Anda di halaman 1dari 10

BAB II

METODE SIMPLEKS BIG M

2.1 Jenis-Jenis Fungsi Kendala


# Fungsi kendala tidak hanya dibentuk oleh pertidaksamaan ≤ tetapi juga oleh pertidaksamaan
≥ dan/atau persamaan = .
# Fungsi kendala dengan pertidaksamaan ≥ mempunyai variabel surplus, tidak ada variabel slack.
# Variabel surplus tidak bisa menjadi variabel basis awal (karena koefisiennya bertanda
negatif), maka harus ditambahkan satu variabel baru yang berfungsi sebagai variabel basis
awal yaitu variabel buatan (artificial variable).

# Variabel yang dapat berfungsi sebagai variabel basis awal HANYA variabel slack dan
variabel buatan, sehingga semua jumlah variabel basis awal sama dengan jumlah fungsi
kendala.
# Jenis Fungsi Kendala dan Penyelesaiannya :
1. Jika semua fungsi kendala menggunakan pertidaksamaan ≤ maka variabel basis awal
semuanya adalah variabel slack. Penyelesaian solusi optimal untuk kasus seperti ini
dilakukan dengan cara yang sudah diperkenalkan sebelumnya.
2. Jika fungsi kendala menggunakan pertidaksamaan ≥ dan/atau ≤ maka variabel basis awal
adalah variabel slack dan/ atau variabel buatan. Penyelesaian solusi optimal untuk kasus
seperti ini dilakukan dengan memilih antara metode Big M, Dua Fase atau Dual Simpleks.
3. Jika fungsi kendala ada yang menggunakan persamaan = maka variabel buatan akan
ditemukan pada variabel basis awal. Penyelesaian solusi optimal untuk kasus seperti ini
HANYA dapat dilakukan dengan memilih antara metode Big M atau Dua Fase.

2.2 Metode Big M


# Perbedaan metode simpleks (teknik penyelesaian yang sudah dipelajari sebelumnya) dengan
metode Big M adalah munculnya variabel buatan (artificial variable), sedangkan metode
atau langkah-langkahnya sama.
# Pada fungsi kendala yang tidak memiliki variabel slack, ditambahkan variabel buatan, dan juga
mengakibatkan penambahan variabel buatan pada fungsi tujuan.
# Jika fungsi tujuan adalah maksimisasi, maka variabel buatan pada fungsi tujuan mempunyai
koefisien +M; jika fungsi tujuan adalah minimisasi, maka variabel buatan pada fungsi tujuan
mempunyai koefisien –M.
# Pada metode Big M diupayakan untuk menghilangkan koefisien +M atau –M dalam fungsi
tujuan.
# Menghilangkan penalty M pada baris Z dengan metode Big M, akan memaksa variabel basis
bernilai 0 pada baris Z.
# Variabel buatan pada solusi optimal harus bernilai 0, karena variabel ini memang tidak ada.
# Teknik yang digunakan untuk memaksa variabel buatan bernilai 0 pada solusi optimal adalah
dengan cara sebagai berikut :
1. Fungsi tujuan dikurangi dengan fungsi kendala yang mengandung variabel buatan sehingga
koefisien M pada fungsi tujuan menjadi nol.
2. Substitusi variabel buatan pada fungsi tujuan dengan nilai yang diperoleh dari fungsi
kendala yang mengandung variabel buatan.

2.3 Prinsip Perubahan Pada Penyelesaian Metode Simpleks


# Saat membuat bentuk baku atau bentuk standar untuk tanda fungsi kendala:
1. Jika fungsi kendala bertanda “ ≤ “, tambahkan ruas kiri dgn variabel slack.
2. Jika fungsi kendala bertanda “ = “, tambahkan ruas kiri satu variabel tambahan berupa
variabel buatan (var. dummy atau meaningless).
3. Jika fungsi kendala bertanda “ ≥ ”, kurangkan ruas kiri dengan variabel surplus dan
tambahkan juga ruas kiri dengan variabel buatan.
# Koefisien variabel tambahan pada fungsi tujuan, untuk variabel tambahan berupa :
1. Slack (Si) bernilai 0, untuk kasus Maksimisasi/Minimisasi.
2. Surplus (Si) bernilai 0, untuk kasus Maksimisasi/Minimisasi.
3. Artificial (Ai) bernilai –M untuk Maksimisasi dan bernilai +M untuk Minimisasi
Ringkasan perubahan untuk penyelesaian simpleks
2.4 Langkah-Langkah Metode Big M
Langkah-langkah penyelesaian masalah optimal dengan menggunakan metode Big M adalah
sebagai berikut :
1. Mengubah model LP ke bentuk baku atau standar.
2. Menambahkan variabel buatan (Ai) ke persamaan yang tidak memiliki variabel slack.
3. Memberikan koefisien positif (M) yang sangat besar dalam fungsi tujuan Z.
4. Substitusi variabel buatan pada fungsi tujuan Z dengan nilai yang diperoleh dari fungsi
kendala yang mengandung variabel buatan.
5. Membuat tabel simpleks awal.
6. Lakukan algoritma simpleks.

