Anda di halaman 1dari 27

PENGENDALIAN MUTU

PROYEK
PEMBANGUNAN JALAN KOLEKTOR SEKUNDER
TIRTONADI KABUPATEN PONOROGO
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu merupakan suatu proses
pemeriksaan dan pengujian terukur, mulai dari
material (spesifikasi), pemasangan (sesuai gambar)
dan hasil kerja (sesuai toleransi spesifikasi teknis hasil
pekerjaan) dan penilaian berdasarkan standar
RKS/Spesifikasi Teknis dan peraturan yang ditetapkan
harus dipatuhi oleh proyek.
Beton
Beton adalah suatu campuranyang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah atau agregat agregat
lain yang dicampur jadi satu dengan suatu pasta yang terbuat dari semen dan air
membentuk suatu massa mirip batuan. Terkadang satu atau lebih bahan aditif ditambahkan
untuk menghasilkan beton dengan kataristik tertentu, seperti kemudahan pengerjaan
(workability), durabilitas, dan waktu pengerasan (Mc.Cormac, 2004).
Jalan Kolektor
Jalan kolektor sekunder adalah jalan yang
melayani angkutan pengumpulan atau pembagian dengan ciri-ciri
perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah
jalan masuk dibatasi, dengan peranan pelayanan jasa distribusi
untuk masyarakat di dalam kota.
MACAM – MACAM PENGENDALIAN
MUTU BETON

01 PENGENDALIAN MUTU PADA PENENTUAN PROPORSI CAMPURAN BETON

02 PENGENDALIAN MUTU PADA UNIT PENAKAR (BATCHING PLANT)

03 PENGENDALIAN MUTU PADA UNIT PENCAMPURAN BETON

04 PENGENDALIAN MUTU PADA PELAKSANAAN PENGECORAN

05 PENGUJIAN BETON
MACAM – MACAM PENGENDALIAN MUTU
BETON
1. PENGENDALIAN MUTU PADA PENENTUAN PROPORSI CAMPURAN BETON

• Pengendalian mutu pada proses penetuan proporsi campuran


campuran beton meliputi kegiatan:
1. Pengujian agregat yang meliputi, gradasi, berat jenis, penyerapan dan kadar
air agregat
2. Penentuan proporsi campuran awal diperoleh berdasarkan perhitungan
rancangan dan percobaan campuran di laboratorium.
3. Proporsi rencana campuran akhir harus didasarkan pada percobaan
penakaran skala penuh pada awal pekerjaan
4. Data perencanaan campuran, meliputi : kadar semen, proporsi agregat, air,
kelecakan dan kekuatan
5. Volume takaran, meliputi : ukuran takaran, berat material dalam takaran dan
koreksi kadar air agregat.
MACAM – MACAM PENGENDALIAN MUTU
BETON
2. PENGENDALIAN MUTU PADA UNIT PENAKAR (BATCHING PLANT)

• Kegiatan pengendalian mutu pada unit penakar, meliputi :


1. Pemeriksaan peralatan untuk menimbang dan mengukur semen, agregat, air
dan bahan tambah
2. Pemeriksaan peralatan untuk penanganan material, pengangkutan dan skala
Timbangan
MACAM – MACAM PENGENDALIAN MUTU
BETON
3. PENGENDALIAN MUTU PADA UNIT PENCAMPURAN BETON

• Kegiatan pengendalian mutu pada unit penacmpuran beton, meliputi :


1. Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari jenis dan ukuran yang dapat
menjamin distribusi yang merata dari seluruh bahan Bahan tambah apabila diperlukan yang berupa
cairan harus dicampur ke dalam air sebelum dituangkan ke dalam mesin pengaduk. Seluruh air
campuran harus sudah dimasukkan ke dalam mesin pengaduk sebelum seperempat masa pengadukan
selesai.
2. Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang akurat untuk
mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam setiap penakaran
3. Lama waktu pencampuran (mixing time) yang diperlukan ditetapkan dari hasil percobaan campuran.
Waktu pencampuran tidak boleh kurang dari 75 detik, kecuali ada data untuk mencampur minimum 60
detik.
4. Apabila digunakan beton siap campur (Ready-mixed Concrete), pelaksanaan pencampuran beton harus
sesuai dengan persyaratan Spesifikasi beton siap pakai (Ready-mixed Concrete).
MACAM – MACAM PENGENDALIAN MUTU BETON
4. PENGENDALIAN MUTU PADA PELAKSANAAN PENGECORAN

• Kegiatan pengendalian mutu pada pekasanaan pengecoran, meliputi :


1. Persiapan : bahan, perlengkapan peralatan, tenaga kerja dan bahan pelindung cuaca
2. Pencampuran : jenis peralatan, konsistensi, kadar udara,dan pemisahan butir
(segregasi)
3. Pengangkutan : batas waktu, pengecekan pemisahan butir dan perubahan konsistensi
4. Pengecoran : penempatan adukan, pemisahan butir, tinggi jatuh, penyebaran,
pemadatan, penggetaran, penempatan sambungan dan pemeriksaan sambungan.
MACAM – MACAM PENGENDALIAN MUTU
BETON
5. PENGUJIAN BETON

• Cara Pengendalian Mutu


1. Pengendalian Mutu Tradisional : untuk menjamin adanya kesesuaian terhadap
spesifikasi, digunakan pengambilan contoh uji secara acak dan metoda statistik
sebagai dasar untuk penerimaan atau penolakan pekerjaan yang telah diselesaikan dan
material yang digunakan.
2. pengendalian mutu total (total quality control) : Pada penegndalian mutu total tidak
diijinkan adanya satupun bahan atau pekerjaan yang memiliki kerusakan atau
kekurangan didalam seluruh proses konstruksi dengan cara ini ada suatu tujuan
mencapai “zero defect” sehingga suatu perusahaan tidak pernah akan puas dengan
program pengendalian mutunya walaupun kerusakan atau kekurangan terus menerus
berkurang secara berarti dari tahun ke tahun
MACAM – MACAM PENGENDALIAN MUTU
BETON
5. PENGUJIAN BETON

• Cara Pengendalian Mutu


• 3. Sampling By Variable: Prosedur ini menggunakan nilai dari variabel yang diukur
sebagai indikator mutu. Variabel ini biasanya merupakan karakteristik dari suatu
pekerjaan atau material, misalnya kekuatan, kepadatan, panjang dan lain sebagainya.
Nilai dari variabel-variabel ini diperoleh dari pengujian tertentu di lapangan atau di
laboratorium. Nilai-nilai yang diperoleh untuk suatu karakteristik ini membentuk suatu
distribusi statistic yang diasumsikan berupa distribusi normal. Untuk sampling variable
dibutuhkan :
a. Penentuan jumlah sampel
b. Penentuan batas atas atau batas bawah yang relevan
c. Penentuan fraksi item yang diijinkan terletak di luar batas yang ditentukan
d. Penentuan probabilitas yang diijinkan bahwa rata-rata populasi jatuh di luar limit
yang ditentukan.
KOMPOSISI
PENYUSUN BETON
SESUAI KETENTUAN SNI
KOMPOSISI PENYUSUN BETON
1. Portland cement

Portland Cement (PC) atau semen adalah bahan yang bertindak


sebagai bahan pengikat agregat, jika dicampur dengan air semen
menjadi pasta. Dengan proses waktu dan panas, reaksi kimia
akibat campuran air dan semen menghasilkan sifat perkerasan
pasta semen. Penemu semen (Portland Cement) adalah Joseph
Aspdin di tahun 1824, seorang tukang batu kebangsaan Inggris.
Dinamakan semen Portland, karena awalnya semen dihasilkan
mempunyai warna serupa dengan tanah liat alam di Pulau
Portland.Akan tetapi penggunaan semen pada beton tergantung
kegunaan dan fungsi bangunan yang akan kita buat nanti,
Contohnya pada bangunan air diperlukan jenis semen khusus
agar tercipta bangunan yang kokoh dan tahan terhadap air.
KOMPOSISI PENYUSUN BETON
2. Agregat

Agregat adalam meterial granular seperti pasir, krikil, batu pecah yang dipakai secara bersamaan
dengan suatu media perekat yaitu semen hidraulik agar membentuk beton.Dari pengalaman
menunjukkan bahwa kandungan agregat dalam campuran beton sangat tinggi sekitar 60-70% dari
berat campuran beton. Walaupun agregat hanya berfungsi sebagai pengisi tetapi karena
komposisinya cukup tinggi, maka karaktiristik agregat perlu dipelajari. Agregat yang
dipergunakan dalam campuran beton dapat berupa agregat alam dan agregat buatan (artificial
Agregat kasar
aggregates). Secara umum agregat dapat dibedakan menurut ukuran butirnya, yaitu agregat kasar
dan agregat halus. Di dalam (SK SNI T-15-1990-03:1) disebutkan bahwa,

 agregat halus adalah pasir alam sebagai hasil desintegarsi secara alami dari batu atau pasir
yang dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 5,0 mm.

Agregat halus
 agregat kasar, adalah kerikil sebagai hasil disintergarasi secara alami dari batu atau batu
pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir antara 540 mm.
KOMPOSISI PENYUSUN BETON
3. Air

Air yang dipakai untuk membuat campuran beton dan


perawatan beton setelah mengeras harus memenuhi
syarat sebagai berikut: 4. Air tawar yang dapat diminum,
5. Air yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam,
alkali, garam, zat organis atau bahan yang lain yang
dapat merusak beton atau tulangan.
KOMPOSISI PENYUSUN BETON
4.Bahan tambah

Bahan Tambah merupakan bahan selain bahan-bahan yang telah


disebutkan diatas untuk menghasilkan kualias beton yang diinginkan.
Bahan tambah yang digunakan dalam beton menjadi 2 yaitu :

• Bahan Tambah Kimia


• semua bahan yang ditambahkan pada saat pembuatan spesi beton, dengan tujuan
memperbaiki sifat-sifat tertentu campuran beton seperti mengendalikan waktu
pengerasan, mempercepat atau memperlambat, mereduksi kebutuhan air dan
menambah kemudahan pengerjaan beton.

• Bahan Tambah Mineral


• Merupakan bahan tambahan padat yang dihaluskan yang ditambahkan untuk
memperbaiki sifat beton agar beton mudah dikerjakan dan kekuatannya serta
keawetannya meningkat. Bahan tambahan mineral ini misalnya puzzolan, slag, fly as
dari batu bara, abu sekam, silica fume bahan produksi sampingan silica, ferro silicon.
1. Uji slump test Beton
 Uji Slump test adalah Salah satu cara untuk mengetahui kualitas beton
adalah dengan mengukur kadar air dalam beton
 Tujuannya adalah . Untuk mengetahui kadar air beton dapat dilakukan
menggunakan kerucut abraham

CARA PENGUJIAN UJI SLUMP


1. Alat pengujian sebagai penyokong dengan bentuk kerucut yang diameter atasnya
10 cm dan bawahnya 20 cm serta tinggi 30 cm.
2. Kemudian kerucut abraham dan letakkan pada tempat yang tidak menyerap air
dengan permukaan yang rata.
3. Adukan beton dan masukkan ke dalam kerucut dengan menekan penyokongnya.
4. Adukan dimasukkan beton dalam 3 lapisan yang sama ketebalannya dengan
diberi penusukan hingga 25 kali menggunakan tongkat baja. Tongkat ini
mempunyai diameter 16 mm dengan panjang 600 mm yang berbentuk bulat pada
ujungnya, penusukan agar beton lebih padat.
5. Tarik cetakan dengan hati-hati dan bersihkan ceceran adukan beton. Setelah
beberapa saat barulah kerucut dibuka.
6. Setelah itu ukur penurunan puncak kerucut dibandingkan tinggi awalnya untuk
mengukur kadar air beton.
7. Adukan beton yang memenuhi syarat sajalah yang dapat diaplikasikan dalam
pembangunan.
1. Uji slump test Beton
 Uji Slump test adalah Salah satu cara untuk mengetahui kualitas beton
adalah dengan mengukur kadar air dalam beton
 Tujuannya adalah . Untuk mengetahui kadar air beton dapat dilakukan
menggunakan kerucut abraham

JENIS-JENIS SLUMP MENURUT TINGGINYA


Pemeriksaan mutu beton cair di lapangan dapat dilakukan
dengan cara slump test. Slump test dilakukan untuk
mengetahui kekentalan dari adukan beton yang akan dicor.
Ada tiga macam kemungkinan yang dapat terjadi pada saat
pengujian beton dengan cara slump test, yaitu :
1. True slump (baik) adalah apabila tinggi slump ≥ 2/3
tinggi cetakan slump
2. Shear slump (buruk) adalah apabila tinggi slump ½
tinggi cetakan slump
3. Collapse slump (sangat buruk) adalah apabila tinggi
slump 1/3 tinggi cetakan slump.
1. Uji slump test Beton
 Uji Slump test adalah Salah satu cara untuk mengetahui kualitas beton
adalah dengan mengukur kadar air dalam beton
 Tujuannya adalah . Untuk mengetahui kadar air beton dapat dilakukan
menggunakan kerucut abraham

Ta b e l n i l a i s l u m p b e t o n b e rd a s a r k a n p e ra t u ra n b e t o n
bertulang Indonesia 1971
2. UJI KUAT TEKAN BETON (COMPRESSION TEST)
 Uji kuat tekan beton adalah pengujian yang dilakukan pada sampel beton,
sampel ini akan diberi tekanan hingga mengalami kehancuran.
 Tujuannya adalah untuk mengetahui kekuatan beton terhadap gaya
tekannya

C A R A P E N G U J I A N K U AT T E K A N B E T O N ( C O M P R E S S I O N T E S T )

1. Cetakan beton berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm yang


sudah diberi pelumas di bagian dalamnya. Hal ini untuk memudahkan dalam
pelepasan beton nantinya.
2. Adukan beton telah disiapkan dengan kualitas yang sama seperti yang digunakan
pada proyek pembangunan, masukkan adukan ini ke dalam cetakan. Masukan
secara bertahap menjadi 3 lapisan yang sama.
3. Ditiap lapisannya diberi tusukan hingga 25 kali dan ratakan bagian atas adukan.
Jangan lupa catat tanggal dan jam pembuatan beton tersebut.
4. Ditiap lapisannya diberi tusukan hingga 25 kali dan ratakan bagian atas adukan.
Jangan lupa catat tanggal dan jam pembuatan beton tersebut.
5. Apabila telah keras maka beton siap diuji menggunakan mesin compressor yang
akan memberikan tekanan.
6. Catat hasil pengujian, lakukan pengujian pada hari berikutnya atau dalam rentang
waktu tertentu. Untuk itu pastikan Anda membuat beberapa sampel beton untuk
mendapatkan hasil yang lebih akurat.
2. UJI KUAT TEKAN BETON (COMPRESSION TEST)
 Uji kuat tekan beton adalah pengujian yang dilakukan pada sampel beton,
sampel ini akan diberi tekanan hingga mengalami kehancuran.
 Tujuannya adalah untuk mengetahui kekuatan beton terhadap gaya
tekannya

PENGELOMPOKKAN MUTU DAN KELAS BETON BERDASARKAN SNI 03-2847-2002

 Klas A ( K 500)
Kegunaan dan peruntukan kelas ini adalah untuk beton untuk precast atau prestressed
 Klas P ( K450 )
Kelas jenis beton ini kegunannya untuk rigit, jalan klas 1 atau jalan negara dan jalanl tol)
 Klas B ( K350 )
Jenis Beton kelas ini diperuntukan untuk lantai biasanya lantai dasar bangunan pabrik
 Klas K 300
Beton untuk kontruksi bangunan ruko / rumah bertingkat 3 lantai s/d 5 lantai
 Klas K 250
Konstruksi bangunan bertingkat dua lantai, ruko/ rumah tinggal / standar.
 Klas K 225 (mobil standar) konstruksi bangunan bertingkat dua lantai, ruko/ rumah tinggal, jalan pedesaan/kolektor,dsb.
 Klas 225 ( MINI MIX / mobil kecil) kontsruksi bangunan bertingkat dua lantai, ruko/ rumah tinggal.
 Klas D ( K 175 ) konsruksi bangunan ringan.
 Klas E ( K 125 ) konsruksi LC/ lantai dasar
Klas BO konsruksi LC/ lantai dasar.
2. UJI KUAT TEKAN BETON (COMPRESSION TEST)
 Uji kuat tekan beton adalah pengujian yang dilakukan pada sampel beton,
sampel ini akan diberi tekanan hingga mengalami kehancuran.
 Tujuannya adalah untuk mengetahui kekuatan beton terhadap gaya
tekannya

Contoh perbandingan hasil Kekuatan Tekan Beton

Pada Berbagai Umur Pada Berbagai Benda Uji


Pengujian Slump
Pengujian Slump berfungsi untuk mengetahui workability
dari campuran beton
Pengujian Kuat Tekan Beton
Pembangunan Jalan kolektor Sekunder Tirtonadi Kabupaten Ponorogo

Keterangan :
Jumlah benda uji = 14
Tipe benda uji = Silinder
Kesimpulan
Slump
• Nilai rata-rata slump yang dianjurkan adalah minimal 5 cm dan
maksimal 7.5cm.
• Dari hasil data yang didapatkan, nilai rata-rata pengujian Slump
adalah 5,2.
• Untuk penggunaan beton pada beberapa konstruksi mungkin masih
memenuhi kapasitas aman, tetapi apabila digunkaan untuk
pembuatan beton massa, beton basah ini melebihi kapasitas yang
disyaratkan.
Kesimpulan
Kuat Tekan Beton
• Sample pengujian kuat tekan beton memiliki umur maksimal 21hari,
dengan berat silinder 13kg. Hasil kuat tekan adalah 26,39 Mpa.
Apabila dikonversi pada umur 28hari maka hasil kuat tekan sebesar
27,78MPa.
• Nilai kuat tekan beton setelah pengujian terbilang bagus karena rasio
air-semen nya yang cukup kecil, sehingga beton dengan sample ini
bisa menahan beban yang cukup besar.

Anda mungkin juga menyukai