Anda di halaman 1dari 36

BAB IV

BAHAN DAN ALAT


4.1. Tinjauan Umum
Bahan merupakan salah satu hal yang menentukan lancarnya pekerjaan
suatu proyek. Bahan perlu ditangani dengan baik agar kualitas suatu kontruksi
sesuai dengan umur rencana. Pihak kontraktor mengajukan contoh-contoh
material tersebut dan untuk selanjutnya diselidiki kelayakannya dan harus
disetujui dengan sepengetahuan oleh konsultan pengawas / direksi.
Alat kerja merupakan faktor terpenting berikutnya dalam pekerjaan proyek
ini. Peralatan yang lengkap dan dalam kondisi baik jika dipakai dapat
meningkatkan efektifitas dan produktifitas pekerjaan proyek, tanpa
mengesampingkan perawatan dan pemeriksaan terhadap alat kerja tersebut.
4.2. Bahan
Dibawah ini macam-macam bahan yang digunakan pada Proyek Relokasi
Jalan MT. Haryono Cilacap :
4.2.1. Semen
a. Uraian Umum
Semen yang digunakan pada Proyek Relokasi Jalan MT. Haryono Cilacap
adalah jenis semen portland tipe I. Semen Portland adalah semen hidrolik yang
dihasilkan dengan menggiling klinker yang terdiri dari kalsium silikat hidrolik,
yang umumnya mengandung satu atau lebih bentuk kalsium sulfat sebagai bahan
tambahan yang digiling bersama – sama dengan bahan utamanya. Semen Portland
tipe I Proyek Relokasi Jalan MT. Haryono Cilacap digunakan untuk pekerjaaan
lapis pondasi beton kurus (Lean Concrete) dan pekerjaan pengecoran.
b. Syarat Mutu Semen
1) Jenis semen Portland yang digunakan harus memenuhi salah satu dari
ketentuan berikut ini :
a) Peraturan Beton Indonesia (NI.2 – 1971)
b) Peraturan Semen Portland Indonesia (NI.8 – 1972)
c) SNI 15 2049- 1004 tentang Semen Portland
d) Mempunyai sertifikat uji (test sertificate) dan mendapat persetujuan
Perencana / Konsultan Manajemen Konstruksi
21

2) Semen yang digunakan pada pekerjaan konstruksi harus sesuai dengan semen
yang digunakan pada perancangan proporsi campuran.
3) Semen untuk keperluan pembuatan campuran beton harus memenuhi syarat -
syarat sesuai dengan standar Normalisasi Indonesia (NI-8) sebagai berikut :
a) Waktu pengikatan awal untuk segala jenis semen tidak boleh kurang dari
1 jam (60 menit).
b) Pengikatan awal untuk semen normal 60 – 120 menit.
c) Air yang digunakan memenuhi syarat air minum, yaitu bersih dari zat
organis yang dapat mempengaruhi proses pengikatan awal.
d) Suhu ruangan 23°C.

c. Syarat Penyimpanan Semen


Hal – hal yang harus diperhatikan dalam penyimpanan semen (PB, 1989:13)
yaitu:
1) Semen harus terbebas dari bahan kotoran dari luar.
2) Semen dalam kantong harus disimpan dalam gudang tertutup, terhindar dari
basah dan lembab, dan tidak tercampur dengan bahan lain.
3) Semen dari jenis berbeda harus dikelompokkan sedemikian rupa unuk
mencegah kemungkinan tertukarnya jenis semen yang satu dengan yang
lainnya. Urutan penyimpanan harus diatur sehingga semen yang lebih dahulu
masuk gudang terpakai lebih dahulu.
4) Semen curah harus disimpan dalam silo yang terbuat dari baja atau beton dan
harus terhindar dari kemungkinan tercampur dengan bahan lainnya. Apabila
semen telah disimpan terlalu lama, perlu dibuktikan dulu bahwa semen
tersebut memenuhi syarat sebelum dipakai.
5) Tinggi maksimum timbunan zak semen untuk menghindari pecahnya kanong
semen adalah 2 meter atau sekitar 10 zak. Jarak bebas antara bidang dnding
dan semen sekitar 50 cm, sedangkan jarak bebas antara lantai dan semen
sekitar 30 cm.
22

Gambar 4. 1. Semen
4.2.2. Air
a. Uraian Umum
Air digunakan untuk memicu proses kimiawi dari semen dan membasahi
agregat. Senyawa yang terkandung dalam air akan mempengaruhi kualitas beton
untuk itu diperlukan standar yang baik untuk kualitas air. Air dan semen akan
terjadi reaksi kimia maka diperlukan perbandingan/faktor air semen yang baik
agar menghasilkan kualitas beton yang baik.
b. Syarat Umum Air
1) Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari bahan
- bahan merusak yang mengandung oli, asam, alkali, garam, bahan organik,
atau bahan – bahan lainnya yang merugikan terhadap beton atau tulangan.
2) Air pencampur yang digunakan pada beton prategang atau pada beton yang di
dalamnya tertanam logam aluminium, termasuk air bebas yang terkandung
dalam agregat, tidak boleh mengandung ion klorida dalam jumlah yang
membahayakan.
23

Jenis komponen struktur Ion klorida terlarut (Cl-) pada


beton
Persen terhadap berat semen
Beton prategang 0,06
Beton bertulang yang terpapar 0,15
lingkungan klorida selama masa
layannya
Beton bertulang yang dalam 1,00
kondisi kering atau terlindung dari
air selama masa layannya
Konstruksi beton bertulang 0,30
lainnya
Tabel 4. 1. Batas Maksimum Ion Klorida

3) Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton, kecuali
ketentuan berikut terpenuhi:
Pemilihan proporsi campuran beton harus didasarkan pada campuran beton
yang menggunakan air dari sumber yang sama. Hasil pengujian pada umur 7
dan 28 hari pada kubus uji mortar yang dibuat dari adukan dengan air yang
tidak dapat diminum harus mempunyai kekuatan sekurang – kurangnya sama
dengan 90% dari kekuatan benda uji yang dibuat dengan air yang dapat
diminum. Perbandingan uji kekuatan tersebut harus dilakukan pada adukan
serupa, terkecuali pada air pencampur, yang dibuat dan diuji sesuai dengan
“Metode uji kuat tekan untuk mortar semen hidrolis “(Menggunakan
specimen kubus dengan ukuran sisi 50 mm)” (ASTM C 109).
c. Syarat Mutu Air Menurut British Standard (BS.3148-80)
Berikut ini adaah kriteria yang dipenuhi oleh air yang akan digunakan
sebagai campuran beton. Jika ketentuan – ketentuan dibawah ini tidak terpenuhi,
sebaiknya air tidak digunakan untuk membuat campuran beton. Syarat – syarat
tersebut antara lain :
24

1) Garam – garam anorganik


Konsentrasi garam – garam tersebut hingga 500 ppm dalam campuran beton
masih diijinkan.
2) NaCl dan Sulfat
Konsentrasi NaCl atau garam dapur sebesar 20000ppm pada umumnya masih
diijinkan.
3) Air asam
Penggunaan air dengan pH diatas 3,00 harus dihindarkan.
4) Air biasa
Konsentrasi basa lebih tinggi dari 0,5% berat semen akan mempengaruhi
kekuatan beton.
5) Air gula
Apabila kadar gula dalam campuran dinaikkan hingga mencapai 0,2 5 dari
berat semen, maka waktu pengika
tan biasanya akan semakin cepat. Gula sebanyak 0,255 akan mempengaruhi
kekuatan beton.
6) Minyak
Minyak mineral atau minyak tanah dengan konsentrasi lebih dari 2% berat
semen dapat mengurangi kekuatan beton hingga 20 %
7) Rumput laut
Rumput laut yang tercampur dalam air campuran beton dapat menyebabkan
berkurangnya kekuatan beton secara signifikan.
8) Zat – zat organik, lanau dan bahan – bahan terapung
Kira –kira 2000 ppm lempung yang terapung atau bahan – bahan halus yang
berasal dari batuan diijinkan dalam campuran
9) Pencemaran limbah industri atau air limbah
Air yang tercemar limbah sebelum dipakai harus dianalisis kandungan
pengotornya dan diuji untuk mengetahui pengikatannya dan kekuatan tekan
betonnya.
d. Penilaian Waktu Pengikatan (Setting Time) dan Uji Kuat Tekan
25

Air pengaduk dianggap tidak mempunyai pengaruh berarti terhadap waktu


pengikatan dan sifat pengerasan beton jika hasil pengujian menunjukan :
1) Perbedaan waktu pengikatan awal campuran beton yang menggunakan air yang
digunakan sebanding dengan campuran beton yang menggunakan air suling
tidak lebih besar dari 30 menit.
2) Kuat tekan rata – rata kubus beton yang dibuat dengan air yang digunakan
tidak kurang dari 90 % kuat tekan beton yang memakai air suling.
4.2.3. Agregat
a. Uraian Umum
Agregat dalam fungsinya hanya sebagai pengisi akan tetapi hal ini justru
penting karena agregat akan menentukan sifat mortar suatu beton. Agregat
biasanya dibedakan menjadi dua yaitu agregat kasar dan agregat halus. Gradasi
agregat kasar dan halus harus memenuhi persyaratan yang diberikan. Bahan-
bahan yang tidak memenuhi persyaratan gradasi ini dapat diterima jika kontraktor
dapat menunjukan bahwa persyaratan yang dirincikan dalam butir pasal
spesifikasi umum dapat dipenuhi jika menggunakan bahan-bahan tersebut.
Ukuran Ayakan Persen Berat Yang Lolos Untuk Agregat
Kasar Gabungan

Ukuruan Ukuruan Ukuruan Ukuruan Ukuruan Ukuruan


Inci Standa nominal nominal nominal nominal nominal nominal
Halus
(in) r (mm) maksimu maksimu maksimu maksimu maksimu maksimu
m 1½ in m ¾ in m ⅜ in m 1½ in m ¾ in m ⅜ in
(40 mm) (20 mm) (10 mm) (40 mm) (20 mm) (10 mm)

2 50 - 100 - - 100 - -
1½ 37,5 - 85 – 100 100 - 95 – 100 100 -
1 20,0 - 0 – 25 85 – 100 - 45 – 80 95 – 100 -
¾ 12,0 - - 0 – 70 100 - - 100
½ 10,0 100 0–5 0 – 25 85 – 100 - - 95 – 100
⅜ 5,0 89 – 100 - 0–5 0 – 25 25 – 50 35 – 55 30 – 65
No.4 2,36 60 – 100 - - 0–5 - - 20 – 50
No.8 1,18 30 – 100 - - - - - 15 – 40
600
No.16 15 – 100 - - - 8 – 30 10 – 35
µm 10 – 30
300
No.50 5 – 70 - - - -  -
µm 5 – 15
No.10
150 µm 0 – 15 - - - 0 – 8*  0 – 8*
0 0 – 8*
*Dinaikan menjadi 10% untk agregat halus pecah
Sumber : Spesifikasi Umum 2010
26

Tabel 4. 2. Ketentuan Gradasi Agregat


b. Karakteristik agregat
Agregat dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu agregat yang berasal
dari alam dan agregat buatan (artificial aggregates). Contoh agregat yang berasal
dari alam adalah pasir alami dan kerikil, sedangkan contoh agregat buatan adalah
agregat yang berasal dari stone crusher, hasil residu terak tamur tinggi
(blast furnace slag), pecahan genteng, pecahan beton, fly ash dari residu PLTU,
extended shale, expanded slag, dan lainnya.

c. Mengolah Agregat Alam


Mengolah agregat alam bertujuan untuk menghasilkan agregat dengan
mutu tinggi dan dengan biaya rendah. Pengolah agregat alam meliputi penggalian
(excavating), pengangkutan (hauling), pencucian, pemecahan (crushing), dan
penentuan ukuran.

d. Jenis Agregat

Gambar 4. 2. Klasifikasi Agregat Berdasarkan Sumber Material


1) Jenis agregat berdasarkan berat
Ada tiga jenis agregat berdasarkan beratnya, yaitu agregat normal, agregat
ringan, dan agregat berat.
27

2) Jenis agregat berdasarkan bentuk


Klasifikasi agregat berdasarkan bentuknya (ASTM D-3398), yaitu agregat
bulat, agregat bulat sebagian atau tidak teratur, agregat bersudut, agregat
panjang, agregat pipih, dan agregat panjang dan pipih.
3) Jenis agregat berdasarkan tekstur permukaan
Umumnya agregat dibedakan menjadi kasar, agak kasar, licin, agak licin.
Berdasarkan pemeriksaan visual, tekstur agregat dapat dibedakan menjadi
sangat halus (glassy), halus, glanular, kasar, berkristal (crystalline), berpori,
dan berlubang – lubang.
4) Jenis agregat berdasarkan ukuran butir nominal
Agregat dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu agregat kasar dan
agregat halus (Ulasan PB, 1998:9).
a) Agregat halus ialah agregat yang semua butirnya menembus ayakan
berlubang 4.8 mm (SII.0052, 1980) atau 4.75 mm (ASTM C33, 1982) atau
5.0 (BS.812,1976)
b) Agregat kasar ialah agregat yang semua butirnya tertinggal di atas ayakan
berlubang 4.8 mm (SII.0052, 1980) atau 4.75 mm (ASTM C33, 1982) atau
5.0 (BS.812,1976)
5) Jenis agregat berdasarkan gradasi
Gradasi agregat ialah distribusi dari ukuran agregat. Distribusi ini bervariasi
dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu gradasi sela (gap grade), gradasi menerus
(continuous grade), dan gradasi seragam (uniform grade).
e. Kekuatan Agregat
1) Faktor yang mempengaruhi kekuatan agregat
Kekuatan agregat dapat bervariasi dalam batas yang besar, misalnya
kekerasan atau kekuatan butir – butir agregat dari bahannya dan tidak
dipengaruhi oleh lekatan antara butir satu dengan lainnya. Butiran yang lemah
dan lunak perlu dibatasi nilai minimumnya jika ketahanan terhadap abrasi
yang kuat diperlukan.
2) Cara pengujian kekuatan agregat
28

Menguji kekuatan agregat dapat menggunakan bejana Rudelloff ataupun Los


Angeles Test.
f. Sifat – Sifat Agregat dalam Campuran Beton
1) Serapan air dan kadar air agregat
Persentase berat air yang mampu diserap agregat didalam air disebut serapan
air, sedangkan banyaknya air yang terkandung dalam agregat disebut kadar
air.
2) Berat jenis dan daya serap agregat
Berat jenis digunakan untuk menentukan volume yang diisi oleh agregat.
Berat jenis dari agregat pada akhirnya akan menentukan berat jenis dari beton
sehingga secara langsung menentukan banyaknya campuran agregat dalam
campuran beton. Hubungan antara berat jenis dan daya serap adalah jika
semakin tinggi nilai berat jenis agregat maka semakin kecil daya serap air
agregat tersebut.
3) Gradasi agregat
Campuran beton yang baik diperoleh dengan mencampur beberapa agregat,
dalam pekerjaan beton yang paling banyak dipakai adalah agregat normal
dengan gradasi yang harus memenuhi standar, namun untuk keperluan khusus
sering dipakai agregat ringan ataupun agregat berat.
4) Modulus halus butir
Suatu indek yang dipakai untuk mengukur kehalusan atau kekasaran butir –
butir agregat didefinisikan sebagai jumlah peren kumulatif dari butir agregat
yang tertinggal diatas satu set ayakan (38, 19, 9.6, 4.8, 2.4, 1.2, 0.6, 0.3, dan
0.15 mm) kemudian nilainya dibagi seratus (Ilsey,1942:232).
5) Ketahanan kimia
Umumnya beton tidak tahan terhadap serangan kimia, yang biasa dijumpai
menyerang terhadap beton yaitu serangan alkali dan serangan sulfat.
6) Kekekalan
Kekekalan agregat dapat diuji dengan menggunakan larutan kimia untuk
memeriksa reaksinya pada agregat (PB 89, 1990).
7) Perubahan volume
29

Faktor utama yang menyebabkan terjadinya perubahan – perubahan dalam


volume adalah kombinasi reaksi kimia antar semen dengan air seiring dengan
mengeringnya beton.

8) Karakteristik panas (sifat thermal agregat)


Karakteristik panas dari agregat akan sangat mempengaruhi keawetan dan
kualitas dari beton. Sifat utamanya adalah koefisien muai, panas jenis, dan
penghantar panas.
9) Bahan – bahan lain yang mengganggu
Bahan – bahan yang mengganggu adalah bahan yang menyebabkan
terganggunya proses pengikatan pada beton serta pengerasan betonnya, alkali
dan sulfat, bahan padat yang menetap, bahan – bahan organic dan humus.
e. Penyimpanan Agregat
1) Pengawasan agregat harus dimulai dari saat kedatangannya sampai
pengambilan kembali.
2) Agregat harus ditimbun di atas bak – bak berlantai jika volumenya dibawah
10 meter kubik. Jika besar, sebaiknya dibuatkan landasan menggunakan lean
concrete campuran 1:3:5 agar tidak tercampur saat pengambilan.
3) Jika agregat yang ditimbun dalam keadaan kering, terutama yang ditimbun di
stock field, sebainya agregat disiram dengan menggunakan sprinkle (slang
air).
4) Agregat diuji berkala sebelum digunakan sebagai kontrol kualitas bahan.
Pekerjaan Relokasi Jalan MT. Haryono Cilacap menggunakan agregat
kasar berukuran campuran 10 – 20 mm dan 20 – 30 mm dan menggunakan
agregat halus.
30

Gambar 4. 3. Agregat Kasar Ukuran 10 – 20 mm


Gambar 4. 4. Agregat Kasar Ukuran 20 – 30 mm

Gambar 4. 5. Agregat Halus


31

4.2.4. Bahan Tambah


a. Uraian Umum
Bahan tambah adalah bahan – bahan yang ditambahkan kedalam campuran
beton pada saat atau selama pencampuran itu berlangsung, fungsi dari bahan
tambah yaitu untuk memenuhi kecocokan beton untuk pekerjaan tertentu dalam
hal mengubah sifat – sifat, menghemat biaya, waktu yang efisien dan lain – lain.
Menurut ACI Committee 212.1R-81 jenis bahan tambah untuk beton
dikelompokan dalam lima kelompok yaitu accelerating, air-entraining, water
reducer, and set controlling, finely devided mineral dan miscellaneous.
b. Tujuan Penggunaan Bahan Tambah
Beberapa tujuan yang penting dari penggunaan bahan tambah menurut ACI
Committee 212.1R-81 antara lain :
1) Memodifikasi beton segar dan mortar
a) Menambah sifat kemudahan pengerjaan tanpa menambah atau
mengurangi kandungan air dengan sifat pengerjaan yang sama.
b) Menghambat atau mempercepat waktu pengikatan awal dari campuran
beton.
c) Mengurangi atau mencegah perubahan volume beton.
d) Mengurangi segresi.
e) Meningkatkan sifat penetrasi dan pemompaan beton segar.
f) Mengurangi kehilangan nilai slump
2) Memodifikasi beton keras dan mortar
a) Mengurangi ekolusi panas selama pengerasan awal (beton muda).
b) Mempercepat laju pengembangan kekuatan beton pada umur muda.
c) Menambah kekuatan beton (kuat tekan, kuat lentur, atau kuat geser dari
beton).
d) Menambah sifat keawetan beton.
c. Bahan Tambah Kimia menurut Draft Pedoman Beton 1989
1) Syarat umum mutu bahan tambah
32

a) Beton yang pembuatannya menggunakan jenis – jenis bahan tambah harus


memenuhi ASTM C.494, Standard Spesification for Chemical
Admixtures for Concrete.
b) Produsen bahan tambah harus menyatakan secara tertulis bahwa bahan
yang disediakan untuk suatu pekerjaan beton adalah sama dengan bahan
yang diujikan untuk memenuhi persyaratan mutu.
c) Produsen bahan tambah yang akan dipakai untuk beton pra-tekan harus
menyatakan secara tertulis kadar klorida di dalam bahan tambah tersebut
dan kadar klorida yang sudah ditambahkan selama pembuatannya.
2) Keseragaman dan kesamaan (komposisi)
Apabila ditentukan oleh pembeli/pemakai bahwa perlu dilakukan uji
keseragaman terhadap jumlah bahan tambah, maka :
a) Pengujian dilakukan terhadap contoh awal (initial sample) dan hasil uji
dijadikan referensi untuk membandingkan hasil – hasil uji atas contoh
yang diambil dari sembarang bahan (lot).
b) Analisi infra-red, hasil spectra absorbs sejauh mungkin harus sama antara
contoh awal dengan contoh dari suatu lot.
c) Residu pengeringan di dalam oven, bila diuji dengan cara dan ketentan
dalam ASTM C.494, variasinya antara lain contoh awal dengan contoh
yang diambil dari lot harus berada pada batas variasi dimana 5% untuk
bahan tambah cair dan 4% untuk bahan tambah non cair.
d) Berat jenis untuk bahan tambah cair perbedaan untuk contoh awal dengan
air suling dan dengan contoh dari lot tidak boleh lebih besar dari 10%.
d. Hal – Hal Penting dalam Penggunaan Bahan Tambah Menurut SNI 2002
1) Bahan tambahan yang digunakan pada beton harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari pengawas lapangan.
2) Bahan tambahan yang digunakan untuk keseluruhan pekerjaan harus mampu
secara konsisten menghasilkan komposisi dan kinerja yang sama dengan yang
dihasilkan oleh produk yang digunakan dalam menentukan proporsi
campuran beton sesuai dengan pemilihan proporsi campuan.
33

3) Kalsium klorida atau bahan tambahan yang mengandung klorida tidak boleh
digunakan pada beton prategang, pada beton dengan aluminium tertanam,
atau pada beton yang dicor dengan menggunakan bekisting baja galvanis.
4) Bahan tambahan pembentuk gelembung udara harus memenuhi SNI 03-2496-
1991 Spesifikasi bahan tambahan pembentuk gelembung untuk beton.
5) Bahan tambahan pengurang air, penghambat reaksi hidrasi beton, pemercepat
reaksi hidrasi beton, gabungan pengurang air dan penghambat reaksi hidrasi
beton dan gabungan pengurang air dan pemercepat reaksi hidrasi beton harus
memenuhi Spesifikasi bahan tambahan kimiawi untuk beton (ASTM C 494)
atau Spesifikasi untuk bahan tambahan kimiawii untuk menghasilkan beton
dengan kelecakan yang tinggi (ASTM C 1017).
6) Abu terbang atau bahan pozolan lainnya yang digunakan sebagai bahan
tambahan harus memenuhi Spesifikasi untuk abu terbang dan pozzolan alami
murni atau terkalsinasi untuk digunakan sebagai bahan tambahan mineral
apada beton semen Portland (ASTM C 618).
7) Kerak tungku pijar yang diperhalus yang digunakan sebagai bahan tambahan
harus memenuhi Spesifikasi untuk kerak tungku pijar yang diperhalus untuk
digunakan pada beton dan mortar (ASTM C 989).
8) Bahan tambahan yang digunakan pada beton yang mengandung semen
ekspansif (ASTM C 845) harus cocok dengan semen yang digunakan tersebut
dan menghasilkan pengaruh yang tidak merugikan.
9) Silica fume yang digunakan sebagai bahan tambahan harus sesuai dengan
Spesifikasi untuk silica fume untuk digunakan pada beton dan mortar semen-
hidrolis (ASTM C 1240)

Proyek Relokasi Jalan MT. Haryono Cilacap menggunakan bahan tambah


kimia Type D sebanyak 0,2 % dan bahan tambah mineral berupa fly ash sebanyak
15%. Type D “Water Reducing and Retarding Admixtures” adalah bahan tambah
yang berfungsi ganda yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan
untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu dan mempercepat
pengikatan awal. Bahan tambah mineral yang digunakan adalah fly ash. Beberapa
keuntungan penggunaan bahan tambah mineral ini antara lain (Cain,1994:500-
508):
34

a) Memperbaiki kinerja workability


b) Mengurangi panas hidrasi
c) Mengurangi biaya pekerjaan beton
d) Mempertinggi daya tahan terhadap serangan sulfat
e) Mempertinggi daya tahan terhadap serangan reaksi alkali-silika
f) Mempertinggi usia beton
g) Mempertinggi kekuatan tekan beton
h) Mempertinggi keawetan beton
i) Mengurangi penyusutan
j) Mengurangi porositas dan daya serap air dalam beton

4.2.5. Pengikat untuk Tulangan


Kawat pengikat adalah kawar yang terbuat dari besi baja lunak yang
digunakan untuk mengikat baja tulangan dalam struktur beton.
Persyaratan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :
1. Kawat pengikat harus terbuat dari besi baja lunak yang telah dipijarkan
terlebih dahulu, diameter minimum 1 mm, tidak bersepuh seng.
2. Pemakaian kawat pengikat untuk berkas tulangan yang terdiri dari 2,3, atau 4
batang yang sejajar, maka diameter kawat pengikat minimum 2,5 mm dan
jarak pengikatan tidak boleh lebih dari 24 kali diameter batang terkecil.
35

4.2.6. Tulangan Baja


Tulangan perkerasan rigid mempunyai bentuk, lokasi, dan fungsi berbeda
dengan tulangan pada konstruksi beton yang lain seperti gedung, balok dan
sebagainya. Tulangan sambung pada perkerasan rigid ada dua macam yaitu
tulangan sambung arah melintang dan arah memanjang. Sambungan melintang
(dowel) merupakan sambungan untuk mengakomodir kembang susut kearah
memanjang pelat. Dowel berbentuk polos, lokasi ditengah tebal pelat sejajar
dengan sumbu jalan. Dowel berfungsi sebagai penyalur beban pada sambungan

Gambar 4. 6. Kawat Bindrat

yang dipasang dengan separuh panjang terikat dan separuh panjang dilumasi atau
dicat untuk memberi kebebasan bergeser. Dowel juga berfungsi untuk
menghambat retakan yang terjadi di salah satu segmen agar menjalar atau
menerobos ke segmen selanjutnya. Syarat penentuan diameter dowel dapat
D
menggunakan pendekatan formula : d=
8
Keterangan :
d = Diamater dowel (inches)
D = Tebal pelat beton (inches)
Syarat penentuan diameter dowel dapat dilakukan dengan menggunakan tabel :
36

Tabel 4. 3. Rekomendasi dowel


Sedangkan tulangan sambungan memanjang (tie bar) merupakan sambungan
untuk mengakomodir gerakan lenting pelat beton. Tie bar berbentuk ulir dan
letaknya di kedua sisi pelat beton. Pemasangan sambungan memanjang ditujukan
untuk mengendalikan terjadinya retak memanjang. Jarak antar sambungan
memanjang sekitar 3 - 4 m. Sambungan memanjang harus dilengkapi dengan
batang ulir dengan mutu minimum BJTU24 dan berdiameter 16 mm. Ukuran
batang pengikat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
At = 204 x b x h
l = (38,3 x φ) + 60
Keterangan :
At = Luas penampang tulangan per meter panjang sambungan (mm2).
b = Jarak terkecil antar sambungan atau jarak sambungan dengan tepi perkerasan
(m).
h = Tebal pelat (m).
l = Panjang batang pengikat (mm).
φ = Diameter batang pengikat yang dipilih (mm).
Jarak batang pengikat yang digunakan adalah 60 cm.
Proyek Relokasi Jalan MT. Haryono Cilacap menggunakan tulangan
sambung melintang (dowel) berukuran ø32 – 300 mm panjang 45 cm dan tulangan
sambung memanjang (tie bar) berukuran D16– 600 mm panjang 70 cm.
37

Gambar 4. 7. Tulangan Sambungan Melintang (Dowel)

Gambar 4. 8. Tulangan Sambungan Memanjang (Tie Bar)

4.2.7. Sealant
38

Bahan yang terbuat dari agregat halus dan filler yang dicampur dengan
bahan pengikat binder, dibuat pada temperature tertentu berfungsi sebagai bahan

pelindung atau penutup celah. Persyaratan untuknjoint sealant dapat dilihat di


tabel dibawah ini.
Tabel 4. 4. Persyaratan sealant

Gambar 4. 9. Sealant
39

4.3. Alat
Untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan di lapangan, tentu tidak lepas
dari penyediaan alat – alat pekerjaan. Proyek Relokasi Jalan MT. Haryono Cilacap
menggunakan alat kerja sebagai berikut :

4.3.1. Truck Mixer


a. Pengertian Umum
Dalam dunia konstruksi tedapat beberapa alat berat yang menunjang, salah
satunya adalah truck mixer. Truck mixer adalah alat transportasi khusus untuk
beton curah siap pakai (ready mix concrete) yang dirancang untuk mengangkut
campuran beton curah siap pakai (ready mix concrete) dari batching plant ke
lokasi pengecoran. Truck mixer biasanya digunakan dalam proyek besar.
b. Jenis
1) Truk mixer mini (Truck minimix concrete).
Truk mixer mini memiliki volume muat 3 m3. Tipe truk mixer ini lebih
fleksibel untuk semua medan jalan , sempit ataupun menanjak.
2) Truk mixer standar .
Truk mixer standar digunakan untuk mengangkut beton cor dari batching plant
ke lokasi pengecoran dengan volume muat 7 m3. Kekurangan dari truk mixer
ini tidak bisa mengakses jalan sempit dan menanjak.
c. Manfaat dan Fungsi Truck Mixer pada Proyek
Manfaat dari penggunaan truck mixer pada Proyek Relokasi Jalan MT.
Haryono Cilacap adalah untuk memudahkan para pekerja dalam mengerjakan
pekerjaannya khususnya pekerjaan beton, sehingga hasil yang diharapkan dapat
tercapai dengan lebih mudah dengan waktu yang relatif lebih singkat.
Fungsi truck mixer pada Proyek Relokasi Jalan MT. Haryono Cilacap
adalah untuk mencampur material – material seperti agregat halus, agregat kasar,
air, semen, dan zat adikif menjadi beton. Truck Mixer memiliki fungsi lain yaitu
merupakan kendaraan yang digunakan untuk mengangkut adukan beton dari
batching plant ke lokasi proyek.
40

d. Spesifikasi Truck Mixer


Proyek Relokasi Jalan MT. Haryono Cilacap menggunakan truck mixer
merek HINO FM 260 JM dengan spesifikasi sebagai berikut :
1) Kapasitas : 7 m3.
2) Roda dasar : 3.380 + 1.300.
3) Panjang keseluruhan : 7,330.
4) Lebar keseluruhan : 2,450.
5) Tinggi keseluruhan : 2,700.
6) Kecepatan maksimal : 86 Km/Hour.

Gambar 4. 10. Truck Mixer

4.3.2. Excavator
a. Pengertian Umum
Excavator adalah alat berat yang terdiri dari mesin di atas roda khusus
yang dilengkapi dengan lengan (arm) dan alat pengeruk (bucket) yang digunakan
untuk menyelesaikan pekerjaan berat berupa penggalian tanah.
b. Jenis
Ada 4 jenis model excavator yaitu :
1) Hydroulic Excavator (Back Hoe).
2) Hydroulic Excavator (Loading Shovel).
3) Hydroulic Excavator (Wheel Type).
4) MRSX (Minimal Swing Radius Excavator).
c. Fungsi Excavator pada Proyek
41

Fungsi excavator pada Proyek Relokasi Jalan MT. Haryono Cilacap yaitu :
1) Membersihkan lokasi proyek.
2) Membongkar aspal .
3) Menggali, mengurug, dan meratakan lokasi proyek yang memiliki elevasi yang
berbeda.
4) Untuk penghamparan tanah secara mekanis.
d. Spesifikasi Excavator
Proyek Relokasi Jalan MT. Haryono Cilacap menggunakan excavator
merek KOBELCO dengan spesifikasi sebagai berikut :
1) Model convensional : SK200-8/SK210LC-8.
2) Berat operasi : 20,400 kg – 21,000 kg.
3) Daya laju mesin : 118 kW/2,000 min-1 (ISO14396).
4) Kapasitas ember : 0.70 m3 – 0.93 m3.

Gambar 4. 11. Excavator

4.3.3. Tandem Roller


a. Pengertian Umum
Tandem roller adalah alat untuk memadatkan timbunan atau tanah yang
akan diratakan sehingga tanah atau timbunan menjadi padat.

b. Jenis
1) Two axle tandem roller
Tandem ini membrikan lintasan yang sama pada masing – masing rodanya, dan
beratnya antara 8 – 14 ton.
2) Three axle tandem roller
Digunakan untuk pekerjaan – pekerjaan yang berat seperti mengerjakan
landasan pesawat terbang, membat pondasi jalan.
c. Fungsi Tandem Roller pada Proyek
42

Fungsi tandem roller pada Proyek Relokasi Jalan MT. Haryono Cilacap
yaitu :
1) Memadatkan tanah pada bahu jalan.
2) Memadatkan lapis pondasi agregat seperti LPA, LPAS.
d. Spesifikasi Tandem Roller
Proyek Relokasi Jalan MT. Haryono Cilacap menggunakan excavator
merek BOMAG dengan spesifikasi sebagai berikut :
1) Model : BW211D-3.
2) Berat operasi dengan ROPS/FOPS : 10400 kg.
3) Lebar Kerja : 83.9 mm.
4) Jari – jari track dalam : 137.6 mm.
5) Kapasitas bahan bakar : 66 liter.

Gambar 4. 12. Tendem Roller

4.3.4. Batching Plant


a. Pengertian Umum
Batching plant adalah sebuah lokasi yang didalamnya terdapat alat – alat
yang dipakai untuk mencampur atau membuat adukan beton ready mix dalam
skala yang besar.
b. Bagian – Bagian Batching Plant
1) Cement silo berfungsi untuk tempat penyimpanan semen dan menjaga semen
agar tetap baik.
2) Belt conveyor berfungsi untuk menarik bahan atau material (agregat kasar dan
agregat halus) ke atas dari bin ke storage bin.
3) Bin berfungsi sebagai pengumpulan bahan atau material (agregat kasar dan
agregat halus) yang berasal dari penumpukan bahan di base camp dengan
bantuan wheel loader untuk di tarik ke atas (storage bin).
43

4) Storage bin digunakan untuk pemisah fraksi agregat. Storage bin dibagi
menjadi 4 fraksi yaitu :
a) Agregat butir kasar (split).
b) Agregat butir menengah (screening).
c) Agregat butir halus (pasir).
d) Fly ash.

5) Timbangan.
Timbangan pada batching plant dibagi menjadi 3 macam yaitu :
a. Timbangan untuk agregat.
b. Timbangan untuk semen.
c. Timbangan untuk air.
6) Dosage pump digunakan untuk penambahan bahan admixture seperti retarder.
7) Tempat penampungan air, yang berfungsi sebagai kebutuhan air pada ready
mix.
c. Fungsi Batching Plant pada Proyek
Batching plant pada Proyek Relokasi Jalan MT. Haryono Cilacap yaitu
berfungsi memproduksi beton ready mix dalam produksi yang besar. Batching
plant digunakan agar produksi beton ready mix tetap dalam kualitas yang baik dan
sesuai standar, nilai slump test dan strength-nya stabil sesuai yang diharapkan.

Gambar 4. 13. Batching Plant

4.3.5. Dump Truck


44

a. Pengertian Umum
Dump truck adalah sebuah truk yang mempunyai bak material yang dapat
dimiringkan sehingga untuk menurunkan material hanya dengan memiringkan bak
materialnya, untuk memiringkan bak digunakan pompa hidrolis.
b. Jenis
Dump truck diklasifikasikan menjadi beberapa jenis yaitu :
1) Articulated dump truck jenis dump truck ini dapat digunakan untuk
mengangkut beban di medan kasar dan tak beraturan. Articulated dump truck
juga dapat memuat material yang lebih banyak dengan jarak yang lebih
panjang.
2) Rigid dump truck merupakan jenis dump truck berdasarkan sistem geraknya
yang kaku. Rigid dump truck dapat digunakan untuk mengangkut material pada
jarak menengah sampai jarak jauh.
3) Minning/quarry dump truck merupakan tipe dump truck yang biasa digunakan
di daerah pertambangan.
4) Standard dump truck merupakan truck yang dapat dikosongkan tanpa
penanganan. Standard dump truck biasa digunakan untuk mengangkut material
keperluan konstruksi.
5) Transfer dump truck merupakan Standard dump truck yang dapat menarik
trailer terpisah dan dapat mengangkut material keperluan konstruksi seperti
kerikil, pasir, aspal, dan lain – lain.
6) Side dump truck adalah salah satu jenis dump truck yang dapat mengeluarkan
muatannya ke samping.
7) Rear dump truck merupakan salah satu jenis dump truck yang berguna
mengangkut material keperluan konstruksi yang pengeluaran materialnya
dengan pengangkatan bagian depan bak.
c. Fungsi Dump Truck pada Proyek
Dump truck pada Proyek Relokasi Jalan MT. Haryono Cilacap yaitu
berfungsi untuk mengangkut material seperti pasir, agregat pondsi kelas A, tanah
atau aspal bekas galian excavator serta bahan-bahan lain yang diperlukan di lokasi
proyek sesuai dengan kapasitas dan kemampuaannya.
d. Spesifikasi Dump Truck
45

Proyek Relokasi Jalan MT. Haryono Cilacap menggunakan dump truck


merek MITSUBUSHI dengan spesifikasi sebagai berikut :
1) Model : Colt Diesel FE 74 HDV (4x2) M/T
2) Isi Silinder : 3.908 cc
3) Diameter x Langkah : 104 mm x 115 mm
4) Daya maksimum : 125 PS / 2.900 rpm
5) Torsi maksimum : 33 Kgm / 1.600 rpm
6) Panjang : 5.960 mm
7) Lebar : 1.970 mm
8) Tinggi : 2.145 mm
9) Radius putar : 7.0 m
10) Berat kosong : 2.330 kg

Gambar 4. 14. Dump Truck

4.3.6. Truck Crane


a. Pengertiann Umum
Truck crane merupakan mobil berjenis crane yang bias berpindah tempat
tanpa adanya bantuan alat angkut lain sebab, crane ini langsung terpasang pada
truck.
b. Bagian Truck Crane
1) Kabin operator adala sebuah ruangan untuk pengemudi, juga sebagai ruang
untuk mengontrol atau mengendalikan crane.
46

2) Lengan crane adalah lengan untuk mengangkat berjenis teleskopik, yang bias
dipanjang atau dipendekkan sesuai kebutuhan.
3) Kait crane berfungsi untuk menggantung sebuah beban.
4) Motor penggerak berfungsi untuk menggerakkan truck dan crane.
c. Fungsi Truck Crane pada Proyek
Truck crane pada Proyek Relokasi Jalan MT. Haryono Cilacap yaitu
berfungsi untuk mengangkat, memindahkan material seperti bekisting, tulangan,
serta bahan-bahan lain yang diperlukan di lokasi proyek sesuai dengan kapasitas
dan kemampuaannya dari tempat asal ke tempat lain.
d. Spesikasi Truck Crane
Proyek Relokasi Jalan MT. Haryono Cilacap menggunakan truck crane
merek MITSUBUSHI dengan spesifikasi sebagai berikut :
1) Model : Colt Diesel
2) Kapasitas : 3 ton
3) Boom 4 setion
4) Type tel escopic

Gambar 4. 15. Truck Crane

4.3.7. Water-Tank Truck


a. Pengertian Umum
Water tank truck adalah kendaraan berat yang dirancang untuk membawa
air.
b. Bagian Water Tank Truck
1) Tangki sebagai tempat penyimpanan air.
47

2) Pipa sebagai tempat keluarnya air.


3) Kabin sebagai tempat operator
4) Roda sebagai media untuk berjalan.
c. Fungsi Water Tank Truck pada Proyek
Water tank truck pada Proyek Relokasi Jalan MT. Haryono Cilacap yaitu
berfungsi untuk mengangkut air, yang digunakan untuk pemadatan lapis pondasi
agregat kelas A, setelah penghampan material selesai kemudian di siram air.
Water tank truck juga berfungsi menyirami beton yang masih dalam masa
perawatan selama 3-4 hari. Water tank truck pada proyek ini berapasitas 5.000
liter.

Gambar 4. 16. Water-Tank Truck

4.3.8. Vibratory Truss Screed (Alat Jidar)


a. Pengertian Umum
Vibratory Truss Screed adalah alat untuk membuat beton yang
membutuhkan kerataan (level).
b. Fungsi Vibratory Truss Screed pada Proyek
Vibratory Truss Screed pada Proyek Relokasi Jalan MT. Haryono Cilacap
yaitu berfungsi untuk meratakan beton pada saat pelaksanaan pengecoran secara
mekanis.
48

Gambar 4. 17. Vibratory Tryss Screed

4.3.9. Concrete Vibrator


a. Pengertian Umum
Concrete Vibrator adalah salah satu peralatan yang digunakan saat
pengecoran yang berfungsi untuk memadatkan beton.
b. Cara Penggunaan Concrete Vibrator
1) Ujung batang penggetar harus dimasukkan ke dalam adukan kira-kira vertikal,
tetapi dalam keadaan khusus diperbolehkan miring 45˚.
2) Selama penggetaran, ujung batang penggetar tidak boleh horizontal karena
dapat menyebabkan pemisahan bahan.
3) Selama penggetaran harus dijaga agar tidak mengenai cetakan atau bagian
beton yang mulai mengeras.
4) Lapisan adukan beton tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum penggetar atau
tidak boleh lebih tebal dari 30-50 cm, sebab pada pemadatan konstruksi yang
tebal yang tidak dilakukan lapis demi lapis, hasil pemadatannya tidak akan
sempurna.
5) Ujung batang penggetar ditarik dari adukan beton apabila sudah mulai nampak
di sekitar jarum atau sekitar 10-15 detik untuk satu posisi (air semen mulai
memisah dari agregat).
6) Ujung batang vibrator diusahakan tidak mengenai tulangan.
49

c. Fungsi Concrete Vibrator


Concrete Vibrator pada Proyek Relokasi Jalan MT. Haryono Cilacap yaitu
berfungsi untuk proses pemadatan adukan beton pada saat pengecoran
berlangsung dan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan
maupun posisi besi tulangan.

Gambar 4. 18. Concrete Vibrator

4.3.10. Bekisting
a. Pengertian Umum
Bekisting adalah suatu konstruksi pendukung pada pekerjaan konstruksi
beton dan biasanya terbuat dari bahan kayu atau besi. Berbagai material dapat
digunakan namun pemilihan jenisnya harus mempertimbangkan dari segi teknis
dan nilai ekonomisnya.
b. Fungisi Bekisting pada Proyek
Bekisting pada Proyek Relokasi Jalan MT. Haryono Cilacap yaitu
berfungsi sebagai cetakan semetara selama beton dituang dan akan dibuka setelah
memenuhi standar waktu yang ditentukan. Proyek Relokasi Jalan MT. Haryono
Cilacap menggunakan bekisting jenis knock down yaitu jenis bekisting dari baja
dan besi hollow.
50

Gambar 4. 19. Bekisting


4.3.11. Roskam
a. Pengertian Umum
Roskam adalah alat yang digunakan pada saat mertakan dan
menghaluskan permukaan adukan beton yang sudah dituang. Proyek Relokasi
Jalan MT. Haryono Cilacap menggunakan roskam dari bahan kayu.

Gambar 4. 20. Roskam

4.3.12. Groove
a. Pengertian Umum
Groove adalah alat yang digunakan membuat tekstur makro permukaan
beton dengan cara membuat alur arah memanjang atau melintang untuk
mengalirkan air guna mencegah aqua planning/hidro planning (slip).
51

Gambar 4. 21. Proses Melakukan Grooving

4.3.13. Concrete Cutter


a. Pengertian Umum
Concrete Cutter adalah alat atau mesin yang digunakan untuk memotong
jalan beton dengan dalaman kapasitas disesuaikan dengan blade cutter. Tersedia
dalam beberapa tipe sesuai kebutuhan atau dalamnya beton dengan mengunakan
mata pisau (blade 10″ 12″ 14″ 16″ 20″) dengan berbahan bakar bensin atau
dengan sistem tekanan hidrolik atau pneumatik, atau motor listrik. Abrasive roda
cut-off juga dapat digunakan pada gergaji cut-off untuk memotong batu dan baja.
Gesekan yang signifikan yang dihasilkan dalam memotong bahan keras seperti
beton biasanya membutuhkan pisau harus didinginkan untuk agar tahan lama dan
mengurangi debu.

Gambar 4. 22. Proses Cutting Beton


52

4.3.14. Pemanas Asphalt Sealant


Pemanas Asphalt Sealant Alat ini digunakan untuk memanaskan asphalt
sealant dengan suhu sekitar 120° C selama kurang lebih setengah jam.

Gambar 4. 23. Proses Pemanasan Asphalt Sealant

4.3.15. Membran Kedap Air


Membran kedap air berfungsi untuk melapisi atas lean concrete sebelum
dilakukan pengecoran beton FS. Membran kedap air harus terdiri dari lembaran
plastik yang kedap setebal 125 mikron. Air tidak boleh tergenang diatas membran
dan membran harus kedap air sepenuhnya waktu beton di tuang.
53

Gambar 4. 24. Membran Kedap Air

4.3.16. Geotextile
Geotextil berfungsi memabantu perawatan penyebaran air sehingga beton
nantinya dapat kering merata.

Gambar 4. 25. Geotextile

4.3.17. Lampu Penerangan


Alat ini digunakan untuk penerangan tambahan apabila pada suatu titik
pekerjaan dibutuhkan cahaya yang lebih terutama pada saat pelaksanaan pekerjaan
di malam hari.
54

Gambar 4. 26. Lampu Penerangan

4.3.18. Alat Sand Cone


a. Pengertian Umum
Alat sand cone adalah alat yang digunakan untuk pemeriksaan kepadatan
tanah di lapangan dengan menggunakan pasir Ottawa sebagai parameter yang
mempunyai sifat kering, bersih, keras, dan tidak memiliki bahan pengikat
sehingga dap at mengalir bebas.
b. Fungsi Alat Sand Cone pada Proyek
Alat sand cone pada Proyek Relokasi Jalan MT. Haryono Cilacap yaitu
berfungsi mengetahui kepadatan tanah pada lapis agregat kelas A dan lapis
drainase.
55

Gambar 4. 27. Sand cone

Anda mungkin juga menyukai