Anda di halaman 1dari 4

Skenario 3: Ada Apa dengan Napasku?

Tuan Andri, laki-laki berusia 40 tahun dibawa oleh keluarga ke IGD puskesmas karena sesak
napas sejak 2 hari yang lalu. Sesak dirasakan semakin lama semakin memberat. Sesak sering tercetus
bila udara dingin, makan udang, memakan obat anti nyeri, dan olahraga. Gejala lain yang sering
muncul adalah batuk berdahak. Tuan Andri juga sering menggunakan semprotan salbutamol setiap
sesak, dengan rata-rata 6 semprotan seminggu, dan terbangun 4 5 kali pada malam hari karena sesak
napas. Aktivitas harian juga terganggu karena sesak. Sesak pertama kali dirasakan semenjak berusia 6
tahun. Adik dan ibunya punya gejala yang mirip dengan Tuan Andri. Tuan Andri mulai merokok
semenjak kelas 1 SMP, 10 batang rokok perhari, dan masih merokok dalam 2 hari sebelum datang ke
IGD. Dokter mendapatkan indeks Brinkman Tuan Andri tergolong ringan.

Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran komposmentis
kooperatif, tekanan darah 140/70 mmHg, denyut nadi 110 x/menit, frekuensi napas 30 x/menit, dan
suhu tubuh 37,5oC. Pemeriksaan toraks didapatkan inspeksi normal, palpasi fremitus kanan sama
dengan kiri, perkusi sonor, auskultasi paru terdengar ekspirasi memanjang disertai wheezing di kedua
lapangan paru dengan ronkhi di kedua basal paru. Pada ekstremitas tidak didapatkan clubbing finger.

Sesak napas Tuan Andri tidak membaik setelah diberi oksigen, obat anti-inflamasi dan
inhalasi salbutamol. Tuan Andri dirujuk ke RS untuk tatalaksana lebih lanjut dan pemeriksaan
spirometri. Dokter menerangkan kepada Tn. Andri bahwa sesaknya dapat dicetuskan berbagai faktor,
muncul dalam berbagai tingkatan keparahan, dan diperberat dengan kebiasaan merokok.

Sebagai dokter layanan primer, bagaimana Anda menjelaskan kondisi yang dialami Tuan
Andri?

Terminologi :

Salbutamol : obat yang digunakan untuk membuka jalur napas untuk meredakan gejala asma, cara
kerja salbutamol membuat otot polos bronkus menjadi lebih rileks, obat golongan agonis reseptor
beta adrenergi

Indeks brinkman : digunakan untuk memperkirakan dosis kumulatif merokok, rumus : batang rokok
perhari x lama merokok, intrepertasi ringan 0-200,sedang 200-600, berat >600

Clubbing finger : pembesaran pada ukuran ujung jari disertai dengan kuku miring kebawah, dapat
diidentifikasi dengan gejala pembengkaakan diujung jari, kuku cembung seperti sendok terbalik,
ujung jari hangat lunak dan lebih kemerahan biasanya pada clubbing finger kekurangan oksigen
seperti pada org sakit jantung dan paru, proliferasi pada ujung jari tangan tampak perubahan pada
tulang, bisa karna genetic, ada primer dan sekunder, perimer karena genetic, sekunder karna
penyakit jantung dan paru

Spirometry : metode pemeriksaan untuk menilai seberapa baik fungsi paru bekerja dalam satu
waktu, dapat menilai jumlah udara yg dihirup dan dihembus dalam satuan milimeter serta arus
udara paru dalam satuan mililiter perdetik, memeriksa kapasitas paru, menilai volume paru, laju
aliran udara.

Igd : instalasi gawat darurat, lebih besar dri UGD, untuk pasien yg membutuhkan penanganan
secepat mungkin atau gawat darurat seperti sesak napas
Komposmentis koperatif : kondisi ketika seseorang sadar sepenuhnya terhadap lingkungannya dan
dapat menjawab pertanyaan dengan baik

Wheezing : suara nafas tambahan berfrekuensi tinggi saat ekspirasi atau menghembuskan napas,
terjadi karena penyempitan saluran napas, disebut juga mengi bersifat kontinu.

Fremitus : getaran yang dirasakanpada dinding dada saat pasien berbicara, melemah jika ada
infiltrate pada parenkim paru terjadi pada pasien emfiema dll, dilakukan dengan cara palpasi,
diminta menyebutkan angka 77 dan akan terasa getaran.

Inhalasi : memberikan obat dengan cara dihirup dalam bentuk uap kedalam saluran pernapasan.

Ronkhi : suara napas seperti dengkuran, ada ronkhi kering dan basah, kering seperti mendengus,
basah seperti suara cairan atau lendir, kering karena penyempitan dalam saluran napas yg lebih kecil,
basah karena lender.

Sesak napas : dispnea, respon alami ketika tubuh membutuhkan lebih banyak oksigen, gangguan
Kesehatan ketika membutuhkan oksigen tapi tidak mampu secara optimal biasanya terjadi dalam
waktu singkat dan tiba-tiba (akut) dalam waktu yang lama (kronis), keadaan subjektif.

Sonor : suara normal atau bunyi normal pada perkusi paru, dihasilkan ketika udara dalam paru cukup
banyak, umumnya keras, nyaring, berongga, bila ada cairan akan redup.

Identifikasi masalah dan brainstorming:

1. mengapa tuan andri mengalami sesak napas sejak 2 hari yang lalu dan semakin memberat?
 Sesak nafas sejak 2 hari yang lalu dikarenakan karena fisik dan psikis, sistem pernafasan
dan sirkulasi darah tidak mampu mencukupi kebutuhan oksigen dalam darah, karena ada
gangguan jantung dan paru sesak napas terjadi karena ada penyumbatan di saluran
pernapasan dan paru parunya tidak elastis dalam mengembang, dicetuskan oleh
beberapa factor, seperti lingkungan bisa juga karena genetic, bisa karena ada pencetus
alergi yang menyebabkan sesak napas dan bisa bermanifestasi ke penebalan dinding
saluran napas, dll
 Karena ada obstruksi dan penumpukan cairan, dan restriksi dan juga terpapar allergen,
nanti allergen akan melekat pada ige, yang menyebabkan munculnya histamin dan akan
berlanjut ke bronkokonstriksi dan hipersekresi mucus.
2. Kenapa tuan andri menggunakan salbutamol? Apakah jumlah semprotan yang digunakan
tuan andri sesuai? Dan apabila berlebihan apakah ada efek samping?
 Untuk meredakan gejala asma akibat paparan allergen, mengakibatkan otot polos
bronkus menjadi lebih rileks
 Ada intermitten : memerlukan salbutamol….. mild persisten…
 Cara kerja dengan meniru kemampuan saraf simpatik, obat bronkodilator, biasanya
diberikan pada org serangan asma mendadak.
 Efek samping : hiperglikemi, tremor, aritmia jantung, komplikasi : penurunan efektivitas
obat dan memerlukan dosis tinggi, dapat menyebabkan bronkokonstriks.
 Memiliki beberapa jenis, salbutamol inhaler, bubuk, sirup minum, tablet, larutan yang
digunakan dengan nebulizer.
3. Mengapa sesak napas timbul saat udara dingin, makan udang dan makan obat preda nyeri?
 Kondisi alergi atau sensitive terhadap factor-faktor tersebut, saat melakukan kegiatan
berat terjadi bronkokonstiksi…
 Karena udara dingin menyebakan ketidak seimbangan sel mast, menyebabkan
terkeluarkanya histamin yang berlebih, udang karena hipersensitivitas sel mast
menyebabkan kelebihan histamin, ….
 Pada reaksi perrtama timbul ige nnti berikatan dengan …
4. Apa hubungan gejala batuk berdahak pada tuan andri dengan kondisinya saat ini?
 Sesak napas karena peradangan karena ada bronkokonstriksi dan hipersekresi mucus,
refleks batuk terjadi karena hipersekresi mucus.
 Merupakan salah satu gejala asma dan PPOK.
5. Apakah dasar sesak napas pasien sekarang sama dengan sesak napas pasien saat berusia 6
tahun?
 6 tahun alergi, sekarang bisa jdi PPOK
6. Apa yang menyebabkan tuan andri terbangun 4-5 kali saat malam hari dan sesak napas
semakin berat ?
 Bisa jdi Dispnea nocturnal paroksimal (PND) Membaik dengan perubahan posisi, terjadi
karena tekanan pada paru-paru saat tidur, karena efek udara malam, dapat merangsang
bronkokonstriksi pada penderita asma.
 Asma dapat terjadi berulang bila tdak ditangani dan dapat dipicu lingkungan.
 Karena aktivitas parasimpatis.
7. Apa hubungan keluhan yang dirasakan tuan andri dengan yg dirasakan ibu dan adeknya?
 Karena ada factor genetic, polusi udara dan allergen dapat jdi pemicu, karena tinggal di
lingkungan yang sama.
 Pengaruh lingkungan, defisiensi anttripsin alfa.
 Asma ekstrinsik : allergen dikenali dan ada Riwayat keluarga.
8. Bagaimana hubungan merokok dengan sesak napas yang dialami tuan andri?
 Menyebabkan inflamasi pada saluran pernapasan, epitel dihidung rusak, memiliki zat
karsinogen, nikotin merusak silia, perokok berta memiliki resiko 8 kali lebih tinggi terkena
penyakit paru
 Rokok dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan, dapat menyebabkan
lumpuhnya silia
9. Bagaiman intrepertasi pemeriksaan fisik dan toraks tuan andri?
 Sakit sedang, komposmentis kooperatif, hipertensi sistolik terisoloasi, nadi takikardia,
napas sesak takipnea, suhu normal
 Normal kecuali auskultasi, ekspirasi memanjang dan terdengar wheezing
10. Apa itu clubbing finger dan disebabkan oleh apa?
 Karena kurangnya oksigen, clubbing finger primer dan sekunder, primer karena genetic,
sekunder karena penyakit jantung dan paru
 2 gen hidroksiprostaglandin dehydrogenase (hpgd) dan gen 2a1(slco2a1)
 Dd paling umum ppok bronkiekstasis
11. Apa indikasi rujukan pak andri dirujuk ke RS dan kenapa keluhan tidak mereda ketika sudah
diberi tatalaksana awal? (oksigen, obat anti inflamasi, dan inhalasi salbutamol)
 Keluhan tidak mereda karena penyebab dasar yang tidak terkendali, bisa karena
kombinasi factor.
 Indikasi rujukan karena tidak tertangani dengan oksigen, obat inflamasi dan inhalasi
salbutamol, dan juga ada pemeriksaan tambahan yaitu spirometry (ezakli)
12. Apa saja kemungkinan factor pencetus sesak napas yang dialami tuan andri?
 Bisa karena udara, factor alergi, dan juga karena kebiasaan merokok, dan factor
lingkungan.
 Karena ada infeksi spti virus, aktivitas fisik.
13. Mengapa tuan andri melakukan pemeriksaan spirometri?
 Dilakukan ekspirasi paksa, untuk mengukur fev
 Untuk diagnosis yang lebih tepat, menilai perubahan fungsi paru, untuk menilai respon
pengobatan, perencanaan pengobatan
 3 komponen penting
- Fev (70-80%) perdetik
- Fvc
- Perbandingan fev dan fvc ( > 70%)
14. Apa saja tingkat keparahan penyakit yang disampaikan oleh dokter?
 Asma : gejala dengan pencetus, batuk berdahak, suara wheezing, tes bisa menggunakan
ACT (asma control test)
15. Bagaimana kategori sesak yang dialami tuan andri?
 Dibagi 5 derajat :
1. Kemampuan beraktifitas masi sesuai dengan usianya
2. kemampuan beraktifitas tidak sesuai dengan usianya (lebih lemah)
3. kemampuan beraktifitas tidak bisa berjalan pada umumnya (bisa 1km lebih)
4. berjalan 50m lebih dengan istirahat atau tidak bisa melanjutkan berjalan
5. sesak napas bahkan saat berganti pakaian

Learning Objective

1. M3 definisi dan klasifikasi penyakit obstruksi sistem pernapasan bagian atas dan bawah

2. M3 epidemiologi, etiologic dan factor resiko penyakit obstruksi sistem pernapasan bagian atas dan
bawah

3. M3 patogenesis dan patofisiologi penyakit obstruksi sistem pernapasan bagian atas dan bawah

4. M3 manifestasi klinis penyakit obstruksi sistem pernapasan bagian atas dan bawah

5. M3 pemeriksaan fisik dan penunjang penyakit obstruksi sistem pernapasan bagian atas dan bawah

6. M3 prinsip diagnosis kerja, klinik, dan banding penyakit obstruksi sistem pernapasan bagian atas
dan bawah

7. M3 tatalaksana komprehensif penyakit obstruksi sistem pernapasan bagian atas dan bawah

8. M3 komplikasi dan prognosis penyakit obstruksi sistem pernapasan bagian atas dan bawah

9. M3 indikasi rujukan penyakit obstruksi sistem pernapasan bagian atas dan bawah

Status asmatikus (cari)

Tatalaksama awal asma

Dosis asma

Di catatan mandiri tambahkan sumber

Anda mungkin juga menyukai