TESIS
OLEH:
ARI SAPUTRA
1420532032
MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
2016
Analisis Tarif Instalasi Bedah Sentral Berdasarkan Unit Cost di
RSUD Sijunjung Tahun 2015
Oleh :
ARI SAPUTRA
1420532032
TESIS
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
COST DI RSUD SIJUNJUNG TAHUN 2015. Tesis ini bertujuan untuk memenuhi
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains Program Studi Akuntansi,
pada Program Magister dan Doktor Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Padang.
Penyusunan hingga terwujudnya tesis ini tidak lepas bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini tak lupa terimakasih yang sebesar-besarnya
1. Bapak Dr. Harif Amali Rivai, SE., MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
2. Bapak Dr. Suhairi, S.E, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi Magister
3. Bapak Dr. Suhairi, S.E, M.Si, Ak selaku pembimbing I dan Ibu Rayna Kartika,
SE, M.Comm, Ak selaku pembimbing II, yang telah meluangkan waktu untuk
penelitian ini;
i
6. Jajaran direksi dan staf di RSUD Sijunjung yang telah memberikan bantuan
7. Terspesial untuk kedua Orang tua Almarhum Papa Amril dan Mama Murlida,
kedua kakak (Weni Amril, SE dan Desi Amril) yang memberikan bantuan dan
10. Semua pihak yang telah turut membantu dalam penulisan tesis ini.
Pasti, tiada gading yang tak retak. Mohon maaf dan semoga karya penulisan
Ari Saputra
ii
ABSTRAK
iii
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
iv
2.3.2 Tujuan Penetapan Tarif ............................................................. 20
2.3.3 Strategi Penetapan Tarif ............................................................ 21
2.3.4 Tarif Rumah Sakit Pemerintah.................................................. 29
2.3.5 Metode Penetapan Tarif ............................................................ 32
2.4. Konsep Biaya .................................................................................... 33
2.4.1. Pengertian Biaya ..................................................................... 33
2.4.2. Klasifikasi Biaya ..................................................................... 35
2.4.3. Biaya Produksi ........................................................................ 40
2.5. Biaya Satuan (Unit Cost) .................................................................. 48
2.6. Analisis Biaya ................................................................................... 50
2.7. Metode Analisis Biaya ...................................................................... 54
v
4.1.4. Sumber Daya Manusia (SDM)................................................ 74
4.2 Pembahasan Penelitian ...................................................................... 74
4.2.1. Biaya Tindakan di Instalasi Bedah Sentral ............................ 75
4.2.2. Perhitungan Cost Recovery Rate ............................................. 116
V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 119
5.1. Kesimpulan ...................................................................................... 119
5.2 Saran ................................................................................................. 120
5.3. Keterbatasan ....................................................................................... 121
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah dan salah satu bentuk pelayanan
Undang (UU) Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit
kemanusiaan, etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti
fungsi sosial.
Rumah sakit dilihat dari segi pengelolaannya dapat dibagi menjadi dua yaitu,
rumah sakit publik dan rumah sakit privat. Rumah sakit publik dikelola oleh
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan badan hukum yang bersifat nirlaba.
Rumah sakit publik yang dikelola Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
Sedangkan, Rumah Sakit privat dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang
1
Rumah sakit merupakan suatu bentuk organisasi yang unik dan kompleks
dan mempunyai sifat serta ciri dan fungsi khusus karena didalamnya terdapat
berbagai macam profesi yang terlibat untuk menghasilkan produk jasa pelayanan
medis maka dalam perkembangannya baik ilmu dan teknologi harus dapat melihat
komoditi sosial. Oleh sebab itu penentuan tarif yang dibebankan kepada pasien harus
kesehatan di rumah sakit perlu ditingkatkan agar menjadi efisien dan efektif. Dengan
subsidi yang besar untuk pelayanan kesehatan. Namun subsidi pemerintah tersebut
belum dapat memenuhi kebutuhan operasional rumah sakit, hal tersebut sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Economist Intelligence Unit (EIU) yang
disponsori oleh General Electric (GE) dan dilaporkan dalam Old Problems, fresh
2
Indonesia selama 40 tahun tidak pernah lebih dari 3 persen dan jumlah ini masih di
bawah anggaran untuk BBM dan listrik yang mencapai 6 kali lipatnya. Sebenarnya
karena selama 50 tahun terakhir tidak melebihi angka 4,0% (sekitar 3,0% - 4,0%),
Sedangkan WHO menganjurkan minimal 5,0% dari dana anggaran pendapatan dan
Dalam hal ini mendorong pihak rumah rumah sakit maupun stakeholder
untuk menghitung secara riil berapa biaya pelayanan yang dibutuhkan sehingga dapat
analisis biaya. Analisis biaya merupakan salah satu kegiatan dalam sistem akuntansi
yang bertujuan untuk mengevaluasi perubahan suatu biaya terhadap perubahan suatu
pendapatan. Informasi dari analisis biaya dapat digunakan oleh para manajer sebagai
rumah sakit dalam rangka mendapatkan informasi tentang total biaya rumah sakit,
layanan kesehatan rumah sakit. Dengan pengetahuan tentang analisis biaya, pimpinan
rumah sakit dapat mengetahui pusat-pusat biaya yang ada di rumah sakit, sehingga
pimpinan rumah sakit dapat mengidentifikasi pusat biaya yang mengalami defisit
3
sehingga dapat dilakukan tindakan preventif atau tindakan intervensi. Analisis biaya
juga dapat dipergunakan pimpinan rumah sakit sebagai dasar pengukuran kinerja,
penyusunan anggaran dan subsidi. Analisis biaya dapat pula dijadikan sebagai dasar
dalam mengusulkan tarif pelayanan rumah sakit yang baru dan terjangkau bagi
masyarakat. Selain itu juga dengan analisis biaya masyarakat pun dapat
diinformasikan tentang besar biaya yang diperlukan untuk pelayanan rumah sakit
yang mereka terima. Analisis biaya dalam menetapkan tarif berguna untuk
menganalisa tingkat efesiensi suatu unit pelayanan, yaitu: Cost Recovery, Subsidi
Prinsip analisis biaya di rumah sakit adalah menghitung biaya yang telah
dikeluarkan selama satu tahun di setiap unit-unit fungsional yang ada di rumah sakit
rumah sakit bersangkutan. Hasil analisis semacam ini akan menghasilkan peta biaya
di setiap unit dan di seluruh rumah sakit. Dengan menggunakan analisis biaya yang
semua biaya yang dikeluarkan di unit penunjang ke unit-unit produksi. (Gani, 1997).
Penentuan unit cost dalam analisis biaya diperlukan untuk mengetahui besarnya biaya
yang benar-benar dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk baik berupa barang
ataupun jasa ataupun untuk menilai efisiensi dalam anggaran. (Supriyanto et al,
2000).
4
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sijunjung merupakan rumah sakit
Januari 2012. RSUD Sijunjung adalah rumah sakit kelas C dan pada Desember 2015
telah ditetapkan sebagai rumah sakit yang menerapkan pengelolaan keuangan Badan
Sijunjung terdiri dari pelayanan rawat inap, UGD, poliklinik, bedah sentral, HCU
dan farmasi.
Tabel 1
Anggaran dan Realisasi Pendapatan RSUD Sijunjung
Tahun 2013 dan 2014
PERSENTASE
NO URAIAN ANGGARAN REALISASI
(%)
1 Pendapatan 2013 3.036.120.000 3.478.384.505,84 114,57
2 Pendapatan 2014 6.514.400.000 8.133.579.472 124,86
3 Pendapatan 2015 10.523.700.000 13.936.697.454 132,43
Sumber: Laporan Keuangan RSUD Sijunjung, 2015
Tabel 2
Laporan Realisasi Pendapatan dan Belanja Langsung RSUD Sijunjung
Tahun 2013 dan 2014
BELANJA SURPLUS
NO URAIAN PENDAPATAN
LANGSUNG (DEFISIT)
1 Tahun 2013 3.478.384.505,84 11.042.334.642 (7.563.950.136,2)
2 Tahun 2014 8.133.579.472 15.959.390.491 (7.825.811.019)
3 Tahun 2015 13.936.697.454 22.457.856.440 (8,521,158,986)
Sumber: Laporan Keuangan RSUD Sijunjung, 2015
Sijunjung melebihi dari target yang telah ditetapkan Pemkab Sijunjung, namun
RSUD Sijunjung masih defisit karena dana yang diperoleh belum dapat mencukupi
5
kebutuhan biaya yang harus dikeluarkan untuk memberikan pelayanan. Oleh karena
itu dirasakan perlu adanya analisis biaya pelayanan kesehatan di RSUD Sijunjung
agar bisa dilakukan penyesuaian tarif yang sesuai dengan pelayanan di Rumah Sakit.
Peraturan Daerah (Perda) Nomor 3 Tahun 2012, pada tahun 2015 diberlakukan
Komponen tarif RSUD Sijunjung terdiri dari jasa sarana dan jasa pelayanan.
konvensional yaitu tidak berdasar dari analisis biaya satuan pelayanan, tetapi masih
berdasarkan perkiraan harga pasar, tarif rumah sakit pesaing dan Focus Group
Discussion. Hal ini menyebabkan terjadinya distorsi dalam penentuan tarif, belum
bisa menggambarkan suatu biaya yang sebenarnya secara terperinci, belum bisa
memberikan informasi biaya sehingga tidak bisa dijadikan bahan untuk pengambilan
keputusan khusus oleh pihak rumah sakit, tidak bisa dijadikan bahan untuk
menentukan besaran subsidi oleh pemerintah, tidak bisa dijadikan untuk pengendalian
Instalasi bedah sentral merupakan salah satu unit produksi yang memberikan
pola tarif tindakan medik operatif sangat perlu dilakukan dengan cara penghitungan
unit cost bedah sentral di rumah sakit, hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 23 Tahun 2005 tentang Badan Layanan Umum (BLU) yang telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 74 Tahun 2012, Permendagri No.61 Tahun
6
2007 tentang BLUD serta Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Nomor 12 Tahun
2013 tentang Pola Tarif Badan Layanan Umum (BLU) Rumah Sakit. Terutama
untuk penentuan tarif instalasi bedah sentral yang merupakan instalasi sumber
tidak bisa diabaikan, karena untuk jangka pendek berkaitan dengan laba yang ingin
dicapai RSUD Sijunjung yang sangat dipengaruhi oleh kebijakan penentuan tarif,
kebijakan tarif pada instalasi bedah adalah berkaitan dengan kebijakan penentuan
harga jual yang ditentukan harus dapat menghasilkan pendapatan masa depan yang
cukup untuk menutup semua biaya masa depan dan laba atau return masa depan yang
diinginkan. Tarif instalasi bedah RSUD Sijunjung yang berlaku sekarang terlihat
Tabel 3
Tarif Instalasi Bedah Sentral RSUD Sijunjung
TARIF
NO URAIAN
KELAS III KELAS II KELAS I VIP
1 Kecil 500.000 600.000 750.000 1.000.000
2 Sedang 1.000.000 1.200.000 1.500.000 2.000.000
3 Besar 1.500.000 2.000.000 2.500.000 3.500.000
4 SC (Sectio Cesaria) 3.000.000 3.500.000 4.000.000 5.000.000
5 Khusus 3.500.000 4.000.000 4.500.000 5.500.000
Sumber: Perbup Nomor 11 Tahun 2015
apakah tarif instalasi bedah sentral RSUD Sijunjung sudah sesuai dengan unit cost
karena hal ini belum pernah dihitung oleh manajemen RSUD Sijunjung. Oleh karena
7
itu perlu dilakukan analisis tarif berdasarkan unit cost di Instalasi Bedah Sentral
RSUD Sijunjung.
1. Berapa besar biaya satuan (unit cost) instalasi bedah sentral di RSUD
Sijunjung?
2. Berapa besar CRR (Cost Recovery Rate) instalasi bedah sentral di RSUD
Sijunjung?
RSUD Sijunjung.
2. Untuk mengetahui besarnya CRR (Cost Recovery Rate) tarif instalasi bedah
Sebagai informasi yang penting untuk penentuan tarif serta sebagai masukan
8
2. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan penelitian ini dapat sebagai masukan dan ada penelitian lanjut
Rumah Sakit.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
akan terpenuhi kalau pengguna jasa itu mendapatkan produk yang mereka inginkan.
(Lovelock, 1988 dalam Winengan, 2013). Oleh karena itu, perumpamaan pembeli
adalah raja (the customer is always right) menjadi sangat penting dan menjadi konsep
yang efektif memerlukan perubahan fokus dari menciptakan produk berkualitas dan
daya manfaat, menjadi kualitas keseluruhan serta daya manfaat yang meliputi aspek
sebagai berikut:
10
Gap 1 (Gap persepsi manajemen). Gap ini terjadi apabila terdapat
manajemen.
Gap 2 (Gap persepsi kualitas). Gap ini akan terjadi apabila terdapat
11
Gap 3 (Gap penyelenggaraan pelayanan). Gap ini terjadi jika
Gap 4 (Gap komunikasi pasar). Gap ini terjadi sebagai akibat dari
atau SIM dalam waktu satu hari, tetapi ketika dia benar-benar
12
mengurusnya sampai satu minggu. Gap ini muncul sebagai akibat
memandang produk atau jasa pelayanan tersebut. Salah satu konsep untuk
1. Konteks pelayanan
pelayanan
13
Kesesuaian antara tiga faktor momen kritis pelayanan dalam rangka
ini:
Service Context
(Konteks Pelayanan)
Infut (Masukan) Infut (Masukan)
Attitudes (Perilaku) Customers Employees Attitudes (Perilaku)
Values (Nilai) Frame of Frame of Values (Nilai)
Beliefs (Kepercayaan) Refernce Refernce Beliefs (Kepercayaan)
Want (Keinginan) (Referensi (Referensi yang Want (Keinginan)
Feeling (Perasaan) yang dimiliki dimiliki oleh Feeling (Perasaan)
Expectation (Harapan) oleh anggota Expectation (Harapan)
konsumen) organisasi)
Moment of Truth
(Momen Kritis
Pelayanan)
Gambar 1
Moment of Truth Model
(Model Momen Kritis Pelayanan)
Sumber: Winengan (2013)
14
serangkaian momen kritis pelayanan yang dialami oleh konsumen ketika
Akhir Awal
lingkaran Lingkaran
Ke area parkir Masuk area
parkir
Disapa Mencari
satpam tempat parkir
Konteks
Pelayanan
Masuk Toko
Keluar toko
Disapa
Membayar satpam
Pengguna Jasa Organisasi
Pelayanan Penyelenggar
a Pelayanan Ambil
Disapa kasir trolly/tas
belanjaan
Memilih
Menunggu barang
belanjaan
Antri keluar Minta tolong
penjaga
Gambar 2
The Cycles of Services
(Lingkaran Pelayanan)
Sumber: Winengan (2013)
15
Konsep lingkaran pelayanan ini akan dapat membantu organisasi
penyelenggara pelayanan. Hal ini yang sangat sulit untuk dilakukan karena
pelayanan yang berkualitas harus ada pedoman pelayanan, syarat pelayanan yang
jelas, batas waktu, biaya atau tarif, prosedur, buku panduan, media informasi terpadu
saling menghargai dari masing-masing unit terkait atau unit terkait dengan
masyarakat yang membutuhkan pelayanan itu sendiri. Apabila salah satu unsur
pelayanan terganggu seperti: mahalnya tarif, kualitas yang rendah dan lamanya waktu
menetapkan tarif pelayanan harus mempertimbangkan banyak hal, seperti biaya yang
dikeluarkan untuk memberikan pelayanan harus dihitung dengan tepat agar tidak
terjadinya distorsi dalam penetapan tarif pelayanan. Apabila terjadi kesalahan dalam
melakukan perhitungakan biaya pelayanan ini maka akan terjadi kesalahan dalam
menetapkan tarif pelayanan bisa saja tarif yang ditetapkan terlalu rendah atau terlalu
tinggi.
16
2.2 Rumah Sakit
2.2.1 Pengertian
dan badan hukum yang bersifat nirlaba. Rumah Sakit publik yang
17
perundang-undangan. Rumah Sakit publik yang dikelola
Rumah sakit privat dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit
berjenjang dan fungsi rujukan, rumah sakit umum dan rumah sakit khusus
18
reformasi keuangan ditujukan pada akuntabilitas dan transparansi keuangan
Perbedaan sifat dan karakteristik Rumah Sakit BLUD dengan Rumah Sakit
Tabel 4
Perbedaan Sifat dan Karakteristik
Antara Rumah Sakit BLUD Dengan Rumah Sakit Non BLUD
19
No Uraian RS Non BLUD RS. BLUD
12 Investasi jangka panjang Tidak diperbolehkan Diperbolehkan
2.3 Tarif
Tarif menurut Laksono (2004) adalah nilai dari suatu jasa pelayanan
bahwa dengan nilai mata uang tersebut rumah sakit bersedia memberikan
diterimanya, yang ditetapkan oleh peraturan yang berlaku. Pola tarif adalah
pedoman dasar dalam pengaturan dan pehitungan besaran tarif. Tarif rumah
sakit diperhitungkan atas dasar unit cost dari setiap jenis pelayanan dan kelas
sebagai berikut:
20
1. Meningkatkan pemulihan biaya rumah sakit (cost recovery rate).
1. Basis biaya
21
Perhitungan biaya satuan pada hakikatnya adalah perhitungan biaya
berupa biaya per kunjungan, biaya per hari rawat, biaya per operasi,
22
Sudah barang tentu, metode ini tidak mendorong staf melakukan
23
oleh rumah sakit pemerintah seringkali lebih mahal dari barang
besar dari RSU atau bahkan rumah sakit swasta. Hal ini tentu saja
2. Negosiasi
merugi.
24
Pertimbangan yang biasanya mendasari tarif negosiasi
adalah:
tarif lebih murah atau tarif diskon kepada pihak ketiga jika
ditolak.
rumah sakit mengatur alur kas yang baik. Alur kas yang
keunggulan tersendiri.
25
pelayanan cuma-cuma yang diberikan selama ini. Hal ini
pemerintah.
3. Harga pasar
26
perubahan tarif atau harga. Konsumen akan melakukan survey pasar
mekanisme pasar.
hanya sedikit rumah sakit lebih lebih bisa melakukan kolusi dan
dominasi pihak ketiga yang kuat terpaksa harus menjadi price taker.
27
Hal ini terjadi karena adanya barir entri dan karena prilaku
4. Ketentuan Pemerintah
28
2.3.4 Tarif Rumah Sakit Pemerintah
menentukan besaran tarif tindakan operasi kecil, sedang, besar dan khusus
daya beli masyarakat, asas keadilan dan kepatutan, dan kompetisi yang
sehat.
rumah sakit. Tarif layanan yang ditetapkan berdasarkan asas gotong royong,
Tahun 2013).
1. Kelas III (tiga) lebih kecil dari titik impas (break even point).
29
3. Kelas selain kelas yang di atas lebih besar dari titik impas (break
atas pelayanan rawat jalan, rawat inap, dan rawat darurat. Tempat pelayanan
rawat jalan meliputi poliklinik, kamar operasi, rawat rehabilitasi dan kamar
rehabilitasi. Jenis pelayanan di rumah sakit terdiri dari pelayanan medis dan
sarana dan jasa pelayanan. Jasa sarana merupakan imbalan yang diterima
oleh rumah sakit atas pemakaian akomodasi, bahan non medis, obat-obatan,
oleh pelaksana pelayanan atas jasa yang diberikan kepada pasien dalam
lainnya. Jasa pelayanan terdiri atas jasa medis, jasa keperawatan, jasa tenaga
kesehatan lain dan jasa tenaga lainnya. (PMK Nomor 12 Tahun 2013)
30
Pihak manajemen rumah sakit pada saat akan menetapkan besaran
margin adalah rasio antara laba rumah sakit dengan pendapatan rumah sakit.
Terdapat dua jenis margin yang biasa digunakan yaitu: total margin
komponen utama yaitu jasa sarana dan jasa pelayanan. Jasa sarana
sepenuhnya akan menjadi hak dari pihak rumah sakit sedangkan jasa
pelayanan akan menjadi hak sumber daya manusia (SDM) yang terlibat
berdasarkan pola perhitungan tarif pada PMK Nomor 12 Tahun 2013, pola
rumah sakit. Besaran tarif layanan dihitung berdasarkan biaya satuan dengan
masyarakat, asas keadilan dan kepatutan dan kompetisi yang sehat. Biaya
diberikan rumah sakit dibagi dengan total hasil kegiatan. Biaya operasional
31
barang, belanja pemeliharaan, belanja perjalanan dan biaya investasi yang
meliputi gaji pegawai non PNS, biaya pendidikan, biaya pelatihan dan biaya
penelitian.
sebagai berikut:
32
dengan cara ini mampu menjadi produsen biaya rendah tanpa
sejumlah input. Biaya adalah nilai dari sejumlah input (faktor produksi) yang
dipakai untuk menghasilkan suatu produk (Gani, 1995). Output atau produk
33
yang antara lain berupa obat, alat kedokteran, tenaga medis maupun non
kesehatan di rumah sakit, diperlukan sejumlah input antara lain berupa obat,
alat kesehatan, tenaga medis dan non medis, gedung, listrik dan fasilitas
sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang terjadi atau yang
melakukan suatu kegiatan juga dihitung sebagai biaya yang disebut dengan
uang
34
2.4.2 Klasifikasi Biaya
dibedakan menjadi:
diberikan atau tidak. Contoh biaya tetap adalah nilai dari gedung
35
ada kriteria lain yang menentukan sifat biaya investasi selain
biaya variabel adalah biaya obat, biaya makan, biaya alat tulis
rutin. Oleh sebab itu biaya variabel sering juga disebut sebagai
biaya rutin.
36
pada jumlah tertentu perlu ditambah tenaga sehingga besar biaya
VC)
37
2. Biaya Operasional (Operasional Cost)
memiliki sifat habis pakai dalam kurun waktu yang relatif singkat
operasional antara lain biaya obat, biaya makan, gaji pegawai, air,
(recurrent cost).
dikaitkan dengan unit cost. Konsep biaya langsung (direct cost) dan biaya
38
satuan (unit cost). Dalam suatu unit usaha misalnya di rumah sakit terdapat
2 (dua) jenis unit kegiatan yaitu unit produksi seperti rawat jalan, rawat
inap dan sebagainya serta unit penunjang seperti misalnya instalasi gizi,
penunjang maka untuk menghitung biaya satuan bedah sentral, biaya yang
dihitung bukan saja biaya yang ada di unit produksi yang secara langsung
berkaitan dengan pelayanan (output), tetapi harus dihitung juga biaya yang
1. Biaya Langsung
untuk unit rawat inap dan rawat jalan baik berupa gaji pegawai,
sebagainya.
39
2.4.3 Biaya Produksi
yaitu bahan baku langsung (direct raw material cost) dan biaya
baku langsung (direct raw material cost) adalah bahan yang dapat
40
Biaya Bahan Baku
Biaya Overhead
Pabrik
Produk
Gambar 3
Pembebanan Bahan Baku
pada Produk
Sumber: Riwayadi (2014)
41
Biaya Tenaga Kerja
Langsung
Biaya Overhead
Pabrik
Produk
Gambar 4
Pembebanan Tenaga Kerja
pada Produk
Sumber: Riwayadi (2014)
3. Biaya Overhead
42
masing-masing produk karena gedung digunakan untuk
5.
Biaya Overhead
Pool Biaya
Produk
Gambar 5
Pembebanan Biaya Overhead
Sumber : Riwayadi (2014)
a) Simple Distribution
43
Metode ini mengabaikan adanya kemungkinan kaitan antar unit
tersebut.
mengawasi unit dapur, unit dapur memberi makan direksi dan staf
dengan distribusi biaya dari unit penunjang lain yang biaya nomor
dua terbesar. Proses ini dilanjutkan terus sampai semua biaya dari
44
ketiga, keempat, dan seterusnya sudah mengandung dua elemen
umum.
45
didapat biaya total akhir dari suatu unit produksi yang merupakan
penjumlahan dari biaya asli dan biaya alokasi yang didapat, maka
46
departemen produksi. Oleh karena itu, biaya departemen jasa tidak
lainnya. Oleh karena itu, metode ini disebut metode alokasi tidak
timbal balik.
47
produksi dengan metode aljabar. Dalam metode ini, jumlah biaya
produksi) yang lebih tepat digunakan dalam penelitian ini adalah metode
lainnya.
Biaya satuan adalah biaya yang dihitung untuk setiap satu satuan produk
pelayanan. Biaya satuan diperoleh dari biaya total (TC) dibagi dengan jumlah
produk (Q) atau TC/Q. Dengan demikian dalam menghitung biaya satuan harus
biaya satuan seringkali disamakan dengan biaya rata rata (average cost).
rawat jalan, satuan rawat inap atau diperinci lagi menjadi satuan biaya rawat inap
kelas I, satuan rawat inap kelas II dan sebagainya. Penetapan besaran satuan
48
produk/pelayanan akan makin rumit dalam menghitung biaya satuan. Dengan
melihat rumus biaya satuan (TC/Q) tersebut maka jelas bahwa tinggi rendahnya
biaya satuan suatu produk tidak saja dipengaruhi oleh besarnya biaya total tetapi
penghitungan biaya satuan dengan rumus di atas banyak dipengaruhi oleh tingkat
utilisasi. Makin tinggi tingkat utilisasi (dengan demikian makin besar juga
jumlah Q) akan makin kecil biaya satuan suatu pelayanan. Sebaliknya makin
rendah (dengan demikian makin kecil jumlah Q) akan semakin besar biaya
(actual unit cost). Disamping biaya satuan actual juga ada yang disebut dengan
biaya satuan normatif (normative unit cost) yaitu besarnya biaya yang diperlukan
Besarnya biaya satuan normative ini terlepas dari apakah pelayanan tersebut
dipergunakan oleh pasien atau tidak. Pada rumah sakit atau puskesmas,
disebabkan karena tidak adanya standar baku, disamping sifat pelayanan yang
49
2.6 Analisis Biaya
jenis pelayanan yang ditawarkan, baik secara total maupun per pelayanan per
klien dengan cara menghitung seluruh biaya pada seluruh unit yang ada dimana
biaya yang terdapat pada unit yang tidak menghasilkan produk (pusat biaya)
indirect ke biaya direct. Ini dilakukan baik terhadap biaya operasional maupun
Indirect Direct
Invesment A B
Operasional C D
Jadi salah satu kegiatan pokok dalam analisis biaya adalah melakukan distribusi
(alokasi) biaya investasi dan operasional yang dikeluarkan pada unit penunjang
Dalam konteks analisis biaya rumah sakit, biaya indirect adalah biaya
yang dikeluarkan pada pusat biaya penunjang, seperti direksi, dapur, laundry dan
lain-lain. Sedangkan biaya direct adalah biaya yang dikeluarkan di pusat biaya
50
Tujuan analisis biaya adalah:
2. Mendapatkan gambaran biaya pada tiap unit tersebut, baik biaya tetap
(fixed cost) atau biaya investasi yang disetahunkan maupun biaya tidak
kesehatan
(BEP)
kesehatan
1. Pricing
tarif rumah sakit. Dengan diketahuinya biaya satuan (unit cost), dapat
51
2. Budgeting/Planning Informasi
jumlah biaya (total cost) dari suatu unit produksi dan biaya satuan (unit
cost) dari tiap-tiap output rumah sakit, sangat penting untuk alokasi
3. Budgetary control
rumah sakit
Agar analisis biaya dapat dilakukan dengan baik dan berjalan dengan
Pusat biaya yang dimaksud adalah unit-unit yang ada dalam rumah sakit
52
3. Tersedianya informasi mengenai output
Dalam kurun waktu yang dipilih, identifikasi semua output yang ada di
TFC TVC
UC
KAPASITAS OUTPUT
53
TVC = Total Variabel Cost (biaya variable
total)
produk homogen, misalnya unit rawat jalan dan unit rawat inap.
jenazah.
Dasar pembobotannya adalah biaya medis habis pakai dan bahan habis
Secara teoritis ada beberapa metode atau teknik analisis biaya yang
dikembangkan , yaitu :
analisis biaya yang ada namun prasyarat metode ini yang tidak
54
memungkinkan untuk dilakukan di institusi kesehatan karena belum
berbagai perubahan karena adanya kendala sistem, karena itu metode ini
identifikasi sistem akuntansi biaya. Hasil akhir metode ini juga berupa
metode real cost adalah penentuan harga produk atau jasa, pengendalian
akuntansi biaya. Informasi real cost yang diperoleh dari hasil analisis
55
biaya sangat bermanfaat dalam menyusun anggaran komprehensif suatu
organisasi.
dan biaya tidak langsung. Hal ini dilakukan karena karakteristik rumah
biaya yang paling tepat digunakan adalah biaya menurut sesuatu yang
instalasi.
sebagai berikut:
pelayanan.
56
6. Dasar alokasi harus dibuat serasional mungkin berdasarkan
sebagai berikut:
Gambar 6
dan unit penunjang apa saja yang ada. Unit produksi yaitu unit yang
57
secara langsung tidak menghasilkan jasa/produk tetapi merupakan
unit cost.
Unit cost merupakan hal penting saat ini bagi rumah sakit, karena
2007 bahwa tarif pelayanan BLU dan BLUD harus ditentukan berdasarkan unit
cost. Tarif dan biaya adalah dua hal yang berbeda. Penetapan tarif dapat
dilakukan dengan berbagai metode dan salah satunya adalah metode berbasis
biaya (cost based pricing). Dalam metode ini penentuan tarif ditentukan
berdasarkan biaya.
Unit cost merupakan salah satu kunci dalam strategi tarif di rumah sakit,
hal ini sesuai dengan model 3C dari Kotler. Model 3C tersebut adalah:
58
1. Cost
Informasi mengenai seberapa besar unit cost dari suatu produk atau
layanan yang ada. Informasi ini harus tersedia dan harus akurat.
2. Characteristic of product
3. Competitor
pembiayaan kepada stakeholder terkait dan dapat pula dijadikan acuan dalam
mengusulkan tarif pelayanan rumah sakit yang baru dan terjangkau bagi
masyarakat.
cost rumah sakit. Informasi unit cost adalah informasi yang menggambarkan
besarnya biaya pelayanan bagi tiap pasien dan dapat digunakan untuk penetapan
tarif bagi rumah sakit. Dengan diketahuinya unit cost maka dapat diketahui
apakah tarif yang ada sekarang merugi, tetap atau menguntungkan dan juga dapat
diketahui berapa besar rumah sakit dapat menutupi biaya yang telah dikeluarkan.
(Nadjib, 1997).
59
2.9 Penelitian Terdahulu
tindakan bedah appendiktomi akut di kamar operasi rumah sakit X Tahun 2010.
Activity Based Costing (ABC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil dari
penghitungan biaya satuan aktual sebesar Rp. 5.344.551,48 dan biaya satuan
normative sebesar Rp.5.312.912. Selisih biaya satuan aktual dengan biaya satuan
tindakan sectio caesaria paket hemat A di rumah sakit X Tahun 2009. Penelitian
kuantitatif. Metode analisis biaya yang digunakan adalah real cost. Hasil
penelitian menunjukkan biaya satuan actual sebesar Rp. 2.804.652 dan biaya
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif desain studi kasus. Metode analisis
60
operasi besar Rp.2.043.249, sedang2 Rp.1.318.255, sedang1 Rp.823.891 dan
sedang1 Rp.1.054.580 dan kecil Rp. 659.112. VIP: operasi besar Rp.2.867.139,
61
Tabel 5
Daftar Penelitian Terdahulu
(2012), perbedaan penelitian ini terletak pada penghitungan total biaya tindakan
62
di instalasi bedah sentral dan objek penelitian. Pada penelitian ini dalam
bahan habis pakai, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead sedangkan
penelitian, Analisis biaya rumah sakit adalah proses menata kembali data atau
informasi yang ada ke dalam laporan keuangan untuk memperoleh usulan biaya suatu
operasional, unit pemeliharaan dan unit pelayanan umum lainnya ke pusat pendapatan
pelayanan kesehatan. Dengan adanya informasi biaya tersebut maka dapat digunakan
sebagai dasar dari pengendalian biaya (Gani, 1997). Prinsip dasar dari analisis biaya
rumah sakit adalah menghitung biaya yang telah dikeluarkan selama satu tahun pada
setiap unit-unit fungsional yang ada di rumah sakit, yang meliputi semua biaya
berlangsung dan menimbulkan biaya. Mulai dari pasien masuk kamar operasi,
63
terbagi atas biaya bahan habis pakai, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead.
Biaya bahan habis pakai dan biaya tenaga kerja langsung diperoleh dengan
diperoleh dengan melakukan alokasi biaya atau melakukan pendistribusian dari unit
penunjang ke unit produksi (instalasi bedah sentral). Biaya total diperoleh dengan
menjumlahkan biaya bahan habis pakai, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead. Untuk mendapatkan biaya satuan aktual, biaya total yang diperoleh
bedah sentral terdiri dari tindakan medis operatif kecil, sedang, besar, khusus dan SC
tarif yang berlaku saat ini dengan biaya satuan (unit cost) di instalasi bedah.
64
Bahan Habis Pakai
- Obat
- Bahan Habis Pakai Medis
- Bahan Habis Pakai Non Medis
Medis
Biaya Tenaga Kerja
- Jasa Pelayanan Medis Tarif yang berlaku
saat ini
Total Biaya Cost Rate
Biaya Overhead Instalasi Bedah Recovery (CRR)
- Biaya Investasi (Gedung,
Alat Medis, Alat Non
Medis) Biaya Satuan (Unit Cost)
- Biaya Pemeliharaan
(Gedung, Alat Medis, Alat
Total Tindakan
Non Medis
- Tindakan Medis
- Belanja Pegawai di Unit-
Operatif Kecil
unit penunjang
- Tindakan Medis
- Biaya Makan/konsumsi
Operatif Sedang
- Biaya Umum (Air, Listrik,
- Tindakan Medis
telepon)
Operatif Besar
- Loundry
- Tindakan Medis
- Belanja Pegawai di
Operatif Khusus
Instalasi Bedah
- Tindakan Medis
Operatif SC
Gambar 7
Kerangka Konseptual
65
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus analisis unit cost pada
Sijunjung selama 3 (tiga) bulan yaitu bulan April sampai dengan Juni 2016 pada
1. Unit Cost
2. Tarif
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh dari laporan rekam medis, laporan tahunan, laporan keuangan, laporan
bagian kamar bedah, laporan bagian kepegawaian RSUD Sijunjung tahun 2015.
Sijunjung dari bulan Januari sampai Desember 2015 kemudian ditelusuri dengan
mencatat dan mengisi formulir yang telah disiapkan dan juga melakukan
66
wawancara singkat dengan petugas terkait sesuai dengan bagiannya untuk
bantu mendapatkan data secara sistematis dari komponen biaya pada unit produksi
kamar operasi. Data tahun 2015 yang dibutuhkan untuk melakukan perhitungan
67
Tabel 6
Komponen Data Biaya dan Sumber Data Tahun 2015
yaitu:
1. Persiapan
68
2. Identifikasi biaya asli
a. Biaya bahan habis pakai adalah biaya obat, bahan habis pakai medis
dan non medis yang digunakan di instalasi bedah sentral pada tahun
2015.
penyusutan gedung, alat medis dan non medis, biaya umum (listrik,
medis dan non medis), biaya laundry, biaya makan, gaji pegawai
jam pemakaian
69
Biaya air dialokasikan berdasarkan m3 penggunaan.
penggunaan
biaya yang dikeluarkan di unit penunjang ke unit penunjang lain dan unit
(biaya yang diterima dari unit penunjang lain). Tahap kedua, seluruh
produksi.
70
5. Perhitungan total biaya dan biaya per unit (unit cost)
dari tindakan medis operatif kecil, sedang, besar, khusus dan SC.
1. Analisis tabel
TC
UC
Q
TC = Total Cost
Q = Total Tindakan
71
2. Analisis isi
Unit cost yang telah dihitung dibandingkan dengan tarif yang berlaku di
komponen tarif.
penafsiran yang berbeda pada penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan
Tabel 7
Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran
72
BAB IV
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sijunjung adalah rumah sakit kelas
Kabupaten Sijunjung yang diresmikan pada tanggal 30 Januari 2012. Pada tahun
2015, RSUD Sijunjung telah terakreditasi perdana dari Komite Akreditasi Rumah
Sakit (KARS) (SK KARS No: Kars-SERT/31/XII/2015) dan telah menjadi Badan
Untuk melaksanakan visi, misi, tujuan, tugas pokok dan fungsi dari
organisasi yang diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sijunjung No. 3 Tahun
2011.
73
Struktur organisasi RSUD Sijunjung terdiri dari kelompok jabatan
bedah sentral yang sudah diperoleh. Sumber data hasil uraian komponen-
komponen biaya tersebut dipakai sebagai dasar dilakukannya analisis biaya untuk
74
mendapatkan perhitungan biaya total dan biaya satuan dari tindakan di instalasi
sentral berdasarkan aktivitas yang ada di kamar operasi dan hasil dari alokasi
biaya yang ada pada unit penunjang. Komponen biaya tersebut meliputi biaya
bahan habis pakai, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead untuk
mendapatkan biaya total dan biaya satuan dari tindakan di instalasi bedah sentral.
Penghitungan unit cost pada penelitian ini terbagi dua yakni penghitungan unit
cost dengan memperhitungan gaji PNS dan tanpa memperhitngan gaji PNS. Hasil
penelitian disajikan dalam bentuk tabel yang merupakan hasil dari penghitungan
dengan excell.
1. Persiapan
75
antara lain: unit manajemen, unit gizi, unit IPSRS, unit laundry,
radiologi, unit UGD, unit poliklinik, unit rawat inap, unit HCU,
Sijunjung diperoleh dari standar pemakaian bahan habis pakai untuk satu
habis pakai satu tindakan dengan jumlah tindakan dalam setahun. Hasil
cost baik dengan gaji PNS maupun tanpa memperhitungkan gaji PNS.
(SC) dan khusus. Standar penggunaan bahan habis pakai pada masing-
76
(1) bahan habis pakai untuk tindakan operasi sedang
Tabel 8
Biaya Unit Bahan Habis Pakai Untuk Tindakan Operasi Sedang pada
Instalasi Bedah Sentral RSUD Sijunjung
77
habis pakai pada tindakan operasi sedang diperoleh dengan
sedang pada tahun 2015, jumlah tindakan operasi sedang tahun 2015
adalah 221 tindakan. Rincian total biaya bahan habis pakai tindakan
Tabel 9
Total Biaya Bahan Habis Pakai Untuk Tindakan Operasi Sedang pada
Instalasi Bedah Sentral RSUD Sijunjung Tahun 2015
TINDA
JENIS VOL SAT `@ (Rp.) JML (Rp.) KAN TOTAL
78
(2) bahan habis pakai operasi besar
Tabel 10
Biaya Unit Bahan Habis Pakai Untuk Tindakan Operasi Besar pada Instalasi
Bedah Sentral RSUD Sijunjung Tahun 2015
79
Sedangkan total biaya bahan habis pakai pada tindakan operasi besar
biaya unit habis pakai dengan jumlah tindakan operasi besar pada
tahun 2015, jumlah tindakan operasi besar tahun 2015 adalah 568
Tabel 11
Total Biaya Bahan Habis Pakai Untuk Tindakan Operasi Besar pada
Instalasi Bedah Sentral RSUD Sijunjung Tahun 2015
`@ TINDA TOTAL
JENIS VOL SAT JML (Rp.) KAN
(Rp.)
Fentanyl 1 Amp 40.000 40.000 568 22.720.000
Diazepam 1 Amp 2.486 2.486 568 1.412.048
Recofol 1 Amp 11.649 11.649 568 6.616.632
N2O 360 Ltr 568 204.480 568 116.144.640
O2 400 Ltr 13 5.200 568 2.953.600
Sevo flurane 150 Cc 5.279 791.850 568 449.770.800
pronages supp 2 Bh 11.200 22.400 568 12.723.200
JUMLAH A 1.078.065 612.340.920
Handscoen 4 Psg 6.875 27.500 568 15.620.000
Handscoen Disp 2 Psg 832 1.663 568 944.698
Betadine 100 Cc 97 9.680 568 5.498.240
Kassa Steril 40 Helai 614 24.552 568 13.945.536
Mesh 1 Bh 302.280 302.280 568 171.695.040
Leukoplast 1625
200 Cm 1.236 247.280 568 140.455.040
(plester)
Chromic 1 2 Pcs 63.242 126.485 568 71.843.253
Chromic 2/0 2 Pcs 52.947 105.895 568 60.148.246
Silk 3/0 1 Pcs 61.600 61.600 568 34.988.800
Silk 2/0 1 Pcs 61.600 61.600 568 34.988.800
Stabimed 100 Cc 609 60.940 568 34.613.920
Hand scrub 10 Cc 206 2.057 568 1.168.376
Formalin Cair 200 Cc 43 8.580 568 4.873.440
Alkohol 10 Cc 35 352 568 199.936
Masker 6 Bh 462 2.772 568 1.574.496
80
TINDA
JENIS VOL SAT `@ (Rp.) JML (Rp.) TOTAL
KAN
Surgical Cap 6 Bh 1,073 6.435 568 3.655.080
Hecting Nald 1 Bh 5,851 5.851 568 3.323.311
Dramkas 4 Pcs 9,035 36.142 568 20.528.429
NGT 18 1 Bh 12,375 12.375 568 7.029.000
JUMLAH B 1.104.038 627.093.641
berikut:
Tabel 12
Biaya Unit Bahan Habis Pakai Untuk Tindakan Operasi Sectio Cesaria (SC)
Pada Instalasi Bedah Sentral RSUD Sijunjung Tahun 2015
81
JENIS VOL SAT `@ (Rp.) JML (Rp.)
Masker 8 Bh 462 3.696
Surgical Cap 8 Bh 1.073 8.580
Silk 2/0 2 Pcs 61.600 123.200
T chromic 2 Pcs 63.242 126.485
chromic 3/0 3 Pcs 51.147 153.440
Stabimed 50 Cc 609 30.470
dramkas 3 Pcs 9.035 27.106
JUMLAH B 1.202.764
JUMLAH A + B 1.275.419
Sumber: Data Instalasi Bedah Sentral dan Instalasi Farmasi RSUD Sijunjung
Tahun 2015
biaya bahan habis pakai pada tindakan operasi section cesaria (SC)
Tabel 13
Total Biaya Bahan Habis Pakai Untuk Tindakan Operasi Sectio Cesaria (SC)
Pada Instalasi Bedah Sentral RSUD Sijunjung Tahun 2015
`@ TINDA
JENIS VOL SAT JML (Rp.) TOTAL
(Rp.) KAN
Buvipacain 1 Amp 24.898 24.898 360 8.963.280
Oksitosin 2 Amp 1.900 3.800 360 1.368.000
Ergometrin 2 Amp 2.684 5.368 360 1.932.480
pronages supp 2 Bh 11.200 22.400 360 8.064.000
O2 400 Ltr 13 5.200 360 1.872.000
Efedrin 1 Amp 10.989 10.989 360 3.956.040
JUMLAH A 72,655 26.155.800
82
`@ TINDA
JENIS VOL SAT JML (Rp.) TOTAL
(Rp.) KAN
Handscoen Disp 2 Psg 832 1.663 360 598.752
Betadine 100 Cc 97 9.680 360 3.484.800
Kassa Steril 20 Helai 614 12.276 360 4.419.360
302.28
1 Bh 302.280 360 108.820.800
Mesh 0
Leukoplast 1625
200 Cm 1.236 247.280 360 89.020.800
(plester)
Tabel 14
Biaya Unit Bahan Habis Pakai Untuk Tindakan Operasi Khusus Pada
Instalasi Bedah Sentral RSUD Sijunjung Tahun 2015
83
JENIS VOL SAT `@ (Rp.) JML (Rp.)
N2O 720 Ltr 568 408.960
O2 900 Ltr 13 11.700
Sevo flurane 150 Cc 5.279 791.850
pronages supp 2 Bh 11.200 22.400
JUMLAH A 1.289.045
Handscoen 4 Psg 6.875 27.500
Handscoen Disp 2 Psg 832 1.663
Betadine 100 Cc 97 9.680
Kassa Steril 5 Helai 614 3.069
Mesh 1 Bh 302.280 302.280
Leukoplast 1625 (plester) 200 Cm 1.236 247.280
Chromic 1 2 Pcs 63.242 126.485
Silk 3/0 3 Pcs 61.600 184.800
Hand scrub 10 Cc 206 2.057
Formalin Cair 150 Cc 43 6.435
Alkohol 10 Cc 35 352
Masker 8 Bh 462 3.696
Surgical Cap 8 Bh 1.073 8.580
Hecting Nald 1 Bh 5.851 5.851
Silk 2/0 3 Pcs 61.600 184.800
Stabimed 50 Cc 609 30.470
Dramkas 4 Pcs 9.035 36.142
T vio 1 1 Pcs 75.716 75.716
T vio 2/0 2 Pcs 68.037 136.074
T lene 2/0 1 Pcs 81.011 81.011
NGT 18 1 Pcs 12.375 12.375
JUMLAH B 1.486.316
JUMLAH A + B 2.775.361
Sumber: Data Instalasi Bedah Sentral dan Farmasi RSUD Sijunjung Tahun 2015
khusus pada tahun 2015, jumlah tindakan operasi khusus tahun 2015
84
Tabel 15
Total Biaya Bahan Habis Pakai Untuk Tindakan Operasi Khusus Pada
Instalasi Bedah Sentral RSUD Sijunjung Tahun 2015
TINDA
JENIS VOL SAT `@ (Rp.) JML (Rp.) TOTAL
KAN
Fentanyl 1 Amp 40.000 40.000 43 1.720.000
Diazepam 1 Amp 2.486 2.486 43 106.898
Recofol 1 Amp 11.649 11.649 43 500.907
N2O 720 Ltr 568 408.960 43 17.585.280
O2 900 Ltr 13 11.700 43 503.100
Sevo flurane 150 Cc 5.279 791.850 43 34.049.550
pronages supp 2 Bh 11.200 22.400 43 963.200
JUMLAH A 1.289.045 55.428.935
Handscoen 4 Psg 6.875 27.500 43 1.182.500
Handscoen Disp 2 Psg 832 1.663 43 71.518
Betadine 100 Cc 97 9.680 43 416.240
Kassa Steril 5 Helai 614 3.069 43 131.967
Mesh 1 Bh 302.280 302.280 43 12.998.040
Leukoplast 1625
200 Cm 1.236 247.280 43 10.633.040
(plester)
Chromic 1 2 Pcs 63.242 126.485 43 5.438.838
Silk 3/0 3 Pcs 61.600 184.800 43 7.946.400
Hand scrub 10 Cc 206 2.057 43 88.451
Formalin Cair 150 cc 43 6.435 43 276.705
Alkohol 10 Cc 35 352 43 15.136
Masker 8 Bh 462 3.696 43 158.928
Surgical Cap 8 Bh 1.073 8.580 43 368.940
Hecting Nald 1 Bh 5.851 5.851 43 251.589
Silk 2/0 3 Pcs 61.600 184.800 43 7.946.400
Stabimed 50 Cc 609 30.470 43 1.310.210
Dramkas 4 Pcs 9.035 36.142 43 1.554.089
T vio 1 1 Pcs 75.716 75.716 43 3.255.801
T vio 2/0 2 Pcs 68.037 136.074 43 5.851.199
T lene 2/0 1 Pcs 81.011 81.011 43 3.483.456
NGT 18 1 Pcs 12.375 12.375 43 532.125
JUMLAH B 1.486.316 63.911.571
85
biaya yang terjadi dalam kegiatan tersebut yaitu, jasa pelayanan medis.
pelayanan medis 4/6 dikalikan dengan jumlah biaya bahan habis pakai
juga terdiri dari dua yakni dengan gaji PNS dan tanpa gaji PNS
sebagai berikut:
Tabel 16
Jasa Pelayanan Medis pada Instalasi Bedah Sentral RSUD Sijunjung Tahun
2015 dengan Gaji PNS
JASA JUMLAH
N JENIS JUMLAH
PELAYANAN/ JASA
O TINDAKAN TINDAKAN
TINDAKAN PELAYANAN
1 Operasi Sedang 221 1.306.365 288.706.697
2 Operasi Besar 568 2.361.225 1.341.175.834
3 Operasi Sectio
360 1.380.114 496.841.162
Cesaria
86
JASA JUMLAH
N JENIS JUMLAH
PELAYANAN/ JASA
O TINDAKAN TINDAKAN
TINDAKAN PELAYANAN
4 Operasi Khusus 43 3.003.181 129.136.791
Sumber : Data Diolah (2016)
Tabel 17
Jasa Pelayanan Medis pada Instalasi Bedah Sentral RSUD Sijunjung Tahun
2015 Tanpa Gaji PNS
JASA JUMLAH
NAMA JUMLAH
No PELAYANAN/ JASA
TINDAKAN TINDAKAN
TINDAKAN PELAYANAN
1 SEDANG 221 973.127 215.061.061
2 BESAR 568 1.758.905 999.057.872
3 KHUSUS 43 2.237.105 96.195.536
4 SC (Sectio Cesaria) 360 1.028.064 370.102.906
JUMLAH 1192 5.997.201 1.680.417.375
Sumber : Data Diolah (2016)
c. Biaya Overhead
87
tersebut agar didapatkan belanja tersebut dipakai oleh unit-unit yang ada
pegawai PNS sebesar Rp. 686.897.600,- dan gaji pegawai non PNS
sebesar Rp.26.880.000,-.
88
(3) Biaya ATK
234.100.
62.838.569.
89
(7) Biaya Kursus Singkat/pelatihan
diperoleh dari bagian diklat dan bagian keuangan pada tahun 2015
Biaya overhead yang terjadi di instalasi bedah sentral dengan gaji PNS
Tabel 18
Biaya Overhead Instalasi Bedah Sentral RSUD Sijunjung Tahun 2015 dengan
Gaji PNS
BELANJA JUMLAH
Honorarium Pegawai Honorer/tidak tetap 26.880.000
Belanja ATK 234.100
Belanja Peralatan Kantor 1.700.000
Belanja Pemeliharaan Alat Kesehatan 7.380.000
Belanja peralatan kebersihan dan bahan pembersih 870.617
Belanja cetak 110.000
Belanja kursus singkat/pelatihan 40.275.000
90
Belanja Perjalanan Dinas 38.087.898
Belanja Listrik 62.838.569
Belanja Air 1.887.043
Belanja Makanan dan Minuman Harian Pegawai 4.996.700
Belanja Jasa Kebersihan 3.752.102
Belanja Pegawai 686.897.600
JUMLAH 875.909.628
Sumber: Laporan Keuangan RSUD Sijunjung Tahun 2015 (diolah)
Biaya overhead di instalasi bedah sentral yang terbesar terdapat
di biaya gaji PNS sebesar Rp. 686.897.600 atau 78,42%, biaya terbesar
kedua terdapat di biaya listrik sebesar Rp. 62.838.560 atau 7,17%. Biaya
Tabel 19
Biaya Overhead Instalasi Bedah Sentral RSUD Sijunjung Tahun 2015 Tanpa
Gaji PNS
BELANJA JUMLAH
91
Biaya overhead di instalasi bedah sentral tanpa gaji PNS yang
yang terkecil terdapat di biaya cetak sebesar Rp. 110.000 atau 0,06%.
(1) Manajemen
Tabel 20
Komponen Biaya Manajemen Tahun 2015 dengan Gaji PNS
BELANJA JUMLAH
Honorarium Pegawai Honorer/tidak tetap 588.765.000
Belanja ATK 77.281.300
Belanja Pemeliharaan Gedung 165.607.215
92
BELANJA JUMLAH
Belanja Peralatan Kantor 2.316.500
Belanja Pemeliharaan alat-alat rumah tangga 1.180.000
Belanja Pemeliharaan komputer dan jaringan 5.009.500
Belanja Pemeliharaan Alat Kesehatan 17.580.000
Belanja Pemeliharaan Kendaraan 95.228.287
Belanja peralatan kebersihan dan bahan pembersih 61.759.542
Belanja cetak 86.975.100
Belanja kursus singkat/pelatihan 57.000.000
Belanja Perjalanan Dinas 308.047.598
Belanja Promosi 5.320.000
Belanja Bimbingan Teknis 48.000.000
Belanja Listrik 33.873.916
Belanja Air 555.013
Belanja Telepon 20.141.998
Belanja Makanan dan Minuman Harian Pegawai 58.131.900
Belanja Jasa Kebersihan 266.162.898
Biaya Pajak Kendaraan Bermotor 12.185.000
Belanja Pegawai 1.521.856.400
TOTAL 3.432.977.167
Sumber: Laporan Keuangan RSUD Sijunjung Tahun 2015 (diolah)
93
Tabel 21
Komponen Biaya Manajemen Tahun 2015 Tanpa Gaji PNS
BELANJA JUMLAH
Honorarium Pegawai Honorer/tidak tetap 588.765.000
Belanja ATK 77.281.300
Belanja Pemeliharaan Gedung 165.607.215
Belanja Peralatan Kantor 2.316.500
Belanja Pemeliharaan alat-alat rumah tangga 1.180.000
Belanja Pemeliharaan komputer dan jaringan 5.009.500
Belanja Pemeliharaan Alat Kesehatan 17.580.000
Belanja Pemeliharaan Kendaraan 95.228.287
Belanja peralatan kebersihan dan bahan pembersih 61.759.542
Belanja cetak 86.975.100
Belanja kursus singkat/pelatihan 57.000.000
Belanja Perjalanan Dinas 308.047.598
Belanja Promosi 5.320.000
Belanja Bimbingan Teknis 48.000.000
Belanja Listrik 33.873.916
Belanja Air 555.013
Belanja Telepon 20.141.998
Belanja Makanan dan Minuman Harian Pegawai 58.131.900
Belanja Jasa Kebersihan 266.162.898
Biaya Pajak Kendaraan Bermotor 12.185.000
TOTAL 1.911.120.767
Sumber: Laporan Keuangan RSUD Sijunjung Tahun 2015 (diolah)
94
(2) IPSRS
sebagai berikut:
Tabel 22
Komponen Biaya IPSRS Tahun 2015 dengan Gaji PNS
BELANJA JUMLAH
Honorarium Pegawai Honorer/tidak tetap 115.315.000
Belanja ATK 3.558.100
Belanja alat listrik dan elektronik 49.153.300
Belanja BBM/Gas (Genset, Incenerator dan Pompa Air 71.497.600
Belanja Pemeliharaan Gedung 26.789.616
Belanja Pemeliharaan Peralatan Kantor 129.208.875
Belanja Pemeliharaan alat-alat rumah tangga 2.625.000
Belanja Pemeliharaan Alat Kesehatan 1.740.000
Belanja Pemeliharaan air bersih 13.785.300
Belanja peralatan kebersihan dan bahan pembersih 558.088
Belanja cetak 1.020.000
Belanja kursus singkat/pelatihan 4.925.000
Belanja Perjalanan Dinas 5.313.800
Belanja Listrik 29.455.579
Belanja Air 555.013
Belanja Makanan dan Minuman Harian Pegawai 4.637.400
Belanja Jasa Kebersihan 2.405.194
Belanja Pegawai 117.761.200
TOTAL 580.304.064
Sumber: Laporan Keuangan RSUD Sijunjung Tahun 2015 (diolah)
95
b. Biaya IPSRS Tanpa Gaji PNS
sebagai berikut:
Tabel 23
Komponen Biaya IPSRS Tahun 2015 Tanpa Gaji PNS
BELANJA JUMLAH
Honorarium Pegawai Honorer/tidak tetap 115.315.000
Belanja ATK 3.558.100
Belanja alat listrik dan elektronik 49.153.300
Belanja BBM/Gas (Genset, Incenerator dan Pompa Air 71.497.600
Belanja Pemeliharaan Gedung 26.789.616
Belanja Pemeliharaan Peralatan Kantor 129.208.875
Belanja Pemeliharaan alat-alat rumah tangga 2.625.000
Belanja Pemeliharaan Alat Kesehatan 1.740.000
Belanja Pemeliharaan air bersih 13.785.300
Belanja peralatan kebersihan dan bahan pembersih 558.088
Belanja cetak 1.020.000
Belanja kursus singkat/pelatihan 4.925.000
Belanja Perjalanan Dinas 5.313.800
Belanja Listrik 29.455.579
Belanja Air 555.013
Belanja Makanan dan Minuman Harian Pegawai 4.637.400
Belanja Jasa Kebersihan 2.405.194
TOTAL 462.542.864
Sumber: Laporan Keuangan RSUD Sijunjung Tahun 2015 (diolah)
96
(3) Farmasi
sebagai berikut:
Tabel 24
Komponen Biaya Farmasi Tahun 2015 dengan Gaji PNS
BELANJA JUMLAH
Honorarium Pegawai Honorer/tidak tetap 70.205.000
Belanja ATK 2.996.100
Belanja Peralatan Kantor 800.000
Belanja Pemeliharaan alat-alat rumah tangga 20.000
Belanja Pemeliharaan komputer dan jaringan 855.000
Belanja peralatan kebersihan dan bahan pembersih 401.823
Belanja cetak 5.100.000
Belanja kursus singkat/pelatihan 2.775.000
Belanja Perjalanan Dinas 920.000
Belanja Listrik 14.727.790
Belanja Air 555.013
Belanja Makanan dan Minuman Harian Pegawai 3.152.800
Belanja Jasa Kebersihan 1.731.740
Belanja Pegawai 381.214.500
TOTAL 485.454.765
Sumber: Laporan Keuangan RSUD Sijunjung Tahun 2015 (Diolah)
0,01%.
97
b. Biaya Farmasi Tanpa Gaji PNS
sebagai berikut:
Tabel 25
Komponen Biaya Farmasi Tahun 2015 Tanpa Gaji PNS
BELANJA JUMLAH
Honorarium Pegawai Honorer/tidak tetap 70.205.000
Belanja ATK 2.996.100
Belanja Peralatan Kantor 800.000
Belanja Pemeliharaan alat-alat rumah tangga 20.000
Belanja Pemeliharaan komputer dan jaringan 855.000
Belanja peralatan kebersihan dan bahan pembersih 401.823
Belanja cetak 5.100.000
Belanja kursus singkat/pelatihan 2.775.000
Belanja Perjalanan Dinas 920.000
Belanja Listrik 14.727.790
Belanja Air 555.013
Belanja Makanan dan Minuman Harian Pegawai 3.152.800
Belanja Jasa Kebersihan 1.731.740
TOTAL 104.240.265
Sumber: Laporan Keuangan RSUD Sijunjung Tahun 2015 (Diolah)
0,02%.
(4) Laundry
98
laundry pada tahun 2015 sebesar Rp. 116.380.404. Komponen
Tabel 26
Komponen Biaya Laundry Tahun 2015
BELANJA JUMLAH
Honorarium Pegawai Honorer/tidak tetap 63.875.000
Belanja Pemeliharaan Gedung 6.211.074
Belanja Pemeliharaan Peralatan Kantor 4.150.000
Belanja Pemeliharaan alat-alat rumah tangga 650.000
Belanja peralatan kebersihan dan bahan pembersih 16.590.470
Belanja Listrik 22.091.684
Belanja Air 888.020
Belanja Jasa Kebersihan 1.924.155
TOTAL 116.380.404
Sumber: Laporan Keuangan RSUD Sijunjung Tahun 2015 (diolah)
0,56%.
(5) CSSD
Tabel 27
Komponen Biaya CSSD Tahun 2015 dengan Gaji PNS
BELANJA JUMLAH
Honorarium Pegawai Honorer/tidak tetap 2.940.000
Belanja ATK 1.621.200
99
BELANJA JUMLAH
Belanja Pemeliharaan Alat Kesehatan 780.000
Belanja peralatan kebersihan dan bahan pembersih 133.941
Belanja cetak 400.000
Belanja kursus singkat/pelatihan 6.000.000
Belanja Perjalanan Dinas 4.606.500
Belanja Listrik 14.727.790
Belanja Air 555.013
Belanja Jasa Kebersihan 577.247
Belanja Pegawai 17.432.700
TOTAL 49.774.390
Sumber: Laporan Keuangan RSUD Sijunjung Tahun 2015 (diolah)
Tabel 28
Komponen Biaya CSSD Tahun 2015 Tanpa Gaji PNS
BELANJA JUMLAH
Honorarium Pegawai Honorer/tidak tetap 2.940.000
Belanja ATK 1.621.200
Belanja Pemeliharaan Alat Kesehatan 780.000
Belanja peralatan kebersihan dan bahan pembersih 133.941
Belanja cetak 400.000
Belanja kursus singkat/pelatihan 6.000.000
Belanja Perjalanan Dinas 4.606.500
Belanja Listrik 14.727.790
100
BELANJA JUMLAH
Belanja Air 555.013
Belanja Jasa Kebersihan 577.247
TOTAL 32.341.690
Sumber: Laporan Keuangan RSUD Sijunjung Tahun 2015 (diolah)
Tabel 29
Komponen Biaya Rekam Medis Tahun 2015 dengan Gaji PNS
BELANJA JUMLAH
Honorarium Pegawai Honorer/tidak tetap 53.760.000
Belanja ATK 3.825.500
Belanja peralatan kebersihan dan bahan pembersih 349.735
Belanja cetak 30.498.000
Belanja kursus singkat/pelatihan 6.775.000
Belanja Perjalanan Dinas 4.200.761
Belanja Listrik 14.727.790
Belanja Air 222.005
Belanja Makanan dan Minuman Harian Pegawai 2.626.100
Belanja Jasa Kebersihan 1.507.255
Belanja Pegawai 167.153.700
TOTAL 285.645.845
Sumber: Laporan Keuangan RSUD Sijunjung Tahun 2015 (diolah)
101
Komponen biaya terbesar di unit rekam medik terdapat
Tabel 30
Komponen Biaya Rekam Medis Tahun 2015 Tanpa Gaji PNS
BELANJA JUMLAH
Honorarium Pegawai Honorer/tidak tetap 53.760.000
Belanja ATK 3.825.500
Belanja peralatan kebersihan dan bahan pembersih 349.735
Belanja cetak 30.498.000
Belanja kursus singkat/pelatihan 6.775.000
Belanja Perjalanan Dinas 4.200.761
Belanja Listrik 14.727.790
Belanja Air 222.005
Belanja Makanan dan Minuman Harian Pegawai 2.626.100
Belanja Jasa Kebersihan 1.507.255
TOTAL 118.492.145
Sumber: Laporan Keuangan RSUD Sijunjung Tahun 2015 (diolah)
102
4. Distribusi biaya dari unit penunjang
dan unit produksi, langkah berikutnya dilakukanlah alokasi biaya dari unit-
ganda), metode ini melakukan alokasi biaya dalam dua tahap, pada tahap
pertama alokasi biaya dari unit penunjang kepada unit penunjang lainnya
dan unit produksi (lampiran 4), pada tahap kedua alokasi biaya hanya
sebagai berikut:
Tabel 31
Dasar Alokasi Biaya
103
1) Manajemen
2) IPSRS
40.514.462.
104
b. Alokasi Biaya IPSRS Tanpa Gaji PNS
24.262.307.
3) Farmasi
17.799.414.
5.597.646.
105
4) Laundry
5.234.625.
4.283.158.
5) CSSD
2.588.975.
106
b. Alokasi Biaya CSSD Tanpa Gaji PNS
6) Rekam Medis
107
Tabel 32
Alokasi Biaya Dari Unit-unit Penunjang Pada Instalasi Bedah Sentral
ALOKASI ALOKASI
UNIT PENUNJANG JUMLAH
TAHAP I TAHAP II
Manajemen
- Dengan Gaji PNS 290.110.746 56.009.018 346.119.764
- Tanpa Gaji PNS 161.503.163 44.643.099 206.146.262
Gizi - - -
IPSRS
- Dengan Gaji PNS 7.106.039 33.408.423 40.514.462
- Tanpa Gaji PNS 5.664.010 18.598.297 24.262.307
Farmasi
- Dengan Gaji PNS 12.667.179 5.132.235 17.799.414
- Tanpa Gaji PNS 2.719.986 2.877.660 5.597.646
Laundry
- Dengan Gaji PNS 3.036.764 2.197.861 5.234.625
- Tanpa Gaji PNS 3.036.764 1.246.395 4.283.158
CSSD
- Dengan Gaji PNS 1.298.784 1.290.190 2.588.975
- Tanpa Gaji PNS 843.906 725.099 1.569.005
Rekam Medis
- Dengan Gaji PNS 7.453.479 3.438.923 10.892.402
- Tanpa Gaji PNS 3.091.866 1.932.335 5.024.201
TOTAL DENGAN GAJI
321.672.993 101.476.649 423.149.642
PNS
TOTAL TANPA GAJI
176.859.695 70.022.885 246.882.579
PNS
Sumber: Data RSUD Sijunjung Tahun 2015 (diolah)
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa alokasi biaya overhead dari
identifikasi semua biaya, yaitu biaya bahan habis pakai, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead. Semua biaya yang ada dalam upaya
108
pelayanan kepada pasien. Gambaran hasil identifikasi perhitungan total
TC= 5.639.651.210
berikut:
TC= 4.201.043.439
perhitungan total cost menghitung gaji PNS dengan total cost tanpa
menghitung gaji PNS. Total cost dengan menghitung gaji PNS sebesar Rp.
109
Berdasarkan tabel 33, didapatkan perhitungan biaya total dari
biaya bahan habis pakai (BHP) + biaya tenaga kerja langsung + biaya
berikut:
Tabel 33
Total Biaya Tindakan di Instalasi Bedah Sentral RSUD Sijunjung Tahun
2015
TINDAKAN TOTAL
No BHP BOP BTKL
OPERASI COST
1 SEDANG
- Gaji PNS 266.805.477 166.254.568 288.706.697 721.766.741
- Tanpa Gaji
266.805.477 55.786.115 215.061.061 37.652.653
PNS
2 BESAR
- Gaji PNS 1.239.434.561 772.329.190 1.341.175.834 3.352.939.585
- Tanpa Gaji
1.239.434.561 259.152.247 999.057.872 2.497.644.680
PNS
3 KHUSUS
- Gaji PNS 119.340.506 74.364.681 129.136.791 322.841.979
- Tanpa Gaji
119.340.506 24.952.798 96.195.536 240.488.840
PNS
SC (Sectio
4
Cesaria)
- Gaji PNS 459.150.912 286.110.831 496.841.181 1.242.102.905
- Tanpa Gaji
459.150.912 96.003.447 370.102.906 925.257.266
PNS
JUMLAH DENGAN
2.084.731.455 1.299.059.271 2.255.860.484 5.639.651.210
GAJI PNS
JUMLAH TANPA
2.084.731.455 435.894.608 1.680.417.375 4.201.043.439
GAJI PNS
Sumber: Data diolah (2016)
jumlah dari semua biaya yang ada untuk pelayanan di instalasi bedah
sentral, dan total cost dengan gaji PNS yang terbesar adalah pada total
110
biaya tenaga kerja langsung (jasa pelayanan) yang berhubungan langsung
terbesar kedua adalah biaya bahan habis pakai (BHP) yang secara
Hasil identifikasi biaya total tanpa gaji PNS yang terbesar adalah
pada total biaya habis pakai yang berhubungan langsung dengan pelayanan
adalah biaya tenaga kerja langsung (Jasa Pelayanan Medis) yang secara
10,38%.
111
beban subsidi pemerintah, dengan demikian dana atau anggaran yang ada
secara optimal.
Tabel 34
Jumlah Tindakan Instalasi Bedah Sentral RSUD Sijunjung Tahun 2015
NAMA JUMLAH
No
TINDAKAN TINDAKAN
1 SEDANG 221
2 BESAR 568
3 KHUSUS 43
4 SC (Sectio Cesaria) 360
JUMLAH 1192
Sumber: Laporan Rekam Medik
berdasarkan pada lama waktu operasi. Unit cost pada setiap tindakan di
TC
UC=
Q
Dari hasil perhitungan di atas didapatkanlah hasil unit cost tindakan pada
dibawah ini:
Tabel 35
Unit Cost Tindakan di Instalasi Bedah Sentral RSUD Sijunjung
UNIT
JENIS TINDAKAN BHP BTKL BOP
COST
Sedang
- Dengan Gaji PNS 1.207.265 1.306.365 752.283 3.265.913
- Tanpa Gaji PNS 1.207.265 973.127 252.426 2.432.817
Besar
- Dengan Gaji PNS 2.182.103 2.361.225 1.359.734 5.903.063
112
UNIT
JENIS TINDAKAN BHP BTKL BOP
COST
- Tanpa Gaji PNS 2.182.103 1.758.905 456.254 4.397.262
Khusus
- Dengan Gaji PNS 2.775.361 3.003.181 1.729.411 7.507.953
- Tanpa Gaji PNS 2.775.361 2.237.105 580.298 5.592.764
SC
- Dengan Gaji PNS 1.275.419 1.380.114 794.752 3.450.286
- Tanpa Gaji PNS 1.275.419 1.028.064 266.676 2.570.159
Sumber: Data diolah (2016)
Analisis uni cost adalah suatu kegiatan menghitung biaya rumah sakit
untuk berbagai jenis pelayanan yang ada, baik secara total maupun per unit/per
dibayarkan oleh pasien (Agastya, 2009). Prinsipnya unit cost harus sama untuk
seluruh kelas perawatan. Hal ini diperkuat pada bahan habis pakai instalasi bedah
sentral RSUD Sijunjung memiliki standar bahan habis pakai yang dikategorikan
sama untuk jenis operasi yang sama, sehingga penulis melakukan analisis unit
cost dengan tarif kelas 2 yang berlaku saat ini. Hal ini sejalan dengan hasil
tarif kelas 2 merupakan tarif yang sama dengan jasa sarana, sedangkan tarif untuk
kelas 1 dan VIP lebih tinggi dan tarif kelas 3 lebih rendah. Hal ini sesuai dengan
Peraturan Mentri Kesehatan (PMK) Nomor 12 Tahun 2013 tentang pola tarif
Badan Layanan Umum Rumah Sakit. Perbandingan perhitungn unit cost dengan
tarif yang berlaku saat ini dapat dilihat dari tabel berikut ini:
113
Tabel 36
Perhitungan Unit Cost dibandingkan dengan tarif yang berlaku
saat ini di Instalasi Bedah Sentral RSUD Sijunjung
dengan gaji PNS dibandingkan dengan tarif yang berlaku saat ini terdapat
sebesar Rp. 3.903.063 dan operasi khusus sebesar Rp. 3.507.953 dan terdapat
Hasil perhitungan unit cost tanpa gaji PNS dibandingkan dengan tarif
yang berlaku saat ini terdapat kekurangan di tindakan operasi sedang sebesar Rp.
1.232.817, operasi besar sebesar Rp. 2.397.262 dan operasi khusus sebesar Rp.
penetapan tarif pelayanan baru di instalasi bedah sentral RSUD Sijunjung. Hal ini
harus dilakukan berdasarkan perhitungan unit cost baik dihitung dengan gaji PNS
maupun tanpa gaji PNS hampir semua tindakan di instalasi bedah sentral RSUD
114
Sijunjung lebih besar dari tarif yang berlaku saat ini, kecuali tarif tindakan section
cesaria (SC).
selama ini hanya perkiraan saja belum pernah dilakukan perhitungan berdasar
analisis biaya. Hal ini diketahui dari hasil wawancara dengan Kepala Bidang
disebabkan metode yang kompleks, data yang diperlukan tidak tersedia dan sistem
informasi kebijakan tarif dan subsidi, informasi kebijakan pengendalian biaya dan
dasar untuk perencanaan. Seperti dijelaskan di atas bahwa RSUD Sijunjung belum
pernah melakukan analisis biaya, sehingga biaya satuan atau unit cost secara
dengan diketahuinya unit cost tindakan operasi instalasi bedah sentral, berarti
harga, perencanaan anggaran yang sesuai dan seimbang antara pendapatan dan
sesuai dengan perencanaan karena sudah berbasis biaya. Disamping itu dapat pula
menambah suatu tindakan operasi yang dapat dilayani. Selain itu dalam
115
pelaksanaan tindakan operasi harus sesuai dengan standar yang ditetapkan
tersebut agar biaya menjadi sama sehingga perhitungan unit cost juga sama.
yang berlaku saat ini dengan hasil perhitungan unit cost dengan gaji PNS maupun
unit cost tanpa gaji PNS. Maka didapatkanlah perhitungan CRR instalasi bedah
Tabel 37
Perhitungan CRR Instalasi Bedah Sentral RSUD Sijunjung dengan Gaji PNS
116
Tabel 38
Perhitungan CRR Instalasi Bedah Sentral RSUD Sijunjung Tanpa Gaji PNS
Analisis CRR adalah membandingkan tarif yang berlaku saat ini dengan
perhitungan unit cost. Informasi dari CRR ini untuk melihat tingkat kemampuan
dalam jangka pendek artinya kemampuan rumah sakit dalam menutupi biaya
operasioanal.
Hasil perhitungn CRR dengan gaji PNS pada tindakan operasi sedang
didapatkan CRR pada kelas III sebesar 0,31, kelas II sebesar 0,37, kelas I sebesar
117
0,46 dan VIP Sebesar 0,61. Pada tindakan operasi besar didaptkan perhitungan
CRR pada kelas III Sebesar 0,25, kelas II sebesar 0,34, Kelas I Sebesar 0,42 dan
VIP sebesar 0,59. Pada tindakan operasi SC didapatkan CRR pada kelas III
sebesar 0,87, kelas II sebesar 1,01, kelas I sebesar 1,16 dan VIP sebesar 1,45.
Pada tindakan operasi khusus didapatkan CRR pada kelas III sebesar 0,47, kelas II
Hasil perhitungn CRR tanpa gaji PNS pada tindakan operasi sedang
didapatkan CRR pada kelas III sebesar 0,41, kelas II sebesar 0,49, kelas I sebesar
0,62 dan VIP sebesar 0,82. Pada tindakan operasi besar didapatkan perhitungan
CRR pada kelas III sebesar 0,34, kelas II sebesar 0,45, Kelas I sebesar 0,57 dan
VIP sebesar 0,80. Pada tindakan operasi SC didapatkan CRR pada kelas III
sebesar 1,17, kelas II sebesar 1,36, kelas I sebesar 1,56 dan VIP sebesar 1,95.
Pada tindakan operasi khusus didapatkan CRR pada kelas III sebesar 0,63, kelas II
Dari perhitungan CRR hampir semua tarif yang berlaku saat ini di
instalasi bedah sentral lebih kecil dari perhitungan unit cost, kecuali tari pada
tindakan SC pada kelas II, I dan VIP. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
Sijunjung.
118
BAB V
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian tentang unit cost di instalasi bedah sentral pada
biaya tindakan di instalasi bedah sentral dengan gaji PNS adalah sebesar
2.255.860.484
2. Total biaya tindakan instalasi bedah sentral tanpa gaji PNS adalah
1.680.417.375,-
119
- Unit cost tindakan operasi besar sebesar Rp. 5.903.063
- Unit cost tindakan operasi sectio cesaria (SC) sebesar Rp. 3.450.286
- Unit cost tindakan operasi sectio cesaria (SC) sebesar Rp. 2.570.159,-
hampir semua tarif yang berlaku saat ini di instalasi bedah sentral
tingkat pemulihan (CRR) <1 kecuali tarif pada tindakan operasi SC pada
kelas II, I dan VIP dengan gaji PNS dan tanpa gaji PNS tarif pada
5.2 Saran
120
2. Penyesuaian tarif harus dilakukan karena tarif yang berlaku saat ini
point instalasi bedah sentral RSUD Sijunjung agar subsidi yang diberikan
5.3 Keterbatasan
antara lain :
121
Sijunjung yang kemudian dipilah yang diperuntukkan khusus untuk
bedah sentral RSUD Sijunjung tidak tersedia, seperti data inventaris per
ruangan, dan dasar alokasi biaya (cost driver) dari unit loundry ke unit
dasar alokasi biaya (cost driver) berdasarkan jumlah pasien, begitu juga
alokasi biaya dari unit gizi ke unit produksi yang seharusnya berdasarkan
porsi makanan untuk setiap ruangan tetapi data tersebut pada tahun 2015
tidak tersedia dan unit gizi baru menghitung porsi makana per ruangan
pada tahun 2016 sehingga penulis menggunakan dasar alokasi biaya (cost
tarif yang berlaku, namun belum mengemukakan ATP dan WTP serta
tarif pesaing.
122
DAFTAR PUSTAKA
Agastya dan Arifai. 2009. Unit Cost dan Tarif Rumah Sakit. Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada
Gani, Ascrobat, 1995. Teori Biaya. Buku Panduan Analisis Biaya dan
Penyesuaian Tarif Pelayanan Kesehatan di Indonesia. Jakarta: FKM UI.
Hamka, Fenny. 2010. Analisis Biaya Satuan Tindakan Sectio Caesaria Paket
Hemat A di Rumah Sakit X Tahun 2009. Thesis. Depok: Universitas
Indonesia
Horngren, C. T., Datar, S. M., dan Foster, G. 2008. Akutansi Biaya, Penekanan
Manajerial, Jilid 1, Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Indeks
Ikhsan, Arfan, Dharmanegara, and Ida Bagus Agung. 2010. Akuntansi dan
Manajemen Keuangan Rumah Sakit, Edisi 1. Yogyakarta: Graha Ilmu,
2010.
Nadjib, M. 1997. Analisis Biaya dan Penetapan Tarif Rumah Sakit. Depok: FKM
Universitas Indonesia
Putri, Nydia. 2012. Analisis Tarif Instalasi Bedah Sentral Berdasarkan Unit Cost
di RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh Tahun 2010. Thesis. Padang:
Universitas Andalas
Raymond, Tubagus. 2001. Pendekatan Real Cost Dalam Menhitung Biaya Per
Pelayanan di Rumah Sakit, Workshop Analisis Biaya Pelayanan Rumah
Sakit Untuk Perancanagan Sistem Pembiayaan Rumah Sakit, Yogyakarta:
Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan FK UGM.
Supriyanto, S., Widiada, J.P., Anita, D. N., Thinni N.R., Djasiki. 2000. Analisis
Biaya Satuan dan Penyesuaian Tarif Pelayanan Puskesmas. Thesis
Surabaya: Universitas Airlangga.
Suryaman, Ryryn. 2013. Analisis Biaya Satuan (Unit Cost) Perjenis Tindakan
Berdasarkan Relative Value Unit (RVU) Pada Bagian Persalinan RSUD
Ajjapange Kabupaten Soppeng Tahun 2011. Jurnal AKK.
Thabrany, Hasbullah. 2009. Penetapan dan Simulasi Tarif Rumah Sakit. Jakarta