Anda di halaman 1dari 18

RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan DED

Perluasan Apron Bandara Sultan Hasanuddin - Makassar

Spesifikasi Pekerjaan Tanah ini dikutip dari


Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara
No. 576 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan RKS dan
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Fasilitas Sisi Udara Bandara

BAB II
PEKERJAAN TANAH

1.1. GALIAN

1.1.1. Umum

A. Uraian
1) Pekerjaan ini terdiri dari penggalian, penanganan, pembuangan atau
penumpukan tanah atau batu ataupun bahan-bahan lainnya dari jalan
kendaraan dan sekitarnya yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
kontrak yang diterima.
2) Pekerjaan ini biasanya diperlukan untuk pembuatan jalan air dan selokan-
selokan pembuatan parit atau pondasi pipa, gorong-gorong. saluran-
saluran atau bangunan-bangunan lainnya, untuk pembuangan bahan-
bahan yang tidak cocok dan tanah bagian atas, untuk pekerjaan
stabilisasi dan pembuangan tanah Iongsoran, untuk galian bahan
konstruksi atau pembuangan bahan-bahan buangan dan pada umumnya
pembentukan kembali daerah jalan, sesuai dengan spesifikasi ini dan
dalam pemenuhan yang sangat bertanggung jawab terhadap garis batas,
kelandaian dan potongan melintang yang ditunjukkan pada gambar
rencana atau seperti diperintahkan oleh Konsultan Pengawas dan Direksi
Teknis.
3) Terkecuali untuk tujuan pembayaran, persyaratan bab ini berlaku untuk
semua pekerjaan galian yang dilaksanakan dalam hubungan dengan
kontrak, ternasuk pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dalam Bab-bab
lain, dan semua galian di klasifikasikan dalam satu atau dua kategori.
B. Macam Pekerjaan Galian
1) Galian batu terdiri dari penggalian batu-batu besar dengan volume satu
meter kubik atau lebih besar atau bahan konglomerat padat yang keras
yang dalam pendapat Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis tidak
praktis untuk menggali tanpa menggunakan peralatan kerja.

PT. INDULEXCO II – 1 Bab II – Pekerjaan Tanah


RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan DED
Perluasan Apron Bandara Sultan Hasanuddin - Makassar

Penggalian memerlukan peledakan (blasting) apabila diizinkan oleh


penguasa setempat, rockbreaker atau jackhammer atau peralatan lain
yang sejenisnya. lni tidak termasuk bahan batuan yang dalam pendapat
Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis dapat dibuat lepas dan dipecah-
pecah oleh bulldozer.
2) Semua penggalian Iain akan dianggap sebagai galian biasa. Galian biasa
dibedakan menjadi dua kelompok yaitu galian biasa untuk material
timbunan dan galian biasa sebagai bahan bangunan.
Galian biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasikan
sebagai galian batu dan masih dapat dilakukan dengan penggaru (ripper)
tunggal yang ditarik oleh traktor dengan berat maksimum 15 ton dan
tenaga kuda netto maksimum 180 PK (tenaga kuda).
 Galian biasa untuk material timbunan
Bahan galian yang memenuhi persyaratan yang akan digunakan
sebagai material timbunan harus bebas dari bahan-bahan organic
dalam jumlah yang merusak, seperti daun, rumput, akar dan kotoran
 Galian biasa sebagai bahan konstruksi
Bahan galian yang memenuhi persyaratan yang akan digunakan
sebagai bahan konstruksi harus bebas dalam bahan-bahan organik
dalam jumlah yang merusak, dan dapat digunakan sebagai bahan
konstruksi karena memenuhi spesifikasi ini.
C. Toleransi Ukuran
Kelandaian, garis batas dan formasi akhir setelah penggalian tidak boleh
berbeda dari yang ditentukan lebih besar 2 cm pada setiap titik, sedangkan
untuk galian perkerasan tidak boleh berbeda lebih dan 1 cm dan yang
disyaratkan. Pekerjaan yang tidak memenuhi toleransi ini harus diperbaiki
sehingga diterima Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis. Permukaan
galian tanah maupun batu yang tidak sesuai dan terbuka terhadap aliran air
permukaan harus cukup rata dan harus memiliki cukup kemiringan untuk
menjamin pengaliran air yang bebas dan permukaan itu tanpa terjadl
genangan
D. Pemeriksaan di Lapangan
1) Untuk setiap pekerjaan galian yang dibayar di bawah bab ini, ketinggian
dan garis batasnya harus disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Direksi
Teknis, sebelum Kontraktor Pelaksana memulai pekerjaan.

