Anda di halaman 1dari 8

SPESIFIKASI TEKNIS TALUD

1. UMUM
Cakupan pekerjaan dari Kontrak ini meliputi pekerjaan perbaikan prasarana fisik lingkungan permukiman
yang terdiri dari pekerjaan jalan paving , jalan aspal, drainase duiker, talud, dinding penahan dan jalan
beton.

Pasal 1.1
PERSIAPAN PEKERJAAN

Sesudah terbitnya SPK, Kontraktor harus segera menyediakan, memperlengkapi, memelihara dan
membersihkan Direksi Keet dan Brak Kerja yang dibutuhkan untuk pengelolaan dan pengawasan Proyek
sesuai dengan arahan Direksi Teknik.
Selama periode Persiapan/Mobilisasi pada saat dimulainya kontrak, Kontraktor diwajibkan untuk
melaksanakan survey lapangan yang lengkap terhadap kondisi fisik dan struktur yang ada dan
melaporkannya kepada Direksi Teknik tidak lebih dari 14 (empat belas) hari setelah Penyerahan Lapangan
oleh Pengguna Anggaran kepada Kontraktor. Berdasarkan hasil survey tersebut Direksi Teknik akan
melakukan peninjauan kembali rancangan secara lengkap cakupan yang dilelang, yang memperhitungkan
informasi paling baru mengenai kondisi fisik dan struktur dari pekerjaan yang ada. Peninjauan kembali
tersebut dapat mengakibatkan dikeluarkannya revisi cakupan kuantitas untuk setiap mata pembayaran
yang ada dalam kontrak kepada Kontraktor melalui “Change Order”. Revisi perkiraan kuantitas ini
diharapkan tidak akan merubah nilai kontrak yang ada.

Pasal 1.2
PEMBAYARAN PEKERJAAN

Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan menurut detail yang diberikan dalam Gambar Kerja dan
menurut petunjuk Direksi Teknik, sebagai besar menurut sistem Harga Satuan. Pembayaran kepada
Kontraktor yang dibuat berdasarkan kuantitas sesungguhnya.
yang diukur dari mata pembayaran kontrak. Pembayaran juga dibuat berdasarkan pengukuran dan
pembayaran Lump Sum untuk pekerjaan Persiapan.
Pembayaran yang diberikan kepada Pemborong sudah mencakup kompensasi penuh untuk seluruh biaya
yang dikeluarkan meliputi biaya-biaya tenaga, material, peralatan konstruksi, pengorganisasian pekerjaan,
biaya administrasi, keuntungan, pajak, uji laboratorium , pengamanan pekerjaan yang telah selesai dan
lain-lain.

2. PEKERJAAN TANAH
Pasal 2.1
GALIAN TANAH

Pekerjaan ini mencakup penggalian, penanganan dan pembuangan. Pekerjaan ini umumnya diperlukan
untuk pembuatan saluran air, untuk pembuatan formasi dari galian atau pondasi, gorong-gorong atau
struktur lainnya.
Penggalian harus dilaksanakan hingga garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam gambar atau
ditunjukkan oleh Direksi Teknik dan harus mencakup pembuangan seluruh material dalam bentuk apapun
yang dijumpai, termasuk tanah, padas, batu bata, beton, tembok dan perkerasan yang lama.
Pekerjaan galian harus dilakukan dengan gangguan seminal mungkin terhadap material dibawahdan diluar
batas galian.
Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air atau kotoran, harus menyediakan seluruh material yang
diperlukan, perlengkapan dan tenaga untuk pengeringan (pompa), penggalian saluran air dan
pembangunan saluran sementara, tembok ujung dan coverdam. Pompa agar siap ditempat kerja pada
setiap saat untuk menjamin tak ada gangguan dalam prosedur pengeringan dengan pompa.
Seluruh material yang dapat dipakai yang digali dalam batas-batas dan cakupan proyek dimana
memungkinkan harus digunakan secara efektif untuk formasi timbunan atau urugan kembali.
Material galian yang mengandung tanah organik tinggi, peat, sejumlah besar akar atau benda tetumbuhan
lain dan tanah yang kompresif yang menurut pendapat Direksi Teknik akan menyulitkan pemadatan dari
material pelapisan atau yang mengakibatkan terjadinya kerusakan atau penurunan yang tidak dikehendaki,
harus diklasifikasikan tidak memenuhi untuk digunakan sebagai timbunan dalam pekerjaan permanen.
Setiap material galian yang berlebih untuk kebutuhan timbunan, atau tiap material yang tidak disetujui oleh
Direksi Teknik sebagai bahan timbunan harus dibuang dan diratakan lapis yang tipis oleh Kontraktor diluar
wilayah kerja seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.
Pembayaran dalam pekerjaan ini adalah m3 (meter kubik) dan di bayar sesuai hasil pemeriksaanakhir dari
pengawas/Direksi Teknik.

Pasal 2.2 PEKERJAAN


URUGAN (TIMBUNAN)

1) Pekerjaan ini mencakup pengambilan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan


tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk konstruksi urugan, untuk urugan kembali
dan urugan umum yang diperlukan untuk membuat bentuk dimensi timbunan antara lain
ketinggian yang sesuai peryaratan atau penampang melintangnya.
2) Urugan yang dicakup dalam pasal ini dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu urugan biasa dan
urugan pilihan. Urugan pilihan akan digunakan dilokasi dimana material yang plastis sulit
untuk dipadatkan dengan baik, Urugan pilihan dapat juga digunakan untuk stabilisasi
lereng atau pekerjaan badan jalan dan untuk pekerjaan lainnya dimana kekuatan urugan
adalah faktor yang kritis.
3) Urugan Biasa
a. Urugan yang diklasifikasikan sebagai urugan biasa harus terdiri dari hasil galian
tanah yang disetujui oleh Direksi Teknik yang memenuhi syarat dalam pekerjaan
yang permanen.
b. Bahan yang dipilih harus tidak termasuk tanah yang plastisitasnya tinggi, yang
diklasifikasikan sebagai A-7-6 dari persyaratan AASHTO M.145 atau sebagai CH
dalam sistem klasifikasi “Unified atau Casagrande”. Bila penggunaan tanah tidak
dapat dihindarkan bahan tersebut harus digunakan hanya pada bagian dasar dari
urugan atau pada urugan kembali yang tidak memelukan daya dukung yang tinggi.
c. Tanah yang pengembangannya tinggi atau derajat pengembangan yang
diklasifikasikan oleh AASHTO T.258 sebagai “sangat tinggi” atau “luar biasa tinggi”
tidak boleh digunakan sebagai bahan urugan.
4) Urugan Pilihan
a. Urugan hanya boleh diklasifikasikan sebagai “Urugan Pilihan” bila digunakan pada
lokasi atau maksud dimana urugan pilihan telah ditentukan atau telah disetujui secara
teknik oleh Direksi Teknik. Seluruh urugan lain yang digunakan harus dipandang
sebagai urugan biasa.
b. Urugan yang diklasifikasikan sebagai urugan pilihan harus terdiri dari bahan padas
atau sirtu yang memenuhi persyarat untuk urugan biasa dan sebagai tambahan harus
memiliki sifat tertentu tergantung dari penggunaannya seperti diperintahkan atau
disetujui oleh Direksi Teknik.
c. Bila digunakan dalam keadaan dimana pemadatan dalam kondisi jenuh atau banjir
tidak dapat dihindari, urugan pilihan haruslah sirtu atau bahan berbutir bersih lainnya
dengan Indeks Plastisitas maksimum 6%.
d. Bila digunakan pada lereng atau pekerjaan stabilisasi timbunan atau pada situasi
lainnya dimana kuat geser penting tetapi dijumpai kondisi pemadatan normal dan
kering, urugan pilihan dapat dari padas atau kerikil berlempung bergradasi baik atau
lempung berpasir. Type dari bahan yang dipilih, dan disetujui oleh Direksi Teknik
akan tergantung pada kecuramanan dari lereng yang akan dibangun, atau pada
tekanan yang akan dipikul.
5) Penyiapan Tempat Kerja
a. Sebelum pemasangan urugan pada suatu tempat, seluruh bahan yang tidak
memenuhi harus telah dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknis.
b. Bila tinggi urugan 1 meter atau kurang, dasar pondasi dari urugan harus dipadatkan
dengan baik.
c. Bila urugan dibangun pada tepi bukit atau pada timbunan yang ada, maka lereng
yang ada harus digali untuk membentuk teras dengan lebar yang cukup untuk
memungkinkan pemadatan dengan peralatan sewaktu urugan dipasang dalam lapis
horizontal.
6) Pemasangan Urugan
a. Urugan harus dibawa kepermukaan yang telah disiapkan dan disebar merata dalam
lapis yang tidak lebih dari 20 cm tebal padat. Bila lebih dari satu lapis akan dipasang,
lapis-lapis tersebut sedapat mungkin harus sama tebalnya.
b. Urugan kembali diatas pipa dan dibelakang struktur harus dilaksanakan secara
sistematis dan secepat mungkin menyusul pemasangan pipa atau struktur. Akan
tetapi sebelum pengurugan paling sedikit diberikan waktu 8 jam setelah pemberian
adukan pada sambungan pipa atau pengecoran struktur beton dengan gaya berat atau
pasangan batu. Periode 7 hari harus diberikan sebelum pengurugan disekitar struktur
penahan tanah dari beton atau pasangan batu.
7) Pemadatan Urugan
a. Langsung setelah pemasangan dan penghamparan urugan masing-masing lapis
harus dipadatkan benar-benar dengan peralatan pemadat yang memadai yang
disetujui oleh Direksi Teknik hingga mencapai kepadatan yang ditentukan.
b. Pemadatan dan urugan tanah harus dilaksanakan pada keadaan kadar air dari
material mendekati kadar air optimumnya.
c. Urugan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin gilas,
harus dipasang dalam pelapisan horizontal yang tidak lebih dari 20 cm tebal gembur
dan secara menyeluruh dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis atau timbres
(tamper) minimum seberat 10 kg.
8) Persyaratan Kepadatan
a. Lapis yang lebih dalam 30 cm dibawah elevasi tanah dasar harus dipadatkan
menimal sampai 95% dari kepadatan kering maksimum yang diterapkan sesuai
AASHTO T 99.
b. Pada lapis kedalaman 30 cm atau kurang dari elevasi tanah dasar harus dipadatkan
sampai 100% dari kepadatan kering maksimum yang diterapkan sesuai AASHTO T
99.
Pembayaran dalam pekerjaan ini adalah m3 (meter kubik) dan di bayar sesuai hasil pemeriksaanakhir dari
pengawas/Direksi Teknik.

3. PEKERJAAN KONSTRUKSI PASANGAN


Pasal 3.1
LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan Konstruksi pasangan dan beton adalah sebagai berikut:


1. Pekerjaan pasangan batu belah dan plesteran
2. Pekerjaan beton
3. Pekerjaan baja tulangan
4. Pekerjaan tiang pancang/trucuk bambu

Pasal 3.2 PASANGAN


BATU BELAH

1. Pekerjaan ini harus mencakup pembangunan dari struktur yang ditunjukkan pada gambar
atau seperti yang diperintahkan Direksi Teknik untuk dibuat dari pasangan batu. Pekerjaan
harus meliputi pengadaan seluruh material, penyiapan pondasi dan seluruh yang
diperlukan untuk menyelesaikan struktur sesuai dengan spesifikasi ini dan memenuhi garis,
ketinggian, potongan dan dimensi seperti yang ditunjukkan pada gambar atau
sebagaimana diperintahkan secara tertulis oleh Direksi Teknik.
2. Sifat-Sifat Material
a. Batu
Batu harus merupakan batu pecah yang bersih, keras, tanpa alur atau retak dan dari jenis
diketahui awet. Bila perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau
lemah. Terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik, batu harus memiliki ketebalan tidak
kurang dari 15 cm, lebar tidak kurang dari 1,5 kali, lebar dan panjang tidak kurang dari 1,5
tebalnya.
b. Pasir
Pasir harus merupakan pasir alam yang butirannya bersifat kekal, bersih, bebas dari kotoran
dan bahan-bahan organik, lanau dan lempung.
c. Semen
Semen yang digunakan Cement Portland (semen abu-abu) dan memenuhi persyaratan NI8.
d. Air
Air yang digunakan haruslah air tawar yang bersih dan bebas dari mineral zat organik, bebas
lumpur dan larutan alkalin lainnya.
3. Pelaksanaan
a. Adukan (mortar/spesi)
1) Seluruh material kecuali air harus dicampur dengan baik dalam alat pencampur
adukan yang disetujui hingga campuran telah berwarna merata, batu
sesudahnya air ditambahkan dan pencampuran dilanjutkan selama 5-10 menit.
Jumlah air harus sedemikian sehingga menghasilkan adukan dengan
kekentalan yang diperlukan tetapi tidak boleh melebihi 70% dari berat semen
yang digunakan.
2) Adukan dicampur hanya dalam kuantitas yang diperlukan untuk penggunaan
langsung. Adukan yang tidak digunakan dalam 45 menit setelah air
ditambahkan tidak boleh digunakan dan harus dibuang.
3) Kecuali diperintahan oleh Direksi Teknik, adukan pasangan harus terdiri dari 1
Pc : 5 Ps dalam takaran volume.

Pemasangan Batu
4) Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dari kotoran-kotoran yang
menempel dan dibasahi.
5) Landasan dari adukan segar paling sedikit 3 cm tebalnya harus dipasang pada
pondasi yang disiapkan sesaat sebelum penempatan batu pada lapisan
pertama. Batu besar pilihan harus digunakan untuk lapis dasar dan pada sudut-
sudut. Perhatian harus diambil untuk menghindarkan pengelompokkan dari
batu yang berukuran sama.
6) Tebal dari adukan harus pada rentang antara 2-4 cm dan harus mengisi penuh
seluruh rongga antara batu yang dipasang.
7) Tembok dari pasangan harus dilengkapi dengan lubang sulingan seperti
ditunjukkan pada gambar atau diperintahkan oleh Direksi Teknik, lubang suling
harus berdiameter lebih kurang 50 mm.
8) Dalam struktur panjang yang menerus seperti tembok penahan tanah,
sambungan ekspansi harus dibentuk pada jarak 20-30 meter, sambungan
harus 30 mm lebar dan setinggi tembok. Batu yang digunakan untuk
pembentukan sambungan harus dipilih sedemikian sehingga membentuk
sambungan tegak yang bersih dengan dimensi yang diharapkan diatas.
SPESIFIKASI TEKNIS BRONJONG

1. UMUM
Cakupan pekerjaan dari Kontrak ini meliputi pekerjaan perbaikan prasarana fisik lingkungan permukiman
yang terdiri dari pekerjaan jalan paving , jalan aspal, drainase duiker, talud, dinding penahan dan jalan
beton.

Pasal 1.1
PERSIAPAN PEKERJAAN

Sesudah terbitnya SPK, Kontraktor harus segera menyediakan, memperlengkapi, memelihara dan
membersihkan Direksi Keet dan Brak Kerja yang dibutuhkan untuk pengelolaan dan pengawasan Proyek
sesuai dengan arahan Direksi Teknik.
Selama periode Persiapan/Mobilisasi pada saat dimulainya kontrak, Kontraktor diwajibkan untuk
melaksanakan survey lapangan yang lengkap terhadap kondisi fisik dan struktur yang ada dan
melaporkannya kepada Direksi Teknik tidak lebih dari 14 (empat belas) hari setelah Penyerahan Lapangan
oleh Pengguna Anggaran kepada Kontraktor. Berdasarkan hasil survey tersebut Direksi Teknik akan
melakukan peninjauan kembali rancangan secara lengkap cakupan yang dilelang, yang memperhitungkan
informasi paling baru mengenai kondisi fisik dan struktur dari pekerjaan yang ada. Peninjauan kembali
tersebut dapat mengakibatkan dikeluarkannya revisi cakupan kuantitas untuk setiap mata pembayaran
yang ada dalam kontrak kepada Kontraktor melalui “Change Order”. Revisi perkiraan kuantitas ini
diharapkan tidak akan merubah nilai kontrak yang ada.

Pasal 1.2
PEMBAYARAN PEKERJAAN

Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan menurut detail yang diberikan dalam Gambar Kerja dan
menurut petunjuk Direksi Teknik, sebagai besar menurut sistem Harga Satuan. Pembayaran kepada
Kontraktor yang dibuat berdasarkan kuantitas sesungguhnya.
yang diukur dari mata pembayaran kontrak. Pembayaran juga dibuat berdasarkan pengukuran dan
pembayaran Lump Sum untuk pekerjaan Persiapan.
Pembayaran yang diberikan kepada Pemborong sudah mencakup kompensasi penuh untuk seluruh biaya
yang dikeluarkan meliputi biaya-biaya tenaga, material, peralatan konstruksi, pengorganisasian pekerjaan,
biaya administrasi, keuntungan, pajak, uji laboratorium , pengamanan pekerjaan yang telah selesai dan
lain-lain.

2. PEKERJAAN TANAH
Pasal 2.1
GALIAN TANAH

Pekerjaan ini mencakup penggalian, penanganan dan pembuangan. Pekerjaan ini umumnya diperlukan
untuk pembuatan saluran air, untuk pembuatan formasi dari galian atau pondasi, gorong-gorong atau
struktur lainnya.
Penggalian harus dilaksanakan hingga garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam gambar atau
ditunjukkan oleh Direksi Teknik dan harus mencakup pembuangan seluruh material dalam bentuk apapun
yang dijumpai, termasuk tanah, padas, batu bata, beton, tembok dan perkerasan yang lama.
Pekerjaan galian harus dilakukan dengan gangguan seminal mungkin terhadap material dibawahdan diluar
batas galian.
Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air atau kotoran, harus menyediakan seluruh material yang
diperlukan, perlengkapan dan tenaga untuk pengeringan (pompa), penggalian saluran air dan
pembangunan saluran sementara, tembok ujung dan coverdam. Pompa agar siap ditempat kerja pada
setiap saat untuk menjamin tak ada gangguan dalam prosedur pengeringan dengan pompa.
Seluruh material yang dapat dipakai yang digali dalam batas-batas dan cakupan proyek dimana
memungkinkan harus digunakan secara efektif untuk formasi timbunan atau urugan kembali.
Material galian yang mengandung tanah organik tinggi, peat, sejumlah besar akar atau benda tetumbuhan
lain dan tanah yang kompresif yang menurut pendapat Direksi Teknik akan menyulitkan pemadatan dari
material pelapisan atau yang mengakibatkan terjadinya kerusakan atau penurunan yang tidak dikehendaki,
harus diklasifikasikan tidak memenuhi untuk digunakan sebagai timbunan dalam pekerjaan permanen.
Setiap material galian yang berlebih untuk kebutuhan timbunan, atau tiap material yang tidak disetujui oleh
Direksi Teknik sebagai bahan timbunan harus dibuang dan diratakan lapis yang tipis oleh Kontraktor diluar
wilayah kerja seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.
Pembayaran dalam pekerjaan ini adalah m3 (meter kubik) dan di bayar sesuai hasil pemeriksaanakhir dari
pengawas/Direksi Teknik.

Pasal 2.2 PEKERJAAN


URUGAN (TIMBUNAN)

9) Pekerjaan ini mencakup pengambilan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan


tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk konstruksi urugan, untuk urugan kembali
dan urugan umum yang diperlukan untuk membuat bentuk dimensi timbunan antara lain
ketinggian yang sesuai peryaratan atau penampang melintangnya.
10) Urugan yang dicakup dalam pasal ini dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu urugan biasa dan
urugan pilihan. Urugan pilihan akan digunakan dilokasi dimana material yang plastis sulit
untuk dipadatkan dengan baik, Urugan pilihan dapat juga digunakan untuk stabilisasi
lereng atau pekerjaan badan jalan dan untuk pekerjaan lainnya dimana kekuatan urugan
adalah faktor yang kritis.
11) Urugan Biasa
a. Urugan yang diklasifikasikan sebagai urugan biasa harus terdiri dari hasil galian
tanah yang disetujui oleh Direksi Teknik yang memenuhi syarat dalam pekerjaan
yang permanen.
b. Bahan yang dipilih harus tidak termasuk tanah yang plastisitasnya tinggi, yang
diklasifikasikan sebagai A-7-6 dari persyaratan AASHTO M.145 atau sebagai CH
dalam sistem klasifikasi “Unified atau Casagrande”. Bila penggunaan tanah tidak
dapat dihindarkan bahan tersebut harus digunakan hanya pada bagian dasar dari
urugan atau pada urugan kembali yang tidak memelukan daya dukung yang tinggi.
c. Tanah yang pengembangannya tinggi atau derajat pengembangan yang
diklasifikasikan oleh AASHTO T.258 sebagai “sangat tinggi” atau “luar biasa tinggi”
tidak boleh digunakan sebagai bahan urugan.
12) Urugan Pilihan
a. Urugan hanya boleh diklasifikasikan sebagai “Urugan Pilihan” bila digunakan pada
lokasi atau maksud dimana urugan pilihan telah ditentukan atau telah disetujui secara
teknik oleh Direksi Teknik. Seluruh urugan lain yang digunakan harus dipandang
sebagai urugan biasa.
b. Urugan yang diklasifikasikan sebagai urugan pilihan harus terdiri dari bahan padas
atau sirtu yang memenuhi persyarat untuk urugan biasa dan sebagai tambahan harus
memiliki sifat tertentu tergantung dari penggunaannya seperti diperintahkan atau
disetujui oleh Direksi Teknik.
c. Bila digunakan dalam keadaan dimana pemadatan dalam kondisi jenuh atau banjir
tidak dapat dihindari, urugan pilihan haruslah sirtu atau bahan berbutir bersih lainnya
dengan Indeks Plastisitas maksimum 6%.
d. Bila digunakan pada lereng atau pekerjaan stabilisasi timbunan atau pada situasi
lainnya dimana kuat geser penting tetapi dijumpai kondisi pemadatan normal dan
kering, urugan pilihan dapat dari padas atau kerikil berlempung bergradasi baik atau
lempung berpasir. Type dari bahan yang dipilih, dan disetujui oleh Direksi Teknik
akan tergantung pada kecuramanan dari lereng yang akan dibangun, atau pada
tekanan yang akan dipikul.
13) Penyiapan Tempat Kerja
a. Sebelum pemasangan urugan pada suatu tempat, seluruh bahan yang tidak
memenuhi harus telah dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknis.
b. Bila tinggi urugan 1 meter atau kurang, dasar pondasi dari urugan harus dipadatkan
dengan baik.
c. Bila urugan dibangun pada tepi bukit atau pada timbunan yang ada, maka lereng
yang ada harus digali untuk membentuk teras dengan lebar yang cukup untuk
memungkinkan pemadatan dengan peralatan sewaktu urugan dipasang dalam lapis
horizontal.
14) Pemasangan Urugan
a. Urugan harus dibawa kepermukaan yang telah disiapkan dan disebar merata dalam
lapis yang tidak lebih dari 20 cm tebal padat. Bila lebih dari satu lapis akan dipasang,
lapis-lapis tersebut sedapat mungkin harus sama tebalnya.
b. Urugan kembali diatas pipa dan dibelakang struktur harus dilaksanakan secara
sistematis dan secepat mungkin menyusul pemasangan pipa atau struktur. Akan
tetapi sebelum pengurugan paling sedikit diberikan waktu 8 jam setelah pemberian
adukan pada sambungan pipa atau pengecoran struktur beton dengan gaya berat
atau pasangan batu. Periode 7 hari harus diberikan sebelum pengurugan disekitar
struktur penahan tanah dari beton atau pasangan batu.
15) Pemadatan Urugan
a. Langsung setelah pemasangan dan penghamparan urugan masing-masing
lapis harus dipadatkan benar-benar dengan peralatan pemadat yang
memadai yang disetujui oleh Direksi Teknik hingga mencapai kepadatan yang
ditentukan.
b. Pemadatan dan urugan tanah harus dilaksanakan pada keadaan kadar air
dari material mendekati kadar air optimumnya.
c. Urugan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat
mesin gilas, harus dipasang dalam pelapisan horizontal yang tidak lebih dari
20 cm tebal gembur dan secara menyeluruh dipadatkan dengan penumbuk
loncat mekanis atau timbres (tamper) minimum seberat 10 kg.
16) Persyaratan Kepadatan
a. Lapis yang lebih dalam 30 cm dibawah elevasi tanah dasar harus dipadatkan
menimal sampai 95% dari kepadatan kering maksimum yang diterapkan
sesuai AASHTO T 99.
b. Pada lapis kedalaman 30 cm atau kurang dari elevasi tanah dasar harus
dipadatkan sampai 100% dari kepadatan kering maksimum yang diterapkan
sesuai AASHTO T 99.
Pembayaran dalam pekerjaan ini adalah m3 (meter kubik) dan di bayar sesuai hasil pemeriksaan
akhir dari pengawas/Direksi Teknik.

3. PEKERJAAN KONSTRUKSI PASANGAN


Pasal 3.1
LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan Konstruksi pasangan dan beton adalah sebagai berikut:


5. Pekerjaan pasangan trucuk bambu
6. Pekerjaan pasangan kawat bronjong

Pasal 3.2
PASANGAN BRONJONG

1. Lakukan pemasangan patok dan benang untuk menandakan daerah


penggalian untuk pemasangan bronjong berdasarkan dimensi jaring dan
disain.Termasuk tempat ruangan untuk pemadatan merial pada bagian luar
penempatan bronjong, dianjurkan lebar tempat 500 mm diukur dari bagian
bawah areabronjong. Pastikan kemiringan yang tepat dibuat padasaat
penggalian, paling tidak 1:2 (45º). Seandainya dibutuhkan gunakan
penopang dan lembaran papan untuk penahan. Pastikan daerah penggalian
selalu kering dengan menggunakan pompa air listrik dan generator
2. Selama penggalian, letakkan jaring bronjong padapinggir slope dan mulai
pembentukan jaring. Biasanya jaring bronjong dikirim dalam bentuk
memanjang (seperti ditunjukkkan pada gambar), dan dengan ukuran lebar x
tinggi yaitu 1000 x 500. Bungkus jaring hingga berbentuk kotak dan ikatkan
bersama bagiantepinya menggunakan kawat yang telah digavanisir d=3 mm,
jepit dan ikatkan serta dipotong dengan menggunakan tang
3. Selama penggalian, letakkan jaring bronjong pada pinggir slope dan mulai
pembentukan jaring. Biasanya jaring bronjong dikirim dalam bentuk
memanjang (seperti ditunjukkkan pada gambar), dan dengan ukuran lebar x
tinggi yaitu 1000 x 500. Bungkus jaring hingga berbentuk kotak dan ikatkan
bersama bagian tepinya menggunakan kawat yang telah digavanisir d=3
mm, jepit dan ikatkan serta dipotong dengan menggunakan tang.
4. Lanjutkan perletakan dan pengisian jaring bronjong dan tumpukan dan
ikatkan semua sesuai dengan gambar. Semakin banyak dinding bagian
dalam di dapat, maka bronjong semakin kuat, karena itu maka
setiap bronjong harus diikatkan secara bersama-sama dengan sebelumnya
secara sejajar. Bronjong yang diletakkan diatas untuk setiap susunan harus
dihubungkan juga dengan yang lainnya. Seandainya bronjong
mempunyai bentuk memanjang sisi bagian baah jaring harus dipasang daya
tahan dan memperkuat struktur
5. Rongga antara bagian belakang dinding bronjong dengan kemiringan bekas
galian harus ditimbun kembali dan dilakukan pemadatan
dengan menggunakan material berukuran 0-150 mm. Seandainya
menggunakan tamper, yaitu alat yang paling sesuai digunakan untuk
memadatkan material, tuangkan material setebal 40 cm disekeliling bronjong.
6. Ketika struktur bronjong telas selesai, pastikan semua celah disekeliling
bronjong ditimbun kembali dan dipadatkan dengan baik dan semua
sambungan diikatkan dengan baik
7. Cerucuk bambu : mempunyai ukuran Ø 10 cm, bahan bambu yang
dipergunakan harus cukup tua, berkualitas baik dan tidak cacat dan sebelum
bambu di gunakan harus di awetkan terlebih dahulu.
8. Kawat bronjong : merupakan kawat harmonik berbahan kawat baja berlapis
seng tebal (galvanis) yang dihasilkan melalui proses penarikan dingin dan untuk
menormalkan sifat mekanis dengan proses anil dengan ukuran Ø 3 mm,
bronjong kawat berlapis galvanis uk. L=2,0 m X B=1,0 m X T=0,5m dengan
kawat anyaman tiga lilitan ukuran 2,70 mm, dengan kawat sisi uk. 3,40 mm dan
kawat pengikat 2,0 mm, ukuran lubang berbentuk hexagonal 80 X 100 mm.
9. Batu belah merupakan material batu kali, batu belah dipilih yang berukuran Ø 15
cm - 25 cm dan pemilihan batu mempunyai ukuran yang hampir seragam,
dibersihkan dan dibasahi sebelum dipasang. Pemasangan memperhatikan
kerapatan antar batu yang direkat dengan mortar, selain mempertimbangkan
segi estetika

Untuk dan atas nama BPBD Kota Semarang


Pengguna Jasa

DRS.ABEL M MONTEIRO,FG
Pejabat Pembuat Komitmen

Anda mungkin juga menyukai