ratan ARDS
Skenario Kasus
Seorang laki-laki berusia 30 tahun dibawa oleh
keluarganya ke IGD RS karena sesak napas. Ia baru
saja dievakuasi dari lokasi kebakaran.
Rumusan masalah
Laki-laki
30 tahun datang ke IGD RS
dengan keluhan sesak nafas
A. Primary Survey
1. Airway
a. Peningkatan sekresi pernapasan
b. Bunyi nafas krekels, ronki dan mengi (wheezing)
2. Breathing
a. Distress pernapasan : pernapasan cuping hidung, takipneu/bradipneu, retraksi.
b. Menggunakan otot aksesori pernapasan
c. Kesulitan bernafas : lapar udara, diaforesis, sianosis
3. Circulation
a. Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia
b. Sakit kepala
c. Gangguan tingkat kesadaran : ansietas, gelisah, kacau mental, mengantuk
d. Papiledema
e. Penurunan keluaran urine
4. Disability
5. Exposure.
Secondary survey
Pemeriksaan secara lengkap yang dilakukan secara
head to toe, dari depan hingga belakang. Secondary
survey hanya dilakukan setelah kondisi pasien
mulai stabil, dalam artian tidak mengalami syok
atau tanda-tanda syok telah mulai membaik.
anamnesis
1. Identitas pasien, kita bisa menanyakan dari nama,
alamat, tempat tanggal lahir yang berhubungan
dengan identitasnya bisa secara auto maupun
alloanamnesis kalau pasien tak mampu
memberikan jawaban. Sesuai dengan skenario
didapatkan seorang laki-laki berusia 30 tahun.
Keluhan utama, kita bisa langsung menanyakan apa yang
dikeluhkan? Didapatkan pasien mengalami sesak nafas.
Riwayat penyakit sekarang, dari keluhan utama ini kita akan lebih
memperinci apa penyebab dari keluhan yang terkait seperti, sejak
kapan sesak nafas? Sudah berapa lama? Bagaimana keadaan pasien
sebelum maupun sesudah keluhan ini? Karena hal apa keluhan ini?
Apakah sebelumnya sudah ada penanganan dari sesak nafasnya?
Apa ada keluhan lain selain sesak nafas ini?
Riwayat penyakit dahulu, kita tanyakan penyakit dahulu
yang mungkin berkaitan dengan sistem pernafasannya.
Apa ada riwayat memiliki gangguan pernafasan? Asthma?
Alergi terhadap sesuatu?
Riwayat keluarga, disini riwayat keluarga juga sangat
penting karena ditakutkan penyakit keturunan. Di keluarga
adakah yang memiliki riwayat gangguan pernafasan?
Riwayat sosial, bagaimana suasana di lingkungan rumah
apakah rumahnya berdempetan? Padat penduduk? Dekat dengan
pabrik yang menghasilkan polusi asap, jalan raya? Kebersihan
rumah dari debu atau kotoran? Hygiene perorangan?
Riwayat obat, apakah ada riwayat konsumsi obat secara rutin?
Sebelum berobat apakah sesaknya sudah coba diobati terlebih
dahulu?
Kesadaran dan Keadaan
umum (GCS)
Pada keadaan umum kita bisa melihat pasien ini dari tingkat
kesakitannya nampak sakit ringan, sedang atau berat. Penderita
umumnya sangat gelisah dan sesak. Kesadaran bervariasi dari
sedikit berubah sampai koma.
2. Suhu tubuh lebih rendah dari normal pada usia >65 tahun dan
pada orang dengan system kekebalan tubuh yang lemah.
8. Sakit kepala.
Pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit,
biasanya >10.000/ul kadang-kadang mencapai 30.000/ul
Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan
dahak, kultur darah dan serologi.
Analisa gas darah menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia, pada
stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik.
Etiologi
Penyebab spesifik ARDS masih belum pasti, banyak faktor
penyebab yang dapat berperan pada gangguan ini
menyebabkan ARDS tidak disebut sebagai penyakit tetapi
sebagai sindrom
Sepsis merupakan faktor risiko yang paling tinggi,
mikroorganisme dan produknya (terutama endotoksin)
bersifat sangat toksik terhadap parenkim paru dan merupakan
faktor resiko terbesar kejadian ARDS, insiden sepsis
menyebabkan ARDS berkisar antara 30-50%.
Patofisiologi
Ephitelium alveolar dan endothelium mikrovaskular
mengalami kerusakan pada ARDS.
Kerusakan ini menyebabkan peningkatan permeabilitas
barrier alveolar dan kapiler sehingga cairan masuk kedalam
ruang alveolar
Ephitelium alveolar normal terdiri dari 2 tipe sel, yaitu sel
pneumosit tipe I dan sel pneumosit tipe II
Fungsi utama sel pneumosit tipe I adalah pertukaran gas yang
berlangsung secara difusi pasif.
Kerusakan pada fase akut terjadi pengelupasan sel epitel
bronkial dan alveolar, diikuti dengan pembentukan
membrane hialin yang kaya protein pada membrane basal
epitel yang gundul
Neutrophil memasuki endotel kapiler yang rusak dan jaringan interstisiel
dipenuhi cairan yang kaya akan protein
edema paru pada ARDS timbul akibat peningkatan permeabilitas kapiler alveolar
Pada ARDS dipikirkan bahwa kaskade inflamasi timbul beberapa jam kemudian
yang berasal dari suatu fokus kerusakan jaringan tubuh
Neutrofil yang teraktivasi akan beragregasi dan melekat pada sel endotel yang
kemudian menyebabkan pelepasan berbagai toksin, radikal bebas, dan mediator
inflamasi seperti asam arakidonat, kinin, dan histamin. Proses kompleks ini dapat
diinisiasi oleh berbagai macam keadaan atau penyakit dan hasilnya adalah
kerusakan endotel yang berakibat peningkatan permeabilitas kapiler alveolar.
Alveoli menjadi terisi penuh dengan eksudat yang kaya protein dan
banyak mengandung neutrofil dan sel inflamasi sehingga terbentuk
membran hialin.
Mechanical overventilation
Sepsis
Hal-hal penting yang perlu diketahui dan dipahami dengan baik adalah faktor-
faktor predisposisi seperti sepsis, pneumonia aspirasi, dan deteksi dini ARDS.
pencegahan
Pada pasien ARDS yang mendapatkan makanan melalui NGT penting untuk berpuasa
8 jam sebelum operasi-yang akan mendapatkan anestesia umum-agar lambung
kosong.
Selain berpuasa selama 8 jam pemberian antasida dan simetidin sebelum operasi
pada pasien digunakan untuk mengurangi asam lambung sehingga mengurangi
kerusakan paru jika terjadi aspirasi.
Setiap keadaan shock harus diatasi secepatnya dan harus selalu memakai filter untuk
transfuse darah, menanggulangi sepsis dengan antibiotic yang adekuat, dan jika perlu
hilangkan sumber infeksi dengan tindakan operasi
Pengawasan yang ketat harus dilakukan pada pasien ARDS selama masa laten, jika
pasien mengalami sesak nafas, segera lakukan pemeriksaan analisa gas darah.
Prognosis
Penyebab kematian adalah karena penyakit
itu sendiri dan komplikasi sekunder yang
ditimbulkan berupa kegagalan sistem
berbagai organ atau sepsis.
Gejala biasanya muncul dalam waktu 24-48 jam setelah terjadinya penyakit atau
cedera. SGPA(sindrom gawat pernafasan akut) seringkali terjadi bersamaan
dengan kegagalan organ lainnya, seperti hati atau ginjal