Anda di halaman 1dari 22

Penyelesaian persoalan programming (PL)

dengan Metode Simplek

Pertemuan 5
MATERI :

• Model programa linear dapat memiliki pembatas-pembatas :

yang bertanda , maupun bisa bertanda =

Di dalam menyelesaikan persoalan PL dengan menggunakan metode simplek


bentuk dasar yang digunakan haruslah berbentuk standar, yaitu bentuk formulasinya
yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
- Seluruh pembatas harus berbentuk persamaan (bertanda = dengan seluruh
pembatas yang ada)
- Seluruh variabel harus merupakan variabel non negative/positif
- Fungsi tujuannya dapat berupa maksimisasi atau minimisasi.
Untuk mengubah suatu bentuk formulasi yang belum standar ke dalam bentuk standar dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut;

1. Pembatas yang bertanda ≤ ; dapat dijadikan suatu persamaan ( bertanda = ) dengan cara
mengubah/menambahkan dengan suatu variabel slack pada ruas kiri pembatas itu.

• Sebagai contoh : X1 + X2 ≤ 2

• Kita tambahkan slack variabel S1 ≥ 0 pada ruas kiri, sehingga diperoleh persamaan (bentuk standar)
menjadi X1 + X2 + S1 = 2

• Jika pembatas diatas menyatakan pembatas dari penggunaan suatu sumberdaya (SD), maka S1 menunjukan
banyaknya SD yang tidak terpakai.
Lanjutan

2. Pembatas yang bertanda ≥ ; dapat diubah menjadi suatu persamaan ( bertanda = ) dengan cara
mengurangi surplus variabel pada ruas kiri persamaan.

• Sebagai contoh : 3X1 + 2X2 + 3X3 ≥ 5

• Kita kurangkan variabel surplus S2 ≥ 0 pada ruas kiri, sehingga diperoleh bentuk standar
persamaan : 3X1 + 2X2 + 3X3 - S2 = 5

3. Fungsi tujuan ; dapat dilakukan perubahan dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya. Dalam hal ini
maksimisasi dari suatu fungsi tujuan adalah sama dengan minimisasi dari negarif fungsi tujuan yang
sama.

• Sebagai contoh; Maksimisasi Z = 5 X1 + 2 X2 + 3X3, secara matematis adalah sama dengan

• Minimisasi ( -Z ) = - 5X1 – 2X2 – 3X3


PENGERTIAN METODE SIMPLEK

• Metode yang secara matematis dimulai dari suatu permasalahan dasar yang
feasibel ke pemecahan dasar feasibel lainnya dan dilakukan secara berulang
sehingga akhirnya diperoleh suatu pemecahan dasar yang optimum

• Metode penyelesaian masalah PL secara simplek ini dilakukan melalui


perhitungan yang berulang (iterasi) dimana langkah-langkah perhitungan yang
sama diulang (berkali-kali) sebelum solusi optimum tercapai.
Supaya dapat lebih memahami uraian selanjutnya, berikut ini diberikan pengertian beberapa terminologi dasar
yang banyak digunakan dalam membicarakan metode simplek ;

Untuk itu perhatikan model dasar Programa Linear dengan menggunakan notasi matematis berikut ;

• Maksimum atau minimum kan; Z = C1X1+ C2X2 + … + CnXn

• Berdasarkan pembatas ; a11X1 + a12 X2 + … + a1n Xn = b1

a21X1 + a22 X2 + … + a2n Xn = b2

am1X1 + am2 X2 + … + amn Xn = bm

Xi ≥ 0 (i= 1,2,3, …, n)

Pembatas dari model tersebut dapat dituliskan ke dalam bentuk sistem persamaan :

• AX = b dari “m “ persamaan linear dalam “n “ variabel keputusan/aktivitas.


DEFINISI ;

• Istilah (definisi) yang perlu diketahui dalam penyelesaian PL dengan metode


simplek.

