Anda di halaman 1dari 54

METODE PELAKSANAAN

PEMBANGUNAN DERMAGA 7.1 – 7.2


PT. KRAKATAU BANDAR SAMUDERA

PT. ISTAKA KARYA (Persero) - Divisi Operasi I


Kantor Pusat : GRAHA ISKANDARSYAH Jl. Iskandarsyah Raya No. 66 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan – 12160,
Phone : +62-21-7204444, 7254083, Fax : +62-21-7258787 Email : istaka@istaka.co.id,
Website : www.istaka.co.id
DATA UMUM PROYEK
 Nama Proyek : Pekerjaan Pembangunan Dermaga 7.1 – 7.2
 Lokasi Proyek : Banten, Indonesia
 Pemilik Proyek : PT. Krakatau Bandar Samudera
 Panjang Dermaga 7.1 : ± 160 M
 Panjang Dermaga 7.2 : ± 190 M
 Jumlah Titik Pancang : 160 Titik + 192 Titik
 Durasi Pekerjaan : 300 Hari Kalender
 Masa Pemeliharaan : 180 Hari Kalender

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 2


Divisi Operasi I
LAYOUT PEKERJAAN
LAYDOWN AREA
STEEL PIPE

DIREKSI KEET

DERMAGA 2 (Existing)

DERMAGA 7.1

TRESTLE DERMAGA 7.2

DERMAGA 7.3 (Existing)

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 3


Divisi Operasi I
Lingkup Pekerjaan

Jalur Rel

Non Rel

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 4


Divisi Operasi I
Lingkup Pekerjaan

Precast Slab K430

Rail Crane A100 Topping Slab K430


(Cast Insitu)
150
250

800 Precast Beam K430 Precast Beam K430 Precast Beam K430

450
Pile Cap K430 Pile Cap K430
(Cast Insitu) (Cast Insitu)
Precast Beam K430

Precast Headstock K430

Steel Pipe Pile (SPP) dia. 1016 mm


+ Fill Concrete (2 m) from top level

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 5


Divisi Operasi I
Program K3L

PROGRAM KERJA K3L

PERENCANAAN SAFETY INSPEKSI K3 & SAFETY HOUSE


TARGET SAFETY TALK TRAINING K3 AUDIT K3
K3
INDUCTION SAFETY PATROL MEETING KEEPING

SAFETY TARGET : PEKERJA BARU


SETIAP SABTU SETIAP HARI DAN SETIAP SENIN - DASAR-DASAR K3 - LINGKUNGAN 3 BULAN
- PERUSAHAAN SEKALI
PLAN ZERO ACCIDENT
- SUBKON
SETIAP SABTU DAN RABU - P 3 K KERJA BERSIH,
dan DAMPAK - PEMADAMAN API RAPI DAN SEHAT.
- MANDOR - PEMBERSIHAN
LINGKUNGAN - TANGGAP DARURAT
MASAL SETIAP
MIN.
SABTU ( RUTIN )

