SKENARIO 1
OLEH : KELOMPOK I
Seorang anak perempuan 5 tahun (18 kg), dibawa orangtuanya ke IGD Rumah
Sakit A karena mengalami sesak nafas. Keluhan ini dirasakan sejak 3 jam yang lalu
setelah mengkonsumsi Udang. Suara napas terdengar seperti bunyi ngik...
ngik.....ngik Tiga hari sebelumnya pasien kehujanan sehingga mengalami keluhan
demam dan batuk pilek. Pasien sudah diberikan inhaller oleh ibunya tetapi tidak ada
perbaikan. Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya wheezing ekspirasi. Penderita
sudah beberapa kali mengalami kejadian serupa sejak umur 1,5 tahun. Kakek
penderita juga mengalami sakit yang sama.
LANGKAH 1 : IDENTIFIKASI DAN KLARIFIKASI ISTILAH
1. Inhaler
Adalah alat semprot mengandung obat untuk meringankan gejala sesak nafas
terutama pada penderita asma.
2. Wheezing
Adalah suara pernapasan dengan frekuensi tinggi dan nyaring pada akhir ekspirasi
yang disebabkan oleh penyempitan jalan napas pada saluran pernapasan distal.
3. Sesak napas
Dalam istilah medis dikenal dengan sebutan “dyspnea”, yaitu suatu kondisi tidak
nyaman dimana seseorang tidak bisa bernapas secara teratur dikarenakan
berkurangnya pasokan udara ke paru-paru.
4. Demam
Adalah suatu kondisi dimana suhu tubuh di atas batas normal (>37℃), biasanya
disebabkan oleh infeksi bakteri/virus.
5. Batuk
Yaitu respon tubuh untuk mengeluarkan partikel-partikel asing dari dalam saluran
napas.
6. Pilek
Adalah kondisi ketika hidung mengeluarkan lendir atau ingus, baik sesekali
maupun terus menerus.
LANGKAH 2 : MEMBUAT DAFTAR MASALAH
1. Mungkin untuk secara spesifik umur dan jenis kelamin mempengaruhi sesak
nafas tidak ada karena balik lagi bagaimana kualitas hidup seseorang, aktifitas
yang dilakukan , gaya hidup , lingkungan dan juga faktor keturunan yang
tergantung pada setiap individu
2. Sesak nafas terjadi akibat adanya penyempitan saluran nafas, adanya udara
kotor, atau adanya sputum pada saluran pernapasan. Adapun beberapa hal
yang dapat memicu terjadinya sesak nafas adalah :
Alergi
Alergi dan asma saling berkaitan satu sama lain. Sekitar 80 persen
orang dengan kondisi ini mengalami alergi seperti alergi debu, bulu
binatang, kecoa, hingga serbuk sari. Dalam kasus yang kurang umum,
alergi makanan juga bisa jadi penyebab seseorang mengalami gejala dari
penyakit pernapasan kronis ini.
Batuk
Paparan iritan
Paparan iritan seperti asap rokok, polusi udara, bahan kimia, atau debu
di tempat kerja dapat membuat saluran pernapasan Anda lebih reaktif
terhadap zat di udara. Akibatnya, Anda akan lebih mudah untuk
mengalami penyakit peradangan saluran napas.
Obat-obatan tertentu
GERD
Data menyebutkan bahwa orang dengan penyakit penyakit ini dua kali
lebih rentan terkena GERD ketimbang mereka yang sehat. GERD dapat
membuat gejala asma memburuk dan asma dapat memperburuk gejala
GERD.
Malam hari
Penyebab lainnya
Bau-bauan yang kuat, udara dingin, serta stres psikologis ternyata juga
dapat menjadi penyebab asma. Bahkan, berteriak dan tertawa terlalu keras
pun dapat memicu hal serupa.
3. karena ada alergi sehingga beban kerja obat menjadi lebih berat. Adapun
inhaler ada dua macam, yaitu reliever inhaler dan ventolin inhaler.
4. keluhan utama berupa sesak napas dapat diturunkan melalui genetik, misal
seperti penyakit asma bronkial yang mana faktor keturunan menjadi salah satu
faktor resiko terjadinya penyakit tersebut.
5. Biasanya pada anak-anak, wheezing umumnya disebabkan oleh infeksi
saluran respiratorik akut akibat virus, seperti batuk dan pilek.
6. karena ketika ada obstruksi pada saluran napas dan penumpukkan mukus yang
berlebihan menyebabkan penyempitan saluran napas, penyempitan ini
mengakibatkan udara dengan tekanan yang besar menggetarkan dinding di
sekitarnya sehingga timbullah suara wheezing.
7. Sesak napas (dispnoe) didefenisikan sebagai kesadaran bernafas yang tidak
nyaman secara abnormal (sulit bernafas). Kekurangan oksigen (O2)
Gangguan konduksi maupun difusi gas keparu-paru Obstruksi dari jalan nafas
Agar kebutuhan O2 yang meningkat ini terpenuhi maka dibutuhkan frekuensi
pernapasan yang tinggi sehingga timbullah sesak napas.
