Anda di halaman 1dari 39

METODE SIMPLEKS

OR 1 / Reni Amaranti
Bahasan
• Pengertian
• Penyelesaian PL dengan metode simpleks
• Contoh
• Kasus khusus dalam aplikasi metode simpleks

OR 1 / Reni Amaranti
Pengertian
Metode Simpleks merupakan prosedur aljabar
yang bersifat iteratif yang bergerak selangkah
demi selangkah dimulai dari satu titik ekstrim
pada daerah fisibel (ruang solusi) menuju ke
tititk ekstrim yang optimum

Pada intinya, apa yang dilakukan metode


simpleks adalah menerjemahkan definisi
geometris dari titik ekstrim menjadi definisi
aljabar

OR 1 / Reni Amaranti
• Mengidentifikasi satu pemecahan dasar awal
dan kemudian bergerak secara sistematis ke
pemecahan dasar lainnya yang memiliki potensi
untuk memperbaiki nilai fungsi tujuan yang
akhirnya nilai optimum akan diidentifikasi dan
perhitungan berakhir.

OR 1 / Reni Amaranti
Bentuk Standar Model Programa Linier

• Metode simpleks untuk memecahkan masalah PL


memerlukan masalah yang dinyatakan dalam bentuk
baku.

Dalam menyelesaikan persoalan programa linier


dengan menggunakan metode simpleks, bentuk dasar
yang digunakan adalah:
• Seluruh pembatas harus berbentuk persamaan
(bertanda =) dengan ruas kanan yang non
negatif
• Seluruh variabel harus merupakan variabel
non negatif
• Fungsi tujuan dapat berupa maksimasi atau
minimasi

OR 1 / Reni Amaranti
Bentuk Standar Model Programa Linier

• Formulasi yang belum standar dikonversikan ke dalam


bentuk standar
Pembatas (constraint)
• Pembatas bentanda ≤ atau ≥ dapat dijadikan suatu persamaan
(bertanda =) dengan menambahkan atau mengurangi dengan suatu
variabel slack pada ruas kiri pembatas tersebut.
– Contoh 1: X1 + 2X2 ≤ 6 maka kita tambahkan slack s1 ≥ 0 pada
ruas kiri sehingga memperoleh : X1 + 2X2 + s1 = 6

– Contoh 2 : 3x1 + 2x2 – 3x3 ≥ 5 maka harus dikurangkan


variabel s2 ≥ 0 pada ruas kiri sehingga diperoleh persamaan:
3x1 + 2x2 – 3x3 – s2 = 5

• Ruas kanan dari suatu persamaan dapat dijadikan bilangan


nonnegatif dengan cara mengalikan kedua ruas dengan -1.
– Contoh : 2x1-3x2-7x3 = -5 secara matematis adalah sama
dengan -2x1+3x2+7x3 = 5

• Arah ketidaksamaan dapat berubah apabila kedua ruas dikalikan


dengan -1.
– Contoh : 2 < 4 adalah sama dengan -2 > -4
2x1 – x2 ≤ -5 adalah sama dengan
-2x1 + x2 ≥ 5
OR 1 / Reni Amaranti
Bentuk Standar Model Programa Linier

Variabel
Suatu variabel Yi yang tidak terbatas dalam tanda dapat
dinyatakan sebagai dua variabel non negatif dengan
menggunakan subtitusi:
' "
yi  yi  yi
"
'
y i  0 dan yi  0
Substitusi harus dilakukan pada seluruh pembatas dan fungsi
tujuannya

Fungsi Tujuan
• Walaupun model standar LP dapat berupa maksimasi atau
minimasi, kadang-kadang diperlukan perubahan dari satu bentuk
ke bentuk lainnya

