Anda di halaman 1dari 99

BAB IX

SPESIFIKASI TEKNIS

A. SYARAT-SYARAT TEKNIS UMUM

PASAL 01. PENJELASAN UMUM

1. Pemberian pekerjaan meliputi :


Mendatangkan, pengolahan, pengangkutan semua bahan, pengerahan tenaga
kerja, pengadaan semua alat-alat bantu dan sebagainya. Yang pada umumnya
langsung atau tidak langsung termasuk di dalam usaha penyelesaian dengan
baik dan menyerahkan pekerjaan dengan sempurna dan lengkap.
Juga di sini dimaksudkan pekerjaan-pekerjaan atau bagian-bagian pekerjaan
yang walaupun tidak disebutkan di dalam bestek tetapi masih berada di dalam
lingkungan pekerjaan haruslah dilaksanakan sesuai petunjuk Direksi.

2. Pembangunan yang dilaksanakan ialah :


Pembangunan Gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi Universitas
Jenderal Soedirman Purwokerto.

I. Pekerjaan yang dilaksanakan terdiri dari :


1. Pekerjaan pondasi sumuran dan pondasi batu kali.
2. Pekerjaan struktur beton lantai 1 (dasar) s.d. 7, kolom, sloof, balok, plat lantai,
listplank, konsol, ring balk, luifel, dan lain-lain sesuai gambar.
3. Pekerjaan beton bukan struktur (praktis) lantai 1 (dasar) s.d. 7.
4. Pekerjaan struktur atap.
5. Pekerjaan tangga beton.
6. Pekerjaan finishing arsitektur lantai 1 (dasar) s.d. lantai 7.
7. Lain-lain sesuai dokumen lelang.

II. Pekerjaan Prasarana :


1. Pekerjaan instalasi listrik lantai 1 (dasar) s.d. 7 yang terdiri dari pekerjaan
titik lampu, titik stop kontak dan lampu-lampunya juga termasuk panel induk
dan sub panel, serta stop kontak daya pada semua ruang.
2. Instalasi air bersih dan air kotor termasuk juga instalasi air bersih untuk
halaman.
3. Pasang Fire Hydrant
4. Pasang Fire Proteksi / Fire Detector/Alarm
5. Pasang Sound System.
6. Pasang Instalasi / Sparing Telepon.
7. Pasang Gen-Set.
8. Pasang Elevator ( Lift ).
9. Pasang Pipa-pipa air (Plumbing) dan pompa distribusi dan pipa
pengambilan air dari sumur.

Fakultas Ekonomi 1
UNSOED
10. Pembuatan / pemasangan tanki air/ roof tank.
11. Penyambungan air bersih.
12. Pekerjaan penangkal petir sampai disetujui oleh instalasi yang berwenang.
13. Pengadaan dan Pemasangan AC.

PASAL 02. TEMPAT PROYEK

Pekerjaan ini dilaksanakan / dilakukan di kompleks kampus UNSOED Purwokerto.


Selanjutnya akan ditunjukkan pada waktu aanwijzing.

B. SYARAT-SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN

PASAL 01. PEKERJAAN PERSIAPAN

a. Kontraktor harus membuat bangunan darurat untuk keperluan sendiri


sehubungan dengan pekerjaan pelaksanaan pekerjaan ini berupa Kantor
Administrasi Lapangan, Los Kerja dan Gudang.
b. Kontraktor harus membersihkan lapangan dari segala hal yang bisa mengganggu
pelaksanaan pekerjaan, serta mengadakan pengukuran untuk membuat tanda
tetap sebagai dasar ukuran ketinggian lantai dan bagian-bagian bangunan yang
lain.
c. Tanda tetap itu dibuat dari beton 20 x 20 x 150 cm, sebanyak 2 buah di ujung-
ujung bangunan yang tempatnya akan ditentukan kemudian oleh Pengawas
lapangan dan harus dijaga serta dipelihara selama waktu pelaksanaan hingga
pekerjaan selesai seluruhnya untuk penyerahan pekerjaan yang pertama.
d. Sebagai ukuran dasar + 0,00 (Peil lantai dasar/lantai 1 (satu) atau dari peil
(data)).
e. Untuk dasar ukuran sumbu-sumbu bangunan harus dibuat papan dasar
pelaksanaan (Bouwplank) yang harus dibuat dari bahan kayu meranti/tahun tebal
minimum 3 cm dengan permukaan atasnya diserut sipat dasar (Waterpass).
f. Pemborong harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan
berikut ahli ukur yang berpengalaman dan setiap kali apabila dianggap perlu siap
untuk mengadakan pengukuran ulang.

PASAL 02. PEKERJAAN TANAH

1. Lingkup Pekerjaan
Termasuk di dalam kegiatan ini adalah penggalian galian pondasi, sloof, sesuai
dengan gambar rencana.
Penggalian material bahan pengisi dan mengangkutnya ke dalam lapangan serta
menimbunnya di daerah lapangan dengan pemadatan yang cukup seperti
dicantumkan dalam syarat-syaratnya.
Termasuk minimal seperti yang akan dijelaskan sebagai berikut :
a. Pembongkaran dan memindahkan semua hal yang mungkin merintangi
jalannya pekerjaan.
b. Melindungi benda-benda berharga yang berada di lapangan dan benda-benda
berfaedah lainnya.
c. Pengeringan dan pengontrolan drainage.
d. Penggalian dan penimbunan, (untuk penimbunan dengan tanah sirtu).
e. Pemadatan, dengan dibuktikan tes Standar Proctor di laboratorium.
f. Pemindahan material-material yang tak berguna dan puing-puing.
g. Menyediakan material-material pengisi yang baik.

2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pemeriksaan Lapangan
Pemborong harus mengadakan pemeriksaan dan pengecekan langsung ke
lapangan guna menentukan dengan pasti kondisi lapangan, bahan-bahan
yang kelak akan dijumpainya dan keadaan lapangan sekarang yang nanti
mungkin akan mempengaruhi jalannya pekerjaan.
b. Penggalian dan Pembersihan
1) Seluruh rintangan yang ada dalam lapangan yang akan merintangi
pekerjaan harus disingkirkan, dan dibersihkan dari lapangan, kecuali hal-
hal yang mungkin akan ditentukan kemudian untuk dibiarkan tetap.
Perlindungan harus diberikan kepada hal-hal yang seperti itu.
2) Pelaksanaan penggalian pondasi baru bisa dimulai setelah as-as
ditetapkan secara cermat dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.
3) Apabila selama pelaksanaan penggalian terjadi kelongsoran tebing,
Pemborong harus mencegahnya misalnya dengan casing dan lain-lain
sehingga pekerjaan tetap lancar.
4) Pelaksanaan pekerjaan penggalian jalur pondasi, sloof, haruslah
sedemikian rupa sehingga menjamin barang-barang berharga yang
mungkin berada di lapangan dari kerusakan.
5) Reparasi kerusakan pada benda-benda milik kepentingan umum, di dalam
atau di luar lapangan pekerjaan semuanya harus dipikul oleh Kontraktor.
6) Pemindahan semua material-material akibat penggalian dan semua
benda-benda yang merintangi pekerjaan, harus menurut petunjuk-
petunjuk Pengawas Lapangan.
7) Seluruh pohon-pohon, semak-semak, rumput-rumput, dan seluruh
tumbuh-tumbuhan yang semacam itu harus dipindahkan seluruhnya dari
daerah yang akan ditimbun, keluar site.

c. Perlindungan Terhadap Benda-benda Berfaedah


1. Kecuali ditunjukkan untuk dipindahkan, seluruh barang-barang berharga
yang mungkin ditemui di lapangan harus dilindungi dari kerusakan, dan
bila sampai menderita kerusakan harus direparasi/diganti oleh Pemborong
dengan tanggungan biayanya sendiri.
2. Bila sesuai alat/pelayanan dinas yang sedang bekerja ditemui di lapangan
dan hal tersebut tak dijumpai pada gambar, atau dengan cara lain yang
dapat diketahui oleh Pemborong dan ternyata diperlukan perlindungan
atau pemindahan, Pemborong harus bertanggung jawab untuk mengambil
setiap langkah apapun untuk menjamin bahwa pekerjaan yang sedang
berlangsung tersebut tak terganggu.
3. Bila pekerjaan pelayanan umum terganggu sebagai akibat pekerjaan
Pemborong, Pemborong harus segera mengganti kerugian-kerugian yang
terjadi yang dapat berupa perbaikan dari barang yang rusak akibat
pekerjaan Pemborong.
4. Sarana (Utilitas) yang sudah tak bekerja lagi yang mungkin ditemukan di
bawah tanah dan terletak di dalam lapangan pekerjaan harus dipindahkan
keluar lapangan ke tempat yang disetujui oleh Pengawas Lapangan atau
tanggungan Pemborong.

d. Pemeriksaan Permukaan Tanah dan Air Tanah


1. Daerah di sekitar bangunan-bangunan yang lebih rendah dari lapisan
sekelilingnya harus dilindungi dari kemungkinan terjadinya bahaya erosi.
Untuk itu Pemborong harus mempersiapkan saluran pembuangan yang
cukup menghindari terjadinya bahan erosi tersebut.

2. Pemborong diminta untuk mengawasi hal-hal seperti di bawah ini :


a. Tidak diperkenankan air tergenang di dalam/sekitar lapangan
pekerjaan kontrak ini.
b. Melindungi semua penggalian bebas dari seepage, overflow dan
genangan air.
c. Lapisan Tanah Teratas (Top Soil)
Dalam daerah lapangan pekerjaan, topsoil (lapisan tanah paling atas)
harus dikupas sampai kedalaman minimum 20 cm dan digunakan
sebagai bahan pengisi untuk daerah yang lain seperti yang akan
ditentukan oleh Pengawas Lapangan.
Setelah topsoil dikupas, daerah tersebut harus dipadatkan sampai
setebal 15 cm sebelum pengisian bahan pengisi dilakukan.

e. Bahan Pengisi
1. Bahan pengisi harus cukup baik, dan adalah bahan yang telah disetujui
oleh Pengawas Lapangan yang diambil dari daerah lapangan atau bahan
yang telah disetujui oleh Pengawas Lapangan yang diambil dari daerah di
luar Lapangan pekerjaan, dan merupakan bahan yang kaya akan tanah
berbatu kerikil (granular soil).
2. Bahan tersebut harus bebas dari akar-akar bahan-bahan organis, barang-
barang bekas/sampah-sampah,dan batu-batu yang besarnya lebih dari
10 cm.

f. Syarat-syarat Penimbunan dan Backfill


1. Seluruh penimbunan harus di bawah Pengawasan Pengawas Lapangan
yang harus menyetujui seluruh bahan pengisi lebih dahulu digunakan.
Pengawas Lapangan juga akan mempersiapkan test-test yang diperlukan
dan penyelidikan-penyelidikan yang dibutuhkan atas biaya Pemborong.
Pemborong tidak diperkenankan melakukan penimbunan tanpa
kehadiran dari Pengawas Lapangan.
2. Pemborong harus menempatkan bahan penimbun di atas lapisan tanah
yang akan ditimbun, dibasahi seperti yang diharuskan, kemudian digilas
atau dipadatkan sampai tercapai kepadatan yang diinginkan.
3. Penggilasan atau pemadatan seluruh daerah lapangan harus dapat
mencapai 90% dari derajat kepadatan maximum Mod. Proctor.
Bila ada material pengisi yang tidak memuaskan sebagai bahan
pemadatan, maka bahan tersebut harus diganti dengan pasir.
4. Kontraktor diharuskan menggunakan peralatan pemadatan dengan mesin
untuk seluruh pemadatan, atau mempergunakan stemper.
Pemadatan tangan atau dengan menggunakan timbris, sama sekali tidak
diperkenankan.
5. Pemadatan harus dilaksanakan lapis demi lapis dan setiap lapisan tidak
lebih tebal dari 20 cm dibasahi dan dipadatkan merata sampai mencapai
kepadatan yang disyaratkan.
6. Pembersihan
Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai buat penimbunan dan
penimbunan kembali, juga seluruh sisa-sisa puing-puing, runtuhan-
runtuhan, sampah-sampah harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan.
Seluruh biaya untuk ini adalah tanggung jawab Pemborong.
PASAL 03. PEKERJAAN ANTI RAYAP / TERMITE CONTROL

1. Lingkup Pekerjaan
Jenis pencegahan rayap yang digunakan :
a. Ground Treatment, soil treatment dan floor treatment yang bertujuan untuk
membuat barrier pada pondasi dan permukaan tanah yang digunakan
untuk bangunan adalah jenis PRG Construction Termite Controls dengan
sistem injeksi dengan interval jarak per 30 cm pada sisi luar/dalam 50 cm
dari jarak as bangunan bagian dinding luar.
b. Wood Treatment / Wood Dranching, yang bertujuan untuk memberikan zat
kimia aktif yang bisa berfungsi sebagai termida (pembasmi rayap) untuk
seluruh bagian yang menggunakan kayu pada bangunan ini.
c. Terminte Maintenance program, yang bertujuan untuk mencegah,
menghalau dan pembasmi serangan rayap yang datang dari luar
bangunan.

2. Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan anti rayap harus memenuhi persyaratan :
a. Pelaksanaan anti rayap harus memenuhi dilakukan oleh tenaga kerja yang
telah berpengalaman melaksanakan pekerjaan semacam ini dan dipimpin
oleh tenaga ahli yang berpengalaman.
b. Pemborong harus dapat menujukkan surat ijin yang masih berlaku untuk
kegiatan bidang termite control yang dikeluarkan oleh Departemen
Kesehatan.
c. Apabila pelaksanaan ini tidak memiliki surat ijin tersebut di atas, maka
Pemborong boleh bekerjasama dengan pihak ketiga dalam melaksanakan
pekerjaan ini dengan syarat :
- Pihak ketiga memiliki surat ijin tersebut.
- Untuk pihak ketiga diusulkan pada Konsultan Pengawas untuk dapat
disetujui oleh Konsultan Perencana.

3. Bahan-bahan
a. Bahan-bahan yang digunakan sekualitas Termitox, Lentrex, Cuprinal dan
disetujui Konsultan Pengawas/MK.
b. Bahan-bahan termite control dalam proyek ini terlebih dahulu harus
diusulkan kepada Konsultan Pengawas/MK dilengkapi dengan brosur dan
referensi yang diperlukan.
c. Bahan termite control yang akan digunakan adalah bahan yang disetujui
oleh Konsultan Pengawas/MK.

4. Pencegahan Kecelakaan :
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Pemborong harus sudah melakukan langkah-
langkah pengamanan yang diperlukan guna mencegah terjadinya kecelakaan,
keracunan serta hal-hal lain yang bisa membahayakan kehidupan (manusia,
hewan, tanaman dan barang) yang diakibatkan oleh pekerjaannya.

5. Peralatan :
Pekerjaan anti rayap yang sudah terpasang harus diamankan dari perbuatan /
kejadian-kejadian yang bisa merusak pekerjaan anti rayap ini.

6. Jaminan :
Pemborong harus memberi garansi secara tertulis bagi pekerjaan anti rayap ini
selama minimal 10 tahun.
7. Peralatan yang digunakan :
Dalam melaksanakan pekerjaan ini, Pemborong harus menggunakan
peralatan-peralatan yang memadai dan diperlukan untuk pekerjaan ini.

PASAL 04. PEKERJAAN PONDASI DANGKAL

1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah pekerjaan pondasi meliputi :
- Pekerjaan pondasi batu kali untuk dinding, pondasi talud, dan lain-lain.
b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta
pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan RKS dan Gambar-gambar
pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek ini.

2. Pedoman Pelaksanaan
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, Kontraktor harus mengadakan
pengukuran-pengukuran untuk as-as pondasi seperti pada gambar
konstruksi dan harus dimintakan persetujuan Pengawas Lapangan.
b. Kontraktor wajib melaporkan kepada Pengawas Lapangan bila ada
perbedaan Gambar-gambar dari Konstruksi dengan Gambar-gambar
Arsitektur atau bila ada hal-hal yang kurang jelas.

3. Penggalian
a. Penggalian tanah dasar pondasi dilakukan sampai kedalaman dasar lapis
pasir (sesuai gambar).
b. Jika pada kedalaman tersebut ternyata masih ditemukan lapisan tanah jelek,
maka perlu konsultasi dengan Perencana dan MK untuk mendapatkan
pengarahan lebih lanjut.
c. Lebar penggalian di bagian bawah minimal lebar pondasi ditambah 2 x 10
cm.
d. Lebar penggalian di sebelah atas disesuaikan dengan keadaan tanah,
dengan pengarahan "Hindarkan Kelongsoran".
e. Tanah dasar pondasi harus dipadatkan dengan stamper atau vibro roller
hingga mencapai kepadatan 90% Standar Proctor.
f. Jika penggalian melampaui kedalaman yang ditentukan sedangkan lapis
tanah yang baik sudah dicapai pada peil yang ditentukan, maka galian yang
terlalu dalam tersebut harus ditimbun dengan pasir pasang dan dipadatkan
hingga kepadatan 90% atas beban Pemborong.

4. Pengurugan Kembali
a. Semua bekas-bekas sumur harus diurug dengan pasir pasang.
b. Lapisan pasir di bawah pondasi harus dipadatkan dengan vibro
Roller/Stemper sehingga mencapai kepadatan minimal 90% Standar Proctor.
c. Pengurugan kembali dengan tanah :
1) Tanah yang akan digunakan untuk pengurugan harus mendapat
persetujuan dari Pengawas/MK.
2) Semua bahan-bahan organis, sisa-sisa bongkaran bekisting, puing,
sampah-sampah harus disingkirkan.
3) Bongkaran-bongkaran tanah harus dipecahkan menjadi komponen-
komponen yang kecil terlebih dahulu.
4) Pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis (Max 30 cm lapis) dengan
vibro/stemper dengan memperhatikan kadar air tanah sehingga
memperoleh kepadatan minimal 90% Standar Proctor.
5. Pelaksanaan Pondasi
a. Pelaksanaan pondasi harus dalam keadaan lubang pondasi kering.
b. Ketentuan mengenai struktur dan kualitas beton lihat pasal pekerjaan beton
dalam buku spesifikasi ini dan gambar pondasi.
c. Stek kolom, stek kolom penguat, sparing-sparing yang diperlukan harus
terpasang bersamaan dengan pekerjaan pondasi.
d. Ketentuan mengenai pondasi batu kali, lihat ketentuan pasangan batu kali,
dengan catatan:
1) Tidak boleh ada rongga dalam pasangan tersebut.
2) Batu kali disusun satu persatu dengan penyangga mortar.
e. Pelaksanaan pondasi juga harus memperhatikan gambar Arsitek dan M.E,
jika ada kelainan / ketidakcocokan harus dikonsultasikan dengan Perencana.

6. Pondasi Pasangan Batu Kali


a. Kegiatan pekerjaan pasangan pondasi batu kali dilaksanakan pada
pekerjaan struktur dinding bata dalam bangunan, bak-bak bunga dan lain-
lain sesuai gambar rencana.
b. Bahan-bahan yang digunakan :
1) Batu kali dan pasir, harus keras dan kekar serta bermutu kuarsa yang
disetujui MK/Pengawas Lapangan/Perencana dan Owner.
2) Semen, sesuai ketentuan Portland Cement Indonesia : NI 8 - 1972.
3) Air yang dipakai harus bersih.
c. Syarat Pelaksanaan
1) Bentuk pasangan batu kali harus sesuai dengan gambar rencana.
2) Adukan mempunyai komposisi minimal 1 Pc:5 Pasir dan diberaben
dengan aduk yang sama.

PASAL 05. PEKERJAAN SUB STRUCTURE (PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH)

1. Lingkup Pekerjaan :
a. Termasuk dalam pekerjaan ini ialah : sesuai gambar.
b. Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan
tenaga kerja serta pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan RKS
dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek
ini.

2. Galian tanah pondasi dan Talud


a. Galian tanah untuk pondasi talud dan galian-galian lainnya harus
dilakukan menurut ukuran dalam, lebar dan sesuai dengan peil-peil yang
tercantum di dalam gambar. Semua bekas-bekas pondasi bangunan
lama, akar pohon-pohon yang terdapat di bagian pondasi yang akan
dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang. Bekas-bekas pipa saluran
yang tidak dipakai harus disumbat.
b. Apabila ternyata terdapat pipa air, gas, pipa-pipa pembuangan, kabel-
kabel listrik, telepon dan lain-lainnya yang masih digunakan maka
secepatnya memberitahukan kepada Pengawas atau
perencana/instansi yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk-
petunjuk seperlunya.
c. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan-kerusakan
sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut. Apabila ternyata
penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka Kontraktor
harus mengisi/mengurangi daerah tersebut dengan bahan-bahan yang
sesuai dengan syarat-syarat pengisian bahan pondasi yang sesuai
dengan spesifikasi pondasi.
d. Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi tersebut
bebas dari longsoran-longsoran tanah di kiri dan kanannya (bila perlu
dilindungi oleh alat-alat penahan tanah) dan bebas dari genangan air
(bila perlu dipompa), sehingga pekerjaan pondasi dapat dilakukan
dengan baik.
e. Pengisian kembali dengan tanah bekas galian, dilakukan lapis demi
selapis, sambil disiram air secukupnya dan ditumbuk sampai padat.
Pekerjaan pengisian kembali ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan
pemeriksaan dan mendapat persetujuan Pengawas, baik mengenai
kedalaman/lapisan tanahnya maupun jenis tanah bekas galian tersebut.

3. Lantai kerja
Penggalian tanah sampai lapisan sebagai dasar untuk perletakan merata,
lapisan dasar dari beton (plat concrete 1 : 3 : 5) supaya dibuat sebagai lantai
kerja dengan tebal tidak kurang dari 5 cm. Di bawah lantai kerja diberi
lapisan pasir yang dipadatkan setebal tidak kurang dari 20 cm atau sesuai
gambar.

4. Pekerjaan Pondasi
a. U m u m
Peraturan Umum yang digunakan adalah Tata Cara Perhitungan
Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung dan untuk hal-hal yang belum
terjangkau dapat digunakan peraturan-peraturan, seperti ASTM, ACI
dan peraturan lainnya yang relevan.

b. Besi Beton (Steel Reinforcement)


1. Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat
:
 Pada SKSNI T-15-1991-03
 Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan lemak, minyak, karat
dan tidak cacat (retak-retak, mengelupas, luka dan
sebagainya)
 Mempunyai penampang yang sama rata.
 Disesuaikan dengan gambar-gambar.
2. Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-
ketentuan di atas harus mendapat persetujuan Direksi.
3. Besi beton yang digunakan adalah dengan fy = 240 MPa untuk
diameter =< 12 mm dan dengan fy = 390 MPa untuk diameter > 12
mm.
4. Besi beton harus berasal satu sumber (manufacture) dan tidak
dibenarkan untuk mencampuradukan bermacam-macam sumber
besi beton tersebut untuk pekerjaan Konstruksi.
5. Kontraktor diharuskan mengadakan pengujian mutu besi beton
yang akan dipakai sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari Direksi.
Batang percobaan diambil di bawah kesaksian Direksi berjumlah
minimum 3 (tiga) batang untuk tiap-tiap jenis percobaan yang
diameternya sama, dengan panjangnya tidak kurang dari 100 cm.
6. Percobaan mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat
bilamana dipandang perlu oleh Direksi. Semua biaya-biaya
percobaan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
7. Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar
dan mendapat persetujuan Direksi. Hubungan antara besi beton
satu dengan lainnya harus menggunakan kawat besi beton, diikat
dengan teguh, tidak menggeser selama pengecoran beton dan
bebas dari tanah.
8. Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kualitas,
tidak sesuai dengan spesifikasi harus segera dikeluarkan dari site.
Setelah menerima instruksi tertulis dari Direksi, dalam waktu 2x24
jam.

c. Beton
1. Umum
 Kekuatan beton untuk Poor, sloof, balok, plat lantai dan kolom
adalah dengan f‟c= 22.5 Mpa menurut SKSNI T-15- 1991-
03 dengan deviasi standar sebesar 40 kg/cm2. Beton harus
merupakan bahan yang kuat dan tahan terhadap bahan-
bahan berbahaya (seperti asam dan garam) karena terletak
di dalam tanah.
 Pengecoran beton harus dilakukan dalam keadaan lokasi
tidak berair. Selama pengecoran dan pengeringan beton air
tanah yang ada harus terus menerus dipompa untuk
mencegah rusaknya adukan beton akibat air dari luar.
 Adukan (adonan) beton harus memenuhi syarat-syarat PBI-
1971 dan SKSNI T-15-1991-03.
 Panjang stek untuk penyambungan kolom atau untuk
penyambungan batang-batang tulangan minimal 40 kali
diameter tulangan ( 40 d ).

2. Pengecoran beton
 Adukan beton harus secepatnya dibawa ke tempat
pengecoran dengan menggunakan cara (metode) yang
sepraktis mungkin, sehingga tidak memungkinkan adanya
pengendapan agregat dan tercampurnya kotoran- kotoran
atau bahan lain dari luar.
 Pemakaian beton ready mix harus mendapat persetujuan
Direksi, baik mengenai nama perusahaan, alamat maupun
kemampuan alat-alatnya.
 Penggunaan alat-alat pengangkut mesin haruslah mendapat
persetujuan Pengawas, sebelum alat-alat tersebut
didatangkan ke tempat pekerjaan.
Semua alat-alat pengangkut yang digunakan pada setiap
waktu harus dibersihkan dari sisa-sisa adukan yang
mengeras.
 Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum
pemasangan besi beton selesai diperiksa oleh dan
mendapat persetujuan tertulis Pengawas.
 Pengecoran harus dilakukan secara kontinyu tanpa berhenti
untuk keseluruhan dari seluruh 1 (satu) Pile Cap dan diberi
tanda maupun tanggal pengecorannya.
 Pengecoran dilakukan lapis demi lapis dan tidak dibenarkan
menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari suatu
ketinggian yang akan menyebabkan pengendapan agregat.
 Beton dipadatkan dengan menggunakan suatu vibrator
selama pengecoran berlangsung dan dilakukan sedemikian
rupa sehingga tidak merusak acuan maupun posisi tulangan.
Kontraktor harus menyediakan vibrator-vibrator untuk
menjamin efisiensinya tanpa adanya penundaan.
 Pemadatan beton secara berlebih-lebihan sehingga
menyebabkan kebocoran-kebocoran melalui acuan dan lain-
lain harus dihindarkan.

3. Curing dan perlindungan atas beton


 Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses
pengerasan terhadap matahari, pengeringan oleh angin,
hujan atau aliran air dan perusakan secara mekanis atau
pengeringan sebelum waktunya.
 Semua permukaan beton yang terbuka dijaga tetap basah
selama 10 hari dengan menyemprotkan air atau
menggenangi dengan air pada permukaan beton tersebut.
 Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas,
curing dan perlindungan atas beton harus diperhatikan.
Kontraktor harus bertanggung jawab atas retaknya beton
karena kelalaian ini.

PASAL 06. PEKERJAAN BETON STRUKTUR ATAS

Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah :
Semua pekerjaan beton struktur yang ada dalam masing-masing jenis
pekerjaan yang tercantum dalam pasal-pasal buku RKS ini antara lain yang
dikerjakan :
Beton Bertulang Struktur bangunan.
b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta
pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan RKS dan gambar-gambar
pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek ini.

Pedoman Pelaksanaan
Pelaksanaan pekerjaan ini harus mengikuti :
Semua ketentuan dalam SKSNI T-15-1991-03 terutama yang menyangkut
pekerjaan beton struktur.
Bahan - bahan Yang Digunakan
a. Semen
1. Semen yang digunakan untuk proyek ini adalah Portland Cement jenis II
menurut NI 8 atau tipe I menurut ASTM, memenuhi S.400 menurut
Standar Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Cement
Indonesia.
2. Merk yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan tanpa
persetujuan Pengawas Lapangan.
3. Persetujuan PC hanya akan diberikan apabila di pasaran tidak diperoleh
semen dari merk yang telah dipilih dan telah digunakan.
4. Merk semen yang diusulkan sebagai pengganti dari merk semen yang
sudah digunakan harus disertai jaminan dari Pemborong yang dilengkapi
dengan data teknis yang membuktikan bahwa mutu semen pengganti
setaraf dengan mutu semen yang digantikannya.
5. Batas-batas pengecoran yang memakai semen berlainan merk harus
disetujui oleh Pengawas Lapangan.

b. Aggregates
Aggregates yang digunakan harus sesuai dengan syarat - syarat dalam
SKSNI T-15-1991-03, terdiri dari :
1. Pasir beton (aggregat halus). Kadar lumpur tidak boleh melebihi 4%
berat pasir beton.
2. Koral atau crushed stone (aggregat kasar) :
- Harus mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat
kekerasannya dan padat (tidak porous). Dimensi maksimum 2,5 cm,
dan tidak lebih seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian
konstruksi yang bersangkutan.
- Khusus untuk pekerjaan beton, di luar lapis pembesian yang berat
batas maksimum tersebut 3 cm dengan gradasi baik.
- Pada bagian dimana pembesian cukup berat (cukup ruwet)
digunakan koral semua split digunakan pecah/giling mesin.

c. Besi beton
Besi beton yang digunakan ialah : besi beton ulir mutu fy = 390 MPa ex
Krakatau Steel/setara, untuk diameter lebih besar 12 mm dan fy = 240 MPa
untuk diameter lebih kecil atau sama dengan dari 12 mm.
Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka di
samping adanya sertifikat dari pabrik, juga harus dimintakan sertifikat dari
laboratorium secara periodik minimal 3 contoh batang untuk tiap – tiap jenis
percobaan tarik (stress-strain) yang diameter sama dengan panjang tidak
kurang dari 100 cm untuk setiap 20 ton besi.

d. Admixture
Pemakaian bahan tambahan untuk perbaikan mutu beton dari merk setara
Fosroc untuk beton biasa. Namun sebelumnya Kontraktor diwajibkan
mengajukan analysis kimia serta tes, dan juga bukti penggunaan selama 5
tahun di Indonesia. Penggunaan harus sesuai dengan petunjuk teknis pabrik.

Tata Cara Pengiriman Dan Penyimpanan Bahan


a. Pengiriman dan penyimpanan bahan pada umumnya harus sesuai dengan
jadwal pelaksanaan.
b. Penyimpanan Semen
1. Semen harus didatangkan & disimpan dalam kantung/zak yang utuh.
Berat semen harus sama dengan yang tercantum dalam zak.
2. Semen harus disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari
pengaruh cuaca, berventilasi cukup dan lantai yang bebas dari tanah.
3. Semen harus dalam keadaan belum mulai mengeras jika ada bagian
yang mulai mengeras, bagian tersebut harus dapat ditekan hancur oleh
tangan bebas (tanpa alat) dan jumlah bagian yang mulai mengeras ini
tidak lebih dari 5% berat semen.
4. Pada bagian semen yang mengeras tersebut harus dicampurkan semen
dalam jumlah yang sama dengan syarat bahwa kualitas beton yang
dihasilkan harus sesuai dengan yang diminta perencana.
c. Penyimpanan Besi Beton
1. Besi beton disimpan dengan menggunakan bantalan-bantalan kayu
sehingga bebas dari tanah (minimal 20 cm).
2. Beton harus disimpan bebas dari lumpur, minyak atau zat asing lainnya.
d. Aggregates harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah dari satu
dan lain jenisnya/gradasinya dan di atas lantai beton ringan untuk
menghindari tercampurnya dengan tanah.