8. Apabila keluhan sesak napas pada pasien yang merupakan manifestasi klinis
dari asma bronchial, maka keluhan tersebut akan berdampak mulai dari
terganggunya fisiologis pasien hingga dapat menimbulkan komplikasi-
komplikasi lainnya, antara lain:
Tidak bebas beraktivitas
Pada pernafasan dada otot yang berperan penting adalah otot antar
tulang rusuk. Otot tulang rusuk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu otot
tulang rusuk luar yang berperan dalam mengangkat tulang-tulang rusuk
dan tulang rusuk dalam yang berfungsi menurunkan atau mengembalikan
tulang rusuk ke posisi semula. Bila otot antar tulang rusuk luar
berkontraksi, maka tulang rusuk akan terangkat sehingga volume dada
bertanbah besar. Bertambah besarnya akan menybabkan tekanan dalam
rongga dada lebih kecil dari pada tekanan rongga dada luar. Karena
tekanan uada kecil pada rongga dada menyebabkan aliran udara mengalir
dari luar tubuh dan masuk ke dalam tubuh, proses ini disebut proses
’inspirasi’ Sedangkan pada proses espirasi terjadi apabila kontraksi dari
otot dalam, tulang rusuk kembali ke posisi semuladan menyebabkan
tekanan udara didalam tubuh meningkat. Sehingga udara dalam paru-paru
tertekan dalam rongga dada, dan aliran udara terdorong ke luar tubuh,
proses ini disebut ’ekspirasi’.
B. Pernafasan perut
Pada pernafasan ini otot yang berperan aktif adalah otot diafragma
dan otot dinding rongga perut. Bila otot diafragma berkontraksi, posisi
diafragma akan mendatar. Hal itu menyebabkan volume rongga dada
bertambah besar sehingga tekanan udaranya semakin kecil. Penurunan
tekanan udara menyebabkan mengembangnya paru-paru, sehingga udara
mengalir masuk ke paru- paru(inspirasi). Pernapasan adalah suatu proses
yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan tertidur sekalipun
karma sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom.
Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat
dibedakan atas 2 jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam.
Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam
alveolus dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah
pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh.
Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan
tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh.
Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara akan masuk.
Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara
akan keluar. Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan
udara (inspirasi) dan pengeluaran udara (ekspirasi) maka mekanisme
pernapasan dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan dada dan
pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut terjadi secara bersamaan.
24. Komplikasi yang paling mungkin terjadi dari sesak nafas adalah hipoksia ,
karena opasti gangguan pernafasan akan menghambat keluar masuknya udara
dari luar ke dalam ,hipoksia yang terlalu lama memungkinkan tubuh perle
penyesuaian sehingga akibatnya akan merambat ke keluhan ke organ organ
yang lain
25. Pada pemeriksaan darah lengkap ditemukan hitung jenis eosinofil lebih dari
4%, namun kurang dari 4% tidak menyingkirkan diagnosis asthma. Dapat
juga dilakukan pemeriksaan darah IgE Atopi dilakukan dengan cara
radioallergosorbent test (RAST) bila hasil uji tusuk kulit tidak dapat dilakukan
(pada dermographism). Apabila Serum IgE, lebih dari 100 IU menandakan
suatu kondisi alergi.
Diagnosis banding : Asma bronkial, Bronkiolitis, Rhinitis, dan Bronkitis kronis.
Diagnosis
Symptom
Asma bronkial Bronkiolitis Rhinitis Bronkitis
kronis
Anak + +/- + +
Perempuan + + + +
Sesak napas + + + +
Alergi (udang) + - + -
Wheezing + + - +
Keturunan + - + -
Demam +/- + +/- +/-
Batuk + + - -
Anamnesis
Pemeriksaan
Fisik
Diagnosis
Banding
Pemeriksaan
Penunjang
Diagnosis Kerja :
Definisi Prognosis
Asma Bronchial
Etiologi Pencegahan
Epidemiologi Diagnosis
Menurut The Lung Association ada 2 faktor yang menjadi pencctus asma (klinik
citama, 2011): (11)
Keterangan :
APE = Arus Puncak Ekspirasi
VEP = Volume Ekspirasi Paksa
Ket:
PEF= Peak expiratory flow, PEV = Forced expiratory volume in second (13)
Asap rokok dapat menyebabkan asma, baik pada perokok itu sendiri
maupun orang- orang yang terkena asap rokok. Suatu penelitian di Finlandia
menunjukkan bahwa orang dewasa yang terkena asap rokok berpeluang menderita
asma dua kali lipat dibandingkan orang yang tidak terkena asap rokok. Studi lain
menunjukkan bahwa seseorang penderita asma yang terkena asap rokok selama
satu jam, maka akan mengalami sekitar 20% kerusakan fungsi paru. Pada anak-
anak, asap rokok akan memberikan efek lebih parah dibandingkan orang dewasa,
ini disebabkan lebar saluran pernafasan anak lebih sempit, sehingga jumlah nafas
anak akan lebih cepat dari orang dewasa. Akibatnya, jumlah asap rokok yang
masuk ke dalam saluran pernapasan menjadi lebih banyak dibanding berat
badannya. Selain itu, karena sistem pertahanan tubuh yang belum berkembang,
munculnya gejala asma pada anak-anak jauh lebih cepat dibanding orang dewasa.
