Termasuk dalam kegiatan ini adalah penggalian tanah pondasi, sloof, pondasi
beton/batu kali sesuai dengan dengan gambar rencana.
Penggalian material bahan pengisi dan pengangkutanya ke dalam lapangan serta
menimbunnya di daerah lapangan dengan pemadatan yang cukup seperti dicantumkan
dalam syarat-syarat. Termasuk minimal seperti yang akan dijelaskan sebagai berikut :
a. Pembongkaran dan memindahkan semua hal yang mungkin merintangi
jalannya pekerjaan tanpa menambah biaya pelaksanaan.
b. Melindungi benda-benda berharga yang berada di lapangan dan benda-benda
yang berfaedah lainnya.
c. Pengeringan dan pengontrolan drainase
d. Penggalian dan penimbunan (untuk penimbunan dengan tanah sirtu)
e. Pemadatan, dengan dibuktikan tes standar
f. Pemindahan material-material yang tak berguna dan puing-puing keluar site
dan tidak boleh ada penimbunan di site.
g. Menyediakan material-material pengisi yang baik.
e. Bahan pengisi
i. Bahan pengisi harus cukup baik, dan adalah bahan yang telah disetujui oleh
Direksi/pemberi tugas yang diambil dari daerah lapangan atau bahan yang
telah disetujui oleh Direksi lapangan/pemberi tugas yang diambil dari
daerah di luar lapangan pekejaan, dan bahan yang kaya akan tanah
berbatu kerikil (granular soil/sirtu)
ii. Bahan tersebut harus bebas dari akar-akar bahan-bahan organis, barang-
barang bekas/sampah-sampah, dan batu-batu yang besarnya lebih dari
10cm.
2.5.3. Penggalian
a. Penggalian tanah dasar pondasi dilakukan sampai kedlaman dasar lapis pasir (sesuai
gambar)
b. Jika pada kedlaman tersebut ternyata masih ditemukan lapisan tanah jelek, maka perlu
konsultasi dengan perencana untuk mendapatkan pengarahan lebih lanjut.
c. Lebar penggalian di bawah minimal lebar pondasi di tambah 2x10 cm.
d. Lebar penggalian di sebelah atas disesuaikan dengan keadaan tanah, dengan
pengarahan “hindarkan kelongsoran”
e. Tanah dasar pondasi harus dipadatkan dengan stemper atau vibroroller hingga
mencapai kepadatan 95% standar proctor.
f. Jika penggalian melampaui kedlaman yang ditentukan sedangkan lapis tanah yang baik
sudah mencapai peil yang ditentukan, maka galian yang terlalu dalam tersebut harus
ditimbun dengan pasir pasang dan dipadatkan hingga 95% atas beban pemborong.
d. Ketentuan mengenai pondasi batu kali, lihat ketentuan pasangan batu kali,
dengan catatan:
i. Tidak boleh ada rongga dalam pasangan tersebut.
ii. Batu kali disusun satu persatu dengan penyangga
e. Pelaksanaan pondasi juga harus memperhatikan gambar arsitek dan M.E, jika ada
kelainan/ketidakcocokan harus dikonsultasikan dengan perencana.
yang cukup tinggi, karena pembormng harus mampu meyediakan peralatan yang baik,
lengkap dan pekerja atau pengawas ahli yang terampil dan berpengalaman.
b. Sifat pekerjaan
Kontraktor yang ditunjuk harus memahami secara tepat mengenai sifat penggalian
dan pengurugan yang diharuskan, sehingga harga-harga penawarannya telah
memungkinkan bagi terlaksananya pekerjaan tersebut dengan baik.
c. Penggalian tanah.
Syarat-syarat pelaksanaan :
i. Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar dan syarat-syarat
yang ditentukan menurut keperluan
ii. Dasar dari semua galian harus waterpass, bilamana pada dasar setiap galian
masih terdapat akar-akar atau bagianbagian gembur, maka ini harus digali
keluar dan dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpass.
iii. Terhadap kemungkinan adanya air di dasar, baik pada waktu penggalian
maupun pada waktu pekerjaan pondasi, harus disediakan pompa air atau pompa
lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja terus-menerus, untuk menghindari
tergenangnya air pada dasar galian.
iv. Pemborong harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian
agar tidak longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang
sementara atau lereng yang cukup.
v. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai
jumlah tertentu yaitu sampai mencapai ketinggian tanah asli semula, harus
segera disigkirkan dari halaman pekerjaan.
vi. Seluruh barang-barang berharga yang mungkin ditemui di lapangan harus
segera dilaporkan ke Direksi lapangan/pemberi tugas dan juga ke pemberi tugas
dan harus dilindungi dari kerusakan dan bila menderita kerusakan akibat
kelalaian pemborong maka harus direparasi/diganti oleh pemborong atas
tanggunannya sendiri.
vii. Bila suatu alat pelayanan dinas yang masih berfungsi ditemui di lapangan dan
hal tersebut tidak tertera pada gambar dan ternyata diperlukan perlindungan
atau pemindahan, pemborong harus bertanggungjawab untuk mengembil setiap
langkah apapun yang diperlukan untuk perlindungan
2.6.2. Pengurugan pondasi
a. Lingkup pekerjaan
b. Cara kerja pemasangan pondasi ini adalah dengan mengebor tanah berdiameter
sesuai perhitungan struktur diameter pondasi. Setelah itu digunakan cassing dari pipa
PVC yang di cor sambil diangkat cassing-nya. Cassing digunakan pada tanah lembek
dan berair. Jika tanah keras dan tidak berair, pondasi dapat langsung di cor tanpa
casing yang dipasang sesuai dengan gambar.
c. Kedalaman pondasi ini dapat mencapai 5 meter dengan mengunakan besi tulangan
sepanjang dalamnya pondasi. Biasanya ukuran pondasi yang sering dipakai adalah
diameter 20 cm, 30 cm, dan 40 cm, sesuai dengan tersedianya mata bor. Seperti
layaknyapondasi tiang, maka pondasi strauss ini ditumpu pada dudukan beton (pile
cap). Fungsi dudukan beton adalah mengikatkan tulanganpondasi pada kolom dan
sloof. Selain itu fungsinya adalah untuk transfer tekanan beban di atasnya.
d. Pada pondasi untuk kolom-kolom harus disediakan stek-stek tulangan kolom dengan
diameter dan jumlah besi yang sama dengan tulangan pokok yang teraman baik dalam
pondasi sedalam sesuai dengan yang tertera dalam gambar.
a. Pekerjaan Pondasi Beton Cor meliputi pondasi pada Kolom luar dan seluruh detail
yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk
Direksi/Konsultan Pengawas
c. Kerikil Beton yang digunakan adalah Kerikil Ex. Lokal dengan kualitas yang
baik dengan ukuran pecah 1 – 2 cm atau 2 Ex. Lokal dengan kualitas yang
baik dengan ukuran pecah 1 – 2 cm atau 2– 3 cm sebelum dipasang harus
dibersihkan dan dibasahi permukaannya serta telah disetujui oleh Pengawas
Lapangan.
e. Pasir pasangan harus bersih dari lumpur max.5 % kualitas baik diambil dari
daerah setempatsesuai petunjuk Pengawas/Direksi.
f. Untuk Pondasi Plat tapak beton bertulang digunakan bahan yang memenuhi
persyaratan yang diuraikan dalam pasal beton bertulang beton yang digunakan
adalah beton K.225.
g. Permukaan dasar galian harus ditimbun dengan pasir urug setebal minimal 10cm,
disiram dan diratakan dan di atasnya diberi batu kali pecah yang dipasang sesuai
dengan gambar.
h. Pada pondasi untuk kolom-kolom harus disediakan stek-stek tulangan kolom
dengan diameter dan jumlah besi yang sama dengan tulangan pokok yang teraman
baik dalam pondasi sedalam sesuai dengan yang tertera dalam gambar.
c. Pondasi batu kali menggunakan adukan dengan campuran 1Pc :4Ps. Untuk kepala
pondasi digunakan adukan kedap air dengan campuran 1Pc:2Ps setinggi 20cm,
dihitung dari permukaan pondasi kebawah. Adukan harus membungkus batu kali pada
bagian tengah pondasi sedemikian rupa sehingga tidak aa bagian pondasi yang
berongga.tidak padat.
d. Pada pondasi untuk kolom-kolom harus disediakan stek-stek tulangan kolom dengan
diameter dan jumlah besi yang sama dengan tulangan pokok yang teraman baik dalam
pondasi sedalam sesuai dengan yang tertera dalam gambar.
2.7.2. Ukuran-ukuran, pembesian dari semua bagian konstruksi beton bertulang diberikan secara
lengkap di dalam gambar-gambar dan merupakan patokan di dalam perhitungan volume
pekerjaan beton pada perincian harga pelaksanaan.
2.7.6. Tidak diperkenankan kepada kontraktor untuk melaksanakan pengecoran beton, tanpa ijin
terlebih dahulu kepada manajemen konstruksi ahli untuk diadakan
pengematan/pemeriksaan konstruksi dan selanjutnya dinyatakan persetujuan
pengecoran secara tertulis.
2.7.7. Bahan-bahan.
a. Bahan-bahan yang dipergunakan pada pekerjaan pembuatan beton bertulang harus
memenuhi ketentuan-ketentuan yang tercantum di dalam SNI-03-2847-2002.
b. Kontraktor diwajibkan untuk mematuhi setiap petunjuk yang diberikan oleh petugas ahli
dan Direksi lapangan dan kontraktor berkewajiban untuk membantu penuh Direksi
lapangan dan pengawas ahli di dalam melaksanakan pemeriksaan bahan-bahan.
c. Portland cemen dan mutu besi, digunakan porland cemen menurut SNI 15-2049-1994.