PERENCANAAN K3 : PETUNJUK / GAMBARAN PELAKSANAAN K3 SAFETY PATROL : PATROLI RUTIN YANG DILAKUKAN SETIAP
DIAREA PROYEK (SAFETY PLAN) HARI MULAI JAM 08.30 – 10.30 WIB DAN
JAM 14.00 – 16.00 WIB. TUJUANNYA UNTUK
TARGET : TARGET ZERO ACCIDENT, DAMPAK LINGKUNGAN MEMONITOR KEGIATAN PEKERJAAN
MINIMAL DILAPANGAN.
SAFETY INDUCTION : PENDEKATAN DAN PENGARAHAN TENTANG K3,
HOUSEKEEPING DAN KETERTIBAN PROYEK SAFETY MEETING : MEETING INTERNAL DILAKSANAKAN HARI
KEPADA PEKERJA BARU DAN KEPADA PEKERJA SENIN JAM 08.30 – 09.30 DAN MEETING
SEBELUM MELAKUKAN PEKERJAAN YANG EKSTERNAL RABU JAM 10.00 – 11.00 UNTUK
BERPOTENSI BAHAYA TINGGI MEMBAHAS MASALAH YANG MUNGKIN TERJADI
DAN TINDAKAN PENCEGAHANNYA SERTA
SAFETY TALK : PENGARAHAN SINGKAT TENTANG K3 DAN MELAPORKAN KECELAKAAN YANG TERJADI
KONDISI PROYEK KEPADA SELURUH PEKERJA DAN LANGKAH-LANGKAH PERBAIKANNYA.
SEBELUM PEKERJAAN DIMULAI, DILAKUKAN
SETIAP HARI SABTU JAM 08.00 – 08.15 WIB. TRAINING K3 : TRAINING K3 KEPADA KARYAWAN, MANDOR,
SUBKONTRAKTOR TENTANG DASAR-DASAR
INSPEKSI K3 K3, P3K, CARA PEMADAMAN API DAN TANGGAP
DARURAT
INSPEKSI K3 : INSPEKSI YANG DILAKUKAN UNTUK MEMONI-
TOR PELAKSANAAN K3 DAN UNTUK MENJAGA HOUSE KEEPING : TARGET LINGKUNGAN KERJA BERSIH, RAPI
KONSISTENSI PENERAPAN K3 DIPROYEK. DAN SEHAT .
INSPEKSI K3 DILAKUKAN SETIAP HARI SABTU
JAM 09.00 – 10.00 WIB AUDIT K3 : AUDIT PELAKSANAAN DAN PENERAPAN K3

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 6


Divisi Operasi I
Program K3L

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 7


Divisi Operasi I
Sistem Manajemen Mutu

Untuk menjamin terlaksananya pengendalian kualitas/mutu proyek dipergunakan


Sistem Manajemen Mutu, antara lain :
 Membuat Rencana Mutu Proyek
 Membuat Prosedur Kerja
 Membuat Instruksi Kerja Pekerjaan
 Membuat Rencana Inspeksi dan Test
 Sertifikasi Bahan / Material
 Kalibrasi & Standarisasi Peralatan
 Kompetensi SDM - Pekerja

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 8


Divisi Operasi I
Struktur Organisasi Proyek

PROJECT MANAGER

HSE MANAGER KOORDINATOR


QUALITY CONTROL

SAFETY OFFICER QUALITY CONTROL 1

QUALITY CONTROL 2

SITE OPERATION SITE ENGINEER SITE ADMINISTRATION


MANAGER MANAGER MANAGER

SITE ENGINEER
PELAKSANA 1 ADM KEUANGAN

PELAKSANA 2 KOORDINATOR QUANTITY SURVEYOR


SURVEYOR LOGISTIK / GUDANG

PERALATAN
SURVEYOR 1 DRAFTER
HUMAS / UMUM
MEKANIK
SURVEYOR 2

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 9


Divisi Operasi I
Peralatan Survey

Pengecekan titik-titik referensi (existing BM) dengan pengukuran polygon dan


waterpass sehingga dapat diketahui koordinat (x,y,z) titik BM yang
sesungguhnya lalu dibandingkan dengan data-data titik BM dalam gambar
untuk mengetahui apakah titik BM tersebut masih baik atau rusak.
1. Pembuatan / pemasangan titik duga pokok yang ditentukan oleh direksi
pekerjaan bersama dengan kontraktor / pemborong yang berguna untuk
mempermudah kegiatan staking out selama pelaksanaan pekerjaan.
2. Pelaksanaan pengukuran akan dilakukan tema pengukuran yang dikoordinir
oleh seorang surveyor yang sudah berpengalaman pada bidangnya dengan
menggunakan peralatan-peralatan antara lain Total Station / Theodolite .

