Anda di halaman 1dari 34

KAJIAN RASIO KOEFISIEN HARGA SATUAN PEKERJAAN

BERDASARKAN KONDISI AKTUAL, SNI, DAN AHSP PADA PROYEK


PEMBANGUNAN NICU RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD)
PEMANGKAT KABUPATEN SAMBAS

Proposal Penelitian Untuk Skripsi


Program Studi Teknik Sipil
Jurusan Teknik Sipil

Oleh:
PERI
D1012151074

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan rahmat penulis selalu diberi kesehatan selama penulisan
proposal sehingga proposal rencana penelitian ini dapat diselesaikan dengan
semaksimal mungkin. proposal rencana penelitian ini berjudul “Kajian Rasio
Koefisien Satuan Pekerjaan Berdasarkan Kondisi Aktual, SNI, dan AHSP
Pada Proyek Pembangunan NICU Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Pemangkat Kabupaten Sambas”.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Ir. M. Indrayadi, M.T.,
IPM selaku pembimbing utama dan Ir. Syahrudin, M.T. selaku pembimbing kedua
yang telah memberikan arahan, bimbingan serta dukungan dalam penulisan
proposal penelitian ini.
Selain itu, dengan kerendahan hati izinkan penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua tercinta, kakak dan keluarga besar yang sudah memberikan
dorongan, dukungan dan doa.
2. Dr. rer. Nat. Ir. R. M. Rustamaji, M.T. selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Tanjungpura Pontianak.
3. Dr. Herwani, S.T., M.T. selaku ketua jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Tanjungpura Pontianak.
4. Dr. Elsa Trimukti, S.T., M.T. selaku ketua Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak.
5. Ir. Rafie, M.Sc., IPM., selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan saran
dan masukan untuk kesempurnaan proposal skripsi ini.
6. Riyanny Pratiwi, S.T., M.T., selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan
saran dan masukan untuk kesempurnaan proposal skripsi ini.
7. Civitas akademik Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak.
8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Teknik dan semua pihak yang telah
membantu demi kelancaran penulisan proposal penelitian ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini belum sempurna, oleh
sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun supaya lebih
baik kedepannya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas amal baik kepada

i
kita semua sehingga tulisan ini dapat bermanfaat dan menjadi pedoman bagi
pembaca.

Pontianak, Januari 2022

Peri
(D1012151074)
i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................iii
DAFTAR TABEL............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................2
1.4 Batasan Masalah..............................................................................................2
1.5 Sistematika Penulisan......................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................5
2.1 Konsep Manajemen Proyek.............................................................................5
2.2 Batasan Dalam Proyek.....................................................................................5
2.3 Perkiraan Biaya Proyek...................................................................................6
2.4 Produktivitas....................................................................................................7
2.5 Survey Dan Pengkajian....................................................................................7
2.6 Metode Perkiraan Biaya..................................................................................8
2.6.1 Metode Parametrik..................................................................................8
2.6.2 Memakai Daftar Indeks Harga dan Informasi Proyek Terdahulu.....10
2.6.3 Metode Analisis Unsur-Unsur Biaya.....................................................10
2.6.4 Metode Faktor........................................................................................11
2.6.5 Metode Quantity Take-off dan Harga Satuan......................................13
2.6.6 Memakai Data dan Informasi Proyek yang Bersangkutan.................14
2.7 Metode AHSP.................................................................................................14
2.8 Metode Aktual................................................................................................14
BAB III METODE PENELITIAN...............................................................................20
3.1 Jenis Penelitian...............................................................................................20
3.2 Waktu Penelitian............................................................................................20
3.3 Alat yang Digunakan......................................................................................20
3.4 Jenis dan Sumber Data..................................................................................21
3.4.1 Jenis dan Sumber Data Primer.............................................................21

ii
3.4.2 Jenis dan Sumber Data Sekunder.........................................................21
3.5 Teknik Pengumpulan Data Primer...............................................................21
3.6 Pengumpulan Data Sekunder........................................................................21
3.7 Teknik Pengolahan Data................................................................................22
3.7.1 Analisis Data...........................................................................................22
3.7.2 Analisis Komparatif...............................................................................22
3.8 Diagram Alir Penelitian.................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................24
DAFTAR GAMBAR

iii
DAFTAR TABEL

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan dan perkembangan suatu wilayah saat ini semakin pesat
sehingga kebutuhan akan pendidikan terus meningkat. Salah satu sumber daya
yang menjadi faktor penentu keberhasilan penyelenggara suatu proyek adalah
tenaga kerja (Soeharto, 1995 dalam Pratama, 2015).
Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang
berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber-sumber daya
tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah
digariskan dengan jelas. Kegiatan proyek dibedakan dari kegiatan operasional,
antara lain karena sifatnya yang dinamis, nonrutin, multikegiatan dengan
intensitas yang berubah-ubah, dan memiliki siklus yang pendek (Soeharto, 1995).
Salah satu indikator keberhasilan suatu proyek adalah adanya keuntungan
yang memadai kepada kontaktor yang bersangkutan. Oleh sebab itu,
keberlangsungan kegiatan proyek harus diadakan kegiatan pengendalian biaya
(cost control) yang ketat. Ada tiga batasan yang harus dikendalikan dalam suatu
proyek. Batasan pertama adalah waktu. Suatu proyek memiliki kurun waktunya
tersendiri sesuai dengan yang tercantum dalam kontrak proyek. Semakin
bertambahnya waktu maka biaya akan bertambah juga seiring dengan proses
pengerjaan proyek. Bila terjadi pelanggaran hal tersebut yang telah ditetapkan
dalam kontrak, maka akan ada konsekuensinya tersendiri (Fajar, 2019).
Penggunaan sumber daya manusia yang kurang tepat bisa mengakibatkan
kerugian yang besar pada proyek kontruksi, untuk itu perlu dilakukan analisa
harga satuan pekerjaan. Pada kondisi real, tidak semua pekerjaan dapat mengacu
pada standar yang telah ditetapkan karena adanya pengaruh faktor lapangan.
Berdasarkan hal diatas, maka perlu dilakukan kajian rasio harga satuan
antara kondisi aktual di lapangan, SNI, dan AHSP untuk melihat efektivitas
tenaga kerja dan efisiensi analisis harga satuan pekerjaan yang paling tepat pada
Proyek Pembangunan NICU RSUD Pemangkat, Kabupaten Sambas.

