Program Linear
Oleh :
▪ Variabel dual Y1 , Y2 , Y3 berhubungan dengan batasan model primal. Dimana untuk setia batasan
dalam primal terdapat satu variabel dual. Misal, dalam kasus di atas model primal mempunyai 3
batasan, maka dualnya akan mempunyai 3 variabel keputusan.
▪ Nilai kuantitas pada sisi kanan pertidaksamaan pada model primal merupakan koefisien fungsi
tujuan dual.
▪ Koefisien fungsi tujuan primal, merupakan nilai kuantitas pada sisi kanan pertidaksamaan pada
model dual.
▪ Pada bentuk standar, model maksimisasi primal memiliki batasan-batasan <, sedangkan model
minimisasi dual memiliki batasan-batasan >.
1. ANALISIS DUALITAS
Contoh Kasus :
Y1 , Y2 , Y3 , Y4 > 0
Menginterpretasi Model Primal :
Basis Kuantitas X1 X2 S1 S2 S3
200 X2 8 0 1 1/2 -1/18 0
0 S3 48 0 0 6 -2 1
zj 2240 160 200 20 20/3 0
cj - zj 0 0 -20 -20/3 0
Menginterpretasi Model Primal :
▪ Diperoleh:
▪ Jumlah produk 1 yaitu X1 = 4
▪ Jumlah produk 2 yaitu X2 = 8
▪ Sisa sumber daya 3 adalah S3 = 48 m2
▪ Baris cj – zj dibawah kolom S1 adalah -20, artinya bahwa nilai dari
satu unit sumber daya 1 adalah sebesar 20.
▪ Nilai baris cj – zj dibawah kolom S2 adalah -20/3, bahwa nilai dari
satu unit sumber daya 2 adalah sebesar 20/3.
▪ Laba yang diperoleh sebesar 2240 .
▪ Untuk sumber daya 3 (S3) pada baris cj – zj bernilai nol, artinya bahwa
sumber daya 3 memiliki nilai marjinal nol, yaitu kita tidak akan
bersedia membayar apapun penambahan 1 unit sumber daya 3.
Pengertian dan Kegunaan Analisis
Sensitivitas
Analisis sensivitas merupakan analisis yang dilakukan untuk
mengetahui akibat dari perubahan parameter-parameter produksi
terhadap perubahan kinerja system produksi dalam menghasilkan
keuntungan. Dengan melakukan analisis sentivitas maka akibat yang
mungkin terjadi dari perubahan-perubahan tersebut dapat diketahui
dan diantisifikasi sebelumnya. Kegunaan analisis sensitivitas, yaitu :
▪Untuk memperbaiki cara pelaksanaan proyek yang sedang
dilaksanakan.
▪Untuk memperbaiki design proyek, sehingga dapat meningkatkan
NPC.
▪Untuk mengurangi resiko kerugian dengan menunjukan beberapa
tindakan pencegahan yang harus di ambil.
Jenis Perubahan Yang Dapat
Mempengaruhi Optimalitas
Dengan batasan :
30 X1 ≤ 1500
40 X1 + 20 X2 ≤ 2500
20 X1 + 25 X2 ≤ 2000
X1 , X2 ≥ 0
Bentuk implisit fungsi tujuan dan bentuk persamaan fungsi
batasan persoalan di atas adalah sebagai berikut :
Dengan batasan :
30 X1 + S1 = 1500
40 X1 + 20 X2 + S2 = 2500
20 X1 + 25 X2 + S3 = 2000
X1 , X2, S1, S2, S3 ≥ 0
Tabel Optimal
Berdasarkan tabel optimal dapat
diketahui bahwa variabel basisnya
adalah X1, X2, S1 sedangkan variabel
non basisnya adalah selain X1, X2, S1
(atau S2 dan S3). Koefisisen fungsi
tujuan variabel basis adalah C1, C2
dan C3. Akibat perubahan koefisien
fungsi tujuan variabel basis, perlu
dianalisis seberapa besar koefisien
C1 dan C2 dapat berubah (dinaikan
atau diturunkan) tanpa
mempengaruhi solusi optimal,
sedangkan C3 tidak perlu dianalisis
karena C3 adalah koefisien fungsi
tujuan variabel S1 yang besarnya
dapat dipastikan 0 (nol).
Contoh Kasus Perubahan Koefisien
Fungsi Tujuan Variabel Non Basis
Maksimumkan Z = 12 X1 + 18 X2 + 15 X3
X1 = jumlah produk A yang dibuat
X2 = jumlah produk B yang dibuat
X3 = jumlah produk C yang dibuat
Dengan batasan :
4X1 + 6X2 + 5X3 ≤ 480
2X1 + 5X2 + 6X3 ≤ 360
3X1 + 8X2 + 6X3 ≤ 580
X1 , X2 , X3 ≥ 0
Bentuk implisit fungsi tujuan dan bentuk persamaan fungsi
batasan persoalan di atas adalah sebagai berikut :
Dengan batasan :
4X1 + 6X2 + 5X3 + S1 = 480
2X1 + 5X2 + 6X3 + S2 = 360
3X1 + 8X2 + 6X3 + S3 = 580
X1, X2, X3, S1, S2, S3 ≥ 0
Tabel Optimal
Berdasarkan tabel optimal
dapat diketahui bahwa
variabel keputusan non basis
adalah X3, artinya X3 tidak
diproduksi karena tidak cukup
ekonomis dengan keuntungan
sebesar 15. Apabila C3
diturunkan berapapun, X3
tetap tidak ekonomis untuk
diproduksi, yang berarti batas
bawah C3 = – ∞. Sebaliknya
jika C3 dinaikkan sampai
jumlah tertentu, ada
kemungkinan X3 cukup
ekonomis untuk diproduksi.
Perubahan Koefisien Teknis Fungsi
Kendala
Misal :
X1 = jumlah jenis standar yang diprodusir
X2 = jumlah jenis de luxe yang diprodusir
X3 = jumlah jenis super de luxe yang diprodusir
Primal
Fungsi-fungsi batasan:
1) Mainan : 4X1 + 5X2 + 6X3 ≤ 60000
2) Alat olah raga : 4X1 + 6X2 + 8X3 ≤ 75000
3) Buku : 2X1 + 5X2 + 5X3 ≤ 45000
4) X1, X2, X3, ≥ 0
Jadi kombinasi optimal :
X1 = jumlah jenis standar = 3750
X2 = jumlah jenis de luxe = 0
X3 = jumlah jenis super de luxe = 7500
Penerimaan penjualan = Rp. 562.500.000,-
Dual
Dimana :
a) 0, 30/4, dan 0 adalah nilai-nilai X4, X5, dan X6 pada baris Z
b) 40 adalah nilai kanan dari fungsi batasan (dual) kedua
Andaikan setelah dicapainya tahap optimal terjadi perubahan pada koefisien
teknis X2
Maka fungsi batasan (dual) kedua berubah menjadi :
3Y1 + 4Y2 + 6Y3 ≥ 40
Akibatnya, nilai X2 pada baris Z (pada tabel optimal) akan berubah menjadi :
3(0) + 4(30/40) + 6(0) – 40 = -10
Dengan perubahan X3
tabel diatas tidak optimal
lagi, karena ada nilai
negatif pada baris
tujuannnya (=-10).
Akibatnya perlu
dilanjutkan sampai tahap
optimal tercapai.
Perubahan Fungsi Pembatas
Y1 = 3,Y2 = 0 danY3 =0
Jadi Ĉ4 = 9 (3) + 6 (0) + 8 (0) – 12 = 15, karena positif maka tidak
mempengaruhi solusi optimal semula. Hal ini menunjukkan bahwa produk
D dengan keuntungan/unit 12 , tidak layak untuk diproduksi. Supaya
mempengaruhi solusi optimal semula atau supaya produk D layak untuk
diproduksi maka besarnya keuntungan/unit produk D adalah :