(SAP)
Gangguan Sistem pernafasan pada Keperawatan Medikal Bedah
Dosen Pengampu : Ns. Sri Mulyati, S.Kep
Disusun oleh :
Nuralamiyah Mahmudah
S1 Keperawatan / C.14201.12.092
2014
MATA KULIAH
: .
KREDIT
: 5 SKS (3-2)
SEMESTER
: 4 (Empat)
WAKTU PERTEMUAN
: 1 Pertemuan
A. Tujuan Pembelajaran
1. TPU (MK)
2. TPK (PB)
Setelah
mengikuti
kuliah
dengan
pokok
bahasan
anda
dapat
menjelaskan
pengertian
asma,
B. Pokok Bahasan
Tahap
Kegiatan
Pendahuluan
Kegiatan Dosen
Kegiatan
Mahasiswa
Media dan
Alat
Pengajaran
Mengucapkan
Menjawab
Whiteboard
salam
salam
LCD
Memperkenalkan
mendengarkan
Laptop
diri
Mulai
Kontrak waktu
memperhatikan
Estimasi
Daftar
Waktu
Pustaka
8 menit
Menjelaskan tujuan
Persepsi
Penyajian
Gangguan sistem
Mendengarkan
Whiteboard
pernapasan dalam
dan
LCD
keperawatan
memperhatikan
Laptop
30 menit
BA 1
Membuat
Menjawab
kesimpulan,
pertanyaan,
membuat
membuat
pertanyaan
pertanyaan dan
mengenai pokok
menjawab salam
BW 1,2
15 menit
A. Pengertian
Asma adalah keadaan saluran napas yang mengalami penyempitan karena
hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan,
penyempitan ini bersifat sementara. Dalam Pendapat Lain Asma dapat diartikan:
Asma
adalah
suatu
gangguan
yang
komplek
dari
bronkial
yang
Asma adalah gangguan pada jalan nafas bronkial yang dikateristikan dengan
bronkospasme yang reversibel. (Joyce M. Black : 1996).
penyakit gangguan jalan nafas obstruktif intermiten yang bersifat reversibel, ditandai
dengan adanya periode bronkospasme, peningkatan respon trakea dan bronkus
terhadap berbagai rangsangan yang menyebabkan penyempitan jalan nafas.
B. Macam/jenis asma
Asma sering dicirikan sebagai alergi , idiopatik/non alergi, serta gabungan.
1.
Asma alergi
Disebabkan oleh allergen / alergenalergen yang dikenal (misal: serbuk sari,
binatang, amarah, makanan, jamur). Kebanyak allergen terdapat di udara dan
musiman. Pasien dengan asma allergic biasanya mempunyai riwayat keluarga
yang allergic dan riwayat medis masa lalu eczema / rhinitis allergic. Pemajanan
terhadap allergen mencetuskan serangan asma. Anak-anak dengan asma allergic
sering dapat mengatasi kondisi sampai masa remaja.
2.
inflamasi nonsteroid lain, pewarna rambut, antagonis beta adrenergic, dan agen
sulfit (pengawet makanan), juga mungkin menjadi factor. Serangan asma
idiopatik atau non allergic menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan
berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronchitis kronis dan emfisema.
3.
Asma Gabungan
Adalah bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari
bentuk allergic maupun bentuk ideopatic atau non allergic.
D. Gejala-gejala asma
a) Napas berat yang berbunyi ngik-ngik
b) Batuk
c) Napas pendek tersengal-sengal
d) Sesak dada
e) Sulit mengeluarkan udara dari paru-paru
f) Berkeringat dibagian kening
g) Merasa seperti tersedak
h) Mual atau Muntah
i) Demam ringan
j) Tubuh sedikit membiru akibat kurangnya udara yang masuk dalam tubuh
k) Korban asma, selalu mencoba duduk tegak lurus karena berusaha memudahkan
pernapasan.
E. Klasifikasi asma
Klasifikasi asma berdasarkan tingkat keparahan penyakit (derajat asma) yaitu:
1.
Intermiten
Intermitten ialah derajat asma yang paling ringan. Pada tingkatan derajat asma
ini, serangannya biasanya berlangsung secara singkat. Dan gejala ini juga bisa
muncul di malam hari dengan intensitas sangat rendah yaitu 2x sebulan.
2.
Persisten Ringan
Persisten ringan ialah derajat asma yang tergolong ringan. Pada tingkatan derajat
asma ini, gejala pada sehari-hari berlangsung lebih dari 1 kali seminggu, tetapi
kurang dari atau sama dengan 1 kali sehari dan serangannya biasanya dapat
mengganggu aktifitas tidur di malam hari.
