Anda di halaman 1dari 64

PENANGGUNG JAWAB

NO KEGIATAN GS ADKON SM PEL. SURV. GA


KET
A

7 Sebelum dilakukan penggalian, dilakukan dulu


7 7
pekerjaan demolition bangunan diatasnya (bila
ada)
Penggalian dilakukan dengan menggunakan
excavator & jack hammer dirapiakan scr
manual sampai elev. yang direncanakan. Pada
saat penggalian harus diperhatikan bahwa
profil galian harus sedemikian rupa sehingga
sesuai dengan profil pasangan batu untuk
saluran yang direncanakan dan harus dapat
mengalirkan air bila terjadi hujan. Bila lokasi
tidak memungkinkan untuk itu, harus
disediakan pompa untuk membuang air keluar
dari lokasi kerja 8

8 Pengangkutan material keluar dari lokasi


pekerjaan dg menggunakan dum truck yang
diloading oleh excavator langsung pada saat
menggali
Yang harus diperhatikan pada saat
pengangkutan hasil galian adalah kebersihan
jalan yang dilewati dan kesela matan, untuk itu
material ex galian harus ditutup dg terpal dan
apabila pengangkutan melewati jalan raya roda
Dump truk harus dicuci dan disediakan rambu
9

9 Penempatan material di lokasi buangan Yang


harus diperhatikan pada tahap ini :
2. Untuk material yang dibuang
- Jarak yang cukup aman dari lokasi
pekerjaan, shg bila terjadi hujan dapat
dihindarkan adanya hanyut an dan
longsoran yang akan menghanyutkan mat
ex galian
- Dropping dilakukan dari dari ujung belakang
bergerak maju ke arah jalan masuk 10 10 10 10
- Penempatan dilakukan lapis per lapis

C H E CK
a. Lakukan pemeriksaan mutu, waktu dan
10 bandingkan parameter lainnya dgn
parameter pada QC Table
b. Check elevasi dan kemiringan dari galian 11 11 11
sesuai dgn kemiringan rencana saluran

11 Lakukan pemantauan dan evaluasi terhadap


kinerja proses kerja dan bandingkan dengan
rencana kerja yang telah dibuat, meliputi :
- Time movement, untuk menghitung
kapasitas, produktivitas, efektifitas
dan efisiensi sistem dan metode kerja
yang digunakan
- Evaluasi volume pekerjaan
- Evaluasi metode kerja
- Evaluasi sumber daya
- Evaluasi program kerja d c b

Metode Pelaksanaan |51


ACTION
b
d c
Lakukan tindakan perbaikan produk sesuai
12 dengan prosedur pengendalian
ketidaksesuaian (Control of non 12 12
12
Comformance). Bila hasil pemeriksaan (No.
10) menunjukkan mutu produk di bawah
standar, bisa di lakukan langkah langkah
sebagai berikut :
- Diperbaiki
- Diterima dengan atau tanpa perbaikan melalui
konsesi

Lakukan tindakan perbaikan kinerja proses bila 13


13
kinerja proses tidak memenuhi sasaran mutu,
durasi, kesela - matan dan kesehatan kerja
meliputi :
- Sistem, tahapan, urutan dan metode kerja di
QP
- Updating QP sesuai dengan kebutuhan
proyek dan hasil evaluasi no. 10 dan no. 11 14

14 Proses kembali ke butir no 1 untuk


memastikan QP di - laksanakan proses demi
proses sampai pekerjaan Selsai sesuai dengan
rencana dan spesifikasi teknis yang ada

Metode Pelaksanaan |52


FLOW CHART
Galian Batu Lunak

MUL
AI

Survey shop
drawing

Mobilisasi Alat

Checking Tidak Recheck


disetujui
owner

Ya

Penggalian
Excavator &
Rock Drill
Breaker

Kontrol elevasi Tidak Recheck

Ya

Finishing

SELESAI

Metode Pelaksanaan |53


• Galian Struktur dengan Kedalaman 0 - 2 meter dan kedalaman 2 – 4 meter

Penggalian tanah yang dipotong umumnya berada disisi jalan dilakukan


dengan menggunakan Excavator Selanjutnya Excavator menuangkan material
hasil galian kedalam Dump Truck dan membuang material hasil galian keluar
lokasi jalan.

Peralatan yang diperlukan:


1. Excavator
2. Dump truck
3. Peralatan pengukuran
4. Alat Bantu

• Timbunan biasa dari sumber galian


• Timbunan biasa dari hasil galian

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Timbunan Biasa


Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan
pemadatan tanah dari hasil galian.

Tahapan Pelaksanaan:

1. Menyiapakan DMF dan JMF agregat


2. Mengajukan Request pekerjaan kepada direksi
3. Penyiapan Tempat Kerja

• Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang


tidak diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh direksi
pekerjaan.
• Kecuali untuk derah tanah lunak atau tanah yang tidak dapat dipadatkan atau
tanah rawa, dasar pondasi timbunan harus dipadatkan seluruhnya (termasuk
penggemburan dan penggeringan atau pembasahan bila diperlukan) sampai
15 cm bagian permukaan atas dasar atas pondasi memenuhi kepadatan yang
disyaratkan.

Metode Pelaksanaan |54


• Bilamana timbunan akan dibangun atas permukaan tanah dengan kelandaian
lereng lebih dari 10%, ditempatkan diatas permukaan lama atau pembagunan
timbunan baru, maka lereng lama akan dipotong sampai tanah yang keras
dan bertangga dengan lebar yang cukup sehingga memungkinkan perlaratan
pemadat dapat beroperasi. tangga-tangga tersebut tidak boleh mempunyai
kelandaian lebih dari 4% dan harus dibuatkan sedemikian dengan jarak
vertikal tidak lebih dari 30 cm untuk kelandaian yang kurang dari 15% dan
tidak lebih dari 60cm untuk kelandaiannya yang sama atau lebih besar dari
15%.
• Dasar saluran yang ditimbun harus diratakan dan dilebarkan sedemikian
hingga memungkinkan pengoperasian peralatan pemadat yang efektif.

4. Penghamparan Timbunan

• Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar


dalam lapisan yang merata yang bila di padatkan akan memenuhi toleransi
tebal yang disyaratkan. Bilamana timbunan dihampar lebih dari satu lapis,
lapisan-lapisan tersebut sedapat mungkin di bagi rata sehingga sama tebal.
• Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke
permukaan yang telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan disebarkan.
Penumpukan tanah timbunan untuk persediaan, terutama selama musim
hujan. Biasanya tidak diperkenankan, terutama selama musim hujan.
• Timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan drainase porous, harus
diperhatikan sedemikian rupa agar kedua bahan tersebut tidak tercampur.
Dalam pembentukan drainase sumuran vertikal diperlukan suatu pemisah
yang menyolok di antara kedua bahan tersebut dengan memakai acuan
sementara dari pelat baja tipis yaag sedikit demi sedikit ditarik saat pengisian
timbunan dan drainase porous dilaksanakan.
• Penimbunan kembali di atas pipa dan di belakang stsuktur harus dilaksanakan
dengan sistematis dan secepat mungkin segera setelah pemasangan pipa
struktur. Akan tetapi, sebelum penimbunan kembali, diperlukan waktu
perawatan tidak kurang dari 3 jam setelah pemberian adukan pada
sambungan pipa atau pengecoran struktur beton gravity, pemasangan
pasangan batu gravity atau pasangan batu dengan mortar gravity. Sebelum
penimbunan kembali di skitar struktur penahan tanah dari beton, pasangan
batu dengan mortar, juga diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 14
hari
• Bilamana timbunan badan jalan akan diperlebar, Iereng timbunan lama harus
disiapkan dengan membuang seluruh tetumbuhan yang terdapat pada
permukaan lereng dan harus dibuat bertangga (atau dibuat bergerigi)
sehingga timbunan baru akan terkunci pada timbuan lama sedemikian sampai
diterima oleh Direksi Pekerjaan. Selanjutnya timbunan yang diperlebar harus
dihampar horizontal lapis demi lapis sampai dengan elevasi tanah dasar, yang
kemudian harus ditutup secepat mungkin dengan lapis pondasi bawah dan
atas sampai elevasi permukaan jalan lama sehingga bagian yang diperlebar
dapat dimanfaatkan oleh lalu lintas secepat mungkin, dengan demikian
pembangunan dapat dilanjutkan ke sisi jalan lainnya bilamana diperlukan
• Lapisan penopang di atas tanah lunak termasuk tanah rawa harus dihampar
sesegera mungkin dan tidak lebih dari tiga hari setelah persetujuan

Metode Pelaksanaan |55


Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin
gilas harus dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak lebih dari
10 cm dan dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis atau timbris (tamper)
manual dengan berat statis minimum 10 kg. Pemadatan di bawah maupun di tepi
pipa harus mendapat perhatian khusus untuk mencegah timbulnya rongga-rongga
dan untuk menjamin bahwa pipa terdukung

Metode Pelaksanaan |57


penggalian atau pembersihan dan pengupasan oleh Direksi Pekerjaan.
Lapisan penopang dapat dihampir satu lapis atau beberapa lapis dengan tebal
antara 0,5 sampai 1,0 meter sesuai dengan kondisi lapangan dan
sebagaimana diperintahkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

5. Pemadatan Timbunan

• Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus


dipadatkan dengan peralatan pemadat yang memandai dan disetujui Direksi
Pekerjaan sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan
• Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air
bahan berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1 % di
atas kadar air optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar
air pada kepadatan kering maksimum yang diperoleh bilamana tanah
dipadatkan sesuai dengan SNI 03-1742-1989.
• Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih setebal
20 cm dari bahan bergradasi menerus dan tidak mengandung batu yang lebih
besar dari 5 cm serta mampu mengisi rongga-rongga batu pada bagian atas
timbunan batu tersebut lapis penutup ini harus dilalsanakan sampai mencapai
kepadatan timbunan tanah yang disyaratkan.
• Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang
disyaratkan, diuji kepadatannya dan harus diterima oleh Direksi Pekerjaan
sebelum lapisan berikutnya dihampar.
• Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah
sumbu jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah
usaha pemadatan yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat
konstruksi dapat dilewatkan di atas pekerjan timbunan dan lajur yang dilewati
harus terus menerus divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha
pemadatan dari lalu lintas tersebut.
• Dalam menempatkan timbunan di atas gorong-gorong dan bilamana
disyaratkan, dalam Kontrak atau pada jembatan, harus membuat timbunan
tersebut sama tinggi pada kedua sisinya. Jika kondisi-kondisi memerlukan
penempatan timbunan kembali atau timbunan pada satu sisi lebih tinggi dari
sisi lannya, penambahan bahan pada sisi yang lebih tinggi tidak boleh
dilakukan sampai persetujuan diberikan oleh Direksi Pekerjaan dan tidak
melakukan penimbunan sampai struktur tersebut telah berada di tempat
dalam waktu 14 hari, dan pengujian-pengujian yang dilakukan di laboratorium
di bawah pengawasan Direksi Pekerjaan menetapkan bahwa struktur tersebut
telah mencapai kekuatan yang cukup untuk menahan tekanan apapun yang
ditimbulkan oleh metoda yang digunakan dan bahan yang dihampar tanpa
adanya kerusakan atau regangan yang di luar faktor keamanan.
• Bahan untuk timbunan pada tempat-tempat yang sulit dimasuki oleh alat
pemadat normal harus dihampar dalam lapisan mendatar dengan tebal
gembur tidak lebih dari 10 cm dan seluruhnya dipadatkan dengan
menggunakan pemadat mekanis.

Metode Pelaksanaan |56


METODE KERJA
Timbunan Biasa dari sumber galian dan Timbunan biasa dari hasil galian
Ruang lingkup:
1. Penentuan lokasi pemasangan
2. Penyiapan lokasi (galian, kemiringan, arah aliran dll)
3. Pemasangan dan pemadatan timbunan
Alat yang dipakai : Bahan yang Diperlukan :
Excavator Motor Grader Bahan Timbunan (M08)
Dump Truck Water Tank
Alat Bantu Vibrator Roller
PENANGGUNG JAWAB
NO KEGIATAN KAPRO ADKON SM PEL. SURV.

PLAN
1 Melakukan penjabaran rencana kerja
dengan mengacu kepada quality plan, 1 1 1 1
meliputi :
- Sasaran mutu, volume, durasi & K3
- Proses kerja , sitem, urutan tahapan
dan metode dan kapasitas
- Skedul pelaksanaan dan sumber daya

2 Memeriksa apakah semua


persyaratan/kelengkapan yang terkkait 2 2 2 2
dengan proses (termasuk revisi dan
perubahannya telah dipenuhi antara
lain :
- Shop drawing terkait telah disetujui
oleh pemberi tugas sebelum pekerjaan
dilaksanakan
- Referensi pengukuran terkait telah
disetujui oleh pemberi tugas sebelum
pekerjaan dilaksanakan Metode Kerja
terkait telah disetujui oleh pemberi
tugas sebelum pekerjaan dilaksanakan
- Metode kerja terkait telah disetujui oleh
pemberi tugas sebelum pekerjaan
dilaksanakan

DO
Briefing dan koordinasi untuk
memastikan rencana kerja dan metode 3 3 3
3
kerja dimengerti dan dilaksanakan di
lapangan

Mengajukan Request for


4 Work/Inspection dan me - mastikan
4 4 4 4
request disetujui oleh pemberi tugas

5 Penentuan lokasi, elevasi dan


kemiringan di lapangan sehingga air 5 5 5 5
diharapkan dapat mengalir dengan
lancar
6
Penyiapan lokasi timbunan dan 6 6
pemasangan patok untuk membentuk
profil dan elevasi timbunan

Metode Pelaksanaan |58


PENANGGUNG JAWAB
NO KEGIATAN
KAPRO ADKON SM PEL. SURV. GA KET

a
7 Dump Truck mengambil material dari
stock pile material timbunan yang sudah
di uji material oleh direksi pekerjaan
7

8 Tanah urug digelar dengan


menggunakan grader dengan ketebalan
gembur (sesuai dg spek) dan
dipadatkan dengan menggunakan
vibrator roller.
Pada fase ini harus dijaga elevasinya
(terutama untuk penghamparan
finishing). Pada saat penggelaran harus
diperhatikan kondisi cuaca yang
memungkinkan untuk penggelaran dan 8
juga diperhatikan panjang penggelaran
sesuai dengan kondsi lapangan.
Material yang tidak terpakai dipisahkan
dan ditempatkan pada lokasi yang telah
ditentukan.
Penggelaran dilakukan pada kadar air
berada pada rentang (sesuai dg spek).
Untuk menjaga kadar air digunakan
water tank.
a. Bila kadar air melebihi kadar air yg
disyaratkan, maka material harus
dijemur dan diangin-anginkan sampai
kadar air masuk pada rentang syarat
kadar air
b. Bila kadar air masuk dalam rentang
batas, maka material dapat langsung
dipadatkan
c. Bila kadar air kurang dari rentang
batas, maka kadar air ditambah
dengan penyemprotan menggunakan
water tank sampai kadar air masuk
dalam rentang batas

