Anda di halaman 1dari 5

STUKTUR BETON III

TUGAS KELOMPOK

DIKERJAKAN OLEH :
1. FEGA PRADANA ( 01.2012.1.90575 )
2. RIZKY SYAHIRUL A ( 01.2012.1.90599 )
3. DODIK ROHMAD S ( 01.2012.1.90600 )
4. ICHFAN FAUZI ( 01.2012.1.90605 )
5. FITRIA PUTRI L ( 01.2014.1.90626 )

DOSEN :
Dr. RIDHO BAYUAJI Ph.D

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN (FTSL)
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
SEPTEMBER - 2014
SOAL:
1. Apa itu gempa dan apa korelasinya dengan konsep perencanaan struktur
bangunan gedung?
2. Seberapa penting konsep struktur bangunan gedung tahan gempa? Berikan data
yang menunjukkan pentingnya konsep tersebut!
3. Apa yang menyebabkan kegagalan struktur akibat beban gempa?
4. Hal-hal apa saja yang harus diperbaiki untuk menjamin struktur tahan terhadap
beban gempa?

JAWAB:
1. Gempa yang sering disebut dengan gempa bumi adalah getaran atau guncangan
yang terjadi di permukaan ​bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba
yang menciptakan ​gelombang seismik​. Gempa bumi dapat terjadi dikarenakan
bergeraknya kerak bumi (lempeng bumi) dan gempa terjadi menyebar ke segala
arah di dalam bumi. Ketika gelombang ini mencapai permukaan bumi,
getarannya bisa merusak atau tidak tergantung pada kekuatan sumber dan jarak
fokus, disamping itu juga mutu bangunan dan mutu tanah dimana bangungan
berdiri.

Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alat ​Seismometer​. ​Moment magnitudo


adalah skala yang paling umum di mana gempa Bumi terjadi untuk seluruh dunia.
Skala Rickter adalah skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi
nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitude. kedua skala yang
sama selama rentang angka mereka valid. gempa 3 magnitude atau lebih sebagian
besar hampir tidak terlihat dan besar nya 7 lebih berpotensi menyebabkan
kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa.

Tidak ada satupun bangunan yang pondasinya tidak tertancap pada permukaan
bumi. Beban-beban yang dipikul oleh suatu bangunan, berat dari elemen-elemen
beserta berat strukturnya sendiri disalurkan oleh struktur atau kerangka bangunan
ke kulit bumi. Pondasi bangunan merupakan struktur penyangga bangunan itu
sendiri dengan permukaan bumi sebagai pijakannya. Oleh sebab itu peristiwa
apapun yang terjadi di bawah permukaan bumi akan dirasakan pertama kali oleh
pondasi. Maka fungsi dari struktur ialah untuk melindungi suatu ruang tertentu
terhadap iklim, bahaya-bahaya yang ditimbulkanalam dan menyalurkannya semua
macam beban ke tanah. Dengan demikian konsep perencanaan struktur bangunan
gedung penting adanya untuk digunakan sebagai acuan dasar dalam pembuatan
gedung yang sesuai dengan peruntukannya.

2. Mendesain bangunan tahan gempa pada dasarnya adalah sebuah upaya untuk
membuat seluruh elemen bangunan menjadi satu kesatuan yang utuh dan tidak
mudah roboh akibat gempa. Konsep bangunan tahan gempa yang diterapkan
dalam proses desain meliputi rancangan denah, pemilihan material bangunan, dan
struktur-struktur utama bangunan. Selain itu, konsep desain bangunan tahan
gempa juga mengacu pada pemanfaatan material setempat, budaya masyarakat
yang berperan dalam proses membangun rumah, serta aspek kemudahan dalam
pelaksanaan di lapangan.

Beberapa data yang menunjukkan pentingnya konsep strukutur bangunan


tahan gempa antara lain​ :

a. Denah Bangunan yang Simetris

Dalam mendesain sebuah bangunan, langkah awal yang dilakukan adalah


menuangkan ide atau gagasan dalam sebuah sketsa. Selanjutnya merealisasaikan
sketsa tersebut menjadi maket yang memberikan kejelasan informasi mengenai
skala yang sesuai. Dalam rancangan bangunan diperlukan gambar denah
bangunan secara keseluruhan yang menunjukkan potongan bangunan setinggi 1
meter dari lantai. Denah bangunan memberikan kejelasan mengenai fungsi ruang,
susunan ruang, dimensi ruang, letak pintu dan bukaan-bukaan lainnya, isi ruang,
dan fungsi utilitas ruang.

Khusus pada bangunan tahan gempa denah bangunan perlu didesain secara
simetris. Berdasarkan pengamatan pada kerusakan bangunan akibat gempa,
diketahui bahwa struktur bangunan yang demikian dapat menahan gaya gempa.
Struktur seperti ini juga mengurangi efek gaya torsi yang ditimbulkan saat terjadi
gempa. Denah yang simetris memungkinkan pembagian kekuatan yang merata
pada setiap bagian bangunan. Dengan adanya pemerataan tersebut, maka
bangunan tidak akan mudah roboh saat terjadi gempa.

