1, Juni 2013
1
Hendra Kurniawan
1
Jurusan Sistem Informasi-Fakultas Ilmu Komputer
Informatics & Business Institute Darmajaya
Jl. Z.A Pagar Alam No 93, Bandar Lampung - Indonesia 35142
Telp. (0721) 787214 Fax. (0721)700261
E-mail : kirana110911@gmail.com
ABSTRACT
One form of improved services and performance of the functions of an agency is a well-
defined business and data processing activities that follow the development of information
and communication technology, So that it can realize its strategic objectives. One way that
can be taken is to conduct agency enterprise architecture definition. In this study, a case
study on Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kabupaten Lampung Tengah using the
enterprise architecture planning (EAP) and generates blueprints information systems. In
this study, the steps undertaken by the EAP, such as initiation planning, business modeling,
systems and current technology, data architecture, application architecture, technology
architecture, and the last is the implementation plan. After doing the whole process of the
EAP, then the resulting 36 data entities and 28 candidate applications in 8 activities and
training functions of the Board of Education Central Lampung District. With the resulting
36 entities and 28 candidate applications on the agency to contribute in the development of
information systems in the future. Due to the blueprint of information system resulting from
this study as a benchmark in the development of information systems.
ABSTRAK
Salah satu wujud peningkatan pelayanan dan kinerja suatu instansi terletak dari fungsi
bisnis yang terdefinisi dengan baik dan kegiatan pengolahan data yang mengikuti
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, Sehingga dapat mewujudkan tujuan
strategisnya. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah melakukan pendefinisian
arsitektur enterprise instansi. Pada penelitian ini studi kasus pada Badan Pendidikan dan
Pelatihan Daerah Kabupaten Lampung Tengah dengan menggunakan metode enterprise
architecture planning (EAP) dan menghasilkan blueprint Sistem Informasi. Dalam
penelitian ini, langkah-langkah yang dilakukan berdasarkan EAP, seperti inisiasi
perencanaan, pemodelan bisnis, sistem dan teknologi saat ini, arsitektur data, arsitektur
aplikasi, arsitektur teknologi dan terakhir adalah rencana implementasi. Setelah melakukan
seluruh proses pada EAP, maka dihasilkan 36 entitas data dan 28 kandidat aplikasi pada 8
aktifitas-aktifitas fungsi Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kabupaten Lampung
Tengah. Dengan dihasilkannya 36 entitas dan 28 kandidat aplikasi pada instansi tersebut
memberikan kontribusi didalam pengembangan sistem informasi di masa yang akan
datang. Dikarenakan blueprint sistem informasi yang dihasilkan dari penelitian ini menjadi
tolak ukur didalam pengembangan sistem informasi.
I. PENDAHULUAN
Salah satu pendorong pemanfaatan Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah
sistem informasi dalam organisasi adalah Kabupaten Lampung Tengah sebagai
semakin meningkatnya kebutuhan dalam instansi pemerintah penyelenggara
fungsi bisnis yang dijalankan. Dampak pendidikan dan pelatihan yang memiliki
dari itu semua, banyak organisasi yang kompetensi untuk mendukung
berlomba-lomba untuk menerapkan pembangunan daerah berdayaguna
sistem informasi dengan teknologinya dengan menciptakan sumber daya
dengan hanya memperhatikan kebutuhan manusia yang handal. Dalam
sesaat dan memungkinkan penerapan penyelenggaraan pendidikan dan
sistem informasi yang saling tumpang pelatihan pada Badan Pendidikan dan
tindih dan adanya pulau-pulau sistem Pelatihan Kabupaten Lampung Tengah,
yang berbeda satu dengan lainnya. Tidak data-data terkait dengan administrasi
hanya itu faktor kurangnya perencanaan pendidikan dan pelatihan dalam
yang matang dalam pengembangan pengolahannya masih tergolong
sistem akan mengakibatkan kegagalan konvensional dan belum maksimal
dalam pengembangan sistem dan dana menggunakan teknologi informasi.
yang dikeluarkan akan sia-sia saja.
