OLEH :
ERFIANA UMAR
NPM : 166080023
Halaman
1. Ringkasan Eksekutif ……………………………………………………………..
2. Visi dan Misi ..............................................................................................
3. Latar Belakang Rencana Bisnis ..............................................................................
4. Produk dan Jasa Yang Dihasilkan ..........................................................................
5. Kondisi Pasar dan Strategi Pemasaran ..................................................................
6. Analisa Lingkungan Bisnis ....................................................................................
7. Kondisi Managemen dan Operasional ..................................................................
8. Kondisi Keuangan ……………….........................................................................
9. Issue-issue Strategis ……………...........................................................................
10. Sasaran Strategi dan Target ..................................................................................
11. Strategi Bisnis .......................................................................................................
12. Indikator Kinerja Rumah Sakit ….........................................................................
13. Penutup ………………………………………………………………………….
14. Kepustakaan ……..................................................................................................
1. RINGKASAN EKSEKUTIF
Berkembangnya rumah sakit swasta dan pemerintah baik milik lokal maupun asing
memberikan banyak pilihan sarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat, terutama dari
golongan ekonomi menengah ke atas, serta upaya pemasaran mereka yang sangat progresif
dan sistematis. Hal tersebut diharapkan RS mampu mengembangkan dan meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan yang prima dan paripurna.
Dalam era Jaminan Kesehatan Nasional dengan penyelengara adalah BPJS (Badan
penyelengara Jaminan Sosial), diperlukan efisiensi dan efektifitas dengan sumber daya
rumah sakit yang ada sehingga dapat bertahan jika mungkin bertumbuh di jaman revolusi
kesehatan ini.
Rencana Strategis Bisnis pada dasarnya merupakan proses penyusunan Rencana kerja
utama yang bersifat strategis dengan melakukan analisis terhadap tantangan eksternal dan
keunggulan internal organisasi, dalam upayamempersiapkan seluruh elemen organisasi
untuk menjawab tantangan dan tuntutan lingkungan yang lebih luas dimasa yang akan
datang.
Rencana Strategis Bisnis bagi RSUD BARI adalah hal penting untuk mengarahkan RSUD
BARI seoptimal mungkin dalam upaya mencapai kondisi yang mampu memperoleh
keunggulan bersaing dimasa depan. Renstra ini bertujuan untuk :
1. Membantu menghadapi kejadian masa yang akan datang.
2. Memberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang tidak dapat
dihindari di masa yang lalu.
3. Membantu membuat keputusan mengenai hal-hal yang tepat pada waktu yang tepat.
4. Memusatkan perhatian pada tindakan-tindakan yang harus dilakukan guna mencapai
visi dan misi yang ditetapkan.
Rencana Strategis Bisnis ini berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama 1 (satu)
sampai dengan 5 (lima) tahun kedepan dengan memperhitungkan ancaman, peluang,
kekuatan dan kelemahan yang ada atau mungkin timbul dalam era globalisasi guna
mencapai visi dan misi RSUD BARI. Rencana Strategis Bisnis RS memuat program, kegiatan
dan target outputnya dan juga sebagai dokumen perencanaan untuk 5 (lima) tahun
kedepan yang menjadi tolak ukur penilaian kinerja dan harus dipertanggungjawabkan,
disamping itu rencana Strategis Bisnis RS ini disusun untuk memenuhi salah satu
persyaratan administrasi Rumah Sakit untuk memperoleh Status Akreditasi Edisi tahun
2015.
Rencana Strategis Bisnis RS mencakup aspek organisasi dan menejemen, sumber daya
manusia, keuangan, pelayanan, system informasi, keselamatan pasien peningkatan mutu
baik dalam gambaran umum, kinerja tahun berjalan, maupun rencana kinerja lima tahun
mendatang.
Berdasarkan acuan yang diuraikan diatas visi untuk renstra RS tahun 2018-2022
diarahkan menuju peningkatan status yaitu dengan mengembangkan pelayanan,
meningkatkan sarana dan prasarana dengan memperhatikan isu-isu strategis guna menjadi
RSUD BARI yang dapat menghasilkan pelayanan kesehatan yang prima dan paripurna.
a. Visi
Menjadi pusat rujukan rehabilitasi medik terdepan, paripurna dan terpercaya dikota
b. Misi
medik.
Meningkatkan kesejahteraan sumber daya manusia yang merupakan aset
MOTTO
Memberikan Pelayanan Dengan Hati
TUJUAN
1. Membantu Pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam
bidang social, yaitu pelayanan kesehatan secara berkesinambungan dan sesuai
dengan perkembangan zaman dan kemampuan masyarakat, dengan pembiayaan
yang memadai. Bentuk Pelayanan kesehatan tersebut ialah dalam usaha untuk
meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, khususnya yang tinggal di sekitar
RSUD BARI
2. Menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan dengan mengelola rumah sakit
secara baik, bermutu, tidak merugi dan dapat memupuk modal usaha, untuk
kemajuan RSUD BARI, serta tidak meninggalkan fungsi sosialnya.
