Anda di halaman 1dari 22

BAB VI

PELAKSANAAN PEKERJAAN
6.1. Pelaksanaan Pekerjaan
6.1.1. Pekerjaan Stripping
6.1.1.1. Persiapan
Sebelum pekerjaan striping/pembersihan dan perataan dilakukan,
terlebih dahulu melalukan pengecekan terhadap :

a. Dokumen gambar kontur.

b. Dokumentasi lokasi sebelum dilakukan striping.

Setelah itu, lakukan pekerjaan persiapan yang gunanya untuk


mempermudah pelaksanaan. Hal-hal yang perlu dipersiapan adalah
sebagai berikut :

a. Surveyor :

- Supervisor dan surveyor bersama-sama mempelajari gambar


rencana.

- Sebelum pekerjaan pembersihan dan perataan dilakukan, Team


Survey yang dipimpin oleh satu ketua survey akan menentukan
dan mengukur letak batas lahan.

- Team Survey akan memasang tanda batas ( patok ) sebagai batas


area kerja tersebut sesuai spesifikasi.

b. Supervisor :

- Memerintahkan tenaga untuk melaksanakan pembersihan lahan


meliputi penebangan pohon, pembersihan tonggak dll.

- Mengarahkan tenaga dan operator alat berat untuk striping.

- Mengarahkan tenaga/operator untuk membuang tanah ke lokasi


yang telah ditentukan.

- Mengarahkan tenaga/operator untuk perataan area striping.


92

c. Banksman

- Memberikan arahan kepada operator alat agar pekerjaan


dikerjakan dengan baik dan benar.

- Memberikan arahan agar pekerjaan dengan alat berat lebih aman.

6.1.1.2. Alat yang dipakai


a. Dozer

b. Dump truk

c. Excavator

d. Alat Survei

e. Alat-alat manual lainnya yang mendukung pekerjaan striping

6.1.1.3. Stripping/pembersihan lahan


a. Setelah team survey selesai mamasang batas-batas atau
menentukan elevasi di area kerja, selanjutnya pekerjaan
pembersihan dan perataan dilaksanakan.

b. Pekerjaan pembersihan dilakukan dengan menggunakan peralatan


yang telah direkomendasikan untuk membebaskan area tersebut
dari semak belukar, batang/akar-akar pohon, sisa-sisa bangunan
dari permukaan tanah diarea proyek RDMP RU IV Cilacap.

c. Sisa-sisa dari hasil pembersihan lahan tersebut diletakkan dan


dikumpulkan kemudian di bawa ditempat pembuangan yang telah
ditentukan.

d. Jika terdeteksi adanya fasilitas pipa bawah tanah, maka tidak


boleh menggunakan peralatan berat, sehingga pekerjaan
striping/pembersihan akan dilakukan dengan menggunakan alat
secara manual seperti cangkul, dll serta diawali dengan Trail
Excavation (Test Pit) untuk identifikasi.Perataan lahan
93

a. Pekerjaan perataan dilakukan berdasarkan dari data elevasi yang


ditentukan oleh team survey yang ada, dari data tersebut akan
diketahui daerah mana yang akan diratakan atau tanah yang akan
dipotong untuk menyesuikan dengan elevasi yang telah
direncanakan.

b. Apabila ada tanah bekas galian atau gundukan tanah yang


mengganggu area kerja, maka tanah tersebut
dipindahkan/diratakan dengan menggunakan alat berat yang telah
direkomendasikan.

6.1.1.4. Inspeksi
Semua kegiatan tersebut akan selalu didampingi atau diawasi oleh tim
inspeksi dari pihak Owner / pihak terkait untuk menyetujui hasil
pekerjaan dan untuk menghindari dari penyimpangan jalur yang telah
ditentukan. Inspeksi tersebut meliputi :
a. Memastikan bahwa patok batas maupun elevasi yang ada sudah
benar.

b. Memastikan sudah dilakukan idenfikasi fasilitas lain yang berada di


dalam area RDMP RU IV Cilacap.