Hasil pengukuran akan dilaporkan kepada konsultan pengawas dan pimpro untuk mendapatkan comments atau
approval. Untuk selanjutnya data hasil pengukuran/survey lapangan tersebut dapat dipakai sebagai bahan untuk
menyiapkan rekayasa engneering dan perhitungan volume MC0, serta sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan
fisik seperti: Pekerjaan Pemancangan, serta pekerjaan lainnya sesuai data dokumen yang dilelangkan.

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 10


Divisi Operasi I
Mobilisasi Dan Demobilisasi

Peralatan :
 Service Crane & Excavator
 Hammer & 2 Barge
 Genset and Container Office
 Bar Bender & Bar Cutter
 Welder
 Concrete Pump & Truck Mixer
 Boat & Truck

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 11


Divisi Operasi I
Penyambungan Rel Dermaga 2 ke 7.1

Perkuatan Balok untuk


Jalur Rel Dermaga 2 START
Penyiapan Jalur Rel Dermaga 2
ke 7.1 (0.15 x0.5 x 10 m)
1.5 M SURVEY DAN ANALISA KONDISI
BALOK JALUR REL DI DERMAGA 2

PEMBERSIHAN & PERBAIKAN


STRUKTUR BALOK BETON (BILA
DIPERLUKAN) DENGAN PATCHING

PERKUATAN STRUKTURAL
JIKA DIPERLUKAN
Dermaga 2 (DAPAT MENGGUNAKAN KEVLAR)

FINISH

Stopper
Dibongkar Dermaga 7.1

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 12


Divisi Operasi I
Pekerjaan Persiapan Laydown Area

Pematangan Lahan Stock Pile dan Area Pabrikasi Precast meliputi perbaikan kondisi Laydown
Area sehingga benar-benar siap untuk digunakan baik untuk Penempatan material dan alat
seperti Service Crane .

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 13


Divisi Operasi I
Pekerjaan Persiapan Laydown Area

 Bila Mobilisasi dengan Pengapungan Steel Pipe maka steel pipe akan dimobilisasi
dengan cara ditarik oleh boat.
Floating Pipe
Pipa ditutup

Handling Pipa Towing dengan boat

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 14


Divisi Operasi I
Pekerjaan Pemancangan

JALUR 2

DERMAGA 2 (EXISTING) DERMAGA 7.1 DERMAGA 7.2 DERMAGA 7.3 (EXISTING)

TRESTLE
 Transportasi Tiang Pancang
dari Stock Pile ke Lokasi
Pilling Barge
DIREKSI KEET

LAYDOWN AREA
(STOCK YARD)

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 15


Divisi Operasi I
Pekerjaan Pemancangan

TIDAK

CEK
PEMOTONGAN TIANG DENGAN
START ELEVASI
ALAT POTONG BAJA
TOP TIANG

PERSIAPAN TIANG PANCANG DI YA


LOKASI LAYDOWN AREA
PEMANCANGAN DIHENTIKAN FINISH
YA
CEK ELEV. TIDAK
MARKING TIANG PANCANG DAN RENCANA
PENGANGKATAN TIANG PANCANG & CEK FINAL SET
DENGAN CRANE 1 CM / 10 KALI TUMBUKAN
TIDAK
PERLU YA
TIANG PANCANG BAJA DIBAWA KE LOKASI PENYAMBUNG
PEMANCANGAN DENGAN BARGE AN
TIANG DISAMBUNG
YA DENGAN MESIN LAS
TIANG PANCANG DIANGKAT DAN CEK
DIPASANG DI ALAT PANCANG TIDAK
ALIGNMENT &
POSISI TIANG
PERBAIKI
ALAT PANCANG DIPOSISIKAN PADA TITIK
PANCANG DENGAN DIPANDU PEMANCANGAN DENGAN
2 ALAT SURVEY DARI DARAT DIESEL HAMMER
CEK POSISI
& YA
TIDAK PILING BARGE DIJANGKARKAN
VERTICALIT SEHINGGA TIDAK BERGESER
Y

