Anda di halaman 1dari 129

PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON

BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN


Studi Kasus: “Proyek Pembangunan Gedung Lecture Hall Universitas Islam
Negeri Sunan Gunung Djati Bandung”

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari


Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Ahli Madya

Oleh:
DENI SAMPURNA
1002292

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK SIPIL


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2014

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN

LAPORAN TUGAS AKHIR


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL
BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN
MODERN

DENI SAMPURNA
1002292

Bandung, Januari 2014


Menyetujui dan Mengesahkan,
Pembimbing

Siti Nurasiyah ST, MT.


NIP. 19660208 200812 2 001

Mengetahui,
Ketua Jurusan Ketua Program Studi
Pendidikan Teknik Sipil Diploma III Teknik Sipil

Drs. Sukadi, MPd., MT. Drs. Odih Supratman, ST,MT.


NIP.19640910 199101 1002 NIP. 1920809 199101 1002

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir yang berjudul


“PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON
BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN” ini dan
seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu
yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap
menanggung risiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari
ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan karya ini, atau ada klaim
dari pihak lain terhadap karya saya.
Bandung, Januari 2014

Deni Sampurna
NIM.1002292

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON
BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Deni Sampurna
1002292
Abstrak

Rencana Anggaran Biaya (RAB) dalam suatu proyek konstruksi,


mempunyai fungsi dan manfaat dalam hal mengendalikan sumber daya material,
tenaga kerja, peralatan dan waktu pelaksanaan proyek sehingga pelaksanaan
kegiatan proyek yang dilakukan akan mempunyai nilai efisiensi dan efektivitas.
Analisa Harga Satuan (AHS) yang sering dipakai pada proyek konstruksi
umumnya adalah AHS yang dikeluarkan dari kementrian Pekerjaan Umum (PU).
Metoda alternatif untuk mendapatkan anggaran biaya selain metoda yang
dikeluarkan oleh PU, salah satunya perhitungan RAB dengan AHS cara modern.
Perbedaan AHS PU dengan AHS Modern diantaranya, koefisien satuan pekerjaan
memiliki interval yang bisa kita tentukan sendiri, berdasarkan kepada metode
pengerjaan yang dilakukan sehingga produktifitas kerja akan bergantung pada
cara yang digunakan, dalam analisa modern diperhitungkan juga dalam
menentukan dimensi material produktifitas tenaga kerja, upah yang
diperhitungkan merupakan upah rata-rata berdasarkan jumlah dan jenis tenaga
kerja yang digunakan.Tujuan dilakukannya penelitian adalah: untuk menghitung
RAB berdasarkan AHS PU, menghitung RAB berdasarkan AHS Kontraktor,
menghitung RAB berdasarkan AHS Modern, dan mengetahui perbedaan biaya
antara ketiga perhitungan RAB tersebut. Metode penelitian perhitungan RAB
dengan AHS cara modern yang dilakukan adalah yang di perkenalkan oleh Ir. A.
Soedradjat S. yang berdasarkan dari pengalaman beliau selama bekerja. Hasil
akhirnya jumlah biaya perhitungan RAB berdasarkan AHS PU adalah sebesar
Rp.7.049.209.950, Jumlah biaya perhitungan RAB berdasarkan AHS Kontraktor
adalah sebesar Rp. 3.740.221.568,23, dan jumlah biaya perhitungan RAB
berdasarkan AHS Modern dengan koefisien terendah adalah sebesar
Rp.3.073.347.000,- dan dengan koefisien tertinggi adalah Rp. 3.484.148.150,- .
Perbandingan hasil perhitungan biaya antara ketiga metode yang digunakan,
urutan biaya paling rendah adalah perhitungan RAB dengan AHS Modern dan
yang paling besar perhitungan RAB dengan AHS PU.

Kata Kunci : RAB, AHS, Modern, PU

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ......................................................................... v
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ........................................ 2
1.3 Tujuan ..................................................................................... 2
1.4 Batasan Masalah....................................................................... 2
1.5 Sistematika Penulisan ............................................................. 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Rencana Anggaran Biaya ....................................... 4
2.2 Perkembangan RAB di Indonesia ............................................ 5
2.3 Kegunaan RAB ........................................................................ 6
2.4 Komponen Penyusun RAB ...................................................... 7
2.4.1 Perhitungan Volume........................................................ 7

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.4.2 Analisa Harga Satuan ...................................................... 7
2.4.3 Biaya Langsung .............................................................. 8
2.4.4 Biaya Tidak Langsung .................................................... 8
2.5 Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Pekerjaan Umum ... 9
2.6 Analisis Harga Satuan Dasar (HSD) ........................................ 10
2.6.1 Perhitungan HSD Bahan ................................................. 10
2.6.2 Perhitungan HSD Tenaga Kerja ..................................... 10
2.6.3 Perhitungan HSD Alat.................................................... 10
2.7 Analisis Harga Satuan Pekerjaan (HSP) .................................. 11
2.8 Estimasi Biaya Pekerjaan Konstruksi Kementrian Pekerjaan
Umum....................................................................................... 12
2.9 Estiimasi Biaya dengan Analisa Harga Satuan Modern .......... 13
2.10 Penyusunan Anggaran Biaya ................................................... 13
2.10.1 Anggaran Biaya Kasar / Taksiran.................................. 13
2.10.2 Anggaran Biaya Teliti ................................................... 15
2.11 Perhitungan Rencana Anggaran Biaya..................................... 16
2.11.1 Pengumpulan Data......................................................... 18
2.11.2 Meninjau Lapangan ....................................................... 19
2.12 Menghitung Anggaran Biaya ................................................... 19
2.12.1 Menaksir Harga Bahan-Bahan ...................................... 20
2.12.2 Menaksir Biaya Buruh ................................................... 20
2.12.3 Menaksir Alat - Alat yang Diperlukan .......................... 21
2.12.4 Menaksir Biaya Tidak Terduga atau Overhead............. 22
2.12.5 Menaksir Keuntungan dan Profit................................... 23

BAB III PENGOLAHAN DATA


3.1 Flow Chart Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) ..... 24
3.2 Data Proyek .............................................................................. 25
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.3 Gambar Kerja ........................................................................... 27
3.4 Perhitungan Volume................................................................. 27
3.4.1 Perhitungan Volume Pondasi Bore Pile.......................... 27
3.4.2 Perhitungan Volume Pile Cap dan Tie Beam ................. 32
3.4.3 Perhitungan Volume Kolom ........................................... 50
3.4.4 Perhitungan Volume Balok ............................................. 69
3.4.5 Perhitungan Volume Pelat............................................... 89

BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) ......................... 98
4.1.1 Perhitungan RAB dengan Analisa Harga Satuan
Kementrian Pekerjaan Umum ...................................... 98
4.1.2 Perhitungan RAB dengan Analisa Harga Satuan
Kontraktor ..................................................................... 101
4.1.3 Perhitungan RAB dengan Analisa Harga Satuan
Modern.......................................................................... 104
4.2 Rekapiulasi Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) ..... 123

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan .............................................................................. 125
5.2 Saran ......................................................................................... 125

