Anda di halaman 1dari 16

12 Jenis Penyakit Paru-Paru

Assalamualaikum... ??
Selamat malam untuk anda semua? Bagaimana hari anda? Mari beristirahat sejenak bersama
orang-orang tercinta menikmati malam setelah lelah beraktivitas. Semoga berkah usaha kita...
Aamiin :) :)
Nah daripada diam merenung, baca postingan kita Yukkk?? Hari ini kita akan membahas tentang
penyakit paru-paru. Apakah anda sering bekerja ditempat yang berdebu ? berasap atau
mengandung bahan-bahan kimia? anda perlu waspada akan hal itu, boleh jadi anda terjangkit
salah satu jenis penyakit paru-paru. Sudah tahukah anda apa saja jenis penyakit paru-paru?
Tetap disini, baca informasi selengkapnya. !
Paru-paru merupakan organ kompleks yang penting dalam tubuh manusia, dalam sistem ekskresi
paru - paru berfungsi untuk mengeluarkan karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O). Bagaimana
seandainya paru-paru kita tidak lagi dapat berfungsi secara normal? karbondioksida yang
seharusnya dikeluarkan akan menumpuk dalam tubuh kita dan menjadi racun yang boleh jadi
mematikan. Berikut Beberapa macam jenis penyakit yang menyerang paru-paru diantaranya,
yaitu :
1. Bronkitis ( Paru-paru Basah )

12 Jenis Penyakit Paru-Paru


- Ciri Ciri Paru-Paru Basah
1. Demam
2. Batuk yang berlendir
3. Batuk yang berkepanjangan
4. Dada terasa sakit saat batuk
5. Berkurangnya berat badan
6. Nafsu makan berkurang
7. Telapak tangan dan kaki terasa dingin dan
sering basah (keluar keringat)
8. Susah bernapas

Penyakit Paru Paru Basah yang istilah lain dalam kata medisnya disebut juga dengan Pheumonia,
merupakan penyakit peradangan atau infeksi yang dapat menyerang paru-paru yang disebabkan
oleh virus, bakteri dan jamur.
Pada umumnya bakteri tersebut adalah Streptococcus pneumoniae Staphylococcus aureus,
Klebsiella sp, dan pseudomonas sp.Proses terjadinya paru-paru basah yaitu diakibatkan oleh
radang paru-paru yang menembus pleura dan menimbulkan cairan, perlu diingat cairan tersebut
bukanlah lendir dari seluran pernafasan atas yang turun kebawah, melainkan akibat adanya
peradangan. Selain akibat TBC, cairan di paru-paru bisa timbul bila terkena tumor, bronkhitis,
bahkan permasalahan di luar paru seperti demam berdarah, kekurangan albumin, dan lain-lain.
- Gejala dari paru-paru basah diantaranya :
1. Telapak tangan dan kaki terasa dingin dan sering basah (keluar keringat).
2. Sesak nafas.
3. Batuk yang disertai dahak.
4. Dada terasa sakit saat batuk.
- Penyebab Penyakit Paru-Paru Basah
Penyakit paru-paru basah ini disebabkan oleh sekitar 30 macam sumber infeksi.Penyebab
utamanya adalah bakteri, virus, mikroplasma, jamur, berbagai senyawa kimia, dan partikel. Virus
sinsitial pernapasan (respiratory syncitial virus atau RSV), painfluenzae, influenzae, dan
adenovirus merupakan yang paling kerap menyebabkan pneumonia.
Penyakit Paru-paru basah kalau dibiarkan bisa berakibat fatal. Penyakit pneumonia dapat juga
terjadi karena aspirasi kandungan lambung, air atau iritasi. Umumnya infeksi virus saluran
pernapasan bawah berlangsung selama musim dingin atau hujan.
- Pencegahan Penyakit Paru-Paru Basah
1. Pencegahan Paru Paru Basah bisa di cegah sebelum menyerang kesehatan 2. kita, dan
berikut ini jenis
pencegahan yang dapat anda lakukan.
3. Hindari kebiasaan merokok
4. Hindari minuman beralkohol
5. Menjaga Kebersihan tangan
- Tanda-tanda orang terserang penyakit bronchitis
Pada orang dewasa, tanda-tanda penyakit bronchitis adalah sebagai berikut:
1. Batuk tak berkesudahan, apalagi batuknya berdahak
2. Merasakan sakit pada bagian dada saat bernafas
3. Penderita merasa sangat lelah daripada biasanya
4. Sakit kepala cukup ringan namun intensitasnya sangat sering
5. Seluruh badan terasa ngilu dan sakit, seperti pegal-pegal dan kecapekan.