- Variabel non basis : adalah variabel-variabel yang harus dinolkan nilainya


(bernilai nol)

- Variabel basis : adalah variabel-variabel lainnya yang memenuhi AX = b,


yang bernilai non negative ( ≥ 0 )
Contoh , penyelesaian simplek untuk persoalan maksimisasi :

• Maksimumkan; Z = 60 X1 + 30 X2 + 20 X3

• Dengan pembatas; 8 X1 + 6 X2 + X3 ≤ 48

4 X1 + 2 X2 + 1,5 X3 ≤ 20

2 X1 + 1,5 X2 +0,5X3 ≤ 8

X2 ≤ 5

X1, X2 dan X3 ≥0

• Hitung lah X1, X2 , X3 dan Z yang optimal.


Langkah 1 ; konversikan pada bentuk standar. Mengubah menjadi persamaan

• Maksimumkan, Z = 60 X1 + 30 X2 + 20 X3

• Berdasarkan : 8 X1 + 6 X2 + X3 + S1 = 48

4 X1 + 2 X2 + 1,5 X3 + S2 = 20

2 X1 + 1,5 X2 +0,5X3 + S3 = 8

X2 + S4 = 5

X1, X2, X3, S1, S2, S3 dan S4 ≥ 0


Formulasi dapat juga ditulis dalam bentuk kanonik sbb :

• Baris 1; 8 X1 + 6 X2 + X3 + S1 + 0S2 + 0S3 + 0S4 = 48

• Baris 2; 4 X1 + 2 X2 + 1,5 X3 + 0S1 + S2 + 0S3 + 0S4 = 20

• Baris 3; 2 X1 + 1,5 X2 + 0,5X3 + 0S1 + 0S2 + S3 + 0S4 = 8

• Baris 4; X2 + 0S1 + 0S2 + 0S3 + S4 = 5

• Baris 5; Z - 60 X1 - 30 X2 - 20 X3 + 0S1 + 0S2 + 0S3 + 0S4 = 0


Dalam menyelesaikan persoalan PL ini digunakan tabel simplek. Masukan data persamaan ke
dalam tabel simplek yang pertama .
Tabel 1 :

V basis X1 X2 X3 S1 S2 S3 S4 bi Rasio

S1 8 6 1 1 0 0 0 48 6

S2 4 2 1,5 0 1 0 0 20 5

S3 (2) 1,5 0,5 0 0 1 0 8


Kolom Kunci
4

S4 0 1 0 0 0 0 1 5 0

Z -60 -30 -20 0 0 0 0


Pada tabel simplek 1 dapat dijelaskan ;

- Jumlah variabel semuanya adalah 7 variabel yaitu , S1, S2, S3 dan S4 yang merupakan slack variabel dan X1, X2, dan X3
sebagai kegiatan riil (kegiatan nyata sesungguhnya yang ingin dioptimalkan)

- Variabel yang masuk basis adalah semua variabel slack yaitu S1, S2, S3 , S4 dan fungsi tujuan Z, nilainya = bi yaitu S1
=48, S2 = 20, S3 = 8 , S4 = 5 dan Z = 0. Sedangkan variabel lainnya yang merupakan variabel non basis adalah X1, X2
dan X3, yang nilainya adalah nol.

- Pada langkah pertama ini, aktivitas/ kegiatan belum mulai berproduksi karena itu pendapatan ( nilai Z) = 0, pembatas
(sumberdaya) belum digunakan sehingga variabel yang masuk basis adalah semua variabel slack. Produk riil yang dihasilkan
( X1, X2 dan X3 ) belum ada, masih bernilai nol sehingga menjadi variabel yang non basis. 