OR 1 / Reni Amaranti
Format Standard & Kanonik (1)
Bentuk standard Bentuk Kanonik
• Seluruh persamaan • Untuk persoalan minimisasi,
pembatas berbentuk pembatas berbentuk
persamaan pertidaksamaan ≥, variabel
• Seluruh variabel keputusan non-negatif
keputusan non-negatif • Untuk persoalan maksimisasi,
• Diselesaikan dengan pembatas berbentuk
metode Simplex pertidaksamaan ≤, variabel
keputusan non-negatif
• Berguna dalam membahas
hubungan dualitas
Format Standard & Kanonik (2)
Persoalan Minimasi Persoalan Maksimasi
min max
Bentuk
Standard thd thd

min max
Bentuk
Kanonik thd thd
Penyelesaian LP dengan metode simpleks

1. Formulasikan/konversikan formulasi persoalan ke dalam bentuk standar

2. Tentukan solusi Basis Fisibel


3. Tentukan Entering Variable/EV (variabel yang masuk basis)

4. Tentukan Leaving Variable/EV (variabel yang meninggalkan


basis)
5. Lakukan operasi baris elementer

OR 1 / Reni Amaranti
Contoh
Maksimumkan Z = 3X1 + 5X2
Batasan (constrain)
(1) 2X1 8
(2) 3X2  15
(3) 6X1 + 5X2  30
dan
X1 , X2 ≥ 0

OR 1 / Reni Amaranti
1. Formulasikan/konversikan formulasi persoalan ke dalam bentuk
standar
Z = 3X1 + 5X2 diubah menjadi Z - 3X1 - 5X2 = 0.

(1) 2X1  8 menjadi 2X1 + S1 = 8


(2) 3X2  15 menjadi 3X2 + S2 = 15
(3) 6X1 + 5X2  30 menjadi 6X1 + 5X2 + S3 = 30

Tabel Simpleks yang pertama (iterasi 0)

Variabel X1 X2 S1 S2 S3
Z Solusi
Basis
Z 1 -3 -5 0 0 0 0
S1 0 2 0 1 0 0 8
S2 0 0 3 0 1 0 15
S3 0 6 5 0 0 1 30

OR 1 / Reni Amaranti
2. Tentukan solusi Basis Fisibel
BFS (Solusi Basis Fisibel)
Dimana diterapkan X1 = X2 = 0 sehingga didapatkan nilai Z,
S1, S2 dan S3.
BV (Basis Variabel)
Menentukan variabel yang akan dicari nilainya, seperti : Z,
S1, S2, dan S3
NBV (Non Basis Variabel)
variabel yang dinolkan, Seperti X1, dan X3.

3. Tentukan Entering Variable/EV (variabel yang masuk basis)


 Jika seluruh variabel non basis mempunyai koefisien non negatif
(artinya berharga + atau nol) pada baris fungsi tujuan (pers. Z yang
biasa disebut baris nol) maka BFS sudah optimal

 Jika pada baris nol masih ada variabel dengan koefisien negatif,
pilih salah satu variabel yang mempunyai koefisien paling negatif
(disebut Entering Variable / EV)

OR 1 / Reni Amaranti
EV

Variabe X1 X2 S1 S2 S3
Z Solusi Rasio
l Dasar

Z 1 -3 -5 0 0 0 0

S1 0 2 0 1 0 0 8

S2 0 0 3 0 1 0 15

S3 0 6 5 0 0 1 30

Kolom Kunci/Kolom masuk/entering column

Jika suatu tabel sudah tidak memiliki nilai negatif pada baris fungsi
tujuan, berarti tabel itu tidak bisa dioptimalkan lagi (sudah optimal).

OR 1 / Reni Amaranti
4. Tentukan Leaving Variable/LV (variabel yang meninggalkan
basis)
 Hitung Rasio dari (Ruas kanan/koefisien EV) pada setiap baris pembatas dimana EV-nya mempunyai koefisien
positif

 Variabel basis dengan rasio positif terkecil akan berubah menjadi variabel non basis ( dinamakan Leaving
Variable/ LV)

 Baris kunci/baris Pivot : baris yang berhubungan dengan Leaving Variabel /LV

 Tentukan persamaan baris kunci atau baris Pivot yang baru, dengan membagi semua angka pada persamaan
lama dengan angka Pivot (elemen/angka di titik perpotongan antara kolom kunci dengan baris pivot

OR 1 / Reni Amaranti
4. Tentukan Leaving Variable/LV (variabel yang meninggalkan basis)