1
2

Penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya pada lokasi proyek,


yaitu berada di Kecamatan Pemangkat, Kabupaten Sambas, sehingga perlu
dilakukan penelitian untuk mengetahui besarnya nilai rasio berdasarkan Kondisi
Aktual, SNI, AHSP, daftar bahan dan upah.
Adapun yang ingin diketahui berapakah besar koefisien analisis harga
satuan upah, bahan dan peralatan pekerjan struktur dengan metode aktual, dan
ingin mengkaji berapakah besar selisih koefisien daftar bahan, upah, daftar analisa
harga satuan, dan peralatan, metode SNI 7394:2008, AHSP 2021, serta ingin
mengetahui berapa rasio harga satuan pekerjaan.

1.2 Rumusan Masalah


Melihat permasalahan dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan
perumusan masalah sebagaimana pada halaman berikutnya:
1. Berapa harga satuan pekerjaan tiap uraian pekerjaan berdasarkan kondisi
aktual, SNI 7394:2008, dan AHSP 2021?
2. Berapa besar selisih koefisien analisis harga satuan pekerjaan tiap uraian
pekerjaan berdasarkan kondisi aktual, SNI 7394:2008, dan AHSP 2021?
3. Berapa rasio harga satuan pekerjaan tiap uraian pekerjaan antara kondisi
aktual, SNI 7394:2008, dan AHSP 2021?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian untuk menjawab permasalahan yang diangkat pada
penelitian sebagaimana dibawah ini.
1. Untuk mengetahui besarnya koefisien harga satuan pekerjaan di lapangan,
membandingkannya dengan SNI 7394:2008, dan AHSP 2021, mengetahui
harga satuan pekerjaan yang paling mendekati kondisi lapangan.
2. Untuk mengetahui besar selisih koefisien analisis harga satuan pekerjaan tiap
uraian pekerjaan berdasarkan kondisi aktual, SNI 7394:2008, dan AHSP 2021.
3. Untuk mengetahui rasio harga satuan pekerjaan di lapangan dengan SNI
7394:2008, dan AHSP 2021.
1.4 Batasan Masalah
Ruang lingkup permasalahan dalam manajemen konstruksi proyek sangat
luas, maka penulis membatasi masalah yang dibahas:
3

1. Pembahasan berfokus pada uraian Pekerjaan Struktur, Pekerjaan Struktur


Ramp, dan Pekerjaan Arsitektur pada bangunan.
2. Data yang digunkan untuk setiap jenis pekerjaan yang diamati adalah waktu,
durasi pengamatan, tenaga kerja, volume pekerjaan, SNI 7394:2008, AHSP
2021, daftar bahan, upah..
3. Tidak Merencanakan Manajemen Waktu dengan membuat Time Schedule,
berupa Barchat, Kurva S, dan Critical Path Methode (CPM) menggunakan
perhitungan bobot, analisa durasi dan analisa ketergantungan.
4. Tidak Merencanakan Manajemen Sumber Daya Manusia, menggunakan
analisa kebutuhan tenaga kerja dan struktur organisasi proyek.
5. Tidak Merencanakan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja
(SMK3) menggunakan indentifikasi bahaya, pengendalian resiko dan alat
pelindung kerja dan alat pelindung diri.

1.5 Sistematika Penulisan


Untuk menghasilkan penulisan yang baik dan terarah maka penulisan
tugas akhir ini di bagi menjadi beberapa bab. Sistematika penulisan yang akan
digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan ini meliputi bahasan tentang latar belakang,
rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah serta sistematika
penulisan skripsi/tugas akhir.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang penjelasan terhadap teori–teori pendukung di
dalam penulisan skripsi.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang pedoman atau acuan terkait penelitian untuk
mempermudah dalam melaksanakan analisa penelitian yang terdiri
atas beberapa tahap sehingga diperoleh hasil yang sesuai dengan
tujuan yang dicapai.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang hasil yang didapat dari penelitian
serta pembahasannya.
4

BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan yang berisi interpretasi dari hasil penelitian
dan saran mengenai penelitian yang telah dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Manajemen Proyek


Konsep manajemen proyek merupakan buah pemikiran tentang
manajemen yang ditujukan untuk mengelola kegiatan yang berbentuk proyek.
Perumusannya disusun sedemikian rupa sehingga dapat menghadapi dan
mengakomodir perilaku dan dinamika yang melekat pada kegiatan proyek
(Soeharto, 1995).
Perencanaan manajemen konstruksi ialah menentukan apa yang harus
dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Menyangkut pada pengambilan
keputusan terhadap beberapa pilihan yang berkaitan pada proses pembuatan
konstruksi dalam menetapkan sumber daya dan kebutuhan yang tersedia,
menentukan tujuan program yang paling pokok, dan menyusun langkah-langkah
praktis untuk meraih tujuan yang telah ditetapkan tersebut (Herlambang, 2013).

2.2 Batasan Dalam Proyek


Sebuah proyek memilki 3 batasan yang saling terkait dalam menjalankan
setiap kegiatannya (Soeharto, 1999), yaitu:
• Mutu produk atau jasa yang dihasilkan harus memenuhi spesifikasi dan
kriteria yang dipersyaratkan.
• Waktu proyek memilki batasan waktu tertentu, yaitu durasi waktu dimana
mengatur kapan proyek harus dimulai dan kapan proyek harus berakhir.
• Anggaran berapa biaya yang dibutuhkan untuk dapat menyelesaikan
sebuah proyek. Proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak
melebihi anggaran, dan biaya tersebut harus dapat dipertanggung
jawabkan.
Ketiga batasan tersebut bersifat tarik-menarik artinya, jika ingin
meningkatkan kinerja produk yang telah disepakati dalam kontrak, maka
umumnya harus diikuti dengan meningkatkan mutu. Hal ini selanjutnya berakibat
pada naiknya biaya sehingga melebihi anggaran. Sebaliknya, bila ingin menekan

5
6

biaya, maka biasanya harus berkompromi dengan mutu, dan jadwal (Soeharto,
1993).