- Variabel slack ini disebut kegiatan penyalur (disposal), yang dalam prakteknya adalah nilai sumberdaya sisa yang tidak
terpakai. Peranan kegiatan disposal ini adalah menyediakan semacam tabungan untuk dapat menampung sumberdaya yang
tersisa atau yang tidak/belum digunakan. Dengan adanya kegiatan disposal ini maka dapat dibuat ketidaksamaan rumusan
matematika menjadi suatu persamaan. Oleh karena masih belum mulai produksi maka pada tabel simplek 1 semua varibel
slack nilainya sama dengan pembatas sumberdaya ( ruas kanan).
Langkah 2 : Pada tabel simplek 1 dapat kita lihat, seluruh variabel riil ( X1, X2,dan X3) mempunyai koefisien Z yang berharga negatif. Ini berarti solusi basis yang fisibel
belum optimal. Solusi optimal pada persoalan maksimisasi tercapai apabila semua koefisien Z pada setiap akivitas berharga non negative artinya, positif atau sama dengan
0 ( Zj )

• Pada Langkah ini kita menentukan kegiatan riil yang masuk kedalam basis. Rencana perhitungan (produksi)
mulai dilakukan. Dengan kata lain tahap iterasi akan dijalankan. Untuk memilih variabel riil yang masuk
kedalam basis adalah variabel yang nilai koefisien Z yang paling negatif.

• Variabel X1 mempunyai nilai koefisien Z yang paling negative yaitu - 60. Karena itu X1 dipilih sebagai
variabel yang masuk menjadi variabel basis. Dengan kata lain, X1 berubah dari variabel non basis menjadi
basis.

• Variabel yang masuk basis disebut sebagai entering variabel, atau kolomnya disebut kolom kunci. Ini bisa
diarsir kolom X1, sebagai kolom kunci pada tabel 1 tsb.
Langkah 3 : Oleh karena X1 sudah masuk menjadi variabel basis , maka pada tahap ini kita menentukan variabel yang
harus keluar dari basis . Cara nya adalah:

- menghitung rasio dari nilai bi (pembatas) dengan koefisien X1 pada setiap baris

• baris 1 (S1) = 48/8 = 6

• baris 2 (S2) = 20/4 = 5

• Baris 3 (S3) = 8/2 = 4

• Baris 4 (S4) = tidak ada , karena pembatas 4 (baris 4 ) tidak ada variabel X1

• Dapat dilihat pada tabel 1 , di kolom rasio.

- Kemudian pilih rasio positif yang paling kecil. Kita lihat dari perhitungan dan pada tabel simplek di atas, baris 3 (variabel S3) memiliki
rasio yang paling kecil sehingga variabel S3 menjadi variabel non basis digantikan tempatnya oleh variabel X1.

• Variabel yang keluar dari basis menjadi variabel non basis disebut leaving variabel atau disebut barisnya menjadi baris kunci. Ini
bisa diarsir baris 3 tsb sebagai baris kunci. Nanti dapat dilihat perpotongan kolom kunci dan baris kunci didapat koefisien yang
disebut angka kunci (unsur pivot). Pada tabel 1 angka kunci = 2
Langkah 4 : Membuat tabel simplek ke -2
Tabel simplek.2

V. Basis X1 X2 X3 S1 S2 S3 S4 bi Rasio
                   

S1                  

S2                  

X1                  

S4                  

Z                  
Pada tabel simplek 2 dapat dijelaskan,

Variabel basis sekarang adalah S1, S2, X1 dan S4, sedang kan non basis adalah variabel lainnya yaitu X2, X3 dan S3.

Berapakah nilai dari koefisien variabel tersebut dalam tabel diatas ? ….. …… ,

• maka pada tahap ini di lakukan operasi baris elementer untuk mendapatkan nilai-nilai baru dari koefisien tersebut untuk
dimasukan nantinya pada tabel simplek 2.

• Dasar perhitungan nilai-nilai baru ini adalah menghitung dari koefisien nilai-nilai yang lama di tabel simplek 1; Nilai
lama terdapat pada tabel simplek 1. Nilai baru yang dihitung, dimasukan ke tabel simplek 2

 Caranya : Membuat angka kunci pada X1 menjadi 1; dan membuat koefisien X1 pada baris lainnya menjadi
0 (nol). Angka kunci ada pada baris 3, baris lainnya yaitu baris 1, baris 2 dan Z, sedang baris 4 tidak berubah nilainya
karena pada baris 4 tidak ada variabel X1.
Kita hitung satu per satu nilai baru pada baris tersebut yaitu baris X1, baris S1, baris S2 , baris S4
dan baris Z, (yang akan dimasukan dalam table simplek 2) sebagai berikut;