PT. INDULEXCO II – 2 Bab II – Pekerjaan Tanah


RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan DED
Perluasan Apron Bandara Sultan Hasanuddin - Makassar

2) Sesudah masing-masing penggalian untuk lapis tanah dasar, formasi atau


pondasi dipadatkan, Kontraktor Pelaksana harus memberitahukan hal
tersebut kepada Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis, dan tidak ada
bahan alas dasar atau bahan lainnya akan dipasang sampai Konsultan
Pengawas dan Dlreksi Teknis telah menyetujui kedalaman penggalian
dan kualitas serta kekerasan bahan pondasi.
E. Penjadwalan Pekerjaan
1) Pembuatan parit atau penggalian lainnya mernotong jalan kendaraan
harus dilaksanakan dengan menggunakan pelaksanaan setengah lebar
atau secara lain diadakan perlindungan sehingga jalan tersebut dijaga
tetap terbuka untuk lalu lintas pada setiap waktu.
2) Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas
dan Direksi Teknis gambar rincian semua bangunan sementara yang
diusulkan untuk digunakan, seperti penyangga, penguatan, cofferdam
(bangunan sementara), dinding pemutus aliran rembesan (cut off) clan
banguna-bangunan untuk pembelokan sementara aliran sungai serta
harus mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis
sesuai dengan gambar-gambar, sebelum melakukan pekerjaan galian
yang dimaksudkan Kontraktor Pelaksana telah menyelesaikan pekerjaan
pengamanan dengan banguna-bangunan yang diusulkan tersebut.
F. Penggunaan dan Pembuangan Bahan-bahan Galian
1) Semua bahan-bahan galian yang dapat dipakai di dalam batas-batas dan
lingkup kerja proyek, dimana mungkin akan digunakan dengan cara yang
paling efektif, untuk pembuatan formasi pematang atau untuk timbunan
kembali.
2) Bahan-bahan galian yang berisikan tanah-tanah organis, gambut,
berisikan akar-akar atau barang-barang tumbuhan yang banyak, dan juga
tanah yang mudah mengembang, yang menurut pendapat Konsultan
Pengawas dan Direksi Teknis akan menghalangi da!am pemadatan
bahan |apisan di atasnya atau dapat menimbulkan suatu penurunan yang
tidak dikehendaki atau kehancuran, akan diklasifikasikan sebagai tidak
cocok digunakan sebagai timbunan dalam pekerjaan.
3) Setiap bahan yang melebihi kebutuhan untuk timbunan, atau setiap bahan
yang disetujui Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis menjadi bahan
yang tidak cocok untuk timbunan, harus dibuang dan diratakan dalam

PT. INDULEXCO II – 3 Bab II – Pekerjaan Tanah


RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan DED
Perluasan Apron Bandara Sultan Hasanuddin - Makassar

lapisa-apisan tipis oleh Kontraktor Pelaksana diluar jalan seperti yang


diperintahkan oleh Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis.
4) Kontraktor Pelaksana akan bertanggung jawab untuk semua
penyelenggaraan dan biaya-biaya bagi pembuangan bahan-bahan
kelebihan atau bahan tidak cocok, termasuk pengangkutannya dan
mendapatkan izin dari pemilik atau penyewa lahan dimana buangan
tersebut dilakukan.
G. Perbaikan Penggalian yang Tidak Diterima
Pekerjaan galian yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang diberikan harus
diperbaiki oleh Kontraktor Pelaksana sebagai berikut :
1) Bahan-bahan yang tersisa (karena penggalian yang tidak efisien harus
dibuang dengan galian berikutnya,
2) Daerah yang telah terlanjur dlgali, atau daerah dimana telah bercerai
berai atau berjatuhan, harus diurug kembali dengan timbunan pilihan atau
bahan pondasi bawah/pondasi atas yang mana yang dapat diterapkan,
sehingga diterima Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis.

1.1.2. Pelaksanaan Pekerjaan

A. Prosedur umum
1) Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan sekecil mungkin terjadi
gangguan terhadap bahan-bahan di bawah dan di luar batas galian
yang ditentukan sebelumnya.
2) Bila bahan tersebut yang nampak keluar di atas garis formasi atau
tanah dasar atau perrnukaan pondasi adalah dalam kondisi Iepas-lepas
atau Iunak atau secara lain tidak cocok dalam pendapat Konsultan
Pengawas dan Direksi Teknis, bahan itu harus dibuang seluruhnya dan
diganti dengan timbunan yang cocok, seperti diperintahkan Konsultan
Pengawas dan Direksi Teknis.
3) Dimana batu, lapisan keras atau bahan tidak dapat dihancurkan Iainnya
ditemukan berada di atas garis formasi untuk saluran yang dilapisi, atau
penggalian permukaan untuk perkerasan dan bahu perkerasan, atau di
atas bagian dasar parit pipa atau galian pondasi struktur, bagian
tersebut harus digali terus sedalam 20 cm sampai satu permukaan
yang merata dan halus. Tidak ada runcingan-runcingan batu akan
ditinggalkan menonjol dari perrnukaan yang nampak keluar dan semua

PT. INDULEXCO II – 4 Bab II – Pekerjaan Tanah


RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan DED
Perluasan Apron Bandara Sultan Hasanuddin - Makassar

bahan-bahan yang lepas-lepas harus dibuang. Profil galian yang telah


ditetapkan harus dikembalikan dengan penimbunan kembali dan
dipadatkan dengan bahan pilihan yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas dan Direksi Teknis.
4) Setiap bahan muatan diatas harus disingkirkan dari tebing yang tidak
stabil sebelum penggalian dan talud tebing halus dipotong menurut
sudut rencana talud Untuk tebing yang tinggi harus dibuatkan
barometer pada setiap ketinggian tebing 5,0 m yang sesuai dengan
gambar standar.
5) Untuk perlindungan tebang terhadap erosi, akan dibuatkan saluran cut
off (penutup aliran rembesan) dan saluran pada kaki tebing
sebagaimana ditunjukan pada Gambar Rencana atau sebagaimana
diperintahkan oleh Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis di
lapangan. Daerah-daerah yang baru selesai digali, secepatnya harus
dilindungi juga dengan penyediaan lempengan rumput atau tanaman-
tanaman lain yang disetujui.
6) Sejauh mungkin dan seperti diperintahkan oleh Konsultan Pengawas
dan Direksi Teknis, Kontraktor Pelaksana harus menjaga galian
tersebut bebas air dan harus melengkapi dengan pompa-pompa
peralatan dan tenaga kerja, serta membuat tempat air mengumpul,
saluran sementara atau tanggul sementara seperlunya untuk
mengeluarkan atau membuang air dan daerah-daerah disekitar galian.
B. Pengggalian untuk Bahan Timbunan
1) Lubang-lubang bahan galian, apakah berada dalam kawasan Proyek
atau dimana saja, harus digali sesuai dengan ketentuan-ketentuan
spesifikasi ini.
2) Persetujuan untuk mernbuka satu daerah galian baru, atau
mengoperasikan daerah galian yang ada, harus diperoleh dari
Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis secara tertulis sebelum suatu
operasi galian dimulai.
3) Lubang-lubang harus dibatasi apabila lubang-lubang tersebut
mengganggu drainase asli atau drainase yang didesain.
4) Di sisi daerah yang miring, lubang-lubang galian bahan diatas sisi jalan
yang Iebih tinggi, harus dibuat landai dan dibuat mengalirkan air untuk

PT. INDULEXCO II – 5 Bab II – Pekerjaan Tanah


RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan DED
Perluasan Apron Bandara Sultan Hasanuddin - Makassar

membawa semua air permukaan ke saluran tepi dan ke gorong-gorong


di dekatnya tanpa terjadi genangan.
5) Ujung dari satu lubang galian bahan tidak boleh Iebih dekat dari 2 meter
dari kaki satu tanggul atau 10 meter dari bagian puncak satu galian.
6) Semua Iubang galian bahan atau sumber bahan yang digunakan oleh
Kontraktor Pelaksana harus ditinggalkan dalam kondisi yang rapih dan
teratur dengan sisi dan talud yang stabil setelah pekerjaan selesai
7) Penentuan Quarry ditakukan oleh Kontraktor Pelaksana minimum 3
Quarry atau sesuai dengan volume timbunan yang dibutuhkan.

1.1.3. Pengukuran dan Pembayaran

Volume galian ditunjukan dengan perencanaan atau permintaan oleh


Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis akan banyaknya meter kubik untuk
pekerjaan galian.
Tahap pembayaran dilakukan berdasarkan prestasi kerja yang kriterianya
ditetapkan dalam kontrak yang bersangkutan.

1.2. TIMBUNAN

2.2.1. Umum

Pekerjaan ini terdiri dari mengangkut, penempatan dan memadatkan tanah


atas bahan berbutir yang disetujui untuk pembangunan shoulder pada runway
dan taxiway, penimbunan kembali disekeliling pipa atau struktur serta
penimbunan sampai kepada garis batas, kemiringan dan ketinggian
penampang melintang yang ditentukan atau disetujui.

2.2.2. Jenis Timbunan

1) Jenis Timbunan dan Persyaratan.


Timbunan yang dicakup oleh persyaratan-persyaratan dalam bab ini terdiri
dari timbunan biasa, timbunan pilihan dan timbunan dari dalam.
a. Timbunan biasa
 Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang
berplastisitas tinggi yang diklasifikasikan menurut SNl-O3-
6797~2002 atau menurut Unified Soil Classification System
(USCS). Timbunan bila diuji dengan SNI O3-1744-1989, harus
memiliki nilai CBR desain tidak kurang dari 4 % atau tidak kurang

PT. INDULEXCO II – 6 Bab II – Pekerjaan Tanah


RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan DED
Perluasan Apron Bandara Sultan Hasanuddin - Makassar

dari 6% apabila ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan Direksi


Teknis (CBR laboratorium setelah perendaman 4) seperti yang
ditentukan oleh SNI O3-1742-1989.
 Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan biasa harus terdiri
dari bahan galian tanah atau bahan galian batu yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis sebagai bahan yang
memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pekerjaan mencakup
semua material yang dalam klasifikasi ASTM D 2487 dikenal
sebagai GW, GP, GM, GC, SW, SP, SM dan SC.
 Bahan timbunan biasa tidak boleh dari bahan galian tanah yang
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
− Tanah yang mengandung organik seperti jenis tanah OL, ML,
OH dan Pt dalarn sistem USCS dan tanah yang mengandung
daun, rumput , akar dan sampah
− Tanah yang mempunyai sifat kembang susut tinggi dan sangat
tinggi dalam klasifikasi Van Der Merwe, Carter dan Bentley
dengan ciri-ciri memiliki lndeks Plastisitas (IP) lebih dari 55%
atau Liquid Limit (LL) iebih besar dari 40% dan/atau memiliki
kandungan mineral dominan Na-Montmorillonite.
b. Timbunan Pilihan
 Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus
terdiri dari bahan tanah atau batu yang memenuhi semua ketentuan
untuk timbunan biasa dan sebagai tambahan harus memiliki sifat-
sifat tertentu yang terkandung dari maksud penggunaanya, seperti
diperintahkan atau disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Direksi
Pekerjaan. Dalam segala hal, seluruh timbunan pilihan, bila diuji
sesuai dengan SNI O3-1744-1989, memiliki nilai CBR desain paling
sedikit 10 % setelah 4 hari perendaman, seperti jenis tanah GW,
GP, GC, GM, SW, SP dan SM dalam sistem Unified Soil
Classification System (UCSC).
 Timbunan pilihan digunakan pada kondisi tanah lunak seperti rawa-
rawa, tanah payau, atau tanah yang selalu terendam air dimana
diperlukan satu tanah timbunan dengan plastisitas rendah (bahan
berbutir), dan juga dimana stabilisasi tanggul, talud yang terjal atau
tanah dasar harus ditimbun sampai ketinggian dan pemadatan yang

PT. INDULEXCO II – 7 Bab II – Pekerjaan Tanah


RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan DED
Perluasan Apron Bandara Sultan Hasanuddin - Makassar

tertentu. Timbunan pilihan dari bahan sirtu atau kerikil atau bahan
berbutir bersih lainya dengan persyaratan t ≥1.8 ton/m3 dan sudut
geser  ≥ 20° dan Index Plastisitas maksimum 6 %.
c. Timbunan dari dalam
 Timbunan dari dalam adalah timbunan tanah yang berasal dari
penggalian tanah di dalam area bandar udara. Penggunaan tanah
timbunan dari dalam area bandar udara dimaksudkan untuk
memanfaatkan tanah galian sebagai upaya efisiensi dan
optimalisasi anggaran. Timbunan dari dalam dapat digunakan untuk
timbunan di bawah area konstruksi maupun timbunan di luar
konstruksi sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas atau
Direksi Teknis.
 Tanah dari dalam area bandar udara dapat digunakan sebagai
bahan timbunan apabila diklasifikasikan menurut SNI-O3-6797-2002
atau menurut Unified Soil Classification System (USCS). Timbunan
bila diuji dengan SNI 03-1744-1989, harus memiliki nilai CBR desain
tidak kurang dari 4 % (CBR setelah perendaman 4 hari seperti yang
ditentukan oleh SNI O3-1742-19894.
 Bahan timbunan biasa tidak boleh dari bahan galian tanah yang
mempunyai sifat- sifat sebagai berikut :
− Tanah yang mengandung organik seperti jenis tanah OL, ML,
OH dan Pt dalam sistem USCS dan tanah yang mengandung
daun, rumput , akar dan sampah.
− Tanah yang mempunyai sifat kembang susut tinggi dan sangat
tinggi dalam klasifikasi Van Der Merwe, Carter dan Bentley
dengan ciri-ciri memilikl lndeks Plastisitas (IP) lebih dan 55%
atau Liquid Limit (LL) lebih besar dan 40% dan/atau memiliki
kandungan mineral dominan Na- Montmorillonite.

2) Persyaratan Pemadatan untuk Timbunan


a) Untuk areal dimana akan dibuat konstruksi perkerasan, semua Iapisan
timbunan yang berada dibawah elevasi 1 m sampai dengan 3 m dari
permukaan subgrade harus dipadatkan sekurang kurangnya 90%

PT. INDULEXCO II – 8 Bab II – Pekerjaan Tanah


RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan DED
Perluasan Apron Bandara Sultan Hasanuddin - Makassar

terhadap Maximum Dry Density (MDD) pada Optimum Moisture


Content (OMC).
b) Semua timbunan yang lebih dari 30 crn sampai dengan kedalaman 1
meter dibawah permukaan tanah dasar harus dipadatkan sampai 95 %
MDD pada OMC.
c) Semua timbunan di bawah struktur konstruksi sampai kedalaman 30 cm
harus dipadatkan sampai mencapai 100% MDD pada OMC.
d) Pada daerah airstrip untuk lapisan teratas setebal 150 mm harus
dipakai material timbunan tertentu yang sudah disetujui Konsultan
Pengawas dan Direksi Teknis.
3) Toleransi Ukuran
a. Ketinggian dan kemiringan akhir pematang tanah dasar dan bahu
jalan, setelah pemadatan tidak boleh ada dua sentimeter lebih tinggi
atau 2 cm lebih rendah dari yang ditentukan atau disetujui.
b. Sernua permukaan akhir timbunan yang nampak keluar harus
cukup halus dan seragam, dan mempunyai kemiringan yang cukup
menjamin limpasan bebas air permukaan.
c. Permukaan akhir talud pematang tidak boleh berbeda dari garis
profil yang ditentukan lebih dan 10 cm.
d. Timbunan tidak boleh dihampar dalam lapisan dengan tebal padat
Iebih dari 20 cm atau dalam lapisan dengan tebal padat kurang dari
10 cm.
4) Contoh Tanah untuk Timbunan
Kontraktor Pelaksana hams menyerahkan kepada Konsultan Pengawas
dan Direksi Teknis hal-hal berikut ini paling sedikit 14 hari sebelum
mulai digunakannya setiap bahan sebagai timbunan:
Beberapa contoh bahan yang akan digunakan untuk timbunan
maximum dua karung masing-masing 50 kg untuk satu ternpat
pengambilan tanah/quarry.
 Dua contoh bahan dengan berat masing-masing 50 kg. salah satu
dari bahan tersebut akan disimpan di direksi keet oleh Konsultan
Pengawas dan Direksi Teknis sebagai acuan selama jangka waktu
kontrak.
 Setiap pindah quarry Kontraktor Pelaksana harus melakukan
pengujian tanah kembali.

PT. INDULEXCO II – 9 Bab II – Pekerjaan Tanah


RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan DED
Perluasan Apron Bandara Sultan Hasanuddin - Makassar

 Surat pernyataan mengenai asal dan komposisi setiap bahan yang


diusulkan sebagai bahan timbunan pilihan, bersama-sama dengan
hasil pemeriksaan yang menyatakan bahwa bahan tersebut
memenuhi Spesifikasi.
5) Pelaksanaan Pekerjaan
Timbunan tidak boleh dilaksanakan, dipasang, dihampar atau
dipadatkan selama hujan atau kondisi basah dan pemadatan tidak
dapat dikontrol.
6) Perbaikan Timbunan yang Tidak Diterima atau Tidak Stabil
a) Timbunan terakhir yang tidak memenuhi penampang melintang
yang ditentukan atau disetujui atau dengan toleransi permukaan
yang ditentukan dalam tabel 2.2, harus diperbaiki dengan membuat
terurai permukaan tersebut, dan membuang atau menambah
bahan-bahan yang diperlukan diikuti dengan pernbentukan dan
pemadatan kembali.
b) Timbunan yang terlalu basah untuk pemadatan, dalam hal batas-
batas kandungan kelembutan seperti yang ditentukan dan
diperintahkan oleh Konsultan Pengawas dan Direksl Teknis, harus
d|perbaiki dengan menggaruk bahan tersebut sampai kedalaman 15
cm atau seperti penebaran timbunan masing-masing Iapisan harus
dipadatkan menyeluruh dengan peralatan pemadatan yang cocok
dan memadai yang disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Direksi
Teknis sampai kepada persyarata-persyaratan kepadatan berikut :,
 Lapisan-lapisan yang lebih dari 30 cm dibawah permukaan
tanah dasar narus dipadatkan sampai 95% kepadatan kering
standar maksimum yang ditetapkan sesuai AASHTO T99. Untuk
tanah-tanah yang berisi leblh dari 10% bahan-bahan yang
tertahan diatas saringan 19 mm. maka kepadatan kering
maksimum yang didapat harus disesuaikan untuk bahan-bahan
oversize (kelewat besar) tersebut seperti diperintahkan oleh
Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis.
 Lapisan-lapisan di dalam 30 cm atau kurang, dibawah
permukaan tanah dasar, harus dipadatkan sampai 100%.
Kepadatan kering standar maksimum yang ditetapkan sesuai
AASHTO T 99, seperti ilustrasi gambar dibawah ini.

PT. INDULEXCO II – 10 Bab II – Pekerjaan Tanah


RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan DED
Perluasan Apron Bandara Sultan Hasanuddin - Makassar

 Tergantung kepada jenis pelaksanaan dan persyaratan khusus


Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis, pengujian-pengujian
kepadatan di Iapangan dengan methoda kerucut pasir harus
dilakukan di atas masing-masing lapisan timbunan yang telah
didapatkan, sesuai dengan AASHTO T191 (PB. 0103-76) dan
jlka hasil sesuatu pengujian menunjukan bahwa kepadatannya
kurang dan kepadatan yang diminta, Kontraktor Pelaksana
harus memperbaiki pekerjaan tersebut sesuai dengan
kedalaman penuh lapisan dan dilokasi yang ditunjukkan oleh
Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis, yang tidak boleh
berjarak lebih dan 200 m.
c) Pemadatan timbunan tanah harus dilakukan hanya bila kadar air
bahan tersebut berada didalam batas 3% kurang dari kadar air
optimum sampai 1% lebih dari kadar air optimum. Kadar air
optimum akan ditetapkan sebagai kadar air dimana kepadatan
kering maksimum dicapai bila tanah tersebut dipadatkan sesuai
dengan AASHTO T99.
d) Timbunan harus dipadatkan dimulai pada ujung paling luar serta
masuk ketengah dalam satu cara dimana masing-masing bagian
menerima desakan pemadatan yang sama.
e) Jika bahan timbunan harus ditempatkan di atas kedua sisi sebuah
pipa atau saluran beton atau struktur, pelaksanaannya harus
sedemikian sehingga timbunan tersebut dibentuk sampai ketinggian
yang hampir sarna di atas kedua sisi struktur.
f) Terkecuali disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis,