2.3 Perkiraan Biaya Proyek


Perkiraan biaya memegang peran penting dalam penyelenggaraan proyek.
Pada taraf pertama dipergunakan untuk membangun proyek atau investasi,
selanjutnya memiliki fungsi dengan soektrum yang amat luas yaitu merencanakan
dan mengendalikan sumber daya seperti material, tenaga kerja, pelayanan maupun
waktu. Meskipun kegunaannya sama, namun untuk masing-masing organisasi
peserta proyek penekanannya berbeda-beda.
Bagi pemilik, angka yang menunjukkan jumlah perkiraan biaya akan
menjadi salah satu patokan untuk menentukan kelanjutan investasi. Untuk
kontraktor, keuntungan finansial yang akan diperoleh tergantung kepada seberapa
jauh kecakapannya membuat perkiraan biaya. Bila penawaran harga yang
diajukan di dalam proses lelang terlalu tinggi, kemungkinan besar kontraktor yang
bersangkutan akan mengalami kekalahan.
Sebaliknya bila memenangkan lelang dengan harga terlalui rendah, akan
mengalami kesulitan di belakang hari. Sedangkan untuk konsultan, angka tersebut
diajukan kepada pemilik sebagai usulan jumlah biaya terbaik untuk berbagai
kegunaan sesusai perkembangan proyek dan sampai derajat tertentu,
kredibilitasnya terkait dengan kebenaran atau ketetapan angka-angka yang
diusulkan (Soeharto, 1995).
Perkiraan biaya dibedakan dari anggaran dalam hal perkiraan biaya
terbatas pada tabulasi biaya yang dipergunakan untuk suatu kegiatan tertentu
proyek ataupun proyek keseluruhan. Sedangkan anggaran merupakan perencanaan
terinci perkiraan biaya dari bagian atau keseluruhan kegiatan proyek yang
dikaitkan dengan waktu (time-phased). Definisi perkiraan biaya menurut National
Estimating Society – USA adalah seni memperkirakan (the art of approximating)
kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan
atas informasi yang tersedia pada waktu itu (Soeharto, 2001).
Perkiraan biaya diatas erat hubungannya dengan analisis biaya, yaitu
pekerjaan yang menyangkut pengkajian biaya kegiatan-kegiatan terdahulu yang
7

akan dipakai sebagai bahan untuk menyusun perkiraan biaya. Dengan kata lain,
menyusun perkiraan biaya berarti melihat masa depan, memperhitungkan , dan
mengadakan prakiraan atas hal-hal yang akan dan mungkin terjadi. Sedangkan
analisis biaya menitik beratkan pada pengkajian dan pembahasan biaya kegiatan
masa lalu yang akan dipakai sebagai masukan (Soeharto, 2001).
Dalam usaha mencari pengertian lebih lanjut perihal perkiraan biaya, maka
penting untuk diperhatikan hubungannya dengan disiplin cost engineering. AACE
(The American Association of Cost Engineer) memberi definisi cost engineering
adalah area dari kegiatan engineering di mana pengalaman dan pertimbangan
engineering dipakai pada aplikasi prinsip-prinsip teknik dan ilmu pengetahuan di
dalam masalah perkiraan biaya, dan pengendalian biaya (Soeharto, 1995).
2.4 Produktivitas
Produktivitas merupakan perbandingan hasil yang dapat dicapai dengan
keseluruhan sumberdaya yang dipergunakan persatuan waktu (Simanjuntak, 1985
dalam Fajar, 2019).
Produktivitas tenaga kerja adalah salah satu ukuran permasalahan dalam
mencapai tujuannya. Sumberdaya manusia merupakan elemen yang paling
strategis dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga
kerja merupakan faktor penting dalam pengukuran produktivitas. Hal ini
disebabkan oleh dua hal, yaitu pertama, karena besarnya biaya yang dikorbankan
untuk tenaga kerja sebagai bagian dari biaya yang terbesar untuk pengadaan
produk dan jasa, kedua, masukan pada factor-faktor lain seperti modal (Fajar,
2019).
Faktor-faktor yang mempengaruhi produktifitas pekerjaan antara lain:
• Tingkat upah.
• Pengalaman dan keterampilan pekerja.
• Pendidikan dan keahlian.
• Usia pekerja.
• Pengadaan barang.
• Cuaca.
• Jarak material.
• Hubungan kerja sama antar pekerja.
8

• Faktor manajerial.
2.5 Survey Dan Pengkajian
Salah satu langkah pendahuluan untuk mempersiapkan perkiraan biaya
adalah survei dan pengkajian faktor-faktor yang berpengaruh terhadap program
penyelenggaraan proyek, yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan
pembiayaan. Survei dimaksudkan untuk mendapatkan informasi dan data dari
tangan pertama serta pengamatan langsung oleh para ahli biaya (cost engineer),
sehingga memungkinkan tersusunnya suatu perkiraan biaya yang realistis.
Umumnya dilakukan untuk menyusun anggaran biaya proyek (pemilik) atau
untuk mengajukan proposal kontak lump-sum (kontraktor). Survei dan pengkajian
itu meliputi (Soeharto, 2001):

2.6 Metode Perkiraan Biaya


Salah satu metode perkiraan biaya yang sering dipakai adalah metode
menganalisis unsur-unsurnya. Klasifikasi fungsi menurut unsur-unsurnya
menghasilkan bagian atau komponen lingkup proyek yang berfungsi sama.
Menurut (Soeharto, 2001), dikenal beberapa metode perkiraan biaya dan
diantaranya yang sering dipakai adalah sebagai berikut:

2.6.1 Metode Parametrik


Pendekatan yang dipakai dalam metode ini adalah mencoba meletakkan
dasar hubungan matematis yang mengaitkan biaya atau jam orang dengan
karakteristik fisik tertentu dari objek (volume, luas, berat, tenaga/watt, panjang,
dan lain-lain), misalnya (Soeharto, 2001):

 Jumlah murid per kelas.


 Meter persegi luas lantai rumah.
 Volume kapasitas penyimpangan/gudang.
 Kapasitas produksi pabrik ton/hari.

Metode ini amat praktis untuk melakukan pengujian secara cepat dalam
suatu kegiatan analisis biaya. Hal ini tepat digunakan pada waktu belum
tersedianya data dan informasi untuk membuat perkiraan biaya yang lebih akurat.
Meskipun demikian, karena metode ini disusun atas dasar pengalaman atau
9

catatan terdahulu maka pemakaiannya harus hati-hati, perlu dikaji apakah kondisi
proyek yang sedang disiapkan serupa dengan proyek terdahulu sehingga angka-
angka yang diperoleh masih dapat diterapkan (Soeharto, 2001).

Rumus matematis yang menunjukkan hubungan antara biaya dengan


variabel fisik di dalam metode parametrik antara lain adalah (Soeharto, 2001)

1. Kurva Linier
Kurva linier yang paling sederhana adalah dalam bentuk:
Dimana:
𝓎 = 𝒶𝓍 (2.1)
Di mana:
y = biaya
x = variabela
a = parameter yang menerangkan hubungan y dan x Maka persamaan di
atas dapat juga seperti:
𝓎 = 𝓅𝓍 + 𝓆 (2.2)
Persamaan ini mengandung komponen tetap q dan komponen variabel px.
Komponen biaya tetap misalnya dapat berupa harga tanah, apabila tanah untuk
mendirikan pabrik tersebut tidak mengalami perubahan harga meskipun kapasitas
pabrik bertambah (Soeharto, 2001)
2. Kurva Pangkat
Kurva pangkat yang sering dipakai dalam perkiraan biaya proyek adalah
(Soeharto, 2001).

[ ]
n
x2
𝛾2¿ γ 1 (2.3)
x1

Di mana:
Y1 = biaya pembangunan instalasi A
Y2 = biaya pembangunan instalasi B
X1 = kapasitas instalasi A
X2 = kapasitas instalasi B
n = indeks harga yang lazimnya = 0,6
10

Rumus di atas menjelaskan bila kapasitas dan biaya pembangunan instalasi


A diketahui, maka dapat dihitung biaya pembangunan instalasi B yang sejenis
yang memiliki kapasitas tertentu. Sama halnya dengan kurva linier, metode ini
praktis dan cepat untuk melakukan pengecekan dari suatu hasil perkiraan biaya
(Soeharto, 2001).

2.6.2 Memakai Daftar Indeks Harga dan Informasi Proyek Terdahulu


Data perihal harga di waktu yang lalu dan korelasinya terhadap tingkat
harga saat ini dapat ditemui dalam penerbitan berkala sebagai indeks harga.
Indeks harga adalah angka perbandingan antara harga pada suatu waktu (tahun
tertentu) terhadap harga pada waktu (tahun) yang digunakan sebagai dasar.
Terdapat banyak jenis indeks harga, seperti untuk harga-harga peralatan industri,
upah tenaga kerja, bahan bangunan, dan komiditi yang lain. Salah satu yang erat
berkaitan dengan proyek dan memiliki perincian (composite) adalah Chemical &
Process Engineering Cost Index yang diterbitkan di Inggris, dengan rumus
sebagai berikut (Soeharto, 2001).

I = 0,37 Im + 0,081 Ie + 0,1 Ic + 0,19 Is + 0,26 Io (2.4)

Di mana:
I = total / komposit indeks
Im = indeks engineering mekanik
Ie = indeks engineering listrik
Ic = indeks engineering civil
Is = indeks engineering lapangan (site)
Io = indeks overhead
indeks hargatahun A
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑑𝑖 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝐴 = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑑𝑖 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝐵 × (2.5)
Indeks harga tahun B
Angka indeks dapat digunakan untuk membuat perkiraan kasar. Hanya
saja, perlu diingat bahwa tidak semua faktor tercakup di dalamnya, misalnya
adanya terobosan kemajuan teknologi yang besar dampaknya terhadap biaya
produksi dan harga barang yang bersangkutan. Penggunaan metode di atas
dianggap paling baik untuk menyiapkan perkiraan biaya pendahuluan karena
11

menghasilkan angka-angka yang masih dalam batas kewajaran, tanpa usaha yang
banyak mengeluarkan biaya dan tenaga (Soeharto, 2001).

2.6.3 Metode Analisis Unsur-Unsur Biaya


Variasi lain dalam memperkirakan biaya adalah dengan menganalisis
unsur-unsurnya (elemental analysis cost estimating). Di sini, lingkup proyek
diuraikan menjadi unsur-unsur menurut fungsinya. Struktur yang diperoleh
menjadi sedemikian rupa sehingga perbaikan secara bertahap dapat dilakukan
sesuai dengan kemajuan proyek, dalam arti masukan yang berupa data dan
informasi yang baru diperoleh, dapat ditampung dalam rangka meningkatkan
kualitas perkiraan biaya. Klasifikasi fungsi menurut unsur-unsurnya menghasilkan
bagian atau komponen lingkup proyek yang berfungsi sama. Misalnya, tiang
penyangga suatu rumah tinggal dapat dibuat dari kayu, besi atau beton, tetapi
fungsinya adalah tetap sama sebagai tiang. Agar penggunaannya dalam perkiraan
biaya efektif, maka pemilihan fungsi hendaknya didasarkan atas (Soeharto, 200):

 Jelas menunjukkan hubungan antara komponen-komponen proyek, dan


bila telah diberi beban biaya, berarti menunjukkan komponen-komponen
biaya proyek;
 Dapat dibandingkan dengan komponen biaya proyek lain yang sejenis; dan
 Mudah diukur atau diperhitungkan dan dinilai perbandingannya (rasio)
terhadap data standar.
Terlihat di sini bahwa yang memegang peranan kunci adalah penentuan
angka rasio terhadap dasar atau standar. Pengembangan rasio dapat dilakukan dari
penelitian atas data proyek terdahulu ataupun informasi dari sumber lain. Bila
pengelompokan unsur-unsur berdasarkan fungsi telah tersusun, maka perkiraan
biaya dapat dimulai sejak awal proyek (membuat perkiraan biaya kasar) sampai
kepada anggaran yang amat akurat (anggaran definitif). Perkiraan biaya dengan
metode menganalisis unsur-unsurnya ini sering dijumpai pada proyek
pembangunan gedung. Dua buah format di antaranya disusun oleh Means dan
Engineering News Record (Soeharto, 2001)
12