• X1 baru ( baris kunci baru), merupakan baris 3 baru

• Caranya, membuat angka kunci pada X1 menjadi 1 yaitu membagi Baris yang keluar dari basis dengan angka kunci. Baris yang
keluar basis adalah baris kunci lama, pada table simplek 1 adalah baris 3

X1 X2 X3 S1 S2 S3 S4 bi

S3 ( baris 3 lama) 2 1,5 0,5 0 0 1 0 8

X1 ( baris 3 baru) 2/2 1,5/2 0,5/2 0/2 0/2 1/2 0/2 8/2

1 0,75 0,25 0 0 0,5 0 4


Untuk mencari baris baru lainnya supaya koef X 1 menjadi 0 (nol) , dihitung dengan cara:
Baris lama – [(baris kunci baru x koef X1 dr baris lama tsb)]

S1 baru , merupakan baris 1 baru


X1 X2 X3 S1 S2 S3 S4 bi
S1 lama 8 6 1 1 0 0 0 48
x8 1 0,75 0,25 0 0 0,5 0 4
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ -
0 0 -1 1 0 -4 0 16
keterangan :
X1 ; 0 = 8 -1(8) S2 ; 0 = 0 -0(8)

X2 ; 0 = 6 - 0,75(8) S3 ; -4 = 0 -0,5(8)

X3 ; -1= 1 - 0,25(8) S4 ; 0 = 0 -0(8)

S1 ; 1 = 1 - 0(8) bi ; 16 = 48-4(8)
Baris 2 baru , merupakan Baris S2 baru;

X1 X2 X3 S1 S2 S3 S4 bi
S2 lama 4 2 1,5 0 1 0 0 20
x (4) 1 0,75 0,25 0 0 0,5 0 4
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- -
S2 Baru 0 -1 0,5 0 1 -2 0 4

• Baris 4 baru = Baris S4 baru

• Tidak berubah, karena X1 tidak ada pada baris 4


Baris 5 baru = Baris Z baru;

X1 X2 X3 S1 S2 S3 S4 bi
Z lama -60 -30 -20 0 0 0 0 0
x (-60) 1 0,75 0,25 0 0 0,5 0 4
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- -
S2 Baru 0 15 - 5 0 0 30 0 240

Masukan hasil perhitungan koefisien yang baru tsb kedalam tabel simplek 2, sehingga di peroleh tabel simplek
2 yang berisi nilai-nilai yang baru sbb :
Masukan hasil perhitungan koefisien yang baru tsb kedalam tabel simplek 2, sehingga di peroleh
tabel simplek 2 yang berisi nilai-nilai yang baru sbb :

V.basis X1 X2 X3 S1 S2 S3 S4 bi

S1 0 0 -1 1 0 -4 0 16

S2 0 -1 0,5 0 1 -2 0 4

X1 1 0,75 0,25 0 0 0,5 0 4

S4 0 1 0 0 0 0 0 5

Z 0 15 -5 0 0 30 1 240
• Pada tabel simplek 2 terlihat bahwa, koefisien Z pada masing-masing variabel masih ada yang negative yaitu pada koefisien X3,
yang berarti pada iterasi ini solusi basis yang fisibel belum optimal. Telah diketahui, solusi optimal pada persoalan maksimisasi
tercapai apabila seluruh koefisien Zj ≥ 0. Oleh karena itu perlu dilakukan iterasi lagi mengikuti langkah-langkah yang telah
diuraikan di atas, yaitu :

• 1. menentukan entering variabel yaitu X3

• 2. menentukan leaving variabel,

• 3. melakukan operasi baris elementer untuk mendapatkan nilai-nilai baru pada tabel simplek 3

• Dalam melakukan operasi baris elementer, nilai-nilai lama adalah nilai dari tabel simplek 2. Tabel simplek 1 tidak diikutkan lagi
dalam perhitungan.

• Oleh karena itu salah kita melakukan perhitungan di tabel 2 maka akan diperoleh hasil yang salah pada perhitungan selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai