Anda di halaman 1dari 9

PROGRAM LINIER

Oleh Kelompok 3:

Nama Kelompok :Annisa Aulia Lestari (08011182126004)


Berliani Taskia (08011282126058)
Cindy Alfia Nabila (08011382126114)
Destia Maharani (08011182126016)
Dima Dwifa (08011382126084)
Ilham Indra Utama (08011182126008)
M. Aldi Saputra (08011382126096)
Nabila Henisaniyya (08011282126056)
Putri Pratiwi (08011282126028)
Stevy Tiofani Purba (08011282126076)

Dosen Pengampu : Eka Susanti, M.Sc

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022

CONTOH KASUS DAN PENYELESAIAN MENGGUNAKAN METODE


GRAFIK

Kereta Api tujuan Lampung-Medan mempunyai tempat duduk 100 kursi, setiap
penumpang kelas bisnis boleh membawa bagasi 20 kg, sedangkan kelas ekonomi
10 kg. Kereta api hanya boleh membawa bagasi 1.400 kg. Harga tiket kelas utama
Rp500.000 dan kelas ekonomi Rp420.000. Tentukan banyaknya tempat duduk
kelas utama dan kelas ekonomi agar pendapatan dari penjualan tiket tersebut
maksimum

Penyelesaian:

1. Dimisalkan variabel kendala : x = banyaknya penumpang kelas bisnis


y = banyaknya penumpang kelas ekonomi

2. Menentukan fungsi tujuan:

Fungsi tujuan dari permasalahan tersebut yaitu menentukan pendapatan


maksimum:

Z = 500.000 x + 420.000 y

3. Menyusun model dari variabel-variabel kendala:

Banyak tempat duduk maksimum adalah 100.


Banyak bagasi maksimum 20 kg (kelas bisnis) dan 10 kg (kelas ekonomi)
dengan total bagasi maksimum 1.400 kg.

Sehingga : x + y ≤ 100
20 x + 10 y ≤ 1.400

Grafik dari fungsi tersebut: x + y ≤ 100

x 0 100
y 100 0

Titik yang dilalui garis yaitu (0, 100) dan (100, 0)

20 x + 10 y ≤ 1400

x 0 70
y 140 0
Titik-titik yang dilalui garis yaitu (0,140) dan (70, 0)

4. Menggambar grafik

Gambar grafik fungsi kendala yaitu sebagai berikut.

5. Menentukan titik potong kedua grafik (konsep SPLDV)

x + y = 100 atau y = 100 – x


20 x + 10 y = 1.400
Sehingga :
20 x + 10 (100 – x) = 1.400
20x + 1.000 – 10x = 1.400
10x = 1.400 – 1.000
10 x = 400
x = 400/10 = 40

x + y = 100
x = 40 atau y = 100 – 40 = 60
Titik potong kedua garis pada (40, 60)

6. Menentukan daerah penyelesaian.


Pada gambar tersebut terdapat daerah penyelesaian yang berwarna ungu.

7. Menghitung nilai optimum dari fungsi tujuan.

Titik optimumnya yaitu (0, 0), (70, 0), (40, 60), dan (0, 100).
Fungsi tujuan: Z = 500.000 x + 420.000 y
(0, 0) atau Z = 500.000 (0) + 420.000 (0) = 0
(70, 0) atau Z = 500.000 (70) + 420.000 (0) = 35.000.000
(40, 60) atau Z = 500.000 (40) + 420.000 (60) = 20.000.000+ 25.200.000 = 45.200.000
(0,100) atau Z = 500.000 (0) + 420.000 (100) = 42.000.000

Maksimum penjualan tiket yaitu 45.200.000.

Jadi, agar penjualan tiket maksimum maka banyaknya penumpang kelas bisnis adalah 40
penumpang dan banyaknya penumpang kelas ekonomi adalah 60 penumpang.
CONTOH KASUS DAN PENYELESAIAN METODE SIMPLEKS

Usaha bakery Amira melayani pemesanan roti yang menggunakan bahan baku
telur, margarin dan tepung terigu. Untuk pembuatan 8 roti diperlukan 2 kg telur, 1
bungkus margarin dan 4 kg tepung terigu. Untuk pembuatan 30 roti diperlukan 5
kg telur, 2 bungkus margarin dan 6 kg tepung terigu. Sedangkan pembuatan 12
roti diperlukan 2 kg telur, 4 bungkus margarin dan 1 kg tepung terigu. Dengan
menggunakan 5 kg telur, 7 bungkus margarin dan 2 kg tepung terigu, berapakah
hasil produksi maksimum yang dihasilkan?

PENYELESAIAN:

Langkah pertama: Mengubah ke bentuk baku

Fungsi tujuan: Z - 5X1 - 7X2 - 2X3 = 0


Fungsi batasan:
(1) 2X1 + X2 + 4X3 + X4 =8
(2) 5X1 + 2X2 + 6X3 + X5 = 30
(3) 2X1 + 4X2 + X3 + X6 = 12

Langkah kedua: Masukkan fungsi tujuan dan fungsi batasan kedalam tabel

Variabel dasar Z X1 X2 X3 X4 X5 X6 NK
Z 1 -5 -7 -2 0 0 0 0
X4 0 2 1 4 1 0 0 8
X5 0 5 2 6 0 1 0 30
X6 0 2 4 1 0 0 1 12

Setelah dimasukkan kedalam tabel, lihat nilai Z nya apakah sudan optimal. Dan ka
rena pada tabel Z masih ada nilai negarif, maka dilanjutkan ketahap selanjutnya.

Langkah ketiga: Menentukan kolom kunci

Kolom kunci ditentukan dengan melihat tabel Z dan ditentukan berdasarkan nilai
negatif dengan angka terbesar pada tabel Z.
Variabel dasar Z X1 X2 X3 X4 X5 X6 NK
Z 1 -5 -7 -2 0 0 0 0
X4 0 2 1 4 1 0 0 8
X5 0 5 2 6 0 1 0 30
X6 0 2 4 1 0 0 1 12

Langkah keempat: Menentukan Indeks

NK
Indeks ditentukan dengan rumus yaitu:
Nilai Kolom Kunci
Sehingga, didapatkan nilai-nilai sebagai berikut:
Variabel dasar Z X1 X2 X3 X4 X5 X6 NK Indeks
Z 1 -5 -7 -2 0 0 0 0
X4 0 2 1 4 1 0 0 8 8
X5 0 5 2 6 0 1 0 30 15
X6 0 2 4 1 0 0 1 12 3

Langkah kelima: Menentukan baris kunci

Baris kunci ditentukan dengan melihat nilai indeks terkecil. Karena diketahui nilai
indeks terkecil adalah 3, maka didapatkan baris kunci sebagai berikut:
Variabel dasar Z X1 X2 X3 X4 X5 X6 NK Indeks
Z 1 -5 -7 -2 0 0 0 0
X4 0 2 1 4 1 0 0 8 8
X5 0 5 2 6 0 1 0 30 15
X6 0 2 4 1 0 0 1 12 3

Elemen kunci

Langkah keenam: Mengubah nilai baris

Nilai baris pertama yang diubah adalah X6 dan kemudian diubah dengan variabel
X2 sebagai fungsi kolom. Nilai baris pada X6 dibagi dengan elemen kunci.
Variabel dasar Z X1 X2 X3 X4 X5 X6 NK
Z
X4
X5
X2 0 1/2 1 1/4 0 0 1/4 3

Langkah ketujuh: Mengubah nilai baris menjadi nilai baru

Baris baru ditentukan dengan menggunakan rumus:

Baris baru = baris lama – (koefisien pada kolom kunci) x nilai baru baris klunci

Baris pertama (Z):

[-5 -7 -2 0 0 0 0]
-7 [½ 1 ¼ 0 0 ¼ 3] -
Nilai baru = −3 0 −1 0 0 7 21
2 4 4

Baris kedua (batasan 1)


[2 1 4 1 0 0 8]
1 [½ 1 ¼ 0 0 ¼ 3] -
Nilai baru = 3 0 15 1 0 1 5
-
2 4 4

Baris ketiga (batasan 2)


[5 2 6 0 1 0 30]
2 [½ 1 ¼ 0 0 ¼ 3] -
Nilai baru = 4 0 11 0 1 1 24
-
2 2

Sehingga di dapatkan baris baru sebagai berikut:


Variabel dasar Z X1 X2 X3 X4 X5 X6 NK
Z 1 −3 0 −1 0 0 7 21
2 4 4
X4 0 3 0 15 1 0 1 5
2 4 4
X5 0 4 0 11 0 1 1 24
-
2 2
X2 0 1/2 1 1/4 0 0 1/4 3

Langkah kedelapan: Iterasi lanjutan

Karena nilai Z belum optimum, maka di lakukan iterasi lanjutan dengan menentu
kan kolom kunci dan baris kunci:

Variabel dasar Z X1 X2 X3 X4 X5 X6 NK Indeks


Z 1 −3 0 −1 0 0 7 21 14
2 4 4
X4 0 3 0 15 1 0 1 5 10
2 4 4 3
X5 0 4 0 11 0 1 1 24 6
-
2 2
X2 0 1/2 1 1/4 0 0 1/4 3 6

Baris kunci ditentukan dengan melihat nilai indeks terkecil. Karena diketahui nilai
indeks terkecil adalah 10/3 , maka didapatkan baris kunci sebagai berikut:
Variabel dasar Z X1 X2 X3 X4 X5 X6 NK Indeks
Z 1 −3 0 −1 0 0 7 21 14
2 4 4
X4 0 3 0 15 1 0 1 5 10
2 4 4 3
X5 0 4 0 11 0 1 1 24 6
-
2 2
X2 0 1/2 1 1/4 0 0 1/4 3 6

Elemen kunci
Nilai baris pertama yang diubah adalah X4 dan kemudian diubah dengan variabel
X1 sebagai fungsi kolom. Nilai baris pada X4 dibagi dengan elemen kunci.
Variabel dasar Z X1 X2 X3 X4 X5 X6 NK
Z
X1 0 1 0 5 2 0 1 10
2 3 6 3
X5
X2

Baris pertama (Z):


−3 0 −1 0 0 7 21]
[
2 4 4
−3 [1 0 5 2 0 1 10 -
]
2 2 3 6 3
Nilai baru = 0 0 14 1 0 2 26
4

Baris ketiga (batasan 2)


[4 0 11 0 1 −1 24]
2 2
4 [1 0 5 2 0 1 10 -
¿
2 3 6 3
Nilai baru = 0 0 −9 −8 1 −7 32
2 3 6 3

Baris keempat (batasan 3)


[1/2 1 1/4 0 0 1/4 3]
½ [1 0 5 2 0 1 10 -
]
2 3 6 3
Nilai baru = 0 1 -1 1 0 1 4
-
3 6 3

Sehingga di dapatkan baris baru sebagai berikut


Variabel dasar Z X1 X2 X3 X4 X5 X6 NK
Z 1 0 0 14 1 0 2 26
4
X1 0 1 0 5 2 0 1 10
2 3 6 3
X5 0 0 0 −9 −8 1 −7 32
2 3 6 3
X2 0 0 1 -1 - 1 0 1 4
3 6 3

Dari tabel final didapatkan


X1 = 10/3 ; X2 = 4/3 ; X3 = 0 ;Z = 26

Anda mungkin juga menyukai