c. Pemasangan Tulangan
1) Umum
Standar penulangan sesuai dengan SNI 2847:2013. Sesuai
dengan yang tercantum pada gambar dan koordinasi
dengan bagian lain dan kelancaran pengadaan bahan serta
tenaga perlu diadakan untuk mengindari keterlambatan.
Adakan/berikan tambahan tulangan pada lubang-lubang
(openings) I bukaan.
2) Pemasangan
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan
kawat baja, hingga sebelum dan selama pengecoran tidak
berubah tempatnya.
Bekisting
a. Bahan
1) Bahan - bahan yang dapat dipakai untuk bekesting adalah kayu, multiplek tego film (tebal 9 - 16
mm), pasangan bata / batako (untuk beton pondasi pile cap) dan panel logam sebagai rangka
perkuatan dan kuncian tie rod. Sedangkan bahan - bahan yang dapat digunakan untuk acuan
penyangga adalah kayu atau tiang I pipa logam (schafolding). Penggunaan bambu untuk acuan
tidak diizinkan. Sebelum memakai suatu bahan sebagai bekesting atau acuan, Penyedia Jasa
harus mengajukan izin ke Konsultan Pengawas terlebih dahulu.
2) Penggunaan bahan - bahan pembantu pelepasan bekesting harus seizin dari Konsultan Pengawas
dan untuk itu Penyedia Jasa harus memberikan data - data teknis dari produk tersebut ke
Konsultan Pengawas.
3) Penggunaan bekisting lebih dari 1 kali diizinkan bila kondisi bekesting masih sangat baik dan
mampu menghasilkan permukaan beton yang sesuai dengan spesifikasi. Penggunaan bekesting
lebih dari 1 kali harus mendapatkan izin dari Konsultan Pengawas Perkerjaan.
b. Pembuatan dan Pemasangan Bekesting
1) Sistem bekesting harus diajukan dan disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas ,
khususnya yang menyangkut bahan, jenis / dimensi - dimensi bekesting dan jarak - jarak acuan
penyangga,.
2) Bekesting tidak boleh bocor dan cukup kaku untuk mencegah perpindahan tempat atau
kelongsoran dari penyangga. Permukaan bekesting harus halus dan rata, tidak boleh ada
lekukan, lubang - lubang dan tidak boleh melendut. Sambungan - sambungan pada bekesting
harus diusahakan lurus dan rata dalam arah horisontal dan vertikal.
3) Khusus untuk struktur beton exposed atau struktur beton lainnnya yang perlu menggunakan
minyak atau bahan sejenis pada bekesting, Penyedia Jasa harus mengoleskan minyak tersebut
seperlunya dan harus menjaga agar minyak tersebut tidak sampai mencemari batang tulangan
dan sambungan konstruksi.
4) Khusus untuk bekesting - bekesting kolom pada tepi bawah kolom pada 2 sisi harus dibuatkan
bukaan untuk mengeluarkan kotoran - kotoran yang terdapat pada dasar kolom dan bukaan ini
boleh ditutup setelah dasar kolom diperiksa kebersihannya dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
5) Hal yang sama juga harus dikerjakan pada balok - balok yang tinggi atau dinding - dinding beton.
6) Tiang - tiang penyangga vertikal harus dibuat sebaik mungkin untuk memberikan penunjang
seperti yang dibutuhkan tanpa adanya kerusakan atau overstress atau perpindahan tempat
pada beberapa bagian konstruksiyang dibebani.
7) Struktur tiang - tiang penyangga harus ditempatkan pada posisi sedemikian rupa sehingga
konstruksi ini benar - benar stabil, kuat dan kaku untuk menunjang berat sendiri dan beban -
beban yang berada diatasnya selama pelaksanaan beton.
8) Semua tiang - tiang penyangga tidak boleh ditempatkan langsung diatas tanah, tetapi harus
berpijak diatas balok kayu rata atau lantai kerja dengan kokoh. Selain itu semua tanah dasar di
sekitar daerah penyangga harus dipadatkan sampai cukup kuat untuk menahan beban
diatasnya.
9) Bila tidak dinyatakan lain, maka semua bekesting balok dan pelat lantai harus diberi anti lendut ke
atas di tengah - tengah bentang sebesar 0,2 % dari lebar bentang. Khusus untuk balok dan pelat
kanti lever, maka besarnya anti lendut yang harus diambil adalah 0,4 % dari bentang.
10) Bekesting balok bentang panjang yang disangga kolom lengkung, untuk itu lapis luar
menggunakan tego film dengan pembagian panel membentuk petak terpola terbagi rata yang
menghasilkan ukuran modul 7,2 m.
11) Bekesting List plak atas diharapkan bongkar jadi, untuk itu lapis luar menggunakan tego film
dengan pembagian panel membentuk petak terpola terbagi rata yang menghasilkan ukuran
modul 7,2 m,atau lapis luar dg material bantu lain missal :GRC.
12) Tiang-tiang penyangga harus direncanakan sedemikian rupa agar dapat memberikan penunjang
seperti yang dibutuhkan tanpa adanya " overstress" atau perpindahan tempat pada beberapa
bagian konstruksi yang dibebani. Struktur dari tiang penyangga harus cukup kuat dan kaku
untuk menunjang berat sendiri dan beban-beban yang ada di atasnya selama pelaksanaan.
13) Sebelum penulangan, cetakan harus diteliti untuk memastikan kebenaran letaknya,
kekuatannya dan tidak akan terjadi penurunan dan pengembangan pada saat beton dituang.
Semua bekesting yang akan dipergunakan harus dalam keadaan bersih dan tidak tercemar oleh
bahan - bahan yang dapat menurunkan mutu beton.
c. Pembongkaran Bekesting
1) Semua pekerjaan pembongkaran bekesting baru dapat dimulai setelah izin tertulis dari Konsultan
Pengawas terutama pada struktur plat atap, plat lantai, listplank - listplank, konsol - konsol,
tangga dan balok - balok bentang panjang.
2) Bila pada saat pembuatan beton tidak digunakan suatu bahan pencampur (admixture/additive)
khusus, maka waktu minimum pembongkaran bekesting harus didasarkan pada PBI - 1971 dan
hasil uji tekan beton dengan umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut :
Bagian sisi balok 48 jam (setara dengan 35 % fc)
Balok tanpa beban konstruksi 7 hari (setara dengan 70 % fc
Balok dengan beban konstruksi 21 hari (setara dengan 95 % fc)
Pelat lantai/atap/tangga 21 hari (setara dengan 95 % fc)
3)
Dengan adanya pembongkaran bekesting dan atau acuan pada beton, struktur - struktur bangunan tidak
mengalami perubahan bentuk, kerusakan ataupun pembebanan yang melebihi beban rencana
4) Pertanggung jawaban atas keselamatan semua pihak pada pembongkaran bekesting atau acuan
berada di pihak Penyedia Jasa
Pengecoran a. Beton cor harus menggunakan readymix yang berkualitas baik,
dengan mutu beton K.250 tanpa menggunakan campuran
flyash. Setara produk Pratama Citra Parama (PCP), Unggul jaya
beton
b. Bahan pencampur /admixture/Adittive
1) Bila tidak dinyatakan lain, pada dasarnya semua beton
konstruksi pada proyek ini tidak memerlukan bahan
pencampur. Oleh karena itu Penyedia Jasa tidak boleh
menggunakan bahan pencampur kecuali dengan
persetujuan tertulis dari Konsultan Perencana dan atau
Konsultan Pengawas.
2) Bahan tambah integral diberikan pada beton dengan fungsi
kedap air.
3) Untuk melengkapi pengajuan izin penggunaan bahan
pencampur beton, Penyedia Jasa harus mengadakan
percobaan perbandingan berat dari penambahan bahan
campuran tersebut dan diuji tekan contoh - contoh beton
pada umur 7,14, dan 28 hari di laboratorium yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas . Semua hasil uji
tersebut di atas harus disertakan pada pengajuan izin
penggunaan bahan pencampur beton.
c. Persiapan
1) Sebelum melaksanakan pengecoran, Penyedia Jasa harus
membersihkan seluruh area pengecoran memeriksa dan
memperbaiki lagi bekesting dan pembesian yang masih
kurang sempurna, memeriksa dan mengkoordinasikan lagi
gambar struktur dengan desain gambar lain berikut segala
pipa, konduit atau barang - barang lain yang akan
tertanam dalam beton dan mengajukan izin tertulis dari
Konsultan Pengawas.
2) Sebelum pengecoran, semua alat - alat pembuatan beton
dan pengangkutan beton harus dalam keadan baik dan
bersih.
3) Sebelum pengecoran beton, Penyedia Jasa harus
membasahi cetakan dan pasangan pasangan dinding yang
akan berhubungan dengan beton sampai jenuh.selain itu
semua bidang-bidang beton yang lama yang akan di cor
harus di kasarkan terlebih dahulu dan kemudian
dibersihkan dari segala kotoran - kotoran beton yang
lepas dan kemudian penyambungan bidang - bidang
beton yang lama harus memakailem beton.
4) Sebelum pengecoran beton, Penyedia Jasa harus
membersihkan I membuang air yang tergenang pada
bekesting atau area pengecoran
d. Pengangkutan beton
1) Metoda pengangkutan yang akan digunakan Penyedia
Jasa haruslah metoda pengangkutan yang sudah
dievaluasi dan disetujuioleh Konsultan Pengawas.
2) Kecepatan pengangkutan harus sedemikian rupa dan
cukup cepat sehingga beton tidak kering atau kehilangan
workabilitas atau plastisitas selama waktu yang digunakan
antara mencampur dan mencetak (mengecor).
3) Sistem pengangkutan beton tidak boleh sampai
menimbulkan segregasi pada adukan beton ataupun
kehilangan semen dan air.
4) Pengangkutan harus diorganisir sedemikian rupa sehingga
selama pengecoran pada bagian tertentu,tak teadi
keterlambatan pada bidang cor dan sambungan dingin
( cold joint ).
5) Semua peralatan yang digunakan untuk pengangkutan
harus dibersihkan dan dicuci bila pekerjaan terhenti lebih
lama dari 30 menit
e. Pengecoran beton
1) Pengecoran beton harus berlangsung terus - menerus
tanpa berhentisampai mencapai siar - siar pelaksanaan
yang sudah direncanakan dan disetujuioleh Konsultan
Pengawas.
2) Pemadatan beton untuk struktur yang cukup tebal harus
dilaksanakan lapis per lapis dengan tebaltiap lapisan
maksimum 40 cm atau sesuaidengan persetujuan
Konsultan Pengawas.
3) Metode Penuangan dan Pemadatan beton harus
dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi
segregasi pada beton.
4) Tinggi jatuh vertikal pada pengecoran tidak boleh lebih
dari 150 cm. Untuk dinding - dinding, kolom - kolom atau
bagian - bagian yang tinggi, beton tidak boleh di cor dari
atas, tetapi pengecoran harus dilakukan memulai sisi
bekesting.
5) Saluran curam tidak boleh digunakan untuk pengecoran
beton, kecuali dengan persetujuan Konsultan Pengawas .
Bila diizinkan, saluran curam harus dibuat dari metal yang
dapat mengalirkan adukan beton tanpa terjadinya
pemisahan bahan dan harus dicor dengan sudut tidak
lebih datar dari perbandingan 1( satu ) tegak ,2 ( dua )
mendatar.
6) Pekerjaan pemadatan
• BETON harus dipadatkan dengan vibrator mekanis yang
dikerjakan oleh orang - orang yang berpengalaman dan
terampil. Pekerjaan beton yang telah selesai harus
merupakan suatu massa yang bebas dari lubang -
lubang,segregasi dan keropos.
• Vibrator yang dipakai haruslah vibrator yang
mempunyai frekuensi tidak kurang dari 6000 siklus per
menit dan mempunyailengan sepanjang 6 meter atau
lebih.
• Selama pemadatan beton, Penyedia Jasa harus menjaga
agar tidak terjadi "over vibration" yang akan
mengakibatkan segregasi. Selain itu Penyedia Jasa juga
harus menjaga agar tulangan - tulangan (terutama
tulangan yang telah masuk pada beton) tidak
mengalami getaran langsung dari vibrator.
• Penyedia Jasaharus menyediakan vibrator - vibrator
dengan kondisiyang baik dan jumlah yang cukup.
• Pemadatan ini harus dilakukan sedemikian rupa hingga
beton yang dihasilkan merupakan massa yang utuh,
bebas dari lubang-lubang,segregasiatau keropos.
• Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran
dilakukan dengan alat penggetar yang mempunyai
frekuensi tinggi untuk menjamin pengisian beton dan
pemadatan yang baik.
• Alat penggetar tidak boleh disentuhkan pada tulangan
terutama pada tulangan yang telah masuk pada beton
yang telah mulai mengeras
7) Selama hujan pengecoran tidak boleh dilakukan dan beton
yang baru di cor harus dilindungi dari air hujan. Selain itu
penghentian beton yang baru dicor harus dilindungi
terhadap pengikisan aliran air hujan ( terutama pada
balok ,kolom dan dinding).
8) Sebelum pengecoran berikutnya dikerjakan, seluruh beton
yang kena hujan I aliran air hujan harus diperiksa,
diperbaiki dan dibersihkan dulu terhadap beton - beton
yang tercampur I terkikis air hujan Pengecoran
selanjutnya harus mendapatkan izin Konsultan Pengawas
terlebih dahulu.
