Anda di halaman 1dari 8

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pembersihan Lokasi
Membersihkan halaman lokasi dari segala sesuata yang dapat mengganggu
kelancaran pelaksanaan pekerjaan, termasuk pohon-pohon dan semak-semak yang
terdapat pada areal harus ditebang dan dibersihkan sampai keakar-akarnya,
kemudian disingkirkan dari lapangan pekerjaan.

2. Papan Nama Proyek


Papan Nama Proyek dibuat dengan bahan yang berkualitas baik, yang dapat tahan
terhadap cuaca, pemasangan Papan Nama Proyek ini ditempatkan pada tempat yang
terbuka atau di lokasi pelaksanaan pekerjaan dan telah disetujui oleh pihak direksi.
Papan nama proyek, meliputu:
 Papan Nama Proyek
 Jenis Pekerjaan
 Waktu Pelaksanaan
 Nilai Pekerjaan
 Nama Pelaksana (Kontraktor)

3. Fasilitas Direksi keet, Barak Kerja dan Gudang
Fasilitas Direksi Keet, Barak Kerja dan Gudang (material dan peralatan) dibuat
dengan ukuran sesuai gambar Design dan spesifikasi teknis dengan persetujuan dari
direksi.

4. Pembongkaran
Melakukan pekerjaan pembongkaran dan membersihkan areal likasi dari segala
sesuatu yang dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan, terutama pada
sisa pembongkaran bangunan yang lama. Pembongkaran sesuai instruksi direksi
atau konsultan teknis yang ditunjuk.

5. Personil Dan Peralatan


Mobilisasi Personil, tenaga kerja dan peralatan dilaksanakan segera setelah
menerima SPMK sesuai dengan jadwal mobilisasi.

6. Bahan Bangunan (Material) serta Pengadaan Listrik dan Air Kerja


Persiapan bahan dilokasi pekerjaan disediakan dalam jumlah yang cukup untuk
setiap item pekerjaan, paling lambat 4 hari sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai.
Jenis dan mutu bahan yang digunakan harus dalam kondisi baik, untuk bahan
digunakan yang mempunyai standarisasi (SII, SNI) yang merupakan produksi
dalam negeri. Sebelum memulai pekerjaan pengadaan listrik dan penyiapan air
untuk keperluan pekerjaan juga harus disiapkan.
7. Kesehatan Dan Keselamatn Kerja (K3)
Menyelenggarakan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:09/PER/M/2008 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.

8. Dokumentasi
Sebelum memulai pekerjaan dilakukan pengambilan foto dokumentasi awal (kondis
existing) setiap item pekerjaan dengan titik ikat yang ditentukan agar pengambilan
foto selanjutnya dapat dilihat kemajuan pekerjaan setiap item pekerjaan yang
dilaksanakan.

II. DRAINASE
 GALIAN UNTUK SELOKAN DRAINASE DAN SALURAN AIR
Pekerjaan ini juga mencakup relokasi atau perlindungan terhadap sungai yang ada, kanal irigasi
atau saluran air lainnya yang pasti tidak terhindarkan dari gangguan baik yang bersifat sementara
maupun tetap, dalam penyelesaian pekerjaan yangmemenuhi ketentuan dalam Kontrak ini.
Penggalian, penimbunan dan pemangkasan harus dilakukan sebagaimana yang diperlukan untuk
membentuk selokan baru atau lama sehingga memenuhi kelandaian yang ditunjukkan pada
gambar yang disetujui dan memenuhi profil jenis selokan yang ditunjukkan dalam
Gambar atau bilamana diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan. Seluruh bahan hasil
galian harus dibuang dan diratakan oleh Kontraktor sedemikian rupa sehingga dapat mencegah
setiap dampak lingkungan yangmungkin terjadi, di lokasi yang ditunjukkan oleh Direksi
Pekerjaan. Galian dilakukan secara manual dengan tenaga manusia. Galian dikerjakan
menurut / sesuai gambar atau spesifikasi teknis yang ditetapkan. Alat bantu yang
digunakan seperti cangkul,sekop gerobak dorong danlain-lain.

 GORONG-GORONG PIPA BETON BERTULANG DIAMETER DALAM 80 CM


Pekerjaan ini mencakup perbaikan, perpanjangan, penggantian atau pembuatan
gorong- gorong pipa beton bertulang. Penggalian dan persiapan parit serta
pondasi untuk drainase beton dan gorong-gorong harus dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan, Bahan untuk landasan harus ditempatkan sesuai dengan
ketentuan. Pipa beton harus dipasang dengan hati-hati, lidah sambungan harus
diletakkan di bagian hilir, lidah sambungan harus dimasukkan sepenuhnya ke
dalam alur sambungan dan sesuai dengan arah serta kelandaiannya. Sebelum
melanjutkan pemasangan bagian pipa beton berikutnya, m aka sisi dalam dari
setengah bagian bawah dalam sambungan harus diberi adukan yang cukup.
Pada saat yang sama setengah bagian atas lidah sambungan pipa berikutnya
juga harus diberi adukan yang sama. Setelah pipa beton terpasang, sambungan
yang belum terisi harus diisi dengan adukan, dan adukan tambahan harus
diberikan untuk membentuk selimut adukan di sekeliling sambungan. Pipa
beton harus diselimuti dengan beton sesuai dengan detil yang ditunjukkan dalam
Garnbar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan bilamana
tinggi timbunan di atas pipa melebihi ketentuan maksimum atau kurang
dari ketentuan minimum dari yang ditunjukkan dalam Gambar atau spesifikasi dari
pabrik pembuatannya untuk ukuran dan kelas pipa tertentu.

III. PEKERJAAN TANAH

 TIMBUNAN PILIHAN
Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan
pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan,
untuk penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan untuk timbunan umum
yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis,
kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui
oleh Direksi Pekerjaan. Timbunan hanya boleh diklasifikasikan sebagai
Timbunan Pilihan atau Timbunan Pilihan Berbutir bila digunakan pada
lokasi atau untuk maksud dirnana bahan-bahan ini telah ditentukan atau
disetujui secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan. Sebelum penghamparan
timbunan pada setiap tempat, semua baban yang tidak diperlukan harus
dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Timbunan
harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam
Iapisan yang merata yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal
lapisan yang disyaratkan. Bilamana timbunan dihampar lebih dari satu lapis,
lapisan-Iapisan tersebut sedapat mungkin dibagi rata sehingga samatebalnya.
Timbunan harus dipadatkan muJai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah
sumbu jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha
pemadatan yang sarna. Bilaman memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi
dapat dilewatkan di atas pekerjaan timbunan dan lajur yang dilewati harus terus
menerus divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu
lintas tersebut.

 PENYIAPAN BADAN JALAN


Pekerjaan ini mencakup penyiapan, penggaruan dan pemadatan permukaan
tanah dasar atau permukaan jalan kerikil lama untuk penghamparan bahan
pilihan di daerah jalur lalu lintas ( termasuk jalur tempat perhentian dan
persimpangan) yang tidak ditetapkan sebagai Pekerjaan Pengembalian
Kondisi dan di daerah bahu jalan baru yang bukan diatas timbunan baru
akibat pelebaran lajur lalu Iintas.Pekerjaan ini meliputi galian minor atau
penggaruan serta pekerjaan timbunan minor yang diikuti dengan pembentukan,
pemadatan, pengujian tanah atau bahan berbutir, dan pemeliharaan
permukaan yang disiapkan sampai bahan perkerasan ditempatkan diatasnya,
yang semuanya sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi lui atau sebagaimana
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

 PEMBERSIHAN DAN PENGUPASAN LAHAN MENGGUNAKAN MOTOR


GRADER
Pembersihan dan pengupasan lahan harus terdiri dari pembersihan semua pohon
dengan diameter lebih kecil dari 15 cm, pohon-pohon yang tumbang,
halangan-halangan, semak-semak, tumbuh-tumbuhan lainnya, sampah,
dan semua bahan yang tidak dikehendaki, dan harus termasuk
pembongkaran tunggul, akar dan pembuangan semua bahan yang diakibatkan
oleh pembersihan dan pengupasan sesuai dengan Spesifikasi ini atau
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Pekerjaan ini juga
harus termasuk penyingkiran dan pembuangan struktur-struktur yang
menghalangi, mengganggu, atau sebaliknya menghalangi Pekerjaan kecuali
bilamana disebutkan lain dalam Spesifikasi ini atau diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan. Pada daerah galian, semua tunggul dan akar harus dibuang
sampai kedalaman tidak kurang dari 50 cm di bawah permukaan akhir dari tanah
dasar. Pada daerah di bawah tirnbunan, di mana tanah humus atau bahan yang
tidak dikendaki dibuang atau yang ditetapkan untuk dipadatkan, semua tunggul
dan akar harus dibuang sampai kedalaman sekurang-kurangnya 30 cm di
bawah permukaan tanah asli atau 30 cm di bawah alas dari lapis permukaan yang
paling bawah. Pengupasan saluran dan selokan diperlukan hanya sampai
kedalaman yang diperlukan untuk penggalian yang diusulkan dalam daerah
tersebut.

IV. PERKERASAN BERBUTIR


 LAPIS PEMUKAAN AGREGAT TANPA PENUTUP ASPAL
Pekerjaan ini harus meliputi pemasokan, pengangkutan,
penghamparan dan pemadatan bahan untuk pelaksanaan Perkerasan
BerbutirTanpa Penutup Aspal (Lapis Permukaan Agregat dan Lapis Pondasi
Agregat) diatas permukan yang telah disiapkan dan diterima sesuai dengan
ketentuan dan detail yang ditunjukkan dalam Gambar atau sesuai dengan
perintah Direksi Pekerjaan. Lapis Pondasi Agregat Jalan Tanpa Penutup
AspaJ tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan pada waktu
hujan, dan pemadatan tidak boleh dilaksanakan segera setelah hujan atau
juga bila kadar air bahan tidak memenuhi syarat yang ditentukan. Bila bahan
badan jalan yang ada harus harus dicampur untuk digunakan sebagai
salah satu komponen Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal,
lokasi-lokasi tertentu yang bahannya agak basah atau mutunya kurang
baik harus digali dan dibuang terlebih dahulu, diganti dengan bahan
badan jalan dari lokasi lain yang berrnutu sama atau lebih baik. Seluruh
badan jaLan yang padat harus digaru sampai mencapai kedalaman yang
seragam. Bilamana tidak disebutkan lain maka penggaruan yang harus
dihitung sedemikian hingga menghasilkan proporsi bahan badan jalan
yang tepat untuk campuran perkerasan berbutir jalan tanpa penutup
aspal. Bahan badan jalan harus dikeringkan seluruhnya dan
kemudian dicampur sampai seluruh lokasi itu merata secara memanjang
dan melintang. Segera setelah pembentukan awal selesai, setiap lapis bahan
harus dipadatkan seluruhnya dengan alat pemadat yang cocok dan
memadai, yang telah disetujui Direksi Pekerjaan Pembentukan akhir
permukaan lapis pondasi bawah harus dilaksanakan paling sedikit
setelah dua lintasan pemadatan melintasi seluruh lokasi tersebut.
Operasi penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi perkerasan
dan berangsur-angsur menuju ke tengah-tengah, dalam arah memanjang.
Pada tempat ber"superelevasi" penggilasan harus dimulai dari bagian yang
rendah menuju ke bagian yang tinggi. Pemadatan harus berlanjut sampai
seluruh lokasi yang telah dipadatkan menjadi suatu permukaan yang
keras dengan kepadatan yang merata serta semua bekas jejak roda mesin
gilas tidak tampak. Suatu lapisan yang keras dan stabil harus diperoleh
dalam penggilasan akibat saling mengunci antar agregat dengan rapat.

V. STRUKTUR
 BETON
Pekerjaan beton ini terdiri dari komposisi campuran yaitu, semen, pasir, batu
kerikil/agregat dan air diaduk dengan menggunakan concrete mixer. Sebelum
pencampuran dilakukan terlebih dahulu mengirimkan rancangan campuran (mix
design) untuk masing-masing mutu beton yang akan digunkan sebelum pekerjaan
pengecoran beton dimulai, lengkap dengan hasil pengujian bahan seperti semen,
pasir dan agregat yang akan digunakan nantinya dalam pelaksanaan pekerjaan
beton dan hasil pengujian percobaan campuran beton di laboratorium yang disetujui
berdasrkan kuat tekan beton untuk umur 7 hari dan 28 hari, kecuali ditentukan
umur-umur yang lain oleh direksi pekerjaan. Proporsi bahan dan berat penakaran
hasil perhitungan harus memenuhi kriteria teknis utama, yaitu kelecakan
(workkability), kekuatan (strength), dan keawetan (durability).
Urutan-urutan memasukkan material-material kedalam mesin pengaduk/concrete
mixer mengikuti urutan-urutan yaitu:
1. Air
2. Pasir & batu kerikil/agregat
3. Semen dan air

Bagian dalam dari drum pengaduk harus bersih, dan adukan pertama tidak
digunakan untuk pengecoran. Lama pengadukan dilakukan hingga campuran beton
tersebut benar-benar homogen hingga menghasilkan adukan dengan susunan
kekentalan dan warna yang merata/seragam, beton harus seragam dalam komposisi
dan konsistensi dari adukan-adukan keadukan. Slump test dilaksanakan untuk
pengadukan, dan apabila hasilnya tidak mencapai nilai yang ditentukan dari tinggi
slump, volumne air harus disesuaikan sehingga mencapai nilai slump yang
ditentukan dalam spesifikasi teknis. Sebelum pengecoran beton dilaksanakan
memeriksa bekisting harus bersih dan memeriksa penempatan tulangan-tulangan.
Syarat pelaksanaan pekerjaan beton dari bahan yang digunakan, penyimpanan,
pencampuran pengadukan, pengangkutan, pengecoran beton sampai dengan
perawatan betonsesuai dengan yang disyaratkan dalam spesifikasi teknis. Beton
sudah harus di cor segera dan tidak boleh ditunda. Beton dipadatkan dengan mesin
penggetar/Concrete vibrator apabila diperlukan dan disetujui. Maximum selang
waktu (interval time) pengecoran beton pada sambungan adalah 2 jam, dan
permukaan dari beton sebelumnya harus bebas dari air beton yang berlebihan.
 BAJA TULANGAN
Pekerjaan ini harus me.ncakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan
sesuai dengan Spesifikasi dan Gambar, atau sebagaimana yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan. Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum
pemasangan untuk menghilangkan kotoran, lumpur, oli, cat, karat dan kerak,
percikan adukan atau lapisan lain yang dapat mengurangi atau rnerusak
pelekatan dengan beton. atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan. Tulangan harus ditempatkan akurat sesuai dengan Gambar dan
dengan kebutuhan selimut beton minimum yang disyaratkan atau seperti yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Batang tulangan harus diikat kencang
dengan menggunakan kawat pengikat sehingga tidak tergeser pada saat
pengecoran. Pengelasan tulangan pembagi atau pengikat (stirrup) terhadap
tulangan baja tarik utama tidak diperkenankan. Tidak boleh ada bagian baja
tulangan yang teLah dipasang boleh digunakan untuk memikul perlengkapan
pemasok beton, jalan kerja, lantai untuk kegiatan bekerja atau beban konstruksi
lainnya

 PONDASI TIANG
Yang dimaksud dengan Fondasi Tiang adalah komponen struktur
berupa tiang yang berinteraksi langsung dengan tanah, yang
berfungsi sebagai penopang akhir dan menyalurkan be ban dari struktur
jembatan ke tanah. Tiang pancang kayu harus seluruhnya keras dan bebas
dari kerusakan, mata kayu, bagian yang tidak keras atau akibat serangan
serangga. Setelah pemancangan, kepala tiang pancang harus dipotong
tegak lurus terhadap panjangnya sarnpai bagian kayu yang keras dan diberi
bahan pengawet sebelum pur (pile cap) dipasang, Pemancangan berat yang
mungkin merusak kepala tiang pancang, memecah ujung dan menyebabkan
retak tiang pancang harus dihindari dengan membatasi tinggi jatuh palu dan
jurnlah penumbukan pada tiang pancang. Umurnnya, berat palu harus sama
dengan beratnya tiang untuk memudahkan pemancangan. Perhatian
khusus harus diberikan selama pemancangan untuk mernastikan bahwa
kepala tiang pancang harus selalu berada sesurnbu dengan palu dan tegak
lurus terhadap panjang tiang pancang dan bahwa tiang pancang dalam posisi
yang relatif pada tempatnya.

Dinding Turap kayu digunakan untuk enahan tanah atau untuk pengamanan
terhadap gerusan atau longsoran. Dinding turap kayu dikerjakan sesuai dengan
gambar kerja atau petunjuk Direksi lapangan.

Pekerjaan gelegar kayu, Keep, balok angkur, balok pasir, gapit kerb kayu
dilaksanakan setelah pekerjaan pemancangan tiang pancang kayu selesai. Semua
pekerjaan tersebut dilaksanakan sesuai gambar kerja petunjuk teknis atau
persetujuan direksi lapangan.

Pengecatan dilaksanakan terakhir setelah jembatan selesai maka pekerjaan


pengecatan dapat dilaksanakan.

Semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja atau petunjuk teknis lapangan.

Kubu Raya , 27 September 2016


CV. BUMBATA

CAP / TTD

JOHANDI
Direktur

Anda mungkin juga menyukai