Tungau debu rumah adalah hewan (Dermatophagoides Pteronyssinus) yang sangat
kecil sekitar 0,5 mm yang umum di jumpai di tempat tinggal manusia. Tungau
debu rumah biasanya berada di karpet dan jok kursi yang kotor, terutama yang
berbulu tebal dan lama tidak dibersihkan, juga dari tumpukan koran, buku, pakaian
yang kotor. Tungau debu rumah yang menyerang penderita asma bronkial
disebabkan oleh masuknya suatu alergen ke dalam saluran napas seseorang
sehingga merangsang terjadinya reaksi hipersensitivitas tipe I atau reaksi alergi.
(14)
Polusi udara adalah suatu keadaan dimana udara mengandung bahan kimia,
partikel, organisme hidup lainnya yang menyebabkan kerugian atau
ketidaknyamanan pada manusia. Polusi udara di bagi menjadi 2 yaitu : Polusi
udara dalam ruangan dapat menimbulkan ancaman kesehatan yang serius, seperti
semprotan minyak wangi, semprotan nyamuk, debu dalam lemari, dan lain-lain.
Menurut Studi EPA ( Environment Protecting Agency/Badan Perlidungan
Lingkungan Hidup) menunjukkan bahwa tingkat polusi udara sebanyak 2-5 kali
lebih tinggi udara dalam ruangan dibandingkan udara luar ruangan. Tingkat
tingginya polusi udara dalam ruangan menjadi perhatian khusus, karena banyak
orang yang menghabiskan sebanyak 90 persen dari waktu mereka di dalam
ruangan. Efek kesehatan polusi udara dalam ruangan bisa menjadi lebih buruk bagi
orang-orang dengan gangguan pernapasan seperti asma. (14)
Pencetus serangan
1. Reaksi cepat yang akan muncul dalam hittungan detik – menit dan hanya
melibatkan sistem imun humoral tubuh
2. Reaksi lambat yang akan muncul setelah 6-9 jam setelah ada pencetus dan
melibatkan sel neutrofil , eosinofil dan juga makrofag
Walaupun asma merupakan kondisi yang sudah dikenal secara umum, tetapi
tidak terdapat kesepakatan universal mengenai definisi asma.(16) Definisi yang
ditetapkan oleh Global Initiative for Asthma adalah "kelainan peradangan kronis
pada saluran napas di mana banyak sel dan elemen sel berperan. Kelainan
peradangan kronis tersebut berhubungan dengan respons berlebih dari saluran
napas yang menyebabkan mengi berulang, sesak napas, rasa berat di dada dan
batuk terutama di malam hari atau dini hari. Semua kejadian ini biasanya
berhubungan dengan penyumbatan saluran napas yang luas namun bervariasi di
paru-paru yang dapat pulih secara spontan atau setelah pemberian terapi.” (17)
Pada saat ini tidak ada uji yang tepat untuk melakukan diagnosis melainkan
dengan melihat pola gejala penyakit dan reaksinya terhadap terapi.(16) Dugaan
diagnosis asma adalah bila ditemukan riwayat: mengi berulang, batuk atau sesak
napas dan semua gejala ini terjadi atau memburuk karena aktivitas olahraga,
infeksi virus, alergen atau polusi udara.(18) Spirometri digunakan untuk konfirmasi
diagnosis asma. Untuk anak-anak dibawah usia enam tahun diagnosis asma
menjadi lebih sulit karena anak-anak pada usia tersebut terlalu muda untuk
menggunakan alat spirometri. (18)
Ada 3 prinsip pengobatan asma jangka panjang meliputi: edukasi, obat asma
dan menjaga kebugaran.
a. Edukasi
b. Obat Asma
- Inhalasi kortikosteroid
Status Asthmaticus
Pneumorrhachis
Pneumomediastinum
Subcutaneous emphysema
Emfisema subkutan (SCE, SE) adalah ketika gas atau udara berada di
lapisan di bawah kulit. Subkutan mengacu pada jaringan di bawah kulit, dan
emfisema mengacu pada udara yang terperangkap. Pada asma akut yang
parah, pneumomediastinum berkembang karena ekspansi berlebihan dari jalan
udara distal karena obstruksi pada jalan udara minor dan pecahnya alveolar
berikutnya. Karena perbedaan tekanan, udara di interstitium paru bergerak ke
arah sentripetal dari parenkim paru menuju mediastinum. Udara bisa lewat di
bawah kulit dan mengalir ke leher dan wajah, yang menyebabkan emfisema
subkutan. (23)