Anda di halaman 1dari 36

LINIER

PROGRAMING
Metode Simpleks

By: Dr. Ivonne Ayesha, S.P., M.P


Definisi dan Konsep Metode Simpleks

 Metode Simpleks merupakan salah satu teknik penyelesaian dalam program linier
yang digunakan sebagai teknik pengambilan keputusan dalam permasalahn yang
berhubungan dengan pengalokasian sumber daya yang optimal.

 Metode Simpleks digunakan untuk mencari nilai optimal dari program linier yang
melibatkan banyak constraint (pembatas) dan banyak variable (lebih dari dua
variable).
Istilah metode simpleks

1. Iterasi : tahapan perhitungan dimana nilai dalam perhitungan itu tergantung dari nilai table sebelumnya.
2. Variabel non basis : variable yang nilainya diatur menjadi nol pada sembarang iterasi.
3. Variabel basis : variabel yang nilainya bukan nol pada sembarang iterasi.
4. Solusi atau Nilai Kanan (NK) : nilai sumber daya pembatas yang masih tersedia
5. Variabel Slack : variabel yang ditambahkan ke model matematika kendala untuk mengkonversi
pertidaksamaan ≤ menjadi =
6. Variabel surplus : variabel yang dikurangkan dari model matematika untuk mengkonversikan
pertidaksamaan ≥ menjadi persamaan =
7. Variabel buatan : variabel yang ditambahkan ke dalam model matematika kendala dengan bentuk ≥ atau =
untuk difungsikan sebagai variabel basis awal.
Istilah metode simpleks

8. Pivot (Kolom Kerja) : kolom yang memuat variabel masuk.


9. Baris Pivot (Baris Kerja) : salah satu baris dari antara variabel baris yang memuat variabel
keluar.
10. Elemen Pivot (Elemen Kerja) : elemen yang terletak pada perpotongan kolom dan baris pivot.
11. Variabel masuk : variabel yang terpilih untuk menjadi variabel basis pada iterasi berikutnya.
12. Variabel keluar : variabel yang keluar dari variabel basis pada iterasi berikutnya dan digantikan
dengan variabel masuk.
Beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan dalam penyelesaian
metode simpleks:
1. Nilai kanan fungus tujuan harus nol (0)
2. Nilai kanan fungsi kendala harus positif. Apabila negative, 1
3. Fungsi kendalan dengan tanda ≤ harus diubah ke bentuk = dengan menambahkan variabel
slack/surplus. Variabel slack/surplus disebut juga variabel dasar. Penambahan slack variabel
menyatakan kapasitas yang tidak digunakan atau tersisa pada sumber daya tersebut. Hal ini
karena ada kemungkinan kapasitas yang tersedia tidak produksi
4. Fungsi kendala dengan tanda ≥ diubah ke bentuk ≤ dengan cara mengkalikan dengan -1, lalu
diubah ke bentuk persamaan = dengan ditambahkan variabel slack. Kemudian karena nilai
kanan nya negative, dikalikan lagi dengan -1 dan ditambahkan artificial variabel (M). Artificial
variabel ini secara fisik tidak mempunyai arti, dan hanya digunakan untuk kepentingan
perhitungan saja.
5. Fungsi kendala dengan tanda = harus ditambah artificial variable
 Metode simpleks merupakan alah satu teknik penentuan solusi optimal yang digunakan
dalam pemrograman linier.

 Penentuan solusi optimal dilakukan dengan memeriksa titik ekstrim satu per satu
dengan cara perhitungan iterative.

 Sehingga penentuan solusi optimal dengan metode simpleks dilakukan tahap demi tahap
yang disebut dengan iterasi, dimana iterasinya kita tempuh dengan memeriksa titik
ekstrim satu per satu.

 Metose simpleks ini cukup rumit dan Panjang, butuh waktu Panjang juga, dibandingkan
kalau mencari solusi maksimum dg metode grafik.
Bentuk Baku

 Sebelum melakukan perhitungan iterative untuk menentukan solusi optimal, pertama sekali
bentuk umum pemrograman linier diubah ke dalam bentuk baku.
 Bentuk baku dalam metode simpleks tidak hanya mengubah persamaan kendala ke dalam
bentuk sama dengan, tetapi setiap fungsi kendala harus diwakili oleh satu variabel basis
awal.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
membuat bentuk baku