DAFTAR PUSTAKA

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tahapan Analisa Harga Satuan ................................................. 16
Gambar 2.2 Susunan Rencana Anggaran Biaya ........................................... 17
Gambar 3.1 Tahapan Perhitungan RAB ....................................................... 24
Gambar 3.2 Site Plan Proyek UIN Sunan Gunung Djati .............................. 25
Gambar 3.3 Rencana Gedung B (Lecture Hall) ............................................ 26
Gambar 3.4 Denah Pondasi ........................................................................... 28
Gambar 3.5 Detail dan Potongan Pondasi .................................................... 29
Gambar 3.6 Denah Pile Cap dan Tie Beam .................................................. 33
Gambar 3.7 Denah dan Potongan Pile Cap .................................................. 34
Gambar 3.8 Denah dan Potongan Tie Beam ................................................. 35
Gambar 3.9 Shop Drawing Pilecap 1 ........................................................... 36
Gambar 3.10 Shop Drawing Tie Beam 1 ........................................................ 43
Gambar 3.11 Denah Kolom Lantai 1 .............................................................. 51
Gambar 3.12 Denah Kolom Lantai 2 .............................................................. 52
Gambar 3.13 Denah Kolom Lantai 3 .............................................................. 53
Gambar 3.14 Denah Kolom Lantai 4 .............................................................. 54
Gambar 3.15 Detail dan Potongan Kolom ...................................................... 55
Gambar 3.16 Rencana Balok Lantai 2 ............................................................ 69
Gambar 3.17 Rencana Balok Lantai 3 ............................................................ 70
Gambar 3.18 Rencana Balok Lantai 4 ............................................................ 71
Gambar 3.19 Rencana Balok Atap .................................................................. 72
Gambar 3.20 Shop Drawing Balok ................................................................. 73
Gambar 3.21 Shop Drawing Balok ................................................................. 74
Gambar 3.22 Detail Tulangan Balok .............................................................. 75
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.23 Rencana Pelat Lantai Dasar ...................................................... 89
Gambar 3.24 Rencana Pelat Lantai 2 .............................................................. 90
Gambar 3.25 Rencana Pelat Lantai 3 .............................................................. 91
Gambar 3.26 Rencana Pelat Lantai 4 .............................................................. 92
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Ukuran Baja Tulangan Beton Sirip / Uli ............................................ 27


Tabel 3.2 Penulangan Pondasi Bore Pile ........................................................... 31
Tabel 3.3 Penulangan Pile Cap .......................................................................... 38
Tabel 3.4 Perhitungan Volume Bekisting dan Cor Pile Cap........................... 43
Tabel 3.5 Penulangan Tie Beam ......................................................................... 46
Tabel 3.6 Perhitungan Volume Bekisting dan Cor Tie Beam ........................... 50
Tabel 3.7 Penulangan Kolom ............................................................................ 59
Tabel 3.8 Perhitungan Volume Bekisting dan Cor Kolom ............................... 68
Tabel 3.9 Penulangan Balok .............................................................................. 78
Tabel 3.10 Perhitungan Volume Bekisting dan Cor Balok ................................. 87
Tabel 3.11 Perhitungan Volume Bekisting dan Cor Pelat Lantai ....................... 94
Tabel 3.12 Rekapitulasi Perhitungan Volume Tulangan..................................... 95
Tabel 3.13 Rekapitulasi Perhitungan Volume Tulangan Berdasarkan
Panjang Tulangan .............................................................................. 96
Tabel 3.14 Rekapitulasi Perhitungan Volume Bekisting dan Cor....................... 97
Tabel 4.1 Perhitungan RAB dengan AHS PU................................................... 98
Tabel 4.2 Perhitungan RAB dengan AHS Kontraktor ..................................... 101
Tabel 4.3 Perhitungan Upah Rata - Rata Tulangan .......................................... 105
Tabel 4.4 Jam Kerja Buruh yang Diperlukan Dalam 100 Bengkokan dan
Kaitan ............................................................................................... 105
Tabel 4.5 Perhitungan Kebutuhan Jam Kerja Buruh dengan Koefisien
Terendah ........................................................................................ ...106
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.6 Perhitungan Kebutuhan Jam Kerja Buruh dengan Koefisien
Tertinggi ........................................................................................... .107
Tabel 4.7 Spesifikasi Bar Cutter dan Bar Bender ............................................ 108
Tabel 4.8 Jam Kerja yang Dibutuhkan Untuk 100 Batang Tulangan .............. 109
Tabel 4.9 Perhitungan Jam Kerja Memasang Tulangan ( Koefisien
Terendah ) ....................................................................................... 110
Tabel 4.10 Perhitungan Jam Kerja Memasang Tulangan ( Koefisien
Tertinggi ) ........................................................................................ 111
Tabel 4.11 Perhitungan Upah Bekisting Rata - Rata.......................................... 112
Tabel 4.12 Keperluan Kayu Untuk Pekerjaan Bekisting per 10 m2 ................... 113
Tabel 4.13 Perhitungan Harga Bahan Bekisting (Koefisien Terendah) ............. 113
Tabel 4.14 Perhitungan Harga Bahan Bekisting (Koefisien Tertinggi) ............. 113
Tabel 4.15 Harga Sewa Alat Bekisting .............................................................. 114
Tabel 4.16 Jam Kerja Untuk Pekerjaan Bekisting per 10 m2 ............................. 115
Tabel 4.17 Perhitungan Upah Bekisting (Koefisien Terendah) ......................... 115
Tabel 4.18 Perhitungan Upah Bekisting (Koefisien Tertinggi) ......................... 116
Tabel 4.19 Perhitungan Upah Rata-Rata Cor ..................................................... 116
Tabel 4.20 Jumlah Campuran Beton Tiap M3 Dengan Berbagai Mutu
Beton ............................................................................................... 117
Tabel 4.21 Hasil Interpolasi Jumlah Campuran Beton Tiap M3 ........................ 118
Tabel 4.22 Perhitungan Kebutuhan Bahan Cor Beton ....................................... 119
Tabel 4.23 Jam Kerja Untuk Pekerjaan Cor Per M3........................................... 120
Tabel 4.24 Perhitungan Upah Cor (Koefisien Terendah)................................... 121
Tabel 4.25 Perhitungan Upah Cor (Koefisien Tertinggi) ................................... 121
Tabel 4.26 Perhitungan Sewa Alat Pekerjaan Pengecoran................................. 122
Tabel 4.27 Rekapitulasi Hasil Perhitungan RAB ............................................... 123

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Gambar Bestek Gedung B UIN Sunan Gunung Djati Bandung xv
Lampiran 2 Analisa Harga Satuan PT Pembangunan Perumahan & PU ...... xvi
Lampiran 3 Gambar Bestek Pembangunan Gedung UIN Sunan Gunung
Djati Bandung ............................................................................ xvii
Lampiran 4 Lembar Penunjukan Dosen Pembimbing .................................. xviii
Lampiran 5 Lembar Berita Acara Seminar ................................................... xix
Lampiran 6 Lembar Kartu Bimbingan Tugas akhir ...................................... xx

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LAMPIRAN 1
( Gambar Bestek Gedung B UIN Sunan Gunung Djati Bandung )

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LAMPIRAN 2
(Analisa Harga Satuan PT Pembangunan Perumahan & Kementrian PU )

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LAMPIRAN 3
(Barchart Pembangunan Gedung UIN Sunan Gunung Djati Bandung)

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LAMPIRAN 4
(Lembar Penunjukan Dosen Pembimbing )

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LAMPIRAN 5
(Lembar Berita Acara Seminar)

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LAMPIRAN 6
(Lembar Kartu Bimbingan Tugas akhir)

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelaksanaan sebuah proyek konstruksi sangat berkaitan dengan proses
manajemen didalamnya. Pada tahap itu, pengelolaan anggaran biaya untuk
melaksanakaan pekerjaan tersebut, perlu dirancang dan disusun sedemikian rupa
berdasarkan sebuah konsep estimasi yang terstruktur sehingga menghasilkan nilai
estimasi rancangan yang tepat dalam arti ekonomis.
Nilai estimasi anggaran yang di susun selanjutnya dikenal dengan istilah
Rencana Anggaran Biaya (RAB), yang mempunyai fungsi dan manfaat lebih
lanjut dalam hal mengendalikan sumber daya material, tenaga kerja, peralatan dan
waktu pelaksanaan proyek sehingga pelaksanaan kegiatan proyek yang dilakukan
akan mempunyai nilai efisiensi dan efektivitas.
Konsep penyusunan RAB proyek, pada pelaksanaannya didasarkan pada
sebuah analisa masing-masing komponen penyusunnya (material, upah, dan
peralatan) untuk tiap-tiap item pekerjaan yang terdapat dalam keseluruhan proyek.
Hasil analisa komponen tersebut pada akhirnya akan menghasilkan harga satuan
pekerjaan (HSP) per item yang menjadi dasar dalam menentukan nilai estimasi
biaya pelaksanaan proyek keseluruhan dengan mengkonversikannya ke dalam
total volume untuk tiap item pekerjaan yang dimaksud.
Analisa Harga Satuan (AHS) yang sering dipakai pada proyek konstruksi
umumnya adalah AHS yang dikeluarkan dari kementrian Pekerjaan Umum (PU).
Dalam AHS PU koefisian kebutuhan tenaga kerja, alat & material telah ditentukan
sesuai dengan penelitian dan riset yang telah dilakukan oleh pihak PU yang
menjadi acuan sebagai suatu dasar untuk menyusun perhitungan Harga Perkiraan
Sendiri (HPS) dan Harga Perkiraan Perencana (HPP) sehingga estimator sering
melakukan penambahan dan pengurangan koefisien analisa satuan pekerjaan

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan tujuan mendapatkan harga penawaran yang dapat dipertanggung
jawabkan.

Metoda alternatif untuk mendapatkan anggaran biaya selain metoda yang


dikeluarkan oleh PU, salah satunya dengan analisa cara modern yang di
perkenalkan oleh Ir. A. Soedradjat S yang berdasarkan dari pengalaman beliau
selama bekerja. Perbedaan AHS modern dengan AHS PU antara lain:
a. Koefisien satuan pekerjaan memiliki interval yang bisa kita tentukan
sendiri, berdasarkan kepada metode pengerjaan yang dilakukan sehingga
produktifitas kerja akan bergantung pada cara yang digunakan.
b. Dalam analisa modern diperhitungkan juga dalam menentukan dimensi
material produktifitas tenaga kerja.
c. Upah yang diperhitungkan merupakan upah rata-rata berdasarkan jumlah
dan jenis tenaga kerja yang digunakan.
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
Identifikasi dan Rumusan masalah yang dicapai oleh penulis yaitu :
1. AHS PU masih belum secara detail memisahkan produktifitas
tenaga kerja jika dikaitkan dengan dimensi material yang
digunakan.
2. AHS PU masih belum menggunakan upah rata-rata.
1.3 Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dari tugas akhir ini yaitu :
1. Untuk menghitung RAB dengan AHS kontraktor.
2. Untuk menghitung RAB dengan AHS PU.
3. Untuk menghitung RAB dengan AHS Modern.
4. Untuk membandingkan hasil perhitungan RAB yang menggunakan
AHS kontraktor, AHS PU, dan AHS Modern.
1.4 Batasan Masalah
Adapun Batasan masalah yang dikaji dari tugas akhir ini yaitu :

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Perhitungan RAB pekerjaan struktur yang berkaitan dengan
pekerjaan Struktur beton bertulang tanpa menghitung pekerjaan
tangga dan tulangan pelat (wiremesh).
2. Gambar konstruksi yang digunakan adalah gambar bestek yang
didapat dari Konsultan Perencana.
3. Sebagai pembanding, digunakan RAB yang didapat dari Kontraktor tanpa
mengidentifikasi kesalahan perhitungan volume yang diketahui.
4. Kebutuhan tenaga kerja yang digunakan berdasarkan perhitungan
tenaga kerja yang di dapat dari bobot kurva S.

1.5 Sistematika Penulisan


Adapun sistematika dan penulisan dari tugas akhir ini adalah sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang penelitian, identifikasi dan rumusan masalah,
tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Berisi tentang gambaran umum penelitian, teori-teori dan metode yang
digunakan dalam penelitian.
BAB III PENGOLAHAN DATA
Berisi tentang pengolahan data penelitian berupa data teknis proyek dan
perhitungan volume, dengan menggunakan metode yang telah ditentukan
sebelumnya.
BAB IV PEMBAHASAN
Berisi tentang hasil kajian dan pembahasan dari data penelitian yang
dilakukan.
BAB V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III

PENGOLAHAN DATA

3.1 Flow Chart Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Mulai

Pengumpulan Data:

1. AHS Kontraktor
2. AHS PU
3. Gambar Bestek
4. Barchart

Perhitungan
Volume

RAB Bahan RAB Alat RAB Upah

Menghitung RAB
untuk suatu volume
tertentu

Rencana
Anggaran

Selesai
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1 Tahapan Perhitungan RAB
3.2 Data Proyek

Data proyek adalah data yang menjelaskan mengenai pekerjaan proyek


pembangunan. Data proyek dapat berupa data umum proyek dan data teknis
proyek. Data umum proyek adalah data yang menjelaskan tentang data suatu
proyek pekerjaan pembangunan. Data umum proyek digunakan untuk
memberikan informasi umum mengenai proyek, dari mulai nama proyek, lokasi
proyek dan instansi yang terlibat dalam pengerjaan proyek tersebut.

1. Nama proyek : Proyek UIN Sunan Gunung Djati Bandung


2. Lokasi Proyek : Jl. A.H Nasution Bandung

( Sumber : PT Pembangunan Perumahan (Persero) )

Gambar 3.2 Site Plan Proyek UIN Sunan Gunung Djati

3. Pemilik (owner) : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

4. Konsultan Perencana : PT. Deta Decon

5. Konsultan Pengawas : PT.Biro Insinyur Exakta

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6. Kontraktor : PT Pembangunan Perumahan (Persero)

Data teknis proyek merupakan data yang berisi tentang spesifikasi teknis
pekerjaan. Data teknis proyek menjelaskan tentang luas bangunan, jumlah lantai
yang direncanakan, tipe bangunan yang akan dibuat, struktur yang digunakan,
durasi pengerjaan proyek serta mutu beton yang digunakan dalam pembangunan
gedung yang direncanakan.

( Sumber : PT Pembangunan Perumahan (Persero) )

Gambar 3.3 Rencana Gedung B-Lecture Hall

1. Luas Bangunan : 4.560 m2


2. Jumlah Lantai : 4 Lantai
3. Tipe Bangunan : Gedung Kuliah
4. Struktur Bangunan : Beton Bertulang
5. Tangga : Tangga Beton
6. Lama pekerjaan : 7 bulan
7. Mutu Beton : - Struktur : K-300
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
- Pondasi : K-250
8. Sistem Pelelangan : Terbuka
9. Sumber Dana : IDB , GOI
10. Harga Proyek : Rp. 150.678.973.184,38
3.3 Gambar Kerja

Shop drawing atau gambar kerja adalah gambar teknis lapangan yang
dipakai untuk acuan pelaksaan suatu pekerjaan. Tujuan dibuatnya gambar kerja
agar gambar bisa dibaca oleh pelaksana dilapangan tanpa ada kesalahan. Gambar
shop drawing meliputi pekerjaan awal, seperti : pembuatan pondasi, sloof dan
kolom sampai pekerjaan rangka atap.

3.4 Perhitungan Volume

Pengukuran kuantitas/volume pekerjaan konstruksi merupakan suatu


proses pengukuran/perhitungan terhadap kuantitas item-item pekerjaan
berdasarkan pada gambar atau aktualisasi pekerjaan di lapangan. Dengan
mengetahui jumlah volume pekerjaan maka akan diketahui berapa banyak biaya
yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek konstruksi tersebut.

3.4.1 Perhitungan Volume Pondasi Bore Pile

Pondasi Bore pile merupakan salah satu jenis pondasi dalam. Perhitungan
volume pondasi dilakukan untuk menentukan banyaknya tulangan yang
dibutuhkan dalam (kg) dan banyaknya coran yang diperlukan dalam( m 3) yang
selanjutnya akan diketahui berapa biaya yang diperlukan untuk pekerjaan pondasi
bore pile tersebut.

Tabel 3.1 Ukuran Baja Tulangan Beton Sirip / Ulir

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Diameter Luas penampang diameter dalam Tinggi Sirip jarak sirip lebar rusuk Berat
No Penamaan Nominal (d) nominal nominal (d0) melintang melintang memanjang nominal
mm cm2 mm min(mm) maks(mm) maks(mm) maks(mm) kg/m
1 S.6 6 0,2827 5,5 0,3 0,6 4,2 4,7 0,222
2 S.8 8 0,5927 7,3 0,4 0,8 5,6 6,3 0,395
3 S.10 10 0,7854 8,9 0,5 1,0 7 7,9 0,627
4 S.13 13 1,3327 12,0 0,7 1,3 9,1 10,2 1,04
5 S.16 16 2,011 15,0 0,8 1,6 11,2 12,6 1,578
6 S.19 19 2,835 17,8 1,0 1,9 13,3 14,9 2,230
7 S.22 22 3,801 20,7 1,1 2,2 15,4 17,3 2,98
8 S.25 25 4,909 23,6 1,3 2,5 17,5 19,7 3,85
9 S.29 29 6,625 27,2 1,5 2,9 20,3 22,8 5,18
10 S.32 32 8,042 30,2 1,6 3,2 22,4 25,1 6,31
11 S.36 36 10,18 34,0 1,8 3,6 25,2 28,3 7,99
12 S.40 40 12,57 38,0 2,0 4,0 28,0 31,4 9,88
13 S.50 50 19,64 48,0 2,5 5,0 38,0 39,3 17,4

(Sumber: SNI 07-2052-2002 Baja Tulangan Beton)

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.4 Denah Pondasi

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.5 Detail dan Potongan Pondasi

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Perhitungan Volume Tulangan Pondasi Bore Pile
Perhitungan tulangan dilakukan untuk menentukan jumlah tulangan yang
diperlukan.
a. Tulangan sengkang
Pondasi bore pile yang digunakan berbentuk bulat jadi untuk menentukan
volume tulangan sengkang yang diperlukan adalah:
Di asumsikan sengkang berbentuk lingkaran
Panjang total tulangan = [ keliling tulangan x jumlah sengkang ]
= [2πr x (panjang tulangan / jarak sengkang+1)]

Diketahui : Diameter tulangan = ϕ 8 mm


Diameter sengkang = 0,26 m
Panjang 1 buah sengkang = 0,8164 m
Panjang 1 buah pondasi =6m
Jarak sengkang = 3 m jarak 0,125 m
3 m jarak 0,2 m
Jumlah pondasi = 180
Penyelesaian:
Panjang total tulangan = [ keliling tulangan x jumlah sengkang ]
= [2πr x (panjang tulangan / jarak sengkang)]

= { 2πr x jumlah sengkang }


={2 x 3.14 x 0.12 x [( 3 / 0,125 +1) + ( 3 / 0,2 +1)]}
= {0,8164 x 33}
= 26,9412 m
Total tulangan yang dibutuhkan = jml. pondasi x panjang tul. sengkang x berat tul.
= 180 x 26,9412 x 0,395kg ( lihat tabel 3.1)
= 1915,51932 kg
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Tulangan pokok
Pondasi bore pile yang digunakan berbentuk bulat jadi untuk menentukan
volume tulangan pokok yang diperlukan adalah:
Tulangan yang dibutuhkan = [ panjang tulangan x jumlah tulangan x
jumlah pondasi ]

Diketahui : Diameter tulangan = ϕ 13mm


Panjang 1 buah tulangan = 6 m’
Jumlah tulangan dalam 1 buah pondasi = 10 buah
Jumlah pondasi = 180
Penyelesaian:
Tulangan yang dibutuhkan = [ panjang tulangan x jumlah tulangan x
jumlah pondasi ]
= 6 x 10 x 180
= 10800 m

Total tulangan yang dibutuhkan = jml. pondasi x panjang tul. sengkang x berat tul.
= 180 x 10800 x 1,04 kg ( lihat tabel 3.1 )
= 11232 kg

Tabel 3.2 Penulangan Pondasi Bore Pile

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Perhitungan Volume Cor Pondasi Bore Pile

Pondasi bore pile yang digunakan berbentuk bulat jadi untuk menentukan
volume cor yang diperlukan adalah:
Rumus yang digunakan:
Volume cor = [ luas alas x tinggi pondasi ]
Diketahui : Diameter pondasi = 40cm = 0,4 m
Tinggi pondasi =5m
Jumlah pondasi = 180
Penyelesaian:
Volume cor 1 buah pondasi = [ luas alas x tinggi pondasi ]
= [πr2 x 5]
= [3.14 x 0,22 x 5]
= 0,628 m3
Volume total = volume 1 buah pondasi x jumlah pondasi
= 0,628 x 180
= 113,04 m3
3.4.2 Perhitungan Volume Pile Cap dan Tie Beam

Pile cap merupakan komponen struktur yang berfungsi sebagai penyalur


beban atas (kolom, balok, & pelat) ke beban bawah (pondasi), sedangkan tie beam
merupakan komponen struktur yang berfungsi sebagai pengikat antar pile cap.
Perhitungan volume pile cap dan tie beam dilakukan untuk menentukan
banyaknya tulangan yang dibutuhkan dalam (kg) dan banyaknya coran yang
diperlukan dalam( m3) yang selanjutnya akan diketahui berapa biaya yang
diperlukan untuk pekerjaan pile cap dan tie beam tersebut.
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.6 Denah Pile Cap dan Tie Beam

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.7 Detail dan Potongan Pile Cap

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.8 Detail dan Potongan Tie Beam

1. Perhitungan Volume Tulangan Pile Cap


Pile Cap yang digunakan berbentuk balok. Berikut adalah contoh
perhitungan pile cap ( PC-1)
Tulangan yang dibutuhkan = [ panjang tulangan x jumlah tulangan x
berat tulangan ]

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.9 Shop Drawing Pile Cap 1

Diketahui : Diameter tulangan = ϕ 13 – 150 ( atas )


ϕ 16 – 150 ( bawah )
Ukuran Pile cap = 0,8 x 0,8 x 0,6
Tebal selimut beton = 5cm = 0,05 m
Jumlah pile cap ( PC-1 ) = 14
Penyelesaian:
Panjang 1 buah tulangan: - atas = panjang / lebar pile cap – selimut beton
= 0,8 – 2 x 0,05 m
= 0,7 m
- Samping =2[ ¾ (tinggi – selimut beton)]
= 2[¾ (0,6 – 2 x0,05)]
= 0,75 m
- Jumlah = 0,7 + 0,75 = 1,45 m
Jumlah tulangan dalam 1 buah balok:
- Atas (diameter ϕ 13 – 150) = lebar pile cap / jarak tulangan + 1
= 0,7 / 0,15 + 1
= 5,667 ~ 6 buah
- Bawah (diameter ϕ 16 – 150) = lebar pile cap / jarak tulangan + 1
= 0,7 / 0,15 + 1
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
= 5,667 ~ 6 buah
Karena arah panjang dan lebar memiliki jarak yang sama maka jumlah tulangan
memiliki jumlah yang sama. Jadi jumlah tulangan atas dan bawah dikalikan 2
- Atas (diameter ϕ 13 – 150) = 6 x 2 = 12 buah
- Bawah (diameter ϕ 16 – 150) = 6 x 2 = 12 buah

Total tulangan yang dibutuhkan = [ panjang tulangan x jumlah tulangan x


jumlah pile cap x berat tulangan ]

Atas (diameter ϕ 13 – 150) = 1,45 x 12 x 14 x 1,04 ( lihat tabel 3.1 )


= 253,344 kg
Bawah (diameter ϕ 16 – 150) = 1,45 x 12 x 14 x 1,578 (lihat tabel 3.1 )
= 384,4008 kg
Jadi kebutuhan tulangan untuk pile cap tipe 1 adalah:
diameter ϕ 13 – 150 =253,344 kg
diameter ϕ 16 – 150 =384,4008 kg

Perhitungan Selanjutnya disajikan dalam bentuk Tabel 3.3

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3 Penulangan Pile Cap

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lanjutan Tabel 3.3 Penulangan Pile Cap

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lanjutan 2 Tabel 3.3 Penulangan Pile Cap

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lanjutan Tabel 3.3 Penulangan Pile Cap

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Perhitungan Volume Bekisting dan Cor Pile Cap

Pile Cap yang digunakan berbentuk balok jadi untuk menentukan volume cor
yang diperlukan adalah:
Contoh perhitungan Pile Cap PC-1 dengan ukuran(0,8 x 0,8 x 0,6)
Rumus yang digunakan:
Volume Bekisting = [(2 x panjang x tinggi) + (2 x lebar x tinggi)]
Volume cor = [ panjang x lebar x tinggi ]
Diketahui : ukuran pile cap = 0,8m x 0,8m x 0,6m
Jumlah pile cap = 14
Penyelesaian:
Volume bekisting 1 buah pile cap = [(2 x panjang x tinggi) + (2 x lebar x tinggi)]
= [(2 x 0,8 x 0,6)+ (2 x 0,8 x 0,6)]
= [0,96 + 0,96]
= 1,92 m2
Volume total bekisting = volume bekisting 1 buah pile cap x jumlah pile cap
= 1,92 x 14
= 26,88 m2
Volume cor 1 buah pile cap = [ panjang x lebar x tinggi ]
= [0,8 x 0,8 x 0,6 ]
= 0,384 m3
Volume cor total = volume cor 1 buah pile cap x jumlah pile cap
= 0,384 x 14
= 5,376 m3
Jadi kebutuhan bekisting dan cor untuk pile cap tipe 1 adalah:
Bekisting = 26,88 m2
Cor = 5,376 m3

Untuk perhitungan Selanjutnya disajikan dalam Tabel 3.4


Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4 Perhitungan Volume Bekisting dan Cor Pile Cap

PERHITUNGAN VOLUME VOLUME


URAIAN SAT SAT
BEKISTING BETON
P L T JUMLAH

PC-1
0,8 0,8 0,6 14 26,88 M2 5,376 M3
PC-2 M3
2 0,8 0,8 20 28,8 M2 25,6
PC-3
3,05 0,8 0,8 8 15,12 M2 15,616 M3
PC-4
2 2 0,9 4 28,8 M2 14,4 M3
PC-5A
2,88 2 1 8 37,76 M2 46,08 M3
PC-5B 0
LUAS= 5,84 1 8 26,28 M2 46,72 M3

TOTAL VOLUME 163,64 M2 153,79 M3

3. Perhitungan Volume Tulangan Tie Beam


Tie Beam merupakan komponen struktur yang berfungsi sebagai pengikat antar
pilecap. Untuk menghitung tie beam tipe 1 (TB -1) adalah sebagai berikut:

Gambar 3.10 Shop Drawing Tie Beam 1

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Tulangan Pokok
Tulangan yang dibutuhkan = [ panjang tulangan x jumlah tie beam x
berat tulangan ]

Diketahui : Diameter tulangan = ϕ 16


Jumlah tulangan per balok = 8 buah
Ukuran tie beam = 0,25 x 0,40
Panjang tie beam =4m
Panjang kait = 5 D ( ketentuan terdapat di bestek )
Tebal selimut beton = 3cm = 0,03 m
Jumlah tie beam (TB -1) = 52
Penyelesaian:
Panjang 1 buah tulangan = panjang tie beam + Panjang kait
= 4 + 2( 5D)
= 4 + 2(5 x 0,016)
= 4,16 m
Panjang tulangan 1 buah tie beam = [ Panjang 1 buah tulangan x
jumlah tulangan dalam 1 tie beam ]
= 4,16 x 8 = 33,28 m
Tulangan yang dibutuhkan = [ panjang tulangan x jumlah tie beam x
berat tulangan ]

= 33,28 x 52 x 1,578 ( dari tabel 3.1 )

= 2730,84 kg

Jadi tulangan yang dibutuhkan untuk tie beam tipe 1 adalah 2730,84 kg
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Tulangan Sengkang

Untuk menghitung tulangan sengkang yang dibutuhkan adalah:


Tulangan yang dibutuhkan = [ panjang tulangan sengkang x jumlah tie
beam x berat tulangan ]
Diketahui : Diameter tulangan = ϕ 10
Ukuran tie beam = 0,25 x 0,40
Jarak Sengkang = - Tumpuan : ϕ 10 – 150
- Lapangan : ϕ 10 - 200
Panjang tie beam =4m
Panjang kait =4D
Tebal selimut beton = 3cm = 0,03 m
Jumlah tie beam (TB -1) = 52
Penyelesaian:
Panjang tulangan sengkang = 2 (0,25 – 2 x 0,03) + 2(0,40 – 2 x 0,03) + 2(4
x0,01)
= 0,38 + 0,68 + 0,08
=1,14 m
Panjang tulangan yang diberi sengkang = 4 – 0,8 ( panjang pile cap) = 3,2 m
Jumlah sengkang: Tumpuan = ½ Panjang tul / jarak sengkang + 1
= ½ 3,2 / 0,15 + 1
= 12 buah
Jumlah sengkang: Lapangan = ½ Panjang tul / jarak sengkang + 1
= ½ 3,2 / 0,2 + 1
= 9 buah
Jumlah sengkang total = 12 + 9 = 21 buah
Panjang sengkang dalam 1 buah balok = 1,14 x 21 = 23,94 m
Tulangan yang dibutuhkan = [ panjang tulangan sengkang x jumlah tie
beam x berat tulangan ]

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
= 23,94 x 52 x 1,578 ( dari tabel 3.1)

= 780,594 kg
Jadi total tulangan yang dibutuhkan untuk tie beam tipe 1 adalah:
Tulangan pokok : 2730,84 kg
Tulangan Sengkang : 780,594 kg
Perhitungan Selanjutnya disajikan dalam Tabel 3.5

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.5 Penulangan Tie Beam

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lanjutan Tabel 3.5 Penulangan Tie Beam

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lanjutan Tabel 3.5 Penulangan Tie Beam

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Perhitungan Volume Bekisting dan Cor Tie Beam
Tie Beam yang digunakan berbentuk balok jadi untuk menentukan volume
bekisting dan cor yang diperlukan adalah:
Contoh perhitungan Tie Beam TB-1 :
Volume bekisting = [ (2 x panjang x tinggi) + (panjang x lebar) ]
Volume Cor = [ Panjang x Lebar x Tinggi]
Diketahui : Diameter tulangan = ϕ 16
Jumlah tulangan per balok = 8 buah
Ukuran tie beam = 0,25 x 0,40
Panjang tie beam =4m
Tebal selimut beton = 3cm = 0,03 m
Jumlah tie beam (TB -1) = 52
Penyelesaian :

Volume bekisting = [ (2 x panjang x tinggi) + (panjang x lebar) ]


= [ (2 x 4 x 0,4)+( 4 x 0,25) ]
= 4,2 m2
Volume total bekisting = Volume bekisting x jumlah tie beam
= 4,2 x 52
= 218,4 m2
Volume Cor = [ Panjang x Lebar x Tinggi]
= 4 x 0,25 x 0,4
= 0,4 m3
= 4,2 m2
Volume total Cor = Volume Cor x jumlah tie beam
= 4,2 x 52
= 20,8 m3
Jadi Kebutuhan bekisting dan cor untuk tie beam tipe 1 adalah:
Bekisting = 218,4 m2
Cor = 20,8 m3
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Perhitungan selanjutnya disajikan dalam bentuk Tabel 3.6
Tabel 3.6 Perhitungan Volume Bekisting dan Cor Tie Beam
PERHITUNGAN VOLUME SAT VOLUME SAT
NO URAIAN
P L T JUMLAH BEKISTING

1 TB-1
4 0,25 0,4 52 218,4 M2 20,8 M3
2 TB-2
7,2 0,4 0,7 10 151,2 M2 20,16 M3
7,4 0,4 0,7 4 62,16 M2 8,288 M3
7,8 0,4 0,7 4 65,52 M2 8,736 M3
10,2 0,4 0,7 2 42,84 M2 5,712 M3
3 TB-3
1 0,4 0,5 2 3 M2 0,4 M3
4,8 0,4 0,5 2 14,4 M2 1,92 M3
7,4 0,4 0,5 12 133,2 M2 17,76 M3
4 TB-4
3,4 0,2 0,3 12 36,72 M2 2,448 M3
1,6 0,2 0,3 8 11,52 M2 0,768 M3
3,6 0,2 0,3 4 12,96 M2 0,864 M3
10,2 0,2 0,3 2 18,36 M2 1,224 M3
2,3 0,2 0,3 1 2,07 M2 0,138 M3
TOTAL VOLUME 772,35 M2 89,22 M3
3.4.3 Perhitungan Volume Kolom

Kolom merupakan komponen struktur yang berbentuk tegak atau vertikal


biasa terdapat dalam bangunan gedung. Perhitungan volume kolom dilakukan
untuk menentukan banyaknya tulangan yang dibutuhkan dalam (kg) dan
banyaknya coran yang diperlukan dalam( m3) yang selanjutnya akan diketahui
berapa biaya yang diperlukan untuk pekerjaan kolom tersebut.

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.11 Denah Kolom Lantai 1

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.12 Denah Kolom Lantai 2
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.13 Denah Kolom Lantai 3

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.14 Denah Kolom Lantai 4

Gambar 3.15 Detail dan potongan kolom

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Perhitungan Volume Tulangan Kolom
Kolom merupakan komponen struktur yang pada umumnya berbentuk tegak /
vertikal . Berikut adalah contoh perhitungan kolom C3 (Lantai 1)

Gambar 3.15 Detail dan potongan kolom


c. Tulangan Pokok
Untuk menghitung tulangan kolom adalah sebagai berikut:
Tulangan yang dibutuhkan = [ panjang tulangan x jumlah kolom x
berat tulangan]

Diketahui : Diameter tulangan = ϕ 16


Jumlah tulangan per kolom = 10 buah
Ukuran kolom = 0,25 x 0,60
Tinggi kolom = 4,05 m
Panjang kait =4D
Tebal selimut beton = 3cm = 0,03 m
Jumlah kolom C3 (Lantai 1) = 14
Penyelesaian:
Panjang 1 buah tulangan = tinggi kolom + Panjang kait
= 4,05 + 2( 4D)
= 4,05 + 2(4 x 0,016)
= 4,178 m
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Panjang tulangan 1 buah kolom = [ Panjang 1 buah tulangan x jumlah
tulangan dalam 1 kolom]
= 4,178 x 10 = 41,78 m

Tulangan yang dibutuhkan = [ panjang tulangan x jumlah kolom x berat


tulangan ]

= 41,78 x 14 x 1,578 ( dari tabel 3.1 )

= 923,001 kg

d. Tulangan Sengkang

Tulangan yang dibutuhkan = [ panjang tulangan sengkang x jumlah kolom x


berat tulangan ]

Diketahui : Diameter tulangan = ϕ 10


Ukuran kolom = 0,25 x 0,60
Jarak Sengkang = - Tumpuan : ϕ 10 – 150
- Lapangan : ϕ 10 - 200
Tinggi kolom = 4,05 m
Panjang kait =4D
Tebal selimut beton = 3cm = 0,03 m
Jumlah kolom C3 (Lantai 1) = 14
Penyelesaian:
Panjang tulangan sengkang = 2 (0,25 – 2 x 0,03) + 2(0,60 – 2 x 0,03) + 2(4 x0,01)
= 0,38 + 0,68 + 0,08
=1,54 m
Jumlah sengkang: Tumpuan = ½ Panjang tul / jarak sengkang + 1
= ½ 4,05 / 0,15 + 1
= 15 buah

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jumlah sengkang: Lapangan = ½ Panjang tul / jarak sengkang + 1
= ½ 4,05 / 0,2 + 1
= 12 buah
Jumlah sengkang total = 12 + 15 = 27 buah
Panjang sengkang dalam 1 buah kolom = 1,54 x 27 = 41,58 m

Tulangan yang dibutuhkan = [ panjang tulangan sengkang x jumlah kolom x


berat tulangan ]

= 41,58 x 14 x 0,627 ( lihat tabel 3.1)

= 364,98 kg

Perhitungan Selanjutnya disajikan dalam bentuk Tabel 3.7

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.7 Penulangan Kolom

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lanjutan 1 Tabel 3.7 Penulangan Kolom

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lanjutan 2 Tabel 3.7 Penulangan Kolom

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lanjutan 3 Tabel 3.7 Penulangan Kolom

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lanjutan 4 Tabel 3.7 Penulangan Kolom

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lanjutan 5 Tabel 3.7 Penulangan Kolom

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lanjutan 6 Tabel 3.7 Penulangan Kolom

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lanjutan 7 Tabel 3.7 Penulangan Kolom

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Perhitungan Volume Bekisting dan Cor Kolom
Untuk menentukan volume bekisting dan cor yang diperlukan adalah:
Contoh perhitungan Kolom C1 (Lantai 1) :
Volume bekisting = [ (2 x (panjang + Lebar) x tinggi ) ]
Volume Cor = [ Panjang x Lebar x Tinggi]
Diketahui :Ukuran Kolom C1 (Lantai 1) = 0,60 x 0,40
Tinggi Kolom = 5,05 m
Tinggi Kepala Kolom =1m
Jumlah Kolom C1 (Lantai 1) = 28
Penyelesaian :

Tinggi Kolom untuk bekisting = Tinggi Kolom – Tinggi kepala kolom

= 5,05 – 1 = 4,05 m

Volume bekisting = [ (2 x (panjang + Lebar) x tinggi ) ]


= [ (2 x (0,60 + 0,40) x 4,05) ]
= 8,1 m2
Volume total bekisting = Volume bekisting x jumlah Kolom
= 8,1 x 28
= 226,8 m2
Volume Cor = [ Panjang x Lebar x Tinggi]
= 0,60 x 0,40 x 4,05
= 0,972 m3
Volume total Cor = Volume Cor x jumlah Kolom
= 0,972 x 28
= 27,22 m3
Jadi Kebutuhan total bekisting dan cor untuk Kolom C1 (Lantai 1) adalah:
Bekisting = 226,8 m2
Cor = 27,22 m3
Perhitungan selanjutnya disajikan dalam bentuk Tabel 3.8
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.8 Perhitungan Volume Bekisting dan Cor Kolom

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.4.4 Perhitungan Volume Balok

Perhitungan volume balok dilakukan untuk menentukan banyaknya


tulangan yang dibutuhkan dalam (kg) dan banyaknya coran yang diperlukan
dalam( m3) yang selanjutnya akan diketahui berapa biaya yang diperlukan untuk
pekerjaan balok tersebut.

Gambar 3.16 Rencana Balok Lantai 2


Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.17 Rencana Balok Lantai 3

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.18 Rencana Balok Lantai 4

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.19 Rencana Balok Atap

Gambar 3.20 Shop Drawing Balok

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.21 Shop Drawing Balok

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Perhitungan Volume Tulangan Balok
Balok merupakan komponen struktur yang berbentuk memanjang atau
horisontal . Berikut adalah contoh perhitungan balok B1-A

Gambar 3.22 Detail Tulangan Balok


a. Tulangan Pokok
Untuk menghitung tulangan balok adalah sebagai berikut:
Tulangan yang dibutuhkan = [ panjang tulangan x jumlah kolom x
berat tulangan]

Diketahui : Diameter tulangan = ϕ 16 mm = 0,016 m


Jumlah tulangan - T1 = 4 buah
- T2 = 4 buah
- T3 = 4 buah
- T4 = 2 buah
Ukuran balok = 0,25 x 0,40
Panjang balok (P0) = 3,8 m
Panjang kait =4D
Panjang overlap tulangan = 15 D
Panjang bengkokan =6D

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tebal selimut beton = 3cm = 0,03 m
Jumlah balok B1-A = 125

Penyelesaian:
Panjang P = P0 + 2 x 15D
= 3,8 + 0,48
= 4,28 m

Panjang tulangan T1 = P0+ 2 x 15 D + 2 x 6D + 2 x 4D


= 3,8 + 0,48 + 0,192 + 0,128
= 4,6 m
Panjang tulangan T2 = ¼ P + 6D + 2 x 4D
= 1,07 + 0,096 + 0,128
= 1,294 m
Panjang tulangan T3 = P + 2 x 4D
= 4,28 + 0,128
= 4,408 m
Panjang tulangan T4 = 1/2 P
= 2,14 m
Panjang tulangan 1 buah balok = [ Panjang tulangan tiap jenis balok x
jumlah tulangan dalam 1 balok]
= [ (4,6 x 4) + (1,294 x 4) + (4,408 x 4) +
(2,14 x 2) ]
= 45,488 m
Total tulangan yang dibutuhkan = [ panjang tulangan x jumlah balok x berat
tulangan ]
= 45,488 x 125 x 1,578 ( lihat tabel 3.1 )
= 8972,508 kg

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Tulangan Sengkang

Untuk menghitung tulangan sengkang balok B1-A adalah sebagai berikut:


Tulangan yang dibutuhkan = [ panjang tulangan sengkang x jumlah balok x
berat tulangan ]
Diketahui : Diameter tulangan = ϕ 10
Ukuran kolom = 0,25 x 0,40
Jarak Sengkang = - Tumpuan : ϕ 10 – 100
- Lapangan : ϕ 10 - 150
Panjang balok = 3,8 m
Panjang kait =4D
Tebal selimut beton = 3cm = 0,03 m
Jumlah balok B1-A = 125
Penyelesaian:
Panjang tulangan sengkang = 2 (0,25 – 2 x 0,03) + 2(0,40 – 2 x 0,03) + 2(4 x0,01)
= 0,38 + 0,68 + 0,08
=1,14 m
Jumlah sengkang: Tumpuan = ½ Panjang tul / jarak sengkang + 1
= ½ 3,8 / 0,10 + 1
= 20 buah
Jumlah sengkang: Lapangan = ½ Panjang tul / jarak sengkang + 1
= ½ 3,8 / 0,15 + 1
= 14 buah
Jumlah sengkang total = 20 + 14 = 34 buah
Panjang sengkang dalam 1 buah balok = 1,14 x 34 = 38,76 m
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tulangan yang dibutuhkan = [ panjang tulangan sengkang x jumlah balok x
berat tulangan ]

= 38,76 x 125 x 0,627 ( dari tabel 3.1)

= 3037,815 kg

Perhitungan Selanjutnya disajikan dalam bentuk Tabel 3.9

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.9 Penulangan Balok

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lanjutan 1 Tabel 3.9 Penulangan Balok

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lanjutan 2 Tabel 3.9 Penulangan Balok

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lanjutan 3 Tabel 3.9 Penulangan Balok

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lanjutan 4 Tabel 3.9 Penulangan Balok

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lanjutan 5 Tabel 3.9 Penulangan Balok

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lanjutan 6 Tabel 3.9 Penulangan Balok

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lanjutan 7 Tabel 3.9 Penulangan Balok

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Perhitungan Volume Bekisting dan Cor Balok
Untuk menentukan volume bekisting dan cor yang diperlukan adalah:
Contoh perhitungan Balok B1 (Lantai 2) :
Volume bekisting = [ (panjang x (lebar + 2 tinggi ) ]
Volume Cor = [ Panjang x Lebar x Tinggi]
Diketahui :Ukuran Balok B1 (Lantai 2) = 0,25 x 0,40
Panjang Balok (dikurangi volume kolom) = 42,55 m
Jumlah Balok B1 (Lantai 2) =4
Penyelesaian :
Tinggi bekisting balok = Tinggi balok – Tebal pelat
= 0,40 – 0,12 = 28 m
Volume bekisting = [ (panjang x (lebar + 2 tinggi ) ]
= [ (42,55 x (0,25 + 2 x 0,28)]
= 34,466 m2
Volume total bekisting = Volume bekisting x jumlah Balok
= 34,466 x 4
= 137,864 m2
Volume Cor = [ Panjang x Lebar x Tinggi]
= 42,55 x 0,25 x 0,28
= 2,9785 m3
Volume total Cor = Volume Cor x jumlah Kolom
= 2,9785 x 4
= 11,914 m3
Jadi Kebutuhan total bekisting dan cor untuk Balok B1 (Lantai 2) adalah:
Bekisting = 137,864 m2
Cor = 11,914 m3
Perhitungan selanjutnya disajikan dalam bentuk Tabel 3.10

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.10 Perhitungan Volume Bekisting dan Cor Balok

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lanjutan Tabel 3.10 Perhitungan Volume Bekisting dan Cor Balok

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.4.5 Perhitungan Volume Pelat

Pelat beton bertulang yaitu struktur tipis yang dibuat dari beton bertulang
dengan bidang yang arahnya horizontal. Perhitungan volume pelat dilakukan
untuk menentukan banyaknya tulangan yang dibutuhkan dalam (kg) dan
banyaknya coran yang diperlukan dalam( m3) yang selanjutnya akan diketahui
berapa biaya yang diperlukan untuk pekerjaan balok tersebut.

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.23 Rencana Pelat Lantai Dasar

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.24 Rencana Pelat Lantai 2

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.25 Rencana Pelat Lantai 3

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.26 Rencana Pelat Lantai 4
1. Perhitungan Volume Bekisting dan Cor Pelat

Untuk menghitung volume pelat adalah sebagai berikut:

Volume bekisting = [ Luas bidang lantai – ( luas balok + luas void) ]

Volume cor = [ Luas Pelat x tebal pelat ]

Diketahui : Tebal Pelat = 0,12 m

Luas bidang lantai = 932,748 m2

Luas balok = 204,598 m2

Luas void = 117,89 m2

Penyelesaian:

Volume bekisting = [ Luas bidang lantai – ( luas balok + luas void) ]

= 932,748 – (204,598 + 117,89)

= 610,26 m2

Volume cor = [ Luas Pelat x tebal pelat ]

= 610,26 x 0,12

= 73,23 m3

Perhitungan selanjutnya disajikan dalam Tabel 3.11

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.11 Perhitungan Volume Bekisting dan Cor Pelat Lantai

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.12 Rekapitulasi Perhitungan Volume Tulangan

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.13 Rekapitulasi Perhitungan Volume Tulangan Berdasarkan Ukuran
Panjang Tulangan

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.14 Rekapitulasi Perhitungan Volume Bekisting dan Cor

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dengan


Analisa Harga Satuan (AHS) Pekerjaan Umum (PU), RAB dengan AHS
Kontraktor dan RAB dengan AHS Modern, kesimpulan yang didapat adalah
sebagai berikut:
1. Jumlah biaya perhitungan RAB berdasarkan AHS PU adalah sebesar
Rp.7.049.209.950,-
2. Jumlah biaya perhitungan RAB berdasarkan AHS Kontraktor adalah
sebesar Rp. 3.740.221.568,23
3. Jumlah biaya perhitungan RAB berdasarkan AHS Modern dengan
koefisien terendah adalah sebesar Rp.3.073.347.000,- dan dengan
koefisien tertinggi adalah Rp. 3.484.148.150,-
4. Perbandingan hasil perhitungan biaya antara ketiga metode yang
digunakan, urutan biaya paling rendah adalah perhitungan RAB dengan
AHS Modern kemudian RAB dengan AHS Kontraktor dan yang paling
besar perhitungan RAB dengan AHS PU.
5.2 Saran
Untuk lebih meningkatkan pengetahuan yang didapatkan pada saat
dilapangan dan untuk meningkatkan pemahaman mengenai perhitungan RAB
dalam suatu proyek konstruksi, maka penulis mencoba memberikan saran yang
diharapkan dapat membantu bagi kemajuan dan peningkatan mutu yang lebih baik
di masa yang akan datang. Penelitian yang diakukan penulis tidak mencakup
seluruh pekerjaan proyek kontruksi dikarenakan keterbatasan data. Untuk para
peneliti berikutnya yang berminat melakukan penelitian selanjutnya agar
memperhatikan kelengkapan data yang akan digunakan untuk penyusunan laporan
penelitian sehingga laporan penelitian sejenis bisa disempurnakan lagi yaitu

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan menghitung seluruh pekerjaan proyek yang berupa komponen struktur dan
arsitekturalnya.

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional.(2002) .SNI 07 – 2052 – 2002 Baja Tulangan Beton.


BSN.

Herwansyah,Diyan. Estimasi Anggaran Biaya Konstruksi Dan Rencana


Penjadwalan Tahap Desain Pada Pembangunan Kampus Bsi Margonda
Depok.
Tersedia:http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/civilengineer
ing/2008/Artikel_10300025.pdf [8 Oktober 2013]

Ibrahim Bachtiar. (1993). Rencana dan Estimate Real of Cost. Jakarta: Bumi
Aksara

Kementrian Pekerjaan Umum. (2012). Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP)


Bidang Pekerjaan Umum. Jakarta : Kementrian Pekerjaan Umum.

Mukomoko, J. A. (1987). Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan.


Jakarta: Gaya Media Pratama

Nawangsari,Rita & Taufik, Rizky.(2011).The Analysis of Time Cost Trade Off on


Construction Project.
Tersedia: http://eprints.undip.ac.id/34342/6/2175_CHAPTER_II.pdf [2 Oktober
2013]

Niron, John W.(1992). Pedoman Anggaran dan Borongan Rencana Anggaran


Biaya Bangunan. Jakarta : Asona

PT Pembangunan Perumahan Persero. (2012). Data Proyek: Gambar Bestek,


Kurva S & Analisa Harga Satuan Pekerjaan. PT PP Persero.

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Soedrajat, A. Anggaran Biaya Pelaksanaan (Analisa cara modern). Bandung:
Nova.

Deni Sampurna, 2014


PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA
HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Anda mungkin juga menyukai