Bekisiting Yang Digunakan


a. Bekisting harus dibuat dari papan kayu Kalimantan / kayu tahun / multiplex
dengan rangka kayu yang kuat tidak mudah berubah bentuk dan jika perlu
menggunakan baja.
b. Bekisting harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan
bentuk yang nyata dan harus dapat menampung bahan-bahan sementara
sesuai dengan jalannya kecepatan pembetonan.
c. Semua bekesting harus diberi penguat datar dan silangan sehingga
kemungkinan bergeraknya bekesting selama dalam pelaksanaan dapat
dihindarkan, juga harus cukup rapat untuk menghindarkan keluarnya adukan
(mortar leakage).
d. Susunan bekesting dengan penunjang-penunjang harus teratur sehingga
Pengawasan atas kekurangannya dapat mudah dilakukan.
Penyusunan bekesting harus sedemikian rupa sehingga pada waktu
pembongkarannya tidak akan merusak dinding, balok atau kolom beton yang
bersangkutan.
e. Pada bagian terendah pada setiap fase pengecoran dari bekesting kolom
atau dinding, harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan
pembersihan.
f. Kayu bekesting harus bersih dan dibasahi air terlebih dahulu sebelum
pengecoran.
g. Air pembasahan tersebut harus diusahakan agar mengalir sedemikian rupa
agar tidak menggenangi sisi bawah dari bekisting.
h. Pemilihan susunan dan ukuran yang tepat dari penyangga-penyangga atau
silangan-silangan bekesting menjadi tanggung jawab Pemborong.
i. Pembongkaran Bekesting :
Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai kekuatan khusus
yang cukup untuk memikul 2 x beban sendiri.

Bila akibat pembongkaran cetakan, pada bagian konstruksi akan bekerja


beban-beban yang lebih tinggi dari pada beban rencana, maka cetakan tidak
boleh dibongkar selama keadaan tersebut berlangsung.
Perlu ditentukan bahwa tanggung jawab atas keamanan konstruksi beton
seluruhnya terletak pada Pemborong, dan perhatian Kontraktor mengenai
pembongkaran cetakan ditujukan ke SKSNI T-15-1991-03 dalam pasal yang
bersangkutan.
Pembongkaran harus memberi tahu Pemberi Tugas / Arsitek bila mana ia
bermaksud akan membongkar cetakan pada bagian-bagian konstruksi yang
utama dan minta persetujuannya, tapi dengan adanya persetujuan itu tidak
berarti Kontraktor terlepas dari tanggung jawabnya.

Pemasangan Pipa-pipa
Pemasangan pipa dalam beton tidak boleh merugikan kekuatan konstruksi.

Kualitas Beton
a. Kecuali ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton adalah dengan fc' =
22.5 Mpa. Sedang beton praktis dengan fc' = 12,5 Mpa.
Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan-ketentuan yang
terdapat dalam SKSNI T-15-1991-03.
b. Pemborong harus memberikan jaminan atas kemampuannya untuk
memenuhi kualitas beton ini dengan memperlihatkan data-data pelaksanaan
di lain tempat atau dengan mengadakan Trialmix.
c. Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan yang
disebut dalam SKSNI T-15-1991-03.
d. Pada masa permulaan pembetonan, Pemborong harus membuat minimum 1
benda uji per 1,5 m3 beton hingga dengan cepat dapat diperoleh 20 benda
uji yang pertama. Pengambilan benda-benda uji harus dengan periode
antara yang disesuaikan dengan kecepatan pembetonan.
e. Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang
dibuat, laporan tersebut harus disahkan oleh Pengawas lapangan. Laporan
tersebut harus dilengkapi dengan harga karakteristiknya.
f. Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimum 7,5 cm maximum
12,5cm.
Cara pengujian slump adalah sebagai berikut :
1. Beton diambil tepat sebelum dituangkan ke dalam cetakan (beton)
(bekesting).
2. Cetakan slump dibasahi dan ditempatkan di atas kayu yang rata atau
plat beton.
3. Cetakan diisi sampai kurang lebih 1/3 nya kali dengan besi diameter 16
mm panjang 30 cm dengan ujungnya yang bulat (seperti peluru).
4. Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya.
Setiap lapis ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk dalam
satu lapis yang di bawahnya.
5. Setalah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan, dan
diukur penurunannya (slump-nya).
g. Pengujian kubus silinder percobaan harus dilakukan di laboratorium yang
disetujui oleh Pengawas Lapangan.
h. Perawatan kubus silinder percobaan tersebut adalah dalam pasir basah tapi
tidak tergenang air selama 7 (tujuh) hari dan selanjutnya dalam udara
terbuka.
i. Jika dianggap perlu, maka Pemborong harus mengadakan percobaan
silinder umur 7 (tujuh) hari dengan ketentuan-ketentuan hasilnya tidak boleh
kurang 65% kekuatan yang diminta pada 28 hari. Jika hasil kuat tekan
benda-benda uji tidak memberikan angka kekuatan yang diminta, maka
harus dilakukan pengujian beton di tempat dengan cara-cara yang ditentukan
dalam SKSNI T-15-1991-03 dengan biaya ditanggung Pemborong.
j. Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung
setelah seluruh komponen adukan masuk dalam mixer.
k. Penyampaian beton (adukan) dari mixer ke tempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara yang tidak mengakibatkan terjadinya separasi
komponen-komponen beton.
l. Pemadatan beton harus menggunakan vibrator.

Siar-siar Konstruksi dan Pembongkaran Bekisting


Pembongkaran bekesting dan penempatan siar-siar pelaksanaan, sepanjang
tidak ditentukan lain dalam gambar, harus sesuai dengan SKSNI T-15-1991-03.
Siar-siar tersebut harus dibasahi lebih dahulu dengan air semen tepat sebelum
pengecoran lanjutan dimulai. Letak siar-siar tersebut harus disetujui oleh
Pengawas Lapangan.

Penggantian Besi
a. Pemborong harus mengusahakan supaya besi yang dipasang benar sesuai
dengan apa yang tertera dalam gambar.
b. Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Pemborong atau pendapatnya
mengalami kekeliruan, kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian
yang ada maka :
1. Pemborong dapat menambah extra besi dengan tidak mengurangi
pembesian yang tertera dalam gambar, secepatnya hal ini diberitahukan
kepada Pengawas Lapangan untuk sekedar informasi.
2. Jika hal tersebut di atas akan dimintakan oleh Pemborong sebagai kerja
tambah, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada
persetujuan tertulis dari Perencana dan disetujui Pemberi Tugas.
3. Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian maka perubahan
tersebut hanya dapat dijalankan dengan persetujuan tertulis dari
Perencana.
Mengajukan usul dalam rangka kejadian tersebut di atas adalah
merupakan juga kewajiban bagi Pemborong.
c. Jika Pemborong tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai
dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran
diameter besi dengan diameter terdekat dengan syarat :
1. Harus ada persetujuan dari Pengawas Lapangan.
2. Jumlah luas besi tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam
gambar.
3. Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian
di tempat tersebut atau di daerah overlapping yang dapat menyulitkan
pembetonan atau penyampaian penggetar.

d. Toleransi Besi :
Diameter, ukuran sisi (atau jarak Variasi dalam Toleransi
antara dua permukaan yang berat yang diameter
berlawanan) diperbolehkan
Di bawah 10 mm ±7% ± 0,4 mm
10 mm sampai 16 mm (tapi tidak ±5% ± 0,4 mm
termasuk  16 mm)
16 mm sampai 28 mm ±5% ± 0,5 mm
29 mm dan 32 mm ±4% -

Perawatan Beton
a. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas hingga tidak terjadi penguapan
cepat.
b. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus
diperhatikan.
c. Beton harus dibasahi terus menerus selama minimal 10 hari sesudah
pengecoran.

Tanggung Jawab Pemborong


a. Pemborong bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai
dengan ketentuan-ketentuan di atas dan sesuai dengan gambar-gambar
konstruksi yang diberikan.
b. Adanya atau kehadiran Pengawas Lapangan selaku wakil Bouwher atau
Perencana yang sejauh melihat/mengawasi/menegur atau memberi
nasehat tidaklah mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di atas.
c. Jika Pengawas Lapangan memberi ketentuan-ketentuan tambahan yang
menyimpang dari ketentuan yang telah digariskan di atas atau yang telah
tertera dalam gambar, maka ketentuan tambahan tersebut menjadi
tanggung jawab Pengawas Lapangan, ketentuan tambahan ini harus
dibuat secara tertulis.

PASAL 07. PEKERJAAN BAJA STRUKTUR

Lingkup Pekerjaan
Bagian ini mencakup segala sesuatu yang dibutuhkan untuk pekerjaan konstruksi
baja sesuai dengan gambar dan spesifikasi.
Penyediaan semua material, peralatan dan tenaga, fabrikasi baja struktur
terutama bagian penunjang seperti yang tercantum dalam gambar dan
spesifikasi, pengiriman hasil fabrikasi baja sampai site, erection konstruksi baja
dan pemasangan baut serta pengelasan.

Syarat-syarat dan Peraturan


Pekerjaan baja harus sesuai dengan standard dibawah ini :
- Peraturan Muatan Indonesia (PMI)
- American Institute of Steel Construction (AISC)
- Japanese Industiral Standard (JIP)
- American Sociaty for Testing Material (ASTM)
- American Welding Sociaty (AWS)
- Steel Structural Panising Council (SSPC)
- Standard Industri Indonesia (SII)
- PUBB 1970 (NI.3)
- Pedoman Perencanaan Baja untuk Gedung SKBI – 1.3.55. 1987 UDC :
693.814

Material dan Pabrikasi konstruksi baja


a. Semua material baja harus baru dari jenis yang sama kualitasnya dan
disetujui oleh Direksi Lapangan. Baja yang digunakan adalah dari jenis
BJ.37 (fy=240 MPa) dengan tegangan tarik putus baja minimum 3700
kg/cm2.
b. Kontraktor hars menyerahkan sertifikat test dari pabrik dan dari Laboratorium
resmi untuk disetujui oleh Direksi Lapangan, sebelum bahan baja dikirim ke
lapangan.
c. Semua bagian baja sebelum dan sesudah dipabrikasi harus lurus dan tidak
ada tekukan dan ukuran-ukuran harus sesuai dengan gambar. Profil harus
bebas dari karat lubang-lubang, bengkokan, puntiran dn cacat perubahan
bentuk lainnya. Batang profil tekan tidak diijinkan bengkok lebih dari 1/400
kali panjang batang.
d. Seluruh pekerjaan baja harus disimpan rapih dan diletakkan diatas alas
papan. Seluruh pekerjaan baja setelah dipabrikasi harus dibersihkan dari
karat dengan sikat baja dan dicat Zine Chromat dua kali. Direksi Lapangan
atau wakilnya berhak meninjau keadaan bengkel dan memeriksa pekerjaan
fabrikasi serta peninjauan ke Laboratorium ats biaya Kontraktor.
e. Bila tidak disebutkan lain dalam gambar, baut-baut atau mur yang
digunakan harus baut hitam / HTB – A 325 dengan tegangan buat dan
tegangan las minimum 3600 kg/cm2. ukuran-ukuran baut yang dipakai harus
seperti yang tercantum dalam gambar.

Gambar kerja
a. Sebelum pabrikasi dimulai kontraktor harus membuat gambar gambar kerja
yang diperlukan dan harus disetujui Direksi sebelum dimulai dengan
pabrikasi.
b. Walaupun semua gambar kerja telah.disetujui Direksi tidaklah berarti
mengurangi tanggung jawab Kontraktor apabila terdapat kesalahan atau
perubahan dalam gambar.
c. Tanggung jawab atas ketepatan ukuran selama erection tetap ada pada
Kontraktor.
d. Pengukuran dengan skala dalam gambar tidak diperkenankan.

Tanda-tanda pada Konstruksi Baja


Semua konstruksi baja yang telah selesai dipabrikasi harus dibedakan dan diberi
kode yang jelas sesuai bagian masing-masing agar dapat dipasang dengan
mudah.

Pengelasan listrik
a. Pengelasan listrik harus dilaksanakan oleh tukang las yang berpengalaman
dalam pelaksanaan konstruksi baja.
b. Kawat las harus dipakai merk kobesteel atau sederajat.
c. Permukaan bagian yang dilas harus dibersihkan dari bekas cat, minyak, karat
dan bekas-bekas plotongan api yang kasar.
d. Bekas potongan api harus digurinda dengan rata.
e. Kerak bekas pengelasan harus dikeluarkan dan disikat.
f. Mutu elektroda las yang digunakan adalah E 70 XX.

Baut pengikat
Lubang lubang baut harus betul-betul tepat dan sesuai dengan diameternya.
Kontraktor tidak boleh merubah atau membuat lubang baru dilapangan tanpa
seizing Direksi Lapangan.
a. Pembuatan lubang-lubang baut harus memakai bor, untuk konstruksi sampai
tebal maksimum 10mm boleh memakai mesin pons.
b. Membuat lubang baut dengan api sama sekali tidak dibenarkan.
c. Baut-baut penyambung harus berkwalitas baik dan baru.
d. Diameter baut, panjang ukir, harus sesuai dengan yang diperlukan.

Pemotongan baja
Semua bekas pemotongan besi harus rapi dan rata. Pemotongan hanya boleh
dilaksanakan dengan brinder atau gergaji besi. Pemotongan dengan mesin las
sama sekali didak diperkenankan.

Pembersihan dan pengecatan


Semua baja konstruksi harus dibersihkan dari karat dan kotoran lain yang
melekat, dengan memakai sikat kawat dan dicat dengan cat Zink Chroomate
primer satu kali sebelum dikirim ke lapangan dan satu kali setelah erection
selesai.

Erection
Sebelum erection dimulai kontraktor harus memeriksa kembali kedudukan
angker-angker pada tiang-tiang beton dan memberitahu kepada Direksi
Lapangan, metode dan urutan-urutan pelaksanaan erection.
Perhatikan khusus dalam pemasangan angkur pada kolom-kolom dimana jarak-
jarak kedudukan angkur harus tepat, untuk mencegah ketidak cocokan dalam
erection dan untuk itu harus dijaga agar selama pengecoran kolom/balok angker-
angker tersebut tidak bergeser.

Semua peralatan dan steger yang diperlukan untuk pemasangan konstruksi baja
harus disediakan oleh kontraktor.
Kontraktor harus bertanggung jawab atas keamanan dan keselamatan kerja di
lapangan dan untuk itu harus menyediakan ikat pinggang pengaman, savety
helmet, sarung tangan dan pemadam kebakaran.
Kontraktor harus menyediakan tenaga ahli dalam bidang konstruksi baja yang
senantiasa mengawasi dan bertanggung jawab atas pekerjaan erection.

a. Penempatan konstruksi baja di lapangan harus diatur demikian hingga


memudahkan pekerjaan erection. Kontraktor harus membantu Direksi
Lapangan sebelum penggunaan konstruksi baja dan menjamin bahwa
setelah di lapangan, konstruksi tersebut tetap dalam keadaan baik dan
bersih.
b. Bila ternyata dikirim rusak dan bengkok Kontraktor harus menggantikan yang
baru.

PASAL 08. LAPISAN KEDAP AIR / WATER PROOFING

Bagian-Bagian Yang Perlu Diberi Lapisan Kedap Air


Lapisan kedap air harus dipasang pada tempat-tempat :
Lantai ruang toilet dan plat beton atap, leuvel-leuvel yang menjorok keluar
bangunan, ground reservoir serta tempat-tempat lain yang diperkirakan akan
selalu berhubungan dengan air dan tanah.

Bahan Kedap Air Yang Digunakan


a. Waterproofing membrane dan coating, sesuai gambar.
b. Bahan waterproofing yang digunakan harus mempunyai jaminan/garansi
tertulis dari pabrik selama minimal 5 tahun.
c. Bahan yang digunakan sekualitas Fosroc/SIKA.

Syarat Pelaksanaan
a. Bahan kedap air harus dikerjakan oleh tenaga kerja yang berpengalaman
dan cara pemasangannya harus sesuai dengan petunjuk yang dikeluarkan
oleh pabrik pembuatnya.
b. Bidang permukaan beton yang akan diberi waterproofing haruslah kering
dan bersih dari kotoran-kotoran, lubang-lubang dan celah-celah harus
ditambal dengan adukan/acian terlebih dahulu, tonjolan-tonjolan harus
diratakan dengan grinda dahulu.
c. Pekerjaan yang disebut dalam point 2 tersebut harus disetujui dahulu oleh
Pengawas Lapangan/Konsultan Perencana sebelum pemasangan lapisan
kedap air dilaksanakan.
d. Kalau terdapat pipa-pipa konduit atau benda-benda lain yang menembus
lapisan kedap air atau jika drain lantai keluar dari bidang waterproofing,
maka pada keliling benda-benda yang sudah terpasang itu harus diberi
"Flashing".
e. Lapisan kedap air harus dipasang pula pada bidang-bidang vertikal yang
mengelilingi lantai toilet, lantai janitor plat beton atap, hingga setinggi
minimal 20 cm dari permukaan bidang tersebut.
f. Hasil akhir dari pekerjaan lapisan kedap air harus merupakan suatu
lapisan dengan permukaan yang rata / tidak bergelombang serta tidak
berlubang-lubang atau bercelah-celah pada sambungan-sambungannya
ataupun keretakan-keretakan lainnya yang mungkin bisa menimbulkan
kebocoran.

Pengujian Terhadap Pekerjaan Waterproofing :


a. Pemborong harus mengadakan pengujian terhadap pekerjaan-pekerjaan
water proofing yang telah dilaksanakan.
b. Pengujian dilaksanakan dengan cara pengisian air ke atas bidang yang
akan diuji tersebut hingga mencapai ketinggian minimal 5 cm, kemudian
dilihat hasilnya selama 3 x 24 jam.

Perbaikan Pekerjaan :
Setiap permukaan waterproofing yang rusak harus diperbaiki dengan cara-cara
yang dianjurkan oleh pabrik. Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu pekerjaan finishing lainnya. Apabila ada pekerjaan
finishing yang rusak akibat perbaikan waterproofing tersebut, maka kerusakan
perbaikan finishing tersebut harus segera diperbaiki.

Syarat Pemeliharaan
Pemborong harus menjaga pekerjaan waterproofing yang sudah selesai
dilaksanakan sehingga terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa menimbulkan
kerusakan.

PASAL 09. PEKERJAAN STRUKTUR DAN PENUTUP ATAP DAN LISTPLANK

Pekerjaan Struktur Baja

a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini mencakup segala sesuatu yang dibutuhkan untuk pekerjaan konstruksi
baja sesuai dengan gambar dan spesifikasi.
Penyediaan semua material, peralatan dan tenaga, fabrikasi baja struktur
terutama bagian penunjang seperti yang tercantum dalam gambar dan
spesifikasi, pengiriman hasil fabrikasi baja sampai site, erection konstruksi baja
dan pemasangan baut serta pengelasan.

b. Syarat-syarat dan Peraturan


Pekerjaan baja harus sesuai dengan standard dibawah ini :
- Peraturan Muatan Indonesia (PMI)
- American Institute of Steel Construction (AISC)
- Japanese Industiral Standard (JIP)
- American Sociaty for Testing Material (ASTM)
- American Welding Sociaty (AWS)
- Steel Structural Panising Council (SSPC)
- Standard Industri Indonesia (SII)
- PUBB 1970 (NI.3)
- Pedoman Perencanaan Baja untuk Gedung SKBI – 1.3.55. 1987 UDC :
693.814

c. Material dan Pabrikasi konstruksi baja


1. Semua material baja harus baru dari jenis yang sama kualitasnya dan
disetujui oleh Direksi Lapangan. Baja yang digunakan adalah dari jenis BJ.37
dengan tegangan tarik putus baja minimum 3.700 kg/cm2.
2. Kontraktor hars menyerahkan sertifikat test dari pabrik dan dari Laboratorium
resmi untuk disetujui oleh Direksi Lapangan, sebelum bahan baja dikirim ke
lapangan.
3. Semua bagian baja sebelum dan sesudah dipabrikasi harus lurus dan tidak
ada tekukan dan ukuran-ukuran harus sesuai dengan gambar. Profil harus
bebas dari karat lubang-lubang, bengkokan, puntiran dn cacat perubahan
bentuk lainnya. Batang profil tekan tidak diijinkan bengkok lebih dari 1/400
kali panjang batang.
4. Seluruh pekerjaan baja harus disimpan rapih dan diletakkan diatas alas
papan. Seluruh pekerjaan baja setelah dipabrikasi harus dibersihkan dari
karat dengan sikat baja dan dicat Zine Chromat dua kali. Direksi Lapangan
atau wakilnya berhak meninjau keadaan bengkel dan memeriksa pekerjaan
fabrikasi serta peninjauan ke Laboratorium ats biaya Kontraktor.
5. Bila tidak disebutkan lain dalam gambar, baut-baut atau mur yang digunakan
harus baut hitam / HTB – A 325 dengan tegangan buat dan tegangan las
minimum 3600 kg/cm2. ukuran-ukuran baut yang dipakai harus seperti yang
tercantum dalam gambar.

d. Tanda-tanda pada Konstruksi Baja


Semua konstruksi baja yang telah selesai dipabrikasi harus dibedakan dan diberi
kode yang jelas sesuai bagian masing-masing agar dapat dipasang dengan
mudah.

e. Pengelasan listrik
1. Pengelasan listrik harus dilaksanakan oleh tukang las yang berpengalaman
dalam pelaksanaan konstruksi baja.
2. Kawat las harus dipakai merk kobesteel atau sederajat.
3. Permukaan bagian yang dilas harus dibersihkan dari bekas cat, minyak, karat
dan bekas-bekas plotongan api yang kasar.
4. Bekas potongan api harus digurinda dengan rata.
5. Kerak bekas pengelasan harus dikeluarkan dan disikat.
6. Mutu elektroda las yang digunakan adalah E 70 XX.

f. Baut pengikat
Lubang lubang baut hars betul-betul tepat dan sesuai dengan diameternya.
Kontraktor tidak boleh merubah atau membuat lubang baru dilapangan tanpa
seizing Direksi Lapangan.
1. Pembuatan lubang-lubang baut harus memakai bor, untuk konstruksi sampai
tebal maksimum 10mm boleh memakai mesin pons.
2. Membuat lubang baut dengan api sama sekali tidak dibenarkan.
3. Baut-baut penyambung harus berkwalitas baik dan baru.
4. Diameter baut, panjang ukir, harus sesuai dengan yang diperlukan.

g. Pemotongan baja
Semua bekas pemotongan besi harus rapi dan rata. Pemotongan hanya boleh
dilaksanakan dengan brinder atau gergaji besi. Pemotongan dengan mesin las
sama sekali didak diperkenankan.

h. Pembersihan dan pengecatan


Semua baja konstruksi harus dibersihkan dari karat dan kotoran lain yang
melekat, dengan memakai sikat kawat dan dicat dengan cat Zink Chroomate
primer satu kali sebelum dikirim ke lapangan dan satu kali setelah erection
selesai.

i. Sebelum erection dimulai kontraktor harus memeriksa kembali kedudukan


angker-angker pada tiang-tiang beton dan memberitahu kepada Direksi
Lapangan, metode dan urutan-urutan pelaksanaan erection.
Perhatikan khusus dalam pemasangan angkur pada kolom-kolom dimana jarak-
jarak kedudukan angkur harus tepat, untuk mencegah ketidak cocokan dalam
erection dan untuk itu harus dijaga agar selama pengecoran kolom/balok angker-
angker tersebut tidak bergeser.

Semua peralatan dan steger yang diperlukan untuk pemasangan konstruksi baja
harus disediakan oleh kontraktor.
Kontraktor harus bertanggung jawab atas keamanan dan keselamatan kerja di
lapangan dan untuk itu harus menyediakan ikat pinggang pengaman, savety
helmet, sarung tangan dan pemadam kebakaran.
Kontraktor hars menyediakan tenaga ahli dalam bidang konstruksi baja yang
senantiasa mengawasi dan bertanggung jawab atas pekerjaan erection.

1. Penempatan konstruksi baja di lapangan harus diatur demikian hingga


memudahkan pekerjaan erection. Kontraktor harus membantu Direksi
Lapangan sebelum penggunaan konstruksi baja dan menjamin bahwa
setelah di lapangan, konstruksi tersebut tetap dalam keadaan baik dan
bersih.
2. Bila ternyata dikirim rusak dan bengkok Kontraktor harus menggantikan yang
baru.

Penutup Atap Genteng Metal Lapis Batuan

a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan meliputi pemasangan penutup atap, bubungan nok,
gording dan lain-lain pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan
ini.
2. Pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan ini : Pekerjaan
konstruksi, atap, pekerjaan kerangka baja untuk gording, pekerjaan
talang, pekerjaan listplank beton, pekerjaan listrik dan penangkal
petir.

b. Bahan-bahan
1. Penutup menggunakan Genteng beton, sesuai gambar, kualitas
terbaik.
2. Bubungan atap / pertemuan-pertemuan lainnya, harus khusus dari
produksi yang sama dengan atapnya, begitupun warnanya.
Bentuknya harus teratur menurut fungsi penempatannya, dipasang
pada kedudukannya harus memakai baut/paku pewarna khusus yang
dikeluarkan pabrik pembuatnya agar sesuai dengan warna
gentengnya.
Penutup Listplank
a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan meliputi pemasangan penutup listplank finish cat, dengan bahan
GRC.
b. Bahan penutup listplank
1. Permukaan terdiri dari permukaan halus dan bagian lainnya kasar
serta tidak boleh terdapat retak atau cacat bawaan lainnya.
1. Harus menggunakan mutu bahan yang baik dan teliti cara
pelaksanaan biar tidak keropos.
2. Bahan GRC tebal dan bentuk sesuai gambar.
c. Pemasangan Listplank
1. Dipasang tegak (vertikal) pada rangka penyangga listplank dengan
konsol-konsol beton yang sesuai didalam jumlah yang cukup untuk
menyangga berat, sisi permu-kaan yang halus diletakkan dibagian
luar
2. Bidang permukaan listplank harus tampak lurus dan rata.
3. Pertemuan antara dua sudut harus siku tidak boleh terdapat celah
dan retak dengan bahan grounting.

PASAL 10. PEKERJAAN TALANG

Lingkup Pekerjaan
1. Meliputi penyediaan secara lengkap tenaga, alat & bahan untuk
pekerjaan ini.
2. Pekerjaan meliputi pemasangan saluran talang mendatar, saringan-
saringan saluran cucuran ke bawah, kerangka dan penggantung
talang berikut pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan.
3. Pekerjaan yang berhubungan dengan pemasangan talang (floor drain
/ saringan air, pekerjaan plafond, penutup talang tegak.

Bahan-bahan
1. Bahan untuk saluran talang datar digunakan plat beton dilapis
waterproofing merk Fosroc/SIKA.
2. Bahan untuk saluran talang tegak digunakan pipa PVC 3” dan 4" jenis
AW ex Wavin atau setara.

Pemasangan Talang
1. Semua pekerjaan dari plat beton yang di-waterproofing harus dibuat
& dipasang menurut standar yang paling baik.
2. Pinggiran dan gulungan harus lurus dan tidak ada lekukan, harus
betul-betul kedap air, tidak ada lubang yang tercecer atau berlimpah.

PASAL 11. PEKERJAAN PASANGAN

Jenis Pasangan dan Penggunaannya


a. Pasangan batu kali untuk pondasi, sedang pasangan bata merah dan
bagian lain seperti yang ada dalam gambar pelaksanaan.
b. Pasangan bata merah untuk sebagian besar dinding yang ada dalam
bangunan ini seperti yang ada dalam gambar pelaksanaan.
Pasangan bata merah trasraam untuk dinding-dinding ruang toilet, dinding-
dinding luar bangunan dan bagian-bagian lain seperti ditunjukkan dalam
gambar pelaksanaan.

Jenis Adukan Yang Digunakan


a. Adukan biasa dengan campuran 1Pc : 5Pasir.
Digunakan untuk seluruh pasangan pondasi batu kali, dan bata merah.
b. Adukan trasraam dengan campuran 1Pc : 3 Pasir.
Digunakan untuk dinding-dinding ruang toilet, seluruh dinding luar
bangunan dan bagian-bagian lain seperti ditunjukkan dalam gambar
rencana.
c. Adukan khusus dengan campuran 1Pc : 3Ps.
Digunakan untuk pasangan bata merah mulai dari ujung atas balok
pondasi beton (slooft) sampai 30 cm di atas lantai dasar, serta digunakan
dalam pemasangan keramik.

Jenis Plesteran Yang Digunakan


a. Plesteran biasa dengan campuran 1Pc:5Ps. Digunakan untuk permukaan-
permukaan dinding pasangan bata merah.
b. Plesteran trasraam dengan campuran 1Pc:3Psr. Digunakan untuk
permukaan beton dinding ruang-ruang toilet, seluruh permukaan dinding
pasangan di bagian luar bangunan, dan seluruh dinding lantai dasar
sampai setinggi plus 40 cm dari permukaan lantai (kurang lebih 0,00).

Kualitas Bahan Yang Digunakan


a. Batu Belah
Batu kali yang digunakan harus dari jenis yang keras, kuat tidak mudah
pecah, permukaannya halus tidak berlubang-lubang (porous).
b. Bata Merah
Batu bata yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Batu bata harus baru, dan terbuat dari campuran tanah liat + pasir
yang dibakar dan mencapai kematangan sesuai standar dan disetujui
Pengawas.
2. Bilamana terdapat bahan yang tidak dapat sesuai standar tersebut di
atas maka Direksi dapat menentukan jenis-jenis lain yang ada di
pasaran lokal dengan persyaratan-persyaratan yang ditentukan.
3. Mempunyai sifat kondisi rendah, sifat isolasi suara dan penetrasi air
yang rendah.
4. Seluruh permukaan datar/rata tidak melengkung, tanpa
cacat/berlubang ataupun mengandung kotoran, sudut-sudutnya tidak
tumpul.
5. Ukuran seragam dengan standar nominal.
6. Mutu setaraf produksi/lokal dengan persetujuan Direksi.
c. Bahan untuk adukan, plesteran dan acian
Bahan campuran (air, semen dan pasir) yang digunakan untuk adukan
harus memenuhi ketentuan seperti untuk bahan campuran beton dalam
buku RKS ini ataupun dalam SKSNI T-15-1991-03.

Contoh-contoh Bahan
Sebelum memulai pekerjaan pasangan, Pemborong terlebih dahulu harus
menyerahkan contoh-contoh bahan yang akan digunakan (Batu kali, Bata
merah, kerikil, split dan lain-lain). Bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini
harus mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan/Perencana.

Syarat Pemasangan
a. Pemasangan batu kali untuk pondasi
1. Pondasi batu kali harus dimulai dan didirikan menurut bentuk, ukuran
dan ketinggian yang diminta sesuai dengan gambar rencana.
2. Pasangan Bata merah
- Dinding harus dipasang/didirikan dengan ketebalan dan ketinggian
sesuai gambar rencana.
- Masing-masing bata merah dipasang dengan nat/jarak : 1 cm,
diberi dasar adukan pengikat dengan baik.
- Pemasangan dinding tidak boleh diteruskan di satu bagian setinggi
lebih dari 1 meter.
- Tidak diperbolehkan memakai potongan bata merah untuk bagian-
bagian dinding kecuali untuk bagian dinding yang terpaksa harus
menggunakan potongan. Potongan yang diperbolehkan untuk
maksud tersebut tidak boleh lebih kecil dari 1/2 bata merah.
b. Perlindungan
Bagian dinding atau pasangan batu kali yang sudah terpasang dan terkena
udara terbuka, pada waktu hujan lebat harus diberi perlindungan dengan
penutup bagian atasnya dengan sesuatu yang memadai.
c. Perawatan
Dinding pasangan batu bata dan pasangan batu kali harus dibasahi terus
menerus selama paling sedikit 7 (tujuh) hari setelah didirikan.
d. Angkur-angkur dan pengikat
Setiap hubungan antara dinding bata merah dengan permukaan beton,
harus diberi angkur yang dibuat dari besi beton dengan bentuk, ukuran
dan diameter sesuai dengan kebutuhan. Permukaan beton yang
berhubungan dengan dinding bata harus dikasarkan dengan alat yang
sesuai agar adukan dinding dapat melekat.
e. Permukaan dinding yang dihasilkan oleh plesteran dan acian harus benar-
benar verikal, datar, rata, tidak melengkung atau bergelombang.
f. Kolom Beton/Tulangan Praktis
Untuk dinding dengan luasan minimal 10 m2 diharuskan pelaksanaan
dengan perkuatan kolom beton praktis dan balok latei dengan tulangan
pokok 4 Ø 12mm dan beugel Ø 6 mm - 15 cm.