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 16


Divisi Operasi I
Pekerjaan Pemancangan

 Penentuan titik pancang dan pembacaan


koordinat rencana titik pancang.
 Pemancangan dilaksanakan di laut dengan
menggunakan fixed leader di atas piling
barge.
 Pipa pancang diletakkan pada driving rig
(pile leader) dan selanjutnya diposisikan
pada titik rencana pemancangan dengan
dipandu oleh surveyor, dengan
menggunakan 2 theodolith dari dua arah
tegak lurus dan saling berpotongan, target
yang diamati adalah sisi luar pipa pancang,
dan bukan pada bagian tengahnya.
 Setelah pipa pancang berada pada posisi
sesuai dengan desain akan dipancang terus
menerus hingga mencapai kedalaman
rencana yang ditentukan berdasaran final.

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 17


Divisi Operasi I
Pekerjaan Pemancangan

DERMAGA 7.1 DERMAGA 7.2


(160 Titik) (192 Titik)

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 18


Divisi Operasi I
Urutan Pemancangan Dermaga 7.1

Zona 7.1 A Zona 7.1 B Zona 7.1 C Zona 7.1 D Zona 7.1 E Zona 7.1 F
(25 Titik) (25 Titik) (25 Titik) (25 Titik) (30 Titik) (30 Titik)

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 19


Divisi Operasi I
Urutan Pemancangan Dermaga 7.2

Zona 7.2 F Zona 7.2 E Zona 7.2 D Zona 7.2 C Zona 7.2 B Zona 7.2 A
(35 Titik) (35 Titik) (30 Titik) (30 Titik) (30 Titik) (32 Titik)

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 20


Divisi Operasi I
Pekerjaan Pemancangan

Pemancangan
Tiang Pancang

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 21


Divisi Operasi I
Pekerjaan Pemancangan

Penyambungan Tiang Pancang (jika diperlukan) : Penyelesaian Pekerjaan Pemancangan :


 Tiang pancang akan disambung menggunakan  Kekerasan tanah diukur dengan
las. melampirkan kertas grafik yang
 Mengatur arah sambungan, kemudian ditempelkan pada tiang pancang
menurunkan dan mengatur posisi dari tiang dan meletakkan pensil diatas kertas
kedua agar tepat berada diatas tiang yang grafik (kalendering).
pertama.  Setelah mencapai kedalaman yang
 Penyambungan tiang pancang harus dituju atau mencapai tanah keras,
dilakukan melalui pengelasan dengan dan telah disetujui oleh direksi,
mengelas sambungan pelat baja pada tiang. maka pemancangan berhenti dan
 Pengelasan dilakukan dengan kawat las pindah ke titik pancang berikutnya.
listrik/elektroda (arc welding electrode) untuk  Ujung tiang pancang sekurang-
baja berkekuatan tarik tinggi dengan kurangnya tertanam 10 cm ke
komposisi kimiawi. dalam Pilecap/ Joint beam dan
 Setelah disambung, setiap sambungan harus ujung atas tiang harus dipotong
dicoating minimal 500 mikron. pada elevasi sesuai dengan gambar
rencana.

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 22


Divisi Operasi I
PDA Test

 Pelaksanaan pile test dengan cara dynamic


testing akan menggunakan metode PDA
yang dilaksanakan di lapangan secara
langsung.
 Pengujian dilakukan pada tiang yang telah
mencapai final set.
 Pengujian PDA dilakukan dengan cara
menghubungkan instrumen PDA ke
tiangpancang yang akan diuji dengan
komputer PDA, setelah semua instrumen
terhubung dilakukan pemukulan /
penumbukan tiang pancang.
 Semua data-data yang terjadi pada tiang
pancang akan tercatat pada komputer PDA
sehingga dapat diketahui daya dukungnya.

