Anda di halaman 1dari 48

PEMERINTAH KOTA PADANG

DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA PADANG


Jl. UJUNG GURUN NO. 2 PADANG Telp. (0751) 21414

SPESIFIKASI TEKNIS

PROGRAM : PENINGKATAN DAYA SAING KOTA

KEGIATAN :
PEMASANGAN LAMPU PENERANGAN JALAN

PEKERJAAN :
PENGADAAN DAN PEMASANGAN LAMPU HIGH MAST PAKET I

LOKASI : KOTA
PADANG

TAHUN ANGGARAN 2014


Spesifikasi Teknis Pek. Struktur

PEKERJAAN STRUKTUR

DIVISI I PEKERJAAN
PERSIAPAN

BAB I
PEKERJAAN PERSIAPAN TAPAK

Pekerjaan persiapan tapak meliputi :


1. Pembersihan lahan daerah pembangunan, dengan penebangan semak–
semak/alang–alang, rumput, tanah humus (top soil) 15 – 20 cm berikut pembuangannya.
Menebang pohon jika ada, termasuk mencabut akarnya serta membuang ketempat sesuai
petunjuk Direksi.
2. Penggalian / cut dan pengurugan tapak, termasuk mendatangkan tanah dari luar site
atau membuang tanah keluar site.
3. Pembuatan jalan masuk sementara untuk lalu lintas orang dan bahan. Perletakan jalan
masuk sementara, diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu lalu lintas kerja.
4. Pembuatan saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar areal pekerjaan selalu
dalam keadaan kering.
5. Pengadaan air untuk keperluan pekerja dan pekerjaan, kualitas air harus baik dan
memenuhi persyaratan kerekatan. Pengadaan listrik kerja dan pembuatan tempat
pembuangan air kotor sementara.

BAB II
PEKERJAAN PERSIAPAN BANGUNAN

1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan persiapan meliputi :
− Papan Nama Proyek
− Mobilisasi dan demobilisasi
− Air dan Listrik Kerja
− Biaya Administrasi, Dokumentasi dan Perizinan

Hal 1
Spesifikasi Teknis Pek. Struktur

2. Semua ukuran yang tercantum dalam rencana ini dinyatakan dalam cm dan inc.
3. penduga dibuat dari besi pipa atau kayu terentang 5/7 cm x 3 m yang diketam, rata
semua sisinya, kemudian sebagian ditanam dalam tanah asli sedalam 1 m dan dicor
beton ukuran penduga tersebut merupakan titik pikat tetap yang harus dibuat
pemborong di bawah pengamatan Direksi Lapangan yang dipelihara selama
pelaksanaan.
4. Ketentuan letak bangunan diukur di bawah pengawasan Direksi dengan patok– patok
yang dipancang. Pemborong harus menyediakan paling sedikit 3 (tiga) orang
pembantu yang paham dalam pengukuran, penyipat datar, penunjuk / prisma silang, tali
busur dan lainnya yang diperlukan.

DIVISI II
PEKERJAANSTRUKTUR

BAB I KONSTRUKSI
LAHAN

PASAL 1
GALIAN, URUKAN KEMBALI DAN
PEMADATAN

1.0. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut :
- Menyediakan peralatan dan perlengkapan yang memadai, bahan-bahan, tenaga
kerja yang cukup untuk menyelesaikan semua pekerjaan termasuk pelat turap
sementara dan bendungan sementara jika diperlukan.
- Penggalian, pengurukan kembali dan pemadatan semua pekerjaan yang
membutuhkan galian dan/atau urukan kembali seperti jalan, saluran terbuka,
gorong-gorong, jalur utilitas, pondasi dan lainnya seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja.
- Membuang semua bahan-bahan galian yang tidak memenuhi persyaratan ke
suatu tempat pembuangan yang telah ditentukan.
- Penggalian dan pengangkutan bahan timbunan dari suatu tempat galian.
- Melengkapi pekerjaan seperti ditentukan dalam Spesifikasi Teknis ini.

Hal 2
Spesifikasi Teknis Pek. Struktur

2.0. STANDAR/RUJUKAN
2.1. American Association of State Highway and Transportation Officials
(AASHTO).
2.2. American Society for Testing and Materials (ASTM).
2.3. Semua peraturan dan standar lokal yang berlaku.

3.0. PROSEDUR UMUM


3.1. Penggalian
3.1.1. Penggalian harus dikerjakan sesuai garis dan kedalaman
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk
Manajer Proyek. Lebar galian harus dibuat cukup lebar untuk
memberikan ruang gerak dalam melaksanakan pekerjaan.
3.1.2. Elevasi yang tercantum dalam Gambar Kerja merupakan
perkiraan saja dan Manajer Proyek dapat menginstruksikan
perubahan-perubahan bila dianggap perlu.
3.1.3. Setiap kali pekerjaan galian selesai, Kontraktor wajib
melaporkannya kepada Manajer Proyek untuk diperiksa sebelum
melaksanakan pekerjaan selanjutnya.
3.1.4. Semua lapisan keras atau permukaan keras lainnya yang digali harus
bebas dari bahan lepas, bersih dan dipotong mendatar atau miring
sesuai Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Manajer Proyek sebelum
menempatkan bahan urukan.
3.1.5. Bila bahan yang tidak sesuai terlihat pada elevasi
penggalian rencana, Kontraktor harus melakukan penggalian
tambahan sesuai petunjuk Manajer Proyek, sampai kedalaman di mana
daya dukung yang sesuai tercapai.
3.1.6. Untuk lapisan lunak, permukaan akhir galian tidak boleh diselesaikan
sebelum pekerjaan berikutnya siap dilaksanakan, sehingga air hujan
atau air permukaan lainnya tidak merusak permukaan galian.
Untuk menggali tanah lunak, Kontraktor harus memasang
dinding penahan tanah sementara untuk mencegah longsornya tanah
ke dalam lubang galian. Kontraktor harus melindungi galian dari
genangan air atau air hujan dengan menyediakan saluran
pengeringan sementara atau pompa.
3.1.7. Galian di bawah elevasi rencana karena kesalahan dan
kelalaian Kontraktor harus diperbaiki sesuai petunjuk Manajer
Proyek tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.
Diasumsikan bahwa penggalian pada lokasi kerja dapat
dilakukan dengan peralatan standar seperti power shovel,
bulldozer, excavator ataupun dilakukan secara manual.

Hal 3
Spesifikasi Teknis Pek. Struktur

Bila ditemukan batu-batuan, Kontraktor harus memberitahukannya


kepada Manajer Proyek yang akan mengambil keputusan,
sebelum penggalian dilanjutkan. Sesudah setiap pekerjaan penggalian
selesai, Kontraktor harus memberitahu Manajer Proyek,dan
pekerjaan dapat dilanjutkan kembali setelah Manajer
Proyek menyetujui kedalaman penggalian dan sifat lapisan tanah
pada dasar penggalian tersebut.

3.2. Urukan dan Timbunan


3.2.1. Pekerjaan urukan atau timbunan hanya dapat dimulai bila bahan
urukan dan lokasi pengerjaan urukan/timbunan telah disetujui
Manajer Proyek.
3.2.2. Kontraktor tidak diijinkan melanjutkan pekerjaan pengurukan
sebelum pekerjaan terdahulu disetujui Manajer Proyek.
3.2.3. Bahan galian yang sesuai untuk bahan urukan dan timbunan dapat
disimpan oleh Kontraktor di tempat penumpukan
pada lokasi yang memudahkan pengangkutan selama
pekerjaan pengurukan dan penimbunan berlangsung. Lokasi
penumpukan harus disetujui Manajer Proyek.
3.2.4. Pengurukan pekerjaan beton hanya dapat dilakukan ketika umur
beton minimal 14 hari, dan ketika pekerjaan pasangan berumur
minimal 7 hari, atau setelah mendapat persetujuan dari Manajer
Proyek.

3.3. Pemadatan
Kontraktor harus menyediakan peralatan pemadatan yang memadai untuk
memadatkan urukan maupun daerah galian. Untuk pemadatan
tanah kohesif digunakan self propelled tamping rollers atau towed sheep roller.
Smooth steel wheel vibratory roller digunakan untuk memadatkan bahan
urukan berbutir. Pemadatan dengan menyiram dan menyemprot tidak
diijinkan.
Bila tingkat pemadatan tidak memenuhi, perbaikan harus dilakukan sampai
tercapai nilai pemadatan yang disyaratkan. Bahan yang ditempatkan di
atas lapisan yang tidak dipadatkan dengan baik harus disingkirkan dan harus
dipadatkan kembali sesuai petunjuk Manajer Proyek.

Hal 4
Spesifikasi Teknis Pek. Struktur

4.0. BAHAN-BAHAN
Lihat butir 5.0. Pelaksanaan Pekerjaan dari Spesifikasi Teknis ini.

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN


5.1. Galian
5.1.1. Pekerjaan galian dapat dianggap selesai bila dasar galian
telah mencapai elevasi yang ditentukan dalam Gambar Kerja atau
telah disetujui Manajer Proyek.
5.1.2. Semua bahan galian harus dikumpulkan dan/atau ditumpuk pada
tempat tertentu sesuai petunjuk Manajer Proyek. Bila disetujui
Manajer Proyek, bahan galian tersebut dapat digunakan untuk bahan
urukan atau dibuang dari lokasi proyek.
5.1.3. Bila terjadi kelebihan penggalian di luar garis batas dan elevasi
yang ditentukan dalam Gambar Kerja atau petunjuk Manajer
Proyek, yang disebabkan karena kesalahan Kontraktor, kelebihan
penggalian tersebut tidak dapat dibayar dan Kontraktor
harus memperbaiki daerah tersebut sesuai Gambar Kerja atas biaya
Kontraktor.
5.1.4. Penggalian harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa agar tidak
merusak patok-patok pengukuran atau pekerjaan lain yang telah
selesai. Semua kerusakan yang disebabkan karena pekerjaan
penggalian menjadi tanggung- jawab Kontraktor dan harus diperbaiki
oleh Kontraktor tanpa biaya tambahan atau waktu.
5.1.5. Kontraktor harus menyingkirkan setiap batuan yang ditemukan pada
daerah elevasi akhir pada kedalaman minimal 150 mm di bawah
elevasi akhir rencana. Batuan dapat berupa batu atau serpihan keras
dalam batuan dasar asli, dan batu besar dengan volume lebih dari 0,5
cm3 atau berukuran lebih besar dari 100 cm, yang harus disingkirkan
dengan alat khusus dan/atau diledakkan.

5.2. Urugan dan Timbunan


Item ini tidak dilakukan pada pekerjaan ini.

5.3. Pemadatan
Item ini tidak dilakukan pada pekerjaan ini.

Hal 5
Spesifikasi Teknis Pek. Struktur

5.4. Pembuangan Bahan Galian.


Semua bahan galian yang memenuhi persyaratan harus digunakan untuk
urukan. Bahan yang tidak sesuai untuk pengurukan harus dibuang pada
tempat yang ditentukan.

BAB II
PEKERJAANBETON

PASAL 1
BAJA TULANGAN

1.0 LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini mencakup pengadaan bahan penulangan beton yang sesuai Gambar
Kerja. Pekerjaan ini termasuk semua mesin, peralatan, tenaga kerja, dan
pemasangan bahan penulangan beton.
Spesifikasi ini akan lebih kuat dari pada Gambar Kerja bila ada
perbedaan detail yang mungkin terjadi.

2.0 STANDAR/RUJUKAN
2.1. Standar Nasional IndonesiaSNI):
- SNI 07-2052-2002 - Baja Tulangan Beton.
- SNI 03-2847-2002 - Tata Cara Penghitungan Struktur Beton
untuk Bangunan Gedung.
2.2. American Concrete Institute (ACI):
- ACI 318 - Building Code Requirements for Reinforced Concrete.
2.3. American Welding Society (AWS):
- AWS D1.4 - Structural Welding Code - Reinforcing Steel.
2.4. Spesifikasi Teknis 03300 - Beton Cor di Tempat.

3.0 PROSEDUR UMUM


3.1. Contoh Bahan dan Sertifikat Pabrik
3.1.1. Kontraktor harus menyerahkan kepada Manajer Proyek, contoh bahan
beserta sertifikat pabrik bahan penulangan beton untuk disetujui.

