TUGAS KELOMPOK
DIKERJAKAN OLEH :
1. FEGA PRADANA ( 01.2012.1.90575 )
2. RIZKY SYAHIRUL A ( 01.2012.1.90599 )
3. DODIK ROHMAD S ( 01.2012.1.90600 )
4. ICHFAN FAUZI ( 01.2012.1.90605 )
5. FITRIA PUTRI L ( 01.2014.1.90626 )
DOSEN :
Dr. RIDHO BAYUAJI Ph.D
JAWAB:
1. Gempa yang sering disebut dengan gempa bumi adalah getaran atau guncangan
yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba
yang menciptakan gelombang seismik. Gempa bumi dapat terjadi dikarenakan
bergeraknya kerak bumi (lempeng bumi) dan gempa terjadi menyebar ke segala
arah di dalam bumi. Ketika gelombang ini mencapai permukaan bumi,
getarannya bisa merusak atau tidak tergantung pada kekuatan sumber dan jarak
fokus, disamping itu juga mutu bangunan dan mutu tanah dimana bangungan
berdiri.
Tidak ada satupun bangunan yang pondasinya tidak tertancap pada permukaan
bumi. Beban-beban yang dipikul oleh suatu bangunan, berat dari elemen-elemen
beserta berat strukturnya sendiri disalurkan oleh struktur atau kerangka bangunan
ke kulit bumi. Pondasi bangunan merupakan struktur penyangga bangunan itu
sendiri dengan permukaan bumi sebagai pijakannya. Oleh sebab itu peristiwa
apapun yang terjadi di bawah permukaan bumi akan dirasakan pertama kali oleh
pondasi. Maka fungsi dari struktur ialah untuk melindungi suatu ruang tertentu
terhadap iklim, bahaya-bahaya yang ditimbulkanalam dan menyalurkannya semua
macam beban ke tanah. Dengan demikian konsep perencanaan struktur bangunan
gedung penting adanya untuk digunakan sebagai acuan dasar dalam pembuatan
gedung yang sesuai dengan peruntukannya.
2. Mendesain bangunan tahan gempa pada dasarnya adalah sebuah upaya untuk
membuat seluruh elemen bangunan menjadi satu kesatuan yang utuh dan tidak
mudah roboh akibat gempa. Konsep bangunan tahan gempa yang diterapkan
dalam proses desain meliputi rancangan denah, pemilihan material bangunan, dan
struktur-struktur utama bangunan. Selain itu, konsep desain bangunan tahan
gempa juga mengacu pada pemanfaatan material setempat, budaya masyarakat
yang berperan dalam proses membangun rumah, serta aspek kemudahan dalam
pelaksanaan di lapangan.
Khusus pada bangunan tahan gempa denah bangunan perlu didesain secara
simetris. Berdasarkan pengamatan pada kerusakan bangunan akibat gempa,
diketahui bahwa struktur bangunan yang demikian dapat menahan gaya gempa.
Struktur seperti ini juga mengurangi efek gaya torsi yang ditimbulkan saat terjadi
gempa. Denah yang simetris memungkinkan pembagian kekuatan yang merata
pada setiap bagian bangunan. Dengan adanya pemerataan tersebut, maka
bangunan tidak akan mudah roboh saat terjadi gempa.
Selain denah, elemen lain yang perlu dirancang secara simetris terhadap sumbu
bangunan adalah perencanaan ruang, penempatan dinding-dinding penyekat, serta
lubang-lubang pintu dan jendela.
Agar suatu bangunan dapat menahan gempa, maka bangunan trsebut harus
mampu menyalurkan setiap gaya inersia akibat gempa dari elemen-elemen struktur
bangunan utama kemudian memindahkannya ke pondasi yang ada di dalam tanah.
Struktur utama penahan gaya horizontal akibat gempa harus elastis, karena jika
batas kekuatan elastisitas telah dilampaui maka tidak akan terjadi keruntuhan getas
secara tiba-tiba, melainkan pada beberapa tempat terlebih dahulu. Dalam proses
menyalurkan gaya dari elemen struktur ke pondasi terdapat sebuah jalur yang
disebut lintasan gaya. Setiap bangunan harus memiliki lintasan gaya yang cukup
kuat untuk dapat menahan gaya gempa horizontal.