Variabel X1 X2 S1 S2 S3
Z Solusi Rasio
Dasar
Z 1 -3 -5 0 0 0 0

S1 0 2 0 1 0 0 8 8/0 = ∞
LV
S2 0 0 3 0 1 0 15 15/3 = 5

S3 0 6 5 0 0 1 30 30/5 = 6
Elemen Pivot/
Z angka Pivot Baris kunci/
baris pivot
S1

X2 0 0 1 0 1/3 0 15/3
S3

0/3 0/3 3/3 0/3 1/3 0/3 15/3


OR 1 / Reni Amaranti
5. Lakukan operasi baris elementer
Dilakukan untuk membuat koefisien EV pada baris kunci menjadi
berharga 1 dan berharga nol pada baris lainnya (selain baris kunci)
Baris baru = baris lama – (koefisien pada kolom kunci) x nilai baru baris
kunci

Baris pertama (Z)

[-3 -5 0 0 0, 0]

(-5) [0 1 0 1/3 0, 5] (-)

Nilai baru = [-3 0 0 5/3 0, 25]

Baris kedua (S1)

[2 0 1 0 0, 8]
(0) [0 1 0 1/3 0, 5] (-)

Nilai baru = [2 0 1 0 0, 8]

OR 1 / Reni Amaranti
Baris kedua (S3)

[6 5 0 0 1, 30 ]
(5) [0 1 0 1/3 0, 5 ] (-)
Nilai baru = [6 0 0 -5/3 1, 5 ]

Variabel
Z X1 X2 S1 S2 S3 NK
Dasar
Z 1 -3 -5 0 0 0 0
S1 0 2 0 1 0 0 8

S2 0 0 3 0 1 0 15

S3 0 6 5 0 0 1 30
Z 1 -3 0 0 5/3 0 25
S1 0 2 0 1 0 0 8

X2 0 0 1 0 1/3 0 5

S3 0 6 0 0 -5/3 1 5
OR 1 / Reni Amaranti
Ulangilah langkah-langkah perbaikan mulai langkah 3 sampai langkah ke-5
untuk memperbaiki tabel-tabel yang telah diubah/diperbaiki nilainya. Perubahan
baru berhenti setelah pada baris pertama (fungsi tujuan) tidak ada yang bernilai
negatif

Variabel
Dasar
Z X1 X2 S1 S2 S3 Solusi Rasio

Z 1 -3 0 0 5/3 0 25
S1 0 2 0 1 0 0 8 8/2 = 4

X2 0 0 1 0 1/3 0 5
S3 0 6 0 0 -5/3 1 5 5/6 (minimum)
Z 1
S1 0
X2 0
X1 0 6/6 0 0 -5/18 1/6 5/6

6/6 0/6 0/6 1/6 5/6


(-5/3)/6

OR 1 / Reni Amaranti
Baris ke-1

[-3 0 0 5/3 0, 25 ]
(-3) [1 0 0 -5/18 1/6, 5/6] (-)
Nilai baru = [0 0 0 5/6 ½, 271/2]

Baris ke-2 (batasan 1)


[2 0 1 0 0, 8]
(2) [1 0 0 -5/18 1/6, 5/6] (-)
Nilai baru = 0 0 1 5/9 -1/3, 61/3]

Baris ke-3 tidak berubah karena nilai pada kolom kunci = 0

[0 1 0 1/3 0, 5]
(0) [1 0 0 -5/18 1/6, 5/6] (-)
Nilai baru = 0 1 0 1/3 0, 5]

OR 1 / Reni Amaranti
Variabel
Z X1 X2 S1 S2 S3 Solusi
Dasar

Z 1 0 0 0 5/6 ½ 271/2
S1 0 0 0 1 5/9 -1/3 61/3
X2 0 0 1 0 1/3 0 5
X1 0 1 0 0 -5/18 1/6 5/6

Baris pertama (Z) tidak ada lagi yang bernilai negatif. Sehingga tabel tidak
dapat dioptimalkan lagi dan tabel tersebut merupakan hasil optimal