Hal 6
Spesifikasi Teknis Pek. Struktur

3.1.2. Sebelum pengadaan bahan, semua daftar bahan dan daftar pemotongan
harus disiapkan oleh Kontraktor dan diserahkan kepada Manajer
Proyek untuk disetujui.
Persetujuan yang diberikan tidak berarti membebaskan
Kontraktor dari tanggung-jawabnya untuk memastikan
kebenaran daftar pemesanan dan daftar pemotongan.
Setiap penyimpangan dari daftar bahan dan daftar penulangan yang
telah disetujui menjadi tanggung jawab Kontraktor
untuk menggantinya atas biayanya.

3.2. Gambar Detail Pelaksanaan


3.2.1. Gambar Detail Pelaksanaan berikut harus diserahkan oleh
Kontraktor kepada Manajer Proyek untuk disetujui :
- Daftar penulangan yang menunjukkan pembengkokkan,
ukuran kait, lewatan, sambungan dan lainnya yang
memenuhi ACI 315 dan/atau SNI 03-2847-2002.
- Gambar harus menunjukkan spasi tulangan, selimut dan jarak
antara, pasak besi dan penahan jarak/gelang-gelang.
3.2.2. Kontraktor diijinkan mengganti ukuran rencana penulangan beton
yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja selama
penggantian tersebut dianalisa dengan teliti dan Kontraktor
telah memeriksa bahwa kekuatan yang dinginkan tetap
terpenuhi. Penggantian harus disetujui Manajer Proyek sebelum
pelaksanaan pekerjaan.

3.3. Pengiriman dan Penyimpanan


Bahan-bahan untuk penulangan beton setiap waktu harus dilindungi dari
kerusakan dan harus ditempatkan di atas balok-balok untuk mencegah
menempelnya lumpur atau benda asing lainnya pada tulangan beton.
Tempat penyimpanan harus dinaikkan agar aman dari air permukaan.

4.0. BAHAN-BAHAN
4.1. Umum.
Semua bahan untuk penulangan beton harus dalam keadaan baru, tidak
berkarat atau memiliki cacat lainnya serta harus memenuhi ketentuan dalam
Spesifikasi Teknis ini.

Hal 7
Spesifikasi Teknis Pek. Struktur

4.2. Baja Tulangan Polos


Kecuali ditentukan lain, baja tulangan polos harus dari baja mutu BjTP - 24
dengan tegangan leleh minimal 2400 kg/cm² (fy 240 Mpa), dan memenuhi
ketentuan SNI 07-2052-2002. Diameter yang digunakan harus sesuai
ketentuan dalam Gambar Kerja.

4.3. Baja Tulangan Berulir


Kecuali ditentukan lain, baja tulangan berulir harus dari mutu BjTS - 40
dengan tegangan leleh minimal 4000kg/cm² (fy = 400 Mpa), dan
memenuhi ketentuan SNI 07-2052-2002. Diameter yang digunakan harus
sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.

4.4. Aksesori
Penahan jarak, gelang-gelang dan lainnya harus memiliki ukuran dan bentuk
yang memadai untuk menumpu penulangan.

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN


5.1. Kait dan Pembengkokkan
Penulangan harus dilengkapi dengan kait/bengkokan minimal sesuai
ketentuan SNI 03-2847-2002, atau sesuai petunjuk Manajer Proyek dan/atau
Gambar Kerja.

5.2. Pemotongan
Panjang tulangan beton yang melebihi ketentuan Gambar Kerja
(kecuali lewatan) harus dipotong dengan alat pemotong besi atau alat
pemotong yang disetujui Manajer Proyek.
Pada bagian yang membutuhkan bukaan untuk dudukan mesin,
peralatan dan alat utilitas lainnya, tulangan beton harus dipotong sesuai
dengan besar atau ukuran bukaan.

5.3. Pasak Besi/Dowel


Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja, pasak besi harus
digunakan untuk meningkatkan kekuatan sambungan.
Untuk lantai beton dengan tebal sampai dengan 130 mm digunakan pasak
besi diameter 12 mm panjang 600 mm setiap jarak 250 mm.
Untuk lantai beton tebal 150 mm sampai 200 mm digunakan pasak besi
diameter 12 mm panjang 800 mm setiap jarak 200 mm.

Hal 8
Spesifikasi Teknis Pek. Struktur

5.4. Penempatan dan Pengencangan


5.4.1. Sebelum pemasangan, tulangan beton harus bebas dari debu, karat,
kerak lepas, oli, cat dan bahan asing lainnya.
5.4.2. Semua tulangan beton harus dipasang dengan baik, sesuai dengan mutu,
dimensi dan lokasi seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Penahan
jarak dengan bentuk balok persegi atau gelang- gelang harus dipasang
pada setiap m² atau sesuai petunjuk Manajer Proyek. Batu bata atau
kayu tidak diijinkan digunakan sebagai penahan jarak atau sisipan.
Semua penahan jarak atau sisipan harus diikat dengan kawat no. AWG
16 (1,62 mm) atau yang setara. Las titik dapat dilakukan pada baja
lunak pada tempat-tempat yang disetujui Manajer Proyek.

5.5. Pengecoran Beton


Pengecoran beton harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi
Teknis Pasal 2 BAB II.

PASAL 2
BETON COR DI TEMPAT

1.0 LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup pekerjaan ini meliputi struktur beton yang dilaksanakan sesuai dengan
garis, mutu dan dimensi sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja. Semua pekerjaan,
bahan dan unjuk kerja yang berkaitan dengan beton cor di tempat harus
sesuai dengan Spesifikasi Teknis ini dan Spesifikasi Teknis dan standar terkait.
Pekerjaan ini termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut :
- Seluruh pekerjaan beton struktural seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
- Beton tumbuk, lantai kerja dan beton ringan serta beton non-struktural
lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

2.0 STANDAR/RUJUKAN
2.1. Standar Nasional Indonesia (SNI):
- SNI 15-2049-2004 - Semen Portland, Mutu dan Cara Uji Semen.

- SNI 03-2847-2002 - Tata Cara Penghitungan Struktur Beton


untuk Bangunan Gedung.

2.2. American Concrete Institute (ACI):


- ACI 318 - Building Code Requirements for Reinforced Concrete
- ACI 347 - Formwork for Concrete.
Hal 9
Spesifikasi Teknis Pek. Struktur

2.3. American Association of State Highway and Transportation Officials


(AASHTO):
- AASHTO M6 - Standard Specification for Concrete Aggregates.
- AASHTO M213 - Performed Expansion Joint Fillers for Concrete Paving and
Structural Construction.
- AASHTO T11 - Amount of Material Finer than 0.075mm (No.
200) Sieve in Aggregate.
- AASHTO T27 - Sieve Analysis of Fine and Coarse Aggregate.
- AASHTO T112 - Clay Lumps and Friable Particles in Aggregate.
- AASHTO T113 - Lightweight Pieces in Aggregate.

2.4. American Society for Testing and Materials (ASTM):


- ASTM C33 - Specification for Concrete Aggregate.
- ASTM C 94 – Specification for Ready-Mixed Concrete.
- ASTM C150 - Specification for Portland Cement.
- ASTM C260 - Standard Specification for Air-Entraining Admixtures for
Concrete.
- ASTM C494 - Standard Specification for Chemical Admixtures for
Concrete.
- ASTM C685 - Specification for Concrete Made by Volumetric
Batching and Continuous Mixing.

2.5. Spesifikasi Teknis :


- Uji Beton.
- Galian, Urukan Kembali dan Pemadatan.
- Baja Tulangan.

Hal 10
Spesifikasi Teknis Pek. Struktur

3.0 PROSEDUR UMUM


3.1. Gambar Detail Pelaksanaan
Gambar Detail Pelaksanaan berikut harus diserahkan Kontraktor
kepada Manajer Proyek untuk disetujui, dan harus meliputi :
- Diagram penulangan yang menunjukkanpembengkokan, kait, lewatan,
sambungan dan lainnya sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
- Bentuk cetakan harus menunjukkan batang struktur, spasi,
ukuran, sambungan, sisipan dan pekerjaan lainnya yang terkait.
- Metoda pengecoran termasuk desain campuran, tenaga kerja,
peralatan dan alat- alat kerja.

3.2. Pemeriksaan, Pengambilan Contoh dan Pengujian


3.2.1. Pemeriksaan Lapangan
- Sebelum memulai pekerjaan beton, pengujian pendahuluan
tersebut di bawah akan dilakukan oleh Manajer Proyek dengan
biaya Kontraktor. Pengujian tambahan harus dilakukan bila
diperlukan.
Kontraktor harus mengacu kepada hasil campuran
percobaan dan estimasi yang akan digunakan dalam
pekerjaan ini.
- Kontraktor harus membantu Manajer Proyek dalam
pelaksanaan pengambilan contoh dan pengujian. Pengujian
pendahuluan akan meliputi penentuan hal-hal berikut:
· Keawetan.
· Karakteristik batu pecah.
· Tipe dan kualitas semen.
· Pemilihan dan dosis bahan tambahan.
· Perbandingan kelas batu pecah dalam campuran.
· Kekuatan semen.
· Faktor air semen.
· Pengujian slump.
· Karakteristik berbagai campuran beton segar.
· Kuat tekan.
· Kerapatan air.
· Ketahanan terhadap cuaca.
· Ketahanan terhadap reaksi bahan kimia.

Pengujian-pengujian ini harus dilakukan sampai diperoleh campuran


yang sesuai dengan ketentuan Spesifikasi Teknis ini.

Hal 11
Spesifikasi Teknis Pek. Struktur

3.2.2. Pengambilan Contoh dan Pengujian


Semua pengambilan contoh dan pengujian harus dilakukan oleh
Kontraktor tanpa tambahan biaya. Pekerjaan ini akan
berlangsung terus selama pelaksanaan pekerjaan beton.
Pengambilan contoh dan pengujian harus ditentukan oleh
Manajer Proyek, seperti tersebut di bawah:
- Semen
Semen harus memiliki sertifikat dari pabrik pembuat, yang
menunjukkan berat per zak, bahan alkali yang sesuai.
- Agregat
Agregat harus sesuai dan diuji menurut standar ASTM C
33. Pengujian dimulai 30 hari sebelum pelaksanaan
pekerjaan beton.
- Beton
Minimal 30 hari sebelum pekerjaan beton dimulai,
Kontraktor harus membuat percobaan campuran untuk
pengujian, bahan-bahan yang akan digunakan, dan metode yang
akan digunakan untuk pekerjaan ini. Percobaan
campuran harus sesuai ketentuan dalam butir 3.3. dari Spesifikasi
Teknis ini.
- Bahan Tambahan
Semua bahan tambahan untuk beton harus diuji sesuai standar
ASTM C 260 dan ASTM C 494 minimal 30 hari sebelum
pekerjaan beton dimulai. Bahan tambahan tidak
diijinkan digunakan tanpa persetujuan Manajer Proyek.

3.3. Pengujian Campuran/Campuran Percobaan


3.3.1. Kontraktor harus melakukan pengujian campuran beton, setiap tipe dan
kuat tekan yang diaplikasikan, sebelum pelaksanaan pengecoran beton.
3.3.2. Desain campuran harus mengindikasikan rasio air-semen,
kadar air, kadar bahan tambahan, kadar semen, kadar agregat, gradasi
agregat, slump, kadar udara dan kuat tekan. Untuk nilai slump minimal
dan maksimal tertentu untuk setiap tipe dan kuat tekan beton berat
normal, harus dibuat 4 pengujian campuran, dengan menggunakan rasio
air-semen yang bervariasi.

3.3.3. Pengujian campuran dilakukan ketika contoh benda uji yang


dirawat dan diuji dalam kondisi lab, kuat tekannya akan
melebihi kuat tekan yang diperlukan. Untuk setiap pengujian
campuran, buat 6 contoh benda uji untuk kuat tekan umur 7 hari
dan 28 hari. Kuat tekan umur 7 hari harus memiliki nilai minimal
65% dari kuat tekan umur 28 hari.
Pengujian beton harus dilaksanakan sesuai ketentuan
Spesifikasi Teknis.

Hal 12
Spesifikasi Teknis Pek. Struktur
3.3.4. Laporan hasil pengujian harus diserahkan kepada Manajer Proyek
untuk disetujui, dan penempatan beton di lokasi tidak diijinkan tanpa
hasil pengujian yang memuaskan.