Dalam rangka mendukung visi dan
Kondisi tersebut membuat sistem
misi organisasi perlu dilakukan upaya-
informasi tidak dapat dimanfaatkan
upaya strategis sebagaimana tertuang
sesuai dengan yang diharapkan
didalam Rancangan Rencana Strategis
berdasarkan misi dan tujuan penerapan
khususnya pada lingkup strategi dan
sistem informasi, yaitu efisiensi dan
kebijakan yaitu penyediaan sarana dan
efektifitas dalam pemenuhan kebutuhan
prasarana diklat sesuai dengan standar
organisasi, mulai dari pemenuhan
kemajuan teknologi, manajemen sistem
kebutuhan pada level tertinggi dalam
informasi dan pemanfaatan teknologi
organisasi sampai dengan pada
informasi. Untuk itu perlu didukung
kebutuhan pada level paling bawah yaitu
dengan perencanaan arsitektur sistem
kebutuhan operasional [6][8].
informasi yang dapat mendefinisikan
Informatics & Business Institute Darmajaya 42
Hendra Kurniawan Jurnal Informatika, Vol. 13, No.1, Juni 2013
aktifitas utama dan aktifitas pendukung pertama dan kedua dari tiga kolom
di Banditlakda sebagai fungsi bisnis pertama.
utama dalam operasional organisasi.
Sehingga menghasilkan arsitektur sistem
informasi yang diperlukan.
Pada implementasinya, penelitian
ini mengadopsi metode enterprise
architecture planning. Enterprise
architecture merupakan deskripsi dari
misi stakeholder yang termasuk
didalamnya informasi, fungsionalitas,
Gambar 1. Pendekatan EAP dalam
lokasi organisasi/perusahaan dan
Kerangka Kerja Zachman [9]
parameter kinerja. Arsitektur enterprise
menggambarkan rencana untuk
II. METODE PENELITIAN
mengembangkan sebuah sistem atau
Metode penelitian yang dilakukan
sekumpulan sistem [2]. Sedangkan
didasarkan pada metode enterprise
enterprise architecture planning adalah
architecture planning yang telah sedikit
suatu pendefinsian arsitektur dalam
dijelaskan pada bagian sebelumnya. Pada
penggunaan informasi untuk mendukung
dasarnya EAP bukan merancang bisnis
bisnis dan rencana untuk
dan arsitekturnya, tetapi mendefinisikan
mengimplementasikan arsitektur tersebut.
kebutuhan bisnis dan arsitekturnya.
Hal ini tentu saja merupakan proses
Dalam EAP, arsitektur menjelaskan
pendekatan perencanaan kualitas data
mengenai data, aplikasi dan teknologi
yang berorientasi pada kebutuhan bisnis
yang dibutuhkan untuk mendukung bisnis
serta bagaimana cara implementasi dari
organisasi/perusahaan. Untuk hal tersebut
arsitektur tersebut dalam usaha untuk
tadi, Steven H Spewak menyatakan
mendukung perputaran roda bisnis dan
bahwa pemakaian istilah arsitektur terdiri
pencapaian isi sistem informasi dan
dari arsitektur data, arsitektur aplikasi,
organisasi/perusahaan [5]. Enterprise
dan arsitektur teknologi. Arsitektur disini
Architecture Planning (EAP) merupakan
dimaksudkan layaknya cetak biru,
metode yang dikembangkan untuk
penggambaran, atau model. Tahapan
membangun arsitektur enterprise [5].
pembangunan EAP (Gambar 2) adalah
Dalam ZF [9], EAP mencakup baris
tahap untuk memulai, tahap memahami
Informatics & Business Institute Darmajaya 43
Hendra Kurniawan Jurnal Informatika, Vol. 13, No.1, Juni 2013
Gambar 2. Komponen EAP [5] Hasil dari fungsi bisnis yang telah
terdefinisikan didekomposisikan dengan
Pada tahapan 2/lapisan 2 pada
menggunakan four stage life cycle. Four
komponen enterprise architecture
Stage Life Cycle adalah tool yang
planning (pemodelan bisnis). Pada
digunakan untuk menemukan
tahapan pemodelan bisnis menggunakan
turunan/dekomposisi dari fungsi bisnis
rantai nilai porter (porter value chain).
yang terkait dengan produk/layanan yang
Pemodelan bisnis adalah proses-proses
diberikan oleh fungsi bisnis tersebut
untuk mendefinisikan bisnis itu sendiri.
[1][7].
Tujuan dari pemodelan bisnis ini
adalah untuk menyediakan pengetahuan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
dasar yang lengkap dan menyeluruh yang
Metode yang dipakai pada
dapat digunakan untuk mendefinisikan
arsitektur sistem informasi adalah
arsitektur dan rencana implementasinya
Enterprise Architecture Planning dengan
[3]. Model rantai nilai (value chain)
tahapan sebagai berikut :
Porter untuk menyoroti aktivitas di
a. Inisiasi Perencanaan
dalam bisnis. Rantai terdiri dari satu
Pada tahapan inisiasi perencanaan
rangkaian aktivitas yang menciptakan dan
tahapan yang dilakukan adalah sebagai
membangun suatu nilai yang dapat
berikut :
menghasilkan margin nilai tambah bagi
Informatics & Business Institute Darmajaya 44
Hendra Kurniawan Jurnal Informatika, Vol. 13, No.1, Juni 2013
pendukung terdiri dari perencanaan dan c. Sistem dan Teknologi Saat Ini
pelaporan, keuangan dan perlengkapan, Berdasarkan pengamatan di
umum dan kepegawaian, pengelolaan Bandiklatda dan secara umum dapat
sarana. Rantai Nilai Internal Bandiklatda diuraikan sebagai berikut:
Kab. Lampung Tengah dapat dilihat 1. Pemakaian perangkat lunak di kantor
pada gambar 4. Bandiklatda masih berfungsi sebagai
alat bantu dokumentasi pekerjaan
b) Rantai Nilai Eksternal Bandiklatda
kantor (seperti pengolah kata (word)
Dari sisi rantai nilai eksternal
dan pengolah angka (excel))
Bandiklatda adalah sebagai Badan
2. Belum dimanfaatkannya suatu
Pelaksana Penyelenggaraan Pendidikan
program atau sistem informasi
dan Pelatihan Aparatur Daerah yang
berbasis database untuk setiap
menerima dan menyelenggarakan
pengolahan datanya pada tiap unit
peraturan dan kebijakan baik dari
organisasi, sehingga data antar unit
pemerintah pusat maupun dari
organisasi Bandiklatda belum
pemerintah daerah yang berupa perangkat
terintegrasi satu dengan yang lainnya.
peraturan dan perundang-undangan.
3. Koneksi ke jaringan global (internet)
Rantai Nilai Eksternal Bandiklatda Kab.
masih terbatas atau hanya berfungsi
Lampung Tengah dapat dilihat pada
untuk keperluan e-mail, browsing dan
gambar 5.
chatting, belum digunakan sebagai
media koordinasi antar unit bagian
2. Fungsi Bisnis Bandiklatda
baik dari internal maupun eksternal
Setelah pendefinisian rantai nilai
organisasi.
(value chain) di Bandiklatda untuk
4. Perencanaan strategis teknologi
mengklasifikasikan aktifitas utama dan
informasi di Bandiklatda yang
aktifitas pendukung dalam kegiatan
tercantum pada Rencana Straegis
pendidikan dan pelatihan aparatur daerah.
Bandiklatda dituliskan dengan bahasa
Selanjutnya, untuk mengetahui
umum yaitu: “Peningkatan Sarana
dekomposisi dari setiap fungsi bisnis,
dan Prasarana Diklat”. Hal ini secara
maka fungsi bisnis dijabarkan lebih rinci
khusus dapat didefinisikan
menggunakan tools Four Stage Life
bahwasanya pengembangan teknologi
Cycle dari IBM. (Lihat Tabel 1)
informasi dapat dilakukan. Namun
tidak ada kriteria turunan dari kalimat