BAB II
PEKERJAAN TANAH
1.1. GALIAN
1.1.1. Umum
A. Uraian
1) Pekerjaan ini terdiri dari penggalian, penanganan, pembuangan atau
penumpukan tanah atau batu ataupun bahan-bahan lainnya dari jalan
kendaraan dan sekitarnya yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
kontrak yang diterima.
2) Pekerjaan ini biasanya diperlukan untuk pembuatan jalan air dan selokan-
selokan pembuatan parit atau pondasi pipa, gorong-gorong. saluran-
saluran atau bangunan-bangunan lainnya, untuk pembuangan bahan-
bahan yang tidak cocok dan tanah bagian atas, untuk pekerjaan
stabilisasi dan pembuangan tanah Iongsoran, untuk galian bahan
konstruksi atau pembuangan bahan-bahan buangan dan pada umumnya
pembentukan kembali daerah jalan, sesuai dengan spesifikasi ini dan
dalam pemenuhan yang sangat bertanggung jawab terhadap garis batas,
kelandaian dan potongan melintang yang ditunjukkan pada gambar
rencana atau seperti diperintahkan oleh Konsultan Pengawas dan Direksi
Teknis.
3) Terkecuali untuk tujuan pembayaran, persyaratan bab ini berlaku untuk
semua pekerjaan galian yang dilaksanakan dalam hubungan dengan
kontrak, ternasuk pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dalam Bab-bab
lain, dan semua galian di klasifikasikan dalam satu atau dua kategori.
B. Macam Pekerjaan Galian
1) Galian batu terdiri dari penggalian batu-batu besar dengan volume satu
meter kubik atau lebih besar atau bahan konglomerat padat yang keras
yang dalam pendapat Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis tidak
praktis untuk menggali tanpa menggunakan peralatan kerja.
A. Prosedur umum
1) Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan sekecil mungkin terjadi
gangguan terhadap bahan-bahan di bawah dan di luar batas galian
yang ditentukan sebelumnya.
2) Bila bahan tersebut yang nampak keluar di atas garis formasi atau
tanah dasar atau perrnukaan pondasi adalah dalam kondisi Iepas-lepas
atau Iunak atau secara lain tidak cocok dalam pendapat Konsultan
Pengawas dan Direksi Teknis, bahan itu harus dibuang seluruhnya dan
diganti dengan timbunan yang cocok, seperti diperintahkan Konsultan
Pengawas dan Direksi Teknis.
3) Dimana batu, lapisan keras atau bahan tidak dapat dihancurkan Iainnya
ditemukan berada di atas garis formasi untuk saluran yang dilapisi, atau
penggalian permukaan untuk perkerasan dan bahu perkerasan, atau di
atas bagian dasar parit pipa atau galian pondasi struktur, bagian
tersebut harus digali terus sedalam 20 cm sampai satu permukaan
yang merata dan halus. Tidak ada runcingan-runcingan batu akan
ditinggalkan menonjol dari perrnukaan yang nampak keluar dan semua
1.2. TIMBUNAN
2.2.1. Umum
tertentu. Timbunan pilihan dari bahan sirtu atau kerikil atau bahan
berbutir bersih lainya dengan persyaratan t ≥1.8 ton/m3 dan sudut
geser ≥ 20° dan Index Plastisitas maksimum 6 %.
c. Timbunan dari dalam
Timbunan dari dalam adalah timbunan tanah yang berasal dari
penggalian tanah di dalam area bandar udara. Penggunaan tanah
timbunan dari dalam area bandar udara dimaksudkan untuk
memanfaatkan tanah galian sebagai upaya efisiensi dan
optimalisasi anggaran. Timbunan dari dalam dapat digunakan untuk
timbunan di bawah area konstruksi maupun timbunan di luar
konstruksi sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas atau
Direksi Teknis.
Tanah dari dalam area bandar udara dapat digunakan sebagai
bahan timbunan apabila diklasifikasikan menurut SNI-O3-6797-2002
atau menurut Unified Soil Classification System (USCS). Timbunan
bila diuji dengan SNI 03-1744-1989, harus memiliki nilai CBR desain
tidak kurang dari 4 % (CBR setelah perendaman 4 hari seperti yang
ditentukan oleh SNI O3-1742-19894.
Bahan timbunan biasa tidak boleh dari bahan galian tanah yang
mempunyai sifat- sifat sebagai berikut :
− Tanah yang mengandung organik seperti jenis tanah OL, ML,
OH dan Pt dalam sistem USCS dan tanah yang mengandung
daun, rumput , akar dan sampah.
− Tanah yang mempunyai sifat kembang susut tinggi dan sangat
tinggi dalam klasifikasi Van Der Merwe, Carter dan Bentley
dengan ciri-ciri memilikl lndeks Plastisitas (IP) lebih dan 55%
atau Liquid Limit (LL) lebih besar dan 40% dan/atau memiliki
kandungan mineral dominan Na- Montmorillonite.
a. Setelah pekerjaan perataan (grading) selesai semua batu batu lepas yang
berdiameter lebih dari 100 mm harus disingkirkan dari permukaan daerah
perkerasan dan dibuang sesuai petunjuk Konsultan Pengawas dan Direksi
Teknis.
b. Setiap saat, permukaan subgrade harus dijaga agar kering dan bilamana
ada air segera dapat dikeluarkan (drained).
c. Dalam penanganan material, alat dan peralatan, kontraktor harus menjaga
agar subgrade tidak rusak karena adanya papan papan yang diletakkan
diatasnya sebagaimana diperintahkan oleh Konsultan Pengawas dan
Direksi Teknis dan bilamana perlu diadakan tindakan pencegahan terhadap
kerusakan kerusakan yang mumgkin terjadi. Dalam hal apapun kendaraan
tidak diperkenankan melewati subgrade yang sudah jadi.
d. Bila terjadi alur-alur pada permukaan subgrade, maka permukaan tersebut
harus dibentuk dan dipadatkan kembali.
e. Untuk tanah noncohesive, subgrade yang dipersiapkan untuk fondasi
perkerasan fleksibel untuk runway dan taxiway, pemadatan sampai
kedalaman 500 mm harus mencapai 98 – 100% dari kepadatan maksimum
bila dites dengan A`STM 1557. Untuk tanah cohesive sugrade harus
dipadatkan sampai kedalaman 300 mm dengan kepadatan tidak kurang dari
95% kepadatan maksimum.
f. Untuk tanah cohesive seluruh sugrade harus dipadatkan sampai tidak
kurang dari 90% kepadatan maksimum.
g. Pengujian kepadatan dan CBR lapangan minimal harus dilakukan setiap
1000 m2 sesuai ASTM D 1556 . Penumpukan material untuk digunakan
kemudian diatas subgrade tidak diperkenankan. Sebelum subgrade