6.1.1.5. Acceptance Kriteria


a. Clearing dan stripping untuk semua tanaman dan pohon yang
memiliki diameter kurang dari 15 cm diukur 1 m dari muka tanah
harus dihilangkan seperti yang terindikasikan digambar kerja.
Diluar area yang tersebut, Clearing dan stripping terbatas pada
membersihkan tanaman yang tumbuh di tanah.

b. Di area galian, semua batang dan akar harus dihilangkan sedalam


tidak kurang dari 50 cm terhadap muka akhir galian tanah.

Pada area timbunan, dimana tanah lunak atau material yang tidak
dibutuhkan harus dihilangkan karena untuk proses pemadatan.
Semua batang dan akar harus dihilangkan sedalam sampai 30 cm
terhadap tanah awal atau 30 cm terhadap permukaan layer yang
terbawah.
94

6.1.2. Pekerjaan Pemasangan Geotextile Woven


6.1.2.1. Persiapan

Sebelum pekerjaan Pemasangan Geotextile Woven dilakukan,


terlebih dahulu melakukan pengecekan terhadap :
a. Pengukuran, Setting dan Patok Kerja.

b. Penyiapan peralatan dan bahan geotextile woven

6.1.2.2. Alat yang dipakai

a. Truck : 1 unit

b. Benang nilon : sesuai kebutuhan

c. Alat jahit geotextile : 1 unit

6.1.2.3. Pemasangan Geotextile

a. Tim Survey dan Supervisor melakukan join suvey untuk membuat


marking pekerjaan di lokasi yang akan dikerjakan

b. Pengambilan material geotextile dari gudang menuju ke lokasi


pekerjaan

c. Supervisor dan mandor mempersiapkan lembaran geotextile untuk


dipasang dengan menyesuaikan luas lokasi yang akan dipasang.
Bila luas permukaan belum mencukupi dapat dilakukan
penyambungan dengan cara dijahit, Dalam pekerjaan ini
menggunakan sistem dua jahitan dengan overlapping (masing-
masing tepi 10 cm)
95

6.1.3. Pekerjaan Timbunan

6.1.3.1. Persiapan

Sebelum pekerjaan Timbunan dilakukan, terlebih dahulu


melalukan pengecekan terhadap :
a. Pengukuran, Setting dan Patok Kerja.

b. Penyiapan Peralatan Kerja dan Bahan.

Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan baik personel yang terlibat
dan alat yang akan digunakan:

a. Surveyor

Menentukan dam membuat titik-titik dan elevasi yang akan


dikerjakan.
b. Personal QC

Melakukan pengecekan material yang digunakan untuk timbunan


c. Supervisor

7. Memerintahkan pekerja untuk membersihkan lokasi pekerjaan.

8. Memerintahkan pekerja untuk melaksanakan perawatan setelah


selesai dikerjakan.

6.1.3.2. Alat yang dipakai di dalam pekerjaan timbunan


a. Alat-alat manual/pendukung yang digunakan untuk pekerjaan yang
dilakukan.

b. Alat surveyor.

c. Excavator.

d. Buldozzer.

e. Vibroroller.

f. Dump Truk.

g. Truck tanki air.


96

6.1.3.3. Penimbunan
a. Menentukan metode yang akan digunakan, dalam arti menentukan
awal timbunan, akses masuk untuk alat berat, skala prioritas
penggalian serta kaitannya dengan tahapan pekerjaan lain yang
diharapkan tidak terjadi tumpukan pekerjaan yang satu dengan
yang lainnya.

b. Akses masuk alat berat/dump truck perlu diperhatikan agar


disediakan akses masuk yang baik, agar tidak terjadi tanah amblas,
sehingga sirkulasi transportasi alat menjadi terganggu.

c. Schedule pelaksanaan dimana kaitannya terhadap penyediaan alat,


kapasitas timbunan perhari dll.

d. Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan


yang tidak diperlukan harus dibuang.

e. Mempersiapkan peralatan dan material timbunan.

f. Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan


dan disebar dalam lapisan yang merata yang bila dipadatkan akan
memenuhi toleransi tebal lapisan yang disyaratkan.

g. Penghamparan dilakukan perlapis dengan ketebalan tidak boleh


lebih dari ketebalan yang disyaratkan untuk per layernya 30 cm.

h. Diratakan dan dipadatkan dengan alat pemadat, mengikuti prosedur


yang telah ditetapkan dan harus sesuai dengan hasil trial pemadatan
yang telah dilakukan dan disepakati bersama.

i. Untuk lapisan diatasnya dan seterusnya dilakukan seperti hal di


atas.

6.1.3.4. Toleransi Pengukuran.

a. Elevasi final dan akhir pemadatan harus tidak lebih tinggi dari 2
cm atau 3 cm lebih rendah dari yang ditentukan dan disetujui.

b. Seluruh permukaan timbunan tanah harus cukup rata dan harus


97

memiliki fleksibilitas yang cukup untuk memastikan aliran air


permukaan.

c. Permukaan akhir dari lereng seharusnya tidak bervariasi lebih dari


10 cm dari spesifikasi garis profil.

d. Tanah timbunan selain layer pendukung atas tanah lunak tidak


boleh tersebar di lapisan dengan ketebalan yang solid lebih dari 20
cm atau lapisan dengan ketebalan yang solid kurang dari 10 cm.

6.1.3.5. Waktu Pelaksanaan Pekerjaan.

a. Tanah timbunan jalan di jalan yang lama harus dilakukan dengan


menggunakan setengah lebar jalan sehingga setiap kali pekerjaan
tetap terbuka untuk lalu lintas.

b. Untuk mencegah gangguan terhadap pelaksanaan abutment dan


wingwall jembatan, Kontraktor harus menangguhkan/mengalihkan
beberapa tanah timbunan di pekerjaan masing-masing jembatan di
lokasi yang ditunjuk oleh Manajemen Proyek, sampai waktu yang
cukup untuk memprioritaskan pelaksanaan abutment dan wingwall,
kemudian diizinkan untuk mengerjakan dengan lancar tanpa risiko
gangguan atau kerusakan pada pekerjaan jembatan.

6.1.3.6. Kondisi Tempat Bekerja

a. Kontraktor harus memastikan bahwa pekerjaan harus tetap kering


sebelum dan selama pekerjaan pemadatan, dan selama pelaksanaan
timbunan tanah harus memiliki cukup cross-slopes untuk
membantu drainase jalan dari curah hujan dan juga harus menjamin
bahwa setelah selesai pekerjaan memiliki drainase yang baik. Bila
memungkinkan, air yang berasal dari tempat kerja harus dibuang ke
dalam sistem drainase yang permanen.

b. Kontraktor akan selalu menyediakan pasokan air yang cukup untuk


98

kontrol kelembaban timbunan tanah selama pekerjaan pemadatan.

6.1.3.7. Kondisi yang diijinkan untuk bekerja

Tanah timbunan tidak boleh ditempatkan, disebarkan atau


dipadatkan selama hujan, dan pemadatan tidak boleh dilakukan pada
saat hujan atau saat kadar air material tersebut di luar ketentuan yang
ditentukan. Semua permukaan timbunan tanah harus dikompresi dan
dipadatkan untuk meminimalkan penyerapan air.

6.1.3.8. Kualitas Bahan

a. Jumlah data pendukung pada hasil tes yang diperlukan untuk


persetujuan awal dari kualitas bahan akan ditentukan oleh
Manajemen Proyek, tapi harus mencakup semua tes yang
diperlukan sesuai kesepakatan.

b. Setelah persetujuan tanah yang diusulkan menurut pendapat


Manajemen Proyek, pengujian kualitas bahan dapat diulang untuk
perubahan sumber bahan atau material yang akan diamati.

c. Sebuah program pengendalian pengujian kualitas bahan rutin harus


dilakukan untuk mengontrol kualitas bahan di lapangan. Jumlah
tes harus seperti yang diperintahkan oleh Manajemen Proyek tetapi
untuk setiap 1000 meter kubik material yang diperoleh dari sumber
harus ada satu uji tes, sebagaimana disyaratkan dalam kontrak.
Manajemen Proyek dapat setiap saat memesan uji tanah-
diperpanjang sesuai dengan SNI 03-6795-2002.