Selain denah, elemen lain yang perlu dirancang secara simetris terhadap sumbu
bangunan adalah perencanaan ruang, penempatan dinding-dinding penyekat, serta
lubang-lubang pintu dan jendela.

b. Material Bangunan yang Ringan

Alam semesta telah menyediakan material-material yang mampu dimanfaatkan


dalam proses perancangan bangunan. Akan tetapi manusia harus tetap mengasah
kreativitasnya untuk menciptakan material-material yang sesuai dengan kebutuhan
mereka. Dalam proses pemilihan material bagi rancangan bangunan tahan gempa
perlu memperhatikan faktor berat material tersebut. Material yang sebaiknya
digunakan adalah material yang ringan namun kuat. Hal ini sesuai dengan konsep
bahwa beban inersia gempa sebanding dengan berat bahan bangunan tersebut.
c​. Sistem Konstruksi Penahan Beban yang Memadai

Agar suatu bangunan dapat menahan gempa, maka bangunan trsebut harus
mampu menyalurkan setiap gaya inersia akibat gempa dari elemen-elemen struktur
bangunan utama kemudian memindahkannya ke pondasi yang ada di dalam tanah.
Struktur utama penahan gaya horizontal akibat gempa harus elastis, karena jika
batas kekuatan elastisitas telah dilampaui maka tidak akan terjadi keruntuhan getas
secara tiba-tiba, melainkan pada beberapa tempat terlebih dahulu. Dalam proses
menyalurkan gaya dari elemen struktur ke pondasi terdapat sebuah jalur yang
disebut lintasan gaya. Setiap bangunan harus memiliki lintasan gaya yang cukup
kuat untuk dapat menahan gaya gempa horizontal.

3. Konstruksi bangunan memang unik adanya, hal ini dikarenakan ia merupakan


produk dari serangkaian kegiatan-kegiatan berbagai disiplin ilmu dan keahlian.
Penyebab kegagagalan struktur dapat dipengaruhi oleh faktor alam dan faktor
manuasia. Akibat faktor alam seperti terjadinya angin kencang, banjir, tanah
longsor dan gempa bumi. Sedangkan akibat dari faktor manusia bias dikarenakan
faktor kesengajaan maupun tidak, misalnya dalah perencanaan pelaksanaan
maupun penggunaan.
Kegagalan struktur bangunan yang dikarenakan akibat beban gempa dapat terjadi
apabila desaian bangunan tersebut memang tidak dirancang untuk tahan terhadap
gempa ataupun sudah direncanakan akan tetapi tidak sesuai dengan standar yang
telah ditentukan. Misalkan bangunan tersebut tidak kuat, yakni semua
tegangan-tegangan yang terjadi pada penampang strukturnya melebihi dengan
beban yang ditentukan, bangunan tersebut tidak kaku yakni misalkan terjadi
lendutan yang berlebihan dan plat lantai yang bergetar dan yang terakhir bangunan
tersebut tidak stabil yakni bila terjadi tekuk pada kolom yang berlebihan dan
penurunan pondasi
Sistem bangunan, rancangan struktur dan penulangan, penggunaan material yang
berkualitas dan praktik pengawasan dan pelaksanaan di lapangan juga
menentukan kualitas bangunan tersebut nantinya.
4. Pada konsep perencanaan struktur bangunan tahan gempa harus diperhitungkan
kemampuannya dalam memikul beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut,
di antaranya adalah beban gravitasional dan beban lateral. Beban gravitasi adalah
beban mati struktur dan beban hidup, sedangkan yang termasuk beban lateral
adalah beban angin dan beban gempa.
- Berdasarkan UBC 1997, tujuan desain bangunan tahan gempa adalah untuk
mencegah terjadinya kegagalan struktur dan kehilangan korban jiwa, dengan
tiga kriteria standar sebagai berikut:
a. Ketika terjadi gempa kecil, tidak terjadi kerusakan sama sekali.
b. Ketika terjadi gempa sedang, diperbolehkan terjadi kerusakan arsitektural
tetapi bukan merupakan kerusakan struktural.
c. Ketika terjadi gempa kuat, diperbolehkan terjadinya kerusakan struktural dan
non-struktural, namun kerusakan yang terjadi tidak sampai menyebabkan
bangunan runtuh.
- Untuk mencapai kriteria tersebut, perencanaan bangunan struktur tahan gempa
harus dapat memperhitungkan dampak dari gaya lateral yang bersifat siklis
(bolak-balik) yang dialami oleh struktur selama terjadinya gempa bumi. Untuk
memikul gaya lateral yang dialami oleh bangunan, struktur harus dapat memiliki
daktilitas yang memadai di daerah ​joint a ​ tau elemen struktur tahan gempa
seperti ​bresing, link, ​atau​ dinding geser​.
- Perencanaan struktur dapat direncanakan dengan mengetahui skenario
keruntuhan dari struktur tersebut dalam menahan beban maksimum yang
bekerja. Pelaksanaan konsep desain kapasitas struktur adalah memperkirakan
urutan kejadian dari kegagalan suatu struktur berdasarkan beban maksimum
yang dialami struktur. Sehingga kita merencanakan bangunan dengan
elemen-elemen struktur tidak dibuat sama kuat terhadap gaya yang
direncanakan, tetapi ada elemen-elemen struktur atau titik pada struktur yang
dibuat lebih lemah dibandingkan dengan yang lain dengan harapan di elemen
atau titik itulah kegagalan struktur terjadi pada saat beban gempa maksimum
bekerja.

Anda mungkin juga menyukai