SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana S.T
Disusun Oleh :
ABU BAKAR
19070024
ii
ANALISA PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI DARAT MEDAN-
SIBOLGA DENGAN METODE STATED PREFERENCE
ABU BAKAR
19070024
Pembimbing Utama
Nama : ……………………. (............................. )
NIP/NIDN : …………………….
iii
Pembimbing Pendamping
Nama : …………………… (............................. )
NIP/NIDN : ……………………
Mengetahui
Ketua Tim Skripsi
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
(ABU BAKAR)
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya hingga Tugas Akhir dengan judul
“Perbaikan Tanah Lempung Percut Sei Tuan Yang Distabilisasikan Dengan
Abu Cangkang Sawit Ditinjau Dari Uji Loading Test “ dapat diselesaikan.
Penulisan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
sehingga pada kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih
kepada :
1. Bapak Dr. H. Ali Mukti Tanjung, S.H., MM Rektor Universitas
3. Ibu Sheilla Hani,, ST., M.T, Selaku Ka Prodi Teknik Sipil Universitas
4. Yang teristimewa kepada kedua orang tua tercinta keluarga saya yang
mendoakan saya.
Harapan penulis, semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua terutama kalangan Mahasiswa Teknik Sipil serta dapat dijadikan
perbandingan untuk penulisan selanjutnya.
Medan, Juli 2023
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................................ii
PERNYATAAN...........................................................................................................iii
KATA PENGANTAR.................................................................................................iv
DAFTAR ISI.................................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
vi
2.4.3 Angkutan Umum...............................................................24
3.2.1 Populasi.............................................................................35
3.2.2 Sampel...............................................................................36
vii
3.7.1 Uji t (Parsial).....................................................................40
Preference..........................................................................59
70
5.1 Kesimpulan....................................................................................74
DAFTAS PUSTAKA...................................................................................................77
viii
DAFTAR TABEL
ix
Tabel 4.14 Probabilitas dan Utilitas Respon Responden Terhadap Perubahan
x
DAFTAR GAMBAR
.....................................................................................................67
xi
Gambar 4.17 Grafik Sensitivitas Model Terhadap Perubahan Biaya Perjalanan
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
tepatnya di pantai barat Pulau Sumatra. Jaraknya sekitar 350 km dari kota Medan,
memiliki luas 10,77 k , dengan jumlah penduduk sebanyak 89.584 jiwa, dan
Mandailing, Batak Karo, Nias, Minang, Jawa dan Tionghoa. Potensi utama
industri maritim, sehingga tidak heran faktor-faktor ini menjadi pendukung yang
memiliki jumlah penduduk yang besar berjumlah sekitar 2.435.252 jiwa dan
kepadatan penduduk 9.522,22 jiwa/km2 (Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2020)
1
2
darat khususnya bus dan travellebih diminati dan menjadi pilihan bagi para
perjalanan dari Kota Medan menuju Kota Sibolga yaitu Bus Bintang Utara dan
Bus Makmur, sedangkan untuk kendaraan jenis travel terdiri dari 4 jenis yaitu
Simpati, SBI (Sibuluan Indah), Flores dan Martabe travel. Moda transportasi jalan
raya mempunyai beberapa kelebihan, yaitu mobilitasnya tinggi dan dapat bergerak
kapan saja. Oleh karena itu, model tersebut sangat diperlukan untuk memodel
moda(Tamin, 2000).
masyarakat yang akan menggunakan setiap moda, untuk penelitian ini akan
menggunakan model logit biner hal itu dikarenakan model ini menggunakan dua
pilihan moda transportasi alternatif yaitu moda i dan moda j (Miro, 2005). Dengan
waktu perjalan, biaya, waktu tunggu dan kenyamanan yang diberikan oleh suatu
karakteristik mobil penumpang bus dan mobil penumpang (travel) yang akan
melakukan perjalanan dari Kota Medan menuju Kota Sibolga atau sebaliknya.
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Medan – Sibolga antara mobil bus dan mobil penumpang (travel) dengan
5. Bagaimana pengaruh biaya dan waktu transportasi bus dan travel tujuan
medan-sibolga?
perjalanan Medan – Sibolga (antara bus dan travel) dengan Model Logit
Binomial.
4
preference?
5. Untuk mengetahui pengaruh perubahan biaya dan waktu transportasi bus dan
penumpang
2. Variabel yang dikaji adalah dari segi total biaya perjalanan, total waktu
3. Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 100 sampel
Preference.
dan referensi bagi instansi terkait dalam menangani kebijakan transportasi dan
TINJAUAN PUSTAKA
atau mengalihkan objek dari tempat asal ke tempat tujuan dimana objek dapat
adalah kegiaatan pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari suatu tempat
ke tempat lain. Ada dua unsur yang terpenting dalam transportasi yaitu
sistem tertentu untuk maksud dan tujuan tertentu. Sejak dahulu transportasi telah
digunakan dalam kehidupan masyarakat, hanya saja alat angkut yang dimaksud
bukan seperti sekarang ini. Sebelum tahun 1800 alat pengangkutan yang
digunakan adalah tenaga manusia, hewan, dan sumber tenaga dari alam. Pada
sumber tenaga mekanis seperti kapal uap, kereta api, kendaraan bermotor dan
5
6
keahlian sesuai dengan budaya dan istiadat suatu bangsa atau daerah (Salim,
1993).
yang berguna menurut waktu dan tempat. Fungsi transportasi pada umumnya
alat angkut.
melewati jalan besar dan kecil. Seiring dengan berkembang perdagangan, jalan
ditemukan, dan memiliki banyak bentuk dengan berbagai macam kelebihan dan
7
Moda transportasi darat terdiri dari seluruh bentuk alat transportasi yang
beroperasi di darat. Moda transportasi darat sering dianggap identik dengan moda
transportasi jalan raya (Warpani, 1990). Moda transportasi darat terdiri dari
berbagai varian jenis alat transportasi dengan ciri khusus. Menurut (Miro, 2012).
1. Jalan yang berupa jalur gerak seperti jalan raya, jalan baja, jalan air, jalan
Terminal jalan rel yaitu stasiun kereta api dan Terminal jalan khusus
merupakan pemborosan besar. Akan banyak materi yang terbuang percuma dan
ekonomi, politik, dan pertahanan keamanan memiliki dua fungsi ganda yaitu
sebagai unsur penunjang dan sebagai unsur pendorong. Sebagai unsur penunjang,
transportasi. Hal ini disebabkan karena peran kunci dari angkutan umum dalam
moda angkutan umum menggunakan ruang jalan jauh lebih efisien daripada moda
pengembangan dari tahap model asal tujuan (sebaran perjalan) dan bangkitan
perjalanan, maka pada tahap pilihan moda ini kita mencoba menentukan jumlah
untuk suatu asal tujuan tertentu. Konsumen jasa transportasi dapat dikelompokkan
kendaraan pribadi sehingga memiliki akses yang mudah dan dapat memilih
(ekonomikuat).
10
akan menggunakan setiap moda. Proses ini dilakukan dengan maksud untuk
d. pendapatan,
lain-lain,
4. Ciri kota atau zonamelipiti jarak dari pusat kota dan kepadatan penduduk.
Menurut Tamin (2000) dalam pemodelan pemilihan moda, ada beberapa hal
1. Biaya
perkiraan dengan biaya aktual. Biaya perkiraan adalah biaya yang dipikirkan
oleh pemakai jalan dan dasar pengambilan keputusan, sedangkan biaya aktual
dilakukan.
orang yang berangkat dari rumah dan tidak mempunyai atau menggunakan
mobil (tidak ada pilihan lain kecuali angkutan umum). Diasumsikan bahwa
Realitanya tentu tidak sesederhana itu. Sebagai contoh, orang yang tidak
angkutan umum karena mobilnya tidak tersedia pada saat dia memerlukan.
Dibeberapa negara Barat terdapat pilihan lebih dari dua moda; misalnya,
indonesia terdapat beberapa jenis moda kendaraan bermotor dan berjalan kaki
moda yang tersedia (mobil, bus, atau kereta api). Model pemilihan moda yang
Total Pergerakan
Umum
Pribadi
Bus
Paratransit
mendukung pendapat selama ini yang menyatakan bahwa tahap pemilihan moda
umum jalan raya yaitu mobil bus dan mobil penumpang (travel) pada perjalanan
Medan – Sibolga.
pengguna jasa angkutan umum yang berbeda akan memilih moda angkutan yang
memiliki atribut yang berbeda sesuai dengan tingkat kepuasan (utilitas) yang di
berikut:
d. Frekuensi perjalanan.
3. Keamanan.
b. Kemungkinan kecelakaan.
minuman.
e. Kesenangan perjalanan.
f. Estetika Perjalanan.
5. Pelayanan Ekspedisi.
b. Asuransi
sampai tiba di tempat tujuan, dalam hal ini termasuk waktu bongkar
pelayanan.
Dalam studi ini, atribut yang dipakai dalam penelitian preferensi pilihan
moda adalah biaya perjalanan (cost), waktu perjalanan (time), kenyamanan dan
Jalan telah mengatur mengenai Standar Pelayanan Angkutan Orang (Pasal 141)
Berbasis Jalan:
17
dan mutu pelayanan yang berhak diperoleh setiap Pengguna Jasa Angkutan
2. Angkutan Massal Berbasis Jalan adalah suatu sistem angkutan umum yang
4. Kawasan Megapolitan adalah kawasan yang terbentuk dari 2 (dua) atau lebih
sebuah sistem.
Kawasan Perkotaan yang berdiri sendiri atau Kawasan Perkotaan inti dengan
1000 jiwa.
6. Kawasan Perkotaan Besar adalah Kawasan Perkotaan yang terdiri atas sebuah
Kawasan Perkotaan yang berdiri sendiri atau Kawasan Perkotaan inti dengan
18
1.000.000 jiwa.
sebuah Kawasan Perkotaan yang terdiri sendiri atau Kawasan Perkotaan inti
c) Kawasan yang berada dalam bagian dari dua atau lebih daerah yang
b) Lajur khusus
angkutan massal
19
a. Keamanan
b. Keselamatan
c. Kenyamanan
d. Keterjangkauan
e. Kesetaraan, dan
f. Keteraturan
a. Indikator, dan
yang terkait dalam sistem angkutan yaitu pemakai jasa angkutan, perusahaan
untuk mendapatkan jasa angkutan (misalnya tarif angkutan dan tol), waktu
20
fasilitas transportasi.
pemakai informasi sangat penting, informasi yang tepat waktu berarti jangan
sampai informasi yang disampaikan sudah basi atau sudah menjadi rahasia umum.
keputusan tersebut”
kendala utama untuk proses produksi jasanya, bila waktu mereka tidak
jasa pengiriman barang seperti melalui jalur darat, udara, maupun laut. Hal lain
cuaca saat itu, kemacetan yang terjadi saat proses pengiriman dan hal lainnya
2. Peak Season Peak season adalah masa-masa ramai, dimana kesibukan yang
contoh saat bulan puasa (Ramadhan) hingga mendekati Lebaran (Idul Fitri).
kapan barang akan tiba, karena meningkatnya jumlah barang yang harus
3. Alamat tidak lengkap. Hal ini kadang terjadi, dimana ada konsumen yang
alamatnya. Untuk mengatasinya, ada baiknya dalam suatu bisnis online shop
dikonfirmasi.
digunakan saat membeli barang melalui online shop. Hal ini cukup
sekitarnya.
Ketepatan dan kesesuaian jumlah dalam pengiriman dan kesesuaian isi kemasan,
disamping waktu pengiriman yang sesuai dengan tanggal yang sudah ditentukan,
jumlah barang yang dikirim harus sesuai dengan jumlah barang yang dipesan serta
Menurut Yazid (2003) dalam Huda (2016) Salah satu keputusan terpenting
dalam menajemen distribusi adalah penentuan jadwal serta rute pengiriman dari
satu lokasi ke lokasi beberapa lokasi tujuan. Bagi sejumlah perusahaan jasa, waktu
adalah kendala utama untuk proses produksi jasanya, bila waktu mereka tidak
jasa pengiriman barang seperti melalui jalur darat, udara, maupun laut. Hal lain
cuaca saat itu, kemacetan yang terjadi saat proses pengiriman dan hal lainnya
Menurut Sudjono, dkk, (2011) dalam Huda (2016) Salah satu keputusan
pengiriman dari satu lokasi ke lokasi beberapa lokasi tujuan. Keputusan seperti ini
sangat penting bagi mereka yang mengirimkan barangnya dari satu lokasi
24
Keputusan jadwal pengiriman serta rute yang akan ditempuh oleh setiap tipe
demikian, biaya bukanlah satu - satunya faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
proses pengiriman. Disamping itu, jadwal dan rute sering kali juga harus
pengangkutan.
barangnya dari satu lokasi (misalnya gudang regional) ke berbagai toko yang
tersebar di sebuah kota. Keputusan jadwal pengiriman serta rute yang akan
ditempuh oleh setiap tipe kendaraan akan sangat berpengaruh terhadap biaya -
biaya pengiriman. Namun demikian, biaya bukanlah satu - satunya faktor yang
satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan di ruang lalu lintas
jalan, Angkutan yang dilayani denganmobil penumpang umum dan Mobil Bus
umum dari suatu tempat ke tempat lain, mempunyai asal-tujuan, lintasan, dan
waktu yang tetap dan teratur serta dipungut bayaran (Menteri Perhubungan,
2019).
umum mobil bus dan mobil penumpang (travel) yang akan melakukan perjalanan
tempat duduk lebih dari 8 (delapan) orang, termasuk untuk pengemudi atau yang
beratnya lebih dari 3.500 (tiga ribu lima ratus) kilogram(Menteri Perhubungan,
2019). Mobil bus yang diteliti pada penelitian ini terdiri dari Bus Bintang Utara
pada pukul 20:00 WIB dengan jumlah kursi peenumpang bus sebanyak 32
penumpang dan hanya melayani 1 bus untuk setiap hari dengan tujuan Medan –
Sibolga.
b. Kapasitas angkut lebih besar dari pada mobil penumpang pribadi dan taksi
c. Daerah jangkauan pelayanan bebas dan luas mulai dari jarak dekat,
c. Menyebabkan polusi
pengemudi atau yang beratnya tidak Lebih dari 3.500 (tiga ribu lima ratus)
26
kilogram. Jenis mobil penumpang pada penelitian ini terdiri dari 4 jenis yaitu
merupakan faktor yang sangat menentukan bagi seseorang dalam memilih sarana
a. Faktor Kuantitatif
b. Faktor Kualitatif
misalnya perlindungan dari cuaca luar, fasilitas AC, Tempat duduk yang
mengetahui respon mereka terhadap situasi yang berbeda. survei stated preference
transportasi yang saat ini tidak ada dimasukkan sebagai sarana transportasi
Pada teknik ini, peneliti dapat mengontrol secara penuh faktor-faktor yang
contohnya apabila biaya perjalanan lebih murah dan waktu perjalanan lebih cepat
28
akan mempengaruhi responden dalam pemilihan moda transportasi mobil bus dan
kepada responden. Keuntungannya adalah bahwa efek dari setiap atribut yang
(dua) alternatif moda saja. Pengambilan keputusan pada model logit binomial
ditentukan pada sepasang alternatif diskrit, dimana alternatif yang akan dipilih
adalah yang mempunyai utilitas terbesar, utilitas dalam hal ini dipandang sebagai
utilitas acak (random utility). Pada penelitian ini perilaku pemilihan moda
angkutan penumpang yang akan diamati adalah angkutan umum mobil bus dan
travel (Wulansari, 2016). Dalam model pemilihan diskret, model logit biner
adalah model yang paling mudah dan paling sering digunakan oleh karena itu
Pada model logit binomial ini, konsumen dihadapkan pada dua pilihan
moda transportasi alternatif yaitu moda i dan moda j. Model logit biner/binomial
P( i ) = = (2.1)
P( j ) =
dimana:
29
= eksponensial
mode choice binary logit model: a case study for Johor Bahru city” yang
masuk akal dengan akurasi 80% dan area di bawah kurva ROC.
berjudul “Mode Choice Modelling Between Bus and Train Under the New
analisis validasi model, dan analisis sensitivitas, Dari hasil pemodelan, 89%
penumpang akan memilih bus jika tarif kereta api lebih dari Rp160,000. Nilai
probabilitas akan sama jika tarif bus Rp25.000 lebih tinggi daripada tarif
kereta api.
3. Novie Dhanayani wahyu dan Siti, (2022) melakukan penelitian yang berjudul
frekwensi kendaraan per jam membuat minat naik angkutan pedesaan naik
sebesar 1,436 kali. Dari penelitian ini kami sangat berharap bahwasanya
SP) dan dibagi menjadi tiga bagian. Analisis data dilakukan dengan
umum untuk perjalanan mereka sehari-hari, dan hal ini sesuai juga dengan
hasil dari surveistated preference (SP). Hal ini dikarenakan waktu perjalanan
Logit Model Untuk Pemilihan Moda Antara Pesawat Udara, Kereta Api
kereta api eksekutif bersedia berpindah ke kereta api ekspres. Penelitian ini
diperhatikan adalah harga tiket dan waktu tempuh. Hasil survei ini kemudian
yang akan mempunyai utilitas terbesar, utilitas dalam hal ini dipandang
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut hasil analisis regresi untuk model
utility pemilihan moda antara pesawat udara dengan KA ekspres dan antara
berupa selisih biaya perjalanan. Data yang digunakan adalah data primer
kelamin perempuan 52%, berpendapatan perbulan < 2 juta rupiah 35%, latar
moda bus 29% dan kereta api 35% lebih dari 1 tahun, biaya perjalanan Rp.
menggunakan moda kereta api 51% dan atribut yang paling berpengaruh
binomial selisih didapatkan hasil 13,43% memilih bus dan 86,57% memilih
kereta api. Sehingga untuk mencapai 50% keatas memilih bus maka moda
bus harus menurunkan tarif minimal Rp. 20.000 dari kereta api.
BAB III
METODE PENELITIAN
MULAI
Identifikasi masalah
Tujuan penelitian
Pengumpulan Data
SELESAI
Gambar 3.1 Diagram alir penelitian
34
35
penelitian lebih terarah, efisien, efektif dan tidak menyimpang dari batasan
pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada diagram alir dalam Gambar 3.1
3.2.1 Populasi
Populasi disini adalah jumlah penumpang perhari bus dan travel tujuan
Medan-Sibolga.
a. Bus
Jumlah perhari 58
Sumber : wawancara dengan agen/karyawan operator bus
b. Travel
2 2 7 80% 12
CV. Simpati Taxi
3 2 7 80% 12
PT. Sibuluan Indah pratama
4 2 7 80% 12
CV. Martabe
36
42
Jumlah perhari
3.2.2 Sampel
Untuk menentukan jumlah sampel dari populasi dalam hal ini adalah jumlah
Dimana :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
jumlah penumpang perhari pada masing- masing moda dengan nilai e = ±10 %
a. Bus
b. Travel
Maka total jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 100 orang penumpang
masalah. Perumusan masalah disesuaikan dengan tujuan penelitian dan hasil yang
diharapkan yang kemudian akan dicari solusi dari permasalahan tersebut. Dalam
karakterisik pelaku perjalanan pengguna kendaraan umum mobil bus dan travel.
bus dan mobil penumpang (travel) dengan teknik stated preference. Oleh karena
itu terlebih dahulu perlu dilakukan penyusunan kuesioner. Adapun isi kuesioner
besar biaya perjalanan, lama waktu perjalanan, alasan memilih moda yang
digunakan.
kemungkinan yang akan dipilih dengan melihat perubahan atribut total waktu
Lokasi survey dalam penelitian ini adalah di masing-masing loket bus dan
Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner dan
umur pengguna, pekerjaan dan tarif yang dikeluarkan pengguna maupun alasan
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi atau sumber tak
sekunder yang digunakan yaitu data jumlah pengguna kendaraan umum bus dan
tersebut disajikan dalam format microsoft excel. Pada proses pengolahan data ada
digunakan analisis statistik deskriptif. Hasil dari analisa ini adalah gambaran
akurat sesuai dengan apa yang didapatkan dari data survei. Data tersebut
karakteristik pelaku perjalanan yang ditanyakan adalah jenis kelamin, umur, status
maksud perjalanan, asal dan tujuan perjalanan, besar biaya perjalanan, lama waktu
Pada penelitian ini model yang digunakan untuk analisis pemilihan moda
antara mobil bus dan travel adalah model logit binomial dibantu oleh software
SPSS dengan menggunakan variabel terikat (selisih utilitas kendaraan mobil bus
pengaruh antara beberapa variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Model
persamaan regresi linear berganda dalam peneletian ini adalah sebagai berikut:
Uji Simultan atau uji F digunakan untuk menguji keterikatan pengaruh dari
determinasi adalah antar 0 sampai 1. Semakin kecil nilai R2, maka semakin
41
karena terdapat lebih dari satu variabel independen dan apabila hanya ada 1
Kesimpulan dan saran didapatkan setelah seluruh data diolah dan dianalisis
dan probabilitas responden yang akan berpindah dari moda kendaraan umum
Data disajikan
Pengolahan dalam bentuk tabel
3. data dan grafik,
kemudian
dianalisa
Merangkum dan
Penyusunan menuliskan hasil
4. laporan penelitian ke dalam
bentuk
laporan
5. Penyajian Penyajian laporan
laporan & ppt.
BAB IV
Kota Medan merupakan Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota
Medan ini adalah Kota terbesar di Pulau Provinsi Sumatera Utara. Kota Medan
adalah pintu gerbang wilayah Indonesia pada bagian barat dan juga termasuk
sebagai pintu gerbang bagi para wisatawan untuk menuju objek wisata Brastagi di
daerah daratan tinggi Karo, objek wisata Orang Utan di Bukit Lawang, Danau
Toba. Medan didirikan oleh Guru Patimpus Sembiring Pelawi pada tahun 1590.
John Anderson adalah orang Eropa pertama yang mengunjungi Deli pada Tahun
1833 yang menemukan sebuah kampung yang bernama Medan. Kampung Medan
ini dahulu nya berpenduduk 200 orang dan dipimpin oleh seseorang bernama
Tuanku Pulau Berayan sudah sejak beberapa tahun bermukim disana untuk
menarik pajak dari sampan-sampan atau perahu kecil pengangkut lada yang
menuruni sungai. Pada tahun 1886, Medan secara resmi mendapatkan status
sebagai Kota, dan pada tahun berikutnya residen Timur serta Sultan Deli pindah
ke Medan. Kemudian, pada tahun 1909, Medan menjadi Kota yang penting diluar
secara besar-besaran. Dewan kota yang pertama terdiri dari 12 anggota orang
43
44
Bujur Timur. Kota Medan 2,5-3,75 meter di atas permukaan laut. Kota Medan
dan suhu maksimum berkisar antara 30,6 ºC-33,1 oC serta pada malam hari
wilayah laut yaitu pantai Barat Belawan dan daerah pedalaman yang tergolong
dataran tinggi, seperti Kabupaten Karo. Akibatnya suhu di Kota Medan menjadi
tergolong panas. Kecepatan angin rata-rata sebesar 0,42 m/sec sedangkan rata-rata
Kota Medan mempunyai luas 26.510 hektar (265,10 km 2) atau 3,6% dari
Kota/Kabupaten lainnya, Medan sendiri memiliki luas wilayah yang relatif kecil
dengan jumlah penduduknya yang relatif lebih besar. Secara geografis Kota
Medan terletak 3° 30'-3° 43' Lintang Utara dan 98° 35'-98° 44' Bujur Timur.
Untuk itu, topografi Kota Medan relatif miring ke Utara, dan berada pada
Kota Sibolga dulunya adalah sebuah bandar kecil di Teluk Tapian Nauli
dan terletak di pulau Poncan Ketek. Pulau ini terletak tidak terlalu jauh dari pusat
Kota Sibolga yang sekarang. Diperkirakan bandar tersebut ada sekitar aba ke-18
kolonial Belanda, pada abad 19 didirikan bandar baru, yaitu kota Sibolga yang
pulau Poncan Ketek akan sulit berkembang. Disamping pulaunya terlalu kecil
juga tidak memungkinkan menjadi kota pelabuhan yang fungsinya bukan saja
sebagai tempat bongkar muat barang dan juga hasil perikanan tangkap, tetapi juga
Ketek mati, bahkan bekas peninggalannyapun tidak terlihat lagi saat ini.
Sebaliknya bandar baru, yaitu Kota Sibolga yang sekarang berkembang pesat
menjadi Kota pelabuhan dan perdagangan. Bukan hanya sebagai pelabuhan jasa
barang dan penumpang, kota yang berada di teluk Tapian Nauli ini juga
tangkap.
Letak Kota Sibolga berada di pantai Barat Sumatera Utara. Berjarak kurang
lebih sekitar 344 km2 dari Kota Medan. Kota Sibolga ini terletak pada bagian sisi
pantai Teluk Tapian Nauli menghadap ke arah lautan Hindia. Kota ini
pantai. Pada sebelah Timur terdiri dari gunung dan sebelah Baratnya terdapat
46
lautan. Lebar kota yaitu berjarak kurang lebih 500 meter sedangkan memiliki
panjang yaitu 8.520 km2. Dikarenakan daratan yang sempit dan tidak sebanding
terdiri dari 88,16 Ha (82,5%) daratan, 187,84 Ha (17,44%) daratan kepulauan, dan
2.171,6 Ha lautan. Daratan kepulauan yang menjadi bagian dalam wilayah Kota
Sibolga yaitu Pulau Panjang, Pulau Sarudik, Pulau Poncan Gadang (Besar), dan
juga Pulau Poncan Ketek (kecil). Mayoritas mata pencaharian dari penduduk
Sibolga adalah nelayan, karena dilihat dari kondisi geografis yang memiliki lautan
yang luas. Dan juga sebagian mata pencaharian masyarakat Sibolga adalah
Sibolga antara lain, Sungai Aek Doras, Sungai Sihopo-hopo, Sungai Muara
Pada pengumpulan data primer ini jumlah sampel direncanakan adalah 100
sampel yaitu pengguna kendaraan pribadi pada rute perjalanan Medan Sibolga.
responden terdiri dari tiga bagian kelompok pertanyaan yaitu bagian karakteristik
Pelaksanaan survei awal dilakukan pada 08 januari 2023. Tujuan dari survei
awal ini adalah untuk melihat apakah kuesioner yang dibuat sudah sesuai dengan
kebutuhan dan dapat dimengerti oleh responden. Pada survei awal dilihat apakah
masyarakat sudah mau memilih berpindah ke moda bus dan travel dengan
pernyataan stated preferece yang ditawarkan di kuesioner. Pada Survei awal ini
sebanyak 25 sampel. Dari 100 sampel awal kuesioner sudah sesuai dengan
Raja, 10 Januari 2023 di Teladan. Jumlah surveyor dalam survei ini berjumlah 9
orang. Dari hasil survei terkumpul sampel sebanyak 91 sampel. Pengguna bus
digunakan adalah 100 sampel. Pengguna bus sebanyak 55 sampel dan pengguna
perempuan sebanyak 56% . Hasil survei bisa di lihat pada Tabel 4.1 dan Gambar
4.3 berikut.
49
b. Pekerjaan Responden
banyak bekerja sebagai wiraswasta yaitu 50%. Untuk lebih detailnya dapat dilihat
c. Umur Responden
Berdasarkan hasil survei diperoleh data responden paling banyak yaitu umur
(18- 25) tahun yaitu 9%. Untuk lebih detailnya dapat dilihat pada Tabel 4.3
Umur Responden
d. Status Pernikahan
memiliki status pernikahan belum menikah yaitu 60%. Untuk lebih detailnya
Status Pernikahan
e. Pendapatan Responden
yaitu24%. Untuk lebih detailnya dapat dilihat pada Tabel 4.5 dan Gambar 4.7
berikut.
Pendapatan Responden
f. Kepemilikan Kendaraan
memiliki sepeda motor 59%. Bisa dilihat pada Tabel 4.6 hanya sedikit
a. Waktu Tempuh
waktu tempuh (30-60) menit dari asal sampai tujuan perjalanan yaitu 50%. Untuk
lebih detailnya dapat dilihat pada Tabel 4.7 dan Gambar 4.10 berikut.
<30 5 5%
30-60 50 49%
60-90 40 10%
>90 5 5%
b. Biaya Perjalanan
yaitu 50% dan pertimbangan biaya/ekonomi 40%. Untuk lebih detailnya dapat
Biaya/Ekonomi 15 20%
Keamanan/Kenyamanan 30 30%
Kecepatan/Waktu 40 40%
Mobilitas 15 15%
d. Maksud Perjalanan
59
responden adalah untuk bekerja. Untuk lebih detailnya dapat dilihat pada Tabel
akan dikembangkan dalam studi ini adalah analisis regresi. Analisis dengan
menggunakan rating yaitu respon individu berupa pilihan terhadap poin rating
numerik yang kemudian akan digunakan sebagai nilai utilitas (suatu nilai respon
tersebut. Dapat dikatakan bahwa respon yang diberikan berupa skala kualitatif
perjalanan dan total biaya perjalanan menggunakan bus dan juga perubahan waktu
total waktu dan total biaya perjalanan, juga waktu dan biaya menuju stasiun kereta
Tabel 4.11 Hasil Respon Responden Terhadap Perubahan Kondisi Perjalanan Menggunakan Bus
pada Total Waktu dan Total Biaya Perjalanan
perjalanan menggunakan bus. Pada saat total biaya perjalanan sama dengan
kendaraan pribadi namun total waktu perjalanan lebih cepat responden cenderung
memilih travel. Pada saat total waktu perjalanan bus sama dengan traveldan total
pada saat total biaya perjalan Rp.20.000,- responden cenderung memilih untuk
Tabel 4.12 Hasil Respon Responden Terhadap Perubahan Kondisi Perjalanan Menuju Stasiun
bus pada Waktu dan Biaya ke travel
5 5000 22 1 4 12 64
15 5000 25 3 11 23 41
30 5000 57 5 16 14 11
5 10000 34 8 8 25 28
15 10000 52 8 16 14 13
30 10000 79 3 8 7 6
perjalanan menuju stasiun bus dan travel. Pada saat biaya perjalanan Rp.5000,-
dan waktu menuju ke stasiun masih lebih kecil sama dengan 15 menit responden
cenderung memilih mengunakan bus. Pada saat biaya menuju stasiun Rp.10.000,-
bus.
Persamaan fungsi utilitas busdan dan trsvel yang digunakan dalam model
pemilihan moda pada penelitian ini adalah persamaan linear. Bentuk umum dari
𝑦 = 𝑎 + 𝑏𝑥
63
3. Berdasarkan perubahan waktu dan biaya menuju stasiun bus dan kereta api.
Tabel 4.13 Probabilitas dan Utilitas Respon Responden Terhadap Perubahan Kondisi Perjalanan
Menggunakan bus dan travel pada Total Waktu dan Total Biaya Perjalanan
Tabel 4.14 Probabilitas dan Utilitas Respon Responden Terhadap Perubahan Kondisi Perjalanan
Menggunakan Bus Dan Travel pada Waktu Perjalanan dan Biaya Perjalanan statsiun ke Bus
Dan Travel
64
dimana :
𝑥1 = Selisih total waktu perjalanan antara kereta api dan kendaraan pribadi
Model pemilihan moda antara bus dan travel untuk rute Medan-Sibolga
65
yang diperoleh dalam penelitian tugas akhir ini adalah model logit binomial
dengan fungsi utilitas antara kedua moda dalam bentuk persamaan linear.
Persamaan model pemilihan moda antara travel dan bus adalah sebagai berikut:
𝑒𝑈𝐾𝐴 1
𝑃𝐾𝐴 = =
𝑒𝑈𝐾𝐴 + 𝑒𝑈𝐾𝑃 1 + 𝑒 −(𝑈𝐾𝐴−𝑈𝐾𝑃)
𝑃𝐾𝑃 = 1 − 𝑃𝐾𝐴
sebagai berikut:
1. Berdasarkan total biaya perjalanan sama dengan travel, namun total waktu
𝑃𝐾𝐴 =
1 + 𝑒 −(0.185+0.042𝑥1)
𝑃𝐾𝐴 =
1 + 𝑒 −(1.571−0.094𝑥2)
3. Berdasarkan perubahan waktu dan biaya menuju stasiun Bus dan travel.
𝑃𝐾𝐴 =
1 + 𝑒 −(1.848−0.055𝑥3−0.153𝑥4 )
66
0.
9
0.8
0.7
0.6
Pka
Gambar 4.14 Grafik Probabilitas
0.4
Pemilihan Moda dengan Selisih Utilitas
Pkp
Tabel 4.15 Probabilitas Pemilihan Moda dengan Model Logit Binomial
c. Sensitivitas Model
probabilitas pemilihan moda kereta api jika dilakukan perubahan nilai atribut yang
1. Nilai selisih total waktu perjalanan antara kereta api dan kendaraan pribadi
2. Nilai total biaya perjalanan menggunakan kereta api ditambah atau dikurangi.
3. Nilai waktu perjalananan menuju stasiun kereta api ditambah atau di kurangi.
4. Nilai biaya perjalanan menuju stasiun kereta api ditambah atau dikurangi.
nilai atribut.
perjalanan antara kereta api dan kendaraan pribadi diperoleh hasil grafik seperti
Probabilitas Kereta Api
0.8
0.7
0.6
0.5
Pka
0.4
0.3
perbedaan total waktu perjalanan antara kereta api dan kendaraan pribadi akan
b. Dengan melihat grafik diketahui bahwa probabilitas memilih kereta api akan
lebih besar jika selisih total waktu perjalanan antara kereta api dan kendaraan
Travel
Probabilitas Bus Dan Travel
Berdasarkan analisa sensitivitas terhadap perubahan total biaya perjalanan
menggunakan bus dan travel diperoleh hasil grafik seperti gambar 4.16 berikut.
a. Memperlihatkan arah kemiringan garis negatif, yaitu semakin besar total biaya
memilih travel.
b. Dengan melihat grafik diketahui bahwa probabilitas memilih bus akan lebih
Rp.150.000,-.
perjalanan menuju stasiun Bus Dan Travel diperoleh hasil grafik seperti gambar
70
b. Dengan melihat grafik diketahui bahwa probabilitas memilih Bus Dan Travel
lebih besar dibanding dengan probabilitas memilih travel jika biaya menuju
Travel
perjalanan menuju stasiun bus dan travel diperoleh hasil grafik seperti gambar
Probabilitas Bus Dan Travel
4.18 berikut.
71
b. Dengan melihat grafik diketahui bahwa probabilitas memilih Bus Dan Travel
lebih besar dibanding dengan probabilitas memilih Bus jika waktu menuju
4.4 Pembahasan Perbandingan Hasil dengan Keadaan Bus Dan Travel saat
ini
Melihat dari hasil penelitian bisa dilihat bahwa total biaya perjalanan dan
Dimana dari segi total biaya perjalanan, bukan hanya biaya pada saat di bus dan
travel yang menjadi bahan pertimbangan tetapi juga biaya dari asal menuju
stasiun awal dan biaya dari stasiun akhir menuju tujuan menjadi bahan
pertimbangan responden untuk memilih menggunakan bus. Dan dari segi total
72
waktu perjalanan yang dipertimbangkan bukan hanya waktu saat di bus dan travel
tetapi juga apakah waktu dari asal perjalanan menuju stasiun awal dan waktu dari
perjalanan.
dalam satu hari adalah sebanyak 50 orang per hari. Sehingga jumlah potensi
penumpang yang beralih moda dari travel ke bus dapat dihitung berdasarkan
Dari analisis stated preference antara moda travel dan bus rute medan-
sibolga didapat berdasarkan atribut harga tiket pada saat harga bus Rp 110.000
potensi penumpang bus 51% yakni sebanyak 54 orang per hari kemudian saat
harga tiket Rp. 130.000 potensi penumpang bus 40% yakni 40 orang per hari dan
pada saat harga tiket Rp.150.000 potensi penumpang bus 30% yakni 2 orang per
hari. Berdasarkan atribut waktu tempuh saat waktu tempuh bus 9 jam 34 menit
potensi penumpang bus 51% yakni 54 orang per hari dan pada saat waktu tempuh
bus 9 jam 30 menit potensi penumpang 53% yakni 56 orang per hari. Sedangkan
kali per hari potensi penumpang bus 51% yakni 54 orang per hari dan ketika
frekuensi keberangkatan bus lima kali per hari potensi penumpang bus 60% yakni
Travel saat ini sudah memberikan layanan yang cukup baik dari segi
73
biaya dan waktu. Dimana harga tiket saat ini adalah Rp.130.000,- Dari data
diketahui bahwa rata-rata penumpang travel rute Medan-sibolga dalam satu hari
adalah sebanyak 50 orang per hari. Sehingga jumlah potensi penumpang yang
beralih moda dari busl ke trsvel dapat dihitung berdasarkan probabilitas yang
Dari analisis stated preference antara moda travel dan bus rute medan-
sibolga didapat berdasarkan atribut harga tiket pada saat harga travel Rp 90.000
potensi penumpang travel 40% yakni sebanyak 30 orang per hari kemudian saat
harga tiket Rp. 110.000 potensi penumpang travel 30% yakni 30 orang per hari
dan pada saat harga tiket Rp.120.000 potensi penumpang travel 45% yakni
40 orang per hari. Berdasarkan atribut waktu tempuh saat waktu tempuh travel 9
jam 30 menit potensi penumpang travel 40% yakni 34 orang per hari dan pada
saat waktu tempuh travel 9 jam 45 menit potensi penumpang 60% yakni 56 orang
keberangkatan travel 7,6 kali per hari potensi penumpang travel 50% yakni 90
orang per hari dan ketika frekuensi keberangkatan bus lima kali per hari potensi
masing- masing atribut. Atribut biaya merupakan atribut yang lebih berpengaruh
dibanding dengan atribut waktu dalam pemilihan bus dan travel. Ini mungkin
waktu tempuh yang lebih cepat dan biaya lebih murah. Namun jika menggunakan
bus dan travel biaya lebih murah atau waktu tempuh lebih cepat responden
5.1 Kesimpulan
pada pukul 08.00 WIB, 10.00 WIB, 12.00 WIB, 14.00 WIB dan 16.00 WIB
lebih sering melakukan perjalanan pada pagi hari dengan waktu tempuh
menggunakan travel untuk rute Medan-Sibolga adalah 9jam. Bus yang melayani
rute Medan-Sibolga berangkat setiap harinya pada pukul 03.00 WIB dengan tarif
Dari analisis stated preference antara moda travel dan bus rute medan-
sibolga didapat berdasarkan atribut harga tiket pada saat harga bus Rp 110.000
potensi penumpang bus 51% yakni sebanyak 54 orang per hari kemudian saat
harga tiket Rp. 130.000 potensi penumpang bus 40% yakni 40 orang per hari dan
pada saat harga tiket Rp.150.000 potensi penumpang bus 30% yakni 2 orang per
hari. Berdasarkan atribut waktu tempuh saat waktu tempuh bus 9 jam 34 menit
potensi penumpang bus 51% yakni 54 orang per hari dan pada saat waktu tempuh
bus 9 jam 30 menit potensi penumpang 53% yakni 56 orang per hari. Sedangkan
kali per hari potensi penumpang bus 51% yakni 54 orang per hari dan ketika
75
76
frekuensi keberangkatan bus lima kali per hari potensi penumpang bus 60% yakni
Dari analisis stated preference antara moda travel dan bus rute medan-
sibolga didapat berdasarkan atribut harga tiket pada saat harga travel Rp 90.000
potensi penumpang travel 40% yakni sebanyak 30 orang per hari kemudian saat
harga tiket Rp. 110.000 potensi penumpang travel 30% yakni 30 orang per hari
dan pada saat harga tiket Rp.120.000 potensi penumpang travel 45% yakni 40
orang per hari. Berdasarkan atribut waktu tempuh saat waktu tempuh travel 9 jam
30 menit potensi penumpang travel 40% yakni 34 orang per hari dan pada saat
waktu tempuh travel 9 jam 45 menit potensi penumpang 60% yakni 56 orang per
keberangkatan travel 7,6 kali per hari potensi penumpang travel 50% yakni 90
orang per hari dan ketika frekuensi keberangkatan bus lima kali per hari potensi
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan untuk penelitian yang akan datang
3. Pada saat ingin melakukan penelitian atau mengambil data pada suatu instansi
alangkah lebih baik apabila atribut yang digunakan lebih banyak, sehingga
bervariasi.
78
79