2.6.4 Metode Faktor


Metode lain untuk memperkirakan biaya proyek adalah dengan memakai
asumsi bahwa terdapat angka kolerasi (faktor) di antara harga peralatan utama
dengan komponen-komponen yang terkait. Di sini, biaya komponen tersebut
dihitung dengan cara memakai faktor perkalian terhadap harga peralatan utama.
Peralatan utama proyek E-MK adalah reaktor, regenerator, kolom destilasi, dapur
(kiln), separator, penukar panas, dan lain-lain. Untuk maksud ini, perlu dikerjakan
desain-engineering sampai tahap tertentu, sampai diperoleh data dan informasi
mengenai jumlah, ukuran, dan spesifikasi peralatan utama sehingga, dapat
diperhitungkan perkiraan harganya. Karena merupakan unsur penentu, maka
harga peralatan utama hendaknya telah diperhitungkan atau diperoleh secara
mantap, misalnya penawaran dari pabrik (manufacturer). Sistematika metode
faktor secara garis besarnya adalah sebagai berikut (Soeharto, 2001):
1. Ditentukan atau didapatkan harga yang mantap dari peralatan utama
sampai ke lokasi proyek.
2. Menghitung biaya pemasangan sampai peralatan utama berfungsi.
Perhitungn ini dilakukan dengan menggunakan berbagai faktor yang
tergantung dari jenis proses dan material yang dikerjakan.
3. Dilanjutkan dengan mengitung biaya engineering (fe), biaya kontinjensi
(fc), dan fee untuk kontraktor (ff) yang seterusnya akan diperoleh modal
tetap proyek.
4. Total biaya proyek = modal tetap + modal kerja. Sedangkan modal kerja
diperkirakan, sebesar 5-10 persen dari modal tetap. Dengan demikian
dapat dihitung jumlah total biaya proyek.
Rumus Lang
Rumus Lang menyederhanakan pendekatan di atas dengan menggunakan
angka yang disebut faktor Lang, yaitu (Soeharto, 2001):

Modal Tetap = FL x PCE (2.6)

Di mana:
PCE = Harga pembelian peralatan
FL = Faktor Lang Angka faktor Lang berbeda-beda untuk hal berikut.
FL = 3,1 untuk instalasi yang memroses material yang sebagian besar padat
13

FL = 4,7 untuk instalasi yang memroses material yang sebagian cair


FL = 3,6 memroses campuran padat-cair
Dengan didapatkan angka jumlah modal tetap, angka untuk modal kerja
dapat diperkirakan yaitu sebesar 5-10 persen dari modal tetap. Dengan demikian,
total perkiraan biaya proyek dapat diketahui, yaitu modal tetap plus modal kerja.

2.6.5 Metode Quantity Take-off dan Harga Satuan


Teknik menyusun perkiraan biaya yang lain adalah quantity take-off, yaitu
membuat perkiraan biaya dengan mengukur kuantitas komponen-komponen
proyek dari gambar, spesifikasi, dan perencanaan. Untuk maskud tersebut,
prosedur yang ditempuh adalah (Soeharto, 2001):

a. Klasifikasi komponen perkerjaan;


b. Deskripsi dari butir-butir komponen pekerjaan;
c. Dimensi dari butir-butir pekerjaan;
d. Memberi beban jam-orang; serta
e. Memberi beban biaya.
Teknik di atas bila dikerjakan dengan benar akan mendukung hal-hal
berikut (Soeharto, 2001).
 Perencanaan dan penyelia lebih memahami struktur proyek yang akan
ditangani;
 Meminimalkan kemungkinan adanya butir-butir yang terlewatkan;
 Memudahkan untuk meneliti dan mengkonfirmasikan hasil-hasilnya
maupun proses membuatnya.

Urutan komponen-komponennya disesuaikan dengan macam proyek,


misalnya untuk pembangunan gedung dimulai dari menyiapkan lahan, membuat
pondasi, slope, struktur penyangga, lantai, dinding, plumbing, listrik, atap,
interior, finishing, dan seterusnya. Setelah daftar quantity take-off selesai
dikerjakan, kemudian memberi perkiraan jam-orang dan pembebanan biaya yang
diperlukan. Pendekatan dengan teknik quantity take-off harus menunggu sampai
berbagai spesifikasi dan gambar-gambar yang diperlukan tersedia, demikian pula
perkiraan jam-orang dan harga-harga material yang bersangkutan (Soeharto,
2001).
14

Metode memakai harga satuan Memperkirakan biaya berdasarkan harga


satuan, dilakukan bilamana angka yang menunjukkan volume total pekerjaan
belum dapat ditentukan dengan pasti, tetapi biaya per unitnya (per meter persegi,
per meter kubik) telah dapat dihitung. Hal ini sering dijumpai pada pekerjaan
civil, seperti membuat jalan, membangun kanal, pekerjaan tanah, memasang pipa,
dan lain-lain. Praktek yang dipersiapkan di sini adalah membuat paket kerja dan
memberikan beban biaya kepada paket kerja tersebut sehingga dapat diserahkan
kepada pelaksana. Sebagai contoh adalah paket kerja yang memasang pipa dengan
unit price-nya (Soeharto, 2001).

Persyaratan menyusun unit price suatu paket adalah pekerjaan desain


engineering sudah sampai pada tahap tertentu, sehingga dapat dilakukan
penjumlahan material (quantity take-off) dan jam-orang sebaik-baiknya (Soeharto,
2001).

2.6.6 Memakai Data dan Informasi Proyek yang Bersangkutan


Metode ini memakai masukan dari proyek yang sedang ditangani. Dengan
demikian angka-angka yang diperoleh mencerminkan keadaan yang
sesungguhnya. Hanya saja metode ini memerlukan waktu cukup lama, sampai
kemajuan desainengineering dan pembelian mencapai taraf tertentu, sehingga
perhitungan biaya dapat dilakukan secara akurat. Misalnya, telah diselesaikan
rancangan peralatan utama, jumlah, dan satuan harga sebagian besar material
curah, telah masuk data mengenai produktivitas tenaga kerja bahkan telah pula
masuk berbagai angka penawaran lelang peralatan utama dan subkontrak yang
bernilai besar.

2.7 Metode AHSP


Analisa harga satuan pekerjaan (AHSP) 2021 adalah dasar perhitungan
analisa harga satuan pekerjaan yang dikeluarkan oleh dinas pekerjaan umum pada
tahun 2021. Dalam AHSP disebutkan koefisien bahan, tenaga kerja, dan alat serta
mencakup beberapa pekerjaan yang tidak terdapat pada SNI 2008 seperti
pekerjaan pengecoran beton bertulang yang dalam pelaksaannya menggunakan
alat berat concrete pump.
15

2.8 Metode Aktual


Menurut A.Soedrajat Sastraatmadja dalam buku Anggaran Biaya
Pelaksanaan menjelaskan penaksiran anggaran biaya adalah proses perhitungan
volume pekerjaan, harga dari berbagai macam bahan dan pekerjaan yang akan
terjadi pada suatu konstruksi. Karena taksiran dibuat sebelum dimulainya
pembangunan maka jumlah ongkos yang diperoleh ialah taksiran bukan biaya
sebenarnya (actual cost).

