Anda di halaman 1dari 9

SPESIFIKASI TEKNIS

Kegiatan : Pembangunan Drainase Beton Bertulang

Ketentuan umum dalam melaksanakan perencanaan pembangunan drainase antara lain :


1. Lebar jalan dalah salah satu penentuan dimensi daripada drainase.
2. Drainase harus direncanakan drainase tertutup dari beton bertulang tidak di perbolehkan
menggunakan setengah lingkaran dengan tepi pasangan batu merah.
3. Menentukan titek nol, untuk arah mengalirnya air ke titek pengeringan.
4. Per 15 meter sampai dengan 20 meter harus ada bak kontrol untuk pembersihan kotoran dan
sedimen.
5. Harus ada jeruji penghalang kotoran pada bak kontrol.
6. Dipersiapkan penggelontoran bila di perlukan.

1. PEKERJAAN TANAH
2.1. Pembersihan
Semua daerah disekitar jalur yang perlu dibersihkan seperti yang ditentukan oleh Pemerintah
Desa harus dibersihkan dari segala pohon-pohon, semak-semak, sampah dan bahan lain yang
mengganggu dan bahan-bahan itu harus dibuang, kecuali bila ada ketentuan lain yang
disetujui oleh Pemerintah Desa. Umumnya hanya pohon-pohon yang mengganggu bangunan
yang dimaksud dalam spesifikasi ini yang harus dibuang dan ditumpuk ditempat-tempat yang
ditunjuk oleh Pemerintah Desa disepanjang tepi jalan atau batas tanah. Pagar-pagar, dinding-
dinding, bangunan-bangunan reruntuhan dari tempat-tempat pekerjaan harus dibuang
menurut persetujuan pemerintah Desa.

2.2. Pekerjaan Penggalian Tanah


(1). Galian Pada Pondasi Bangunan
(a). Dasar dan sisi galian, dimana akan didirikan bangunan harus selesai dengan
gambar bestek. Jika galian melampaui batas yang telah ditentukan, galian
tersebut tidak harus di uruk kembali. pekerjaan galian tetap dilanjutkan dan
disesuaikan dengan gambar bestek yang ada. tanah bekas galian sebelum
dipindahkan harus jauh dari galian agar tidak menggangu pekerja yang akan
memulai pekerjaan pasangan pondasi.
(b). Jika pada suatu tempat penggalian bangunan atau penggalian untuk bangunan
lainnya yang dikehendaki dipakai bahan yang tidak cocok, untuk pondasi menurut
ketentuan atau yang ada digambar bestek dan rencana anggaran biaya , apabila
bahan tersebut tidak sesuai dengan gambar bestek maka bahan tersebut tidak
boleh di gunakan dan harus segera di pindah dari tempat atau area pekerjaan
yang sedang dilaksanakan.
(2). Tanah Bekas Galian
a) Tanah bekas galian harus di pindahkan dari lokasi pekerjaan drainase agar tidak
menggagu pelaksanaan pekerjaan dan tidak mengganggu lalulintas
kendaraan. tanah tersebut merupakan salah satu dari tanggung jawab
pelaksana kegiatan dan tim pengelola kegiatan
b) Seluruh bahan timbunan disekitar bangunan-bangunan yang berada pada
lereng-lereng dan garis-garis batas yang telah ditentukan pembayarannya
untuk bangunan dan berada dibawah permukaan tanah asli dinyatakan
sebagai timbunan kembali yang dipadatkan (compacted back fill) dan semua
timbunan atau timbunan kembali disekitar bangunan dan diatas permukaan
tanah asli harus dikerjakan sebagai membuat tanggul atau tanggul yang
dipadatkan, kecuali ada ketentuan yang lain pada syarat-syarat khusus.
c) Dimana tanah yang baik dari penggalian yang ditentukan tidak mencukupi
untuk pembuatan tanggul. Penimbunan kembali dan pekerjaan lainnya yang
diperlukan seperti tertera didalam gambar maka tambahan tanah yang baik
dapat diambil dari daerah lain (pengadaan tanah urug).
d) Bahan hasil galian yang mengandung tonggak-tonggak, akar-akar dan bahan-
bahan lain yang mengganggu dan bahan galian yang tidak diperlukan untuk
penimbunan kembali, penanggulangan dan bangunan lain yang diperlukan
manurut spesifikasi ini harus ditempatkan ditempat penimbunan (spoil bank)
yang berbatasan dengan saluran irigasi dan saluran-saluran drainase, jalan-
jalan air, muara serta pembuangan yang rembes yang terletak pada atau
diluar jalan yang diperlukan untuk ditimbuni dan daerah-daerah pembuangan
lainnya.
e) Tempat penimbunan (spoil bank) yang berbatasan dengan tanggul-tanggul
saluran harus bersambung kecuali untuk celah-celah (gaps) dengan selang-
selang yang pantas untuk pembangunan drainase seperti yang ditunjukan
pada gambar.
2.3. Penggalian Saluran dan Pembuangannya
1) Penggalian saluran harus sesuai dengan dimensi yang ada pada gambar.
2) Tanah galian dari saluran primer, sekunder, saluran pembuang dan saluran jalan
harus ditempatkan disepanjang tanggul saluran atau jika terdapat kelebihan
galian dan jika tidak disebutkan, harus diletakkan ditanggul lain yang
memerlukan tambahan timbunan.
3) Kelebihan galian yang tidak dibutuhkan untuk pekerjaan tanah, baik setempat
atau ditempat lain dimana volume galian dan timbunan tidak seimbang
disepanjang saluran, harus diletakkan pada tempat tanggul buangan terpisah
diluar pekerjaan tanah permanen. Tanggul buangan ini harus dibentuk menurut
ukuran yang ditunjuk dalam gambar dan harus dibentuk sedemikian sehingga
rapi dan stabil. Tim pengelola kegiatan harus menyiapkan rencana pekerjaan
tanah tersebut bagi setiap bagian dan pekerjaan dengan detail lokasi dan
program penggalian dari saluran dan membuang tanahnya sebagai timbunan
tanggul.
4) Untuk penggalian tanah lunak dapat digunakan alat-alat seperti spades, hoes,
bulldozers dengan dihubungkan alat pembelah, scrapers tanpa dihubungkan
dengan alat khusus menggunakan alat atau tidak bisa menggunakan tenaga
manusia harus melalui musyawarah desa.
5) Sedang untuk galian batu atau tanah keras dapat menggunakan alat pembelah
khusus yang dihubungkan bulldozers D8 atau peralatan yang sebanding atau
yang diperlukan sesuai dengan pelaksanaan dan harus melalui musyawarah desa
terlebih dahulku.
2.5. Longsor di Talud
Tim pengelola kegiatan harus menjaga dengan sangat hati-hati dan mengambil tindakan
pencegahan yang diperlukan, untuk mencegah terjadinya longsoran bahan disamping
galian dan tanggul. Dalam hal terjadinya longsoran Tim pengelola kegiatan harus
memperbaiki semua pekerjaan tanah dan kerusakan yang bersangkutan dan
melaksanakan perubahan yang diperlukan pada pekerjaan.

2.6. Kelebihan Penggalian


Jika selokan atau saluran digali, tanggul atau berm dibentuk diluar ukuran yang
disebutkan, tim pengelola kegiatan harus membangun kembali sesuai spesifikasi yang
ada.
2.7. Luasnya Penggalian
Luasnya penggalian tanah harus diusahakan sekecil mungkin sesuai dengan gambar
bestek yang ada. Penggalian dimulai pada muka tanah dengan keharusan mengambil
kelebaran yang sesuai dengan gambar bestek.
Pembangunan saluran terbuka dan pipa selalu harus dibatasi pada panjang yang
disesuaikan dengan tebal dinding pasangan drainase.
2.8. Pekerjaan Tanggul
(1). Tanggul
(a). Tanggul-tanggul untuk saluran primer, sekunder, saluran pembuang dapat dibentuk
dengan bahan galian tanah dari saluran dan saluran pembuang bila tersedia serta
memenuhi persyaratan dalam spesifikasi.
Bila diperlukan tambahan tanah untuk timbunan dari hasil galian saluran dan
saluran pembuang maka harus didapat dari borrow area.
(b). Tanggul untuk saluran diatas tanah asli harus dibuat rapat air dan tidak boleh ada
tanda-tanda rembesan sesudah diisi dengan debiet maksimum.
(c). Tanggul tersebut diatas dan tanggul yang dipakai sebagai jalan tani atau jalan masuk
harus dibentuk seperti yang telah diuraikan diatas atau dibuat dengan cara lain yang
sesuai dengan musyawarah desa.
(d). Bahan timbunan dihampar horizontal dan ketebalan merata secara berlapis-lapis
dan tiap lapis tidak boleh mempunyai ketebalan lebih dari 0,15 m.
(e). Pemadatan harus dilaksanakan dengan mesin penggilas, mesin pemadat, mesin
menggetar atau cara lain yang disetujui sehingga hasil pemadatan mencapai tidak
kurang 90% dari pemadatan kering maksimum yang ditentukan oleh test Standart
Proctor Compaction yang harus sering dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan.
(f). Timbunan di atas tanah asli dibelakang bangunan-bangunan baru harus dipadatkan
seperti yang diuraikan diatas bagi tanggul-tanggul yang dipakai untuk jalan tani.
Apabila tidak ditentukan lain didalam gambar, maka semua tanggul saluran harus
mempunyai kemiringan sesuai dengan gambar.
(g). Bahan-bahan basah dari penggalian saluran, bahwa tidak sesuai akan digunakan
dalam pembuatan tanggul bahan yang kebasahannya melebihi batas, kadar air
optimum tidak boleh langsung digunakan.
tim pengelolaan kegiatan harus merencanakan operasi-operasi pembuatan
tanggulnya dengan mempertimbangkan kemungkinan perlunya penundaan
penimbunan, penyampuran dengan bahan-bahan kering atau prosedur-prosedur
lain atau kombinasi seperti yang diperlukan untuk memungkinkan penempatan
material ditanggul yang diperinci dengan kelebihan yang sesuai.
2.9. Penyiapan Tanah
(1). Penggalian saluran atau saluran pembuang yang hasilnya akan dipakai untuk bahan
timbunan harus bersih dari segala kotoran dan tumbuh-tumbuhan termasuk akar-
akarnya.
(2). Sebelum mulai menimbun permukaan tanahnya harus dikupas/digali sampai
kedalaman yang lebih besar dari retak-retak tanah yang ada dan paling tidak sampai
kedalaman 0,15 m. dan kadar air tanah galian harus selalu dijaga baik dengan cara
pengeringan alam atau pembasahan dengan alat semprot.
(3). Bila oleh karena sesuatu sebab pelaksanaan penempatan dan pemadatan terhenti,
permukaan dari timbunan harus digali kembali dan kadar airnya diperiksa kembali
sebelum pelaksanaan pemadatan dilanjutkan.
2.10. Tambahan Untuk Penurunan Tanah Pada Tanggul
Tim pengelola kegiatan harus memperhitungkan tambahan timbunan tanggul, pengisian
guna mengatasi pemadatan sendiri (setlement) dan penurunan akibat pemadatan tanah
timbunan dari tanggul sedemikian rupa sehingga lebar dan ukuran permukaan yang
telah selesai pada akhir masa pemeliharaan harus sesuai dengan tinggi dan ukuran yang
ditunjukan dalam gambar.
2.11. Pemadatan Pada Timbunan
(1). Tanggul-tanggul dan timbunan-timbunan (urugan-urugan) yang direncanakan pada
gambar-gambar harus dihampar dalam lapisan setebal 15 cm. Dalam penggalian
material yang direncanakan untuk digunakan pada tanggul-tanggul atau urugan-
urugan yang dipadatkan harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga material
tersebut berada dalam keadaan baik waktu ditempatkan. Bagian dari tanggul
saluran yang pada gambar direncanakan untuk dipadatkan harus dibangun dari
material yang baik dan paling cocok untuk memberikan kekedapan
(impermeabilitas) dan stabilitas.
(2). Sebelum dan selama operasi pemadatan berjalan, material harus mempunyai kadar
air optimum yang praktis yang diperlukan untuk maksud-maksud pemadatan,
kelembaban tersebut harus merata pada setiap lapisan. Selama dapat dilaksanakan
material harus dibuat agar mengandung kelembaban yang cocok ditempat
penggalian.
Jika kelembaban kurang dari ukuran optimum untuk pemadatan, pemadatan tidak
boleh dilanjutkan, dan kelembaban ditambah dengan memerciki air dan
mengolahnya ditempat pemadatan.
Jika kelembaban melebihi dari batas maksimum yang diijinkan untuk pemadatan
pekerjaan pemadatan tidak boleh dilanjutkan, sampai material tersebut harus
dikeringkan dengan mengolahnya dan mencampurnya dengan bahan-bahan yang
kering atau cara lain yang lebih efisien dan tidak menyimpang dari kualitas yang di
inginkan.
(3). Material yang dipadatkan harus ditimbun dengan lapisan setebal tidak lebih dari 15
cm. sebelum dipadatkan dan pengamparan material tersebut harus dibuat
sedemikian rupa sehingga tanah yang dipadatkan homogen, bebas dari kantong-
kantong dan cacat-cacat lainnya.
(4). Operasi-operasi penggalian dan penempatan harus dibuat sedemikian rupa
sehingga material yang dipadatkan akan cukup bercampur/berpadu dengan baik
untuk menjamin adanya tingkatan-tingkatan pemadatan yang baik sehubungan
dengan kepadatannya dan stabilitasnya.
(5). Untuk bagian tanggul-tanggul yang berbatasan dengan bangunan, termasuk pipa-
pipa beton, dimana pemadatan tanggul-tanggul atau urugan yang diperlukan tidak
mungkin dilakukan dengan alat penggilas untuk mendapatkan pemadatan yang
cukup, maka tanggul atau urugan harus dipadatkan dengan mesin penumbuk
(mechanical tamper) dengan berat dan design cukup untuk mencapai kepadatan
yang setingkat dengan tanggul atau urugan yang dipadatkan didekatnya.
Dalam tebal lapisan-lapisan pemadatan tanah dan kelembaban bahn-bahan
tersebut yang akan ditimbun harus seperti Spesifikasi diatas dan pemeliharaan
khusus harus dijalankan untuk menjamin agar ada ikatan yang cukup dan tanggul-
tanggul yang akan dipadatkan didekatnya.
Penyedia Barang/Jasa harus bertanggung jawab atas kerusakan-kerusakan
bangunan yang disebabkan operasi-operasi pemadatan bahan tanggul atau urugan
yang berdampingan dengan bangunan-bangunan lain dan harus diperbaiki atas
biaya Penyedia Barang/Jasa.
(6). Pemadatan dengan tenaga manusia
(a). Material yang akan dipadatkan harus dibuat dengan lapisan-lapisan horizontal
dengan tebal tidak lebih dari 15 cm. dengan alat penumbuk dengan tangan
beratnya tidak kurang dari 15 kg. serta jarak jatuh bebas (graving fall) untuk
melaksanakan pekerjaan harus 30 cm.
Material harus dipadatkan sampai kepadatan yang diinginkan tercapai. Penumbuk
tangan (hand tamper) boleh dibuat dari besi atau beton, penggunaan kayu atau
batang kelapa tidak diijinkan.
(b). Penggunaan tenaga wanita dan anak-anak dibawah umur 16 tahun tidak diijinkan.

2.13. Pekerjaan Pengeringan


(1). Tim pengelola kegiatan harus menjaga agar galian bebas dari air selama masa
pembangunan. Cara menjaga galian bebas dari air pengeringan dan pembuangan air
harus dilaksanakan.
(2). Tim pengelola kegiatan harus menjamin setiap waktu adanya peralatan yang baik
dan cukup dilapangan guna menghindari terputusnya pekerjaan pengeringan.
2.13. Penggalian Pada Bangunan
Penggalian harus dilaksanakan hingga masih memungkinkan dikerjakan pengeringan yang
cukup dapat membuat penyokong bagi tebing galian dan masih cukup ruangan untuk
pembuatan acuan pengecoran beton, memasang pasangan batu dan melaksanakan
timbunan termasuk pemadatannya dan lain-lain kegiatan pekerjaan lainnya.
2.15. Kelebihan Penggalian
Penggalian yang melebihi batas yang ditentukan pada gambar atau yang diperintahkan,
harus diisi kembali dengan tanah yang dipadatkan.

3. PEKERJAAN BETON
3.1. Pekerjaan galian dan Beton
1. Pekerjaan Galian Tanah dilaksanakan dengan menggunakan Tenaga Manusia
(manual). Tanah galian dari saluran-saluran irigasi di buang di luar saluran atau
tanggul yang ditentukan. Luasnya penggalian harus sekecil mungkin untuk
pekerjaan bangunan. Penggalian dimulai dari muka tanah dengan harus
mengambil lebar yang cukup sesuai gambar, kedalam galian harus berpedoman
pada titik peil/elevasi.
2. setelah galian tanah selesai sesuai yang diinginkan pekerjaan dilanjutkan
pengurukan pasir t = 5 cm, atau dengan ketebalan sesuai dengan gambar kerja.
Pengurukan pasir ini  ditimbris dan disiram air sampai kepadatan maksimum.
dilakukan oleh pekerja dan diawasi oleh tim pengelola kegiatan.
3. Setelah pengurukan pasir  selesai di laksanakan,  pekerjaan dilanjutkan dengan
pembuatan lantai kerja pondasi Beton. Sebelum memulai pekerjaan harus diteliti
kembali ketinggian pile yang diisyaratkan sesuai dengan gambar rencana serta
menyiapkan bagian tersebut dengan baik. Ketebalan cor lantai kerja disesuaikan
dengan dokumen lelang dan rata bagian permukaannya. Adukan harus dibuat
dengan menggunakan mesin pencampur (molen) sampai didapat campuran yang
homogen.
4. Pekerjaan dilanjutkan dengan Pemasangan Begisting untuk dinding, Begisting   
harus   dipasang   sesuai   dengan   bentuk   dan   ukuran-ukuran   yang   telah di
tetapkan  dalam   gambar.   Begisting   harus   dipasang   sedemikian   rupa dengan
perkuatan-perkuatan Skoor dan cukup kokoh dijamin tidak berubah bentuk dan
tetap pada kedudukan selama pengecoran. Begisting/Acuan harus rapat dan tidak
bocor, permukaannya, bebas dari kotoran-kotoran seperti serbuk gergaji,
potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya, sebelum pengecoran dilakukan
dan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukan   beton.   Tiang-tiang  
acuan   harus   diatas   tiang   papan   untuk   memudahkan memindahkan
perletakan,  tiang-tiang satu dengan lain harus diikat dengan palang papan/balok
secara menyilang.
5. Pekerjaan dilanjutkan dengan Perakitan Besi Beton yang telah ditentukan digambar
bestek. Baja tulangan / Besi Beton yang dipakai adalah minimal harus sesuai
dengan PBI 1971 setara produksi Kratau Steel dengan ukuran sesuai dengan
Bestek. Kawat beton untuk pengikat beton harus terbuat dari baja lunak dengan
diameter minimal 1 ( satu ) mm. Besi dan kawat beton seperti dimaksud diatas
harus bebas dari kotoran – kotoran, karat, minyak, cat, kulit giling serta bahan lain
yang mengurangi daya lekat terhadap beton. Pembengkokan dan pelurusan besi
beton harus dilakukan dalam keadaan dingin, besi beton dipotong dan
dibengkokkan sesuai gambar.
6. Sebelum Pelaksanaan Pengecoran, Pemasangan Pipa Inlet PVC AW Dia 3"  harus
sudah siap, Jarak Pemasangan PVC sesuai dengan dokumen lelang atau  sesuai
persetujuan direksi pengawas.
7. Setelah Begisting Dinding selesai dilaksanakan dan Rakitan Besi beton sudah
sesuai, langkah selanjutnya adalah pengecoran beton menggunak concrete mixer /
molen. Selama pengecoran beton harus dipadatkan dengan alat pemadat
(Concrete Vibrator) Ketelitian dalam hal pemadatan perlu diperhatikan agar supaya
sudut-sudut, sela-sela diantara terisi dan disekeliling terpenuhi. Semua rongga-
rongga / gelembung udara tidak boleh terjadi pada pemadatan. Harusdiperhatikan
agar penggetaran / pemadatan tidak terlalu lama yang dapat mengakibatkan
pemisahan bahan-bahan (segregation). Permukaan beton yang sudah di cor harus
diusahakan tetap dalam keadaanlembab, dengan cara menutupinya dengan
kurang-karung-karung basah ataumenggenangi air sampai selama paling lambat 2
minggu.
8. Pekerjaan dilanjutkan dengan Pemasangan Begisting untuk  dinding drainase
dengan ukuran ketebalan yang disesuaikan dengan gambar bestek, Begisting   
harus   dipasang   sesuai   dengan   bentuk   dan   ukuran-ukuran   yang   telah di
tetapkan  dalam   gambar.   Papan Begisting untuk dinding drainase ditunjang
dengan kayu dolken dengan ketinggian yang sama dan datar. rakitan Besi beton
untuk dinding drainase diselimuti dengan papan bagian kanan kirinya dengan
kokoh sehingga tidak terjadi kebocoran pada waktu pengecoran.
9. Pekerjaan dilanjutkan dengan pengecoran dinding drainase Beton, Setelah
Bagisting sudah terpasang dengan kuat dan rakitan besi sesuai gambar kerja
barulah dilaksanakan pengecoran dengan menggunakan  concrete mixer/molen 
dengan beton K 200.
10. Setelah selesai pengecoran dan Papan Mal sudah dibongkar, Pekerjaan dilanjutkan
dengan pengurukan kembali tanah galian, Tanah Galian yang memenuhi syarat
diurug kembali Bekas galian untuk memenuhi rongga-rongga disamping beton
dinding coran.

4. PENUTUP
Apabila dalam Spesifikasi Teknis ini untuk uraian Bahan-bahan, pekerjaan–pekerjaan
yang tidak disebut perkataan maka dalam hal ini harus dianggap seperti yang
disebutkan. Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian–bagian yang
nyata termasuk di dalam pekerjaan ini, tetapi tidak dimasukkan atau disebutkan kata
demi kata dalam Spektek ini, haruslah diselenggarakan oleh tim pengelola kegiatan yang
diterima sebagai “Hal“ yang disebutkan.

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

IMAM BUSTOMI, ST.


NIP. 19971026 200112 1 003

Anda mungkin juga menyukai