Anda di halaman 1dari 4

1. Apa itu asma?

(What is the asthma?)


2. Bagaimana cara mengatasi asma jika kambuh?
(How to deal with asthma if it recurs?)
3. Apa tindakan perawat yang tepat dalam menangani kasus ini?
(what is the appropriate action of the nurse in the case?)
4. Apa saja tanda-tanda gejala asma?
(what are the signs of asthma symptoms?)
5. Apa perbedaan gejala sesak nafas pada asma dan covid 19?
(what is the difference between shortness of breath symptoms in asthma and covid 19?)
6. Apa saja penyebab dan ciri-ciri alergi pada asma?
(what are the causes and characteristics of allergies in asthma?)

ANSWER
1. Asma (dalam bahasa Yunani ἅσθμα, ásthma, "terengah") adalah peradangan kronis yang
umum terjadi pada bronkus yang ditandai dengan gejala yang bervariasi dan berulang,
penyumbatan saluran napas yang bersifat reversibel dan spasme bronkus. Gejala umum
meliputi mengi, batuk, dada terasa berat, ekspirasi memanjang, dan sesak napas.
(Asthma (in Greek ἅσθμα, ásthma, "gasping") is a common chronic inflammation of the
bronchi characterized by variable and recurring symptoms, reversible airway obstruction
and bronchial spasm. Common symptoms include wheezing, coughing, chest heaviness,
prolonged expiration, and shortness of breath.)
(sumber:wikipedia https://id.wikipedia.org/wiki/Asma)
2. Cara penanganan asma yang bisa dilakukan:
How to treat asthma that can be done:
Duduk dengan Postur Tegak
Saat terjadi serangan asma, segera hentikan kegiatan yang sedang dilakukan. Kemudian,
duduklah dengan postur tegak. Tindakan ini memungkinkan Anda untuk bisa bernapas
dengan lebih baik.
Sit in an Upright Posture
(When an asthma attack occurs, immediately stop the activities you are doing. Then, sit in an
upright posture. This action will allow you to breathe better.)
Tarik Napas Dalam dan Panjang
Serangan asma dapat menyebabkan ketidakseimbangan kadar oksigen dan karbondioksida
(hiperventilasi), yang bisa ganggu aliran darah ke otak. Jika dibiarkan, penderita bisa alami
penurunan kesadaran akibat kekurangan suplai oksigen di otak.
Take Deep and Long Breaths
(Asthma attacks can cause an imbalance in oxygen and carbon dioxide levels
(hyperventilation), which can interfere with blood flow to the brain. If left untreated, sufferers
can experience decreased consciousness due to lack of oxygen supply to the brain.)
Tetap Tenang
Anda mungkin akan merasa panik saat tidak berhasil menemukan obat asma ketika serangan
terjadi. Namun, agar tidak semakin parah, cobalah untuk tetap tenang dan rileks. Atur napas
sedemikian rupa, agar tidak terlalu cepat. Selain itu, usahakan untuk mengendurkan pakaian
yang terasa sempit agar laju napas tidak terganggu atau terhambat.
Keep calm
(You may panic when you can't find a cure for asthma when an attack occurs. However, in
order not to get worse, try to stay calm and relaxed. Adjust the breath in such a way, so as
not too fast. In addition, try to loosen up any clothing that feels tight so that your breathing
rate is not interrupted or blocked.)
Segera Hindari Pencetus
Penderita asma sangat perlu mengetahui bahan atau zat apa saja yang bisa mencetuskan
serangan. Apakah itu debu, asap rokok, aroma zat kimia, atau lainnya.
Immediately avoid triggers
(Asthma sufferers really need to know what ingredients or substances can trigger an attack.
Whether it's dust, cigarette smoke, chemical smells, or others.)
Segera Cari Pertolongan Medis
Jika mengi, batuk, atau sesak napas bertambah parah setelah beristirahat dan menerapkan tips
di atas, segera cari pertolongan medis.
Seek immediate medical attention
(If your wheezing, coughing, or shortness of breath gets worse after resting and applying the
tips above, seek medical attention immediately.)
Cari Pelega Pernafasan yang Dibawa Penderita
Jika Anda adalah penderita asma, obat asma jenis reliever atau pereda harus selalu dibawa
kemana pun. Pengobatan asma secara cepat atau jangka pendek, yaitu dengan menggunakan
obat pelega saluran pernapasan seperti inhaler dan nebulizer yang berfungsi menghentikan
serangan asma.
Look for the inhaler the sufferer carries
(If you are an asthma sufferer, reliever or reliever type asthma medication should always be
taken anywhere. Quick or short-term asthma treatment, namely by using respiratory
medications such as inhalers and nebulizers, which function to stop asthma attacks.)
(sumber:klikdokter https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3580389/pertolongan-tanpa-
obat-saat-asma-kambuh-mendadak)
3. Peran perawat sangat dominan dalam melakukan penanganan pertama pada kasus asma.
Dalam hal ini perawat dituntut perannya untuk melakukan tindakan kegawatdaruratan secara
cepat, tepat, dan tanggap. Ketepatan pertolongan yang diberikan oleh perawat pada pasien
asma memerlukan standar sesuai dengan kompetensi dan kemampuannya sehingga dapat
menjamin suatu penanganan di instalasi gawat darurat dengan penanganan yang tepat.
(The role of nurses is very dominant in handling the first cases of asthma. In this case, the
role of nurses is required to take emergency actions quickly, precisely and responsively. The
accuracy of help given by nurses to asthma patients requires standards according to their
competence and abilities so that they can guarantee a treatment in an emergency room with
proper handling.)
(sumber: http://digilib.ukh.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-destrianan-1168-1-artikel-2.pdf)
4. Gejala utama asma meliputi sulit bernapas (terkadang bisa membuat penderita megap-
megap), batuk-batuk, dada yang terasa sesak, dan mengi (suara yang dihasilkan ketika udara
mengalir melalui saluran napas yang menyempit). Apabila gejala ini kumat, sering kali
penderita asma menjadi sulit tidur. Selain sulit bernapas, sesak dada, dan mengi yang
memburuk secara signifikan, tanda-tanda lain serangan asma parah dapat meliputi:
a) Inhaler pereda yang tidak ampuh lagi dalam mengatasi gejala.
b) Gejala batuk, mengi dan sesak di dada semakin parah dan sering.
c) Sulit bicara, makan, atau tidur akibat sulit bernapas.
d) Bibir dan jari-jari yang terlihat biru.
e) Denyut jantung yang meningkat.
f) Merasa pusing, lelah, atau mengantuk.
g) Adanya penurunan arus puncak ekspirasi.
(The main symptoms of asthma include difficulty breathing (which can sometimes make the
sufferer gasp), coughing, chest tightness, and wheezing (the sound produced when air flows
through the narrowed airway). When these symptoms recur, often people with asthma have
difficulty sleeping. In addition to difficulty breathing, chest tightness, and wheezing that
worsens significantly, other signs of a severe asthma attack can include:
a) Relieving inhalers that are no longer effective in treating symptoms.
b) Symptoms of cough, wheezing and tightness in the chest are getting worse and more
frequent.
c) Difficulty speaking, eating, or sleeping due to difficulty breathing.
d) Lips and fingers that appear blue.
e) Increased heart rate.
f) Feel dizzy, tired, or sleepy.
g) There is a decrease in the peak expiratory current.)
(sumber: https://www.alodokter.com/asma/gejala)
5. Perbedaan sesak napas antara pengidap virus corona dan penyakit asma:
a) Sesak napas pada pengidap asma napas disertai dengan batuk dan mengi, sedangkan
gejala COVID-19 tidak.
b) Kemunculan gejala asma biasanya karena adanya, pemicunya sendiri biasanya sudah
sangat dikenali oleh pengidap kondisi tersebut.
c) Pengidap infeksi COVID-19 jarang diawali oleh sesak napas, melainkan meriang,
tidak enak badan, demam, serta nyeri pada sendi.
Pada pengidap infeksi COVID-19, rasa sesak saat bernapas akan muncul setelah 5 hari gejala
awal muncul. Hal tersebut biasanya dialami oleh pengidap yang berusia muda. Sedangkan
pada orang tua, rasa sesak saat bernapas akan muncul dalam 2-3 hari setelah gejala awal
muncul. Sesak napas akan lebih mudah muncul dibanding dengan anak muda, karena faktor
sistem imun tubuh yang telah menurun.Gejala pada penyakit asma biasanya akan mereda
dengan sendirinya. Namun, jika gejala tidak juga membaik dalam kurun waktu lebih dari
seminggu, kamu bisa hubungi dokter. Pasalnya, gejala yang dibiarkan akan bertambah parah
dan membahayakan keselamatan nyawamu.
(The difference in shortness of breath between people with corona virus and asthma:
a) Shortness of breath in people with asthma, breath is accompanied by coughing and
wheezing, while the symptoms of COVID-19 are not.
b) The appearance of asthma symptoms is usually due to it, the trigger itself is usually
very well recognized by people with the condition.
c) People with COVID-19 infection rarely begin with shortness of breath, but chills,
feeling unwell, fever, and pain in the joints.
In people with COVID-19 infection, a feeling of shortness of breath will appear after 5 days
of initial symptoms. This is usually experienced by young people. Whereas in the elderly, a
feeling of shortness of breath will appear within 2-3 days after the initial symptoms appear.
Shortness of breath will appear more easily than young people, because the body's immune
system has decreased. Symptoms in asthma will usually subside on its own. However, if the
symptoms do not improve in more than a week, you can contact your doctor. The reason is,
the symptoms that are left alone will get worse and endanger the safety of your life.)
(sumber: https://www.halodoc.com/artikel/perbedaan-sesak-napas-pada-pengidap-asma-dan-
covid-19).

6. Ada tiga ciri utama asma:

a) Obstruksi saluran pernapasan. Selama proses bernafas secara normal, pita-pita otot yang
mengelilingi saluran udara dalam keadaan rileks dan udara bergerak bebas. Akan tetapi
pada penderita asma, zat-zat penyebab alergi, pilek dan virus pernapasan serta pemicu
lingkungan membuat pita-pita otot di sekitar saluran udara mengencang, sehingga udara
tidak dapat bergerak bebas. Kurangnya udara yang masuk menyebabkan seseorang merasa
sesak napas dan udara yang keluar melalui saluran udara yang ketat menyebabkan suara
siulan yang dikenal sebagai “mengi”.
b) Peradangan. Orang dengan asma memiliki saluran bronkial yang merah dan bengkak.
Peradangan ini dianggap berkontribusi besar terhadap kerusakan jangka panjang yang
dapat menyebabkan asma ke paru-paru. Oleh karena itu, mengobati peradangan ini adalah
kunci untuk mengelola asma dalam jangka panjang.
c) iritabilitas saluran pernapasan. Saluran udara penderita asma sangat sensitif. Saluran udara
cenderung bereaksi berlebihan (menyempit) karena dipicu oleh hal sekecil apa pun seperti
serbuk sari, bulu binatang, debu, atau asap.
(There are three main features of asthma:
a) Respiratory tract obstruction. During the process of normal breathing, the muscle bands
that surround the airways are relaxed and the air moves freely. However, in people with
asthma, substances that cause allergies, colds and respiratory viruses as well as
environmental triggers make the muscle bands around the airways tighten, so air cannot
move freely. The lack of incoming air causes a person to feel short of breath and the air
escaping through the tight airways causes a whistling sound known as "wheezing".
b) Inflammation. People with asthma have bronchial tubes that are red and swollen. This
inflammation is thought to contribute greatly to the long-term damage that asthma can
cause to the lungs. Therefore, treating this inflammation is the key to managing asthma in
the long term.
c) irritability of the respiratory tract. The airways of asthmatics are very sensitive. The
airways tend to overreact (narrow) because they are triggered by the slightest thing such
as pollen, animal dander, dust or smoke.)
(sumber: https://www.ciputrahospital.com/apa-itu-asma-ciri-ciri-gejala-penyebab/)

Anda mungkin juga menyukai