Contoh 2.1 :
Tentukan solusi optimal model LP berikut !
Minimumkan Z = 2 X1 + 4 X2
dengan kendala 2X1 + X2 > 14
X1 + X2 > 12
X1 + 3X2 > 18
X1, X2 ≥ 0
Penyelesaian :
Langkah 1: Mengubah model LP ke bentuk baku
Bentuk baku dari model LP diatas adalah :
Fungsi Tujuan : Minimumkan Z = 2 X1 + 4 X2
Fungsi Kendala : (1) 2X1 + X2 – S1 = 14
(2) X1 + X2 – S2 = 12
(3) X1 + 3X2 – S3 = 18
dengan S1, S2, dan S3 merupakan variabel surplus (karena fungsi kendala bertanda ≥)

Langkah 2: Menambahkan variabel buatan ke persamaan yang tidak ada variabel slack
Persamaan pertama, kedua dan ketiga tidak memiliki variabel slack sehingga diubah menjadi :
(1) 2X1 + X2 – S1 + A1 = 14
(2) X1 + X2 – S2 + A2 = 12
(3) X1 + 3X2 – S3 + A3 = 18
Langkah 3: Memberikan koefisien positif yang sangat besar dalam fungsi tujuan Z
Misalkan M > 0 merupakan konstanta yang sangat besar, sehingga model menjadi :
Fungsi Tujuan : Minimumkan Z = 2 X1 + 4 X2 + MA1 + MA2 + MA3
Fungsi Kendala : (1) 2X1 + X2 – S1 + A1 = 14
(2) X1 + X2 – S2 + A2 = 12
(3) X1 + 3X2 – S3 + A3 = 18
Note : Langkah 1, Langkah 2 dan Langkah 3 dapat dilakukan sekaligus

Langkah 4: Substitusi variabel buatan pada fungsi tujuan Z


Berdasarkan persamaan :
(1) 2X1 + X2 – S1 + A1 = 14  A1 = 14 – 2X1 – X2 + S1
(2) X1 + X2 – S2 + A2 = 12  A2 = 12 – X1 – X2 + S2
(3) X1 + 3X2 – S3 + A3 = 18  A3 = 18 – X1 – 3X2 + S3
Fungsi tujuan menjadi :
Z = 2 X1 + 4 X2 + M(14 – 2X1 – X2 + S1) + M(12 – X1 – X2 + S2) + M(18 – X1 – 3X2 + S3)
Z = 2 X1 + 4 X2 + 14M – 2MX1 – MX2 + MS1 + 12 M – MX1 – MX2 + MS2 + 18M – MX1 –
3 MX2 + MS3
Z = 2 X1 – 4MX1 + 4 X2 – 5MX2 + 46M + MS1 + MS2 + MS3
Z = (2 – 4M)X1 + (4 – 5M)X2 + 44M + MS1 + MS2 + MS3
Z – (2 – 4M)X1 – (4 – 5M)X2 – MS1 – MS2 – MS3 = 44M
Z – (2 – 4M)X1 – (4 – 5M)X2 – MS1 – MS2 – MS3 = 44M
Z + (4M – 2)X1 + (5M – 4)X2 – MS1 – MS2 – MS3 = 44M

Langkah 5: Membuat tabel simpleks awal


VB X1 X2 S1 S2 S3 A1 A2 A3 NK Rasio
Z 4M – 2 5M – 4 –M –M –M 0 0 0 44M
A1 2 1 –1 0 0 1 0 0 14
A2 1 1 0 –1 0 0 1 0 12
A3 1 3 0 0 –1 0 0 1 18

