Anda di halaman 1dari 23

kelompok 1

• Rofingah ( 21331017)
• Sintia nurmala ( 21331018)
• Wika sari ( 21331019 )
• Fatikhin ( 21331020 )
dampak polusi udara terhadap asma
Pendahuluan
Udara yang bersih merupakan suatu kebutuhan dasar bagi kesehatan manusia sehingga polusi
udara merupakan salah satu masalah yang harus di atasi dalam memenuhi kebutuhan dasar
tersebut. Polusi udara adalah kontaminasi udara oleh zat apa pun yang berbahaya bagi manusia dan
organisme hidup lainnya.

Polusi udara berpengaruh terhadap


kejadian eksaserbasi pada asma, meningkatnya
penggunaan obat asma. Pedoman kualitas udara menyebutkan
mengenai 4 polutan utama yang terdapat di udara yaitu SO2, NO2,
O3 dan PM.
partikulasi matter
Partikulat matter merupakan campuran dari partikel padat dan cair dari berbagai sumber, ukuran
dan komposisi yang berbeda. Partikel ini merupakan komponen utama polusi udara yang ada di
perkotaan. PM diklasifikasikan menjadi 3 ukuran yaitu PM10 merupakan partikel berukuran 2,5-
10 μm (mikrometer), PM2,5 disebut juga fine partikulat yang mempunyai diameter 0,1-2.5 μm
dan PM1 disebut juga ultrafine partikel dengan dimeter ≤0,1 μm. Ukuran PM lebih kecil
dibandingkan pasir pantai dan diameter rambut manusia. 1,5-10 Partikulat Matter10 dapat
menembus saluran napas bagian proksimal, PM2,5 dapat di inhalasi lebih dalam dan dapat
menembus saluran napas bagian bawah hingga parenkim paru dan PM1 dapat di inhalasi sampai
alveolus, sel epitel alveolar dan pembuluh darah.
Asma

Apa itu asma?


Definisi Asma
Asma adalah penyakit heterogen yang
ditandai dengan inflamasi kronik saluran napas
dengan gejala respirasi berupa mengi, sesak,
rasa tidak nyaman di dada dan batuk yang
meningkat pada waktu tertentu dan terdapat
hambatan saluran napas pada ekspirasi.
Diagnosis asma
Diagnosis asma perlu dicurigai pada pasien dengan mengi, sesak, dan batuk
berulang terkait pencetus tertentu. Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan mengi
dengan atau tanpa penggunaan otot bantu napas tambahan. Spirometri bermanfaat
untuk menentukan derajat keparahan dan reversibilitas asma.
klasifikasi asma
• Asma alergi : Fanotip asma yang mudah di kenali,
dimulai dari kanak kanak dan di kaitkan dengan
penyakit keluarga seperti eksim, rinitis, dan alergi
obat dan makanan
• Asma non-alergi : Dahak pasien ini bersifat neutrofilik,
eosinofilik atau hanya mengandung beberapa sel inflamasi
(paucigranulocytic). Pasien dengan asma non-alergi sering
menunjukkan respon jangka pendek terhadap inhaled
corticosteroid (ICS).
klasifikasi asma
• Asma onset dewasa (onset lambat) : Beberapa orang dewasa,
terutama wanita, menderita asma untuk pertama kalinya.
Pasien seperti ini cenderung non-alergi, dan sering kali
memerlukan ICS dosis tinggi. Biasanya dipicu asma akibat
kerja
• Asma dengan keterbatasan aliran udara persisten : Pasien
dengan asma yang berkepanjangan, terjadi keterbatasan
aliran udara yang persisten atau tidak dapat balik
sepenuhnya.
lanjuta
n