9 Pemadatan dilakukan dengan Vibrator


roller disesuaikan dengan kondisi
lapangan mulai dari bagian tepi menuju
ke tengah. Setelah pemadatan satu
jalur selesai, alat pemadat dipindahkan
ke jalur di sebelahnya.
Jumlah lintasan alat pemnadat
disesuaikan dengan hasil Trial
Compaction
Yang harus diperhatikan pada tahap
pemadatan ini:
a. Lapisan timbunan tanah pilihan
paling atas yang diselesaikan pada
tiap section harus mempunyai
kemiringan yg cukup untuk
mengalirkan air hujan.
b. Patok referensi elevasi, center line
dan batas-batas timbunan harus
dibuat dengan jelas dan update
sesuai dengan elevasi embankment
yang telah selesai dilaksanakan
c. Untuk Lokasi yang sulit dijangkau
dengan alat pemadat dipadatkan b
dengan baby roller atau stamper
sesuai dengan kondisi lapangan

Metode Pelaksanaan |59


PENANGGUNG JAWAB
NO KEGIATAN
KAPRO ADKON SM PEL. SURV. GA KET

d. Pada kondisi dimana pemadatan


harus dihentikan sebelum proses b
pemadatan selesai akibat pengaruh
cuaca, maka area pemadatan
harus diamankan dg menutu
dengan terpal atau plastic
e. Pada lokasi timbunan harus
dibuatkan temporary drain
sedemikian rupa sehingga bila
terjadi hujan tidak mengakibatkan
genangan atau kelongsoran yang
dapat menghambat pekerjaan
selanjutnya

CHECK
a. Lakukan pemeriksaan mutu, waktu
10 dan bandingkan parameter lainnya
dgn parameter pada QC Table
b. Check elevasi dan kemiringan dan
kerataan pasangan dan bandingkan
dengan rencana 10 10 10
c. Check kepadatan dengan sand
cone hingga memenuhi 95% max
dry density

11 Lakukan pemantauan dan evaluasi


terhadap kinerja proses kerja dan
bandingkan dengan rencana kerja yang
telah dibuat, meliputi :
- Time movement, untuk menghitung
kapasitas, produktivitas, efektifitas
dan efisiensi sistem dan metode kerja
yang digunakan 11 11
- Evaluasi volume pekerjaan 11
- Evaluasi metode kerja
- Evaluasi sumber daya
- Evaluasi program kerja

ACTION
Lakukan tindakan perbaikan produk
12 sesuai dengan prosedur pengendalian
ketidaksesuaian (Control of non
Comformance). Bila hasil pemeriksaan
(No. 11) menunjukkan mutu produk di
bawah standar, bisa di lakukan langkah 12 12 12
langkah sebagai berikut :
- Dikerjakan ulang
- Diterima dengan atau tanpa
perbaikan melalui konsesi
- Ditolak

d c

Metode Pelaksanaan |60


d c
Lakukan tindakan perbaikan kinerja
13 proses bila kinerja proses tidak
memenuhi sasaran mutu, durasi, kesela 13
matan dan kesehatan kerja meliputi :
- Sistem, tahapan, urutan dan metode
kerja di QP
- Updating QP sesuai dengan
kebutuhan proyek dan hasil evaluasi
no. 10 dan no. 11

Proses kembali ke butir no 1 untuk


14 memastikan QP dilaksanakan proses
demi proses sampai pekerjaan selesai 14
sesuai dengan spesifikasi teknis yang
ada

Metode Pelaksanaan |61


• Timbunan pilihan dari sumber galian dan Timbunan Pilihan dari Galian

Sebelum memulai pekerjaan timbunan pilihan, maka terlebih dahulu dibuat


Shop Drawing dan Mix Design (Test Properties) material yang akan digunakan,
dan harus sudah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
Shop Drawing dimaksud terdiri dari Gambar Existing, Gambar Denah, Gambar
Potongan dan Gambar Detail yang dapat memberikan kemudahan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
Sedangkan Mix Design (Test Properties) material, yaitu pengetesan sample
material dari Quarry maupun dari hasil galian, guna memastikan bahwa
material yang akan digunakan dapat memenuhi persyaratan Spesifikasi.

Peralatan yang digunakan:


• Excavator
• Dump truck
• Motor Grader
• Vibro Roller
• Water Tank
• Alat bantu

Sebelum pekerjaan dimulai maka terlebih dahulu dilakukan Trial Embankment,


guna mengetahui berapa jumlah lintasan Vibro Roller (alat yang dipakai) hingga
mendapatkan nilai kepadatan yang disyaratkan Spesifikasi, serta tebal gembur
material guna mendapatkan tebal padat sesuai design.

Untuk memudahkan pelaksaan pekerjaan maka perlu dilakukan staking out,


tentang Patok elevasi dan koordinat. Patok Centre Line dan Batas Pekerjaan
Timbunan pilihan itu sendiri

Pelaksanaan Pekerjaan

Pekerjaan timbunan pilihan dilaksanakan sesuai dengan tahapan sebagai


berikut:

1. Galian Material di Quarry / Borrow Area.


• Material tidak terpakai (lapisan humus, sisa-sisa tanaman bekas clearing)
dibuangpada tempat yang ditentukan (disposal area) atau ditempatkan
pada lokasi yang tidak mengganggu aktivitas pemindahan material.
• Pekerjaan Galian dilaksanakan dengan mengikuti metoda penggalian yang
benar.
Apabila rencana penggalian cukup dalam, penggalian dilaksanakan dengan
sistem trap dengan kemiringan sisi galian dibuat dengan aman agar tidak
mengakibatkan terjadinya kelongsoran.
• Segera dibuatkan temporary drain yang dapat mengamankan seluruh area
pengambilan material dari pengaruh air hujan yang masuk pada area
tersebut dan untuk menghindari terjadinya genangan air dan kelongsoran
material sehingga tidak mengganggu proses pemindahan tanah.
• Perawatan jalan kerja dilaksanakan dengan baik guna menjaga kelancaran
pekerjaan pemindahan material.
Metode Pelaksanaan |63
FLOW CHART
Timbunan Biasa dari sumber galian dan
Timbunan Biasa dari hasil galian

MUL
AI

Penyiapan lokasi
Dan pemasangan
patok

Pengaturan
penempatan
Material
timbunan

Penghamparan
material
Timbunan
perlayer

Cek Tidak Recheck


elevasi
gembur

Ya

Pemadatan material
Timbunan per layer dan
Pengaturan elevasi padat

Cek elevasi &


Kepadatan Tidak
Timbunan per Recheck
layer

Ya

Layer
selanjutnya

Metode Pelaksanaan |62


5. Pemadatan.

Untuk Pemadatan (compaction) dilaksanakan dengan menggunakan Vibro


Roller, pemadat dipindahkan ke sebelahnya dengan overlapping 1/8 lebar
drum dan seterusnya hingga mencakup seluruh area pemadatan. Langkah
tersebut diulang kembali hingga jumlah passing pemadatan setiap lintasan
mencapai jumlah passing seperti yang dilaksanakan pada saat Trial
Embankment.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada tahap ini adalah:


• Lapis timbunan pilihan paling atas yang diselesaikan setiap section
pemadatan dibuat sedemikian rupa sehingga memiliki kemiringan sesuai
Design. Hal ini dimaksudkan agar air hujan cepat terbuang keluar area
timbunan pilihan dan tidak meninggalkan genangan yang dapat
mengganggu pekerjaan pada lapis diatasnya.
• Pemadatan timbunan tanah dilaksanakan hanya bila kadar air bahan
berada pada rentan 3% dibawah kada air optimum dan 1% di atas kadar air
optimum. Apabila kadar air kurang maka ditambahkan air dengan cara
menyemprotkan air dari truck tangki air.
• Patok acuan elevasi timbunan pilihan, centre line, batas-batas timbunan
pilihan dan patok kemiringan agar dibuat dengan jelas, diupdate sesuai
dengan elevasi timbunan pilihan yang telah diselesaikan dan dijaga
keberadaannya untuk memudahkan pemeriksaan dan pengontrolan
pekerjaan.
• Untuk lokasi timbunan pilihan yang tidak dapat dijangkau dengan Vibro
Roller, digunakan Baby Roller atau penumbuk loncat mekanis disesuaikan
dengan kondisi lapangan, misalnya pada pertemuan timbunan dengan
struktur jembatan, box culvert, dan lain-lain.
• Pada lokasi timbunan pilihan dibuatkan temporary drain sedemikian rupa
agar setiap terjadi hujan saluran tersebut dapat menapung air dan berfungsi
dengan baik sehingga tidak mengakibatkan genangan atau kelongsoran
yang dapat menghambat pelaksanaan pekerjaan.

Metode Pelaksanaan |65


2. Pemeriksaan Kadar Air (Water Content).
Lakukan Pemeriksaan kadar air material timbunan pilihan dengan
menggunakan alat ukur kadar air (Speedy Moisture Content), dengan
ketentuan:
• Apabila kadar air berada dalam batas toleransi yang disyaratkan (biasanya
diukur dari kadar air optimum) material dapat langsung dihampar dan
dipadatkan.
• Apabila kadar air melebihi batas toleransi yang diijinkan, material
dikeringkan terlebih dulu dengan cara dihampar sampai kadar air mencapai
toleransi tersebut.
• Apabila kadar air lebih kecil dari batas toleransi yang diijinkan, material
dihampar dan disiram dengan air untuk menaikkan kadar air.

3. Penyiapan Tempat Kerja.


• Sebelum penghamparan timbunan pilihan, semua bahan yang tidak
diperlukan dibuang pada tempat yang ditentukan.
• Bilamana timbunan akan ditempatkan pada lereng bukit atau ditempatkan
diatas timbunan lama atau yang baru dikerjakan, maka lereng lama
dipotong bertangga dengan lebar yang cukup sehingga memungkinkan
peralatan pemadat dapat beroperasi di daerah lereng lama.

4. Penghamparan Material.
Penghamparan material dilaksanakan dengan menggunakan Motor Grader,
dimana perlu diperhatidan dilakukan sebagai berikut:
• Timbunan ditempatkan dipermukaan yang telah disiapkan dan disebar
dalam lapisan yang merata yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi
tebal lapisan yang disyaratkan. Bilamana timbunan dihampar lebih dari satu
lapis, lapisan-lapisan tersebut sedapat mungkin dibagi rata sehingga sama
tebalnya.

• Tanah timbunan diangkut langsung dari lokasi sumber bahan atau dari
Stock Pile ke lokasi/permukaan yang telah disiapkan pada saat cuaca
cerah dan disebarkan.

• Bilamana badan jalan akan diperlebar, lereng timbunan lama disiapkan


dengan membuang seluruh tetumbuhan yang terdapat pada permukaan
lereng dan dibuat bertangga sehingga timbunan baru akan terkunci pada
timbunan lama.

Metode Pelaksanaan |64


6. Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu bahan
Pengendalian mutu bahan dilakukan secara rutin meliputi;

a. Kontrol kebersihan bahan agar tidak tercampur dari bahan-bahan yang


dilarang dan agar tidak mempengaruhi penurunan kualitas.
b. Lakukan pengujian Nilai Aktif (Properties) untuk masing-masing jenis
pengetesan sesuai kebutuhan spesifikasi.

Pengendalian mutu hasil hamparan

Lakukan pengujian kepadatan pada setiap lapis timbunan yang dipadatkan


sesuai dengan SNI 03-2828-1992 dan bila hasil dari setiap pengujian
menunjukan kepadatan kurang dari yang disyaratkan maka diperbaiki
(dipadatkan lagi).
Berdasarkan ketentuan tersebut, maka pengujian kepadatan di lapangan
dengan Metode Pengujian Kepadatan Lapangan Dengan Kerucut Pasir ( SNI
03-2828-1992 ) dilaksanakan setelah jumlah passing kerja alat pemadat dan
Pengujian CBR Lapangan.

Pekerjaan Timbunan pilihan mencakup pengadaan, pengangkutan,


penghamparan dan pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk
pembuatan timbunan, untuk penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan
untuk timbunan umum yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan
sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang
disyaratkan atau disetujui. Timbunan yang dicakup, yaitu timbunan pilihan yang
materialnya berasal dari daerah setempat atas ijin direksi pekerjaan.

Metode Pelaksanaan |66


METODE KERJA
Timbunan Pilihan dari sumber galian dan Timbunan Pilihan dari Galian
Ruang lingkup:
1. Penentuan lokasi pemasangan
2. Penyiapan lokasi (galian, kemiringan, arah aliran dll)
3. Pemasangan dan pemadatan timbunan
Alat yang dipakai : Bahan yang Diperlukan :
Excavator Motor Grader Bahan timbunan (M08)
Dump Truck Water Tank
Alat Bantu Vibrator Roller
PENANGGUNG JAWAB
NO KEGIATAN KAPRO ADKON SM PEL. SURV.

PLAN
1 Melakukan penjabaran rencana kerja
dengan mengacu kepada quality plan, 1 1 1 1
meliputi :
- Sasaran mutu, volume, durasi & K3
- Proses kerja , sitem, urutan tahapan
dan metode dan kapasitas
- Skedul pelaksanaan dan sumber daya

2 Memeriksa apakah semua


persyaratan/kelengkapan yang terkkait 2 2 2 2
dengan proses (termasuk revisi dan
perubahannya telah dipenuhi antara
lain :
- Shop drawing terkait telah disetujui
oleh pemberi tugas sebelum pekerjaan
dilaksanakan
- Referensi pengukuran terkait telah
disetujui oleh pemberi tugas sebelum
pekerjaan dilaksanakan Metode Kerja
terkait telah disetujui oleh pemberi
tugas sebelum pekerjaan dilaksanakan
- Metode kerja terkait telah disetujui oleh
pemberi tugas sebelum pekerjaan
dilaksanakan

DO
3 Briefing dan koordinasi untuk
memastikan rencana kerja dan metode 3 3 3
kerja dimengerti dan dilaksanakan di
lapangan

Mengajukan Request for


4 Work/Inspection dan me - mastikan
4 4 4 4
request disetujui oleh pemberi tugas

5 Penentuan lokasi, elevasi dan


kemiringan di lapangan sehingga air 5 5 5 5
diharapkan dapat mengalir dengan
lancar

Penyiapan lokasi timbunan dan 6


6 6
pemasangan patok untuk membentuk
profil dan elevasi timbunan

Metode Pelaksanaan |67


PENANGGUNG JAWAB
NO KEGIATAN
KAPRO ADKON SM PEL. SURV. GA KET

a
7 Dump Truck mengambil material dari
stock pile material timbunan yang sudah
di uji material oleh direksi pekerjaan
7

8 Tanah urug digelar dengan


menggunakan grader dengan ketebalan
gembur (sesuai dg spek) dan
dipadatkan dengan menggunakan
vibrator roller.
Pada fase ini harus dijaga elevasinya
(terutama untuk penghamparan
finishing). Pada saat penggelaran harus
diperhatikan kondisi cuaca yang
memungkinkan untuk penggelaran dan 8 8
juga diperhatikan panjang penggelaran
sesuai dengan kondsi lapangan.
Material yang tidak terpakai dipisahkan
dan ditempatkan pada lokasi yang telah
ditentukan.
Penggelaran dilakukan pada kadar air
berada pada rentang (sesuai dg spek).
Untuk menjaga kadar air digunakan
water tank.
d. Bila kadar air melebihi kadar air yg
disyaratkan, maka material harus
dijemur dan diangin-anginkan sampai
kadar air masuk pada rentang syarat
kadar air
e. Bila kadar air masuk dalam rentang
batas, maka material dapat langsung
dipadatkan
f. Bila kadar air kurang dari rentang
bats, maka kadar air ditambah
dengan penyemprotan menggunakan
water tank sampai kadar air masuk
dalam rentang batas

9 Pemadatan dilakukan dengan Vibrator


roller disesuaikan dengan kondisi
lapangan mulai dari bagian tepi menuju
ke tengah. Setelah pemadatan satu
jalur selesai, alat pemadat dipindahkan
ke jalur di sebelahnya.
Jumlah lintasan alat pemnadat
disesuaikan dengan hasil Trial
Compaction
Yang harus diperhatikan pada tahap 9
pemadatan ini:
a. Lapisan timbunan tanah pilihan
paling atas yang diselesaikan pada
tiap section harus mempunyai
kemiringan yg cukup untuk
mengalirkan air hujan.
b. Patok referensi elevasi, center line
dan batas-batas timbunan harus
dibuat dengan jelas dan update
sesuai dengan elevasi embankment
yang telah selesai dilaksanakan
c. Untuk Lokasi yang sulit dijangkau
dengan alat pemadat dipadatkan b
dengan baby roller atau stamper
sesuai dengan kondisi lapangan

Metode Pelaksanaan |68


d c
Lakukan tindakan perbaikan kinerja
13 proses bila kinerja proses tidak
memenuhi sasaran mutu, durasi, kesela 13
matan dan kesehatan kerja meliputi :
- Sistem, tahapan, urutan dan metode
kerja di QP
- Updating QP sesuai dengan
kebutuhan proyek dan hasil evaluasi
no. 10 dan no. 11

Proses kembali ke butir no 1 untuk


14 memastikan QP dilaksanakan proses
demi proses sampai pekerjaan selesai 14
sesuai dengan spesifikasi teknis yang
ada

Metode Pelaksanaan |70


PENANGGUNG JAWAB
NO KEGIATAN
KAPRO ADKON SM PEL. SURV. GA KET

d. Pada kondisi dimana pemadatan


harus dihentikan sebelum proses b
pemadatan selesai akibat pengaruh
cuaca, maka area pemadatan
harus diamankan dg menutu
dengan terpal atau plastic
e. Pada lokasi timbunan harus
dibuatkan temporary drain
sedemikian rupa sehingga bila
terjadi hujan tidak mengakibatkan
genangan atau kelongsoran yang
dapat menghambat pekerjaan
selanjutnya

CHECK
a. Lakukan pemeriksaan mutu, waktu
10 dan bandingkan parameter lainnya
dgn parameter pada QC Table
b. Check elevasi dan kemiringan dan
kerataan pasangan dan bandingkan
dengan rencana 10 10 10 10
c. Check kepadatan dengan sand
cone hingga memenuhi 95% max
dry density

11 Lakukan pemantauan dan evaluasi


terhadap kinerja proses kerja dan
bandingkan dengan rencana kerja yang
telah dibuat, meliputi :
- Time movement, untuk menghitung
kapasitas, produktivitas, efektifitas
dan efisiensi sistem dan metode kerja
yang digunakan 11 11
- Evaluasi volume pekerjaan 11
- Evaluasi metode kerja
- Evaluasi sumber daya
- Evaluasi program kerja

ACTION
Lakukan tindakan perbaikan produk
12 sesuai dengan prosedur pengendalian
ketidaksesuaian (Control of non
Comformance). Bila hasil pemeriksaan
(No. 11) menunjukkan mutu produk di
bawah standar, bisa di lakukan langkah 12 12 12
langkah sebagai berikut :
- Dikerjakan ulang
- Diterima dengan atau tanpa
perbaikan melalui konsesi
- Ditolak

d c

Metode Pelaksanaan |69


FLOW CHART
Timbunan Pilihan dari sumber galian
dan dari galian
MUL
AI

Penyiapan lokasi
Dan pemasangan
patok

Pengaturan
penempatan
Material
timbunan

Penghamparan
material
Timbunan
perlayer

Cek Tidak Recheck


elevasi
gembur

Ya

Pemadatan material
Timbunan per layer dan
Pengaturan elevasi padat

Cek elevasi &


Kepadatan Tidak
Timbunan per Recheck
layer

Ya

Layer
selanjutnya

Metode Pelaksanaan |71


• Penimbunan Kembali Berbutir (Granular Backfill)
1. Uraian
Pekerjaan ini meliputi penyediaan, penempatan dan pemadatan urugan
material berbutir di dekat struktur.Daerah tempat urugan adalah daerah
pengaruh dari struktur sebagaimana tertera dalam Gambar.

2. Material
Material harus kerikil pecah, batu, timbunan batu atau pasir alam atau
campuran yang baik dari kombinasi material-material ini. Gradasi atau bukan
bergradasi menerus, Ketentuan gradasi dari material ini adalah sebagai
berikut :
• Ukuran maksimum 10 cm
• Lolos ayakan 4,75 mm 25% to 90%
• Lolos ayakan 0,075 mm 0% to 10%
• Indeks Plastisitas maks. 10.

3. Pelaksanaan
a. Urugan material berbutir harus ditempatkan sebagai lapisan tidak lebih
dari 15 cm, dan dipadatkan sampai kepadatan 95 % dari kepadatan kering
maksimum menurut ketentuan AASHTO T 180.

b. Jumlah urugan material berbutir diukur dan dibayar berdasarkan jumlah


meter kubik material yang disediakan dan dipadatkan sesuai dengan
petunjuk Konsultan Pengawas, dan sesuaiSpesifikas.

c. Material urugan harus ditempatkan dalam batas zona pengaruh, dan


material yang ditempatkan di luar zona pengaruh tidak akan diukur untuk
pembayaran.

d. Bila ada material dari zona pengaruh yang harus dipindahkan akibat dari
metoda kerja Kontraktor, maka Kontraktor harus menggantinya dengan
urugan material berbutir atas biaya sendiri. Bila ada Pasal dari Spesifikasi
ini yang memerintahkan penggalian pada zona pengaruh, maka
pengurugan galian harus dengan material berbutir.

Metode Pelaksanaan |72


• Penyiapan badan jalan

Tahapan Pelaksanaan:
1. Pekerjaan dimulai dengan melakukan pengukuran untuk
menentukan elevasi dasar badan jalan dan batasan pekerjaan.
2. Dilanjutkan dengan pembentukan badan jalan menggunakan motor
grader/bulldoser.
3. Setelah selesai pembentukan badan jalan, dilakukan pemadatan
menggunakan Vibro Roller.
Untuk mencapai kepadatan optimum tanah yang disyaratkan, selama
pemadatan tanah disiram air secukupnya menggunakan Water Tanker

Peralatan yang diperlukan:


1. Motor Grader
2. Water Tanker
3. Vibrator Roller
4. Peralatan pengukuran
5. Alat Bantu
Pelaksanaan kerja:
- Pertama motor grader membentuk permukaan tanah, kemudian di check Mal
datar untuk memeriksa ketepatan pekerjaan.
Mal datar sepanjang 3 m diletakkan pada permukaan jalan sejajar dan tegak
lurus terhadap garis sumbu jalan, variasi permukaan yang ada tidak
melampaui 12 mm.
- Kemudian Vibro Roller memadatkan permukaan yang telah dibentuk oleh
Motor Grader.
Kepadatan sekurang – kurangnya 95 - 100% dari kepadatan kering
maksimum dan pada berada pada - 3% atau + 1 dari kadar air optimum di
laboraturium, Serta CBR minimum 6 %.
- Bila tanah dalam keadaan kering, maka tanah disiram air dengan water tanker
untuk mendapatkan kadar air optimum ( atau mendekati Optimum ).
- Disamping itu sekelompok pekerja membantu meratakan permukaan tanah
dengan alat bantu .
Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan adalah penyiapan badan jalan hasil dari
galian tanah dasar diratakan dan dipadatkan dengan Vibro Roller sesuai
dengan petunjuk Direksi. Dan sekelompok pekerja akan membantu
meratakan badan jalan dengan alat bantu setelah itu di tes.

Metode Pelaksanaan |73


• Pemotongan Pohon dia. 30 – 50 cm
• Pemotongan Pohon dia. 50 – 75 cm
• Pemotongan Pohon dia. > 75 cm

o Uraian:
Pembersihan dan pengupasan lahan terdiri dari pembersihan semua pohon
dengan diameter <15 cm, pohon-pohon yang tumbang, halangan-halangan,
semak-semak, tumbuh- tumbuhan lainnya, sampah, dan semua bahan yang
tidak dikehendaki, dan harus termasuk pembongkaran tunggul, akar dan
pembuangan semua ceceran bahan yang diakibatkan oleh pembersihan dan
pengupasan
Pemotongan pohon yang dipilih harus terdiri dari pemotongan semua pohon
yang ditunjukkan dalam Gambar atau ditetap- kan oleh Direksi Pekerjaan dng
diameter≥ 15 cm yg diukur 1 meter diatas permukaan tanah. Pekerjaan ini
termasuk tidak hanya penyingkiran dan pembuangan sampai dapat diterima
oleh Direksi Pekerjaan atas setiap pohon tetapi juga tunggul dan akar-akarnya.

Metode Pelaksanaan |74


DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON SEMEN

• Lapis Pondasi Agregat Kelas A


Agregat Base kelas A adalah merupakan campuran agregat halus dan kasar
yang dapat memenuhi gradasi sesuai dengan Spesifikasi.

Dari lokasi Quarry tersebut, dilaksanakan pengambilan contoh material


(sampling) pada beberapa titik untuk dites di laboratorium. Jenis tes yang
dilaksanakan meliputi dan tidak terbatas pada:

1. Batas Cair dengan Alat Casagrande (SNI 03-1967-1990)


2. Pengunjian Batas Plastis (SNI 03-1966-1990)
3. Keausan Agregat dengan Mesin LA (SNI 03-1966-1990)
4. Kepadatan Berat Untuk Tanah (SNI 03-1743 1989)
5. Gumpalan Lempung dan Butir-Butir Mudah Pecah dalam Agregat (SK SNI
M –01- 1994-03)
6. Kepadatan Lapangan dg Konus Pasir (SNI 03-2827-1992)
7. Kepadatan Berat Untuk Tanah (SNI 03-1743-1989)
8. Pengujian CBR Laboratprium (SNI 03-1744-1989)

Selanjutnya dilakukan pembuatan Job Mix Formula, sehingga didapat


komposisi material yang akan dipergunakan.
Berikutnya juga dilakukan Trial Compaction, guna mengetahui berapa jumlah
lintasan masing – masing alat yang akan digunakan, untuk mendapatkan nilai
kepadatan sesuai dengan Spesifikasi

Peralatan yang dipergunakan:


• Wheel Loader/Excavator
• Dump truck
• Motor Grader
• Vibro Roller
• Water Tank
• Alat Bantu

Staking Out
Staking out di lapangan untuk menentukan:
1. Patok Referensi. (elevasi dan koordinat)
2. Patok Centre Line.
3. Patok Batas Lapis pondasi aggregate Kelas A

Metode Pelaksanaan |75


Penyiapan Tempat Kerja
1. Pengendalian lalu lintas sesuai ketentuan agar kegiatan tidak
terganggu.
2. Pembuatan patok sebagai tanda ketinggian atau elevasi sesuai
gambar rencana.
3. Bilamana lapis pondasi agregat akan dihampar pada perkerasan
atau bahu jalan lama, semua kerusakan yang terjadi pada
perkerasan atau bahu jalan diperbaiki terlebih dahulu sampai
mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
4. Bilamana lapis pondasi agregat akan dihampar pada suatu lapisan
perkerasan lama atau tanah dasar baru yang disiapkan, maka
lapisan ini diselesaikan terlebih dahulu hingga mendapatkan
persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
5. Bilamana lapis pondasi agregat akan dihampar langsung di atas
permukaan perkerasan aspal lama, maka dilakukan penggarukan
atau pengaluran pada permukaan perkerasan aspal lama agar
diperoleh tahanan geser yang lebih baik.

Pemeriksaan Kadar Air (Water Content).


Pemeriksaan kadar air material Agregat Base Kelas A dilaksanakan
dengan ketentuan:
1. Apabila kadar air material berada dalam batas toleransi yang
disyaratkan (biasanya diukur dari kadar air optimum) material dapat
langsung dihampar dan dipadatkan.
2. Apabila kadar air melebihi batas toleransi yang diijinkan, material
dikeringkan terlebih dulu dengan cara dihampar (diangin-anginkan)
sampai kadar air mencapai toleransi tersebut.
3. Apabila kadar air material lebih kecil dari batas toleransi yang
diijinkan, material dihampar dan disiram dengan air untuk menaikkan
kadar air.

Penghamparan Material.

Penghamparan material dilaksanakan dengan menggunakan Motor Grader.


Pada penghamparan material ini yang perlu diperhatikan adalah:
1. Kondisi cuaca saat pelaksanaan.
2. Pengaturan jarak bongkar material agar didapatkan ketebalan yang rata,
karena akan terjadi segregasi material bila terlalu banyak pengaturan untuk
penambahan atau pengurangan sesuai tebal rencana
3. Bila penghamparan agregat dilakukan lebih dari satu lapis, maka dibuat
ketebalan yang sama. Tetapi ketebalan ideal dalam penghamparan adalah
sebesar dua kali ukuran maksimum agregat.
4. Bila terjadi segregasi, maka lakukan segera perbaikan dengan menambah
atau mengganti dengan material yang baru.

Metode Pelaksanaan |76


Pemadatan.

Pemadatan (compaction) dilaksanakan dengan menggunakan Vibro


Roller/Smooth drum, dimulai dari bagian tepi ke bagian tengah. Setelah
pemadatan satu pas selesai, alat pemadat dipindahkan ke sebelahnya dengan
overlapping 1/8 lebar drum dan seterusnya hingga mencakup seluruh area
pemadatan. Langkah tersebut diulang kembali hingga jumlah passing
pemadatan setiap lintasan mencapai jumlah passing tertentu (Sesuai hasil
Trial), Hal-hal yang perlu diperhatikan pada tahap ini adalah:

1. Lapis pondasi agregate paling atas yang diselesaikan setiap section


pemadatan harus dibuat sedemikian rupa sehingga memiliki kemiringan
sesuai spesifikasi.
Hal ini dimaksudkan agar air hujan cepat terbuang keluar area timbunan
pilihan dan tidak meninggalkan genangan yang dapat mengganggu
pekerjaan pada lapis diatasnya.
2. Apabila kadar air material kurang maka ditambahkan air dengan cara
menyemprotkan air dari truck tangki air. Banyaknya air yang disemprotkan
harus diperhitungkan agar tidak berlebihan.
3. Patok referensi elevasi lapis pondasi agregate, centre line, batas-batas
lapis pondasi agregate dan patok kemiringan agar dibuat dengan jelas,
diupdate sesuai dengan elevasi lapis pondasi agregate yang telah
diselesaikan dan dijaga keberadaannya untuk memudahkan
pemeriksaan dan pengontrolan pekerjaan
4. Untuk lokasi lapis pondasi agregate yang tidak dapat dijangkau dengan
Vibro Roller/Smooth drum, digunakan Baby Roller atau Stamper
disesuaikan dengan kondisi lapangan, misalnya pada pertemuan timbunan
dengan struktur jembatan, box culvert, dan lain-lain.
Pada lokasi lapis pondasi agregate harus dibuatkan temporary drain
sedemikian rupa sehingga setiap terjadi hujan saluran tersebut dapat
menampung air dan berfungsi dengan baik sehingga tidak mengakibatkan
genangan atau kelongsoran yang dapat menghambat pelaksanaan
pekerjaan.

Pengujian

Suatu program pengujian rutin pengendalian mutu bahan dilaksanakan untuk


mengendalikan ketidakseragaman bahan yang dibawa ke lokasi pekerjaan.
Pengujian yang dilakukan meliputi;
1. Pengujian kadar air agregat untuk kontrol penghamparan.
2. Pengujian indeks plastisitas 5 pengujian /1000 m3
3. Pengujian gradasi partikel 5 pengujian /1000 m3
4. Pengujian Kepadatan Kering Maksimum 1 pengujian /1000 m3
5. Pengujian Kepadatan Lapangan dengan alat Konus Pasir < 200 m

Metode Pelaksanaan |77


METODE KERJA
Lapis Pondasi Agregat Kelas A
Ruang lingkup:
1. Penyiapan material untuk agregat Base kelas A
2. Penyiapan lokasi penghamparan agregat Base kelas A
3. Penghamparan dan pemadatan agregat Base kelas A sampai elevasi yang diminta
Alat yang dipakai : Bahan yang Diperlukan :
Blending Equiment Tandem Roller Agregat A
Wheel Loader Water Tanker
Dump Truck Alat Bantu
Motor Grader
NO KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB
KAPRO ADKON SM PEL. SURV. GA KET

PLAN
1 Melakukan penjabaran rencana kerja dengan 1 1 1 1
mengacu kepada quality plan, meliputi :
- Sasaran mutu, volume, durasi & K3
- Proses kerja , sitem, urutan tahapan dan
metode dan kapasitas
- Skedul pelaksanaan dan sumber daya

2 Memeriksa apakah semua


persyaratan/kelengkapan yang terkkait 2 2 2 2
dengan proses (termasuk revisi dan
perubahannya telah dipenuhi antara lain :
- Shop drawing terkait telah disetujui oleh
pemberi tugas sebelum pekerjaan
dilaksanakan
- Referensi pengukuran terkait telah disetujui
oleh pemberi tugas sebelum pekerjaan
dilaksanakan Metode Kerja terkait telah
disetujui oleh pemberi tugas sebelum
pekerjaan dilaksanakan
- Metode Kerja terkait telah disetujui oleh
pemberi tugas sebelum pekerjaan
dilaksanakan
- Material Base kelas A telah disetujui oleh
pemberi tugas sebelum pekerjaan
dilaksanakan

DO
3 Briefing dan koordinasi untuk memastikan
rencana kerja dan metode kerja dimengerti 3 3 3
dan dilaksanakan di lapangan

Mengajukan Request for Work/Inspection


4 4 4 4 4
dan me - mastikan request disetujui oleh
pemberi tugas

Penentuan lokasi, elevasi dan kemiringan di


5 lapangan sehingga air diharapkan dapat
5 5 5 5
mengalir dengan lancar

6 Pembuatan Job Mix Design dari material


hasil crushing dari stone crusher 6

Blanding equipment melakukan proses


7 blending dengan perbandingan sesuai 7
dengan Job Mix Formula

Metode Pelaksanaan |79


Lapis Pondasi Agregat Klas A
Adalah mutu lapis pondasi atas untuk suatu lapisan di bawah lapisan bawah.
Lapis Pondasi Agr Kelas A sebagai Base: + 0 cm & -1 cm
Material yang digunakan pada lapis pondasi agregat adalah Agregat kelas A
digunakan sebagai lapis pondasi.
Proses Pencampuran bahan untuk memenuhi ketentuan yang disyaratkan harus
dikerjakan di lokasi instalasi pemecah batu Quaary yang disetujui, dengan
menggunakan pemasok mekanis yang telah dikalibrasi untuk memperoleh aliran
yang menerus dari komponen-komponen campuran dengan proporsi yang benar
dan dalam keadaan apapun tidak dibenarkan melakukan pencampuran di
lapangan.
Whell Loader memuat Agregat klas A ke dalam Dump Truck di Base Camp
Mojokerto dan diangkut ke lokasi pekerjaan dengan Dump Truck lalu dihampar
dengan Motor Grader/bulldozer, hamparan agregat dibasahi dengan Water
Tanker sebelum dan sesudah pemadatan dengan Vibro Roller dan selama
pemadatan sekelompok pekerja akan merapikan tepi hamparan dan level
permukaan dengan alat bantu kereta dorong, sekop dan garpu.
Operasi penghamparan harus dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit
demi sedikit ke arah sumbu jalan, dalan arah memanjang. Pada bagian yang
ber”superelevasi”, penggilasan harus dimulai dari bagian yang rendah dan
bergerak sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi. Operasi penggilasan
harus dilanjutkan sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapis
tersebut terpadatkan secara merata. Tebal padat minimum untuk pelaksanakan
setiap lapisan harus dua kali ukuran terbesar agregat lapis pondasi. Tebal padat
maksimum tidak boleh melebihi 15 cm, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi
Pekerjaan.

Metode Pelaksanaan |78


NO KEGIATAN
PENANGGUNG JAWAB
KAPRO ADKON SM PEL. SURV. GA KET

8 Pengiriman material base A dari base camp


ke lap menggunakan dump truck 8 8

Wheel Loader memuat material base A stok


9 hasil blending equipment ke Dump Truck 9

10 Dump truck mengangkut material base A ke


lokasi dan di stock di sepanjang lokasi
dengan jarak tertentu, sehingga pada saat
penghamparan tidak terjadi kekurangan 10
material di suatu tempat dan kelebih an
material di tempat lain

11 Material base A digelar dg menggunakan


11 11
motor grader dengan ketebalan yang
disyaratkan per lapis gembur dan dipadatkan
dengan menggunakan tandem roller Pada
fase ini harus dimonitor tebalnya (terutama
utk penghamparan finishing). Pada saat
penggelaran harus diperhatikan kondisi cuaca
yang memungkinkan untuk penggelaran dan
juga diperhatikan panjang penggelaran sesuai
dengan kondisi lapangan. Material yang tidak
terpakai dipisahkan dan ditempatkan pada
lokasi yang telah ditentukan
Peggelaran dilakukan pada kadar air berada
pd rentang Kadar air optimum. Untuk
menjaga kadar
air digunakan water tank.
a. Bila kadar air melebihi kadar air yg
disyaratkan, maka material harus dijemur
dan diangin-anginkan sampai kadar air
masuk pada rentang syarat kadar air
b. Bila kadar air masuk dalam rentang batas,
maka ma- terial dapat langsung
dipadatkan
c. Bila kadar air kurang dari rentang batas,
maka kadar air ditambah dengan
penyemprotan menggunakan water tank
sampai kadar air masuk dalam rentang
batas

12 Pemadatan dilakukan dengan tandem Roller


dimulai dari bagian tepi menuju ke tengah. 12 12
Setelah pemadatan satu jalur selesai, alat
pemadat dipindahkan ke jalur di sebelahnya
dengan overlapping 1/8 lebar roda pemadat.
Jumlah lintasan alat pemadat disesuaikan
dengan hasil trial compaction
Yang harus diperhatikan pada tahap
pemadatan ini:
a. Lapisan pondasi base A paling atas yang
diselesaikan pada tiap section harus
mempunyai kemiringan yang cukup untuk b c
mengalirkan air hujan

Metode Pelaksanaan |80


b. Patok referensi elevasi, center line dan
batas-batas lap. Base A harus dibuat
b c
dengan jelas dan diuodate sesuai dengan
elevasi Base A yang telah selesai
dilaksanakan
c. Untuk lokasi yang sulit dijangkau dengan
alat pemadat dipadatkan dengan Baby
Roller atau stamper sesuai dengan kondisi
lapangan
d. Pada kndisi dimana pemadatan harus
dihentikan sebelum proses pemadatan
selesai akibat pengaruh cuaca, maka area
pemadatan harus diamankan dg menutup
dengan terpal atau plastik
e. Pada lokasi Base A harus dibuatkan
temporary drain sedemikian rupa sehingga
bila terjadi hujan tidak mengakibatkan
genangan atau longsoran yang dapat
menghambat pekerjaan selanjutnya
f. Penyemprotan air (bila diperlukan)
dilakukan pada saat jumlah passing telah
mencapai 2/3 dari passing rencana agar
ikatan antar material tidak terlepas dan
kepadatan yang dicapai bisa maksimum

13 CHECK
a. Lakukan pemeriksaan mutu, waktu dan
bandingkan parameter lainnya dgn
parameter pada QC Table
b. Check elevasi dan kemiringan dan 13 13 13
kerataan pasangan dan bandingkan
dengan rencana
c. Check kepadatan dengan sand cone
hingga memenuhi spek
14
Lakukan pemantauan dan evaluasi terhadap
kinerja proses kerja dan bandingkan
dengan rencana kerja yang telah dibuat,
meliputi :
- Time movement, untuk menghitung
kapasitas, produktivitas, efektifitas 14 14 14
dan efisiensi sistem dan metode
kerja yang digunakan
- Evaluasi volume pekerjaan
- Evaluasi metode kerja
- Evaluasi sumber daya
- Evaluasi program kerja

15 ACTION
Lakukan tindakan perbaikan produk sesuai
dengan prosedur pengendalian
ketidaksesuaian (Control of non
Comformance). Bila hasil pemeriksaan
(No. 13) menunjukkan mutu produk di
bawah standar, bisa di lakukan langkah
15 15 15
langkah sebagai berikut :
- Dikerjakan ulang
- Diterima dengan atau tanpa perbaikan

d Metode Pelaksanaaen |81


melalui konsesi
- Ditolak
d e

16 Lakukan tindakan perbaikan kinerja proses


bila kinerja proses tidak memenuhi sasaran 16
mutu, durasi, keselamatan dan kesehatan
kerja meliputi :
- Sistem, tahapan, urutan dan metode kerja
di QP
- Updating QP sesuai dengan kebutuhan
proyek dan hasil evaluasi no.13 dan
no.14
17
Proses kembali ke butir no 1 untuk
17
memastikan QP di - laksanakan proses demi
proses sampai pekerjaan Selsai sesuai
dengan rencana dan spesifikasi teknis yang
ada

Metode Pelaksanaan |82


FLOW CHART
Lapis Pondasi Agregat Kelas A

Supplier

Pemeriksaan Properties
Agregat

Job Mix Formula

Cek gradasi No
dan CBR
lab

Ya

Blending Aggr A
dgn Blending
Equipment Base Camp
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Site/Lokasi Proyek
Pengiriman
Persiapan Lapangan
Material
Base A

Pengaturan
Material
Base A

Penghamparan
material Base A per
layer

Tidak
Cek tebal
gembur

Ya
Pemadatan
material
Base A

Tidak
Cek tebal &
Repair
tes kepadatan
lapangan

Ya

Pekerjaan Selanjutnya

Metode Pelaksanaan |83


harus dilanjutkan sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapis
tersebut terpadatkan secara merata.
Tebal padat minimum untuk pelaksanakan setiap lapisan harus dua kali ukuran
terbesar agregat lapis pondasi. Tebal padat maksimum tidak boleh melebihi 15
cm, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan.

• Lapis Pondasi Agregat Semen kelas A (Cement Treated Base) ( CTB )

Pekerja ini meliputi penyediaan material, pencampuran di plant, pengangkutan,


penghamparan, pemadatan, pembentukan permukaan (Shaping), Perawatan
(Curing) dan kegiatan insidentil yang ada hubungan dengan pekerjaan CTB
dimaksud.
Pencampuran dari CTB harus sesuai dengan peralatan Countinous Mixing Plant
sistim ukuran berat untuk menjamin kebenaran porsi setiap bahan.
Instalasi pencampuran harus dilengkapi dengan silo semen, tangki air (water
tank), feeling and matering devices yang akan menyalurkan agregat, semen dan
air kedalam mixer sesuai kuantitas yang dipersyaratkan dan campuran yang
homogen.
CTB tidak boleh dikerjakan pada waktu turun hujan atau ketika kondisi lapangan
basah/becek.
Waktu pencampuran CTB terhitung pada waktu air ditambahkan ke dalam
campuran.
Whell Loader memuat CTB ke dalam Dump Truck di Base Camp dan diangkut ke
lokasi pekerjaan dengan Dump Truck.
Jumlah dan kapasitas Dump Truck harus berdasarkan Jadwal Proyek dan
kapasitas produksi alat pencampur (Mixer Plant).
Permukaan Lapis Pondasi Bawah (Sub Base) harus bersih dan rata.
Cement Treated Base (CTB) dihampar dan ditempatkan di atas perbaikan tanah
dasar (sub grade), dengan metode mekanis, menggunakan alat high density
screed paver dengan dual tamping rammer atau motor grader untuk
mendapatkan kepadatan, toleransi kerataan dan kehalusan permukan.
Pemadatan CTB harus telah dimulai dilaksanakan paling lambat semenjak
pencampuran material dengan air dengan menggunakan peralatan Vibro Roller.
Campuran yang telah dihampar tidak boleh dibiarkan tanpa dipadatkan.
Kepadatan CTB setelah pemadatan harus mencapai kepadatan kering lebih dari
98 % maksimum kepadatan kering dengan tes sand cone.
Kadar air pada waktu pemadatan minimal sama dengan kadar air optimum dan
maksimal sama dengan kadar air optimum ± 2 %.
Segera setelah pemadatan terakhir bila permukaan telah cukup kering harus
ditutup dengan menggunakan lembaran plastik atau terpal untuk menjaga
penguapan air dalam campuran.
Pekerjaan CTB telah selesai 60 menit setelah material di campur air.
Metode lain yang bertujuan melindungi CTB adalah dengan karung goni yang
dibasahi air selama masa perawatan (curing) atau dengan prime coat.

Metode Pelaksanaan |85


• Lapis Pondasi Agregat Klas S
Lapis Agregat Kelas S adalah digunakan untuk perkerasan bahu jalan. Lapis
Agregat Kelas S berada di kanan dan kiri badan jalan.

Langkah kerja:
a) Sebelum Lapis Agregat Kelas S di datangkan ke lokasi pekerjaan maka perlu
diselesaikan pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan sebelum pekerjaan ini,
seperti: Overlay telah selesai dilaksanakan. Bahan-bahan untuk Agregat
Kelas S sebelum di campur untuk digunakan dilapangan perlu dilaksanakan
percobaan campuran di base camp terlebih dahulu disertai dengan bukti
tertulis dari hasil percobaan tersebut agar material di lapangan bisa langsung
diterima.
b) Material didatangkan ke lokasi pekerjaan dengan menggunakan dump truck.
Material yang didatangkan adalah material hasil campuran berdasarkan hasil
percobaan yang telah diterima oleh direksi pekerjaan.
c) Setelah material datang dilapangan, hampar material dengan menggunakan
Motor Grader dengan ketebalan sesuai dengan keadaan dilapangan dan
dengan lebar sesuai dengan rencana. Selama Motor Grader bekerja,
beberapa tenaga merapihkan hasil hamparan.
d) Setelah selesai penggelaran, siram agregat dengan water tank truck dan
dipadatkan dengan vibratory roller.
e) Setelah pekerjaan ini selesai, maka dapat dilaksanakan pekerjaan
selanjutnya.

Material yang digunakan pada lapis pondasi agregat adalah Agregat kelas S
digunakan sebagai lapis sebagai bahu jalan.

Proses Pencampuran bahan untuk memenuhi ketentuan yang disyaratkan


harus dikerjakan di lokasi instalasi pemecah batu atau Quaary yang disetujui,
dengan menggunakan pemasok mekanis yang telah dikalibrasi untuk
memperoleh aliran yang menerus dari komponen-komponen campuran dengan
proporsi yang benar dan dalam keadaan apapun tidak dibenarkan melakukan
pencampuran di lapangan.
Whell Loader memuat Agregat klas S ke dalam Dump Truck di Base Camp dan
diangkut ke lokasi pekerjaan lalu dihampar dengan Motor Grader, hamparan
agregat dibasahi dengan Water Tanker sebelum dan sesudah pemadatan
dengan Vibro Roller dan selama pemadatan sekelompok pekerja akan
merapikan tepi hamparan dan level permukaan dengan alat bantu kereta
dorong, sekop dan garpu.
Operasi penghamparan harus dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit
demi sedikit ke arah sumbu jalan, dalan arah memanjang. Pada bagian yang
ber”superelevasi”, penggilasan harus dimulai dari bagian yang rendah dan
bergerak sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi. Operasi penggilasan

Metode Pelaksanaan |84


Pelaksanaan:

Material dicampur dan dibuat dengan peralatan Continous Mixing Plant dengan
sistem ukuran berat guna menjamin kebenaran porsi setiap bahan yang
digunakan. Dimana bahan yang digunakan adalah Agregat, semen dan Air
dengan komposisi sesuai JMF.

1. Material CTB diangkut dan bongkar dari Dump Truck

2. Motor Grader stand by dibelakang Dump Truck tersebut

3. Motor Grader mulai meratakan CTB

4. Motor Grader meratakan CTB tersebut sesuai dengan Elevasi dan Sloove
(kemiringan badan jalan).

5. Vibro Roller stand by di belakang Motor Grader untuk proses pemadatan.

6. Setelah Elevasi dan sloove tercapai sesuai gambar rencana. Maka mulai
dipadatkan dengan menggunakan Vibro Roller

7. Pekerjaan pemadatan dengan menggunakan Vibro Roller dilakukan sampai


CTB tersebut benar-benar mencapai 100% kepadatan maksimum

8. Setelah kepadatan maksimum tercapai, lapisan CTB tersebut, harus segera


ditutup dengan menggunakan Plastik atau Terpal guna menjaga
penguapan air dalam campuran.

Metode Pelaksanaan |86


DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL

Tahapan Pelaksanaan:
1. Pembuatan Job Mix Formula (JMF) sebagai dasar acuan
pelaksanaan pekerjaan.
2. Pekerjaan dimulai dengan melakukan pengukuran untuk batas-
batas serta elevasi kelandaian jalan agar terbentuk crown jalan
sesuai dengan desain.
3. Hasil pengukuran dituangkan dalam gambar dan diajukan ke
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan (request).
4. Sebelum penghamparan Hotmix dilakukan penyemprotan Tack
Coat dan Prime Coat.
5. Material penyusun AC Base Mod, AC BC Mod dan AC WC Mod
dicampur di dalam Asphalt Mixing Plant (AMP) dengan kapasitas
produksi yang cukup.
Setelah material aspal tercampur merata, campuran aspal diangkut
ke lokasi pekerjaan menggunakan Dump Truck tertutup terpal
rangkap 2 untuk menghindari kehilangan panas (penurunan suhu)
pada waktu pengangkutan dan menunggu dituang ke dalam paver
atau finisher.
Di lokasi pekerjaan, campuran aspal dihampar menggunakan
asphalt finisher dan diukur suhu dengan termometer.
Tebal dari hamparan gembur sesuai dengan desain dan trial paving
yang disepakati, sehingga bila dipadatkan tebal, kelandaian, elevasi
serta bentuk penampang melintangnya sesuai dengan rencana.
Pemadatan pertama menggunakan Tandem Roller kemudian
Pneumatic Tire Roller dan finishing dengan Tandem Roller dengan
passing yang disepakati sesuai dengan trial paving.

Peralatan yang diperlukan:


1. AMP (Asphalt Mixing Plant)
2. Genset
3. Compressor
4. Dump Truck
5. Asphalt finisher
6. Tandem Roller
7. Pneumatic Tire Roller
8. Asphalt Sprayer
9. Alat Bantu

Metode Pelaksanaan |87


• Lapis Resap Pengikat ( PRIME COAT ) – Aspal Cair/Emulsi

Maksud dan Tujuan


Pekerjaan prime coat adalah pekerjaan pelaburan permukaan perkerasan
agregat yang akan dilapisi perkerasan aspal baru dengan bahan perekat
(prime coat), dengan tujuan agar terjadi ikatan antara permukaan lapis
pondasi agregat dengan lapis hotmix baru.

Peralatan yang dipergunakan terdiri dari:


• Asphalt sprayer/Asphalt distributor
• Air compressor
• Truck kecil 3 ton atau mobil pick up
• Alat bantu

Pelaksanaan Pekerjaan
Persiapan:
- Memeriksa kondisi alat penyemprot dan nosel, apakah sudah berfungsi
dengan baik.
- Melakukan trial.
- Melakukan uji coba untuk meyakinkan hasil penyemprotan (pelaburan),
sesuai dengan persyaratan Spesifikasi.

Pelaksanaan:
- Sebelum penyemprotan dimulai, debu dan bahan kotoran disingkirkan
terlebih dahulu dari permukaan dengan memakai sikat mekanis atau
semprotan angin (air compressor) atau kombinasi kedua-duanya, jika belum
bersih harus dibersihkan lagi dengan sapu baja.
- Penyemprotan dilakukan dengan cara sedemikian rupa agar tidak
menganggu lalu lintas dan memungkinkan lalu lintas satu arah tanpa
merusak hasil pekerjaan.
- Pembersihan dilanjutkan/melewati 20 cm dari tepi bidang yang akan
disemprot. Jika ada tonjolan benda asing atau lainnya harus segera
disingkirkan dari permukaan dengan memakai penggaruk baja atau cara
lainnya yang disetujui pengawas.
- Panjang permukaan yang akan disemprot oleh setiap lintasan penyemprot
harus diukur dan ditandai.
- Permukaan yang akan disemprot harus benar-benar kering.
- Asphalt sprayer harus mulai bergerak tak boleh kurang 5 meter di muka
daerah yang disemprot dengan demikian kecepatan jelajahnya tepat sesuai
ketentuan bila batang semprot mencapai lembaran kertas, dan kecepatan ini
harus tetap dipertahankan sampai melalui titik akhir dari pemakaian bahan
pengikat dan sisa prime coat dalam tangki tidak boleh kurang dari 10 % dari
kapasitas tangki.
- Ketentuan jumlah penyemprotan prime coat dan komposisi material yang
dipergunakan harus mengikuti Spesifikasi.

Ketentuan lainnya:
Selama lapis resap pengikat belum ditutup dengan lapis perkerasan
diatasnya, maka petugas yang terkait harus melarang lalu lintas melewatinya
Metode Pelaksanaan |88
ketentuan bila batang semprot mencapai lembaran kertas dan kecepatan ini
harus tetap dipertahankan sampai melalui titik akhir dari pemakaian bahan
pengikat
- Penyemprotan segera dihentikan jika ternyata ada ketidaksempurnaan
peralatan semprot pada saat beroperasi dan penyemprotan ulangan sama
sekali tak diperkenankan sebelum diadakan pekerjaan perbaikan alat

Ketentuan Lainnya:
Selama lapis pengikat belum ditutup dengan lapis perkerasan diatasnya,
maka petugas-petugas yang terkait harus melarang lalu lintas melewatinya
serta melindungi kerusakan kerusakan yang mungkin terjadi

Melaksanakan pekerjaan Lapis Perekat (Tack Coat/Aspal Cair Emulsi)


dimana permukaan yang akan dilapisi dibersihkan dari debu dan kotoran
dengan Air Compressor lalu dilakukan penyemprotan Tack Coat dengan
asphalt sprayer keatas permukaan yang akan dilapisi. Untuk Lapis Perekat,
harus melekat dengan cukup kuat di atas permukaan yang disemprot. Untuk
penampilan yang kelihatan berbintik-bintik, sebagai akibat dari bahan aspal
yang didistribusikan sebagai butir-butir tersendiri dapat diterima asalkan
penampilannya kelihatan rata dan keseluruhan takaran pemakaiannya
memenuhi ketentuan.
Agar penyemprotan tack coat dapat merata pada setiap titik maka bahan
aspal harus disemprotkan dengan batang penyemprot dengan kadar aspal
yang diperintahkan, kecuali jika penyemprotan dengan distributor tidaklah
praktis untuk lokasi yang sempit, Direksi Pekerjaan dapat menyetujui
pemakaian penyemprot aspal tangan (hand sprayer).
Alat penyemprot aspal harus dioperasikan sesuai grafik penyemprotan yang
telah disetujui. Kecepatan pompa, kecepatan kendaraan, ketinggian batang
semprot dan penempatan nosel harus disetel sesuai ketentuan grafik tersebut
sebelum dan selama pelaksanaan penyemprotan.

Metode Pelaksanaan |90


serta melindungi segala kerusakan yang mungkin terjadi dan apabila lalu
lintas terpaksa diizinkan lewat di atas lapis resap pengikat maka harus
digunakan bahan penyerap (blotter material) dari hasil pengayakan kerikil atau
batu pecah, terbebas dari butiran-butiran berminyak, bahan kohesif dan bahan
organik dimana tidak kurang dari 98% hrs lolos ayakan 3/8” (9,5 mm) dan
tidak lebih dari 2% harus lolos ayakan no. 8 (2,36 mm).

• Lapis Perekat ( TACK COAT ) – Aspal Cair/Emulsi

Maksud Dan Tujuan:


Pekerjaan Lapis perekat meliputi: penyiapan material, tenaga kerja, peralatan,
pengaturan dan pengamanan lalu lintas, pembersihan permukaan yang akan
di Tack Coat. Pelaksanaan pekerjaan ini adalah dengan pelaburan
permukaan perkerasan yang akan dilapisi perkerasan aspal baru atau aspal
lama dengan bahan perekat (Tack coat), hal ini diperlukan untuk mengikat
antara lapis permukaan lama dengan lapis permukaan baru

Peralatan Terdiri dari:


- Asphalt sprayer/Asphalt Distributor
- Air compressor
- Truck kecil 3 ton atau mobil pick up
- Alat bantu

Persiapan:
- Memeriksa kondisi alat penyemprot dan nosel, apakah sudah berfungsi
dengan baik. Melakukan uji coba untuk meyakinkan hasil penyemprotan
(pelaburan), sesuai dengan kebutuhan Spesifikasi.
- Melakukan trial.
- Perlengkapan alat tersebut harus meliputi sebuah tachometer (pengukur
kecepatan putaran), meteran tekanan, satu tongkat celup yang sudah
dikalibrasi, sebuah thermometer untuk mengukur temperatur isi tangki,
dan peralatan untuk mengukur kecepatan pada kecepatan lambat
Pelaksanaan:
- Sebelum penyemprotan dimulai, debu dan bahan kotoran disingkirkan
terlebih dahulu dari permukaan dengan memakai sikat mekanis atau
semprotan angin (air compressor) atau kombinasi kedua-duanya, jika
belum bersih harus dibersihkan lagi dengan sapu baja.
- Penyemprotan dilakukan dengan cara sedemikian rupa agar tidak
menganggu lalu lintas dan memungkinkan lalu lintas satu arah tanpa
merusak hasil pekerjaan
- Pembersihan dilanjutkan/melewati 20 cm dari tepi bidang yang akan
disemprot, jika ada tonjolan benda asing atau lainnya harus disingkirkan
dari permukaan dengan memakai penggaruk baja atau cara lainnya yang
disetujui Direksi
- Panjang permukaan yang akan disemprot oleh setiap lintasan penyemprot
harus diukur dan ditandai
- Permukaan yang akan disemprot benar-benar harus kering dan bersih
- Asphalt sprayer mulai bergerak tak boleh kurang 5 meter di muka daerah
yang disemprot dengan demikian kecepatan jelajahnya tepat sesuai

Metode Pelaksanaan |89


METODE KERJA
Lapis Perekat dan Lapis Resap Pengikat (Aspal Emulsi)
Ruang lingkup:
1. Penyiapan material dan komposisi pencampuran
2. Penyiapan lokasi yang akan dilapis dengan tack coat dan prime coat
3. Penghamparan tack coat dan prime coat sesuai dengan persyaratan yang diminta

Alat yang dipakai Bahan yang diperlukan:


Asp. Distributor Aspal Emulsi
Compressor

PENANGGUNG JAWAB
NO KEGIATAN GS ADKON SM PEL. SURV. GA
KET

PLAN
1 Melakukan penjabaran rencana kerja 11 11 11 11
dengan mengacu kepada quality plan,
meliputi :
- Sasaran mutu, volume, durasi & K3
- Proses kerja, sitem, urutan tahapan dan
metode dan kapasitas
- Skedul pelaksanaan dan sumber daya

2 Memeriksa apakah semua persyaratan/


kelengkapan yang terkkait dengan proses 22 22 22 22
(termasuk revisi danperubahannya telah
dipenuhi antara lain :
- Shop drawing terkait telah disetujui oleh
pemberi tugas sebelum pekerjaan
dilaksanakan
- Referensi pengukuran terkait telah
disetujui oleh pemberi tugas sebelum
pekerjaan dilaksanakan
- Metode Kerja terkait telah disetujui oleh
pemberi tugas sebelum pekerjaan
dilaksanakan
- Komposisi Material telah disetujui oleh
pemberi tugas sebelum pekerjaan
dilaksanakan

DO 33 33 33
3 Briefing dan koordinasi untuk memastikan
rencana kerja dan metode kerja dimengerti
dan dilaksanakan di lapangan

4 Mengajukan Request for Work/Inspection 44 44 44 44


dan memastikan request disetujui oleh
pemberi tugas

5 Penyiapan material yang akan digunakan 55


sebagai campuran (aspal dan bahan
pencair)

Metode Pelaksanaan |91


PENANGGUNG JAWAB
NO KEGIATAN KET
GS ADKON SM PEL. URV. GA

6 Pencampuran aspal emulsi dengan bahan


pencair dengan perbandingan sesuai dengan
JMF 66 776 7
7 Penyiapan lokasi yang akan di tack coat a.l :
- Perbaikan kerusakan permukaan Lataston
Lapis Pondasi
- Pembersihan permukaan Lataston Lapis
Pondasi dari debudan kotoran lain yang
menempel dengan air compressor.
Pembersihan dilakukan 20 cm dari batas
tepi lokasi yang akan di tack coat.

8 Test takaran dan temperatur material


- Test besarnya penyemprotan untuk 88 8 8
mendapatkan volume penyemprotan yang
diinginkan
- Besarnya volume tack coat sesuai
spesifikasi teknis

9 Permasangan pelapisan
- Permukaan yang akan disemprot diukur & 8
ditandai
- Penyemprotan harus merata di selururh
permukaan
- Check pemakaian aspal pada setiap
semprotan lari dengan meteran tongkat
celup
- Pemasangan tack coat dan prime coat
dilakukan sesaat sebelum penghamparan
Hotmix
- Pada daerah perbatasan permukaan yang
akan disemprot diberi overlapping
- Lapisan ini dipelihara dari lalu lintas atau
kerusakan lain sebelum pekerjaan
pelapisan lataston lapis Aus

CHECK
11 a. Lakukan pemeriksaan mutu, waktu dan 10101 10101 10101 10101
bandingkan parameter lainnya dgn
parameter pada QC Table
b. Check elevasi dan kemiringan dan
kerataan pasangan dan bandingkan
dengan rencana
c. Check pemakaian aspal pada setiap
semprotan lari dengan meteran tongkat
celup
11111 11111 11111
12 Lakukan pemantauan dan evaluasi terhadap
kinerja proses kerja dan bandingkan dengan
rencana kerja yang telah dibuat, meliputi :
- Time movement, untuk menghitung
kapasitas, produktivitas, efektifitas dan
efisiensi sistem dan metode kerja yang
digunakan
bbb c
- Evaluasi volume pekerjaan
- Evaluasi metode kerja
- Evaluasi sumber daya
- Evaluasi program kerja

Metode Pelaksanaan |92


PENANGGUNG JAWAB
NO KEGIATAN KET
GS ADKON SM PEL. SURV. GA

bbb

13 ACTION
Lakukan tindakan perbaikan produk sesuai
dengan prosedur pengendalian
12121 12121 12121
ketidaksesuaian (Control of non
Comformance). Bila hasil pemeriksaan (No.
11) menunjukkan mutu produk di bawah
standar, bisa dilakukan langkah langkah cdc
sebagai berikut :
- Dikerjakan ulang
- Diterima dengan atau tanpa perbaikan
melalui konsesi
- Ditolak

14 Lakukan tindakan perbaikan kinerja proses 13131


bila kinerja proses tidak memenuhi sasaran
mutu, durasi, keselamatan dan kesehatan
kerja meliputi :
- Sistem, tahapan, urutan dan metode kerja
di QP
- Updating QP sesuai dengan kebutuhan
proyek dan hasil evaluasi no. 11 dan no. 12
14141
15 Proses kembali ke butir no 1 untuk
memastikan QP dilaksanakan proses demi
proses sampai pekerjaan selesai sesuai
dengan rencana dan spesifikasi teknis yang
ada

Metode Pelaksanaan |93


FLOW CHART
Lapis Perekat - Aspal Cair Emulsi

ASPA
L

Pemeriksaan
Properties
Aspal

Job Mix Formula

Produksi

Base Camp
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lokasi Proyek

Pengiriman
Tack Coat
Emulsi

Pembersihan Area
Kerja

Paper Test

0,15 - Tidak
0,35
ltr/m
2
Ya

Penghampa
ran Tack
Coat

Cek
kerataan
dan koef
penyemprot
an2

Metode Pelaksanaan |94


C. Penghamparan :
o Mesin Penghampar dilengkapi dengan alat pemanas (heaters) yang
berfungsi untuk memanaskan batang perata (screed) sampai pada
temperatur yang diperlukan untuk meletakkan campuran sedemikian rupa
tanpa menggusur atau merusak permukaan campuran
o Penghamparan campuran panas dilakukan dengan mesin penghampar
(asphalt finisher) dapat menjamin penyelesaian (finishing) tepat pada garis,
kelandaian dan penampang melintang sesuai dengan gambar rencana
o Garis pedoman tersebut ditarik sekurang-kurangnya 200 m dan atau
dipatok setiap 25 m atau pada jalan lurus atau setiap 5 m pada tikungan
(curve). Selain garis pedoman yang ditentukan sebelumnya, juga kerb atau
tepi perkerasan bias juga dijadikan pedoman bagi operator mesin
penghampar sesuai dengan gambar rencana

✓ Tebal Lapisan Hamparan :


o Penentuan tebal lapisan dilakukan dengan mengatur ketinggian batang
perata sedemikian rupa sehingga tebal campuran lepas diperoleh dengan
mengalikan tebal yang diinginkan dalam desain dengan angka 1.25
o Pada pelapisan ulang jalan lama (overlay) sering ditemui keadaan yang
tidak rata dari jalan lama yang dapat menyebabkan performance dari hasil
pelapisan juga tidak begitu rata
o Dalam keadaan yang demikian maka biasanya dalam desain telah
ditentukan perlu adanya upaya mengadakan lapis aspal beton untuk
meratakan permukaan jalan lama sebelum digelar lapis aspal beton
diatasnya
o Pada penghamparan Lapis Aspal Beton ini, penyesuaian ketebalan
hamparan dengan memutar ulir pengatur ketebalan dilakukan seminimum
mungkin dan sangat perlu memperhatikan keadaan kerataan lapis
perkerasan lama yang ada didepannya sehingga jika ada perubahan
kerataan tidak perlu dilakukan secara mendadak
o Jika operator mesin penghampar bekerja dengan baik sekali mengikuti
garis pedoman, tidak ada kerusakan mekanis pada alat tersebut dan tidak
ada cacat pada campuran maka dapat diharapkan tidak diperlukannya
pekerjaan hand raking dibelakang mesin tersebut

✓ Kerataan Hamparan :
o Penggunaan penggaruk (rake) tidak dilakukan kecuali sangat diperlukan
o Memasukkan kembali campuran yang telah mengalami segregasi dan
tercecer di luar lajur hamparan tidak di perbolehkan karena justru akan
menimbulkan keadaan tekstur permukaan yang kasar (segregasi)
o Operator mesin penghampar akan bekerja dengan baik mengikuti garis
pedoman, tidak maka dapat diharapkan tidak diperlukannya pekerjaan
hand raking di belakang mesin tersebut

✓ Kemiringan melintang :
o Kemiringan melintang dapat dilakukan dengan mengatur screed
sedemikian rupa sesuai dengan kemiringan yang dikehendaki dalam
desain

Metode Pelaksanaan |96


• Pekerjaan Perkerasan Aspal (Hot Mix):
- Laston Lapis Fondasi Modifikasi (AC-Base Mod)
- Laston Lapis Antara Modifikasi (AC – BC Mod)
- Laston Lapis Aus Modifikasi (AC – WC Mod)

A. Pemeriksaan Peralatan
o Mesin Penghampar (asphalt finisher) meliputi :
• Kebersihan alat
• Berfungsi atau tidak berfungsinya setiap bagian penting
• Pemeliharaan dilakukan juga pada saat menghentikan suatu operasi

o Alat penggilas
Alat penggilas roda besi (tandem roller), meliputi pemeriksaan:
• Permukaan roda besi
• Keausan atau goresan-goresan
• Scapeers
• Sistim transmisi, rem kemudi

o Alat penggilas roda karet (pneumatic tire roller), meliputi pemeriksaan :


- Sistim transmisi, rem dan kemudi
- Tekanan angin roda, apakah sudah sesuai dengan spesifikasi
- Jumlah roda dan ukuran serta konstruksinya

o Alat Pendukung :
- Pompa dan pemanas aspal (bila diperlukan)
- Dump truck, meliputi pemeriksaan :
Bak pengangkut
Harus bersih, rata, halus

B. Penyiapan lahan penghamparan


o Penyiapan pada permukaan jalan tidak beraspal :
- Pada jalan tidak beraspal, lapisan teratas sebelum dilakukan
penggelaran lapisan aspal beton umumnya berupa Lapis Pondasi
Berbutir (Aggregate Base Course)
- Lapisan pondasi tersebut harus telah diperiksa tingkat kepadatan, daya
dukung (CBR), kerataan, kebersihan, keadaan texture permukaan,
kemiringan dan kelendutan sesuai dengan desain
- Jika masih ada cacat-cacat, kerusakan atau kekurangan setempat perlu
dilakukan perbaikan sebelum dilapisi dengan lapis peresap pengikat
(prime coat)
- Permukaan lapis pondasi berbutir ini juga harus dibersihkan dari butir-
butir lepas
- Segera setelah dilakukan perbaikan-perbaikan tersebut diatas
permukaan yang akan digelar dengan lapis aspal beton harus
dibersihkan dari bahan-bahan lepas (debu, pasir), tanah liat yang
melekat, kotoran dengan sapu, mesin pembersih atau penghembus
bermesin sebelum dilakukan pelapisan dengan lapis pengikat (tack
coat).

Metode Pelaksanaan |95


o Pada jalan dimana lapis aspal beton digelar diatas lapis pondasi berbutir,
pembentukan kemiringan telah dibuat sebelumnya pada lapis pondasi
sehinggga bentuk kemiringan telah terbentuk sebelumnya
o Pada lapisan ulang (overlay) jalan lama, maka perlu sekali diberi perhatian
karena sering kemiringan jalan lama tidak sesuai dengan kemiringan yang
di kehendaki dalam desain
o Pengaturan kemiringan screed harus dilakukan dengan hati-hati agar
diperoleh performance lapisan baru yang baik
o Pada sambungan memanjang dengan lapisan telah padat (cold joint),
perlu dilakukan teknik penghamparan untuk memperoleh sambungan yang
rata dan tidak kasar
o Material hamparan diletakkan sampai terjadi tumpang tindih dengan
lapisan yang telah dipadatkan dengan lebar 2.5 – 3 cm dengan ketebalan
0.25 dari tebal lapisan yang diinginkan
o Untuk menghindari sambungan kasar dan tidak rata maka material
kasar(coarse aggregate) dikeluarkan dari lapisan overlap tadi dengan hati-
hati
o Kemudian material overlap ini ditarik kembali dan diletakan persis
disepanjang sambungan memanjang pada sisi material yang akan
dipadatkan, lalu pemadatan dimulai dengan sambungan memanjang ini
o Teknik lain yang sering digunakan adalah seperti gambar di bawah ini,
yaitu memotong dengan sekop yang ujungnya persegi dan rata material
overlap yang tercecer diatas lapisan yang telah dipadatkan persis
dibelakang paver
o Pada sambungan hot joint yaitu penghamparan yang dilakukan oleh dua
paver bergerak maju secara simultan dalam jarak yang dekat, sangat perlu
diperhatikan ketebalan material hamparan dengan tepat karena tidk akan
dilakukan overlap

✓ Sambungan Melintang :
o Sambungan melintang ini terjadi antara lajur yang telah dipadatkan pada
hari operasi sebelumnya dan lajur hamparan baru
o Untuk memperoleh hasil yang baik maka diharuskan menggunakan balok
sepanjang lebar melintang dari lajur hamparan dengan tebal yang
diletakan diatas lapisan lama sama dengan tebal yang diinginkan untuk
lapis aspal beton yang baru, kemudian digelar material disebelah balok
tadi yang berfungsi sebagai oprit bagi penggilas
o Penggunaaan balok ini dilakukan pada akhir dari operasi hari berikutnya
akan diperoleh permukaan joint dari lajur yang telah dipadatkan yang
terbentuk vertical dan rata setelah balok tersebut diangkat
o Kemudian penghamparan baru dimulai dari akhir permukaan yang rata
tersebut

Metode Pelaksanaan |97


PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pekerjaan Hotmix dilaksanakan sesuai dengan tahapan berikut:

1. Persiapan material

Material yang akan dipakai untuk pekerjaan Hotmix terlebih dahulu dilakukan
pengujian properties masing-masing material dan kombinasinya. Dari hasil
pengujian ini akan dijadikan dasar untuk komposisi campuran Hotmix yang
akan digunakan sesuai dengan persyaratan.

Peralatan yang digunakan:


• Asphalt Mixing Plant (AMP)
• Generator Set
• Wheel Loader
• Dump Truck
• Asphalt Finisher
• Tandem Roller
• Pneumatic Tyre Roller
• Alat bantu

2. Trial Mix dan Trial Compaction

Trial Mix dilaksanakan berdasarkan analisa dari hasil tes material yaitu dari
Design Mix Formula (DMF). Trial mix dilaksanakan untuk mengadakan Trial
Compaction.
Dimana dari Trial Compaction akan didapat gambaran mengenai
pelaksanaan yang sebenarnya yaitu berupa:
• jenis alat pemadat dan kapasitasnya
• suhu hotmix pada saat pengamparan dan pemadatan
• Tebal gembur pada saat pemadatan
• jumlah lintasan yang diperlukan untuk memadatkan material

Metode Pelaksanaan |98


Staking Out
Laksanakan staking out di lapangan untuk menentukan:
1. Patok Referensi. (elevasi dan koordinat)
2. Patok Centre Line.
3. Patok Batas Penggelaran Hotmix.

Penghamparan Hotmix
Hotmix dari Asphalt Mixing Plan (AMP) diangkut dengan dump truck ke
lokasi pekerjaan. Pada saat pengangkutan temperatur Hotmix dijaga
dengan jalan menutupinya dengan terpal. Penghamparan Hotmix
dilakukan dengan cara menuangkan Hotmix dari dump truck ke asphalt
finisher, selanjutnya asphalt finisher tersebut melakukan penggelaran
Hot Mix.

Ketebalan dan temperatur Hotmix pada saat penggelaran disesuai


dengan Design. Apabila cuaca tidak memungkinkan (hujan) maka
penghamparan akan dihentikan dan dilanjutkan kembali setelah cuaca
memungkinkan dan suhu harus tetap terjaga.

Pemadatan Hotmix

Pemadatan Hotmix terbagi dalam 3 tahap yaitu:


a. Pemadatan pertama (breakdown rolling)
b. Pemadatan kedua (intermediate rolling)
c. Pemadatan terakhir (final rolling)

Pemadatan pertama dilaksanakan pada saat temperatur mencapai 155


oC s/d 135 oC atau sekitar 0 - 10 menit sejak Hotmix digelar.

Pemadatan ini menggunakan tandem roller dengan jumlah lintasan


sesuai dengan trial compaction.

Pemadatan antara dilaksanakan pada saat temperatur mencapai 130


oC s/d 115 oC atau sekitar 10 - 20 menit sejak Hotmix digelar.

Pemadatan ini menggunakan pneumatic tire roller dengan jumlah


lintasan sesuai dengan trial compaction.

Pemadatan terakhir dilaksanakan pada saat temperatur mencapai >105


oC atau sekitar 20 - 45 menit sejak Hotmix digelar. Penggelaran ini

menggunakan tandem roller dengan jumlah lintasan sesuai dengan trial


compaction.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pemadatan adalah:

1. Lapis Hotmix paling atas setiap section pemadatannya dibuat sedemikian


rupa sehingga memiliki kemiringan sesuai Design.

1. Patok referensi elevasi Hotmix, centre line, batas-batas Hotmix dan patok
kemiringan agar dibuat dengan jelas, diupdate sesuai dengan elevasi

Metode Pelaksanaan |99


Hotmix yang telah diselesaikan dan dijaga keberadaannya untuk
memudahkan pemeriksaan dan pengontrolan pekerjaan.

3. Pemadatan pada jalan lurus dimulai dari tepi perkerasan sejajar as jalan
menuju ke tengah. Pada tikungan, pemadatan dimulai dari bagian yang
rendah sejajar as jalan menuju ke bagian lebih tinggi. Pada bagian tanjakan
dan turunan harus dimulai dari bagian yang rendah sejajar as jalan menuju
ke bagian yang tinggi.

4. Tandem Roller pada lintasan pertama ditempatkan di muka.

5. Pada waktu pemadatan roda Tandem Roller dibasahi (dilap) dengan air
sabun/minyak solar secukupnya.

Sambungan
a. Sambungan memanjang maupun melintang pada lapisan yang berurutan
harus diatur sedemikian rupa agar sambungan pada lapis satu tidak
terletak segaris yang lainnya. Sambungan memanjang harus diatur
sedemikian rupa agar sambungan pada lapisan teratas berada di pemisah
jalur atau pemisah lajur lalu lintas.
b. Campuran aspal tidak boleh dihampar di samping campuran aspal yang
telah dipadatkan sebelumnya kecuali bilamana tepinya telah tegak lurus.
Sapuan aspal sebagai lapis perekat untuk melekatkan permukaan lama
dan baru harus diberikan sesaat sebelum campuran aspal dihampar di
sebelah campuran aspal yang telah digilas sebelumnya.

Pengendalian Mutu dan Pemeriksaan di Lapangan

1. Kerataan Permukaan Perkerasan


Permukaan perkerasan diperiksa dengan mistar lurus sepanjang 3 m,
dilaksanakan tegak lurus dan sejajar dengan sumbu jalan. Toleransi sesuai
dengan ketentuan/spesifikasi.
Pengujian untuk memeriksa toleransi kerataan yang disyaratkan
dilaksanakan segera setelah pemadatan awal, penyimpangan yang terjadi
akan diperbaiki dengan membuang atau menambah bahan sebagaimana
diperlukan. Selanjutnya pemadatan dilanjutkan seperti yang dibutuhkan dan
setelah penggilasan akhir, kerataan lapisan ini akan diperiksa kembali dan
setiap ketidakrataan permukaan yang melampaui batas-batas yang
disyaratkan dan setiap lokasi yang cacat dalam tektur, pemadatan atau
komposisi akan diperbaiki sebagaimana mestinya.
2. Ketentuan Kepadatan
a. Kepadatan semua jenis campuran aspal yang telah dipadatkan, seperti
yang ditentukan dalam AASHTO T 166, tidak boleh kurang dari 97%
Kepadatan Standar Kerja (Job Standard Density)
b. Cara pengambilan benda uji campuran aspal dan pemadatan benda uji di
laboratorium masing-masing sesuai dengan AASHTO T 168 dan SNI 06-
2489-1991 untuk ukuran butir maksimum 25 mm atau ASTM D 5581
untuk ukuran maksimum 50 mm.

Metode Pelaksanaan |100


3. Jumlah Pengambilan Benda Uji Campuran Aspal
a. Pengambilan Benda Uji Campuran Aspal
Pengambilan benda uji dilakukan di instalasi pencampuran aspal dan di
lokasi pekerjaan, sesuai dengan jumlah produktifitas dari AMP.
b. Pengendalian Proses
Frekuensi pengujian yang diperlukan sebagai berikut:

2. Aspal curah setiap tangki aspal.


3. Abrasi agregat setiap 5000 m3.
4. Gradasi agregat setiap 1.000 m3.
5. Gradasi hotbin setiap 250 m3.
6. Suhu hotmix setiap pengiriman.
7. Gradasi dan kadar aspal (ekstaksi) setiap 200 ton/hari.
8. Marshall Test setiap 200 ton/hari.
9. VIM pada kepadatan membal setiap 3.000 ton.
10. Benda inti Core Drill setiap 100 m atau dipilih secara acak.
11. Elevasi permukaan minimal tiga titik.

c. Pemeriksaan dan Pengujian Rutin


Pemeriksaan dan pengujian rutin akan dilaksanakan untuk pekerjaan yan
sudah diselesaikan sesuai toleransi dimensi, mutu bahan dan kepadatan
pemadatan.

d. Pengambilan Benda Uji Inti Lapisan beraspal


Pengambilan benda uji inti dilaksanakan dengan menggunakan mesin bor
(Core Drill Machine) sesuai ketentuan yang disyaratkan

Metode Pelaksanaan |101


METODE KERJA
Laston Lapis Fondasi Modifikasi (AC-Base Mod)

Ruang lingkup:
1. Penyiapan material untuk campuran (AC-Base Mod)
2. Penyiapan lokasi penghamparan (AC-Base Mod)
3. Penghamparan dan pemadatan sesuai dengan ketebalan dan elevasi yang diminta

Alat yang dipakai Bahan yang diperlukan:


Whell loader Dump Truck P.Tyre Roller Agregat 5-10 & 10-15
AMP Asphalt Finisher Alat Bantu Agregat 0-5
Genset Tandem Roller Aspal Mod

PENANGGUNG JAWAB
NO KEGIATAN GS ADKON SM PEL. SURV. GA
KET

PLAN
1 Melakukan penjabaran rencana kerja 1 1 1 1
dengan mengacu kepada quality plan,
meliputi :
- Sasaran mutu, volume, durasi & K3
- Proses kerja , sitem, urutan tahapan dan
metode dan kapasitas
- Skedul pelaksanaan dan sumber daya

2 Memeriksa apakah semua persyaratan/ 2 2 2 2


kelengkapan yang terkkait dengan proses
(termasuk revisi danperubahannya telah
dipenuhi antara lain :
- Shop drawing terkait telah disetujui oleh
pemberi tugas sebelum pekerjaan
dilaksanakan
- Referensi pengukuran terkait telah disetujui
oleh pemberi tugas sebelum pekerjaan
dilaksanakan
- Metode Kerja terkait telah disetujui oleh
pemberi tugas sebelum pekerjaan
dilaksanakan
- Raw Material telah disetujui oleh pemberi
tugas sebelum pekerjaan dilaksanakan
3 3 3
DO
3 Briefing dan koordinasi untuk memastikan
rencana kerja dan metode kerja dimengerti
dan dilaksanakan di lapangan 4 4 4 4

4 Mengajukan Request for Work/Inspection


dan memastikan request disetujui oleh 5 5 5 55
pemberi tugas

5 Penyiapan material yang akan digunakan


sebagai campuran (aspal dan bahan a
pencair)

Metode Pelaksanaan |102


NO KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB KET
GS ADKON SM PEL. SURV. GA
a
6 Lokasi yang akan dihampar ditandai, baik
batas batas dan elevasinya serta disemprot
dengan Tack coat (lihat metode kerja Tack
Coat) 66

7 Mobilisasi alat-alat hotmix Asphalt Finisher,


Tandem Roller, Pneumatic Tyre Roller dan
alat-alat bantu lain nya ke lokasi 77

8 Pembuatan job mix formula dari material yang


dipesan dari supplier.

9 Lokasi yang akan dihampar (AC-Base Mod)


ditandai, baik batas batas dan elevasinya 88
serta disemprot dengan Tack Coat (lihat
metode kerja Tack Coat)
99 129
Mobilisasi alat-alat hotmix (Asphalt Finisher,
10 Tandem Roller, Pneumatic Tyre Roller) dan
alat-alat bantu lain nya ke lokasi

11 Pencampuran material dengan alat AMP 10


sesuai dengan dengan job mix formula

Sepatu (screed) tepi dari Asphalt Finisher di


12 pasang sesuai garis ketinggian yang 11
diperlukan pada tepi dari tempat dimana
(AC-Base Mod) akan dihampar
12a
13 Dump truck membawa (AC-Base Mod) dari
AMP dan menuang ke Asphalt Finisher. Pada
saat hauling ini suhu campuran (AC-Base
Mod) harus dijaga, yaitu menutupnya dengan
terpal.
1213

14 Penghamparan (AC-Base Mod) dilakukan


dengan cara menuang material (AC-Base
Mod) dari Dump Truck ke Asphalt Finisher
Selanjutnya Asphalt Finisher yang akan
menghampar dan membentuk lapisan (AC- 14
Base Mod)
Yang harus diperhatikan pada tahap
penghamparan :
- Screed dari Asphalt Finisher sudah
dipanaskan
- Campuran hotmix dihampar dan diratakan
sesuai dg kelandaian, elevasi serta bentuk
melintang yang di syaratkan
- Kecepatan penghamparan harus
diperhatikan agar tidak terjadi retak
permukaan, belahan atau bentuk
ketidakteraturan lainnya pada permukaan

ba

Metode Pelaksanaan |103


PENANGGUNG JAWAB
NO KEGIATAN GS ADKON SM PEL. SURV. GA
KET

- Tempat-tempat yang kasar atau terjadi


segregasi harus segera diperbaiki dengan
a
bahan yang halus dan perlahan-lahan
diratakan
- Campuran tidak boleh terkumpul dan
mendingin pada tepi-tepi penadah atau
tempat lainnya di mesin

15 Pemadatan : 15 15
- Pemadatan awal (break down rolling)
dilakukan dg tandem roller setelah
penghamparan pertama pada suhu yang
disyaratkan
Pengechekan elevasi dilakukan segera
setelah break down rolling dan kesalahan b
yang terjadi segera diperbaiki
- Pemadatan sekunder (intermediate Rolling)
dilakukan dengan Pneumatic Tyre Roller
setelah penghamparan pada suhu mencapai
yang disyaratkan
- Pemadatan akhir (Finish Rolling) dilakukan
dengan tandem roller setelah penghamparan
pada suhu yang disyaratkan dan dilakuakan
sampai bekas bekas roda pemadat hilang
- Banyaknya lintasan pada saat
pemadatan sesuai dg hasil dari trial
compaction
- Pemadatan dilakukan dari bagian luar
menuju ke as jalan (pada jalan lurus) atau
dari bagian rendah ke bagian yang lebih
tinggi (pada daerah super elevasi)
- Lintasan yang berurutan harus saling
menutupi dg paling sedikit setengah dari
lebar roda
- Alat pemadat tidak boleh berbelok arah
secara tiba tiba shg menyebabkan
terdorongnya campuran
- Untuk mencegah pelekatan campuran aspal
ke roda pemadat, roda-roda pemadat dapat
dibasahi dengan air secara menerus, namun
tidak boleh berlebihan
- Lapisan yang terkena tumpahan minyak
harus di bongkar dan diganti
- Tepi- tepi perkerasan yang telah selesai
dikerjakan harus dipotong dengan rapi
C H E CK
16 a. Lakukan pemeriksaan mutu, waktu dan
bandingkan parameter lainnya dgn 16 16 16 16
parameter pada QC Table
b.Check elevasi dan kemiringan dan kerataan
pasangan dan bandingkan dengan rencana
c. Check Ketebalan sesuai shop drawing c
d.Check kepadatan minimal 98% kepadatan
lab

Metode Pelaksanaan |104


PENANGGUNG JAWAB
NO KEGIATAN GS ADKON SM PEL. SURV. GA
KET

a
17 Lakukan pemantauan dan evaluasi terhadap
kinerja proses kerja dan bandingkan dengan
rencana kerja yang telah dibuat, meliputi : 17 17 17
- Time movement, untuk menghitung
kapasitas, produktivitas, efektifitas dan
efisiensi sistem dan metode kerja yang
digunakan
- Evaluasi volume pekerjaan
- Evaluasi metode kerja
- Evaluasi sumber daya
- Evaluasi program kerja c

ACTION
18 Lakukan tindakan perbaikan produk sesuai
dengan prosedur pengendalian 18 18 18
ketidaksesuaian (Control of non
Comformance). Bila hasil pemeriksaan (No.
16) menunjukkan mutu produk di bawah
standar, bisa di lakukan langkah langkah
sebagai berikut :
- Dikerjakan ulang
- Diterima dengan atau tanpa perbaikan
melalui konsesi
- Ditolak
19
Lakukan tindakan perbaikan kinerja proses
19 bila kinerja proses tidak memenuhi sasaran
mutu, durasi, kesela - matan dan kesehatan
kerja meliputi :
- Sistem, tahapan, urutan dan metode kerja di
QP
- Updating QP sesuai dengan
kebutuhan proyek dan hasil evaluasi
no. 16 dan no. 17
20
Proses kembali ke butir no 1 untuk
20
memastikan QP di - laksanakan proses demi
proses sampai pekerjaan Selsai sesuai
dengan rencana dan spesifikasi teknis yang
ada

Metode Pelaksanaan |105


FLOW CHART
Laston Lapis Fondasi (AC – Base Mod)

AC-Base
Mod
Pemeriksaan Properties Aspal Pemeriksaan Properties
Agregat

Design Mix Formula

Trial AMP

Trial Mix

Trial Compaction Tidak

Ya

Produk
si Base Camp
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lokasi Proyek
Pengiriman
Persiapan Lapangan
Material Hot Mix AC
– Base Mod

Ukur Suhu Tidak Reject


Penghampar
an

Ya
Penghampar
an AC-Base
Mod

Tidak
Ukur elevasi
gembur

Ya

Pemadatan AC – Base
Mod

Tidak
Cek Reject
Kepadatan

Ya
Tidak
Ukur
elevasi
padat

Ya

Test Core
Drill

Ya
SELES Reject
Metode Pelaksanaan |106
AI
METODE KERJA
Laston Lapis Antara Modifikasi (AC-BC Mod)

Ruang lingkup:
1. Penyiapan material untuk campuran (AC-BC Mod)
2. Penyiapan lokasi penghamparan (AC-BC Mod)
3. Penghamparan dan pemadatan sesuai dengan ketebalan dan elevasi yang diminta

Alat yang dipakai Bahan yang diperlukan:


Whell loader Dump Truck P.Tyre Roller Agregat 5-10 & 10-15
AMP Asphalt Finisher Alat Bantu Agregat 0-5
Genset Tandem Roller Aspal Mod

PENANGGUNG JAWAB
NO KEGIATAN GS ADKON SM PEL. SURV. GA
KET

PLAN
1 Melakukan penjabaran rencana kerja 1 1 1 1
dengan mengacu kepada quality plan,
meliputi :
- Sasaran mutu, volume, durasi & K3
- Proses kerja , sitem, urutan tahapan dan
metode dan kapasitas
- Skedul pelaksanaan dan sumber daya

2 Memeriksa apakah semua persyaratan/ 2 2 2 2


kelengkapan yang terkkait dengan proses
(termasuk revisi danperubahannya telah
dipenuhi antara lain :
- Shop drawing terkait telah disetujui oleh
pemberi tugas sebelum pekerjaan
dilaksanakan
- Referensi pengukuran terkait telah disetujui
oleh pemberi tugas sebelum pekerjaan
dilaksanakan
- Metode Kerja terkait telah disetujui oleh
pemberi tugas sebelum pekerjaan
dilaksanakan
- Raw Material telah disetujui oleh pemberi
tugas sebelum pekerjaan dilaksanakan
3 3 3
DO
3 Briefing dan koordinasi untuk memastikan
rencana kerja dan metode kerja dimengerti
dan dilaksanakan di lapangan 4 4 4 4

4 Mengajukan Request for Work/Inspection


dan memastikan request disetujui oleh 5 5 5 5
pemberi tugas

5 Penyiapan material yang akan digunakan


sebagai a
campuran (aspal dan bahan pencair)

Metode Pelaksanaan |107


PENANGGUNG JAWAB
NO KEGIATAN GS ADKON SM PEL. SURV. GA
KET
a

6 Lokasi yang akan dihampar ditandai, baik


batas batas dan elevasinya serta disemprot
dengan Tack coat (lihat metode kerja Tack 6
Coat)

7 Mobilisasi alat-alat hotmix Asphalt Finisher,


7
Tandem Roller, Pneumatic Tyre Roller dan
alat-alat bantu lain nya ke lokasi

8 Pembuatan job mix formula dari material


yang dipesan dari supplier.
8
Lokasi yang akan dihampar (AC-BC Mod)
9
ditandai, baik batas batas dan elevasinya
serta disemprot dengan Tack Coat (lihat 9 9
metode kerja Tack Coat)

Mobilisasi alat-alat hotmix (Asphalt


10 Finisher, Tandem Roller, Pneumatic Tyre
Roller) dan alat-alat bantu lain nya ke 10
lokasi

11 Pencampuran material dengan alat AMP


sesuai dengan dengan job mix formula 11

Sepatu (screed) tepi dari Asphalt Finisher


12 12
di pasang sesuai garis ketinggian yang
diperlukan pada tepi dari tempat dimana
(AC-BC) akan dihampar

13 Dump truck membawa (AC-BC Mod) dari


AMP dan menuang ke Asphalt Finisher. 13
Pada saat hauling ini suhu campuran (AC-
BC Mod) harus dijaga, yaitu menutupnya
dengan terpal.

14 Penghamparan (AC-BC Mod) dilakukan


dengan cara menuang material (AC-BC 14
Mod) dari Dump Truck ke Asphalt Finisher
Selanjutnya Asphalt Finisher yang akan
menghampar dan membentuk lapisan (AC-
BC Mod)
Yang harus diperhatikan pada tahap
penghamparan :
- Screed dari Asphalt Finisher sudah
dipanaskan
- Campuran hotmix dihampar dan diratakan
sesuai dg kelandaian, elevasi serta bentuk
melintang yang di syaratkan
- Kecepatan penghamparan harus
diperhatikan agar tidak terjadi retak
permukaan, belahan atau bentuk a
ketidakteraturan lainnya pada permukaan

Metode Pelaksanaan |108


PENANGGUNG JAWAB
NO KEGIATAN GS ADKON SM PEL. SURV. GA
KET

- Tempat-tempat yang kasar atau terjadi


segregasi harus segera diperbaiki dengan
a
bahan yang halus dan perlahan-lahan
diratakan
- Campuran tidak boleh terkumpul dan
mendingin pada tepi-tepi penadah atau
tempat lainnya di mesin

15 Pemadatan : 15 15
- Pemadatan awal (break down rolling)
dilakukan dg tandem roller setelah
penghamparan pertama pada suhu yang
disyaratkan
Pengechekan elevasi dilakukan segera
setelah break down rolling dan kesalahan b
yang terjadi segera diper baiki
- Pemadatan sekunder (intermediate Rolling)
dilakukan dengan Pneumatic Tyre Roller
setelah penghamparan pada suhu
mencapai yang disyaratkan
- Pemadatan akhir (Finish Rolling) dilakukan
dengan tandem roller setelah
penghamparan pada suhu yang disyaratkan
dan dilakukan sampai bekas bekas roda
pemadat hilang
- Banyaknya lintasan pada saat
pemadatan sesuai dg hasil dari trial
compaction
- Pemadatan dilakukan dari bagian luar
menuju ke as jalan (pada jalan lurus) atau
dari bagian rendah ke bagian yang lebih
tinggi (pada daerah super elevasi)
- Lintasan yang berurutan harus saling
menutupi dg paling sedikit setengah dari
lebar roda
- Alat pemadat tidak boleh berbelok arah
secara tiba tiba shg menyebabkan
terdorongnya campuran
- Untuk mencegah pelekatan campuran
aspal ke roda pemadat, roda-roda pemadat
dapat dibasahi dengan air secara menerus,
namun tidak boleh berlebihan
- Lapisan yang terkena tumpahan minyak
harus di bongkar dan diganti
- Tepi- tepi perkerasan yang telah selesai
dikerjakan harus dipotong dengan rapi

C H E CK 16 16 16 16
a. Lakukan pemeriksaan mutu, waktu dan
16
bandingkan parameter lainnya dgn
parameter pada QC Table
b.Check elevasi dan kemiringan dan c
kerataan pasangan dan bandingkan
dengan rencana

Metode Pelaksanaan |109


c. Check Ketebalan sesuai shop drawing
d.Check kepadatan minimal 98% kepadatan
lab

17 Lakukan pemantauan dan evaluasi


a
terhadap kinerja proses kerja dan
bandingkan dengan rencana kerja yang
telah dibuat, meliputi :
17 17 17
- Time movement, untuk menghitung
kapasitas, produktivitas, efektifitas dan
efisiensi sistem dan metode kerja yang
digunakan
- Evaluasi volume pekerjaan
- Evaluasi metode kerja
- Evaluasi sumber daya
- Evaluasi program kerja
c
ACTION
18 Lakukan tindakan perbaikan produk sesuai
dengan prosedur pengendalian
18 18 18
ketidaksesuaian (Control of non
Comformance). Bila hasil pemeriksaan (No.
16) menunjukkan mutu produk di bawah
standar, bisa di lakukan langkah langkah
sebagai berikut :
- Dikerjakan ulang
- Diterima dengan atau tanpa perbaikan
melalui konsesi
- Ditolak

19
Lakukan tindakan perbaikan kinerja proses
19 bila kinerja proses tidak memenuhi sasaran
mutu, durasi, kesela - matan dan kesehatan
kerja meliputi :
- Sistem, tahapan, urutan dan metode kerja
di QP
- Updating QP sesuai dengan
kebutuhan proyek dan hasil
evaluasi no. 16 dan no. 17

Proses kembali ke butir no 1 untuk 20


20
memastikan QP di - laksanakan proses
demi proses sampai pekerjaan Selsai sesuai
dengan rencana dan spesifikasi teknis yang
ada

Metode Pelaksanaan |110


METODE KERJA
Laston Lapis Aus Modifikasi (AC-WC Mod)
Ruang lingkup:
1. Penyiapan material untuk campuran AC-WC Mod
2. Penyiapan lokasi penghamparan AC-WC Mod
3. Penghamparan dan pemadatan sesuai dengan ketebalan dan elevasi yang diminta
Alat yang dipakai : Bahan yang Diperlukan :
Wheel Loader Asphalt Finisher Agr 5-10 & 10-20
AMP Tandem Roller Agr 0-5
Genset P. Tyre Roller Aspal Mod
Dump Truck Alat Bantu
NO KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB
GS ADKON SM PEL. SURV. GA KET

PLAN
1 Melakukan penjabaran rencana kerja dengan 1 1 1 1
mengacu kepada quality plan, meliputi :
- Sasaran mutu, volume, durasi & K3
- Proses kerja , sitem, urutan tahapan dan
metode dan kapasitas
- Skedul pelaksanaan dan sumber daya

2 Memeriksa apakah semua


persyaratan/kelengkapan yang terkkait
dengan proses (termasuk revisi dan
2 2 2 2
perubahannya telah dipenuhi antara lain :
- Shop drawing terkait telah disetujui oleh
pemberi tugas sebelum pekerjaan
dilaksanakan
- Referensi pengukuran terkait telah disetujui
oleh pemberi tugas sebelum pekerjaan
dilaksanakan Metode Kerja terkait telah
disetujui oleh pemberi tugas sebelum
pekerjaan dilaksanakan
- Raw Material telah disetujui oleh pemberi
tugas sebelum pekerjaan dilaksanakan

DO 3 3 3
Briefing dan koordinasi untuk memastikan
3 rencana kerja dan metode kerja dimengerti
dan dilaksanakan di lapangan
4 4 4 4
4 Mengajukan Request for Work/Inspection
dan me - mastikan request disetujui oleh
pemberi tugas 5 5 5 5
Penentuan lokasi, elevasi dan kemiringan di
5
lapangan sehingga air diharapkan dapat
mengalir dengan lancar 6 6
Lokasi yang akan dihampar ditandai, baik
6 batas batas dan elevasinya serta disemprot
dengan Tack coat (lihat metode kerja Tack 7
Coat)

7 Mobilisasi alat-alat hotmix Asphalt Finisher,


Tandem Roller, Pneumatic Tyre Roller dan
alat-alat bantu lain nya ke lokasi a

Metode Pelaksanaan |112


FLOW CHART
Laston Lapis Antara Modifikasi (AC – BC Mod)

AC-BC
Mod
Pemeriksaan Properties Aspal Pemeriksaan Properties
Agregat

Design Mix Formula

Trial AMP

Trial Mix

Trial Compaction Tidak

Ya

Produk
si Base Camp
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lokasi Proyek
Pengiriman
Persiapan Lapangan
Material Hot Mix
AC - BC Mod

Ukur Suhu Tidak Reject


Penghampar
an

Ya
Penghampar
an AC-BC
Mod

Tidak
Ukur elevasi
gembur

Ya

Pemadatan AC - BC Mod

Tidak
Cek Reject
Kepadatan

Ya
Tidak
Ukur
elevasi
padat

Ya

Test Core
Drill

Ya Reject
SELESA Metode Pelaksanaan |111
I
NO KEGIATAN
PENANGGUNG JAWAB
GS ADKON SM PEL. SURV. GA KET

8 Pencampuran material dengan alat AMP


sesuai dengan job mix design,Suhu
pencampuran maxsimum di AMP yang 8
disyaratkan

9 Sepatu (screed) tepi dari Asphalt Finisher di


pasang sesuai garis ketinggian yang
diperlukan pada tepi dari tempat dimana 9
Hotmix akan dihampar
10
Dump truck membawa campuran aspal
panas AC-WC Mod dari AMP dan menuang
ke Asphalt Finisher. Pada saat hauling ini
10
suhu campuran AC-WC Mod harus dijaga
dengan menutupnya dengan terpal

11 Penghamparan AC-WC Mod dilakukan


dengan cara menuang material AC-WC Mod 11
dari Dump Truck ke
Asphalt Finisher. Selanjutnya Asphalt
Finisher yang akan menghampar dan
membentuk lapisan AC-WC Mod

Yang harus diperhatikan pada tahap


penghamparan :
- Screed dari Asphalt Finisher sudah
dipanaskan
- Campuran hotmix dihampar dan diratakan
sesuai dg kelandaian, elevasi serta bentuk
melintang yang di syaratkan
- Kecepatan penghamparan harus
diperhatikan agar tidak terjadi retak
permukaan, belahan atau bentuk
- Tempat-tempat yang kasar atau terjadi
sgregasi harus segera diperbaiki dengan
bahan yang halus dan perlahan-lahan
diratakan
- Campuran tidak boleh terkumpul dan
mendingin pada tepi-tepi penadah atau 12 1312
tempat lainnya di mesin

Pemadatan :
12
- Pemadatan awal (break down rolling)
dilakukan dg tandem roller setelah b
penghamparan pertama pada suhu yang
disyaratkan Pengechekan elevasi dilakukan
segera setelah break down rolling dan
kesalahan yang terjadi segera diper - baiki
- Pemadatan sekunder (intermediate Rolling)
dilakukan dengan Pneumatic Tyre Roller
setelah penghamparan pada suhu
mencapai yang disyaratkan
- Pemadatan akhir (Finish Rolling) dilakukan
dengan tandem roller setelah
penghamparan pada suhu yang disyaratkan a
dan dilakuakan sampai bekas bekas roda
pemadat hilang
- Mesin gilas breakdown rolling harus
beroperasi dengan roda penggerak berada
didaerah mesin penghampar

Metode Pelaksanaan |113


NO KEGIATAN
PENANGGUNG JAWAB
GS ADKON SM PEL. SURV. GA KET

- Penggilasan sekunder harus mengikuti


sedekat mungkin dengan penggilasan
a
breakdown rolling dan harus dilakukan
sewaktu campuran masih berada Pada
batas temperatur.Pemadatan akhir harus
dilakukan sewaktu material masih berada
dalam kondisi yang masih dapat dikerjakan
untuk menghilangkan bekas penggilasan.
- Sambungan melintang harus digilas
pertama kali dan dalam penggilasan awal
harus digilas kearah melintang. Untuk
sambungan memanjang, gilasan pertama
harus dilakukan sepanjang sambungan
memanjang tersebut.
- Pada Sambungan memanjang, penggilasan
harus dimulai kearah memanjang dan
selanjutnya pada tepi luar dan sejajar
dengan sumbu jalan kearah tengah jalan,
kecuali pada super elevasi, pada tikungan
harus dimulai pada bagian yang rendah dan
bergerak ke arah bagian yang tinggi.
- Pada sambungan memanjang, mesin gilas
breakdown harus terlebih dahulu pindah
jalur yang telah dihampar sebelumnya
sehingga tidak lebih dari dari roda
penggerak akan menggilas tepi yang belum
dipadatkan. Mesin gilas harus menggeser
posisinya sedikit demi sedikit melewati
sambungan dengan beberapa lintasan
sampai tercapai sambungan yang
terpadatkan dengan rapi.
- Kecepatan dari mesin gilas tandem dan TR
harus tidak melebihi dari syarat yang
ditentukan sesifikasi
- Arah dari penggilasan harus berlangsung
secara tiba-tiba
- Penggilasan harus berlangsung secara
menerus
- Roda mesin gilas harus dibasahi secara
menerus, tetapi air yang berlebihan tidak
diijinkan.
- Peralatan berat tidak diperbolehkan berada
diatas lapisan yang baru selesai, sampai
lapisan tersebut betul betul telah mendingin
dan mengeras.
- Lapisan yang terkena tumpahan minyak
harus di bongkar dan diganti
- Permukaan campuran setelah pemadatan
harus rata dan sesuai dengan bentuk dan 13 13 13 13
ketinggian dalam batas batas toleransi.
- Sewaktu permukaan sedang dipadatkan
dan diselesaikan, Pelaksana harus
memotong tepi-tepi perkerasan agar
bergaris raoi. c
CHECK
a. Lakukan pemeriksaan mutu, waktu dan
13 bandingkan parameter lainnya dgn
parameter pada QC Table
b. Check elevasi dan kemiringan dan
kerataan pasangan dan bandingkan
dengan rencana
c. Check Ketebalan sesuai shop drawing

Metode Pelaksanaan |114

Anda mungkin juga menyukai