Anda di halaman 1dari 6

Nama : Silvia

Matkul : Dasar-Dasar Ilmu Penyakit


Kelas : 1B Promkes

Tugas
Penyakit yang berhubungan dengan lingkungan pekerjaan.

Penyakit Asma

Pengertian Asma
Asma adalah jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran
pernapasan yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas yang
menimbulkan sesak atau sulit bernapas. Selain sulit bernapas, penderita asma juga
bisa mengalami gejala lain seperti nyeri dada, batuk-batuk, dan mengi. Asma bisa
diderita oleh semua golongan usia, baik muda atau tua.
Meskipun penyebab pasti asma belum diketahui secara jelas, namun ada beberapa hal
yang kerap memicunya, seperti asap rokok, debu, bulu binatang, aktivitas fisik, udara
dingin, infeksi virus, atau bahkan terpapar zat kimia.
Bagi seseorang yang memiliki penyakit asma, saluran pernapasannya lebih sensitif
dibandingkan orang lain yang tidak hidup dengan kondisi ini. Ketika paru-paru teriritasi
pemicu di atas, maka otot-otot saluran pernapasan penderita asma akan menjadi kaku
dan membuat saluran tersebut menyempit. Selain itu, akan terjadi peningkatan produksi
dahak yang menjadikan napas terasa berat.
Etiologi dari penyakit asma
Pemicu asma
Dilansir dari NHS, Asma dapat dipicu oleh beberapa hal, di antaranya: Alergi (terhadap
debu, makanan tertentu, bulu binatang, atau serbuk sari) Obat-obatan tertentu serperti
penghilang nyeri, aspirin, dan ibuprofen. Asap rokok, polusi, atau udara dingin.
Faktor risiko Selain pemicu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko
terjadinya serangan asma. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang
mengidap asma adalah:
 Memiliki riwayat alergi
 Keturunan atau faktor genetik
 Memiliki riwayat infeksi paru-paru seperti bronkiolitis
 Terpapar asap rokok saat kecil
 Ibu merokok saat mengandung
 Lahir secara prematur atau dengan berat lahir rendah
 Pekerjaan tertentu
Organ yang terserang
Asma adalah penyakit yang menyerang organ paru-paru manusia yang sering
diderita oleh orang dewasa, anak-anak, maupun orang usia lanjut. Sesak napas
merupakan gejala paling umum yang dialami penderita asma.

Tanda dan Gejala Asma


 Gejala batuk, mengi dan sesak di dada semakin parah dan sering.
 Sulit bicara, makan, atau tidur akibat sulit bernapas.
 Bibir dan jari-jari yang terlihat biru.
 Denyut jantung yang meningkat.
 Merasa pusing, lelah, atau mengantuk.
 Inhaler pereda yang tidak ampuh lagi dalam mengatasi gejala.

Klasifikasi asma menurut Global Initiative for Asthma (GINA) 2009 dibagi menjadi 3


derajat penyakit, yaitu asma episodik jarang, asma episodik sering,
dan asma persisten.

Komplikasi Asma 

Komplikasi asma yang mungkin muncul

Asma yang tidak ditangani dengan tepat dapat memicu terjadinya masalah medis, baik
secara fisik maupun psikis, alias komplikasi. Hal ini lebih mungkin terjadi jika Anda tidak
rutin menjalani pengobatan asma yang dianjurkan dan masih terpapar berbagai
pemicunya.
Jika dibiarkan, masalah medis yang diakibatkan oleh asma dapat menjadi kondisi medis
yang bersifat jangka panjang dan sulit disembuhkan.

Berikut adalah berbagai komplikasi asma yang mungkin muncul karena asma:

1. Perubahan struktur saluran pernapasan (airway remodeling)


Komplikasi asma pertama yang mungkin terjadi adalah perubahan struktur pada saluran
pernapasan. Kondisi ini disebut juga dengan airway remodelling.
Hal ini terjadi ketika asma yang sudah diderita dalam jangka panjang menyebabkan
dinding saluran pernapasan menebal dan menyempit.

