Anda di halaman 1dari 54

RKS

BANGUNAN RUKO 2 LANTAI DI BEKASI

2020
RENCANA KERJA DAN SYARAT=SYARAT

Pasal 01. PENJELASAN UMUM


Pemberian pekerjaan meliputi :
• Mendatangkan, pengolahan, pengangkutan semua bahan, pengerahan tenaga kerja,
pengadaan semua alat-alat bantu dan sebagainya. Yang pada umumnya langsung atau
tidak langsung termasuk di dalam usaha penyelesaian dengan baik dan menyerahkan
pekerjaan dengan sempurna dan lengkap.
• Juga di sini dimaksudkan pekerjaan-pekerjaan atau bagian-bagian pekerjaan yang
walaupun tidak disebutkan di dalam bestek tetapi masih berada di dalam lingkungan
pekerjaan haruslah dilaksanakan sesuai petunjuk Direksi.

Pembangunan yang dilaksanakan ialah :


Pekerjaan Pembangunan Ruko 2 Lantai 3 pintu, Tahun 2020, yang terdiri dari:

Gedung ruko
a. Pekerjaan Struktur, Arsitektur yang dilaksanakan terdiri dari :
1) Pekerjaan pondasi struktur;
2) Pekerjaan beton bertulang lantai 1 s/d lantai 2;
3) Pekerjaan rangka baja ringan penutup atap spandek metal pasir;
4) Pekerjaan finishing Arsitektur lantai 1 s/d lantai 2;
5) Pekerjaan cat dinding, plafond dan lain-lain;
6) Lain-lain sesuai dokumen lelang.
b. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal :
1) Pekerjaan Instalasi listrik lantai1 s/d lantai 2;
2) Pekerjaan Instalasi air bersih dan kotor;
3) Pekerjaan penangkal petir, dan kelengkapannya;
4) Lain-lain sesuai dokumen lelang.
c. Pekerjaan prasarana

Perijinan
Termasuk dalam pekerjaan ini adalah:
• Pekerjaan pengurusan IMB, dan perijinan lain yang diperlukan dan
dipersyaratkan.
• Penyambungan daya listrik.

Pasal .02. TEMPAT PROYEK


Pekerjaan ini dilaksanakan kabupaten bekasi.

Pasal .03 PEKERJAAN PERSIAPAN


• Kontraktor harus membuat bangunan darurat untuk keperluan sendiri sehubungan
dengan pekerjaan pelaksanaan pekerjaan ini berupa Kantor Administrasi Lapangan, Los
Kerja dan Gudang.
• Kontraktor harus membersihkan lapangan dari segala hal yang bisa mengganggu
pelaksanaan pekerjaan, serta mengadakan pengukuran untuk membuat tanda tetap
sebagai dasar ukuran ketinggian lantai dan bagianbagian bangunan yang lain.
• Tanda tetap itu dibuat dari beton 20 x 20 x 150 cm, sebanyak 2 buah diujungujung
bangunan yang tempatnya akan ditentukan kemudian oleh Pengawas lapangan dan
harus dijaga serta dipelihara selama waktu pelaksanaan hingga pekerjaan selesai
seluruhnya untuk penyerahan pekerjaan yang pertama.
• Sebagai ukuran dasar -+ 0,00 (Peil lantai dasar/lantai 1 (satu) atau dari peil (data).
• Untuk dasar ukuran sumbu sumbu bangunan harus dibuat papan dasar pelaksanaan
(Bouwplank) yang harus dibuat dari bahan aluminium papan kruing tebal minimum 3 cm
dengan permukaan atasnya diserut sipat dasar (Waterpass).
• Pemborong harus menyediakan alat ukur sepanjang masa pelaksanaan berikut ahli ukur
yang berpengalaman dan setiap kali apabila dianggap perlu siap untuk mengadakan
pengukuran ulang.

Pasal 04. PEKERJAAN TANAH


1. Lingkup Pekerjaan
Termasuk di dalam kegiatan ini adalah pekerjaan galian pondasi, sloof, sesuai dengan
gambar rencana.
Pengadaan material bahan pengisi dan mengangkutnya ke dalam lapangan serta
menimbunnya di daerah lapangan dengan pemadatan yang cukup seperti dicantumkan
dalam syarat syaratnya.
Persyaratan pekerjaan tersebut minimal seperti yang akan dijelaskan sebagai berikut :
a. Pembongkaran dan memindahkan semua hal yang mungkin menghalangi jalannya
pekerjaan.
b. Melindungi benda-benda berharga yang berada di lapangan dan benda- benda
berfaedah lainnya.
c. Pengeringan dan pengontrolan drainase.
d. Penggalian dan penimbunan (untuk penimbunan dengan tanah urug).
e. Pemadatan, dengan dibuktikan tes Standar Proctor di laboratorium.
f. Pemindahan material-material yang tak berguna dan puing-puing.
g. Menyediakan material-material pengisi yang baik.
h. Anti rayap pada dasar galian pondasi, urugan kembali serta urugan tanah.

2. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Pemeriksaan Lapangan (Aanwijzing Lapangan)
Pemborong harus mengadakan pemeriksaan dan pengecekan langsung ke lapangan guna
menentukan dengan pasti kondisi lapangan, bahan bahan yang kelak akan dijumpainya
dan keadaan lapangan sekarang yang nanti mungkin akan mempengaruhi jalannya
pekerjaan.

b. Penggalian dan Pembersihan


• Seluruh rintangan yang ada dalam lapangan yang akan merintangi pekerjaan harus
disingkirkan dan dibersihkan dari lapangan, kecuali hal-hal yang mungkin akan
ditentukan kemudian untuk dibiarkan tetap. Perlindungan harus diberikan kepada
hal-hal yang seperti itu.
• Pelaksanaan penggalian pondasi plat lajur (untuk pondasi tangga) baru bisa dimulai
setelah asas ditetapkan secara cermat dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.
• Apabila selama pelaksanaan penggalian terjadi kelongsoran tebing, Pemborong harus
mencegahnya misalnya dengan casing dan lain-lain sehingga pekerjaan tetap lancar.
• Pelaksanaan pekerjaan penggalian jalur pondasi, harus sedemikian rupa sehingga
menjamin barang-barang berharga yang mungkin berada di lapangan terhindar dari
kerusakan.
• Reparasi kerusakan pada benda-benda milik kepentingan umum, di dalam atau di luar
lapangan pekerjaan semuanya harus dipikul oleh Kontraktor.
• Pemindahan semua material-material akibat penggalian dan semua benda-benda
yang menghalangi pekerjaan, harus menurut petunjuk- petunjuk Pengawas
Lapangan.
• Seluruh pohon-pohon, semak-semak, rumput-rumput, dan seluruh tumbuh-
tumbuhan yang semacam itu harus dipindahkan seluruhnya dari daerah yang akan
ditimbun, ke luar lapangan.

c. Perlindungan Terhadap Benda-benda Berfaedah


Kecuali ditunjukkan untuk dipindahkan, seluruh barang-barang berharga yang mungkin
ditemui di lapangan harus dilindungi dari kerusakan dan bila sampai menderita kerusakan
harus direparasi/diganti oleh Pemborong dengan tanggungan biayanya sendiri.
• Bila sesuai alat/pelayanan dinas yang sedang bekerja ditemui di lapangan dan hal
tersebut tak dijumpai pada gambar, atau dengan cara lain yang dapat diketahui oleh
Pemborong dan ternyata diperlukan perlindungan atau pemindahan, Pemborong
harus bertanggung jawab untuk mengambil setiap langkah apapun untuk menjamin
bahwa pekerjan yang sedang berlangsung tersebut tak terganggu.
• Bila pekerjaan pelayanan umum terganggu sebagai akibat pekerjaan Pemborong,
Pemborong harus segera mengganti kerugian-kerugian yang terjadi yang dapat
berupa perbaikan dari barang yang rusak akibat pekerjaan Pemborong. Sarana
(utilitas) yang sudah tak bekerja lagi yang mungkin ditemukan di bawah tanah dan terletak
di dalam lapangan pekerjaan harus dipindahkan ke luar lapangan, ke tempat yang disetujui
oleh Pengawas Lapangan atau tanggungan Pemborong.

d. Pemeriksaan Permukaan Tanah dan Air Tanah


• Daerah di sekitar bangunan-bangunan yang lebih rendah dari lapisan sekelilingnya
harus dilindungi dari kemungkinan terjadinya bahaya erosi. Untuk itu Pemborong
harus mempersiapkan saluran Pembuangan yang cukup menghindari terjadinya
bahan erosi tersebut.
• Pemborong diminta untuk mengawasi halhal seperti di bawah ini: Tidak
diperkenankan air tergenang di dalam/sekitar lapangan pekerjaan kontrak ini.
• Melindungi semua penggalian bebas dari seepage, overflow dan genangan air.
• Lapisan Tanah Teratas (Top Soil)
• Dalam daerah lapangan pekerjaan, topsoil (lapisan tanah paling atas) harus dikupas
sampai kedalaman minimum 20 cm dan digunakan sebagai bahan pengisi untuk
daerah yang lain seperti yang akan ditentukan oleh Pengawas Lapangan.
• Setelah topsoil dikupas, daerah tersebut harus dipadatkan sampai setebal 15 cm
sebelum pengisian bahan pengisi dilakukan.

e. Bahan Pengisi
1. Bahan pengisi harus cukup baik, yaitu bahan yang telah disetujui oleh Pengawas
Lapangan yang diambil dari daerah lapangan atau bahan yang telah disetujui oleh
Pengawas Lapangan yang diambil dari daerah di luar Lapangan pekerjaan, dan
merupakan bahan yang kaya akan tanah berbatu kerikil (granular soil).
2. Bahan tersebut harus bebas dari akar-akar bahan-bahan organis, barang-barang
bekas/sampah-sampah.

f. Syarat-syarat Penimbunan
1. Seluruh penimbunan harus di bawah Pengawasan Pengawas Lapangan, dan material
bahan pengisi yang dipakai harus mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan
terlebih dahulu. Pengawas Lapangan juga akan mempersiapkan test-test yang
diperlukan yang meliputi tes kepadatan yang terdiri atas lap. 12 minimal 3 titik, lap.
34 minimal 5 titik, lap. 56 minimal 7 titik, biaya Pemborong. Jika ternyata tidak
memenuhi syarat, maka pemadatan ulang akan ditentukan oleh Pengawas
Lapangan.
Pemborong tidak diperkenankan melakukan penimbunan tanpa kehadiran dari
Pengawas Lapangan.

2. Pemborong harus menempatkan bahan penimbun di atas lapisan tanah yang akan
ditimbun lapis demi lapis dengan tebal max. 20 cm, dibasahi seperti yang diharuskan,
kemudian digilas atau dipadatkan sampai tercapai kepadatan yang diijinkan. Untuk
pemadatan sirtu di bawah pondasi dengan stamper, sedangkan untuk pemadatan
halaman parkir dengan mesin wals 4 sampai dengan 6 ton.

3. Penggilasan atau pemadatan seluruh daerah lapangan harus dapat mencapai 95%
dari derajat kepadatan maximum Mod. Proctor.
Bila ada material pengisi yang tidak memuaskan sebagai bahan pemadatan, maka
bahan tersebut harus diganti dengan pasir.
4. Kontraktor diharuskan menggunakan peralatan pemadatan dengan mesin untuk
seluruh pemadatan, atau mempergunakan stamper.
5. Pemadatan tangan atau dengan menggunakan timbris, sama sekali tidak
diperkenankan.
Pemadatan harus dilaksanakan lapis demi lapis dan setiap "lapis jadi" tidak lebih
tebal dari 20 cm dibasahi dan dipadatkan merata sampai mencapai kepadatan yang
disyaratkan.
6. Pembersihan
Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai buat penimbunan dan penimbunan
kembali, juga seluruh sisa-sisa puing-puing, runtuhan- runtuhan, sampah-sampah
harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan. Seluruh biaya untuk ini adalah tanggung
jawab Pemborong.

Pasal 05. PEKERJAAN PONDASI DANGKAL

1. Lingkup Pekerjaan

a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah pekerjaan pondasi meliputi:

Pekerjaan pondasi batu kali untuk dinding, pondasi talud, saluran, dan lain-lain.

b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta
pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan RKS dan Gambar- gambar pelaksanaan
yang telah disediakan untuk proyek ini.
2. Pedoman Pelaksanaan

a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, Kontraktor harus mengadakan


pengukuran-pengukuran untuk asas pondasi seperti pada gambar konstruksi dan
harus dimintakan persetujuan Pengawas Lapangan.

b. Kontraktor wajib melaporkan kepada Pengawas Lapangan bila ada perbedaan


gambar-gambar dari Konstruksi dengan gambar-gambar Arsitektur atau bila ada hal-
hal yang kurang jelas.
3. Penggalian

a. Penggalian tanah dasar pondasi dilakukan sampai kedalaman dasar lapis pasir
(sesuai gambar).

b. Jika pada kedalaman tersebut ternyata masih ditemukan lapisan tanah jelek, maka
perlu konsultasi dengan Perencana untuk mendapatkan pengarahan lebih lanjut.

c. Lebar penggalian di bagian bawah minimal lebar pondasi ditambah 2x10 cm.
d. Lebar penggalian di sebelah atas disesuaikan dengan keadaan tanah, dengan
menghindari Kelongsoran.

e. Tanah dasar pondasi harus dipadatkan dengan stamper atau vibro roller hingga mencapai
kepadatan 95% Standar Proctor.

f. Jika penggalian melampaui kedalaman yang ditentukan sedangkan lapis tanah yang baik
sudah dicapai pada peil yang ditentukan, maka galian yang terlalu dalam tersebut
harus ditimbun dengan pasir pasang dan dipadatkan hingga kepadatan 95% atas
beban Pemborong.

g. Setelah galian pondasi selesai segera dilakukan anti rayap.


4. Pengurugan Kembali

a. Semua bekas-bekas sumur harus diurug dengan pasir pasang.

b. Lapisan sirtu di bawah pondasi harus dipadatkan dengan vibro Roller/Stemper hingga
mencapai kepadatan minimal 95%.

c. Pengurugan kembali dengan tanah :

1. Tanah yang akan digunakan untuk pengurugan harus mendapat persetujuan


dari Pengawas.

2. Semua bahan-bahan organis, sisa-sisa bongkaran bekisting, puing-puing,


sampah-sampah harus disingkirkan.

3. Bongkaran-bongkaran tanah harus dipecahkan menjadi komponen-komponen


yang kecil terlebih dahulu.

4. Pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis (max 20 cm lapis jadi) dengan
vibro/stemper dengan memperhatikan kadar air tanah sehingga memperoleh
kepadatan minimal 95%.

5. Setelah urugan kembali selesai dilakukan/diberi anti rayap.


5. Pelaksanaan Pondasi

a. Pelaksanaan pondasi harus dalam keadaan lobang pondasi kering.

b. Ketentuan mengenai struktur dan kualitas beton lihat pasal pekerjaan beton dalam
buku spesifikasi ini dan gambar pondasi.

c. Stek kolom, stek kolom penguat, sparing-sparing yang diperlukan harus terpasang
bersamaan dengan pekerjaan pondasi.

d. Ketentuan mengenai pondasi batu kali, lihat ketentuan pasangan batu kali, dengan
catatan:

1. Tidak boleh ada rongga dalam pasangan tersebut.

2. Batu kali disusun satu persatu dengan penyangga mortar.

e. Pelaksanaan pondasi juga harus memperhatikan gambar Arsitek dan M.E, jika ada
kelainan / ketidak cocokan harus dikonsultasikan dengan Perencana.
6. Pondasi Pasangan Batu Kali

a. Kegiatan pekerjaan pasangan pondasi batu kali dilaksanakan pada pekerjaan struktur
dinding bata dalam bangunan, bak-bak bunga dan lain-lain sesuai gambar rencana.

b. Bahanbahan yang digunakan :

1. Batu kali dan pasir, harus keras dan kekar serta bermutu kwartsa

yang disetujui Pengawas Lapangan/Perencana dan Owner.

2. Semen, sesuai ketentuan Portland Cement Indonesia :SNI 8 1972.

3. Air yang dipakai bersih.

c. Syarat Pelaksanaan

1. Bentuk pasangan batu kali harus sesuai dengan gambar rencana.

2. Adukan mempunyai komposisi minimal 1Pc:5Pp dan diberaben dengan aduk


yang sama.

Pasal 06. PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH

1. Lingkup Pekerjaan :

a. Termasuk dalam pekerjaan ini ialah : sesuai gambar.

b. Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja
serta pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan RKS dan gambar-gambar
pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek ini.

2. Galian tanah pondasi

a. Galian tanah untuk pondasi dan galian-galian lainnya harus dilakukan menurut
ukuran dalam, lebar dan sesuai dengan peil-peil yang tercantum di dalam gambar.
Semua bekas-bekas pondasi bangunan lama, akar pohon-pohon yang terdapat di
bagian pondasi yang akan dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang. Bekas-bekas
pipa saluran yang tidak dipakai harus disumbat.

b. Apabila ternyata terdapat pipa air, gas, pipa-pipa pembuangan, kabel- kabel listrik,
telepon dan lain-lainnya yang masih digunakan maka secepatnya memberitahukan
kepada Pengawas atau perencana/instansi yang berwenang untuk mendapatkan
petunjuk-petunjuk seperlunya.

c. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan-kerusakan sebagai


akibat dari pekerjaan galian tersebut. Apabila ternyata penggalian melebihi
kedalaman yang telah ditentukan, maka Kontraktor harus mengisi/mengurangi
daerah tersebut dengan bahan- bahan yang sesuai dengan syarat-syarat pengisian
bahan pondasi yang sesuai dengan spesifikasi pondasi.

d. Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi tersebut bebas dari
longsoran-longsoran tanah di kiri dan kanannya (bila perlu dilindungi oleh alat-alat
penahan tanah) dan bebas dari genangan air (bila perlu dipompa), sehingga
pekerjaan pondasi dapat dilakukan dengan baik.

e. Pengisian kembali dengan tanah bekas galian, dilakukan lapis demi selapis, sambil
disiram air secukupnya dan ditumbuk sampai padat. Pekerjaan pengisian kembali ini
hanya boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan
Pengawas, baik mengenai kedalaman/lapisan tanahnya maupun jenis tanah bekas
galian tersebut.

3. Lantai kerja

Penggalian tanah sampai lapisan sebagai dasar untuk perletakan merata, lapisan dasar dari
beton (plat concrete 1 : 3 : 5) supaya dibuat sebagai lantai kerja dengan tebal tidak kurang
dari 5 cm. Di bawah lantai kerja diberi lapisan pasir yang dipadatkan setebal tidak kurang
dari 5 cm atau sesuai gambar.

4. Kualitas Beton

a. Bahan yang digunakan adalah beton dengan semua, K - 250 Kg/cm2 menurut SK SNI
T15199103 dan sebagai tulangan adalah besi dengan U24 untuk besi dia < 12 mm
dan U32 untuk besi diameter 16 mm ke atas.

b. Beton yang digunakan harus dites mutunya dari benda uji dengan persyaratan sesuai
dengan SK SNI T15199103.

c. Besi beton yang digunakan harus dites sesuai ketentuan.

d. Hal-hal lainnya yang tidak disebutkan harus memenuhi persyaratan yang berlaku.

5. Pekerjaan Pondasi Plat


a. Umum

Peraturan Umum yang digunakan adalah Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung dan untuk hal-hal yang belum terjangkau dapat digunakan
peraturan-peraturan, seperti ASTM, ACI SKSNI T-16-1991-03, PBI 1971 dan peraturan
lainnya yang relevan.

b. Besi Beton (Steel Reinforcement)

1. Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syaratsyarat:

• Pada SK SNI T15199103 & PBI 1971

• Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan lemak, minyak, karat dan tidak cacat
(retakretak, mengelupas, luka dan sebagainya)

• Mempunyai penampang yang sama rata.

• Disesuaikan dengan gambar-gambar.

2. Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan- ketentuan di
atas harus mendapat persetujuan Direksi.

3. Besi beton yang digunakan adalah dengan U24 untuk diameter <
12 mm dengan tegangan leleh minimum 2.400 kg/cm2 dan dengan U32 untuk
diameter 16 mm dengan tegangan leleh minimum 3.200 kg/cm2.

4. Besi beton harus berasal satu sumber (manufacture) dan tidak dibenarkan
untuk mencampur adukan bermacam-macam sumber besi beton tersebut
untuk pekerjaan Konstruksi.

5. Kontraktor diharuskan mengadakan pengujian mutu besi beton yang akan


dipakai sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari Direksi. Batang percobaan
diambil di bawah kesaksian Direksi berjumlah minimum 3 (tiga) batang untuk
tiap-tiap jenis percobaan yang diameternya sama, dengan panjangnya tidak
kurang dari 100 cm.

6. Percobaan mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat

bilamana dipandang perlu oleh Direksi. Semua biaya-biaya percobaan tersebut


sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

7. Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar dan


mendapat persetujuan Direksi. Hubungan antara besi beton satu dengan
lainnya harus menggunakan kawat besi beton, diikat dengan teguh, tidak
menggeser selama pengecoran beton dan bebas dari tanah.

8. Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kualitas, tidak sesuai
dengan spesifikasi harus segera dikeluarkan dari site. Setelah menerima
instruksi tertulis dari Direksi, dalam waktu 2x24 jam.

c. Beton

1. Umum

• Kekuatan beton untuk pondasi plat dan Sloof adalah dengan K =


250 kg/cm2 menurut SK SNI T15199103 dengan deviasi standar sebesar 40
kg/cm2 Beton harus merupakan bahan yang kuat dan tahan terhadap bahan-
bahan berbahaya (sperti asam dan garam) karena terletak di dalam tanah.

• Pengecoran beton harus dilakukan dalam keadaan lokasi tidak berair. Selama
pengecoran dan pengeringan beton air tanah yang ada harus terus menerus
dipompa untuk mencegah rusaknya adukan beton akibat air dari luar.

• Adukan (adonan) beton harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971 dan SK SNI
T15199103.

• Panjang stek untuk penyambungan kolom atau untuk penyambungan batang-


batang tulangan 40 kali diameter tulangan ( 40 d ).

2. Pengecoran beton

• Adukan beton harus secepatnya dibawa ke tempat pengecoran dengan


menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak
memungkinkan adanya pengendapan agregat dan tercampurnya
kotoran kotoran atau bahan lain dari luar.

• Pemakaian beton ready mix harus mendapat persetujuan Direksi, baik


mengenai nama perusahaan, alamat maupun kemampuan alat-alatnya.

• Penggunaan alat-alat pengangkut mesin harus mendapat persetujuan


Pengawas, sebelum alat-alat tersebut didatangkan ke tempat pekerjaan.

• Semua alat-alat pengangkut yang digunakan pada setiap waktu harus


dibersihkan.

• Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum


pemasangan besi beton selesai diperiksa dan mendapat persetujuan
tertulis oleh Pengawas.

• Pengecoran harus dilakukan secara terus menerus

(continue) tanpa berhenti untuk keseluruhan dari seluruh


1 (satu tiang) dan diberi tanda maupun tanggal pengecorannya.

• Pengecoran dilakukan lapis demi lapis dan tidak dibenarkan


menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian yang
akan menyebabkan pengendapan agregat.

• Beton dipadatkan dengan menggunakan vibrator selama pengecoran


berlangsung dan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak
acuan maupun posisi tulangan.

• Kontraktor harus menyediakan vibrator-vibrator untuk menjamin


efisiensinya tanpa adanya penundaan.

• Pemadatan beton secara berlebih-lebihan sehingga menyebabkan


kebocoran-kebocoran melalui acuan dan lain-lain harus dihindarkan.

3. Curing dan perlindungan atas beton

• Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan


terhadap matahari, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan
perusakan secara mekanis atau pengeringan sebelum waktunya.

• Semua permukaan beton yang terbuka dijaga tetap basah selama 10 hari
dengan menyemprotkan air atau menggenangi dengan air pada
permukaan beton tersebut.

• Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan
perlindungan atas beton harus diperhatikan. Kontraktor harus
bertanggung jawab atas retaknya beton karena kelalaian ini.

6. Pondasi mesin-mesin

Pekerjaan ini diselenggarakan oleh Kontraktor Sipil, dengan petunjuk- petunjuk dari
Pengawas dan kerja sama dengan Kontraktor/Sub Kontraktor lainnya. Semua harus
mendapat persetujuan Perencana/Pengawas.

7. Pekerjaan Sloof

Pekerjaan beton bertulang untuk sloof harus menggunakan beton dengan mutu K = 250
kg/cm2 dan besi beton U24 untuk dia < 12 mm dan U 32 untuk dia 16 mm keatas. Besi-besi
harus ditempatkan seperti pada gambar detail. Selesai pekerjaan sloof, tanahnya harus
ditimbun dan dipadatkan sampai peil yang diperlukan.

8. Pekerjaan Stek Kolom

Pekerjaan stek kolom, stek dinding dan stek kolom praktis :

• Besi stek kolom harus memenuhi syarat spesifikasi.

• Besi beton harus terpasang sesuai gambar rencana dan turut dicor pada waktu sloof
dicor sampai batas permukaan atas sloof.

• Besi stek harus dijaga letaknya dan harus tetap lurus setelah selesai pekerjaan sloof.

Pasal 07. PEKERJAAN BETON STRUKTUR ATAS


1. Lingkup Pekerjaan

a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah :

Semua pekerjaan beton struktur yang ada dalam masing-masing jenis pekerjaan yang
tercantum dalam Pasal-Pasal buku RKS ini
.

b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta
pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan RKS dan gambar- gambar pelaksanaan
yang telah disediakan untuk proyek ini.

c. Jika diperlukan dapat mengusulkan konstruksi dengan kombinasi beton Pra cetak
atau selurus sistem konstruksi dengan beton Pra cetak.

2. Pedoman Pelaksanaan

Pelaksanaan pekerjaan ini harus mengikuti :

Semua ketentuan dalam SK SNI T15199103 terutama yang menyangkut pekerjaan beton
struktur.

3. Bahan-bahan Yang Digunakan

a. Semen

1. Semen yang digunakan untuk proyek ini adalah Portland Cement jenis II
menurut NI 8, memenuhi S.400 menurut Standar Cement Portland yang
digariskan oleh Asosiasi Cement Indonesia.

2. Merk yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan tanpa


persetujuan Pengawas Lapangan.

3. Persetujuan PC hanya akan diberikan apabila di pasaran tidak diperoleh semen


dari merk yang telah dipilih dan telah digunakan.

4. Merk semen yang diusulkan sebagai pengganti dari merk semen yang sudah
digunakan harus disertai jaminan dari Pemborong yang dilengkapi dengan data
teknis yang membuktikan bahwa mutu semen pengganti setaraf dengan mutu
semen yang digantikannya.

5. Batas-batas pengecoran yang memakai semen berlainan merk harus disetujui


oleh Pengawas Lapangan.

b. Aggregates

Aggregates yang digunakan harus sesuai dengan syarat-syarat dalam SK SNI


T15199103, terdiri dari :

1. Pasir beton (aggregat halus). Kadar lumpur tidak boleh melebihi 4% berat pasir
beton.

2. Koral atau crushed stone (agregat kasar) :

Harus mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat kekerasannya


dan padat (tidak porous). Dimensi maksimum 2,5 cm, dan tidak lebih
seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang
bersangkutan.

Khusus untuk pekerjaan beton, di luar lapis pembesian yang berat batas
maksimum tersebut 3 cm dengan gradasi baik.

Pada bagian dimana pembesian cukup berat (cukup ruwet) digunakan


split pecah/giling mesin.
c. Besi beton

Besi beton yang digunakan ialah : besi beton ulir mutu fy = 320 MPa, untuk diameter
lebih besar atau sama dengan 16 mm dan fy = 240 MPa untuk diameter lebih kecil
dari 13 mm.

Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka disamping
adanya sertifikat untuk setiap jenis diameter dari pabrik, juga harus dimintakan
sertifikat dari laboratorium baik pada saat pendatangan secara periodik minimal 2
contoh percobaan tarik (stressstrain) dan atau untuk setiap 20 ton besi. Untuk
pemotong tulangan tidak boleh mempergunakan alat pemanas (las), pemotongan
dengan alat gunting atau besi cutter atau gergaji besi.

d. Admixture

Pemakaian bahan tambahan untuk perbaikan mutu beton dari merk setara Super
Plastet SR (kedap air) dan plastet no. 2 untuk beton biasa. Namun sebelumnya
Kontraktor diwajibkan mengajukan analisis kimia serta test dan juga bukti
penggunaan selama 5 tahun di Indonesia. Penggunaan harus sesuai dengan petunjuk
teknis pabrik.

4. Tata Cara Pengiriman Dan Penyimpanan Bahan

a. Pengiriman dan penyimpanan bahan pada umumnya harus sesuai dengan jadwal
pelaksanaan.

b. Penyimpanan Semen.

1. Semen harus didatangkan & disimpan dalam kantung/zak yang utuh. Berat
semen harus sama dengan yang tercantum dalam zak.

2. Semen harus disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari pengaruh
cuaca, berventilasi cukup dan lantai yang bebas dari tanah.

3. Semen harus dalam keadaan belum mulai mengeras jika ada bagian yang mulai
mengeras, bagian tersebut harus dapat ditekan hancur oleh tangan bebas
(tanpa alat) dan jumlah bagian yang mulai mengeras ini tidak lebih dari 5%
berat semen.

4. Pada bagian semen yang mengeras tersebut harus dicampurkan semen dalam
jumlah yang sama dengan syarat bahwa kualitas beton yang dihasilkan harus
sesuai dengan yang diminta perencana.

c. Penyimpanan Besi Beton

1. Besi beton disimpan dengan menggunakan bantalan-bantalan aluminium


sehingga bebas dari tanah (20 cm).

2. Beton harus disimpan bebas dari lumpur, minyak atau zat asing lainnya.

d. Aggregates harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah dari satu dan lain
jenisnya/gradasinya dan di atas lantai beton ringan untuk menghindari tercampurnya
dengan tanah.
5. Bekisiting dan Perancah Yang Digunakan

a. Bekisting harus dibuat dari papan aluminium Kalimantan dengan rangka aluminium
yang kuat tidak mudah berubah bentuk dan jika perlu menggunakan baja. Untuk
perancah/penguat digunakan scafolding besi dengan bentuk & konstruksi yang
sesuai.

b. Bekisting harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk yang
nyata dan harus dapat menampung bahan-bahan sementara sesuai dengan jalannya
kecepatan pembetonan.

c. Semua bekesting harus diberi penguat datar dan silangan sehingga kemungkinan
bergeraknya bekesting selama dalam pelaksanaan dapat dihindarkan, juga harus
cukup rapat untuk menghindarkan keluarnya adukan (mortar leakage).

d. Susunan bekesting dengan penunjang-penunjang harus teratur sehingga


Pengawasan atas kekurangannya dapat mudah dilakukan. Penyusunan bekesting
harus sedemikian rupa sehingga pada waktu
pembongkarannya tidak akan merusak dinding, balok atau kolom
beton yang bersangkutan.

e. Pada bagian terendah pada setiap pashe pengecoran dari bekesting kolom atau
dinding, harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.

f. Aluminium bekesting harus bersih dan dibasahi air terlebih dahulu sebelum
pengecoran.

g. Air pembasahan tersebut harus diusahakan agar mengalir sedemikian rupa agar tidak
menggenangi sisi bawah dari bekisting.

h. Pemilihan susunan dan ukuran yang tepat dari penyangga-penyangga atau silangan-
silangan bekesting menjadi tanggung jawab Pemborong.

i. Pembongkaran Bekesting:

 Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai kekuatan khusus yang
cukup untuk memikul 2 x beban sendiri.
 Bila akibat pembongkaran cetakan, pada bagian konstruksi akan bekerja
beban-beban yang lebih tinggi dari pada beban rencana, maka cetakan tidak
boleh dibongkar selama keadaan tersebut berlangsung.

 Perlu ditentukan bahwa tanggung jawab atas keamanan konstruksi beton


seluruhnya terletak pada Pemborong, dan perhatian Kontraktor mengenai
pembongkaran cetakan ditujukan ke SK SNI T15199103 dalam Pasal yang
bersangkutan.

 Pembongkaran harus memberi tahu Pemberi Tugas/Arsitek bila mana ia


bermaksud akan membongkar cetakan pada bagian- bagian konstruksi yang
utama dan minta persetujuannya, tapi dengan adanya persetujuan itu tidak
berarti Kontraktor terlepas dari tanggung jawabnya.

6. Pemasangan Pipa-pipa

Pemasangan pipa dalam beton tidak boleh merugikan kekuatan konstruksi.

7. Kualitas Beton

a. Kecuali ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton adalah dengan K


= 250 kg/cm2, Sedang beton praktis dengan K = 175 kg/cm2.

Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan-ketentuan yang terdapat


dalam SK SNI T15199103.

b. Pemborong harus memberikan jaminan atas kemampuannya untuk memenuhi


kualitas beton ini dengan memperlihatkan data-data pelaksanaan di tempat atau
dengan mengadakan Trialmix.

c. Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan yang disebut
dalam SK SNI T15199103.

d. Pada masa permulaan pembetonan Pemborong harus membuat minimum 1 benda


uji per 1,5 m3 beton hingga dengan cepat dapat diperoleh 20 benda uji yang
pertama. Pengambilan benda-benda uji harus dengan periode antara yang
disesuaikan dengan kecepatan pembetonan.

e. Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang
dibuat, laporan tersebut harus disahkan oleh Pengawas lapangan, laporan tersebut
harus dilengkapi dengan harga karakteristiknya.

f. Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimum 7,5 cm maximum 12,5
cm.

Cara pengujian slump adalah sebagai berikut :

1. Beton diambil tepat sebelum dituangkan ke dalam cetakan (beton) (bekesting).


2. Cetakan slump dibasahi dan ditempatkan di atas aluminium yang rata atau plat
beton.

3. Cetakan di isi sampai kurang lebih 1/3 nya kali dengan besi dia. 16 mm panjang
30 cm dengan ujungnya yang bulat (seperti peluru).

4. Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap
lapis ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk dalam satu lapis
yang di bawahnya.

5. Setalah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahanlahan dan diukur


penurunannya (slumpnya).

g. Pengujian kubus atau silinder percobaan harus dilakukan di laboratorium yang


disetujui oleh Pengawas Lapangan.

h. Perawatan kubus atau silinder percobaan tersebut adalah dalam pasir basah tapi
tidak tergenang air, selama 7 (tujuh) hari dan selanjutnya dalam udara terbuka.

i. Jika dianggap perlu, maka Pemborong harus mengadakan percobaan silinder umur 7
(tujuh) hari dengan ketentuan-ketentuan hasilnya tidak boleh kurang 65% kekuatan
yang diminta pada 28 hari. Jika hasil kuat tekan benda-benda uji tidak memberikan
angka kekuatan yang diminta, maka harus dilakukan pengujian beton ditempat
dengan cara- cara yang ditentukan dalam SK SNI T15199103 dengan biaya
ditanggung Pemborong.

j. Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah
seluruh komponen adukan masuk dalam mixer.

k. Penyampaian beton (adukan) dari mixer ke tempat pengecoran harus dilakukan


dengan cara yang tidak mengakibatkan terjadinya separasi komponen-komponen
beton.

l. Pemadatan beton harus menggunakan vibrator.

8. Siar-siar Konstruksi dan Pembongkaran Bekisting

Pembongkaran bekesting dan penempatan siar-siar pelaksanaan, sepanjang tidak


ditentukan lain dalam gambar, harus sesuai dengan SK SNI T15199103.

Siar-siar tersebut harus dibasahi lebih dahulu dengan air semen tepat sebelum
pengecoran lanjutan dimulai. Letak siar-siar tersebut harus disetujui oleh Pengawas
Lapangan.
9. Penggantian Besi

a. Pemborong harus mengusahakan supaya besi yang dipasang benar sesuai dengan
apa yang tertera dalam gambar.

b. Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Pemborong atau pendapatnya


mengalami kekeliruan, kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yang ada
maka :

1. Pemborong dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian


yang tertera dalam gambar, secepatnya hal ini diberitahukan kepada Pengawas
Lapangan untuk sekedar informasi.

2. Jika hal tersebut di atas akan dimintakan oleh Pemborong sebagai kerja
tambah, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada
persetujuan tertulis dari Perencana dan disetujui Pemberi Tugas.

3. Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian maka perubahan tersebut


hanya dapat dijalankan dengan persetujuan tertulis dari Perencana.

Mengajukan usul dalam rangka kejadian di atas adalah juga merupakan


kewajiban bagi Pemborong.

c. Jika Pemborong tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan
diameter terdekat dengan syarat :

1. Harus ada persetujuan dari Pengawas Lapangan.

2. Jumlah luas besi tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar.

3. Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian di


tempat tersebut atau di daerah overlapping yang dapat menyulitkan
pembetonan atau penyampaian penggetar.

d. Toleransi Besi :

Diameter, ukuran sisi (atau jarak Variasi dalam berat Toleransi


antara dua permukaan yang yang diperbolehkan diameter
berlawanan)
Di bawah 10 mm ±7% ± 0,4 mm
10 mm sampai 16 mm (tapi tidak ±5% ± 0,4 mm
termasuk 16 mm)
16 mm sampai 28 mm ±5% ± 0,5 mm
29 mm dan 32 mm ±4% -

10. Perawatan Beton

a. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas hingga tidak terjadi penguapan cepat.

b. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus diperhatikan.

c. Beton harus dibasahi terus menerus selama 10 hari sesudah pengecoran.

11. Tanggung Jawab Pemborong

a. Pemborong bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai dengan


ketentuan-ketentuan di atas dan sesuai dengan gambar-gambar konstruksi yang
diberikan.

b. Adanya atau kehadiran Pengawas Lapangan selaku wakil Bouwher atau Perencana
yang sejauh melihat/mengawasi/menegur atau memberi nasehat tidaklah
mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di atas.

c. Jika Pengawas Lapangan memberi ketentuan-ketentuan tambahan yang


menyimpang dari ketentuan yang telah digariskan di atas atau yang telah tertera
dalam gambar, maka ketentuan tambahan tersebut menjadi tanggung jawab
Pengawas Lapangan, ketentuan tambahan ini harus dibuat secara tertulis.

Pasal 08. PEKERJAAN WATER PROOFING

1. Bagian-Bagian Yang Perlu Diberi Lapisan Kedap Air

Lapisan kedap air harus dipasang pada tempat tempat :

Lantai ruang toilet, plat beton atap, plat beton kanopi, talang beton, talang , leufel beton,
serta tempat-tempat lain yang diperkirakan akan selalu berhubungan dengan air dan
tanah.

2. Bahan Kedap Air Yang Digunakan

a. FOSROC.

b. Bahan waterproofing yang digunakan harus mempunyai jaminan/garansi tertulis dari


pabrik selama 5 tahun.

3. Syarat Pelaksanaan

a. Bahan kedap air harus dikerjakan oleh tenaga kerja yang berpengalaman dan cara
pemasangannya harus sesuai dengan petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik
pembuatnya.

b. Bidang permukaan beton yang akan diberi waterproofing haruslah kering dan bersih
dari kotoran-kotoran, lubang-lubang dan celah-celah harus ditambal dengan
adukan/acian terlebih dahulu, tonjolan-tonjolan harus diratakan dengan grinda
dahulu.

c. Pekerjaan yang disebut dalam point 2 tersebut harus disetujui dahulu oleh Pengawas
Lapangan /Konsultan Perencana sebelum pemasangan lapisan kedap air
dilaksanakan.

d. Kalau terdapat pipa-pipa konduit atau benda-benda lain yang menembus lapisan
kedap air atau jika drain lantai keluar dari bidang waterproofing, maka pada keliling
benda-benda yang sudah terpasang itu harus diberi Flashing.

e. Lapisan kedap air harus dipasang pula pada bidang-bidang vertikal yang mengelilingi
lantai toilet, lantai janitor, plat beton atap, hingga setinggi 20 cm dari permukaan
bidang tersebut.

f. Hasil akhir dari pekerjaan lapisan kedap air harus merupakan suatu lapisan dengan
permukaan yang rata / tidak bergelombang serta tidak berlubang-lubang atau
bercelah-celah pada sambungan-sambungannya ataupun keretakan-keretakan
lainnya yang mungkin bisa menimbulkan kebocoran.

4. Pengujian Terhadap Pekerjaan Waterproofing :

a. Pemborong harus mengadakan pengujian terhadap pekerjaan- pekerjaan


waterproofing yang telah dilaksanakan.

b. Pengujian dilaksanakan dengan cara pengisian air ke atas bidang yang akan diuji
tersebut hingga mencapai ketinggian 5 cm, kemudian dilihat hasilnya selama 3 x 24
jam.

5. Perbaikan Pekerjaan :

Setiap permukaan waterproofing yang rusak harus diperbaiki dengan cara- cara yang
dianjurkan oleh pabrik. Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu pekerjaan finishing lainnya. Apabila ada pekerjaan finishing yang rusak akibat
perbaikan waterproofing tersebut, maka kerusakan perbaikan finishing tersebut harus
segera diperbaiki.

6. Syarat Pemeliharaan:

Pemborong harus menjaga pekerjaan waterproofing yang sudah selesai dilaksanakan


sehingga terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa menimbulkan kerusakan.

Pasal 09. PEKERJAAN RANGKA ALUMINIUM

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan meliputi pengukuran bentang ring balok tumpuan di lapangan (sebelum
fabrikasi kuda-kuda), desain kuda-kuda, pembuatan kuda-kuda (fabrikasi) di
workshop dengan alat sambung pen dan nagel, pengangkutan (delivery) kuda-
kuda dan kebutuhan bahan di lapangan, dan pemasangan seluruh rangka kuda-
kuda sampai siap dipasangi bahan penutup atap sesuai dengan Surat Kontrak
Kerja, serta pemasangan struktur pengaku yang terdiri dari:

1). Ikatan angin

b. Pembuatan / fabrikasi kuda-kuda dilakukan di workshop.