Langkah 6: Melakukan algoritma simpleks


Pada masalah MINIMISASI, variabel masuk merupakan koefisien yang paling positif dalam
persamaan Z, dan kondisi optimum diperoleh ketika semua variabel nondasar memiliki
koefisien Z yang NONPOSITIF.
Dalam hal ini kolom kuncinya adalah kolom X2 (pilih koefisien pada baris Z dengan nilai
positif terbesar) dengan X2 adalah variabel masuk. Rasio pembagian nilai kanan dengan kolom
kunci terkecil adalah 6 bersesuaian dengan baris A3, maka baris A3 adalah baris kunci dan A3
adalah variabel keluar serta diperoleh angka kunci adalah 3.
VB X1 X2 S1 S2 S3 A1 A2 A3 NK Rasio
Z 4M – 2 5M – 4 –M –M –M 0 0 0 44M
A1 2 1 –1 0 0 1 0 0 14 14/1=14
A2 1 1 0 –1 0 0 1 0 12 12/1=12
A3 1 3 0 0 –1 0 0 1 18 18/3=6

Nilai pertama yang kita miliki adalah nilai baris kunci baru (baris X2). Semua nilai pada baris
A3 pada tabel solusi awal dibagi dengan 3 (angka kunci), sehingga diperoleh tabel pivoting
berikut :
VB X1 X2 S1 S2 S3 A1 A2 A3 NK Operasi Baris
Z 4M – 2 5M – 4 –M –M –M 0 0 0 44M – (5M – 4)B4
A1 2 1 –1 0 0 1 0 0 14 – B4
A2 1 1 0 –1 0 0 1 0 12 – B4
A3 1/3 1 0 0 -1/3 0 0 1/3 6

Selanjutnya lakukan operasi baris terhadap baris kunci yaitu baris A3 (B4) sehingga semua
angka pada kolom kunci (kolom X2) bernilai nol, kecuali angka kunci. Dalam hal ini, untuk
baris 1 (baris Z) dilakukan operasi baris − (5M − 4)B4, untuk baris 2 (baris A1) operasi baris
−B4, dan untuk baris 3 (baris A2) dilakukan operasi baris −B4. Sehingga diperoleh tabel
simpleks pertama sebagai berikut :
VB X1 X2 S1 S2 S3 A1 A2 A3 NK Rasio
Z (7M – 2)/3 0 – M – M (2M – 4)/3 0 0 (–5M + 4)/3 14M + 24
A1 5/3 0 –1 0 1/3 1 0 –1/3 8 24/5
A2 2/3 0 0 –1 1/3 0 1 –1/3 6 9
X2 1/3 1 0 0 -1/3 0 0 1/3 6 18

Selanjutnya kita periksa apakah tabel sudah optimal atau belum. Karena nilai baris Z di bawah
variabel X1 masih bernilai positif, maka solusi optimal belum tercapai. Oleh karena itu, kita
lakukan iterasi ke 1 dengan algoritma simpleks seperti di atas. Kolom dan baris kuncinya
ditandai pada tabel di atas.
Iterasi 1
Dalam hal ini, kolom kuncinya adalah kolom 1 dengan variabel masuknya adalah X1, baris
kuncinya adalah baris 2 dengan variabel keluarnya adalah A1, dan angka kuncinya adalah 5/3.
Kemudian dilakukan pivoting, sehingga diperoleh tabel pivoting berikut :
VB X1 X2 S1 S2 S3 A1 A2 A3 NK Operasi Baris
Z (7M – 2)/3 0 –M – M (2M – 4)/3 0 0 (–5M + 4)/3 14M + 24 – (7M – 2)/3B2
A1 1 0 –3/5 0 1/5 3/5 0 –1/5 24/5
A2 2/3 0 0 –1 1/3 0 1 –1/3 6 – 2/3B2
X2 1/3 1 0 0 -1/3 0 0 1/3 6 – 1/3B2

Selanjutnya lakukan operasi baris terhadap baris kunci yaitu baris A1 (B2) sehingga semua
angka pada kolom kunci (kolom X1) bernilai nol, kecuali angka kunci, sehingga diperoleh
tabel simpleks kedua pada iterasi 1 sebagai berikut :
VB X1 X2 S1 S2 S3 A1 A2 A3 NK Rasio
Z 0 0 (2M – 2)/5 –M (M – 6)/5 (–7M + 2)/5 0 (–6M + 6)/5 (14M + 136)/5
X1 1 0 –3/5 0 1/5 3/5 0 –1/5 24/5 *
A2 0 0 2/5 –1 1/5 –2/5 1 –1/5 14/5 7
X2 0 1 1/5 0 –2/5 –1/5 0 2/5 22/5 22

