Anda di halaman 1dari 18

Modul : Riset Operasional

METODE SIMPLEX
Dosen Pengampu : Hema Malini, S.E., M.M

OLEH : KELOMPOK III


1.FEBRINA AINI (212127021990122)
2.FEBIOLA SAFITRI (212117122001103)
A. Pengertian Metode Simpleks
 Metode grafik tidak dapat menyelesaikan persoalan linear
program yang memilki variabel keputusan yang cukup
besar atau lebih dari dua, maka untuk menyelesaikannya
digunakan Metode Simplex. Salah satu teknik penentuan
solusi optimal yang digunakan dalam pemrograman linear
adalah metode simpleks. Penentuan solusi optimal
menggunakan metode simpleks didasarkan pada teknik
eleminasi Gauss Jordan. Penentuan solusi optimal
dilakukan dengan memeriksa titik ekstrim satu persatu
dengan cara perhitungan iterasi.
 Beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan, antara lain:
1. Nilai kanan (NK / RHS) fungsi tujuan harus nol (0).
2. Nilai kanan (RHS) fungsi kendala harus positif. Apabila negatif,
nilai tersebut harus dikalikan –1.
3. Fungsi kendala dengan tanda “” harus diubah ke bentuk “=”
dengan menambahkan variabel slack/surplus. Variabel
slack/surplus disebut juga variabel dasar.
4. Fungsi kendala dengan tanda “” diubah ke bentuk “” dengan cara
mengalikan dengan –1, lalu diubah ke bentuk persamaan dengan
ditambahkan variabel slack. Kemudian karena RHS-nya negatif,
dikalikan lagi dengan –1 dan ditambah artificial variabel (M).
5. Fungsi kendala dengan tanda “=” harus ditambah artificial
variabel (M).
Langkah-Langkah Metode Simpleks

1. Langkah-langkah metode simpleks; Rubah fungsi tujuan dan


batasan
2. Menyusun fungsi tujuan dan batasan ke dalam tabel simpleks
3. Tentukan kolam kunci, di baris Z, angka negatif terbesar
4. Tentukan baris kunci indeks = NK / NK Kunci
5. Merubah baris kunci
6. Merubah nilai selain nilai pada baris kunci
BB = NL – (Koefisien x NB)
 Lihat pada baris Z, masih adakah nilai negatif?


Penyimpangan-Penyimpangan Bentuk
Standar
1. Fungsi batasan dengan tanda sama dengan (=)
=> ditambah dengan variabel buatan Contoh :
Fungsi kendala:
1) 2X1 8 => 2X1+ X3 = 8
2) 3X2 15 => 3X2 +X4 = 15
3) 6X1 + 5X2 = 30 => 6X1 + 5X2 + X5 = 30
Fungsi tujuan:
Z = 3X1 + 5X2 => Z – 3X1 – 5X2+ MX5 = 0

2. Fungsi tujuan : Minimisasi


Soal minimisasi harus diubah menjadi maksimisasi dengan cara
mengganti tanda positif dan negatif pada fungsi tujuan.
Contoh 1 :

 Fungsi tujuan :
Maks Z = 4 X1 + 5 X2
 Fungsi pembatas :
X1 + 2 X2 < 40
4 X1 + 3 X2 < 120
X1 , X2 > 0
Rubahlah menjadi bentuk standar.
Untuk merubah menjadi bentuk standar, maka harus
menambahkan slack variable, menjadi :
X1 + 2 X2 < 40  X1 + 2 X2 + S1 = 40
4 X1 + 3 X2 < 120  4 X1 + 3 X2 + S2 = 120

Setelah ditambahkan slack variable, maka fungsi tujuan


menjadi :
Maks Z = 4 X1 + 5 X2 + 0 S1 + 0 S2
Contoh 2 :
 Fungsi tujuan :
Maks Z = 60 X1 + 30 X2 +20 X3
 Fungsi pembatas :
8 X1 + 6 X2 + X3 < 48
4 X1 + 2 X2 < 20
2 X1 + 1,5 X2 + 1,5 X3 < 8
X2 < 5
X1 , X2 , X3 > 0
dengan menambahkan slack variable, menjadi :
8 X1 + 6 X2 + X3 < 48  8 X1 + 6 X2 + X3 + S1 = 48
4 X1 + 2 X2 < 20  4 X1 + 2 X2 + S2 = 20
2 X1 + 1,5 X2 + 1,5 X3 < 8
2 X1 + 1,5 X2 + 1,5 X3 + S3 = 8
X2 < 5  X2 + S4 = 5

Setelah ditambahkan slack variable, maka fungsi tujuan


menjadi :
Maks Z = 4 X1 + 5 X2 + 0 S1 + 0 S2 + + 0 S3 + 0 S4
Metode dan Tabel Simpleks

 Setelah fungsi batasan dirubah ke dalam


bentuk persamaan (bentuk standar), maka
untuk menyelesaikan masalah program linier
dengan metode simpleks dibutuhkan matriks
A yang berisi variabel basis dan variabel non-
basis.
 pada contoh 1, diperoleh matriks A yaitu:

1 2 1 0 
4 3 0 1
 
 Variabel basis adalah S1 dan S2, sedangkan
variabel non-basis adalah variabel X1 dan
variabel X2
 Matriks basis biasanya dinyatakan dengan
BFS (Basis Feasible Solution), dan dituliskan
dengan matriks B ( matriks identitas) yaitu :

1 0 
0 1 
 
Tabel Simpleks
 Langkah-langkah penyelesaian dalam
metode simpleks adalah dengan
menggunakan suatu kerangka tabel yang
disebut dengan tabel simpleks.
 Tabel ini mengatur model ke dalam suatu
bentuk yang memungkinkan untuk penerapan
penghitungan matematis menjadi lebih
mudah
Langkah-langkah metode simpleks
 Mengubah bentuk batasan model
pertidaksamaan menjadi persamaan.
 Membentuk tabel awal untuk solusi feasible
dasar pada titik orijin dan menghitung nilai-
nilai baris zj dan cj – zj.
 Menentukan kolom pivot (kolom pemutar)
dengan cara memilih kolom yang memiliki
nilai positif terbesar pada baris cj – zj. Kolom
pivot ini digunakan untuk menentukan
variabel non-basis yang akan masuk ke
dalam variabel basis.
 Menentukan baris pivot (baris pemutar) dengan cara
membagi nilai-nilai pada kolom kuantitas dengan
nilai-nilai pada kolom pivot, kemudian memilih baris
dengan hasil bagi yang non-negatif terkecil. Baris
pivot ini digunakan untuk menentukan variabel basis
yang akan keluar dari variabel basis.
 Perpotongan antara kolom pivot dan baris pivot
diperoleh nilai pivot.
 Mengubah nilai baris pivot yang baru dengan cara :
nilai baris pivot lama
nilai baris pivot baru 
nilai pivot

Sehingga pada tabel baru, nilai pivot menjadi 1.


 Menghitung nilai baris lainnya dengan cara :
nilai baris nilai baris  koef kolom pivot nilai baris pivot 
   
tabel baru tabel lama  yg berhubungan tabel baru yg berhubungan 

 Menghitung baris-baris zj dan cj – zj.


 Menentukan apakah solusi telah optimal dengan cara

mengecek baris cj – zj. Jika nilai cj – zj adalah nol atau


negatif, maka solusi telah optimal. Tetapi jika masih
terdapat nilai positif, maka kembali ke langkah c dan
mengulangi kembali langkah-langkah selanjutnya.
 Dari tabel iterasi 1 tersebut terlihat bahwa
nilai rasio  bernilai negatif atau nol, sehingga
hal ini mengindikasikan bahwa tidak ada titik
“yang paling dibatasi”.
 Jadi, dapat disimpulkan bahwa masalah ini
mempunyai solusi yang tidak tertutup atau
disebut juga solusi tidak terbatas.

Anda mungkin juga menyukai