Anda di halaman 1dari 26

BAB II

PEKERJAAN ARSITEKTUR

1.1. PEKERJAAN GALIAN

A. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan/peralatan-peralatan
dan alat-alat bantu yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan
baik.
2. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan galian pondasi untuk pekerjaan sub
struktur, seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan
petunjuk Pemberi Tugas dan atau Konsultan Pengawas termasuk di dalamnya
adalah pekerjaan galian untuk GWT, Saluran-saluran dan pekerjaan-pekerjaan
lain sesuai gambar yang memerlukan galian.
3. Juga termasuk pengamanan galian dan cara-cara pelaksanaannya (jika ada),
terutama untuk galian yang membahayakan bangunan eksisting dan pekerja.
4. Pembuangan sisa galian ke tempat yang disetujui Pemberi Tugas dan atau
Konsultan Pengawas.

B. Syarat-syarat Pelaksaan
1. Galian tanah untuk GWT, saluran air, pondasi dan galian-galian lainnya harus
sesuai dengan peil-peil yang tercantum di dalam gambar. Semua bekas-bekas
pondasi bangunan lama, batu, jaringan jalan/aspal, akar dan pohon-pohon yang
terdapat di bagian galian yang akan dilaksanakan dibongkar dan dibuang.
2. Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon, dan lain-
lain yang masih digunakan, maka pemborong harus secepatnya
memberitahukan kepada Pemberi Tugas dan atau Konsultan Pengawas atau
kepada Penguasa/ Instansi yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk-
petunjuk seperlunya. Pemborong bertanggung jawab atas segala kerusakan-
kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut.
3. Pemborong harus bertanggungjawab untuk mengambil setiap langkah apa pun
untuk menjamin bahwa pekerjaan yang sedang berlangsung tersebut tidak
terganggu.
Sarana umum yang tidak bekerja lagi yang mungkin ditemukan di bawah tanah
dan terletak di dalam lapangan pekerjaan harus dipindahkan keluar lapangan ke
tempat yang disetujui oleh Pemberi Tugas dan atau Konsultan Pengawas atas
tanggungan Pemborong.
4. Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka
Pemborong harus mengisi/mengurug kembali daerah tersebut dengan bahan
pondasi yang sejenis untuk daerah yang bersangkutan. Misalnya untuk daerah
pondasi batu kali, pengisian/pengurugan kelebihan galian harus dilakukan
dengan pondasi batu kali.
5. Pengurugan/pengisian kembali bekas galian harus dilakukan selapis demi selapis,
dan ditumbuk sampai padat sesuai dengan yang diisyaratkan mengenai
Pekerjaan Urugan dan Pemadatan. Pekerjaan pengurugan/pengisian kembali ini
hanya boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapatkan
persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas dan atau Konsultan Pengawas.
6. Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada dasar galian masih
terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka harus digali
keluar sedangkan lubang-lubang diisi kembali dengan pasir, disiram dan
dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpas. Pemadatan

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis II - 19


dilakukan secara berlapis-lapis dengan tebal tiap lapisan 15 cm lepas, dengan
cara pemadatan dan pengujian sesuai dengan spesifikasi struktur.
7. Apabila terdapat air di dasar galian, baik pada waktu penggalian maupun pada
waktu pekerjaan struktur harus disediakan pompa air dengan kapasitas yang
memadai atau pompa lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus,
untuk menghindari tergenangnya air dan lumpur pada dasar galian.
Sebelum pekerjaan dewatering dimulai Pemborong wajib menyerahkan
perhitungan yang mendasari penentuan kapasitas dan jumlah pompa yang akan
dipergunakan serta kedalaman dan jumlah pit/sumur, dengan memperhatikan
data tanah yang tersedia termasuk penyediaan pompa cadangan untuk
mengganti yang rusak.
Pemborong akan mendapatkan laporan pumping test Pemberi Tugas dan
Konsultan Pengawas serta Konsultan Perencana Struktur. Permukaan air tanah
pada setiap saat harus ada pada 50 cm di bawah muka galian yang terendah.
Pengawasan terhadap dewatering harus oleh orang yang berpengalaman, untuk
itu harus dilakukan 24 jam dan dibuatkan daftar pengalaman yang setiap saat
dapat diperiksa.
8. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai
jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap
saat yang dianggap perlu dan atas petunjuk Pemberi Tugas dan Konsultan
Pengawas.
9. Pemborong harus memberikan perlindungan terhadap benda-benda berfaedah
yang ditemui selama pekerjaan galian.
Kecuali ditujukan untuk dipindahkan, seluruh barang-barang berharga yang
mungkin ditemui di lapangan harus dilindungi dari kerusakan, dan bila sampai
menderita kerusakan harus direparasi/diganti oleh Pemborong atas
tanggungannya sendiri.
10. Jika terdapat kedalaman yang berbeda dari galian yang berdekatan, maka galian
harus dilakukan terlebih dahulu pada bagian yang lebih dalam dan seterusnya.

1.2. PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN

A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan alat-alat
bantu lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan urugan dan pemadatan kembali untuk
pekerjaan substruktur yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Pemberi
Tugas dan Konsultan Pengawas.

B. Persyaratan Bahan
Bahan untuk urugan tersebut menggunakan material bekas galian atau dengan
mendatangkan dari lokasi lain dan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Jenis tanah adalah Silty Clay atau pasir urug.
2. Tanah harus bersih berarti tidak mengandung akar, kotoran seperti puing bekas
bongkaran, bekas dinding bata, beton dan bahan organis lainnya.
3. Tidak mengandung batuan yang lebih besar dari 10 cm.
4. Terlebih dahulu diadakan test kepadatan Maksimum pada Kadar Air Optimum
dan hasilnya harus secara tertulis diserahkan kepada Konsultan Pengawas.
Konsultan Pengawas akan menolak material yang tidak memenuhi persyaratan
tersebut di atas.

C. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum
tiap-tiap lapisan 20 cm lepas dan dipadatkan sampai mencapai Kepadatan

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis II - 20


Maksimum pada Kadar Air Optimum, dan mencapai peil permukaan tanah yang
direncanakan. Test Kepadatan Optimum harus mengikuti STM.D-1557-70.
2. Pada lokasi yang diurug harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai ketinggian
rencana. Untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu, dibuat patok dengan
warna tertentu pula.
3. Pada daerah yang basah/ada genangan air, pemborong harus membuat saluran-
saluran sementara untuk mengeringkan lokasi-lokasi tersebut, misalnya dengan
bantuan pompa air.
4. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah dan
sebagainya.
5. Jika tidak ada persetujuan tertulis sebelumnya dari Pemberi Tugas dan Konsultan
Pengawas maka pemadatan tersebut tidak boleh dengan dibasahi air. Pemadatan
urugan dilakukan dengan memakai alat Stemper/Compactor yang disetujui oleh
Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
6. Penggalian yang melebihi batas yang ditentukan, harus diurug kembali sehingga
mencapai kerataan yang ditetapkan dengan bahan urugan yang dipadatkan,
kecuali untuk daerah galian pondasi harus mengikuti pasal 03 mengenai
“Pekerjaan Galian”.
7. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan pengurugan
adalah ± 50 mm terhadap kerataan yang ditentukan. Semua Drainase darurat
harus disetujui oleh Pemebri Tugas dan Konsultan Pengawas. Cara kerja yang
dilakukan Pemborong harus disetujui oleh Pemberi Tugas dan Konsultan
Pengawas.
8. Untuk mencapai kepadatan yang optimal, bahan harus di test di laboratorium,
untuk mendapatkan nilai Standard Proctor/Kepadatan Maksimum Pada
Kadar Air Optimum. Laboratorium yang memeriksa harus laboratorium yang
disetujui oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
9. Untuk bahan yang sama, untuk setiap lapis tanah tebal 20 cm yang sudah
dipadatkan harus ditest juga di lapangan, yaitu 1 (satu) test untuk setiap 750 m 2,
yaitu dengan Sand Cone Test dengan hasil kepadatan harus memenuhi
ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
 Untuk lapisan yang dalamnya sampai 30 cm dari permukaan rencana,
kepadatannya 95% dari Standard Proctor.
 Untuk lapisan yang dalamnya lebih dari 30 cm dari permukaan rencana,
kepadatannya 90% dari Standard Proctor.
10. Hasil test di lapangan harus tertulis dan diketahui oleh Pemberi Tugas dan
Konsultan Pengawas. Semua hasil-hasil pekerjaan harus diperiksa kembali
terhadap patok-patok referensi untuk mengetahui sampai di mana kedudukan
permukaan tanah tersebut.
11. Bagian permukaan yang telah dinyatakan padat harus dipertahankan, dijaga dan
dilindungi agar jangan sampai rusak akibat pengaruh luar misalnya basah oleh
air hujan, panas matahari dan sebagainya. Perlindungan dapat dilakukan dengan
menutupi permukaan dengan plastik. Pekerjaan pemadatan dianggap cukup,
setelah hasil test memenuhi syarat dan mendapat persetujuan tertulis Pemberi
Tugas dan Konsultan Pengawas.
12. Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus dicampur
dengan cara menggaruk atau sejenisnya sehingga diperoleh lapisan yang
kepadatannya sama.Setiap lapisan harus dikerjakan sesuai dengan kepadatan
yang dibutuhkan dan diperiksa melalui pengujian lapangan yang memadai,
sebelum dimulai dengan lapisan berikutnya.
13. Setiap lapisan harus dikerjakan sesuai dengan kepadatan yang dibutuhkan dan
diperiksa melalui pengujian lapangan yang memadai, sebelum dimulai dengan
lapisan berikutnya.
Bilamana bahan tersebut tidak mencapai kepadatan yang dikehendaki, lapisan
tersebut harus diulang I kembali pekerjaannya atau diganti, dengan cara-cara

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis II - 21


pelaksanaan yang telah ditentukan, guna mendapatkan kepadatan yang
dibutuhkan.
Jadwal pengujian harus diajukan oleh Pemborong kepada Pemberi Tugas,
Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
14. Penentuan kepadatan di lapangan dapat dipergunakan salah satu dari cara/prosedur
di bawah ini :
 “Density of soil inplace by driven sand-cone method” AASHTO.T.191
 “Density of soil inplace by driven sand-cone method” AASHTO.T.204
 “Density of soil inplace by driven sand-cone method” AASHTO.T.205
15. Setelah Pemadatan selesai, sisa urugan tanah harus dipindahkan ke tempat tertentu
yang disetujui oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
16. Pemborong harus mengadakan drainase yang sempurna setiap saat. Ia harus
membangun saluran-saluran, memasang parit-parit, memompa dan atau
mengeringkan drainase.

1.3. PEKERJAAN URUGAN/LAPISAN PASIR URUG/SIRTU PADAT

A. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini untuk memperoleh
hasil pekerjaan yang baik.

2. Pekerjaan urugan pasir urug/sirtu dilakukan di atas dasar galian tanah, di bawah
lapisan lantai kerja dan digunakan untuk semua struktur beton yang
berhubungan dengan tanah seperti pondasi, lantai dasar, pile cap, dll.

B. Persyaratan Bahan
1. Sirtu kelas Ayang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan
erjas, bebas lumpur, tanah lempung dan lain sebagainya, seperti disyaratkan
dalam NI-3 (PUBI tahun 1982) pasal 14 ayat 3.
2. Untuk air siraman digunakan air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam alkali dan bahan-bahan organis lainnya, serta memenuhi syarat-
syarat yang telah ditentukan dalam NI-3 pasal 10. Apabila dipandang perlu,
Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas dapat minta kepada Pemborong,
supaya air yang dipakai untuk keperluan ini diperiksa di laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan syah, atau biaya Pemborong.
3. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat –syarat yang
ditentukan di atas dan harus dengan persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas dan
Konsultan Pengawas.

C. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Lapisan Sirtu dapat dilakukan lapis demi lapis maksimum setiap lapis 10 cm,
hingga mencapai tebal padat yang disyaratkan dalam gambar.
2. Setiap lapis sirtu harus diratakan, disiram air dan/atau dipadatkan dengan alat
pemadat yang disetujui Pemebri Tugas dan Konsultan Pengawas. Pemadatan
dilakukan hingga mencapai tidak kurang dari 95% dari kepadatan optimum
hasil laboratorium. Pemadatan harus dilakukan pada kondisi galian yang kering
agar dapat diperoleh hasil kepadatan yang baik.
Kondisi galian yang kering tersebut harus dipertahankan sampai pekerjaan
pemadatan yang bersangkutan selesai dilakukan.
Pemadatan harus diulang kembali jika keadaan tersebut di atas tidak terpenuhi.
(Jika perlu dibuatkan Sump Pit untuk menangkap air)

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis II - 22


3. Tebal lapisan Sirtu minimum 15 cm padat atau sesuai yang ditujukkan dalam
gambar.
Ukuran tebal yang dicantumkan dalam gambar adalah ukuran tebal padat.
4. Lapisan pekerjaan di atasnya, dapat dikerjakan bilamana sudah mendapat
persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.

1.4. PEKERJAAN URUGAN KEMBALI BEKAS GALIAN PONDASI

A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan urugan kembali bekas galian, yaitu bekas
galian Pondasi, Tie Beam, Septictank dan semua pekerjaan yang ditunjukkan dalam
gambar struktur atau sesuai petunjuk Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.

B. Persyaratan Bahan
Persyaratan bahan harus sesuai dengan yang diuraikan dalam pasal terdahulu.

C. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Pengurugan tidak boleh dilaksanakan sebelum pondsi atau lain-lain yang dibangun
yang akan ditutup atau tersembunyi oleh tanah urugan diperiksakan dahulu oleh
Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
2. Kayu-kayu bekas bekisting atau lain-lain tidak boleh dibiarkan tertinggal pada
waktu pengurugan dilaksanakan, kecuali jika ada persetujuan dari Pemberi
Tugas dan Konsultan Pengawas.
3. Syarat-syarat lain harus sesuai dengan yang diuraikan dalam pasal 04 butir 3 ayat
a sampai dengan p.

1.5. PEKERJAAN LANTAI/ RABAT BETON

A. Umum
Lingkup Pekerjaan
1. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan, dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam terlaksananya pekerjaan ini
sehingga dapat diperoleh hasil pekerjaan yang baik.
2. Pekerjaan sub lantai rabat beton ini meliputi seluruh detail yang ditunjukkan
dalam gambar sebagai pelapis lantai ruang luar di sekeliling saluran luar
bangunan dan kelliling bangunan, atau seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

B. Bahan
1. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan PBI 1971
(NI-2), PYBB 1956 dan NI-B.
2. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contohnya kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.

C. Pelaksanaan
Pelaksanaan pekerjaan lantai tumbuk di atas lapisan urugan pasir dapat dilakukan
setelah lapisan yang berada dibawahnya telah dipadatkan dan lantai dasar

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis II - 23


permukaannya harus dibuat benar-benar rata, dengan memperhatikan kemiringan
lantai di daerah basah dan teras. Adukan untuk perekat lantai adalah: 1 Pc : 4 Psr,
untuk di ruang WC dipakai adalah: 1 Pc : 3 Psr.

1.6. PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA

A. Umum
1. Lingkup pekerjaan
Pengadaan tenaga kerja, peralatan, dan bahan-bahan yang diperlukan untuk
pekerjaan pasangan bata sesuai gambar rencana dan RKS.

2. Contoh-contoh bahan
Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor terlebih dahulu harus menyerahkan
contoh-contoh bahan yang akan digunakan guna mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Pengawas.

B. Bahan
Semen, pasir, dan air dalam segala hal harus terjaga kualitasnya untuk memenuhi
standar PBI ’71.
Batu bata yang digunakan adalah:

BATU BATA TANAH LIAT.


1. Batu bata dari tanah liat buatan pabrik dengan ukuran nominal 6 x 12 x 24 cm,
berkualitas baik, matang pembakarannya, warnanya merata, dan sis-sinya rapi
saling tegak lurus.
2. Mempunyai kekuatan tekan 30 kg/cm2.
3. Memenuhi SNI 10 - 1973 dan SIII.

C. Pelaksanaan
1. Persiapan.
a. Sebelum dipakai bata direndam dahulu dalam air selama ± 5 menit.
b. Pasangan bata untuk dinding dipasang tegak lurus dan rata dengan
bantuan tarikan tali yang dinaikkan setiap dua baris bata, setiap pasangan
tidak boleh lebih dari 1 m dan baru boleh dilanjutkan setelah betul-betul
mengeras.

2. Pelaksanaan.
a. Adukan.
 Pekerjaan dinding mempunyai dua macam pasangan, yaitu :
Trasram dengan jenis adukan 1 pc : 3 ps dipasang dari ujung balok
pondasi sampai 30 cm diatas permukaan lantai jadi, daerah
KM/WC setinggi 2 m atau sesuai dengan gambar, dan tempat-
tempat lainnya sesuai gambar.
 Dinding lainnya dipakai jenis adukan 1 pc : 4 ps.

b. Pemasangan bata.
 Sebelum dipakai bata direndam dahulu selama ± 5 menit.
 Pasangan bata untuk dinding dipasang tegak lurus dan rata, setiap
pasangan tidak boleh lebih dari 1 m dan baru boleh dilanjutkan
setelah betul-betul mengeras.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis II - 24


c. Bingkai beton.
 Pasangan bata untuk dinding setiap luas 12 m 2 harus diberi bingkai
beton (balok dan kolom praktis dengan tulangan besi diameter 10
mm dan sengkang 6 mm) dengan adukan 1 pc : 2 ps : 3 kr
berupa kolom atau balok praktis.
 Untuk menghindari retak pada dinding akibat penyusutan yang
berbeda antara balok dengan bata dibawahnya, maka hubungan
antara balok dengan bata di bawahnya sebelum diplester harus
diberi kawat ayam (wire mash) setinggi 30 cm (15 cm dipaku ke
arah balok dan 15 cm dipaku ke arah dinding).
 Hubungan antara kolom beton/ring balok yang sudah dicor dengan
pasangan bata diberi ikatan besi diameter 12 mm setiap 60 cm.
Besi pengikat dipasang tertanam di dalam pasangan bata.

d. Angkur-angkur dan pengikat.


Setiap hubungan antara dinding bata dengan pemukaan beton harus diberi
angkur yang terbuat dari besi beton dengan bentuk, ukuran, dan diameter
sesuai kebutuhan. Permukaan beton yang berhubungan dengan dinding
bata harus dikasarkan (diketrik) dengan alat yang sesuai agar adukan
dinding dapat melekat.

e. Perlindungan.
 Dalam pelaksanaannya, pemasangan dinding yang terkena udara
terbuka harus terlindung dari hujan.
 Pekerjaan dinding di daerah “high traffic” harus dilindungi dari
benturan.

f. Pemeliharaan pekerjaan.
Dinding pasangan batu bata harus dibasahi terus menerus selama paling
sedikit 7 (tujuh) hari setelah didirikan.

1.7. PEKERJAAN PELAPIS DINDING

PEKERJAAN PLESTER DINDING

A. Umum
Lingkup pekerjaan
1. Termasuk dalam pekerjaan plesteran dinding ini adalah penyediaan tenaga
kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk alat bantu dan alat angkut yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan plesteran, sehingga dapat dicapai
hasil pekerjaan yang baik.
2. Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagian dalam
dan luar serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar.

B. Bahan
1. Semen Portland harus memenuhi standar NI-8 (dipilih hanya satu produk untuk
seluruh pekerjaan).
2. Pasir harus memenuhi HI-3 pasal 14 ayat 2.
3. Air harus memenuhi NI-3 pasal 10.
4. Penggunaan adukan plesteran :
a. Adukan 1 pc : 3 psr dipakai untuk plesteran rapat air/trasraam.
b. Adukan 1 pc : 4 psr dipakai untuk seluruh plesteran dinding yang lainnya.
c. Seluruh permukaan plesteran difinish acian dari bahan PC.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis II - 25


C. Pelaksanaan Persiapan
1. Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan
sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Pengawas Lapangan, dan persyaratan
tertulis lainnya dalam uraian dan syarat pekerjaan ini.
2. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bila pekerjaan bidang beton atau
pasangan dinding batu bata telah disetujui oleh Konsultan Pengawas, sesuai
syarat dan uraian pekerjaan yang tertulis dalam buku ini.
3. Dalam melaksanakan pekerjaan ini harus mengikuti petunjuk dalam gambar
arsitektur terutama pada gambar detail dan potongan mengenai ukuran tebal,
tinggi, peil, dan bentuk profilnya.
4. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan
instalasi (listrik, telepon dll) dan plumbing untuk seluruh bangunan.
5. Untuk beton sebelum diplester, permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa
bekisting dan kemudian di ketrek (scratch) terlebih dahulu dan semua lubang-
lubang bekas pengikat harus tertutup adukan plester.
6. Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan
difinish dengan cat dipakai plesteran halus (acian di atas permukaan
plesterannya).
7. Semua bidang yang akan menerima bahan finishing pada permukaannya diberi
alur garis horizontal atau discrath, untuk memberi ikatan yang lebih baik pada
bahan finishingnya, kecuali untuk yang menerima cat.
8. Pasangan kepalaan plesteran dibuat pada setiap jarak 1 m, dipasang tegak dan
menggunakan keping plywood setebal 9 mm untuk patokan kerataan bidang.

Pekerjaan Plesteran
1. Campuran aduk perekat yang dimaksud adalah campuran dalam volume, cara
pembuatannya menggunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
a. Untuk bidang air, beton, pasangan dinding batu bata yang berhubungan
dengan udara luar, dan semua pasangan batu bata di bawah permukaan
tanah sampai ketinggian 30 cm dari permukaan lantai dan 150 cm dari
permukaan lantai KM/WC dan daerah basah lainnya memakai adukan
plesteran trasraam 1 pc : 3 pasir.
b. Untuk adukan kedap air, harus ditambah dengan daily bond, dengan
perbandingan 1 pc : 1 daily bond.
c. Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran 1 pc : 4 pasir.
d. Plesteran halus (acian) dipakai campuran air dan PC sampai mendapatkan
campuran yang homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran
berumur 8 hari (kering sekali)
e. Semua jenis aduk perekat di atas harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu dalam keadaan baik dan belum mengering. Diusahakan
agar jarak pencampuran aduk perekat dengan pemasangannya tidak lebih
dari 30 menit terutama untuk adukan kedap air.

2. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/ kolom yang


dinyatakan dalam gambar, atau sesuai peil yang diminta gambar. Tebal
plesteran maksimal 2.0 cm, jika ketebalannya melebihi 2.0 cm harus diberi
kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat plesteran pada bagian
pekerjaan yang dIIIjinkan Konsultan Pengawas
3. Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya dan bertemu dalam satu
bidang datar, harus diberi naat (tali air) dengan ukuran 0.5 cm dan
dalamnya 0.5 cm, kecuali bila ada petunjuk lain dalam gambar.
4. Untuk permukaan yang datar harus mempunyai toleransi lengkung atau
cembung tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m, jika melebihi maka
Kontraktor wajib memperbaiki dengan biaya sendiri.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis II - 26


Perlindungan dan pemeliharaan.
1. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar
dan tidak tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat
kering dan dilindungi dari terik matahari langsung dengan bahan penutup yang
bisa mencegah penguapan air secara cepat.
2. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran
harus dibongkar dan diperbaiki kembali sampai dinyatakan dapat diterima oleh
Konsultan Pengawas dengan biaya tanggungan kontraktor. Selama 7 (tujuh)
hari setelah pengacian selesai, kontraktor harus selalu menyiram dgn air, sampai
jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.
3. Selama pemasangan dinding batu bata/beton bertulang belum difinish,
kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan
dan pengotoran bahan lain. Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggungan
pihak kontraktor dan wajib diperbaiki.
4. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran
berumur lebih dari 2 hari.

1.8. PEKERJAAN PASANGAN LANTAI

A. Umum
Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan peralatan dan semua pekerja yang
berhubungan dengan pekerjaan penyelesaian lantai sesuai dengan gambar kerja
dan RKS.
2. Pemborong diharuskan memberikan contoh-contoh bahan lantai yang akan
dipasang, khususnya untuk diseleksi kualitas, warna, tekstur, bahan lantai untuk
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
3. Pemborong harus menyediakan jaminan tertulis dari produsen/sub-kontraktor
kepada Pemberi Tugas untuk setiap masing-masing penggunaan bahan lantai
dengan jangka waktu jaminan minimal 5 (lima) tahun.
4. Pekerjaan lantai yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
 Pekerjaan lantai keramik.
 Pekerjaan lantai vinyl.

B. Submittal
Shop Drawing
1. Buatkan shop drawing secara lengkap, jelas, dan terperinci yang dapat menjelaskan
:
 Pola pemasangan dan Titik Awal (Setting Out).
 Detail-detail sambungan.
 Detail pemasangan fixtures dan assesoris (sanitair dan lain-lain).
 Detail pertemuan keramik dengan komponen bangunan lainnya yang
berhubungan.
2. Ukuran-ukuran harus lengkap dan jelas. Lakukan pembuatan detail dalam skala
yang jelas/cukup (1:1, 1:2, 1:5, atau 1:10).
3. Tidak diperkenankan memulai pekerjaan sebelum ada persetujuan (approval) dari
Shop Drawing ini.

Masing-masing pekerjaan lantai tersebut di atas uraiannya adalah sebagai berikut :

1. Pekerjaan Lantai Keramik

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis II - 27


a. Umum
 Ajukan data produksi seperti : spesifikasi teknis, cara-cara
pengerjaan/pemasangan, dan saran-saran teknis lainnya yang
mungkin akan diperlukan untuk dijadikan bahan pertimbangan
bagi Pemberi Tugas, Konsultan Perencana maupun Konsultan
Pengawas. Bersama dengan pengajuan Shop Drawing maka
dilampirkan :
Contoh Keramik ukuran 40 x 40 cm, garansi terhadap coating yang
sesuai dengan spesifikasi maupun gambar.
 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis dari pabrik sebagai
informasi bagi Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas
 Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut tetapi di-
butuhkan untuk penyelesaian pekerjaan dalam bagian ini, harus
baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Pemberi
Tugas dan Konsultan Pengawas.

b. Bahan
Lantai Keramik yang digunakan adalah:
Jenis : Roman
Ukuran : Menyesuai gambar-gambar,
Produk : Roman
Ketebalan minimum : 7 mm atau sesuai gambar.
Ukuran : Sesuai Gambar
Bahan pengisi : Grout semen berwarna grout
Bahan perekat : adukan spesi 1 PC : 4 psr pasang ditambah
bahan perekat/Carofix/AM-42
Warna dan Type : standard dan ditentukan kemudian.

Perekat (Adhesive) Keramik :


Jenis : AM 40 & 30
Produk : AM

Grout Keramik :
Jenis : 50 setara
Produk : AM
Warna : menyesuaikan warna keramik dengan
persetujuan Perencana.

Plint
Plint yang dipakai untuk pertemuan dinding tembok dengan lantai
keramik adalah plint lengkung (Hospital Plint) sesuai dengan gambar
rencana dan dengan bahan dasar adukan 1 pc : 3 ps finishing acian,
dengan ukuran 10 x 20 cm.
Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan ASTM,
peraturan Keramik Indonesia (NI-19), PVBB 1970 dan PUBI 1982.

c. Pelaksanaan
c.1. Persiapan
 Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan membuat
shop drawing mengenai pola keramik.
 Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih
(tidak mengandung asam alkali) sampai jenuh.
 Keramik yang akan dipasang harus dalam keadaan baik, tidak
retak, cacat, ataupun bernoda

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis II - 28


 Pemotongan unit-unit keramik harus menggunakan alat pemotong
keramik khusus sesuai persyaratan pabrik.

c.2. Pemasangan Lantai Keramik


 Adukan pasangan/pengikat dengan produk dari AM yaitu AM40
untuk area dalam ditambah perekat seperti yang dipersyaratkan.
 Khusus untuk keramik lantai KM/WC, Kontraktor harus
memperhatikan jenis lay-out KM/WC masing-masing
 Kontraktor harus memperhatikan perletakan features sanitair
maupun floor drain seperti yang diperlihatkan dalam gambar kerja.
 Hasil pemasangan lantai keramik harus merupakan bidang
permukaan yang benar-benar rata, tidak bergelombang dengan
memperhatikan kemiringan di daerah basah dan kering.
 Pola, arah, dan awal pemasangan lantai keramik harus sesuai
gambar detail atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
Perhatikan lubang instalasi sanitair dan drainage/ bak kontrol
sebelum pekerjaan dimulai.
 Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lain (siar-
siar), harus sama lebarnya, maksimum 5 mm yang membentuk
garis-garis sejajar dan lurus yang sama dalamnya untuk siar-siar
yang berpotongan dan harus membentuk sudut siku yang saling
berpotongan tegak lurus sesamanya.
 Siar-siar diisi dengan bahan pengisi siar dengan warna yang
hampir sama dengan warna keramik.
 Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala
macam noda pada permukaan keramik hingga betul-betul bersih.
 Plint terpasang lengkung seperempat lingkaran terhadap lantai
(sesuai gambar kerja) dengan bahan finishingnya adalah adukan
semen 1 pc : 3 ps yang diaci hingga halus.

c.3. Pemasangan Dinding Keramik


 Adukan pasangan/pengikat dengan Produk dari AM yaitu AM 40
untuk area dalam ditambah bahan perekat seperti yang
dipersyaratkan.
 Hasil pemasangan dinding keramik harus merupakan bidang
permukaan yang benar-benar rata dan tidak bergelombang.
 Pemasangan keramik untuk dinding ini harus memperhatikan
perletakan features sanitair yang ada seperti diperlihatkan dalam
gambar.
 Pola, arah, dan awal pemasangan dinding keramik harus sesuai
gambar detail atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
 Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lain (siar-
siar), harus sama lebarnya, maksimum 5 mm yang berbentuk garis-
garis sejajar dan lurus yang sama lebarnya sama dalamnya untuk
siar-siar yang berpotongan harus berbentuk sudut siku yang saling
berpotongan tegak lurus sesamanya.
 Siar-siar diisi dengan bahan pengisi dengan warna yang hampir
sama dengan warna keramik.
 Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala
macam noda pada permukaan keramik hingga betul-betul bersih.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis II - 29


c.4. Perlindungan dan Pemeliharaan
Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban lain
selama 1 x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari
pekerjaan lain.

2. Lantai Ubin Paving dan Grass Block (Perkerasan Eksterior)


a. Pada jalan masuk dan seluruh area perkerasan di luar dipasang ubin
paving, sedangkan jalan parkir dll digunakan tegel/ubin paving dan grass
block dengan tebal 6 cm dengan bentuk, ukuran dan cara pelaksanaan
sesuai dengan rencana gambar dan petunjuk Konsultan Pengawas.
b. Persyaratan Pelaksanaan.
1. Sebagai dasar digunakan pasir urug dengan tebal minimal 20 cm
atau sesuai dengan rencana gambar/petunujk-petunjuk pengawas
lapangan.
Pekerjaan urugan pasir harus betul-betul padat dengan direndam air
hingga jenuh.
2. Pemasangan ubin paving dan grass block baru boleh dilakukan
setelah dapat ijin dari Konsultan Pengawas
Pemasangan dengan menggunakan pola-pola tertentu sesuai
rencana gambar dan petunjuk Konsultan Pengawas, spesi yang
digunakan 1Pc : 4Ps.
3. Nat belum boleh dikolot dahulu sebelum mendapat ijin tertulis dari
Konsultan Pengawas.
c. Bahan-bahan yang digunakan.
1. Ubin paving dan Grass Block tebal 6 cm ex lokal/setara.
2. Pasir pasang ex lokal.

1.9. PEKERJAAN PLAFOND

A. LANGIT-LANGIT RANGKA CROS T / GRC DAN GYPSUM


1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan, tenaga kerja, peralatan
bantu dan pemasangan papan gipsum dan aksesori pada tempat-
tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis
ini.
2. STANDAR /RUJUKAN
 Australian Standard (AS)
 American Standard for Testing and Materials (ASTM).
3. PROSEDURUMUM
 Contoh Bahan dan Data Teknis Bahan.
Contoh dan data teknis/brosur bahan yang akan diguanakan harus
diserahkan terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas untuk
disetujui sebelum dikirimkan ke lokasi proyek.
 Gambar Detail Pelaksanaan.
Kontraktor harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan
seabelum pekerjaan dimulai, untuk disetujui oleh Pengawas
Lapangan.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis II - 30


Gambar Detail Pelaksanaan harus mencakup penjelasan mengenai
jenis/data bahan, dimensi bahan, ukuran-ukuran, jumlah bahan,
cara penyambungan, cara febrikasi, cara pemasangan dan detail
lain yang diperlukan.
 Pengiriman dan Penyimpanan.
Gyp - Tile dan aksesori harus didatangkan kelokasi sesaat sebelum
pemasangan untukmengurangi resiko kerusakan. Gyp - Tile
harus ditumpuk dengan rapi dan kuat diatas penumpu yang
ditempatkan pada setiap jarak 450mm, dengan penumpu bagian
ujung berjarak tidak lebih dari 150mm terhadap ujung tumpukan.
Gyp - Tile dan aksesori harus disimpan ditempat terlindung, lepas
dari muka tanah, diatas permukaan yang rata dan dihindarkan dari
pengaruh cuaca.
 Ketidak sesuaian.
Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap
kemungkinan kesalahan/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi
jumlah maupun pemasangan dan lainnya.
Bila bahan-bahan yang didatangkan atau difabrikasi ternyata
menyimpang atau tidak sesuai yang telah disetujui, maka akan
ditolak dan Kontraktor wajib menggantinya dengan yang sesuai.
Biaya yang ditimbulkan karena hal diatas menjadi tanggung jawab
Kontraktor sepenuhnya dan tanpa tambahan waktu.

4. BAHAN -BAHAN
 Bahan yang dipakai pada pekerjaan ini adalah Gyp dengan
ukuran 120 x 240 sesuai pada gambar perencanaan, produk
Jaya Board.
 Rangka plafond menggunakan sistem metal furing dan cross
tee main tee terbuat dari bahan galvalume tebal 0,55 mm
sesuai gambar rancangan pelaksanaan produk Knauf atau
setara.

5. PELAKSANAANPEKERJAAN
 Rangka penggantung dipasang berjarak maksimum 120 cm
sedangkan untuk rangka pembagi berjarak maksimum 60 cm
atau sesuai prosedur pabrik dan gambar rancangan
pelaksanaan
 Sambungan pada pemasangan penutup langit-langit antara
satu dengan lainnya adalah serapat mungkin tanpa jarak yang
pemasangannya dilakukan zig zag. Pemasangan penutup

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis II - 31


langit-langit harus ditimbang rata air agar mendapatkan
permukaan yang benar rata.
 List langit-langit dipasang pada setiap permukaan antara
dinding dan plafond dengan cara pemasangan menggunakan
paku atau sekrup sedemikian rupa sehingga pangkal
paku atau sekrup dapat masuk ke dalam bahan penutup
langit-langit. Lubang bekas paku atau sekrup harus ditutup
dengan plamir/compound dari bahan gypsum sampai tak
terlihat bekas lubang.
Warna – warna cat harus sesuai Skema Warna yang akan
ditentukan kemudian.

1.10. PEKERJAAN PENGECATAN

A. Umum
1. Lingkup Pekerjaan
a. Persiapan permukaan yang akan diberi pelapis cat/politur.
b. Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan,
permukaan tersebut dirinci sebagai berikut :
 Pengecatan dinding, kolom, balok dan bagian lainnya sesuai
gambar
 Pengecatan plafond dan list plafond ruangan berbahan gibsum
board dan calsi board
 Pengecatan kayu untuk kusen, daun pintu dan jendela, list kayu
plafond, ban dinding, ban pintu, listplank, ventilasi kayu
 Meni kayu untuk bidang kusen yang melekat ke tembok,
sambungan-sambungan konstruksi kayu pada kuda-kuda dan lain-
lain.
 Politur kayu untuk kusen, daun pintu dan jendela, ban dinding, ban
pintu.
c. Pengecatan semua permukaan dan area yang ada pada gambar atau yang
tidak disebutkan secara khusus, dengan warna dan bahan sesuai dengan
petunjuk Konsultan Perencana.

2. Standar Pengerjaan (Mock-Up)


a. Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan
pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-
bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, texture, material,
dan cara pengerjaan.
Bidang-bidang yang dipakai sebagai mock up ini akan ditentukan oleh
Pemberi Tugas, Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas
b. Kontraktor juga harus membuat mock-up untuk pekerjaan pengecatan
dengan media kayu dengan beberapa ukuran untuk ditunjukkan kepada
Pemberi Tugas, Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
c. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Pemberi Tugas,
Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana, maka bidang-bidang ini
akan dipakai sebagai standar minimal untuk seluruh pekerjaan
pengecatan.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis II - 32


3. Contoh Dan Bahan Untuk Perawatan
a. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat
pada bidang-bidang transparan berukuran 30 x 30 cm 2. Dan pada bidang-
bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas keterangan warna,
formula cat, jumlah lapisan, dan jenis lapisan (dari cat dasar sampai
lapisan akhir).
b. Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Pemberi Tugas,
Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana. Jika contoh-contoh
tersebut telah disetujui secara tertulis oleh Konsultan Perencana dan
Pemberi Tugas serta Konsultan Pengawas Lapangan, baru Kontraktor
melanjutkan dengan pembuatan Mock Up.
c. Kontraktor harus menyerahkan kepada Pemberi Tugas dan Konsultan
Pengawas, minimal 5 galon tiap warna dari jenis cat yang dipakai.
Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan
dengan jelas identitas cat yang ada di dalamnya. Cat ini akan dipakai
sebagai cadangan untuk perawatan oleh Pemberi Tugas.

B. Pekerjaan Cat Dinding


1. Umum
Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh permukaan
vertikal dengan bahan dasar plester atau bagian-bagian lain yang ditunjukkan
dalam gambar.

2. Bahan
a. Dinding Dalam Bangunan : ICI atau setara
b. Dinding Luar ( Eksterior ) : ICI atau setara
c. Warna : ditentukan kemudian

3. Pelaksanaan
Umum
a. Sebelum dinding diplamuur, plesteran sudah harus betul-betul kering,
tidak ada retak-retak dan Kontraktor meminta persetujuan kepada
Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
b. Pekerjaan plamuur dilaksanakan dengan pisau plamuur dari plat baja tipis
dan lapisan plamuur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang
yang rata. Sesudah 7 hari plamuur terpasang, kemudian dibersihkan
dengan bulu ayam sampai bersih betul. Selanjutnya dinding dicat dengan
menggunakan roller cat.
c. Untuk warna-warna yang sejenis, Kontraktor diharuskan menggunakan
kaleng-kaleng dengan nomor pencampuran (batch number) yang sama.

Dinding Interior
a. Lapisan dasar yang digunakan adalah ICI untuk interior atau setara
sebanyak satu lapis.
b. Lapisan dalam digunakan ICI atau setara Acrylic Wall Filler A- 931 -
49001
c. Lapisan akhir dengan 3 (tiga) lapis ICI atau setara dengan kekentalan cat
sebagai berikut :
 Lapis I encer.
 Lapis III kental.
 Lapis IIII encer.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis II - 33


Dinding Eksterior
a. Untuk lapisan dasar dan lapisan dalam sama dengan dinding interior pada
pasal di atas.
b. Untuk lapisan akhir (finish) menggunakan ICI /setara.

Pemeliharaan
Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata,
licin, tidak ada bagian yang belang, dan bidang dinding dijaga terhadap
pengotoran-pengotoran.

C. Pekerjaan Cat Plafond


1. Umum
Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan cat plafond adalah pengecatan seluruh permukaan
dengan bahan dasar asbes semen, tripleks atau bagian-bagian lain yang
ditunjukkan dalam gambar.

2. Bahan
a. Cat plafond ruangan : ICI atau setara
b. Warna : ditentukan kemudian

3. Pelaksanaan
Umum
a. Sebelum dicat, pada sambungan plafond tidak boleh ada keretakan,
diamplas halus, bebas debu. Dan sebelum pelaksanaan, Kontraktor
meminta persetujuan kepada Konsultan Pengawas
b. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan roller cat dengan terlebih
dahulu dilakukan pembersihan permukaan dinding.
c. Untuk warna-warna yang sejenis, Kontraktor diharuskan menggunakan
kaleng-kaleng dengan nomor pencampuran (batch number) yang sama.

Pemeliharaan
Setelah pekerjaan cat selesai, bidang plafond merupakan bidang yang utuh, rata,
licin, dan tidak ada bagian yang belang.

D. Pekerjaan Cat Kayu


1. Umum
Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan cat adalah pelapisan seluruh bagian-bagian kayu
lisplank pada canopy atap dan pelapisan bagian-bagian kayu kusen, daun pintu
dan jendela, ban kayu untuk dinding dan pintu.

2. Bahan
a. Sebagai lapisan dasar digunakan Glotex atau setara sebanyak satu lapis.
b. Lapisan dalam digunakan dua lapis Glotex atau setara
c. Cat yang dipakai adalah Glotex atau setara baik untuk semua kayu sesuai
dengan perencanaan yang ada.

3. Pelaksanaan
a. Pekerjaan cat dilakukan setelah bidang yang akan dicat, selesai diamplas
halus dan bebas debu, oli, dan lain-lain.
b. Setelah kering sesudah 8 jam, dan diamplas kembali maka dicat 1 lapis.
Setelah 16 jam mengering baru lapisan akhir Glotex atau setara sebanyak
2 lapis.
c. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan kuas.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis II - 34


d. Setelah pengecatan selesai, bidang cat harus licin, utuh, mengkilap, tidak
ada gelembung-gelembung dan dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.
e. Untuk pekerjaan politur, pelapisan dilakukan sebanyak 2 (dua) kali hingga
warna akhir sama dengan contoh pengerjaan dalam mock-up.

1.11. PEKERJAAN PELAPIS KEDAP AIR


A. Umum
1. Sebelum memulai pekerjaan, bidang-bidang yang akan dilapis/dicat harus sudah
disiapkan dengan baik. Bidang harus mempunyai permukaan yang rata dan
lurus atau mempunyai kemiringan sesuai dengan gambar rencana, bebas dari
segala macam kotoran, tidak retak atau pecah dan tidak lembab.
2. Pelaksanaan pekerjaan baru dapat dilaksanakan setelah bagian tersebut diperiksa
dan diijinkan oleh Pemberi Tugas, Konsultan Perencana dan Konsultan
Pengawas.
3. Pemborong harus mengajukan contoh-contoh bahan untuk disetujui oleh
Pengawas, bahan yang digunakan harus sesuai dikemas dalam kaleng-kaleng
yang masih disegel, serta tidak pecah atau bocor.

B. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan persiapan bagian-bagian yang akan dipasang lapisan kedap air dan
vapour barrier sesuai dengan ketentun, termasuk bahan dan peralatan pembantu.

C. Bahan
Lapisan kedap air.
Digunakan “membrane water proofing” system torching dari bahan campuran non
woven polyester base dengan Elastomeric modified bitumen and sand, tebal 3 mm,
untuk lantai dan dinding :
 Recervoir
Type Bitumen 2000 membrane
 Dinding dalam tanah
Type Coating
 Lantai kamar mandi
Type Coating
 Lantai atap beton
Type Bitumen 2000 membrane

D. Pelaksanaan
Pelapis kedap air digunakan pada reservoir air, plat atap, toilet dan bagian lain yang
disyaratkan.

Pemasangan membrane harus dimulai dari bidang yang mempunyai permukaan yang
paling rendah dan overlap pada setiap sambungan minimal selebar 8 cm. Pertemuan
dengan dinding atau lisplank membrane harus dinaikkan sampai 30 cm dan ujung
membrane harus dilindungi tali air.

Pemasangan harus sesuai dengan petunjuk/persyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik


pembuatnanya dan harus dilakukan oleh Sub Pemborong khusus yang ahli dan
berpengalaman serta mendapat rekomendasi dari pabrik. Bila diperlukan untuk
melindungi lapisan kedap air terhadap benturan atau pada saat pembersihan, maka
lapisan harus dilindungi dengan plesteran trasram setebal minimal (3 – 5 cm)
diperkuat wire mesh diameter 1,6 mm jarak (25 x 25) mm.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis II - 35


1.12. PEKERJAAN KUSEN, PINTU, DAN JENDELA ALUMINIUM

1. Umum
Menyediakan tenaga kerja, suplai bahan-bahan, detail teknis, pengiriman, peralatan
dan alat bantu lainnya, dan instalasi hingga lengkap terpasang seperti yang
direncanakan sesuai dokumen.
Melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen jendela aluminium seperti yang
dinyatakan/ditujukan dalam gambar.

2. Submittal
Mock Up
a. Buatkan 1 (satu) buah mock up pada tempat yang akan disepakati
konstruksinya.
b. Mock up meliputi pekerjaan terkait, antara lain :
 Kusen Aluminium
 Panel daun pintu dan jendela beserta pekerjaan kaca
 Sambungan kusen terhadap dinding (angkur).
c. Mock up adalah untuk :
 Memperlihatkan sistem pemasangan, finishing, dan lain-lain detail yang
dipersyaratkan.
 Memperlihatkan pemakaian bahan-bahan yang terkait. Sehingga
memenuhi kriteria rancangan dalam spesifikasi teknis setiap pekerjaan
terkait.
 Pelaksana tidak diperkenankan melakukan kegiatan sebelum mock up
terakhir dapat persetujuan dari Pemberi Tugas.

Shop Drawing
Buatkan shop drawing secara lengkap, jelas, dan terperinci yang dapat menjelaskan :
a. Type dan Tampak
b. Detail-detail sambungan Alumunium dengan Alumunium, Alumunium dengan
Kayu, Alumunium dengan Kaca, dan Alumunium dengan Dinding.
c. Detail Angkur dan Gasket

Ukuran - ukuran harus lengkap dan jelas. Lakukan pembuatan detail dalam skala yang
jelas ( 1:1, 1:2, 1:5 atau 1:10 ).
Tidak diperkenankan memulai pekerjaan sebelum ada persetujuan Shop Drawing.

3. Bahan
Profil Aluminium adalah produk YKK, Intalan atau setara dengan ketebalan 2mm
Warna adalah natural, harus merata, tidak boleh ada belang. Ketebalan profil / anodasi
harus sesuai persyaratan teknis bahan. Permukaan profil tidak boleh penyok dan
bergores. Kontraktor harus memberikan garansi atau jaminan tentang mutu secara
tertulis yang diberikan kepada Pemberi Tugas, Konsultan Perencana, dan Konsultan
Pengawas

4. Pelaksanaan
Pekerjaan plesteran pada dinding disekeliling kosen yang akan dipasang minimal
harus sudah diplester halus.
Penandaan yang meliputi posisi, as dan elevasi kosen harus dilaksanakan seakurat
mungkin.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis II - 36


Harus tersedia peralatan kerja dan peralatan bantu minimal satu buah, misalnya mesin
potong aluminium, mesin bor listrik, mesin las, waterpass aluminium dan unting-
unting.
Bidang kosen terpasang tidak boleh melenceng, penyimpangan yang dIIIjinkan
terhadap garis vertikal muka belakang dan kiri kanan tidak lebih besar 1.

Semua angker harus dilas dengan sempurna, kokoh dan kuat. Tampak terpasang harus
baik, batang vertikal maupun horizontal tidak boleh menyimpang lebih dari 1 (satu).
Kontraktor tidak diperkenankan untuk mengerjakan pekerjaan ini di site bila kondisi
site tidak memungkinkan. Bila terdapat kesalahan ukuran atau jenis kusen, maka
Pengawas berhak menolak dan Kontraktor harus mengganti atau memperbaiki
kesalahan tanpa ada pengurangan mutu pekerjaan. Dan beban biaya penggantian ini
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

1.13. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI (HARDWARE)

A. Umum
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan,
dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pemasangan alat penggantung dan pengunci yang dilakukan meliputi
seluruh pemasangan pada daun pintu kayu/kaca, daun jendela
kayu/kaca/aluminium seperti yang ditunjukan/ dipersyaratkan dalam
detail gambar.

2. Persyaratan Bahan
a. Semua hardware yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam buku spesifikasi teknis. Bila terjadi perubahan atau
hardware akibat dari pemilihan merk dan ketidak-cocokan di lapangan,
Kontraktor wajib melapokan hal tersebut kepada Pengawas Lapangan
untuk mendapatkan persetujuan.
b. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelat
aluminium berukuran 3 x 6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini
dihubungkan dengan cincin nikel ke setiap anak kunci.
c. Harus disediakan lemari penyimpanan anak kunci dengan`Becked Enamel
Finish’ yang dilengkapi dengan kaitan-kaitan untuk anak kunci lengkap
dengan nomor pengenalnya. Lemari berukuran lebar x tinggi = 40 x 50
cm, dengan tebal 15 cm berdaun pintu tunggal memakai engsel piano dan
handle aluminium.

3. Submittal
Mock Up
a. Buatkan 1 (satu) buah mock up pada tempat yang akan disepakati
konstruksinya.
b. Mock up meliputi pekerjaan kayu dengan pemasangan hardware yang
ditentukan.
c. Mock Up adalah untuk :
 Memperlihatkan sistem pemasangan, finishing, dan lain-lain detail
yang diisyaratkan.
 Pelaksanaan tidak boleh melakukan kegiatan sebelum mock up
terakhir dapat persetujuan dari Pemberi Tugas.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis II - 37


Shop Drawing
a. Buatkan shop drawing secara lengkap, jelas, dan terperinci yang dapat
menjelaskan :
 Type dan tampak
 Detail-daetail sambungan
 Detail pertemuan logam dengan komponen bangunan lainnya yang
berhubungan.
b. Ukuran-ukuran harus lengkap dan jelas.
c. Tidak diperkenankan memulai pekerjaan sebelum ada persetujuan dari
Shop Drawing ini.

Data Produksi Material


a. Umum
Ajukan data produksi seperti: spesifikasi teknis, cara-cara
pengerjaan/pemasangan dan saran-saran teknis lainnya yang mungkin
akan diperlukan untuk dijadikan bahan pertimbangan bagi perencana
maupun pengawas.
b. Bersama pengajuan Shop Drawing maka dilampirkan pula data-data
mengenai bahan-bahan yang terkait berkenaan dengan perhitungan
kontruksi, garansi, dimensi, dan lain-lain.

Sertifikat
Pernyataan bahwa pelaksanaan dan penggunaan baik material/bahan adalah asli,
baru, maupun metode pengerjaan sudah sesuai dengan yang diisyaratkan oleh
pihak pabrik.

Petunjuk Perawatan
Jelaskan serta tuliskan secara mendetail dan sistematis tentang cara-cara
perawatan dan perbaikan dari setiap komponen pekerjaan ini.

Jaminan/Garansi
a. Berikan jaminan bahwa hasil pekerjaan baik dan tidak terdapat bagian-
bagin yang rusak atau cacat baik karena penyimpanan maupun karena
pengerjaan.
b. Jaminan/garansi diterbitkan untuk kepentingan Pemberi Tugas pada dan
terhitung sejak tanggal Penyerahan Pertama Pekerjaan.

4. Quality Control/Pengujian
a. Seluruh perangkat kunci harus bisa dipakai dengan baik, untuk itu harus
dilakukan pengujian secara kasar maupun halus.
b. Pengujian dimaksud adalah untuk mengetahui apakah Pekerjaan
Penggantung dan Pengunci dalam hal sistem pemasangan material
hardware, handle, dan perlengkapan lainnya yang dipersyaratkan dalam
Dokumen Kontrak sudah tepat dan baik sehingga tidak goyang atau
sambungan-sambungan yang terbuka pada seluruh bagian dan sistem dari
pekerjaan ini. Pengujian ini dilaksanakan sebelum Pekerjaan dimulai dan
pekerjaan pengujian ini bukan dimaksud untuk meniadakan
jaminan/garansi yang wajib dikeluarkan Kontraktor.
c. Badan Pengujian ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan pengujiannya,
termasuk bila diperlukan uji ulang, adalah beban Kontraktor.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis II - 38


B. Bahan
1. Perlengkapan Pintu Dan Jendela
Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu
Semua pintu dan jendela aluminium menggunakan peralatan kunci lengkap
dengan asesorisnya sesuai ketentuan pabriknya dan dari kualitas yang terbaik.
Semua pintu kayu menggunakan peralatan kunci sebagai berikut :
Lockcase merk SES (lokal) atau setara
Cylinder merk SES (lokal) atau setara
Handle & Backplate merk SES (lokal) atau setara
Engsel (Butt hinges) merk NYLON atau setara

Beberapa jenis pintu serta pekerjaan besi dan penggantung mengacu pada hal-
hal berikut :
a. Pada pintu masuk utama yang terdiri dari 2 (dua) pasang daun pintu dan
pintu masuk kedua yang terdiri dari 1 (satu) pasang daun pintu, maka
untuk setiap daun pintu dipasang kunci tersebut
b. Untuk daun jendela kaca dipakai handle pengunci merk SES atau setara
c. Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu.
Dipasang setinggi 90 cm dari lantai, atau sesuai petunjuk Pemberi Tugas,
Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas

2. Pekerjaan Engsel
a. Untuk pintu-pintu panel dan pintu KM/WC menggunakan engsel pintu
merk NYLON atau setara, dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk
setiap daun pintu dengan menggunakan sekrup kembang dengan warna
yang sama dengan warna engselnya. Jumlah engsel yang dipasang harus
diperhitungkan menurut beban berat daun pintu, tiap engsel memikul
maksimal 20 kg.
b. Untuk jendela digunakan engsel merk NYLON atau setara dengan
kemampun daya pikul maksimal 15 kg

C. Pelaksanaan
1. Engsel diatas dipasang sekitar 28 cm (as) dari permukaan atas pintu. Engsel
bawah dipasang sekitar 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu. Engsel tengah
dipasang di tengah-tengah kedua engsel tersebut.
2. Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang sekitar 28 cm dari
permukaan pintu, engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel
tersebut.
3. Pemasangan lockcase, handle, dan back plate, serta door closer harus rapi, lurus
sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Konsultan Pengawas
Apabila hal tersebut tidak tercapai, maka kontraktor wajib memperbaikinya atas
tanggungan kontraktor sendiri.

1.14. PEKERJAAN KACA

A. Umum
Lingkup Pekerjaan
1. Pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan kaca yang lengkap dan sesuai dengan
yang dipersyaratkan dalam perencanaan
2. Pekerjaan lain yang terkait :
a. Pekerjaan komponen pintu/ jendela.
b. Pekerjaan sanitair untuk kaca cermin.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis II - 39


c. Pekerjaan lain yang mengikuti spesifikasi ini :
Standar Dan Persyaratan Bahan
1. Standar
a. ANSI (American National Standard Institute). 297.1-1975-Safety
Material Used in Building
b. ASTM (American Society for Testing and Materials). E6-P3 Proposed
Specification for Sealed Insulating Glass Units.

2. Persyaratan Bahan
a. Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya
memiliki ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat
diperoleh dari proses tarik tembus cahaya, gilas, dan pengembangan
(Float Glass)
b. Toleransi lebar dan panjang; ukuran panjang dan lebar tidak boleh
melampaui toleransi seperti yang ditentukan oleh pabrik.
c. Kesikuan; kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai
sudut serta tepi potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan
maksimum yang diperkenankan adalah 1,5 mm per meter.
d. Cacat-cacat,
 Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai
ketentuan dari pabrik
 Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang yang
terisi gas yang terdapat pada kaca)
 Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat
mengganggu pandangan
 Kaca harus bebas dari keretakan (garis pecah pada kaca baik
sebagian atau seluruh tebal kaca)
 Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (benjolan pada sisi panjang
dan lebar ke arah luar/masuk)
 Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave). Benang
adalah cacat garis timbul yang tembus pandangan, gelombang
adalah permukaan kaca yang berubah dan mengganggu pandangan
 Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud), dan goresan
(scratch)

B. Submittals
Shop Drawing
1. Gambar kerja yang lengkap dan jelas menunjukkan :
Detail dalam skala besar untuk setiap jenis profile sistem sambungan, sistem
pemasangan setiap jenis kaca dan komponen lain yang diperlukan untuk
terlaksananya pekerjaan yang sempurna. Perubahan dimungkinkan hanya
karena hasil review dan evaluasi atas test mock-up yang harus diadakan,
perubahan harus disetujui Konsultan Pengawas
2. Sistem pemasangan.
Gambar kerja dan pelaksanaan yang menunjukkan :
a. Sistem konstruksi penyangga kaca dan penempatannya terhadap kusen
ataupun panel pintu.
b. Jenis kaca dan tebal kaca.

Data Produk
Spesifikasi teknis dan petunjuk pemasangan dari pabrik pembuat.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis II - 40


Contoh Bahan
3 (tiga) buah untuk setiap jenis dan tipe yang dipersyaratkan dengan ukuran 30 x 30
cm2.
Petunjuk Pemeliharaan
Memuat petunjuk terinci mengenai :
1. Pemeriksaan berkala
2. Perawatan seluruh bagian dinding kaca.

Garansi dan Jaminan


Bahwa pekerjaan tersebut telah watertight (kedap air) dan bebas dari cacat bahan dan
kerusakan akibat pengerjaan dimana jaminan berlaku selama 5 (lima) tahun.

Penanganan Bahan
1. Pengiriman.
Hasil fabrikasi dan komponennya dikirim ke site dalam keadaan sudah diberi
pengenal/identifikasi sesuai dengan identifikasi gambar Shop Drawing/Erection
Drawing. Bahan dikirim tanpa cacat dan harus diperiksa, disetujui, dan diterima
oleh Pemberi Tugas, Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas.
2. Penyimpanan.
Tidak diperkenankan disimpan dalam site.
3. Perlindungan.
Bahan dilindungi selama pengiriman pemasangan dari pengaruh cuaca.
Bahan/hasil pekerjaan yang rusak/cacat tidak dapat diterima.

Penjadwalan
Koordinasi pekerjaan dengan pekerjaan-pekerjaan lain yang terkait dengan pekerjaan
dinding kaca untuk pekerjaan yang sempurna, dan tidak menghambat jadwal
pekerjaan lain. Beri tanda pada bidang/ tempat kerja dari setiap pekerjaan yang terkait
(bila perlu)
1. Pekerjaan Mock-up
2. Pekerjaan Komponen dinding kaca

C. Bahan
1. Spesifikasi Bahan.
a. Bahan kaca & cermin harus sesuai SIII 0189/78 dan PBVI 1982
b. Bahan harus bebas cacat dan noda, bebas sulfida, maupun bercak lainnya
c. Semua bahan kaca dan cermin sebelum dan sesudah terpasang harus
mendapat persetujuan dari Pengawas.
d. Sisi kaca yang tampak maupun tidak tampak akibat pemotongan harus
digerinda/dihaluskan hingga tidak tajam dan berbahaya.
e. Jenis : kaca tempered
f. Type finishing permukaan : On Line
g. Produksi : Asahimas
h. Ketebalan : sesuai gambar rencana
i. Bahan pengisi siar : disesuaikan
j. Type : Float, clear dan berwarna
k. Ukuran : gambar Shop Drawing
l. Posisi : Jendela dan Pintu

2. Fabrikasi
a. Kaca.
Dimensi dalam gambar rencana harus diperiksa dan disesuaikan pada
Shop Drawing berdasarkan hasil pengukuran di lapangan.
a. Cutting/Pemotongan.
Sesuai dengan peraturan pabrik pembuat dan tidak dilakukan di lapangan.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis II - 41


D. Pelaksanaan
1. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian, dan
syarat pekerjaan dalam spesifikasi teknis
2. Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian
3. Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Konsultan Pengawas
4. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan
diberi tanda untuk mudah diketahui, tanda-tanda tidak boleh menggunakan
kapur namun menggunakan potongan kertas yang direkatkan dengan
menggunakan lem aci
5. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat
pemotong kaca khusus
6. Pemotongan kaca harus disesuaikan dengan rangka/kusen, minimal 10 mm
masuk ke dalam alur kaca pada kusen
7. Pembersih akhir kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan
menggunakan cairan pembersih kaca setara merk Windex
8. Cermin dan kaca harus terpasang dengan rapi serta sisi tepi harus lurus dan rata,
bebas dari noda, dan bekas goresan.

1.15. PEKERJAAN ATAP BETON

A. PEKERJAAN ATAP BETON


1. Umum
Lingkup Pekerjaan :
Meliputi penyiapan bagian yang akan dipasang, pembuatan atap beton sesuai
dengan gambar rencana dan ketentuan-ketentuan pekerjaan beton yang
disyaratkan dalam spesifikasi teknis Struktur, khususnya untuk pekerjaan Beton
dan penyelesaian permukannya termasuk penyediaan material dan peralatan
pembantu.

2. Bahan
 Atap beton
Seperti yang disyaratkan pada gambar perencanaan dan spesifikasi teknik
pada pekerjaan struktur khususnya pekerjaan beton
 Water Proofing
Digunakan pelapis kedap air jenis membrane seperti yang dijelaskan
dalam spesifikasi teknik pada pekerjaan Lapisan Kedap Air

3. Pelaksanaan
Pekerjaan atap beton harus mengikuti persyaratan yang tersebut dalam
persyaratan teknik ini. Water Stop dipasang pada semua delatasi atap, lisplang
dan bagian-bagian lain yang disyaratkan.
Pasangannya harus cukup kuat dan apabila diperlukan sambungan, maka
penyambungannya harus dilakukan dengan sistem las sesuai petunjuk pabrik
pembuatannya.

Pada saat pengecoran, water stop harus dalam keadaan bersih, bebas dari segala
macam kotoran, minyak, cat dan lemak.

1.16. PEKERJAAN SALURAN BUANGAN

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis II - 42


A. Umum
Lingkup Pekerjaan
1. Pengadaan dan pelaksanaan saluran buangan air hujan dari atap datar dak
beton,dan taman menuju saluran buangan air keliling sesuai dengan yang
dipersyaratkan dalam perencanaan.
2. Pekerjaan yang terkait adalah Pembuatan Saluran Pembuangan Air Hujan.

B. Bahan
1. Pipa PVC diameter 4’ untuk saluran Pembuangan Air Hujan (PAH) dari atap dak
beton sepanjang 30 cm dengan gantungan rantai plastik sepanjang atap hingga
permukaan tanah.
2. Bahan saluran buangan air adalah buis beton setengah lingkaran dengan diameter
30 cm
3. Untuk saluran kecil, permukaan atasnya ditutup dengan plat beton yang dicetak di
tempat.
4. Saluran buangan air eksisting yang terkena perletakan bangunan baru digeser
dengan jarak seperti ditunjukkan dalam gambar kerja teknis.

C. Pelaksanaan
1. Perletakan saluran buangan air hujan dan air bekas ini disesuaikan dengan gambar
kerja teknis.
2. Untuk saluran buangan air hujan sekitar bangunan, kontraktor menyerahkan
contoh buis beton dengan diameter 30 cm dengan bahan penutup plat beton atau
seperti tercantum dalam gambar untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
3. Pelaksanaan saluran air hujan ini harus sesuai dengan cara pelaksanaan yang
tercantum pada pasal-pasal terdahulu mengenai pasangan batukali, pasangan
bata, dan pekerjaan beton. Pasangan pipa-pipa beton harus memperhatikan
sambungannya agar tidak bocor dilindungi dengan adukan semen pasir 1 pc : 3
ps. Pasangan pipa beton jangan ditimbun dulu sebelum adukan sembungan
benar-benar kering dan sudah diuji pengaliran airnya.

1.17. PEKERJAAN HALAMAN / LINGKUNGAN

A. Lingkup Pekerjaan
1. Pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan halaman dan lingkungan disekitar
pekerjaan renovasi, agar gedung dapat berfungsi sesuai yang diinginkan serta
sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam dokumen kontrak dan gambar kerja.
2. Pekerjaan yang terkait adalah Pembuatan Saluran Pembuangan, Taman,
Jalan/Parkir, Selasar, Pembersihan dan lain-lain
B. Pelaksanaan
1. Pekerjaan disesuaikan dengan gambar kerja teknis dan kondisi lapangan atau
sesuai petunjuk Pemberi Tugas, Konsultan Perencanaan dan Konsultan
Pengawas.
2. Kontraktor diharapkan dapat membuat shopdrawing dan menyerahkan contoh
material untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
3. Pelaksanaannya harus sesuai petunjuk Konsultan Pengawas dan pasal-pasal
terdahulu mengenai urugan, pasangan batu kali, pasangan bata, pekerjaan beton
dan pekerjaan lain yang relevan.

1.18. PEKERJAAN LANDSCAPE/ PERTAMANAN

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis II - 43


A. Lingkup Pekerjaan
Penataan halaman dengan pembuatan taman dan penenaman berbagai tanaman berupa
tanaman semak/perdu,rumput dan tanaman hias.

Penanaman Semak/Perdu
Tanah harus disiapkan terlebih dahulu dari rumput-rumput liar,dan sisa-sisa konstruksi
sebelum penanaman dilakukan dan sesuai dengan rencana. Kedalaman galian untuk
tanaman adalah 30-40 cm dengan lebar/panjang disesuaikan dengan rencana tanaman
disi dengan tanah merah dan diberi pupuk seculupnya beserta air.

Penanaman Rumput
Tanah harus disiapkan terlebih dahulu dari rumput-rumput liar,dan sisa-sisa konstruksi
sebelum penanaman dilakukan dan sesuai dengan rencana. Kemudian tanah
digemburkan sedalam 20-25 cm,dan lapisan atas setebal 5 cm dicampur dengan pupuk
kandang dengan perbandingan 80% tanah asal dan 20% pupuk kandang .Setelah tanah
diratakan dengan menggunakan papan, lempengan rumput sudah dapat ditanam.
Penyiraman dilakukan 2 kali dalam sehari.

B. Pelaksanaan
1. Sebelum melakukan pekerjaan, Pemborong harus melakukan pengukuran dan
pematokan bagian lansekap sesuai dengan gambar rencana serta disetujui oleh
Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas.
2. Pemborong harus menentukan “Bench Mark” terlebih dahulu sebelum membuat
patokan permukaan lansekap dan bertanggung jawab atas ketepatannya.
3. Pelaksanaan pekerjaan ini baru dapat dimulai setelah pekerjaan halaman dan
bangunan selesai dikerjakan dan dapat ijin dari Pengawas.
4. Pengolahan tanah yang akan ditanami harus dilakukan setelah kepadatan dan
evaluasi tanah sudah benar-benar sesuai dengan rencana dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
5. Pada daerah-daerah yang tidak dibuat kontur/berpola,permukaan harus dibuat
kemiringan 0,5% untuk menghindari genangan air.
6. Penanaman pohon harus memperhatikan adanya titik-titik lampu penerangan
luar,instalasi dan saluran-saluran yang ada.
7. Pemborong harus membuat gambar kerja yang memperlihatkan letak
pohon,titik-titik lampu,insatalasi dan saluran yang ada.
8. Penempatan elemen – elemen lansekap harus sesuai dengan gambar
rencana,apabila ada perubahan maka harus membuat gambar revisi dari
perubahan yang dilakukan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis II - 44

Anda mungkin juga menyukai