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 23


Divisi Operasi I
Flow Sacrificial Anode

START
PENGADAAN MATERIAL CATDHODIC
PROTECTION (CATHODIC ANODE
DAN STEEL SUPPORT ANODE)

PERSIAPAN & PENGUKURAN TITIK CATHODIC


PROTECTION PADA TIANG PANCANG
BAJA YANG TELAH TERPASANG

PEMASANGAN CATHODIC PROTECTION


PADA TIANG PANCANG DENGAN
PENGELASAN DALAM AIR

PENGETESAN CATHODIC PROTECTION


DENGAN VOLTMETER PADA
POTENTIAL MEASURING DEVICE

PEKERJAAN FINISHING

FINISH

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 24


Divisi Operasi I
Flow Sacrificial Anode

Sacrificial Anode Zinc Al Lifting ke dalam Laut

Penempatan pada Tiang Pancang Pengelasan Katodik

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 25


Divisi Operasi I
Beton Precast

 Bagian beton yang dikerjakan menggunakan metode precast : Pilecap (2 Tipe), Balok
Crane (3 Tipe), Balok Memanjang (3 Tipe), Balok Melintang (4 Tipe) dan Half Slab (15
Tipe)
 Pada dasarnya ada beberapa aspek yang diperhitungkan dalam pekerjaan beton precast
yaitu perencanaan, pabrikasi, handling penumpukan dan instalasi. Sebelum memulai
pembuatan precast terlebih dahulu dilakukan perencanaan untuk beberapa aspek
berikutnya untuk menjamin pelaksanaan beton precast yang baik.
 Hal pertama yang perlu direncanakan adalah tipe precast beserta dimensi yang akan
dipabrikasi. Hal ini perlu untuk persiapan lahan pabrikasi (casting yard), penumpukan
(storage), dan handling untuk transportasi.
 Selanjutnya direncanakan jadwal waktu pelaksanaan pabrikasi precast dan istalasi
berdasarkan jadwal pelaksanaan utama sehingga akan diperoleh jumlah bekisting yang
diperlukan. Begitu pula dengan persiapan alat angkat dan transportasi yang diperlukan
mulai dari pabrikasi, handling dan instalasi.
 Secara teknis juga direncanakan titik angkat yang sesuai dengan penggunaan alat angkat
dan lokasi pekerjaan sehingga dapat diangkat dengan mudah dan tidak merusak
struktur beton precast itu sendiri.

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 26


Divisi Operasi I
Beton Precast

 Casting yard direncanakan memiliki instalasi


listrik untuk penerangan, instalasi air untuk
pembersihan dan perawatan beton, area
pabrikasi dan stock bahan, area stock precast
yang sudah jadi, dan jalan kerja. Area pabrikasi
disiapkan dengan permukaan yang rata baik
dengan pemadatan tanah dasar atau
pembuatan lantai beton lean concrete.
 Selanjutnya juga disiapkan area pabrikasi
bekisting dan pembesian di lokasi tersebut.
 Seluruh tulangan dicoating epoxy
Bekisting direncanakan dengan menggunakan
primer mengacu pada standar ACI
baja profil dan pelat baja. Hal ini bertujuan
dan ASTM A775/A775M dengan
untuk mengurangi limbah dan meminimalkan
ketebalan minimum 40 mikron
penggunaan kayu. Sedangkan pembesian
(kering) atau 135 mikron disaat
langsung dikerjakan di dalam bekisting yang
basah.
sudah dipasang lengkap dengan spacer dan
batas cor.

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 27


Divisi Operasi I
Beton Precast

 Pembongkaran bekisting tepi dilaksanakan


setelah struktur cukup umur (3 hari).
Sedangkan pengangkatan ke lokasi
penumpukan dilaksanakan setelah precast
berumur 7 hari. Perawatan dengan
menggunakan curing compound.
 Handling dan penumpukan sangat
tergantug keberhasilannya dari precast
yang diproduksi. Umur yang cukup
mencapai kekuatan yang dibutuhkan untuk
 Permukaan bawah beton dermaga perlu pengangkatann dengan beban sendiri harus
dilindungi dari pengaruh air laut yang diperhitungkan dengan baik. Pengangkatan
dalam jangka panjang dapat berpotensi menggunakan sistem 4 titik angkat untuk
merusak beton. Jenis material yang meratakan tegangan yang dialami oleh
digunakan adalah silane/siloxane sealer beton precast pada saat pengangkatan.
yang memberikan efek deep penetration Beton precast dirumpuk sementara di
terhadap pori-pori beton. lokasi penumpukan sebelum pengiriman ke
lokasi pemasangan.
PT. ISTAKA KARYA (Persero) 28
Divisi Operasi I
Instalasi Beton Precast dan Pengecoran Insitu