Penebalan dinding saluran pernapasan ini diakibatkan oleh peradangan pada paru-paru,
dan tubuh Anda berusaha melawan peradangan tersebut. Kurang lebih, fenomena ini
serupa dengan kulit yang tersayat, kemudian tubuh akan membentuk jaringan luka
dengan sendirinya.

Semakin lama asma dibiarkan tanpa pengobatan, semakin parah peradangan yang
terjadi di saluran pernapasan. Tubuh pun akan terus membuat jaringan baru di dinding
saluran pernapasan.

Fenomena airway remodelling termasuk serius karena saluran pernapasan yang


strukturnya berubah tidak dapat kembali lagi seperti semula. Hal ini berisiko
menyebabkan penyumbatan dan gagal fungsi paru-paru.
2. Komplikasi saluran pernapasan

Meskipun jarang terjadi, asma terkadang dapat menyebabkan komplikasi pernapasan


yang mengancam jiwa, seperti:

 flu pada penderita asma


 pneumonia akibat asma
 pneumotoraks (kolaps sebagian atau seluruh paru-paru)
 kegagalan pernapasan
 status asmatikus (serangan asma berat yang tidak merespons pengobatan).
Hal ini dapat berujung pada kegagalan sistem pernapasan bahkan kematian jika tidak
ditangani dengan segera.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), tingkat kematian yang
disebabkan oleh asma pada tahun 2016 ada 10 dari 1 juta pasien. Meski demikian,
banyak dari kematian ini sebenarnya dapat dicegah dengan perawatan darurat yang
tepat.

3. Gangguan psikologis

Faktanya, penyakit asma yang tak terkendali dan tak diobati berhubungan langsung
dengan stres, gangguan kecemasan, hingga depresi.

Hal ini telah dikaji dalam sebuah artikel dari jurnal Chest. Kelompok pasien dengan asma
adalah salah satu kelompok dengan risiko terbesar mengalami depresi.
Gangguan psikologis yang berkaitan dengan asma umumnya disebabkan oleh
terbatasnya aktivitas sehari-hari, sehingga rentan memicu stres dan kecemasan.
Selain itu, ada kemungkinan masalah mental dapat dipicu oleh penanganan asma yang
kurang tepat, baik oleh orangtua pasien maupun anggota keluarga lainnya.
Namun, tidak menutup kemungkinan gangguan psikologis akibat asma juga dipicu oleh
faktor-faktor lain, misalnya efek samping dari penggunaan obat-obatan jangka panjang.

4. Obesitas

Masih dari pembahasan yang terdapat di jurnal Chest, asma juga berpotensi
menimbulkan komplikasi berupa kenaikan berat badan berlebih atau obesitas. Memang,
berat badan dan asma cukup sering dikaitkan satu sama lain.
Diduga, hubungan antara obesitas dan asma adalah kurangnya aktivitas tubuh.
Penderita asma, terutama yang belum mendapatkan penanganan medis, cenderung
mengalami kesulitan atau takut untuk berolahraga.

Gaya hidup yang tidak sehat inilah yang menjadi pemicu berat badan naik melebihi
batas normal.

5. Gangguan tidur

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan di 2016, sebanyak 75 persen pengidap asma
mengalami gangguan tidur di malam hari. Padahal, gangguan tidur ini akan
menyebabkan berbagai masalah kesehatan lain, misalnya pusing dan tubuh jadi
semakin lemas.
Hal ini juga diperjelas dalam sebuah artikel dari Materia Socio-Medica. Penyakit
gangguan pernapasan, terutama asma, sangat berkaitan dengan berbagai masalah
tidur. Beberapa di antaranya adalah menurunnya kualitas tidur, sering terbangun di
malam hari, bangun terlalu cepat, dan lebih mudah mengantuk di siang hari.
Jika sudah begitu, aktivitas jadi terganggu dan Anda akan susah fokus dengan kegiatan
sehari-hari. Bahkan, gangguan tidur berkepanjangan bisa-bisa menimbulkan gangguan
psikologis, seperti stres.

