BAB IV
PELAKSANAAN PROYEK
1) apabila kadar air berada dalam batas toleransi yang disyaratkan material dapat
langsung dihampar dan dipadatkan,
2) apabila kadar air melebihi batas toleransi yang diijinkan, material dikeringkan
terlebih dahulu dengan cara dihampar sampai kadar air mencapai toleransi
tersebut,
3) apabila kadar air lebih kecil dari batas toleransi yang diijinkan, material
dihampar dan disiram dengan air untuk menaikan kadar air.
d. Penghamparan material
1) Penghamparan material dilaksanakan dengan menggunakan motor grader,
dimana perlu diperhatikan dan dilakukan sebagai berikut :
Timbunan ditempatkan di permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam
lapisan yang merata yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal lapisan
yang disyaratkan. Bilamana timbunan dihampar lebih dari satu lapis, lapisan-
lapisan tersebut sedapat mungkin dibagi rata sehingga sama tebalnya. Tanah
timbunan diangkut langsung dari lokasi sumber bahan atau dari stock pile ke
lokasi atau permukaan yang telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan
disebarkan.
2) Bilamana badan jalan akan diperlebar, lereng timbunan lama disiapkan dengan
membuang seluruh tetumbuhan yang terdapat pada permukaan lereng dan
dibuat bertangga sehingga timbunan baru akan terkunci pada timbunan lama.
Berikut dalam gambar 4.1 diperlihatkan penghamparan material yang
41
e. Pemadatan
Untuk pemadatan (compaction) dilaksanakan dengan menggunakan vibro
roller, dimulai dari bagian tepi ke bagian tengah. Setelah pemadatan satu pas
selesai, alat pemadat dipindahkan ke sebelahnya dengan overlapping 1/8 lebar drum
dan seterusnya hingga mencakup seluruh area pemadatan. Langkah tersebut diulang
kembali hingga jumlah passing pemadatan setiap lintasan mencapai jumlah passing
seperti yang dilaksanakan pada saat trial embankment.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada tahap ini adalah :
1) Lapis timbunan ini paling atas yang diselesaikan setiap section pemadatan
dibuat sedemikian rupa sehingga memiliki kemiringan sesuai design. Hal ini
dimaksudkan agar air hujan cepat terbuang keluar area timbunan ini dan tidak
meninggalkan genangan yang dapat mengganggu pekerjaan pada lapis
diatasnya.
2) Pemadatan timbunan tanah dilaksanakan hanya bila kadar air bahan berada pada
rentan 3% dibawah kadar air optimum dan 1% diatas kadar air optimum.
Apabila kadar air kurang maka ditambahkan air dengan cara menyemprotkan air
42
4.2 Lapis Pondasi Agregat Kelas A, B dan Lapis Pondasi Agregat Kelas S
Bahu
b. Staking out
Staking out di lapangan untuk menentukan :
1) Patok referensi. (elevasi dan koordinat).
2) Patok centre line.
3) Patok batas lapis pondasi aggregat kelas B.
e. Penghamparan material.
1) Lapis pondasi agregat paling atas yang diselesaikan setiap section pemadatan
harus dibuat sedemikian rupa sehingga memiliki kemiringan sesuai spesifikasi.
Hal ini dimaksudkan agar air hujan cepat terbuang keluar area timbunan ini dan
tidak meninggalkan genangan yang dapat mengganggu pekerjaan pada lapis
diatasnya.
2) Apabila kadar air material kurang maka ditambahkan air dengan cara
menyemprotkan air dari truck tangki air. Banyaknya air yang disemprotkan
harus diperhitungkan agar tidak kelebihan. Kurangnya kadar air biasanya
48
g. Pengujian.
1) Memeriksa kondisi alat penyemprot dan nosel, apakah sudah berfungsi dengan
baik.