Selanjutnya kita periksa apakah tabel sudah optimal atau belum. Karena nilai baris Z di bawah
variabel S1 masih bernilai positif, maka solusi optimal belum tercapai. Oleh karena itu, kita
lakukan iterasi ke 2 dengan algoritma simpleks seperti di atas. Kolom dan baris kuncinya
ditandai pada tabel di atas.
Iterasi 2
Dalam hal ini, kolom kuncinya adalah kolom 3 dengan variabel masuknya adalah S1, baris
kuncinya adalah baris 3 dengan variabel keluarnya adalah A2, dan angka kuncinya adalah 2/5.
Kemudian dilakukan pivoting, sehingga diperoleh tabel pivoting berikut :
VB X1 X2 S1 S2 S3 A1 A2 A3 NK Operasi Baris
Z 0 0 (2M – 2)/5 –M (M – 6)/5 (–7M + 2)/5 0 (–6M + 6)/5 (14M + 136)/5 – (2M – 2)/5 B3
X1 1 0 –3/5 0 1/5 3/5 0 –1/5 24/5 – (–3/5) B3
A2 0 0 1 –5/2 1/2 –1 5/2 –1/2 7
X2 0 1 1/5 0 –2/5 –1/5 0 2/5 22/5 – 1/5 B3

Selanjutnya lakukan operasi baris terhadap baris kunci yaitu baris A2 (B3) sehingga semua
angka pada kolom kunci (kolom S1) bernilai nol, kecuali angka kunci, sehingga diperoleh tabel
simpleks ketiga pada iterasi 2 sebagai berikut :
VB X1 X2 S1 S2 S3 A1 A2 A3 NK
Z 0 0 0 –1 –1 –M –M+1 –M+1 30
X1 1 0 0 –3/2 1/2 0 3/2 –1/2 9
S1 0 0 1 –5/2 1/2 –1 5/2 –1/2 7
X2 0 1 0 1/2 –1/2 0 – 1/2 1/2 3

Pada baris Z sudah tidak ada angka yang bernilai positif, berarti solusi optimal telah tercapai
dan tabel simpleks ketiga tersebut juga merupakan tabel simpleks optimal.
Solusi optimal tercapai pada saat X1 = 9, X2 = 3, S1 = 7, S2 = 0, dan S3 = 0 dengan Z minimum
sebesar 30.
Recheck : Jika X1 = 9 dan X2 = 3 disubstitusikan ke dalam pesamaan fungsi tujuan Z :
Z = 2X1 + 4X2 maka diperoleh Z = 2(9) + 4(3) = 30.
Kesimpulan :
Berdasarkan tabel iterasi 2 (tabel simpleks ketiga) diperoleh solusi optimal X1 = 9, X2 = 3
dan Z = 30.

Contoh 2.2 :
Tentukan solusi optimal model LP berikut !
Maksimumkan Z = – 3X1 + X2 + X3
dengan kendala X1 – 2X2 + X3 < 11
– 4X1 + X2 + 2X3 < 3
2X1 – X3 = –1
X1, X2, X3 ≥ 0
Penyelesaian :
Langkah 1: Mengubah model LP ke bentuk baku
Bentuk baku dari model LP diatas adalah :
Fungsi Tujuan : Maksimumkan Z = – 3X1 + X2 + X3
Fungsi Kendala : (1) X1 – 2X2 + X3 + S1 = 11
(2) – 4X1 + X2 + 2X3 + S2 = 3
(3) –2X1 + X3 = 1 (dikalikan – 1)
dengan S1, S2 merupakan variabel slack (karena fungsi kendala bertanda <)

Langkah 2: Menambahkan variabel buatan ke persamaan yang tidak ada variabel slack
Persamaan ketiga tidak memiliki variabel slack sehingga diubah menjadi :
(3) –2X1 + X3 + A1 = 1

Langkah 3: Memberikan koefisien positif yang sangat besar dalam fungsi tujuan
Misalkan M > 0 merupakan konstanta yang sangat besar, sehingga model menjadi :
Fungsi Tujuan : Maksimumkan Z = – 3X1 + X2 + X3 – MA1
Fungsi Kendala : (1) X1 – 2X2 + X3 + S1 = 11
(2) – 4X1 + X2 + 2X3 + S2 = 3
(3) –2X1 + X3 + A1 = 1
Note : Langkah 1, Langkah 2 dan Langkah 3 dapat dilakukan sekaligus

Langkah 4: Substitusi variabel buatan pada fungsi tujuan Z


Berdasarkan persamaan :
(3) –2X1 + X3 + A1 = 1  A1 = 1 + 2X1 – X3
Fungsi tujuan menjadi :
Z = – 3X1 + X2 + X3 – M(1 + 2X1 – X3)
Z = – 3X1 + X2 + X3 – M – 2MX1 + MX3
Z = – (2M + 3)X1 + X2 + (1+M) X3 – M
Z + (2M + 3)X1 – X2 – (M+1) X3 = – M