Secara umum proses analisa harga satuan pekerjaan dengan metode


Aktual/Kontraktor adalah sebagai berikut.

1. Membuat daftar harga satuan material dan daftar harga satuan upah,
2. Menghitung harga satuan bahan dengan cara perkalian antara harga satuan
bahan dengan nilai koefisien bahan,
3. Menghitung harga satuan upah kerja dengan cara perkalian antara harga
satuan upah dengan nilai koefisien upah tenaga kerja.

Di Indonesia, terdapat beberapa regulasi yang berkaitan dengan harga


satuan. Analisa harga satuan pekerjaan berfungsi sebagai pedoman awal
perhitungan rencana anggaran biaya bangunan yang didalamnya terdapat angka
yang menunjukkan jumlah material, tenaga dan biaya persatuan pekerjaan.
Harga satuan pekerjaan merupakan harga suatu jenis pekerjaan tertentu per
satuan tertentu berdasarkan rincian komponen-komponen tenaga kerja, bahan, dan
peralatan yang diperlukan dalam pekerjaan tersebut.
Harga satuan bahan dan upah dan upah tenaga kerja di setiap daerah
berbedabeda sehingga dalam menghitung dan menyusun anggaran biaya suatu
bangunan atau proyek harus berpedoman pada harga satuan dan upah tenaga kerja
di pasaran dan lokasi pekerjaan.
Harga satuan pekerjaan adalah jumlah harga bahan dan upah tenaga kerja
berdasarkan perhitungan analisis. Harga bahan dikumpulkan dalam dalam satu
daftar yang dinamakan Daftar Harga Satuan Bahan. Setiap bahan atau material
mempunyai jenis dan kualitas sendiri. Hal ini menyebabkan harga material
beragam. Untuk sebagai patokan harga biasanya didasarkan pada lokasi daerah
bahan tersebut berasal dan disesuaikan dengan harga patokan di pemerintah.
16

Secara umum dapat disimpulkan dengan persamaan 2.7 berikut:

Harga Satuan Pekerjaan = H.S. Bahan + H.S. Upah + H.S. Alat (2.7)

Harga satuan pekerjaan pada dasarnya agak sulit distandarkan, walaupun


harga pasar terkadang distandarkan untuk jangka waktu tertentu untuk pekerjaan
tertentu dan untuk lokasi tertentu. Sehingga, kejadiannya adalah harga konstruksi
relatif tetap (standar), tetapi biaya yang harus dikeluarkan untuk proses konstruksi
bersifat flukuatif tergantung banyak faktor yang memengaruhi.
Faktor-faktor yang memengaruhi antara lain:
 Time Schedule (waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan)
 Metode pelaksanaan (construction method) yang dipilih
 Produktivitas sumber daya yang digunakan
 Harga satuan dasar dari sumber daya yang digunakan
Koefisien atau indeks biaya diperoleh dengan cara mendata kemajuan
proyek. Dari data ini didapatkan volume pekerjaan. Dari volume pekerjaan
didapatkan nilai produktivitas harian untuk pekerjaan pembetonan.
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan disusun dalam tabel, kemudian
dianalisis:
1. Menghitung time factor untuk setiap jenis pekerja
Time Factor ditentukan untuk mengetahui besarnya indeks waktu
produktif tenaga kerja. Besarnya time factor dihitung dengan persamaan 2.8
berikut.

Waktu Produktif
Time factor = (2.8)
Total Waktu Yang Disediakan

2. Menentukan besarnya koefisien tenaga kerja


Koefisien tenaga kerja ditentukan untuk mengetahui jumlah tenaga kerja
dan waktu yang digunakan untuk menyelesaikan satu item pekerjaan dengan
volume tertentu. Dapat dihitung dengan persamaan 2.9 berikut.
Jumlah Tenaga Kerja x Durasi Pekerjaan
Koefisien Man Hour = (2.9)
Volume Pekerjaan
17

Upah tenaga kerja yang dibayarkan dihitung dalam satuan hari, maka perlu
diketahui koefisien man day dari tenaga kerja. Dapat dihitung dengan persamaan
2.10.
Koefisien Man Hour
Koefisien Man Day =
Jumlah Jam Kerjadalam 1 Hari
(2.10)
3. Analisa Harga Satuan Upah
Menurut Ibrahim (1994) upah adalah menghitung banyaknya tenaga kerja
yang diperlukan, serta besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut.
Upah merupakan suatu imbalan yang harus diberikan oleh kontraktor
kepada pekerja sebagai balas jasa terhadap hasil kerja mereka. Upah juga
merupakan salah satu faktor pendorong bagi manusia untuk bekerja karena
mendapat upah berarti mereka akan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dengan pemberian upah yang sesuai dengan jasa yang mereka berikan akan
menimbulkan rasa puas, sehingga mereka akan berusaha atau bekerja lebih baik
lagi.
Kebutuhan tenaga kerja adalah besarnya jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk suatu volume pekerjaan tertentu yang dapat dicari dengan
menggunakan persamaan 2.11.
∑ 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝐾𝑒𝑟𝑗a = 𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛 𝑥 𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝐴𝑛𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝐾𝑒𝑟𝑗a (2.11)
Tingkatan dan tugas tenaga kerja pada masing-masing pekerjaan dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Pekerja, jenis tenaga kerja ini berada pada tingkatan tenaga kerja terendah
sehingga upah dari pekerja juga termasuk yang paling rendah. Tugas dari
pekerja membantu dalam persiapan bahan suatu pekerjaan yang tidak
membutuhkan keterampilan khusus.
2. Tukang, adalah tenaga kerja yang mempunyai keahlian khusus dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan, seperti tukang kayu, tukang batu, tukang
besi. Keahlian seorang tukang sangat berpengaruh besar pada pelaksanaan
kerja suatu proyek.
3. Kepala tukang, adalah tenaga kerja yang bertugas mengawasi jalannya
suatu bidang pekerjaan, misalnya kepala tukang kayu, kepala tukang batu,
kepala tukang besi.
18

4. Mandor, jenis tenaga kerja ini adalah tenaga kerja yang mempunyai
tingkatan paling tinggi dalam suatu pekerjaan dan memantau kinerja
tenaga kerja yang lain.
Untuk pengupahan, secara luas dapat dibedakan beberapa macam yaitu:
1. Upah Borongan
Upah Borongan adalah upah yang harus dibayarkan kepada pekerja
ditentukan berdasarkan kesepakatan antara pekerja dengan yang memberikan
pekerjaan pada saat belum dimulai pekerjaan (Soetarno, 1986).
2. Upah per Potong/Upah Satuan
Upah per potong atau upah satuan adalah besar upah yang akan ditentukan
dengan banyaknya hasil produksi yang dicapai oleh pekerja dalam waktu tertentu.
Keuntungan dari cara pembayaran upah ini bahwa pekerja akan berusaha
segiatgiatnya mengejar penghasilan yang besar sehingga perusahaan berproduksi
(Soetarno, 1986).
Menurut Saksono (1998) jenis upah yang banyak dimanfaatkan
perusahaan-perusahaan diklarifikasikan menjadi 2 golongan yaitu:
1. Upah Menurut Waktu
Merupakan sistem pengupahan dimana hasil pekerjaan tidak merupakan
ukuran khusus yaitu pekerja dibayar menurut waktu yang dihabiskan, misalnya
per jam, per hari, per bulan, per tahun, misalnya:
a. Hari orang standar (standard man day)
Satuan upah dalam 1 hari kerja dan disingkat h.o atau m.d, dimana 1 h.o
(m.d) = upah standar dalam 1 hari kerja. Pekerja standar adalah pekerja terampil
yang mengerjakan satu jenis pekerjaan saja misalnya pekerja kayu, tukang batu,
tukang kayu, kepala tukang, mandor, dan lain-lain.
b. Jam orang standar (standard man hour)
Pemberian upah tenaga kerja yang dihitung berdasarkan jam kerja efektif
dan diberikan kepada pekerja yang sungguh-sungguh dan tidak boleh lengah
seperti pekerja pabrik, pekerja konstruksi, dan lain-lain.
c. Bulan orang standar (standard man month)
Pemberian upah untuk bulanan seperti pelaksana lapangan, manajer
proyek dan lain-lain.
19

2. Upah Menurut Hasil Kerja


Dengan sistem ini tenaga kerja dibayar untuk jumlah unit pekerjaan yang
telah diselesaikan tanpa menghiraukan jumlah waktu yang dipergunakan.
a. Upah menurut standar waktu
Upah dibayarkan berdasarkan waktu yang telah distandarisasi guna
menyelesaikan suatu pekerjaan.
b. Upah menurut kerja sama pekerja dan pengusaha
Meliputi pembagian keuntungan yang pembayarannya dilakukan
kemudian sebagai tambahan atau kombinasi dengan sistem pembayaran upah
yang telah disebutkan di atas.

Analisa Harga Satuan Kerja


Jenis bahan yang disebut disini bergantung pada item pekerjaannya
(material pokok) dan metodenya (material penunjang). Bahan bangunan dapat
berupa bahan dasar (raw material) yang harus diproses proyek, atau berupa bahan
jadi/setengah jadi yang tinggal dipasang saja pada saat pekerjaan di lapangan.

Dalam melakukan pekerjaan pada suatu proyek, faktor waste bahan sangat
penting untuk dikendalikan. Yang dimaksud dengan waste bahan adalah sejumlah
bahan yang dipergunakan/telah dibeli, tetapi tidak menambah nilai jual dari
produknya.

Ada beberapa waste, antara lain:


 Penolakan oleh owner karena tidak memenuhi syarat
 Kerusakan karena kelemahan dan handling atau penyimpanan
 Kehilangan karena kelemahan pengawasan keamanan
 Pemborosan pemakaian di lapangan.

Analisa bahan suatu pekerjaan ialah mengitung banyaknya/volume


masingmasing bahan, serta besarnya biaya yang dibutuhkan. Kebutuhan
bahan/material ialah besarnya bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan. Kebutuhan bahan dapat dicari
dengan rumus sebagai berikut:
20

∑ 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛 𝑥 𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝐴𝑛𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎 𝐵𝑎ℎ𝑎n (2.12)

Indeks bahan merupakan indeks kuantum yang menunjukkan kebutuhan


bahan bangunan untuk setiap jenis satuan pekerjaan. Analisa bahan dari suatu
pekerjaan merupakan kegiatan menghitung banyaknya volume masing-masing
bahan, serta besarnya biaya yang dibutuhkan, sedangkan indeks satuan bahan
menunjukkan banyaknya bahan yang akan diperlukan untuk menghasilkan suatu
volume pekerjaan yang akan dikerjakan, baik dalam volume 1 𝑚3, 1 𝑚2 atau per
𝑚′.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Berdasarkan pendekatannya, penelitian ini termasuk dalam penelitian
kuantitatif komparatif. Dalam penelitian ini akan diperoleh besaran nilai koefisien
harga satuan pekerjaan untuk pekerjaan pembetonan, pembesian, dan
pembekistingan kemudian nilai koefisien harga satuan tersebut dibandingkan
dengan nilai koefisien harga satuan yang terdapat pada SNI dan AHSP, sehingga
dapat dibandingkan selisih harga satuan masing-masing pekerjaan yang terdapat
di lapangan dengan SNI dan AHSP.

Adapun alur dari penelitian ini adalah studi literatur, survei lokasi,
menghitung time factor untuk setiap pekerja, menghitung koefisien man hour,
menghitung koefisien man day, dan pembahasan hasil penelitian. Subjek
penelitian ini adalah perhitungan time factor, koefsien man hour dan man day
yang digunakan untuk mendapatkan nilai koefisien harga satuan pekerjaan.
Sedangkan objek penelitian ini adalah Proyek Pembangunan NICU Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Pemangkat Kabupaten Sambas.

3.2 Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada Proyek Pembangunan NICU Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Pemangkat Kabupaten Sambas. Tahun Anggaran 2021
dengan waktu pengambilan data observasi lapangan selama 7 hari kerja. Dengan
catatan observasi dilakukan pada kondisi cuaca cerah dan 3 hari biasa apabila
kondisi cuaca tidak cerah. Observasi dilakukan antara pukul 08.00 – 12.00 WIB
dan pukul 13.00 – 17.00 WIB.

3.3 Alat yang Digunakan


Observasi langsung dilapangan menggunakan alat-alat antara lain sebagai berikut:
• Alat tulis
• Meteran
• Jam tangan

20
21

• Handphone (pengganti stopwatch)


• Shop Drawing
• Daftar tenaga kerja

3.4 Jenis dan Sumber Data


3.4.1 Jenis dan Sumber Data Primer
Data primer dalam penelitian ini adalah waktu pengamatan, durasi
pekerjaan, volume hasil pekerjaan, dan tenaga kerja yang terlibat pada pekerjaan
pembetonan, pembesian, dan pembekistingan yang didapatkan dari pengamatan
langsung di lapangan pada proyek yang dijadikan objek penelitian.

3.4.2 Jenis dan Sumber Data Sekunder


Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak konstruksi dan data
lain berupa analisis harga satuan pada SNI yang diperoleh dari BSN (Badan
Standarisasi Nasional) dan AHSP yang diperoleh dari Dinas PU Dirjen Bina
Marga (Kabupaten/Kota) yang diperoleh dari Pemerintah Kabupaten/Kota.

3.5 Teknik Pengumpulan Data Primer


Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara observasi. Data-data
yang diperoleh dari hasil observasi langsung di lapangan dibuat dalam suatu tabel
observasi. Tabel ini dibuat berdasarkan kegiatan pelaksanaan kerja yang
dilaksanakan pada saat proyek berjalan. Data-data tersebut antara lain:
• Jenis pekerjaan, yaitu untuk mengetahui item pekerjaan yang diamati.
• Waktu pengamatan, yaitu terdiri dari waktu saat pengamatan dilakukan.
• Durasi Pengamatan, yaitu untuk mengetahui waktu yang digunakan oleh
tenaga kerja untuk menyelesaikan suatu item pekerjaan. Dalam
pengukuran durasi digunakan handphone/stopwatch untuk memperjelas
suatu pekerjaan.
• Hasil pekerjaan, yaitu untuk mengetahui berapa volume pekerjaan yang
dapat dihasilkan oleh tenaga kerja dalam durasi yang telah diukur.
• Tenaga kerja, yaitu untuk mengetahui banyaknya jumlah pekerja yang
terlibat dalam proses pelaksanaan kerja tersebut.
22

3.6 Pengumpulan Data Sekunder


Data sekunder diperoleh dari pihak konstruksi berupa shop drawing dan
data tenaga kerja.
3.7 Teknik Pengolahan Data
Data-data yang diperoleh dari hasil pengamatan masih bersifat mentah dan
masih perlu pengolahan lebih lanjut. Data yang diperoleh adalah data volume
hasil pekerjaan pembetonan, pembesian, dan pembekistingan serta tenaga kerja
yang terlibat.

3.7.1 Analisis Data


Perhitungan ini terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Menentukan time factor untuk setiap pekerja
Time factor ditentukan untuk mengetahui besarnya indeks waktu produktif
tenaga kerja. Besarnya time factor dihitung dengan persamaan 2.8.
2. Menentukan besarnya koefisien tenaga kerja
Koefisien tenaga kerja ditentukan untuk mengetahui jumlah tenaga kerja
dan waktu yang digunakan untuk menyelesaikan satu item pekerjaan
dengan volume tertentu. Dapat dihitung dengan persamaan 2.9.
Upah tenaga kerja yang dibayarkan dihitung dalam satuan hari, maka perlu
diketahui koefisien man day dari tenaga kerja. Dapat dihitung dengan
persamaan 2.10.

3.7.2 Analisis Komparatif


Setelah didapatkan hasil koefisien tenaga kerja untuk masing-masing
pekerja mandor, tukang dan pembantu tukang pada pekerjaan pembetonan,
pembesian, dan pembekistingan, maka selanjutnya akan dibandingkan harga
satuan pekerjaan di lapangan dengan SNI dan AHSP.
Setelah dibandingkan harga satuan pekerjaan, maka selanjutnya dihitung
persentase rasio perbandingan harga satuan pekerjaan di lapangan dengan SNI dan
AHSP.

3.8 Diagram Alir Penelitian


Penelitian ini dimulai dengan menentukan judul penelitian, dilanjutkan
dengan studi literatur, survei lokasi, pengumpulan data primer dan sekunder, lalu
23

dilakukan pengolahan data. secara rinci diagram alir penelitian dapat dilihat pada
Gambar 3.1 dibawah ini.
Mulai

Survei Lokasi Proyek

Studi Literatur Observasi Lapangan

Pengumpulan Data Sekunder Pengumpulan Data Primer

Shop Data Tenaga Waktu Durasi Tenaga Hasil


Drawing Kerja Pengamatan Pengamatan Kerja Pekerjaan

Time
Factor

Koefisien
Man Hour

Koefisien
Man Day

Perbandingan Koefisien dan Rasio Harga Satuan


Pekerjaan dengan SNI dan AHSP

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian


DAFTAR PUSTAKA

Fajar, M. 2019. Analisis Perbandingan Harga Satuan Pekerjaan Metode AHSP


dan Metode Aktual. Skripsi. Fakultas Teknik. Universitas Sumatera Utara:
Medan.

Soeharto. Iman. 1995. Manajemen Proyek: Dari Konseptual Sampai Operasional.


Jakarta: Erlangga.

Soeharto. Iman. 1999. Manajemen Proyek: Dari Konseptual Sampai Operasional


(Jilid 1: Konsep, Studi, Kelayakan dan Jaringan Kerja). Jakarta: Erlangga.

Soeharto. Iman. 2001. Manajemen Proyek: Dari Konseptual Sampai Operasional


(Jilid 2). Jakarta: Erlangga.

Pratama, Septiaji. 2017.Analisa Perbandingan Koefisien Harga Satuan Pekerjaan


Berdasarkan Kondisi Aktual, SNI, AHSP, dan Analisa K (Studi Kasus:
Proyek Pembangunan Drainase Saluran Limbah TPA Terjun Marelan
Medan. Jurnal. Fakultas Teknik. Universitas Sumatera Utara: Medan.

Abdul Wahab, A. Analisa Harga Satuan Pekerjaan: Untuk Umum dan


Profesional. Jakarta: Alpha Publishing.

Andra Rivandra Ferdiansyah. Feri Silalahi. 2020. Perencanaan Manajemen


Konstruksi Pada Gedung Mangata 4 Lantai Di Jalan H. Rais A. Rachman
Di Kelurahan Sungai Jawi Kecamatan Pontianak Kota, Kota Pontianak.
Skripsi. Politeknik Negri Pontianak: Pontianak.

24
25

Anda mungkin juga menyukai