PEKERJAAN TANAH
1.1 GALIAN
A. UMUM
(1). Uraian
a. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan, pembuangan,
atau pembuatan stok dari tanah atau padas atau material lain dari badan
jalan atau sekitarnya yang perlu untuk penyelesaian yang memuaskan
dari pekerjaan dalam kontrak ini.
b. Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan selokan dalam
saluran air, untuk pembuatan formasi dari galian atau pondasi untuk
pipa, gorong-gorong, saluran atau struktur lainnya, untuk pembuangan
material yang tak terpakai atau humus, untuk pekerjaan stabilisasi dan
pembersihan logsoran, untuk bahan galian konstruksi atau pembuangan
material sisa dan untuk pembentukan secara umum dari tempat kerja
sesuai dengan spesifikasi ini dan yang memenuhi garis, ketinggian dan
penampang melintang yang ditunjukkan dalam gambar atau yang
diperintahkan oleh Direksi Teknik.
c. Kecuali untuk kepentingan pembayaran, ketentuan dari seksi ini berlaku
untuk seluruh pekerjaan galian yang dilakukan sehubungan dengan
kontrak, dan seluruh galian dapat merupakan salah satu dari :
( i ) Galian biasa
( ii ) Galian padas
d. Galian biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasi
sebagai galian padas.
e. Galian padas harus mencakup galian dari batu dengan volume 1 m 3 atau
lebih dan seluruh padas atau bahan lainnya yang dalam pandangan
Direksi Teknik adalah tidak praktis menggali tanpa penggunaan alat
bertekanan udara, atau pemboran, dan peledakan. Galian ini tidak
termasuk bahan yang menurut pendapat Direksi Teknik dapat dilepaskan
dengan penggaru yang ditarik oleh traktor dengan berat minimun 15 ton
dan tenaga kuda neto sebesar 180 TK.
(2). Pekerjaan dipasal lain yang berhubungan dengan bagian pasal ini
a. Transportasi dan Penanganan
b. Pemeliharaan Terhadap Arus Lalu Lintas
c. Material dan Penyimpanannya
d. Selokan dan Saluran Air
e. Drainase Porous
f. Timbunan (Urugan)
g. Penyiapan Permukaan Jalan
h. Pekerjaan Beton
i. Pasangan Batu
j. Toleransi Dimensi
Kelandaian akhir, arah dan formasi sesudah galian tidak boleh bervariasi
dari yang ditentukan lebih dari 2 cm pada setiap titik.
Permukaan galian yang telah selesai yang terbuka terhadap aliran air
permukaan harus cukup rata dan harus memiliki cukup kemiringan untuk
menjamin drainase yang bebas dari permukaan itu tanpa terjadi genangan.
B. PROSEDUR PENGGALIAN
(1)Prosedur Umum
a. Penggalian harus dilaksanakan hingga garis ketinggian dan elevasi
yang ditentukan dalam Gambar atau ditunjukan olehDireksi Teknik dan
harus mencakup pembuangan seluruh material dalam bentuk apapun
yang dijumpai, termasuk tanah, padas, batu bata, batu, beton, tembok
dan perkerasan yang lain.
b. Pekerjaan galian harus dilakukan dengan gangguan seminimal mungkin
terhadap material dibawah dan diluar batas galian.
c. Dimana material yang terbuka pada garis formasi atau permukaan
lapisan tanah dasar atau pondasi dalam keadaan lepas atau tanah
gambut atau material lainnya yang tak memenuhi alam pendapat
Direksi Teknik, maka material tersebut harus dipadatkan dengan benar
atau seluruhnya dibuang dan diganti dengan timbunan yang
memenuhi syarat, sebagaimana diperintahkan Direksi Teknik.
d. Dimensi material padas, lapisan keras atau yang sukar dibongkar
dijumpai pada garis formasi untuk selokan berpasangan, pada
ketinggian tanah dasar untuk perkerasan dan bahu, atau pada dasar
galian pipa atau pondasi struktur, maka material tersebut harus digali
15 cm lebih dalam hingga kepermukaan yang mantap dan merata.
Tidak boleh ada tonjolan-tonjolan padas dari permukaan tersebut dan
seluruh pecahan padas yang diameternya lebih besar dari 15 cm harus
dibuang. Profil galian yang disyaratkan harus didapat dengan
mengurug kembali dengan material yang dipadatkan yang disetujui
oleh Direksi Teknik.
(2)Galian tanah dasar perkerasan dan bahu jalan dan formasi berm, selokan dan
talud
Ketentuan dalam Penyiapan Permukaan Jalan, harus berlaku seperti juga
ketentuan dalam seksi ini.
( 3 ) Dasar Pembayaran
Kuantitas dari galian, diukur menurut ketentuan diatas, akan dibayar per
satuan pengukuran pada harga yang dimasukkan dalam jadwal penawaran
untuk Mata Pekerjaan yang terdaftar dibawah, yang merupakan
kompensasi untuk seluruh pekerjaan dan biaya yang diperlukan dalam
melaksanakan pekerjaan galian yang diperlukan sebagaimana diuraikan
dalam seksi ini.
A. UMUM
1. Uraian
a. Pekerjaan ini mencakup pengambilan, pengangkutan, penghamparan
dan pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk
konstruksi urugan, untuk urugan kembali galian atau galian pipa atau
struktur da untuk urugan umum yang diperlukan untuk membuat
bentuk dimensi timbunan antara lain ketinggian yang sesui persyaratan
atau penampang melintangnya.
b. Urugan yang dicakup oleh ketentuan dalam seksi ini harus dibagi
menadi sua jenis, yaitu urugan biasa dan urugan pilihan. Urugan pilihan
akan digunakan di daerah berawa, saluran air dan lokasi serupa dimana
material yang plastis sulit untuk dipadatkan dengan baik. Urugan
pilihan dapat juga digunakan untuk stabilisasi lereng atau pekerjaan
pelebaran jika diperlukan lereng yang curam karena keterbatasan
ruangan, dan untuk pekerjaan urugan lainnya dimana kekuatan urugan
adalah faktor yang kritis.
c. Pekerjaan yang tidak termasuk bahan urugan yaitu material yang
dipasang sebagai landasan untuk pipa atau saluran beton, juga tidak
termasuk material drainase berpori yang dipakai untuk maksud
drainase bawah permukaan atau untuk mencegah hanyutnya butir
halus akibat filtrasi
Pekerjaan dibagian lain yang berhubungan dengan bagian pasal ini
a. Material dan penyimpanannya
b. Drainase Porous
c. Galian
d. Penyiapan permukaan jalan
e. Pekerjaan beton
f. Pasangan batu
g. Pemeliharaan jalan samping
h. Toleransi dimensi
1. Permukaan dan ketinggian akhir setelah pemadatan tidak lebih
tinggi atau lebih rendah 2 cm dari yang ditentukan atau disetujui
2. Seluruh permukaan akhir urugan yang terbuka harus rata dan harus
memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran yang bebas
dari air permukaan.