6. Demam dan panas tubuh meningkat.


7. Mata menjadi sangat berair
8. Tenggorokan menjadi kering dan terasa sakit, terutama saat menelan makanan atu minuman.
- Gejala bronchitis pada bayi antara lain adalah:
1. Panas tinggi dan demam yang tidak kunjung turun.
2. Batuk berdahak kental, terkadang mengandung sedikit darah di dalamnya.
3. Kesulitan bernafas karena saluran nafas seperti tersumbat.
Jika merasakan ada gejala seperti itu pada bayi anda, maka anda harus cepat membawanya ke
dokter. Jangan ambil resiko dengan menganggapnya bahwa itu penyakit ringan dan wajar. Bisa
jadi balita anda terkena bronchitis akut, kronis, bronchiolitis atau infeksi saluran pernafasan
ringan. Jika sudah diketahui penyebabnya, maka dapat dipastikan pengobatannya dengan apa.
Tentu saja hal ini dilakukan supaya perawatan yang dilakukan dapat lebih maksimal dan balita
anda cepat sembuh
2. Tuberkulosis (TBC)
- Penyebab:
Penyakit TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menular
melalui percikan ludah saat penderita batuk.
- Gejala:
Batuk berdahak lebih dari tiga minggu. Dapat juga disertai batuk yang mengeluarkan darah.
Penderita akan mengalami demam khususnya pada siang atau sore, berkeringat pada malam hari.
Nafsu makan menurun sehingga mengakibatkan badan menjadi kurus.
- Pencegahan dan solusi:
Bila ada teman, tetangga atau anggota keluarga yang mengalami gejala tersebut, ada baiknya
Anda menyarankan untuk memeriksakan ke dokter untuk mengetahui apakah batuknya
merupakan penyakit TBC atau tidak. Karena kadangkala penyakit batuk sering dianggap sepele,
padahal penyakit ini dapat membunuh seseorang bila tidak segera ditangani dan dapat menular
kepada orang lain.
- Pengobatan:
Pengobatan untuk TBC bila sudah diketahui sejak dini sebenarnya tidak terlalu mahal dan mudah
untuk disembuhkan karena sudah ada obat yang disediakan pemerintah. Bila diperlukan,
penderita TBC dapat juga dikarantina di tempat khusus agar tidak menularkan penyakitnya.
3. Asma
- Penyebab:
Penyebab asma adalah penyempitan sementara pada saluran pernapasan yang dapat
menyebabkan penderitanya merasakan sesak napas. Penyempitan terjadi pada pembuluh
tenggorokan. Faktor keturunan sangat berperan pada penyakit ini, bila ada orangtua atau kakek

nenek yang menderita penyakit ini dapat menurun kepada anak atau cucunya.
Alergi terhadap sesuatu seperti debu, perubahan suhu, kelembaban, gerak badan yang berlebihan
atau ketegangan emosi dapat meyebabkan alergi sehingga selaput yang melapisi pembuluh akan
membengkak dan mengeluarkan lendir yang berlebihan sehingga pembuluh menjadi sempit dan
penderita sulit bernapas. Walau serangan sesak napas dapat hilang sendiri, tetapi serangan berat
bila tidak ditangani dapat menyebabkan kematian karena penderita tidak dapat bernapas.
- Gejala:
Sesak napas disertai suara mengi (wheezing) Pencegahan dan solusi: Hindari hal-hal yang dapat
menyebabkan alergi pada penderita sehingga terjadi serangan asma. Misalnya dengan
membersihkan debu pada kasur, bantal atau selimut. Hindari suhu dan kelembaban yang ekstrim,
binatang piaran atau makanan yang dapat menimbulkan alergi.
- Pengobatan:
Untuk mengatasi serangan asma adalah dengan menggunakan obat pelega (bronchodilator)
dengan cara dihirup. Cara lainnya adalah dengan melakukan terapi yang akan mengajarkan
bagaimana caranya rileks dan mengatur napas apabila terjadi serangan asma. Bila penyakit asma
sudah berat, dapat menggunakan obat pelega setiap hari sampai serangan asma dapat dikontrol.
Maka, dianjurkan bagi penderitanya untuk selalu membawa obat pelega ke manapun dia pergi
agar dapat segera digunakan apabila terjadi serangan.
4. Pneumonia (Radang Paru-paru )
- Penyebab:
Pneumonia merupakan infeksi yang terjadi pada jaringan paru (parenkim) yang disebabkan oleh
bakteri, virus atau jamur. Umumnya disebabkan oleh bakteri streptokokus (Streptococcus) dan
bakteri Mycoplasma pneumoniae.
- Gejala:
Batuk berdahak dengan dahak kental dan berwarna kuning, sakit pada dada, dan sesak napas juga
disertai demam tinggi.
- Pencegahan dan solusi:
Selalu memelihara kebersihan dan menjaga daya tahan tubuh tetap kuat dapat mencegah agar
bakteri tidak mampu menembus pertahanan kesehatan tubuh. Biasakan untuk mencuci tangan,
makan makanan bergizi atau berolahraga secara teratur.
- Pengobatan:
Apabila telah menderita pneumonia, biasanya disembuhkan dengan meminum antibiotik.
5. Emfisema
- Penyebab:
Emfisema disebabkan karena hilangnya elastisitas alveolus. Alveolus sendiri adalah gelembung-

gelembung yang terdapat dalam paru-paru. Pada penderita emfisema, volume paru-paru lebih
besar dibandingkan dengan orang yang sehat karena karbondioksida yang seharusnya
dikeluarkan dari paru-paru terperangkap didalamnya. Asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1antitripsin adalah penyebab kehilangan elastisitas pada paru-paru ini.
- Gejala:
Sesak napas dalam waktu lama dan tidak dapat disembuhkan dengan obat pelega yang biasa
digunakan penderita sesak napas. Nafsu makan yang menurun dan berat badan yang menurun
juga biasa dialami penderita emfisema.
- Pencegahan dan solusi:
Menghindari asap rokok adalah langkah terbaik untuk mencegah penyakit ini. Berhenti merokok
juga sangat penting.