3. Mengarahkan kegiatan RSUD BARI sebagai salah satu institusi kesehatan yang
professional dalam pelayanan kesehatan, dengan melakukan pengembangan
penelitian pelayann kesehatan, dengan melakukan pengembangan pelayanan
kesehatan, disertai tanggung jawab pelayanan asuhan pasien dan pengawasan
mutu pelayanan.
4. Menempatkan usaha perumah – sakitan sebagai salah satu institusi yang mampu
menyerap teknologi medis, pengetahuan, keterampilan dan peralatan yang
canggih untuk meningkatkan pelayanan dan pengobatan pada pasien.
menjadi Rumah Sakit Umum Daerah kelas C pada tanggal 10 November 1997.
memperoleh status Akreditasi penuh tingkat dasar pada tanggal 7 November 2003 kemudian di
tahun berikutnya 2004 dibuat Master Plan oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia. Pembangunan gedung dimulai dimulai pada tahun 2005 yakni Gedung Bedah
Central dan dilanjutkan lagi pada tahun berikutnya (2006) pembangunan Gedung Bank Darah.
Pendaftaran, Gedung Rekam Medik, Gedung Farmasi, Gedung Laboratorium, Gedung Radiologi,
tingkat lanjut .Serta Ditetapkan sebagai BLUD-SKPD RSUD Palembang BARI berdasarkan
Keputusan Walikota Palembang No. 915.b tahun 2008 penetapan RSUD Palembang Bari
sebagai SKPD Palembang yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD (PPK-BLUD)
secara penuh. Adapun pembangunan yang dilaksanakan pada tahun 2008 meliputi Gedung
Poliklinik (3 lantai), Gedung Instalasi Gawat Darurat, Gedung Instalai Gizi (Dapur), Gedung
Loundry, Gedung VVIP, Gedung CSSD, Gedung ICU, Gedung Genset dan IPAL.
Pembangunan Rumah Sakit ini berlangsung selama 3 tahun dan pada bulan
Mei 1995 bangunan tersebut belum rampung seluruhnya namun mulai dapat
dimanfaatkan secara bertahap sehingga seluruh fasilitas pelayanan dipusatkan pada lokasi
ini.
Rumah Sakit BARI yang baru ini berlantai dua dengan luas tanah 7885 m² dan luas
bangunan 7247,35 m² dengan kapasitas Tempat Tidur : 109 TT. Sejak tahun 2002
Rumah Sakit Tugu Ibu membuka ruang Babussalam sehingga menambah kapasitas
terpasang menjadi 127 TT. Pada bulan Maret 2004 dibuka fasilitas pelayanan Perinatologi
sehingga kapasitas terpasang menjadi 135 TT. Sejak bulan Agustus 2005 kapasitas terpasang
berkurang menjadi 132 TT dengan dikuranginya jumlah TT Babussalam. Pada bulan April
2007 dibuka fasilitas ruang perawatan khusus anak yang diberi nama ”Wijaya Kusuma”
dengan kapasitas 20 TT dan pada 19 Agustus 2008 dibuka ruang perawatan khusus
Jamsostek di kelas III dengan bantuan dana dari PT. Jamsostek sehingga kapasitas Rumah
Sakit Tugu Ibu menjadi 154 TT. Dan pada awal tahun 2009 dibuka ruang isolasi yang
terletak di kelas III dan mengambil kapasitas ruang kelas III sehingga kapasitas terpasang
saat ini adalah 154 TT. Tahun 2010 dilakukan pemindahan ruang perawatan Kebidanan
(Babussalam) dari lantai 2 ke lantai 1, dengan mengurangi kapasitas tempat tidur
perawatan umum Kelas I (melati) dan mengurangi kapasitas tempat tidur perawatan
Kebidanan (Babussalam) sehingga total kapasitas tempat tidur menjadi berkurang, yaitu 133
TT.
a. PELAYANAN MEDIS
Faktor penentu keselamatan jiwa dalam keadaan gawat darurat adalah kecepatan,
keterampilan dan kemampuan regu penolong yang terdiri dari tim medis dan paramedis
serta alat pendukungya. RS. Tugu Ibu memberikan pelayanan dan penanganan gawat
darurat 24 jam yang didukung oleh Dokter dan Perawat yang memiliki dedikasi yang tinggi
selain memiliki keahlian dan keterampilan dalam bidangnya dan dilengkapi dengan sertifikat
ATLS / ACLS / PPGD bagi para Dokter dan sertifikat PPGD bagi Paramedis. Sarana
pendukung IGD seperti DC Shock, Syring Pump dan ruang observasi.