3. Permukaan akhir lereng timbunan harus tidak bervariasi lebih dari 10
cm dari garis profil yang ditentukan.
4. Urugan tidak boleh dipasang timbunan lapis yang lebih dari 10 cm
tebal padal juga tidak dalam lapis yahng kurang dari 10 cm tebal
padat.
(2)Pelaporan
a. Untuk setiap Urugan yang akan dibayar menurut ketentuan-
ketentuan Seksi dari Spesifikasi ini Kontraktor diharuskan
menyerahkan laporan di bawah ini kepada Direksi Teknik sebelum
izin memulai pekerjaan disetujui.
( i ). Gambar detail penampang melintang yang menunjukkan
permukaan yang telah dipersiapkan untuk penempatan urugan.
( ii ). Hasil pengujian kepadatan yang membuktikan pemadatan
yang cukup dari permukaan yang disiapkan dimana urugan
ditempatkan.
b. Kontraktor harus mengirim contoh-contoh bahan urugan kepada
Direksi Teknik paling lambat 14 hari sebelum tanggal yang diusulkan
untuk penggunaan pertama kalinya sebagai bahan urugan itu :
( i ). Dua contoh masing-masing 50 kg dari material, satu harus
disimpan oleh Direksi Teknik untuk rujukan selama masa
kontrak.
( ii ). Pernyataan perihal asal dan komposisi dari material yang
diusulka, bersama dengan hasil pengujian laboratorium yang
membuktikan sifat material tersebut memenuhi persyaratan.
c. Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut dalam bentuk tertulis
kepada Direksi Teknik segera setelah selesainya satu bagian dari
pekerjaan dan sebelum mendapat persetujuan dari Direksi Teknik,
tidak diperkenanka material lain dipasang diatas urugan terdahulu;
( i ). Hasil dari pengujian kepadatan.
( ii ). Hasil dari pengujian pengukuran permukaan dan data survei
yang memeriksa bahwa toleransi permukaan yang ditentukan
dipenuhi.
(3)Jadwal Kerja
a. Bagian yang baru dari timbunan badan jalan harus dibangun dengan
menggunakan konstruksi setengah lebar jalan sehingga setiap saat
jalan tetap terbuka untuk lalu-lintas.
b. Untuk mencegah gangguan pada konstruksi tembok kepala dan
tembok sayap jembatan, Kontraktor diharuskan, pada titik-titik yang
ditetapkan oleh Direksi Teknik, menunda sebahagian pekerjaan
urugan untuk membentuk jalan pendek (oprit) kestruktur tersebut
hingga penanganan struktur lancar tanpa adanya gangguan /resiko
sebagai akibat pelaksanaan dari opritan.
2. MATERIAL
1. Sumber Material
Bahan urugan harus dipilih dari sumber yang disetujui sesuai dengan
“Bahan dan Penyimpanannya” dari spesifikasi ini.
2. Urugan biasa
3. Urugan Pilihan
a. Urugan hanya boleh diklasifikasi sebagai “Urugan Pilihan” bila
digunakan pada lokasi atau untuk maksud dimana urugan pilihan
telah ditentukan atau disetujui secara tertulis oleh Direksi Teknik.
sEluruh urugan lain yang digunakan harus dipandang sebagai
urugan biasa
b. Urugan yang diklasifikasikan sebagai urugan pilihan harus terdiri
dari bahan tanah atau padas yang memenuhi persyaratan untuk
urugan biasa dan sebagai tambahan harus memiliki sifat tertentu
tergantung dari maksud penggunaannya, seperti diperintahkan
atau disetujui oleh Direksi Tekik. Dalam segala hal, seluruh urugan
pilihan harus, bila diuji sesuai dengan AASHTO T 193, memiliki CBR
paling sedikit 10 % setelah 4 hari perendaman bila dipadatkan
sampai 100 % kepadatan kering maksimum sesuai dengan
AASHTO T 99.
c. Bila digunakan dalam keadaan dimana pemadatan dalam keadaan
jenuh atau banjir tidak dapat dihindari, urugan pilihan haruslah
pasir atau kerikil atau bahan berbutir bersih lainnya dengan Indeks
Plastisitas maksimum 6 %.
d. Bila digunakan pada lereng atau pekerjaan stabilisasi timbunan
atau pada situasi lainnya dimana kuat geser penting tetapi
dikumpai kondisi pemadatan normal dan kering, urugan pilihan
dapat dari padas atau kerikil berlempung bergradasi baik atau
lempung berpasir atau lempung berplastisitas rendah. Tipe dari
bahan yang dipilih dan disetujui oleh Direksi Teknik akan
tergantung pada kecuraman dari lereng yang akan dibangun atau
dibuang, atau pada tekanan yang akan dipikul.