2) Melakukan uji coba untuk meyakinkan hasil penyemprotan, sesuai persyaratan
Spesifikasi.
d. Panjang permukaan yang akan disemprot oleh tiap lintasan penyemprot harus
diukur dan ditandai.
e. Permukaan yang akan disemprot harus benar-benar kering.
f. Asphalt sprayer harus mulai bergerak tak boleh kurang 5 meter di muka daerah
yang disemprot dengan demikian kecepatan jelajahnya tepat sesuai ketentuan
bila batang semprot mencapai lembaran kertas dan kecepatan ini harus tetap
dipertahankan sampai melalui titik akhir dari pemakaian bahan pengikat dan
sisa prime coat dalam tangki tidak boleh kurang dari 10 % dari kapasitas tangki.
g. Ketentuan jumlah penyemprotan prime coat dan komposisi material yang
dipergunakan harus mengikuti spesifikasi.
Ketentuan lainnya :
Selama lapis resap pengikat belum ditutup dengan lapis perkerasan di atasnya,
maka petugas yang terkait harus melarang lalu lintas melewatinya serta melindungi
segala kerusakan yang mungkin terjadi dan apabila lalu lintas terpaksa diizinkan
lewat di atas lapis resap pengikat maka harus digunakan bahan penyerap (blotter
material) dari hasil pengayakan kerikil atau batu pecah, terbebas dari butiran-
butiran berminyak, bahan kohesif dan bahan organik dimana tidak kurang dari 98%
harus lolos ayakan 3/8” (9,5 mm) dan tidak lebih dari 2% harus lolos ayakan no. 8
(2,36 mm).
Berikut dalam gambar 4.6 diperlihatkan pekerjaan yang dilakukan untuk
menghilangkan kotoran pada lapis base sebelum dilakukan penyemprotan take coat
serta gambar 4.7 diperlihatkan penyemprotan take coat agar lapis perkerasan dapat
melekat pada lapisan base.
51
Material yang akan dipakai untuk pekerjaan hotmix terlebih dahulu dilakukan
pengujian properti masing-masing material dan kombinasinya. Dari hasil pengujian
ini akan dijadikan dasar untuk komposisi campuran hotmix yang akan digunakan
sesuai dengan persyaratan.
52
e. Penghamparan hotmix
Hotmix dari asphalt mixing plant (AMP) diangkut dengan dump truck ke lokasi
pekerjaan. Pada saat pengangkutan temperatur hotmix dijaga dengan jalan
menutupinya dengan terpal. Penghamparan hotmix dilakukan dengan cara
menuangkan hotmix dari dump truck ke asphalt finisher, selanjutnya asphalt
finisher tersebut melakukan penggelaran hot mix.
Ketebalan dan temperatur hotmix pada saat penggelaran disesuai dengan design.
Apabila cuaca tidak memungkinkan (hujan) maka penghamparan akan dihentikan
dan dilanjutkan kembali setelah cuaca memungkinkan.
Berikut dalam gambar 4.10 diperlihatkan pekerjaan penghamparan hotmix.
55
kemiringan agar dibuat dengan jelas, di-update sesuai dengan elevasi hotmix
yang telah diselesaikan dan dijaga keberadaannya untuk memudahkan
pemeriksaan dan pengontrolan pekerjaan.
3) Pemadatan pada jalan lurus dimulai dari tepi perkerasan sejajar as jalan menuju
ke tengah. Pada tikungan, pemadatan dimulai dari bagian yang rendah sejajar as
jalan menuju ke bagian lebih tinggi. Pada bagian tanjakan dan turunan harus
dimulai dari bagian yang rendah sejajar as jalan menuju ke bagian yang tinggi.
4) Tandem roller pada lintasan pertama ditempatkan di muka.
5) Pada waktu pemadatan roda tandem roller dibasahi (dilap) dengan air.
Berikut dalam gambar 4.11 diperlihatkan pekerjaan penghamparan hotmix.
g. Sambungan
1) Sambungan memanjang maupun melintang pada lapisan yang berurutan harus
diatur sedemikian rupa agar sambungan pada lapis satu tidak terletak segaris
yang lainnya. Sambungan memanjang harus diatur sedemikian rupa agar
sambungan pada lapisan teratas berada di pemisah jalur atau pemisah
2) Campuran aspal tidak boleh dihampar di samping campuran aspal yang telah
dipadatkan sebelumnya kecuali bilamana tepinya telah tegak lurus. Sapuan
57
aspal sebagai lapis perekat untuk melekatkan permukaan lama dan Baru harus
diberikan sesaat sebelum campuran aspal dihampar di sebelah campuran aspal
yang telah digilas sebelumnya.