Kecuali ditentukan lain dama gambar, untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi
yang diminta, maka disamping adanya certificate dari suppliers3 juga harus
ada/dimintakan certificate dari laboratorium resmi dari perguruan tinggi atau instansi
pemerintah baik pada saat pemesanan maupun secara periodic minimal 2 contoh
percobaan dan perlengkungan untuk setiap 20cm ton besi. Direksi lapangan/pemberi
tugas harus menyaksikan pengetesan besi dan segala biaya yang berkenaan dengan
pekerjaan ini menjadi tanggung jawab kontraktor. Besi bertulang yang digunakan
adalah produk Krakatau steel/setara yang memenuhi standar SII.
2.7.9. Penyimpanan
a. Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan pada umumnya harus sesuai dengan
waktu dan urutan pelaksana.
b. Cement harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah (utuh) tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak, segera setelah diturunkan
disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari pengaruh cuaca, berventilasi
secukupnya
dan lantai yang bebas dari tanah. Cement harus masih dalam keadaan fres (belum
mulai mengeras) jika ada bagian yang mulai mengeras bagian tersebut masih harus
dapat ditekan hancur dengan tangan bebas dan jumlahnya tidak boleh melebihi 5%
berat, dan kepada campuran tersebut diberi tambahan cement baik dalam jumlah yang
sama. Semuanya dengan catatan kualitas beton yang diminta harus tetap terjamin.
c. Besi beton harus bebas dari tanah dengan menggunakan bantalan-bantalan kayu dan
bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya (missal :minyak dan lain-lain)
d. Aggregates harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah dari satu dan lain
jenisnya/gradasi-nya dan di atas latai beton ringan untuk menghindari tercampurnya
dengan tanah.
2.7.10. Pelaksanaan pembuatan beton/kualitas beton. Adukan beton adalah campuran dari
cement Portland, pasir beton, batu pecah/krikil dan air, semuanya diaduk dalam
perbandingan tertentu sehingga didapat kekentalan yang baik dengan kekuatan yang
dinginkan.
ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk dalam satu lapisan yang di
bawahnya. Setelah diratakan, sgera cetakan diangkat perlahan lahan dan diukur
penurunannya (slum-nya)
f. Jika hasil kuat tekan benda-benda uni tidak memberikan angka kekuatan yang diminta,
maka harus dilakukan pengujian beton ditempat dengan cara-cara seperti ditetapkan
dalam SNI-03-2847- 2002 dengan tidak menambah beban biaya bagi pemberi tugas
(=beban kontraktor)
g. Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah
seluruh komponen aduka ke dalam mixer.
h. Penyampaian beton (adukan) dari mixer ketempat pengecoran darus dilakukan
dengan cara iyang tidak mengakibatkan terjadinya segrasi komponen-komponen
beton.
i. Harus digunakan vibrator untuk pemadatan beton.
c. Jika pemborong tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar maka dapat dilakukan penukaran diameter dengan
diameter yang terdekat dengan catatan:
- Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh
kurang dari tertera dalam gambar ( dalam hal ini yang dimaksudkan adalah jumlah
luas).
- Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian di tempat
tersebut atau di daerah overlapping yang dapat menyulitkan pembetonan atau
penyampaian penggetar.
- Harus menyampaikan perhitungan struktur (analisa) ke konsultan perencana.
d. Toleransi
Diameter, ukuran sisi (jarak Variasi dalam berat yang Toleranso diameter
antara dua permukaan yang diperbolehkan
berlawanan)
Dibawah 10mm +7% +0,4mm
10 mm sampai 16mm (tapi +5% +0,4mm
tidak termasuk 16mm
16mm - 28mm +5% +0,5mm
29mm - 32mm +4% -
2.7.16. Pemasangan pipa-pipa, pemasangan pipa dalam beton harus tidak boleh sampai
merugikan kekuatan konstruksi, untuk ini lihat SNI-03- 2847-2002.
2.7.17. Lantai kerja. Untuk bagian-bagian konstruksi beton bertulang yang terletak langsung di
atas tanah, dibawahnya harus dibuat lantai kerja setebal 5cm dengan campuran semen
pasir dan kerikil dalam perbandingan 1:3;5.
2.7.18. Pekerjaan mengaduk. Pengadukan beton harus dengan mesin pengaduk beton dengan
daya aduk seimbang dengan besar bagian pekerjaan beton yang akan dicor. Jenis dan
daya aduk dari mesin pengaduk yang akan dipergunakan terlebih dahulu harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi lapangan. Untuk pengadukan minimum 2 (dua)
menit setelah seluruh bahan yang diperlukan masuk ke dalam mesin pengaduk.
2.7.19. Pengangkutan adukan. Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat
pengecoran harus dilaksanakan dengan cara yang disetujui oleh Direksi lapangan. Cara
pengankutan harus memenuhi persyaratan :
- Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan
- Tidak terjadi perbedaan waktu pengikat yang menyolok antara beton yang sudah dicor
dan yang akan dicor. Adukan beton harus dicor dalam waktu paling lambat 1 (satu)
jam setelah pengadukan dengan air dimulai.
kasar kemudian diberi cairan semen (calbon) dan selanjutnya segera pengecoran
beton dilaksanakan.
f. Adukan yang telah mulai mengeras atau mencampurnya dengan bahan-bahan
campuran beton atau mencampurnya dengan adukan adukan beton baru tidak
diperkenankan. Adukan beton pada wktu pengecoran terdapat pemisahan antara
kerikil dan spesinya tidak diperkenankan untuk dipakai. Adukan beton tidak boleh
dituanhgkan terlau tinggi yang dapat mengakibatkan terjadinya pemisahan kerikil dan
spesinya. Tinggi maximal pengecoran menuangkan adukan beton tidak boleh lebih
dari 1,5m.
g. Selama pengecoran berlangsung adukan beton pada acuan harus dipadatkan
dengan menggunkan alat penggetar (vibrator). Alat tersebut sudah harus berada di
tempat pekerjaan sebelum pekerjaan pengecoran dimulai.
2.7.22. Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti terdapatnya srang krikil,munculnya
pembesian pada permukaan beton dan lain-lain hal yang tidak memenuhi syarat atas
perintah Direksi lapangan harus dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya. Untuk
selanjutnya diganti atau doperbaiki segera dan menjadi resiko kontraktor sepenuhnya.
Caracara perbaikan lainnya harus senantasa diketahui dan dapat persetujuan
manajemen konstruksi ahli terlebih dahulu.
1. Lingkup pekerjaan meliputi penyediaan bahan, pelaksanaan pekerjaan, perapihan dan pekerjaan
pasangan bata.
2. Persyaratan bahan
Batu bata. :
a. Batu bata yang akan digunakan harus baru, terbuat dari tanah yang baik sesuai dengan
persyaratan-persyaratan dalam SH-0285-84 dengan ukuran 24 x 10 x 4,5 cm, berkualitas baik
dan telah diperiksa/disetujui Direksi.
b. Batu bata harus berkekuatan tekan /compressive strength sebesar 30 kg/cm2, dan bisa
menahan gaya horizontal/shear strength sebesar 1,7 kg/cm2.
c. Batu bata harus matang, bila direndam air akan tetap utuh, tidak pecah atau hancur
d. Batu bata yang pecah/retak tidak dibenarkan digunakan untuk dipasang, kecuali untuk
melengkapi, misalnya sudut.
e. Sebelum dipasang batu bata. harus direndam air hingga jenuh air.
f. Ukuran-ukuran bata harus seragam dan dapat disesuaikan berdasarkan tebal dinding akhir
yang disyaratkan dalam gambar kerja.
Portland Cement
a. Mutu/kwalitas harus sama dengan PC yang digunakan untuk konstruksl beton, tidak keras,
tidak mengandung butiran dan tidak adanya gejala-gejala membatu.
b. Pemakaian semen di dalam satu adukan tidak dibenarkan lebih dari satu merk.
c. Untuk bahan bangunan ramuan adukan menggunakan semen (berdasarkan kwalitas yang
ditetapkan dalam SKSNI-1991).
d. Semen yang datang dl tempat pekerjaan/lapangan harus disimpan dalam gudang yang
lantainya kering dan minimum 30 cm lebih tinggi dari permukaan tanah sekitarnya.
Pasir Pasang
Pasir yang digunakan harus bersih, bebas dari segala macam kotoran, baik dari bahan organis
dan alkalis maupun lumpur, tanah karang, garam./basa dan sebagainya sesuai dengan
syarat-syarat dalam PBI 1971.
Jenis Adukan
a. Adukan untuk pasangan kedap air adalah 1 bagian semen pc dan 2 bagian pasir pasang
(trasram)
b. Adukan untuk pasangan dinding biasa (di atas trasram) adalah 1 bagian semen pc dan 4
bagian pasir pasang.
a. Adukan harus dibuat dengan menggunakan mesin pengaduk (molen) sesuai kapasitas yang
dibutuhkan, semen dan pasir harus dicampur dalam keadaan kering, yang kernudian diberi
air sesuai persyaratan sampai didapat campuran yang baik.
b. Adukan vang sudah mongering/kering tidak boleh dicampur dengan adukan yang baru.
4. Pelaksanaan
Pasangan batu bata yang dilaksanakan harus rata, tegak dan lajur penaikannya diukur tepat
dengan tiang lot, setiap pemasangan tidak boleh lebih dari 1,00 m baru boleh dilanjutkan setelah
betul-betul mengeras. Sebelum dipasang batu bata harus direndam dalam air/direndam terlebih
dahuiu. Pada proses pemasangan dinding bata agar sudah diperhitungkan adanya fasilitas
conduit/sparing yang harus tertanam didalam pasangan batu bata. Rangka penguat berupa, kolom
praktis dan ringbalk dari beton dipasang untuk setiap luas dinding maksimun 6 m2 dan sesuai
persyaratan pabrik pembuat batu bata atau yang disetujul Direksi.