4. Pemasangan Urugan
a. Urugan harus dibawa ke permukaan yang telah disiapkan dan
disebar merata dalam lapis yang bila dipadatkan akan memenuhi
toleransi tebal lapisan yang diberikan dalam seksi ini. Bila lebih dari
satu lapis akan dipasang, lapis-lapis tersebut sedapat mungkin harus
sama tebalnya.
b. Urugan tanah umumnya harus diangkut langsung dari lokasi sumber
material ketempat permukaan yang telah disiapkan sewaktu suaca
kering dan disebar. Penimbunan stok tanah urug biasanya tidak
diperbolehkan, terutama selama musim hujan.
c. Dalam penempatan urugan diatas terhadap selimut pasir atau bahan
drainase porous, harus diperhatikan agar tidak terjadi pencampuran
dua bahan tersebut. Dalam hal pembentukan drainase vertikal,
pemisah yang jelas harus diberikan antara kedua bahan dapat
dijamin oleh penggunaan acuan sementara dari pelat baja tipis yang
sedikit demi sedikit ditarik sewaktu pengisian urugan dan drainase
porous dilaksanakan.
d. Urugan kembali diatas pipa dan dibelakang atruktur harus
dilaksanakan secara sistematis dan secepat mungkin menyusul
pemasangan pipa atau struktur. Akan tetapi sebelum pengurugan
paling sedikit harus diberikan waktu 8 jam setelah pemberian
adukan pada sambungan-sambungan pipa atau pengecoran struktur
beton dengan gaya berat, pasangan batu atau pasangan batu
debfab adukan. Perioda 14 hari harus diberikan sebelum pengurugan
disekitar struktur penahan tanah dari beton, pasangan batu atau
pasangan batu dengan adukan.
e. Bila timbunan akan diperlebar, lereng dari timbunan yang ada harus
disiapkan dengan membuang seluruh tetumbuhan permukaan dan
dibuat bertangga sehingga urugan yang baru terkunci kepada
timbunan yang lama sampai memuaskan Direksi Teknik. Selanjutnya
urugan yang diperlebar harus dibangun secara horizontal sampa
dengan ketinggian tanah dasar yang selanjutnya harus ditutup
secepat mungkin dengan lapis pondasi bawah sampai setinggi
permukaan jalan yang ada sehingga bagian yang diperlebar dapat
digunakan oleh lalu lintas secepatnya, yang memungkinkan ke sisi
jalan lainnya jika diperlukan.
6. JAMINAN MUTU
(1)Pengendalian Mutu Bahan
a. Jumlah dari data pendukung hasil uji yang diperlukan untuk
persetujuan awal dari mutu bahan akan ditetapkan oleh Direksi
Teknik, tetapi akan mencakup seluruh pengujian yang dipersyaratkan
pada paling sedikit tiga contoh yang memiliki dari sumber bahan
yang cenderung dijumpai dari sumber.
b. Menyusul persetujuan dari mutu bahan urugan yang diusulkan,
pengujian mutu bahan selanjutnya akan diulangi atas dasar
pertimbangan Direksi Teknik, dalam hal diamati perubahan dalam
bahan atau dalam sumbernya.
c. Program untuk pengendalian pengujian bahan secara rutin akan
dilakukan untuk mengendalikan perubahan yang ada dalam bahan
yang dibawa ke tempat kerja. Cakupan dari pengujian harus seperti
yang diperintahkan oleh Direksi Tehnik tetapi untuk setiap 1000
(4)Percobaan pemadatan
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk pemilihan peralatan dan
metoda untuk mencapai tingkat kepadatan yang ditentukan. Dalam hal
bahwa kontraktor tidak sanggup mencapai kepadatan yang
disyaratkan, prosedur pemadatan berikut ini dapat diikuti :
Percobaan lapangan harus dilakukan dengan jumlah lintasan peralatan
pemadat dan kadar air diubah-ubah sehingga kepadatan yang
disyaratkan tercapai sehingga memuaskan Direksi Tehnik. Hasil dari
percobaan lapangan ini selanjutnya harus digunakan untuk
menetapkan jumlah lintasan, tipe dari peralatan pemadat dan kadar air
dari pemadatan tersebut.
A. UMUM
( 1 ) Uraian
a. Pekerjaan ini mencakup penyiapan permukaan tanah dasar atau
permukaan jalan kerikil (Grade) yang ada untuk pemasangan Lapis
Pondasi Agregat, Pondasi jalan tanpa penutup, Pondasi Tanah Semen
atau ATB pada badan jalan (termasuk jalur tempat berhenti dan
persimpangan) yang tidak ditetapkan sebagai pemeliharaan rutin.
Menurut Seksi Spesifikasi ini pembayaran tidak boleh dilakukan
terhadap bahu jalan, perbaikan tepi, perbaikan lubang atau
penambalan perkerasan.
b. Dalam hal jalan kerikil pekerjaan dapat juga mencakup peralatan berat
dengan motor grader untuk perbaikan bentuk dengan atau tanpa
penggaruan dan tanpa penambahan material baru.
c. Pekerjaan meliputi galian minor atau penggaruan serta urugan yang
disusul dengan pembentukan, pemadatan dan pengujian dari tanah
atau bahan berbutir, dan memelihara permukaan yang disiapkan
sampai material perkerasan ditempatkan diatasnya, yang semuanya
sesuai dengan gambar dan spesifikasi ini atau sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Tehnik.
( 2 ) Toleransi Dimensi
(a) Ketinggian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih dari satu
sentimeter lebih tinggi atau lebih rendah dari yang ditentukan atau
disetujui.
(b) Seluruh permukaan akhir harus cukup rata dan dengan memiliki
kelandaian cukup, untuk menjamin aliran bebas dari air permukaan.
( 3 ) Pelaporan
(a) Pelaporan yang berhubungan dengan galian dan urugan harus
dilakukan masing-masing untuk seluruh galian dan urugan yang
dikerjakan untuk penyiapan permukaan jalan.
(b) Kontraktor harus melaporkan hal berikut ini dalam bentuk tertulis
kepada direksi Tehnik segera menyusul selesainya suatu bagian dari
pekerjaan dan sebelum setiap persetujuan dapat diberikan untuk
pemasangan dari bahan lain diatas tanah dasar atau permukaan
jalan :
( i ) Hasil dari pengujian kepadatan seperti yang ditentukan.
( ii )Hasil dari pengujian pengukuran permukaan dan data survei
yang membuktikan bahwa toleransi permukaan yang
disyaratkan terpenuhi.
B. MATERIAL
Tanah dasar dapat dibentuk pada urugan biasa, urugan pilihan, pondasi
agregat atau drainase porous, atau pada tanah asli pada daerah
pemotongan. Bahan yang digunakan dalam masing-masing hal haruslah
sesuai dengan yang diperintahkan Direksi Tehnik dan sifat bahan yang
disyaratkan untuk bahan yang dipasang sebagai pembentuk tanah dasar
haruslah seperti yang ditentukan dalam spesifikasi untuk bahan tersebut.