• Asma dengan obesitas : Pasien obesitas dengan asma memiliki


gejala pernapasan yang menonjol dan sedikit peradangan
eosinofilik pada saluran napas.
epidemiologi asma
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tahun 2018 menunjukkan bahwa
prevalensi asma pada semua kelompok
Indonesia usia di Indonesia mencapai 2,4%. Selain
itu, data Riskesdas 2018 menunjukkan
bahwa prevalensi penderita asma anak di
Indonesia usia 1-4 tahun sebesar 1,6%
dan usia 5-14 tahun sebesar 1,9%.
epidemiologi asma
Di Amerika Serikat, laporan Centers for Disease
Control and Prevention (CDC) menyebutkan bahwa
Global
prevalensi asma pada tahun 2017 mencapai 7,9%.
Prevalensi paling tinggi terdapat pada anak usia
kurang dari 18 tahun, yakni sebesar 8,4%. Pada
dewasa, 7,5% individu mengalami asma. Asma lebih
sering terjadi pada orang kulit hitam (8,7%) dan
Puerto Rico Hispanik (13,3%) dibandingkan orang
kulit putih (7,6%).
manifestasi klinis asma
Asma merupakan penyakit jalan napas obstruksi
intermitten, bersifat reversibel dimana trakea dan bronchi
merespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu serta
mengalami peradangan atau inflamasi. Gejala asma
berupa gejala episodik atau persisten dari mengi, sesak,
dan batuk. Gejala dapat dipicu atau diperburuk oleh
paparan alergen dan iritan, infeksi saluran pernapasan
atas, aktivitas fisik, dan udara dingin.
etiologi dan faktor resiko
Faktor yang dapat memicu dan menjadi penyebab asma
meliputi:
• Infeksi saluran pernapasan, seperti flu. faktor risiko yang berkaitan dengan asma
• Alergen (zat pemicu alergi), seperti bulu hewan, 1.Faktor genetik.
2.Paparan asap rokok.
tungau, debu, dan serbuk bunga.
3.Polusi udara.
• Paparan asap kimia, asap rokok, dan polusi udara.
4.Defisiensi vitamin D.
• Kondisi cuaca, seperti badai, udara dingin atau 5.Pekerjaan.
panas, cuaca lembap atau berangin, serta
perubahan suhu yang drastis.
patofisiologi asma
Patofisiologi asma sangat kompleks, meliputi
beberapa komponen:
Beberapa hal pemicu
(1) inflamasi jalan nafas,
asma : allergen, polusi
(2) obstruksi jalan napas yang intermitten, (3)
udara, infeksi saluran
hiperresponsif bronkus. napas, kelelahan,
Trigger (pemicu) yang berbeda akan perubahan cuaca,
menyebabkan eksaserbasi asma karena makanan, obat, atau
inflamasi saluran napas atau bronkospasme ekspresi emosi yang
akut atau keduanya. berlebihan.
Faktor lain penyebab eksaserbasi
• rinitis
• sinusitis bilateral
• poliposis
• menstruasi
• refluk gastroesopageal
• kehamilan.

Mekanisme keterbatasan aliran udara yang bersifat akut ini bervariasi sesuai dengan rangsangan
penatalaksana asma
Penatalaksanaan asma bertujuan untuk mengontrol gejala dan menurunkan kemungkinan
risiko terjadinya asthma–related death, eksaserbasi, limitasi jalan napas menetap, dan efek
samping asma. Dalam pemberian terapi pengontrol, selain efektivitas obat, dokter perlu
mempertimbangkan, beberapa faktor individu, seperti terapi yang lebih dipilih oleh pasien,
karakteristik pasien, fenotip asma pada pasien, pandangan pasien, serta beberapa isu lainnya
seperti teknik penggunaan alat inhalasi, kepatuhan, hingga harga alat inhalasi.
terapi asma
• Terapi farmakologi
Simpatomimetik
Kerja farmakologi golongan simpatomimetik yaitu stimulasi reseptor α adrenergik yang mengakibatkan
terjadinya vasokonstriksi, dekongestan nasal dan peningkatan tekanan darah.Selektifitas relatif obat-obat
simpatomimetik adalah faktor penentu utama penggunaan secara klinik dan untuk memprediksi efek samping
yang umum. Obat simpatomimetik selektif β2 memiliki manfaat yang besar dan bronkodilator yang paling
efektif dengan efek samping yang minimal pada terapi asma.Penggunaan melalui inhalasi akan meningkatkan
bronkoselektifitas, memberikan efek yang lebih cepat dan memberikan efek perlindungan yang lebih besar
terhadap rangsangan (misalnya alergen, latihan) yang menimbulkan bronkospasme dibandingkan bila diberikan
secara sistemik.
lanjutan
Agonis β2 kerja diperlama (seperti salmeterol dan furmoterol) digunakan, bersamaan dengan obat
antiinflamasi, untuk kontrol jangka panjang terhadap gejala yang timbul pada malam hari. Obat golongan ini
juga dipergunakan untuk mencegah bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik. Agonis β2 kerja singkat
(seperti albuterol, bitolterol, pirbuterol, terbutalin) adalah terapi pilihan untuk menghilangkan gejala akut dan
bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik.Efek samping umumnya berlangsung dalam waktu singkat dan
tidak ada efek kumulatif yang dilaporkan. Akan tetapi, tidak berarti pengobatan dihentikan, pada beberapa
kasus, perlu dilakukan penurunan dosis untuk sementara waktu .Obat simpatomimetik dikontraindikasikan
untuk penderita yang alergi terhadap obat dan komponennya
terapi asma
2. Terapi non famakologi
. Edukasi pasien
Edukasi pasien dan keluarga dalam penatalaksanaan asma bertujuan untuk :
• meningkatkan pemahaman (mengenai penyakit asma secara umum dan pola penyakit asma
sendiri)
• meningkatkan keterampilan (kemampuan dalam penanganan asma sendiri/asma mandiri)
• meningkatkan kepuasan\
• meningkatkan rasa percaya diri
• meningkatkan kepatuhan (compliance) dan penanganan mandiri
• membantu pasien agar dapat melakukan penatalaksanaan dan mengontrol asma
tujuan terapi asma
Terapi untuk asma bertujuan untuk meredakan gejala asma, mencegah kekambuhan gejala, serta
mengurangi pembengkakan dan penyempitan pada saluran pernapasan. Terap pengobatan asma yang
direkomendasikan dokter meliputi penggunaan obat-obatan, seperti inhaler asma atau nebulizer, terapi
pernapasan dan terapi alternatif lainnya.
any question.?

Anda mungkin juga menyukai