Dari tabel final didapat


X1 = 5/6
X2 = 5
Zmaksimum = 271/2

OR 1 / Reni Amaranti
Algoritma Simpleks untuk persoalan Minimasi

• Mengubah fungsi tujuan dan persamaannya,


kemudian menyelesaikannya dengan persoalan
maksimasi

• Memodifikasi algoritma untuk maksimasi menjadi:


– Jika seluruh variabel non basis pada baris nol mempunyai
koefisien yang berharga non positif (artinya berharga
negatif atau nol), maka BFS telah optimal
– Jika pada baris nol masih ada variabel dengan koefisien
positif, pilih salah satu variabel yang berharga paling positif
untuk menjadi entering variable

OR 1 / Reni Amaranti
Kasus khusus dalam Aplikasi Metode Simpleks

Beberapa kasus khusus yang dapat terjadi dalam aplikasi metode


simpleks :

1. Degenerasi
Kasus ini terjadi jika salah satu atau lebih variabel basis berharga
nol (b = 0) sehingga iterasi yang dilakukan selanjutnya dapat
menjadi sebuah loop yang akan kembali pada bentuk sebelumnya
(cycling / circling)

2. Optimum alternatif
Kasus ini terjadi apabila fungsi tujuan paralel dengan fungsi
pembatas, dimana paling sedikit salah satu dari variabel non basis
(pada persamaan z pada iterasi terakhir) mempunyai koefisien
berharga nol.

OR 1 / Reni Amaranti
Kasus khusus dalam Aplikasi Metode Simpleks
3. Pemecahan yang tidak dibatasi
Untuk mendeteksi kasus tsb dapat dilakukan :
 Perhatikan koefisien pembatas dari variabel non basis pada
suatu iterasi, jika berharga negatif atau nol berarti solusinya
tidak terbatas

 Jika koefisien fungsi tujuan variabel tersebut berharga


negatif (untuk maksimasi) atau positif (untuk minimasi) maka
nilai fungsi tujuan tidak terbatas

OR 1 / Reni Amaranti
• Contoh kasus degerasi
Maksimumkan Z  3X1  9X 2
dengan batasan
X 1  4X 2  8
X 1  2X 2  4
dan
X1 , X 2  0

OR 1 / Reni Amaranti
EV
Basis Z X1 X2 S1 S2 Solusi Rasio
Iterasi 0
Z 1 -3 -9 0 0 0 LV
S1 8/4 = 2
0 1 4 1 0 8
S2 0 1 EV 2 0 1 4 4/2 = 2

Iterasi 1 Basis Z X1 X2 S1 S2 Solusi


Z 1 -3/4 0 9/4 0 18
X2 0 ¼ 0 ¼ 0 2
S2 0 ½ 2 -½ 1 0 LV
Iterasi 2
Basis Z X1 X2 S1 S2 Solusi
Z 1 0 0 3/2 3/2 18
X2 0 0 1 ½ -½ 2
X1 0 1 0 -1 2 0

OR 1 / Reni Amaranti
• Contoh kasus optimum alternatif
Maksimumkan Z  2X1  4X 2
dengan batasan
X1  2 X 2  5
X1  X 2  4
dan
X1 , X 2  0

OR 1 / Reni Amaranti
EV
Iterasi 0 Basis Z X1 X2 S1 S2 Solusi
Z 1 -2 -4 0 0 0
LV
S1 0 1 2 1 0 5
S2 0 1 1 0 1 4
EV
Iterasi 1 Basis Z X1 X2 S1 S2 Solusi
Z 1 0 0 2 0 10
X2 0 ½ 1 ½ 0 5/2
LV
S2 0 ½ 0 -½ 1 3/2
Iterasi 2 Basis Z X1 X2 S1 S2 Solusi
Z 1 0 0 2 0 10
X2 0 0 1 1 -1 1
X1 0 1 0 -1 2 3

OR 1 / Reni Amaranti
Latihan
1. Memaksimumkan Z  4 X 1  3 X 2  6 X 3
dengan kendala
3 X 1  X 2  3 X 3  30
2 X 1  2 X 2  3 X 3  60
X1, X 2 , X 3  0