Instalasi Pile Cap Precast dan Isian Tiang Pancang Instalasi Balok Precast Pengecoran Joint

Instalasi Half Slab Precast Instalasi Tulangan Topping Slab Pengecoran Topping Slab

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 29


Divisi Operasi I
Urutan Instalasi Pile Cap Dermaga 7.1

Zona 7.1 A Zona 7.1 B Zona 7.1 C Zona 7.1 D Zona 7.1 E Zona 7.1 F
(25 Pile Cap) (25 Pile Cap) (25 Pile Cap) (25 Pile Cap) (30 Pile Cap) (30 Pile Cap)

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 30


Divisi Operasi I
Urutan Instalasi Pile Cap Dermaga 7.2

Zona 7.2 F Zona 7.2 E Zona 7.2 D Zona 7.2 C Zona 7.2 B Zona 7.2 A
(35 Pile Cap) (35 Pile Cap) (30 Pile Cap) (30 Pile Cap) (30 Pile Cap k) (32 Pile Cap)

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 31


Divisi Operasi I
Pekerjaan Beton Pengisi Tiang Pancang

DI INSTAL KE STEEL PIPE

BESI TULANGAN

PLAT STOPER
DI LAS DENGAN BESI TULANGAN

Pengisian Beton Tiang Pancang

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 32


Divisi Operasi I
Urutan Instalasi Balok Dermaga 7.1

Zona 7.1 A Zona 7.1 B Zona 7.1 C Zona 7.1 D Zona 7.1 E Zona 7.1 F

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 33


Divisi Operasi I
Urutan Instalasi Balok Dermaga 7.2

Zona 7.2 F Zona 7.2 E Zona 7.2 D Zona 7.2 C Zona 7.2 B Zona 7.2 A

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 34


Divisi Operasi I
Metode Pekerjaan Beton Precast
dan Cast Insitu

DERMAGA 2 (EXISTING) DERMAGA 7.1 DERMAGA 7.2 DERMAGA 7.3 (EXISTING)

Tahapan Pengecoran Beton

Mobilisasi Beton
Melalui Dermaga 2

Mobilisasi Beton
Melalui Trestle Dermaga 7.3

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 35


Divisi Operasi I
Pekerjaan Plank Fender

Pembuatan Plank Fender : Plank Fender


 Agar posisi fender tepat sesuai dengan lokasi yang akan
dipasang maka pemasangan anchor menggunakan template
yang dibuat terlebih dahulu dimana posisi lubang persis seperti
fender aslinya.
 Pemasangan anchor fender dilaksanakan setelah pemasangan
besi beton dan sebelum pemasangan bekisting samping. Setelah
besi beton terpasang terlebih dahulu dipasang template fender
pada sisi luar dilanjutkan dengan pemasangan baut anchor pada
template fender sisi bagian belakang, kemudian anchor fender
di las pada besi beton agar posisi anchor tidak berubah pada
saat pengecoran.
 Setelah semua anchor fender terpasang kuat pada besi beton
maka template fender dilepas dan dilanjutkan dengan
pemasangan bekisting penutup listplank.
 Setelah bekisting terpasang dilanjutkan dengan proses
pengecoran list plank. Sedangkan pemasangan fender dilakukan
setelah bekisting listplank dibongkar dan cukup umur.

