# Variabel yang dapat berfungsi sebagai variabel basis awal HANYA variabel slack dan
variabel buatan, sehingga semua jumlah variabel basis awal sama dengan jumlah fungsi
kendala.
# Jenis Fungsi Kendala dan Penyelesaiannya :
1. Jika semua fungsi kendala menggunakan pertidaksamaan ≤ maka variabel basis awal
semuanya adalah variabel slack. Penyelesaian solusi optimal untuk kasus seperti ini
dilakukan dengan cara yang sudah diperkenalkan sebelumnya.
2. Jika fungsi kendala menggunakan pertidaksamaan ≥ dan/atau ≤ maka variabel basis awal
adalah variabel slack dan/ atau variabel buatan. Penyelesaian solusi optimal untuk kasus
seperti ini dilakukan dengan memilih antara metode Big M, Dua Fase atau Dual Simpleks.
3. Jika fungsi kendala ada yang menggunakan persamaan = maka variabel buatan akan
ditemukan pada variabel basis awal. Penyelesaian solusi optimal untuk kasus seperti ini
HANYA dapat dilakukan dengan memilih antara metode Big M atau Dua Fase.
Contoh 2.1 :
Tentukan solusi optimal model LP berikut !
Minimumkan Z = 2 X1 + 4 X2
dengan kendala 2X1 + X2 > 14
X1 + X2 > 12
X1 + 3X2 > 18
X1, X2 ≥ 0
Penyelesaian :
Langkah 1: Mengubah model LP ke bentuk baku
Bentuk baku dari model LP diatas adalah :
Fungsi Tujuan : Minimumkan Z = 2 X1 + 4 X2
Fungsi Kendala : (1) 2X1 + X2 – S1 = 14
(2) X1 + X2 – S2 = 12
(3) X1 + 3X2 – S3 = 18
dengan S1, S2, dan S3 merupakan variabel surplus (karena fungsi kendala bertanda ≥)
Langkah 2: Menambahkan variabel buatan ke persamaan yang tidak ada variabel slack
Persamaan pertama, kedua dan ketiga tidak memiliki variabel slack sehingga diubah menjadi :
(1) 2X1 + X2 – S1 + A1 = 14
(2) X1 + X2 – S2 + A2 = 12
(3) X1 + 3X2 – S3 + A3 = 18
Langkah 3: Memberikan koefisien positif yang sangat besar dalam fungsi tujuan Z
Misalkan M > 0 merupakan konstanta yang sangat besar, sehingga model menjadi :
Fungsi Tujuan : Minimumkan Z = 2 X1 + 4 X2 + MA1 + MA2 + MA3
Fungsi Kendala : (1) 2X1 + X2 – S1 + A1 = 14
(2) X1 + X2 – S2 + A2 = 12
(3) X1 + 3X2 – S3 + A3 = 18
Note : Langkah 1, Langkah 2 dan Langkah 3 dapat dilakukan sekaligus
Nilai pertama yang kita miliki adalah nilai baris kunci baru (baris X2). Semua nilai pada baris
A3 pada tabel solusi awal dibagi dengan 3 (angka kunci), sehingga diperoleh tabel pivoting
berikut :
VB X1 X2 S1 S2 S3 A1 A2 A3 NK Operasi Baris
Z 4M – 2 5M – 4 –M –M –M 0 0 0 44M – (5M – 4)B4
A1 2 1 –1 0 0 1 0 0 14 – B4
A2 1 1 0 –1 0 0 1 0 12 – B4
A3 1/3 1 0 0 -1/3 0 0 1/3 6
Selanjutnya lakukan operasi baris terhadap baris kunci yaitu baris A3 (B4) sehingga semua
angka pada kolom kunci (kolom X2) bernilai nol, kecuali angka kunci. Dalam hal ini, untuk
baris 1 (baris Z) dilakukan operasi baris − (5M − 4)B4, untuk baris 2 (baris A1) operasi baris
−B4, dan untuk baris 3 (baris A2) dilakukan operasi baris −B4. Sehingga diperoleh tabel
simpleks pertama sebagai berikut :
VB X1 X2 S1 S2 S3 A1 A2 A3 NK Rasio
Z (7M – 2)/3 0 – M – M (2M – 4)/3 0 0 (–5M + 4)/3 14M + 24
A1 5/3 0 –1 0 1/3 1 0 –1/3 8 24/5
A2 2/3 0 0 –1 1/3 0 1 –1/3 6 9
X2 1/3 1 0 0 -1/3 0 0 1/3 6 18
Selanjutnya kita periksa apakah tabel sudah optimal atau belum. Karena nilai baris Z di bawah
variabel X1 masih bernilai positif, maka solusi optimal belum tercapai. Oleh karena itu, kita
lakukan iterasi ke 1 dengan algoritma simpleks seperti di atas. Kolom dan baris kuncinya
ditandai pada tabel di atas.
Iterasi 1
Dalam hal ini, kolom kuncinya adalah kolom 1 dengan variabel masuknya adalah X1, baris
kuncinya adalah baris 2 dengan variabel keluarnya adalah A1, dan angka kuncinya adalah 5/3.
Kemudian dilakukan pivoting, sehingga diperoleh tabel pivoting berikut :
VB X1 X2 S1 S2 S3 A1 A2 A3 NK Operasi Baris
Z (7M – 2)/3 0 –M – M (2M – 4)/3 0 0 (–5M + 4)/3 14M + 24 – (7M – 2)/3B2
A1 1 0 –3/5 0 1/5 3/5 0 –1/5 24/5
A2 2/3 0 0 –1 1/3 0 1 –1/3 6 – 2/3B2
X2 1/3 1 0 0 -1/3 0 0 1/3 6 – 1/3B2
Selanjutnya lakukan operasi baris terhadap baris kunci yaitu baris A1 (B2) sehingga semua
angka pada kolom kunci (kolom X1) bernilai nol, kecuali angka kunci, sehingga diperoleh
tabel simpleks kedua pada iterasi 1 sebagai berikut :
VB X1 X2 S1 S2 S3 A1 A2 A3 NK Rasio
Z 0 0 (2M – 2)/5 –M (M – 6)/5 (–7M + 2)/5 0 (–6M + 6)/5 (14M + 136)/5
X1 1 0 –3/5 0 1/5 3/5 0 –1/5 24/5 *
A2 0 0 2/5 –1 1/5 –2/5 1 –1/5 14/5 7
X2 0 1 1/5 0 –2/5 –1/5 0 2/5 22/5 22
Selanjutnya kita periksa apakah tabel sudah optimal atau belum. Karena nilai baris Z di bawah
variabel S1 masih bernilai positif, maka solusi optimal belum tercapai. Oleh karena itu, kita
lakukan iterasi ke 2 dengan algoritma simpleks seperti di atas. Kolom dan baris kuncinya
ditandai pada tabel di atas.
Iterasi 2
Dalam hal ini, kolom kuncinya adalah kolom 3 dengan variabel masuknya adalah S1, baris
kuncinya adalah baris 3 dengan variabel keluarnya adalah A2, dan angka kuncinya adalah 2/5.
Kemudian dilakukan pivoting, sehingga diperoleh tabel pivoting berikut :
VB X1 X2 S1 S2 S3 A1 A2 A3 NK Operasi Baris
Z 0 0 (2M – 2)/5 –M (M – 6)/5 (–7M + 2)/5 0 (–6M + 6)/5 (14M + 136)/5 – (2M – 2)/5 B3
X1 1 0 –3/5 0 1/5 3/5 0 –1/5 24/5 – (–3/5) B3
A2 0 0 1 –5/2 1/2 –1 5/2 –1/2 7
X2 0 1 1/5 0 –2/5 –1/5 0 2/5 22/5 – 1/5 B3
Selanjutnya lakukan operasi baris terhadap baris kunci yaitu baris A2 (B3) sehingga semua
angka pada kolom kunci (kolom S1) bernilai nol, kecuali angka kunci, sehingga diperoleh tabel
simpleks ketiga pada iterasi 2 sebagai berikut :
VB X1 X2 S1 S2 S3 A1 A2 A3 NK
Z 0 0 0 –1 –1 –M –M+1 –M+1 30
X1 1 0 0 –3/2 1/2 0 3/2 –1/2 9
S1 0 0 1 –5/2 1/2 –1 5/2 –1/2 7
X2 0 1 0 1/2 –1/2 0 – 1/2 1/2 3
Pada baris Z sudah tidak ada angka yang bernilai positif, berarti solusi optimal telah tercapai
dan tabel simpleks ketiga tersebut juga merupakan tabel simpleks optimal.
Solusi optimal tercapai pada saat X1 = 9, X2 = 3, S1 = 7, S2 = 0, dan S3 = 0 dengan Z minimum
sebesar 30.
Recheck : Jika X1 = 9 dan X2 = 3 disubstitusikan ke dalam pesamaan fungsi tujuan Z :
Z = 2X1 + 4X2 maka diperoleh Z = 2(9) + 4(3) = 30.
Kesimpulan :
Berdasarkan tabel iterasi 2 (tabel simpleks ketiga) diperoleh solusi optimal X1 = 9, X2 = 3
dan Z = 30.
Contoh 2.2 :
Tentukan solusi optimal model LP berikut !
Maksimumkan Z = – 3X1 + X2 + X3
dengan kendala X1 – 2X2 + X3 < 11
– 4X1 + X2 + 2X3 < 3
2X1 – X3 = –1
X1, X2, X3 ≥ 0
Penyelesaian :
Langkah 1: Mengubah model LP ke bentuk baku
Bentuk baku dari model LP diatas adalah :
Fungsi Tujuan : Maksimumkan Z = – 3X1 + X2 + X3
Fungsi Kendala : (1) X1 – 2X2 + X3 + S1 = 11
(2) – 4X1 + X2 + 2X3 + S2 = 3
(3) –2X1 + X3 = 1 (dikalikan – 1)
dengan S1, S2 merupakan variabel slack (karena fungsi kendala bertanda <)
Langkah 2: Menambahkan variabel buatan ke persamaan yang tidak ada variabel slack
Persamaan ketiga tidak memiliki variabel slack sehingga diubah menjadi :
(3) –2X1 + X3 + A1 = 1
Langkah 3: Memberikan koefisien positif yang sangat besar dalam fungsi tujuan
Misalkan M > 0 merupakan konstanta yang sangat besar, sehingga model menjadi :
Fungsi Tujuan : Maksimumkan Z = – 3X1 + X2 + X3 – MA1
Fungsi Kendala : (1) X1 – 2X2 + X3 + S1 = 11
(2) – 4X1 + X2 + 2X3 + S2 = 3
(3) –2X1 + X3 + A1 = 1
Note : Langkah 1, Langkah 2 dan Langkah 3 dapat dilakukan sekaligus
Selanjutnya kita periksa apakah tabel sudah optimal atau belum. Karena nilai baris Z di bawah
variabel X2 masih bernilai positif, maka solusi optimal belum tercapai. Oleh karena itu, kita
lakukan iterasi ke 1 dengan algoritma simpleks seperti di atas. Kolom dan baris kuncinya
ditandai pada tabel di atas.
Iterasi 1
Pada tabel diatas kolom kuncinya adalah kolom 2 dengan variabel masuknya adalah X2, baris
kuncinya adalah baris 3 dengan variabel keluarnya adalah S2, dan angka kuncinya adalah 1.
Karena nilai angka kunci sudah 1, selanjutnya lakukan operasi baris terhadap baris kunci yaitu
baris S2 (B3) sehingga semua angka pada kolom kunci (kolom X2) bernilai nol, kecuali angka
kunci.
Dalam hal ini, untuk baris 1 (baris Z) dilakukan operasi baris − (– 1)B3 dan untuk baris 2 (baris
S1) operasi baris – (–2)B3. Sehingga diperoleh tabel simpleks kedua pada iterasi 1 sebagai
berikut :
VB X1 X2 X3 S1 S2 A1 NK Rasio
Z 4M + 5 0 0 0 1 M–1 2
S1 3 0 0 1 2 –5 12
X2 0 1 0 0 1 –2 1
X3 –2 0 1 0 0 1 1
Pada baris Z sudah tidak ada angka yang bernilai negatif, berarti solusi optimal telah tercapai
dan tabel simpleks ketiga tersebut juga merupakan tabel simpleks optimal.
Solusi optimal tercapai pada saat X1 = 0, X2 = 1, X3 = 1, S1 = 12, S2 = 0, dan A1 = 0 dengan
Z maksimum sebesar 2.
Recheck : Jika X1 = 0, X2 = 1, X3 = 1 disubstitusikan ke dalam pesamaan fungsi tujuan Z :
Z = – 3X1 + X2 + X3 maka diperoleh Z = – 3(0) + 1 + 1 = 2
Kesimpulan :
Berdasarkan tabel iterasi 1 (tabel simpleks kedua) diperoleh solusi optimal X1 = 0, X2 = 1,
X3 = 1, dan Z = 2.