A. UMUM
( 1 ) Uraian
(a ) Pekerjaan ini harus mencakup pembuatan selokan baru baik yang
mempunyai pasangan ataupun tidak, sesuai dengan spesifikasi ini
dan memenuhi persyaratan arah, ketinggian dan perincian yang
ditunjukkan pada gambar atau sesui dengan perintah Direksi Teknik.
Selokan yang mempunyai pasangan harus dibuat dari pasangan
batu.
( b ) Pekerjaan ini juga meliputi relokasi atau perlindungan dari
saluran/sungai yang ada, kanal irigasi atau saluran air lainnya yang
akan terganggu baik sementara maupun tetap, selama penyelesaian
pekerjaan yang memuaskan sesuai dengan kontrak
C PELAKSANAAN
( 1 ) Penentuan titik dari saluran
Lokasi panjang arah aliran dan kelandaian yang diperlukan dari seluruh
selokan yang akan dibentuk atau digali atau diberi pasangan, dan lokasi
dari seluruh lubang penampung dan pembuatan yang berhubungan harus
ditentukan oleh kontraktor benar-benar sesuai dengan detail konstruksi
yang disediakan oleh Direksi Teknik menurut Pasal 2.1.1(2) dari seksi
spesifikasi ini.
( 2 ) Pembangunan selokan
( a ) Penggalian, penimbunan dan pemotongan harus dilakukan
sebagaimana diperlukan untuk membentuk selokan baru atau lama,
sesuai garis dan kelandaian yang ditunjukkan pada gambar
potongan memanjang yang disetujui dan sesuai profil yang
ditunjukkan pada gambar tipe selokan atau sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Teknik.
( b ) Setelah ada persetujuan Direksi Teknik tentang formasi selokan yang
disiapkan, Pasangan batu harus dipasang seperti yang ditentukan
dalam spesifikasi ini
Seluruh bahan dari hasil galian harus dibuang dari selokan sekurang-
kurangnya pada jarak 10 m hingga tidak ada bahan yang berlebihan dapat
masuk kembali kedalam selokan yang telah digali, dikemudian hari.
1) Pengamanan saluran air yang ada
a. Sungai atau kanal yang berbatasan dengan pekerjaan dari kontrak
ini, tidak boleh diganggu tanpa persetujuan direksi teknik
A. UMUM
(1) Uraian
(a) Pekerjaan ini harus mencakup perbaikan, perpanjangan, penggantian
atau pembuatan baru dari gorong-gorong pipa beton bertulang atau
pipa besi gelombang, gorong-gorong persegi dan pelat beton,
termasuk tembok kepala, struktur lubang masuk dan keluar, serta
pekerjaan lainnya yang berhubungan dengan perlindungan terhadap
gerusan, yang seluruhnya sesuai dengan gambar dan spesifikasi ini
dan pada lokasi yang ditunjukkan oleh Direksi Teknik.
(b) Pekerjaan ini harus juga mencakup pemasangan drainase lapisan
beton, dengan plat penutup dimana diperlukan, pada lokasi yang
disetujui seperti dalam daerah perkotaan dan dimana air rembesan
dari selokan tak memakai pasangan dapat mengakibatkan ketidak
stabilan lereng.
(2) Penerbitan Detil Konstruksi
Detail pekerjaan gorong-gorong dan drainase beton yang tidak
dimasukkan dalam Dokumen Kontrak pada saat lelang akan disediakan
oleh Direksi Teknik setelah peninjauan kembali rancangan awal selesai
sesuai dengan Spesifikasi.
( 3 ) Pekerjaan di pasal lain yang berhubungan dengan bagian pasal ini
(a) Selokan dan saluran air
(b) Pasangan batu dengan adukan mortar
(c) Drainase Porous
(d) Galian
(e) Urugan
(f) Adukan Semen (mortar)
(g) Pasangan Batu
( 4 ) Standar rujukan
AASHTO M 170 “Reinforced concrete Culvert, Storm Drain and Sewer
pipe”
AASHTO M 36 – 78 “Zinc Coated (Galvanized) corrugated iron or steel
cluvert and underdrains”
( 5 ) Jadwal Pekerjaan
( a )Pekerjaan gorong-gorong atau saluran beton tidak boleh dimulai
sebelum persetujuan tertulis Direksi Teknik diberikan dan mencakup
pekerjaan diterbitkan.
( b )Seperti yang ditentukan dalam dari Spesifikasi ini, drainase yang
memuaskan harus dapat beroperasi dan effektif sebelum pekerjaan
galian atau urugan dilaksanakan. Dalam banyak hal, ini akan
memerlukan penyelesaian gorong-gorong sebelum Pekerjaan
timbunan dimulai, terkecuali drainase yang memadai dapat dijamin
oleh Pekerjaan sementara yang dipasang oleh kontraktor.
( c ) Sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari Spesifikasi ini, Pekerjaan
persiapan tanah dasar, pelapisan perkerasan, baik untuk jalur lalu
lintas maupun pada bahu tidak boleh dimulai sebelum gorong-gorong,
tembok kepala dan struktur minor lainnya yang ada di bawah
kedudukan tanah dasar telah diselesaikan.
( 6 ) Kondisi Tempat Kerja
Ketentuan yang diberikan mengenai pengeringan air pada tempat kerja
dan menjaga sanitasi pada tempat tersebut harus berlaku.
( 7 ) Perbaikan dari pekerjaan yang tidak memuaskan
Seluruh pekerjaan dan material untuk pembangunan gorong-gorong dan
saluran beton harus sesuai dengan toleransi dimensi dan sesuai dengan
B. MATERIAL
( 1 ) Landasan
Material berbutir untuk landasan saluran beton, gorong-gorong pipa dan
struktur lainnya harus seperti yang ditetapkan.
( a )Beton
Beton yang digunakan untuk seluruh pekerjaan struktur yang diuraikan
dalam seksi ini harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
( b ) Pasangan batu
Material untuk tembok kepala, pasangan batu dan struktur lainnya
harus memenuhi dalam ketentuan.
( c ) Pekerjaan pasangan batu dengan adukan
Material untuk lapisan pasangan batu dengan adukan, perlindungan
terhadap gerusan dan struktur minor lainnya yang diperlukan untuk
pekerjaan harus memenuhi ketentuan.
( d ) Adukan
Adukan untuk sambungan pipa dan kelilingnya harus dari aduan semen
yang memenuhi persyaratan yang ditentukan.
( e ) Material penyaring
Material penyaring yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi
persyaratan yang ditentukan.
( f ) Pengurugan kembali
Material urugan yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi
persyaratan yang ditentukan.
C. PELAKSANAAN
(1) Persiapan tempat kerja
( a ) Penggalian dan persiapan galian serta pondasi untuk saluran beton
dan gorong-gorong harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan.
( b ) Material untuk landasan harus dipasang sesuai dengan syarat
Pemasangan Material
D. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
(1) Pengukuran untuk Pembayaran
( a ) Kwantitas yang diukur untuk pembayaran gorong-gorong pipa
beton haruslah jumlah meter panjang dari pipa baru atau
perpanjangan yang dipasang, yang diukur dari tepi luar tembok
kepala, atau dari ujung ke ujung pipa yang dipasang bila tidak ada
tembok kepala.
( b ) Kwantitas yang diukur untuk pembayaran gorong-gorong pipa baja
gelombang (corrugated) haruslah jumlah ton struktur pipa baru
atau perpanjangan yang dipasang dan diterima oleh Direksi Teknik.
(a) Kwantitas yang diukur untuk struktur lainnya yang diuraikan dalam
Seksi ini haruslah kwantitas dari bermacam-macam material yang
A. UMUM
( 1 ) Uraian
Pekerjaan ini harus meliputi pengadaan, pemrosesan, pengangkutan,
penghamparan, pembasahan, dan pemadatan agregat ( batu pecah ) yang
bergradasi baik dan telah diterima sesuai denan perincian yang ditunjukan
dalam gambar atau sesuai dengan perintah Direksi Teknik, dan
memelihara lapis pondasi yang telah selesai sesuai dengan yang
disyaratkan. Pemrosesan harus meliputi , bila perlu, pemecahan ,
pengayakan, pemisahan, pencampuran dan operasi lain yang perlu untuk
menghasilkan suatu bahan yang memenuhi persyaratan dari spesifikasi
ini.
( 3 ) Toleransi Dimensi
( a ) Permukaan lapis akhir harus sesuai dengan gambar rencana, dengan
toleransi dibawah ini:
Material dan Lapisan Pomdasi Toleransi tinggi
Agregat permukaan
Agregat kelas B digunakan + 0 cm
sebagai Lapis Pondasi Bawah - 2 cm
( permukaan atas dari Lapis
Pondasi Bawah saja )
Permukaan-permukaan agregat + 1 cm
kelas A untuk tiap lapis resap -1 cm
pengikat atau pelaburan
( perkerasan atau bahu )
Bahu tabpa penutup dari agregat Memenuhi pasal
kelas B ( lapisan atas saja ) 4.2.1(3)
( 5 ) Pelaporan
( a ) Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik hal-hal sebagai
berikut paling sedikit 21 hari sebelum tanggal yang diusulkan untuk
penggunaan yang pertama kalinya dari material yang diusulkan
untuk digunakan sebagai lapis Pondasi Agregat :
( i ) Dua contoh masing-masing 50 kg dari bahan, satu ditahan
oleh Direksi Teknik sebagai rujukan selama masa kontrak.
( ii ) Pernyataan perihal asal dan komposisis dari bahan yang
diusulkan, bersama dengan hasil pengujian laboratorium
( b ) Kontraktor harus mengirim hal berikut dalam bentuk tertulis kepada
Direksi Teknik segera setelah selesainya bagian dari pekerjaan dan
sebelum persetujuan dapat diberikan intuk penempatan bahan lain
diatas Pondasi Agregat:
( i ) Hasil dari pengujian kepadatan dan kadar air seperti yang
disyaratkan.
( ii ) Hasil dari pengujian pengukuran permukaan dan data survey
yang memeriksa bahwa toleransi yang disyaratkan.
B. MATERIAL
( 1 ) Sumber Material
Material Lapis Pondasi Agregat harus dipilih dari sumber yang disetujui
sesuai dengan Bahan dan Penyimpanan dari Spesifikasi ini.
( 2 ) Penghamparan
( 3 ) Pemadatan
( a ) Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir, masing-
masing lapis harus dipadatkan menyeluruh dengan peralatan
pemadat yang cocok dan memadai yang disetujui oleh Direksi
Teknik, hingga kepadatan paling sedikit 95% dari kepadatan kering
maksimum “ modified “ seperti yang ditentukan oleh AASHTO T 180,
metode D.
( b ) Direksi Teknik boleh memerintahkan bahwa mesin gilas beroda karet
digunakan untuk pemadatan akhir , bila mesin statis beroda baja
dianggap mengakibatkan kerusakan atau degradasi berlebihan dari
pondasi agregat.
( c ) Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada
dalam rentang 3% kurang dari kadar air optimum sampai 1% lebih
dari kadar air optimum, dimana kadar air optimum adalah seperti
yang ditetapkan oleh kepadatan kering maximum “ modified “ yang
ditentukan oleh AASHTO T 180 metode D.
( d ) Operasi pengglasan harus dimulai sepanjang tepid an bergerak
sedikit demi sedikit kearah sumbu jalan, dalam arah memanjang.
Pada bagian yang ber’ superelevasi “ penggilasan harus dimulai dari
bagian rendah dan bergerak sedikit cemi sedikit kearah bagian yang
tinggi. Operasi penggilasan harus dilanjutkan sampai seluruh bekas
mesin gilas menjadi tak tampak dan lapis tersebut terpadatakan
nerata.
( e ) Material sepanjang kerb, batu tepi, dan pada tempat-tempat yang
tak terjangkau mesin gilas harus dipadatkan dengan timbres
mekanis atau pemadat lainnya yang disetujui.
( 4 ) Pengujian
( a ) Jumlah dari data pendukung pengujian yang diperlukan untuk
persetujuan awal dari bahan akan seperti yang diperintahkan Direksi
Teknik tetapi akan mencakup seluruh pengujian yang disyaratkan
pada paling sedikit tiga contoh yang mewakili dari sumber bahan
yang diusulkan, yang dipilh untuk mewakili dari mutu rentang dari
bahan yang cenderung akan diperoleh dari sumber tersebut.
( b ) Menyusul persetujuan mengenai mutu dari bahan lapis pondasi
agregat yang diusulkan, seluruh rentang penujian bahan yang
( 3 ) Dasar Pembayaran
Kwantitas yang ditentukan, sebgaimana diuraikan diatas harus dibayar
pada Harga Satua Kontrak per satuan pengukuran untuk masing – masing
Mata Pembayaran yang terdaftar dibawah ini dan termasuk dalam Daftar
Penawaran, yang harganya serta pembayarannya harus merupakan
kompensasai penuh untuk pembuatan , pengadaan, penempatan,
pemadatan, pengadaan lapis permukaan sementara dan pemeliharaan
permukaan untuk Lalu lintas, dan biaya lain yang perlu atau lazim untuk
penyelesaian pekerjaan yang benar dari pekerjaan yang diuraikan dalam
pasal ini.
A. UMUM
( 1 ) Uraian
Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan, pengangkutan, pemasangan
dan pemadatan bahan untuk bahu pada tanah dasar yang telah disiapkan
atau permukaan lainnya yang disetujui dan peaburan bila diperlukan
dimana uatu bahu jalan baruatau pekerjaan peningkatan bahu jalan adalah
diperlukan sesuai dengan arah dan kelandaian yang ditunjukan
padagambar atau seperti yng diperintahkan oleh Direksi Teknik.
( 5 ) Pelaporan
Harus berlaku ketentuan yang dipersyaratkan dalam masing-masing
untuk Pondasi Agregat, Lapis Resap Pengikat, Laburan Permukaan, dan
Campuran Aspal Panas.
B. MATERIAL
( a ) Harus berlaku ketentuan yang dipersyaratkan untuk Lapisan Pondasi
Agregat, Pondasi tanpa Penutup, Lapis Resap Pengikat, Laburan
Permukaan dan Campuran Aspal Panas. Umumnya Agregat kelas A
harus digunakan dibawah bahu yang dilabur atau diaspal,
sedangkan Agregat Kelas B atau Kelas C harus digunakan dibawah
bahu yang tidak dilabur.
A. UMUM
( 1 ) Uraian
Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan pemasangan material aspal
pada permukaan yang telah dipersiapkan sebelumnya untuk
penghamparan pelaburan aspal atau lapisan campuran aspal. Pada
umumnya lapis resap pengikat harus digunakan pada permukaan yang
bukan berspal ( misalnya lapis pondasi agregat / batu pecah ), sedangkan
lapis perekat harus digunakan pada pemukaan yang beraspal ( seperti
lapis penetrasi Macadam yang ada, Aspa beton, NACAS, ATB, HRS,
Pelaburan Aspal, dll.
B. MATERIAL
C. PERALATAN
( 1 ) Ketentuan Umum
Perlengkapan yang digunakan oleh Kontraktor harus meliputi sebuah
penyapu mekanis dan/ penghembus mekanis, distributor aspal, peralatan
untuk memanskan bahan aspal dan peralatan yang sesuai untuk
menyebarkan kelebihan bahan pengikat.
( 2 ) Aspalt Distributor – Batang Penyemprot
( a ) Distributor harus dipasang pada kendaraan beroda karet dn harus
mematuhi semua peraturan keselamatan jalan. Beban pada roda bila
dibebani penuh harus tidak boleh melampaui ketentuan yang
dipersyaratkan pabrik pembuat ban pada saat operasi dengan
kecepatan penuh.
( b ) Sistem tangki bahan pengikat, pemanasan, pemompaan dan
penyemprotan harus sesuai dengan rekomendasi keamanan dari
Lembaga Perminyakan .
( c ) Alat penyemprot harus didesain, dilengkapi dipelihara dan
dioperasikan sedemikan rupa sehingga beban aspal dengan panas
yang merata dapat disemprotkan swcara merata pada berbagai
variasi lebar permukaan, pada tekaran yang terkendali dalam batas
0.15 sampai 2.4 liter/meter persegi.
( d ) Distributor harus dilengkapi dengan batang semprot yang
mensirkulasikann aspal secara penuh yang dapat diatur kearah
horizontal dan vertical. Batang semprot harus terpasang dengan
jumlah minimum 24 nosel, dipasang pada jarak yang sama kurang
lebih 10 cm pipa semprot juga harus dipasang.
( 3 ) Peralatan
D. PELAKSANAAN PEKERJAAN
( 1 ) Penyiapan Permukaan yang akan disemprot oleh Aspal.
( a ) Apabila pekerjaan lapis resap pengikat dan lapie perekat akan
dilaksanakan pada perkerasan jalan yang ada atau permukaan bahu,
semua kerusakan perkerasan atau bahu harus diperbaiki menurut
spesifikasi ini.
( b ) Apabila Perkerasan lapis resap pengikat dan lapis perekat akan
dilaksankan pada perkerasan jalan atau permukaan bahu yang baru,
perkerasan bahu itu harus telah selesai dikerjakan sepenuhnya, yang
sesuai dengan lokasi dan jenis permukaan baru itu.
( c ) Permukaan yang akan dilapis itu harus dipelihara menut standar a
dan b diatas sehingga pekerjaan pelapisan dilaksanakan.
( d ) Sebelum penyenproten dimulai, debu dan bahan kotoran lainnya
harus disingkirkanterlebih dahulu dari permukaan dengan memakai
sikat mekanis atau semprotan angina atau kombinasi keduanya. Jika
pemakaian alat ini tidak menghasilkan permukaan bersih yang rata
maka bagian-bagian yang belum bersih harus dibersihkan lagi
dengan sapu ijuk.
( e ) Pembersihan harus dilanjutkan / melewati 20 cm dari tepi bidang
yang akan disemprot.
( f ) Tonjolan yang disebabkan oleh benda-benda asing lainnya harus
disingkirkan dari permukaan memakaipenggaruk baja atau dengan
cara laiannya yang telah disetujui atau sesuai dengan perintah
Direksi Teknik dan bagian yang telah digaruk tersebut harus dicuci
dengan air dan disapu.
( g ) Untuk pelaksanaan lapis resap pengikat diatas lapis pondasi
agregatkelas A, permukaan akhir yang telah disapu harus rata,
rapat, bermosaik agregat kasar dan halus, permukaan hanya
mengandung agregat halus tidak akan diterima.
( h ) Pekerjaan pegaspalan tak dapt sama sekali dimulai, sebelum
perkerasan benar-benar telah dipersiapkan sampai memuaskan
Direksi Teknik.
A. UMUM
( 1 ) Uraian
a. Pekerjaan ini harus mencakup pengadaan lapis perata padat yang awet,
pondasi atas atau lapisan ats pelindung aspal beton yang terdiri dari
agregat dan material aspal yang dicampur dipusat pencampur, serta
menghampar dan memadatkan campuran tersebut diatas pondasi yang
telah disiapkan yang sesuai dengan persyaratan ini dan memeuhi
bentuk sesuai gambar dalam hal ketinggian, penampamg memanjang
dan melintangnya atau sesuai dengan yang diperintahkan Direksi
Teknik.
b. Semua campuran dirancang menggunakan prosedur khusus yang
diberikan didalam spesifikasi ni, untuk menjamin bahwa asumsi,
rancangan yang berkenaan dengan kadar bitumen efektif minimum,
rongga udara, stabilitas, fleksilibitas dan ketebalan film aspal benar-
benar terpenuhi. Dalam hal ini penting diingat bahwa metode
konvensional dalam merancang aspal beton, yang dimulai dari
mendapatkan kepadatan agregat maksimum yang paling mungkin,
tidak boleh digunakan karena pendekatan cara ini pada umumnya tidak
akan menghasilkan campuran yang memenuhi spesifikasi ini.
( 3 ) MATERIAL
( 1 ) Agregat Umum
( a ) Agregat yang akan digunakan dalam pekerjaan harus
sedemikian rupa agar campuran aspa, yang proporsinya
dibuat sesuai dengan rumus campuran kerja, akan memiliki
kekuatan yang tidak kurang dari 75% bila diuji untuk
kehilangan kohesi akibat pengaruh air sesuai dengan AASHTO
T 165-77 dan T 245-78.
( b ) Agregat tidak boleh digunakan sebelumdisetujui terlebih
dahulu oleh Direksi Teknik. Material harus ditimbun sesuai
dengan persyaratan.
( 2 ) Agregat Kasar untuk Campuran Aspal
( a ) Agregat kasar pada umumnya akan lebih kuang memenuhi
gradasi yang disyaratkan seperti dibawah dan harus terdiri
dari batu pech atau kerikil pecah, kecuali untuk fraksi agregat
kasar HRS A atau B boleh bukan batu pecah.
( 4 ) Bahan Pengisi
( a ) Bahan pengisi harus terdiri abu batukapur, semen atau bahan
mineral non plastis lainnya dari sumber yang disetujui oleh
Direksi Teknik.
( b ) Harus kering dan bebas dari gumpalan – gumpalan dan bila
diuji dengan pengayakan basah harus mengandung bahan
yang lolos saringan 75 micron tidak kurang dari 75% beratnya.
( 5 ) Material Aspal
Material aspal harus dari jenis AC 10 atau AC 20 yang
memenuhi persyaratan.
4) Peralatan
( 1 ) Instalasi Pencampur ( asphalt mixing plant )
Instalasi pencampur harus mempunyai kemampuan produksi
sedemikian rupa sehingga alat penghampar yang dilayaninya dapat
bekerja secara terua menerus pada kecepatan normal. Instalasi
pencampur juga harus mempunyai susunan dan cara kerja
sedemikian rupa sehingga bila dioperasikan dapat menghasilkan
campuran yang memenuhi rumusan campuran kerja atau spesifikasi
yang telah direncanakan.
Pada pencampuran untuk HRS menggunakan peralatan Asphalt
Mixing Plant dimana agregat diampur, dipanaskan, dan dikeringkan,
kemudian dicampur dengan aspal yang telah dipanaskan. Jenis AMP
yang digunakan pada HRS ini tergantung dari pada kebutuhan bisa
menggunakan tipe continouse plant, tipe batc plant atau drum mix
plant.
Persyaratan umum Instalasi Pencampur:
( a ) Pemasuk Agregat Dingin ( cold agregat feeder )
Pemasuk agregat dingin harus dapat bekerja secara mekanis
dan dapat diatur secara teliti sehingga setiap agregat dapat
( 5 ) Pelaksanaan
1. Produksi Campuran
Campuran hanya boleh diproduksi dengan menggunakan instalasi
pencampur AMP yang telah memenuhi persyaratan. Setiap fraksi
agregat ditampung secara terpisah dan masing-masing dimasukkan
kedalam pengering secara seragam dengan menggunakan pemasuk
mekanis.
Suhu agregat pada saat keluar dari pengering harus sedemikian
upa sehingga campuaran berada dalam batas-batas rumusan
campuran kerja. Agregat yang telah dipanaskan harus disaring sesuai
dengan fraksi yang ditetapkan dan masing-masing fraksi dimasukkan
kedalam ruangan bin yang terpisah.
Jumlah aspal yang diperlukan untuk setiap kali pengadukan atau
jumlah terkalibrasi untuk pengadukan menerus, harus dimasukkan
kedalam unit pengaduk. Pada pengadukan secara takaran, setelah
agregat dan bahan pengisi diaduk kering selama 5 sampai 10 detik,
kemudian aspal ditambahkan dan diaduk menerus sekurang-kurangnya
selama 30 detik sampai diperoleh campuran yang merata ( masa
pengadukan yang terlalu lama harus dihindarkan ).
2. Pengangkutan Campuran
Pengangkutan campuran dari instalasi pencampur kelokasi
pekerjaan harus dilakukan dengan menggunakan truk beroda karet dan
mempunyai bak dari logam yang rapat, bersih serta telah dilabur
secukupnya dengan bahan pencegah melekatnya campuran dengan
bak ( missal air sabun, minyak ringan, minyak paraffin atu larutan
kapur ).
Untuk melindungi campuran dari pengaruh cuaca, maka selama
pengangkutan, campuran dalam bak truk harus ditutup dengan kain
terpal atau bahan lainnya yang sejenis. Pengangkutan campuran tidak
boleh dilakukan terlalu sore, agar penghamparan dan pemadatan
campuran bisa diselesaikan pada saat cuaca masih terang, kecuali
apabila dilapangan telah dipersiapkan penerangan yang secukupnya.
Setiap kali pengangkutan campuran, truk harus ditimbang dan
dicatat berat seluruh beban, berat truk kosong dan berat bersih
campuran. Pada saat dimasukkan kedalam alat penghampar,
campuran harus mempunyai suhu minimum 120 º C. Suhu tersebut
dapat lebih rendah, asalkan pada saat pemadatan campuran masih
memunyai suhu yang disyaratkan.
3. Penghamparan Campuran
Operasi penghamparan sebaiknya dimulai dari posisi terjauh dari
instalasi pencampur. Alat penghampar harus dioperasikan sedemikian
4. Pemadatan
Pemadatan harus dilakukan secepatnya setelah penghamparan,
yaitu pada saat hamparan sudah tidak bergerak karena pemadatan.
Pemadatan harus dilakukan dalam tiga tahapan sebagai berikut:
a. Pemadatan awal ( dengan menggunakan alat pemadat roda
besi ) pada saat suhu campuran minimum 110ºC.
b. Pemadatan antara ( dengan menggunakan alat pemadat roda
karet ) pada saat suhu campuran antara 90ºC sam,pai 110ºC.
c. Pemadatan akhir, dengan menggunakan pemadat roda besi.
Pada pemadatan awal, roda penggerak alat pemadat harus
mengarah kealat penghampar. Kecepatan alat pemadat roda besi dan
roda karet, masing-masing tidak boleh lebih dari 4 dan 6 km/jam, dan
harus cukup lambat sehingga tidak terjadi pergerakan hamparan.
Lintasan pemadatan tidak boleh bergeser secara tiba-tiba, sedangkan
arahnya tidak boleh berubah secra mendadak.
Agar campuran tidak melekat pada roda alat pemadat, maka
permukaan roda alat pemadat harus dibasahi dengan air secukupnya.
Alat pemadat atau alt berat lainnya tidak boleh dibiarkan berdiri diatas
lapisan yang baru kecuali apabila lapisan tersebut sudah dingin dan
mantap. Pada saat pemadatan, tepi lapisan harus dibentuk secra rapi
sesuai dengan batas-batas yang ditetapkan. Bagian tepi yang
berlebihan harus dipotong tegak lirus dan kelebihan bahannya harus
dibuang ketmpat lain yang tidak akan mengganggu lingkungan. Jumlah
lintasan pemadatan pemadatan pada setiap tahap harus didasarkan
pada jumlah lintasan menurut pela[pisan percobaan.
5. Pengendalian Mutu
Tepi lapis aspal beton yang telah selesai tidak boleh lebih tipis 5%
atau lebih tebal 10% dari pada tebal yang dikehendaki.
Permukaan dalam arah memanjang dan melintang, masing-masing
harus diperiksa dengan menggunakan mistar 4 meter dan mal
melintang ( crown template ). Mal melintangharus sesuai dengan
potongan melintang tipikal sebagaimana yang ditunjukan pada gambar
rencana. Pemeriksaan permukaan harus dilakukan secepatnya setelah
pemadatan awal, dan setiap penyimpangan harus segera diperbaiki
dengan cara membuang atau menambah bahan sebagaimana
perlunya.
Setelah pemadatan akhir, kerataan harus diperiksa lagi dan setiap
bagian permukaan yang mempunyai penyimpangan kerataan
melampaui batas diatas dan atau yang mempunyai cacat tekstur,
cacat komposisis, atau cacat lainnya , harus diperbaiki.Sedangkan
kepadatan rata-rata lapisan yang telah selesai, tidak boleh kurang dari
96% kepadatan laboratorium produksi harian.
7.1.1. UMUM
Ada dua macam jenis pekerjaan trotoar lapis permukaan keramik, yang
perlu mendapatkan perhatian khusus, ialah :
a. Konstruksi lapis bawah
b. Konstruksi lapis atas / permukaan
7.1.2. PEKERJAAN KONSTRUKSI LAPIS BAWAH
Konstruksi lapis bawah terdiri dari suatu campuran beton tidak bertulang.
Campuran beton yang disyaratkan, ialah :
Kuat tekan min. 225 kg/cm²
Slump 8-12 cm
Tebal penghamparan lapis campuran beton, min = 5.0-7.0 cm
7.1.3. PEKERJAAN KONSTRUKSI LAPIS ATAS / PERMUKAAN
Pekerjaan konstruksi lapis atas / permukaan, menggunakan keramik
ukuran 40/40 permukaan kasar atau dop. Sedangkan untuk bagian tengah
dibuat jalur difabel untuk pejalan kaki tuna netra dengan menggunakan
pasangan keramik granite blindstone dengan ukuran 20/40.
Pemasangan keramik sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan.
Material
1. Keramik ukuran 40/40 permukaan kasar
Keramik yang digunakan adalah keramik warna polos dengan
permukaan yang kasar/dop agar tidak licin pada saat hujan.
2. Granito Blindstone 20/40 untuk jalur tuna netra
Adalah keramik dengan garis2 permukaan timbul yang didesain
khusus untuk pengguna jalan tuna netra yang dipasang pada
bagian tengah badan trotoar.
1. Box Culvert dibuat pada saluran yang melintasi jalan. Sedangkan U-Ditch
dibuat pada saluran terbuka dan tertutup sesuai dengan kebutuhan
lapangan.
2. Box Culvert dan U-Ditch terbuat dari beton pracetak K-350 dengan ukuran
sesuai dengan yang ada pada garnbar perencanaan.
3. Pada sambungan antara U-Ditch harus dibuat rapat dengan diplester antara
satu dengan yang lainnya sebagai pengikat agar permukaan tidak
bergelombang.
4. Ketentuan-ketentuan lain apabila ada perubahan harus dengan persetujuan
PPK.