-lubang pelepasan gas. Sehingga
logam cair akhirnya mengisi seluruh rongga cetakan.
• Pola biasanya diberi lapisan bahan tahan api agar diperoleh permukaan yang
mulus. Selain itu diperlukan pemberat yang cukup dan pengikat papan cetak
yang kuat untuk mengimbangi tekanan tinggi yang terjadi saat logam cair
mulai dijatuhkan.
• Pada proses pengecoran ini, cetakan yang telah digunakan harus dihancurkan
untuk mengeluarkan produk. Sehingga laju produksi proses pengecoran ini
dibutuhkan waktu yang relatif lama. Namun, untuk bentuk-bentuk geometri
benda cor tertentu, cetakan pasir dapat menghasilkan produk coran
perjamnya lebih dari 100 produk.
Berikut merupakan jenis dari proses pengecoran dengan cetakan sekali pakai :

1. Cetakan sekali pakai dengan pola permanen


a) Sand Casting
b) Shell-mold Casting
c) Plaster-mold Casting
d) Ceramic-mold Casting

2. Cetakan sekali pakai dengan pola sekali pakai


a) Expendable-pattern Casting (Lost Foam Process)
b) Investment Casting (Lost Wax Process)
Keuntungan :
• Sangat tepat untuk pengecoran dalam jumlah kecil.
• Tidak memerlukan pemesinan lagi.
• Menghemat bahan coran.
• Permukaan mulus.
• Tidak diperlukan pembuatan pola belahan kayu yang rumit.
• Tidak memerlukan inti atau kotak inti.
• Proses pengecoran jauh lebih sederhana.

Kerugiannya :
• Pola mudah rusak sewaktu pengecoran, sehingga memerlukan penanganan lebih.
• Pembuatan pola tidak dapat dibantu dengan mesin mekanik.
• Tidak terdapat kemungkinan untuk memeriksa keadaan rongga cetakan.
Saluran Masuk Penambah dan Karakteristik
Pembekuan
Fungsi sistim saluran harus dirancang dengan baik dengan mempertimbangkan faktor berikut :

1• Aliran logam hendaknya memasuki rongga cetakan dengan turbulensi seminimal mungkin.
• Pengikisan saluran masuk dan permukaan rongga cetakan harus ditekan seminimal mungkin dengan
2 mengatur aliran logam cair.
• Solidifikasi (Pembekuan logam) harus diusahakan terarah, mulai dari permukaan cetakan ke arah
logam cair dengan mengatur aliran logam cair yang masuk.
• Slag, kotoran atau partikel asing diusahakan agar tidak masuk kedalam rongga cetakan.
Gambar Cara Pengaliran logam cair ke dalam rongga cetakan
Komponen dalam Pengaliran Logam Cair ke
dalam rongga cetakan
• 1Cawan Tuang : Terletak berdampingan dengan labung saluran turun.

• Saluran Penyaring : Ditempatkan untuk mencegah masuknya partikel asing kedalam saluran turun kedua
2
• Penambah (risers) : Diberikan untuk cadangan logam cair seandainya terjadi penyusutan.

• Penambah Buntu : Diletakan langsung di atas saluran masuk logam cair ke dalam rongga cetakan.
Isoterm

1
• Penyusutan terjadi bila logam membeku, sehingga jika solidifikasi tidak diatur dengan baik.
Maka dapat menyebabkan terjadinya rongga penyusutan yang cukup besar.
2•
Pengendalian solidifikasi diarahkan agar ringga terbentuk di saluran turun, saluran masuk atau
penambah.
• Umumnya, rongga penyusutan terjadi di daerah dimana terjadi pembekuan logam cair paling
akhir, atau daerah yang paling tinggi suhunya.
a Pola Tunggal
POLA Pola ini dibentuk sesuai dengan corannya.Merupakan jenis pola yang paling
sederhana dan murah.Cocok untuk jumlah produksi sedikit
Pola pengecoran:

 Keuntungan:
-  Pembuatan pola tunggal mudah
 Kerugian:
-    Hanya untuk dimensi benda kerja yang
simetris
-    Pencabutan pola cenderung susah
b Pola Belahan
POLA Merupakan pola sederhana yg dibuat menjadi dua bagian.Pola ini dibelah

Pola pengecoran: ditengah untuk memudahkan pembuatan cetakan.

 Keuntungan:
- Dapat digunakan untuk geometri yang rumit;
- Untuk jumlah produksi menengah.

 Kerugian:
- Posisi antara cetakan pada kup dan drag
kemungkinan dapat bergeser
C Pola Setengah
POLA Pola ini dibuat untuk coran dimana kup dan dragnya simetri terhadap

Pola pengecoran: permukaan pisah. Kup dan dragnya hanya dicetak dengan setengah pola.

 Keuntungan:
-   Harga pola setengah lebih murah
dari harga pola tunggal;
-   Hanya untuk bentuk sederhana
tanpa ada banyak sudut dan
kelengkungan yang butuh ketelitian
tinggi.