6.1.3.9. Uji Coba

a. Kontraktor bertanggung jawab untuk metode pemilihan dan


peralatan untuk mencapai tingkat kepadatan yang diperlukan.

b. Hasil uji coba lapangan ini kemudian harus digunakan dalam


menentukan jumlah jalur, jenis peralatan pemadat dan kelembaban
untuk semua pemadatan berikutnya.

c. Pemadatan tanah menggunakan alat Vibro Roller 12 ton.


99

6.1.3.10. Inspeksi

Semua kegiatan tersebut akan selalu didampingi atau diawasi oleh


tim inspeksi dari pihak Owner/pihak terkait untuk menyetujui hasil
pekerjaan dan untuk menghindari dari penyimpangan jalur yang telah
ditentukan. Inspeksi tersebut meliputi :
a. Memastikan bahwa elevasi, ketebalan maupun ukuran dimensi
sesuai dengan gambar rencana.
b. Memastikan bahwa material sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditentukan.
c. Memastikan bahwa alat untuk pekerjaan sudah sesuai dengan
persyaratan yang telah ditentukan.
d. Dilakukan Test DCP setiap jarak 50 meter zigzag/lajur sesudah
pekerjaan galian, apabila hasil test DCP < 6% maka dilakukan
perbaikan tanah dasar dengan penggalian/ pengupasan tanah lagi
sedalam maksimal 50 cm sejauh 25 meter ke kanan dan ke kiri, dan
ditimbun dengan tanah timbunan biasa dipadatkan kemudian
dilakukan pengetesan DCP lagi sampai mendapatkan hasil ≥ 6%.

Titik test DCP jarak 50 meter zigzag

Perbaikan tanah dasar


Gambar 6. 1. Tampak Atas Area Perbaikan Tanah

Perbaikan tanah dasar pengupasan


max. 50 cm
100

Gambar 6. 2. Potongan Melintang Atas Area Perbaikan Tanah

e. Setelah itu dilanjutkan Pekerjaan Pemasangan Geotexlite Woven,


Pekerjaan Timbunan dan menguji tingkat kepadatan timbunan
dengan Test Sandcone 95 %.

6.1.4. Pekerjaan Base Course


6.1.4.1. Persiapan
a. Akses masuk truck perlu diperhatikan agar disediakan akses masuk
yang baik, agar tidak terjadi tanah amblas, sehingga sirkulasi
transportasi alat menjadi terganggu.

b. Schedule pelaksanaan dimana kaitannya terhadap penyediaan alat,


material dll.

c. Tim survey akan menentukan elevasi/pengukuran dan memasang


patok - patok yang diperlukan.

d. Mempersiapkan lokasi pekerjaan base couse.

e. Mempersiapkan material dan alat-alat yang digunakan didalam


pekerjaan base couse.

Lapis pondasi atas adalah lapisan perkerasan yang terletak diantara


lapis pondasi bawah dan lapis permukaan. Lapis pondasi atas ini
berfungsi sebagai , bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari
beban roda dan menyebarkan beban roda dan menyebarkan beban ke
lapisan dibawahnya dan sebagai bantalan terhadap lapisan permukaan.
Dan ada beberapa hal yang harus dipersiapkan baik personel yang
terlibat dan alat yang akan digunakan :

a. Surveyor :

a) Memasang patok batas daerah untuk pekerjaan timbunan

b) Pemasangan sumbu as

c) Membuat ukuran/elevasi sesuai dengan rencana.