Pelayanan Rawat Jalan didukung oleh Dokter – Dokter Senior dengan hari buka praktek
Senin – Sabtu, sebanyak 18 Poliklinik yang terdiri dari :
1. Klinik Umum
2. Klinik Gigi & Mulut
3. Klinik Medical Check Up
4. Klinik Spesialis :
Penyakit Dalam
Kesehatan Anak
Kebidanan & Kandungan
Bedah Umum
Mata
THT
Kulit & Kelamin
Syaraf
Jiwa
Jantung & Pembuluh Darah
Paru-paru
5. Klinik Fisioterapi
6. Klinik Haemodialisa
INSTALASI RAWAT INAP
- Dewasa : 4 TT
3. Ruang Perawatan Anak (Wijaya Kusuma-Total Kapasitas Tempat Tidur : 20 TT), terdiri
dari :
3.1. Kelas VIP : 2 TT
3.2. Kelas I : 4 TT
3.3. Kelas II : 8 TT
Perawatan Perinatologi
Dipimpin oleh seorang dokter spesialis anak (sebagai Ketua Tim) dan dibantu oleh unsur staf
medis, perawatan serta staf lainnya yang mempunyai kualitas khusus seperti Kemampuan
Resusitasi Neonatus. Level Pelayanan perawatan perinatal di RS. Tugu Ibu adalah Level II
dan menangani bayi berumur kurang dari 40 hari dengan kasus : Bayi Lahir Normal,
Asphixia, Trauma Lahir, Diare, BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah), Sindrom Gangguan
pernafasan, Hiperbilirubinemia, Sepsis, Tetanus Neonatorum, Kelainan kongenital
Kapasitas 4 tempat tidur yang dilengkapi peralatan medis ysng sesuai dengan kebutuhan
tingkat pelayanannya, bed inkubator, bed bluelight, dan bed bayi , Ruang menyusui, AC, dll.
Isolasi
1 kamar untuk 1 pasien, tersedia 2 kamar. Ditujukan bagi pasien menular, gangren dan gaduh
gelisah,dll. Dilengkapi : 1 tempat tidur pasien, AC, kamar mandi, wastafel.
Pelayanan 24 jam, ditangani oleh Dokter dan Bidan yang berpengalaman dan mempunyai
kemampuan/bersertifikasi antara lain APN (Asuhan Persalinan Normal) & Resusitasi Neonatus.
Memiliki 5 orang dokter kebidanan & kandungan (3 laki-laki & 2 wanita). Menangani kasus normal
dan resiko tinggi. Mempunyai 2 Ruang Bersalin yang nyaman (1 ruang terdiri 3 Bed Partus dan 1
ruang terdiri dari 1 bed partus yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung lainnya seperti Sofa &
TV), 1 ruang tindakan ( terdiri dari 2 Bed), 1 ruang observasi (terdiri dari 2 bed). Terhubung
langsung ke Ruang Perinatologi dan Ruang Perawatan Kebidanan serta berhadapan dengan Ruang
Operasi & Ruang Perawatan Intensive (ICU). Peralatan Medis yang tersedia antara lain Bed
Gynecologi elektrik, CTG, Infant Warmer, Resusitasi set, Partus set, dll
Dipimpin oleh seorang Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan dibantu oleh seorang Dokter Umum
dan unsur Perawat yang mempunyai keahlian khusus dalam hal Hemodialisa. Pelayanan terdiri dari
2 shift dimulai pukul 07.00 WIB s/d 14.00 WIB dilanjut Pukul 12.00 WIB s/d 19.00 WIB.
Memiliki 8 mesin Hemodialisa terdiri dari 8 dengan komposisi ketenagaan yaitu 1 orang Dokter
Spesialis, 1 orang Dokter Umum dan 6 orang tenaga Perawat. Ruangan dilengkapi AC, TV, Kamar
Mandi dan Ruang Penunggu Pasien.
Terdapat 2 ruang operasi, 1 ruang operasi khusus Operasi Mata, 1 ruangan untuk
operasi lainnya. Peralatan ruang operasi disiapkan sesuai dengan kebutuhan pelayanannya,
antara lain : mesin anestesi, Respirator, Monitor pasien, Electric Cauter Bipolar, Meja
Operasi Elektrik, Lampu Operasi Ceiling dan lain-lain. Semua peralatan medis terkalibrasi.
Mempunyai Ruang Pemulihan (Recovery Room/RR) dengan dilengkapi dengan peralatan
penunjang seperti Monitor pasien, Suction, Central Gas Medis, dll.
Kamar Operasi ini dikepalai oleh seorang Dokter Spesialis Bedah Purnawaktu dan didukung
oleh tenaga spesialis & Tim Anestesi yang berpengalaman, tenaga perawatan yang
berkeahlian & berkualifikasi khusus sehingga siap melayani 24 jam.
Kamar Operasi RSUD BARI melayani kasus operasi spesialistik Mata, THT, Bedah Umum,
Obgyn. Akan dikembangkan dengan bedah ortopedi, Bedah Syaraf & Urologi.
LABORATORIUM 24 JAM
Pelayanan 24 jam yang didukung oleh tenaga analis yang berpengalaman dan sejak
bulan Juni 2006 telah memiliki seorang Dokter Patologi Klinik. Dilengkapi dengan peralatan
medis sesuai dengan standar peralatan yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI.
Melayani semua pemeriksaan laboratorium baik pemeriksaan darah, urin, feses maupun
pemeriksaan. Secara Rutin & Periodik Laboratorium RSUD BARI selalu mengikuti uji mutu
baik secara internal maupun eksternal sehingga kualitas hasil pemeriksaannya lebih dapat
dipertanggungjawabkan.
RADIOLOGI
Pelayanan 24 jam, ditangani oleh 3 orang dokter Radiologi dan penata rontgen yang
telah berpengalaman. Peralatan yang dimiliki sampai saat ini berupa pesawat rontgen
dengan kapasitas 500 KVA, echocardiographi, USG 2 dan 3 dimensi Color Dopler, rontgen
gigi, CT Scan 16 slice & Treadmil yg ditangani langsung oleh dokter ahli jantung dan
perawat bersertifikat.
Fasiltas peralatan Radiologi selalu Terkalibrasi dengan baik, dan memenuhi standar
laik pakai. Ruangan pemeriksaan juga berdinding tebal memenuhi syarat standar keamanan
yang ditetapkan BAPETEN dan pintu berlapis Pb. Radiologi RSUD BARI menerima
pemeriksaan Rujukan dari Luar RSUD BARI .
FARMASI 24 JAM
Dikelola sendiri dan ditangani oleh 2 orang tenaga Diploma Madya Gizi serta Tata Boga
yang berpengalaman.
1. Pelayanan Loundry
2. Pelayanan Ambulance
3. Pelayanan Mobil Jenazah
4. Pelayanan Kamar Jenazah
5. Pelayanan Keamanan
6. Pelayanan Toko Kerja (Workshop)
7. Pelayanan Ruang Pertemuan
8. Pelayanan Parkir
9. Pelayanan Rumah Tangga (Kebersihan & Keindahan)
10. Pelayanan Optik dan Kantin
11. Pelayanan Pemeliharaan Sarana & Prasarana RS
12. Pelayanan Pemeliharaan Lingkungan
13. Pelayanan Keselamatan dan kesehatan Kerja RS (K3 RS)
Seluruh aktifitas pelayanan RSUD BARI dijalankan diatas tanah seluas 7884 m2 yang
terdiri dari lantai 1 dan 2 serta terbagi menjadi 5 blok, yaitu :
KAPASITAS LISTRIK
Kapasitas listrik terpasang yang dimiliki adalah 197 KVA ( 197.000 whatt ) dan satu
unit genset dengan kapasitas 150 KVA.
Fasilitas Fisik
RS Tugu Ibu merupakan rumah sakit yang sebagian besar bangunannya merupakan
bangunan lama sehingga secara bertahap selalu di lakukan renovasi sehingga
membutuhkan biaya pemeliharaan yang tinggi. Fasilitas rawat inap masih sangat kurang di
bandingkan dengan pengujung RSUD BARI pada tahun 2017, sehingga penambahan ruang
perawatan menjadi prioritas.
Fasilitas alat kesehatan di RSUD BARI dapat dikatakan sudah lengkap, namun alat
kesehatan tersebut kebanyakan sudah tua. Pada persaingan yang semakin ketat dan
tehnologi kedokteran semakin maju, RSUD BARI masih belum dapat memberikan fasilitas
alat kesehatan yang maksimal jika dibanding dengan rumah sakit pesaing. Hal ini menjadi
prioritas program pengembangan di tahun 2018 - 2022.
PENGOLAHAN LIMBAH
Pengolahan limbah dengan cara Intalasi Pengolahan Limbah (IPAL) yang dikepalai oleh
seorang kesehatan lingkungan. RSUD BARI belum memiliki incenerator tetapi dalam
pengolahan limbahnya bekerjasama dengan pihak ketiga yaitu PT Jalan Hijau dikirim /
dimusnahkan ke PT. Wastec Internasional.
Sarana air bersih yang dimiliki RS. Tugu Ibu bersumber dari PAM dan air tanah.
TRANSAKSI PEMBAYARAN
Pembayaran dapat secara tunai, kartu kredit, kartu debet dan pembayaran melalui asuransi
/ jaminan Perusahaan.
FULL PART
NO KUALIFIKASI SPSIALISASI JUMLAH
TIMER TIMER
1 Tenaga Medis Dokter Umum 5 12 17
Dokter Gigi 1 5 6
Dokter Spesialis 4 40 44
Jumlah 10 57 67
2 Tenaga keperawatan Perawat 132 13 145
Bidan 24 1 25
Juml
156 14 170
Ah
3 Tenaga Farmasi Apoteker 1 4 5
D3/AA 18 4 22
4 Gizi Sarjana/D3 20 3 23
5 Laboratorium Analisis 11 2 13
6 Radiologi Radiografer 7 0 7
Jumlah 57 13 70
7 Tenaga Non Medis 126 10 136
Jumlah 126 10 136
Purna Paruh
No Klasifikasi jumlah
Waktu waktu
Pelayanan Medik Dasar
1 Spesialis Penyakit Dalam 1 3 4
2 Spesialis Bedah Umum 1 2 3
3 Spesialis Kebidanan dan kandungan 1 4 5
4 Spesialis Anak 1 2 3
5 Dokter Umum 5 13 18
6 Dokter Gigi 1 5 6
Pelayanan Spesialis Penunjang Medik
7 Spesialis Radiologi 1 4 5
8 Spesialis Patologi Klinik 0 1 1
9 Spesialis Anestesi 1 4 5
10 Spesialis Rehabilitasi Medik 0 1 1
Pelayanan Medik Spesialis Lain
11 Spesialis Mata 0 4 4
12 Spesialis THT 0 2 2
13 Spesialis Syaraf 0 2 2
14 Spesialis Jantung 0 1 1
15 Spesialis Kulit Kelamin 0 2 2
16 Spesialis Jiwa 0 2 2
17 Spesialis Paru 0 2 2
18 Spesialis Orthopedi 0 0 0
19 Spesialis Bedah Urolog 0 0 0
20 Spesialis Bedah Syaraf 0 0 0
21 Spesialis Bedah Plastik 0 0 0
Pelayanan medik Spesialis gigi dan Mulut
22 Spesialis Bedah Mulut 0 0 0
23 Spesialis Konservasi gigi 0 0 0
24 Spesialis Ortodontik Gigi 0 0 0
25 Spesialis Periodonti 0 0 0
26 Spesialis Prostodonti 0 0 0
Pelayanan Medik Sub Spesialis 0 0 0
27 Spesialis Bedah Digestif 0 0 0
28 Spesialis Bedah Onkologi 0 0 0
29 Spesialis Plastik / Rekontruksi 0 0 0
30 Spesialis Bedah Anak 0 0 0
31 Spesialis Dalam-Ginjal Hipertensi 0 0 0
32 Spesialis Kesehatan anak perinatologi 0 0 0
33 Spesialis Osbgin-Uroginekologi 0 0 0
34 Spesialis Onkologi 0 0 0
34 Spesialis Fertilitas 0 0 0
35 Spesialis Mata Rekontruksi Oculoplasti 0 0 0
Jumlah
Dengan memperhatikan critical succes factor dari faktor peluang dan ancaman
serta faktor kekuatan dan kelemahan, kemudian dikombinasikan dengan hasil diskusi
kelompok terarah (FGD), ditentukan bobot serta rating dari masing-masing variabel
tersebut dan diperoleh nilai EFAS (External Strategy Factor Analysis Summary) dan IFAS
(Internal Strategy Factor Analysis Summary) dengan menggunakan matriks sebagai
berikut :
Peluang (Opportunity)
Ancaman (Threat)
Total 1 2,7
Kekuatan (Strength)
Kelemahan (Weakness)
Peluang (S)
(0,70 : 0,15)
Strategi Kuadran I
Kuadran IV
Bertumbuh
Strategi Stabilisasi (growth strategy)
(minimizing)
strategy)
Ancaman (T)
Dari hasil perhitungan analisa SWOT disimpulkan bahwa RSUD BARI memiliki kekuatan yang
lebih dominan dibanding kelemahan dan memiliki peluang yang lebih besar di banding
ancaman dengan hasil sebagai tersebut RSUD BARI berada pada posisi ” bertumbuh” (growth
Strategy).
Sehingga disimpulkan bahwa nilai peluang lebih besar dari nilai ancaman dan nilai
kekuatan lebih besar dari nilai kelemahan maka dengan matriks TOWS di dapat hasil pada
memasukan total nilai EFAS : 2,7 dan nilai IFAS : 3,25 maka posisi RS M berada pada sel IV, yang
biasa disebut sebagai Growth & Build. Strategi yang dianjurkan adalah : penetrasi pasar /
1. Lingkungan Makro
a) Demografi
Pada awal berdiri di tahun 1986 sampai dengan 1994 dahulunya merupakan gedung
menjadi Rumah Sakit Umum Daerah kelas C pada tanggal 10 November 1997.
memperoleh status Akreditasi penuh tingkat dasar pada tanggal 7 November 2003 kemudian di
tahun berikutnya 2004 dibuat Master Plan oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia. Pembangunan gedung dimulai dimulai pada tahun 2005 yakni Gedung Bedah
Central dan dilanjutkan lagi pada tahun berikutnya (2006) pembangunan Gedung Bank Darah.
Pendaftaran, Gedung Rekam Medik, Gedung Farmasi, Gedung Laboratorium, Gedung Radiologi,
tingkat lanjut .Serta Ditetapkan sebagai BLUD-SKPD RSUD Palembang BARI berdasarkan
Keputusan Walikota Palembang No. 915.b tahun 2008 penetapan RSUD Palembang Bari
sebagai SKPD Palembang yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD (PPK-BLUD)
secara penuh. Adapun pembangunan yang dilaksanakan pada tahun 2008 meliputi Gedung
Poliklinik (3 lantai), Gedung Instalasi Gawat Darurat, Gedung Instalai Gizi (Dapur), Gedung
Loundry, Gedung VVIP, Gedung CSSD, Gedung ICU, Gedung Genset dan IPAL.
Tabel 1.1
Perbandingan jumlah penduduk dikota palembang yang paling banyak pada kecamatan
ilir barat I yaitu 135,080 ditahun 2014, sedangkan ditahun 2013 sebesar 133,236. Jenis kelamin
penduduk Kota Palembang , jumlah penduduk wanita lebih banyak dibanding laki-laki. Dan
berdasarkan komposisi penduduk menurut golongan umur didominasikan oleh usia yg masih
produktif.
Tabel 1.2
Jumlah Penduduk menurut jenis kelamin di setiap wilayah kecamatan yang ada di
Kota Palembang pada tahun 2015.
Tabel 1.3
UMUR
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JUMLAH PENDUDUK
(JIWA)
LK PR JML LK PR JML
b) Sosial
Tabel 1.4
Tingkat pendidikan penduduk Kota Palembang, didominasi oleh lulusan SLTA, yaitu sebesar 34,74 %.
Sedangkan tamatan SD sebanyak 17,29. Jumlah lulusan perguruan tinggi sebesar 15,37 %.
Tabel 1.5
Jumlah Penduduk Usia 15 tahun keats yang termasuk angkatan kerja
KOTA PALEMBANG
Jenis Pendidikan
LK PR JUMLAH
Menurut pekerjaan penduduk Kota Palembang yang tergolong angkatan kerja sebagian besar
(95 %) terdiri dari masyarakat yang telah memiliki pekerjaan.
Tabel 1.6
Di Kota Palembang.
Kota Palembang
Jenis Kegiatan
2000 2001 2002 2003 2004 2005
Angkatan Kerja :
Provinsi Sumatera Selatan sebagai salah satu lumbung padi di luar Pulau Jawa memiliki
peran penting bagi perekonomian wilayah dan nasional. Selama kurun waktu 2013-2015 kinerja
perekonomian Provinsi Sumatera Selatan melambat dengan laju pertumbuhan rata-rata 5,82
persen .
Kondisi perekonomian Kota Palembang di tahun 2015 bisa dikatakan mulai stabil seiring
dengan mulai membaiknya perekonomian secara global , ditengah dampak krisis gobal yang
masih tersisa. Namun demikian bukan berarti krisis tidak mampu berpengaruh terhadap
perekonomian Pemerintah Kota Palembang. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai
data pendukung dapat mencerminkan gambaran mengenai penciptaan nilai tambah bruto dari
berbagai aktivitas ekonomi di Kota Palembang, sehingga arah pembangunan menjadi lebih
terpola dan terukur.
Tabel 1.7
31,519.93 28,577.89
2013
32,874.76 29,679.57
2014
34,127.72 30,627.55
2015
Sumber: BPS, 2013
perkapita yang terdiri dari pengeluaran untuk makanan dan non makanan. dalam tiga tahun
yang meningkat, sedangkan untuk non makanan yang didalamnya termasuk pengeluaran untuk
Tabel 1.8.
b) Kebijakan Pemerintah
Berdasarkan peraturan daerah Kota Palembang tahun 2005 tentang retribusi pelayanan
a. Kebijakan Pemerintah
Disamping melaksanakan tugas pokok RS Tugu Ibu juga memberikan pelayanan
terhadap masyarakat umum dengan mempergunakan fasilitas dan sumber daya yang
dimiliki dengan tidak meninggalkan tugas pokok. Pendapatan pelayanan kesehatan
terhadap masyarakat umum digunakan untuk peningkatan pasien dan operasional rumah
sakit. Hal ini didukung oleh peraturan pemerintah sebagai berikut :
b. Pesaing
Dikota Palembang khususnya di Seberang Ulu , saingan nya adalah RS
Muhammadyah dan RS Pertamina .Pesaing diatas menjadi ancaman bagi RS harus selalu
mengembangkan diri dan memberikan pelayanan yang paripurna untuk menarik
pelanggan semaksimal mungkin.,
c. Tehnologi
Perkembangan tehnologi informasi menyebabkan meningkatnya pengetahuan
masyarakat di segala bidang termasuk bidang kesehatan baik perkembangan
pengobatan, pelayanan, peraturan-peraturan serta perundang-undangan tentang
kesehatan. Perkembangan tehnologi kesehatan yang semakin pesat dan membutuhkan
biaya yang tinggi, berdampak pada persaingan yang semakin ketat di bidang sarana dan
prasarana terutama di bidang peralatan kesehatan.
c) Hal tersebut diatas akan menjadi tantangan bagi RS untuk selalu meningkatkan
Provinsi Sumatera Selatan sebagai salah satu lumbung padi di luar Pulau Jawa memiliki
peran penting bagi perekonomian wilayah dan nasional. Selama kurun waktu 2013-2015 kinerja
perekonomian Provinsi Sumatera Selatan melambat dengan laju pertumbuhan rata-rata 5,82
persen .
Kondisi perekonomian Kota Palembang di tahun 2015 bisa dikatakan mulai stabil seiring
dengan mulai membaiknya perekonomian secara global , ditengah dampak krisis gobal yang
masih tersisa. Namun demikian bukan berarti krisis tidak mampu berpengaruh terhadap
perekonomian Pemerintah Kota Palembang. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai
data pendukung dapat mencerminkan gambaran mengenai penciptaan nilai tambah bruto dari
berbagai aktivitas ekonomi di Kota Palembang, sehingga arah pembangunan menjadi lebih
terpola dan terukur.
Tabel 1.7
Perkapita Sumatera
Perkapita Nasional
Tahun Selatan
31,519.93 28,577.89
2013
32,874.76 29,679.57
2014
34,127.72 30,627.55
2015
Sumber: BPS, 2013
perkapita yang terdiri dari pengeluaran untuk makanan dan non makanan. dalam tiga tahun
yang meningkat, sedangkan untuk non makanan yang didalamnya termasuk pengeluaran untuk
Tabel 1.8.
d) Kebijakan Pemerintah
Berdasarkan peraturan daerah Kota Palembang tahun 2005 tentang retribusi pelayanan
2) Struktur Organisasi
A. Direksi RSUD BARI
C. Instalasi-Intalasi :
1. Instalasi Gawat Darurat (Ka.IGD : Dr. Setia Pribadi, MSi)
2. Instalasi Rawat Jalan (Ka.Inst.Rajal : Drg. Eka Barkah)
Selain satuan kerja struktural, dalam Menjalankan tugasnya Direktur Rumah Sakit BARI,
dibantu oleh satuan kerja Fungsional, yang terdiri dari :
Kondisi manajemen RSUD BARI saat ini sangat kondusif dan saling mendukung untuk
tetap berjalan dijalur sesuai dengan renstra yang telah ditetapkan. Direktur Rumah Sakit
di bantu oleh Kepala Bidang Pelayanan Medis, Penunjang Medis, Keperawatan, bagian
Sekretariat, SDM, Keuangan Pemasaran dan Umum. Masing-masing bagian membawahi
unit atau Instalasi terkait. Yang terdiri dari Kepala Instalasi/Unit, Kepala Ruangan,
Penanggung jawab dan staf.
8. KONDISI KEUANGAN
Sumber keuangan RSUD BARI terdiri dari satu sumber yaitu pendapatan dari pelayanan
masyarakat.
TA 2013 TA 2014 TA 2015 TA 2016 TA 2017
NO KEGIATAN
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) s.d agustus
1 Penerimaan 59.671.631.852 67.277.583.626 72.980.832.832 77.453.713.095 36.085.314.705
Dari data di atas penerimaan dari anggaran naik 10 % tiap tahunnya, dan pengeluaran
naik 8% tiap tahunnya, dan tidak didapatkan dana tambahan lainnya.
9. ISSUE-ISSUE STRATEGIS
Tantangan RSUD BARI dalam 5 tahun kedepan yang harus dihadapi perlu diantisipasi
terlebih dahulu dengan adanya isu-isu strategis baik yang menguntungkan maupun yang
merugikan. Isu strategis tersebut meliputi :
a. Tahun 2019 universal coverage yaitu Jaminan Kesehatan Nasional, kurang lebih
250 juta jiwa.
b. Pengelolaan keuangan Rumah Sakit Yang terintegrasi dan efisien.
c. Upaya peningkatan mutu melalui mempertahankan akreditasi Paripurna
d. Rencana pembangunan Ruang Rawat Klas VVIP atau Super VIP dengan dana
pemilik.
e. Rencana penambahan pembangunan gedung 1 (satu) lantai dengan dana
pemilik.
f. Usaha mewujudkan sebagai RS Pilihan Terbaik dengan menambah tenaga
spesialis dan peralatannya.
g. Tuntutan inovasi pelayanan untuk mendukung pelayanan dan kenyamanan
pelanggan.
h. Tuntutan transparasi dan keamanan yang tinggi dalam pelayanan pasien.
i. Munculnya kompetitor rumah sakit yang semakin banyak dan komplit dalam
sarana.
j. Peraturan perundang-undangan yang sangat mempengaruhi kebijakan rumah
sakit.
k. Menurunnya loyalitas pelanggan.
l. Penggunaan tenaga spesialis/ahli oleh pihak kompetitor.
m. Perkembangan tehnologi kedokteran yang membutuhkan biaya besar.
1. Tujuan.
a. Membangun budaya organisasi yang kondusif dan sense of servis.
b. Mewujudkan pelayanan kesehatan prima berbasis kepuasan pelanggan.
c. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang terintegrasi sesuai standart
menuju persaingan nasional.
d. Mengintegrasikan pelayanan dan pendidikan untuk meningkatkan mutu
pelayanan dengan mengikuti perlembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi
kedokteran.
e. Tercapainya sumber daya manusia yang professional.
f. Tercapainya laporan keuangan yang wajar tanpa pengecualian.
g. Tercapainya pelayanan yang prima dan paripurna.
h. Pemasaran Rumah Sakit sampai pada masyarakat umum baik golongan ekonomi
atas, menengah maupun bawah.
i. Tersedianya sarana yang representative didukung alat kesehatan yang modern
sesuai kebutuhan.
j. Tercapainya SIM Rumah Sakit yang ON Line ke seluruh bagian dan sesuai system.
k. Tercapainya kepuasan pelanggan dalam pelayanan rumah sakit.
l. Terciptanya keselamatan pasien di rumah sakit.
m. Terciptanya keselamatan dan kesehatan kerja di RS Tugu Ibu.
n. Tercapainya program PONEK, Penanggulangan HIV/Aids dan Program DOTS.
o. Terciptanya masyarakat yang menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
2. Sasaran.
Untuk mencapai tujuan diatas ditetapkan sasaran-sasaran sebagai berikut :
c. Sasaran Keuangan.
Sasaran keuangan di RSUD BARI dengan menuju kemandirian ditetapkan sebagai berikut
:
1) Meningkatnya pendapatan RSUD BARI minimal 10 % tiap tahunnya.
2) Tercapainya pengendalian biaya Rumah Sakit.
3) Tertib dalam laporan, pencatatan dan pengelolaan keuangan.
d. Sasaran Pelayanan.
Dalam rangka meningkatkan pelayanan yang terintegrasi sesuai standart,
berorientasi pada kepuasan pelanggan menuju persaingan tingkat nasional maka
ditetapkan sasaran pelayanan yaitu : Tercapainya kualitas dan kuantitas pelayanan yang
optimal.
e. Sasaran Pemasaran.
Pemasaran merupakan salah satu usaha dalam mengembangkan dan
meningkatkan jangkauan pelayanan. Sasarn pemasaran RSUD BARI meliputi :
1) Seluruh masyarakat kota Kota Palembang
2) Perusahaan dan Jasa Asuransi.
3. Kebijakan.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran sebagaimana diuraikan diatas ditetapkan berbagai
kebijakan sebagai berikut :
c. Kebijakan Keuangan
RS Tugu Ibu selaku rumah sakit yang mengelola keuangan melaksanakan
kebijakan sebagai berikut
1) Semua unit pelayanan harus mengoptimalkan pendapatan
2) Semua unit pelayanan harus mengefisienkan biaya.
3) Komputerisasi administrasi keuangan.
d. Kebijakan Pelayanan.
Untuk mencapai mutuu pelayanan kesehatan yang prima dengan
mengutamakan kepuasan pelanggan ditetapkan kebijakan pengembangan pelayanan
sesuai dengan kebutuhan dan skala prioritas.
e. Kebijakan Pemasaran
Dalam rangka mencapai pemasaran yang optimal maka dalam tahun 2015-2019
akan dilakukan beberapa kebijakan yaitu :
1) Meningkatkan mutu pelayanan terhadap pasien dinas (prajurit, PNS dan
Keluarganya) sehingga kepuasa pasien dinas akan menjadi salah satu promosi
tidak langsung.
2) Meningkatkan kerjasama dengan instansi pemerintah dan swasta.
3) Pengembangan system informasi dan promosi melalui internet / website
mencakup intern dan exstern secara online.
4) Membentuk team pemasaran yang terstrutur.
5) Membuat jejaring pemasaran.
f. Kebijakan Fasilitas.
Untuk mencapai sasaran sitem informasi yang terintegrasi di setiap unit RS Tugu
Ibu akan selalu mengembangkan SIM-RS dengan mengikuti perkembangan tehnologi.
c. Strategi Keuangan
Dalam rangka meningkatkan cost recovery rumah sakit menuju kemandirian
ditetapkan strategi sebagai berikut :
d. Strategi Pelayanan.
1) Strategi Mutu
a) Setiap petugas rumah sakit harus memahami dan menghayati
konsep dasar dan mutu pelayanan rumah sakit.
b) Memberi prioritas peningkatan kompetensi sumber daya
manusia.
c) Ciptakan budaya mutu rumah sakit dengan pendekatan Plan Do
Chek Action (PDCA) cycle.