REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL BINA
MARGA BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN
NASIONAL VIII
METODE PELAKSANAAN
PAKET
PEMBANGUNAN/ DUPLIKASI JEMBATAN
WONOLANGAN
Tahun anggaran 2017
PENAWAR :
2. Sasaran Program
c. Bagan Alir :
d. Deskripsi :
c. Deskripsi :
Gorong-gorong dicetak di Pabrikan.
Flat Bed Truck mengangkut gorong-gorong jadi ke lapangan.
Dasar gorong-gorong digali sesuai kebutuhan dan material backfill
dipadatkan dengan Tamper.
Material pilihan untuk penimbunan kembali (padat).
Sekelompok pekerja akan melaksanakan pekerjaan dengan cara manual
dengan menggunakan alat bantu.
III.3.1. Galian.
a. Lingkup Kerja :
Galian tanah mencakup seluruh galian yang diklasifikasi sebagai galian biasa,
galian struktur, galian sumber bahan (borrow excavation) dan galian struktur. Galian
struktur menurut kedalaman galian, dibedakan antara kedalaman 0-2 meter dan
kedalaman 2-4 meter
c . Bagan Alir
d. Deskripsi :
1. Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi penghamparan dan pemadatan material
timbunan, yang terbagi dalam beberapa section timbunan sampai dengan
ketinggian yang disyaratkan.
2. Ketebalan maksimal setiap section timbunan adalah setebal 40 cm dalam
kondisi padat.
3. Penghamparan material dalam satu section, dilakukan secara lapis demi lapis
dengan ketebalan lapisan maksimal 20 cm, dengan menggunakan alat berat
”Motor Grader”.
4. Sebelum prose pemadatan dilakukan, material hasil hamparan disiram air
dengan menggunakan Water Tanker untuk mendapatkan kadar air optimal
dalam proses pemadatan.
5. Selanjutnya hasil hamparan yang telah disiram, dipadatkan dengan
menggunakan Vibro Roller.
6. Section timbunan selanjutnya dilaksanakan dengan cara sama dan dengan
ketebalan seperti yang disyaratkan.
c) Seluruh bahan hasil galian harus dibuang dan diratakan oleh Penyedia Jasa
sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan dampak lingkungan yang
mungkin terjadi, di lokasi yang ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan.
c . Deskripsi :
1. Pemadatan dilakukan segera setelah dilakukan penggalian.
2. Apabila diperlukan lakukan penyiraman terhadap material tanah dasar Untuk
mencapai kadar air optimum sehingga didapatkan kepadatan yang sesuai dengan
spesifikasi.
3. Kecepatan alat harus diperhatikan agar tidak membahayakan pengguna jalan
eksisting.
c . Deskripsi :
1. Menentukan pohon yang akan di potong, kemudian dilakukan kordinasi
dengan pihak terkait seperti Dinas Pertamanan dan instansi terkait lainnya..
2. Penebangan pohon dilaksanakan dengan menggunakan mesin pemotong kayu,
untuk membersihkan akar- akar pohon digunakan excavator sehingga akar
pohon tidak tertinggal didalam permukaan tanah.
3. Kayu hasil pemotongan diangkut keluar lokasi pekerjaan dengan
menggunakan dump truck
4. Pengangkutan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari pihak pengawas..
5. Pekerjaan ini dilaksanakan berbarengan dengan pelaksanaan pekerjaan galian
dan pengupasan lahan dilaksanakan.
c . Deskripsi :
Pelaksanaan pelapisan jalan dengan laburan satu lapis (BURTU) dengan tujuan untuk
menyeragamkan cara pelaksanaan pelapisan perkerasan jalan dengan laburan aspal satu
lapis agar diperoleh hasil yang memenuhi persyaratan dan ketentuan.
d. Bagan Alir :
a. Lingkup Kerja :
Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat A dan agregat A (CTB) ini meliputi penyediaan,
pemrosesan, pengangkutan, penghamparan, perataan, penyiraman dan pemadatan
agregate bergradasi pecah pada permukaan yang disiapkan dan diterima sesuai dengan
gambar atau sesuai dengan instruksi Pengawas Kerja.
c. Bagan Alir :
d. Deskripsi :
Wheel Loader mencampur & memuat Agregat ke dalam Dump Truck di Base Camp.
Dump Truck mengangkut Agregat ke lokasi pekerjaan dan dihampar dengan Motor
Grader.
Hamparan Agregat dibasahi dengan Water Tank Truck sebelum dipadatkan
dengan Tandem Roller
Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapikan tepi hamparan dan
level permukaan dengan menggunakan alat bantu.
a. Lingkup Kerja :
Pekerjaan prime coat adalah pelaburan permukaan perkerasan yang akan dilapisi
perkerasan aspal baru dengan bahan perekat ( prime coat/Tack Coat ) dengan tujuan
agar terjadi ikatan antara permukaan lapisan pondasi aggregate dengan lapis aspal
beton baru.
c. Alur Pengerjaan :
Sebelum penyemprotan dimulai, debu dan bahan kotoran disingkirkan terlebih dahulu
dari permukaan dengan mengunakan sikat mekanis atau semprotan angin atau
kombinasi kedua – duanya, jika belum bersih harus dibersihkan lagi dengan sapu ijuk.
Penyemprotan dilakukan dengan cara sedemikian rupa agar tidak mengganggu lalu lintas
satu arah tanpa merusak hasil pekerjaan.
Pembersihan harus dilanjutkan/ melewati 20 cm dari tepi bidang yang akan disemprot.
Jika ada tonjolan benda asing atau lainnya harus segera disingkirkan dari permukaan
dengan memakai penggaruk baja atau cara lainnya yang disetujui pengawas.
Permukaan yang akan disemprot harus benar – benar kering.
Asphalt Sprayer harus mulai bergerak tak boleh kurang 5 m dimuka daerah yang
disemprot dengan demikian kecepatan jelajahnya tepat sesuai ketentuan, bila slang
semprot mencapai lebar kertas dan kecepatan ini haeus tetap dipertahankan sampai
melalui titik akhir dari pemakaian bahan pengikat dan sisa prime coat dalam tangki tidak
boleh kurang dari 10% dari kapassitas tangki.
Ketentuan jumlah penyemprotan prime coat dan komposisi material yang dipergunakan
harus mengikuti Spesifikasi
Panjang permukaan yang akan disemprot pada setiap lintasan penyemprot harus diukur
dan ditandai.
a. Lingkup Kerja :
Lapisan ini digunakan sebagai lapisan penutup permukaan pada struktur lapis
pondasi agregat. Untuk bahan perekatannya dengan lapis pondasi agregat dengan
menggunakan Lapis Resap Pengikat.
c. Alur Pengerjaan :
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada
direksi untur disetujui.
Permukaan yang akan dilapis dibersihkan dari debu dan kotoran lainnya dengan
air compressor.
Bahan dasar berupa aspal dan karosene dicampur denagn komposisi sesuai
spesifikasi dan dipanaskan sehingga menjadi campuran aspal cair.
Campuran aspal cair disemprotkan dengan Asphalt Sprayer ke atas permukaan
yang akan dilapisi.
Untuk mengetahui kadar lapis perekat per m2 dilakukan paper test dilokasi
pekerjaan.
a. Lingkup Kerja :
Lapisan perbaikan pekerjaan AC - Base (Patching) dan lapis perekat selesai
dilaksanakan maka dilanjutkan dengan penghamparan lapisan penutup perkerasan
hot mix dengan menggunakan Laston Lapis Aus (AC-WC Leveling) dengan
ketebalan sesuai dengan yang tercantum dalam gambar maupun spesifikasi teknik.
c. Alur Pengerjaan :
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada
direksi untuki untuk disetujui.
Menyerahkan hasil pengujian m aterial (Job Mix design) material hot mix laston
–Lapis Aus (AC-WC Levelling) yang akan digunakan dan komposisi harus
sesuai Spesifikasi teknik yang disyaratkan.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan AC-WC Levelling dilakukan trial agar bisa
diketahui ketebalan dan densitynya.
Pencampuran maretial hotmix AC-WC Levelling di olah menggunakan AMP.
Material hot mix AC-WC Levelling dimuat langsung kedalam dump truck dan
diangkut ke lokasi pekerjaan.
Material AC-WC Levelling dihampar dengan alat asphalt finisher dan dipadatkan
dengan alat tandem roller dengan lintasan minimum sesuai spesifikasi teknik,
kemudian dipadatkan kembali dengan menggunakan alat pneumatic tire roller
dengan lintasan sesuai hasil trial dan dipadatkan finishing dengan alat tandem
roller.
Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dengan
menggunakan alat bantu.
Setelah penghamparan dan pemadatan selesai dilaksanakan pengambilan sample
dengan core driil untuk ditest dilab agar diketahui ketebalan dan densitynya.
1. Uraian
Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan penghamparan bahan aspal pada
permukaan yang telah disiapkan sebelumnya untuk pemasangan lapisan beraspal
berikutnya. Lapis Resap Pengikat harus dihampar di atas permukaan yang bukan beraspal
(misalnya Lapis Pondasi Agregat), sedangkan Lapis Perekat harus dihampar di atas
permukaan yang beraspal (seperti Lapis Penetrasi Macadam, Laston, Lataston dll).
1.1 Pekerjaan seksi lain yang berkaitan dengan seksi ini
a. Pemeliharaan Lalu Lintas : Seksi 1.8
b. Rekayasa Lapangan : Seksi 1.9
c. Bahan dan Penyimpanan : Seksi 1.11
d. Pelebaran Perkerasan : Seksi 4.1
e. Bahu Jalan : Seksi 4.2
f. Lapis Pondasi Agregat : Seksi 5.1
g. Lapis Pondasi Semen Tanah : Seksi 5.4
h. Campuran Aspal Panas : Seksi 6.2
i. Pengembalian Kondisi Perkerasan Lama : Seksi 8.1
j. Pengembalian kondisi bahu jalan lama pada jalan berpenutup aspal : Seksi 8.2
1.4 Mutu pekerjaan dan perbaikan dari pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan
Lapisan yang telah selesai harus menutup keseluruhan permukaan yang dilapisi dan
tampak merata, tanpa adanya bagian-bagian yang beralur atau kelebihan aspal.
Untuk Lapis Perekat, harus melekat dengan cukup kuat di atas permukaan yang
disemprot. Untuk penampilan yang kelihatan berbintik-bintik, sebagai akibat dari bahan
aspal yang didistribusikan sebagai butir-butir tersendiri dapat diterima asalkan
penampilannya kelihatan rata dan keseluruhan takaran pemakaiannya memenuhi
ketentuan.
Untuk Lapis Resap Pengikat, setelah proses pengeringan, bahan aspal harus sudah
meresap ke dalam lapis pondasi, meninggalkan sebagian bahan aspal yang dapat
ditunjukkan dengan
permukaan berwarna hitam yang merata dan tidak berongga (porous). Tekstur untuk
permukaan lapis pondasi agregat harus rapi dan tidak boleh ada genangan atau lapisan
tipis aspal atau aspal tercampur agregat halus yang cukup tebal sehingga mudah dikupas
dengan pisau.
Perbaikan dari Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat yang tidak memenuhi
ketentuan harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, termasuk
pembuangan bahan yang
berlebihan, penggunaan bahan penyerap (blotter material), atau penyemprotan tambahan
seperlunya. Setiap kerusakan kecil pada Lapis Resap Pengikat harus segera diperbaiki
menurut Seksi 8.1 dan Seksi 8.2 dari Spesifikasi ini. Direksi Pekerjaan dapat
memerintahkan agar lubang yang besar atau kerusakan lain yang terjadi dibongkar dan
dipadatkan kembali atau penggantian lapisan pondasi diikuti oleh pengerjaan kembali
Lapis Resap Pengikat.
Dengan Pasal 6.1.6 dari Spesifikasi ini. Laporan harian untuk pekerjaan pelaburan yang
telah dilakukan dan takaran pemakaian bahan harus memenuhi ketentuan Pasal 6.1.6 dari
Spesifikasi ini.
c. Bagan Alir :
d. Deskripsi :
1. Sebelum pekerjaan beton dimulai, perlu dilakukan percobaan campuran
beton.
Campuran percobaan ini dilakukan selambat-lambatnya 35 hari sebelum pekerjaan
beton dimulai.
2. Campuran percobaan dilakukan dilaboratorium dengan disaksikan Pengguna
Jasa/ Konsultan Pengawas atau yang diwakilkan.
3. Campuran percobaan dibuat dengan komposisi sesuai dengan data urutan
kerja, dimana kuat tekan atau kuat lentur sesuai dengan ketentuan
(Preliminary Test Result) dengan margin yang cukup, sehingga probabilitas
nilai kekuatan beton pada pelaksanaan yang lebih rendah dari kekuatan minimum
yang ditentukan pada
tabel data urutan kerja, tidak lebih dari 5%.
4. Dalam campuran percobaan, beberapa ketentuan yang harus diperhatikan adalah :
a. Perbandingan air dan semen merupakan nilai maksimum mutlak.
b. Kadar semen merupakan nilai minimum mutlak.
c. Nilai kuat tekan minimum berarti kekuatan minimum pada pelaksanaan.
5. Untuk nilai kesesuaian mutu beton selama pelaksanaan kerja, harus
disediakan contoh (spesimen) untuk diuji pada umur 7 hari atau 28 hari
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas, atau dengan interval lainnya sesuai
dengan kebutuhan, untuk menentukan kekuatan beton dalam pelaksanaan.
6. Contoh tersebut dibuat berpasangan, dan minimal 8 pasang untuk setiap 100
m3 beton. Satu contoh bahan dari setiap pasangan diuji pada umur 7 hari dan
yang lainnya 28 hari.
c. Bagan Alir :
c. Bagan Alir :
d. Deskripsi :
1. Mengatur posisi mobil crane dan truck tronton pada posisi yang telah direncanakan.
2. Menyiapkan landasan untuk produk, berupa karung berisi pasir pada posisi dan
jarak yang telah direncanakan diatas bak truck.
Standar Rujukan
PBI 1971 : Peraturan Beton Bertulang Indonesia Tahun 1971.
ACI 315 Buku Pegangan Standar Praktis untuk detail struktur
beton bertulang,Institut Beton Amerika.
AASHTO M31-77 : Baja Tulangan Beton Polos dan Berulir AASHTO M32-78 Kawat
baja yang dibentuk dalam keadaan dingin (cold drawn steel
wire)
untuk tulangan beton.
AASHTO M55 : Anyaman kawat baja dilas di pabrik untuk tulangan beton.
AWS D 2.0 : Persyaratan Standar untuk Jembatan Jalan Raya dan Kereta
Api yang di las.
BAB VI
PEKERJAAN PENUNJANG
(TRAFFIC MANAJEMEN)
III.1. Ruang Lingkup.
1. Teknis :
1. Pembukaan median (bila ada), rambu, pole, dan lain-lain untuk kemudahan akses.
2. Perbaikan/penambahan jalan-jalan akses.
3. Pengecekan/penambahan drainase.
3. Operasional :
1. Penempatan rambu & lampu pengatur lalu lintas.
2. Pengoptimalan koordinasi dengan instansi terkait pada saat jam-jam sibuk.
3. Persiapan equipment pembantu untuk koordinasi darurat.
4. Persiapan akses-akses divertion road seandainya terjadi traffic jam.
5. Maintenance akses road.
DIVISI 1. UMUM
1.2 Mobilisasi
1. 18 (1) Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
1. 17 Pengamanan Lingkungan Hidup
1.21 Manajemen Mutu
DIVISI 2. DRAINASE
2.3.(11) Saluran berbentuk U Tipe DS 3 (100x100) + Cover
DIVISI 7. STRUKTUR
7.1 (5) Beton mutu sedang fc’20 MPa
7.1 (6) Beton mutu rendah fc’15 MPa
7.1 (8) Beton mutu rendah fc’10 Mpa
7.3 (3) Baja Tulangan U 32 Ulir
7.9 Pasangan Batu