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 36


Divisi Operasi I
Urutan Instalasi Half Slab Precast
Pengecoran Slab Dermaga 7.1

Zona 7.1 A Zona 7.1 B Zona 7.1 C Zona 7.1 D Zona 7.1 E Zona 7.1 F

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 37


Divisi Operasi I
Urutan Instalasi Half Slab Precast
Pengecoran Slab Dermaga 7.2

Zona 7.2 F Zona 7.2 E Zona 7.2 D Zona 7.2 C Zona 7.2 B Zona 7.2 A

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 38


Divisi Operasi I
Pekerjaan Instalasi Rail Crane

 Untuk menghindarkan crane


Pemasangan dari bahaya petir, maka perlu
Rail Crane menghubungkan ril dengan
baut pada pipa pancang.
Kabel mono PVC/PVC dengan
inti 185 mm2 atau ekuivalen
dengan luas bundel beberapa
kabel harus ditempelkan
dengan sekrup yang dilas
pada sisi dalam tiang
pancang.
 Rail Crane untuk Container Crane type A-100 sesuai standard DIN 536 Blatt 1 dengan tensile
strength minimum 880 N/mm2
 Crane rail satu sama lain harus disambung secara menerus dengan sistem themit welding
membentuk satu jalur menerus (single track) untuk mengakomodir impact load yang tinggi dari
pergerakan dinamsi QCC dengan berat per unit sekitar 800 ton.
 Base plate dari sistem rail crane adalah dari baja grade BS 43A lengkap dengan “embeded slot”
untuk mengatur crane span/crane gauge secara akurat dengan tolerasi max. 3mm dan
diproteksi dengan hot dipped galvanized.

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 39


Divisi Operasi I
Rubber Fender
& Frontal Frame

Frontal Frame HDG+UHMWPE & Aksesoris


Lug (MAT’L SM490) :
 2 set for Tension Chain
 2 set for Weight Chain
 4 set for Lifting
Chain, Nominal Dia. 32 (MAT’L SBC490) :
 2 set for Tension Chain
 2 set for Weight Chain

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 40


Divisi Operasi I
Spesifikasi Rubber Fender
& Frontal Frame

 Seluruh baut yang tertanam dalam beton harus terbuat  Frontal frame untuk fender harus dilapisi
dari bahan stainless steel. dengan lapisan Ultra High Molecular
 Rubber fender harus dilengkapi dengan steel mounting Weight Polyethylene (UHMW-PE) setebal
flange untuk menempatkan angkur dan bolt. Steel minimum 500mm (face pad), dengan
mounting flange ini harus terbuat dari stainless steel. properties pada tabel.
 Rubber fender harus dilengkapi pula dengan rangka
panel fender (frontal frame) yang terbuat dari baja yang
mempunyai grade minimum ASTM A36 atau JIS G3101.
 Panel fender dan aksesorisnya yang berupa logam
exposed harus mempunyai permukaan yang halus dan
rata serta dilindungi dari korosi dengan hot dip
galvanization dan dilapisi marine painting setebal 400
mikron meter sesuai dengan standar BS, JIS, ASTM atau
standar lain yang diakui secara internasional.
 Pengangkuran rubber fender terhadap beton harus
mempergunakan angkur yang tepat dengan minimum
grade 4.6 dengan spesifikasi, jumlah, dan cara
pemasangan yang direkomendasikan oleh pabrik
pembuatnya.

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 41


Divisi Operasi I
Spesifikasi Rubber Fender
& Frontal Frame

 Fender yang dipergunakan


adalah fender karet (rubber
fender) dari tipe dan ukuran
seperti tertera pada Gambar
Rencana. Fender ini harus
memenuhi syarat deflection
yang terjadi 52,5%. Ea = 63,69
Ton.m Rf = 117,6 Ton

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 42


Divisi Operasi I
Rubber Fender
& Frontal Frame

 Persiapan material
meliputi tes semua
fender yang
digunakan.
 Pada plank fender
dermaga sebelum
dilakukan pengecoran
angkur yang dipasang.
 Jarak antar angkur
harus disesuaikan
dengan ukuran fender
yang digunakan.
 Setelah beton dinding Pemasangan
dermaga mengering, Rubber Fender
akan dilakukan & Frontal Frame
pemasangan fender.

