A. Pendahuluan
Metode simpleks merupakan salah satu teknik penyelesaian dalam program linier
yang digunakan sebagai teknik pengambilan keputusan dalam permasalahan yang
berhubungan dengan pengalokasian sumber daya secara optimal. Apabila suatu
masalah linier programming hanya mengandung dua kegiatan atau variabel – variabel
keputusan saja makan akan dapat diselesaikan dengan metode grafik. Teteapi bila
melibatkan lebih dari dua kegiatan maka metode grafik tidak dapat digunakan lagi
sehingga diperlukan metode simpleks. Metode simpleks merupakan suatu cara yang
lazim dipakai untuk menentukan kombinasi optimal dari tiga variabel atau lebih.
Misalnya :
Batasan (constrain)
(1) 2X1 8
(2) 3X2 15
Fungsi batasan
(1) 2X1 + X3 = 8
(2) 3X2 + X4 = 15
- NK adalah nilai kanan persamaan, yaitu nilai di belakang tanda sama dengan
(=). Untuk batasan 1 sebesar 8, batasan 2 sebesar 15, dan batasan 3 sebesar
30.
- Variabel dasar adalah variabel yang nilainya sama dengan sisi kanan dari
persamaan. Pada persamaan 2X1 + X3 = 8, kalau belum ada kegiatan apa-apa,
berarti nilai X1 = 0, dan semua kapasitas masih menganggur, maka
pengangguran ada 8 satuan, atau nilai X3 = 8. Pada tabel tersebut nilai variabel
dasar (X3, X4, X5) pada fungsi tujuan pada tabel permulaan ini harus 0, dan
nilainya pada batasan-batasan bertanda positif.
Z = 3X1 + 5X2 diubah menjadi Z - 3X1 - 5X2 = 0.
(1) 2X1 8 menjadi 2X1 + X3 = 8
(2) 3X2 15 menjadi 3X2 + X4 = 15
(3) 6X1 + 5X2 30 menjadi 6X1 + 5X2 +X5 = 30
Tabel simpleks yang pertama
Variabel X X X X X
Z 1 2 3 4 5 NK
Dasar
Z 1 -3 -5 0 0 0 0
X 0 2 0 1 0 0 8
3
X 0 0 3 0 1 0 15
4
X 0 6 5 0 0 1 30
5
Kolom kunci adalah kolom yang merupakan dasar untuk mengubah tabel
simpleks. Pilihlah kolom yang mempunyai nilai pada garis fungsi tujuan yang
bernilai negatif dengan angka terbesar. Dalam hal ini kolom X2 dengan nilai pada
baris persamaan tujuan –5. Kalau suatu tabel sudah tidak memiliki nilai negative
pada baris fungsi tujuan, berarti table itu tidak bisa dioptimalkan lagi. Berilah
tanda segi empat pada kolom X2, seperti tabel berikut :
Pemilihan kolom kunci pada tabel pertama
Variabel X X X X X Keterangan
Z 1 2 3 4 5 NK
Dasar (Indeks)
Z 1 -3 -5 0 0 0 0
X 0 2 0 1 0 0 8
3
X 0 0 3 0 1 0 15
4
X 0 6 5 0 0 1 30
5
Baris kunci adalah baris yang merupakan dasar untuk mengubah tabel
simpleks, dengan cara mencari indeks tiap-tiap baris dengan membagi nilai-
nilai pada kolom NK dengan nilai yang sebaris pada kolom kunci.
Z 1 -3 -5 0 0 0 0
X 0 2 0 1 0 0 8 8/0 = ∞
3
X 0 0 3 0 1 0 15 15/3 = 5
4
X 0 6 5 0 0 1 30 30/5 = 6
5
Z
X
3
X 0 0 1 0 1/3 0 5
2
X
5
0/3 15/3
Nilai baris kunci diubah dengan cara membaginya dengan angka kunci, seperti
tabel 3. bagian bawah (0/3 = 0; 3/3 = 1; 0/3 = 0; 1/3 = 1/3; 0/3 = 0; 15/3 = 5).
Gantilah variabel dasar pada baris itu dengan variabel yang terdapat di bagian atas
kolom kunci (X2).
Nilai – nilai pada baris lain selain pada baris kunci dapat diubah dengan rumus
sebagai berikut :
Rumus :
Baris baru = baris lama – (koefisien pada kolom kunci) x nilai baru baris kunci
Baris pertama (Z)
[-3 -5 0 0 0, 0]
Nilai
= [-3 0 0 5/3 0, 25]
baru
Ex : (-3) – (-5) x 0 = (-3)
Baris ke – 2 (Batasan 1)
[2 0 1 0 0, 8]
Nilai
= [2 0 1 0 0, 8]
baru
Baris ke – 4 (Batasan 3)
[6 5 0 0 1, 30 ]
Nilai
= [6 0 0 -5/3 1, 5]
baru
Variabel X X X X X
Z 1 2 3 4 5 NK
Dasar
Z 1 -3 -5 0 0 0 0
X 0 2 0 1 0 0 8
3
X 0 0 3 0 1 0 15
4
X 0 6 5 0 0 1 30
5
Tabel nilai baru
Variabel X X X X X
Z 1 2 3 4 5 NK
Dasar
Z 1 -3 0 0 5/3 0 25
X 0 2 0 1 0 0 8
3
X2 0 0 1 0 1/3 0 5
X 0 6 0 0 -5/3 1 5
5
Variabel X X X X X Keterangan
Z 1 2 3 4 5 NK
Dasar (Indeks)
Z 1 -3 0 0 5/3 0 25
X 0 2 0 1 0 0 8 = 8/2 = 4
3
X 0 0 1 0 1/3 0 5
4
X 0 6 0 0 -5/3 1 5 = 5/6 (min)
5
Z 1
X 0
3
X 0
2
X 0 6/6 0 0 -5/18 1/6 5/6
1
6/6 (-5/3)/6
Nilai baris- baris baru yang lain kecuali baris kunci yaitu :
Baris ke -1
[-3 0 0 5/3 0, 25 ]
(-3) [1 0 0 -5/18 1/6, 5/6] (-)
Nilai
= [0 0 0 5/6 ½, 27.5 ]
baru
[2 0 1 0 0, 8]
Nilai
= 0 0 1 5/9 -1/3, 61/3]
baru
[0 1 0 1/3 0, 5]
Nilai
= 0 1 0 1/3 0, 5]
baru
Variabel X X X X X
Z 1 2 3 4 5 NK
Dasar
Z 1 0 0 0 5/6 ½ 27.5
X 0 0 0 1 5/9 -1/3 19/3
3
X 0 0 1 0 1/3 0 5
2
X 0 1 0 0 -5/18 1/6 5/6
1
Jika dilihat dari tabel baris pertama (Z) tidak ada lagi yang bernilai negative,
semuanya positif. Hal ini berarti tabel tidak dapat dioptimalkan lagi, sehingga hasil
dari tabel tersebut merupakan hasil optimal.
Contoh :
(2) 2X1 + X3 = 8
(3) 3X2 + X4 = 15
Karena tanda Batasan ke – 3 kesamaan, maka daerah feasible harus terletak pada
garis 6X1 + 5X2 = 30. Jika diselesaikan dengan metode simpleks table harus
ditambahkan satu variable lagi, karena pada batsan itu belum ada variable yang bisa
merupakan variable dasar pada table pertama. Variable itu adalah variable buatan
yang bersifat tidak negative (X5), sehingga persamaan tersebut menjadi sebagai
berikut :
6X1 + 5X2 + X5 = 30
Karena adanya variable buatan ini maka fungsi tujuan harus disesuaikan dengan
menambahkan bilangan M, sehingga menjadi : Z = 3X1 + 5X2 + MX5
Bilangan M bernilai sangat besar tetapi tak terhingga, sehingga nilai Z maksimum
bisa diperoleh apabila nilai X5 = 0. Kalua diubah menjadi fungsi implisit maka
persamaan tujuan menjadi sebagai berikut : Z - 3X1 + 5X2 + MX5 = 0
[ -3 -5 0 0 M, 0 ]
-M [6 5 0 0 1, 30 ]
Tabel
Variabel X X X X X
Z 1 2 3 4 5 NK
Dasar
Z 1 -6M-3 -5M-5 0 0 0 -30M
X 0 2 0 1 0 0 8
3
X 0 0 3 0 1 0 15
4
X 0 6 5 0 0 1 30
5
X 0 1 0 1/2 0 0 4
1
X 0 0 3 0 1 0 15
4
X 0 0 5 -3 0 1 6
5
Z 1 0 0 -3/2 0 M+1 18
X 0 1 0 1/2 0 0 4
1
X 0 0 1 0 1/3 0 5
2
Diperoleh hasil : X1 = 5/6, X2 = 5 dan Zmax = 27 ½
b. Minimisasi
Fungsi tujuan dari permasalahan linier programming yang bersifat minimisasi harus
diubah menjadi maksimisasi agar sesuai dengan bentuk standar, yaitu maksimisasi.
Caranya adalah dengan mengganti tanda positif dan negative pada fungsi tujuan
yaitu:
Sebagai contoh :
Bila suatu fungsi pembatas bertanda < dan akhirnya menjadi = agar dapat
diselesaikan dengan metode simpleks.
Misalnya :
Bila bagian kanan persamaan bertanda negative maka harus diubah menjadi positif.
Caranya dengan mengubah tanda positif negative dari tiap – tiap koefisien kemudian
ditambah dengan variable buatan. Misalnya diubah batasan dalam contoh di atas :
6X1 + 5X2 - X5 = 30
Pada bentuk standar, nilai Xj harus selalu positif (dengan batsan Xj > 0). Terkadang
suatu masalah dapat menghasilkan formulasi linear programming yang
memungkinkan nilai Xj negative. Andaikata batsan X1 > 0 dalam contoh pada bentuk
standar di depan diubah menjadi X1 > -10
Kalua hasil linear programming memungkinkan nilai Xj positif maupun negative dan
tidak ada batas negative tertentu (negative berapapun dimungkinkan) maka nilai Xj
diubah menjadi X’j - Xj” dengan ketentuan sebagai berikut :