101

b. Supervisor

a) Menyiapkan lahan/ area yang akan di timbun.

b) Memperintahkan operator alat berat untuk melaksanakan


pekerjaan timbunan.

c) Mengarahkan tenaga/operator untuk membersihkan area


pekerjaan yang akan di timbun.

d) Mengarahkan operator/tenaga untuk meratakan tempat yang


akan ditimbun jika diperlukan.

6.1.4.2. Alat yang dipakai di dalam pekerjaan base course di


lokasi
a. Motorgrader/dozer.

b. Dump Truk.

c. Truck water tank.

d. Vibro roller.

e. Truck air

f. Alat test kepadatan.

g. Alat-alat manual/pendukung yang digunakan untuk pekerjaan base


couse.

h. Alat surveyor.

6.1.4.3. Pelaksanaan Pekerjaan


a. Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan
dan disebar dalam lapisan yang merata yang bila dipadatkan akan
memenuhi toleransi tebal lapisan yang disyaratkan.

b. Penghamparan dilakukan perlapis dengan ketebalan tidak boleh


lebih dari 25 cm untuk per layernya.
102

c. Diratakan dan dipadatkan dengan alat pemadat, mengikuti prosedur


yang telah ditetapkan dan harus sesuai dengan hasil trial pemadatan
yang telah dilakukan dan disepakati bersama.

d. Untuk memaksimalkan tingkat kepadatan agar disiram air dengan


Truck Tanki Air

Untuk lapisan diatasnya dan seterusnya dilakukan seperti hal di


atas.

6.1.4.4. Inspeksi

Semua kegiatan tersebut akan selalu didampingi atau diawasi oleh


tim inspeksi dari pihak Owner / pihak terkait untuk menyetujui hasil
pekerjaan dan untuk menghindari dari penyimpangan jalur yang telah
ditentukan. Inspeksi tersebut meliputi :
a. Inspeksi lokasi yang akan dilakukan pekerjaan base coarse.

b. Inspeksi tes kepadatan ( sand cone test ).

c. Inspeksi pekerjaan penghamparan dan pemadatan.

d. Inspeksi material base couse.

6.1.5. Pekerjaan Lantai Kerja

6.1.5.2. Persiapan

a. Akses masuk truck mixer perlu diperhatikan agar disediakan


akses masuk yang baik, agar tidak terjadi tanah amblas,
sehingga sirkulasi transportasi alat menjadi terganggu.

b. Schedule pelaksanaan dimana kaitannya terhadap penyediaan


alat, kapasitas pengecoran perhari dll.

c. Sebelum penghamparan/pengecoran dimulai area harus benar-


benar bersih dari kotoran dan rata.

d. Mempersiapkan peralatan dan material pengecoran lantai kerja.


103

Pekerjaan cor lantai kerja adalah pekerjaan yang dikerjakan


sebelum pengecoran beton dilakukan. Pekerjaan ini dimaksudkan agar
meratakan dan menopang cor beton. Sebelum melakukan pekerjaan
pengecoran lantai kerja ini ada beberapa hal yang harus dipersiapkan
baik personel yang terlibat dan alat yang akan digunakan :

a. Surveyor :

Menentukan dam membuat titik-titik dan elevasi yang akan


dikerjakan.
b. Supervisor

1. Menyiapkan lahan/ area yang akan di cor lantai kerja.

2. Memperintahkan tenaga untuk mempersiapkan begisting dan


pengecoran.

3. Mengarahkan tenaga untuk membersihkan area pekerjaan yang


akan di cor.

4. Mengarahkan tenaga untuk meratakan tempat yang akan dicor


lantai kerja.

6.1.5.3. Alat Yang Dipakai Di Dalam Pekerjaan Pengecoran


Lantai Kerja
a. Batching Plant &Truck mixer ( ready mix ).

b. Molen ( sitemix ).

c. Alat slump test.

d. Alat-alat manual/pendukung yang digunakan untuk pekerjaan


pengecoran lantai kerja.

e. Alat surveyor.

f. Alat pemadat ( vibrator ).

6.1.5.4. Pekerjaan Pengecoran Lantai Kerja


104

a. Memasang begesting sesuai dimensi/gambar rencana. Begesting


harus benar-benar kuat.

b. Proses pengecoran yaitu penuangan, penghamparan maupun


pemadatan harus dilakukan dengan hati hati jangan sampai
merusak atau merubah begesting. Dalam pengecoran dilakukan
segera setelah selesai pengadukan/mixing di batching plant
sebelum beton mulai mengeras.

c. Untuk mencegak segregasi, cek beton jangan terlalu basah atau


kering, beton diaduk dengan baik, jika menjatuhkan beton
secara vertikal jangan terlalu tinggi.

d. Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai


dengan sambungan konstruksi ( construction joint ) yang telah
disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai. Hal ini
dimaksudkan agar tercapainya homoginitas beton secara
keseluruhan untuk menjamin sifat kedap air.

e. Pemadatan beton dilakukan dengan cara digetarkan, untuk


mengeluarkan udara yang terperangkap dalam beton, sehingga
beton memadat memenuhi begisting.

f. Meratakan permukaan beton lantai kerja.

g. Perawatan beton yaitu dengan cara ditutup dengan bahan yang


dapat menyerap air atau dengan cara penyiraman air.

6.1.5.5. Inspeksi

Semua kegiatan tersebut akan selalu didampingi atau diawasi


oleh tim inspeksi dari pihak Owner / pihak terkait untuk
menyetujui hasil pekerjaan dan untuk menghindari dari
penyimpangan jalur yang telah ditentukan. Inspeksi tersebut
meliputi
105

a. Memastikan bahwa elevasi, ketebalan maupun ukuran dimensi


sesuai dengan gambar rencana

b. Memastikan bahwa material beton sesuai dengan spesifikasi


yang telah ditentukan.

c. Inspeksi hasil pengecoran.


106

6.1.6. Pekerjaan Perkerasan Beton ( Rigid Pavement )

6.1.6.2. Persiapan

a. Schedule pelaksanaan dimana kaitannya terhadap penyediaan alat,


dan material.

b. Tim survey akan menentukan elevasi/pungukuran sebelum


dilakukan pengecoran

c. Mempersiapkan lokasi pekerjaan jalan.

d. Mempersiapkan material dan alat-alat yang digunakan didalam


pekerjaan perkerasan beton.

Pekerjaan ini merupakan pekerjaan jalan dengan menggunakan


perkerasan beton bertulang.
Dan ada beberapa hal yang harus dipersiapkan baik personel yang
terlibat dan alat yang akan digunakan:

a. Surveyor :
a) Membuat ukuran/elevasi sesuai dengan rencana.
b) Memonitoring ukuran/elevasi saat pengecoran jalan.
c) Membuat laporan ukuran sebelum dan sesudah tiap tahap
pekerjaan.

b. Supervisor
a) Menyiapkan lahan/ area yang akan di kerjakan.
b) Mengarahkan tenaga untuk melaksanakan pekerjaan
pembersihan.
c) Mengarahkan tenaga untuk melaksanakan pekerjaan begesting
dan pembesian.
d) Mengarahkan tenaga untuk melaksanakan pekerjaan
pengecoran, perataan, pemadatan dan finishing.
e) Mempersiapkan material dan alat-alat yang akan digunankan
untuk pekerjaan lapis ulang jalan umum.
f) Mengaplikasikan metode pekerjaan yang akan dilakukan.
107

6.1.6.3. Alat yang dipakai


a. Alat-alat manual/pendukung yang digunakan untuk pekerjaan
rigid pavement.

b. Alat surveyor.

c. Alat pengangkut ( agitator truck mixer ).

d. Mesin manual pembentuk perkerasan.

e. Vibrator.

f. Gergaji beton.

g. Begesting.

6.1.6.4. Pelaksanaan Pekerjaan

Ilustrasi pelaksanaan pekerjaan persiapan perkerasan beton (Rigid


Pavement)
1. Pekerjaan pemasangan begisting

2. Pekerjaan persiapan pemasangan dowel

3. Pekerjaan pemasangan plastik

Gambar 6. 3. Pekerjaan Pemasangan Begisting, dowel


108

4. Pekerjaan penghamparan dan pemadatan Rigid

Gambar 6. 4. Pekerjaan Penghamparan dan Pemadatan Rigid

5. Pekerjaan Finishing (Troweling dan Grooving)

Gambar 6. 5. Pekerjaan Troweling

Gambar 6. 6. Pekerjaan Groving


109

6.1.6.5. Pekerjaan Pembuatan Celah & Joint Seal


a. Cutting Beton dengan Alat “Concrete Cutter” setiap jarak
5m ; sedalam 4 ~ 6.5 cm ; lebar 6-10 mm ; dilakukan 8 s/d
10 jam setelah pengecoran berakhir

Gambar 6. 7. Pekerjaan Cutting

b. Pembersihan celah dengan compressor

c. Pemanasan bahan joint sealent

Gambar 6. 8. Pekerjaan Pembersihan Celah Rigid


110

d. Pan Joint pengisi sealent

Gambar 6. 9. Pekerjaan Pengisian Joint Sealent

6.1.7. Pekerjaan Marka Jalan

6.1.7.2. Persiapan

Sebelum penandaan atau pengecatan dilakukan, pastikan bahwa


permukaan perkerasan jalan bersih, kering, dan bebas dari bahan
yang berminyak dan debu.

6.1.7.3. Pengecatan Marka Jalan

a. Pastikan penandaan marka jalan pada permukaan perkerasan


dengan dimensi dan penempatan yang presisi.

b. Pengecatan dilakukan dengan mesin yang mampu


menghasilkan suatu lapisan yang rata dan seragam dengan
tebal minimum 1,5 mm dan dengan suhu 204 – 218 °C.

c. Taburkan segera Butiran kaca (glass bead) diatas permukaan


cat, kadar 450 gram/m2.

d. Lindungi marka yang masih basah dari lalu lintas sampai


marka tersebut kering dan bisa untuk dilalui.
111

6.1.7.4. Inspeksi

Semua kegiatan tersebut akan selalu didampingi atau diawasi


oleh tim inspeksi dari pihak Owner / pihak terkait untuk
menyetujui hasil pekerjaan dan untuk menghindari dari
penyimpangan jalur yang telah ditentukan. Inspeksi tersebut
meliputi :
a. Inspeksi material perkerasan beton.

b. Inspeksi penghamparan dan pemadatan material beton.

c. Inspeksi slump test.

d. Inspeksi elevasi perkerasan beton.

e. Inspeksi Marka Jalan

6.1.8. Safety

Setiap aktifitas pekerjaan rigid pavement di lapangan akan selalu diawasi


oleh pengawas safety :
a. Memastikan bahwa permit kerja sudah disubmit dan disetujui sebelum
melakukan pekerjaan dilengkapi dengan TRA/JSA.

b. Memastikan bahwa semua peralatan kerja sudah diperiksa dan


disetujui/diijinkan untuk digunakan ditandai dengan safety tagging.

c. Memastikan bahwa seluruh pekerja dalam kondisi sehat dan


menggunakan APD lengkap yang sesuai dengan bahaya dan risiko
yang dihadapi.

d. Memberikan pengarahan kepada pekerja dan operator pada saat tool


box meating tentang keselamatan bekerja dalam prosedur pekerjaan
itu sendiri sebelum pekerjaan dimulai.

e. Memeriksa semua para pekerja apakah sudah menggunakan peralatan


safety yang sesuai dengan bahaya dan risiko yang dihadapi sebelum
melakukan pekerjaan.

f. Mengawasi agar orang yang tidak berkepentingan berada jauh dari


area kerja.
112

g. Mengawasi dan mengingatkan kepada para pekerja dan operator agar


tidak terjadi kecelakaan dalam menjalankan pekerjaan.

h. Memberikan rambu-rambu safety di area pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai