OPTIMISASI
IE308
#3 #4 METODE SIMPLEKS
METODE SIMPLEKS
• Metode simpleks merupakan prosedur perhitungan yang berulang (iteratif)
dimana setiap pengulangan (iterasi) berkaitan dengan satu pemecahan dasar
• Metode simpleks mengharuskan agar setiap batasan ditempatkan dalam
bentuk standar khusus dimana semua batasan diekspresikan sebagai
persamaan dengan menambahkan variabel slack dan surplus sebagaimana
diperlukan
• Jumlah variabel lebih besar daripada jumlah persamaan sehingga menghasilkan sejumlah
titik pemecahan yang tidak terbatas
• Titik ekstrim dari ruang ini dapat diidentifikasi secara aljabar sebagai basic solutions dari
sistem persamaan simultan tersebut
TEKNIK INDUSTRI
METODE SIMPLEKS
• Yang dilakukan metode simpleks adalah mengidentifikasi satu
pemecahan dasar awal dan lalu bergerak secara sistematis ke pemecahan
dasar lainnya yang memiliki potensi untuk memperbaiki nilai fungsi
tujuan
• Pemecahan dasar yang bersesuaian dengan nilai optimum akan
diidentifikasi dan perhitungan berakhir
TEKNIK INDUSTRI
• Contoh 1:
• Batasan: 2 x1 + 3 x2 – 7 x3 = -5
• Bentuk standar: -2 x1 – 3 x2 + 7 x3 = 5
TEKNIK INDUSTRI
• Contoh 1:
• Batasan: 2 x1 – x2 ≤ -5
-2 x1 + x2 ≥5
• Bentuk standar: -2 x1 + x2 – s = 5
TEKNIK INDUSTRI
Jadi, kalau ada model program linear sebagai berikut:
Max 3x1 + 5 x2
s.t x1 + x2 6
x2 3
x1 , x2 0
dengan menambahkan slack variables model di atas dapat ditransformasikan menjadi
Max 3x1 + 5 x2
s.t x1 + x2 + x3 =6
x2 + x4 = 3
x1 , x2 , x3 , x4 0
TEKNIK INDUSTRI
max z = 3 X1 + 2 X2 + 0 X3 + 0 X4 + 0 X5 + 0 X6 • m = 4 persamaan, n = 6 variabel → non
atau basic variables (nol) = 6 – 4 = 2
max z - 3 X1 - 2 X2 - 0 X3 + 0 X4 + 0 X5 + 0 X6 = 0 • Pemecahan awal (starting solution) → X1 =
0 dan X2 = 0
• X3 = 6, X4 = 8, X5 = 1, X6 =2
S.T • Nilai tujuan: z = 3 X1 + 2X2
z – 3 X1 – 2 X2 = 0 → z = 0
X1 + 2 X2 + X3 =6
2 X1 + X2 + X4 =8
• Langkah selanjutnya adalah meneliti
– X1 + x2 + X5 =1 pergerakan ke sebuah pemecahan dasar
X2 + X6 =2 yang baru
X1, X2, X3, X4, X5, X6 ≥ 0
TEKNIK INDUSTRI
Kondisi Optimalitas
• Variabel masuk (entering variable) dalam maksimisasi adalah non basic
variable dengan koefisien yang paling negatif dalam persamaan z tujuan
• Variabel masuk (entering variable) dalam minimisasi adalah non basic
variable dengan koefisien yang paling positif dalam persamaan z tujuan
• Koefisien dengan nilai yang sama dapat dipilih secara sembarang
• Nilai optimum dalam maksimimasi dicapai ketika semua koefisien non basic
variables dalam persamaan z adalah non negatif
• Nilai optimum dalam minimisasi dicapai ketika semua koefisien non basic
variables dalam persamaan z adalah non positif
TEKNIK INDUSTRI
Kondisi Kelayakan
• Baik untuk masalah maksimisasi maupun minimisasi, variabel keluar
(leaving variable) adalah basic variable saat ini yang memiliki titik potong
terkecil (rasio minimum dengan penyebut yang positif) dalam arah variabel
masuk
• Nilai yang sama dapat dipilih secara sembarang
TEKNIK INDUSTRI
Subject To:
1) X1 + 2 X2 ≤ 6 → X1 + 2 X2 + S1 =6
2) 2 X1 + X2 ≤ 8 → 2 X1 + X2 + S2 =8
3) X2 – X1 ≤ 1 → X2 – X1 +S3 =1
4) X2 ≤ 2 → X2 +S4 =2
5) X1 ≥ 0
6) X2 ≥ 0
TEKNIK INDUSTRI
• Reddy Mikks Company memiliki sebuah pabrik kecil yang
menghasilkan cat, baik untuk interior maupun eksterior untuk
didistribusikan kepada para grosir. Dua bahan mentah, A dan B,
dipergunakan untuk membuat cat tersebut. Ketersediaan A
maksimum adalah 6 ton satu hari; ketersediaan B adalah 8 ton satu
hari. Kebutuhan harian akan bahan mentah per ton cat interior dan
eksterior diringkaskan dalam tabel 1. Sebuah survey pasar telah
menetapkan bahwa permintaan harian akan cat interior tidak akan
lebih dari 1 ton lebih tinggi dibandingkan permintaan akan cat
eksterior. Survey tersebut juga memperlihatkan bahwa permintaan
maksimum akan cat interior adalah terbatas pada 2 ton per hari.
Harga grosir per ton adalah $3000 untuk cat eksterior dan $2000
untuk cat interior. Berapa banyak cat interior dan eksterior yang
harus dihasilkan perusahaan tersebut setiap hari untuk
memaksimumkan pendapatan kotor?
TEKNIK INDUSTRI
Dasar z x1 x2 s1 s2 s3 s4 RHS
z 1 -3 -2 0 0 0 0 0 Fungsi Tujuan
s1 0 1 2 1 0 0 0 6 Batasan 1
s2 0 2 1 0 1 0 0 8 Batasan 2
s3 0 -1 1 0 0 1 0 1 Batasan 3
s4 0 0 1 0 0 0 1 2 Batasan 4
TEKNIK INDUSTRI
Iterasi: 1 Kolom
masuk
↓
X1: Leaving Vairable
Dasar z x1 x2 s1 s2 s3 s4 RHS
Rasio
z 1 -3 -2 0 0 0 0 0
s1 0 1 2 1 0 0 0 6 6
Persamaan pivot → s2 0 2 1 0 1 0 0 8 4 Positif Terkecil
s3 0 -1 1 0 0 1 0 1 -1
s4 0 0 1 0 0 0 1 2 ~
Elemen pivot
• Persamaan pivot:
persamaan pivot baru = persamaan pivot lama : elemen pivot
Dasar z x1 x2 s1 s2 s3 s4 RHS
z
s1
x1 0 1 1/2 0 1/2 0 0 4
s3
s4
Persamaan s1 lama 0 1 2 1 0 0 0 6
PPB x KKM 0 1 1/2 0 1/2 0 0 4
Persamaan s1 baru 0 0 3/2 1 -1/2 0 0 2
• Persamaan s1 baru
= persamaan s1 lama – (PPB x KKMs1)
TEKNIK INDUSTRI
Persamaan pivot baru 0 1 1/2 0 1/2 0 0 4
Koefisien kolom masuk s3 -1
Persamaan s3 lama 0 -1 1 0 0 1 0 1
PPB x KKM 0 -1 -1/2 0 -1/2 0 0 -4
Persamaan s3 baru 0 0 3/2 0 1/2 1 0 5
• Persamaan s3 baru
= persamaan s3 lama – (PPB x KKMs3)
TEKNIK INDUSTRI
Update Tabel
Kolom
masuk
↓
Dasar z x1 x2 s1 s2 s3 s4 RHS
Rasio
z 1 0 -1/2 0 3/2 0 0 12
Persamaan pivot → s1 0 0 3/2 1 -1/2 0 0 2 4/3 Positif Terkecil
x1 0 1 1/2 0 1/2 0 0 4 8
s3 0 0 3/2 0 1/2 1 0 5 10/3
s4 0 0 1 0 0 0 1 2 2
Elemen pivot
TEKNIK INDUSTRI
Dasar z x1 x2 s1 s2 s3 s4 RHS
Iterasi: 2 z
x2 0 0 1 2/3 -1/3 0 0 4/3
x1
s3
s4
Dasar z x1 x2 s1 s2 s3 s4 RHS
z 1 0 0 1/3 4/3 0 0 12 2/3 Z
X1 & X2 sudah x2 0 0 1 2/3 -1/3 0 0 4/3 X2
bernilai positif, iterasi x1 0 1 0 -1/3 2/3 0 0 10/3 X1
berhenti s3 0 0 0 -1 1 1 0 3
s4 0 0 0 -2/3 1/3 0 1 2/3
X1 = 10/3
X2 = 4/3
Z = 12 2/3
TEKNIK INDUSTRI
TERIMA KASIH