5. Perlindungan
Sesuai jam kerja, seluruh lajur pasangan batu bata yang belum selesai, harus ditutup (dilindungi)
dengan kertas semen, atau dengan cara-cara lain yang disetujui oleh Direksl. Untuk
dinding-dinding yang sudah kering (berumur 6 jam keatas) harus disiram dengan air bersih setiap
pagi, atau sesuai dengan persyaratan.
PASAL2
PEKERJAAN PLESTERAN
1. Llngkup pekerjaan meliputi pekerjaan plesteran dan acian pada dinding bangunan (yang terdiri
dari pasangan batu bata dan Beton), yang dinyatakan dalam gambar.
2. Persyaratan bahan.
Semen dan pasir (Iihat pasal 1)
Air
Air yang digunakan harus bersih dan bebas dari segala macam campuran atau larutan minyak,
asam garam/basa dan bahan organis lainnya.
a. Air yang digunakan tersebut harus sesuai persyaratan yang sudah ditentukan.
3. Daerah Plesteran
Daerah plesteran antara lain pada bata trasram 1 : 2 , Batu bata 1 : 4, kolom beton 1 : 3 diatas
elevasi 0.00 dan pada daerah yang disesuaikan dengan gambar.
5. Adukan Plesteran
a. Semua jenis bahan plesteran harus diaduk sesuai persyaratan jenis campuran yang disetujul
Direksi.
Plesteran harus rata vertikal dan horizontal.
b. Ketebalan plesteran merupakan lapisan dengan permukaan kasar untuk mencapai bidang
rata dan lebih teliti setelah itu baru pengacian.
c. Sebelum Pemborong melanjutkan pekerjaan plesteran, maka Pemborong diwajibkan
membuat contoh bidang plesteran.
d. Setelah diplester selanjutnya permukaan plesteran tersebut diacl (semen dan air) hingga
halus.
a. Bilamana Direksi mendapatkan bidang plesteran yang tidak memenuhi syarat misalnya tidak
rata, tidak siku dan lain-lain maka Pemborong harus, memperbaiki pekerjaan tersebut.
b. Bagian-bagian yang diperbalki harus dibobok secara teratur dan plesteran hasil perbalkan
barus rata dengan sekitamya.
PASAL 3
1. Semua pekerjaan kusen pintu dan kusen jendela aluminium harus dikerjakan menurut instruksi
pabrik/produsen dan standar-standar antara lain:
The Alumunium Association (AA)
Architectural Aluminium Manufactures Association (AAMA)
American Society for Testing Materials (ASTM)
2. Aluminium yang akan digunakan adalah produksi Super Bangunan-Alcan, NIKKEI, YKK atau
setaraf produksi dalam negeri yang baik (sesual Sll extrusi 0695-82 dan SH jendela 0649-82).
Alloy 6063 T5/Billet yang digunakan harus aslinya (tidak terbuat dari bahan scrap/sisa).
3. Contoh
Kecuali ditentukan lain, maka semua contoh harus disertakan dan contoh extrusion tidak kurang
dari 30 x 30 cm. Dengan ketebalan seperti yang ditentukan untuk proyek tersebut. Contoh (Mock
up) harus dengan ukuran 1 : 1.
4. Pekerjaan Pelaksanaan
Pekerjaan pembuatan/penyetelan dan pemasangan kusen aluminium beserta kaca harus
dilaksanakan oleh pemborong alumunium yang ahli dalam bidangnya.
a. Untuk mendapat ukuran yang tepat, pemborong aluminium harus datang ke lapangan dan
melakukan pengukuran
b. Untuk mendapat hasil yang baik, pembuatan/penyetelan kosen alumunium harus dilakukan
di pabrik secara masimal dan dilapangan tinggal pasang
c. Antara tembok/kolom/beton dan kusen aluminium harus diisi dengan “sealen" yang elastis
d. Pemasangan kaca pada kusen aluminium harus diisi karet gasket
Semua detail pertemuan harus halus, rata dan bersih dari goresan serta cacat yang
mempengaruhi permukaan aluminium
6. Pengetesan
RENCANA KERJA DAN SYARAT WATERPARK GRAND ZAMZAM
29
Performance Test (Test terhadap kebocoran air, udara, beban angin, kekedapan suara dan
lain-lain harus dilaksanakan di Australia, atau laboratorium lain yang disetujul Direksi)
Matenial Test (Test terhadap bahan, powder coating, test koros, berat dan lain-lain) dilaksanakan di
dalam negeri yang disetujui Direksi.
Hasil test harus diserahkan secara lengkap kepada Direksi. Apabila hasil pengetesan gagal,
pemborong wajib melakukan pengetesan ulang hingga mencapai standar test yang
disyaratkan.
Biaya pengetesan dan lain-lain menjadi tanggungjawab pemborong.
7. Garansi (Jaminan)
Pemborong wajib memberikan garansi bahan selama. 5 tahun. dan garansi pemasangan selama 10
tahun, terhitung sejak selesainya masa perawatan
Garansi bahan sebagai perlindungan kemungkinan terjadinya cacat pewarnaan akibat dari
proses powder coating yang tidak sempurna dan lain-lain, sedang garansi pemasangan
sebagai perlindungan kemungkinan terjadinya kebocoran udara & air akibat dari aplikasi yang
tidak sempurna.
PASAL 4
1. Lingkup pekerjaan
Yang dimaksud dengan pekerjaan plafond adalah sebuah pekerjaan di atas ruangan yang
berfungsi sebagal berikut
a. Pembatas ketinggian;
b. Penutup segala. macam bentuk yang berada di bawah atap atau plat beton,
c. Peredam hawa panas.
Pekerjaan ini meliputi pemasangan rangka penutup plafond dan penempatan lubang-lubang untuk
titik lampu yang diperlukan.
2. Persyaratan. bahan
Bahan:
2. Ketebalan : 9 mm
LG 2020 meni
7. Lis pinggir :
Flat Joint Compound + textile tape
8. Finish :
Pelindung rangka dari bahan menie/cat
9. Kelembaban rangka :
Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan pada NI-5 dan memenuhi
SII-0404/81.
3. Peralatan penunjang
Perlu disiapkan alat untuk pelaksanaan pekerjaan plafon antara lain :
a. Waterpas;
b. Benang;
c. Meteran.
4. Syarat-syarat pelaksanaan
a. Rangka langit-langit hollow dengan penggantung galvanized wire rod diameter 4,5 mm. yang
dilengkapi dengan mur dan klem, penggantung-penggantung terikat kuat pada beton, dinding
atau rangka baja yang ada.
b. Rangka langit-langit dipasang setelah sisi bagian bawah diratakan, pemasangan sesuai
dengan pola yang ditunjukkan/disebutkan dalam gambar dengan memperlihatkan modul
pemasangan penutup langit-langit yang dipasangnya.
c. Bidang pemasangan bagian rangka langit-langit harus rata, tidak cembung, kaku dan kuat,
kecuali bila dinyatakan lain, misal permukaan merupakan bidang miring/tegak sesuai dengan
yang ditunjukkan dalam gambar.
d. Bahan penutup langit-langit adalah gypsum dengan mutu bahan seperti yang telah
dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar.
e. Jarak pemasangan antara unit-unit penutup langit-langit harus presisi dan tidak kelihatan atau
sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
f. Hasil pemasangan penutup, langit-langit harus rata, tidak melendut.
g. Seluruh pertemuan antara permukaan langit-langit dan dinding dipasang list profil dari
gypsum dengan bentuk dan ukuran sesuai gambar.
5. Cara pelaksanaan
Pada umumnya pemasangan plafond akan berhenti pada batas tertentu yang berupa dinding atau
lisplank.
b. Tentukan arah tulangan pokok dan pasang tulangan pokok tiap 120 cm dengan rangka hollow
Selanjutnya pasangan tulangan pembagi, yang terbuat dari rangka hollow dengan jarak tiap 60 cm;
c. Rangka plafond yang sudah siap ditutup, digantung dengan root atau hollow dalam kondisl
lurus dan waterpas;
d. Gypsum yang sudah terpasang di compon dan dicat.
PASAL5
1. Persyaratan Umum
Sebelum pekerjaan finishing lantai dilakukan, Pemborong wajib mengadakan pengecekan
kembali peil lantal dan kemiringannya disesuaikan dengan gambar krja dan persyaratan teknis
yang sudah ditentukan.
2. Lingkup, pekerjaan meliputi semua tenaga kerja, penyediaan bahan, persiapan pemasangan,
pembersihan lantai yang akan dikerjakan dan pelaksanaan pemasangan.
PASAL 6
Sebelum memulai pekerjaan keramik, pelaksanaan harus lebih dahulu memahami bahwa semua
kegiatan yang bersangkut paut dengan pekedaan keramik ini harus didasarkan pada : spesifikasi,
risalah lelang (aanwijzing), gambar bestek yang dicap untuk pelaksanaan yang sebelumnya sudah
diperbandingkan dengan gambar kontrak, gambar kerja (shop drawinng), serta instruksi direksi harian.
1. PERSIAPAN
Mempelajari Gambar
Yang pertama-tama dilakukan untuk secara cepat dapat memahaml gambar adalah dengan
membuat sketsa denah bangunan keseluruhan dengan skala 1:100 yang menggambarkan :
posisl dinding yang akan dilapisi keramik, tebal finish dinding, letak kusen pintu/jendela, letak
sparing-spaning, jarak dinding as ke as.
Melengkapi sketsa di atas dengan data dari spesifikasi risalah lelang mengenai :
Spesifikasi bahan perekat; campuran, jenis, dan tebal spesi, jenis/dosis additive, serta
jenis pengisi Nat.
a. Membuat Perhitungan
Berdasarkan gambar dan spesifikasi dihitung keperluan bahan, tenaga dan alat yang akan
diperlukan.
Supaya pelaksanaan pekedaan tiap hari terarah dan dapat dimonitor hasilnya, perlu dibuat
bagan kerja harian yang merupakan sasaran (target) yang akan dicapal per hari. Tuliskan
volume, kapasitas dan mandays, tentukan durasi, hitung jumlah keperluan tenaga tukang per
hari, kemudian tentukan waktu mulai dan waktu selesai.
Denah ruangan
Bukaan dinding ruangan lengkap dengan potongan-potongan yang menunjukkan letak
finish dinding, hubungan. plafond dengan pasangan keramik dinding, lantai dengan
dinding. Dijelaskan juga mengenai pola keramik, lebar nat, posisi kusen pintu/jendela,
sparing, pipa listrik/alatalatnya, fire/alat-alatnya, sound system, security system, posisi
kaca muka.
b. Persiapan Pelaksanaan
Langkah terakhir sebelum betul-betul memulal pekerjaan plesteran adalah : penyortiran
bahan (menurut wama, ukuran, cacat), seleksi tukang, pembebasan lokasi, pemeriksaan
kebenaran sipatan yang ada, penerangan kerja, air keria, menyediakan penampung spesi
yang jatuh, kesiapan alat-alat kerja, menyediakan bak sampah dan alat pembersih.
2. PELAKSANAAN
Kerjakan plesteran kasar sesuai pedoman pelaksanaan, setebal batas garis finish dikurangi tebal
keramik dan adukan perekatnya.
Dari pembuatan shop drawing didapat pola pemasang keramik. Tarik benang untuk jalur
kepala arah vertikal 2 jalur selebar keramik, dan arah horizontal 2 jalur setinggi keramik
yang merupakan tempat dimulainya pemasangan keramik berdasarkan pola.
pemasangan.
Pasang jalur kepala keramik ke arah horizontal maupun vertikal dengan jarak maksimum
2 m atau kelipatan ukuran keramik mengikuti benang benang pertolongan. Untuk bidang
luar, pemasangan kepala arah vertikal-horisontal disesuaikan dengan batas
masing-masing lantai atau sesuai spek.
Pemasangan keramik tiap-tiap lapis agar mengikuti benang pertolongan dari kepala.
Semua pemasangan dilakukan dengan terlebih dahulu melekatkan spesi penempel (5-8
mm), sepanjang kurang lebih dari 1 m pada jalur keramik yang akan dipasang, kemudian
keramik satu persatu dilekatkan dengan menumbuk sehingga permukaan keramik
menjadi rata dengan tarikan benang.
Pengerokan nat sedalam tebal keramik dan bidang keramik langsung dibersihkan.
Setelah pasangan keramik berumur tiga hari atau sesuai spek,
dilaksanakan pengisian nat dengan pasta semen atau sesuai spek dan langsung
dibersihkan.
Pembersihan tempat kerja dilakukan setiap hari.
Sebelum pelaksanaan plesteran secara serentak dilaksanakan, dibuat contoh cara
pelaksanaan pada bidang tertentu dengan mengikuti prosedur di atas. Hasil yang telah disetujul
harus dipakai sebagai pedoman untuk pelaksanaan selanjutnya-
3. PEMANTAUAN (MONITORING)
Catat hasil kerja dan jumlah tenaga. kerja setiap hari, kernudian dievaluasi untuk perencanaan
hari berikutnya sesuai dengan formulir standar.
PASAL 7
1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi semua pekerja, peralatan dan bahan-bahan yang digunakan dan berhubungan untuk
pekerjaan sanitasi sesuai dengan gambar kerja dan RKS
Khusus untuk fitting-fitting, stop kran dan perlengkapan sanitasi fixture lainnya, pemborong harus
memberikan contoh sesuai yang ditentukan dalam RKS untuk disetujui Pemilik Proyek / pengawas
a. Pekerjaan perlengkapan sanitasi tidak dapat terlepas, dari pekerjaan mekanikal plumbing
2. Bahan-bahan
Sanitasi fixture harus, dilengkapi fitting-fitting, stop kran dan perlengkapannya
a. Barang yang dipakal adalah dari produksi TOTO atau setara dan mempunyai permukaan
yang halus, licin dan mengkilap dari bahan keramik
b. Perlengkapan sanitasi diantaranya sebagai berikut :
- Floor drain : SAN El dari bahan stainless steel dengan lobang
3. Pekerjaan Persiapan
a. Pada saat pekerjaan plesteran dilaksanakan, pemborong harus menentukan letak kelos-kelos
kayu untuk pemasangan kloset jongkok/duduk
b. Pernborong wajib memeriksa tempat-tempat yang akan dipasang perlengkapan sanitasi dan
memasang kelos-kelos kayu yang belum terpasang, memeriksa instalasi air yang akan
dihubungkan dengan perlengkapan saniitasi.
4. Pekerjaan Pelaksanaan
a. Perlengkapan sanitasi yang ditanam kelantai harus dengan cara yang baik sambungan-
sambungannya kokoh
b. Sambungan harus dilaksanakan dengan baik tanpa kebocoran
c. Pemasangan perlengkapan sanitasi harus rapih, tidak miring
d. Selesai pemasangan. perlengkapan sanitasi wajib dilaksanakan final test dan disaksikan
pengawas/Manager Konstruksi
e. Biaya pengujian, pemeriksaan dan kerusakan material adalah tanggung jawab pemborong
PASAL 8
1. Lingkup Pekerjaan
Pada bagian ini meliputi pengadaan dan. pemasangan bahan dan logam-logam arsitektur seperti
yang dijelaskan dalam gambar dan atas petunjuk Direksi
2. Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan ini harus mengikuti dan sesuai dengan standar sebagai berikut :
NI - 3 - 1970
SH - 0161 - 77
SIl - 0193 - 78
BS - 1387 - Steel tubes
3. Bahan-bahan
Pemborong harus menyerahkan contoh-contoh bahan yang akan digunakan, untuk mendapat
persetujuan dari Direksi.
4. Pengerjaan
Pengerjaan harus bertaraf kelas satu Semua bahan yang akan tampak bila memakai las, harus
diratakan dan. difinish sehingga sama dengan permukaan sekitamya. Semua pengikat-pengikat
lain seperti clip keeling dan lain-lain yang tampak, harus sama dalam finish dan wama dengan
bahan yang diikatnya.Lubang-lubang untuk baut dan sekrup harus dibor atau dipuch.
PASAL 9
1. Lingkup Pekerjaan Meliputl semua pekerjaan, peralatan dan bahan yang diperlukan untuk
pekerjaan kunci dan alat penggantung lengkap dengan accessoriesnya seperti tercanturn di
dalam gambar.
2. Bahan-bahan
a. Kunci 2 (dua) slag harus berkotak baja dengan finish akan ditentukan kemudian, baut-baut
dan ungkitnya harus dari kuningan. Tiap kuncl harus mempunyai 3 anak kunci yang
berselaput nikel dijadikan satu dengan ring dari kawat baja.
b. Type-type kunci harus sesual dengan fungsi ruangannya
c. Engsel dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk setiap daun pintu dengan menggunakan
sekrup kembang dengan warna yang sama dengan engselnya, jumlah engsel yang dipasang
harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu. Tiap engsel memikul beban
maksimum 20 kg.
3. Jenis Kunci
Normal key dipakai Sierra - Non master key system dipasang pada seluruh pintu.
4. Pelaksanaan
a. semua kuncl, engsel harus dilindungi dan dibungkus plastik atau tempat aslinya setelah
dicoba. Pemasangan dilakukan setelah bangunan selesai dicat.
b. Sekrup-sekrup harus cocok dengan barang yang dipasang, jangan memukul sekrup, cara.
pengokohan hanya diputar sampai ujung. Sekrup yang rusak waktu dipasang harus dicabut
kembali dan diganti
c. Engsel untuk pintu kayu dipasang 30 cm dari tepi atas dan bawah, sedangkan engsel ketiga
dipasang di tengah-tengah
d. Semua kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu dipasang setinggi
90 cm dari lantal atau sesuai gambar.
PASAL 10
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Lingkup pekerjaan
Pengecatan dinding dilakukan. pada bagian luar dan dalam serta pada seluruh detail yang
disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar.
2. Bahan bahan
a. Semua bahan cat yang digunakan adalah : Produk Delux atau setara.
Cat dinding luar/ exterior Delux :
2 jam
jam
b. Sifat-sifat umum
- Tahan terhadap pengaruh cuaca
- Tidak berbau
c. Cat yang digunakan berada. dalam kaleng yang masih disegel dalam kemasan 5 kg: atau 25
kg, tidak pecah atau bocor dan mendapat persetujuan Pemilik Proyek atau Manager
Konstruksi. Pengiriman cat harus disertakan sertifikat dan agen/distributor yang menyatakan
bahwa cat yang dikirim dijamin keasliannya. Pemborong bertanggung jawab, babwa warna
dan bahan cat adalah tidak palsu dan sesual dengan RKS.
d. Warna
Selambat-lambatnya 2 (dua) mInggu sebelum pekerjaan pengecatan, pemborong
mengajukan daftar bahan pengecatan kepada Manager Konstruksi.
Pemborong menyiapkan bahan dan bidang pengecatan untuk dijadikan contoh, atas biaya
pemborong. Pencampuran wama atau pemesanan dan pembuatan warna khusus harus
disiapkan dari pabrik dan memiliki sertifikat laboratorium untuk pembuatan dan
pencampurannya.
e. Pekerjaan Persiapan
Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan, pekerjaan langit-langit dan lantai telah selesai
dikerjakan.
- Dinding atau bagian yang akan dicat telah selesai dan disetujui oleh Manager
Konstruksi
- Menunggu keringnya dinding atau baglan yang akan dicat karena masih basah dan
lembab
Pemborong harus mengatur waktu sedemikian rupa sehingga. terdapat urutan-urutan yang
tepat mulai dari pekerjaan dasar sampai dengan pengecatan akhir.
Semua pekerjaan pengecatan harus menglkuti petunjuk dari pabrik pembuat cat tersebut.
f. Pekerjaan Pengecatan
Pengecatan tembok luar atau tembok dalam
Tembok yang akan dicat harus mempunyal cukup waktu untuk mengering, setelah
permukaan tembok kering maka persiapan dilakukan dengan membersihkan
permukaan tembok tersebut terhadap pengkristalan/pengapuran (efflorescene) yang
biasanya terdapat pada tembok baru, dengan amplas kemudian dengan lap sampai
benar-benar bersih.
PASAL I I
1. Lingkup pekerjaan
Termasuk material, tenaga keria, peralatan dan hal lain seperti transportasi yang diperlukan untuk
mendapatkan hasil yang baik.
2. Persyaratan bahan
a. Jenis genteng adalah genteng keramik Mutu, motif dan warna disetujui direksi.
b. Genteng harus memiliki ukuran yang sama, kedap air, permukaannya licin untuk
memperlancar mengalirnya air,
c. Presisi rapat hubungannya satu sama lain tidak melintir ke berbagal arah.
3. Peralatan penunjang
- Alat Bantu; steger dan benang.
4. Cara pelaksanaan
Genteng harus terletak pada pasangan reng yang lurus dan waterpas;
PASAL 12
PEKERJAAN WATERPROOFING
1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi dak beton, lantal KM, serta bagian-bagian yang dinyatakan
dalam gambar.
2. Persyaratan bahan
Bahan harus sesuai dengan standar yang ditentukan seperti NJ-3, ASTM-828, ATME,
TAPP-1-083 dan 407.
Jenis bahan yang digunakan Bituthene Sheet 2000 untuk talang plat atap dan plat atap.
Memiliki karakteristik fisik, kimiawi dan kepadatan yang merata serta konstan. Kedap air dan
uap termasuk pada bagian yang overlap. Perlindungan terhadap waterproofing menggunakan
screed (perbandingan I PC:3 PSR).
3. Persyaratan Pelaksanaan
Persiapan Permukaan
Permukaan plat beton yang akan diberi lapisan waterproofing harus benar-benar bersih,
bebas dari minyak, debu serta tonjolan-tonjolan tajam yang permanen dari tumpahan atau
cipratan aduk dan dalam kondisi kering (baik dalam arti kata kering leveling screed maupun
kering permukaan).
Semua pertemuan 90 derajat atau sudut yang lebih tajam harus dibuat tumpul, yaitu menutup
sepanjang sudut tersebut dengan aduk kedap air I PC:3 PSR atau seperti tercantum dalam
gambar kerja.
Dalam leveling screed digunakan campuran kedap air I PC:3PSR dibentuk menggunakan
benang waterpas. arah kemiringannya (Arah kemiringan menuju ke lubang-lubang talang dan
floordrain sebesar 1 derajat)
Khusus lapisan screed pada bagian atap dan talang beton harus menggunakan tulangan
susut finemesh yang terpasang di tengah ketebalan screed dan dipasang harus didatarkan
terlebih dahulu sehingga tidak melengkung.
Screed dipasang mengikuti pola-pola yang sudah tertentu dan diratakan permukaannya
(dihaluskan) dengan menggunakan roskam, digosok sedemikian rupa dengan roskam tadi
sehingga gelembung-gelembung udara yang terperangkap di dalam adukan screed dapat
keluar.
Dalam kondisi setengah kering, screed tadi langsung ditaburi semen sambil digosok lagi
dengan roskam besi sehingga merata. Setelah lapisan screed kering, tidak boleh diaci.
Setelah kering udara kurang lebih 24 jam, screed baru ini harus dilindungi dari kemungkinan
pecah-pecah rambut dengan jalan menutupi permukaan atasnya dengan goni-goni rami yang
sudah dibasahi air terlebih dahulu dan dijaga kondisi basahnya.
Waktu yang diperlukan untuk keringnya screed ini minimal tujuh (7) hari dalam kondisi cuaca
cerah. Untuk cuaca buruk (hujan tidak termasuk dalam perhitungan waktu pengeringan
screed),
Lapisan Waterproofing
Lapisan Waterproofing harus dipasang mulai dari titik terendah ke arah titik tertinggi.
Overlap antara lapisan minimum 65 mm dan/ atau sesuai spesifikasi pabrik.
Pemasangan langsung dari gulungan dengan seksama merata, ditekan dengan roller secara
menerus sehingga tidak terdapat gelembung udara. Roller mempunyal berat kira-kira 35 kg.
Dan lebar 70 cm. Di atas sepanjang delatasi, pelapisan waterproofing dua kali.
Pelaksanaan waterproofing ini, harus dilindungi dari sengatan matahari dengan
menggunakan tenda-tenda.
Waterproofing yang sudah dipasang tidak boleh terinjak-injak apalagi oleh sepatu. atau alas
kaki yang tajam. Kontraktor harus melindungi dan melokalisir daerah yang sudah terpasang
waterproofing ini.
RENCANA KERJA DAN SYARAT WATERPARK GRAND ZAMZAM
44
Pada daerah listplank beton, waterproofing harus dipasang mengikuti bentuk listplank.
Kontraktor harus menghentikan pekerjaan apabila teriadi huian dan melanjutkan kemball
setelah lokasi benar-benar kering.
Baglan darl lapisan waterproofing di atas kebocoran disobek secukupnya. Lekatnya potongan
lapisan waterproofing baru. sejauh minimal 150 mm ke segala arah dihitung dari celah/
sobekan.
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pengujian, dan permukaan harus kering betul.
Lapisan Pelindung
a. Kabel daya. tegangan rendah yang dipakal adalah berdasarkan ukuran dan type yang
sesuai dengan gambar. Kabel daya tegangan rendah ini harus sesual standar SIl atau standar PLN.
Type panel adalah tertutup (metal enclosed), wall mounting, lengkap dengan semua
komponen-komponen pasangan dalam panel sesuai gambar rencana.
b. Accessories
Bus bar, terminal-terminal, isolator switch dan perlengkapan lainnya harus sesuai SNI dan
dipasang di dalam panel dengan kuat dan tidak boleh ada bagian yang bergetar.
4. Saklar Dinding
Saklar seri merk Broker/setara
5. Kabel Instalasi
Kabel instalasi penerangan dan instalasi stop kontak harus sesuai dengan standar PLN, kabel inti
dari tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYA/NYM).
Kode warna insulasi kabel harus menglkuti ketentuan PUIL sebagai berikut:
Fasa 1 merah
Fasa 2 kuning
Fasa. 3 hitam
Netral biru
Tanah (ground) hijau - kuning
Merek kabel Kabelindo, Kabel metal, Supreme / standar PLN
Adalah pipa PVC kelas AW, elbow, socket, Junction box, clamp dan accessories lainnya harus
sesual yang satu dengan lainnya, yaitu tidak kurang dari ¾”. Pipa fleksible harus dipasang untuk
melindungi kabel antara kotak sambung (Junction box) dan amature lampu. Sedangkan pipa
untuk instalasi penerangan dan. stop kontak menggunakan pipa PVC.
7. Lain-lain
Pengetesan
b. Semua tenaga, bahan dan perlengkapannya yang perlu untuk testing tersebut merupakan
tanggung jawab Pemborong. Termasuk peralatan khusus yang perlu untuk testing dari
seluruh sistim ini, seperti dianjurkan oleb pabrik, harus disediakan Pemborong.
c. Semua pengetesan dan atau. pengukuran tersebut harus disaksikan oleh team pelaksana.
pembangunan.
PASAL 2
1. Panel tegangan rendah harus mengikuti standar VDE/DIN dan juga harus
menglkuti peraturan IEC dan PUIL
2. Panel-panel harus dibuat dari plat besi tebal 2 mm dengan rangka besi dan seluruhnya harus
dizinchromat dan di duco 2 kali dan harus dipakai cat dengan cat bakar, warna, dan cat akan
ditentukan kemudian oleh pihak pemberi kerja. Pintu dari panil-panil tersebut harus dilengkapi
dengan master key.
3. Konstruksi dalam panel-panel serta. letak dari komponen-komponen dan sebagainya harus diatur
sedemikian rupa, sehingga bila perlu dilaksanakan perbaikan-perbaikan,
penyambungan-pmyambungan komponen-komponen dapat mudah dilaksanakan tanpa
mengganggu komponen-komponen lainnya
4. Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdin' dari 3 busbar phase4 R-S-T, 1 busbar
neutral dan 1 busbar untuk grounding. Besarnya busbar diperhitungkan untuk besarnya arus yang
RENCANA KERJA DAN SYARAT WATERPARK GRAND ZAMZAM
48
akan mengalir dalam. busbar tersebut tanpa menyebabkan suhu yang lebih dari 65 o C. Setiap
busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN, lapisan yang dipergunakan untuk
memberi warna busbar dan saluran harus dari jenis yang tahan terhadap kenaikan suhu yang
diperbolehkan
5. Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak tahan getaran, untuk
Amphere meter dan. volt meter dengan ukuran 96 x 96 mm dengan skala linier dan ketelitian I %
dan bebas dari pengaruh induksi serta ada sertifikat tera dari LMK/PLN (mimimum 1 buah untuk
setiap Jenis alat ukur).