PASAL 12. PEKERJAAN LANTAI

Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan peralatan dan semua pekerja
yang berhubungan dengan pekerjaan penyelesaian lantai sesuai dengan
gambar kerja dan RKS.
b. Pemborong diharuskan memberikan contoh-contoh bahan lantai yang
akan dipasang, khususunya untuk diseleksi kualitas, warna, tesktur, bahan
lantai untuk mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.
c. Pemborong harus menyediakan jaminan tertulis dari Produsen/sub-
Kontraktor kepada Pemilik Proyek untuk setiap masing-masing
penggunaan bahan lantai dengan jangka waktu jaminan minimal 5 (lima)
tahun.
d. Pekerjaan lantai yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan lantai keramik;
2. Pekerjaan lantai homogenous tile;
3. Pekerjaan lantai vynil/parket kayu.
Masing-masing pekerjaan lantai tersebut di atas uraiannya adalah sebagai
berikut :

Pekerjaan Lantai Keramik


a. Pekerjaan lantai keramik dilaksanakan untuk Ruang Kerja, Toilet, dan
lain-lain.
b. Data-data Teknis Bahan
Bahan : Keramik sekualitas Roman
Ukuran : 30/30 dengan ketebalan 7 mm, Toleransi ukuran <1% &
penyerapan air tidak lebih dari 1%
Jenis : Keramik Single Firing HEAVY DUTY.
Warna : Harus sesuai dengan petunjuk Direksi Lapangan atau
Pemilik Proyek.
c. Keramik yang akan dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik,
bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang
gompal, retak maupun cacat.
d. Pekerjaan pemasangan lantai keramik bisa dimulai dan dilaksanakan
apabila Pemborong telah membawa contoh-contoh keramik dan telah
disetujui.
e. Sebelum pemasangan keramik tile untuk Toilet (lantai dasar), terlebih
dahulu dipasang pasir urug, minimal setebal 10 cm, tanah telah
dipadatkan, selanjutnya dibuat lantai kerja minimal tebal 5 cm campuran
1:3:5.
f. Pemotongan keramik harus dilakukan dengan menggunakan mesin
potong bekas potongan harus digerinda dan diampelas sampai halus
dan rata.
Perlu dihindari pemotongan keramik yang < 1/2 x lebar/panjang ukuran
standar.
g. Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih
(Tidak mengandung asam alkali) sampai jenuh.
h. Adukan pasangan/pengikat dengan adukan campuran 1Pc:3Ps dan
ditambah bahan perekat.
i. Bahan pengisi adalah grout semen berwarna yang sesuai dengan warna
keramik yang digunakan.
j. Apabila hasil pemasangan keramik tile tidak rapi, tidak membentuk garis
lurus, retak dan hasil bergelombang, Pemborong harus
mengganti/mengulangi pekerjaan dengan biaya ditanggung sendiri oleh
Pemborong.
k. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam
noda pada permukaan keramik hingga betul-betul bersih.
l. Keramik yang sudah terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban
selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari
pekerjaan lain.
m. Plint keramik terpasang siku terhadap lantai, dengan memperhatikan
siar-siarnya bertemu dengan siar lantai dan dengan ketebalan siar yang
sama pula.

Pekerjaan Lantai Homogenous Tile / Granit Tile


a. Lantai Homogenous tile, sekualitas Ineza, Granito, Niro yang dipasang
sesuai gambar.
b. Persyaratan pelaksanaan :
Sebagai lapisan dasar ialah urugan pasir urug setebal 20 cm atau
sesuai dengan rencana gambar.
Urugan pasir dilakukan lapis demi lapis dipadatkan dengan direndam
air sampai jenuh.
Di atas urugan pasir tersebut dipasang lantai kerja/beton tumbuk 1:3:5
bertulang praktis sesuai dengan gambar-gambar rencana.
Pasangan lantai granit tile digunakan aduk campuran 1Pc:3Ps dengan
ketebalan sesuai dengan peil yang telah ditentukan dalam gambar.
Pemotongan ubin harus menggunakan mesin gergaji khusus nat-nat
harus membentuk garis lurus, lebar nat max 2 mm kemudian diisi /
dikolot.
Pekerjaan kolotan baru boleh dikerjakan setelah pasangan ubin betul-
betul kuat/keras dan setelah mendapat ijin dari Pengawas lapangan.

c. Bahan-bahan yang digunakan :


1. Homogenous Tile ukuran 60/60 cm;
2. PC abu-abu;
3. Semen Grout/Nat/semen Instant;
4. Pasir cor;
5. dan lain-lain.

12.4. Pekerjaan Vynil/Parket Kayu


a. Lingkup Pekerjaan
Meliputi bagian-bagian permukaan lantai dan kolom sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam detail gambar. Dalam hal ini termasuk pengadaan tenaga
kerja, bahan-bahan, alat-alat dan peralatan pembantu lainnya.

b. Syarat-Syarat Bahan
Umum
Bahan harus mempunyai kualitas yang baik, tahan lama terhadap
goresan, higienis, mudah dibersihkan dan mudah dalam perawatan.
Bahan terbuat dari PVC multilayer/heterogeneous, tanpa filter,
mampu meredam bunyi sampai batas tertentu (Acoustic flooring tipe,
minimal 15 dB)

Syarat-syarat Spesifikasi Bahan


Bahan terbuat dari PVC tanpa filter, multilayer, lapisan
atas/wearlayer dilindungi oleh pure transparent PVC dilengkapi
dengan Reinforced PUR protection, lapisan bawah terdiri dari
Acoustic backing foam.
Bahan harus termasuk dalam kategori klasifikasi UPEC kelas
U4P3E2/3 C2 dengan resistensi abrasi yang paling tinggi (group T,
§1 ≤0,08), antistatic 109 ohm, tebal lapisan atas /wear layer minimal
0,67 mm, fire resistant B1Cfl, s1 slip resistance minimal R9,
mengandung lapisan anti bakteri dan jamur (biostatic treatment).
Static indentation antara 0,16 s/d 0,06 mm.
Bidang vinyl harus dalam bentuk „sheet‟ (gulungan), lebar minimal
2m, panjang 25m, tebal minimal 2,6 mm, sambungan dilas (di-
welding) dengan pemanasan dengan menggunakan bahan PVC
yang sama yang disebut welding rod. Lebar sambungan antara 2,5
s/d 3 mm dan harus rata.
Skirting /plint adalah perpanjangan atau kelanjutan vinyl dari lantai
kemudian naik ke dinding setinggi 10 cm. Pada sudut antara lantai
dan dinding dipasangi “Cove Former” yaitu bahan yang membentuk
sudut landai (R) agar sudut tersebut tidak siku. Sementara pada
ujung vinyl yang naik ke dinding ditutup dengan Capping Seal.
Material dari Cove former dan Capping Seal juga harus terbuat dari
vynil PVC atau karet.
Warna dan corak bahan diajukan oleh Kontraktor dengan
persetujuan Pengawas dan atau pemilik pekerjaan.
Merk fabrikasi bahan : Forbo sarlino ex. Perancis atau setara.

c. Syarat Pelaksanaan
Bidang permukaan lantai harus rata dan kuat, tidak terdapat retak-
retak, tidak ada lubang dan celah-celah, bebas debu, bebas lemak
dan minyak.
Pekerjaan lapisan vinyl harus rapid dan dilakukan sesuai dengan
yang dipersyaratkan dari pabrik yang bersangkutan sehingga dapat
diperoleh hasil pekerjaan bermutu baik dan dapat tahan lama.
Pekerjaan lapisan vinyl dilakukan setelah pekerjaan finishing yang
lain seperti plafond, dinding, pekerjaan ME, pengecatan selesai
dilaksanakan.

d. Syarat-syarat penyimpanan
Tempat penyimpanan barang harus terhindar dari genangan air, tidak
lembab, terhindar dari cuaca (panas matahari/air hujan) dan selalu bersih.

e. Tahapan pemasangan Vinyl


Screeding
Screeding harus benar-benar kuat dan rata yang dicapai dengan
membuat adukan dengan komposisi 1 semen : 4 pasir.
Permukaan screed harus kering, bebas debu, bebas lemak dan
minyak.
Leveling
Leveling dilaksanakan sebanyak 3 s/d 4 kali (lapis). Antara tahap 1 dan
tahap berikutnya dilakukan dengan arah yang menyilang dan biarkan
sampai kering. Bahan leveling terdiri dari : Polymer + semen atau
dengan bahan Self Leveling. Tetapi kalau dengan self leveling dapat
dilakukan antara antara 1 s/d 2 lapis.
Pengamplasan
Pengamplasan dilakukan setelah lapisan terakhir kering kemudian
dibersihkan dengan cara di-vakum atau dipel.
Pemasangan Vinyl
Vinyl dipasang dengan menggunakan bahan lem yang
direkomendasikan oleh pabrik.
Welding
Untuk menjaga higienitas, setiap celah/sambungan vinyl harus dilas
dengan bahan dari PVC yang sama.
Pemolesan
Seteleah vinyl benar-benar bersih dari semua kotoran, langkah terakhir
adalah pemolesan. Bahan poles adalah yang telah direkomendasikan
oleh pabrik.
Untuk lantai yang berhubungan langsung dengan tanah dan
kelembabannya tinggi harus di-coating dengan waterproofing atau
dilakukan tes moisture sebelum dilakukan tahapan pemasangan vinyl.
PASAL 13. PEKERJAAN DINDING

Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, peralatan semua pekerja yang
berhubungan dengan pekerjaan penyelesaian dinding sesuai gambar
kerja dan RKS.
b. Pemborong harus memberikan contoh-contoh bahan pelapis dinding
yang akan dipasang, khususnya untuk menentukan warna, tesktur yang
akan ditentukan kemudian oleh Pemberi Tugas.
c. Pemborong harus menyediakan jaminan tertulis dari produser Sub
Pemborong kepada Pemilik Proyek untuk setiap penggunaan bahan
dinding dengan jangka waktu jaminan minimum 5 (lima) tahun.
d. Pekerjaan dinding bagian dalam bangunan (interior) meliputi pekerjaan
dinding dilapis keramik dan dinding dicat.
Pekerjaan dinding bagian luar bangunan (eksterior) meliputi pekerjaan
dinding ACP dan granite tile cat.

Pekerjaan Dinding Keramik


a. Persyaratan Bahan
Bahan keramik yang digunakan untuk pelapis dinding pada ruang toilet
lantai adalah bahan keramik sekualitas ROMAN dengan ukuran 30 x
60 cm dan 30 x 30 cm.jenis single firing heavy duty. Pemilihan warna
ditentukan kemudian oleh pemilik proyek atau oleh Direksi lapangan.
Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan
peraturan-peraturan ASTM, peraturan keramik Indonesia NI-19,
PVBB 1970 dan PUBI 1982.
Bahan yang digunakan harus sudah dapat persetujuan dari Direksi
Lapangan, setelah diseleksi mengenai kualitas bahan, warna,
tekstur dan bahan tidak boleh rusak, maupun cacat.
Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut tetapi
dibutuhkan untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam
bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus
disetujui Direksi Lapangan.

b. Syarat-syarat Pelaksanaan
Pada permukaan dinding beton/bata merah yang ada, keramik dapat
langsung diletakkan, dengan menggunakan perekat spesi 1Pc :3Ps,
diaduk baik memakai larutan supercement, jumlah pemakaian adalah
10% dari berat semen yang dipakai dengan tebal adukan tidak lebih
dari 1,5 cm atau bahan perekat khusus, dengan memperhatikan
sehingga mendapatkan ketebalan dinding seperti tertera pada gambar.
Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik,
warna, motif tiap keramik harus sama tidak boleh retak, gempal atau
cacat lainnya.
Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus untuk
itu, sesuai petunjuk pabrik pembuat.
Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air
sampai jenuh.
Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan dengan gambar.
Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran
harus ditentukan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan
Perancang/Direksi Lapangan sebelum pekerjaan pemasangan
dimulai.
Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus
benar-benar lurus, siar arah horizontal pada dinding yang berbeda
ketinggian peil lantainya harus merupakan garis lurus.
Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar sebesar
3-5 mm setiap perpotongan siar harus membentuk dua garis tegak
lurus.
Siar-siar keramik harus diisi dengan bahan pengisi siar sehingga
membentuk setengah lingkaran seperti yang disebutkan dalam
persyaratan bahan dan warnanya akan ditentukan kemudian.
Pembersihan permukaan ubin dari sisa-sisa adukan semen hanya
boleh dilakukan dengan menggunakan cairan pembersih untuk
keramik.
Naad-naad pada pemasangan keramik harus diisi dengan bahan
supergrout.

Pekerjaan Dinding Aluminium Composite Panel


 Spesifikasi :
Merk : Alcopla, New Alucopan atau setara
Coal Coating : PVDF (US PPG Durana)
Alumunium thickness : 0.50 mm
Panel thickness : 4 mm
Tipe/warna : Ditentukan kemudian
Ukuran Lebar : 1250 mm, panjang 1000-6000 mm
 Pengadaan dan Pemasangan :
- Pemesanan bahan dan material dilakukan minimal 3 (tiga) bulan
sebelum pekerjaan tersebut dimulai.
- Pemasangan alumunium composite panel digunakan untuk bagian
exterior banguna yang telah ditentukan dalam gambar rencana.
- Pemborong harus memperlihatkan contoh bahan untuk diseleksi
kualitas, tipe dan warna aluminium composite oleh Direksi Lapangan.
- Metode pelaksanaan pemasangan harus mengikuti petunjuk dari
Produsen Alumuium composite yang digunakan.
- Sebelum pemasangan, dinding luar bangunan yang akan dipasang
alumunium harus sudah selesai diplester dengan permukaan
rata/flat, bersih dari debu dan bebas dari kotoran apapun.
 Lingkup Pekerjaan : Bagian luar kulit bangunan/eksterior bangunan.

PASAL 14. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT/PLAFOND

Lingkup Pekerjaan
a. Yang termasuk dalam pekerjaan langit-langit ini adalah penyediaan
bahan, tenaga dan peralatan yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan pemasangan langit-langit, yang tertera sesuai menurut
Gambar Kerja.
b. Pekerjaan langit-langit meliputi :
- Pekerjaan plafond gypsum tile
- Pekerjaan plafond gypsum board rangka metal furing
- Pekerjaan plafond Kalsiboard /GRC board rangka besi hollow.

Plafond Khusus
a. Plafond khusus dipasang dengan macam-macam tipe, sesuai gambar.
b. Persyaratan pemasangan masing-masing tipe plafond khusus tersebut,
harus sesuai dengan rencana gambar, baik bentuk ukuran dan cara
pelaksanaan.
Hasil akhir pemasangan plafond lurus betul-betul baik dimana cara
pelaksanaannya sesuai dengan rencana gambar dan petunjuk-petunjuk
arsitek/pimpinan proyek secara khusus.
c. Bahan-bahan yang dipakai antara lain :
c1. Penutup : Gipsum board dengan list-list profil gypsum sesuai
rencana, dengan warna ditentukan kemudian.

Plafond Gipsum board


a. Plafond gip-sum dipasang dengan letak pemasangan sesuai gambar.
b. Persyaratan pemasangan masing-masing tipe plafond gypsum tersebut
harus sesuai rencana gambar. Dengan hasil akhir pemasangan betul-
betul plat, lurus dan disetujui direksi Pengawas/pimpro. Pemasangan
harus sesuai prosedur pabrik pembuat.
c. Bahan-bahan :
- Rangka dari besi Metal furing dengan ukuran sesuai gambar atau
petunjuk pabrik atau metal furring.
- Penutup gypsum tebal sesuai gambar merk Jaya Board / Elephant,
setara disetuji pemberi tugas.
d. Untuk menjaga kualitas pemasangan, sebaiknya pemasangan
diserahkan tenaga ahli yang disetujui pemberi tugas.

Plafond Kalsiboard/GRC board


a. Letak pemasangan di Ruang Lavatory.
b. Persyaratan pemasangan/pelaksanaan harus sesuai dengan gambar.
Rangka Metal Furing dipasang dengan sistem yang berlaku pada rangka
metal furing. Plafond harus betul-betul plat / rata dan disetujui
Pengawas.
c. Bahan-bahan :
Rangka : Besi Hollow galvanish
Penutup : Kalsiboard/GRC board
Finishing : Cat ICI

PASAL 15. PEKERJAAN PERLENGKAPAN SANITAIR

15.1. 1. Lingkup Pekerjaan


Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga,
peralatan, bahan untuk pemasangan semua fixtures pada ruang dapur
dan toilet.

2. Bahan-bahan (ex TOTO)


- Kloset : Duduk CW 914 J
- Urinoir : U 104
- Floor drain : TX 1 BN
- Wastafel : LW 861 CJ
- Kran : TX 101 LB
- Cermin : Tebal 5 mm ex ASAHI + Frame
- Kloset Jongkok : CE 6
- Kran washtafel : TX 101 LB
- Kran dinding : TX 23 B13
- Kran kitchen : TX 606 KES
3. Pemasangan
a. Semua perlengkapan sanitair dipasang dalam keadaan kokoh pada
tempat-tempat yang sesuai gambar, dengan perkuatan besi angkur
dan mur baut yang sesuai.
b. Untuk pemasangan perlengkapan sanitair harus mengikuti metode
pelaksanaan yang ditentukan oleh pabrik pembuatnya dan gambar
kerja.
c. Pada saat pemasangan, hendaknya semua fixture harus dihindari
dari benturan-benturan, serta dalam keadaan terpasang harus benar-
benar bersih dari goresan-goresan maupun kotoran-kotoran.
d. Pemasangan dilakukan sebelum pekerjaan finishing plesteran dan
tiles dilaksanakan.

4. Pekerjaan Pasangan antara lain :


Sekat Urinoir
a. Untuk keperluan menyekat pasangan urinoir dipakai bahan
keramik merk TOTO tipe AW 115J. Ukuran dan cara
pelaksanaan sesuai dengan gambar atau spesifikasi dari
pabrik.
b. Satu dan lain hal atas persetujuan Pengawas lapangan.
Pekerjaan Septictank + Peresapan
Pekerjaan pembuatan septictank + peresapan harus dengan
jumlah, bentuk ukuran dan cara pelaksanaan sesuai dengan
rencana gambar, jumlah dan pelaksanaannya sesuai gambar
dilengkapi dengan peresapan.
Pekerjaan Water Reservoir :
a. Water reservoir terdiri dari ground reservoir kapasitas sesuai
gambar.
b. Ground reservoir perletakannya sesuai dengan lay out pada
gambar, terbuat dari :
1. Alas dinding dan penutupnya dari beton bertulang dengan
campuran 1Pc:1,5Ps:2,5Kr sisi dalam dilapisi keramik 20x20
cm roman setaraf.
2. Persyaratan pelaksanaan beton harus sesuai SKSNI T-15-
1991-03.
3. Pada pertemuan dinding beton dengan bentuk sesuai
gambar penyekat karet (water-stop) dengan bentuk sesuai
gambar.
c. Dinding dari ground reservoir pada bagian luar diplester dengan
campuran 1Pc:2Ps setebal 1 - 2 cm.
d. Ground reservoir dilengkapi dengan pipa suplai, pipa distribusi dari
ground ke pompa, tangga dari alumunium dengan penutup dan
gembok untuk pengamanan, dan juga disediakan lubang hawa.
e. Sistem hidrosfor untuk pengadaan air bersih dari ground reservoir
ke bangunan digunakan 2 (dua) buah pompa yang bekerja secara
bergantian (sistem alternate), sesuai persyaratan ME.
Perlengkapan-perlengkapan pompa tersebut bekerja secara
otomatis dengan dilengkapi :
- Pressure tank (tangki tekan)
- Pressure switch lengkap dengan panel water level control.
- Manometer
- Check valve.
Pekerjaan Reservoir Atas
a. Untuk penampungan air bersih yang diletakkan di atas terdiri bak
dari bahan fibreglass masing-masing tipe cilinder 1 m3 x 2 buah
sekualitas TIGA ARGA.

PASAL 16. PEKERJAAN PENGECATAN

Bahan Ketentuan-ketentuan Umum


a. Semua bahan cat harus diperoleh dari produsen yang telah disetujui
Perencana dan Pengawas Lapangan/MK. Semua cat yang digunakan
sekualitas ICI.
b. Semua cat harus dipergunakan dan betul-betul sesuai dengan instruksi
pabriknya.
Juga dempul plamour dan cat dasarnya harus dikeluarkan dari pabrik yang
sama untuk masing-masing lapisan pemakaian. Tidak boleh
mencampurkan bahan-bahan pengering atau bahan-bahan lain ke dalam
cat jika tidak disarankan oleh pabrik cat yang bersangkutan.
c. Cat yang akan digunakan berada dalam kaleng-kaleng yang masih disegel,
tidak pecah atau bocor dan mendapat persetujuan Pengawas. Pemborong
utama bertanggung jawab, bahwa warna dan bahan cat adalah tidak palsu
dan sesuai dengan persetujuan Perencana/Pengawas.
d. Sebelum dipakai harus diaduk sampai semua yang mengendap larut.
Bila perlu diencerkan dengan bahan pengencer dengan bahan dan
proporsi sesuai dengan rekomendasi pabrik yang bersangkutan.

Bahan dan ketentuan-ketentuan khusus :


a. Cat pekerjaan kayu :
Harus mengandung bahan sintetis (syntetic resins) cat tipe gloss/mengkilat.
b. Cat pekerjaan baja/besi :
Lapisan cat dasar harus yang mengandung oxid merah.
Lapisan penyelesaian (finish) harus yang mengandung syntetic resins,
yang khusus untuk disesuaikan untuk pekerjaan tersebut.
c. Cat dinding tembok : Exterior : ICI Dulux Weathersield, Interior ICI Dulux,
cat acrylic Jotun Majestic Optimum.
Cat untuk dinding luar dan dalam, kolom, langit-langit dan sebagainya
harus memakai cat emulsi, berdasarkan alkyd resins, dengan cat dasarnya
yang tahan alkali seperti yang telah ditentukan.
d. Pekerjaan pengecatan tidak boleh dimulai :
1. Sebelum dinding atau bagian yang akan dicat selesai diperiksa dan
disetujui oleh Pengawas.
2. Sebelum bagian-bagian yang retak, pecah atau kotoran-kotoran
dibersihkan.
3. Apabila dinding atau bagian yang akan dicat ternyata masih basah,
lembab atau berdebu.
4. Sebelumnya didahului membuat percobaan pengecatan pada
dinding atau bagian-bagian yang akan dicat.

Daftar bahan-bahan :
a. Setelah kontrak ditanda tangani, Pemborong harus secepatnya, tapi tidak
kurang dari 1 (satu) bulan sebelum memulai pekerjaan pengecatan,
mengajukan daftar dari semua bahan- bahan yang akan dipakai untuk
pekerjaan pengecatan dan dekorasi kepada Pemberi Tugas. Semua
bahan-bahan harus disetujui oleh Pemberi Tugas.

Pemilihan Warna :
a. Semua warna harus dipilih arsitek Perencana, Owner dan Pemborong
harus mengadakan contoh warna-warna yang disetujui.

Persiapan Umum :
a. Sebelum meneruskan pekerjaan pengecatan dan plituran dan lain-lain
harus dicuci dan dijaga agar tidak ada debu beterbangan.
b. Semua permukaan yang akan dicat harus dipersiapkan sesuai dengan cara
yang telah disetujui dan diuraikan dalam bab-bab yang relevan. Dalam
pelaksanaan pekerjaan ini harus disediakan banyak lap-lap bersih.

Pengecatan tembok :
a. Terutama dikerjakan pada plesteran dan sebagainya baik bagian luar
maupun dalam, pekerjaan baru/lama.
1. Persiapan :
Biarkan permukaan mengering sebaik mungkin, jika terdapat
pengkristalan / pengapuran bersihkan dengan lap kering kemudian
dengan lap basah dan biarkan selama 48 jam. Bila
pengkristalan/pengapuran masih terjadi, ulangi lagi cara di atas
sampai proses pengkristalan/pengapuran tersebut berhenti.
Bersihkan permukaan dari debu, kotoran dan persikan plesteran dan
sebagainya. Perbaiki retak-retak serta kerusakan lainnya dan
biarkan mengering.
2. Pelaksanaan
Semua pengecatan tembok harus sesuai dengan cara dan prosedur
dari pabrik pembuat.

Pengecatan Kayu :
Permukaan baru - dalam/luar (Interior/Exterior).
a. Persiapan :
Biarkan kayu mengering sebaik mungkin, bersihkan permukaan dari
debu, kotoran dan sebagainya.
1. Persiapan :
Biarkan permukaan mengering sebaik mungkin. Jika terdapat
pengkristalan / pengapuran, bersihkan dengan lap kering kemudian
dengan lap basah dan biarkan selama 48 jam. Bila
pengkristalan/pengapuran masih terjadi, ulangi lagi cara di atas
sampai proses pengkristalan/pengapuran tersebut berhenti.
Bersihkan permukaan dari debu, kotoran dan persikan plesteran dan
sebagainya. Perbaiki retak-retak serta kerusakan lainnya dan
biarkan mengering.
2. Pelaksanaan
Semua pengecatan kayu harus sesuai dengan cara dan prosedur
dari pabrik pembuat.

Pengecatan Logam (besi/baja) baru :


a. Persiapan :
Permukaan harus disikat dengan sikat kawat untuk menghilangkan karat
yang ada, lalu amplaslah dengan kertas gosok kasar. Bersihkan dengan
sejenis solvent, debu, minyak dan sebagainya.
1. Persiapan :
Biarkan permukaan mengering sebaik mungkin, jika terdapat
pengkristalan / pengapuran bersihkan dengan lap kering kemudian
dengan lap basah dan biarkan selama 48 jam. Bila
pengkristalan/pengapuran masih terjadi, ulangi lagi cara di atas
sampai proses pengkristalan/pengapuran tersebut berhenti.
Bersihkan permukaan dari debu, kotoran dan persikan plesteran dan
sebagainya. Perbaiki retak-retak serta kerusakan lainnya dan
biarkan mengering.
2. Pelaksanaan
Semua pengecatan besi/kayu harus sesuai dengan cara dan
prosedur dari pabrik pembuat.

Pengecatan seng dan besi baja yang digalvanis :


a. Permukaan seng, besi dan baja yang digalvanis tidak memberikan daya
lekat uang baik untuk lapisan cat.
Oleh karena itu biarkan beberapa bulan sampai lapisan galvanisnya
habis. Kecuali apabila dalam keadaan mendesak dan pengecatan akan
dilakukan pada permukaan yang baru, maka diperlukan zat kimia untuk
persiapan atau suatu primer yang khusus.
1. Persiapan dan pemberian primer (Epoxy) :
Bersihkan permukaan yang akan diberi cat dari lemak dan kotoran
lainnya, kemudian sebagai primer (epoxy) berilah cat dasar jenis
Metal Epoxy Chromate 1 lapis.
2. Penyelesaian :
Penyelesaian sama dengan pekerjaan baja tersebut di atas.
Untuk pekerjaan cat-catan warna ditentukan kemudian oleh
perencana/Pengawas.

Keahlian :
a. Pekerjaan mengecatan hanya boleh dilaksanakan oleh orang-orang yang
sudah ahli dan berpengalaman dalam bidang ini.
b. Seorang mandor yang benar-benar cakap harus mengawasi di tempat
tersebut selama pekerjaan dilaksanakan.
c. Pemborong utama bertanggung jawab atas hasil pengecatan yang baik
dan harus mengatur waktu sedemikian rupa sehingga terdapat urutan-
urutan yang tepat mulai dari pengerjaan dasar (Undercoats) sampai
dengan pengecatan akhir (finishing coats).
d. Pekerjaan pengecatan dianjurkan untuk dikerjakan oleh tenaga-tenaga
dari mana cat tersebut diproduksi atau ke painting khusus.
e. Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari Pengawas
dan pabrik pembuat cat tersebut, serta mendapat persetujuan Pengawas.

Bahan yang harus disediakan untuk masa pemeliharaan :


a. Setelah pekerjaan pengecatan selesai, Pemborong harus menyimpan
sejumlah cat yang terpilih untuk persediaan jika ada perbaikan-perbaikan
yang dikehendaki selama masa pemeliharaan.
Pada waktu penyerahan pekerjaan kedua kalinya (final), Pemborong
harus menyerahkan kepada pemberi tugas, cat-cat untuk finishing
menurut jumlah-jumlah sesuai daftar berikut ini.
b. Jumlah yang dikehendaki untuk tiap warna yang dipakai
Cat tembok Cat untuk kayu Cat untuk logam
5 liter 2 kg 1 kg
atau sesuai dengan persetujuan / pengaturan dalam aanwijzing.
PASAL 17. PEKERJAAN KOSEN, PINTU, JENDELA DAN LAIN-LAIN

Lingkup Pekerjaan
1. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan yang diperlukan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan
pengangkutan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini
sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang maksimal.
2. Meliputi Pekerjaan
a. Kosen pintu dan jendela alumunium dan jendela kaca.
b. Pintu kayu dan pintu kaca.

Pekerjaan Kosen Pintu dan Jendela Alumunium


Semua pekerjaan harus dikerjakan menurut instruksi pabrik/produsen dan
standar-standar antara lain :
- The Alumunium Association (AA)
- Architectural Alumunium Manufacturers Association (AAMA).
- American Society for Testing Materials (ASTM).
1. Bahan-bahan
Kosen dan plat alumunium
Untuk kosen pintu, jendela dan plat aluminium akan digunakan
produksi setara ALCAN, ALEXINDO.
a. Produksi dalam negeri yang baik (sesuai SII extrusi 0695-82
dan SII jendela 0549-82).
b. Alloy 6063 T5/Billet yang digunakan harus aslinya (tidak terbuat
dari bahan serap/sisa).
c. Seluruh pekerjaan alumunium menggunakan pewarnaan
powder coating.
2. Seluruh pekerjaan alumunium harus memiliki syarat-syarat teknis
sebagai berikut :
a. Profile
- Beban angin : 120 kg/m2
- Ketahanan kebocoran
terhadap air : mampu menahan kebocoran
pada tekanan 15 kg/m2.
- Ketahanan kebocoran
terhadap udara : max 12 m3/ham m' pada
tekanan 15kg/m2
- Ketebalan profil min : 1,8 mm
- Ketebalan warna : 12 micron (minimum)
b. Kelengkapan Alumunium
- Joint Backer : Polyutrane foam, tidak menyerap air,
kepadatan 65-96 kg/m3, penampang
25% lebih besar dari celah yang ada.
- Neoprene : Jenis extrusion, tahan terhadap
matahari, oksidasi dengan kekerasan
60-80 durometer.
- Sealant : Silicon sealant
- Anker : Bagian yang berhubungan dengan
alumunium dilapis galvanis 25 micron.
Bagian lain dilapis zinc chremat.
- Shims (klos) : Plastic, multi polymer dengan
kekuatan 565 kg/cm2.
- Kunci-kunci : (lihat pekerjaan kunci penggantung).
- Kaca : (lihat pekerjaan kaca).
- Dan lain-lain sesuai yang disyaratkan untuk pekerjaan
alumunium.
3. Penunjukkan Subkon :
- Harus seijin Konsultan Perencana, Owner.
- Mempunyai ijin spesialisasi dibidangnya
- Mempunyai referensi pekerjaan yang cukup
- Siap memberikan garansi
4. Contoh
Kecuali ditentukan lain, maka semua contoh harus disertakan dan
contoh extrusion tidak kurang dari 30x30 cm2, dengan ketebalan
seperti yang ditentukan untuk proyek tersebut. Contoh (mock up)
harus dengan ukuran 1:1.
5. Gambar Pelaksanaan (Shop Drawing)
a. Gambar pelaksanaan menunjukkan ukuran, besaran-besaran
ketebalan, kekuatan, alloy, tempers, finish, detail-detail
pertemuan dan hubungannya dengan konstruksi secara
keseluruhan.
b. Semua pekerjaan yang akan dirakit dan dipasang harus sesuai
dengan desain arsitek dan gambar kerja yang disetujui
Perancang.
6. Pekerjaan Persiapan
a. Periksa semua ukuran di gambar kerja dan disesuaikan dengan
kondisi di lapangan sebelum dilakukan penyetelan. Setiap
terdapat perbedaan segera diberitahukan kepada Direksi
Lapangan akan memberikan keputusan tentang perbaikannya.
b. Tanda-tanda cacat akibat proses anodizing seperti "rock" atau
"gripper" pada permukaan alumunium harus diganti atas biaya
Pemborong.
7. Pekerjaan Pelaksanaan
a. Pekerjaan pembuatan / penyetelan dan pemasangan kosen
alumunium beserta kaca harus dilaksanakan oleh Pemborong
Alumunium yang ahli dalam bidangnya dan disetujui Direksi
Lapangan.
b. Untuk mendapat ukuran yang tepat, Pemborong Alumunium
harus datang ke lapangan dan melakukan pengukuran.
c. Untuk mendapat hasil yang baik, pembuatan / penyetelan
kosen alumunium harus dilakukan di pabrik secara masinal dan
di lapangan tinggal pasang.
d. Antara tembok/kolom/beton dan kosen alumunium harus diisi
dengan "sealant" yang elastis.
e. Pemasangan kaca pada kosen alumunium harus diisi dengan
"sealant" dan karet gasket.
f. Semua detail pertemuan harus halus, rata dan bersih dari
goresan serta cacat yang mempengaruhi permukaan
alumunium.
g. Sambungan-sambungan vertikal maupun horizontal,
sambungan sudut maupun silang, demikian juga
pengkombinasian profil-profil dari bahan stainless steel.
h. Kaca tidak boleh bergetar dan beri tanda setelah terpasang.
i. Pemasangan rangka alumunium dan kaca harus
memperhatikan faktor-faktor akustik ruang, sehingga tidak ada
kebocoran suara.
8. Hubungan dengan Material Lain
Apabila alumunium berhubungan dengan besi, maka besi harus
dilapis dengan zinc chromate + bitumen.
9. Perlindungan Bahan
Perlindungan terhadap alumunium seluruhnya menjadi tanggung
jawab Pemborong. Oleh karenanya Pemborong wajib memberikan
perhatian mengenai cara-cara pengangkutan, penyimpanan dan
lain-lain dengan cara terbaik.
10. Garansi (Jaminan)
a. Pemborong wajib memberikan garansi bahan selama 5 (lima)
tahun dan garansi pemasangan terhitung sejak selesainya
masa perawatan.
b. Garansi bahan sebagai perlindungan kemungkinan terjadinya
cacat pewarnaan akibat dari proses anodizingyang tidak
sempurna dan lain-lain, sedang garansi pemasangan sebagai
perlindungan kemungkinan terjadinya kebocoran udara atau air
akibat dari aplikasi yang tidak sempurna.

Pekerjaan Daun Pintu Kayu Panil


1. Lingkup Pekerjaan
a. Meliputi semua pekerjaan seperti memasak, memahat, menyetel,
membuat lidah-lidah, spony dan lain-lain pekerjaan yang diperlukan
untuk menyambung kayu dengan baik.
b. Menyediakan plat-plat logam, sekrup-sekrup, paku-paku dan lain-
lain untuk keperluan pelaksanaan.
c. Pekerjaan kayu di proyek ini adalah penyediaan bahan pembuatan
dan pemasangan untuk kosen lengkap dengan pintunya untuk
ruangan-ruangan sesuai gambar kerja.

2. Bahan-bahan
a. Bahan kayu Kamfer.
b. Rangka kayu dengan kualitas baik.
c. Pintu kayu Kamfer panil Multiplex T = 9 mm.
d. Perekat tahan air dari jenis Presto Contack-AD, Harferin atau yang
setara.
e. Pengikat berupa paku mur, baut, sekrup dan lain-lain harus
digalvanisir sesuai dengan NI-5 Bab VI.
f. Semua permukaan daun pintu lapis finish HPL.

3. Pelaksanaan
a. Harus dilakukan pengukuran di tempat pemasangan. Bila terdapat
kelainan-kelainan agar segera dilaporkan kepada Direksi Lapangan
untuk mendapat persetujuan perubahan-perubahannya.
b. Pemborong harus membuat gambar rencana pembuatan untuk
dimintakan persetujuannya lebih dahulu dari Direksi Lapangan.
c. Di atas kosen pintu dan jendela aluminium dipasang balok beton
bertulang (latei).

Alat Perlengkapan Pintu dan Jendela


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
perlengkapan daun pintu / daun jendela seperti kunci, engsel dan
alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga
tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi
seluruh pemasangan pada daun pintu kayu, daun pintu alumunium
dan daun jendela alumunium seperti yang ditunjukkan / disyaratkan
dalam detail gambar.
2. Bahan-bahan
Semua pintu menggunakan peralatan kunci sebagai berikut :
- Lockcase : sekualitas FINO, SES, YALE
- Cylinder : sekualitas FINO, SES, YALE
- Handle : sekualitas FINO, SES, YALE
- Back Plate : sekualitas FINO, SES, YALE
- Engsel (Butt Hinges) : sekualitas FINO, SES, YALE
- Handle pengunci daun jendela kaca : sekualitas FINO, SES, YALE
3. Persyaratan Bahan
a. Semua "hardware" yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan
yang tercantum dalam buku spesifikasi Teknis. Bila terjadi
perubahan atau penggantian "hardware" akibat dari pemilihan merk,
Pemborong wajib melaporkan hal tersebut kepada Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
b. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus
dilakukan pengujian secara kasar dan halus.
c. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan
pintunya.
d. Pemborong wajib membuat shop drawing (gambar detail
pelaksanaan) berdasarkan gambar dokumen kontrak yang telah
disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
Di dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang
diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau
detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam
Gambar Dokumen Kontrak sesuai dengan standar spesifikasi pabrik.
e. Shop Drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh
Konsultan Pengawas / Perencana.
4. Contoh-contoh
a. Setelah pekerjaan diberikan, Pemborong harus menyerahkan daftar
alat penggantung dan kunci untuk meminta persetujuan Direksi
Lapangan seperti daftar perlengkapan pintu terlampir.
b. Daftar tersebut harus memuat hal-hal sebagai berikut : No. referensi,
Nama barang, Nama Produsen dan No. katalog dari yang diusulkan
berikut data mengenai kekuatan engsel, kekuatan ayun dan lain-lain.
c. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari plat
alumunium berukuran 3 x 6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal
ini dihubungkan dengan cincin nikel kesetiap anak kunci.
5. Pekerjaan Engsel
Untuk pintu-pintu panil pada umumnya menggunakan engsel sekualitas
MULLER, SES, warna Bronze, dipasang sekurang-kurangnya 4 (empat)
buah untuk setiap daun dengan menggunakan sekrup kembang dengan
warna yang sama dengan warna engsel, jumlah engsel yang dipasang
harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu, tiap engsel
memikul maksimal 20 kg.
6. Contoh-contoh
a. Setelah pekerjaan diberikan, Pemborong harus menyerahkan daftar
alat penggantung dan kunci dalam tiga rangkap untuk meminta
persetujuan Direksi Lapangan seperti daftar perlengkapan pintu
terlampir.
b. Daftar tersebut harus memuat hal-hal sebagai berikut : No.
referensi, Nama barang, Nama Produsen dan No. katalog dari yang
diusulkan berikut data mengenai kekuatan engsel, kekuatan ayun
dan lain-lain.
c. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari plat
alumunium berukuran 3 x 6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal
ini dihubungkan dengan cincin nikel ke setiap anak kunci.
7. Persyaratan Pelaksanaan
a. Engsel atas dipasang + 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.
Engsel bawah dipasang + 35 cm (as) dari permukaan bawah pintu.
Engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel
tersebut.
b. Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang + 28 cm dari
permukaan pintu, engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara
kedua engsel tersebut.
c. Penarik pintu (door pull) dipasang 105 cm (as) dari permukaan
lantai.
d. Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer
harus rapi, lurus dan sesuai dengan letak posisi yang telah
ditentukan oleh Pengawas, apabila hal tersebut tidak tercapai,
Pemborong wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.

Pekerjaan partisi dengan rangka Metal Stud/Metal BMS


1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan dan pemasangan seluruh dinding pemisah di dalam
bangunan dengan rangka Metal Stud/Metal BMS termasuk peralatan
lainnya, seperti yang tertera dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan
a. Bahan Rangka
- Produksi dalam negeri yang baik (sesuai SII extrusi 0695-82 dan
SII Jendela 0649-82).
- Alloy 6053 T5/Billet yang digunakan harus aslinya (tidak terbuat
dari bahan serap/sisa).
- Seluruh pekerjaan alumunium pada bagian dalam ruang
menggunakan pewarnaan powder coating, dengan warna akan
ditentukan kemudian.
- Rangka utama "metal stud "Metal BMS”, dengan ketebalan
sesuai gambar.
- Pengikat berupa mur, baut, kawat, sekrup dan lain-lain harus
digalvanisir sesuai dengan NI-5.
- Penutup Kalsiboard / Gypsum board.
b. Ukuran
Kosen dengan ukuran profil : 50x100 mm / 4”
Beban angin untuk partisi : 100 kg/m2
Tebal profil minimal : 1,7 mm.
c. Gambar Pelaksanaan
Kontraktor wajib membuat gambar pelaksanaan yang menunjukkan
ukuran, besaran-besaran ketebalan, kekuatan, alloy, tempers, trush
detail-detail pertemuan dan hubungannya dengan konstruksi secara
keseluruhan, serta hitungan-hitungan bila diperlukan. Semua
pekerjaan yang akan dirakit dan dipasang harus sesuai dengan
desain arsitek dan gambar.
d. Surat jaminan
Pemborong harus memberikan surat pernyataan jaminan dari
supplier (sub Kontraktor) kosen aluminium harus yang disuplai
benar-benar produk sesuai dengan yang diminta, tebal 1,7 mm.
Apabila ternyata di belakang hari terbukti bahwa aluminium tersebut
bukan dari jenis yang diminta, Pemborong wajib menggantinya atas
beban biaya Pemborong sendiri.
e. Pelaksanaan
- Pemborong harus mengadakan pengukuran-pengukuran seteliti
mungkin di tempat pemasangan. Hindari sedapat mungkin
toleransi sambungan-sambungan pada rangka.
- Rangka atas partisi yang berhubungan dengan langit-langit harus
diperkuat dengan besi L, H, T atau yang sesuai dengan petunjuk
Pengawas Lapangan.
- Penggunaan las hanya dibenarkan setelah mendapat
persetujuan Pengawas Lapangan.
- Setelah terpasang, dinding partisi harus cukup kaku dalam 2
(dua) arah.

Pekerjaan Kaca
a. Penggunaan :
1. Kaca yang dipakai meliputi kaca exterior dan interior dengan
pemasangan sesuai dengan kebutuhan atau rencana gambar.
Khusus pada pintu utama digunakan kaca Temperred blue 12 mm,
sedangkan pada kaca interior dipakai kaca bening 5 mm, Curtain
wall 8 mm (Panasap blue).
b. Bahan:
1. Kaca harus standar dari pabrik yang disetujui dan yang tebalnya
seperti disebutkan dalam gambar, kaca harus plat, rata dan jernih
dan tidak ada bintik - bintik / noda-noda lainnya.
c. Pemasangan kaca pada kosen alluminium :
1. Pemasangan kaca harus betul-betul dijamin
kerapiannya/kekuatannya. Untuk menghindari kaca pecah akibat
panas (memuai), pemasangannya harus menggunakan seel karet
sesuai dengan prosedure pemasangan kosen/kaca dari pabrik.
d. Membersihkan dan memperbaiki :
1. Semua kaca, yang selesai dipasang, harus diberi tanda silang
dengan kertas ditempel dengan lem. Hal tersebut dimaksud untuk
menghindari benturan-benturan akibat salah masuk.
2. Setelah selesai dipasang dan akan diserahkan pertama kali, kaca
harus dibersihkan, yang retak/pecah atau gores-gores harus diganti
dengan yang baru.
e. Kaca Khusus
1. Untuk pintu kaca pada hall utama digunakan kaca Tempered Asahi
dengan tebal 12 mm tanpa rangka.
2. Untuk satu dan lain hal akan dijelaskan kemudian.

Bahan Panel Penutup Partisi


- Double Gypsum board tebal 9 mm masing-masing pada sisi luar dan
dalam.
- Finishing : Cat, warna ditentukan kemudian.
- Fire rating : 1 jam

Railling tangga, Railling Curtain Wall


a. Dikerjakan untuk seluruh railling tangga sesuai dengan rencana gambar,
sedang bentuk, ukuran dan cara pelaksanannya sesuai dengan petunjuk-
petunjuk Konsultan dengan menggunakan pen, lubang,

Fakultas Ekonomi 39
UNSOED
angkur/baut.
b. Persyaratan pelaksanaan harus betul-betul kuat, rapi halus rangka kayu
tersebut diletakkan pada dinding / pasangan beton dengan angkur, baut
sesuai rencana gambar.
c. Bahan yang dipergunakan :
- Pipa, hollow finish cat duco
Semua pemasangan dengan bentuk, ukuran dan cara pelaksanaan sesuai
gambar dan petunjuk Pengawas lapangan.

PASAL 18. ALUMINIUM EKSTERIOR DAN KACA (CURTAIN WALL)

1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan bahan aluminium frame dan kaca penyetelan fastener yang
menghubungkan angker dengan bracket pada frame aluminium (frame tegak),
frame datar serta pemasangan kosen, jendela pada bidang pembakaan sesuai
dengan gambar-gambar rencana dan daftar rencana penggunaan bahan.

2. Bahan - bahan :
a. Alumunium
Produksi dalam negeri yang baik sekualitas ALKAN, ALEXINDO (sesuai SII).
b. Extrusi 0695-82 dan SII jendela 0649-82).
c. Alloy 6063 T.5/Billet yang digunakan harus asli tidak terbuat dari bahan-bahan
sisa (Scrap).
d. Finished permukaan powder coating (Poliester grade) produk setara duratec
minimal 12 micron.
e. Warna ditentukan kemudian.
Jenis ekstrusi.

3. Syarat-syarat Teknis
Aluminium Curtain Wall antara lain :.
1. Tipe : Aluminium Glass dengan kombinasi panel alumunium (sesuai
gambar).
Jenis : Struktur Glassing System (Back Mullion atau 2 Side system).
2. Spesifikasi profil :
3. Beban angin : 100 kg/m2 (Design load).
4. Ketahanan kebocoran terhadap air : 15 kg/m2 tekanan angin.
5. Ketahanan kebocoran terhadap udara : 12 m2/hr dengan tekanan angin 15
kg/m2.
6. Opening window (jendela bukaan) : project out dengan menggunakan
Armstay merk CISA atau setara dan handle camlatch locked.
7. Tebal kaca : 8 mm dan 6 mm.
8. Jenis kaca : Panasap blue.
9. Warna kaca : biru (blue).
10. Head insulation board : Perforated board 6 mm asbes ex lokal.
11. Glassing gasket : Neopreme gasket.
12. Sealant : Silicone sealant yang berhubungan dengan luar.
13. Struktural sealant pada back mallion system.
14. Produk : setara dow corning
15. Amker, Fasterner, bracket : sebagai pengikat struktural aluminium dengan
struktural bangunan menggunakan besi siku dilapisi karat zincomite minimal
30 micron.
16. Firestop dipasang antara curtain wall dengan struktur bangunan.
4. Surat Jaminan
a. Pemborong harus memberikan surat pernyataan dari supplier kaca bahwa
yang disuplai benar-benar sesuai dengan yang diminta (Float Glass). Apabila
ternyata di belakang hari terbukti bahwa kaca tersebut bukan dari jenis yang
diminta, Pemborong wajib menggantinya atas beban Pemborong sendiri.
b. Pemborong harus mengajukan terlebih dahulu contoh-contoh konstruksi dan
membuat shop drawing bagi rencana kusen aluminium guna mendapat
persetujuan Direksi atau Arsitek, sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai.

5. Standar Pengerjaan Fabrikasi


Bahan-bahan yang dipakai sebelum diproses fabrikasi, diseleksi dahulu sesuai
dengan bentuk, toleransi ukuran, ketebalan yang dipersyaratkan, kesikuan,
kelengkungan dan pewarnaan yang dipersyaratka, kemudian dikerjakan secara
maksimal dengan mesin potong, mesin punch, drill, sehingga hasil yang telah
dirangkai untuk jendela mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :
1. Untuk tinggi dan lebar : 1 mm
2. Untuk diagonal : 2 mm

Hubungan antara aluminium dengan aluminium pada sambungan-sambungannya


harus diberi lapisan mastic dan pada bagian-bagian dalam sambungannya harus
ditutup dengan koulking.

6. Pemasangan PMG
a. Pekerjaan pembuatan / penyetelan dan pemasangan kosen aluminium
beserta kaca harus dilaksanakan oleh sub Kontraktor aluminium yang
disetujui direksi / perencana atau pemilik bangunan.
b. Untuk mendapatkan ukuran-ukuran yang tepat, sub kontrakto aluminium
harus datang ke lapangan dan melakukan pengukuran-pengukuran.
c. Untuk mendapatkan hasil yang baik, pembuatan/penyetelan kusen
aluminium harus dilakukan di pabrik secara maksimal dan di lapangan
tinggal memasang saja.
d. Pemasangan kusen alumunium ke bangunan harus dengan menggunakan
angkur yang kuat.
e. Antara tembok / kolom / beton dan kusen aluminium harus diisi dengan "seal"
yang elastis, terutama untuk jendela-jendela luar.
f. Pemasangan kaca-kaca terhadap kusen aluminium juga harus
menggunakan "seal" yang berupa alur kuat.
g. Sambungan-sambungan vertikal maupun horisontal, sambungan sudut
maupun silang, demikian juga pengkombinasian profil-profil aluminium harus
dipasang sempurna, bila perlu dengan sekrup-sekrup tidak boleh kelihatan.
h. Dalam keadaan tertutup atau dibuka, kaca-kaca tidak boleh bergetar yang
menandakan kurang sempurnanya pemasangan sekeliling.
i. Selain tidak boleh bergetar, pemasangan seal harus menjamin bahwa tidak
akan terjadi kebocoran yang diakibatkan oleh air hujan maupun udara luar.
j. Pemasangan kaca / panel, kaca sebaiknya dari arah dalam bangunan untuk
memudahkan penggantian.
k. Pemborong wajib menjaga kusen-kusen alumunium dan bidang-bidang kaca
yang sudah terpasang dari kotoran-kotoran seperti air semen, cat, plesteran
dan lain-lain serta mengamankannya dari benturan, misalnya dengan
memberi tanda pada kaca yang sudah dipasang, sehingga semua orang
mengetahui pada tempat tersebut ada kaca.
l. Kontraktor utama harus menjaga agar supaya dinding khusus ini, setelah
terpasang, terjaga dan terpelihara dari kotoran-kotoran atau kerusakan-
kerusakan akibat pekerjaan-pekerjaan lain yang belum selesai
ataupun terkena benturan-benturan baik oleh manusia maupun alat-alat kerja
dan sebagainya.

C. MEKANIKAL/ELEKTRIKAL
1. PENJELASAN UMUM

1. Pemberian pekerjaan meliputi :


Mendatangkan, pengolahan, pengangkutan semua bahan, pengerahan tenaga
kerja, pengadaan semua alat-alat bantu dan sebagainya. Yang pada umumnya
langsung atau tidak langsung termasuk di dalam usaha penyelesaian dengan baik
dan menyerahkan pekerjaan dengan sempurna dan lengkap.
Juga di sini dimaksudkan pekerjaan-pekerjaan atau bagian-bagian pekerjaan yang
walaupun tidak disebutkan di dalam bestek tetapi masih berada di dalam
lingkungan pekerjaan haruslah dilaksanakan sesuai petunjuk Direksi.

2. Pembangunan yang dilaksanakan ialah :


PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO.

Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal


1. Pekerjaan instalasi listrik lantai lantai 1 (dasar) s.d. lantai 7 yang terdiri dari
pekerjaan titik lampu, titik stop kontak dan lampu-lampunya, juga termasuk
panel induk dan sub panel, serta stop kontak daya pada semua ruang.
2. Instalasi air bersih (panas dan dingin) dan air kotor termasuk juga instalasi air
bersih untuk halaman;
3. Pasang Fire Hydrant, Fire Sprinkler, Fire Extinguisher;
4. Pasang Fire Detector, Fire Alarm System;
5. Pasang Air Conditioner (AC)
6. Pasang Instalasi / Sparing Telepon / Instalasi IT;
7. Pasang Lift;
8. Pembuatan / pemasangan tangki fibreglass;
9. Penyambungan air bersih, penyambungan Daya Listrik PLN dan pasang
trafo;
10. Pekerjaan penangkal petir sampai disetujui oleh instalasi yang berwenang;
11. Pekerjaan halaman meliputi : landscaping, saluran air hujan dan lain-lain;
12. Pekerjaan Genset;
13. Pekerjaan Gondola;
14. Pekerjaan lain-lain sesuai dokumen.

2. KETENTUAN UMUM

Ketentuan-ketentuan ini dapat dirumuskan sebagai berikut :


1. Ketentuan Pemborong
Pemborong atau Sub Pemborong untuk Pekerjaan Instalasi Mekanikal dan
elektrikal harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan sebagai berikut :
a. Harus mempunyai izin-izin kerja yang masih berlaku, antara lain :
* Instalasi listrik dan penangkal petir.
- TDR
- SIKA/SPI dari PLN
* Instalasi Fire Protection Fire Hydrant & Sprinkler
- TDR
- Ijin dari Departemen Tenaga Kerja & Transmigrasi atau dari Dinas
Pemadam kebakaran
* Instalasi Air/Plumbing/Deep Well.
- TDR
- Ijin Kerja dari PDAM
- Ijin kerja pembuatan sumur bor
b. Pemborong atau sub Pemborong harus melaksanakan pekerjaan Instalasi
Mekanikal dan Elektrikal berdasarkan dan sesuai dengan :
- Ketentuan Umum ini
- Uraian dan Ketentuan teknis
- Gambar-gambar bestek
- Ketentuan administrasi
- Perintah Konsultan Pengawas di Lapangan baik tertulis maupun lisan.

2. Peraturan dan syarat-syarat umum, dasar peraturan dan persyaratan untuk


pemasangan instalasi
Untuk Instalasi Listrik :
- Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia 2000 (PUIL 2000).
- Peraturan Instalasi Listrik (Menteri PU dan T No. 023-PRT-1978).
- Syarat-syarat penyambungan listrik (Menteri PU & T No. 024-
PRT/1978).
- Pedoman Pengawasan instalasi listrik, Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. 59/PD/1980.
- Peraturan yang dikeluarkan oleh Departemen atau Lembaga
Pemerintah yang berwenang dan telah diakui penggunaannya,
diataranya dari Departemen Pekerjaan Umum, yaitu :
a. Standar NFC, VDE/DIN, AVE, VDE, BS, WEMA, JIS.
b. Standar penerangan buatan di dalam gedung-gedung 1978, Dit.
Jen. Cipta Karya, Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan.
c. Penerangan alami siang hari dari bangunan 1981, Dit. Jen. Cipta
Karya, Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan.

Untuk Instalasi Plumbing


- Pedoman Plumbing Indonesia 1979 (PPI 1979)
- Peraturan Pokok Teknik Penyehatan mengenai air minum dan air
buangan : rancangan 1968. (Direktorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat
Teknik Penyehatan).
- Ketentuan dari PAM Setempat.

Untuk Instalasi Pemadam Kebakaran dan Fire Detection


- Pedoman penanggulangan bahaya kebakaran dengan menggunakan
air sistem sprinkler otomatis, 1981.
- Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 02/KPTS/1985 tentang
Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran pada
bangunan gedung.
- Petunjuk perencanaan bangunan dan lingkungan untuk pencegahan
Bahaya Kebakaran pada bangunan rumah dan gedung (SKBI-
2.3.53.1987/UDC 699 81 : 72.01).
- Pedoman Instalasi Alarm Kebakaran Otomatis, Departemen tenaga
Kerja dan Transmigrasi No. 01/DP/1980.
- Panduan Perencanaan Sistem Hydrant untuk pencegahan Bahaya
Kebakaran pada bangunan rumah dan gedung. (SKBI
3.4.53.1987/UDC 699.81.614.843).
- Panduan Pemasangan Sprinkler untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran pada bangunan rumah dan gedung (SKBI 3.4.53.1987/UDC
699.81.614.844).
- Panduan Pemasangan Pemadam Api ringan untuk gedung
pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung
(SKBI 3.4.53.1987/UDC 699.81.614.845).
- Panduan Pemasangan sistem deteksi dan alarm kebakaran untuk
pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung.
(SKBI 3.4.53.1987/UDC 699.81.614.84) dari Departemen Pekerjaan
Umum.
- Standard NFPA, dimana sudah diakui penggunanaannya di Indonesia.
- Standard FUC, dimana sudah diakui penggunaannya di Indonesia.
- Pedoman Plumbing Indonesia 1979 (PPI 1979).
Untuk Instalasi Penangkal Petir
- PUIL 2000
- Pedoman Instalasi Penyalur Petir Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. 28/DP/1978.
- Pedoman Perencanaan penangkal petir SKB-1.5.53.1987/UDC
699.887.2.
Untuk Instalasi Telepon
- Peraturan Instalasi SLTO/STLTD dan Peraturan Sentral Telepon
Langganan, Perum Telekomunikasi.
- Pedoman pemasangan Saluran Rumah Gedung Bertingkat Perumtel.
- Spesifikasi Sentral Telepon Langganan Otomat/tidak otomat Litbangtel
PT. TELKOM.
- Petunjuk yang diberikan oleh pabrik pembuat.

Untuk Instalasi Sound System


- Ketentuan yang berlaku umum mengenai arus lemah, sound system.
- Petunjuk Pemasangan Sounds dari Pabrik.

3. Pelaksanaan Pekerjaan dan Bahan


Ketetuan tentang pelaksanaan pekerjaan dan bahan :
Lingkup Pekerjaan
- Dan pemasangan peralatan dan instalasi mekanikal dan elektrikal.
- Pengurusan izin-izin sampai memperoleh izin/sertifikat yang diperlukan
kepada Badan / jawatan yang berwenang untuk instslasi mekanikal dan
elektrikal PLN, PAM, Jawatan Keselamatan Kerja.
- Melakukan pemeriksaan/testing atas instalasi dan peralatan yang
terpasang.
- Melatih petugas-petugas yang ditunjuk oleh pemberi tugas hingga
mengenai betul seluruh instslasi.
- Penyambungan PLN.
- PAM, telephone penyambungan dan pemasangan (jasa pengurusan).
Penjelasan Umum Pekerjaan
- Semua ketentuan mengenai pemasangan instalasi yang berlaku umum
dimana tidak ditentukan lain adalah tetap mengikat Pemborong
dianggap mengetahui ketentuan-ketentuan ini.
- Jika didalam melaksanakan ternyata salah satu bagian instalasi yang
sukar/tidak dapat dilaksanakan, maka hal tersebut harus segera
dibicarakan dengan Konsultan Pengawas.
- Untuk menentukan prosentase dari pekerjaan yang telah dilaksanakan,
Pemborong diwajibkan membuat laporan tertulis harian dan mingguan
dari apa yang telah dipasang dan dimintakan pengesahan kepada
Konsultan Pengawas.
Syarat mengenai bahan
- Semua bahan disediakan oleh pihak Pemborong.
- Bahan/material yang akan dipasang terlebih dahulu harus memenuhi
syarat dan diserahkan contoh untuk mendapatkan persetujuan
Konsultan Pengawas.
- Apabila peralatan tersebut menurut pendapat Konsultan Pengawas
tidak memenuhi syarat maka Pihak Pemborong harus segera
menyingkirkan bahan-bahan tersebut dan menggantikannya dengan
yang baik.
Syarat Keselamatan Kerja
- Dalam pelaksanaan harus diperhatikan adanya alat-alat keselamatan
kerja yang memenuhi syarat-syarat / peraturan perburuhan, di samping
syarat-syarat indikator yang dapat mengukur / menunjukkan adanya
tegangan / arus listrik.
Serah terima pekerjaan
- Pekerjaan dapat dianggap selesai dan diterima apabila dalam
penyerahan tersebut telah dilakukan test dan telah dinyatakan baik
oleh Konsultan Pengawas.
- Pada waktu serah terima pekerjaan, Pemborong harus menghadiri dan
memberikan penjelasan-penjelasan sehingga memungkinkan
penerimaan oleh pihak pemberi tugas.
Gambar Revisi :
- Pemborong diwajibkan untuk membuat gambar-gambar revisi instalasi
yang dipasang/as built drawing untuk :
a. Arsip Pemberi Tugas (3 set)
b. Keperluan pengurusan izin-izin, sebanyak yang diperlukan.

3. PERSYARATAN TEKNIS INSTALASI LISTRIK

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Instalasi Listrik adalah pengadaan dan pemasangan
termasuk testing dan commissioning peralatan dan bahan, bahan-
bahan utama, bahan-bahan pembantu dan lain-lainnya, sehingga
diperoleh instalasi listrik yang lengkap dan baik serta diuji dengan
seksama siap untuk dipergunakan dan baik instalasi tenaga maupun
instalasi penerangan.
Pengadaan dan pemasangan yang terdiri dari :
- Panel cubicle TM
- Transformator
- Panel pembagi utama (LVMDP)
- Panel Automatic Genset
- Panel kapasitor bank
- Sub panel
- Panel-panel cabang sesuai single line diagram
- Kabel
- Kabel utama dari papan pembagi utama ke jaringan PLN
- Kabel pembagi dari MDP ke panel
- Pengawatan dan peralatan dari sub panel ke pemakaian
- Lampu-lampu (lightning fixtures, exit lightning dan emergency
lightning).
- Pengetanahan.
Testing dan Commisioning.
2. Elektrode Konduktor Pengetanahan
Pipa Galvanized 2" dengan bar copper electroda ukuran 50 mm2 dan dimasukkan
dalam pipa Galvanized dan dibaut pada elektroda seperti pada gambar. Kedalaman
elektroda tidak kurang dari 6 m dan tahanan pengetanahan maksimal 1 ohm.

Kontrol box dengan ukuran 50 x 50 cm dengan tutup beton, pengetanahan untuk


pengaman harus terpisah dengan pengetanahan netral trafo, generator maupun
penangkal petir.

3. Persyaratan teknis sistem distribusi listrik Tegangan Rendah


- Panel distribusi utama tegangan rendah ini terdiri atas panel distribusi utama
tegangan rendah (LVMDP) dan panel-panel cabang sesuai gambar one line
diagram.

4. Persyaratan Bahan
a. Panel Listrik
- Panel dibuat dari besi plat dengan tebal minimal 1,6 mm untuk sub
panel, dan 2 mm untuk papan pembagi utama.
- Panel harus mempunyai pintu dan dilengkapi dengan kunci tanam jenis
master key.
- Panel harus dicat dengan 2 kali cat dasar dan 3 kali cat akhir dengan
jenis cat duco, warna cat akhir akan ditentukan setempat.
- Panel-panel buatan pabrik pembuat panel Indonesia,
- Komponen-komponen panel seperti MCCB, MCB Zekering NH Fuse
Disconnecting switch, Pilot Lamp & Circuit Breaker, harus buatan ABB,
Merlin Gerin, Fuji atau sederajat.

b. Kabel
- Jenis kabel yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
S is t e m Jenis kabel
* MDP NYFGBY
* MDP-Sub Panel NYFGBY, NYY
* Kabel untuk kotak-kontak khusus NYY
* Kabel penerangan dan kotak-kontak biasa NYA/NYM
* Kabel lampu luar bangunan NYY
* Kabel lift, pemadam kebakaran dan pressure fan FRC ( Fire
Resistance Cable )
- Kabel produksi dalam negeri (Supreme, Kabel Metal, Kabelindo,
Tranka Kabel) yang sudah mendapat sertifikat dari LMK/SPLN.
- Penarikan kabel NYA dalam pipa PVC ex ega type AW di atas kabel
duct.

c. Lampu-lampu (Lighting Fixtures)


Merk dan jenis yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
* Lampu TL
- Lampu tabung merk Philips type cool day light atau sederajat.
- Ballast biasa merk Philips, Osram atau sederajat
- Body lampu dibuat dari flat baja dengan ketebalan minimal 0,7
mm dan dicat dengan cat bakar, warna putih merk Artolite,
sederajat.
- Lampu holder (fitting lampu) buatan Philips atau sederajat.
* Lampu Pijar philips atau sederajat.
* Lampu langit-langit buatan Artolite atau sederajat.
d. Saklar dan Kotak-kontak :Merk yang dipergunakan adalah Legrand, Clipsal, MK
atau sederajat.
5. Persyaratan Pemasangan
a. Panel
- Konstruksi, penempatan peralatan dan kabel harus rapi kuat
terpasang, aman dan mudah diperbaiki.
- Tiap-tiap panel harus ditanahkan dengan tahanan pengetanahan
maksimal 5 Ohm diukur setelah tidak hujan minimum selama 2 (dua)
hari.
b. Kabel
* Kabel Utama
- Pemasangan kabel memenuhi persyaratan dari pabrik kabel dan
persyatan umum yang berlaku.
- Semua penarikan kabel harus menggunakan sistem roll untuk
memudahkan pekerjaan dan kabel tidak rusak karena tekukan
dan puntiran.
- Sebelum penarikan kabel dimulai, Pemborong harus
menunjukkan kepada direksi pekerjaan alat roll tersebut serta
alat-alat lainnya.
- Setiap kabel distribusi yang berada dalam bangunan tidak boleh
ada sambungan.
- Semua penyambungan kabel ke terminal busbar di panel harus
menggunakan kabel schoen dengan sistem press dan dipatri.
- Pemasangan kabel harus rapi, lurus dan kuat terpasang pada
bagian bangunan.
- Konduit kabel mempunyai diameter minimum 2.5 x diameter
kabel.

* Kabel dalam bangunan


- Kabel-kabel yang turun ke kotak-kontak dan saklar harus
menggunakan konduit PVC Ega/setara.
- Tiap-tiap penyambungan kabel harus berada dalam terminal box
metal ex LICO dan lilitan penyambungan kabel tersebut ditutup
dengan las dop 3 m.
- Jalur kabel di atas langit-langit yang lebih dari dua jalur harus
berada di atas rak kabel yang dibuat dari besi siku, besi plat (jenis
nobi) dengan lebar dua kali jumlah lebar kabel.
- Kotak-kontak harus dipasang 30 cm dari lantai, khusus untuk
pada lantai dasar tinggi stop kontak 60 cm dari lantai.
Kapasitas kotak-kontak 10 amp dan untuk kotak-kontak khusus
16 amp.
- Sakelar harus model tanam, dipasang 130 cm di atas lantai,
kapasitas 6 amp, dan 10 amp.
- Tiap group penerangan diperkenankan maksimum 12 titik nyala.
- Semua instalasi di dalam ruangan harus merupakan pemasangan
tanah (inbow).
* Kabel yang dipergunakan adalah Kabelindo, Kabel Metal, Supreme,
Tranka Kabel atau sederajat.
c. Lampu-lampu
- Lampu-lampu harus terpasang kuat pada bangunan tetapi harus
mudah dibuka.
- Harus dipasang dengan ketinggian yang sama.
- Harus dipasang dengan lurus sejajar dengan bagian bangunan pada
arah vertikal maupun horisontal.
6. Commissioning dan testing
- Kabel-kabel distribusi sebelum disambung ke peralatan harus diukur
tahanan isolasinya.
- Setelah semua instalasi selesai dipasang aliran listrik telah dimasukkan,
maka jaringan instalasi harus dites terhadap grup-grup yang telah dipasang
apakah telah sesuai dengan gambar.
- Setelah jaringan dibebani beban terhadap masing-masing fase. Semua
bahan-bahan peralatan dan tenaga yang diperlukan selama testing,
balancing commission dan perbaikan atas kerusakan yang timbul
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemborong.

7. Dokumentasi Instalasi
Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan oleh Pemborong kepada pemberi
tugas, Pemborong diwajibkan untuk menyerahkan dokumentasi-dokumentasi
sebagai berikut :
3 (tiga) set : Gambar-gambar instalasi terpasang (as built drawing) yang telah
diperiksa oleh Direksi Pekerjaan.
2 (dua) set : Buku instruksi pemakaian dan pemeliharaan untuk peralatan-
peralatan.
2 (dua) set : Keterangan hasil baik pemeriksaan instalasi listrik dari PLN.
2 (dua) set : Berita Acara hasil Testing.

4. INSTALASI PENANGKAL PETIR

1. Scope Pekerjaan
a. Pembuatan dan pemasangan EF Carrier System of Lightning Protection
serta peralatannya pengetanahan.
b. Pengukuran tahanan sistem.
2. Ketentuan / Syarat Teknis
a. Pemasangan instalasi penangkal petir harus memenuhi syarat-syarat yang
berlaku :
- PUIL 2000
- AVE
- VDE
b. Pedoman Penangkal Petir SKB : 1.5.53.1987/UDC: 699-887.2
c. Pembuatan dan pemasangannya sesuai gambar rencana.
d. Pengurusan.
3. Ketentuan Sistem
Penangkal Petir yang dipakai adalah EF Carrier System Of Lightning protection
merk EF international SA, Switzerland atau sederajat.
4. Pemasangan :
a. Lightning Electrode :
Electrode dipasang pada ketinggian sebagai tercantum pada gambar.
Pemasangan pada rangka/tiang pipa galvanis 0 2" dan 1 1/4".
Pemasangan tiang dipasang kuat pada rangka/atap beton.

b. Earthing Conductor :
1) Dipakai kabel penghantar coaxial cable, EF carrier yang memiliki dan
penghantar inner dan outer 2 x 35 mm2.
2) Penyambungan ke Rod Electrode dengan mempergunakan kopling
kabel atau penyambungan pada rel tembaga ukuran 40 x 4. Tempat
penyambungan di atas Rod Electrode dan dibuatkan Bak Kontrol ukuran
40 x 40cm dalamnya 30 cm.
3) Pada belokan-belokan Earthing Conductor harus dibuat lengkungan
dengan radius 15 x diameter luar kabel.
c. Pengukuran tahanan sistem
Pengukuran tahanan sistem dilakukan pada sambungan dalam bak kontrol
dengan megger tanah, dalam keadaan sambungan terpasang (dua kali
pengukuran). Tahanan maksimum 1 (satu) Ohm R System 1 (satu) Ohm.

5. Pemborong telah menyerahkan dokumen-dokumen sesuai dengan yang


dicantumkan pada Ketentuan Umum.
6. Pemborong diwajibkan membongkar penangkal petir yang sudah ada dan
mengirimkan ke BATAN.

5. URAIAN DAN KETENTUAN TEKNIS PEKERJAAN INSTALASI TELEPON

1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk di dalam lingkup pekerjaan ini ialah :
a. Pengadaan/pemasangan instalasi/telepon termasuk pemasangan peralatan
utama / instalasi pengabelan utama.
b. Menyediakan tenaga-tenaga yang cukup ahli dalam bidangnya, untuk
memasang peralatan dan perkabelan, melakukan pengukuran, testing dan
penyetelan, sehingga seluruh sistem dapat berfungsi dengan memuaskan.
c. Untuk dan atas nama Pemberi Tugas menyelesaikan prosedur pengujian
Instalasi dengan PT. TELKOM serta penyambungan ke jaringan PT.
TELKOM.
2. Uraian dan Persyaratan untuk perkabelan di dalam gedung
a. U m u m
Instalasi di dalam gedung pada dasarnya terbuat dalam dua bagian :
- Kabel pokok, yang menghubungkan kotak pembagi (yang ada di setiap
lantai) ke tempat MDF.
- Saluran penanggal yang menghubungkan pesawat telepon ke kotak
pembagi.
Penarikan kabel ke out let sama dengan kabel untuk ke pesawat telepon
sesuai dengan syarat-syarat instalasi. Kabel-kabel pokok harus ditarik
melalui sesuatu shaft yang telah ditentukan.
Saluran penanggal ditarik di atas langit-langit (di atas langit-langit dari lantai
di bawahnya).
Penarikan kabel dari outlet telepon ke Terminal Box pada tiap lantai melalui
plafond (di atas langit-langit) dengan pelindung trunking kabel telepon jenis
PVC.
b. Instalasi :
- Instalasi pada dasarnya dilakukan menurut ketentuan yang dikeluarkan
oleh PT. TELKOM.
- Pada prinsipnya seluruh instalasi dilakukan secara inbow.
- Semua kabel, baik kabel pokok maupun seluruh penanggal, harus
ditarik di dalam pipa.
- Penyambungan pipa harus dengan soch atau T Doos.
- Penyambungan pipa harus di-lem, T Doos harus ditutup.
- Di dalam satu pipa hanya boleh ditarik sebanyak-banyaknya tiga kabel.
- Kabel pokok dari terminal box pada setiap lantai yang menuju ke MDF,
dan kabel yang dari terminal box sampai ke outlet telephone tidak
diperbolehkan adanya sambungan.

c. Kotak Pembagi
- Kotak dibuat dari plat besi (tebal minimum 0,5 mm).
- Kotak harus dapat ditutup dengan rapat dan diberi kunci.
- Untuk Instalasi Inbouw.
- Dilengkapi dengan Terminal (sekrup solder) yang sesuai dengan
ukuran kabel. Terminal untuk kabel masuk dan kabel keluar harus
terpisah, sedangkan penyambungannya dilakukan dengan jumperring.
- Kotak harus dicat disesuaikan dengan warna dinding.
- Contoh barang harus dimintakan persetujuan dahulu dari Direksi
Pekerjaan.
d. Kabel (buatan dalam negeri yang sudah mendapat sertifikat PT. TELKOM) :
- Isolasi dan selubung luar dari PVC.
- Tiap pasang harus dipuntir (twisted) dan mempunyai kode warna yang
jelas untuk membedakan dari pasangan yang lain.
- Screen dari lembar aluminium atau timah putih.
- Kawat tembaga dengan ukuran 0,6 mm atau lebih.
- Sebelum pemasangan dimulai, contoh barang harus diserahkan
kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan.
Penyerahan contoh harus disertai data teknis dari kabel yang
bersangkutan.
e. Pipa dan konduit :
- Untuk seluruh instalasi dipakai pipa PVC Ega / setara.
- Ukuran pipa disesuaikan dengan ukuran kabel yang akan ditarik.
f. Pengukuran :
- Pemborong diwajibkan untuk melakukan pengukuran tahanan isolasi
dan tahanan loop untuk semua pair yang telah dipasang.
Pengukuran dilakukan dari out-put MDF sampai ke rozet pesawat
telepon.
- Dalam hal pair tersebut tidak sampai rozet, maka pengukuran
dilakukan sampai ke ujung yang terjauh.
g. Pengujian oleh PT. TELKOM.
- Pemborong diwajibkan untuk mengurus dan membiayai pengujian
instalasi oleh PT. TELKOM, sampai diperoleh surat lulus pengujian.
- Semua dokumen yang diperlukan untuk pengujian tersebut harus
disiapkan oleh Pemborong.

3. Spesifikasi Bahan / Peralatan ISDN PABX


1. Untuk kapasitas yang dimanfaatkan sebesar :
- 32 saluran PT. Telkom (PTT)
- 140 saluran Extension
- 1 Operator's Console (SUPERVISOR 25)

2. Tipe STLO tersebut harus :


- Memiliki sertifikat lulus uji yang dikeluarkan oleh LITBANGTEL
Semarang sehingga cocok/layak untuk disambungkan ke jaringan PT.
Telkom Indonesia dan dipasang oleh instalatir yang memiliki Surat Ijin
Instalatir STO/STLO yang dikeluarkan oleh PT. Telkom Semarang.
- Fully Electronic & Digital System sehingga sekaligus dapat memenuhi
kebutuhan komunikasi:
- Suara (Telepon PT. Telkom)
- Teletex
- Telefax
- Data Transmisi
- Video Transmisi/videotex
- Mampu mencatat waktu pemakaian telpon, nomor yang diputar
(Localcity, National atau International Call), tanggal dan jam, extension

Fakultas Ekonomi 50
UNSOED
number dan lamanya pembicaraan oleh sebuah printer.

3. STLO harus memiliki spesifikasi umum sebagai berikut :


- STLO adalah jenis sentral SPC digital dengan teknologi transmisi
PCM/TDM dan teknologi Time Division Switching untuk
penyambungannya.
- STLO bersifat modular, dapat dikembangkan dengan mudah dari
kapasitas awal menjadi kapasitas yang diinginkan.
Penambahan pesawat cabang atau saluran PTT, dapat dilakukan
dengan mudah dengan menambahkan modul-modul yang sudah ada
dan tanpa mengganggu kerja dari sistem.
- STLO adalah jenis sentral yang konsumsi listriknya rendah, serta tidak
memerlukan alat pendingin khusus (tidak memerlukan kipas angin).
- STLO dapat disambungkan dengan pesawat cabang analog dari jenis
LD dan/atau DTMF maupun pesawat cabang digital standard ISDN (2B
+ D). Pesawat cabang digital memiliki kemampuan untuk komunikasi
suara dan data secara simultan (full dupleks) melalui 1 pair cable.
- STLO dapat dikembangkan untuk dihubungkan dengan saluran PTT
analog maupun saluran PTT digital (ISDN) sesuai dengan standard
CCITT untuk primary access (30B+D).
- STLO harus memiliki fungsi dan fasilitas yang diperlukan baik untuk
komunikasi suara maupun untuk komunikasi data (data switching), dan
memiliki kemampuan untuk dihubungkan sebagai jaringan (network)
baik secara bintang, jaringan (mesh) atau kombinasi keduanya.
- Beberapa unit STLO dapat saling di-interkoneksi dengan sistem Tie
Line Digital (DPNSS) maupun analog (E&M).
- Perangkat lunak dari STLO menggunakan bahasa standar dari CCITT
yaitu CHILL (CCITT Hight Level Languange).
- Pesawat cabang dihubungkan dengan 2 kawat (a dan b), serta ground
untuk keperluan transfer pembicaraan (telepon kabel 1 x 3 x 0,6 mm).
- STLO harus mempunyai desain sedemikian rupa sehingga
mempermudah perawatan yang dilakukan hanya dari depan.
- STLO harus mempunyai desain "floor standing cabinet" dan memiliki
pintu yang dilengkapi dengan kunci.
- STLO harus mempunyai standard test routine sehingga mampu
melaksanakan deteksi kesalahan secara otomatis melalui operator
console/peralatan maintenance.
- STLO memiliki kemampuan untuk dihubungkan dengan alarm
eksternal baik berupa lampu atau bel/buzzer untuk memberitahukan
apabila terjadi kerusakan sistem atau untuk night answering
(Optional/tidak ditawarkan).
- Spesifikasi Umum Telephone Management System Optional :
- TMS Software bisa diimplementasikan pada Personal Computer.
- TMS memiliki fasilitas-fasilitas :
- Call Accounting (cost calculation dan cost allocation)
- Name Directory
- Call Analysis (optional/tidak ditawarkan)
- Telephone set
Telephone set memiliki dial mode DTMF dan LD (10 pps/20
pps); kontrol volume dan tone serta 12 tombol memory yang
individual (Standard Telephone Set).
Telephone memiliki dial mode DTMF dan LD (10 pps/20 pps)
; kontrol volume dan tone ; 10 digit display ; handsfree facility
serta 24 memory individual (Executive Telephone Set).
4. Merk ISDN PABX yang direkomendasikan untuk ditawarkan adalah
SIEMENS dengan persyaratan sesuai tipe yang dipergunakan (yang
memiliki pelayanan purna jual di Indonesia).
Fasilitas-fasilitas :
- Kemampuan Utama dari sistem
Sistem STLO mempunyai kemampuan utama sebagai berikut :

1. Administrative Procedure
Perubahan-perubahan data/parameter untuk penggunaan
operasional ataupun maintenance digunakan prosedur-prosedur
yang mudah melalui operator console atau peralatan
maintenance.
2. Console Less Operation
STLO dapat beroperasi meskipun operator console tidak efektif.
3. Customer Programming Control
Programming dapat disesuaikan dengan kebutuhan customer
(pelanggan). Pemakai dapat melakukan perubahan atau
penambahan parameter program sejauh tidak menyangkut
program dasar melalui operator console.
4. Direct In Termination (Permanent Line Extension)
Dapat melakukan sambungan langsung ke pesawat cabang
tertentu, misalnya hot-line, direct-line untuk pimpinan atau
pesawat fax.
5. Transfer dapat dilakukan dengan cara :
- Eart button / tombol tanah, dibutuhkan kabel 3 kawat
- Kode 1 (cukup 2 kawat)
- Hook flash (cukup 2 kawat)
6. Feature Confirmation Tone
Kode untuk menandai bahwa suatu fasilitas sudah diaktifkan.
7. Fired Party Release
Hubungan akan segera diputuskan apabila salah satu pihak yang
sedang berhubungan memutuskan pembicaraan.
8. Fleksible Numbering Scheme
- Sistem penomoran yang fleksible dan mudah
pengaturannya.
- Numbering scheme dapat sampai 6 digit dan dipasang pada
jaringan-jaringan STLO serta dapat dipindah/rubah sesuai
dengan keinginan user.
9. Free Numbering Scheme
Sistem penomoran yang bebas, sesuai dengan kebutuhan
pemakai.
10. Night Service
Sistem memiliki dua cara operasi secara normal :
- Day service (pelayanan siang)
- Night service (pelayanan malam)

5. Fasilitas Pesawat Cabang (Analog/digital)


1. Music On Hold
Suara music dapat diperdengarkan baik kepada pesawat trunk line
atau kepada pesawat cabang, apabila hubungan sedang diproses atau
menunggu (optional/ditawarkan).
2. Hot Line
Pesawat cabang dapat berhubungan dengan tujuan yang telah
ditentukan lebih dahulu baik tujuan internal ataupun eksternal hanya
dengan mengangkat handset.
Ada 2 (dua) Hot Line :
1. Segera (tanpa delay)
Hubungan hanya bisa dilakukan dengan tujuan yang sudah
ditentukan lebih dahulu.
2. Dengan Delay
Pesawat cabang bisa berfungsi sebagai hot line dan pesawat
cabang biasa. Begitu pesawat diangkat, pesawat berfungsi
sebagai pesawat biasa bila kita langsung memutar nomer yang
diinginkan. Tapi bila setelah diangkat beberapa lama tidak
memutar nomer, maka secara otomatis pesawat akan terhubung
ke tujuan yang telah diprogram (hot line).
3. Call forwarding
Apabila ada panggilan kepada satu pesawat cabang dan tidak diangkat
atau sibuk, maka setelah selang waktu tertentu panggilan tersebut
segera dipindah kepada ekstension lain yang telah ditentukan.
4. Group Hunting
Sejumlah pesawat cabang, umumnya yang termasuk dalam satu
departemen/bagian dapat digabung dalam satu grup untuk hunting.
Nomor individu setiap pesawat cabang berfungsi seperti biasa. Apabila
nomor grup yang diputar, pesawat yang bebas pada grup tersebut
akan ringing baik secara siklis atau urutan yang lengkap.
5. Executive / Secretary
Kombinasi executive/secretary dapat diprogram sehingga dapat saling
berhubungan dengan memutar nomor yang telah disingkat.
Panggilan kepada executive dapat dijatuhkan ke sekretaris.
6. STLO ; pesawat telepon cabang ; rectivier/penyearahan ; battery dan
main distribution frame harus mempunyai spesifikasi teknik sebagai
berikut :
a. Spesifikasi Teknik STLO :
1. Technology : Non blocing central switching
stage. Distributed processing with
stored-program-control (SPC) and
CMOS chips. Fault tolerant
processor.
2. Transmission : PCM coding according to a law
3. Architecture : Time division switching
architecture.
4. Software : CCITT high level language-CHILL
5. System Assurance : Standard test routines, automatic
fault isolation.
6. Line Signalling Interface : Digital and/or analog.
7. Communication : Simultaneous voice and data with
CCITT approved 2B+D ISDN
standard.
8. Register signalling : Decading pulsing, keytone CCITT-
Q23 MFC CCITT-R2, channel
associated signalling and common
channel signalling.
Line signalling : 4W E&M, 2W E&M, 2 Mbit/Sec
CAS.
9. Environmental Condition : No forces cooling (IC terbuat dari
ceramic)
Temperature : -5 to + 40 C.
Relative humidiy : 10 to 80%.
10. Power Supply : Mains 220 V AC
Battery 48 V DC.
11. Power Consumption : 0,7 watt per extension.
12. Jarak terminal operator : Terminal operator bisa
ditempatkan di lokasi yang
berjarak s/d 300 meter dari STLO.
13. Capacity : - Maximum 512 port (ext. 2 trunks)
- maximum 8 operator's console.

b. Spesifikasi Teknik Pesawat Cabang :


- Pesawat Telepone Standard (Ergoline A 100)
1. Dial mode : DTMF/LD selection
13 memory in keypad.
LD dengan 10 pps atau 20 pps.
2. Recall : Earth/time break recall.
3. Relative Humidity : up to 95%.
4. Kondisi : Operational O0C to 400C
5. Standard features : - handsfree
- last number redial
- display 10 digit
- calling number display
- mute key
- receiver volume control
- speaker volume control

c. Spesifikasi Teknik Rectifiers :


1. Input Voltage : 240 RMS + 10%
220 RMS + 10%
Tapped transformer primary
2. Output voltage : 48 V to 56 V.
3. Output ripple and Noise : less than 1 mV propomitrically
weight to 800 Hz under all
specified input and load conditions
during constant voltage
operations.
4. Power Factor : not less than 0,7 specified at 240
V 50 Hz input 100% load.
5. Current : 1 x 12 ampere.

d. Spesifikasi Teknik Battery :


1. Voltage : 48 V DC. 100 ah.
2. Jenis : Basah/automobile.
3. Tipe : MF (Maintenance Free) atau GS.

e. MDF (Main Distribution Frame) merk KRONE LSA.


1. Sistem penyambungan : Slip dengan alat
connection/disconnection
solderless type.
2. Model : Tegak pasang ditembok.
3. Penyusunan : 100 pair per block
vertikal/horizontal.
4. Kapasitas : 2 x 100 pairs.

RUANG LINGKUP PEKERJAAN

1. Pengadaan dan pemasangan 1 (satu) unit STLO EPABX/KTS merk


Panasonic atau sekualitas dengan kapasitas :
- 16 saluran PT. Telkom (PTT), atau 16 CO trunk analog
- 140 saluran extension
- 1 operator's console (supervisor 25).

Lengkap dengan :
- Lightning arrestor pada 32 saluran PT. Telkom dan saluran extension yang
menggunakan kabel udara.
- Rectifier/penyearahan 220 V AC/48 V DC dengan kapasitas 1x12 ampere
dan accu 48 V/100 AH.
- Operator's console (supervisor 25)
- Main distribution Frame (MDF) kapasitas 2x100 pairs.
- Printer dan serial card.

2. Pengadaan dan pemasangan STLO sampai dengan MDF.


3. Pengadaan dan pemasangan terminal box, kabel sampai dengan pesawat
cabangnya beserta biaya pengujian instalasi oleh PT. Telkom Indonesia.
4. Pengadaan dan pemasangan pesawat telepon :
- Standard (Opti Point 500 Standard).
- Executive

5. Mengurus semua perijinan ke instalasi-instalasi terkait dan instansi yang


berwenang penuh dalam pemberian ijin pemasangan sistem tersebut (PT.
Telkom Indonesia).
6. Pengadaan semua dokumen teknis, pengetesan sistem, training operator, training
pemakai (extension user training) dan maintenance training sehingga sistem
tersebut dapat berfungsi dan terpelihara secara sempurna.

6. URAIAN DAN PENJELASAN PEKERJAAN SOUND SYSTEM UNTUK


BACKGROUND MUSIC, PAGING & EMERGENCY CALL DAN CAR CALL

A. ANTAR RUANG
(Background Music, Paging dan Emergency Call)
1. Lingkup Pekerjaan :
Instalasi Sound System pada gedung ini terdiri dari :

a. Background Music :
Lingkup pekerjaan background music ini meliputi pekerjaan desain
pengadaan peralatan dan berikut pemasangannya.
Background Music System dimaksudkan untuk memperkuat dan
menyampaikan program musik secara merata ke seluruh ruangan
perkantoran.
Program musik tidak hanya diperkuat tetapi harus mempunyai derajat
pengertian (intelligibility) yang tinggi dan bebas dari gangguan listrik
tegangan tinggi dan sinyal pemancar-pemancar, baik yang ada dalam
gedung itu sendiri maupun di luar gedung seperti ORARI, KRAP dan
sejenisnya.
Tingkat kekerasan suara dari ceilling speaker harus dapat diatur (baik
dari amplifier maupun volume control) untuk dapat menyesuaikan
dengan kondisi ruangan. Level suara dengan volume control dapat
diredam 3 dB/step.

Seluruh peralatan sistem tata suara ini harus memenuhi standar


industri Indonesia, dari satu merk dan di saat serah terima harus
dilampirkan surat garansi 1 (satu) tahun dari agen tunggal di Indonesia
(bermeterai) merk yang boleh ditawarkan adalah BOSCH/PHILIPS,
TOA atau setaraf (cocok dengan spesifikasi di bawah, produksi ROPA).

b. Paging System :
Paging system dimaksudkan untuk melengkapi sistem komunikasi
yang telah ada pada kantor tersebut.
Paging adalah sarana komunikasi satu arah antara lain :
- Untuk menyampaikan informasi baik untuk perorangan maupun
untuk seluruh penghuni kantor.
- Untuk mengalokasi penghuni kantor yang diperlukan pada saat
mana tidak ada di tempat.
Berita Paging yang disampaikan harus mempunyai derajat pengertian
(intelligibility) yang tinggi dengan kekerasan lebih kurang 80 dB, di atas
sinyar derau (s/n ratio + 80 dB).

Hal ini perlu pengontrolan secara otomatis agar supaya pada setiap
dilaksanakan paging, volume control di by pass dan full power
loudspeaker.

Untuk tidak mengurangi kemampuan sistem paging dan tidak


mengganggu suasana kerja seluruh lantai, maka sistem harus
direncanakan agar dapat paging perlantai dan/atau seluruh lantai.

c. Emergency Call :
Kebutuhan system tata suara untuk satu gedung, khususnya gedung
bertingkat tidak terbatas untuk keperluan background music dan
paging, tetapi juga untuk pemanggilan atau menyampaikan berita
darurat.
Adapun berita yang dapat disampaikan keseluruh gedung antara lain:
- Pengarahan penghuni kantor dan/atau tenant lainnya dalam
keadaan evakuasi darurat.
- Instruksi-instruksi lainnya dapat disampaikan keseluruh gedung.

Sistem Emergency Call memiliki prioritas tertinggi sesudah Paging dan


Background Music.

2. Persyaratan Teknis :
Background Music, Paging dan Emergency Call :
a. 1 (satu) set INPUT SOURCE, terdiri dari :
- 1 buah Cassette Deck double players
- 1 buah Table stand microphone with on/off switch
- 1 buah Handheld microphone

b. 1 (satu) set AMPLIFICATION SYSTEM, terdiri dari :


- 1 buah SQ20 system pre-amplifier
(Mixing pre-amplifier, FM tuner, zone selector &
Ding dong signal).
- 3 buah Power Amplifier 240 W
- 1 set rack dan accessories
c. 1 (satu) set DISTRIBUTION SYSTEM, terdiri dari :
- Ceilling Loudspeaker lengkap dengan :
* Matching transformer, 110 Volt line.
* Plastik fron grill.
* fixing material.
- Volume Control lengkap dengan :
* Capacity 36 W
* 8 steps attenuation
* Input voltage 100 V.

3. Spesifikasi Peralatan :
a. DVD Player :
- Dolby noise rejection (Dolby NR), Dolby C, Dolby B Mode.
- Counter display & memories counter.
- Main supply 220 V.

b. Handheld Microphone
- Type : Handheld
- Polar pattern : cardioid
- Freq. range (IEC 268-4) : 200 Hz - 16 KHz.
- Rated output impedance : 200 Ohm
- Connector : 5 pole DIN Lockable
- Dimensions : 210 x 53 mm
- Weight : 0.39 Kg

c. Table stand microphone


- Type : Table stand
- Polar pattern : uni-directional
- Freq. range (IEC 268-4) : 270 Hz - 11 KHz.
- Rated output impedance : 600 Ohm
- Connector : 5 pole 1800 DIN Lockable
- Weight : 980 Gr

d. System Amplifier
- Type : Pre-amplifier, FM Tuner built-in.
- Main Supply : 110, 127, 220-230 Vac.
- Rate Output (mains) : -
- Microphone inputs : Call stations (channels 1 dan 2) +
mic/aux.
(3 channel)
- Line inputs : two, aux. Channel 3, tape channel
4, FM tuner, channel 4, (range
87,5 - 108 MHz.)
- Freq. Response : 60 - 18000 Hz.
- Dimension : 100 x 440 x 348 m (HxWxD)
- Weight : 7 kg.
- Interconnection : available
- Output LED INDICATOR : available
- Headphone output : available

e. Power Amplifier (LBB 1240/00)


- Type : Booster
- Main Supply : 110, 127, 220-230 Vac.
- Weight : 17.0 kg.
- Freq. Response : 60 - 18000 Hz.
- Output voltage : 50, 70 & 100 and 8 Ohm.
- Rated Output : 240 Watt
- Dimension : 140 x 440 x 361 m (HxWxD)

f. Switching dan monitoring set, rack dan accessories


- Rack height : + 1,5 meter
- Accessories : - Monitoring, relay & front
panel
- Blank panel, blower.

g. Volume control (LTC 1216/00)


- Power handling capacity
(music power) : 36 Watt
- Nominal input voltage : 100 Watt
- Number of steps : 8 x 3 dB.
- Dimensions : 85 x 85 x 55.
- Mounting box :
- Surface mounting frame :
- Possibility to use in two wire circuit and in three-wire circuit.

h. Ceiling loudspeaker (LBC 3090/01).