4.0 BAHAN-BAHAN
4.1. Beton
4.1.1. Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja atau sesuai
petunjuk Manajer Proyek, beton dikelompokkan dalam kelas yang
berbeda yang terdiri dari:
- Mutu beton K-350 untuk beton struktural pada P o nd a s i d a n
kepala pondasi (Pile Cap).
- Mutu beton K-350 untuk beton struktural seperti Pedestal
Isolator (Upper dan Lower), Sloof , Sloof Anak dan Pelat pada lantai
dasar (Ground Floor).
- Mutu beton K-350 untuk beton struktural seperti k
o l o m , k o l o m p e d e s t a l , balok, balok anak d a n pelat .
- Mutu beton K-350 untuk beton struktural seperti kolom
praktis dan lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
- Mutu beton K-175 untuk kolom praktis, kolom latei, balok latei,
beton pengisi dan lantai kerja pondasi.
4.1.2. Beton ready mixed harus memenuhi ketentuan ASTM C 94.
4.1.3. Komposisi beton, baik berat atau volume, harus ditentukan oleh
Pengawas Lapangan dan harus memenuhi kondisi berikut :
- Slump harus ditentukan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
- Campuran alternatif harus digunakan sebelum disetujui
Manajer Proyek.
- Tanpa air yang berasal dari batu pecah.

4.2. Semen
Semen harus dari tipe I dan memenuhi persyaratan SNI 15-2049-2004 atau
ASTM C 150. Semen harus berasal dari satu merek dagang, seperti Semen
Padang, Indocement, Holcim, atau Gresik.

4.3. Air
Air untuk campuran, perawatan atau aplikasi lainnya harus bersih dan
bebas dari unsur-unsur yang merusak seperti alkali, asam, garam dan bahan
anorganik lainnya. Air dari kualitas yang dikenal dan
untuk konsumsi manusia tidak perlu diuji. Bagaimanapun, bila hal ini
terjadi, semua air kecuali yang telah disebutkan di atas, harus diuji dan
memenuhi ketentuan AASHTO T26 dan/atau disetujui Manajer Proyek.

Hal 13
Spesifikasi Teknis Pek. Struktur

4.4. Agregat Halus


4.4.1. Agregat halus untuk beton harus terdiri dari pasir keras dan harus
disetujui Manajer Proyek. Agregat halus harus memenuhi ketentuan
berikut :

JENIS BAHAN METODA UJI BERAT %


AASHTO MAKSIMAL
Gumpalan tanah liat T 112 0.5%
Batubara dan bahan terbakar T 113 0.5%
Bahan lolos saringan no. 200 T 11 3%

4.4.2. Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan anorganik, asam,


alkali dan bahan lain yang merusak.
Agregat halus harus merata digradasi dan harus memenuhi
ketentuan gradasi berikut :

% BERAT YANG LOLOS


SARINGAN
(AASHTO T 27)
3/8” (9,5 mm) 100
No. 4 (4,75mm) 95 – 100
No. 16 (1,18 mm) 45 – 80
No. 50 (0,300mm 10 – 30
No. 100 (0,150mm) 2 – 10

Hal 14
Spesifikasi Teknis Pek. Struktur

4.5. Agregat Kasar


4.5.1. Agregat kasar untuk konstruksi harus terdiri dari batu butiran, batu
pecah atau bahan lainnya yang disetujui yang memiliki karakteristik
serupa yang keras, tahan lama dan bebas dari bahan-bahan yang
tidak diinginkan.
Bahan-bahan lain yang merusak harus tidak lebih dari batas persentase
yang ditentukan dalam Spesifikasi Teknis ini
dan/atau disetujui Manajer Proyek.
4.5.2. Ketentuan gradasi batuan kasar harus memenuhi ketentuan ASTM A 33:
4.5.3. Agregat kasar dari ukuran yang berbeda harus digabung dengan ukuran
lain dengan perbandingan berat atau volume untuk menghasilkan
batuan yang memenuhi persyaratan gradasi yang ditentukan.

4.6. Bahan Perawatan


Bahan untuk perawatan harus memenuhi ketentuan berikut :

DESKRIPSI METODA UJI

Tikar katun untuk perawatan beton AASHTO M


73
Lembaran kain dari serat/goni AASHTO M 182
Kertas kedap air untuk perawatan beton AASHTO M 139
(ASTM C 171)
Lapisan cairan untuk perawatan beton AASHTO M 148
Lembaran polyethylene putih untuk
perawatan beton AASHTO M 171

Metoda lain untuk perawatan beton harus disetujui Manajer Proyek.

4.7. Bahan Tambahan


4.7.1. Bahan tambahan untuk menahan gelembung udara untuk semua
beton ekspos harus memenuhi ketentuan ASTM C 260.
4.7.2. Bahan tambahan untuk mengurangi air dan memperlambat pengerasan
beton, bila dibutuhkan, harus memenuhi ketentuan ASTM C 494 tipe B
dan D.

Hal 15
Spesifikasi Teknis Pek. Struktur

4.7.3. Bahan tambahan untuk mempercepat pengerasan beton, bila diperlukan,


harus memenuhi ketentuan ASTM C 494 tipe C.
4.7.4. Bahan tambahan untuk meningkatkan kekedapan air pada beton,
jika dibutuhkan dan diinstruksikan oleh Manajer Proyek, harus
memenuhi BS 1881: Part 122 untuk penyerapan air atau ASTM C
494 tipe A, seperti Everdure Caltite buatan Cementaid, Plastocrete-N
buatan Sika atau yang setara.
4.7.5. Superplasticiser harus dari tipe-tipe berikut :
- Tipe non-retarding harus sesuai ASTM C494 tipe F,
- Tipe slump-retaining harus sesuai ASTM C494 tipe G,
- Tipe retarding harus sesuai ASTM C494 tipe G, dari BASF,
Cementaid, Fosroc atau Sika.
Tipe superplasticiser yang akan digunakan harus sesuai dengan
rekomendasi pabrik pembuat bahan tambahan dan disetujui Manajer
Proyek.

4.8. Pengisi Sambungan (Joint Filler) dan Joint Sealant


4.8.1. Joint filler harus memenuhi persyaratan AASHTO M 213 dan US Federal
Specification HH-F 34 1a type 1 class B, seperti Flexcell, Fiber-Pak, Tex-
Lite atau yang setara.
4.8.2. Joint sealant harus memenuhi persyaratan US Federal
Specification SS-S-200 D/TT-S-00227 E type II, BS 4254, seperti
Thioflex, Sikaflex T68 HM, Febseal 2 part Polysulphide atau yang
setara.

4.9. Waterstop
Water stop harus dari tipe/jenis blended polymer hydrophilic, dan memenuhi
standar BS EN ISO 9001, seperti Supercast SW10 dari Fosroc, Superswell
47B dari Corkjoint atau yang setara yang disetujui.

4.10. Baja Tulangan dan Dowel Bar


Baja tulangan dan dowel bar harus memenuhi ketentuan Spesifikasi
Teknis.

Hal 16
Spesifikasi Teknis Pek. Struktur

5.0 PELAKSANAAN PEKERJAAN


5.1. Perancah dan Acuan
5.1.1. Perancah harus dibuat di atas pondasi dengan kekuatan yang
memadai untuk menerima beban tanpa penurunan.
5.1.2. Perancah yang berdiri di atas tanah lembek harus didukung dan
diperkuat dengan perancah tambahan yang sesuai. Sebelum
menempatkan perancah, gambar rancangan
pemasangan/penempatan perancah harus diserahkan kepada Manajer
Proyek untuk disetujui.
5.1.3. Acuan harus memenuhi ketentuan berikut :
- Semua acuan harus dilengkapi dengan lubang
pembersihan yang memadai untuk pemeriksaan dan
pembersihan setelah pemasangan baja tulangan.
- Bahan acuan harus dari papan kayu tebal minimal 20mm, kayu
lapis tebal minimal 12mm, baja pelat lembaran tebal minimal
0,6 mm, atau bahan lain yang disetujui.
Permukaan beton yang menghendaki penyelesaian halus dan
di-ekspos harus menggunakan acuan kayu lapis.
- Desain dan konstruksi acuan, penopang dan penguat
menjadi tanggung- jawab Kontraktor.
- Acuan harus rapat dan kaku agar tidak terjadi distorsi yang
diakibatkan oleh tekanan alat penggetar dan beban beton atau
lainnya.
- Acuan harus dibuat dengan teliti dan diperiksa kemampuan
konstruksinya sebelum pengecoran.
- Semua sudut sambungan/pertemuan harus kaku untuk
mencegah terbukanya acuan selama pekerjaan pengecoran
berlangsung. Kontraktor bertanggung jawab untuk acuan dan
penopangnya yang memadai.
- Ikatan metal, penunjang, baut dan batang harus disusun
sedemikian rupa sehingga ketika acuan dibuka, semua
metal harus berada tidak kurang dari 50mm dari
permukaan beton ekspos.
- Untuk permukaan beton ekspos, ikatan metal, bila
diijinkan, harus disingkirkan sampai kedalaman minimal
25 mm dari permukaan beton tanpa merusak.
- Kerucut yang sesuai harus disediakan. Cekungan-cekungan harus
diisi dengan adukan dan permukaan harus tetap halus, rata
dan seragam dalam warna.
5.1.4. Bila dasar acuan sukar dicapai, dinding bagian bawah acuan harus
dibiarkan terbuka, atau perlengkapan lain harus disediakan
sehingga bahan-bahan asing dapat disingkirkan dari acuan dengan
mudah sebelum penempatan beton.

Hal 17
Spesifikasi Teknis Pek. Struktur

5.2. Perlakuan Permukaan Acuan


Semua dinding acuan harus diberi lapisan oli yang disetujui sebelum
penempatan baja tulangan, dan acuan dari kayu harus dibasahi dengan air
sebelum penempatan beton. Bahan pelapis yang akan
menyebabkan perubahan warna asli beton tidak boleh digunakan.

5.3. Penempatan Pipa Drainase (Weep Hole), Konduit dan Talang Hujan
5.3.1. Pipa-pipa drainase (weep hole), konduit kabel listrik dan/atau
telekomunikasi serta pipa drainase atau talang, harus dipasang sebelum
pengecoran, dengan tanpa mengurangi kekuatan
beton. Pipa-pipa tersebut harus dilindungi sehingga tidak
akan terisi adukan beton sewaktu pengecoran.
5.3.2. Pipa-pipa drainase harus diadakan pada semua dinding beton
penahan tanah atau sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
Kecuali dinyatakan lain, pipa-pipa drainase harus
ditempatkan pada jarak merata, setiap jarak 2000 mm.
5.3.3. Pipa drainase, konduit dan talang harus dari bahan pipa PVC
yang mempunyai tekanan kerja 8kg/cm² yang memenuhi ketentuan
SNI 06-0084-2002, seperti Wavinsafe buatan Wavin, Vinilon, Pralon.
Diameter pipa PVCharus sesuai ketentuan Gambar Kerja.

5.4. Papan Polystyrene dan Premolded Joint Filler


Lembaran polystyrene mengembang dan premolded joint filler harus digunakan
untuk membentuk celah kosong antara bidang pengecoran.

5.5. Toleransi
Kontraktor harus menjaga dan menyetel acuan untuk memastikan, setelah
pembongkaran acuan dan sebelum pekerjaan akhir, bahwa tidak ada
bagian beton yang melebihi toleransi yang diijinkan dalam Gambar
Kerja. Variasi ketinggian lantai harus diukur sebelum
pembongkaran pelindung dan penumpu.
Toleransi harus memenuhi ketentuan ACI 347 dan/atau disetujui
Manajer Proyek.

Hal 18
Spesifikasi Teknis Pek. Struktur

5.6. Perbandingan dan Campuran Beton


5.6.1. Perbandingan bahan ditentukan dengan penimbangan atau dengan
metoda yang disetujui Manajer Proyek.
Perbandingan volume tidak diijinkan tanpa persetujuan Manajer
Proyek.
5.6.2. Semua beton harus dicampur dengan mesin. W aktu
pencampuran harus sesuai dengan petunjuk kapasitas alat
pencampur.
5.6.3. Slump yang diijinkan minimal 65 mm dan maksimal 75mm.
Pencampuran beton tidak boleh dimulai tanpa memastikan
persediaan bahan yang memadai, dalam batas yang aman, agar
pengecoran beton dapat dilaksanakan.
5.6.4. Bila pengecoran tidak dapat dihentikan, Kontraktor harus menyediakan
peralatan tambahan yang memadai yang disetujui Manajer Proyek.
5.6.5. Beton ready-mixed harus dicampur dan didatangkan sesuai
ketentuan ASTM C 685.