3.
Persisten Sedang
Persisten sedang ialah derajat asma yang tergolong lumayan berat. Pada tingkatan
derajat asma ini, gejala yang muncul biasanya di atas 1 x seminggu dan hampir
setiap hari. Serangannya biasanya dapat mengganggu aktifitas tidur di malam
hari.
4.
Persisten Berat
Persisten berat ialah derajat asma yang paling tinggi tingkat keparahannya. Pada
tingkatan derajat asma ini, gejala yang muncul biasanya hampir setiap hari, terus
menerus, dan sering kambuh. Membutuhkan bronkodilator setiap hari dan
serangannya biasanya dapat mengganggu aktifitas tidur di malam hari.
F. Penyebab
Penyebab asma untuk saat ini belum dipastikan secara pasti, namun yang menjadi
faktor pencetus asma, Berikut beberapa hal yang menjadi Penyebab Asmayaitu :
Keturunan Keluarga.
Bila orang tua atau pun kakek nenek mempunyai riwayat penyakit asma, maka
keturunannya akan lebih mudah terkena penyakit semacam ini. Maka seringkali
disebut sebagai penyakit keturunan dan bukan bagian dari penyakit yang menular.
Untuk itulah bila memang diketahui silsilah keluarga mempunyai riwayat penyakit
yang satu ini maka alangkah bijaksananya bila kita berkonsultasi dengan dokter
spesalis Dalam sub pulmonologi untuk mengatahi bagaiman cara mencegah
timbulnya penyakit asma dan juga mengetahui akan faktor pemicu pencetus
penyakit asma ini sehingga bisa meminimalisasi efek samping ketika terjadi
serangan atau kambuhnya.
FaktorMakanan(Alergi).
Penyakit asma bisa juga disebabkan karena faktor alergi terhadap beberapa jenis
bahan makanan tertentu. Hal ini dalam dunia medis dikenal dengan asma alergik.
mendapat perhatian khusus. Sebaiknya kamar tidur sesedikit mungkin berisi barangbarang untuk menghindari debu rumah. Hewan peliharaan, asap rokok, semprotan
nyamuk, atau semprotan rambut dan lain-lain mencetuskan penyakit asma.
Lingkungan pekerjaan juga perlu mendapat perhatian apalagi kalau jelas-jelas ada
hubungan antara lingkungan kerja dengan serangan penyakit asmanya.
3.
4.
I. Diagnosa Asma
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya yang khas. Untuk memperkuat
diagnosis bisa dilakukan pemeriksaan spirometri berulang. Spirometri juga
digunakan untuk menilai beratnya penyumbatan saluran udara dan untuk memantau
pengobatan. Menentukan faktor pemicu asma seringkali tidak mudah. Tes kulit
alergi bisa membantu menentukan alergen yang memicu timbulnya gejala asma. Jika
diagnosisnya masih meragukan atau jika dirasa sangat penting untuk mengetahui
faktor pemicu terjadinya asma, maka bisa dilakukan bronchial challenge test.
Konsep keperawatan
1. Pengkajian
A. pengkajian keperawatan
1. Anamnesis
Pengkajian mengenai nama, umur dan jenis kelamin perlu dilakukan pada
klien dengan asma. Serangan asma pada usia dini memberikan implikasi bahwa
sangat mungkin terdapat status atopic. Serangan pada usia dewasa dimungkinkan
adanya factor non-atopik. Tempat tinggal yang menggambarkan kondisi tempat
klien berada. Berdasarkan tempat alamat tersebut, dapat diketahui pula factor
yang memungkinkan menjadi pencetus serangan asma. Status perkawinan dan
gangguan emosional yang timbul dalam keluarga atau lingkungan merupakan
factor pencetus serangan asma. Pekerjaan serta suku bangsa juga dapat dikaji
untuk mengetahui adanya pemaparan bahan allergen. Hal ini yang perlu dikaji
dari identitas klien ini adalah tanggal masuk rumah sakit (MRS), nomor rekam
medis, asuransi kesehatan dan diagnosis medis.
Keluhan utama meliputi sesak nafas, bernafas terasa berat pada dada,
adanya keluhan sulit untuk bernafas.
pernafasan menjadi dangkal dan tidak teratur, irama nafas meningkat karena
asfiksia.