9) Penyambungan beton lama dengan beton baru diharuskan
menggunakan bonding agent, dengan metode sesuai
dengan petunjuk yang diberikan produsen.
10) Siar - siar pelaksanaan harus ditempatkan sedemikian
rupa sehingga tidak banyak mengurangi kekuatan
konstruksi.
11) Bila tidak ada ketentuan lain, pada pelat dan balok, siar -
siar pelaksanaan harus ditempatkan kira - kira pada 1 / 3
bentang. Untuk balok yang ditengah - tengah bentangnya
terdapat titik pertemuan dengan balok lainnya maka siar
pelaksanaan harus ditempatkan sejauh 2 kali lebar balok
dari pertemuan / persilangan.
12) Siar harus mulai dibuat pada lokasi dan dimensi yang tetap
seperti pada gambar rencana dan penulangan tidak boleh
ada yang menerus.
13) Penambahan beton integral pada lokasi yang
membutuhkan waterproofing, seperti atap. Metode dan
volume pencampuran berdasarkan pada petunjuk yang
diberikan produsen.
f. Perawatan beton
1) Selama proses pengerasan beton, konstruksi beton,
cetakan dan penulangan tidak boleh terganggu atau
menggalami pembebanan yang dapat merusak struktur
beton muda ini. Oleh kerena itu Penyedia Jasa dilarang
menggunakan struktur beton yang masih muda umurnya
untuk tempat penimbunan material atau lalu lintas kerja
(minimal 14 hari umurnya)
2) Beton harus dilindungi dari hujan lebat, aliran air hujan
dan dari kerusaka n yang disebabkan oleh alat - alat. Dua
(2) jam setelah pengecoran beton, semua beton harus
selalu dalam keadaan basah, paling sedikit 10 hari dengan
cara dibasahi dengan air terus menerus, direndam air atau
dengan sistem disiram air dari pipa yang berhubungan
atau sistem lain yang dapat membuat kondisi beton
basah, untuk kolom beton dapat digunakan karung basah
yang dililitkan
3) Bekesting kayu tetap dibiarkan tinggal agar beton itu tetap
basah selama perawatan untuk mencegah retak pada
sambungan dan pengeringan beton yang terlalu cepat
4) Air yang dipergunakan untuk perawatan harus air dan
sama sekali bebas dari unsur - unsur kimia yang mungkin
menyebabkan perubahan warna beton
Pondasi tiang bor a. Umum
Pekerjaan ini mencakup pondasi tiang bor tipe pondasi tiang
beton bertulang cor di tempat (cast in place), berfungsi untuk
menyalurkan beban dari struktur bangunan diatasnya sampai
ke lapisan tanah yang dikehendaki. Pondasi ini dibuat dengan
cara melakukan pengeboran tanah dengan Ø 30 cm dan
kedalaman 14 m, kemudian ke dalam lubang tersebut
dimasukkan tulangan / pembesian yang diikuti dengan
penuangan beton cor
b. Persiapan
1) Sebelum melakukan pekerjaan pengeboran, Pemborong harus
menentukan posisi titik-titik Bor pile dan diajukan kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan.
2) Dimensi Bor pile menggunakan Ø 30 cm, kedalaman 14 m dari
bagian dasar bawah pile cap, teknik pelaksanaan pengeboran
dengan menggunakan sistem “ Wash Boring”
3) Pada saat melakukan pengeboran Pemborong harus menjaga
kelurusan alat bor dari awal sampai akhir pengeboran dengan
toleransi kemiringan 1%.
4) Pemborong harus selalu menjaga kebersihan lingkungan
dengan segera mengeluarkan limbah pengeboran apabila
dipandang sudah banyak dan mengganggu aktifitas kerja.
5) Pemborong harus mengurus perijinan serta penyediaan jalan
masuk / keluar (Access Road) yang bebas dari jaringan kabel
listrik, telepon di atasnya dan pengamanan instalasi kabel
listrik, PDAM di bawah jalan.
6) Keadaan lokasi adalah datar dan bebas dari pondasi lama,
serta pembongkaran lainnya yang diperlukan agar alat bor
dapat beroperasi. Segala pembongkaran dan pembuangan
hasil bongkaran keluar lokasi pembangunan tersebut menjadi
tanggung jawab pemborong.
7) Sebelum pelaksanaan pengeboran dimulai harus sudah
diadakan survey dan seting titik bor (uitzet).
c. Pelaksanaan
Pengeboran menggunakan sistem wash boring, dengan tahapan :
1) Mula-mula dibuat galian atau lubang sirkulasi untuk
menampung air dan lumpur.
2) Pada titik yang telah ditentukan mulai dilakukan pengeboran
sesuai dengan diameter dan kedalaman tanah yang
direncanakan (sesuai gambar) menggunakan mata bor yang
sesuai dengan jenis dan kondisi tanah setempat.
3) Tanah di bor dan dihancurkan terlebih dahulu. Sambil mata
bor diputar, air dari bak sirkulasi disemprotkan dengan
pompa air bertekanan tinggi melalui selang ke ujung mata
bor sehingga tanah yang sudah hancur dapat naik ke
permukaan.
4) Perputaran mata bor menyebabkan air dalam lubang turut
berputar sehingga mempercepat proses pembentukan
campuran air – tanah liat. Campuran ini mempunyai
viskositas lebih besar dari air tanah. Semakin sering diapakai,
viskositas air dalam bak sirkulasi semakin tinggi sebab tanah
liat yang bercampur semakin banyak. Dengan viskositas
tertentu, butiran tanah asal yang berdiameter relatif besar
(Sood, silt, gravel) dan kotoran lainnya diharapkan dapat naik
ke permukaan tanah, kemudian dialirkan ke dalam bak
sirkulasi dan diendapkan.
5) Semakin besar berat jenis campuran air – tanah liat, maka
semakin besar tekanan hidrostatis yang bekerja pada dinding
lubang bor. Gaya hidrostatis ini akan menekan dinding bor
secara radial, sehingga pada saat mata bor berputar, tanah
liat yang melekat pada mata bor membentuk suatu lapisan
membran yang memperkecil kemungkinan terjadinya
kelongsoran. Jadi fungsi air sirkulasi adalah sebagai
stabilisator, untuk melunakkan tanah sehingga mempercepat
dan mempermudah pengeboran, mencegah kelongsoran
dinding lubang bor dan mendinginkan mata bor yang panas
akibat gesekan dengan tanah.
6) Pengeboran dilaksanakan sampai kedalaman yang
direncanakan dengan diameter sesuai gambar.
7) Apabila lubang telah selesai dibuat, maka tulangan yang
sudah dirangkai dimasukkan ke dalam lubang. Kemudian
pipa tremi berukuran 6" dimasukkan kedalam lubang hingga
mencapai dasar lubang. Pada ujung atas pipa tremi dipasang
corong untuk memudahkan pengecoran.
8) Sebelum fresh concrete pertama dituang, ke dalam pipa
tremi dimasukkan kantong plastik yang diisi fresh concrete
yang akan mendorong air lumpur keluar pipa dari pipa tremi
sehingga fresh concrete yang dituang tidak bercampur
dengan lumpur.
9) Pipa tremi yang sudah penuh dengan fresh concrete harus
diangkat perlahan-lahan sambil dikocok supaya beton yang
dituang memadat dan fresh concrete di dalam pipa tremi
dapat turun. Pengecoran dilanjutan sampai level yang
dikehendaki.
10) Agar fresh concrete tidak menyumbat pipa tremi sebaiknya
campuran beton disarankan dengan minimal slump test 14 –
16 cm (tergantung kondisi lapangan dan jenis tanah).
11) Dalam pelaksanaan untuk menghindari kelongsoran
digunakan plastisizer serta mengisi lubang bor dengan
bentonite slurry.
d. Peralatan
Peralatan menggunakan mesin bor wore land, dengan mata bor
cross bit dan spiral dari Borland Nusantara.
e. Pengeboran lumpur / tanah pengeboran
1) Untuk pengelolaan lumpur / tanah hasil pengeboran akan
dibuatkan suatu bak-bak penampungan disekitar lokasi
pengeboran dan selanjutnya akan dibuang secara berkala.
2) Tanah / lumpur yang keluar dari hasil pengeboran akan
dikelola secara berkala, sehingga tidak mengganggu atau
menghambat jalannya pekerjaan pengeboran.
3) Untuk meminimalkan gangguan lingkungan berupa
tercecernya lumpur / tanah pada proses pembuangannya,
apabila diperlukan maka akan dibuatkan sistem pembersihan
besi kendaraan truk pengangkut dengan mekanisme
pelaksanaan disesuaikan dengan kondisi di lapangan
Kualitas Pekerjaan Beton a. Konsultan Pengawas berhak menolak semua pekerjaan beton
yang tidak memenuhi syarat seperti :
1) Tidak sesuai dengan Pasal 5.6 SNI 2847-2013 evaluasi dan
penerimaan beton
2) Konstruksi beton keropos.
3) Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang
direncanakan atau posisinya yang tidak sesuai dengan
gambar.
4) Konstruksi yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang
direncanakan.
5) Konstruksi beton berisikan kayu atau benda lain.
6) Konstruksi beton yang mengalami cacat - cacat lainnya.
7) Penyedia Jasa harus mengganti / membongkar dan
memperbaiki beton - beton yang tidak memenuhi syarat
atas biaya sendiri sesuai dengan instruksi dari Konsultan
Pengawas dan Konsultan Perencana.
b. Struktur beton harus mempunyai ukuran - ukuran dimensi
lokasi dan bentuk yang tidak boleh melampui toleransi
dibawah ini :
1) Posisi garis as dari penyelesaian bagian struktur pada
semua titik maksimum bergeser ± 0,5 cm dari posisi
seharusnya.
2) Variasi ukuran - ukuran dimensistruktur yang < 3 m adalah
± 0,5 cm.
3) Variasi ukuran - ukuran dimensistruktur yang > 3 m adalah
± 1cm.
c. Perbaikan BETON
1) Konsultan Pengawas harus segera untuk memeriksa
permukaan beton setelah pembongkaran.
2) Jika tidak sesuai dengan persyratan evaluasidan
penerimaan beton pasal5.6 SNI 2847-2013, maka
Konsultan MK meminta masukan kepada PPHP dan
Perencana terkait perbaikan yang harus dilakukan.
3) Kontraktor, atas biayanya harus mengganti beton yang
tidak sesuai dengan garis, detail atau elevasi yang telah
ditentukan atau yang rusaknya berlebihan. (Jangan
menambal, mengisi, memulas, memperbaiki atau
mengganti beton ekspos kecuali atas petunjuk Konsultan
Pengawas).
4) Semua beton yang membentuk permukaan harus memiliki
penyelesaian cor di tempat menggunakan acuan khusus.
Lubang pengikat harus ditutup. Permukaan ekspos dan
permukaan yang akan dicat harus bersih dari tambalan,
memiliki sirip - sirip dan tetesan adukan yang tersikat
halus, dan memiliki permukaan yang bebas dari lapisan
penutup dan debu.
5) Keropos, lubang atau sambungan dingin harus diperbaiki
segera setelah pembongkaran acuan dengan seijin
Konsultan MK dan sepengetahuan PPHP Bahan tambalan
harus kohesif, tidak berkerut dan melebihi kekuatan
beton.
6) Singkirkan cacat, karat, noda atau beton ekspos yang
luntur warnanya atau beton yang akan dicat dengan :
• Semprotan pasir ringan
• Pembersihan dengan larutan lembut sabun deterjen
dan air yang diaplikasikan dengan menggosok secara
keras dengan sikat lembut, kemudian disiram dengan
air.
• Hilangkan noda karat dengan mengaplikasikan pasta
asam oksalid, biarkan sejenak, dan sikat dengan kikir
yang disetujui.
• Pembersihan dengan larutan asal muriatik yang
mengandung tidak kurang dari 2 % dan tidak lebih dari
5 % asal dalam volume, yang diaplikasikan pada
permukaan yang sebelumnya telah dilembabkan
dengan air bersih.
• Hilangkan asam. Lindungibahan metalatau lainnya yang
dapat rusak karena asam.
• Tambalan semen.
• Mengikir dan menggerinda.
d. Perlindungan
Seusai jam kerja, seluruh lajur pasangan batu bata merah yang
belum selesai, harus ditutup (dilindungi) dengan kertas semen,
atau dengan cara-cara lain yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Siar atau celah antara dinding dengan kolom
bangunan, dinding dengan bukaan dinding atau dinding dengan
peralatan, harus ditutup dengan bahan pengisi celah.
b. BAHAN-BAHAN
Semen Portland Cement Gresik/Tiga Roda.
Pasir Pasang Wajak/Lokal
Timba 2 pcs.
Cetok.
Roskam ( kasut ) yang terbuat dari steel ( baja ) atau pvc bisa
juga yang dari kayu.
Kertas bekas bungkus semen.
Kuas ukuran 3 dim.
c. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Tembok yang akan diplester dibagi dalam beberapa bagian
(petakpetak).
Pada keempat sudut petak tembok dipasang paku dengan
kepala menonjol ± 3 cm dari bidang tembok, untuk
merentangkan benang.
Jarak benang dari sisi tembok 1,5 cm dan bila ada tembok yang
menempel pada benang, maka temboknya harus dipahat dulu
supaya didapat plester sama tebal dan rata.