5.7. Penempatan Beton


5.7.1. Beton tidak boleh ditempatkan sampai semua acuan,
penulangan, sisipan, block out dan lainnya telah disetujui
Manajer Proyek. Acuan harus dibersihkan, bebas dari
guncangan, celah, mata kayu, kotoran dan bengkokan sebelum
pengecoran.
5.7.2. Metoda dan urutan pengecoran harus sesuai dengan
Spesifikasi Teknis ini dan petunjuk Gambar Kerja. Bagian yang
dipersiapkan dan disetujui untuk dicor tidak boleh lebih luas dari
16,83 m² setiap bloknya.
Pada setiap pelaksanaan, pengecoran harus dilakukan blok demi blok.
5.7.3. Bagian luar permukaan beton harus dikerjakan dengan
baik selama pengecoran. Penggetaran terus-menerus pada jarak
380-500mm harus tetap terjaga untuk mencegah kropos dan
untuk mendapatkan permukaan yang halus. Selama
penggetaran beton, tangkai penggetar harus dipegang tegak lurus
terhadap permukaan horisontal beton segar.

5.8. Corong dan Saluran


5.8.1. Beton harus ditempatkan sedemikian rupa untuk mencegah terpisahnya
bahan-bahan dan bergesernya baja tulangan.

Hal 19
Spesifikasi Teknis Pek. Struktur

Bila dibutuhkan kemiringan yang tajam, corong harus


dilengkapi dengan papan-papan berukuran pendek yang
mengubah arah gerakan. Semua corong, saluran dan pipa
harus dijaga agar bebas dari beton yang mengeras dengan cara
menyiram air setiap kali setelah penuangan. Siraman air harus jauh
dari beton yang baru saja selesai ditempatkan.
5.8.2. Beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari
1500 mm kecuali melalui corong tertutup atau pipa. Setelah ikatan
awal beton, acuan tidak boleh digetarkan dan tekanan tidak boleh
dilakukan pada ujung pelindung tulangan. Beton harus diangkat dari
mesin pengaduk dan diangkut dalam waktu 1 jam ke lokasi akhir
yang disetujui Manajer Proyek.
Hal ini untuk memastikan bahwa beton sesuai dengan mutu yang
disyaratkan pada waktu penempatan dan Kontraktor harus menjaga
pengangkutan beton yang menerus/tidak terputus- putus.
5.8.3. Semua peralatan, mesin dan alat-alat yang digunakan untuk pekerjaan
ini harus bersih, dan bekerja dengan baik. Bila memungkinkan,
sebuah unit pengganti atau suku cadang harus disediakan di lokasi.
5.8.4. Bila digunakan, jalur pompa harus diletakkan sedemikian rupa
sehingga aliran beton tidak terganggu. Benda-benda tajam harus
disingkirkan.
5.8.5. Kadar air dan ukuran partikel batuan harus diawasi dengan teliti
ketika beton dipompa untuk mencegah pemampatan.
Kemiringan saluran untuk mengalirkan beton segar harus dipilih
dengan tepat sehingga beton dengan kadar air rendah dapat mengalir
dalam aliran seragam tanpa pemisahan semen dan batuan.
5.8.6. Bila beton ditempatkan langsung di atas tanah, alas atau dasar harus
bersih dan padat, dan bebas dari air atau aliran air.
Permukaan lantai kerja yang akan diberi beton harus benar- benar
bersih dari lumpur, batu lepas, kotoran dan bahan lapisan lain yang
mengganggu. Untuk mencegah perembesan air ke beton,
tempatkan lapisan kedap air berupa bahan lembaran plastik
polyethylene warna hitam tebal minimal 0,5 mm pada permukaan
lantai kerja, kecuali bila ditentukan dalam Gambar Kerja harus
menggunakan lapisan kedap air yang harus
memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis.
Prosedur ini harus diketahui dan disetujui Manajer Proyek.

Hal 20
Spesifikasi Teknis Pek. Struktur

5.9. Sambungan Konstruksi


Sambungan konstruksi harus ditempatkan pada tempat-tempat sesuai Gambar
Kerja atau sesuai petunjuk Manajer Proyek. Sambungan konstruksi harus tegak
lurus terhadap garis utama tekanan dan umumnya ditempatkan pada titik-titik
minimal gaya geser pada sambungan konstruksi horisontal. Batang
pasak, alat penyalur
beban dan alat pengikat yang diperlukan harus ditempatkan pada
tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

5.10. Sambungan Terbuka


Sambungan terbuka harus dibuat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja
dengan menyisipkan dan kemudian mencabut kepingan kayu, pelat metal
atau bahan lain yang disetujui. Penyisipan dan pencabutan cetakan harus
dilakukan tanpa merusak pinggiran atau sudut beton. Penulangan tidak
boleh melewati sambungan terbuka kecuali bila ditentukan lain.

5.11. Pengisi Sambungan


5.11.1. Sambungan muai yang diisi harus dibuat serupa dengan
sambungan terbuka. Bila ditentukan pembentukan ulang
sambungan muai, ketebalan pengisi yang dipasang sesuai
dengan ketentuan Gambar Kerja. Pengisi sambungan harus dipotong
dengan bentuk dan ukuran yang sama dengan
permukaan yang akan disambung.
5.11.2. Pengisi harus dipasang dengan kuat terhadap permukaan beton yang
telah ditempatkan dengan cara sedemikian rupa sehingga tidak
bergeser bila disampingnya ditempatkan beton.
5.11.3. Bila diperlukan penggunaan lebih dari 1 lembar pengisi untuk
mengisi sambungan, lembaran harus ditempatkan secara rapat dan
celah di antaranya diisi dengan aspal kelas 18kg, dan salah satu
sisinya harus ditutup dengan aspal panas agar tersimpan dengan
baik.
5.11.4. Segera setelah pembongkaran acuan, sambungan muai
harus diperiksa dengan teliti.
5.11.5. Beton atau adukan yang menutup sambungan harus dipotong
dengan rapih dan dibuang. Bila, selama pelaksanaan, bukaan
sebesar 3 mm atau lebih muncul pada sambungan yang akan
dilalui lalu lintas, bukaan tersebut harus ditutup dengan ter panas
atau aspal sesuai petunjuk Manajer Proyek.

Hal 21
Spesifikasi Teknis Pek. Struktur

5.12. Sambungan Besi dan Waterstop


Sambungan besi dan waterstop harus ditempatkan pada semua
sambungan konstruksi yang berhubungan langsung dengan tanah atau
air bawah tanah dan tempat-tempat lain sesuai Gambar Kerja dan/atau
sesuai petunjuk Manajer Proyek. Waterstop harus
ditempatkan secara menerus dan teliti, dan harus ditumpu dengan aman
untuk mencegah perubahan posisi. Sambungan harus dilakukan sesuai
rekomendasi dari pabrik pembuatnya.

5.13. Pembongkaran Acuan


Acuan dan perancah tidak boleh dibongkar tanpa persetujuan Manajer Proyek.
Persetujuan Manajer Proyek tidak membebaskan Kontraktor dari keamanan
pekerjaan tersebut. Jadwal pembongkaran harus ditentukan oleh Manajer
Proyek.

5.14. Perbaikan Beton


5.14.1. Kontraktor harus meminta Manajer Proyek untuk memeriksa
permukaan beton segera setelah pembongkaran acuan.
garis, detail atau elev asi yang telah ditentukan atau yang
rusaknya berlebihan. (Jangan menambal, mengisi, memulas,
memperbaiki atau mengganti beton ekspos kecuali atas petunjuk
Manajer Proyek).
5.14.3. Semua beton yang membentuk permukaan harus memiliki
penyelesaian cor di tempat menggunakan acuan khusus.
Lubang pengikat harus ditutup. Permukaan ekspos dan
permukaan yang akan dicat harusbersih dari tambalan,
memiliki sirip-sirip dan tetesan adukan yang tersikat halus, dan
memiliki permukaan yang bebas dari lapisan penutup dan debu.
5.14.4. Keropos, lubang atau sambungan dingin harus diperbaiki segera
setelah pembongkaran acuan. Bahan tambalan harus kohesif, tidak
berkerut dan melebihi kekuatan beton.
5.14.5.Singkirkan cacat, karat, noda atau beton ekspos yang luntur warnanya
atau beton yang akan dicat dengan:
- Semprotan pasir ringan.
- Pembersihan dengan larutan lembut sabun deterjen
dan air yang diaplikasikan dengan menggosok secara keras
dengan sikat lembut, kemudian disiram dengan air.
Hilangkan noda karat dengan mengaplikasikan pasta
asam oksalid, biarkan sejenak, dan sikat dengan kikir yang
disetujui.

Hal 22
Spesifikasi Teknis Pek. Struktur

- Pembersihan dengan larutan asam muriatik yang


mengandung tidak kurang dari 2 % dan tidak lebih dari 5 % asam
dalam volume, yang diaplikasikan pada permukaan yang
sebelumnya telah dilembabkan dengan air bersih.
- Hilangkan asam. Lindungi bahan metal atau lainnya yang dapat
rusak karena asam.
- Tambalan kapur.
- Mengikir dan menggerinda.

5.15. Penyelesaian Beton


Kecuali ditentukan lain, permukaan beton harus segera diselesaikan setelah
pembongkaran dan harus diselesaikan sesuai tingkat dan dimensi seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

5.16. Pengurukan
Bahan urukan ditempatkan lapis demi lapis setebal maksimal 20 cm dan
dipadatkan secara menerus segera setelah uji beton
menunjukkan kekuatan 28 hari. Semua bahan urukan harus
disetujui Manajer Proyek sebelum memulai pekerjaan pengurukan,
seperti ditentukan dalam Spesifikasi Teknis ini.

5.17. Perawatan dan Perlindungan


Ketentuan-ketentuan berikut harus diperhatikan untuk melindungi beton
segar yang baru dicor terhadap matahari, angin dan hujan sampai beton
mengeras dengan baik, dan untuk mencegah pengeringan yang terlalu cepat:
- Semua acuan yang berisi beton harus dijaga tetap lembab
sampai saat pembongkaran. selama 14 hari selelah pengecoran.
Perhalian khusus harus diberikan pada permukaan lanlai alap yang akan
dilulup dengan karung lembab alau dilindungi lerhadap kekeringan
dengan bahan lain yang sesuai. Tidak diijinkan
menyimpan bahan-bahan di alas belon alau melinlas di alas konslruksi,
yang menurut pendapat Manajer Proyek, belum
cukup mengeras.

Hal 23
Spesifikasi Teknis Pek. Struktur

PASAL 3
UJI BETON

1.0 LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini mencakup prosedur yang harus dilakukan guna pengambilan contoh
beton selama pelaksanaan pekerjaan pengecoran beton. Pekerjaan ini mencakup
penyedian peralatan seperti:
- Alat-alat laboratorium dan peralatan yang dibutuhkan.
- Perlengkapan penyimpanan.
- Landasan pencampur dekat lokasi gudang.
- Cetakan kedap air dengan alas, dengan dimensi Φ 150 mm x tinggi 300 mm
untuk bentuk silinder dan 150 mm x 150 mm x 150 mm untuk bentuk kubus.
- Batang besi untuk memadatkan contoh adukan beton dengan Φ 16 mm
(5/8"), panjang 600 mm
- Kerucut slump.
- Sekop dan sendok tangan.
- Kotak-kotak untuk pengangkutan silinder.

2.0 STANDAR/RUJUKAN
2.1. Standar Nasional Indonesia (SNI):
- SNI 03-1972-2008 - Metode Pengujian Slump.
- SNI 03-1974-1990 - Metode pengujian kuat tekan beton
- SNI 03-2458-2008 - Tata cara pengambilan contoh uji beton segar.
- SNI 03-2492-2002 - Metode pengambilan dan pengujian beton inti
- SNI 03-2493-1991- Metode pembuatan dan perawatan benda uji
beton di laboratorium.
- SNI 03-3403-1994 - Metode pengujian kuat tekan beton inti
pemboran
- SNI 03-4810-1998 - Metode pembuatan dan perawatan benda uji
beton di lapangan.
2.2. American Society of Testing and Materials (ASTM):
- ASTM C31 - Test Method of Making and Curing Concrete Test
Specimens in the Field.
- ASTM C39 - Test Method for Compressive Strength of
Cylindrical Concrete Specimens.

Hal 24
Spesifikasi Teknis Pek. Struktur

- ASTM C42 - Test Method for Obtaining and Testing Drilled Cores and
Sawed Beams of Concrete.
- ASTM C143 - Test Method for Slump of Hydraulic Cement Concrete.
- ASTM C172 - Practice of Sampling Freshly Mixed Concrete.
- ASTM C231 - Test Method for Air Content of Freshly Mixed
Concrete by the Pressure Method.
2.3. American Concrete Institute (ACI):
- ACI 308 - Standard Practice for Curing Concrete.
2.4. Spesifikasi Teknis Pasal 2 BAB II - Beton Cor di Tempat.

3.0 PROSEDUR UMUM


3.1. Contoh adukan beton harus diambil sesuai dengan prosedur ASTM C
172 dan/atau SNI 03-2458-1991 atau seperti ditentukan dalam
Spesifikasi Teknis ini.
3.2. Contoh adukan beton harus mewakili setiap kelompok pencampuran dan
terdiri dari berbagai perbandingan dari tempat yang berbeda dalam
kelompok pencampuran. Komposisi contoh harus terdiri tidak kurang dari
28,320 cm3 (1 cu.ft.).
3.3. Sebanyak minimal 3 (tiga) buah benda uji, atau 1 (satu) benda uji untuk
setiap mutu beton untuk setiap volume 5 m 3 beton harus
dibuat selama penggunaan setiap kelompok pencampuran kecuali
pada awal dan akhir pencampuran, dan menempatkannya pada sebuah tempat
metal seperti kereta dorong. Tingkat penggunaan kelompok pencampuran
ditentukan oleh tingkat kecepatan alat pencampur dan bukan oleh ukuran
bukaan pintu. Pengambilan contoh dilakukan dengan menempatkan wadah
atau menuangkan campuran beton ke dalam kereta dorong. Harus
diperhatikan agar aliran campuran beton tidak menyebabkan terpisahnya
bahan-bahan beton.
3.4. Contoh harus diaduk menyeluruh dengan sekop untuk memperoleh
keseragaman. Uji slump contoh harus dilakukan segera setelah
pengambilan contoh.

4.0 BAHAN-BAHAN
Lihat butir 5.0. Pelaksanaan Pekerjaan dari Spesifikasi Teknis ini.

Hal 25
Spesifikasi Teknis Pek. Struktur

5.0 PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Uji Slump


Uji slump harus dilakukan setiap kali pembuatan contoh uji beton. Metode
harus memenuhi standar SNI 03-1972-2008, ASTM C 143 atau dengan
cara sebagai berikut:
- Kerucut slump harus dibersihkan dengan baik dan dibasahi.
- Isi kerucut dengan adukan beton dengan ketebalan setiap lapis 1/3 dari
ketinggian kerucut.
- Sebelum ditambah dengan lapisan berikutnya, terlebih dahulu
lapisan yang pertama dipadatkan dengan cara menusuk-nusukan
batang besi dengan hati-hati dan merata sebanyak 25 (dua puluh lima)
kali.
- Ratakan puncak kerucut dengan perlahan sehingga kerucut slump
terisi penuh.
- Bersihkan adukan beton yang berserakan di sekitar alas kerucut.
- Angkat kerucut slump dari adukan beton dan biarkan selama 5 (lima)
detik, dan kerucut harus diangkat hanya ke arah vertikal.
- Pengukuran nilai slump harus dilakukan segera. Nilai slump
adalah perbedaan antara tinggi kerucut slump dengan tinggi contoh
adukan beton.
Nilai slump harus sesuai dengan persyaratan yang tersebut dalam
SNI 03-1972-2008 dan/atau ASTM C143.

5.2. Pembuatan Benda Uji Beton


Benda uji beton dapat berupa silinder atau kubus sesuai ASTM C31 atau SNI 03-
4810- 1998. Contoh diusahakan tidak berubah pada saat pengangkutan. Bila
bahan akan diangkut ke tempat yang jauh dari tempat pengambilan
contoh, beton harus diaduk dengan sekop sebelum
dimasukkan ke dalam cetakan.
Caranya sebagai berikut :
- Letakkan cetakan di atas pelat dasar yang rata, bersih dan kuat,
disarankan dibuat dari pelat besi.
- Isi cetakan dengan adukan beton sebanyak 3 (tiga) lapis.
- Tiap lapis adukan ini harus dipadatkan dengan menggunakan batang besi Φ
16 mm yang ditusuk-tusukkan pada adukan tersebut dengan merata dan
berhati-hati sebanyak 25 (dua puluh lima) kali.
- Ratakan permukaan dengan perlahan dan tutup dengan kaca atau pelat
metal agar tidak terjadi penguapan air. Jangan sekali-sekali
menggunakan kayu.

Hal 26
Spesifikasi Teknis Pek. Struktur

5.3. Perawatan Benda Uji di Laboratorium


5.3.1. Benda uji berbentuk kubus harus dibuat, dirawat dan diuji
sesuai ketentuan SNI 03-2493-1991.
5.3.2. Benda uji berbentuk silinder harus dibuat, dirawat dan diuji
sesuai ketentuan ASTM C31, ASTM C39 dan SNI 03-2493-1991.

5.4. Penyimpanan dan Pengiriman Benda Uji Beton


5.4.1. Perawatan benda uji harus memenuhi standar ASTM C 31.
5.4.2. 24 jam pertama setelah pembuatan silinder sangatlah
penting. Benda uji hanya boleh dipindahkan dari tempat
pencetakkan ke gudang penyimpan, dan dijaga harus tetap dalam posisi
vertikal dan hindarkan dari getaran dan benturan. Benda uji boleh
disimpan di tempat yang tertutup rapat, kotak kayu yang kuat, atau
bangunan sementara selama temperatur di sekitarnya berkisar
antara 15,6 0C - 26,7 0C dan penguapan dari contoh dapat dicegah.
5.4.3. Pada umur 1 (satu) hari setiap kelompok benda uji harus
diperiksa untuk perawatan dan pengujian. Tempatkan benda uji pada
kotak yang kuat untuk pengiriman. Jarak antara benda uji dan kotak
harus diisi dengan pasir basah atau serbuk gergaji. Setiap
kelompok benda uji harus dilengkapi dengan catatan
waktu/tanggal pembuatan benda uji.
5.4.4. Bila memungkinkan mengirim benda uji yang baru berumur
1 (satu) hari, benda uji harus dilembabkan terus menerus
dengan pasir basah sampai akhir periode 24 jam, dan harus tetap
lembab pada temperatur 21 0C - 24,50C sampai saat pengiriman. Benda
uji harus dikirim secepat mungkin dan paling lambat beberapa hari
sebelum periode 7 (tujuh) hari tercapai, karena laboratorium harus
menerima benda uji-benda uji tersebut sehari atau lebih sebelum
pengujian 7 (tujuh) hari.
5.4.5. Kontraktor harus menyediakan tempat terlindung dan kotak berisolasi
yang dapat dikunci dalam ukuran yang memadai, untuk menyimpan
peralatan dan merawat benda uji di lokasi pekerjaan dan menyediakan
tenaga kerja yang diperlukan untuk mempersiapkan contoh benda uji.

5.5. Pengujian Benda Uji


5.5.1. Laboratorium penguji resmi harus diadakan oleh
Kontraktor dan harus disetujui Manajer Proyek. Pengujian
semen dan batu pecah dapat dilakukan untuk memastikan
kesesuaiannya dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknis ini.

Hal 27
Spesifikasi Teknis Pek. Struktur

5.5.2. Pengujian kandungan udara dilakukan setiap kali penyiapan satu set
benda uji untuk uji kuat tekan. Pengujian harus sesuai ketentuan ASTM
C231.
5.5.3. Kontraktor harus bekerjasama dengan laboratorium penguji untuk
melaksanakan pengujian. Kontraktor harus memberitahu
laboratorium penguji dan Manajer Proyek minimal 24
jam sebelum penempatan beton, untuk diperiksa dan pengujian
beton di lokasi pencampuran dan lokasi proyek, dan untuk
pemeriksaan acuan dan penulangan. Kontraktor harus
menyediakan tempat terlindung dan kotak berisolasi yang dapat
dikunci dalam ukuran yang memadai untuk menyimpan peralatan
dan contoh benda uji di lokasi proyek, dan segala yang dibutuhkan
tenaga kerja dalam menyiapkan contoh benda uji.
5.5.4. Pengambilan, pembuatan, pengiriman, penyimpanan,
perawatan, pemeriksaan dan pengujian benda uji harus
dilakukan hanya oleh staf laboratorium penguji.
5.5.5. Pemeriksaan dan pengujian di tempat pembuatan campuran beton
harus mencakup ketentuan minimal berikut:
- Pengambilan contoh dan pengujian bahan-bahan campuran
beton.
- Mempelajari dan memeriksa campuran desain usulan
Kontraktor.
- Pemeriksaan instalasi dan peralatan untuk pengukuran,
pencampuran dan pengiriman beton.
- Pemeriksaan pengoperasian batching dan pencampuran.
- Pemeriksaan campuran beton
5.5.6. Pengujian dan pemeriksaan lapangan harus mencakup ketentuan
minimal sebagai berikut:
- Memeriksa nomor truk dan/atau bukti pengiriman dari
tempat pembuat campuran beton.
- Memeriksa jumlah air yang ditambahkan ke dalam
campuran beton, jika diijinkan, di lapangan.
- Membuat uji slump sesuai ASTM C143.
- Membuat contoh benda uji untuk uji kuat tekan di
laboratorium.
- Mencatat temperatur beton saat dicampur, saat disimpan, dan
pada saat perawatan beton.
- Mencatat temperatur selama penempatan dan perawatan
beton.
- Memeriksa prosedur penempatan dan perawatan beton.

Hal 28
Spesifikasi Teknis Pek. Struktur

3
Pengujian lapangan harus dilakukan untuk setiap 30m atau
setiap kedatangan truk.
5.5.7. Pengujian laboratorium dan pemeriksaan harus termasuk
ketentuan minimal sebagai berikut:
- Pengujian kuat tekan sesuai ASTM C39:
· 3 (tiga) buah benda uji yang dirawat di laboratorium
untuk kekuatan umur 7 (tujuh) hari.
· 3 (tiga) buah benda uji yang dirawat di laboratorium
untuk kekuatan umur 28 (duapuluh delapan) hari.
· 3 (tiga) buah benda uji yang dirawat di lokasi untuk
kekuatan umur 7 (tujuh) hari.
· 3 (tiga) buah benda uji yang dirawat di lokasi untuk
kekuatan umur 28 (duapuluh delapan) hari.
· Uji kuat tekan lainnya sesuai kebutuhan.
· 3 (tiga) buah benda uji yang dirawat di laboratorium dan
lapangan untuk kekuatan 3 (tiga) hari dan kekuatan pada hari
yang ditentukan di mana kuat tekan telah mencapai kekuatan
yang ditentukan, bila menggunakan bahan tambahan
percepatan pengerasan.
- Penimbangan semua contoh benda uji.
5.5.8. Pengujian inti pada beton yang telah keras harus dilakukan sebagai
berikut:
- Pengujian inti beton harus dilakukan bila uji kuat beton
laboratorium tidak memuaskan atau bila diketahui adanya
kesalahan pengecoran beton.
- Manajer Proyek berhak meminta/menentukan bahwa contoh
diambil dari
bagian pekerjaan untuk tujuan pemeriksaan dan
pengujian. Peralatan pemotong dan metode pengambilan inti harus
disetujui Manajer Proyek. Contoh inti beton harus diambil dan
diuji sesuai ketentuan ASTM C42. Pengambilan inti beton dari
suatu pekerjaan harus dibuat dengan baik dan disetuji Manajer
Proyek.
- Biaya pengujian inti beton yang dibutuhkan karena
kesalahan pengujian benda uji, atau karena kegagalan
pengujian inti beton, menjadi tanggung jawab Kontraktor.
5.5.9. Bila pengujian dan laporan mengindikasikan bahwa beton yang dibuat
tidak sesuai kuat tekannya, Manajer Proyek akan
memberi peringatantertulis kepada Kontraktor. Manajer Proyek
boleh meminta perawatan tambahan dan modifikasi campuran desain
beton untuk sisa pekerjaan beton yang belum

Hal 29
Spesifikasi Teknis Pek. Struktur

terlaksana; atau meminta pembuangan dan penggantian beton; dan


semua biaya yang ditimbulkannya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

5.6. Kondisi Lingkungan


Pengecoran beton tidak boleh dilakukan selama hujan atau ketika diperkirakan
akan hujan kecuali bila pekerjaan dapat dilindungi dari hujan dan/atau
aliran air permukaan

5.7 Pekerjaan Pagar

a. Pekerjaan pembuatan pagar meliputi pengadaan bahan, mesin las, alat


pemotong dan tenaga kerja yang ahli untuk pembuatan dan pemasangan
pipa galvanis yang ukurannya sesuai gambar.

b. Bahan pokok terdiri untuk tiang pagar menggunakan pipa galvanis Ø 2.5”
dan 1.5” sesuai gambar kerja.

c. Tata Cara Pelaksanaan :

- Untuk tiang utama dilakukan dengan pengecoran dengan ukuran


0.25x0.25x30 cm

- Semua pemasangan harus bersih dan rapi

- Pemasangan harus mengikuti petunjuk gambar kerja

- Direksi / pengawas berhak menolak pemasangan, bila hasil dianggap


tidak baik dan atau tidak memenuhi syarat - syarat yang ditentukan
(Spesifikasi teknis dan gambar kerja)

Hal 30
Spesifikasi Teknis Pek. Elektrikal

PEKERJAAN MEKANIKAL / ELEKTRIKAL

JENIS – JENIS PEKERJAAN

1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah :


a. Pengadaan/Pemasangan Tiang Lampu High Mast Pole (HMP) lengkap tepi pantai
Padang / Purus 2 Unit.
b. Penambahan Jaringan TR.

2. Pekerjaan meliputi mendatangkan segala bahan-bahan, menyediakan tenaga kerja, alat-alat


pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan, penyempurnaan pekerjaan dan kemudian menyerahkan
pekerjaan dalam keadaan selesai.

3. Pelaksanaan pekerjaan harus berpedoman kepada dokumen lelang, Berita Acara


Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) serta petunjuk-petunjuk Direksi.

I. SYARAT UMUM

1. Penyedia jasa mempunyai pengalaman dalam bidang pelaksanaan pekerjaan


pemasangan lampu High Mast Pole (HMP).

2. Penyedia jasa harus melampirkan dukungan supply barang dari distribut resmi untuk
komponen utama, antara lain : Tiang High Mast Pole Automatic Lowering, Kabel tanah,
Armature Lampu Sorot ( Lampu,Ballast, Capasitor dan ignitor) , serta harus disertai dengan
brosur asli/berwarna untuk komponen tersebut.

3. Penyedia jasa harus melampirkan sertifikat dari pabrikan pembuat ( Certificate of Origin
) untuk komponen : Tiang,Kabel ,Armature Lampu,setelah ditunjuk menjadi pemenang
dalam penyediaan barang tersebut

4. Armature Lampu Sorot yang ditawarkan dengan keseluruhan komponen harus satu merk
pabrikan dan merek dagang (Rumah lampu, Ballast, Capasitor , Ignitor dan Bola Lampu).

5. Bilamana diperlukan, Panitia/Pimpinan Kegiatan mempunyai hak untuk mengecek


kebenaran dokumen penewaran yang diajukan penyedia barang/jasa atas beban biaya
penyedia barang jasa yang bersangkutan.

II. SYARAT KHUSUS

1. Instalasi yang dinyatakan di dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai dengan
undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di indonesia serta tidak
bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dari jawatan keselamatan kerja.

Hal 1
Spesifikasi Teknis Pek. Elektrikal

2. Cara dan teknik pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dan telah
ditetapkan sebagai peraturan pemasangan instalasi ini oleh badan yang berwenang dalam
hal ini, bila tidak ada petunjuk dari pengawas / pemberi tugas.
3. Pelaksanaan pekerjaan harus ditangani oleh tenaga-tenaga akhli dalam instalasi listrik
untuk dapat dipertanggungjawakan.

4. Pengantian material yang kurang baik atas kesalahan pemasangan adalah tanggng jawab
kontraktor dan kontraktor harus menganti / memperbaiki hal tersebut di atas.

5. Semua biaya dan pengurusan perijinan, lisensi, pengujian adalah tanggung jawab
kontraktor.

6. Semua syarat-syarat penerimaan bahan-bahan, peralatan, cara-cara pemasangan


kualitas pekerjaan dan lain-lain, untuk instalsi listrik ini harus sesuai dengan standart-
standart sebagai berikut :
a) Peraturan Umum Instlasi Listrik (PUIL) tahun 2000
b) Peraturan yang telah ditentukan PT. PLN (persero) lainnya c)
Pedoman Plumbing Indonesia 1979
d) Peraturan-peraturan yang ditentukan dalam spesifikasi ini maupun yang
terdapat dalam gambar-gambar kerja
e) Peraturan-peraturan lian yang berlaku setempat f)
Peraturan-peraturan yang dibuat oleh pabrikan

7. Pekerjaan dianggap selesai apabila :


a) Telah mendapat surat pernyataan bahwa instalasi baik dari pengawas/ pemberi tugas.
b) Seluruh instalasi terpasang telah diuji, bersama-sama dengan
pengawas/pemberi tugas, sesuai dengan persyaratan operasional dan
spesifikasi teknisnya.

8. Tugas dan tanggung jawab Kontraktor :


1. Kontraktor bertanggungjawab atas pelaksanaan instlasi mekanikal/elektrikal dan
menempatkan paling tidak seorang tenaga akhli yang setiap saat dapat berdiskusi dan
dapat memustuskan setiap persolan teknis dan admistrasi di lapangan
2. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan test penuh dibawah persyaratan
operasional, testing harus dilaksanakan dihadapan pengawas/pemberi tugas
3. Kontraktor harus bersedia mengikuti peraturan-peraturan di lapangan yang
ditentukan oleh pengawas / pemberi kerja.
4. Kontraktor wajib mempelajari dan memahami dokumen kontrak / pelelangan
persyaratan umum, persyaratan internasional, persyaratan pabrik pembuat unit-

Hal 2
Spesifikasi Teknis Pek. Elektrikal

unit peralatan, bundel gambar-gambar serta segala petunjuk tertulis yang telah
dikeluarkan.
5. Kontraktor dapat meminta penjelasan kepada pengawas / pemberi kerja atau pihak lain
yang ditunjuk, bilamana menurut pendapatnya pada dokumen- dokumen pelelangan
gambar-gambar atau lainya terdapat hal-hal yang kurang jelas
6. Kontraktor wajib mempelajari dan memeriksa juga pekerjaan-pekerjaan
pelaksanaan dari pihak-pihak kontraktor yang lian yang ikut mengerjakan proyek ini
apabila pekerjaan pihak lian dapat mempengaruhi kelancaran pekerjaannya.

III. SPESIFIKASI TEKNIS

A. Pekerjaan Tiang Penerangan Lapangan


Untuk 1 (Satu) unit Tiang tersebut memerlukan 9 (sembilan) lampu penerangan.

B. Pada setiap sambungan (Slip joint) 1 panjang 1.400 mm, sambungan 2 panjang 1300 mm,
sambungan 3 panjang 1200 mm, sambungan 4 panjang 1100 mm, sambungan 5 panjang
1000 sebagai perkuatan tiang sehingga tidak mudah patah dan sesuai dengan spesifikasi
tiang hmp pabrikan yang telah lolos pengujian tarik dan tekan.

C. Di dalam tiang disediakan dudukan untuk kabel penangkal petir.

D. Pada Puncak Tiang sudah disediakan dudukan lampu sorot sebanyak masing- masing
9 lampu.

E. Detail tiang lampu sesuai gambar rencana.

F. Diujung Tiang (diatas dudukan lampu) dipasang penangkal petir konvensional (Air
terminal Ligthing Protection). Penangkal petir dihubungkan dengan kawat BC 25 mm2,
kawat BC tersebut duteruskan ke pondasi tiang dan dikaitkan pada angkur pondasi.

G. Melampirkan surat pernyataan kesanggupan melakukan survey dan menyiapkan


rencana pemasangan tiang lampu sesuai dengan kondisi lapangan.

H. Untuk mencapai hasil dan struktural yang baik, semua produk yang disediakan oleh
penyedia barang dan jasa haruslah melampirkan sebagai berikut :
1. Brosur Asli / telah dicap basah.
2. Surat dukungan dari Pabrik / Distributor.
3. Surat jaminan produk dari pabrik.
4. LMK / Penyelidikan Masalah Kelistrikan.
5. ISO 9001.
6. IUI / Ijin Untuk Industri.
7. Uji Material.

Hal 3
Spesifikasi Teknis Pek. Elektrikal

8. Surat Keterangan Garansi.


9. Surat Keterangan Asli Produk (CoO)
10. Surat Keterangan Tingkat kandungan Dalam Negeri (TKDN).
11. Surat Keterangan Ketersediaan Barang.
12. Surat Keterangan Produksi Dalam Negeri.

I. Tiang Lampu penerangan lapangan dengan tinggi 30 M Tipe Lowering System dengan
spesifikasi sebagai berikut :

Hal 4
Spesifikasi Teknis Pek. Elektrikal

PRODUCT TOLERANCE
DESCRIPTION TOLERANCE

LENGTH

L : +/-25-0 MM
F F : +/- 2 % F

SWEEP / CHAMBER IN BOTH DIRECTION AFTER


STRAIGHTENING
S S: +/- 0,2% L
OR +/- <12 mm

WHICH EVER IS GREATER


L

SECTION

C1 : +/- 10 mm
C2 : +/- 10 mm

C1 c2 C = circumf erance ( mm)

BASE PLATE

D : +/- 5 mm

DIMENSION OF SQUARE BASE


PLATE
USE THIS TOLERANCE

PITCH OF HOLE P = +/- 2 MM

SQUARNESS OF COLUMN END SURFACE

E : +/- 2,5 %

Hal 5
Spesifikasi Teknis Pek. Elektrikal

J. TECHNICAL
Material Tiang Harus Digalvanis SPECIFICATION
Dengan Hotdip Galvanis :
HIGH MAST POLE H30M-AL
- Body Tiang Harus di Hotdip Galvanis dengan ketebalan 80 micron. Dan pada saat
penagihan
PROJECT : harus dilampirkan sertifikat keterangan galvanis yang asli, yang
dikeluarkan
NO olehDESCRIPTION
perusahaan galvanis. VALUE
ACCEPTENCE
REMARKS
CRITERIA
- Material Angkur harus juga di Hotdip Galvanis.
I LOAD CONDITION
- Kerangka dudukan
- Load wind factor for selflampu
weight pada tiang harus juga
1.5 di Hot Dip Galvanis
-
- W ind area load for 25,3 m/second velocity 46.0 Kg/m^2 -
- W ind angle attack 90.0 degree -
K. Tiang - W ind Faster 101.8 Km/h

1. Pada waktu mendatangkan tiang ke lokasi pekerjaan, maka penentuan /


II MATERIAL
- Steel density 7.85E-03 Kg/cm^3 -
pemilihan tiang(E)pada tempat yang telah 2.10E+06
- Elastic modulus ditentukanKg/cm^3harus disesuaikan
- degan hasil
baik- ukuran
Yield strengthpanjang
(Fy) maupun tipenya. Penempatan
2,450.0 Kg/cm^3 sementara
- tiang-tiang, yang
(JIS G 3194)
akan dipasang harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak menganggu lalu
lintas
III POLEatau yang dapat membahayakan kepentingan umum. Pengangkutan tiang-
tiang-- Bottom
Top diameter flat to flat (OD)
harus dilaksanakan dengan hati-hati dan
diameter flat to flat (OD)
280.0 mm
ditandatangani
720.0 mm
-
-
secara baik.
for High Mast 30m
- Pole type Slip joint -
2. Mendirikan Tiang
- Number of pole nose 20.0 -
- Thickness of galvanize 80.0 mikron -
a. Sebelum
- Tube Length melaksanakan pekerjaan pemasangan tiang, kontraktor
25,000.0 mm - bersama
for High Mast 30m
dengan Pengawas yang ditunjuk Direksi mengurus izin penempatan 30m
- Pole weight (Approximately) 2,350.0 kg -
for High Mast tiang,
IV ganti rugi dan
ANCHOR BOLT & BASE PLATE segala sesuatu yang erat hubungannya dengan pelaksanaan
pekerjaan.
- Anchor diameterSelama mendirikan tiang kontraktor32 mm harus melaksanakan
- sesuai
- Number of Anchor Bolt 20 pieces -
petunjuk
- Thickness of pelaksanaan
Base Plate dan standar konstruksi
32 mm yang berlaku.
-
- Length anchor bolt 1000 mm -
b. Pondasi untuk penempatan tiang harus825cukup
- Base Plate diameter mm sehingga- tiangforbebas
High Mast masuk
30m
dan tegak lurus, harus ada ruang yang cukup antara tiang dan pinggiran
V DESIGN TOLERANCES
lobang,
- IR Maximumsehingga setelah penimbunan 0.2418memungkinkan < 1 untuk dipadatkan
for High Mast 30m
kembali dengan
- Maximum Deflection 4 %sempurna
height of tower pada keliling Pondasi.
23.42 cm < 100 cm for High Mast 30m
- Safety factor 3.48 >2 for High Mast 30m
c. Tiang harus didirikan secara tegak lurus
- Maximum Load
dengan panjang- tiang yang ditanam
1,000.0 Kg

VI dalam
SUPPORT tanah sepanjang 1/6 dari panjang tiang keseluruhannya.
REACTION
- Horisontal Reaction 620.5 Kg - for High Mast 30m
Batas
- Vertical 1/6 panjang tiang ini harus diberi
Reaction 2,750.0 tanda
Kg dengan - cat putih melingkar.
for High Mast 30m
- Momen
Penanaman tiang pada tanah yang 913,750.0
lembek, Kg.cm -
harus diberi alas fordengan
High Mast 30m
beton
plat, Cara pembesian beton plat ini harus mengacu pada standar konstruksi
VII AUTOMATIC LOWERING
yang berlaku.
- Gear box :
Brand : Bonfiglioli Riduttori
3. Meluruskan dan Mendirikan Tiang Besi / Beton.
Type : VF 86 - 40
Reduction ratio 40.0
a. Kontraktor
Static efficiency bertanggung jawab untuk mendirikan
45.0 % tiang pada suatu garis lurus
sesuai pematokan ulang (restaking). Bila letak tiang keluar dari garis, maka
Angular speed at gear box out put 12.5 rev/min
Gear box rated out put torque 390.0 Nm
kontraktor
Gear box rated inputharus
power mengkonfirmasikan 0.8kepada
kW Direksi untuk mendapat
persetujuannya.
Rated radial load of gear box input shaft 850.0 N
Rated radial load of gear box output shaft 7,000.0 N
Dynamic efficiency 66.0 %
L. Rincian Teknis Dari Bagian Armatur Lampu Floodlight
- Motor Note :
a. Housing
Brand(Rumah Lampu)
: EBEINSTOCK If there are not available
Type : P 1723 in Indonesia's market,
 Rumah lampu
Input voltage : 220 V,harus
50 Hz, 1 didisain
phase dan dibentuk sedemikian rupa sehingga mampu we use Ebeinstock Product
Power 1,500.0 watt as interchange motor.
melayani
Rpm kebutuhan. Secara prinsip rumah
400.0 lampu harus didesain sehingga
Turn type : reversible

- Time to raise carriage (Approximately) 12.0 min for High Mast 30 m

Hal 6
Hal 6
Spesifikasi Teknis Pek. Elektrikal

J. Material Tiang Harus Digalvanis Dengan Hotdip Galvanis :


- Body Tiang Harus di Hotdip Galvanis dengan ketebalan 80 micron. Dan pada saat penagihan
harus dilampirkan sertifikat keterangan galvanis yang asli, yang dikeluarkan oleh
perusahaan galvanis.
- Material Angkur harus juga di Hotdip Galvanis.
- Kerangka dudukan lampu pada tiang harus juga di Hot Dip Galvanis

K. Tiang Besi
1. Pada waktu mendatangkan tiang ke lokasi pekerjaan, maka penentuan / pemilihan
tiang pada tempat yang telah ditentukan harus disesuaikan degan hasil baik ukuran panjang
maupun tipenya. Penempatan sementara tiang-tiang, yang akan dipasang harus diatur
sedemikian rupa sehingga tidak menganggu lalu lintas atau yang dapat membahayakan
kepentingan umum. Pengangkutan tiang- tiang harus dilaksanakan dengan hati-hati dan
ditandatangani secara baik.
2. Mendirikan Tiang
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan pemasangan tiang, kontraktor bersama dengan
Pengawas yang ditunjuk Direksi mengurus izin penempatan tiang, ganti rugi dan
segala sesuatu yang erat hubungannya dengan pelaksanaan pekerjaan. Selama
mendirikan tiang kontraktor harus melaksanakan sesuai petunjuk pelaksanaan dan
standar konstruksi yang berlaku.
b. Pondasi untuk penempatan tiang harus cukup sehingga tiang bebas masuk dan tegak
lurus, harus ada ruang yang cukup antara tiang dan pinggiran lobang, sehingga setelah
penimbunan memungkinkan untuk dipadatkan kembali dengan sempurna pada keliling
Pondasi.
c. Tiang harus didirikan secara tegak lurus dengan panjang tiang yang ditanam dalam
tanah sepanjang 1/6 dari panjang tiang keseluruhannya.
Batas 1/6 panjang tiang ini harus diberi tanda dengan cat putih melingkar. Penanaman
tiang pada tanah yang lembek, harus diberi alas dengan beton plat, Cara pembesian
beton plat ini harus mengacu pada standar konstruksi yang berlaku.
3. Meluruskan dan Mendirikan Tiang Besi
a. Kontraktor bertanggung jawab untuk mendirikan tiang pada suatu garis lurus sesuai
pematokan ulang (restaking). Bila letak tiang keluar dari garis, maka kontraktor harus
mengkonfirmasikan kepada Direksi untuk mendapat persetujuannya.

L. Armatur/Luminer Penerangan Highmast


1) Sertifikasi Luminer :
a. Luminer lengkap yang ditawarkan harus dilampirkan hasil pengujian IP di LMK
(Pemeriksaan Visual, Pengujian Indeks Pengamanan, Pengujian Elektris) yang masih
berlaku, dan harus lulus uji tipe test LMK atau lembaga sertifikasi independen lain yang
telah diakreditasi oleh KAN berdasarkan Referensi pengujian IEC 60598-1 (1999)
dengan uji Indek Pengamanan (Ingres Protection) minimal IP. 65 untuk perlindungan
terhadap debu, benda padat, kelembaban dan air pada Ruang lampu (Lamp
Compartement). Fotokopi dokumen sertifikasi tersebut harus diupload bersamaan
denagn pemasukan dokumen penawaran.

Hal 7
Spesifikasi Teknis Pek. Elektrikal

b. Harus memberikan laporan uji jenis (Type Test) komponen luminer Iengkap High
Wattage (Ballast, Capasitor dan ignitor) dalam bentuk sertifikat yang dikeluarkan oleh
lembaga pengujian terakreditasi seperti : KEMA, BS, VDE, UL, DEMCO, ANSI, PSB, SIRIM
dan lain-lain, yang ditujukan kepada pemegang merek.
2) Ruang Lingkup
a. Luminer yang, diadakan harus sudah dilengkapi dengan komponen bantu
Iistriknya, seperti ballast, kapasitor, ignitor dan bola lampu Metal High Light 1000
Watt dengan tegangan pengenal 220-240 Volt ± 5% dengan frekuensi 50 Hz.
b. Luminer yang ditawarkan harus dilengkapi brosure dengan data yang memuat
tentang ; tingkat perlindungan (IP) dari LMK dan data kurva distribusi cahaya
/Polar Diagram, LOR.
c. Pencapaian tingkat terang rata-rata minimal 15 Lux pada luas areal 100 meter
persegi.
3) Konstruksi dan Data Teknis
a. Luminer yang ditawarkan harus sesuai disain peruntukan bola lampu Metal High
Light 1000 Watt.
b. Luminer dan komponen di dalamnya harus dibuat dari material yang tahan karat
dan getaran.
c. Luminer harus dibuat dari bahan high pressure die cast aluminium anti korosif
dengan Cat finishing Powder Coating.
d. Pada rumah lampu dilengkapi pemutus arus dimana jika rumah lampu dibuka
tidak ada arus yang tersimpan dari rumah lampu hal ini diutamakan untuk
perawatan dan penggantian bohlamp / lampu .
4) Ruang Komponen Listrik (Gear Compartement)
Luminer dilengkapi dengan ruang komponen listrik (gear compartment) dengan
dimensi tertentu yang dapat mensirkulasikan dengan baik panas yang ditimbulkan
komponen listrik sewaktu berfungsi. Didalam ruang komponen listrik (gear
compartment) terdapat :
a. Ruang alat bantu listrik

1) Ruangan ballast, kapasitor dan ignitor (Gear Compartment) harus dapat digunakan
oleh ballast dan capasitor merk lain (mampu tukar)

2) Penutup ruang komponen listrik (gear compartment) harus tertutup rapat.

3) Penutup ruang komponen listrik (gear compartment) terbuat dan bahan high pressure
die cast aluminium.
b. Terminal dan Sambungan pada pengkawatan dalam luminer
1) Penandaan terminal phasa dan netral harus jelas terlihat untuk saluran masuk
kabel atau catu daya dan terpasang sedekat mungkin dengan titik masuk kabel
catu daya,

Hal 8
Spesifikasi Teknis Pek. Elektrikal

2) Terminal blok untuk kabel catu daya harus disediakan dalam luminer untuk
menghindari terlepasnya kabel catu daya. Pemasangan terminal blok tidak
boleh merusak isolasi kabel.
3) Seluruh sambungan pengkawatan dalam luminer harus menggunakan terminal
blok.
4) Kekuatan mekanik maupun Uji listrik dari terminal dan sambungan harus
memenuhi standar IEC No. 60598-1 section 15.5 dan section 15.6
c. Terminal Pembumian (Arde)
1) Terminal pembumian yang terpisah untuk sambungan konduktor dengan penghantar
bumi, harus jelas terlihat dan ditandai.
2) Semua bagian logam dan bagian lain yang mungkin tersentuh ketika luminer dibuka
pada saat perawatan, dan mungkin bertegangan akibat cacat isolasi, harus secara tetap
tersambung dengan terminal pembumian.
3) Pengkawatan untuk pembumian harus ada.
d. Pengkawatan Dalam
1) Luminer harus dilengkapi dengan pengkawatan dalam yang menghubungkan antara
komponen listrik, sedangkan sambungan kabel catu daya yang tersambung pada blok
terminal dan konduktor pembumian masih berbentuk rangkaian terbuka.
2) Pengkawatan dalam harus dibuat dari bahan konduktor dengan ukuran luas
penampang 0.5 - 1 mm2 untuk menerima daya listrik yang terjadi selama bekerja.
3) Untuk keperluan perawatan, sambungan listrik dan pelepasan komponen listrik harus
mudah dilaksanakan.

5) Ruang Lampu (Optical Compartement) dan Cover


a. Ruang lampu dan Cover
1) Pada ruang lampu terdapat bola lampu, fitting lampu, reflector (louvre) dan
penutup berbentuk glass tempered dan dilengkapi anyaman kawat untuk
menjaga bahwa kaca tidak akan membahayakan jika pecah dan tidak jatuh
kebawah .
2) Gasket dari bahan karet silicon harus tahan iklim tropis dan terpasang kencang
pada posisinya, tidak lepas selama perawatan.
3) Bahan gasket yang digunakan harus dapat melindungi kelembaban secara
efektif dan tidak berubah sifat mekanisnya akibat panas, cahaya atau tekanan
sesuai IP yang disyaratkan.
4) Pengunci cover lampu harus dapat dibuka dengan mudah sehingga dapat
memudahkan pemeliharaan.
5) Penutup ruang lampu harus dapat tertutup rapat dan terkunci dengan baik
pada luminer, dan bila dibuka tidak ada bagian-bagian yang lepas atau rusak,
terutama cover lampu.
6) Kaca cover harus terkunci tetapi mudah dibuka pada saat penggantian lampu
dan perawatan.

Hal 9
Spesifikasi Teknis Pek. Elektrikal

b. Fitting
1) Fitting / lampholder harus jenis single fitting sesuai dengan tipe dan daya pengenal
lampu.
2) Pemasangan dan pelepasan bola lampu dapat dilakukan dengan mudah. Lampu
terpasang secara kencang pada sumbunya, harus tahan terhadap vibrasi dan kejut
mekanis pada luminer.
3) Kekuatan braket pemasangan fitting lampu harus tahan terhadap tekanan sebesar
2Nm.
4) Bagian dalam fitting lampu harus terbuat dari logam tahan karat seperti stainless steel
atau tembaga dilapisi nikel, dan bagian luar dari bahan keramik tahan panes minimum
125 °C (IEC 60598-1 Section 13.2.1) yang diakibatkan oleh lampu.

M. Rincian Teknis Dari Bagian Armatur Lampu Floodlight Spesifikasi Teknis Armature Tipe : Sorot
Simetrik 1000W

- ARMATURE UNTUK KELAS PENERANGAN AREA


Tipe armatur cocok digunakan dengan lampu Metal High Light 1000W . Standard pembuatan
dan perakitan armatur jenis adalah

1. Klasifikasi minimum I.P 65 (ingress protection) untuk Kompartemen Lampu


2. Klasifikasi CIE 12 (distribusi cahaya)
3. Klasifikasi IEC 598 (Rumah Lampu/Armatur)

Bentuk /penampilan dari armatur dapat dilihat pada gambar berikut :

Armatur terdiri dari beberapa bagian :

1. Rumah lampu (Housing)


2. Klip Pengancing
3. Reflector
4. Gasket (anti debu)
5. Cover
6. Dudukan unit komponen listrik / Gear tray
Hal 10
Spesifikasi Teknis Pek. Elektrikal

RINCIAN TEKNIS DARI BAGIAN ARMATUR LAMPU FLOODLIGHT


1. HOUSING (RUMAH LAMPU)

 Rumah lampu harus didisain dan dibentuk sedemikian rupa sehingga mampu melayani
kebutuhan. Secara prinsip rumah lampu harus didisain sehingga memudahkan
perawatan dan penggantian lampu, cover, control gear, reflector dan lamp holder,
tanpa menggunakan peralatan khusus.

 Rumah lampu harus diproses sedemikian rupa sehingga tingkat kehalusan dan
kemerataan bagian luar dan dalam sama, dibuat dari bahan diecast aluminium tekanan
tinggi yang tahan korosi. (High Pressure Die Cast Aluminium). Dan tahan terhadap
iklim tropis seperti hujan lebat, angin kencang, kelembaban tinggi dan suhu sehari-hari
yang panas. Konstruksinya harus cukup menahan getaran dalam penggunaan kondisi
normal.

 Rumah lampu berfungsi untuk melindungi dan menambatkan reflektor

 Penggantian lampu dilakukan dengan membuka glass cover

2. KLIP PENGANCING

Terbuat dari bahan anti karat korosi dan kokoh (Stainless Steel).

3. REFLECTOR,

Di mana disain dari sistem optik harus mendukung reflector dan reflector harus berdiri
sendiri, bukan bagian dari rumah lampu. Bahan dari aluminum murni (High Purity Anodized
Aluminium), posisi reflector dipasang sedemikian sehingga dapat mengontrol sinar lampu
yang akan direfleksikan sesuai daya lampu yang dipasangkan. Reflektor merupakan jenis
simetrik wide beam dengan intensitas sorot maksimum pada 60 derajat dari tiang
pemasangan.

Distribusi cahaya yang dihasilkan harus sesuai standard CIE-12

4. GASKET

Gasket yang dipakai harus tahan terhadap iklim tropis dan tetap berada pada posisinya pada
saat pengerjaan dan perawatan. Material yang dipakai dari bahan karet silicon. Homogenitas
temperature terkontrol dengan baik sehingga terpenuhi standard minimum IP 65.

5. COVER (PENUTUP)

Terbuat dari bahan “Safety glass” bening, dicetak halus dan kokoh. Tingkat transparansi :
bening (tahan terhadap ultra violet).

“Safety glass” yang pecah akan hancur dalam butiran kecil sehingga tidak berbahaya.

Hal 11
Spesifikasi Teknis Pek. Elektrikal

6. PLAT DUDUKAN KOMPONEN / Gear tray

Plat dudukan komponen (ballast, ignitor, dan kapasitor) dari bahan besi yang
digalvanis/tahan karat. Plat dudukan komponen merupakan bagian yang non-integral atau
terpisah dari armature. Plat dudukan beserta electrikal unit dapat dilepas untuk keperluan
perawatan.

- LAMPU

Jenis-jenis lampu yang akan digunakan pada armatur yang dimaksud dalam jenis-jenis Lampu
Metal High Light Tubular 1000Watt.

Lampu-lampu dirakit dalam armature selanjutnya dipasang pada ruang terbuka sehingga
armature dan isinya harus tahan terhadap cuaca setempat.

(seperti : Embun/Kelembaban, Debu & Serangga)

Sistim tegangan listrik adalah 220 Volt-50Hz.

Faktor daya listrik setiap rangkaian listrik armatur lampu pada waktu penyalaan minimal 0.85
(Cos  = 0.85) sedangkan frekwensi harmonik ketiga yang ditimbulkan tidak boleh melebihi
21%.

KONSTRUKSI

- Lampu Metal High Light berbentuk tubular 1000watt

- Dinding lampu “clear” dan tidak boleh mengelupas karena pengaruh panas lampu.

- Jenis kaki lampu ulir Edison (E)40

- Sistim komponen listrik :

Ballast, kapasitor, dan ignitor dipasang terpisah dari armatur.

Karakteristik dan ketentuan-ketentuan teknis.

- Warna cahaya adalah putih (4000K – 5500K)

- Total lumen output 85000lumen

- Efficacy minimal 130 lumen/watt

- Color Rendering Index (CRI) 65

Hal 12
Spesifikasi Teknis Pek. Elektrikal

Gambar dan dimensi lampu :

- BALLAST

UMUM

- Ballast sebagai komponen penting pada sistim penyalaan lampu pelepas gas (gas discharge)
berfungsi untuk membatasi arus melalui lampu yang dilayani.

- Jenis ballast yang digunakan adalah ballast induktif ( induktive ballast ) yang berfungsi
sebagai induktor atau choke.

- Konstruksi harus sedemikian hingga dapat terkunci pada dudukan komponen dan mudah
dirakit/proses penyambungan.

- Pada tiap ballast harus dilengkapi dengan marking terutama petunjuk pemakaian terminal-
terminalnya.

Karakteristik dan ketentuan-ketentuan teknis

- Ballast akan bekerja pada sistim tegangan 220V +/- 10% dengan daya frekwensi 50 Hz.

- Rugi daya listrik ( rugi induktif ) harus sekecil-kecilnya.

- Faktor daya listrik ( Cos  ) minimal = 0,4

- Temperatur kerja harus serendah mungkin sebagai berikut :

a. Isolation class : Tw = 120ºC s/d 140ºC

b. Temperatur coil :  t = 50ºC s/d 80ºC

Hal 13
Spesifikasi Teknis Pek. Elektrikal

Gambar dan dimensi.

- KAPASITOR

- Digunakan pada sistim tegangan maksimal 250V

- Bahan permukaan luar tersebut dari aluminium atau sejenis plastik

- Hubungan kaki kapasitor adalah fixing stud dengan panjang (8-12 mm) yang dapat
dihubungkan dengan penguat ikatan dari bahan logam tahan karat (dapat juga berupa mur
dan baut) dan harus kuat terhadap geseran atas bawah (shake-proof)

- Frekwensi nominal 50 Hz

Gambar dan dimensi :

Hal 14
Spesifikasi Teknis Pek. Elektrikal

- IGNITOR

- Digunakan pada sistem tegangan 220 V – 50 Hz dengan toleransi tegangan + 10 %

- Fungsi ignitor adalah sebagai super posisi dari satu atau lebih tegangan pulsa yang
diberikan pada suatu lampu dengan tegangan beban nol sebelum lampu tersebut
bekerja/menyala.

Untuk lampu dengan katode dingin maka penyalaannya (ignitor) setelah tegangan pulsa
terjadi. Untuk lampu dengan katode panas bila lampu telah menyala dan kemudian tiba-tiba
kehilangan daya listrik maka lampu akan padam, selanjutnya pencepatan penyalaan (
ignition ) akan terjadi setelah lampu menjadi dingin.

Contoh : Lampu sodium tekanan tinggi memerlukan waktu setelah + 5


menit .

- Elemen pensakelan (switching elements) : menggunakan sistim elektronik

- Kerja ignitor harus diikuti dengan ballast model semi parallel

- Ignitor harus menghasilkan tegangan pulsa max 4kV - 5 kV

Gambar dan dimensi :

- Test & Pengukuran

1. Test Armature di Pabrikan (IEC 598) standard International.

2. Komposisi Armature beserta Komponen Penunjang dalam 1 (satu) merek / tidak campuran
dari beberapa merek.

Hal 15
Spesifikasi Teknis Pek. Elektrikal

- Garansi dan Jaminan

1. Dukungan dari Pabrik (Power of Eterney).

2. Jaminan garansi product untuk 1 (satu) tahun operasional.

3. Jaminan tentang ketersediaan suku cadang yang dibutuhkan untuk operasi selama 5 (lima)
tahun.

4. Pabrikan wajib mempunyai Sertifikat Standar Kualitas / ISO 9001dan LMK test untuk IP test.

5. Pabrik harus memiliki minimum 10 (sepuluh) tahun pengalaman dalam memproduksi jenis
barang dengan type yang sama.

6. Sertifikat keaslian Product ( Certifikat Of Original )

7. Melampirkan certificate type test untuk komponen elektrikal ( ballast , ignitor , capasitor dan
lampu ) , seperti KEMA , TUV , CE dan atau lembaga terakreditasi oleh Pemerintah atau
Lembaga Pengujian Internasional .

8. Certificate type test harus ditujukan kepada merek dan atau Pabrikan .

9. Produk merupakan Satu Kesatuan Merek Pabrikan

10. Luminer Iengkap yang berasal dari luar negeri harus mempunyai kantor perwakilan dan
telah mempunyai investasi di bidang industri perlampuan di Indonesia. (dibuktikan dengan
surat yang dikeluarkan oleh lnstansi yang berwenang seperti BKPM ).
11. Bila perakitan dilaksanakan di Indonesia, pabrik pemegang merek harus mempunyai ISO
9001 / 2008 yang masih berlaku dan dirakit dipabrik secara
12. terpadu dibawah kendali kualitas dalam satu merk dengan acuan standar teknis mengikuti
IEC, demikian halnya untuk luminer lengkap built up.

13. Untuk pabrikan Luminer harus melampirkan ISO 9000, Sertifikasi penerapan Sistem
Manajemen Lingkungan ISO 14001, Sertifikasi penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001

N. Panel Pengatur

Panel pengatur atau papan hubung bagi (PHB) dapat dianggap sebagai subtantion pada jaringan
instalasi penerangan. Papan Hubung bagi ini mendapat tenaga dari hubung langsung ke gardu
PLN.

Panel pengatur yang dipasang pada tempat – tempat jaringan yang dilengkapi dengan komponen
sebagaimana perincian analisa per unit kontruksi dan spesifikasi teknis.

Penempatan Box APP dipasang pada lokasi yang ditetapkan, pentanahan bodi mencapai tahanan
tanah 100 ohm. Hubungan Box APP dengan gardu PLN dapat dilaksanakan setelah direksi
memeriksa keadaan.

Hal 16
Spesifikasi Teknis Pek. Elektrikal

O. Penutup

a. Penyedia bertanggung jawab penuh terhadap akibat kesalahan dalam


pemasangan, pengetesan, pengoperasian dan keselamatan tenaga kerja dan
masyarakat sampai habis berlakunya masa pemeliharaan.

b. Bagi pekerjaan yang tidak mempunyai gambar detail sebelum pekerjaan


dilakukan, kontraktor harus mendapat petunjuk dan persetujuan dari Direksi
baik dari motif dan ukurannya.

c. Sebelum pekerjaan diserah terimakan untuk pertama kalinya, kontraktor harus


membersihkan segala bahan-bahan bekas bongkaran yang ada pada lokasi
pekerjaan.

d. Pekerjaan baru dapat diserahterimakan apabila pekerjaan telah selesai (setelah


dilakukan pengetasan semua pekerjaan dalam keadaan baik/ berfungsi).

e. Meskipun dalam rencana kerja dan syarat-syarat bestek ini pada uraian-uraian
pekerjaan dan bahan, tidak dinyatakan KATA DEMI KATA yang dibuat dan
dilaksanakan / yang harus dilaksanakan / disediakan oleh kontraktor. Perkataan
tersebut dianggap sebagai dibuat dalam bestek ini dan bukan sebagai pekerjaan
tambahan ( Meerderwerk ).

f. Hal – hal yang belum cukup diatur dalam spesifikasi teknis ini, akan dilaksanakan
menurut ketentuan – ketentuan yang berlaku dan atau dicantumkan dalam Berita
Acara penjelasan pekerjaan (rapat evaluasi teknis), yang merupakan bagian yang
mengikat dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kontrak.

Hal 17

Anda mungkin juga menyukai