PT. INDULEXCO II – 11 Bab II – Pekerjaan Tanah


RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan DED
Perluasan Apron Bandara Sultan Hasanuddin - Makassar

timbunan disekitar ujung satu box culvert tidak boleh ditempatkan


Iebih tinggi dari dasar dinding belakang atau kepala box culvert
sampai bangunan atas dipasang.
g) Timbunan dltempat-tempat yang sulit dicapai oleh peralatan
pemadatan harus ditempatkan dalam lapisan-lapisan honsontal
dengan bahan-bahan lepas ketebalan tidak melebihi 20 cm dan
dipadatkan menyeluruh menggunakan mesin pemadat yang
disetujui. Harus diberikan perhatian khusus untuk menjamin
tercapainya pemadatan yang diterima di bawah dan di samping
pipa-pipa, untuk mencegah rongga-rongga dan untuk menjamin
pipa-pipa tersebut mendapat dukungan sepenuhnya.
7) Pengamanan Pekerjaan Galian
a) Selama pekerjaan penggalian, kemiringan galian yang stabil yang
rnampu menyangga bangunan-bangunan, struktur atau mesin-mesin
disekitarnya harus dijaga pada seluruh waktu, serta harus dipasang
penyangga dan penguat yang memadai bila permukaan galian yang
tidak ditahan dengan cara Iain dapat menjadi tidak stabil. Bila
diperlukan, Kontraktor Pelaksana harus menopang struktur-struktur
disekitarnya yang mungkin menjadi tidak stabil atau menjadi berbahaya
oleh pekerjaan galian.
b) Alat-alat berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau maksud-
maksud sejenisnya, tidak diizinkan berdiri atau beroperasi lebih dekat
dari 1,5 meter dari ujung parit terbuka atau galian pondasi, terkecuali
pipa-pipa atau struktur telah selesai dipasang dan ditutup dengan paling
sedikit 60 cm timbunan dipadatkan.
c) Bendungan sementara, dinding pemotong aliran rembesan atau
sarana-sarana lain yang mengeluarkan air dari galian, harus didesain
secara baik dan cukup kuat untuk menjamin tidak terjadinya roboh
mendadak, dimungkinkan mampu mengalirkan secara cepat bahaya
banjir pada struktur.
d) Semua galian terbuka harus dipasang rintangan yang memadai untuk
menghindari tenaga kerja atau lain-lainnya jatuh dengan tidak sengaja
ke dalam galian dan setiap galian terbuka di dalam daerah badan
perkerasan atau bahu perkerasan, sebagai tambahan harus diberi
marka pada malam hari dengan drum dicat putih (atau semacamnya)

PT. INDULEXCO II – 12 Bab II – Pekerjaan Tanah


RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan DED
Perluasan Apron Bandara Sultan Hasanuddin - Makassar

dengan lampu merah, sehingga diterima Konsultan Pengawas dan


Direksi Teknis.
e) Kontraktor Pelaksana harus bertanggung jawab untuk mengadakan
perlindungan bagi setiap pipa bawah tanah yang berfungsi, kabel-kabel,
konduit atau struktur di bawah perrnukaan lain yang dapat dipengaruhi
dan harus bertanggung Jawab untuk biaya perbaikan setiap kerusakan
yang disebabkan oleh operasinya.
f) Pemadatan harus ditempatkan dalam lapisan-lapisan honsontal dengan
bahan-bahan lepas ketebalan tidak melebihi 20 cm dan dipadatkan
menyeluruh menggunakan mesin pemadat yang disetujui. Harus
diberikan perhatian khusus untuk menjamin tercapainya pemadatan
yang diterima di bawah dan di samping pipa-pipa, untuk mencegah
rongga-rongga dan untuk menjamin pipa-pipa tersebut mendapat
dukungan sepenuhnya.

1.3. PENYIAPAN DAN PEMBENTUKAN SUBGRADE

2.3.1. Penyiapan Pekerjaan Subgrade

a. Di area dimana akan dibuat konstruksi perkerasan, pada kedalaman


rencana di area yang harus dipotong dan lapisan atas pada daerah
timbunan harus dipadatkan dengan kepadatan sesuai spesifikasi dan
permukaannya harus sesuai dengan garis, kemiringan dan potongan
melintang dalam gambar rencana atau sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas dan Direksi Teknis.
b. Sesudah semua pekerjaan drainase, struktur, gorong gorong dan lain lain
peralatan (kabel, pipa dll) bawah tanah sepanjang pinggir atau dibawah
perkerasan selesai dilaksanakan, bagian atas dari subgrade harus dibentuk
dan dipadatkan dengan kedalaman sesuai spesifikasi.
c. Setiap ketidakrataan atau gelombang yang terjadi karena kegiatan
pemadatan (rolling) harus diperbaiki dengan cara menggemburkan kembali
permukaannya, membuang atau menambah material sebanyak yang
diperlukan kemudian membentuk dan menggilasnya kembali sampai
diperoleh permukaan yang rata dan seragam.
d. Setiap tempat yang tidak terjangkau roller harus dipadatkan dengan mesin
penumbuk mekanis (stamper) yang disetujui Konsultan Pengawas dan

PT. INDULEXCO II – 13 Bab II – Pekerjaan Tanah


RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan DED
Perluasan Apron Bandara Sultan Hasanuddin - Makassar

Direksi Teknis. Bilamana perlu sebelum dan selama pemadatan dengan


roller maupun tamper material timbunan diperciki air agar diperoleh Kadar
Air Optimum (OMC).
e. Semua material lunak dan material yang tidak dapat segera padat bila
dipadatkan dengan roller atau tamper atau material yang tidak layak untuk
subgrade harus dipindahkan dan diganti dengan material yang layak sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis.

2.3.2. Pembentukan Subgrade

a. Setelah pekerjaan perataan (grading) selesai semua batu batu lepas yang
berdiameter lebih dari 100 mm harus disingkirkan dari permukaan daerah
perkerasan dan dibuang sesuai petunjuk Konsultan Pengawas dan Direksi
Teknis.
b. Setiap saat, permukaan subgrade harus dijaga agar kering dan bilamana
ada air segera dapat dikeluarkan (drained).
c. Dalam penanganan material, alat dan peralatan, kontraktor harus menjaga
agar subgrade tidak rusak karena adanya papan papan yang diletakkan
diatasnya sebagaimana diperintahkan oleh Konsultan Pengawas dan
Direksi Teknis dan bilamana perlu diadakan tindakan pencegahan terhadap
kerusakan kerusakan yang mumgkin terjadi. Dalam hal apapun kendaraan
tidak diperkenankan melewati subgrade yang sudah jadi.
d. Bila terjadi alur-alur pada permukaan subgrade, maka permukaan tersebut
harus dibentuk dan dipadatkan kembali.
e. Untuk tanah noncohesive, subgrade yang dipersiapkan untuk fondasi
perkerasan fleksibel untuk runway dan taxiway, pemadatan sampai
kedalaman 500 mm harus mencapai 98 – 100% dari kepadatan maksimum
bila dites dengan A`STM 1557. Untuk tanah cohesive sugrade harus
dipadatkan sampai kedalaman 300 mm dengan kepadatan tidak kurang dari
95% kepadatan maksimum.
f. Untuk tanah cohesive seluruh sugrade harus dipadatkan sampai tidak
kurang dari 90% kepadatan maksimum.
g. Pengujian kepadatan dan CBR lapangan minimal harus dilakukan setiap
1000 m2 sesuai ASTM D 1556 . Penumpukan material untuk digunakan
kemudian diatas subgrade tidak diperkenankan. Sebelum subgrade

PT. INDULEXCO II – 14 Bab II – Pekerjaan Tanah


RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan DED
Perluasan Apron Bandara Sultan Hasanuddin - Makassar

diperiksa dan disetujui tidak diperkenankan menghampar subbase, base


ataupun perkerasan lainnya diatasnya.

2.4. PENGENDALIAN MUTU

2.4.1. Test Laboratorium


Test untuk kondisi kualitas bahan timbunan harus dilaksanakan kedua-duanya
untuk sumber pengadaan dan test ditempat seperti diperintahkan Konsultan
Pengawas dan Direksi Teknis, untuk dapat memenuhi persyaratan-persyaratan
Spesifikasi ini. Test Laboratorium berikut ini dijadikan rujukan (referensi).

Tabel 2.1. Test Laboratorium Bahan Timbunan

Test Judul Singkat

ASTM D 421 Dry preparation dari sample tanah


ASTM D 422 Particle size analysis
ASTM D 427 Shrinkage factors
ASTM D 854 Specific gravity tanah
ASTM D1556 In-situ density, sand cone
ASTM D1557 Moisture-density relation (metoda D)
ASTM D1883 Bearing ratio of laboratory compacted
ASTM D2167 In-situ density, rubber balloon
ASTM D2217 Wet preparation dari sample tanah
ASTM D2487 Classification of soils
ASTM D4318 Liquid limit, plastic limit and plasticity of soils
Test Lapangan
ASTM D1556 In situ density, sand cone
ASTM D2167 In-situ density, rubber balloon

Test Pengendalian Lapangan berikut ini harus dilaksanakan untuk memenuhi


persyaratan Spesifikasi. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan semua
bantuan yang diperlukan dalam bentuk tenaga kerja, pengangkutan dan
pengujian.

PT. INDULEXCO II – 15 Bab II – Pekerjaan Tanah


RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan DED
Perluasan Apron Bandara Sultan Hasanuddin - Makassar

Tabel 2.2. Persyaratan Pengendalian Lapangan

Test Pengendalian Prosedur

a. Pengujian kepadatan  Untuk menentukan hubungan


timbunan padat di lapangan kepadatan dan kadar air
(Test Kerucut Pasir) pemasangan.
(AASHTO T 191)  Harus dilaksanakan setiap layer/lapis
(SNI 03-1976-1990) 20 cm dan untuk setiap 1000 m3
bahan timbunan sampai kedalaman
penuh.
 Timbunan ditempatkan dalam lapisan
di bawah formasi konstruksi, harus
diuji setiap 200 m.
 Untuk timbunan kembali di sekeliling
struktur atau di dalam parit gorong-
gorong, paling sedikit satu test untuk
setiap bagian timbunan kembali
selesai dipasang.

b. Penentuan CBR Lapangan  Dengan menggunakan alat CBR


Timbunan Padat lapangan, di lokasi yang diminta oleh
Konsultan Pengawas dan Teknis dan
dilakukan setiap 1000 m2.

c. Pengujian Permukaan  Permukaan harus diuji untuk kerataan


(Surface Test) serta ketepatan kemiringan Jika perlu
bagian yang kurang rata maupun
kemiringan atau ketinggian kurang
tepat maka tanahnya harus dibuang,
ditimbun kembali, dipadatkan lagi,
sampai diperoleh kerataan,
kemiringan dan ketinggian yang
diperlukan.

 Permukaan yang sudah selesai tidak


boleh selisih lebih dari 12 mm jika
ditest dengan tongkat lurus panjang 3
meter yang dilaksanakan sejajar
tegak lurus dengan garis tengah.

2.4.2. Percobaan Pemadatan


1) Sebelum pekerjaan pemadatan tanah dilakukan, Kontraktor Pelaksana
harus metaksanakan percobaan pemadatan dengan setiap material yang
akan dipakai untuk timbunan baik itu material dari luar maupun dan hasil
ekskavasi. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan metoda kerja

PT. INDULEXCO II – 16 Bab II – Pekerjaan Tanah


RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan DED
Perluasan Apron Bandara Sultan Hasanuddin - Makassar

pemadatan kepada Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis untuk


mendapatkan persetujuan tentang cara kerja yang akan dilaksanakan.
2) Percobaan pemadatan merupakan suatu demonstrasi pekerjaan oleh
Kontraktor Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas dan Direksi Teknis tentang metoda yang diusulkan. Bilamana
dalam demonstrasi tersebut kualitas yang dipersyaratkan tldak dapat
dicapai, Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis berhak memerintahkan
Kontraktor Pelaksana untuk mengulanginya.
3) Percobaan pemadatan termasuk tes laboratorium dan tes Iapangan sesuai
yang disyaratkan. Kontraktor Pelaksana harus menyampaikan semua hasil
tes kepada Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis.
4) Prosedur percobaan meliputi areal percobaan dengan Iuas tidak kurang
dari 30 meter x 15 meter pada lokasi yang telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas dan Direksi Teknis ketebalan yang sama tetapi dengan kadar air
yang berbeda dengan :
 Sekurang kurangnya 10 lintasan dengan vibro roller dengan berat yang
akan ditentukan kemudian oleh Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis
pada saat percobaan
 Sekurang kurangnya 10 lintasan menggunakan peralatan lain sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis.
 Metode lain yang diusulkan Kontraktor Pelaksana untuk dapat mencapai
persyaratan.
5) Dengan cara tersebut pemadatan maksimum yang dapat dicapai dengan
kadar air dan peralatan tertentu. Untuk keperluan ini mungkin subgrade
perlu disiram dengan air selama beberapa jam sebelum pekerjan
percobaan pemadatan dilaksanakan.
6) Menindak lanjuti pemadatan percobaan, Kontraktor Pelaksana harus
menyampaikan kepada Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis usulan
metoda pemadatan untuk setiap jenis material yang akan dipakai dalam
pekenaan. Usulan Kontraktor Pelaksana harus mencakup juga jumlah dan
tipe peralatan, berat dan tekanan roda bila dipakai vibro roller, cara
memperoleh kadar air yang diperlukan, Jumlah Iintasan dan tebal
hamparan sebelum dipadatkan.
7) Bila Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis berpendapat bahwa hasil
pemadatan percobaan telah sesuai dengan yang dipersyaratkan, maka

PT. INDULEXCO II – 17 Bab II – Pekerjaan Tanah


RKS dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan DED
Perluasan Apron Bandara Sultan Hasanuddin - Makassar

Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis akan memberikan persetujuan


terhadap metoda yang diusulkan Kontraktor Pelaksana Bila Konsultan
Pengawas dan Direksi Teknis tidak menyetujui usulan Kontraktor
Pelaksana maka Kontraktor Pelaksana harus rnenyerahkan secara tertulis
amandemen usulan untuk pemadatan dan bila diperlukan mengadakan
percobaan ulang.
8) Selanjutnya dalam pelaksanaan pekerjaan pemadatan Kontraktor
Pelaksana harus tetap mengikuti prosedur yang telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis untuk setiap material yang akan
dipadatkan dan hasil pemadatan harus memenuhi persyaratan.
9) Meskipun metoda dan rencana Kontraktor Pelaksana telah disetujui
Konsultan Pengawas dan Pejabat Pembuat Komitmen, Kontraktor
Pelaksana harus bertanggung jawab penuh terhadap pekerjaan tanah
sesuai dengan gambar dan persyaratan yang telah ditentukan.

2.4.3. Pengukuran dan Pembayaran

Volume timbunan ditunjukkan dengan perencanaan atau permintaan oleh


Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis berapa banyaknya kubik meter untuk
pekerjaan timbunan. Tahap pembayaran dilakukan berdasarkan prestasi kerja
yang kriterianya ditetapkan dalam kontrak yang bersangkutan.

PT. INDULEXCO II – 18 Bab II – Pekerjaan Tanah

Anda mungkin juga menyukai