Di tempat-tempat tertentu yaitu pada paku dan rentangan
benang dibuat plester utama yang berhimpit dengan benang-
benang tadi, sebagai standar tebal plester.
Plester utama yang vertikal ini dibuat tiap-tiap jarak 1,00
meter. Setelah ini selesai, benang dapat dilepas.
Diantara 2 lajur plester utama di isi penuh dengan adukan,
kemudian digores dengan penggaris besar dan lurus mulai dari
bawah ke atas untuk memperoleh bidang yang rata.
Rusuk-rusuk dan sudut pertemuan plester tembok harus
merupakan sudut siku ( = 90°) dan ini harus diplester.
Kriteria Performa
1. Stabilitas Terhadap Api adalah kemampuan dari konstruksi gedung
dengan / tanpa bantalan peluru untuk menahan keruntuhan pada
saat terjadinya kebakaran;
2. Integritas Terhadap Api adalah kemampuan materia bangunan untuk
mempertahankan bentuk dan fungsi saat terjadinya kebakaran.
Isolasi Panas adalah kemampuan faktor pembagi ruangan untuk
mencegah transfer panas dari ruangan yang terbakar.
Kusen
Material terbuat dari pelat baja yang digalvanis untuk menahan
korosi.
Ketebalan pelat baja 2 mm dan Lebar / Ketebalan kusen adalah 9.5 -
12 cm (95 – 120 mm) Pengecatan: Cat dasar dan Powder Coating 60
mikron.
Daun Pintu
Material terbuat dari pelat baja yang digalvanis untuk menahan
korosi. ketebalan pelat baja 1,5 mm dan Lebar / Ketebalan daun
pintu adalah 7 cm (70 mm).
Pengecatan
Cat Dasar dan Powder Coating 60 mikron Insulasi Daun Pintu Insulasi
untuk Pintu Fire-Rated Rockwool/Perlite Board dengan density 100
kg/m3, dengan density 100 kg/m3 dengan support tulang struktur
dan kepadatan insulasi pada daun pintu dapat menambah integritas
dan kekedapan suara pintu baja.
Perlengkapan
- Engsel : Mark tipe Flag Steel Hinge 5” x 3” x 3 mm
- Hardware : Mark Fire Door Accessories and Hardware
: Mark panic bar rim type, FHD
: Mark Panic Bar Handle Stainless steel 304, system
master key
- Untuk daun pintu ganda : Mark Panic Bar Vertical Rod
: Mark Flushbolt set
Rangka dan Struktur Fire Steel Door
Rangka dan Struktur
Rangka atau tulang pintu berfungsi untuk menjaga integritas dan
bentuk pintu agar tidak mudah berubah dalam jangka waktu yang
sangat lama. Presisi penekukan baja pada daun pintu dan kusen
dilakukan secara akurat dengan mesin desain dari Jerman.
Pengecatan
Sistem pengecatan pintu baja MARKS sudah menggunakan teknologi
mesin dan robotik yang menambah akurasi dari ketebalan warna
secara merata.
Cat menggunakan sistem Powder Coating dengan ketebalan 60
mikron
Setelah pintu baja di powder coating lalu cat akan dikeringkan
menggunakan oven dengan temperature 200 °C dengan minimal
waktu 10 sampai 15 menit. (Pengajuan material doorsteel harus
disertai dengan gambar).
KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan pembuatan dan
pemasangan kusen, daun pintu dan jendela dengan bahan-bahan
dari Aluminium, termasuk menyediakan bahan, tenaga dan
peralatan untuk pekerjaan ini.
c. PROSEDUR UMUM
1. Contoh Bahan dan Data Teknis
Contoh bahan berikut data teknis bahan yang akan digunakan
harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas dalam ukuran
dan detail yang dianggap memadai, untuk dapat diuji
kebenarannya terhadap standar atau ketentuan yang
disyaratkan.
2. Pengiriman dan Penyimpanan
Semua bahan kaca yang didatangkan harus dilengkapi
dengan merek pabrik dan data teknisnya;
Bahan kaca tersebut harus disimpan di tempat yang aman
dan terlindung sehingga terhindar dari keretakan, pecah,
cacat atau kerusakan lainnya yang tidak diinginkan.
d. BAHAN-BAHAN
Kaca polos harus merupakan lembaran kaca bening jenis clear
float glass yang datar dan ketebalannya merata, tanpa cacat
dan dari kualitas yang baik yang memenuhi ketentuan SNI 15-
0047 – 1987 dan SNI 15-0130 – 1987, seperti tipe Indoflot
buatan Asahimas , Mulia;
Ukuran dan ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar
Kerja.
e. PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Umum
Setiap kaca harus tetap ditempeli merek pabrik yang
menyatakan tipe kaca, ketebalan kaca dan kualitas kaca;
Merek-merek tersebut baru boleh dilepas setelah
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas;
Semua bahan harus dipasang dengan rekomendasi dari
pabrik;
Pemasangan harus dilakukan oleh tukang-tukang yang ahli
dalam bidang pekerjaannya.
2. Pemasangan Kaca
a) Sela dan Toleransi Pemotongan Sela dan toleransi
pemotongan sesuai ketentuan berikut :
Sela bagian muka antara kaca dan rangka nominal
3mm;
Sela bagian tepi antara kaca dan rangka nominal
6mm;
Kedalaman celah minimal 16 mm;
Toleransi pemotongan maksimal untuk seluruh
kaca adalah +3mm atau -1,5 mm;
Sela untuk Gasket harus ditambahkan sesuai
dengan jenis gasket yang digunakan.
b) Persiapan Permukaan
Sebelum kaca-kaca dipasang, daun pintu, daun
jendela, bingkai partisi dan bagian-bagian lain yang akan
diberikan kaca harus diperiksa bahwa mereka dapat
bergerak dengan baik;
Daun pintu dan daun jendela harus diamankan
atau dalam keadaan terkunci atau tertutup sampai
pekerjaan pemolesan dan pemasangan kaca selesai;
Permukaan semua celah harus bersih dan kering
dan dikerjakan sesuai petunjuk pabrik;
Sebelum pelaksanaan, permukaan kaca harus
bebas dari debu, lembab dan lapisan bahan kimia yang
berasal dari pabrik.
c) Neoprene/Gasket dan Seal
Setiap pemasangan kaca pada daun pintu dan
jendela harus dilengkapi dengan Neoprene/Gasket yang
sesuai;
Neoprene/Gasket dipasang pada bilang antar
kusen dengan daun pintu dan jendela, yang berfungsi
sebagai seal pada ruang yang dikondisikan.
d) Penggantian dan Pembersihan
Pada waktu penyerahan pekerjaan, semua kaca
harus sudah dalam keadaan bersih, tidak ada lagi merek
perusahaan, kotoran-kotoran dalam bentuk apapun;
Semua kaca yang retak, pecah atau kurang baik harus
diganti oleh Kontraktor tanpa tambahan biaya dari
Pemilik Proyek.
7 PEKERJAAN ALAT a. LINGKUP PEKERJAAN
PENGGANTUNG DAN Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan dan pemasangan semua
PENGUNCI alat penggantung dan pengunci pada semua daun pintu dan
jendela sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja dan atau Spesifikasi
Teknis.
b. STANDAR/RUJUKAN
SNI (Standar Nasional Indonesia);
ASTM (American Standard Testing Materials);
JIS (Japanese International Standard).
c. PROSEDUR UMUM
1) Contoh
Contoh bahan beserta data teknis/brosur bahan alat
penggantung dan pengunci yang akan dipakai harus
diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui,
sebelum dibawa kelokasi proyek.
2) Pengiriman dan Penyimpanan
Alat penggantung dan pengunci harus dikirimkan ke lokasi
proyek dalam kemasan asli dari pabrik pembuatannya, tiap
alat harus dibungkus rapi dan masing-masing dikemas dalam
kotak yang masih utuh lengkap dengan nama pabrik dan
mereknya. Semua alat harus disimpan dalam tempat yang
kering dan terlindung dari kerusakan.
3) Ketidaksesuaian
Konsultan Pengawas berhak menolak bahan maupun
pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan dan Kontraktor
harus menggantinya dengan yang sesuai. Segala hal yang
diakibatkan karena hal di atas menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
d. BAHAN-BAHAN
1) Umum
Semua bahan/alat yang tertulis dibawah ini harus
seluruhnya baru, kualitas baik, buatan pabrik yang dikenal
dan disetujui;
Semua bahan harus anti karat untuk semua tempat yang
memiliki nilai kelembapan lebih dari 70%;
Kecuali ditentukan lain, semua alat penggantung dan
pengunci yang didatangkan harus sesuai dengan tipe-tipe
tersebut dibawah.
2) Alat Penggantung dan Pengunci
a) Rangka Bagian Dalam
a. Umum
1. Kunci untuk semua pintu luar dan dalam (kecuali
pintu kaca dan pintu KM/WC) harus sama dengan
merek DEKSON atau SOLID dengan sistem Master
Key model U handle.
2. Semua kunci harus terdiri dari :
Kunci tipe silinder yang terbuat dari bahan
nikel stainless steel atau kuningan dengan 2
kali putar, dengan 3 (tiga) buah anak kunci;
Hendel/pegangan bentuk gagang atau kenop
diatas plat yang terbuat dari bahan nikel
stainless steel hair line;
Badan kunci tipe tanam (mortice lock) yang
terbuat dari bahan baja lapis seng dengan
jenis dan ukuran yang disesuaikan dengan
jenis bahan daun pintu (besi, kayu atau
alumunium), yang dilengkapi dengan lidah
siang (latch bolt), lidah malam (dead bolt),
lubang silinder, face plate, lubang untuk
pegangan pintu dan dilengkapi strike plate.
b. Kunci dan Pegangan Pintu KM/WC
Kunci pintu KM/WC harus sesuai dengan merek
DEKSON atau SOLID, dan terdiri dari :
Selot pengunci diatas pelat dibagian sisi dalam
pintu, dengan indikator merah/biru di bagian
sisi luar pintu;
Hendel bentuk gagang di atas pelat;
Bahan kunci yang dilengkapi lidah pengunci
(latch bolt), lubang untuk selot pengunci dan
hendel, face plate dan strike plate.
b) Engsel
Kecuali ditentukan lain, engsel untuk pintu kayu
dan alumunium tipe ayun dengan bukaan satu arah,
harus dari tipe kupu-kupu dengan Ball Bearing
berukuran 102mm x 76mm x 3mm, seperti tipe SELL
0007 buatan DEKSON atau SOLID;
Kecuali ditentukan adanya penggunaan engsel
kupu-kupu, engsel untuk semua daun jendela harus dari
tipe friction stay dari ukuran yang sesuai dengan ukuran
dan berat jendela. Produk DEKSON atau SOLID. Engsel
tipe kupu-kupu dengan Ball Bearing untuk jendela harus
berukuran 76mm x 64mm x 2mm, produk DEKSON atau
SOLID.
c) Hak Angin
Hak angin untuk jendela yang menggunakan engsel tipe
kupu-kupu produk DEKSON atau SOLID.
d) Pengunci Jendela
Pengunci jendela untuk jendela dengan engsel tipe friction
stay harus dari jenis spring knip produk DEKSON atau SOLID.
e) Grendel Tanam/ Flush Bolt
Semua pintu ganda harus dilengkapi dengan grendel tanam
produk DEKSON atau SOLID.
f) Gembok
Gembok produk DEKSON atau SOLID dalam warna solid
brass untuk pintu-pintu [pelayanan atau sesuai petunjuk
dalan Gambar Kerja.
g) Penahan Pintu (Door Stop)
Penahan pintu untuk mencegah benturan daun pintu
dengan dinding harus dari tipe pemasangan dilantai produk
DEKSON atau SOLID.
h) Pull Handle
Pegangan pintu yang memakai floor hing atau semi frame
less menggunakan handle buka produk DEKSON atau SOLID.
i) Warna/Lapisan
Semua alat penggantung dan pengunci harus berwarna matt
chrome/stainless steel hair line finish, kecuali bila ditentukan
lain.
j) Perlengkapan Lain
Door closer : DEKSON atau SOLID
Gasket
Ketentuan pemasangan gasket pada pintu adalah sebagai
berikut :
Airtight - PEMKO S2/S3
Fireproof - PEMKO S88
Smokeproof - PEMKO S88
Soundproof - PEMKO 320 AN
Weatherproof - PEMKO S2/S3
k) Floorhinge
Floorhinge yang digunakan adalah untuk menahan beban
pintu sampai dengan 100kg (220x90cm) merk Dekson FH
DKS 84
e. PELAKSANAAN PEKERJAAN
1) Umum
a) Pemasangan semua alat penggantung dan pengunci harus
sesuai dengan persyaratan serta sesuai dengan petunjuk
dari pabrik pembuatnya;
b)Semua peralatan tersebut harus terpasang dengan kokoh
dan rapih pada tempatnya, untuk menjamin kekuatan
serta kesempurnaan fungsinya;
c) Setiap daun jendela dipasangkan ke kusen dengan
menggunakan 2 (dua) buah engsel dan setiap daun
jendela yang menggunakan engsel tipe kupu-kupu harus
dilengkapi dengan 1 (satu) buah hak angin, sedangkan
daun jendela dengan friction stay harus dilengkapi
dengan 1 (satu) buah alat pengunci yang memiliki
pagangan;
d)Semua pintu dipasangkan ke kusen dengan menggunakan
3 (tiga) buah engsel.
e)Semua pintu memakai kunci pintu lengkap dengan badan
kunci, silinder, hendel/pelat, kecuali untuk pintu
KM/WC yang tanpa kunci silinder;
f) Engsel bagian atas untuk pintu kaca menggunakan pin
yang bersatu dengan bingkai bawah pemegang pintu
kaca.
2) Pemasangan Pintu
a)Kunci pintu dipasang pada ketinggalan 1000mm dari
lantai;
b) Pemasangan engsel atas berjarak maksimal 120mm
dari tepi atas daun pintu dan engsel bawah berjarak
maksimal 250mm dari tepi bawah daun pintu, sedang
engsel tengah dipasang diantar kedua engsel tersebut;
c)Semua pintu memakai kunci tanam lengkap dengan
pegangan (hendel), pelat penutup muka dan pelat
kunci;
d) Pada pintu yang terdiri dari dua daun pintu, salah
satunya harus dipasang slot tanam sebagaimana
mestinya, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar
Kerja.
3) Pemasangan Jendela
a) Daun jendela dengan engsel tipe casement dipasangkan
ke kusen dengan menggunakan engsel dan dilengkapi
hak angin, dengan cara pemasangan sesuai petunjuk
dari pabrik pembuatnya dalam Gambar Kerja;
b) Daun jendela tidak berengsel dipasangkan ke kusen
dengan menggunakan friction stay (tipe casement) yang
merangkap sebagai hak angin, dengan cara pemasangan
sesuai petunjuk dari pabrik pembuatnya;
Penempatan engsel harus sesuai dengan arah buakaan
jendela yang diinginkan seperti ditunjukkan dalam Gambar
Kerja, dan setiap jendela harus dilengkapi dengan sebuah
pengunci.
1. Alumunium
Pekerjaan Aluminium
8 a) Alumunium untuk kusen pintu/jendela dan untuk daun
pintu/jendela adalah dari jenis alumunium alloy yang
memenuhi ketentuan SNI 07-0603-1989 dan ATSM B221 M,
dalam bentuk profil jadi yang dikerjakan di pabrik, dengan
lapisan clear anodized minimal 16 mikron yang diberi lapisan
warna akhir polish snolok di pabrik dalam warna sesuai
Skema warna yang ditentukan kemudian;
b) Tebal profil minimal 1,3 mm, seperti merek Alexindo,
dengan ukuran 4” dan bentuk sesuai Gambar Kerja. Dimensi
profil dapat berubah tergantung jenis profil yang nanti
disetujui;
c) kecuali ditentukan lain, semua pintu dan jendela harus
dilengkapi dengan perlengkapan standar dari pabrik
pembuatan.
2. Alat Pengencang dan Aksesori
a) Alat pengencang harus terdiri dari sekrup baja anti karat ISIA
seri 300 dengan pemasangan kepala tertanam untuk
mencegah reaksi elektronik antara alat pengencang dan
komponen yang dikencangkan;
b) Angkur harus dari baja anti karat AISI seri 300 dengan tebal
minimal 2mm;
c) Penahan udara dari bahan vinyl;
d) Bahan penutup sekrup agar tidak terlihat yang memenuhi
ketentuan Spesifikasi Teknis.
3. Kaca dan Neoprene/Gasket
a) Kaca untuk pintu dan jendela alumunium harus memenuhi
ketentuan;
b) Neoprene/Gasket untuk pelindung cuaca pada pemasangan
kaca pekerjaan alumunium harus memenuhi ketentuan;
c) Nomor Produk : 9K-20216, 9K-20219;
d) Bahan : EPDM
e) Sifat Material : Tahan terhadap perubahan cuaca
4. Perlengkapan pintu dan jendela
Perlengkapan pintu dan jendela seperti kunci, engsel dan lainnya
sesuai ketentuan.
5. Sealant Dinding (Tembok)
a) Bahan : Single komponen
b) Type : Silicone Sealant
6. Screw
a) Nomor Produk : K-6612A, CP-4008, dan lain-lain
b) Bahan : Stainless Steel (SUS)
7. Joint Sealer
a) Sambungan antara profile horisontal dengan vertikal diberi
sealer yang berserat guna menutup celah sambungan profile
tersebut, sehingga mencegah kebocoran udara, air dan
suara;
b) Nomor Produk : 9K-20284, 9K-20212
c) Bahan : Butyl Rubber
PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Fabrikasi
a) Pekerjaan pabrikasi atau pemasangan tidak boleh
dilaksanakan sebelum Gambar Detail Pelaksanaan yang
diserahkan Kontraktor disetujui Konsultan Pengawas;
b) Semua komponen harus difabrikasi dan dirakit secara tepat
sesuai bentuk dan ukuran aktual dilokasi serta dipasang
pada lokasi yang telah ditentukan.
2. Pemasangan
a) Bagian pertama yang terpasang harus disetujui Konsultan
Pengawas sebagai acuan dan contoh untuk pemasangan
berikutnya;
b) Kontraktor bertanggung jawab atas kualitas konstruksi
komponen-komponen. Bila suatu sambungan tidak
digambarkan dalam Gambar Kerja, sambungan-sambungan
tersebut harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa
sehingga sambungan-sambungan tersebut dappat
meneruskan beban dan menahan tekanan yang harus
diterimanya;
c) Semua komponen harus sesuai dengan pola yang
ditentukan;
d) Bila di pasang langsung ke dinding atau beton, kusen atau
bingkai harus dilengkapi dengan angkur pada jarak setiap
500mm;
e) Semua bagian alumunium yang berhubungan dengan semen
atau adukan harus dilindungi dengan cat transparan atau
lembaran plastik;
f) Semua bagian alumunium yang berhubungan dengan
elemen baja harus dilapisi dengan cat khusus yang
direkomendasikan pabrik pembuat, untuk mencegah
kerusakan komposisi alumunium;
g) Berbagai perlengkapan bukan alumunium yang akan
dipasang pada bagian alumunium harus terdiri dari bahan
yang tidak menimbulkan reaksi elektronik, seperti baja anti
karat, nilon, neoprene dan lainnya;
h) Semua pengencangan harus tidak terlihat, kecuali
ditentukan lain;
i) Semua sambungan harus rata pemotongan dan pengeboran
yang dikerjakan sebelum pelaksanaan anokdisasi;
j) Pemasangan kaca pada profil alumunium harus dilengkapi
dengan Gasket atau sealant;
k) Kunci dan engsel harus dipasang sesuai ketentuan dalam
Gambar Kerja dan memenuhi ketentuan;
l) Penutup celah harus digunakan sesuai rekomendasi dari
pabrik pembuat dan memenuhi ketentuan;
m) Semua bahan kusen, daun pintu dan jendela alumunium,
boleh dibawa kelapangan/halaman pekerjaan jikalau
pekerjaan konstruksi benar-benar mencapai tahap
pemasangan kusen, pintu dan jendela;
n) Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah sedikitpun;
o) Semua detail pertemuan daun pintu dan jendela harus
runcing (adu manis) halus dan rata, serta bersih dari
goresan-goresan serta cacat-cacat yang mempengaruhi
permukaan;
p) Detail Pertemuan Kusen Pintu dan Jendela harus lurus dan
rata serta bersih dari goresan-goresan serta cacat yang
mempengaruhi permukaan;
q) Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan
pelaksanaan dan brosur serta persyaratan teknis yang benar;
r) Setiap sambungan atau pertemuan dengan dinding atau
benda yang berlainan sifatnya harus diberi “sealant”;
s) Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan skrup
kepala tanam galvanized sedemikian rupa sehingga hair line
dari tiap sambungan harus kedap air;
t) Semua alumunium yang akan dikerjakan maupun selama
pengerjaan harus tetap dilindungi dengan “Lacquer Film”;
u) Ketika pelaksanaan pekerjaan plesteran, pengecatan dinding
dan bila kosen; alumunium telah terpasang maka kosen
tersebut harus tetap terlindungi oleh Lacquer Film atau
plastic tape agar kosen tetap terjamin kebersihannya.
d. BAHAN-BAHAN
Panel Gypsum
Panel gypsum harus dibuat dari bahan baku semen dan tepung
pasir alam yang diperkuat dengan serat sekaligus sebagai
penulangan, dan dengan proses pengeringan autoclave, dan
memiliki sifat dan karakteristik sebagai berikut :
a. Tidak mengandung asbes;
b.Stabil dan tidak mudah mengalami muai – susut;
c. Tahan air;
d.Tidak mudah terbakar dan tidak menyebarkan nyala api;
e. Tidak mudah lapuk dan membusuk;
f. Mudah dipotong, dipaku atau disekrup;
g. Tahan rayap dan binatang kecil lainnya;
h.Memiliki permukaan yang rata sehingga tidak memerlukan
dempul atau meni seperti Kalsiboard produksi Jayaboard,
Elephant.
Ketebalan dan ukuran harus sesuai dengan petunjuk dalam
Gambar Kerja.
Perlengkapan Pemasangan
Rangka
Rangka metal berupa produk jadi (prefabrikasi) untuk
pemasangan panel pada langit – langit, eksterior dan tempat-
tempat lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Harus
dibuat dari bahan baja ringan lapis seng dan alumunium
seperti Zincalume atau Galvalum, dengan bentuk dan ukuran
yang sesuai untuk pemasangan panel kalsium silikat, seperti
buatan Jayaboard, Kencana, sesuai rekomendasi dari pabrik
pembuat panel.
Alat Pengencang
a. Alat pengencang panel pada rangka metal harus berupa
sekrup jenis self-embeded-head dan self-tapping yang
memiliki lapisan anti karat jenis electro-plating;
b. Alat pengencang pada rangka kayu harus berupa paku
yang memiliki kepala lebar dan berbadan langsing dan
diberi lapisan seng agar tidak berkarat.
Pita Penyambung Berperekat (Self Adhesive Join Tape)
Pita penyambung harus dibuat dari bahan serat gelas
(fibreglass) yang kuat dan memiliki perekat, sesuai dengan
Join Tape Kalsiboard.
Kompon
Kompon untuk pemasangan panel kalsium silikat harus
didesain khusus sehingga dapat digunakan untuk sistem
sambungan tertutup (flush joint system), penutup kepala
sekrup atau paku.
Bahan Penutup dan Pengisi Celah
Bahan penutup dan pengisi celah untuk setiap sambungan dan
celah antara panel semen berserat harus sesuai ketentuan
Spesifikasi Teknis.
Pengecatan
Pengecatan untuk penyelesaian permukaan panel harus sesuai
dengan rekomendasi dari pabrik pembuat panel dan sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis.
e. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Umum
Panel kalsium silikat digunakan untuk pemasangan interior
maupun eksterior pada tempat-tempat seperti ditunjukkan
dalam Gambar Kerja. Panel kalsium silikat harus diolah dan
dikerjakan sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya.
Persiapan
Panel kalsium silikat memiliki permukaan yang halus yang
membutuhkan persiapan minimal sebelum penyelesaian. Panel
kalsium silikat harus dipotong dengan alat pemotong yang
direkomendasikan pabrik pembuat panel sehingga akan
dihasilkan potongan yang rata dan licin.
Pengebor elektris dapat digunakan untuk melubangi panel untuk
penempatan peralatan, seperti armatur lampu, kisi-kisi udara dan
lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Pengencangan
a) Ukuran dan jenis alat pengencang yang akan digunakan
harus sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat panel
kalsium silikat;
b) Penempatan paku atau sekrup harus sesuai rekomendasi
dari pabrik pembuat panel. Paku atau sekrup harus
terbenam sampai rata dengan permukaan panel. Kepala
paku atau sekrup kemudian ditutup dengan kompon agar
diperoleh permukaan panel yang halus.
Sambungan
a) Setiap sambungan panel, baik sambungan terbuka /
bercelah ataupun berbentuk garis, harus diisi dengan bahan
penutup dan pengisi yang bersifat lentur dan tahan cuaca
seperti direkomendasikan pabrik pembuat panel, atau sesuai
ketentuan;
b) Bahan pengisi sambungan harus diaplikasikan di atas batang
penumpu yang memiliki ukuran yang sesuai, seperti
direkomendasikan oleh pabrik pembuatan bahan pengisi;
c) Agar diperoleh permukaan yang halus dan menerus tanpa
sambungan, sambungan harus ditutup dengan sistem
sambungan tertutup yang direkomendasikan pabrik
pembuat panel.
Aplikasi
Untuk aplikasi langit-langit dan lainnya, pemasangan antara lain
harus sebagai berikut :
a. Panel harus dipotong dalam ukuran sesuai Gambar Kerja dan
ukuran di lokasi pekerjaan;
b. Panel dipasang pada rangka metal atau rangka kayu yang
sudah diberi bahan pengawet, dengan alat pengencang
dalam ukuran yang sesuai rekomendasi pabrik pembuatnya;
c. Sambungan antara panel harus ditutup/ diisi dengan pita
penyambung dan kompon penutup sesuai rekomendasi
pabrik pembuat panel.
Penyelesaian
a. Untuk mendapatkan penyelesaian yang baik, permukaan
harus diamplas ringan dengan amplas halus dan setiap debu
harus disingkirkan dari permukaan dengan kain kasar yang
bersih. Butir-butir lepas yang menempel pada permukaan
harus dihilangkan dengan pengikis besi;
b. Panel kemudian dilapisi dengan 2 (dua) lapis cat emulsi;
Warna-warna cat harus sesuai Skema Warna yang akan ditentukan
kemudian.
11 Pekerjaan Penutup Lantai UBIN LANTAI (homogeneus tile)
a. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan ubin
homogenous tile pada tempat-tempat sesuai petunjuk Gambar
Kerja serta Spesifikasi Teknis ini. Homogenous tile tipe polished
dan unpolished ukuran 60x60 cm menggunakan merek Sierra
Tiles, Granito, dengan warna Ivory White. Homogenous tile tipe
polished digunakan pada semua ruang dalam kecuali ruang basah
dan tangga. Homogeous tile tipe unpolished digunakan untuk
semua ruang basah, tangga dan teras
b. STANDAR/RUJUKAN
1) Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
2) Standar Nasional Indonesia (SNI)
3) SNI 03-4062-1996 – Ubin Lantai Keramik Berglaris
4) Australian Standard (AS)
5) British Standard (BS)
6) American National Standard Institute (ANSI).
c. PROSEDUR UMUM
1) Contoh Bahan dan Data Teknis Bahan
Contoh bahan dan teknis/brosur bahan yang akan digunakan
harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk
disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek;
Contoh bahan ubin harus diserahkan sebanyak 3 (tiga) set
masing-masing dengan 4 (empat) gradasi warna untuk setiap
set;
Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
2) Pengiriman dan Penyimpanan
Pengiriman ubin ke lokasi proyek harus terbungkus dalam
kemasan pabrik yang belum dibuka dan dilindungi dengan
label/merek dagang yang utuh dan jelas.
d. BAHAN-BAHAN
1) Umum
Ubin harus dari kualitas yang baik dan dari merek yang
dikenal yang memenuhi ketentuan SNI;
Ubin yang tidak rata permukaan dan warnanya, sisinya
tidak lurus, sudut-sudutnya tidak siku, retak atau cacat
lainnya, tidak boleh dipasang.
2) Ubin Homogeous tile
Ubin Homogeous tile polished dan unpolished merek sesuai
gambar kerja, terdiri dari beberapa jenis seperti tersebut
berikut :
Ubin homogeneus tile unpolished tipe non-slip ukuran
600mm x 600mm untuk lantai KM/WC, area tangga dan
teras;
Ubin homogeneus tile polished ukuran 600mm x 600mm
untuk tempat-tempat lain seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja.
3) Adukan
Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi
bahan tambahan penguat dalam jumlah penggunaan
sesuai petunjuk dari pabri pembuat;
Bahan-bahan adukan dan bahan-bahan tambahan harus
memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis;
Adukan perekat khusus untuk memasang ubin, jika
ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk
Pengawas Lapangan, harus memenuhi ketentuan AS
2356, ANSI 118.1, 118.4 dan BS 5385, seperti Lemkra FK
101 dan Lemkra FK 103 (khusus daerah basah), AM 30
Mortarflex, ASA Fixall.
4) Adukan Pengisian Celah
Adukan pengisi celah harus merupakan produk campuran
semen siap pakai, yang diberi warna dari pabrik pembuat,
seperti Lekra FS Nat Flexible, AM 50 Coloured Ceramic
Grout, ASA Coloured Grout.
e. PELAKSANAAN PEKERJAAN
1) Persiapan
Pekerjaan pemasangan ubin baru boleh dilakukan setelah
pekerjaan lainnya benar-benar selesai;
Pemasangan ubin harus menunggu sampai semua pekerjaan
pemipaan air bersih/air kotor atau pekerjaan lainnya yang
terletak dibelakang atau dibawah pasangan ubin ini telah
diselesaikan terlebih dahulu.
2) Pemasangan
Adukan untuk pasangan ubin pada lantai, dan bagian lain
yang harus kedap air harus terdiri dari campuran 1 semen, 3
pasir dan sejumlah bahan tambahan, kecuali bila ditentukan
lain dalam Gambar Kerja;
Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari
25mm, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja;
Adukan untuk pasangan ubin pada lantai harus ditempatkan
diatas lapisan pasir dengan ketebalan sesuai Gambar Kerja;
Ubin harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh
berongga. Harus dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar
bidang ubin yamg terpasang tetap lurus dan rat;
Ubin yang salah letaknya, cacat atau pecah harus dibongkar
dan diganti;
Ubin mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri
yang dikehendaki dapat terbentuk dengan baik;
Sambungan atau celah-celah antar ubin harus lurus, rat dan
seragam, saling tegak lurus. Lebar celah tidak boleh lebih
dari 1,6mm, kecuali bila ditentukan lain;
Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan;
Pemotongan ubin harus dikerjakan dengan keahlian dan
dilakukan hanya pada satu sisi, bila tidak terhindarkan;
Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut
pertemuan, pengakhiran dan bentuk-bentuk yang lainnya
harus dikerjakan serapi dan sesempuna mungkin;
Siar antar ubin dicor dengan semen pengisi/grout yang
berwarna sama dengan warna keramiknya dan disetujui
Konsultan Pengawas;
Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi
penuh garis-garis siar;
Setelah semen mengisi cukup mengeras, bekas-bekas
pengecoran segera dibersihkan dengan kain lunak yang baru
dan bersih;
Setiap pemasangan ubin keramik seluas 8m2 harus diberi
celah mulai yang terdiri dari penutup celah yang ditumpu
dengan batang penyangga berupa polystyrene atau
polyethylene. Lebar celah mulai harus sesuai petunjuk dalam
Gambar Kerja atau sesuai pengarahan dari Konsultan
Pengawas;
Bahan berikut cara pemasangan penutup celah dan
penyangganya harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
3) Pembersihan dan Perlindungan
Setelah pemasangan selesai, permukaan ubin harus benar-
benar bersih, tidak ada yang cacat, bila dianggap perlu
permukaan ubin harus diberi perlindungan misalnya dengan
sabun anti karat atau cara lain yang diperbolehkan, tanpa
merusak permukaan ubin
12 Pekerjaan Penutup Atap GENTENG BITUMEN ONDUVILLA
a. LINGKUP PEKERJAAN
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar rencana dengan
hasil baik dan sempurna sampai diterima oleh Konsultan
Pengawas;
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan
pengadaan, pemasangan, penyetelan penutup atap
bangunan lapangan tenis tertutup, dengan bentuk atap
melengkung seperti yang ditunjukkan dalam gambar dan
termasuk antara lain dengan aksesorisnya, nok, reng, kaso
dan insulasi bangunan atau sesuai dengan petunjuk dari
Perencana dan Pengawas.
b. PERSYARATAN BAHAN
1) Bahan Penutup Atap
Diskripsi;
Lembaran Bitumen bergelombang monolayer yang
terbuat dari serat organik, diberi warna dengan fikmen
mineral dan resin thermosetting pada kedua sisi (atas
dan bawah ) dengan model genteng enam gelombang.
Terbuat dari bahan dasar: Bitumen Selulosa
Dimensi / ukuran : Panjang 400 mm ( - 0 s/d +20 )
: lebar 1.060 mm ( - 20 s/d +20 )
: Tebal 3 mm ( ± 0,3 )
Korugasi / Gelombang : 6 korugasi + 5 bagian datar
perlembar
: Lebar 95 mm ( ± 2 )
: Tinggi 38 mm ( ± 2 )
Berat : 1,27 Kg perlembar ; 4 Kg
permeter persegi
Warna : Greentile
Kandungan Bitumen : Lebih besar dari 40 %
Standart Spesifikasi Material : EN 534 ; 2006 –
Corrugated bitumen sheets ; Product Spesification And
Test Methods - kategori R serta ETA 10 -/0018.
2) Aksesoris Atap
Atap bitumen selulosa monolayer sebagai penutup atap
harus dilengkapi dengan aksesoris-aksesoris material
sejenis, yang antara lain :
Nok Ridge capping;
Verge Piece ( penutup akhir );
Sekrup ( sesuai type yang dibutuhkan );
3) Sekrup
Sekrup yang dipakai adalah sekrup yang memenuhi
persyaratan.
4) Lapisan Insulasi
Lapisan insulasi yang digunakan adalah dari jenis glasswool
dengan alumunium foil double sided yang ditahan dengan
kawat wire mesh Ø1,5 mm dengan jarak maks. 50 mm yang
diikat pada gording.
5) Bahan-bahan yang didatangkan ke lapangan, adalah baru
(bukan bekas/rekondisi) dalam keadaan baik dan tidak
cacat, diseleksi terlebih dahulu dan mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas.
6) Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas kerusakan,
kehilangan bahan-bahan dalam pengiriman, penyimpanan
dan selama pelaksanaan.
c. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
1) Sebelum pelaksanaan dimulai, Kontraktor diwajibkan
memeriksa gambar-gambar pelaksanaan termasuk lapisan-
lapisan insulasi seperti yang dinyatakan dalam gambar, serta
melakukan pengukuran-pengukuran setempat;
2) Berdasarkan gambar pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan
menyediakan shop drawing yang memperlihatkan
sambungan antara bahan yang satu dengan yang lain,
pengakhiran-pengakhiran dan lain-lainnya;
3) Sebelum dimulai pemasangan penutup atap, maka
permukaan semua gording atau rangka diperiksa terlebih
dahulu apakah sudah berada satu bidang yang rata (tidak
bergelombang), jarak reng 32 cm;
4) Pastikan jarak antar reng adalah 27 cm untuk reng pertama
dengan reng kedua ( paling bawah setelah listplang )
kemudian jarak reng selanjutnya 32 cm;
5) Pemasangan lembaran dimulai dari sisi paling bawahdari
bidang atap, dengan jarak overhang maksimal adalah 5 cm
dari listplang;
6) Penyekrupan menggunakan skrup dari pabrik onduvilla
dengan warna yang sesuai dengan lembar atapnya,
penyekrupan dilakukan pada setiap gelombang diantara dua
gelombang interlock pada lembaran atap;
7) Urutan penyekrupan dimulai dari gelombang sisi bawah
pertama dan kelima, dilanjutkan dengan gelombang
keduadengan keempat, gelombang keenam digunakan
untuk overlap dengan lembar atap selanjutnya. Gelombang
sisi atas digunakan untuk overlap dengan lembaran atap
diatasnya;
8) Pemasangan lembaran atap dengan pola pasangan susun
bata, baris pertama pemasangan menggunakan lembaran
atap utuh, baris kedua dari bawah dimulai dengan
menggunakan lembaran atap yang dipotong menjadi dua,
baris ketiga, kelima dan seterusnya seperti pada
pemasangan baris pertama, baris keempat, baris keenam,
dan seterusnya seperti pada baris kedua;
9) Pemasangan penutup listplang samping dengan
menggunakan asesoris dari onduvilla;
10) Pemasangan Nok, menggunakan standart onduvilla;
11) Penyekrupan pada nok pada setiap gelombang yang
bersentuhan dengan gelombang lainnya;
12) Gambar shof drawing dilakukan sebelum pekerjaan dimulai;
13) Pemasangan Talang Jurai atau Talang Tepi Atap Plat Baja
Lapis Seng (BJLS) disambung dengan teknis lipatan dan
disolder timah sepanjang sambungan. Sebelum dipasang
pada jurai atau tepi atap pelat ini dibentuk dan dicat dengan
plincote hingga merata;
14) Seluruh pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan standar
spesifikasi dari pekerjaan termasuk jarak gording
kelengkungan atap dan overlap antara atap sesuai dengan
petunjuk/ persetujuan Pengawas;
Kontraktor bertanggung jawab terhadap hasil akhir dan
wajib memperbaiki atau mengganti yang rusak baik yang
terlihat maupun yang tersembunyi hingga menjadi baik
dengan seluruh biaya ditanggung Kontraktor.
b. KETERANGAN BAHAN
Bentuk dimensi, berat dan detail-detail lainnya harus sesuai
dengan gambar dan standard yang berlaku.
Toleransi dimensi material baja yang digunakan harus
mengikuti ketentuan ASTM A 6 yang sebagian tercantum
dalam AISC (American Institute of Steel Construction) Code of
standard Practice section 5 & 6.
Baut dan mur yang digunakan untuk pemasangan dan
penyetelan konstruksi baja harus sesuai gambar rencana dan
dari jenis baut hitam, mutu baja BJ 41.
Grouting antara pedestal dan base plate memakai grouting
produk MBT type Masterflow 830
Semua bahan baja yang dipergunakan harus merupakan bahan
baru, yaitu bahan yang belum pernah digunakan dan bilamana
dirasa perlu, Konsultan Pengawas berhak meminta sertifikat
pengiriman dari pabrik.
Standard Toleransi Material.
c. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pengiriman material ke site, perangkaian
(assembling) dan ereksi (erection) seluruh pekerjaan
pemasangan baja ringan seperti tercantum dalam gambar kerja
meliputi :
Pekerjaan rangka atap (roof truss)
Pekerjaan reng (batten)
Pekerjaan jurai dalam (valley gutter)
d. PENGENDALIAN PEKERJAAN
Kontraktor harus mempersiapkan gambar-gambar detail
pelaksanaan (shop drawing) semua batang dan sambungan
untuk disetujui dan dikoreksi oleh Konsultan Pengawas.
Pekerjaan baja tidak boleh dimulai sebelum Kontraktor
menerima gambar-gambar yang sudah disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
Setiap perbaikan atau perubahan dilapangan yang diakibatkan
ketidaktepatan panjang, maupun lubang-lubang baut atau hal-
hal lain harus ditanggung oleh Kontraktor.
Pengelasan harus dikerjakan oleh tenaga yang ahli dan
berpengalaman. Teknik/cara pengelasan yang dipergunakan
harus memperhatikan mutumutu dan kwalitas dari las yang
dikerjakan. Setelah pengelasan maka sisa-sisa/kerak-kerak las
harus dibersihkan dengan baik.
Untuk sambungan yang menggunakan baut, semua lubang-
lubang untuk baut harus dibor pada ukuran yang sesuai
dengan diameter baut yang digunakan. Tidak diperkenankan
membuat lubang dengan menggunakan brander (las api).
Toleransi diameter lubang baut :
Baut mutu tinggi : < 20 mm d ± 1 mm
(High tension bolt) : > 20 mm d ± 1,5 mm
Baut hitam d ± 0,5 mm
Baut angkur d ± 5 mm
e. PERSYARATAN PENGUJIAN
Contoh Material Kontraktor wajib menyediakan contoh
material (baja, baut dan lain-lain) untuk diuji pada
laboratorium yang disetuji oleh Konsultan Pengawas segala
biaya pengujian harus termasuk di dalam penawaran yang
diajukan.
Uji pengelasan. Apabila dianggap perlu oleh Konsultan
Pengawas, maka akan dilakukan testing pada hasil pengelasan.
Type dan jumlah test untuk pengelasan disesuaikan dengan
kebutuhan sesuai AWS serta dilakukan atas biaya Kontraktor.
f. TOLERANSI PEMASANGAN
Toleransi pemasangan dalam kedua arah dan deviasi sumbu
kolom-kolom terhadap garis vertikal pada titik terjauh masing-
masing dibatasi sampai maksimum 5 milimeter.
b. PROSEDUR UMUM
1) Kecuali ditentukan lain, semua permukaan eksterior dan
interior harus dicat dengan standar pengecatan minimal 1
(satu) kali cat dasar dan 2 (dua) kali cat akhir
2) Data Teknis dan Kartu Warna
3) Kontraktor harus menyerahkan data teknis/brosur dan kartu
warna dari cat yang akan digunakan, untuk disetujui terlebih
dahulu oleh Konsultan Pengawas;
4) Semua warna ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan akan
diterbitkan secara terpisah dalam suatu Skema Warna.
c. CONTOH DAN PENGUJIAN
1) Cat yang telah disetujui untuk digunakan harus disimpan di
lokasi proyek dalam kemasan tertutup, bertanda merek
dagang dan mencantumkan identitas cat yang ada didalamnya,
serta harus diserahkan tidak kurang 2 (dua) bulan sebelum
pekerjaan pengecatan, sehingga cukup dini untuk
memungkinkan waktu pengujian selama 30 (tiga puluh) hari;
2) Pada saat bahan cat tiba di lokasi, Kontraktor dan Pengawas
Lapangan mengambil 1 liter contoh dari setiap takaran yang
ada dan diambil secar acak dari kaleng/kemasan yang masih
tertutup. Isi dari kaleng/kemasan contoh harus diaduk dengan
sempurna untuk memperoleh contoh yang benar-benar dapat
mewakili;
3) Untuk pengujian, Kontraktor harus membuat contoh warna
dari cat-cat tersebut di atas 2 (dua) potongan kayu lapis atau
panel semen berserat berukuran 300mm x 300mm untuk
masing-masing warna. 1 (satu) contoh disimpan Kontraktor
dan 1 (satu) contoh lagi disimpan Konsultan Pengawas guna
memberikan kemungkinan untuk pengujian di masa
mendatang bila bahan tersebut ternyata tidak memenuhi
syarat setelah dikerjakan;
4) Biaya pengadaan contoh bahan dan pembuatan contoh warna
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. BAHAN-BAHAN
1) Umum
a) Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup
patri/segel, dan masih jelas menunjukkan nama/merek
dagang, nomor formula atau Spesifikasi cat, nomor
takaran pabrik, warna, tanggal pembuatan pabrikpetunjuk
dari pabrik dan nama pabrik pembuat, yang semuanya
harus masih absah pada saat pemakaiannya. Semua
bahan harus sesuai dengan Spesifikasi yang disyaratkan
pada daftar cat;
b) Cat dasar yang dipakai dalam pekerjaan ini harus berasal
dari satu pabrik/merek dagang dengan cat akhir yang akan
digunakan;
c) Untuk menetapkan suatu standar kualitas, disyaratkan
bahwa semua cat yang dipakai harus
berdasarkan/mengambil acuan pada cat-cat hasil produksi
Dulux, Jotun;
d) Cat Epoxy digunakan untuk permukaan dinding sesuai
gambar rencana dan skedule finishing dengan ketebalan
600 mikron untuk dinding. Bahan yang digunakan adalah
produk Jotun
2) Cat Dasar
Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut:
a) Water-based sealer untuk permukaan pelesteran, beton,
papan gipsum dan panel kalsium silikat;
b) Masonry sealer untuk permukaan pelesteran yang akan
menerima cat akhir berbahan dasar minyak;
c) Wood primer sealer untuk permukaan kayu yang akan
menerima cat akhir berbahan dasar minyak;
d) Solvent-based anti-corrosive zinc chomate untuk
permukaan besi/baja.
e) Undercoat
Undercoat digunakan untuk permukaan besi/baja.
3) Cat Akhir
Cat akhir yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut:
a) Emulsion untuk permukaan interior pelesteran, beton,
papan gipsum dan panel kalsium silikat;
b) Emulsion khusus untuk permukaan eksterior pelesteran,
beton, papan gipsum dan panel kalsium silikat;
c) High quality solvet-based high quality gloss finish untuk
permukaan interior pelesteran dengan cat dasar masonry
sealer, kayu dan besi/baja.
g. PELAKSANAAN PEKERJAAN
1) Pembersihan, Persiapan dan Perawatan Awal Permukaan
a) Umum
Semua peralatan gantung dan kunci serta perlengkapan
lainnya, permukaan polesan mesin, pelat, instalasi lampu
dan benda-benda sejenisnya yang berhubungan langsung
dengan permukaan yang akan dicat, harus dilepas,
ditutupi atau dilindungi, sebelum persiapan permukaan
dan pengecatan dimulai;
b) Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang
memang ahli dalam bidang tersebut;
c) Permukaan yang akan dicat harus bersih sebelum
dilakukan persiapan permukaan atau pelaksanaan
pengecatan. Minyak dan lemak harus dihilangkan dengan
memakai kain bersih dan zat pelarut/pembersih yang
berkadar racun rendah dan mempunyai titik nyala diatas
38oC;
d) Pekerjaan pembersihan dan pengecatan harus diatur
sedemikian rupa sehingga debu dan pecemar lain yang
berasal dari proses pembersihan tersebut tidak jauh
diatas permukaan cat yang baru dan basah.
2) Permukaan Pelesteran dan Beton
a) Permukaan pelesteran umumnya hanya boleh dicat
sesudah sedikitnya selang waktu 4 (empat) minggu untuk
mengering di udara terbuka. Semua pekerjaan pelesteran
atau semen yang cacat harus dipotong dengan tepi-
tepinya dan ditambal dengan pelesteran baru hingga tepi-
tepinya bersambung menjadi rata dengan pelesteran
sekelilingnya;
b) Permukaan pelesteran yang akan dicat harus dipersiapkan
dengan menghilangkan bunga garam kering, bubuk besi,
kapur, debu, lumpur, lemak, minyak, aspal, adukan yang
berlebihan dan tetesan-tetesan adukan;
c) Sesaat sebelum pelapisan cat dasar dilakukan, permukaan
pelesteran dibasahi secara menyeluruh dan seragam
dengan tidak meninggalkan genangan air. Hal ini dapat
dicapai dengan menyemprotkan air dalam bentuk kabut
dengan memberikan selang waktu dari saat
penyemprotan hingga air dapat diserap.
3) Permukaan Gipsum
a) Permukaan gipsum harus kering, bebas dari debu, oli atau
gemuk dan permukaan yang cacat telah diperbaiki
sebelum pengecatan dimulai;
b) Kemudian permukaan gipsum tersebut harus dilapisi
dengan cat dasar khusus untuk gipsum, untuk menutup
permukaan yang berpori, seperti ditentukan dalam
Spesifikasi Teknis;
c) Setelah cat dasar ini mengering dilanjutkan dengan
pengecatan sesuai ketentuan Spesifikasi ini.
4) Permukaan Barang Besi/Baja
a) Besi/Baja Baru
b) Permukaan besi/baja yang terkena karat lepas dan benda-
benda asing lainnya harus dibersihkan secara mekanis
dengan sikat kawat atau penyemprtan pasir/sand blasting
sesuai standar Sa21/2;
c) Semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya
harus dibersihkan dengan zat pelarut yang sesuai dan
kemudian dialp dengan kain bersih;
d) Sesudah pembersihan selesai, pelpisan cat dasar pada
semua permukaan barang besi/baja dapat dilakukan
sampai mencapai ketebalan yang disyaratkan.
5) Besi/Baja Dilapis Dasar di Pabrik/Bengkel
a) Bahan dasar yang diaplikasikan di pabrik/bengkel harus
dari merek yang sama dengan cat akhir yang akan
diaplikasikan dilokasi proyek, dari spesifikasi teknis ini;
b) Barang besi/baja yang telah dilapis dasar di
pabrik/bengkel harus dilindungi terhadap karat, baik
sebelum atau sesudah pemasangan dengan cara segera
merawat permukaan karat yang terdeteksi;
c) Permukaan harus dibersihkan dengan zat pelarut untuk
menghilangkan debu, kotoran, minyak, gemuk;
d) Bagian-bagian yang tergores atau berkarat harus
dibersihkan dengan sikat kawat sampai bersih, sesuai
standar St 2/SP-2, dan kemudian dicat kembali (touch-up)
dengan bahan cat yang sama dengan yang telah disetujui,
sampai mencapai ketebalan yang disyaratkan.
6) Besi/Baja Lapis Seng/Galvani
a) Permukaan besi/baja berlapis seng/galvani yang akan
dilapisi cat warna harus dikasarkan terlebih dahulu
dengan bahan kimia khsus yang diproduksi untuk maksud
tersebut, atau disikat dengan sikat kawat. Bersihkan
permukaan dari kotoran-kotoran, debu dan sisa-sisa
pengasaran, sebelum pengaplikasian cat dasar.
b) Selang Waktu Antara Persiapan Permukaan dan
Pengecatan
c) Permukaan yang sudah dibersihkan, dirawat dan/atau
disiapkan untuk dicat harus mendapatkan lapisan
pertama atau cat dasar seperti yang disayaratkan, secepat
mungkin setelah persiapan-persiapan di atas selesai.
Harus diperhatikan bahwa hal ini harus dilakukan sebelum
terjadi kerusakan pada permukaan yang sudah disiapkan
di atas.
f. Pelaksanaan Pengecatan
1) Umum
a) Permukaan yang sudah dirapikan harus bebas dari aliran
punggung cat, tetesan cat, penonjolan, pelombang, bekas
olesan kuas, perbedaan warna dan tekstur;
b) Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus
sudah sempurna dan semua lapisan harus diusahakan
membentuk lapisan dengan ketebalan yang sama;
c) Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan
permukaan, termasuk bagian tepi, sudut dan ceruk/lekukan,
agar bisa memperoleh ketebalan lapisan yang sama dengan
permukaan-permukaan di sekitarnya;
d) Permukaan besi/baja atau kayu yang terletak bersebelahan
dengan permukaan yang akan menerima cat dengan bahan
dasar air, harus telah diberi lapisan cat dasar terlebih
dahulu.
2) Proses Pengecatan
a) Harus diberi selang waktu yang cukup di antara
pengecatan berikutnya untuk memberikan kesempatan
pengeringan yang sempurna, disesuaikan dengan kedaan
cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat cat dimaksud;
b) Pengecatan harus dilakukan dengan ketebalan minimal
(dalam keadaan cat kering), sesuai ketentuan berikut.
Permukaan Interior Plesteran, Beton, Gipsum
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer;
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion.
Permukaan Eksterior Plesteran, Beton, Panel Kalsium
Silikat
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer;
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion khusus
eksterior.
Permukaan Interior dan Eksterior Plesteran dengan Cat
Akhir Berbahan Dasar Minyak.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis masonry sealer;
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-
based high quality gloss finish.
Permukaan Besi/Baja.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis solvent-based anti-
corrosive zinc chromate primer.
Undercoat : 1 (satu) lapis undercoat.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality
solvent-based high quality gloss finish.
c) Ketebalan setiap lapisan cat (dalam keadaan kering) harus
sesuai dengan ketentuan dan/atau standar pabrik
pembuat cat yang telah disetujui untuk digunakan.
3) Penyimpanan, Pencampuran dan Pengenceran
a) Pada saat pengerjaan, cat tidak boleh menunjukkan
tanda-tanda mengeras, membentuk selaput yang
berlebihan dan tanda-tanda kerusakan lainnya;
b) Cat harus diaduk, disaring secara menyeluruh dan juga
agar seragam konsistensinya selama pengecatan;
c) Bila disyaratkan oleh kedaan permukaan, suhu, cuaca dan
metoda pengecatan, maka cat boleh diencerkan sesaat
sebelum dilakukan pengecatan dengan mentaati petunjuk
yang diberikan pembuat cat dan tidak melebihi jumlah 0,5
liter zat pengencer yang baik untuk 4 liter cat;
d) Pemakaian zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung
jawab kontraktor untuk memperoleh daya tahan cat yang
tinggi (mampu menutup warna lapis di bawahnya).
4) Metode Pengecatan
a) Cat dasar untuk permuakaan beton, pelesteran, panel
kalsium silikat diberikan dengan kuas dan lapisan
berikutnya boleh dengan kuas atau rol;
b) Cat dasar untuk permukaan papan gipsum deberikan
dengan kuas dan dan lapisan berikutnya boleh dengan
kuas atau rol;
c) Cat dasar untuk permukaan kayu harus diaplikasikan
dengan kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas,
rol atau semprotan;
d) Cat dasar untuk permukaan besi/baja diberikan dengan
kuas atau disemprotkan dan lapisan berikutnya boleh
menggunakan semprotan.
e) Pemasangan Kembali Barang-barang yang dilepas
f) Sesudah selesainya pekerjaan pengecatan, maka barang-
barang yang dilepas harus dipasang kembali oleh pekerja
yang ahli dalam bidangnya.
15 Pekerjaan Waterproofing a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi lantai kamar mandi, lantai atap
dan bagian-bagian lain yang dinyatakan dalam gambar
b. Bahan-Bahan
Waterproofing menggunakan sekualitas SIKA
Screeding dengan perbandingan campuran 1 Pc : 2 Psr
c. Pelaksanaan Pekerjaan
Permukaan plat beton yang akan diberi lapisan waterproofing
harus benar-benar bersih, bebas dari minyak, debu serta bekas
spesi.
Dalam leveling screeding digunakan campuran kedap air 1 PC :
2Psr dan dibentuk miring sesuai dengan rencana aliran air.
Screeding dipasang mengikuti pola-pola yang sudah ditentukan
dan diratakan permukaannya (dihaluskan) dengan cara digosok
sedemikian rupa sehingga gelembung-gelembung udara yang
terperangkap di dalam adukan screed bisa keluar.
Setelah kering udara kurang lebih 24 jam, harus dilindungi dari
kemungkinan pecah-pecah rambut dengan jalan menutupi
permukaannya dengan goni yang telah dibasahi dengan air
supaya tidak terjadi pengeringan terlalu cepat.
16 Pekerjaan ACP Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan teenaga kerja, bahan bahan dan
peralatan yang digunakan untuk melaksanakan pemasangan panel
alumunium composite seperti yang ditunjukan pada gambar rencana.
1. Pengendalian Pekerjaan
Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus
dikerjakan sesuai dengan standart spesifikasi dari pabrik.
Bahan-bahan yang harus memenuhi standart antara lain :
a. AA : The Alumunium Asseociation;
b. AAMA : Architectural Alumunium Manufactures
Association;
c. ASTM : American Standart fo testing Materials.
2. KOMPONEN
a. Hot Dip Galvanized Steel I Hollow Alumunium 400 x
400 mm, c.a finished untuk instalasi frame;
b. Full frame with stiffener alumunium 1,2mm;
c. Sealant dan Gasket;
- Untuk pekerjaan luar;
- Warna akan ditentukan kemudian berdasarkan
color chart.
- Lokasi sealant :
Antara panel alumunium dengan panel
alumunium
Antara panel alumunium dengan kaca
3. BAHAN BAHAN
a. Bahan :
Bahan : Alumunium Composit
Tebal : 4 mm
Berat : 5-6 kg/m2
Bending Strength : 45 – 60 kg/4mm
Heat Deformation : 200 derajat celcius
Sound Insulation : 24 – 39 dB
Finished : Flourocarbond factory
finished.
Warna : Disesuaikan (Lihat Brosur )
Alumunium skin thicknees : 0,5mm
Alumunium Alloy : 5005
Coating type : PVDF
b. Bahan composit tidak mengandung racun / non toxic;
c. Bahan composit harus dalam keadaan rata, warna
akan ditentukan kemudian;
d. Bahan yang digunakan dari produksi Seven dengan
PVDF 0,5 Alloy 5005 SELF CLEANING.
e. Contoh-contoh;
Kontraktor pelaksana diharuskan menyerahkan
contoh-contoh bahan kepada direksi lapangan untuk
mendapat persetujuan Pemberi Tugas.
4. PELAKSANAAN
a. Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam
pekerjaan ini dengan menunjukan surat keterangan
refrensi pekerjaan pekerjaan yang pernah
ditangani/dikerjakan kepada direksi lapangan untuk
mendapat persetujuan;
b. Alumunium Composit yang digunakan untuk seluruh
proyek harus dari satu macam produk saja;
c. Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan
bantu untuk mempermudah serta mempercepat
pemasangan dengan hasil pemasangan yang akurat, teliti
dan tepat pada posisinya;
d. Rangka rangka pemegang harus disiapkan dengan teliti,
tegak lurus dan tepat pada posisinya;
e. Setelah pemasangan, dilakukan penutupan celah celah
antara panel dengan bahan caulking dan sealant hingga
rapat, dan tidak bocor sesuai dengan rencana;
f. Kontraktor harus melindungi pekerjaan yang telah selesai
dari hal hal yang dapat menimbulkan kerusakan, bila hal ini
terjadi, kontraktor harus memperbaiki tanpa biaya
tambahan;
g. Hasil pemasangan pekerjaan Alumunium Composit Panel
harus merupakan hasil pekerjaan yang rapi dan tidak
bergelombang;
a. Kontraktor harus dapat menyertakan jaminan mutu
selama 15 tahun dari PPG Factory terhadap warna
dan kualitas alumunium berupa Sertifikat Jaminan
sesuai dengan volume yang dibutuhkan
17 Pekerjaan Sanitair a. LINGKUP PEKERJAAN
Bagian ini mencakup semua pekerjaan sanitair dan yang
berhubungan seperti ditunjukkan dalam gambar, meliputi
penyediaan bahan, tenaga dan alat yang diperlukan.
b. BAHAN-BAHAN
1. Water Closet dan Wastafel
Barang-barang yang akan dipakai adalah sebagai berikut :
Water Closet Duduk
Bahan porselen, produk dalam negeri (tipe dan merek
sesuai gambar kerja), lengkap dengan stop kran dan
peralatan lain (warna standard) seperti merk TOTO,
American Standart.
Wastafel
a) Wastafel Meja Bahan porselen, produk dalam negeri
(tipe dan merek sesuai gambar kerja), lengkap dengan
keran, siphon dan perlengkapan lainnya (warna
standard) seperti merk TOTO, American Standart;
b) Semua wastafel dan Sanitary yang lainnya sudah
lengkap dengan keran, siphon dan perlengkapan lainnya
yang diperlukan.
2. Keran, Floor Drain, Dll
Keran air, merek Onda, Wasser, Duppont;
Floor Drain stainlessteel, merek Onda, Wasser;
Paper Holder stainlessteel, merek Toto, American
Standart
Hand Shower, merk Toto THX16B, American Standart
F063E092
Jet Spray, merek Toto, Wasser;
Shop Holder stainlessteel
3. Barang-barang yang akan dipasang harus benar-benar
mulus dan tidak cacat sedikitpun. Kontraktor harus
mengajukan contoh-contoh untuk disetujui oleh Konsultan
Pengawas bersama dengan Konsultan Perencana.
c. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pemasangan semua peralatan/perlengkapan saniter harus
dilakukan oleh ahli pemasangan barang sanitair yang
berpengalaman. Pengerjaan harus dilakukan dengan hati-hati
dan sangat rapi.
1. Semua sambungan harus kedap air dan udara. Bahan
penutup sambungan tidak diijinkan.
Cat, vernis, dempul dan lainnya tidak diijinkan dipasang
pada bidang-bidang pertemuan sambungan sampai
semua sambungan dipasang kuat dan diuji;
Semua saluran ekspos ke perlengkapan sanitasi harus
diselesaikan sedemikian rupa sehingga tampak bersih
dan rapih dan sesuai ketentuan Gambar Kerja dan
petunjuk pemasangan dari pabrik pembuat.
2. Pemipaan dari perlengkapan sanitasi ke pipa distribusi
utama harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi
Teknis;
3. Bak cuci tangan tipe dinding harus dipasang sedemikian
rupa sehingga puncak bagian luar alat-alat tersebut
berada 800mm di atas lantai, kecuali bila ditunjukkan lain
dalam Gambar Kerja;
4. Sistem penumpu dan penopang harus sesuai dengan
rekomendasi dari pabrik pembuat perlengkaan sanitasi
atau sesuai persetujuan Pengawasan Lapangan;
5. Pemasangan alat-alat sanitair lain
Kaca cermin dan tempat alat-alat pada wastafel harus
dipasang sipat datar dan diskrupkan pada dinding.
Barang-barang yang akan dipakai harus tidak bercacat
sedikitpun. Floor drain harus dipasang dengan
saringannya, dan dipasang rapih. Semua sela-sela antara
floor drain dengan lantai, harus diisi dengan adukan 1 Pc :
2 Ps. Pasangan harus sedemikian sehingga bidang atas
floor drain rata dan sebidang dengan bidang lantai. Paper
holder hanya dipasang pada toilet yang closetnya duduk.
Tempat sabun hanya dipasang pada toilet untuk mandi
saja. Tinggi pemasangan pada dinding 100 cm di atas
lantai.
b. Koordinasi
Adalah bukan tujuan dari spesifikasi ini, ataupun gambar rencana
untuk menunjukkan secara detail berbagai item pekerjaan dari
peralatan-peralatan dan penyambungan- penyambungannya.
Pemborong harus melengkapi dan memasang seluruh peralatan-
peralatan yang dibutuhkan untuk melengkapi pekerjaan.
Gambar-gambar rencana menunjukkan tata letak secara umum
dari peralatan, pemipaan, cabinet dll. Pemborong harus
memodifikasi tata letak tersebut sebagaimana yang dibutuhkan
untuk mendapatkan pemasangan-pemasangan yang sempurna
dari peralatan- peralatan tersebut.
Setiap pekerjaan yang disebutkan dalam spesifikasi ini, dan tidak
ditunjukkan dalam gambar atau sebaliknya, harus dilengkapi dan
dipasang seperti pekerjaan lain yang disebut oleh spesifikasi dan
ditunjukkan dalam gambar.
Kontraktor pekerjaan instalasi ini hendaknya dalam pelaksanaan
pekerjaan, harus bekerja sama dengan pemborong bidang
lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar
sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
Koordinasi yang baik perlu ada untuk mencegah agar jenis
pekerjaan yang satu tidak menghalangi pekerjaan yang lainn
c. Kualifikasi Pekerjaan
Untuk pemasangan dan pengetesan pekerjaan-pekerjaan ini
harus dilakukan oleh pekerja-pekerja dan supervisor yang benar-
benar ahli dan berpengalaman dalam bidangnya. Konsultan
pengawas dapat menolak atau menunda pelaksanaan suatu
pekerjaan, bila dinilai bahwa pelaksana tersebut tidak terampil /
tidak berpengalaman.
f. Standar Pekerjaan
Kecuali ditentukan lain dalam gambar rencana, maka pada
pekerjaan ini berlaku peraturan-peraturan sebagai berikut:
Peraturan Badan Pemadam Kebakaran.
Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan kebakaran pada
Bangunan Gedung - Departemen PU.
Ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh PDAM daerah
setempat.
Ketentuan dan persyaratan Pedoman Plumbing Indonesia :
Plumbing 2000.
Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang
berwenang, dan persyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik
yang memproduksi material yang dipasang.
Pekerjaan instalasi Plumbing ini harus dipasang oleh
perusahaan yang biasa mengerjakan pemasangan sistem ini.
Air Kotor
Pada dasarnya semua air kotor yang berasal dari toilet-toilet
yang ada di setiap lantai disalurkan pada saluran keliling
gedung dan selanjutnya disalurkan ke riol kota.
i. Spesifikasi Material
Ketentuan pemakaian bahan-bahan sesuai dengan spesifikasi
Arsitek dan gambar:
Untuk instalasi air bersih dengan pipa PVC, dipakai diameter
1/2”, 3/4”, dan 1” produksi Maspion atau Rucika.
Untuk Instalasi air kotor dengan PVC kelas AW dengan ukuran
pipa diameter 3“ dan 4“ produksi Maspion atau Rucika.
j. Persyaratan Penyambung
Pipa PVC dan Fitting
Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan PVC
glue yang sesuai dengan diameter pipa dan sebelum dilem,
pipa harus dibersihkan dulu dengan cleaning fluid / amplas.
Pipa harus masuk sepenuhnya di fitting maka untuk ini harus
dipergunakan alat press khusus.
Selain itu pemotongan pipa harus menggunakan alat khusus
agar pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang
pipa.
Cara penyambungan lebih lanjut dan terperinci harus
mengikuti spesifikasi dari pabrik pipa yang bersangkutan.
k. Pelaksanaan Pemasangan
Sebelum memulai pekerjaannya, Pemborong harus memeriksa
dan memahami pekerjaan-pekerjaan pelaksanaan dari pihak-
pihak lain tersebut yang dapat mempengaruhi kualitas
pekerjaan Pemborong itu sendiri. Apabila terjadi suatu
keadaan di mana Pemborong tidak mungkin menghasilkan
kualitas pengerjaan terbaik, Pemborong wajib
memberitahukan secara tertulis kepada Konsultan pengawas
dan mengajukan saran-saran perbaikan/perubahan. Apabila
hal ini tidak dilakukan, Pemborong tetap bertanggungjawab
atas kerugian-kerugian yang mungkin ditimbulkan.
Pemasangan harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
pembuat, untuk itu Pemborong harus membuat dan
menyerahkan gambar-gambar rencana instalasi secara detail
sebelum melaksanakan pekerjaan tersebut.
b. Persyaratan Teknis
Gambar-gambar rencana dan spesifikasi (persyaratan) ini
merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dan sama
mengikatnya.
Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata letak
dari peralatan, sedang pemasangan harus dikerjakan dengan
memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada.
Gambar-gambar arsitek dan struktur/sipil harus dipakai sebagai
referensi untuk pelaksanaan dan detail "finishing" instalasi.
Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan
gambar kerja dan detail kepada Konsultan Pengawas untuk dapat
diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan mengajukan
gambar-gambar tersebut, Pemborong dianggap telah
mempelajari situasi dari instalasi yang berhubungan dengan
instalasi ini.
Pemborong instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi
terpasang yang disertai dengan dokumen asli operating and
Maintenance Instruction, technical instruction, spare part
instruction dan harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas
pada saat penyerahaan pertama dalam rangkap 5 (lima).
(Construction detail, electrical wiring diagram, control diagram
dll).
Pemborong instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan
Pemborong instalasi lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat
berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.
Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak
menghalangi kemajuan instalasi yang lain
Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain,
maka semua akibatnya menjadi tanggung jawab pemborong
c. Pelaksanaan Pemasangan
Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai,
pemborong harus menyerahkan gambar kerja dan detailnya
kepada Konsultan Pengawas dalam rangkap 4 (empat) untuk
disetujui.
Harus dipastikan pelaksanaan pemasangan instalasi pada dinding
sebelum dilaksanakan pekerjaan plester dan acian
Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala
ukuran dan kapasitas peralatan yang akan dipasang, apabila ada
sesuatu yang diragukan, pemborong harus segera menghubungi
Direksi. Pengambilan ukuran dan atau pemilihan kapasitas
peralatan yang salah akan menjadi tanggung jawab pemborong.
Pemborong instalasi ini harus melakukan semua testing dan
pengukuran yang dianggap perlu untuk mengetahui apakah
keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat
memenuhi semua persyaratan yang ada.
Testing/pengujian meliputi : Uji Isolasi Minimal 100 M (Mega
Ohm) dan Uji Beban Penuh.
Test elektrikal beban penuh selama 3 x 24 jam, harus disaksikan
oleh Direksi/Konsultan Pengawas dan bila terjadi kerusakan atau
kesalahan harus diperbaiki atas tanggungjawab Pemborong.
Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk
mengadakan testing tersebut merupakan tanggung jawab
Pemborong.
Hasil Pengujian dituangkan dalam Berita Acara sebagai Syarat
Penyerahan Pertama.
d. Masa Pemeliharaan dan Serah Terima Pekerjaan
Peralatan instalasi ini harus digaransi selama satu tahun terhitung
sejak saat penyerahan pertama.
Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama enam bulan
terhitung sejak saat penyerahaan pertama.
Selama masa pemeliharaan, Pemborong instalasi ini diwajibkan
mengatasi dan mengganti segala kerusakan yang terjadi tanpa
adanya tambahan biaya.
Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah
selesai dilaksanakan masih merupakan tanggung jawab
Pemborong sepenuhnya.
Selama masa pemeliharaan ini, apabila Pemborong instalasi ini
tidak melaksanakan teguran dari Konsultan Pengawas atas
perbaikan/penggantian/penyetelan yang diperlukan, maka
Konsultan Pengawas berhak menyerahkan
perbaikan/penggantian/penyetelan tersebut kepada pihak lain
atas biaya Pemborong instalasi ini.
Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini harus
melatih petugas - petugas yang ditunjuk oleh pemilik sehingga
dapat mengenali sistem instalasi dan dapat melaksanakan
pemeliharaannya.
Serah terima pertama dari instalasi ini harus dapat dilaksanakan
setelah ada bukti pemeriksaan dengan hasil yang baik yang
ditanda tangani oleh Pemborong dan Konsultan Pengawas serta
dilampir Surat Ijin Pemakaian dari Jawatan Keselamatan Kerja.
Apabila diperlukan oleh Pemberi Tugas, Pemborong harus
bersedia datang ke lokasi Kegiatan untuk mengatasi dan
memperbaiki kerusakan-kerusakan yang terjadi. Petugas yang
ditunjuk oleh Pemborong harus sudah hadir paling lambat 3 jam
setelah dihubungi oleh Pemberi Tugas.
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi
ini serta seluruh biaya yang diperlukannya menjadi tanggung
jawab Pemborong.
Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang
diperlukan dalam pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikan
seperti kondisi semula, menjadi lingkup kerja instalasi ini.
Pembobokan/pengelasan/pengeboran hanya dapat dilaksanakan
apabila ada persetujuan dari pihak Konsultan Pengawas secara
tertulis.
e. Gambar-Gambar Rencana
Gambar - gambar rencana menunjukan tata letak secara umum
dari peralatan yaitu kabel, panel, lampu dan lainya.
Penyesuaian harus dilaksanakan di lapangan, karena keadaan
sebenarnya dari lokasi, jarak-jarak dan ketinggian ditentukan oleh
kondisi di lapangan.
f. Gambar-Gambar Terlaksana
Kontraktor harus membuat catatan-catatan yang cermat dari
pelaksanaan dan penyesuaian di lapangan. Catatan-catatan
tersebut harus dituangkan dalam satu set gambar kalkir sebagai
gambar sesuai pelaksanaan (as built drawing). As built Drawing
harus segera di serahkan kepada pengawas setelah pekerjaan
selesai beserta blue printnya sebanyak tiga set.
i. Jaringan Instalasi
Proses pemasangan jaringan dengan menggunakan kabel tanah
mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
pemasangan kabel tanah di dalam tanah harus dilakukan dengan
cara sedemikian rupa sehingga kabel tersebut terhindar dari
kerusakan mekanis dan kimiawi yang mungkin timbul pada
tempat dimana kabel tersebut dipasang.
pelaksanaan pemasangan kabel yang tidak dapat memenuhi
kedalaman 1,20 meter, maka penanaman kabelnya dilakukan
sebagai berikut:
Minimum 0,80 meter di bawah permukaan tanah yang
dilewati kendaraan
Minimum 0,60 meter di bawah permukaan tanah yang tidak
dilewati kendaraan (pedestrian)
Kabel tanah harus diletakan pada pasir atau tanah halus,
galian tanah tersebut harus stabil, kuat, rata dengan
ketentuan tebal lapisan pasir atau tanah halus tersebut
tidak lebih dari 10 cm di sekelilling kabel tanah tersebut.
Pada bagian atas pasir urug halus dipasang beton cetak
pelindung kabel dengan ukuran 40 cm x 20 cm x tebal 7 cm
atau sesuai gambar perencanaan.
Pada kondisi dimana terdapat kabel PLN tegangan
menengah atau tinggi dan kabel telekomunikasi maka kabel
tanah harus di tempatkan di atas kabel PLN (jarak 30 cm)
dan kabel telekomunikasi (jarak 3 cm).
Pada persilangan dimana terdapat kabel tanah dan kabel
lainya harus diambil salah satu tindakan pengamanan yang
disebutkan dalam ketentuan di bawah ini, kecuali jika salah
satu kabel yang bersilangan itu terletak dalam satu saluran
pemasangan batu beton dan semacam itu yang mempunyai
tebal dinding yang sekurang-kurangnya 6 cm.
Di atas kabel tanah yang terletak di bawah, harus dipasang tutup
pelindung dari lempengan atau pipa beton atau sekurang-
kurangnya dari bahan yang tahan lama atau yang sederajat.
Di atas kabel yang terletak di atas, dipasang pipa belah beton
atau dari bahan lain yang cukup kuat, tahan lama dan tahan
api. Pipa belah ini harus dipasang menjorok keluar sekurang-
kurangnya 0,5 meter dari kabel yang terletak di bawah diukur
dari sisi luar kabel.
Kotak-kontak biasa (KKB)
Kotak-kontak biasa (KKB) yang dipakai adalah kotak-kontak
satu fasa. Semua kotak-kontak harus memiliki terminal fasa,
netral dan pentanahan. Kotak-kontak harus dari satu tipe
yaitu untuk pemasangan rata dinding dengan rating 250
Volt, 10 Amp. Merk yang boleh dipakai hanya Brocco, dan
Pilips.
Sakelar Dinding
Sakelar harus dari satu tipe yaitu untuk pemasangan rata
dinding, tipe rocker, mempunyai rating 250 Volt, 10 Amp
dari jenis single atau double gangs atau multiple gang (grid
switch), RCS.
Merk yang boleh dipakai hanya Brocco, dan Pilips.
Kotak untuk sakelar dan kotak-kontak
Kotak harus dari bahan baja dengan kedalaman minimal 35
mm, kotak harus mempunyai terminal pentanahan. Sakelar
dan kotak-kontak dipasang dalam kotak dengan
menggunakan baut.pemasangan dengan cakar yang
mengembang tidak diperbolehkan.
Kabel instalasi
Pada umumnya kabel instalasi kotak-kontak dan
penerangan harus kabel inti tembaga dengan insulasi PVC,
satu inti atau lebih (NYY, NYM, NYFGBY atau NYA). Kabel
harus mempunyai penampang minimum 2,5 mm.
Kode warna insulasi kabel harus memenuhi ketentuan
dalam PUIL sebagai berikut :
✓ Fasa R, S, T : merah, kuning, hitam
✓ Netral : biru
✓ Pembumian : hijau dan kuning
Sambungan kabel harus di buat baik secara listrik dengan
menggunakan konus penyambungan(lasdop) plastic atau
konektor lain yang di setujui pengawas. Sambungan kabel
hanya boleh dilakukan dalam kotak penyambungan (T-
doos).
Di dalam pipa tidak boleh ada sambungan kabel.
Kabel harus dari merk Kabelmetal, Kabelindo, Supreme.
Untuk kabel instalasi Stop kontak lantai menggunakan kabel
jenis NYM 3x2,5 mm2.
Untuk kabel Instalasi Stop Kontak AC menggunakan kabel
jenis NYY 3x4 mm2.
j. Pemasangan Lampu-Lampu
Semua fixture penerangan dan perlengkapan-perlengkapan harus
dipasang oleh tukang-tukang yang berpengalaman dengan cara
yang harus disetujui oleh pengawas dan seperti ditunjukan dalam
gambar.
Pada waktu diselesaikan pemasangan fixture penerangan,
seluruhnya harus dalam keadaan yang baik dan siap untuk
bekerja dalam kondisi sempurna serta bebas dari semua
cacat/kekurangan.
Pada waktu pemeriksaan akhir semua fixture dan semua
perlengkapan harus siap menyala.
Semua fixture dan perlengkapan harus bersih dari debu, plester
dan lain-lain. Semua reflector, kaca, panil pinggir atau bagian-
bagian lain yang rusak sebelum pemeriksaan akhir harus diganti
oleh kontraktor tanpa biaya tambahan
Kotak sambung (Junction Box) untuk saklar dan stop kontak harus
dari Bahan Metal yang mempunyai Terminal Grounding, dipasang
pada kedalaman tidak kurang dari 3,5 cm sehingga diperoleh
pemasangan saklar atau stop kontak yang rapi. Junction Box
harus mempunyai Terminal Grounding.
l. Pengujian
Pengujian seluruh system diselenggarakan setelah seluruh
pekerjaan selesai.
Pengujian system terdiri dari :
Pengujian sambungan-sambungan
Pengujian tahanan isolasi tiap sikrit
Pengujian tahanan pembumian
Pengujian pemberian tegangan
Paling lambat 2 minggu sebelum pengujian dilaksanalkan,
kontraktor harus sudah mengajukan jadwal dan prosedur
pengujian kepada pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
Pengujian harus disaksikan oleh pengawas.
Kontraktor harus membuat catatan hasil pengujian. Segala biaya
untuk penyelenggaraan pengujian ditanggung oleh kontraktor.
Kontraktor harus melakukan general test penerangan selama 3 x
24 jam
Paling lambat 2 minggu sebelum pengujian dilaksanalkan,
kontraktor harus sudah mengajukan jadwal dan prosedur
pengujian kepada pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
m. Grounding
Semua panel, ligthting fixtures, stop kontak, cable trunking , cable
ladder dan bagian-bagian metal lainnya yang berhubungan
dengan instalasi listrik harus digrounding.
Kawat grounding dapat dipergunakan kawat telanjang (BCC =
Bare Copper Conductor) atau kawat yang terisolasi yang diberi
warna kuning strip hijau.
Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal
berpenampang sama dengan penampang kabel masuk (incoming
feeder).
Nilai tahanan grounding sistem untuk panel-panel harus lebih
kecil dari 2 (dua) Ohm, diukur setelah tidak hujan selama 2 hari.
Elektrode pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanis
yang ujungnya dipasang copper rod sepanjang 0,5 m.
Elektrode pentanahan yang dipantek dalam tanah minimal
sedalam 12 meter atau sampai mencapai permukaan air.
Semua sambungan pada sistem grounding harus menggunakan
baut dengan bahan campuran Tembaga.
Pembumian peralatan elektronik; dilakukan secara terpisah,
dengan menyambungkan terminal pembumian khusus arus
lemah.