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 43


Divisi Operasi I
Rubber Fender
& Frontal Frame

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 44


Divisi Operasi I
Spesifikasi Bollards

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 45


Divisi Operasi I
Bollards

 Pada umumnya lubang anchor


bolder memiliki sedikit sekali
toleransi antara 1 mm sampai
Pemasangan dengan 3 mm sehingga
Bollards pemasangan anchor harus presisi
agar bollard dapat terpasang
nantinya.
 Untuk memastikan posisi
pemasangan anchor bollard yang
tepat maka digunakan bollard itu
sendiri sebagai template yang
dipasang setelah pemasangan besi
beton.
 Setelah bollard terpasang kuat
baru dilaksanakan pengecoran
beton.

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 46


Divisi Operasi I
Dilatasi

Pemasangan
Dilatasi

DERMAGA 7.1 DERMAGA 7.2

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 47


Divisi Operasi I
Access Ledder

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 48


Divisi Operasi I
Pedestal Street Lighting

Pedestal Street Lighting :


 LED Flood light 220 watt (merk
Philips)
 Lighting Pole 12 m Galvanized
dia 8"-6"-4" with step ladder
 Kabel Power NYFGBY 4Cx25
mm2
 Kabel NYY Instalasi 3Cx 2.5mm2
 Flexible Conduit 1 Inchi
 MCB 1 phase, 10 A, 10 kA
 Kabel Tray Ukuran 100 mm HDG
Type Perforated
 Support Kabel Tray (Siku 75)
type 2 (450x400) HDG termasuk
dynabolt dia. 16mm
 Receptacle 220 V
 Receptacle 380 V
 Kabel NYY 4Cx10mm2

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 49


Divisi Operasi I
SDP Panel

SDP Panel :
 Outdoor Free Standing Type, Stainless
Steel, Thiknes 2 mm
 Busbar 15 x 3 sqmm
 MCB 3 phase, 25 A, 10 kA
 MCB 3 phase, 10 A, 6 kA
 MCB 3 phase, 16 A, 4.5 kA
 MCB 3 phase, 16 A, Spare
 Volt meter
 Ampere meter
 Selector switch
 Indicator lamp + fuse
 Timer
 Contactor 3 phase, 10 A, 6 kA
 Grounding bar 15 x 3 mm
 Grounding cable NYA 16 sqmm
 Accessories

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 50


Divisi Operasi I
Hydrant

Fire Fighting (Hydrant):


 Pillar hydrant Seamesse connection (
two way type )
 Out door Hydrant Box 95 cm X 66 cm X
20 cm (include hose 2 x 30 m)
 Piping HDPE PN10 Ø 4"
 Piping Black Steel Pipe (
spindo,PPI,Bakrie )Ø 4" include Painting
 Piping GIP Sch. 40 ASTM A53 (
spindo,PPI,Bakrie )Ø 4"
 Gate Valve ( ASTM A 126 Class B )Ø 4"
include Painting
 Support ( UNP 100.50.5.7,5 ) include U
bolt,dina bolt ,Hotdip Galvanized 90
micron
 Instalasi Clean Water pipe aksesories
(quick coupling, flange clean water 2,5“)

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 51


Divisi Operasi I
Jetty Office

Jetty Office :
 Bangunan Rumah
Panel dinding
bata ringan
dengan atap
beton
 AC Kapasitas 2PK

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 52


Divisi Operasi I
Rumah Panel

Rumah Panel :
 Bangunan Rumah
Panel dinding
bata ringan
dengan atap
beton (ukuran 5m
x 7 m)
 Box Panel
Stainless Steel
 Exhaust Fan
 LED Lighting 120
Watt incl/
aksesoris (Philips)
 Kabel NYY 3Cx
2.5mm2
 13.4 Instalasi
Lampu Navigasi

PT. ISTAKA KARYA (Persero) 53


Divisi Operasi I
PT. ISTAKA KARYA (Persero)
Divisi Operasi I

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai