Anda di halaman 1dari 26

Metode Pelaksanaan

REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL BINA
MARGA BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN
NASIONAL VIII

METODE PELAKSANAAN

PAKET
PEMBANGUNAN/ DUPLIKASI JEMBATAN
WONOLANGAN
Tahun anggaran 2017

PENAWAR :

PT. Galory Jasa Sarana


PT.Galory Jasa Sarana Halaman 0
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang.
Jembatan Kali Pesisir merupakan jembatan yang cukup padat lalu lintasnya,seiring dengan
semakin bertambanya volume dari kendaraan yang melewati jalur ini,sehingga di perlukan
suatu program pemeliharaan dan perbaikan.Program ini di laksanakan mengingat kondisi
jembatan yang ada sekarang sudah tidak representative terhadap arus kendaraan yang lewat
dan mulai mengalami kerusakan di beberapa ruas kontruksi yang cukup menggangu kenyamanan
bagi pengendara yang lewat
.

I.2. Maksud dan Tujuan.


Pembangunan jembatan yang lebih lebar dan lebih besar merupakan alternatif untuk menampung
beban kendaraan yang lewat, agar arus lalu lintas semakin ramai.

I.3. Profil Konstruksi

I.4. Lingkup Pekerjaan.


Nama proyek : Pembangunan/Duplikasi Jembatan Wonolangan
Lokasi : Kabupaten Probolinggo
Jenis Pekerjaan : Pembangunan/Duplikasi Jembatan Wonolanga
nPemberi tugas : Kelompok Kerja ULP Pengadaan Barang dan Pekerjaan Konstruksi
Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Jawa Timur
Nilai HPS : Rp 18.081.500.000,00,-
Sumber Dana : APBN Tahun Anggaran
2017 Waktu Pelaksanaan : 270 hari kalender
Jenis Pekerjaan Utama :

2. Sasaran Program

 Waktu pelaksanaan sesuai dengan kontrak.


 Pada item pekerjaan utama, produk tidak sesuai (PTS) maksimal 4 temuan.
 Prestasi bulanan diatas Master Schedule.
 Pengadaan alat/bahan dilapangan tersedia dalam jumlah yang cukup.
 Tersedianya gambar kerja minimal 2 hari sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai.
 Tidak ada pekerjaan ulang.
 Zero Accident.
 Pemeliharaan alat sesuai dengan FSP (Form Service Periodic)

PT.Galory Jasa Sarana Halaman 1


BAB Ill
METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN UTAMA

III.1. Metode Kerja Divisi Drainase.


Divisi pekerjaan ini meliputi :
 Galian tanah untuk saluran, pasangan batu dengan mortar, Gorong-gorong persegi/Box
Culvert 150.150.120 precast dan Saluran berbentuk U Tipe DS 1 100.100.120 + tutup
(pabrikasi).

III.1.1. Galian tanah Drainase.


a. Lingkup Kerja :
Untuk pekerjaan galian Tanah Biasa dengan alat berat disini kami lakukan dengan
memakai excavator yaitu menggali kedudukan pasangan batu kali dan saluran tanah atau
saluran terbuka. Setelah pemasangan bouplank sesuai dengan dimensi yang telah
ditentukan pemasangan bouplank ini beriring dengan pekerjaan Galian tanah Biasa harus
mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasikan sebagai galian batu, galian struktur,
galian sumber bahan (borrow excavation) dan galian perkerasan beraspal.

b. Sumber Daya Alat :


 Excavato
r
 Dump
Truck

c. Bagan Alir :

d. Deskripsi :

 Semaksimal mungkin menggunakan material galian untuk timbunan


 Sebelum timbunan dilaksanakan, stripping dahulu permukaan humus/top soil agar tidak
terjadi settlement

 Dikerjakan dahulu semua struktur di lokasi timbunan, sebelum timbunan dilaksanakan,


biasanya di lokasi timbunan terdapat drainage/box culvert
 Dibuat mass hauling diagram agar jarak rata hauling bisa ditentukan dan agar
kebutuhan jumlah dump truck bisa direncanakan
 Jika jarak hauling terlalu jauh (lebih dari 5 km).

III.1.2. Pemasangan Gorong-gorong.


a. Lingkup Kerja :
Pemasangan saluran precast segera dilaksanakan apabila seluruh proses diatas telah
dikerjakan. Dengan bantuan peralatan (untuk mengangkat dan penyetelkan dapat digunakan
Crane atau Excavator dengan tetap mengacu prosedur Handling), satu persatu precast
saluran dipasang mengikuti jalur galian yang dibuat dan sebaiknya dari arah hilir ke hulu.

b. Sumber Daya Alat :


 Excavato
r

c. Deskripsi :
 Gorong-gorong dicetak di Pabrikan.
 Flat Bed Truck mengangkut gorong-gorong jadi ke lapangan.
 Dasar gorong-gorong digali sesuai kebutuhan dan material backfill
dipadatkan dengan Tamper.
 Material pilihan untuk penimbunan kembali (padat).
 Sekelompok pekerja akan melaksanakan pekerjaan dengan cara manual
dengan menggunakan alat bantu.

III.2. Metode Kerja Divisi Pekerjaan Tanah.


Divisi pekerjaan ini meliputi :
 Galian tanah, timbunan biasa dari sumber galian dan Penyiapan badan jalan.

