Metode optimasi yang digunakan adalah metode simpleks. Sebagai studi kasus adalah
perusahaan mebel yang menghasilkan dua produk, meja dan kusrsi yang di proses
melalui dua bagian fungsi : perkaitan dan pemolesan. Pada bagian perakitan tersedia 60
jam kerja, sedangkan pada bagian pemolesannya hanya 48 jam kerja.
PENDAHULUAN
Mebel atau furniture adalah perlengkapan rumah yang mencakup semua barang seperti
kursi, meja, dan lemari. Mebel akan terasa fungsinya jika tidak ada di rumah. Banyaknya
kebutuhan akan hal itu, banyak terdapat perusahaan pembuat mebel. Perusahaan
mebel tentu saja kaitannya dengan proses produksi barang. Sehingga strategi
produksinya harus disiasati, agar perusahaan dapat memproduksi barang secara
optimal dan keuntungannya diperoleh dengan maksimal. Pada saat ini produksi dan
penjualan furniture berkembang dan tumbuh sangat cepat. Dengan semakin
meningkatnya konsumen yang membutuhkan perlengkapan furniture, maka semakin
banyak pula permasalahan yang timbul di dalam memberikan pelayanannya kepada
pelanggan.
METODE
Pembahasan dalam penelitian ini dikaji secara deskriptif. Metode optimasi yang
dipergunakan adalah metode simpleks. Metode simpleks ini merupakan salah satu dari
model program linear.
Metode Simpleks
Metode simpleks adalah suatu metode yang secara sistematis dimulai dari suatu
pemecahan dasar yang fisibel ke pemeca- han yang fisibel lainnya dan ini dilakukan
berulang-ulang (dengan jumlah ulangan yang terbatas) sehingga akhirnya tercapai
suatu pemecahan dasar yang optimum dan pada setiap langkah menghasilkan suatu
nilai dari fungsi tujuan yang selalu lebih besar, lebih kecil, atau sama dari langkah-
langkah sebelumnya.
Apabila suatu masalah Linier Program hanya mengandung 2 kegiatan atau variabel-
variabel keputusan saja, maka akan dapat diselesaikan dengan metode grafik. Tetapi
bila melibatkan lebih dari dua ke- giatan maka metode grafik tidak dapat di- gunakan
lagi, sehingga diperlukan metode simpleks. Metode simpleks merupakan suatu cara
yang lazim digunakan untuk menentukan kombinasi optimal dari tiga variabel atau
lebih.
Dalam metode simpleks, model diubah kedalam bentuk suatu tabel, kemudian di-
lakukan beberapa langkah matematis pada tabel tersebut. Langkah-langkah matema- tis
ini pada dasarnya merupakan replikasi proses pemindahan pemindahan dari suatu titik
ekstrim ke titik ekstrim lainnya pada batas daerah solusi (solution boundary). Tidak
seperti metode grafik, dimana kita dapat dengan mudah mencari titik terbaik di antara
semua titik-titik solusi, metode simpleks bergerak dari satu solusi ke so- lusi yang lebih
baik sampai solusi yang terbaik didapat.
Metode simpleks lebih efisien serta di- lengkapi dengan suatu uji kriteria yang bisa
memberitahukan kapan hitungan ha- rus dihentikan dan kapan harus dilanjut- kan
sampai diperoleh suatu optimal solu- tion (maksimum profit, maksimum reve- nue,
minimum cost, dan lain sebagainya). Pada umumnya dipergunakan tabel-tabel dari
tabel pertama yang memberikan pe- mecahan dasar permulaan yang fisibel (i- nitial
basic feasible solution) sampai pada pemecahan terakhir yang memberikan op- timal
solution. Semua informasi yang di- perlukan (test kriteria, nilai variabel-varia- bel, nilai
fungsi tujuan) akan terdapat pada setiap tabel, selain itu nilai fungsi tujuan dari suatu
tabel akan lebih besar/kecil atau sama dengan tabel sebelumnya. Pada u- mumnya
suatu persoalan linier program- ming bisa diklasifikasikan menjadi 3 kate- gori yaitu :
Untuk menghasilkan 1 meja diperlukan 4 jam kerja perakitan dan 2 jam kerja
pemolesan, sefangkan untuk menghasilkan 1 kursi di perlukan 2 jam kerja perakitan
dan 4 jam kerja pemolesan. Laba/keuntungan untuk setiap meja dan kursi yang di buat
masing-masing Rp. 80.000 dan Rp. 60.000. Berapa jumlah meja dan kursi yang di
hasilkan ?
Penyelesaian :
Definisi variabel keputusan :
Keputusan yang akan diambil adalah berapakah jumloah meja dan kursi yang
dihasilkan.
X1 = Jumlah Meja yang kan dihasilkan ( dalam satuan unit )
X2 = Jumlah Kursia yang kan dihasilkan ( dalam satuan unit )
Menentukan nilai elemen cell yaitu nilai perpotongan antara kolom kunci
dengan baris kunci.
Variabel Z X1 X2 S1 S2 NK Indeks
dasar
Z 1 -8 -6 0 0 0 -
S1 0 4 2 1 0 60 15
S2 0 2 4 0 1 48 24
4. Melakukan iterasi
Dengan menentukan baris kunci baru dan baris baris lainnya termasuk Z.
X1 = 1 ½ ¼ 0 15
Variabel Z X1 X2 S1 S2 NK
dasar
Z
X1 0 1 ½ ¼ 0 15
S2
Nilai Baris yang lain = Baris lama – (Nilai baris kunci baru0 x angka kolom kunci baris ybs.
Variabel Z X1 X2 S1 S2 NK
dasar
Z
X1 0 1 ½ ¼ 0 15
S2 0 0 3 -½ 1 18
Variabel Z X1 X2 S1 S2 NK
dasar
Z 1 0 -2 2 0 120
X1 0 1 ½ ¼ 0 15
S2 0 0 3 -½ 1 18
Variabel Z X1 X2 S1 S2 NK Indeks
dasar
Z 1 0 -2 2 0 120
X1 0 1 ½ ¼ 0 15 30
S2 0 0 3 -½ 1 18 6
Lakukan iterasi kembali sampai tidak ada nilai baris Z yang negative
Hasil
Karena nilai-nilai pada baris Z sudah tidak ada yang negatif, berarti iterasi selesai, dan
solusi yang diperoleh adalah : X1 = Meja = 12, X2 = Kursi = 6 dan nilai fungsi tujuan Z
9laba) = 132 (dalam puluhan ribu rupiah). Artinbya, untuk memperoleh keuntunfgan
yang maksimal sebesatr Rp. 1.320.000, maka perrusahaan sebaiknya memproduksi
meja sebanyak 12 Unit dan kursi sebanyak 6 unit. Dari tabel tersebut juga diketahui
nilai X3 dan X4 tidak ada (X3 dan X4 = 0 ), artinya seluruh waktu kerja (perakitan dan
pemolesan) sudah habis digunakan, tidak ada waktu yang tersisa.