6. Ukuran tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluan sesuai dengan yang
disetujui oleh pengawas
7. Komponen-komponen pengaman yang dapat dipakai adalah:
a. MCCB
- Frequency 50 Hz
- Breaking capacity 5 KA
a. Ampermeter
b. Voltmeter
c. Frequency meter
PASAL3
1. Kabel-kabel yang akan dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan min.0,6 KV dan 0,5 KV
untuk kabel NYM
2. Pada prinsipnya kabel-kabel daya yang dipergunakan adalah jenis kabel NYM dan NYY
3. Sebelum dipergunakan kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan persetujuan terlebih
dahulu pada pengawas
PASAL 4
1. Kawat grounding dapat dipergunakan kawat telarijang (BC = Bare Copper Conductor)
2. Besarnya kawat grounding yang dapat dipergunakan minimal berpenampang sama dengan
penampang kabel masuk (incoming feeder) untuk penampang kabel lebih kecil dari 50 MM2 , atau
sesuai gambar
3. Nilai tahanan grounding system untuk panel-panel adalah maximum 2 ohm, diukur setelah tidak
turun hujan selama 3 hari berturut-turut.
PASAL1
INSTALASI PLUMBING
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan meliputi pengadaan, pemasangan, penyetelan dan pengujian dari semua
peralatan/material seperti yang disebutkan dalam spesifikasi ini, maupun pengadaan dan
pemasangan dan peralatan/material yang kebetulan tidak tersebutkan, akan tetapi secara. umum
dianggap perlu agar dapat diperoleh sistim instalasi air bersih dan instalasi air kotor yang baik,
dimana setelah diuji, dicoba. dan disetel dengan teliti siap untuk dipergunakan.
Pedoman dasar teknis yang dipakai pada prinsipnya adalah PEDOMAN PLUMBING INDONESIA
1979.
- Pemasangan pipa untuk system sirkulasi air pada setiap konten wahana lengkap dengan
sambungan-sambungan sesuai dalam gambar.
- Pemasangan pipa PVC untuk instalasi pipa vent yang dihubungkan derigan pipa tegak air
kotor maupun pipa tegak air bekas, serta pemasangan vent out pada puncak pipa. vent tegak.
2. Bahan/Material
- Semua bahan/material yang digunakan/dIpasang harus dari jenis material berkualitas. baik,
dalam keadaan baru (tidak dalam keadaan bekas pakai/ rusak/afkir), sesuai dengan mutu dan
standar yang berlaku (SII) atau standar internasional seperti BS, JIS, ASA, DIN atau yang
setaraf
- Pemborong bertanggung jawab penuh atas mutu dan kualitas material yang akan dipakai,
setelah mendapat persetujuan pengawas/Direksi.
o Bahan/material pipa untuk distribusi air bersih adalah GIP pipe, Pipa dan fitting yang
digunakan harus mengikutl standar SII dan harus disertai sertifikat hasil pengujian
o Katup-katup (valve) untuk ukuran lebih kecjl atau sama dengan 50 mm dibuat danri bahan
kuningan dengan system penyambungan menggunakan ulir /screwed, sedangkan yang
lebih besar dari 50 mm dibuat dari bahan GIP, dengan system sambungan ulir
o Penggantung pipa. (hanger) dan penjepit pipa (klem) harus dari bahan metal yang
digalvanis.
- Pemasangan
o Untuk sambungan yang menggunakan ulir harus memiliki spesifikasi panjang ulir
o Sebelum dilakukan penyambungan, baglan yang berulir harus dibersihkan terlebih dahulu
dari kotoran-kotoran yang melekat
o Setiap pemasangan katup yang menggunakan ulir harus digunakan sepasang water
moer (union coupling) untuk mempermudah pekerjaan pemeliharaan
o Semua ujung yang terakhir, yang tidak dilanjutkan lagi harus ditutup dengan dop/plug
atau blank flanged
o Pipa-pipa harus diberi penyangga, pipa-pipa tegak yang menempel sepanjang kolom atau
dinding dan pada setiap percabangan atau belokan harus diberi pengikat (klem).
o Penyangga pipa harus dipasang pada lokasi-lokasi yang ditentukan
o Apabila lokasi penggantung pipa berhimpitan dengan katup, maka penyangga tersebut
harus digeser dari posisi tersebut dengan catatan pipa tidak akan melengkung apabila
katup tersebut dilepas.
o Pipa-pipa induk dan distribusi harus ditest dengan tekanan hidrostatik sebesar 8 kg/cm2
dan dalam waktu minimum 8 jam, tekanan tersebut tidak turun/nalk serta tidak terjadi
kebocoran
o Instalasi yang hasil testnya tidak baik, segera diperbaiki. Biaya pengetesan, alat-alat yang
diperlukan dan biaya perbaikannaya ditanggung oleh pemborong
o Pipa-pipa yang ada di atas langit-langit, sepanjang kolom, dinding dan pada
tempat-tempat yang terlihat harus dicat dengan wama sebagal berikut:
- Pipa air bersih dengan warna biru
o Sebelum air bersih dipakai, maka air yang ada dalam pipa dibuang dulu, kemudian sistim
pemipaan diisi dengan larutan yang mengandung 50 mg/I Chloor dan didiamkan selama
24 jam. Setelah 24 jam sistim dibilas dengan air bersih sampai kadar sisa Chloor 2 mg/l.
- Tanki Air Atas (Roof Tank)
Tanki air atas dibuat dan bahan Fiber Glass Reinforced Plastic (FRP), dipasang 1 buah
dengan kapasitas 5000 It. Type tanki yang digunakan adalah vertical type, dilengkapi dengan
lubang inlet, outlet, drain, manhole dan ventilasi. Tanki ditempatkan pada dudukan yang kuat,
konstruksi beton besi WF
dibersihkan terlebih dahulu, bebas dari kotoran, air dan lain-lain. Solvent cement harus
merata pada bagian permukaan yang akan disambung
b. Pemasangan
Sambungan-sambungan antara pipa PVC, diberi solvent cement darl kualitas balk yang disetujui
oleh pengawas/Direksi
Pada pipa vent, semua ujung pipa atau fitting yang terakhir tidak dilanjutkan lagi harus
ditutup dengan dop atau plug dari bahan material yang sama.
Pipa PVC untuk saluran air kotor dan limbah manusia yang tertanam harus diberi pondasi
bantalan beton I pc + 3 ps + 5 krI pada setiap Jarak 3 m, pondasi ini juga dipasang pada
bagian sambungan pipa percabangan dan belokan.
Pipa tegak (riser) harus diberikan bantalan beton pondasi pada bagian pertemuan antara
pipa tegak dan datar di lantai dasar
Pipa-pipa sebelum disambungkan ke fixture harus ditest dahulu terhadap
kebocoran-kebocoran.
Instalasi yang hasil testnya tidak balk, segera diperbaiki. Biaya pengetesan, alat-alat yang
diperlukan dan blaya perbalkan ditanggung pemborong.
Penanaman pada tembok harus ditutup oleh pekeriaan finishing
Plpa-pipa harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak ada hawa busuk keluar, dan
tidak ada rongga-rongga udara, letaknya harus lurus. Untuk pipa air kotor mendatar yang
berukuran lebih besar dari 80 mm harus dibuat kemiringan minimal I % (satu persen), dan
pipa yang berukuran lebih kecil atau sama dengan 80 mm harus dibuat kemiringan
minimal 2 % (dua persen). Pipa limbah manusia harus dipasang dengan kemiringan
minimal 2 % (dua persen)
Pada Ujung buntu dilengkapi dengan lubang pembersih (clean out) dengan ukuran
diameter 50 mm atau 80 mm,
Ujung-ujung pipa dan lubang-lubang harus didop/plug selama pemasangan, untuk
mencegah kotoran masuk ke pipa.
Hubungkan pipa outlet dari instalasi pompa penekan ke pipa input instalasi bangunan.
Pengetesan dilaksanakan dengan cara bagian demi bagian dari panjang pipa maksimal
50 meter atau atas petunjuk Pengawas/Direksi
Setelah selesai hubungan antara pipa instalasi bangunan dan alat pompa penekan, kran
yang berhubungan ke instalasi diseluruh posisi ditutup dengan plug sesual dimensi kran
Pipa instalasi stap ditest, pompa penekan dijalankan sampai pressure gauge
menunjukkan tekanan 8 kg/cm2 atau atas petunjuk pengawas/ Direksi
Tekanan 8 kg/cm2 ini harus tetap berlangsung selama 8 jam terus menerus (atau atas
petunjuk pengawas/Direksi) tidak ada penurunan, kecuali akibat perubahan cuaca
Untuk pemeriksaan tekanan bias dibuat daftar, dalam daftar ini tercantum tekanan
per-jam maupun keadaan cuaca pada saat uji tekan dilakukan
Sesuai penguiian, sebelum pipa instalasi air bersih siap dipakai, maka pipa diisi larutan
yang mengandung 50 mg Chloor/lIter, dan didiamkan selarna 24 jam. Setelah itu pipa
instalasi dibilas dengan air bersih sampai kadar sisa. chloor 2 mg/I
Test dilakukan dengan cara mengisi sistim, pipa, dengan air dan salah satu ujungnya.
Pada bagian ujung-ujung lainnya ditutup dan air harus mencapal elevasi yang paling atas.
Demikian seterusnya baglan demi baglan sampai meliputi seluruh system
Air di dalam pipa yang dimaksud ditahan sampai 8 jam. Penurunan permukaan air
maximal yang diperbolehkan adalah 10 cm
Setelah pengujian selesai system pipa harus dibersihkan dari segala kotoran yang
mungkin ada.
PASAL 2
1. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan jalur instalasi pipa hydrant dibawah tanah Ø 150 mm, Ø 100 mm, dan Ø 65 mm
Pernasangan pipa penyambungannya dengan sistim las
2. Pelaksanaan
Sambungan pipa digunakan sambungan las (welded Joint) dengan menggunakan elektroda. las
yang berkualitas baik
Pada penyambungan Pipa dengan menggunakan flens perlu dilengkapi dengan ring type
gasket untuk menjamin sambungan terhadap kebocoran
Pelaksanaan water proofing terhadap kebocoran sebelum, pemasangan dan pada
pelaksanaan pekerjaan penyambungan
Pipa-pipa diharuskan ditest terhadap kebocoran , pengetesan harus diketahui dan disetujui
pengawas/Direksi
Apabila pada. waktu pengetesan diketahui ada. kegagalan pada. salah satu sistim, maka.
biaya. penggantian peralatan dan biaya perbaikan menjadi tanggung jawab, pemborong
Sebelum pekerjaaan dimulal pemborong harus menyerahkan daftar dan brosur-brosur
material/peralatan yang akan dipasang
Instalasi pipa harus dilengkapi dengan penggantung pipa, penyangga dengan jarak tertentu
dan memenuhi syarat
Commissioning dan testing dari peralatan yang terpasang wajib dilaksanakan untuk
mengetahui bahwa pekerjaan pemasangan peralatan sudah baik dan benar
Prosedur pengujian
Setelah selesal hubungan antara pipa instalasi bangunan dan alat pompa penekan, Kran
yang berhubungan ke instalasi seluruh posisi ditutup dengan plug sesual dimensi kran
Pipa instalasi siap ditest, pompa penekan dijalankan sampai pressure gauge menunjukkan
angka 10 kg/cm2, atau atas petunjuk pengawas/Direksi
Angka 10 kg/cm2 ini harus tetap berlangsung selama 8 jam terus menerus (atau atas petunjuk
pengawas/Direksi) dan tidak ada penurunan, kecuali karena perubahan cuaca
Untuk pemeriksaan tekanan dibuatkan daftar, dalam daftar itu tercantum tekanan per-jam
maupun keadaan temperatur pada saat test pipa dilakukan
Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan struktur
atap berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan anti karat. Rangka batang berbentuk
segitiga, trapesium dan persegi panjang yang terdiri dari :
3. Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan.
4. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur rangka kuda-
kuda (truss), balok tembok (top plate/murplat), reng, sekur overhang, ikatan angin dan
bracing (ikatan pengaku).
5. Pemasangan jurai dalam (valley gutter).
4. Accesories atap.
Modulus geser
80.000 Mpa
Lapisan anti karat
Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi, dua jenis lapisan anti
karat (coating):
Galvanised (Z220)
Pelapisan Galvanised
Kelas Z22
Pelapisan Zinc-Aluminium
Jenis Hot-dip-allumunium-zinc
Kelas AZ100
Chanel Reng
Multigrip ( MG )
Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top plate) berfungsi untuk
menahan gaya lateral tiga arah, standart teknis sebagai berikut:
Galvabond Z275
Talang Jurai Dalam (Valley Gutter), Pertemuan dua bidang atap yang membentuk sudut
tertentu, pada pertemuan sisi dalam harus manggunakan talang dalam (Valley Gutter)
untuk mengalirkan air hujan. Ketebalan material jurai dalam minimal 0,45 mm dengan
Baut menaik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat sambung antar
elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi, spesifikasi screw
sebagai berikut: Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 2
3. Accesories atap.
Persyaratan Pra-Konstruksi
Persyaratan Pelaksanaan
1. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus dilaksanakan
sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi khusus perhitungan baja
ringan sesuai dengan standar perhitungan mengacu pada standar peraturan yang
berkompeten.
2. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan desain sistem rangka atap.
5. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang dipakai
untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak konsultan ataupun tenaga
ahli berhak meminta informasi mengenai reaksi-reaksi perletakan kuda-kuda.
6. Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah genteng yang akan
dipakai sebagai penutup atap, agar pihak penyedia konstruksi baja ringan dapat
memasang reng dengan jarak yang setepat mungkin, dan penyediaan genteng tersebut
sudah harus ada pada saat kuda-kuda tiba dilokasi proyek
7. Jaminan Struktural yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi
ketentuan maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Baja Ringan,
meliputi kuda-kuda, pengaku-pengaku dan reng.
8. Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan Peraturan
Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan-persyaratan seperti yang
tercantum pada “Cold formed code for structural steel”(Australian Standard/New Zealand
Standard 4600:1996) dengan desain kekuatan strukural berdasarkan ”Dead and live
loads Combination (Australian Standard 1170.1 Part 1) & “Wind load”(Australian
Standard
1170.2 Part 2) dan menggunakan sekrup berdasarkan ketentuan “Screws-self drilling-for
the building and construction industries”(Australian Standard 3566).
Dalam pelaksanaan suatu proyek diperlukan adanya suatu oganisasi pelaksanaan yang
merupakan tata kerja untuk menunjang keberhasilan proyek. Organisasi dalam arti badan
dapat didefinisikan sebagai kelompok orang yang bekerjasama dalam suatu kelompok-
kelompok kerja yang saling terkait, bertanggung jawab dan bekerjasama secara harmonis
untuk mencapai tujuan tertentu.
Organisasi merupakan komponen yang sangat penting dalam pengendalian dan
pelaksanaan proyek. Suatu organisasi proyek yang baik harus mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
a) Terjadi hubungan yang harmonis dalam kerjasama.
1. PEMILIK PROYEK
a. Menunjuk dan mengangkat wakilnya bagi kebutuhan perencanaan dan pelaksanaan, dalam
hal ini mengangkat kontraktor pelaksana, pengawas proyek yang telah terpilih melalui
sistem lelang.
b. Mengesahkan keputusan yang menyangkut biaya, mutu dan waktu pelaksanaan
b. Menyelesaikan perselisihan menyangkut proyek yang terjadi antara bawahannya dengan
pihak pemborong.
c. Menyediakan dan mengusahakan pendanaan bagi kontraktor pelaksana
d. Memberikan keputusan terhadap perubahan waktu pelaksanaan dengan memperhatikan
pertimbangan yang diberikan oleh konsultannya.
Konsultan Perencana
a. Konsultan perencana mempunyai kewajiban atau tugas yang merencanakan suatu
rencana dalam perencanaan struktur, arsitektur, dan mekanikal / elektrikal, dengan
ketentuan yang diinginkan oleh pemilik proyek.
b. Adapun tugas atau kegiatan dari konsultan perencana sebagai berikut :
Konsultan Pengawas
a. Konsultan pengawas adalah suatu organisasi atau perorangan yang bersifat multi disiplin
yang bekerja untuk dan atas nama Pemilik Proyek (owner). Pengawas harus mampu
bekerjasama dengan Konsultan Perencana dalam suatu proyek.
b. Pengawas Proyek mempunyai kegiatan sebagai berikut :
c. Melakukan pengawasan berkala serta memberikan pengarahan, petunjuk dan penjelasan
kepada pelaksana konstruksi dan meneliti hasil-hasil yang telah dikerjakan.
d. Memberi rekomendasi progress report pekerjaan pelaksana untuk meminta dana kepada
Pemilik Proyek (owner) guna membiayai pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.
e. Memberikan teguran dan atau peringatan kepada pelaksana konstruksi apabila dalam
pelaksanaan pekerjaan terjadi penyimpangan dari spesifikasi dan gambar-gambar teknis.
f. Mempersiapkan, mengawasi dan melaporkan hasil pelaksanaan proyek kepada Pemilik
Proyek (owner).
Kontraktor
a. Kontraktor pelaksana adalah perusahaan berbadan hukum yang bergerak dalam
bidang pelaksanaan pemborongan. Berupa perorangan maupun badan hukum baik
pemerintah maupun swasta. Yang telah ditetapkan dari pemilik proyek serta telah
menandatangani Surat Perjanjian Kerja (SPK). Kontraktor pelaksana ini bekerja
dengan mengacu pada gambar kerja (bestek), rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
yang telah disusun sebelumnya. Adapun kegiatan dari Kontraktor Pelaksana yaitu :
b. Melaksanakan semua kesepakatan yang ada dalam kontrak kerja, baik dari
segi schedulingpelaksanaan maupun masa pemeliharaan.
c. Mematuhi dan melaksanakan segala petunjuk yang diberikan oleh Direksi.
d. Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor pelaksana harus membuat dan menyerahkan
gambar kerja (shop drawing) serta metode kerja.
e. Menyediakan tenaga kerja, bahan, perlengkapan dan jasa yang diperlukan sesuai
dengan spesifikasi teknis dan gambar yang telah ditentukan dengan memperhatikan
;
biaya pelaksanaan,
waktu pelaksanaan,
kualitas pekerjaan,
kuantitas pekerjaan dan
keamanan kerja.
Membuat laporan harian, mingguan dan bulanan yang diserahkan kepada
Direksi.
Bertangung jawab atas kualitas dan mutu pekerjaan.
Membayar ganti rugi akibat kecelakaan yang terjadi pada waktu pelaksanaan
pekerjaan.
Berhak menerima sejumlah biaya pelaksanaan pekerjaaan yang telah selesai
dari pemberi tugas dengan kesepakatan yang tercantum dari kontrak kerja.
Kontraktor Pelaksana perlu menyusun sebuah struktur orgnisasi yang
didalamnya tercantum alur-alur pemberian perintah kerja atau tugas pada
masing-masing jabatan untuk bekerja dengan maksimal dan tidak
terjadi overlapping tanggung jawab. Untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan, kontraktor pelaksana dibantu oleh sub-sub kontraktor yang
ditunjuk oleh kontraktor pelaksana yang berupa perorangan maupun badan
hukum.