 Kerugian:
- Pola terdapat kemungkinan tidak
presisi atau simetris.
d Pola Belahan Banyak
POLA Dalam hal ini pola dibagi menjadi 3 bagian atau lebih untuk memudahkan
melakukan penarikan cetakan dan untuk penyederhanaan pemotongan inti.
Pola pengecoran:

 Keuntungan:
-   Dapat digunakan untuk bentuk -
bentuk yang banyak memiliki
lengkungan;
-   Memudahkan penarikan dari
cetakan.
 Kerugian:
-  Sering menyebabkan salah ukuran;
-  Pembuatan pola membutuhkan waktu
yang lama.
e Pola Penarikan Terpisah
POLA Pola penarikan terpisah dipakai untuk pola berukuran besar atau untuk

Pola pengecoran: cetakan jenis mengeras sendiri. Pola dibuat terbagi - bagi untuk
memudahkan pengambilan dari cetakan.

 Keuntungan:

-   Dapat dipakai untuk meningkatkan


produksi.
 Kerugian:

-   Untuk membuat pola dibutuhkan tenaga


yang berpengalaman.
f Pola Cetakan Sapuan
POLA Dalam hal ini bentuk dari coran silinder atau bentuk benda putar. Alat ini

Pola pengecoran: dibuat dari pelat dengan sebuah penggeret dan pemutar pada bagian
tengahnya.

 Keuntungan:

- Bentuk pola relatif sederhana.


 Kerugian:

- Harus penuh ketelitian pada pembuatan


pola dan dalam pembuatan membuat
penggeret.
g Pola penggeret dengan penuntun
POLA Digunakan untuk pipa lurus atau pipa lengkung yang penampangnya tidak
berubah. Penuntun dibuat dari kayu dan pembuatan cetakan dilakukan
Pola pengecoran:
dengan menggerakan penggerek sepanjang penuntun.

 Keuntungan:

- Bagus untuk pola melengkung dan


penampang tetap.
 Kerugian:

- Pembuatan cetakan membutuhkan waktu


yang lama
Ketepatan Ukuran Coran
Pada pembuatan pola harus diperhatikan beberapa hal antara lain:

Pengaruh
Ketirusan Penyelesaian Distorsi dan
penyusutan
kelonggaran
logam
• Penyusutan
Karena hampir semua jenis logam menyusut pada waktu pembekuan, pada waktu membuat pola perlu ditambahkan ukuran penyusutan.
Untuk kemudahan, untuk besi cor dapat digunakan mister susut yang 1,04% atau 0,00104 mm/mm lebih panjang dari ukuran standar.
• Tirus
Ketika pola yang dapat diangkat dikeluarkan dari cetakan, kadang-kadang tepi cetakan pasir yang bersentuhan dengan pola terangkat.
Oleh karena itu untuk memudahkan pengeluaran pola, maka sisi tegak pola dimiringkan
• Penyelesaian
Permukaan coran yang akan mengalami permesinanbiasanya dipertebal, agar cukup bahan untuk penyelesaian.umumnya penambahan 3,0
mm.
• Distorsi

Distorsi terjadi pada benda coran dengan bentuk yang tidak teratur karena sewaktu membeku terjadi penyusutan yang tidak merata.
Kemungkinan ini perlu diperhitungkan sewaktu membuat pola.

• Kelonggaran

Bila pasir di sekitar pola ditumbuk-tumbuk kemudian pola dilepaskan, pada umumnya ruangan pola akan lebih besar sedikit. Pada
benda cor yang besar atau benda cor yang tidak mengalami penyelesaian, hal ini dapat diatasi dengan membuat pola yang kecil sedikit.
BAHAN POLA  Pola biasanya dibuat dari kayu .

 Pola yang diperlukan untuk produksi dalam jumlah


Langkah pertama dalam pembuatan
suatu benda cor adalah : Persiapan Pola yang banyak biasanya dibuat dari logam

 Bahan pola sekali pakai terbuat dari stirofoam.

 Untuk menghaluskan permukaan benda cetak, cetakan

disikat,diseka atau disemprot dengan larutan zirkonium.


Kesimpulan
Pengecoran adalah suatu proses manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk
menghasilkan bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi. Ada beberapa hal yang penting
dalam pengecoran, yaitu material pengecoran, cetakan pengecoran, hingga proses pembekuan material
yang dilakukan. Proses pengecoran harus melalui prosedur yang tepat agar dapat menghasilkan benda cor
yang sesuai dengan keinginan.
DISKUSI

Teknik Industri
Universitas Udayana
TERIMA KASIH
Referensi : http://digilib.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/1/--timpengaja-23-1-prosesm-r.pdf
(Buku Ajar Proses Manufaktur Universitas Wijaya Putra)

Teknik Industri
Universitas Udayana

Anda mungkin juga menyukai