2. Memaksimumkan Z  2 X 1  X 2  X 3
dengan kendala
3X 1  X 2  X 3  6
X1  X 2  2X 3  1
X1  X 2  2
X1, X 2 , X 3  0
OR 1 / Reni Amaranti
3. Memaksimumkan Z  2X1  X 2  3X 3  5X 4
dengan kendala
X1  7X 2  3X 3  7X 4  46
3X1  X 2  X 3  2X 4  8
2X1  3X 2  X 3  X 4  10
X1 , X 2 , X 3 , X 4  0

4. Memaksimumkan Z  3X1  2X 2
dengan kendala
4X1  3X 2  12
4X1  X 2  8
4X1  X 2  8
X1 , X 2  0
OR 1 / Reni Amaranti
Penyelesaian
Soal No. 1

Iterasi 0 Basis Z X1 X2 X3 S1 S2 Solusi Rasio


Z 1 -4 -3 -6 0 0 0  
S1 0 3 1 3 1 0 30 10
S2 0 2 3 4 0 1 60 15

Iterasi 1 Basis Z X1 X2 X3 S1 S2 Solusi Rasio


Z 1 2 -1 0 2 0 60  
X3 0 1 1/3 1 1/3 0 10 30
S2 0 -2 1 2/3 0 -1 1/3 1 20 12

Iterasi 2 Basis Z X1 X2 X3 S1 S2 Solusi


Z 1 4/5 0 0 1 1/5 3/5 72
X3 0 1 2/5 0 1 3/5 - 1/5 6
X2 0 -1 1/5 1 0 - 4/5 3/5 12

OR 1 / Reni Amaranti
Soal No. 2

Iterasi 0 Basis Z X1 X2 X3 S1 S2 S3 Solusi Rasio


Z 1 -2 1 -1 0 0 0 0  
S1 0 3 1 1 1 0 0 6 2
S2 0 1 -1 2 0 1 0 1 1
S3 0 1 -1 0 0 0 1 2 2

Iterasi 1 Basis Z X1 X2 X3 S1 S2 S3 Solusi Rasio


Z 1 0 -1 3 0 2 0 2  
S1 0 0 4 -5 1 -3 0 3 3/4
X1 0 1 -1 2 0 1 0 1  
S3 0 0 0 -2 0 -1 1 1  

Iterasi 2 Basis Z X1 X2 X3 S1 S2 S3 Solusi


Z 1 0 0 1 3/4 1/4 1 1/4 0 2 3/4
X2 0 0 1 -1 1/4 1/4 - 3/4 0 3/4
X1 0 1 0 3/4 1/4 1/4 0 1 3/4
S3 0 0 0 -2 0 -1 1 1

OR 1 / Reni Amaranti
Soal No. 3

Basis Z X1 X2 X3 X4 S1 S2 S3 Solusi Rasio


Iterasi 0 Z 1 -2 -1 3 -5 0 0 0 0  
S1 0 1 7 3 7 1 0 0 46 6 4/7
S2 0 3 -1 1 2 0 1 0 8 4
S3 0 2 3 -1 1 0 0 1 10 10

Iterasi 1 Basis Z X1 X2 X3 X4 S1 S2 S3 Solusi Rasio


Z 1 5 ½ -3 ½ 5 1/2 0 0 2 1/2 0 20  
S1 0 -2 8 2 5 1 -1 0 38 4 3/4
X4 0 1 ½ - 1/2 1/2 1 0 1/2 0 4  
S3 0 ½ 3 1/2 -1 1/2 0 0 - 1/2 1 6 1 5/7

Iterasi 2 Basis Z X1 X2 X3 X4 S1 S2 S3 Solusi


Z 1 6 0 4 0 0 2 1 26
S1 0 -3 1/7 0 5 3/7 5 1 1/7 -2 2/7 24 2/7
X4 0 1 3/7 -1 5/7 1 0 4/7 - 1/7 3 1/7
X2 0 1/7 1 - 3/7 0 0 - 1/7 2/7 1 5/7

OR 1 / Reni Amaranti
Soal No. 4

Iterasi 0 Basis Z X1 X2 S1 S2 S3 Solusi Rasio


Z 1 -3 -2 0 0 0 0  
S1 0 4 3 1 0 0 12 3
S2 0 4 1 0 1 0 8 2
S3 0 4 -1 0 0 1 8 2

Iterasi 1 Basis Z X1 X2 S1 S2 S3 Solusi Rasio


Z 1 0 -1 1/4 0 3/4 0 6  
S1 0 0 2 1 -1 0 4 2
X1 0 1 1/4 0 1/4 0 2 8
S3 0 0 -2 0 -1 1 0  

Iterasi 2 Basis Z X1 X2 S1 S2 S3 Solusi


Z 1 0 0 5/8 1/8 0 8 1/2
X2 0 0 1 1/2 - 1/2 0 2
X1 0 1 0 - 1/8 3/8 0 1 1/2
S3 0 0 0 1 -2 1 4

OR 1 / Reni Amaranti
Soal-soal
1. PT Lezat merencanakan untuk membuat dua jenis kue,
donat dan cup cake. Keuntungan per lusin donat Rp.
20.000,- dan per lusin bolu Rp. 15000,-. Pembuatan kue
donat menggunakan peralatan khusus dengan waktu 1/2
jam setiap lusin dan cup cake menggunakan 2 jam
tenaga kerja setiap lusin. Tenaga kerja PT Lezat
berjumlah 3 orang dan setiap orang dapat bekerja 40
jam per minggu. Permintaan kue donat tidak melebihi
500 lusin per minggu. Tentukan solusi optimal untuk PT
Lezat.

OR 1 / Reni Amaranti
2. Pedagang eceran Lumayan menyediakan biaya
advertensi bulan mendatang Rp. 200.000,-. Ada dua
alternatif media yang sedang dipertimbangkan yaitu
majalah dan surat kabar. Biaya advertensi dalam
majalah hanya Rp. 2.500,- dan dapat menjangkau 50
konsumen. Biaya surat kabar Rp.12.000,- dan dapat
menjangkau 300 konsumen. Perusahaan merencanakan
paling sedikit 5 x permuatan dalam surat kabar, tetapi
tidak lebih dari 30 x selama satu bulan. Jumlah
advertensi di surat kabar paling sedikit 2x jumlah
advertensi di majalah. Tentukan kombinasi advertensi
yang terbaik, agar memaksimumkan jumlah konsumen
yang dapat dijangkau selama satu bulan ?

OR 1 / Reni Amaranti
3. PT Kido memproduksi dua jenis botol minuman bayi. Dua
jenis produk tersebut diproses melalui dua jenis mesin.
Waktu proses (jam) setiap mesin untuk ke-2 jenis produk
terlihat dalam tabel. PT Kido ingin memodifikasi botol bayi,
untuk itu diperlukan tambahan satu jenis mesin. Setiap
jenis botol memerlukan waktu pemrosesan masing-masing
1 jam di mesin baru dengan kapasitas 200 jam per bulan
Mesin
Keuntungan
Jenis Botol
A B (Rp)

1 2 1 750
2 1/2 3 500
Kapasitas 320 300 Jam per bulan

OR 1 / Reni Amaranti
Gunakan metode simpleks untuk menyelesaikan masalah
berikut :
Memaksimumkan Z = - X1 + X2 + 2X3
Dengan kendala
X1 + 2 X2 - X3 ≤ 20
-2 X1 + 4 X2 + 2 X3 ≤ 60
2 X1 + 3 X2 + X3 ≤ 50
dan
X1≥0, X2 ≥0, X3 ≥0
Maksimumkan Z = 8X1 + 5X2 + 10X3 (dalam puluhan ribu rupiah)
dengan batasan
X1 + 2 X2 + 3 X3 ≤ 600 (bahan baku kulit)
2 X1 + 2 X2 + 2 X3 ≤ 800 (penjahitan)
X1 + X2 + 2 X3 ≤ 750 (finishing)
dan
X1, X2 , X3 ≥ 0

Keterangan :
X1 = jumlah produksi dompet
X2 = jumlah produksi tas wanita
X3 = jumlah produksi tas ransel

Pertanyaan : Selesaikan persoalan tersebut menggunakan metode Simpleks.

Anda mungkin juga menyukai