3. Site Engineer
Site engineer adalah wakil dari site manager. tugasnya adalah memimpin jalannya pekerjaan
dilapangan dengan memanfaatkan dan mengoptimalkan semua sumber daya yang ada untuk
dapat memenuhi persyaratan mutu, waktu dan biaya yang telah ditetapkan. Selain itu juga
bertanggung jawab atas permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan suatu proyek serta
berkewajiban untuk memberikan laporan pekerjaan secara berkala.
5. Logistik
Yaitu bertugas sebagai pengadaan barang dan pengawasan material bahan bangunan,
termasuk di dalamnya adalah membuat jadwal pengadaan dan pemakaian bahan dan
peralatan proyek.
Bagian ini juga bertugas untuk menyediakan pembelian bahan dan peralatan yang telah
diputuskan oleh koordinator pelaksana sesuai dengan jadwal pengadaan. Logistik dan
peralatan juga perlu menyusun suatu sistem administrsi tentang penerimaan,
penyimpanan,dan pemakaian barang.
6. Pelaksana (Supervisor)
Pelaksana mempunyai wewenang dan tanggung jawab mengenai masalah-masalah teknis
dilapangan serta mengkoordinasi pekerjaan-pekerjaan yang menjadi bagiannya. Pelaksana
mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut:
a. Mengawasi dan mengkoordinasi pekerjaan para pelaksana dilapangan dan mencatat
semua prestasi pekerjaan untuk dilaporkan kepada site manager
b. Mengawasi metode pelaksanaan dilapangan untuk menghindarkan kesalahan
pelaksanaan
c. Bertanggung jawab kepada site manager terhadap pelaksanaan pekerjaan diproyek
7. Surveyor
Tugas pelaksana pengukuran adalah mengadakan pengukuran di lapangan dengan
menggunakan alat theodolit maupun water pass untuk menentukan as-as bangunan proyek
yang akan dikerjakan.
8. Drafter
Tugas dan tanggung jawab drafter adalah:
a. Membuat shop drawing yang siap dilaksanakan dengan dikoordinasi oleh pelaksana
b. Menyiapkan gambar dari revisi desain dan detail desain yang dibutuhkan untuk kegiatan
pelaksanaan dilapangan
c. Menghitung volumen berdasarkan data lapangan dan melaporkan pada administrasi
teknik
d. Menjaga peralatan gambar yang digunakan dalam kondisi bagus
9. Gudang
Tugas seorang pengawas gudang adalah:
a. Menyimpan dalam gudang dan membukukan bahan bangunan yang datang
b. Menjaga atau memelihara keawetan bahan yang ada dalam gudang
c. Bertanggung jawab keluar masuknya bahan bangunan yang diminta oleh bos borong
setelah diketahui oleh pelaksana lapangan
d. Menghitung dengan benar barang yang keluar dan masuk
e. Bertanggung jawab kepada logistik
10. Peralatan
Bagian peralatan merupakan bagian yang berperan dalam persiapan peralatan yang akan
digunakan dalam pembangunan suatu proyek dan bertanggung jawab atas pemeliharaan
peralatan yang ada agar peralatan selalu siap sehingga tidak menghambat proses pekerjaan.
11. Sopir
Tugas dari seorang sopir adalah :
a. Mengantarkan pimpinan proyek dan pimpinan lainnya untuk kepentingan proyek
b. Mengantarkan logistik dalam pembelian barang
c. Menjamin kelancaran transportasi yang dibutuhkan proyek
d. Bertanggung jawab kepada administrasi proyek
1. Perijinan
Merupakan pengajuan / permintaan ijin untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang sudah siap
untuk dikerjakan baik kesiapan alat, bahan maupun tenaga kerja. Jika kesiapan telah
memenuhi syarat yang telah ditentukan, maka Owner baru bisa menyetujui pekerjaan
tersebut untuk dapat dilaksanakan.
2. Pelaksanaan
Menuntut pemahaman terhadap pekerjaan yang akan maupun yang sedang dilaksanakan
agar dapat menghindari kesalahan pengerjaan. Untuk itu pelaksana diharapkan dapat
memahami gambar-gambar konstruksi perencanaan dengan baik dan menggunakan metode
yang tepat dalam pelaksanaan pekerjaan.
3. Pengawasan
Di dalam pelaksanaan pekerjaan, pengawasan yang cermat wajib dilaksanakan guna
menjamin keberhasilan suatu proyek. Dengan pengawasan yang baik dapat dihindari
kesalahan-kesalahn yang merugikan. Pengawasan dalam hal ini dilakukan oleh konsultan
pengawas sebagai pengawas dan pengendali proyek.
4. Pengendalian (Controlling)
Pengendalian proyek dilakukan dengan pengawasan dan pemantauan lansung selama masa
pelaksanaan proyekmelalui rapat koordinasi dengan tujuan untuk mengoptimalkan kerja
seluruh unsur yang terlibat didalam proyek. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara yaitu
:
a. Time Scheduling
Time scheduling merupakan uraian pekerjaan dari awal hingga akhir pekerjaan secara
global.Time scheduling ini disusun berdasarkanurutan langkah-langkah kerja dengan net
work planning.Masing-masing pekerjaan ini diatur dengan sedemikian rupa dengan
memperhatikan urutan pekerjaan, pengaturan waktu, tenaga, peralatan dan material
RENCANA KERJA DAN SYARAT WATERPARK GRAND ZAMZAM
70
agar dapat tercapai suatu pekerjaan yang baik dan lancar. Dari time schedule ini diberi
bobot masing-masing, sehingga dapat diperoleh kurva “S”.
b. Pelaporan
Pelaporan adalah kegiatan yang telah dilaksanakanyang meliputi jenis pekerjaan yang
dilakukan, kuantitas atau volume pekerjaan, serta hal-hal yang bersifat non teknis seperti
halnya keadaan cuaca pada saat pelaksanaan pekerjaan.
Pelaporan pada Proyek Pembangunan Rumah Tinggal ini dapat dibedakan menjadi 3 bagian yaitu,
meliputi :
1. Laporan Harian ( Daily Report )
Laporan harian ini dibuat setiap hari secara tertulis dengan ditandatangani oleh pihak kontraktor
utama dan pihak dari konsultan pengawas. Laporan harian berisikan antara lain :
· Waktu dan jam kerja
· Pekerjaan yang telah dilaksanakan pada hari yang bersangkutan
· Keadaan cuaca
· Bahan yang masuk kelapangan
· Peralatan yang tersedia dilapangan
· Jumlah tenaga kerja
· Hal-hal yang terjadi dilapangan
Dengan adanya laporan harian ini, maka kegiatan proyek yang ada dilapangan dapat dipantau
dengan baik setiap harinya.
yang telah dicapai pada minggu ini kemudian dibandingkan dengan prosentase pekerjaan yang
telah dicapai pada minggu yang bersangkutan, maka akan diketahui prosentase keterlambatan
atau kemajuan yang diperoleh. Laporan mingguan ini merupakan realisasi dan time
schedule yang berupa kurva ”S”.
a. Gambar Kerja
Rencana gambar kerja yang telah dibuat masih perlu dijelaskan dengan gambar dan detail agar
memudahkan pelaksanaannya dan menghindari kesalahan serta memperlancar jalannya
pelaksanaan pekerjaan.
Selain untuk memperjelas, gambar kerja terkadang juga dalam pelaksanaan apabila terjadi
perubahan dari rencana semula, maka perlu perubahan gambar yang lebih lengkap dari
kesalahan semula dan gambar tersebut disetujui oleh perencana dan pengawas.
d. Rapat Koordinasi
Rapat koordinasi idealnya diadakan tiap minggu sekali. Pada rapat proyek
pembangunanGedung Kuliah Utama Fakultas Teknik UNDIP ini diadakan tiap hari kamis. Pada
rapat ini dihadiri oleh berbagai perwakilan dari kontraktor pelaksana, konsultan perencana,
konsultan pengawas dan pemilik proyek. Hal - hal yang dibahas dalam rapat koordinasi :
Ø Hal - hal yang berhubungan dengan pelaksanaan serta terdapat masalah teknis yang timbul
tak terduga dilokasi proyek
Ø Alternatif - alternatif pekerjaan dan solusi dari masalah-masalah yang muncul.baik dari segi
teknis, administrasi maupun dana.
Ø Prestasi fisik yang telah dicapai berdasarkan laporan yang dibuat.
Ø Koordinasi masing - masing pihak yang terlibat lansung dalam pelaksanaan.
Ø Sebagai laporan Konsultan Pengawas untuk melakukan Controlling.
2. Kontrak
Adalah perikatan antara pengguna barang/jasa dengan penyedla barang/jasa dalam
pelaksanaan pengadaan barang/jasa.
3. Surat Jaminan
Adalah jaminan tertulis yang dikeluarkan bank umum/lembaga keuangan lainnya yang
diberikan oleh penyedia barang/jasa kepada pengguna barang/jasa untuk menjamin
terpenuhinya persyaratan/kewajiban penyedia barang/jasa.
7. Addendum
Adalah perubahan penambahan/pengurangan spesifikasi/komponen fisik bangunan
gedung selama masa pelaksanaan pekerjaan yang tidak mempengaruhi atau
mengubah waktu pelaksanaan, arsitektur, dan kehandalan konstruksi sebagaimana
tertuang dalam dokumen kontrak, dan tidak melampaui total nilai anggaran/pagu DIPA
fisik yang ada.
SYARAT-SYARAT KONTRAKTOR
7. Memiliki sumberdaya manusia, modal, peralatan, dan fasilitas lain yang diperlukan dalam
pengadaan barang/jasa.
8. Tidak masuk dalam daftar hitam.
9. Memiliki alamat tetap dan jelas serta. dapat dijangkau dengan pos.
10. Khusus untuk penyedia barang/jasa orang perseorangan persyaratannya sama dengan di atas
kecuali nomor 6.
75