6. Efek samping pengobatan jangka panjang

Ternyata, komplikasi tidak hanya timbul dari asma yang diobati dengan benar.
Pasalnya, pengobatan jangka panjang untuk mengatasi gejala asma pun mungkin
dapat memicu terjadinya bahaya.

Salah satu contohnya adalah efek samping dari obat kortikosteroid hirup.
Penggunaan jangka panjang dari jenis obat asma ini mungkin dapat
memengaruhi risiko terkena pneumonia, permasalahan tumbuh kembang anak,
serta gangguan pada janin selama masa kehamilan.
Dengan demikian, pemahaman mendalam tentang asma dan penanganan yang
tepat harus dilaksanakan sejak awal munculnya gejala penyakit. Mengetahui
komplikasi dan bahaya asma juga dapat membantu meningkatkan kesadaran
akan pentingnya penatalaksanaannya.

Pilihan terapi pengobatan asma yang direkomendasikan dokter


1. Terapi obat. Kebanyakan pengidap asma akan dianjurkan untuk
menjalani pengobatan dengan obat asma, baik dalam jangka pendek atau jangka
panjang. ...
2. Terapi pernapasan. ...
3. Terapi obat alami atau herbal. ...
4. Terapi yoga. ...
5. Terapi renang. ...
6. Akupunktur.

Pencegahan Asma
 Berhenti merokok
 Hindari paparan asap rokok, debu, polusi udara, bau-bauan yang mengiritasi seperti
parfum, obat semprot serangga, deterjen cucian
 Jangan memelihara hewan seperti anjing dan kucing
 Gunakan kasur dan bantal sintesis atau jika tidak ada, gunakan kain penutup yang
terbuat dari bahan sintesis
 Usahakan tidak memakai karpet di dalam rumah/kamar tidur
 Jemur dan tepuk-tepuk kasur secara rutin

EDUKASI DAN PROMOSI KESEHATAN ASTHMA


Oleh :
dr.Gold SP Tampubolon
Edukasi pada pasien asthma sebaiknya tidak dilakukan hanya sekali saja, melainkan proses yang
berkelanjutan dan berulang.
Upaya Pencegahan dan Pengendalian

Genetik dan lingkungan berperan dalam patogenesis asthma. Faktor lingkungan merupakan
faktor yang dapat dimodifikasi dalam upaya pencegahan dan pengendalian asthma. Tindakan
untuk pencegahan asthma antara lain:
 Menghindari paparan polutan dan alergen (debu, asap rokok)
 Menghindari hewan peliharaan yang mengandung alergen seperti kucing dan anjing.
 Menghindari paparan asap rokok pada ibu hamil dan bayi terbukti mengurangi kejadian asthma
pada anak
 Suplementasi vitamin D pada ibu hamil memiliki kemungkinan dapat mencegah asthma pada
bayi.
Edukasi

Edukasi pada pasien asthma sebaiknya tidak dilakukan hanya sekali saja, melainkan proses yang
berkelanjutan dan berulang. Poin-poin yang harus ditekankan dalam edukasi pada pasien asthma
antara lain:
 penyakit asthma yang bersifat kronis dan dapat kambuh
 cara penggunaan obat-obat inhalasi
 kebutuhan penggunaan obat-obatan jangka panjang
 perbedaan antara obat controllers dan relievers
 melanjutkan penggunaan obat-obatan walau tidak ada gejala
 demonstrasi penggunaan obat dengan alat inhalasi
menghindari faktor pemicu serangan asthma antara lain asap rokok, infeksi, dan alergen

Anda mungkin juga menyukai