Langkah 5: Membuat tabel simpleks awal


VB X1 X2 X3 S1 S2 A1 NK Rasio
Z 2M + 3 –1 – (M+1) 0 0 0 –M
S1 1 –2 1 1 0 0 11
S2 –4 1 2 0 1 0 3
A1 –2 0 1 0 0 1 1

Langkah 6: Melakukan algoritma simpleks


Pada masalah MAKSIMISASI, variabel masuk merupakan koefisien paling negatif dalam
persamaan Z, dan kondisi optimum diperoleh ketika semua variabel nondasar memiliki
koefisien Z yang POSITIF.
Dalam hal ini kolom kuncinya adalah kolom X3 (pilih koefisien pada baris Z dengan nilai
paling negatif) dengan X3 adalah variabel masuk. Rasio pembagian nilai kanan dengan kolom
kunci terkecil adalah 1 bersesuaian dengan baris A1, maka baris A1 adalah baris kunci dan A1
adalah variabel keluar serta diperoleh angka kunci adalah 1.
VB X1 X2 X3 S1 S2 A1 NK Rasio Operasi Baris
Z 2M + 3 –1 – (M+1) 0 0 0 –M − (– (M+1))B4
S1 1 –2 1 1 0 0 11 11/1=11 – B4
S2 –4 1 2 0 1 0 3 3/2 – 2B4
A1 –2 0 1 0 0 1 1 1/1=1
Karena nilai angka kunci sudah 1, selanjutnya lakukan operasi baris terhadap baris kunci yaitu
baris A1 (B4) sehingga semua angka pada kolom kunci (kolom X3) bernilai nol, kecuali angka
kunci.
Dalam hal ini, untuk baris 1 (baris Z) dilakukan operasi baris − (– (M+1))B4, untuk baris 2
(baris S1) operasi baris –B4 dan untuk baris 3 (baris S2) operasi baris –B4. Sehingga diperoleh
tabel simpleks pertama sebagai berikut :
VB X1 X2 X3 S1 S2 A1 NK Rasio Operasi Baris
Z 4M + 5 –1 0 0 0 M+1 1 − (–1)B3
S1 3 –2 0 1 0 –1 10 * – (–2)B3
S2 0 1 0 0 1 –2 1 1/1=1
X3 –2 0 1 0 0 1 1 *

Selanjutnya kita periksa apakah tabel sudah optimal atau belum. Karena nilai baris Z di bawah
variabel X2 masih bernilai positif, maka solusi optimal belum tercapai. Oleh karena itu, kita
lakukan iterasi ke 1 dengan algoritma simpleks seperti di atas. Kolom dan baris kuncinya
ditandai pada tabel di atas.
Iterasi 1
Pada tabel diatas kolom kuncinya adalah kolom 2 dengan variabel masuknya adalah X2, baris
kuncinya adalah baris 3 dengan variabel keluarnya adalah S2, dan angka kuncinya adalah 1.
Karena nilai angka kunci sudah 1, selanjutnya lakukan operasi baris terhadap baris kunci yaitu
baris S2 (B3) sehingga semua angka pada kolom kunci (kolom X2) bernilai nol, kecuali angka
kunci.
Dalam hal ini, untuk baris 1 (baris Z) dilakukan operasi baris − (– 1)B3 dan untuk baris 2 (baris
S1) operasi baris – (–2)B3. Sehingga diperoleh tabel simpleks kedua pada iterasi 1 sebagai
berikut :
VB X1 X2 X3 S1 S2 A1 NK Rasio
Z 4M + 5 0 0 0 1 M–1 2
S1 3 0 0 1 2 –5 12
X2 0 1 0 0 1 –2 1
X3 –2 0 1 0 0 1 1

Pada baris Z sudah tidak ada angka yang bernilai negatif, berarti solusi optimal telah tercapai
dan tabel simpleks ketiga tersebut juga merupakan tabel simpleks optimal.
Solusi optimal tercapai pada saat X1 = 0, X2 = 1, X3 = 1, S1 = 12, S2 = 0, dan A1 = 0 dengan
Z maksimum sebesar 2.
Recheck : Jika X1 = 0, X2 = 1, X3 = 1 disubstitusikan ke dalam pesamaan fungsi tujuan Z :
Z = – 3X1 + X2 + X3 maka diperoleh Z = – 3(0) + 1 + 1 = 2
Kesimpulan :
Berdasarkan tabel iterasi 1 (tabel simpleks kedua) diperoleh solusi optimal X1 = 0, X2 = 1,
X3 = 1, dan Z = 2.

Anda mungkin juga menyukai