 Fungsi kendala dengan pertidaksamaan ≤ dalam bentuk umum, diubah


menjadi persamaan (=) dengan menambahkan satu variabel slack
 Fungsi kendala dengan pertidaksamaan ≥ dalam bentuk umum, diubah
menjadi persamaan (=) dengan mengurangkan satu variabel surplus
 Fungsi kendala dengan persamaan dalam bentuk umum, ditambahkan satu
artificial variabel (variabel buatan)
Contoh

 Maksimum z = 8x1 + 9x2 + 4x3


Kendala:
x1 + x2 + 2x3 ≤ 2
7x1 + 6x2 + 2x3 ≤ 8
2x1 + 3x2 + 4x3 ≤ 3
x1, x2, x3 ≥ 0 (bentuk umum)
 Karena kita ingin mencari solusi optimum, dengan 3 variabel maka nilai x1, x2 dan x3 nya harus
bernilai positif atau ≥ 0
 Pemodelan matematika seperti ini kita katakan sebagai bentuk umum pemrograman linier
 Karena syarat untuk mendapatkan solusi optimum dg menggunakan metode simpleks, maka yg
pertama kali harus dilakukan adalah mengubahnya ke dalam bentuk baku.
Mengubah bentuk umum pemrograman linier ke dalam
bentuk baku

 Maksimum z = 8x1 + 9x2 + 4x3 + 0s1 + 0s2 + 0s3 atau  Untuk fungsi tujuan, karena kita punya 3
variabel yaitu x1, x2, dan x3, kemudian ada
z - 8x1 - 9x2 - 4x3 + 0s1 + 0s2 + 0s3 = 0 penambahan 3 variabel slack baru,maka
 Kendala: untuk mengubah bentuk umum ke dalam
bentuk baku pd simpleks, ini pun juga
x1 + x2 + 2x3 + s1 = 2 harus ditambahkan pd baris fungsi tujuan.
2x1 + 3x2 + 4x3 + s2 = 3  Jadi s1, s2, dan s3 dituliskan pada fungsi
tujuan.
7x1 + 6x2 + 2x3 +s3 = 8
 Karena kita akan mencari 3 variabel ini
X1, x2, x3s1, s2, s3 = 0 (bentuk baku) saja, sehingga s1, s2, s3 inicukup
ditambahkan koefisien Nol (0), sehingga
ditulis lengkap seperti di samping
Pembuatan Tabel Simpleks

 Dalam perhitungan iterative, kita akan bekerja menggunakan table.


 Semua variabel yang bukan variabel basis mempunyai solusi (nilai kanan) sama dengan
nol dan koefisien variabel basis pada baris tujuan harus sama dengan 0.
 Langkah-Langkah penyelesaian adalah sbb:
1. Periksa apakah table layak atau tidak
• Kelayakan tabel simpleks dilhat dari kolom solusi (nilai kanan)
• Jika solusi ada yg bernilai negative, maka table tidak layak
• Tabel yg tdk layak tidak dapat diteruskan untuk dioptamalkan
Langkah-Langkah Penyelesaian adalah sbb:

 Tabel Awal Simpleks

Tidak ada nilai negatif


z - 8x1 - 9x2 - 4x3 + 0s1 + 0s2 + 0s3 = 0
VB X1 X2 X3 S1 S2 S3 NK Rasio
Z -8 -9 -4 0 0 0 0
S1 1 1 2 1 0 0 2 x1 + x2 + 2x3 + s1 = 2
S2 2 3 4 0 1 0 3 2x1 + 3x2 + 4x3 + s2 = 3
S3 7 6 2 0 0 1 8 7x1 + 6x2 + 2x3 +s3 = 8

 NK = nilai kanan
 Layak/dilanjutkan
… Langkah-Langkah penyelesaian adalah sbb

2. Tentukan Kolom Pivot


 Penentuan kolom pivot dilihat dari koefisien fungsi tujuan (nilai di sebelah kanan
baris z) dan tergantung dari bentuk tujuan
 Jika tujuan maksimisasi, maka kolom pivot adalah kolom dengan koefisien paling
negative
 Jika tujuan minimisasi, maka kolom pivot adalah kolom dengan koefisien terbesar
 Jika kolom pivot ditandai dan ditarik ke atas, maka kita akan mendapatkan
variabel masuk
 Jika nilai paling negative (untuk tujuan maksimisasi),atau positif terbesar (untuk
minimisasi) lebih dari satu, pilh salah satu secara sembarang
Tabel Awal Simpleks  Fungsi Tujuan Maksimisasi

Kolom pivot

VB X1 X2 X3 S1 S2 S3 NK Rasio
Z -8 -9 -4 0 0 0 0
S1 1 1 2 1 0 0 2
S2 2 3 4 0 1 0 3
S3 7 6 2 0 0 1 8

 Karena kita akan memaksimumkan nilai Z, maka syaratnya adalah mencari nilai yg
paling negative pada baris Z, yaitu (-9), posisinya di kolom X2, sehingga kolom X2
ini dikatakan sbg kolom pivot dan X2 juga sebagai kolom masuk
… Langkah-Langkah penyelesaian adalah sbb

3. Tentukan Baris Pivot


 Baris pivot diperoleh dg cara menghitung nilai rasio antara kolom nilai kanan dg
angka-angka yg ada pd kolom pivot ( Baris pivot ditentukan setelah membagi nilai
solusi dg nilai pivot yg bersesuaian (nilai yg terletak dlm satu baris)
 Dalm hal ini, nilai negative dan 0 pada kolom pivod tidak diperhatikan (tdk perlu
melakukan perhitungan rasio), artinya tidak ikut menjadi pembagi
 Baris pivot adalah baris dengan rasio pembagian terkecil atau melihat nilai rasio
yg paling kecil
 Jika baris pivot ditandai dan ditarik kekiri, maka kita akan mendapatkan variabel
keluar. Jika rasio pembagian terkecil lebih dari satu, pilih salah satu secara
sembarang
Baris Pivot

VB X1 X2 X3 S1 S2 S3 NK Rasio
Z -8 -9 -4 0 0 0 0
S1 1 1 2 1 0 0 2 2
S2 2 3 4 0 1 0 3 1 Baris pivot.
Nilai rasio paling kecil
S3 7 6 2 0 0 1 8 8/6 dibandingkan dg barisS1
dan S3

Kolom pivot
Penjelasan:
 Kita harus menghitung nilai rasio utk baris-baris yg ada pad table.
 Pada baris Z tidak ada nilai rasio, karena dikatakan tadi bahwa jiklau angka-angka pd kolom pivot ini ada yg bernilai negative atau 0 maka kita tidak
perlu menghitung nilai rasio.
 Baris S1, nilai rasio adalah 2, ini diperoleh dari angka 2 yg ada pd kolom nilai kanan dibagi dg 1 angka yg muncul dlm kolom pivot baris S1 (2/1)
 Baris S2, nilai rasio adalah 1, diperoleh dari 3/3
 Baris S3, nilai rasio adalah 8/6
 Dari 3 angka rasio ini (2, 1, dan 8/6), yang paling kecil adalah 1, posisinya ada di baris S2, sehingga baris S2 dikatakan sbg baris pivot. Kita juga bisa
mendapatkan variabel keluar pada S2
… Langkah-Langkah penyelesaian adalah sbb

 Tentukan elemen pivot


Elemen pivot merupakan nilai yg terletak pd perpotongan kolom dan baris pivot.
Kolom pivot posisinya ada di kolom X2, sedangkan baris pivot posisinya ada di baris S2, maka perpotongannya
adalah angka 3, sehingga angka 3 ini dikatakan sebagai elemen pivot

VB X1 X2 X3 S1 S2 S3 NK Rasio
Z -8 -9 -4 0 0 0 0
S1 1 1 2 1 0 0 2 2
Baris pivot.
S2 2 3 4 0 1 0 3 1 Nilai rasio paling kecil
dibandingkan dg barisS1
S3 7 6 2 0 0 1 8 8/6 dan S3

Kolom pivot

Variabel keluar Elemen pivot


Bentuk Tabel Simpleks Baru

 Tabel simpleks baru dibentuk dg: pertama sekali menghitung


nilai baris pivot baru
 Baris pivot baru adalah baris pivot lama dibagi dengan elemen
pivot
 Baris baru lainnya merupakan pengurangan nilai kolom pivot
baris yg bersangkutan dikali baris pivot baru dalam satu kolom
terhadap baris lamanya yang terletak pada kolom tersebut.
Iterasi 1

VB X1 X2 X3 S1 S2 S3 NK/Solusi Rasio
Z
S1
X2 2:3 = 2/3 3:3 = 1 4:3 = 4/3 0:3 = 0 1:3 = 1/3 0:3 = 0 3:3 = 1
S3

 Kita sudah dapatkan bahwa baris X2 merupakan baris pivot, dimana merupakan variabel
keluar, sehingga pd table ini tidak lagi ditulis S2, tetapi ditulis X2, karena X2 merupakan
variabel masuk.
 Nilai-nilai pada baris X2, diperoleh dg cara: angka-angka pd baris pivot atau pd table
sebelumnya dibagi dg angka elemen pivot. Contoh: untuk kolom X1; 2;3 = 2/3, dst
Iterasi 1
VB X1 X2 X3 S1 S2 S3 NK/Solusi Rasio
Z -8 – (-9*2/3) = -2 -9 – (-9*1) = 0 8 0 3 0 9
S1
X2 2/3 1 4/3 0 1/3 0 1
S3

 Cara memperoleh nilai pada baris Z: Pengurangan angka pada baris Z sebelumnya, dikurangi dengan perkalian dari angka
pd kolom pivot, dikali dengan angka baru atau angka yg ada pd baris pivot baru.
 Contoh: pada baris Z utk kolom X1 diperoleh -8 (merupakan angka pd table sebelumnya) dikurangi dengan -9
(merupakan angka pada kolom pivot pada table awal) dikali dengan 2/3 (merupakan angka baru pada baris pivot baru),
sehingga diperoleh -2.
-8 -9 -4 0 0 0 0
Baris Z -9 (2/3) 1 4/3 0 1/3 0 1 -
-2 0 8 0 3 0 9

 Demikian pula untuk X2. X2 adalah -9 – (-9*1) =0……..dst sampai kolom NK/Solusi.
Misal 0 – (-9*1) = 9
Iterasi 1
VB X1 X2 X3 S1 S2 S3 NK/Solusi Rasio
Z -8 – (-9*2/3) = -2 -9 – (-9*1) = 0 -4 – (-9*4/3) = 8 0 3 0 9
S1
X2 2/3 1 4/3 0 1/3 0 1
S3

 Cara memperoleh nilai pada baris Z: Pengurangan angka pada baris Z sebelumnya, dikurangi dengan perkalian dari angka
pd kolom pivot, dikali dengan angka baru atau angka yg ada pd baris pivot baru.
 Contoh: pada baris Z utk kolom X1 diperoleh -8 (merupakan angka pd table sebelumnya) dikurangi dengan -9
(merupakan angka pada kolom pivot pada table awal) dikali dengan 2/3 (merupakan angka baru pada baris pivot baru),
sehingga diperoleh -2.
-8 -9 -4 0 0 0 0
Baris Z -9 (2/3) 1 4/3 0 1/3 0 1 -
-2 0 8 0 3 0 9

 Demikian pula untuk X2. X2 adalah -9 – (-9*1) =0……..dst sampai kolom NK/Solusi.
Misal 0 – (-9*1) = 9
Iterasi 1
VB X1 X2 X3 S1 S2 S3 NK/Solusi Rasio
Z -2 0 8 0 3 0 9
S1 1- (1* (2/3)) = 1/3 1 – (1*1) = 0 2/3 1 -1/3 0 1
X2 2/3 1 4/3 0 1/3 0 1
S3

 Untuk Baris S1, caranya sama dengan Z, yaitu:


1 1 2 1 0 0 2 .
Baris S1
-9 (2/3) 1 4/3 0 1/3 0 1 -
1/3 0 2/3 1 -1/3 0 1 .

 Angka-angka yg ada pada table lama utk baris S1 dikurangi dengan angka yg ada pd kolom pivot pd
table lama dikali dengan angka2 yg ada pada baris pivot baru.
 Contoh: Untuk baris S1 kolom X1 diperoleh 1- (1* (2/3)) = 1/3
 Untuk kolom X2: 1 – (1*1) = 0 ……dst sampai dengan kolom NK/Solusi
Iterasi 1
VB X1 X2 X3 S1 S2 S3 NK/Solusi Rasio
Z -2 0 8 0 3 0 9
S1 1- (1* (2/3)) = 1/3 1 – (1*1) = 0 2/3 1 -1/3 0 1
X2 2/3 1 4/3 0 1/3 0 1
S3 7- ( 6*2/3) = 3 6 – (6*1) 0 -6 0 -2 1 2

 Untuk Baris S3, caranya sama yaitu:


7 6 2 0 0 1 8 .
Baris S3
6 (2/3) 1 4/3 0 1/3 0 1 -
3 0 -6 1 -2 1 12 .

 Pengurangan angka pada table awal utkbaris S3 dikurangi dengan angka pd kolom pivot dikali
angka pada baris pivot baru.
 Jadi untuk kolom X1: 7- ( 6*2/3) = 3 ….. dst sampak kolom NK/ Solusi
Iterasi 1

 Pada table ini sudah terisi semua, lengkap.


 Langkah selanjutnya adalah melihat atau cek apakah sdh optimum atau belum
 Untuk melihat tabelnya sudah optimum atau belum kita harus melihat fungsi tujuannya terlebih dahulu.
Seandainya fungsi tujuannya adalah maksimumkan nilai Z, maka di table tersebut pada baris Z harus
bernilai 0 atau positif semua. Sedangkan jika fungsi tujuannya minimumkan Z, maka pada baris Z harus
bernilai 0 atau negative semua. Jikalau ternyata masih belum memenuhi syarat, berarti dikatakan belum
optimum dan harus melakukan perhitungan2 seperti pada Langkah-Langkah sebelumnya.

VB X1 X2 X3 S1 S2 S3 NK/Solusi Rasio
Z -2 0 8 0 3 0 9
S1 1/3 0 2/3 1 -1/3 0 1
X2 2/3 1 4/3 0 1/3 0 1
S3 3 0 -6 0 -2 1 2
Iterasi 1

 Pada kasus ini, fungsi tujuannya adalah maksimumkan nilai Z, berarti kita focus di baris Z untuk
melihat apakah sudah optimum atau belum table ini.
 Ternyata pada baris Z masih ada satu variabel yaitu kolom X1 bernilai negative (-2), sehingga kita
harus melakukan perhitungan2 kembali seperti perhitungan pd tahap-tahap sebelumnya.

VB X1 X2 X3 S1 S2 S3 NK/Solusi Rasio
Z -2 0 8 0 3 0 9
S1 1/3 0 2/3 1 -1/3 0 1
X2 2/3 1 4/3 0 1/3 0 1
S3 3 0 -6 0 -2 1 2
… Langkah-Langkah Pnyelesaian adalah sbb:
(mencari optimum)

1. Tentukan kolom pivot


• Penentuan kolom pivot dilihat dari koefisien fungsi tujuan (nilai di
sebelah kanan baris Z) dan tergantung dari bentuk tujuan
• Jika tujuan maksimisasi, maka kolom pivot adalah kolom dengan
koefisien paling negative
• Jika tujuan minimisasi, maka kolom pivot adalah kolom dengan
koefisien positif terbesar
• Jika kolom pivot ditandai dan ditarik ke atas, maka akan didapatkan
variabel keluar
• Jika nilai paling negative (untuk tujuan maksimisasi) atau positif
terbesar (untuktujuan minimisasi) lebih dari satu secara sembarang
Iterasi 2

 Tabel simpleks  Fungsi tujuan maksimisasi


 Penentuan Kolom Pivot
VB X1 X2 X3 S1 S2 S3 NK/Solusi Rasio
Z -2 0 8 0 3 0 9
S1 1/3 0 2/3 1 -1/3 0 1
X2 2/3 1 4/3 0 1/3 0 1
S3 3 0 -6 0 -2 1 2

 Pivotnya ternyata berada pada kolom X1, sehingga kolom X1 ini dikatakan sbg kolom pivot
dan X1 nya merupakan variabel masuk.
… Langkah-Langkah Pnyelesaian adalah sbb:
(mencari optimum)

3. Tentukan Baris Pivot


• Baris pivot ditentukan setelah membagi nilai solusi dengan nilai
kolom pivot yang bersesuaian (nilai yg terletak dalam satu baris)
• Dalam hal ini, nilai negative dan 0 pada kolom pivot tidak
diperhatikan, artinya tidak ikut menjadi pembagi
• Baris pivot adalah baris dengan rasio pembagian terkecil
• Jika baris pivot ditandai dan ditarik ke kiri, maka akan didapatkan
variabel keluar. Jika rasio pembagian lebih dari satu, pilih salah satu
secara sembarang
Iterasi 2

 Penentuan Kolom Pivot

VB X1 X2 X3 S1 S2 S3 NK/Solusi Rasio
Z -2 0 8 0 3 0 9
S1 1/3 0 2/3 1 -1/3 0 1 3
X2 2/3 1 4/3 0 1/3 0 1 3/2
S3 3 0 -6 0 -2 1 2 2/3

 Nilai rasio yang paling kecil adalah pd baris S3, sehingga baris S3 ini dikatakan sbg baris
pivot dan jug amerupakan variabel keluar
Iterasi 2

 Penentuan Elemen Privot, yaitu perpotongan antara kolom privot dengan baris privot
 Elemen privot ini ternyata posisinya berada di baris S3 dan Kolom X1 dengan nilai 3

VB X1 X2 X3 S1 S2 NK/Solusi Rasio
Z -2 0 8 0 3 0 9
S1 1/3 0 2/3 1 -1/3 0 1 3
X2 2/3 1 4/3 0 1/3 0 1 3/2
S3 3 0 -6 0 -2 1 2 2/3
Bentuk Tabel Simpleks Baru

 Tabel simpleks baru dibentuk dengan pertama sekali menghitung


nilaibaris pivot baru
 Baris pivot baru adalah baris pivot lama dibagi dengan elemen pivot
 Baris baru lainnya merupakan pengurangan nilai kolom pivot baris yg
bersangkutan dikali baris pivot baru dalamsatu kolom terhadap baris
lamanya yg terletak pada kolom tersebut.
Iterasi 2

 Baris privot nya posisinya adalah di S3, yaitu merupakan variabel keluar , kemudian X1
adalah variabel masuk, sehingga pada tabel baru ini kita tidak lagi menulis S3 melainkan
X1, di mana angka2 nya ini adalah pembagian dari baris pivot sebelumnya dibagi dengan
angka elemen pivot, sehingga diperoleh untuk baris X1; 1, 0, -2, 0, -2/3, 1/3, dan 2/3

VB X1 X2 X3 S1 S2 NK/Solusi Rasio
Z
S1
X2
X1 3:3 = 1 0:3 = 0 -6:3 = -2 0:3 = 0 -2:3 = -2/3 1:3 = 1/3 2:3 = 2/3
Iterasi 2

 Kemudian lanjut mengisi baris yg lainnya. Pertama isi baris Z. Caranya sama seperti pd table
iterasi satu, yaitu mengurangi dg perkalian dari angka kolom pivot dikali dg angka pd baris
pivot baru
 Misal: untuk kolom 1, isinya adalah -2 – (-2*1) + 0 … -2 pertama adalah angkalama, sedangkan
-2 yg dalam kurung adalah angka yg dalam kolom pivot, demikian pula dg kolom selanjutnya.

VB X1 X2 X3 S1 S2 NK/Solusi Rasio
Z -2 – (2*1) = 0 0 – (-2*0) = 0 4 0 5/3 2/3 31/3
S1
X2
X1 1 0 -2 0 -2/3 1/3 2/3
Iterasi 2

 Lanjut untuk baris S1, pengurangan dari angka pada iterasi pertama dikurangi dengan
perkalian dari angkapd kolom pivor baru dikali dengan baris pivot baru. Jadi di sisni untuk
kolom X1dan baris S1 yaitu 1/3 – ((1/3*1) = 0, … dst

VB X1 X2 X3 S1 S2 NK/Solusi Rasio
Z 0 0 4 0 5/3 2/3 31/3
S1 1/3 – ((1/3*1) = 0 0 – (1/3*0) = 0 4/3 1 -1/9 -1/9 7/9
X2
X3 1 0 -2 0 -2/3 1/3 2/3
Iterasi 2

 Kemudian pada baris berikutnya yaitu baris X2, juga sama yaitu angka pada baris lama
atau angka pada table lama dikurangi dengan perkalian dari angka pada kolom pivot baru
dikali dengan angka pada baris pivot baru.
 Jadi di sini untuk kolom X2 diperoleh 2/3 – (2/3*1) = 0, … dst

VB X1 X2 X3 S1 S2 NK/Solusi Rasio
Z 0 0 4 0 5/3 2/3 31/3
S1 1/3 – ((1/3*1) = 0 0 – (1/3*0) = 0 4/3 1 -1/9 -1/9 7/9
X2 2/3 – (2/3*1) = 0 1 – (2/3*0) = 1 8/3 0 7/9 -2/9 5/9
X3 1 0 -2 0 -2/3 1/3 2/3
Iterasi 2

 Tabel sudah terisi semua sepertidi bawah ini. Lalu kita cek apakah table sudah optimum
atau belum, yaitu kita harus melihat

VB X1 X2 X3 S1 S2 NK/Solusi Rasio
Z 0 0 4 0 5/3 2/3 31/3
S1 0 0 4/3 1 -1/9 -1/9 7/9
X2 0 1 8/3 0 7/9 -2/9 5/9
X3 1 0 -2 0 -2/3 1/3 2/3

Anda mungkin juga menyukai