Perawat perlu mengkaji obat-obatan yang bias diminum klien dan
memeriksa kemvali setiap jenis obat apakah masih relevan untuk digunakan
kembali.
salah juga akan menjadi stressor dalm kehidupan klien. Semakin banyak stressor
yang ada pada kehidupan klien dengan asma dapat meningkatkan kemungkinan
serangan asma berulang.
dan
pengaruh
stress
terhadap
kehidupan
klien
serat
cara
C. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
Perawat juga perlu mengkaji tentang kesadarn klien, kecemasan,
kegelisahan, kelemahan suara bicara, denyut nadi, frekuensi pernafasan yang
meningkat, penggunaan otot-otot bantu pernafasan, sianosis, batuk dengan lendir
lengket, dan posisi istirahat klien.
B1 (Breathing)
Inspeksi
Pada klien asma terlihat adanya peningkatan usaha dan frekuensi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Terdapat suara vesikuler yang meningkatkan disertai dengan ekspirasi lebih dari
4 detik atau lebih dari 3 kali inspirasi, dengan bunyi nafas tambahan utama
wheezing pada akhir ekspirasi.
B2 (Blood)
Perawat perlu memonotori dampak asma pada status kardiovaskuler
meliputi keadaan hemodinamik seperti nadi,tekanan darah, dan CRT.
B3(Brain)
Pada saat inspeksi,tingkat kesadarn perlu dikaji. Di samping itu,
diperlukan pemeriksaan GCS untuk menentukan tingkat kesadaran klien apakah
compos mentis,somnolen, atau koma.
B4(Bladder)
Pengukuran volume output urine perlu dilakukan karena berkaitan dengan
intake cairan. Oleh karena itu, perawat perlu memonotor ada tidaknya oligouria,
karena hal tersebut merupakan tanda awal dari syok.
B5(Bowel)
Dikaji adanya edema ekstremitas, tremor dan tanda-tanda infeksi pada
ekstremitas karena dapat merangsang serangan asma. Pengkaji tentang status
nutrisi klien meliputi jumlah, frekuensi dan kesulitan-kesulitan dalam memenuhi
kebutuhannya. Pada klien dengan sesak nafas,sangat potensial terjadi kekurangan
pemenuhan kebutuhan nutrisi,hal ini karena terjadi dipnea saat makan, laju
metabolisme, serta kecemasan yang dialami klien.
B6(Bone)
Dikaji adanya edema ekstremitas,tremor dan tanda-tanda infeksi pada
ekstremitas karena dapat merangsang serangan asma. Pada integumen perlu
dikaji adanya permukaan yang kasar, kering, kelainan pigmentasi, turgor
kulit,kelembapan,mengelupas atau bersisik, pendarahan, pruritus,eksim,dan
adanya bekas atau tanda urtikaria atau dermatitis. Pada rambut, dikaji warna
rambut, kelembapan, dan kusam. Perlu dikaji pula tentang bagaimana tidur dan
istirahat klien yang meliputi berapa lama(Muttaqin,2008)
2. Diagnosa keperawatan
Bersihan
jalan
napas
tidak
efektif
berhubungan
dengan
3. Intervensi
1) Bersihan
jalan
napas
tidak
efektif
berhubungan
dengan
Tujuan :
Bersihan jalan napas kembali efektif setelah di lakukan tindakan
keperawatan selama .x 24 jam
Kriteria Hasil:
Pernapasan klien normal ( 16 -20 x /menit) tanpa adanya pengguanaan otot bantu
napas.
Intervensi:
Mandiri :
barat ringannya
obstruksi.
Kolaborasi :
Pernapasan klien normal (16-20x/menit) tanpa adanya penggunaan otot bantu napas.
Intervensi:
Mandiri :
Auskultasi bunyi napas, perhatikan area penurunan / tidak adanya ventilasi dan
adanya bunyi napas tambahan.
Rasional
Adanya
bunyi
napas
tambahan
Kolaborasi :
Kulit tidak pucat ( PaO2 kurang dari 50 mm Hg.PaCO2 lebih dari 50 mm Hg dan
PH 7,35-7,40 )
Intervensi:
Berikan pengobatan yang telah ditentukan serta amati bila ada tanda-tanda
toksisitas.
Rasional : pengobatan untuk mengembalikan kondisi bronchus seperti kondisi
sebelumnya.
Kolaborasi:
Intervensi:
Kolaborasi :
K. Metode
Metode yang digunakan pada penyampaian pendidikan penyuluhan kesehatan adalah
Ceramah
Diskusi
L. Media
a. Power point tentang asma
M. Daptar Pustaka
N. Evaluasi
1. Jelaskan Pengertian asma?
2. Sebutkan Macam/jenis asma?
3. Sebutkan Tanda peringatan awal saat terjadi asma?
4. Sebutkan Gejala-gejala Asma?
5. Sebutkan Klasifikasi Asma?
O. Gambar