- Power handling capacity : 6 Watt
- Sound pressure level at 1 Khz octave 1m, 1w, acc
to IEC : 99 dB.
- Rated voltage : 100 Volt
- Effective freq. range (-10 dB) : 70 - 18000 Hz.
- Opening angle
at 1 Kz/4 Kz, -6 db. : 1600 / 550
- Dimension (diameter x D) : 210 x 88 mm
- Weight : 1.1 Kg.

B. CAR CALL SYSTEM

1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan meliputi desain, pengadaan dan pemasangan berikut
pengujian sistem. Sistem ini dimaksudkan untuk komunikasi satu arah
antara resepsionis dan sopir kendaraan yang ada di sekitar tempat parkir
kendaraan.
Suara panggilan yang diucapkan oleh resepsionis/operator pada prinsipnya
harus dapat didengar dengan jelas di sekitar parkir kendaraan dengan level
tidak kurang dari 65 dB diatas derau (S/N ratio 65 dB).

2. Persyaratan Teknis
1 (satu) set input source, terdiri dari :
- 1 Hand Held Microphone
- 1 x microphone on table stand
- 2 set call amplifier 120 W
- 2 buah Horn speaker masing-masing 30 W
3. Spesifikasi Peralatan
a. Table Stand Microphone (LBB 9094/10)
- Type : Table stand
- Polar pattern : uni-directional
- Freq. range (IEC 268.4) : 270 Hz - 11 Khz
- Rated output inpedence : 600 Ohm
- Connector : 5 pole 1800 DIN
Lockable
- Weight : 980 gr.

b. Horn Speaker
- Power Handling cap. : 30 W
- Sound pressure level at 1 Khz
octave 1m, 1w, acc to IEC : 111 dB
- Max sound pressure level : 126 dB
- Rated voltage : 100 V
- Opening angle at 1 Hz : 75 0 / 750
- Dimensions : 108 x 342 mm.
- Weight : 3 kg

c. Mixing Amplifier
- Type : Call
- Main Supply : 110, 127, 220-230, 240
50/60 Hz
- Rate Output (mains) : 120 W
- Microphone inputs : two, one call input
having absolute priority.
- Line inputs : three, CD, aux., tape.
- Loudsperker output : 100 V, 75 V, 50 V.
- Freq. Response : 60 - 12500 Hz.
- Weight : 11 kg.

7. URAIAN DAN KETENTUAN TEKNIS PEKERJAAN INSTALASI FIRE ALARM


SYSTEM

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pengadaan dan pemasangan semua peralatan dan bahan instalasi, serta
melakukan pengetesan dan percobaan sistem sampai berfungsi dengan
baik. Termasuk juga dalam lingkup pekerjaan ini ialah penarikan kabel-kabel
dari repeater panel pada tiap lantai ke announciator dan control panel yang
berada di bangunan Lantai Dasar, serta pekerjaan sipil yang berhubungan
dengan pekerjaan instalasi (pembobokan dan perbaikan kembali).
b. Pengadaan dan pemasangan hand telephone fire alarm dari repeater panel
pada tiap lantai ke central telephone di announciator dan control panel yang
berada di bangunan Lantai Dasar (pesawat cabang dan central hand
telephone fire alarm berikut instalasinya termasuk lingkup pekerjaan).

2. Mutu Peralatan dan bahan


a. Peralatan dan bahan yang diajukan harus bermutu tinggi.
Bagian-bagian alat yang sama fungsinya harus dapat ditukar-tukar tanpa
menimbulkan kesulitan teknis. Peralatan produksi Eropa Barat, Australia,
Amerika.
b. Peralatan dan bahan yang diajukan harus dalam keadaan baru 100 %.
c. Barang-barang yang diajukan harus disertai dengan data-teknis (brosur)
secukupnya.
d. Semua peralatan detector ditentukan merk-merk NOHTIFIER, NOHMI /
KIDDE sekualitas.

3. Penjelasan Sistem
Detektor yang dipakai adalah tipe "Heat Detector" kombinasi "Rate of Rise" dan
"Fixed Temperature", serta "Smoke Detector".
Pada tiap zone dipasang sebuah atau lebih alarm bell dan manual alarm station.
Jika salah satu zone memberikan sinyal kebakaran, maka alarm bell pada zone
tersebut harus berbunyi, demikian pula alarm bell bersama pada tempat control
station. Alarm bell hanya bekerja untuk indikasi pada masing-masing lantai.
Sistem ini dilengkapi dengan fasilitas tambahan untuk mengerjakan beberapa
fungsi, seperti :
- Memberi indikasi kebakaran ke announciator dan panel.

4. Peralatan Sistem Fire Alarm


Secara garis besar peralatan sistem fire alarm terdiri dari :
a. Central Fire Alarm Panel lengkap dengan :
- Power Supply Unit
- Emergency power battery unit lengkap dengan battery charger.
- Fire zone indicator.
- Emergency telephone.
- Fire alarm supervision system
b. Fire Detector :
- Rate of rise detector
- Fixed temperature detector
- Smoke Detector
c. Lamp Indicator
d. Manual Push Button Station
e. Alarm Bell
f. Emergency alarm station

5. Detail peralatan Sistem Fire Alarm


Central Fire Alarm
Panel
- Power Supply Panel
Power supply untuk Central Fire Alarm panel harus beroperasi pada
tegangan 220 Volt, AC, 1 phase, 50 C/S dan dilengkapi dengan rectifier
untuk merubah tegangan AC menjadi tegangan DC yang diperlukan.

- Emergency Supply Unit


Guna kelancaran operasi dari central fire alarm panel, power supply
harus dilengkapi dengan battery charger unit yang mengisi baterai
secara otomatis sehingga setiap waktu baterai dalam keadaan penuh
(fully charge). Besarnya AH maupun voltage dari baterai harus sesuai
dengan standar yang berlaku. Power supply, Recitifer Unit, Charger
Unit, dan battery harus ditempatkan dalam suatu almari (cabinet) dan
merupakan satu kesatuan dengan Central Fire Alarm Panel.
Baterai tipe Maintenance Free.
- Fire zone indicator.
- Emergency Telephone Central Unit.
Guna komunikasi antara zone dan central fire alarm panel, unit
harus dilengkapi dengan emergency telephone system, dimana
emergency telephone central unit merupakan bagian dari central
fire alarm panel.
- Fire alarm supervision system.
Central Fire Alarm Panel harus dilengkapi dengan peralatan-
peralatan yang memberikan fasilitas-fasilitas
- Indikasi alarm yang baik secara audio (bell) maupun visuil
(indicating lamp).
- Short circuit supervision
- Oper circuit supersivion
- Main failure supervision
- Testing sistem secara keseluruhan, baik simulasi alarm atau
gangguan.
- Fasilitas lain yang merupakan standar dari central alarm panel.

Detect
o r Heat
Detector :
a. Kombinasi "Rate of Rise" dan "Fixed Temperature" tipe bimetal.
b. Bekerja jika kenaikan suhu melebihi kecepatan 10 derajat C per menit
jika suhu mencapai 57 derajat C.

Smoke Detector
Berdasarkan prinsip
ionisasi.

Manual Alarm Station


a. Untuk instalasi inbouw.
b. Memberikan sinyal secara otomatis jika kaca penutup telah pecah, atau
handle ditarik.
c. Dengan tulisan yang cukup jelas, FIRE BREAK atau FIRE ALARM
FULL DOWN.
Alarm Bell
a. Bekerja dengan tegangan 24 V DC 15 mA
b. Diameter gong : 6"
c. Intensitas suara : above 90 dB/m

Emergency Telephone Unit


a. Remote phone jack station lengkap dengan telephone jack dan plate
dengan tulisan "Fire Emergency Phone".
b. Flugable Phone - "Emergency Telephone" lengkap dengan Telephone
unit, cord dan plug.

6. Contoh Barang
Contoh Detector, Manual Alarm Station, Alarm Bell dan bahan instalasi harus
diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui sebelum instalasi
dimulai.

7. Instalasi
a. Untuk instalasi dipakai kabel NYA dengan ukuran 1,5 mm2 dan 2,5 mm2 ex
produksi dalam negeri yang sudah mendapatkan sertifikat LMK/SPLN.
b. Pemasangan instalasi dalam pipa pelindung PVC diameter 0,5" sekualitas
ex PRALON/BANLON secara inbouw.
c. Sambungan kabel di atas langit-langit hanya boleh dilakukan pada unit-unit
detektor.
d. Control station dipasang pada dinding. Tinggi dari lantai akan ditentukan
bersama dengan Direksi.
e. Manual alarm station dipasang 150 cm dari lantai.
f. Alarm Bell dipasang di dinding, 200 cm dari lantai.

8. Uji Terima
a. Uji terima dilakukan atas permintaan tertulis dari Pemborong. Waktunya
akan ditetapkan bersama dengan Direksi Pekerjaan dan Pemberi Tugas.
b. Di dalam uji terima tersebut, kerapian instalasi akan diperiksa dan semua
fungsi akan dicoba.

9. Persyaratan untuk serah terima pekerjaan


a. Pemborong telah menyerahkan dokumen-dokumen sesuai yang ditentukan
mengenai Ketentuan Umum.
b. Serah terima untuk kedua (terakhir) kali dapat dilakukan setelah masa
garansi dilalui dengan memuaskan.

10. Jaminan dan masa pemeliharaan


a. Perwakilan/Distributor /Sole Agent sebagai Pemborong pembantu wajib
memberikan jaminan atas peralatan yang dipasang terhadap kesalahan
fabrikasi untuk waktu 12 (dua belas) bulan terhitung mulai tanggal
penyerahan pekerjaan untuk pertama kali.

b. Selama masa jaminan tersebut, Perwakilan/Distributor/Sole Agent sebagai


Pemborong pembantu wajib melakukan pemeliharaan dan perbaikan cuma-
cuma, termasuk mengganti komponen-komponen yang rusak bukan karena
kesalahan pemakaian.

11. Perwakilan
Untuk peralatan yang ditawarkan harus mempunyai Perwakilan/Distributor/Sole
Agent di Indonesia/Yogyakarta.

8. URAIAN & KETENTUAN TEKNIS PEKERJAAN INSTALASI PEMADAM


KEBAKARAN

1. Lingkup Pekerjaan
Penyediaan dan pemasangan pompa pemadam kebakaran 2 buah.
Penyediaan dan pemasangan pressure tank 500 liter dan pressure
switch dengan perlengkapan lainnya.
Penyediaan dan pemasangan perlengkapan listrik untuk menjalankan
pompa, serta pengamanan dan pengontrolan pompa.
Penyediaan dan pemasangan perlengkapan instalasi pemadam
kebakaran di luar bangunan dan di dalam bangunan.
Pekerjaan sipil yang berhubungan dengan pekerjaan ini.

2. Penjelasan mengenai sistem


- Pemadam kebakaran dengan menggunakan Hydrant Box. Tekanan air
dalam sistem pipa pemadam kebakaran diperoleh dari pompa pemadam
kebakaran. Air dihisap langsung dari reservoir dan ditekan ke pipa pemadam
kebakaran seluruh kompleks.
- Untuk Instalasi Pillar Hydrant disambung dengan Instalasi Pillar Hydrant kota
dengan memakai valve sesuai petunjuk dari Jawatan Pemadam Kebakaran
setempat.
- Setiap hydrant box dalam gedung harus terpasang landing valve 1,5" harus
tersedia pula landing valve dengan ukuran 2,5" untuk keperluan petugas
pemadam kebakaran.
- Untuk pertolongan mula dapat pula dipakai air dari Menara Air melalui
cabang khusus dari Header dengan pipa diameter 3" dengan stop valve dan
non return valve.
- Untuk hydrant yang di dalam bangunan, dipergunakan Hydrant Box lengkap
dengan globe valve dan fire hose. Untuk Pillar Hydrant fire hose ditempatkan
pada Fire Departement atau pada hose box yang ditempatkan di samping
Pillar Hydrant.
- Di dalam Hydrant Box dilengkapi dengan leading valve dan kopling van de
heade 2 1/2".
- Instalasi pipa dari hydrant di luar bangunan dilengkapi dengan Siameese
Connection.

3. Pompa Pemadam Kebakaran


Pompa dengan penggerak motor listrik :
Merk : Grundfos setara, model Centrifugal End Suction
Type : DNF 80 - 25
Daya Motor : 45 KW
Kapasitas : 500 US GPM
Head : 80 m
Speed : 2.900 RPM
Voltage : 380/660 Volt, 3 phase, 50 Hz
Pipa Isap dan Tekan : diameter 4"
Banyaknya : 1 set
Lengkap dengan alat pengaman dan pengontrol :
Automatic Star dan Delta Starter atau Soft Starter
- YD Switch : 1 buah
- Thermal Magnetic Switch : 1 buah
- Selector Switch (on off Switch) : 1 buah
- Relay : 1 buah
- Electrode (lower level) : 1 buah

Pompa dengan penggerak Mesin Diesel :


- Merk : Grundfos, Ebara atau setara
- Daya Diesel : 70 HP
- Head : 60 m
- Capacity : 80 m3/jam --> 500 US GPM
- Starter : Push button battery dan emergency manual
- Banyaknya : 1 set

Jockey Pump :
- Merk : Grundfos, Ebara atau setaraf
- Type Pompa : NP 32 – 200/205
- Daya Motor : 5,5 kw/380V/3PH/50 Hz
- Putaran : 1.450 rpm
- Capacity : 10 m3/h
- Head : 45 m
- Pipa Isap dan Tekan : 2"
- Tegangan : 220/380 Volt, 3 phase, 50 Hz
- Banyaknya : 1 set

Lengkap dengan alat pengaman dan pengontrol :


Automatic Star Delta Switch : 1 set
Relay : 1 set
Electrode/lower level control : 2 set
Pressure Tank :
Capacity : 500 liter
Working Pressure : 10 kg/cm2
Test Pressure : 15 kg/cm2
Lengkap dengan satu buah pressure gauge dan 2 buah pressure switch.

4. Pipa Isap dan Pipa Tekan dan Valve


a. P i p a :
Black Steel SCH 40 sekualitas ex PPI, SPINDO.
b. Perlengkapan untuk tiap Pipa Hisap :
Strainer : 1 buah
Foot Valve : 1 buah
Stop Valve : 1 buah
c. Perlengkapan untuk tiap Pipa Tekan :
Stop Valve : 1 buah
Non return valve/check valve : 1 buah
Pressure Tank dan Pressure Switch : 1 buah
d. Antara kedua pipa hisap dihubungkan dan dilengkapi stop valve diameter 4",
untuk Jockey Pump dengan diameter 2". Stop valve, check valve gate valve,
globe valve sekualitas merk Kitz.

5. Pipa Pemadam Kebakaran


- Pipa:
Black Steel SCH 40 sekualitas ex PPI, SPINDO.

6. Kraan (Valve)
Stop valve, gate valve, check valve, globe valve sekualitas merk Kitz.

7. Hydrant
Untuk di luar bangunan dipakai Pillar Hydrant dilengkapi dengan fire hose dalam
fire hose box :
a. Pillar Hydrant :
Merk : APPRON
Type : Two Way Pillar Hydrant
: 2 stap stop valve
Pipe : diameter 3"
Fitting / coupling: diameter 3" (light alloy)
b. Fire Hose
Merk : APPRON
Type : All Tetoron Polyster Hose /
Jet Fire Hose
Panjang : 30 meter
Diameter : 2,5"
Hose Nozzle : 2,5", variable spray/jet noz
c. Fire Hose Box :
Bahan : Box terbuat dari besi plat tebal 2 mm dengan kaki
Pintu : Dilengkapi kaca dan kunci (Master Key)
Ukuran Box : 60x40x20 cm3, dapat diisi dengan fire hose dan kunci
pembuka katup dari Pillar Hydrant. Tinggi kaki Box 30
cm (dasar box 30 cm dari permukaan tanah)
d. Untuk di dalam bangunan dipakai :
Merk : APPRON
Hose Reel : dia. 1", panjang 30 m
Hose Nozzle : Type Jet Spray (variable)
Lengkap dengan globe valve, pemasangan pada dinding, ditanam.
Dilengkapi dengan : Leading valve dan kopling van de heade diameter
2 1/2" dan 1,5"
: Telephone unit dari Jack Indicating Lamp
Manual Push Button Station
e. Sprinkler : Merk Viking setara
Tipe Pendant diameter 0,5”

8. Pemasangan
Pompa-pompa
Pompa-pompa dipasang dalam ruang pompa di atas pondasi beton dengan
berat beton dua kali berat pompa. Pemasangan seperti pada gambar.

a. Pipa Hisap
Dilengkapi dengan strainer dan foot valve, sebelum masuk ke pompa
dipasang stop valve. Di antara kedua pipa hisap disambungkan dengan
stop valve. Pemasangan pada dinding reservoir dengan support.
b. Pipa Tekan
Pipa Tekan dari pompa dilengkapi dengan stop valve dan pompa return
valve, pressure tank dan pressure switch.
Pipa Hisap dan Pipa Tekan dicat dasar dan cat finish warna merah.
c. Dipasang pipa penguji (drain) dengan ukuran minimal 2" diambil dari
pipa header.

Pipa Pemadam Kebakaran


a. Pipa Utama (jenis pipa Black Steel SCH 40).
b. Pipa yang ditanam dalam tanah diberi lapisan asphalt dan kain goni.
c. Pemasangan pipa sesuai dengan gambar.
d. Pipa ke cabang header Menara Air untuk Pemadam Kebakaran
disambung ke non return valve yang sudah disediakan pada cabang
header tersebut.
e. Sambungan-sambungan pipa dengan sambungan flens, dilas untuk
pipa dengan diameter lebih besar dari 3". Untuk pipa dengan diameter
di bawah 3" dengan draad.
f. Kran pembuka tangki gravitasi perlu dipasang solenoide valve
sehingga dapat dikendalikan jarak jauh.

Gambar kerja, sebelum dilaksanakan, harus mendapat pengesahan dari


Depnaker.

9. Testing
Seluruh instalasi pipa harus dilaksanakan testing dengan test pressure
10 atm bagian pembagian, masing-masing selama 24 jam tanpa ada
kebocoran/penurunan pada test pressure. Setiap kali dilakukan
penyambungan pipa pemadam kebakaran dilakukan testing ini
(sehubungan dengan pekerjaan pemasangan).
Seluruh sistem dilakukan percobaan sampai berfungsi dengan baik.
Peralatan testing disediakan oleh Pemborong dan atas beban/biaya
Pemborong.

10. Sistem pengabelan dan Panel Listrik dari Pemadam Kebakaran Gedung
Lingkup Pekerjaan.
Yang termasuk pekerjaan ini adalah :
a. Pemasangan panel-panel
b. Pengabelan ke peralatan
c. Control system
d. Pekerjaan testing

Standar dan peraturan-peraturan instalasi :


Material, peralatan maupun cara-cara instalasi harus sesuai dengan standar
dan peraturan-peraturan instalasi yang ada dan telah ditentukan oleh :
- PUIL Edisi 2000
- Peraturan-peraturan yang telah ditentukan PLN
- Peraturan-peraturan yang telah ditentukan Pemerintah, termasuk dari
Dinas Kebakaran
- Peraturan-peraturan yang telah dalam spesifikasi ini maupun yang
terdapat di dalam gambar-gambar
- Material, peralatan maupun cara-cara instalasi yang dilakukan menurut
standar yang lain dan memberi hasil yang sama atau lebih baik, bisa
juga dipakai asal mendapat persetujuan.

Sistem Instalasi Listrik


Sistem tegangan listrik ke jaringan distribusi adalah 380 Volt 3 phase, 220
Volt, l phase, dimana neutral dihubung - tanahkan (ground neutral).

Sistem pengabelan
a. Power Cable
- Pengabelan harus dilaksanakan dengan cable NYY.
- Penyambungan ke motor-motor harus menggunakan pipa
fleksibel dari merk yang sama dengan pipa.
- Cara pelaksanaan sesuai dengan rekomendasi dari Pabrik
Pembuat pipa.
b. Control Cable
- Pelaksanaan sesuai dengan power cable.
- Cable dalam tanah menggunakan cable NYY yang dilindungi pipa
PVC jenis AW yang ditanam pada kedalaman 80 cm.
c. Dipasang isyarat bila suplai daya listrik ke panel pompa terputus.

Panel Listrik
Panel Listrik harus dipilih dari bahan yang tidak mudah terbakar dan
tahan terhadap kerusakan mekanis. Tebal minimum panel listrik adalah
1,5 mm untuk wall mounted dan 2 mm untuk free standing.
Semua peralatan di dalam panel harus dipasang sedemikian rupa
sehingga memudahkan operasinya, pemeliharaannya dan
perbaikannya. Peralatan diberi tanda yang terang untuk memudahkan
pengaturannya. Pengabelan di dalam panel harus diatur secara baik
dan penyambungannya menggunakan terminal. Tipe dari peralatan
harus sesuai dengan short circuit maupun ampere-rating yang
diinginkan dalam gambar. Sistem starting seperti manual/automatic
switch, push button (tombol), contractor, automatic star delta starter dan
pengaman (overload protection) dan semuanya yang dipasang pada
panel listrik, termasuk dalam pekerjaan ini.
Control System
Pengabelan ke alat-alat pressure switch, push button, level controlrelay,
automatic starting system dan sebagainya termasuk dalam pekerjaan
ini. Pengabelan harus serapi mungkin dengan menggunakan pipa dan
flexible connection.
Instalasi hubungan pengetanahan
Panel listrik yang ada di dalam Ruang Pompa, harus dihubung-
tanahkan. Semua peralatan yang memerlukan hubungan pengetanahan
harus dihubungkan ke sistem tersebut.

Testing
- Semua motor-motor harus dicek bahwa arus yang mengalir sesuai
dengan ratingnya.
- Semua control sistem harus dicek sesuai dengan fungsinya.
- Semua kabel-kabel harus dicek isolasinya dengan 500 Volt "Megger"
Test Set. Untuk kabel-kabel yang terjauh letaknya dari Panel Utama
harus dicek tegangannya, apakah masih memenuhi syarat yang
ditentukan. Kabel-kabel harus dipasang sesuai dengan warna yang
ditentukan oleh PLN.

Dokumentasi Instalasi
Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan oleh Pemborong kepada
Pemberi Tugas, Pemborong diwajibkan untuk menyerahkan
dokumentasi-dokumentasi sesuai dengan yang dicantumkan mengenai
Ketentuan Umum.

9. INSTALASI SISTEM FIRE EXTINGUISHER


1. Sistem Fire Extinguisher
Yang dimaksud dengan Sistem Fire Extinguisher adalah sistem pemadam
kebakaran dengan menggunakan tipe portable atau beroda, dimana bahan
pemadam kebakaran terdiri dari BCF, CO2 atau sejenisnya.

2. Persyaratan
- Pada umumnya bangunan berlantai lima yang luas lantainya lebih dari 200
m2 harus ditempatkan alat pemadam. Pemadam kimia CO2 dengan ukuran
minimal 2 kg atau alat pemadam lainnya yang sederajat pada setiap luas
lantai 200 m2 dengan ketentuan minimal 2 buah untuk setiap lantai.
- Alat pemadam portable harus ditempatkan pada tempat yang mudah terlihat
dan berjarak maksimum 20 meter dari setiap tempat.

3. Jenis peralatan yang dipakai (Merk Chubbs)


General Area
- Type : General Purpose Dry Chemical Portable Fire
- Agent : Multi Purpose Dry Chemical
- Shell Material : Iron Steel
- Capacity : 6 kg
- Charged weight : approx 8,0 kg
- Test Pressure : 250 kg / cm2

10. PEKERJAAN TEKNIS INSTALASI PLUMBING

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Plumbing adalah pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan,
bahan-bahan utama, bahan-bahan pembantu dan lain-lain sehingga diperoleh
instalasi plumbing yang lengkap dan baik serta diuji dengan seksama dan siap
untuk dipergunakan, yaitu terdiri dari :
Alat-alat
Sanitair :
a. Closet duduk
b. Meja cuci tangan (washtafel)
c. Floor Drain
d. Floor Clean Out (type lantai)
e. Tempat Handuk
f. Kaca Cermin
Sistem Air Bersih :
a. Pemipaan dari bak penampung bawah tanah melalui pompa penyalur
(transfer pump) sampai Tangki Air.
b. Pemipaan dari Tangki Air sampai alat-alat Sanitair.
Sistem Air Kotor dan Air Bekas
a. Pemipaan air kotor/air bekas dari semua closet, urinoir, zink, (bak cuci
piring) dan floor drain sampai ke septictank dan rembesan.
Pipa ventilasi dari semua titik ventilasi ke udara luar.
Sistem pembuangan pipa penguras dan over flow dari Menara Air ke
selokan terdekat.
Pekerjaan Instalasi pipa PAM dari ground reservoir sampai ke meter air.
Pipa Air Hujan :
a. Pemipaan dari atap gedung sampai selokan air hujan.
b. Selokan air hujan.

2. Persyaratan bahan dan peralatan


Alat-alat Sanitair : Merk : TOTO atau setara
a. Closet duduk : CW 914 J
b. Washtafel : LW 861 CJ + RYRV 1W + THX 1A – 5N + TL
511 C1W LW 827 CJ
d. d.1. Cermin
d.2. Planset
e. Urinoir : U 104
f. Kitchen zink merk Bianco
g. Floor drain TOTO : TX 1BN
h. Kraan halaman : T 26-13
i. Clean Out plug

Sistem Air Bersih


a. 1. Pompa Penyalur (Transfer Pump)
Merk : Grundfos atau setaraf.
Type : NP 50 – 32 – 200/185
Daya Motor : 4 KW
Head : 46 meter
Kapasitas : 12 m3/h
Kecepatan : 1.450 rpm
Pipa : diameter 2"
Tenaga listrik : 380 volt/660 volt/50 Hz
Banyaknya : 1(satu) set
Pada pipa isap dilengkapi :
- Strainer
- Foot Valve
- Stop Valve

Pada pipa tekan dilengkapi :


- Stop Valve
- Check Valve
Diameter kedua pipa hisap dihubungkan melalui satu buah stop valve.
Pompa dilengkapi dengan water level control :
- 4 buah lower level, 2 untuk tangki atas dan 2 tangki bawah
- 2 buah upper level, untuk tangki atas.

a.2. Pompa Booster : Grundfos 500 Watt

b. Pemipaan air bersih :


- Pipa
Pipa air bersih menggunakan PPRN PN10, sekualitas ex PPPI,
Spindo.
- Valve
Untuk valve sampai dengan diameter 2 1/2" dipergunakan bronze
150 spi, screw end, untuk valve 3 ke atas dipergunakan sekualitas
cast iron 150 spi, flanged and ex KITAZAWA.

c. Sistem air kotor dan air bekas


Pemipaan air kotor/air bekas dan vent di sini dipergunakan bahan-
bahan sebagai berikut :
- Untuk pipa digunakan pipa PVC sekualitas merk Rucika Klas AW,
dengan sambungan lem.
- Untuk fitting pipa dipergunakan PVC injection moulding sesuai
dengan merk pipa. Belokan pada saluran utama harus
menggunakan long radius bend.
- Jenis lem yang dipergunakan harus sesuai dengan spesifikasi
pabrik.
- Semua Junction harus menggunakan 45 TY dan 45 bend kecuali
untuk vent.

d. Talang air hujan


Pipa talang di sini digunakan bahan sebagai berikut :
- untuk pipa dipergunakan pipa PVC
- untuk fitting digunakan PVC.

3. Persyaratan pemasangan
a. Semua pipa harus dipasang lurus dan sejajar dengan dinding/bagian dari
bangunan pada arah horizontal maupun vertikal.
b. Semua pemasangan harus rapi dan baik.
c. Semua pipa harus digantung/ditumpu dengan menggunakan penggantung
dan penumpu yang kuat dari metal sesuai dengan ukuran pipanya, sehingga
pipa tidak melentur.
d. Semua pipa yang menembus konstruksi bangunan. Pemborong harus minta
persetujuan Konsultan Pengawas.
e. Pemborong harus menyediakan pipa sleve untuk pipa-pipa yang menembus
bangunan.

f. Pipa besi yang ditanam dalam tanah harus dilapis asphalt dan kain goni.
g. Kemiringan pipa air kotor/air bekas adalah 0,5 - 1 % ke arah septicktank.
h. Pipa PVC dalam tanah harus bebas dari benda-benda keras/di atas pasir
sehingga kemiringan dapat rata.
i. Pipa air bersih dan pipa air kotor tidak boleh diletakkan pada lubang galian
yang sama.
4. Pengujian
- Setelah semua pemipaan selesai dipasang maka perlu diadakan
pengujian kebocoran pipa atas seluruh instalasi sehingga sistem dapat
berfungsi dengan baik, memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Tekanan uji Waktu Penurunan bahan te.
max. uji
a. Instalasi air bersih 8 kg/ cm2 24 jam 5 % air
b. Instalasi pipa sanitasi 2 kg/ cm2 2 jam 5 % air

- Setelah pengujian terhadap kebocoran selesai, maka diadakan pengujian


terhadap sistem dengan cara menjalankan sistem sekaligus selama 4 x 8
jam terus menerus tanpa mengalami kerusakan.
- Semua pengujian harus dilaporkan tertulis dan ditandatangani Konsultan
Pengawas.
- Semua kerusakan yang timbul akibat proses pengetesan dibebankan
kepada Pemborong Plumbing.

5. Disinfeksi
- Pemborong harus melaksanakan pembilasan dan disinfeksi dari seluruh
instalasi air bersih sebelum diserahkan kepada Pemilik.
- Disinfeksi dilakukan dengan memasukkan larutan chlorine kepada sistem
pipa dengan metode yang disetujui pemilik. Dosis chlorine ialah 50 ppm.
- Setelah 16 jam, sistem tersebut harus dibilas dengan air bersih sehingga
kadar chlorine menjadi tidak lebih 0,2ppm.

6. Pembersihan
- Semua bagian yang tampak kelihatan dari luar harus dibersihkan dari
kotoran-kotoran. Bagian yang dilapis chlorine plated harus digosok sehingga
bersih dan mengkilap.
- Semua pipa yang tampak (exposed) dan tidak dilapis chlorium harus dicat
dengan warna berlainan agar mudah dikenali satu dengan yang lainnya.
Untuk ini Pemborong harus berkonsultasi dengan Pemilik.

7. Dokumentasi
Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan oleh Pemborong kepada Pemberi
Tugas, Pemborong diwajibkan untuk menyerahkan dokumentasi - dokumentasi
berikut :
4 (empat) set : Gambar-gambar instalasi terpasang (As Built Drawing) yang
telah diperiksa oleh Konsultan Pengawas.
2 ( dua ) set : Buku Instruksi pemakaian dan pemeliharaan untuk
peralatan-peralatan.
2 ( dua ) set : Brosur-brosur (1 asli + 1 foto copy).
2 ( dua ) set : Berita Acara hasil testing pipa-pipa air.

11. PEKERJAAN LIFT

1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan lift meliputi :
a. Pengadaan dan pemasangan instalasi lift berikut perlengkapannya. Pesawat
lift harus dilengkapi Emergency Landing Device, bila suplai PLN mendadak
mati, lift segera dapat menurunkan penumpang pada lantai terdekat.
b. Pengadaan dan pemasangan instalasi listrik dari panel lift sampai ke alat

Fakultas Ekonomi 70
UNSOED
penggerak dan alat kontrol.
c. Pengadaan dan pemasangan exhaust fan dalam ruang mesin lift.
d. Pengadaan dan pemasangan separate beam untuk dudukan bracket.
e. Pekerjaan sipil yang berhubungan dengan pekerjaan ini :
- Bobokan-bobokan dan perbaikannya kembali.
- Dudukan/pondasi mesin dan panel kontrol.
f. Mengurus/mengadakan perijinan instalasi lift dan penggunaan pesawat lift
dari Dinas Pengawasan Keselamatan Kerja Daerah setempat.
g. Mendidik calon operator yang ditunjuk/disediakan oleh Pemberi Tugas.

2. Spesifikasi Teknis
Quantity : Hyundai, Louser atau setara.
Capacity : 15 person 1000 kg.
Speed : 90 m/min.
Control System : AC-VVVF (Variable Vartable frequency)
Operation System : IC – 2 BC (Simplex Selective Collective)
No. Of Stop : 5 floor Stop / 5 Opening, all in line.
Service floor : 5 floor Stop / 5 Opening, all in
line. Travel : + 23 m
Doors : Two panels automatic center opening
Cage / Car : Standard
Rear & side walls : Stainless steel Hairline finished
Front return panel : Stainless steel Hairline finished
Door : Stainless steel Hairline finished
Ceilling : CL 2
Lighting : Fluorescent lighting
Kick plate : Stainless steel Hairline finished
Entrance column : Stainless steel Hairline finished
Floorring : Vynil tile
Car operating panel & digital indicator
Face plate of car
operating panel : Stainless steel Hairline finished
Entrance : Stainless steel Hairline finished
Hoistway doors : Stainless steel Hairline finished
Door frame : Stainless steel Hairline finished
Transom panel : Stainless steel Hairline finished
For other floor : Type :
Door frames : Painted steel sheet
Landing sill for all floor : Extruded hard alumunium.

Signal : For main/floor (s) with Digital Indicator directional


arrow PIC C300
Face plate : hairline stainless steel for other floors
vertical digital indicator type arrow and call button.
Face plate : Glass fiber reinforced plastic.

Power Supply : 380 volt ; 3 phase ; 50 hertz


Lighting : 220 volt ; 1 phase ; 50 hertz
Dimensions : 1650 mm x 1682 mm
Car Internal : 1600 mm (with) x 1500 mm (depth) x 2300 mm
Hoistway : 2200 mm (with) x 2120 mm (depth) / unit
Door Opening : 900 mm (with) x 2100 mm (height)
PIT Depth : 1400 mm
Overhead : 4250 mm

Other : Spesifikasi sesuai brosur dari tipe yang dipilih, dengan


kelengkapan :
a. Emergency car lighting with automatic charger
b. Overload protection device with signal light
c. Interphone system
d. Safety door edge
e. Fire emergency operation for elevator
f. Fire emergency return
g. Automatic door open time adjustment
h. Car light off-Automatic
i. Car fan off-Automatic
j. Car call cancelling
k. Emergency landing device
l. Arrival electronic chime

3. Peraturan dan Standar Pelaksanaan


Seluruh perkerasan harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan
B.S.2655.

Pemborong harus menjamin bahwa lift dan material yang dipasang


seluruhnya dalam keadaan benar-benar baru dan baik.

Pelaksanaan harus berdasarkan gambar-gambar kerja yang disetujui


Direksi Pekerjaan.

4. Pemasangan
Mesin penarik langsung ditempatkan di atas jalur lift dengan penumpu
batang atau channels baja, dilengkapi dengan bantalan plat yang
disediakan dan dipasang oleh Pemborong lift.

Balok Penunjang
Balok penunjang harus dipasang 1 inch di atas lantai dan ujung balok ini
ditumpu dengan bantalan baja sehingga beban tertinggi rarta pada
permukaan yang lebih luas dari balok. Setiap mur atau kepala baut diberi ring
penumpu sehingga duduknya benar pada permukaan miring.

5. Sistem Pengaturan
Sistem pengaturan harus direncanakan terhadap :
Kecepatan, percepatan switch dan pembebanan secara otomatis dan
memberikan hasil operasi yang lembut, tidak terjadi hentakan pada gerak
mula, percepatan jalan, perlambatan dan pemberhentian.

Alat penghenti otomatis untuk membawa kereta berhenti pada lantai


yang dituju. Tombol limit dipasang untuk menjaga kemungkinan
operasi di luar rencana.
Panel pengatur utama
Pemborong harus menyediakan dan memasang panel pengatur utama di
ruang mesin.

6. Spesifikasi Teknis :
Kereta Lift
a. Rangka :
Rangka kereta harus dari baja kuat, dengan sambungan las, kuat
dan rigit, sehingga tidak akan melentur (distorsi) dalam pembebanan
yang bagaimanapun serta pada waktu bekerjanya gigi pengaman.

b. Dinding :
- Dinding kereta sebelah belakang dan kiri/kanan terbuat dari panel-
panel berlapis plastik yang masing-masing diapit oleh lift baja anti
karat.
- Kosen-kosen pintu kereta terbuat dari baja anti karat, demikian juga
lempeng-lempeng tempat tombol dan indikator serta perlengkapan-
perlengkapan kerja lainnya.
- Indikator posisi lantai berupa indikator lampu sebagaimana lazimnya
terdapat pada lift-lift biasa.
- Tidak diperkenankan adanya panel terbuka selain ventilasi.
- Kereta lift harus diletakkan di poros sehingga bila berhenti di suatu
lantai, dengan pintu terbuka tidak akan ada kemungkinan suatu
benda terjebak antara lantai dan kereta.

c. Lantai :
- Plat form kereta lift terbuat dari rangka struktur baja yang lantainya
dibuat dari kayu seusuai dengan standar lift dan kemudian dilapisi
dengan ubin kereta setebal 3 mm.
- Plat form ini di dudukan pada bantalan-bantalan karet peredam
suara pada rangka penggantung melalui batang-batang kaitan yang
kuat dan dilengkapi tuegoard dari baja dan plat pembatas dari logam
pada sisi entrancenya.
Pada bagian bawah plat form terdapat penyensor berat beban yang
secara elektris dihubungkan dengan alat kontroler untuk setiap saat
memonitor beban di dalam kereta.

d. Langit-langit :
Langit-langit kereta lift berupa langit-langit tergantung yang terbuat dari
jalusi aluminium sehingga baik kipas penghisap udara maupun lampu-
lampu penerangan akan tersembunyi di dalamnya.

e. Penerangan :
Untuk penerangan di dalam kereta lift sedikitnya harus ada dua lampu
neon yang dipasang di atas plafond gantung, lampu harus tetap menyala
bila aliran listrik terputus, mendapat daya dari listrik/accu (AC/DC).

f. Ventilasi :
Exhaust fan dipasang di atas dengan daya dari listrik/accu (AC/DC)
untuk tetap bekerja bila aliran listrik terputus.
g. Pengamanan dan Pengatur :
Pengamanan terhadap kecepatan lewat harus dilakukan dengan suatu
alat pengaman otomatis yang akan menghentikan lift secara mendadak
dengan pertologan suatu pengatur di Kamar Mesin Lift. Pengatur
tersebut haruslah bekerja berdasarkan prinsip daya centrifugal yang
akan memperkerjakan sistem pengaman apabila kejadian di atas
dialami.

h. Pembukaan secara manual :


Untuk keadaan dimana aliran listrik terputus, semua pintu elestris
harus dapat dibuka secara manual (dengan tangan).

i. Penggerak pintu :
Penggerak pintu harus terdiri dari motor arus searah, mekanis, switch
untuk memberikan pelayanan yang lunak, kecepatan buka/tutup yang
optimum. Bila kereta mencapai lantai yang tertentuk, pintu kereta dan
pintu tiap lantai harus bekerja secara simultan tombol ditekan atau ada
panggilan dilantai lain selewatnya interval waktu tertentu.

j. Perlengkapan pengaman pintu :


Pintu dilengkapi pengaman sedemikian rupa sehingga penumpang yang
akan masuk keluar suatu pintu sedang tertutup, maka dengan sedikit
sentuhan akan tersentuh membuka kembali supaya terhindar terjepitnya
penumpang dan segera menutup setelah penumpang masuk.

k. Penunjuk posisi kereta :


Suatu petunjuk posisi kereta harus dipasang di tiap kereta, dari plat baja
anti karat, plastik dan lampu di belakangnya sedemikian rupa sehingga
terbaca dimana kereta berhenti atau lewat.

l. Panel Operasi kereta :


Panel operasi kereta dipasang di kanan kiri pintu dalam kereta dengan
permukaan baja 16 / anti karat dan berisi :
- Bell bahaya yang akan membunyikan bell di Corridor lantai yang
bersangkutan bila ditekan.
- Penghentian darurat, bila ditekan kereta segera berhenti dengan
panggilan dari lantai lain masih tetap ditekan, maka kereta segera
menuju ke tujuan semula begitu tombol dilepas.
- Panah naik hijau dan panah turun merah menunjuk arah gerak
kereta. Penunjuk ini bisa digabung dengan penunjuk positif di atas
pintu kereta.
- Baris vertikal penunjuk yang menyatakan dimana kereta akan
berhenti/memenuhi panggilan.
- "Door open" bila ditekan menyebabkan tertutupnya pintu dan akan
menyingkap waktu terbukanya pinya.
- Bell tunggal yang haya sekali berbunyi untuk isyarat mulai
tertutupnya pintu dan berangkatnya kereta.
- Switch ventilasi, mematikan/menyalakan exhaust fan.

m. Tombol Pemanggil :
Tiap lantai dipasang tombol-tombol sebagai berikut :
Untuk lift penumpang :
Lantai Dasar : Tombol permintaan naik
Lantai 1 : Tombol permintaan naik dan turun
Lantai 2 : Tombol permintaan naik dan turun
Lantai 3 : Tombol permintaan naik dan turun
Lantai 4 : Tombol permintaan naik dan turun
Lantai 5 : Tombol permintaan naik dan turun
Lantai 6 : Tombol permintaan turun
n. Bel tanda naik / turun
o. Sistem Call Dalam Lift
Pengimbang Berat
Terdiri/terbuat dari potongan-potongan balok-balok besi tuang pengisi
yang ditempatkan pada rangka struktur baja dengan berat keseluruhan
adalah berat kereta ditambah 15% berat beban, dan disusun sedemikian rupa
agar membentuk unit kompak yang dapat meluncur naik turun pada rell
melalui kompak yang dapat meluncur naik turun pada rel melalui sepatu
peluncur harus dilapisi dengan lapisan nylon molcote.

Pegas Peredam
Sedikitnya 3 buah peredam tenaga kinetik maupun potensial harus
ditempatkan diapit dengan susunan 2 (dua) buah penyangga kereta dan satu
buah penyangga penimbang berat.

Rel dan Sepatu Peluncur


Rel-rel baik untuk kereta maupun penimbang berat, haruslah terbuat dari baja
khusus, untuk itu yang berpenampang T dengan lidah-lidah yang licin dan
rata.
Sambungan yang satu dengan yang lain rel harus dibuat sedemikian rupa
sehingga sekalipun ia harus dapat menampung jarak muai, ia harus juga
menjamin kehalusan pekerjaan.
Sepatu peluncur kereta haruslah dilumasi dengan baik dan tidak memakan
lidah-lidah rel. Ikatan-ikatan rel ke dinding koker harus dibuat sekokoh
mungkin sehingga goncangan-goncangan tidak akan menyebabkan lepasnya
rel dari ikatan-ikatan tersebut.

Tali-tali Baja
Tali-tali baja penarik kereta dan pengimbang berat harus terbuat dari tali baja
khusus untuk lift yang mempunyai kekenyalan cukup, yang terdiri atas
berkas-berkas benang-benang baja dan di tengah antara berkas-berkas
haruslah tersedia hannep manila berminyak yang dapat melumasi setiap
benang dengan baik. Dengan begitu tali-tali baja penarik tersebut tidak akan
cepat berkarat. Tegangan regang antara tali atau dengan yang lainnya
haruslah sama dijamin pembagian beban pada semua tali. Tali-tali baja
Gubernor haruslah pula memenuhi syarat-syarat seperti tersebut di atas.

Mesin Penggerak
a. Mesin penggerak adalah mesin traksi single wrap kelas A yang khusus
untuk menggerakkan lift. Mesin yang terdiri dari motor, rem elektro
magnetis gigi cacing harus terbuat dari baja. Roda gigi harus terbuat dari
baja dan perunggu. Sedangkan gigi harus terbuat dari campuran baja
dan control terbuat dari molybdenum yang didudukan secara kompak
pada suatu chases atau lempengan dudukan. Poros thrust sisi dan untuk
menjamin kelurusan duduknya, poros kontrol didudukkan pada bantalan-
bantalan roler.

b. Dalam pelayanan lift harus berfungsi tanpa berisik, bergetar,


menghentak atau mengalami keausan dalam segala kemungkinan
pembebanan.

c. Rem :
- Rem penghentian harus rem listrik arus searah yang akan menjepit
karena aksi dari pegas mekanis dan terlepas karena adanya arus
penguat. Dengan begitu akan menjamin terjadinya penghentian
yang halus pada keadaan pelbagai beban.
- Sistem rem harus bekerja dan dapat menahan lift bila
mencapai pembebanan 150% dari kapasitas dan kecepatan tidak
lebih dari 110% yang direncanakan. Pegas rem yang menekan
sepatu rem adalah pegas tekan yang ditunjang dengan baik.
- Permukaan rem harus dapat diganti baru dan tidak dapat terbakar
dan dikaitkan sedemikian rupa sehingga keadaan normal tidak
melemahkan ikatannya.
- Rem harus bekerja otomatis bila ada gangguan yang diterima
perlengkapan pengaman elektrik. Penghubung ke tanah, hubungan
singkat, sipat magnetis tidak dibenarkan mengganggu pekerjaan
rem bila suplai listrik terputus.

d. Motor :
Motor penggerak harus motor listrik arus balik dengan dua kecepatan
khusus untuk lift. Bertorsi awal yang tinggi dan sebaliknya hanya
mempunyai arus awal yang rendah. Pada saat kereta akan mendekati
lantai untuk berhenti, maka kumparan kecepatan rendah harus bekerja
menggantikan kumparan kecepatan tinggi, sehingga dengan demikian
dapat dijamin kecepatan levelling.

e. Katrol - katrol :
Jika dari besi cor atau baja, dengan 4 alur "V" yang diproses secara teliti
untuk menghindari gesekan pada waktu pembebanan yang mengurangi
keausan. Fully ini dilengkapi dengan alur U yang cukup dalam menjamin
tali baja tidak keluar dan kelonggaran untuk tidak terjadi effek penjepitan.
Bantalan luncur seluruhnya dilengkapi pelumas otomatis.

Controller dan Selector


a. Controller :
Untuk mengatur bekerjanya lift secara baik sebagaimana mestinya maka
suatu pusat pengatur harus ditempatkan di kamar mesin. Pusat pengatur
ini harus diatur sedemikian rupa agar terbentuk unit yang lengkap, teratur
dan sistematis. Pusat pengatur ini harus berfungsi dengan baik
menjalankan, memberhentikan dan menukar kecepatan lift. Selain dari
pada itu harus juga mengatur kerja dari pada kereta lift. Dalam formasi
kerja yang efisien dan dalam hal ini secara simplex Full Collective. Ini
juga harus dapat berfungsi sebagai Pengawas keamanan dengan alat-
alat Pengawas/pengaman yang cukup baik.

b. Selector :
Suatu pusat untuk memonitor posisi setiap saat dari kereta, sekaligus
mencatat panggilan-panggilan kereta ataupun lantai haruslah
ditempatkan di kamar mesin. Selector tersebut harus juga berfungsi
sebagai pusat informasi kepada lantai-lantai dan kereta tentang dalam
arah mana perjalanan sedang dilakukan.
Begitu juga pada lantai ke berapa ia sedang berada dan lain-lain.

Kabel listrik dan panel listrik


a. Kabel listrik :
Instalasi listrik dari sistem lift ini berikut kabel-kabelnya harus disediakan
dan dipasang lengkap dengan panel-panel lift, termasuk di dalamnya
penyediaan levelling cables, conduit dan fitting.
b. Panel dan Instalasi Listrik :
Tenaga listrik tersedia 380 volt / 3 phase / 50 Hz.
Panel listrik terbuat dari plat tebal 2 mm, komponen setaraf Siemens
kabel toevoer dipakai dari jenis NYFGBY dan NYY dengan pipa
pelindung. Instalasi listrik dari sistem jenis penumpang ini berikut
kabelnya disediakan dan dipasang secara rapi.

Cara Kerja
a. Kereta harus dapat dipanggil secara otomatis dari satu lantai dan kereta
datang pintu-pintu harus terbuka secara otomatis pula. Jika setelah suatu
selang tertentu seseorang telah memasuki kereta, pintu-pintu harus
dapat tetutup sendiri dan dalam hal dikehendaki, maka dengan menekan
suatu tombol ia harus lebih cepat menutup pintunya.
b. Segera segera tombol di dalam kereta bermotor sesuai dengan lantai
tujuan ditekan, maka kereta secara otomatis harus bergerak ke arah
yang sesuai dan setelah selesai akan membuka pula secara otomatis.
c. Apabila dalam perjalanan naik/turun terdapat panggilan, maka kereta
harus dapat berhenti dan membuka pintu secara otomatis. Apabila orang
tersebut telah masuk, maka pintu harus dapat tertutup secara otomatis.
d. Cara kerja selanjutnya haruslah sesuai dengan cara kerja yang
termaksud dalam standar lift sebagai otomatis full/selective.

Bekerjanya sistem lift bila terjadi kebakaran di dalam gedung


a. Lift tersebut juga berfungsi fireman's lift (lift yang dipergunakan Dinas
Kebakaran).
b. Fireman's Service Switch Box
1. Fireman's Service Switch diletakkan di dalam box, diberi penutup
dari kaca yang dapat dipertahankan (breakable glass).
2. Lokasi dari Fireman's Service Box adalah pada lantai satu di dekat
posisi dari lift sehingga lokasinya mudah diketahui Dinas Kebakaran.
c Cara kerja sistem instalasi lift pada waktu terjadi kebakaran
1. Jika terjadi kebakaran, untuk memanggil lift ke lantai dasar, maka
petugas Dinas Kebakaran dapat memecahkan kaca Firemen's
Service Box dan merubah posisi Firemen's ke arah ON.
2. Dengan keadaan switch ke posisi ON maka terjadi :
- Semua panggilan terhadap lift akan tertutup.
- Lift pada saat itu bergerak ke arah turun, perjalanan secara non
stop ke lantai dasar.
- Jika lift bergerak dalam keadaan naik, ia akan berhenti pada
lantai atasnya yang terdekat dan tanpa membuka pintu kereta,
kemudian berbalik ke arah turun secara non stop menuju ke
lantai dasar.
- Dalam keadaan kebakaran lift ini hanya dipergunakan oleh
petugas Dinas Kebakaran dan umum dilarang menggunakan
lift.
3. Sistem instalasi lift akan bekerja secara normal kembali jika switch
pada Firemen's Service Box dirubah dalam posisi OFF.

Pengujian
a. Apakah instalasi telah selesai maka pengujian harus dilakukan oleh
Pemborong dalam jangka waktu yang dianggap memenuhi syarat
pengujian dengan disaksikan oleh Direksi Pekerjaan dan Pemberi
Tugas, hingga seluruh sistem dinyatakan bekerja dengan baik dan
sempurna.
b. Selama pengujian maka harus dilaksanakan Pengawasan
yang teliti terhadap setiap setiap bagian sistem sampai dinyatakan
bahwa keadaan instalasi benar-benar baik dan normal.

Jaminan
Perwakilan/Distrubutor/Sole Agent sebagai Pemborong Pembantu
diwajibkan memberikan jaminan selama 1 (satu) tahun terhitung dari saat
penyerahan pertama. Selama masa jaminan perwakilan/Distributor/Sole
Agent sebagai Pemborong Pembantu wajib melakukan hal-hal sebagai
berikut :
a. Melakukan service dan memelihara serta memberikan kepada
pemilik buku mengenai "Operation Maintenance" dari seluruh
sistem.
b. Melakukan perbaikan-perbaikan peralatan yang disebabkan karena
kesalahan pemasangan atau cacat pembuatan, atas beban
Pemborong Pembantu. Untuk pekerjaan perbaikan kerusakan yang
bukan kesalahan pemasangan atau cacat pembuatan, biaya tidak
dibebankan Pemborong Pembantu, yaitu untuk kerusakan selama 9
(sembilan) bulan setelah masa pemeliharaan selesai/ dilampaui.
c. Penyediaan operator terdidik untuk memberikan penjelasan serta
pendidikan kepada petugas-petugas yang ditunjuk oleh pemilik,
penjagaan dan melakukan pekerjaan perbaikan, penyetelan-
penyetelan/penyempurnaan, bilamana ada gangguan-
gangguan/ketidaksempurnaan operasi/ kerja dari pada sistem
keseluruhan (lift) atau bagian-bagiannya selama masa pemeliharaan
3 (tiga) bulan.

Masa Pemeliharaan
Masa pemeliharaan adalah 3 (tiga) bulan setelah penyerahan pertama.

Dokumentasi Instalasi
Sebelum melakukan serah terima pekerjaan oleh Pemborong kepada
Pemberi Tugas, Pemborong Pembantu diwajibkan untuk menyerahkan
dokumentasi-dokumentasi sesuai dengan yang tercantum pada
ketentuan umum.

Pemeliharaan Jangka Panjang


a. Perwakilan/Distributor/Sole Agent sebagi Pemborong Pembantu
harus memberikan jaminan atas tersedianya suku cadang yang
diperlukan.
b. Jika diperlukan Perwakilan/Distributor/Sole Agent sebagai
Pemborong Pembantu harus bersedia melakukan perbaikan atas
permintaan Pemilik dengan pembayaran yang wajar.

13. PEKERJAAN AIR CONDITIONING, EXHAUST FAN & PRESURE FAN

1. Syarat - syarat Umum :


a. Syarat - syarat umum merupakan bagian dari persyatan dari kontrak ini.
Apabila ada beberapa klausal-klausal dalam spesifikasi ini berarti menuntut
perhatian khusus pada klausal-klausal tersebut dan berarti menghilangkan
klausal-klausal lainnya dari syarat-syarat umum.
Klausal-klausal dari syarat-syarat umum hanya dianggap tidak berlaku
apabila secara tegas dalam spesifikasi ini.

b. Kontraktor harus mempelajari dan memahami kondisi tempat yang ada agar
dapat mengetahui hal-hal yang mengganggu mempengaruhi pekerjaan
mekanikal.
Apabila timbul persoalan, Kontraktor wajib mengajukan saran penyelesaian
paling lambat seminggu sebelum bagian pekerjaan ini seharusnya
dilaksanakan.

c. Pada waktu pelaksanaan, Kontraktor harus menyerahkan gambar- gambar


kerja (shop drawing) terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan dari
Konsultan, dan gambar-gambar tersebut harus diserahkan minimal 2 (dua)
minggu sebelum dilaksanakan.

2. Peraturan-peraturan, ijin-ijin dan standar-standar :


a. Instalasi yang dinyatakan dalam persyaratan ini harus sesuai dengan
peraturan-peraturan dan undang-undang yang berlaku, serta tidak
bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, dari jawatan
keselamatan kerja.

b. Kontraktor harus memintakan ijin-ijin yang mungkin diperlukan untuk


menjalankan instalasi yang dinyatakan dalam persyaratan ini dan menjadi
tanggungan sendiri.

c. Kontraktor ini harus memeriksa dengan teliti ruangan-ruangan dan peralatan-


peralatan, saluran-saluran (ducts) pipa-pipa dan lain-lain hingga dapat
dipasang pada tempat-tempat dan ruangan-ruangan yang telah disediakan.

d. Kontraktor ini harus menyatakan secara tertulis bahwa bahan-bahan dan


peralatan-peralatan yang diserahkan adalah kualitas terbaik, bahwa cara
pelaksanaan pengerjaan dilakukan dengan cara yang wajar dan terbaik.
Dan bahwa instalasi yang diserahkan adalah lengkap dan dapat bekerja
dengan baik, tanpa mengurangi atau menghilangkan bahan-bahan atau
peralatan-peralatan yang seharusnya disediakan walaupun tidak disebutkan
secara nyata dalam persyaratan ini ataupun tidak dinyatakan secara tegas
dalam gambar-gambar yang menyertai persyaratan ini.

e. Kontraktor ini harus menyediakan peralatan, alat-alat pengatur dan alat


pengaman tambahan yang diwajibkan oleh ketentuan-ketentuan dan
peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia.

f. Semua pekerjaan yang dinyatakan dalam persyaratan ini harus dilaksanakan


sesuai dengan syarat-syarat pelaksanaan atau peraturan-peraturan
pelaksanaan dari badan pemerintah yang berwenang. Kontraktor ini harus
menanggung biaya-biaya untuk memperoleh ijin, pemeriksaan, pengujian dan
lain-lain dan Kontraktor ini harus menyerahkan ijin-ijin atau keterangan-
keterangan resmi lainnya tentang instalasi ini kepada Konsultan.

3. Petunjuk Khusus :
a. Kontraktor ini harus membuat dan menyerahkan gambar-gambar kerja yang
mendetail untuk bagian-bagian dari sistem duct, pipa, atau sistem distribusi
lainnya yang diterangkan bagian yang cukup kompleks atau yang
membutuhkan koordinasi yang ketat dengan bagian-bagian pekerjaan
lainnya dari penyelesaian proyek ini.
Apabila ada hal-hal yang meragukan tentang ini, keputusan terakhir ada pada
Konsultan/wakil Konsultan.

b. Kontraktor ini harus memberikan pernyataan bahwa gambar-gambar kerja


yang diserahkan tidak akan menimbulkan konflik pelaksanaan dengan kondisi
lapangan/pekerjaan Kontraktor- Kontraktor lainnya.
Tanpa pernyataan ini, gambar-gambar tersebut tidak akan memperoleh
persetujuan dari Konsultan/wakil Konsultan.

c. Kontraktor ini harus memberikan garansi tertulis kepada pemberi tugas


bahwa seluruh instalasi air conditioning dan distribusi udara ini akan bekerja
dengan memuaskan dan Kontraktor akan menanggung semua biaya atas
kerusakan penggantian yang perlu selama jangka waktu 1(satu) tahun.

d. Kontraktor harus menyerahkan kepada pemberi tugas gambar-gambar


instalasi sesungguhnya yang terpasang pada bangunan (as built drawing)
yang memuat lengkap semua perubahan yang telah dilakukan.
Gambar-gambar tersebut dibuat dengan tinta di atas kertas kalkir.

4. Lingkup pekerjaan :
a. Yang dimaksud adalah pengadaan dan pemasangan AC split duct pada tiap
lantai.
b. Penyerahan dan pemasangan lengkap alat-alat kontrol yang dibutuhkan oleh
sistem tata udara yang didinginkan sistem air.
c. Starting, testing, servising dan maintenance.
d. Melengkapi pekerjaan dan aksesoris tambahan yang diperlukan oleh seluruh
sistem sehingga dapat berjalan dengan baik bila belum disebutkan dalam
spesifikasi ini.
e. Pemborong yang melaksanakan pekerjaan ini, diutamakan yang telah
berpengalaman di bidang ini dan memiliki TDR bidang electrical khusus tata
udara.
f. Kapasitas AC yang digunakan :
- AC yang digunakan merk MITSUBISHI, DAIKIN setara.
- Tipe SPLIT Duct (sesuai gambar).
- Kapasitas setiap unit = 229.700 BTUH, per lantai gedung dipasang 3 bh,
AC Split duct.

5. Pekerjaan Pipa, Pipa Air Dingin & Ducting Sheet Metal


Lingkup Pekerjaan
Pemborong harus menyediakan dan memasang sesuai dengan spesifikasi dan
gambar semua pemipaan yang ada.

Pekerjaan Sheet Metal


a. Bahan
Bahan yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah :
- Galvanized steel gauge menggunakan plat baja lapis seng (BJLS)
Semua pelaksanaan haruslah sesuai dengan persyaratan detail dan
spesifikasi yang diberikan.
Selain dari itu harus pula sesuai dengan persyaratan standar dari SMACNA
dan pabriknya.
b. Konstruksi
Konstruksi persyaratan pelaksanaan instalasi sheet metal :
- Sistem instalasi ini memakai duct work kecepatan rendah, semua
instalasi duct harus dapat menahan kecepatan sampai 20.000 ft
permenit dan tekanan statis sampai 2.0” WG.
- Pemborong harus menguji instalasi ducting terhadap kebocoran yang
mungkin terjadi.
- Semua sambungan-sambungan yang terjadi harus rata pada sebelah
dan rapi di sebelah luarnya. Semua sambungan harus serapat mungkin
(air tight) kalau perlu diberi penyekat (seal).
- Perubahan ukuran duct harus dengan persetujuan tertulis dari Direksi
dan Konsultan.

c. Tebal Bahan
Tebal bahan duct yang dibuat dari plat baja lapis seng (BJLS) harus memiliki
persyaratan tebal sebagai berikut :

Ukuran terbesar duct yang dipakai “Baja” lapis seng (BJLS) antara lain :

No. Ukuran Duct yang dipakai Baja lapis seng


(BJLS) yang dipakai
1 Sampai dengan 12” BJLS 50
2 13” s/d 30” BJLS 60
3 31” s/d 54” BJLS 70
4 55” s/d 84” BJLS 80
5 85” s/d ke atas BJLS 100

d. Belokan
Semua belokan (elbow) harus dibuat sesuai dengan gambar dan
spesifikasinya. Semua belokan pada supply duct harus dilengkapi sudut-
sudut pengarah (vanes) sesuai dengan gambar dan spesifikasinya. Semua
belokan harus jenis “long radius elbow” kecuali keadaan tempatnya
memungkinkan.

e. Tapers Offset dan Stream Liner


Bilamana melalui rintangan yang tidak dapat dihindarkan, Pemborong wajib
membuat taper, offset atau stream liner tergantung setempat yang dibuat
sesuai dengan spesifikasi.

f. Percabangan
Semua percabangan (branch) harus dibuat sesuai dengan gambar dan
spesifikasinya. Semua percabangan supply duct harus dilengkapi dengan
adjustable splitter volume damper yang dapat diatur dan dikunci serta “turning
vane” sesuai dengan gambar dan spesifikasinya.

g. Lubang berpintu
Pemborong harus membuat lubang-lubang berpintu (access doors/opening)
untuk pemeriksaan dan pemeliharaan katup-katup, alat-alat pengatur,
saringan (filter) damper bahaya kebakaran (fire damper) serta untuk
pengukuran pada bagian-bagian penting dari duct.

h. Lubang Pengetesan
Pemborong harus membuat lubang penetesan (test connecting) pada
setiap duct udara keluar maupun duct utama udara balik serta pada tempat-
tempat lain yang sekiranya perlu sesuai dengan gambar dan spesifikasinya.

i. Air Extractor
Pemborong harus memasang “Adjustable air extractor” pada semua
percabangan ke diffuser udara keluar yang dapat diatur dikunci sesuai
dengan gambar dan spesifikasinya.

j. Penguatan duct
- Semua duct yang berukuran sisi lebih besar dari pada 50 cm (20”) harus
dipatah silangkan (cross broken) serta diberi besi penguatan (brancing).
- Rangka besi penguat harus dipasang pada ke 4 sisi duct dengan
persyaratan di bawah ini :

No. Ukuran Penguat Jarak antara penguat


terbesar
1 25” s/d 40” 1”x1”x1/8” 1.50 m
2 40 keatas 1 ½” x 1 ½” x 0.75 m
1/8”

- Semua duct (berisolasi) yang ukuran besar lebih dari 90 cm dan semua
duct (tidak berisolasi) dengan ukuran terbesar dari 54” (135 cm) harus
diberi besi penguat siku memanjang yang dipasang pada tengah-tengah
sisi terbesar.
- Untuk duct yang lebih kecil bilamana ternyata dalam pemasangan
sampai melengkung harus diberi tambahan besi penguat.
- Semua besi penguat yang terpasang harus disikat dan dicat dengan cat
dasar (prime coating).

k. Penggantungan Duct
- Penyangga duct segi empat harus memenuhi syarat sebagai berikut :

No. Ukuran Penggantung Trapeze Shift Jarak terjauh


besar
1 s/d 18” ¼” Rod 1”x1”x1,8” 10‟
2 19” s/d 30” ¼” Rod 1”x1”x1,8” 10‟
3 31” s/d 42” ¼” Rod 11/2”x11/2”x1,8” 10‟
4 43” s/d 60” 1” Rod 11/2”x11/2”x1,8” 10‟
5 61” s/d 84” 3/8” Rod 2”x2”x1,8” 8‟
6 85” s/d 96” 3/8” Rod 2”x2”x3/16” 8‟
7 96” s/d 3/8” Rod 2”x2”x1/4” 8‟

- Penyangga duct bulat harus memenuhi syarat sebagai berikut :.

No. Garis Penggantung Jumlah Jarak terjauh


tengah penggantung
1 s/d 18” 1”x16 Ga 1 10‟
2 19” s/d 36” 1”x12 Ga 1 10‟
3 37” s/d 50” 2”x16 Ga 1 10‟
4 51” s/d 84” 2”x16 Ga 2 10‟
- Bilamana dirasakan perlu, Pemborong harus memberikan pula
tambahan penyangga pada jarak-jarak yang lebih pendek.
- Semua penggantung dan penyangga harus disikat dan dicat dengan cat
dasar (prime coating) dan cat anti karat.

l. Sambungan Fleksibel
- Pemborong harus menyediakan dan memasang sambungan fleksibel
(flexible connection) pada masuk dan keluar semua fan dan air handling
unit ke dalam duct untuk mengurangi penerusan getaran dan suara.
- Pemasangan sambungan tidak boleh sampai mengurangi luas
penampang duct. Bagian duct yang disambung / dihubungkan harus
dalam satu garis lurus yang berjarak 15 sampai 25 cm. Hendaknya diikat
rapat dengan strip metal yang kuat untuk mencegah kebocoran.

m. Damper
- Pada setiap percabangan supply duct, haruslah dipasang “Adjustable
splitter volume damper” yang dapat diatur dan dikunci. Damper ini harus
cukup baik dan tahan getaran.
- Pada setiap “Fresh Air Intake Fan” dan “Exhaust” jenis “Louver” sesuai
dengan gambar-gambar dan spesifikasinya.
- Semua damper harus dicat dengan cat dasar (prime coating).
- Untuk flexible found duct harus tipe flexible round duct dari bahan
aluminium sudah lengkap diisolasi panas dan dapat membuat belokan
180 deg tanpa rusak. Sebelum dipasang supaya dimintakan persetujuan
Direksi.

n. Specifikasi teknis dari TD Duct


 Bahan isolasi : Polyurethane dilapis sandwich dengan
aluminium foil berlogo yang dicoating
lapisan anti bakteri
 Ketebalan panel : 20 mm
 Ketebalan aluminium : 75 mikron, 80 mikron setelah coating
 Density dari polyurethane : 52 + 2 Kg/m3
 Tahanan tekanan : 200 N/mm2
 Konduktivitas panas : 0,021 W/m, oC
 Ketahanan api : B1 (terbakar tapi tidak merambatkan
api)
 Koefisien gerak : 0,0135
 Berat : 1,4 Kg/m2
 Suhu optimal penggunaan : - 50 = + 80 oC
 Kelembaban : 0 – 100 %
 Tekanan max. dalam duct : 2000 Pa
 Air flow max : 12 m/s

List item TD Duct Works Instalation


1. Duct : TD duct panel tebal 20 mm, density : 52 Kg/M3
2. Instalasion :
 Sambungan antar ducting TD menggunakan PVC invisible flange
 Sambungan antar ducting dengan grille menggunakan PVC invisible
flange
 Sambungan antar ducting dengan volume damper menggunakan
profil “F” section bar aluminium
 Sambungan antar ducting dengan FCU menggunakan profil
chair section bar aluminium dan terpal
3. Noise yang timbul dalam ducting tergantung pada desain serta ukuran
dalam ducting. Untuk kondisi tertentu yang memerlukan isolasi suara
dengan pemakaian isolasi dalam.
4. Alat Kerja :
Cutting : Pemotongan materian TD lembaran menggunakan 4 buah
macam pisau : Left jack plane, Right jack plane, Straight
jack plane, V Jack plane.
Bending : Pembentukan elbow dan branch menggunakan alat
khusus yaitu manual bending tool.
5. Gluing : Penyambungan antar bagian TD duct dan pemasangan
invisible flange menggunakan lem khusus dengan
ditambahkan aluminium tape untuk Vapour Barrier dan
kerapian.
6. Sealant : Sealant diberikan pada setiap sudut bagian dalam ducting
untuk menambahkan kemampuan menahan kebocoran.
7. Support/hanger : Besi siku 30x30x3 (galvanized) dan As Drat putih 
8mm (galvanized)

Bentangan Bahan hanger / support Jarak maksimum


< 0,6 m Besi siku 30x30x3 dan As Drat 4m
putih  8mm
0,6 m – 1 m Besi siku 30x30x3 dan As Drat 2m
putih  8mm

8. Reinforcement : Reinforcement (penguat) ducting tambahan akan


diberikan sesuai dengan ukuran ducting dan
tekanan udara dalam ducting. Penguat
menggunakan profil Sharped disk aluminium dan
reinforcement bar aluminium.
9. Run Test : akan dilakukan beberapa test, antara lain :
 Leaking test : test kebocoran dengan menggunakan lampu dari
dalam ducting kemudian diamati dari luar apakah
ada cahaya yang tembus, apabila tidak ada
cahaya maka ducting „ok‟.
 Noise test : test kebisingan suara (DB meter disiapkan pihak
owner)
 Vibration test : test vibrasi yang ditimbulkan oleh getaran FCU
(by others)
 Pemeriksaan kekuatan support.
o. Diffuser, Grille dan Register
- Pemborong harus menyediakan dan memasang diffuser, grille, dan
linear diffuser dan register sesuai dengan spesifikasi dan gambar-
gambar sedangkan penempatannya yang tepat berdasarkan gambar-
gambar arsitek atau interior.
- Diffuser, grille, register, linea diffuser dan lain-lain harus dari bahan
Anodized Aluminium profile, harus dicat, sesuai dengan persyaratan
pengecatan bahan masing- masing.
- Semua unit-unit yang dipakai harus berdasarkan test yang sesuai
dengan ADC Standard 1062 R, air diffuser equipment test code. Kecuali
dinyatakan lain secara tersendiri, noise criteria level tidak boleh lebih dari
35.
- Semua grille dengan konstruksi bangunan harus dipasang rapat
dan diberi penyekat atau gasket.
- Semua adjustable volume damper yang terpasang pada diffuser, grille
dan register harus dapat diatur dan dikunci dari luar.

6. Pekerjaan Pipa Pengembunan


a. Pekerjaan
Pemborong harus memasang pipa pengembunan (drain) dari mesin-mesin air
conditioning sampai ke tempat pengembunan yang terdekat dalam saluran
yang tersembunyi atau tidak dan tidak mengganggu.
Pemborong harus berkoordinasi, memberikan data-data ukuran dan gambar-
gambar yang diperlukan kepada pihak lain.

b. Bahan
Sebagai pipa pengembunan (drain) dipergunakan pipa PVC (Polyvinyl -
Choida) kelas AW bilamana tidak dinyatakan lain tersendiri.

7. Pekerjaan Listrik

a. Pekerjaan
Pekerjaan listrik yang dimaksud di sini ialah semua pelaksanaan instalasi :
- Panel kontrol daya mesin-mesin AC yang meliputi wiring, starter, switch,
transformator, zekering, alat-alat ukur serta peralatan-peralatan lainnya
yang dipergunakan sebagai sumber daya bagi mesin-mesin AC yang
tercakup dalam proyek ini. Pemborong menyediakan dan memasang
peralatan-peralatan dari panel kontrol ini sampai ke mesin-mesinnya.
Pihak lain yang menyediakan peralatan untuk penyambungan daya listrik
sampai ke panel ini.
- Panel AHU di setiap lantai yang meliputi wiring starter, switch,
transformator dan zekering serta peralatan lain yang diperlukan untuk
panel ini.

b. Syarat-syarat
- Semua pekerjaan listrik yang ada harus dilaksanakan sesuai dengan
peraturan-peraturan PUIL 2000, persyaratan PLN, peraturan-peraturan
Pemerintah setempat dan dari jawatan keselamatan kerja.
Selain dari pada itu harus pula memenuhi persyaratan standar negara
dan pabrik pembuatnya.
- Bila ada perbedaan, hendaknya dipilih mana yang lebih besar.
Hendaknya semua ijin, pemeriksaan pada pengujian beserta keterangan
resmi yang mungkin diperlukan dilaksanakan oleh Pemborong.
c. Bahan
Semua bahan yang dipergunakan harus dari kualitas terbaik, buatan Jerman
atau USA atau yang sejenis kecuali dinyatakan lain serta secara tersendiri.
Pemborong harus berkoordinasi dengan pabrik-pabrik lain agar sejauh
mungkin dipergunakan peralatan yang seragam dan dari merk yang sama
untuk seluruh proyek ini.

d. Peralatan
- Hendaknya pada masing-masing unit terdapat sistem pengaman yang
terpisah.
- Untuk setiap phase pada panel hendaknya diberi lampu indikator
(indicator lamp) atau alat-alat ukur lainya.
- Semua panel harus diberi lapisan cat anti karat.
- Semua panel, switch, indikator, alat-alat ukuran dan lain-lain yang
ada harus diberi papan nama yang sejenis dan tidak mudah rusak.
- Semua alat-alat ukuran yang terpasang harus dari daerah kerja yang
paling sesuai dengan ketelitian 2 %.

e. Zekering cadangan
Untuk setiap panel yang menggunakan pengaman zekering harus disediakan
zekering sebanyak yang ada dan disimpan dalam tempat khusus dan diberi
tanda pengenal.

f. Penyambungan kabel
- Semua penyambungan kabel harus dilakukan sesuai dengan
persyaratan yang ada di antaranya ialah :
1. Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan
penyambung tembaga yang sesuai dan dilapisi timah putih.
2. Penyambungan kabel berisolasi karet harus diisolasi karet.
3. Penyambungan kabel berisolasi PVC harus diisolasi PVC.
- Kabel-kabel yang disambung harus "color coded" atau diberi nama.

g. Tarikan Kabel
Tarikan kabel yang berada di atas plafond harus terletak di dalam suatu
"cable duct" sesuai dengan gambar dan spesifikasinya. Tarikan kabel dengan
posisi vertikal supaya diklem pada dinding secara rapi dengan jarak klem 1.5
m.

h. Starter
Kecuali ketentuan lain oleh pabriknya atau dinyatakan lain maka jenis starter
yang digunakan adalah:

Power input motor s/d 3 Hp Jenis Starter On/Off Switch


3 Hp - 7.5 Hp star delta automatic
7.5 Hp - 25 Hp star delta auto transformer rotor resistance
25 Hp keatas star delta auto transformer rotor resistance

8. Kipas Angin / Exhaust Fan dan Pressure Fan


a. Pekerjaan
Pemborong harus menyediakan dan memasang kipas angin dan exhaust fan
sesuai dengan gambar dan spesifikasi, rating CFM dengan toleransi 10 %.

b. Bahan
Semua kipas angin dan exhaust fan yang dipasang telah dibalans, dan diuji
oleh pabriknya dan sesuai dengan gambar dan spesifikasinya. Merk yang
digunakan Nasional, KDK atau setara.
1. Exhaust Fan : KDK, National 250 CFM
2. Pressure Fan : KDK, National 6000 CFM
c. Peralatan
- Semua kipas angin (fan) harus diberi peralatan damper otomatis yang
akan membuka bila fan bekerja dan penutup bila fan berhenti.
- Semua kipas angin (fan) bila berhubungan langsung dengan udara
luar harus diberi pelindung "brid screen" dari rangka alumunium
atau "galvanized iron 1/2" mesh".
- Ducting yang digunakan sesuai aturan yang berlaku untuk pekerjaan AC.

9. Peredam Getaran
a. Pemborong harus memasang peredam getaran (vibration) pada seluruh
peralatan mesinnya sesuai dengan spesifikasi dan gambar-gambar.
b. Pemborong harus menjamin bahwa pemasangan peralatan peredam getaran
tidak akan menyebabkan penerusan getaran dari alat-alat mesinnya.

10. Pengecatan
a. Pemborong harus mengecat semua pipa, rangka penggantung rangka
penyangga, semua unit-unit yang dirakit di lapangan dan bahan-bahan yang
mudah berkarat dengan lapisan cat dasar (prime coating) dan cat akhir
sesuai dengan persyaratan yang sesuai bahan masing-masing.
b. Semua pipa-pipa, penguat duct, rangka-rangka penggantung yang nantinya
harus dibersihkan dengan sikat baja dan dicat dahulu dengan lapisan black
asphaltum pain sebelum isolasi terpasang.
c. Pengecatan tidak diperlukan bila alat-alat sudah dicat dari pabriknya atau
dinyatakan lain dalam spesifikasinya.
d. Untuk peralatan-peralatan yang nampak maka bahan-bahan tersebut harus
dicat akhir dengan warna yang disetujui oleh Direksi dan Konsultan.
e. Pemborong harus memberikan tanda-tanda huruf dan atau nomor identifikasi
bagi peralatannya.
Sebelumnya Pemborong wajib memberitahukan mengenai tanda-tanda yang
hendak dipasang pada peralatan-peralatan itu kepada Direksi dan Konsultan.

11. Pengujian
a. Pekerjaan
Pemborong harus melaksanakan semua pengujian (run test) dan "balancing"
peralatan instalasi sistem air conditioning dengan disaksikan oleh Pengawas
yang berkepentingan. Direksi/Konsultan serta pihak-pihak lain yang
diperlukan kehadirannya. Semua kejadian tersebut dicatat dan dibuat Berita
Acaranya.

b. Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan pengujian balancing dan adjusting instalasi ini secara garis
besarnya mencakup persoalan-persoalan sebagai berikut :
- Pipa
1. Pengujian terhadap kebocoran pada semua sambungan pipa.
2. Pengujian terhadap sistem isolasi dengan pengamatan terhadap
pengembunan luar pipa.
3. Pengujian terhadap kebocoran pada pipa.
4. Pengukuran "balancing" dan "adjusting" jumlah aliran suhu dan lain-
lain dari sistem dengan flow meter, pressure gauge, dan alat-alat
lainnya yang diperlukan.

- Listrik
1. Pengukuran dan pengujian kuat arus dan tegangan, RPM setiap
phase unit-unit kompressor, motor dan sistem pengaturan listrik
yang ada.
2. Perbandingan dengan harga yang direncanakan atau data dari
pabriknya.

- Temperatur
1. Pengukuran dan pengujian temperatur dan kelembaban pada setiap
ruangan, diffuser, griller, register, fresh air intake "exhaust" "on" dan
"off" koil pendingin, udara luar dan sistem pengaturan yang ada.
2. Pengukuran dan pengujian temperatur, tekanan dan aliran yang
masuk dan keluar setiap alat.

c. Syarat
- Semua pengujian dilakukan setelah sistem berjalan dengan baik secara
kontinyu selama 9 jam.
- Pengukuran dan pengujian harus dilakukan pada saat suhu luar 32.2 deg
C (90 deg F).
- Pengukuran dan pengujian terakhir harus dilakukan setelah sistem
"balance" sesuai atau mendekati persyaratan teknis yang direncanakan.
- Semua peralatan penguji dan pengukuran harus dikalibrasi sebelum dan
setelah dipergunakan.

15. PENGADAAN DAN PEMASANGAN GEN - SET

1. Lingkup Pekerjaan :
a Penyediaan 1 (satu) buah unit Generator set lengkap dengan semua
equipmentnya dan aksesorisnya, sehingga dapat beroperasi/berjalan
sesuai dengan rencana dan berhasil dengan baik dan memuaskan.

2. Merk Gen - Set


a. Generator set yang dipergunakan setaraf merk PERKINS dengan
kapasitas sesuai gambar, Open type.

3. Materi pekerjaan :
a. Meliputi pengadaan, pemasangan, pemeliharaan, pendidikan
crew/maintenance dan lain-lain.

4. Petunjuk Khusus :
a. Kontraktor harus menyerahkan gambar-gambar kerja, gambar-gambar
brosur dan gambar-gambar sistem kerja dari gen set kepada pemberi
tugas.
b. Kontraktor harus memberikan garansi tertulis minimal selama 1 (satu)
tahun kepada pemberi tugas, bahwa seluruh instalasi Gen-set,
pemasangan gen-set dan lain-lain akan bekerja dengan sempurna dan
memuaskan, Kontraktor akan menanggung semua biaya atas
kerusakan penggantian yang perlu selama jangka waktu garansi masih
berlaku.
c. Semua peralatan gen-set, instalasi genset dan lain-lain sebelum
penyerahan pertama harus sudah siap di test dan dijamin mendapat
sertifikat keur dari PLN.

5. Spesifikasi Teknik :
a. Mesin Diesel :
No. URAIAN TIPE
1. Daya mesin diesel Konstan HP sesuai AT 40 derajad CPF =
080
2. Putaran per menit 1.500 rpm
3. Sistem Pembakaran Penyemprotan langsung
4. Sistem Pernapasan Turbocharged
5. Jumlahsilinder 6 silinder dalam kedudukan bentuk V
6. Sistem kepala silinder Masing-2 berdiri
sendiri (individual) & pada tiap-tiap kepala
silinder terdapat 1 buah klep masuk & 1
buah klep buang.
7. Sistem pelumasan Forced Feed
8. Engine Governor Mekanikal dan secara
otomatis dapat menyesuaikan dengan besarnya
beban
9. Sistem Starting Elektrikal
10. Sistem pendinginan Air dlm radiator yang
ditutup kipas dan sirkulasi dengan pompa
11. Sistem Pengaman dilengkapi dengan stopping
device yg bekerja secara otomatis bila temperatur
terlalu tinggi,tekanan oli terlalu rendah, ataupun
putaran mesin terlalu tinggi maka mesin mati
dengan sendirinya.

b. Generator :
1. Daya Generator Kont. 500 KVA
2. Putaran 1.500 rpm
3. Voltage 220/380 Volt
4. Frequency 50 Hz
5. Power faktor 0,8
6. Model Brushless, self excited, radio suppression
7. Fase 3
8. Voltage regulation Max.2,5 % dalam segala kondisi beban.
9. Insulation class F
10. lain-lain Dpt bekerja secara pararel
& Generator standard VDE / BS

6. a. Mesin:
- Mesin adalah full compression ignitian, 4 langkah vertikal V type in
live, pendingin air.
Secara intergrated mesin dilengkapi dengan :
. Sistem suplai/pengisapan bahan bakar (fuel)
. Sistem pelumasan dan pendinginannya
. Sistem penyaringan udara suplai
. Sistem pendinginan mesin termasuk pompa, fan dan radiator
. Sistem Pembuangan (exhaust) & peredam suara (silinder)

b. Sistem Bahan Bakar :


- Sistem bahan bakar adalah integrated dalam mesin kecuali
tangki harian.
- Tanki harian dilengkapi dengan level indikator katup-katup pemipaan
yang menghubungkan ke mesin lengkap dengan pompa manual
untuk pengisian, seperti teratas dalam gambar.
- Filter dan pengatur bahan bakar terpasang di mesin.
- Dilengkapi dengan pompa pengisi harian.

c. Sistem suplai Udara dan pembuangan :


Sistem suplai udara integrated dalam mesin dan dilengkapi dengan
filter.
Sistem exhaust yang sudah integrated harus dihubungkan ke silinder
dengan pemipaan dan expantion joint. Silinder harus mempunyai
karakteristik sebagai noise level tetap rendah (tipe residential/critikal).
Noise level tidak boleh lebih dari 80 db pada jarak 3 m.

d. Pelumasan mesin :
Sistem pelumasan adalah integrated di dalam mesin dengan sistem full
pressure lubricatin.
Sistem dilengkapi dengan drain, pemipaan, katub pompa pelumas
dengan strainer, filter.

e. Sistem pengaturan putaran mesin :


Pengaturan putaran mesin harus bisa dijaga tidak lebih dari 3 % (1,8
Hz) dari keadaan tanpa beban sampai beban penuh, menggeser
turunnya beban dapat diatur dari 0 s/d 30 %.

f. Starting : Starting secara electric dengan menggunakan battery


mendrive built-in electric motor starter.

g. Pendinginan :
Sistem pendinginan air dilengkapi dengan jacket water cooling system,
integrated dalam mesin yang dilengkapi dengan pemipaan fitting-fitting,
katup, pompa sirkulasi, fan radiator dan kontrol.

h. Protection :
Mesin harus dilengkapi dengan proteksi yang diperlukan atau sudah
terpasang secara intergrated, alat-alat tersebut harus berfungsi sebagai
berikut :
- Bila putaran mesin 10 % melebihi putaran sinkronnya;
- Bila temperatur mesin melebihi seharusnya;
- Bila tekanan minyak pelumas hilang.
Selain mematikan mesin, maka alat-alat tersebut juga harus men-trip
sircuit breaker pengaman.

i. Generating Kontrol Panel :


Panel kontrol ini diperlukan untuk proteksi dan kontrol terhadap mesin
dan out putnya.
Generator panel harus dilengkapi dengan :
- Circuit breaker : pemutus beban otomatis lengkap, proteksi
dengan over current dan thermal over current dengan ther-
main dan magnetis tripping.
Minimum rating arus : 300 A
Minimum breaking cap : 50 KA
Tegangan : 380 Volt

- Meter-meter ampere 3 buah lengkap dengan trafo arusnya volt meter


dengan selector switch dan pengaman, lamp indicator frequensi
meter cos diameter meter.

j. Sistem pengaturan tegangan :


Pengaturan tegangan harus + 2 % dari keadaan tanpa beban penuh.
Daerah pengaturan adalah + tegangan nominal.
Modul pengaturan adalah solid state.

k. Kontrol Unit :
Mesin harus dilengkapi dengan unit control yang terdiri dari metric
tachometer, oil pression meter, water temperature meter, hour counter,
dimana alat-alat control ini harus sudah terhubung dengan bagian-
bagian mesin sesuai dengan keperluannya, dan terpasang di generator
panel.

l. Peralatan :
1. Radiator, expantion tank;
2. Battery rock + battery + battery changer lengkap dengan meter
pengaman. Battery type 135 AH 28 Volt, Lead acit battery.

7. Pekerjaan Lain-lain :
Pekerjaan ini tidak termasuk pondasi dan rumah Diesel (pekerjaan ini
dikerjakan oleh Pemborong sipil)

16. PEKERJAAN SALURAN AIR HUJAN

1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan yang diperlukan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan
pengangkutan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini sehingga
dapat dicapai hasil pekerjaan yang maksimal.
b. Pekerjaan saluran meliputi :
1. Saluran U 30 cm tertutup beton dan U 30 cm terbuka
2. Saluran U 30 cm tertutup besi grill
3. Saluran U 50 cm tutup beton
4. Saluran U 80 cm tutup beton
5. Bak-bak kontrol ukuran 50x50 cm.

2. Pekerjaan saluran halaman meliputi :


a. Membuat saluran U 30 cm dengan konstruksi sesuai gambar ditutup beton
plat 1Pc : 2Ps : 3Kr dengan tebal dan ukuran sesuai gambar.
b. Membuat saluran U 50 cm dengan konstruksi sesuai gambar ditutup besi
grill, bentuk, panjang dan ukuran sesuai gambar.
c. Membuat saluran U 80 cm dengan konstruksi sesuai gambar ditutup
besi grill, bentuk, panjang dan ukuran sesuai gambar.
d. Pada titik-titik persilangan dibuat bak kontrol ukuran 50x50 cm, jumlah, letak
dan ukuran sesuai gambar.
e. Termasuk pekerjaan pembuatan kolam penampung sementara dari beton
bertulang.
f. Sistem drainage sesuai gambar rencana.

17. PEKERJAAN GONDOLA

Peralatan untuk perawatan gedung digunakan Gondola tipe Mobile roof beam
dengan rail tetap diletakkan di atap.
Dengan spesifikasi :
Model : SR
System : Single Arm With Telescopic + 6 M
Turn Table
Drum Hoist
Swivel Arm
Drum Motor : Twin Hoist
Loading Capacity : 250 Kg
Lifting Height : 60 m
Cradle : 2000x650x1000
Articulated Cradle up to 2,5 M
Power : 380 v/ 3 Phase / 50 Hz
Suspension Rope : 2 x 8 mm
Lifting Speed : 8.0 M/ Min
Travelling Speed : 6.0 M/ Min
Sliding Arm Speed : 2.0 M/ Min
Turning Speed : 1.0 M/ Min
Controlling : Remote magtron system
Accessories : Intercom System
Safety Device : Up/ Down/ L/S
Turning L/S
Final L/S
Travelling L/S
Telescopic Arm L/S
Anti Collision Bar
Emergency Stop
Made in : Secalt Luxembourg, SA
Rail (Baru) IWF 250
Acces control Dikey

1. PLATTROM
Construction : Steel with Al sheet
Size : 2000x650x1000
Weight : 90 Kg

2. WIRE WINDOW
Construction : Alluminium
Motor Gear Box : Bonfiglicity
3. HOIST
Type : Mobile roof beam
Quantity : 2 (two) unit
SWL : 100 Kg
Lifting Speed : 8.0 M/ Min
Power Consumpt : 380 v/ 3 Phase/ 0.5 Kw
Self Weight : 34 Kg
Safety Device : Block Stop
Operation : Push Bultze
Power Features : Brake Reloved
Country of Crigin : Japan

4. WIRE ROPE
Diameter : 8 mm
Main Rope : 2 x 50 M
Safety Rope : 2 x 50 M
Type : Galvanized
Strenght : 3600 Kg
Structure : 6x19/ WRC

5. CABLE POWER
Type : NYYHY
Structure : 4 x 2.5

6. PANEL CONTROL – ACCES CONTROL


Type : Dikey CPT 02233-P

ANCHORAGE (Konstruksi Penggantung)


1. Mobile Roof Beam Motorized
Construction : Steel with galvanized
Travers : Motorized Gear Box MPV 63
2. Gear Trolly Manual
3. Rail IWF 150 Galvanized

18. KETENTUAN LAIN-LAIN

1. Semua bahan dan alat-alat perlengkapan yang akan diperoleh atau


dipasang pada bangunan ini sebelum dipergunakan harus diperiksa dan
diluluskan oleh Direksi.
2. Apabila diperlukan pemeriksaan bahan, maka biaya pemeriksaan
ditanggung oleh Pemborong.
3. Jika ada perbedaan antara gambar dan RKS, gambar petunjuk dan
gambar detail maka segera dilaporkan untuk diputuskan dengan
tetap mengindahkan kepentingan bangunan itu sendiri.
4. Apabila ada hal yang tidak tercantum dalam gambar maupun RKS tetapi
itu mutlak dibutuhkan, maka hal tersebut harus dikerjakan / dilaksanakan.
5. Hal-hal yang belum tercantum dalam uraian-uraian dalam Pasal-Pasal
RKS ini akan dijelaskan dalam Aanwijzing.

Purwokerto, 2012

Konsultan Perencana, Pejabat Pembuat Komitmen


PT . Pola Dwipa

Ir. Soeroso SR, IAI Agus Nugroho, SH, MM.


Direktur Utama NIP.19620823 198803 1 001

DAFTAR SPESIFIKASI TEKNIS


GEDUNG LABORATORIUM FAKULTAS EKONOMI, 4200 M2
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO
TAHUN 2012

ARSITEKTUR

1. Penutup Atap Atap genteng beton


2. Homogeneous Tile 60/60 Granito, Indogress setara
3. Lantai Keramik 20/20, 30/30 Platinum, Roman
4. Dinding Keramik 20/25, 30/60 Platinum, Roman
5. Paving Block ex lokal K300, tebal 6 cm ABC setara
6. Dinding lapis Alumunium Composite Prima Bond
Panel
7. Plafond Gypsum t=9mm rangka metal Jayaboard, Gyproc
stud
8. Plafond Kalsiboard t=9mm Kalsiboard, Nusaboard
9. List Plafond Gypsum Jaya Board, Elephant, Gyproc
10. Sanitair TOTO setara
11. Cat Eksterior ICI weathershield/ Mowilex
weathercoat/ JOTUN
weathershield
12. Cat Interior ICI , JOTUN, Mowilex
13. Cat Kayu/Besi ICI, AMCO, Avian
14. Kosen Aluminium 4” Alexindo setara
15. Kaca Stopsol Asahimas setara
16. Kaca Interior Asahimas setara
17. Aksesoris Pintu, Jendela HAFELE, FINO setara
18. Sanitair Toto setara
19. Kran, Floor Drain Toto setara

MEKANIKAL / ELEKTRIKAL
1. Panel / MCB Merlin Gerin, ABB
2. Conduit Instalasi EGA, Clipsal setara
3. Kabel Kabelindo, Kabelmetal, Supreme
4. Lampu Philips, Osram
5. Armateure Lampu Philips, Artolite
6. Ballast Philips, Osram
7. Stop Kontak / Saklar Schneider Electric, MK, Legrand
setara
8. Lift Louser, Hyundai setara
9. Hydrant
- Pilar Hydrant, Fire Hose, Fire Hose APPRON, Ozeki
Box
- Pompa electric
- Pompa jockey Grundfos, Ebara
- Pompa diesel
- Pipa instalasi Black steel schedule 40 PPI, Spindo, SPS
10. Fire Alarm Nohtifier setara

11. Penangkal Petir Sistem konvensional


EF setara
12. AC Daikin, York

13. Telepon Panasonic setara

14. PABX Panasonic setara

15. Soundsystem TOA

16. CCTV Telview, IRCO

17. MATV Telview, IRCO

18. Cubicle TM Schneider

19. Genset Perkins

20. - Pompa Booster Grundfos


- Pompa Transfer
21. Pipa air bersih PPRN Era, SD, Vesbo
22. Pipa air bekas, air kotor dan hujan PVC :
Wavin, Maspion, Rucika
23. Gate valve , check valve Kitz
24. Bio septictank Biotech

STRUKTUR
1. Mutu Beton K-250 kg/cm2 memenuhi syarat
– syarat PBI 71, dan SKSNI T – 15
- 1991 - 03
2. Semen PC Portland cement jenis II ( sesuai
NI 8 - 1972 atau type I ASTM
memenhi S400)
3. Besi beton U 24 < Ø 12 mm dg fy = 240 mpa
U 32 > Ø 16 mm dg fy = 320 mpa
4. Kuda – kuda Baja Ringan PRYDA, GIGA ,Steeltrus
5. Pasir Sesuai syarat SKSNI T–15–1991-
03
6. Kricak Dimensi max 2,5 cm sesuai
syarat SKSNI T–15–1991-03

Anda mungkin juga menyukai