III.3.1. Galian.
a. Lingkup Kerja :
Galian tanah mencakup seluruh galian yang diklasifikasi sebagai galian biasa,
galian struktur, galian sumber bahan (borrow excavation) dan galian struktur. Galian
struktur menurut kedalaman galian, dibedakan antara kedalaman 0-2 meter dan
kedalaman 2-4 meter

b. Sumber Daya Alat :


 Excavato
r
 Dump
Truck
c. Bagan Alir :
d. Deskripsi :`
 Tanah yang dipotong umumnya berada disisi
jalan.
 Penggalian dilakukan dengan menggunakan
Excavator.
 Galian dengan kedalaman 2-4 meter, menggunakan coffering dan dewatering
untuk mengantisipasi melubernya muka air tanah pada rencana konstruksi.
 Selanjutnya Excavator menuangkan material hasil galian kedalam Dump
Truck.
 Dump Truck membuang material hasil galian keluar lokasi jalan sejauh 5
Km.

III.3.2. Timbunan biasa


a. Timbunan Pilihan
Urugan yang diklasifikasikan sebagai Urugan Pilihan harus terdiri dari galian
tanah atau padas yang disetujui oleh Direksi Teknik yang memenuhi syarat untuk
digunakan dalam pekerjaan permanen.
Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk dalam tanah yang plastisitasnya
tinggi, yang diklasifikasikan sebagai A-7-6 dari persyaratan AASHTO M 145 atau
sebagai CH dalam sistem klasifikasi Unified atau Casagrande. Bila penggunaan
tanah yang plastisitasnya tinggi tidak dapat dihindarkan, bahan tersebut harus
digunakan hanya pada bagian dasar dari urugan atau pada urugan kembali yang tidak
membutuhkan daya dukung tinggi.

b. Sumber Daya Alat :


 Wheel Loader
 Dump Truck
 Motor Grader
 vibro roller

c . Bagan Alir

d. Deskripsi :
1. Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi penghamparan dan pemadatan material
timbunan, yang terbagi dalam beberapa section timbunan sampai dengan
ketinggian yang disyaratkan.
2. Ketebalan maksimal setiap section timbunan adalah setebal 40 cm dalam
kondisi padat.
3. Penghamparan material dalam satu section, dilakukan secara lapis demi lapis
dengan ketebalan lapisan maksimal 20 cm, dengan menggunakan alat berat
”Motor Grader”.
4. Sebelum prose pemadatan dilakukan, material hasil hamparan disiram air
dengan menggunakan Water Tanker untuk mendapatkan kadar air optimal
dalam proses pemadatan.
5. Selanjutnya hasil hamparan yang telah disiram, dipadatkan dengan
menggunakan Vibro Roller.
6. Section timbunan selanjutnya dilaksanakan dengan cara sama dan dengan
ketebalan seperti yang disyaratkan.
c) Seluruh bahan hasil galian harus dibuang dan diratakan oleh Penyedia Jasa
sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan dampak lingkungan yang
mungkin terjadi, di lokasi yang ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan.

III.3.3. Penyiapan Badan Jalan.


a. Lingkup Kerja :
Penyiapan badan jalan pada pekerjaan pelebaran jalan meliputi pekerjaan pembersihan,
pembentukan tanah dasar agar elevasinya sesuai degan yang ditunjukkan gambar rencana
atau sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan, dan
termasuk pekerjaan pemadatan tanah dasar.

b. Sumber Daya Alat :


 Motor Grader
 Vibro roller

c . Deskripsi :
1. Pemadatan dilakukan segera setelah dilakukan penggalian.
2. Apabila diperlukan lakukan penyiraman terhadap material tanah dasar Untuk
mencapai kadar air optimum sehingga didapatkan kepadatan yang sesuai dengan
spesifikasi.
3. Kecepatan alat harus diperhatikan agar tidak membahayakan pengguna jalan
eksisting.

III.3.4. Pemotongan Pohon Pilihan.


a. Lingkup Kerja :
Penebangan yang aman memerlukan ketepatan dan keakuratan perhitungan. Arah sudut
takik menentukan kemana pohon akan jatuh. Pembuatan takik pada pohon dapat
dilakukan sesua dengan rencana arah jatuh pohon yang sudah kita tetapkan.

b. Sumber Daya Alat :


 Dump Truck
 Chainshaw

c . Deskripsi :
1. Menentukan pohon yang akan di potong, kemudian dilakukan kordinasi
dengan pihak terkait seperti Dinas Pertamanan dan instansi terkait lainnya..
2. Penebangan pohon dilaksanakan dengan menggunakan mesin pemotong kayu,
untuk membersihkan akar- akar pohon digunakan excavator sehingga akar
pohon tidak tertinggal didalam permukaan tanah.
3. Kayu hasil pemotongan diangkut keluar lokasi pekerjaan dengan
menggunakan dump truck
4. Pengangkutan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari pihak pengawas..
5. Pekerjaan ini dilaksanakan berbarengan dengan pelaksanaan pekerjaan galian
dan pengupasan lahan dilaksanakan.

III.3. Metode Kerja Divisi Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan.


III.2.1. Agregat Penutup Burtu.
a. Lingkup Kerja :
BURTU adalah lapisan penutup yang terdiri dari lapisan aspal ditaburi dengan satu lapis
agregat bergradasi seragam (Maksimum 20 mm).

b. Sumber Daya Alat :


 Wheel Loader
 Dump Truck
 P. Tyre Roller

c . Deskripsi :
Pelaksanaan pelapisan jalan dengan laburan satu lapis (BURTU) dengan tujuan untuk
menyeragamkan cara pelaksanaan pelapisan perkerasan jalan dengan laburan aspal satu
lapis agar diperoleh hasil yang memenuhi persyaratan dan ketentuan.

d. Bagan Alir :

III.4. Metode Kerja Divisi Perkerasan berbutir.


Divisi pekerjaan ini meliputi :
Lapis pondasi Agregat kelas A Dan Lapis pondasi Kelas A. Dan CTB

a. Lingkup Kerja :
Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat A dan agregat A (CTB) ini meliputi penyediaan,
pemrosesan, pengangkutan, penghamparan, perataan, penyiraman dan pemadatan
agregate bergradasi pecah pada permukaan yang disiapkan dan diterima sesuai dengan
gambar atau sesuai dengan instruksi Pengawas Kerja.

b. Sumber Daya Alat :


 Wheel Loader
 AMP
 Dump Truck
 Motor Grader
 Vibro Roller
 Water Tanker
 Tandem Roller

c. Bagan Alir :

d. Deskripsi :
 Wheel Loader mencampur & memuat Agregat ke dalam Dump Truck di Base Camp.
 Dump Truck mengangkut Agregat ke lokasi pekerjaan dan dihampar dengan Motor
Grader.
 Hamparan Agregat dibasahi dengan Water Tank Truck sebelum dipadatkan
dengan Tandem Roller
 Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapikan tepi hamparan dan
level permukaan dengan menggunakan alat bantu.

III.3.1 Cement Treated Base


Pekerjaan ini meliputi penyediaan material ,pencampuran di
plant,pengangkutan,penghamparan,pemadatan,pembentukan permukaan
(shaping),perawatan dan kegiatan insidentil yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan lapis cement treated base (ctb).

Peralatan yang di gunakan:


 CTB plant
 Water Tanker
 Vibratory Roller
 Dump Truck
Bahan-bahan yang di gunakan antara lain:
 Sement type 1
 Air Bersih
 Agregat

Pelaksanaan penghamparan ctb


 Pecampuran dari ctb harus dengan peralatan continous mixing plant,untuk
menjamin ukuran porsi tiap bahan.
 Ctb kemudian diangkut dengan dump truck yang sebelumnya harus
mendapatkan persetujuan dari direksi.
 Ctb di hampar dan di tempatkan di atas perbaikan tanah dasar,dengan
metode mekanik,untuk mendapatkan kepadatan,toleransi kerataan dan kehalusan
permukaan.
 Kepadatan ctb setelah pemadatan harus mencapai kepadatan kering lebih dari
95% maksimum sesuai pada SNI 03-6886-2002.
 Setelah penghamparan di lakukan curing dengan menggunakan karung goni yang
telah di basahi air.

III.5. Metode Kerja Divisi Perkerasan Aspal.


III.5.1. Lapisan Perekat.

a. Lingkup Kerja :
Pekerjaan prime coat adalah pelaburan permukaan perkerasan yang akan dilapisi
perkerasan aspal baru dengan bahan perekat ( prime coat/Tack Coat ) dengan tujuan
agar terjadi ikatan antara permukaan lapisan pondasi aggregate dengan lapis aspal
beton baru.

b. Sumber Daya Alat :


 Asphalt Distributor
 Air Compresor
 Dump Truck

c. Alur Pengerjaan :
 Sebelum penyemprotan dimulai, debu dan bahan kotoran disingkirkan terlebih dahulu
dari permukaan dengan mengunakan sikat mekanis atau semprotan angin atau
kombinasi kedua – duanya, jika belum bersih harus dibersihkan lagi dengan sapu ijuk.
 Penyemprotan dilakukan dengan cara sedemikian rupa agar tidak mengganggu lalu lintas
satu arah tanpa merusak hasil pekerjaan.
 Pembersihan harus dilanjutkan/ melewati 20 cm dari tepi bidang yang akan disemprot.
Jika ada tonjolan benda asing atau lainnya harus segera disingkirkan dari permukaan
dengan memakai penggaruk baja atau cara lainnya yang disetujui pengawas.
 Permukaan yang akan disemprot harus benar – benar kering.
 Asphalt Sprayer harus mulai bergerak tak boleh kurang 5 m dimuka daerah yang
disemprot dengan demikian kecepatan jelajahnya tepat sesuai ketentuan, bila slang
semprot mencapai lebar kertas dan kecepatan ini haeus tetap dipertahankan sampai
melalui titik akhir dari pemakaian bahan pengikat dan sisa prime coat dalam tangki tidak
boleh kurang dari 10% dari kapassitas tangki.
 Ketentuan jumlah penyemprotan prime coat dan komposisi material yang dipergunakan
harus mengikuti Spesifikasi
 Panjang permukaan yang akan disemprot pada setiap lintasan penyemprot harus diukur
dan ditandai.

III.5.2. Lapisan Aus Modifikasi.

a. Lingkup Kerja :
Lapisan ini digunakan sebagai lapisan penutup permukaan pada struktur lapis
pondasi agregat. Untuk bahan perekatannya dengan lapis pondasi agregat dengan
menggunakan Lapis Resap Pengikat.

b. Sumber Daya Alat :


 Asphalt Distributor
 AMP
 Pneumatic Tire Roller
 Tandem Roller
 Dump Truck

c. Alur Pengerjaan :
 Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada
direksi untur disetujui.
 Permukaan yang akan dilapis dibersihkan dari debu dan kotoran lainnya dengan
air compressor.
 Bahan dasar berupa aspal dan karosene dicampur denagn komposisi sesuai
spesifikasi dan dipanaskan sehingga menjadi campuran aspal cair.
 Campuran aspal cair disemprotkan dengan Asphalt Sprayer ke atas permukaan
yang akan dilapisi.
 Untuk mengetahui kadar lapis perekat per m2 dilakukan paper test dilokasi
pekerjaan.

III.5.3. Lapisan Antara Modifikasi.

a. Lingkup Kerja :
Lapisan perbaikan pekerjaan AC - Base (Patching) dan lapis perekat selesai
dilaksanakan maka dilanjutkan dengan penghamparan lapisan penutup perkerasan
hot mix dengan menggunakan Laston Lapis Aus (AC-WC Leveling) dengan
ketebalan sesuai dengan yang tercantum dalam gambar maupun spesifikasi teknik.

b. Sumber Daya Alat :


 Asphalt Distributor
 AMP
 Pneumatic Tire Roller
 Tandem Roller
 Dump Truck

c. Alur Pengerjaan :
 Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada
direksi untuki untuk disetujui.
 Menyerahkan hasil pengujian m aterial (Job Mix design) material hot mix laston
–Lapis Aus (AC-WC Levelling) yang akan digunakan dan komposisi harus
sesuai Spesifikasi teknik yang disyaratkan.
 Sebelum pelaksanaan pekerjaan AC-WC Levelling dilakukan trial agar bisa
diketahui ketebalan dan densitynya.
 Pencampuran maretial hotmix AC-WC Levelling di olah menggunakan AMP.
 Material hot mix AC-WC Levelling dimuat langsung kedalam dump truck dan
diangkut ke lokasi pekerjaan.
 Material AC-WC Levelling dihampar dengan alat asphalt finisher dan dipadatkan
dengan alat tandem roller dengan lintasan minimum sesuai spesifikasi teknik,
kemudian dipadatkan kembali dengan menggunakan alat pneumatic tire roller
dengan lintasan sesuai hasil trial dan dipadatkan finishing dengan alat tandem
roller.
 Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dengan
menggunakan alat bantu.
 Setelah penghamparan dan pemadatan selesai dilaksanakan pengambilan sample
dengan core driil untuk ditest dilab agar diketahui ketebalan dan densitynya.

1. Uraian
Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan penghamparan bahan aspal pada
permukaan yang telah disiapkan sebelumnya untuk pemasangan lapisan beraspal
berikutnya. Lapis Resap Pengikat harus dihampar di atas permukaan yang bukan beraspal
(misalnya Lapis Pondasi Agregat), sedangkan Lapis Perekat harus dihampar di atas
permukaan yang beraspal (seperti Lapis Penetrasi Macadam, Laston, Lataston dll).
1.1 Pekerjaan seksi lain yang berkaitan dengan seksi ini
a. Pemeliharaan Lalu Lintas : Seksi 1.8
b. Rekayasa Lapangan : Seksi 1.9
c. Bahan dan Penyimpanan : Seksi 1.11
d. Pelebaran Perkerasan : Seksi 4.1
e. Bahu Jalan : Seksi 4.2
f. Lapis Pondasi Agregat : Seksi 5.1
g. Lapis Pondasi Semen Tanah : Seksi 5.4
h. Campuran Aspal Panas : Seksi 6.2
i. Pengembalian Kondisi Perkerasan Lama : Seksi 8.1
j. Pengembalian kondisi bahu jalan lama pada jalan berpenutup aspal : Seksi 8.2

1.2 Standar Rujukan


- Standar Nasional Indonesia (SNI) :
Pd S-02-1995-03 (AASHTO M82 - 75)
: Spesifikasi Aspal Cair Penguapan Sedang Pd S-01-1995-03
(AASHTO M208 - 87)

: Spesifikasi Aspal Emulsi Kationik AASHTO :


AASHTO M20 - 70 : Penetration Graded Asphalt Cement

AASHTO M140 - 88 : Emulsified Asphalt


AASHTO M226 - 80 : Viscosity Graded Asphalt Cement

1.3 Kondisi cuaca yang diijinkan untuk bekerja


Lapisan Resap Pengikat harus disemprot hanya pada permukaan yang kering atau
mendekati kering, dan Lapis Perekat harus disemprot hanya pada permukaan yang
benar-benar kering. Penyemprotan Lapis Resap Pengikat atau Lapis Perekat tidak boleh
dilaksanakan waktu angin kencang, hujan atau akan turun hujan.

1.4 Mutu pekerjaan dan perbaikan dari pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan
Lapisan yang telah selesai harus menutup keseluruhan permukaan yang dilapisi dan
tampak merata, tanpa adanya bagian-bagian yang beralur atau kelebihan aspal.
Untuk Lapis Perekat, harus melekat dengan cukup kuat di atas permukaan yang
disemprot. Untuk penampilan yang kelihatan berbintik-bintik, sebagai akibat dari bahan
aspal yang didistribusikan sebagai butir-butir tersendiri dapat diterima asalkan
penampilannya kelihatan rata dan keseluruhan takaran pemakaiannya memenuhi
ketentuan.
Untuk Lapis Resap Pengikat, setelah proses pengeringan, bahan aspal harus sudah
meresap ke dalam lapis pondasi, meninggalkan sebagian bahan aspal yang dapat
ditunjukkan dengan
permukaan berwarna hitam yang merata dan tidak berongga (porous). Tekstur untuk
permukaan lapis pondasi agregat harus rapi dan tidak boleh ada genangan atau lapisan
tipis aspal atau aspal tercampur agregat halus yang cukup tebal sehingga mudah dikupas
dengan pisau.
Perbaikan dari Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat yang tidak memenuhi
ketentuan harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, termasuk
pembuangan bahan yang
berlebihan, penggunaan bahan penyerap (blotter material), atau penyemprotan tambahan
seperlunya. Setiap kerusakan kecil pada Lapis Resap Pengikat harus segera diperbaiki
menurut Seksi 8.1 dan Seksi 8.2 dari Spesifikasi ini. Direksi Pekerjaan dapat
memerintahkan agar lubang yang besar atau kerusakan lain yang terjadi dibongkar dan
dipadatkan kembali atau penggantian lapisan pondasi diikuti oleh pengerjaan kembali
Lapis Resap Pengikat.

1.5 Pengajuan kesiapan kerja


Kontraktor harus mengajukan hal-hal berikut ini kepada Direksi Pekerjaan :
a. Lima liter contoh dari setiap bahan aspal yang diusulkan oleh Kontraktor untuk
digunakan dalam pekerjaaan dilengkapi sertifikat dari pabrik pembuat-nya dan hasil
pengujian.seperti yang disyaratkan dalam Pasal 1.11.1.(3).(c), diserahkan sebelum
pelaksanaan dimulai. Sertifikat tersebut harus menjelas-kan bahwa bahan aspal
tersebut memenuhi ketentuan dari Spesifikasi dan jenis yang sesuai untuk bahan
Lapis Resap Pengikat atau Lapis Perekat, seperti yang ditentukan pada Pasal 6.1.2
dari Spesifikasi ini.
b. Catatan kalibrasi dari semua instrumen dan meteran pengukur dan tongkat celup ukur
untuk distributor aspal, seperti diuraikan dalam Pasal 6.1.3.(3) dan 6.1.3.(4) dari
Spesifikasi ini, yang harus diserahkan paling lambat 30 hari sebelum pelaksanaan
dimulai. Tongkat celup ukur, alat instrumen dan meteran pengukur harus dikalibrasi
sampai memenuhi akurasi, toleransi ketelitian dan ketentuan seperti diuraikan dalam
Pasal 6.1.3.(4) dari Spesifikasi ini dan tanggal pelaksanaan kalibrasi harus tidak
melebihi satu tahun sebelum pelaksanaan dimulai.
c. Grafik penyemprotan harus memenuhi ketentuan Pasal 6.1.3.(5) dari Spesifikasi ini
dan diserahkan sebelum pelaksanaan dimulai.
d. Contoh-contoh bahan yang dipakai pada setiap hari kerja harus dilaksanakan sesuai

Dengan Pasal 6.1.6 dari Spesifikasi ini. Laporan harian untuk pekerjaan pelaburan yang
telah dilakukan dan takaran pemakaian bahan harus memenuhi ketentuan Pasal 6.1.6 dari
Spesifikasi ini.

1.6 Kondisi Tempat Kerja.


a. Pekerjaan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga masih memung-kinkan lalu
lintas satu lajur tanpa merusak pekerjaan yang sedang dilaksanakan dan hanya
menimbulkan gangguan yang minimal bagi lalu lintas.
b. Bangunan-bangunan dan benda-benda lain di samping tempat kerja (struktur,
pepohonan dll.) harus dilindungi agar tidak menjadi kotor karena percikan aspal.
c. Bahan aspal tidak boleh dibuang sembarangan kecuali ke tempat yang disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.
d. Kontraktor harus melengkapi tempat pemanasan dengan fasilitas pencegahan dan
pengendalian kebakaran yang memadai, juga pengadaan dan sarana pertolongan
pertama.

III.6. Metode Kerja Divisi Struktur.


Divisi pekerjaan ini meliputi :
Pasangan batu, Pekerjaan beton fc 30 ,Pekerjaan beton fc 20 , Pekerjaan beton fc 15,
Pekerjaanbeton fc 10 , pekerjaan baja baja tulangan u 32 ulir ,

III.3.2 Beton fc 30 mpa


a. Lingkup Kerja :
Pekerjaan ini meliputi pencampuran beton, pemasangan bekisting dan fabrikasi-
install besi pada pembuatan footing, sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan
dalam gambar.

b. Sumber Daya Alat :


 Batching
Plant
 Concrete
Pump
 Concrete
Vibrator
 Bar Bender, Bar
Cutter

c. Bagan Alir :

d. Deskripsi :
1. Sebelum pekerjaan beton dimulai, perlu dilakukan percobaan campuran
beton.
Campuran percobaan ini dilakukan selambat-lambatnya 35 hari sebelum pekerjaan
beton dimulai.
2. Campuran percobaan dilakukan dilaboratorium dengan disaksikan Pengguna
Jasa/ Konsultan Pengawas atau yang diwakilkan.
3. Campuran percobaan dibuat dengan komposisi sesuai dengan data urutan
kerja, dimana kuat tekan atau kuat lentur sesuai dengan ketentuan
(Preliminary Test Result) dengan margin yang cukup, sehingga probabilitas
nilai kekuatan beton pada pelaksanaan yang lebih rendah dari kekuatan minimum
yang ditentukan pada
tabel data urutan kerja, tidak lebih dari 5%.
4. Dalam campuran percobaan, beberapa ketentuan yang harus diperhatikan adalah :
a. Perbandingan air dan semen merupakan nilai maksimum mutlak.
b. Kadar semen merupakan nilai minimum mutlak.
c. Nilai kuat tekan minimum berarti kekuatan minimum pada pelaksanaan.
5. Untuk nilai kesesuaian mutu beton selama pelaksanaan kerja, harus
disediakan contoh (spesimen) untuk diuji pada umur 7 hari atau 28 hari
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas, atau dengan interval lainnya sesuai
dengan kebutuhan, untuk menentukan kekuatan beton dalam pelaksanaan.
6. Contoh tersebut dibuat berpasangan, dan minimal 8 pasang untuk setiap 100
m3 beton. Satu contoh bahan dari setiap pasangan diuji pada umur 7 hari dan
yang lainnya 28 hari.

III.3.3 Beton fc 20 mpa


a. Lingkup Kerja :
Pekerjaan ini meliputi pencampuran beton, pemasangan bekisting dan fabrikasi-
install besi pada pembuatan footing, sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan
dalam gambar.

b. Sumber Daya Alat :


 Batching
Plant
 Concrete
Pump
 Concrete
Vibrator
 Bar Bender, Bar
Cutter
 Air Compressor
c. Bagan Alir :
d. Deskripsi :
1. Sebelum pekerjaan beton dimulai, perlu dilakukan percobaan campuran
beton.
Campuran percobaan ini dilakukan selambat-lambatnya 35 hari sebelum pekerjaan
beton dimulai.
2. Campuran percobaan dilakukan dilaboratorium dengan disaksikan Pengguna
Jasa/ Konsultan Pengawas atau yang diwakilkan.
3. Campuran percobaan dibuat dengan komposisi sesuai dengan data urutan
kerja, dimana kuat tekan atau kuat lentur sesuai dengan ketentuan
(Preliminary Test Result) dengan margin yang cukup, sehingga probabilitas
nilai kekuatan beton pada pelaksanaan yang lebih rendah dari kekuatan minimum
yang ditentukan pada
tabel data urutan kerja, tidak lebih dari 5%.
4. Dalam campuran percobaan, beberapa ketentuan yang harus diperhatikan adalah :
a. Perbandingan air dan semen merupakan nilai maksimum mutlak.
b. Kadar semen merupakan nilai minimum mutlak.
c. Nilai kuat tekan minimum berarti kekuatan minimum pada pelaksanaan.
5. Untuk nilai kesesuaian mutu beton selama pelaksanaan kerja, harus
disediakan contoh (spesimen) untuk diuji pada umur 7 hari atau 28 hari
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas, atau dengan interval lainnya sesuai
dengan kebutuhan, untuk menentukan kekuatan beton dalam pelaksanaan.
6. Contoh tersebut dibuat berpasangan, dan minimal 8 pasang untuk setiap 100
m3 beton. Satu contoh bahan dari setiap pasangan diuji pada umur 7 hari dan
yang lainnya 28 hari.

III.3.4 Beton fc 15 mpa


a. Lingkup Kerja :
Pekerjaan ini meliputi pencampuran beton, pemasangan bekisting dan fabrikasi-
install besi pada pembuatan footing, sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan
dalam gambar.

b. Sumber Daya Alat :


 Batching
Plant
 Concrete
Pump
 Concrete
Vibrator
 Bar Bender, Bar
Cutter
 Air Compressor

c. Bagan Alir :

III.3.5 Gelagar Pracetak Bentang 30 m


a. Lingkup Kerja :
Struktur atas causeway Proyek Jembatan Suramadu menggunakan balok PCI Girder
berkekuatan beton K-500, dengan panjang 30 meter, yang terbagi menjadi 8 segmen.
Pembagian ini mengingat kondisi lapangan yang tidak memungkinkan, untuk
memindahkan balok PCI Girder tersebut secara utuh --sesuai panjang bentang--, dari
lokasi pembuatan (pabrik) ke lokasi pemasangan. Selanjutnya dilakukan post tension
dengan menggabungkan beberapa segmen balok untuk kemudian disatukan dengan
menggunakan perekat dan ditegangkan (stressing).

b. Sumber Daya Alat :


 Mobil Crane 2 unit Kapasitas 45 ton
 Mobil Truck Tronton/Tailler

c. Bagan Alir :
d. Deskripsi :
1. Mengatur posisi mobil crane dan truck tronton pada posisi yang telah direncanakan.
2. Menyiapkan landasan untuk produk, berupa karung berisi pasir pada posisi dan
jarak yang telah direncanakan diatas bak truck.

 Mengangkat produk dengan menggunakan 2 mobil crane ke atas truk


 Dalam 1 truk tronton digunakan untuk mengangkut 1 segmen PCI Girder
 Setelah produk diatas truk maka diberi ikatan dengan rantai sebagai pengamanan
produk selama diperjalanan menuju lokasi proyek

III.3.6 Diafragma Jembatan


a. Lingkup Kerja :

III.3.5 Pasangan batu


(1) Persiapan Pondasi
 dari cacat yang dapat mengurangi lekatan dengan adukan.
 Sebelum pekerjaan Pondasi untuk struktur Pasangan Batu harus disiapkan sesuai
dengan Gambar Rencana atau petunjuk dari Direksi Teknik.
 Terkecuali disyaratkan lain atau ditunjukan pada Gambar Rencana, dasar pondasi untuk
struktur tembok penahan harus normal, atau bertangga yang juga normal terhadap muka
tembok. Untuk struktur lain, dasar pondasi harus mendatar atau bertangga yang juga
horisontal.
 Lapisan landasan yang dapat mengalirkan air dan kantung penyaring harus disediakan
dimana disyaratkan sesuai dengan persyaratan teknis
 Batu harus dibersihkan melapis, batu harus betul-betul basah dan sudah cukup
waktu yang diberikan untuk penyerapan air sampai jenuh.

(2) Pemasangan Batu


 Landasan dari adukan segar paling sedikit 3 cm tebalnya harus dipasang pada
pondasi yang disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu pada
lapisan pertama. Batu besar pilihan harus digunakan untuk lapis dasar dan pada
sudut-sudut. Perhatian harus diambil untuk menghindarkan pengelompokan dari
batu yang berukuran sama.
 Batu harus dihampar dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang
tampak harus dipasang sejajar dengan muka tembok dari batu yang terpasang.
 Batu harus diangkat dengan hati-hati sehingga tidak mengganggu atau menggeser
batu yang telah terpasang. Peralatan yang cocok harus disediakan untuk
memasang
batu yang lebih besar dari yang dapat diangkat oleh dua orang. Menggelindingkan atau
menggulingkan batu pada pekerjaan yang baru dipasang tidak diperkenankan.
 Tembok dari Pasangan Batu harus dilengkapi dengan lubang sulingan.
Terkecuali ditunjukan lain pada Gambar Rencana atau diperintahkan oleh Direksi
Teknik, lubang sulingan harus ditempatkan dengan jarak tidak lebih dari 2 m antara
sumbu satu ke
sumbu lainnya dan pipa untuk .
 Urugan di belakang sambungan ekspansi haruslah material Drainase Porous
berbutir kasar yang bergradasi baik yang dipilih, sehingga tanah yang ditahan
tidak dapat terhanyutkan melaluinya, juga material drainase porous tidak hanyut
melalui sambungan

(3) Pekerjaan finishing


 Sambungan pada sisi muka dari batu harus dikerjakan hampir rata
dengan permukaan pekerjaan, tetapi tidak menyelimuti batu, sewaktu
pekerjaan berlangsung.
 Langsung setelah ditempatkan, dan sewaktu adukan masih segar, seluruh
muka dari batu harus dibersihkan dari kotoran adukan.
 Pasangan Batu harus dirawat, setelah mengeras secukupnya, dengan
menyelimuti memakai lembaran yang menyerap air yang harus selalu basah
untuk
waktu paling sedikit 3 hari. Seluruh lembaran atau selimut untuk merawat
Pasangan Batu harus cukup diberati atau diikat kebawah untuk
mencegah permukaan terbuka terhadap aliran udara
 Bila pekerjaan sudah cukup kuat, dan tidak lebih dini dari 14 hari menyusul
selesainya pekerjaan pemasangan, urugan harus ditempatkan seperti
disyaratkan, atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.
 Lereng serta bahu yang bersebelahan harus dipangkas dan dikerjakan untuk
menjamin sambungan yang kokoh dengan Pasangan Batu yang akan
memungkinkan drainase yang tak terhalang dan mencegah gerusan pada
tepi
pekerjaan.

1) Pekerjaan besi tulangan (bj U 32 ulir)


Lingkup Pekerjaan ini terdiri dari pengadaan termasuk pengangkutan, pemotongan,
pembengkokan dan pemasangan batang baja tulangan dan anyaman batang baja
dengan las untuk penulangan beton, sesuai dengan Seksi ini dan Gambar Rencana
atau yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.
Berikut ini syarat syarat yang akan harus kami penuhi:
 Mutu Besi beton yang digunakan adalah yang sesuai dengan spek, dan gambar
yang disyaratkan. Yang penting harus dinyatakan oleh tes Laboratorium resmi dan
sah.
 Besi harus bersih dan tidak mengandung minyak / lemak, asam, alkali dan bebas dari
cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-
2 (PBI-1971).
 Pabrikasi besi beton berdasarkan ukuran gambar kerja dan direksi pengawas lapangan.

Berikut ini urutan pelaksanaan dari pekerjaan baja tulangan :


 Di dalam fabrikasi ,besi tulangan dipotong menurut panjang yang diperlukan
dibengkokkan secara hati-hati menurut bentuk dan ukuran sesuai dengan
gambar.
 Batang baja tulangan dengan diameter 2 cm atau yang lebih besar akan
dibengkokkan dengan mesin pembengkok.
 Sebelum di lakukan pengayaman Tulangan dibersihkan dahulu sebelum
digunakan untuk menjamin kondisi pengikatan yang baik.
 besi tulangan di usahakan diikat bersama dengan kokoh menggunakan kawat
pengikat untuk menghindari perpindahan tempat selama penulangan dan penempatan
beton.
 Kawat ikat harus kokoh dengan akhir puntiran menghadap kedalam beton
atau mendapat persetujuan dari direksi
 Tidak boleh ada bagian tulangan yang telah ditempatkan digunakan untuk
memikul perlengkapan penghantar beton, jalan pendekat, lantai kerja atau beban
konstruksi lainnya.
 Di dalam penyambungan batang baja, harus mendapat persetujuan dari di reksi
terlebih dahulu. Setiap penyambungan demikian yang disetujui harus selang-seling
sejauh mungkin dan ditempatkan pada titik tegangan tarik minimum.
 Apabila sambungan bertindih (lapped splice) disetujui, ukuran panjang tonjolan adalah
40 kali diameter besi tulangan dan baja-baja harus dilengkapi dengan kait untuk
batang polos.

Standar Rujukan
PBI 1971 : Peraturan Beton Bertulang Indonesia Tahun 1971.
ACI 315 Buku Pegangan Standar Praktis untuk detail struktur
beton bertulang,Institut Beton Amerika.
AASHTO M31-77 : Baja Tulangan Beton Polos dan Berulir AASHTO M32-78 Kawat
baja yang dibentuk dalam keadaan dingin (cold drawn steel
wire)
untuk tulangan beton.
AASHTO M55 : Anyaman kawat baja dilas di pabrik untuk tulangan beton.
AWS D 2.0 : Persyaratan Standar untuk Jembatan Jalan Raya dan Kereta
Api yang di las.
BAB VI
PEKERJAAN PENUNJANG
(TRAFFIC MANAJEMEN)
III.1. Ruang Lingkup.
1. Teknis :
1. Pembukaan median (bila ada), rambu, pole, dan lain-lain untuk kemudahan akses.
2. Perbaikan/penambahan jalan-jalan akses.
3. Pengecekan/penambahan drainase.

2. Sumber Daya Manusia :


1. Penempatan petugas pengatur lalu lintas (flagman)
2. Pengkoordinasian petugas keamanan di kawasan permukiman
3. Petugas pemantau kelancaran traffic.

3. Operasional :
1. Penempatan rambu & lampu pengatur lalu lintas.
2. Pengoptimalan koordinasi dengan instansi terkait pada saat jam-jam sibuk.
3. Persiapan equipment pembantu untuk koordinasi darurat.
4. Persiapan akses-akses divertion road seandainya terjadi traffic jam.
5. Maintenance akses road.

III.2. Rambu-Rambu yang Digunakan.

Berhenti Jalan Menyempit Hati-Hati Lewat Sini

MAAF HATI-HATI MAAF


PERJALANAN ! JALAN
ANDA KELUAR/MASU DIALIHKAN
K
TERGANGGU KENDARAA SEMENTAR
A
Moveable Barrier

III.3. Manajemen Traffic Pelaksanaan Konstruksi


Jadwal pekerjaan
Penawar : : PT. Galory Jasa Sarana
Kegiatan : : Pemeliharaan Berkala Jembatan Pesisir, Cs.

No. Jadwal Kegiatan


Uraian Keterangan
Mata
Pembay 1 2 3 4 5

DIVISI 1. UMUM
1.2 Mobilisasi
1. 18 (1) Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
1. 17 Pengamanan Lingkungan Hidup
1.21 Manajemen Mutu

DIVISI 2. DRAINASE
2.3.(11) Saluran berbentuk U Tipe DS 3 (100x100) + Cover

DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH


3.1 (1a) Galian Biasa
3.1 (6) Galian Perkerasan Beraspal dengan Cold Milling Machine
3.1 (7) Galian Perkerasan Beraspal tanpa Cold Milling Machine
3.2 (1a) Timbunan Biasa dari sumber galian
3.2 (2a) Timbunan Pilihan dari sumber galian
3.3.(1) Penyiapan Badan Jalan

DIVISI 4. PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN


4.2 (2b) Lapis Pondasi Agregat Kelas S

DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR


5.1.(1) Lapis Pondasi Agregat Kelas A
5.5.(1) Lapis Pondasi Agregat Semen Kelas A (Cement Treated Base) (CTB)

DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL


6.1 (2) Lapis Perekat - Aspal Emulsi
6.3(5b) Laston Lapis Aus Modifikasi (AC-WC Mod)
6.3(6b) Laston Lapis Antara Modifikasi (AC-BC Mod)

DIVISI 7. STRUKTUR
7.1 (5) Beton mutu sedang fc’20 MPa
7.1 (6) Beton mutu rendah fc’15 MPa
7.1 (8) Beton mutu rendah fc’10 Mpa
7.3 (3) Baja Tulangan U 32 Ulir
7.9 Pasangan Batu

DIVISI 8. PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR


8.3.(3) Pohon Jenis Mahoni dan Penanaman (Tinggi min. 2 meter)
8.4.(1) Marka Jalan Termoplastik
8.4.(3a) Rambu Jalan Tunggal dengan Permukaan Pemantul Engineer Grade
8.4.(3b) Rambu Jalan Ganda dengan Permukaan Pemantul Engineer
8.4.(5) Grade Pengarah
Patok
8.4.(7) Rel Pengaman
8.4.(10b) Kerb Pracetak Jenis 2 (Penghalang/Barrier)

DIVISI 9. PEKERJAAN HARIAN


9.1.(1) Mandor
9.1.(2) Pekerja Biasa
9.1.(4) a Dump Truck, kapasitas 3-4 m³

Anda mungkin juga menyukai