6. Kanker Paru-paru
- Penyebab:
Kanker telah menjadi penyakit yang mematikan, bahkan kanker paru-paru merupakan pembunuh
pertama dibandingkan kanker lainnya. Sel tumor atau kanker yang tumbuh di paru-paru dialami
oleh penderita kanker paru-paru. Kanker dapat tumbuh di jaringan ini dan dapat menyebar ke
bagian lain.
Penyebab utamanya adalah asap rokok yang mengandung banyak zat beracun dan dihisap masuk
ke paru-paru dan telah terakumulasi selama puluhan tahun menyebabkan mutasi pada sel
saluran napas dan menyebabkan terjadinya sel kanker.Penyebab lain adalah radiasi radio aktif,
bahan kimia beracun, stres atau faktor keturunan.
- Gejala:
Batuk, sakit pada dada, sesak napas, batuk berdarah, mudah lelah dan berat badan menurun.
Tetapi seperti pada jenis kanker lainnya, gejala umumnya baru terlihat apabila kanker ini sudah

tumbuh besar atau telah menyebar.


- Pencegahan dan solusi:
Menghindari rokok dan asap rokok juga banyak mengkonsumsi makanan bergizi yang banyak
mengandung antioksidan untuk mencegah timbulnya sel kanker.
7. Penyakit Legionnaries
Penyakit papru-paru jenis ini disebabkan oleh bakteri Legionella penumophilia, bentuk
infeksinya hampir mirip dengan penumonia. Sebuah bakteri yang berbentuk batang yang
ditemukan di sebagian besar sumber air, mereka dapat berkembang dan memperbanyak diri
dengan sangat cepat, terdapat di pipa ledeng atau di manapun tempati dimana air bisa
menggenang.
Penyakit Legionnarie pertama kali dijelaskan pada tahun 1976 setelah terjadi wabah penyakit
ynag mirip dengan pneumonia berat pada veteran perang di sebuah konvensi American Legion.
Penyakit ini lebih banyak menyerang laki-laki.
Legionnaires disease adalah bentuk parah dari pneumonia. Pneumonia merupakan peradangan
paru-paru yang biasanya disebabkan oleh infeksi. Legionnaires disease disebabkan oleh bakteri
yang dikenal sebagai legionella. Kebanyakan orang mendapat penyakit ini akibat menghirup
bakteri.
Lansia, perokok, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah sangat rentan terhadap
Legionnaires disease. Bakteri Legionella juga menyebabkan demam Pontiac, yaitu penyakit
ringan menyerupai flu. Secara terpisah atau bersama-sama, kedua penyakit yang kadang-kadang
disebut legionellosis. Demam Pontiac biasanya sembuh dengan sendirinya.
Tetapi jika penyakit ini tidak diobati maka bisa berakibat fatal. Walaupun pengobatan dengan
antibiotik biasanya dapat menyembuhkan penyakit ini. Namun, beberapa orang tetap mengalami
masalah setelah perawatan.
8. Efusi Pleura
Cairan berlebih di dalam membran berlapis ganda yang mengelilingi paru-paru disebut efusi
pleura. Dua lapis membran yang melapisi paru-paru atau pleura dilumasi oleh sedikit cairan yang
memungkinkan paru-paru mengembang dan berkontraksi dengan halus dalam dinding dada.
Infeksinya seperti penumonia dan tuberkulosis, gagal jantung, dan beberapa kanker yang
menimbulkan pengumpulan cairan di antara pleura. Jumlahnya bisa mencapat tiga liter yang
menekan paru-paru.
- Terdapat empat tipe cairan yang dapat ditemukan pada efusi pleura, yaitu :
1. Cairan serus (hidrothorax)
2. Darah (hemothotaks)
3. Chyle (chylothoraks)
4. Nanah (pyothoraks atau empyema)

1. Hemotoraks (darah di dalam rongga pleura)


Biasanya terjadi karena cedera di dada. Penyebab lainnya adalah:
- pecahnya sebuah pembuluh darah yang kemudian mengalirkan darahnya ke dalam rongga
pleura
- kebocoran aneurisma aorta (daerah yang menonjol di dalam aorta) yang kemudian
mengalirkan darahnya ke dalam rongga pleura
- gangguan pembekuan darah. Darah di dalam rongga pleura tidak membeku secara sempurna,
sehingga
biasanya mudah dikeluarkan melalui sebuah jarum atau selang.
2. Empiema (nanah di dalam rongga pleura)
Bisa terjadi jika pneumonia atau abses paru menyebar ke dalam rongga pleura. Empiema bisa
merupakan komplikasi dari:
a. Infeksi pada cedera di dada
b. Pembedahan dada
c. Pecahnya kerongkongan
d. Abses di perut
e. Pneumonia
3. Kilotoraks (cairan seperti susu di dalam rongga dada)
Kilotoraks disebabkan oleh suatu cedera pada saluran getah bening utama di dada (duktus
torakikus) atau oleh penyumbatan saluran karena adanya tumor.
Rongga pleura yang terisi cairan dengan kadar kolesterol yang tinggi terjadi karena efusi pleura
menahun yang disebabkan oleh tuberkulosis atau artritis rematoid.
9. Penumothoraks
Adalah suatu jenis penyakit gangguan paru-paru yang terdapat di selaput paru atau yang disebut
pleura. Pneumotoraks terjadi jika satu atau dua membran pleura tertembus dan udara masuk ke
dalam rongga pleura menyebabkan paru-paru mengempis. Membran pleura dipisahkan oleh
lapisang cairan pleura sangat tipis yang melumasi gerakan mereka. Keseimbangan antara dinding
dada, lapisan pleura, dan jaringan paru-paru memungkinkan paru-paru "terisap" ke dalam
dinding dada.
Pada pneumotoraks, udara masuk ke dalam rongga pleura. Keseimbangan tekanan pun berubah
dan paru-paru mengempis. Jika lebih banyak udara yang masuk ke dalam rongga tapi tidak dapat
keluar, tekanan di sekitar paru-paru semakin tinggi yang dapat mengancam jiwa.
Pneumotoraks spontan dapat terjadi akibat pecahnya alveolus yang membesar secara abnormal di
permukaan paru-paru atau akibat kondisi paru-paru, seperti asma. Penyebab lain adalah patah
tulang rusuk dan luka dada.
- Masuknya udara ke dalam rongga pleura dibedakan atas:
1. Pneumothoraks spontan:

Pneumotoraks spontan primer terjadi jika pada penderita tidak ditemukan penyakit paruparu.Pneumotoraks ini diduga disebabkan oleh pecahnya kantung kecil berisi udara di dalam
paru-paru yang disebut bleb atau bulla. Penyakit ini paling sering menyerang pria berpostur
tinggi-kurus, usia 20-40 tahun. Faktor predisposisinya adalah merokok sigaret dan riwayat
keluarga dengan penyakit yang sama. Keadaan ini dapat terjadi berulang kali dan sering menjadi
keadaan yang kronis.
Pneumotoraks spontan sekunder merupakan komplikasi dari penyakit paru-paru (misalnya
penyakit paru obstruktif menahun, asma, fibrosis kistik, tuberkulosis, batuk rejan).
2. Pneumotoraks traumatik
Terjadi akibat cedera traumatik pada dada. Traumanya bisa bersifat menembus (luka tusuk,
peluru) atau tumpul (benturan pada kecelakaan kendaraan bermotor).
Pneumotoraks juga bisa merupakan komplikasi dari tindakan medis tertentu (misalnya
torakosentesis).Udara lingkungan luar masuk ke dalam rongga pleura melalui luka tusuk atau
pneumothoraks disengaja (artificial) dengan terapi dalam hal pengeluaran atau pengecilan
kavitas proses spesifik yang sekarang tidak dilakukan lagi. Tujuan pneumothoraks sengaja
lainnya ialah diagnostik untuk membedakan massa apakah berasal dari pleura atau jaringan paru.
Penyebab-penyebab lain ialah akibat tindakan biopsi paru dan pengeluaran cairan rongga pleura.
Masuknya udara melaui mediastinum yang biasanya disebabkan trauma pada trakea atau
esophagus akibat tindakan pemeriksaan dengan alat-alat (endoskopi) atau benda asing tajam
yang tertelan. Keganasan dalam mediastinum dapat pula mengakibatkan udara dalam rongga
pleura melalui fistula antara saluran nafas proksimal dengan rongga pleura.
Udara juga bisa berasal dari subdiafragma dengan robekan lambung akibat suatu trauma atau
abses subdiafragma dengan kuman pembentuk gas.
- Pneumothoraks dibagi atas:
1. Pneumothoraks Terbuka:
Jika udara dapat keluar masuk dengan bebas rongga pleura selama proses respirasi
2. Pneumothoraks Tertutup:
Jika tidak ada pergerakan udara. disini tidak terdapat aliran udara antara rongga pleura dengan
bronkus atau dunia luar karena fistel atau saluran sudah tertutup
3. Pneumothoraks Valvular/ventil :
Jika udara dapat masuk kedalam paru pada proses inspirasi tetapi tidak dapat keluar paru ketika
proses ekspirasi. Akibat hal ini dapat terjadi peningkatan tekanan intrapleural. Karena tekanan
intrapleural meningkat maka dapat terjadi tension pneumothoraks.
atau dengan kata lain pada jenis ini udara dari bronkus atau dunia luar dapat masuk ke dalam
rongga pleura pada saat inspirasi, tetapi tidak bisa keluar pada waktu ekspirasi karena terdapat
fistel yang bersifat sebagai katup. Makin lama volume dan tekanan udara di dalam rongga pleura

kian tinggi akibat penumpukan udara


Dari tiga jenis ini, pneumoraks jenis ventil yang paling berbahaya
- Gejala Klinis
Pneumotoraks dapat terjadi tanpa diketahui dengan jelas faktor penyebabnya. Beberapa penyakit
yang dapat menyebabkan pneumotoraks adalah tuberkulosis paru, asma, penyakit paru
obstruktif kronik (penyakit yang disebabkan polusi dan rokok), serta penyakit bawaan (sejak
lahir dinding paru sangat tipis).
Pneumotoraks secara umum dapat diketahui dari gejala-gejala seperti sesak mendadak, nyeri
dada, dan sesak semakin lama kian memberat terutama jenis ventil. Ini disebabkan udara kian
lama makin banyak sehingga udara tersebut mendesak organ-organ yang ada di rongga dada
seperti jantung dan pembuluh darah
Adanya keluhan-keluhan dan gejala-gejala klinis pneumothoraks amat tergantung pada besarnya
lesi pneumothoraks dan ada tidaknya komplikasi penyakit paru. Beberapa pasien menunjukkan
keadaan asimtomatik dan kelainan hanya dapat ditemukan pada pemeriksaaan foto dada rutin.
Pada beberapa kasus, pneumothoraks terluput dari pengamatan
Gejala yang utama adalah berupa rasa sakit yang tiba-tiba dan bersifat unilateral serta diikuti
sesak nafas. Kelainan ini ditemukan pada 80-90% kasus. Gejala-gejala ini lebih mudah
ditemukan bila penderita melakukan aktivitas berat. Tetapi pada sebagian kasus, gejala-gejala
masih gampang ditemukan pada aktivitas biasa atau waktu istirahat
Rasa sakit tidak selalu timbul. Rasa sakit ini bisa menghemat atau menetap bila terjadi
perlengketan antara pleura viseralis dan pleura parietalis. Suatu waktu perlengketan ini bisa
sobek pada tekanan kuat dari pneumothoraks, sehingga terjadi perdarahan intrapleura (hematopneumothoraks)
Kadang-kadang gejala klinis dapat ditemukan walaupun kelainan pneumothoraksnya sedikit,
misalnya perkusi yang hipersonor, fremitus yang melemah sampai menghilang, suara nafas yang
melemah sampai menghilang pada sisi yang sakit
Pada lesi yang lebih besar atau pada tension pneumothoraks, trakea dan mediastinum dapat
terdorong kesisi kontralateral. Diafragma tertekam ke bawah, gerakan pernafasan tertinggal pada
sisi yang sakit. Fungsi respirasi menurun, terjadi hipoksemia arterial dan curah jantung menurun
Kebanyakan pneumothoraks terjadi pada sisi kanan (53%), sedangkan sisi kiri (45%) dan
bilateral hanya 2 %. Hampir 25 % dari pneumothoraks spontan berkembang menjadi
hidropneumothoraks
Keluhan Subyektif :
1. Nyeri dada hebat yang tiba-tiba pada sisi paru terkena khususnya pada saat bernafas dalam

atau batuk.
2. Sesak, dapat sampai berat, kadang bisa hilang dalam 24 jam, apabila sebagian paru yang
kolaps sudah mengembang kemabli
3. Mudah lelah pada saat beraktifitas maupun beristirahat.
4. warna kulit yang kebiruan disebabkan karna kurangnya oksigen (cyanosis)
- Diagnostik fisik :
1. Inspeksi : dapat terjadi pencembungan dan pada waktu pergerakan nafas, tertinggal pada sisi
yang sakit.
2. Palpasi : Pada sisi yang sakit ruang sela iga dapat normal atau melebar, iktus jantung
terdorong kesisi
thoraks yang sehat.
3. Fremitus suara melemah atau menghilang.
4. Perkusi : Suara ketok hipersonor sampai tympani dan tidak bergetar, batas jantung terdorong
ke thoraks
yang sehat, apabila tekanannya tinggi.
5. Auskultasi : suara nafas melemah sampai menghilang, nafas dapat amforik apabila ada fistel
yang cukup
besar.
Disamping keluhan-keluhan dan gejala-gejala klinis tersebut, diagnosis lebih meyakinkan lagi
dengan pemeriksaan sinar tembus dada.
1.Gambaran Radiologis
Bayangan udara dalam rongga pleura memberikan bayangan radiolusen yang tanpa struktur
jaringan paru (avascular pattern) dengan batas paru berupa garis radioopak tipis yang berasal dari
pleura viseral

Pada foto terlihat bayangan udara dari pneumothoraks yang berbentuk cembung, yang
memisahkan pleura parietalis dengan pleura viseralis. Bila penumothoraksnya tidak begitu besar,
foto dengan pernafasan dalam (inspirasi penuh) pun tidak akan menunjukkan kelainan yang
jelas. Dalam hal ini dianjurkan membuat foto dada dengan inspirasi dan ekspirasi penuh. Selama
ekspirasi maksimal udara dalam rongga pleura lebih didorong ke apeks, sehingga rongga

intrapleura di apeks jadi lebih besar. Selain itu terdapat perbedaan densitas antara jaringan paru
dan udara intrapleura sehingga memudahkan dalam melihat pneumothoraks, yakni terdapatnya
kenaikan densitas jaringan paru selama ekspirasi tapi tidak menaikkan densitas pneumothoraks.
Suatu hasil rontgen diperoleh sehabis ekspirasi maksimum akan membantu dalam menetapkan
diagnosa, sebab paru-paru kemudian secara relatif lebih tebal/padat dibanding pneumothoraks
itu. Penurunan volume paru terjadi sehabis ekspirasi tetapi ruang pneumothoraks tidak berubah.
Oleh karena itu secara relatif pneumothoraks lebih berhubungan dengan paru-paru sehabis
ekspirasi dibanding inspirasi dan kiranya pleura viseral lebih kecil berhubungan dengan
pneumothoraks. Sehingga lebih mudah untuk menggambarkannya.
Foto lateral decubitus pada sisi yang sehat dapat membantu dalam membedakan pneumothorak
dengan kista atau bulla. Pada pneumothorak udara bebas dalam rongga pleura lebih cenderung
berkumpul pada bagian atas sisi lateral.
Jika pneumothoraks luas, akan menekan jaringan paru kearah hilus atau paru menjadi
kuncup/kolaps di daerah hilus dan mendorong mediastinum ke arah kontralateral. Selain itu sela
iga menjadi lebih lebar. Udara dalam ruang pleura jadi lebih radiolusen dibandingkan paru-paru
yang bersebelahan dengan pneumothoraks tersebut, terutama sekali jika paru-paru berkurang
volumenya, dimampatkan atau terkena penyakit yang meningkatkan kepadatan paru.
Ketika pneumothoraks terjadi pada pasien dengan atelektase lobus, udara terkumpul dalam
ruangan pleura yang dekat dengan paru-paru yang mengempis. Oleh karena itu distribusi yang
udara yang tidak normal pada pasien ini menyebabkan pengempisan lobus. Pada tension
pneumothoraks pergeseran dari struktur mediastinal kesan pada paru dan kesan pada difragma
sudah terlihat. Ketika kehadiran cairan sebagai tambahan dari udara atau gas pada film dengan
cahaya horisontal memperlihatkan tingkat atau batas udara dengan cairan.
Ketika udara intrapleura terperangkap pada posisi yang tidak biasa oleh karena penggabungan
kadang-kadang pneumothoraks bisa terlihat pada subpulmonary, terutama pada pasien COPD
(Chronic Pulmonary Obstruktif Disease) dan penurunan dari fungsi paru dan juga diobservasi
sepanjang permukaan tengah dari paru bayi yang baru lahir sering diperiksa dengan posisi
terlentang. Dalam situasi ini harus dibedakan dengan pneumomediastinum. Ketika garis
sambungan depan terlihat pada neonatus, yang mengindikasikan pneumothoraks bilateral, karena
garis ini biasanya tidak terlihat pada pada pasien. Pada bayi neonatus pneumothorak dapat
dievaluasi dengan foto anteroposterior atau lateral pada saat yang sama.
Pada orang dewasa yang sakit kritis diuji dengan posisi setengah duduk atau terlentang, udara
dalam ruang pleura mungkin nampak anteromedial sepanjang medistinum, pada suatu posisi
subpulmonary, pada posisi apicolateral atau posteromedial dalam area paraspinal. Udara
mungkin dapat diamati dalam celah interlobaus, terutama sekali didalam celah kecil sisi kanan
pneumothoraks. Tanda cekungan yang dalam diuraikan oleh Gordon pada foto posisi terlentang
pada pasien pneumothoraks. Foto ini terdiri dari radiolusen yang relatif pada kedalaman sulcus
costophrenicus samping yang menandakan udara dalam area ini.
Hasil diagnosa mungkin tidak dapat terlihat dalam foto polos. Oleh karena itu, CT dapat

digunakan jika informasi mengenai kehadiran atau ketidakhadiran pneumothoraks adalah hal
yang sangat penting, karena pneumothoraks relatif lebih mudah dideteksi pada CT sesuai
potongan aksis
Hasil diagnosa pneumothorax mungkin sulit untuk dibuat dalam pemeriksaan hasil radiografi
dada. Terutama sekali pada foto pasien dalam posisi terlentang, proyeksi samping mungkin bisa
untuk mengkonfirmasikan kehadiran pneumothoraks manakala proyeksi dari depan samar-samar.
Ketika pneumothoraks kecil foto pada saat inspirasi seringkali berharga; dan ada kalanya, ketika
lokasi pneumothoraks disekeliling hadir, foto oblique dan foto lateral diperlukan untuk
visualisasi yang nyata. Adakalanya lingkaran radioopak ditemukan pada hilus atau dibawah hilus
pada pasien pneumothoraks yang besar atau luas.
2.Gas Darah Arteri.
- Komplikasi Pneumothoraks
a. Tension Pneumothoraks:
komplikasi ini terjadi karena tekanan dalam rongga pleura meningkat sehingga paru mengempis
lebih hebat, mediastinum tergeser kesisi lain dan mempengaruhi aliran darah vena ke atrium
kanan. Pada foto sinar tembus dada terlihat mediastinum terdorong dan diafragma pada sakit
tertekan kebawah(1). Keadaan ini dapat mengakibatkan fungsi pernafasan sangat terganggu yang
harus segera ditangani kalu tidak akan berakibat fatal(2).
b. Piopneumothoraks:
Berarti terdapatnya pneumothoraks disertai empiema secara bersamaan pada satu sisi paru.
c. Hidro-pneumothoraks/Hemo-pneumothoraks:
Pada kurang lebih 25% penderita pneumothoraks ditemukan juga sedikit cairan dalam pleuranya.
Cairan ini biasanya bersifat serosa, serosanguinea atau kemerahan (berdarah). Hidrothorak dapat
timbul dengan cepat setelah terjadinya pneumothoraks pada kasus-kasus trauma/perdarahan
intrapleura atau perforasi esofagus (cairan lambung masung kedalam rongga pleura).
d. Pneumomediastinum dan emfisema subkutan:
Pneumomediastinum dapat ditegakkan dengan pemeriksaan foto dada. Insidensinya adalah 1%
dari seluruh pneumothoraks. Kelainan ini dimulai robeknya alveoli kedalam jaringan interstitium
paru dan kemungkinan didikuti oleh pergerakan udara yang progresif kearah mediastinum
(menimbulkan pneumomediastinum) dan kearah lapisan fasia otot-otot leher (menimbulkan
emfisema subkutan).
e. Pneumothoraks simultan bilateral:
Pneumothoraks yang terjadi pada kedua paru secara serentak ini terdapat pada 2% dari seluruh
pneumothoraks. Keadaan ini timbul sebagai lanjutan pneumomediastinum yang secara sekunder
berasal dari emfisem jaringan interstitiel paru. Sebab lain bisa juga dari emfisem mediastinum
yang berasal dari perforasi esofagus.
f. Pneumothoraks kronik:

Menetap selama lebih dari 3 bulan. Terjadi bila fistula bronko-pleura tetap membuka. Insidensi
pneumothoraks kronik dengan fistula bronkopleura ini adalah 5 % dari seluruh pneumothoraks.
Faktor penyebab antara lain adanya perlengketan pleura yang menyebabkan robekan paru tetap
terbuka, adanya fistula bronkopelura yang melalui bulla atau kista, adanya fistula bronko-pleura
yang melalui lesi penyakit seperti nodul reumatoid atau tuberkuloma.
Penanggulangan pnuemotoraks tergantung pada luas daerah yang terjangkit. Bila sedikit, atau
kurang 20 persen, cukup diobservasi saja. Namun bila sudah meluas atau lebih 20 persen harus
dipasang water sealed drainage (WSD).
Tujuan pengobatan adalah mengeluarkan udara dari rongga pleura, sehingga paru-paru bisa
kembali mengembang. Pada pneumotoraks yang kecil biasanya tidak perlu dilakukan
pengobatan, karena tidak menyebabkan masalah pernafasan yang serius dan dalam beberapa hari
udara akan diserap.
Penyerapan total dari pneumotoraks yang besar memerlukan waktu sekitar 2-4 minggu.
Jika pneumotoraksnya sangat besar sehingga menggangu pernafasan, maka dilakukan
pemasangan sebuah selang kecil pada sela iga yang memungkinkan pengeluaran udara dari
rongga pleura. Selang dipasang selama beberapa hari agar paru-paru bisa kembali
mengembang. Untuk menjamin perawatan selang tersebut, sebaiknya penderita dirawat di rumah
sakit.
Untuk mencegah serangan ulang, mungkin perlu dilakukan pembedahan.
Hampir 50% penderita mengalami kekambuhan, tetapi jika pengobatannya berhasil, maka tidak
akan terjadi komplikasi jangka panjang.
Pada orang dengan resiko tinggi (misalnya penyelam dan pilot pesawat terbang), setelah
mengalami serangan pneumotoraks yang pertama, dianjurkan untuk menjalani pemedahan.
Pada penderita yang pneumotoraksnya tidak sembuh atau terjadi 2 kali pada sisi yang sama,
dilakukan pembedahan untuk menghilangkan penyebabnya.
Pembedahan sangat berbahaya jika dilakukan pada penderita pneumotoraks spontan dengan
komplikasi atau penderita pneumotoraks berulang. Oleh karena itu seringkali dilakukan
penutupan rongga pleura dengan memasukkan doxycycline melalui selang yang digunakan untuk
mengalirkan udara keluar.
Untuk mencegah kematian pada pneumotoraks karena tekanan, dilakukan pengeluaran udara
sesegera mungkin dengan menggunakan alat suntik besar yang dimasukkan melalui dada dan
pemasangan selang untuk mengalirkan udara.
10. Penyakit Paru Akibat Kerja
Asbestosis, silikosis, dan pneumokoniosis disebabkan oleh menghirup partikel yang mengiritasi
dan membuat peradangan jaringan paru-paru, mengarah ke timbulnya fibrosis. Orang yang
berisiko tinggi menderita penyakit paru-paru akibat pekerjaan, adalah para pekerja yang terpapar
partikel beracun selama bertahun-tahun, misalnya para pekerja tambang.

Pada penyakit paru-paru akibat kerja, terdapat penebalan perlahan (fibrosis) jaringan paruparu, yang akhirnya menimbulkan pembentukan jaringan parut ireversibel.
11. Silikosis
Silikosis adalah salah satu penyakit paru akibat lingkungan kerja. Penyakit ini merupakan suatu
pneumokoniosis yang disebabkan oleh inhalasi partikel-partikel kristal silika bebas.
Silika adalah sejenis bahan yang banyak digunakan dalam bangunan dan perusahaan konstruksi.
Silika dalam bentuk padat tidak berbahaya, tetapi bentuk butiran debu sangat tidak baik untuk
paru-paru. Yang termasuk silika bebas adalah kuarsa, tridimit, dan kristobalit.
- Ada 3 jenis silikosis, yaitu:
1. Silikosis kronis
simplek akibat paparan sejumlah kecil debu silika dalam waktu yang lama atau lebih dari 20
tahun.
2. Silikosis akselerata
Terjadi akibat paparan silika dalam jumlah yang banyak selama kurun waktu 4-8 tahun.
3. Silikosis akut
Terjadi akibat paparan silikosis dalam jumlah yang sangat banyak dalam jangka waktu yang
lebih pendek. Paru-paru sangat meradang dan terisi oleh cairan, sehingga timbul sesak nafas
yang hebat dan kadar oksigen darah yang rendah.
Pada silikosis simplek dan akselerata bisa terjadi fibrosif masif progresif. Fibrosis ini terjadi
akibat pembentukan jaringan parut dan menyebabkan kerusakan pada struktur paru yang normal.
- Penyebab
Seseorang yang menghirup debu silika selama beberapa tahun akan mengalami silikosis. Silika
merupakan unsur utama pasir, seseorang yang bekerja sebagai buruh tambang logam, pemotong
batu dan granit, pembuat tembikar, atau pekerja pengecoran logam berisiko menderita silikosis.
Biasanya gejala timbul setelah pemaparan selama 20-30 tahun. Tetapi pada kasus peledakan
pasir, pembuatan terowogan dan pembuatan alat pengampelas sabun, dimana kadar silika yang
dihasilkan sangat tinggi, gejala dapat timbul dalam waktu kurang dari 10 tahun.
- Gejala
Penderita silikosis noduler simpel tidak menunjukkan masalah pernapasan, namun penderita
akan mengalami batuk berdahak akibat iritasi pada saluran pernapasan (bronkitis).
Pada silikosis konglomerata, penderita akan mengalami batuk berdahak dan sesak napas.

Awalnya, sesak napas akan dialami saat melakukan aktivitas, namun lama kelamaan sesak napas
akan timbul meski sedang beristirahat.
Keluhan pernafasan bisa memburuk dalam waktu 2-5 tahun setelah penderita berhenti bekerja.
Kerusakan di paru-paru bisa mengenai jantung dan mengakibatkan gagal jantung yang bisa
berakibat fatal.
Jika terpapar oleh organisme penyebab tuberkulosis (Mycobacterium tuberculosis) penderita
silikosis mempunyai resiko 3 kali lebih besar untuk menderita tuberkulosis.
- Gejala tambahan yang bisa ditunjukkan terutama pada silikosis akut, yaitu:
1. Batuk
2. Demam
3. Gangguan pernapasan berat
4. Penurunan berat badan
- Pencegahan
Pencegahan silikosis bisa diakukan dengan melakukan pengawasan terhadap lingkungan kerja.
Bila debu tidak bisa dikontrol, misalnya pada industri peledakan, maka pekerja diharuskan
menggunakan peralatan yang memberikan udara bersih atau sungkup. Selain itu, kebiasaan
merokok juga bisa memperburuk penyakit ini, karena itu hentikan segera kebiasaan merokok
Anda.
Pekerja yang terpapar silika, harus menjalani foto rontgen dada secara rutin. Untuk pekerja
peledak pasir setiap 6 bulan dan untuk pekerja lainnya setiap 2-5 tahun, sehingga penyakit ini
bisa diketahui secara dini. Bila hasil foto rontgen menunjukkan silikosis, dianjurkan untuk
menghindari pemaparan terhadap silika.
- Pengobatan
Tidak ada pengobatan khusus untuk silikosis. Sebagai upaya pencegahan makin parahnya
penyakit maka sangat penting untuk menghilangkan sumber pemaparan. Sebagai terapi
pendukung bisa diberikan obat penekan batuk, oksigen, dan bronkodilator. Bila terjadi infeksi,
maka bisa diberikan antibiotik.
Penderita silikosis beresiko tinggi menderita tuberkulosis (TBC), sehingga dianjurkan untuk
menjalani tes kulit secara rutin setiap tahun. Silika diduga mempengaruhi sistem kekebalan
tubuh terhadap bakteri penyebab TBC. Jika hasilnya positif, diberikan obat anti TBC.
12. Asbestosis
Asbestosis adalah penyakit paru yang disebabkan banyaknya zat asbes yang terhirup paru-paru,
sehingga menyebabkan kerusakan berat. Pada beberapa kasus asbestosis, bisa menjadi penyebab
timbulnya penyakit kanker paru-paru. Kanker paru-paru sendiri adalah keberadaan tumor ganas
di paru-paru. Kanker paru-paru adalah kanker paling umum di dunia dan lebih dari satu juta

kasus baru ditemukan setiap tahun.


- Tanda dan gejala asbestosis meliputi:
1. Sesak napas
Gejala utama asbestosis adalah sesak napas. Awalnya, sesak napas terjadi saat melakukan
aktivitas fisik. Namun seiring waktu, dalam keadaan tidak beraktivitas sekalipun penderitanya
bisa mengalami sesak napas.
2. Batuk dan nyeri dada
Gejala lain asbestosis adalah batuk kering yang tidak kunjung sembuh yang disertai nyeri dada.
3. Deformitas jari
Gejala tingkat lanjut asbestosis terkadang mengakibatkan deformitas jari yang disebut clubbing.
Clubbing adalah kondisi dimana ujung jari tampak melebar dan membulat.
- Penyebab
Seseorang yang terpapar debu asbes dalam jangka panjang rentan terhadap asbestosis.Sebagian
serat asbes dapat bersarang di dalam alveoli atau kantung-kantung kecil di dalam paru-paru di
mana oksigen ditukar dengan karbon dioksida.
Serat asbes akan mengiritasi dan menimbulkan jaringan parut di paru-paru sehingga
mengganggu kemampuannya untuk memberikan oksigen ke darah dan seluruh tubuh.Seiring
asbestosis bertambah parah, semakin banyak terbentuk jaringan parut pada paru-paru yang
membuat organ ini kehilangan fleksibilitas dan kemampuan kontraksinya.Merokok diduga
meningkatkan retensi serat asbes di paru-paru dan berpotensi mempercapat memburuknya
asbestosis.
- Faktor Risiko
Orang yang bekerja di pertambangan, penggilingan, atau manufaktur yang melibatkan asbes
memiliki risiko lebih besar mengalami asbestosis.
- Contoh pekerjaan yang berisiko tinggi terhadap asbestosis diantaranya:
1. Penambang asbes
2. Mekanik pesawat dan mobil
3. Pekerja konstruksi bangunan
4. Teknisi listrik
5. Pekerja galangan kapal
6. Operator boiler
7. Pekerja kereta api

Anda mungkin juga menyukai