c. Pekerjaan pemasangan rangka atap meliputi struktur rangka kuda- kuda (truss),
balok tembok (top plate/murplat) dan angkur ke ring balok berupa dynabolt,
connector antara kuda-kuda dengan top plate, pekerjaan struktur pengaku
(bracing) dan pekerjaan reng sesuai kebutuhan jenis penutup atap rencana.
2. Persyaratan Bahan
a. Bahan yang digunakan untuk rangka kuda-kuda, struktur pengaku dan reng adalah
aluminium.
b. Bentuk kuda-kuda aluminium, terdiri dari :
1). Tiang kuda-kuda menggunakan aluminium dengan dimensi 8/12. 2).
Balok tarik menggunakan aluminium dengan dimensi 8/15.
3). Kaki kuda-kuda menggunakan aluminium dengan dimensi 8/12. 4).
Balok kunci menggunakan aluminium dengan dimensi 8/12.
5). Balok sokong menggunakan aluminium dengan dimensi 8/12. 6).
Balok jepit menggunakan aluminium dengan dimensi 2x6/12.
c. Alat sambung kuda-kuda aluminium berupa pen dan nagel.
e. Alat sambung (connector) kuda-kuda aluminium ke struktur pendukung top plate
menggunakan angkur, yang berfungsi untuk menahan beban vertikal dan
horisontal.
f. Pemasangan angkur top plate/murplat ke ring balok beton menggunakan
dynabolt, yang dipasang setiap jarak tertentu sesuai kebutuhan.
3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Pembuatan dan pemasangan bahan aluminium yang digunakan untuk rangka
kuda-kuda dan bahan lain terkait harus dilaksanakan sesuai dengan gambar desain
yang telah dihitung dengan computer menggunakan software atau peraturan
(Code) rujukan yang berlaku.
b. Perakitan kuda-kuda dilakukan di workshop.

c. Penanganan, penyimpangan, pengiriman dan pemasangan kuda- kuda harus


dilakukan dengan cara tertentu untuk menghindari kerusakan kuda-kuda.
d. Pihak Kontraktor bersedia menyiapkan semua struktur ring balok penopang kuda-
kuda dengan kondisi rata air (waterpass level).
e. Pihak Kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang
dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal tersebut, pihak
Konsultan Perencana Struktur berhak untuk meminta informasi mengenai reaksi
perletakan kuda-kuda baja ringan.
f. Penanganan dan pemasangan kuda-kuda harus sesuai berdasarkan gambar layout
kuda-kuda, gambar detail bracing, serta gambar detail pelaksanaan.
g. Penahanan kuda-kuda ke top plate / murplat menggunakan alat sambung multi
grip untuk menahan gaya vertikal dan horisontal. Top plate/murplate harus
diangkur ke struktur ring balok tumpuan kuda-kuda dengan Dynabolt.
h. Pemasangan bracing rangka atap harus dipasang secara benar sesuai desain
sehingga sistem rangka atap dapat bekerja secara bersama- sama (as an integral
structure).
i. Semua detail sambungan harus dipasang sesuai dengan gambar.
j. Pemasangan reng sesuai jenis penutup atap yang dipakai sesuai dengan Surat
Kontrak Kerja.
4. Jaminan Struktural
a. Jaminan yang dimaksud adalah jika terjadi deformasi yang melebihi ketentuan
maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap, meliputi kuda-kuda,
struktur pengaku dan reng.
b. Kekuatan rangka atap dijamin dengan kondisi sesuai Peraturan Pembebanan
Indonesia dan mengacu pada persyaratan-persyaratan seperti yang tercantum
pada “Cold forned code for structural steel” (Australian Standar/New Zealand
Stabdard 4600:1995) dengan desain kekuatan structural berdasarkan “Dead and
Live Loads and Load Combinations” (Australian Standar 1170.1 Part 1) dan “Wind
Loads” (Australian Standar 1170.2 Part 2) dan menggunakan sekrup berdasarkan
ketentuan “Screw-Selft drilling-for the building and construction industries”
(Australian Standar 3566).
5. Lampiran hasil uji mutu bahan aluminium
a. Hasil uji kuat tarik aluminium dari Laboratorium.
6. Gambar Pabrik (Shop Drawing)

Apa yang diberikan adalah gambar kerja (working drawing). Gambar Pabrik (shop drawing)
yang terperinci harus dibuat oleh Kontraktor secara teliti dengan memperhatikan working
drawing yang diberikan dan harus mendapat persetujuan Pengawas Lapangan/Perencana
lebih dahulu sebelum dilaksanakan.

Pasal 10. PEKERJAAN PENUTUP ATAP, LISTPLANK

1. Lingkup Pekerjaan Dan Ketentuan Umum

a. Menyediakan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.

b. Pekerjaan meliputi pembuatan penutup atap, listplank, bangunan.

2. Penutup Atap

a. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan meliputi pemasangan penutup atap, pemasangan spandek metal


pasir dan lain-lain pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan ini.

2. Pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan ini : Pekerjaan konstruksi,


atap, pekerjaan kerangka baja ringan, lisplank GRC Board

b. Bahan-bahan

1. CP 75.75.
2. Penutup menggunakan Spandek metal pasir

3. Bentuknya harus teratur menurut fungsi penempatannya, dipasang pada


kedudukannya harus memakai baut/paku pewarna khusus yang dikeluarkan
pabrik pembuatnya agar sesuai dengan warna atapnya

3. Pekerjaan Talang

a. Lingkup Pekerjaan

1. Meliputi penyediaan secara lengkap tenaga, alat & bahan untuk pekerjaan ini

2. Pekerjaan meliputi pemasangan saluran talang mendatar, saringan-saringan


saluran cucuran ke bawah, kerangka dan penggantung talang berikut
pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan.

3. Pekerjaan yang berhubungan dengan ini :

Pekerjaan konstruksi atap, pekerjaan listplank dan pekerjaan langit-langit.

b. Bahan-bahan

1. Bahan untuk saluran talang digunakan plat beton dilapis water proofing ukuran
sesuai gambar / talang seng BJLS 60 dengan landasan sesuai detail untuk itu.

2. Bahan untuk saluran talang tegak digunakan pipa PVC 2" jenis AW ex Wavin.

3. Bahan untuk saluran talang mendatar dengan konstruksi beton bertulang tebal
sesuai gambar tidak boleh keropos.

c. Pemasangan Talang

Semua pekerjaan dari plat beton yang diwaterproofing harus dibuat & dipasang
menurut standar yang paling baik.

Pinggiran dan gulungan harus lurus dan tidak ada lekukan, harus betul-betul kedap
air, tidak ada lubang yang tercecer atau berlimpah.

Pasal 11 PEKERJAAN PASANGAN

1. Jenis Pasangan dan Penggunaannya

a. Pasangan batu kali untuk pondasi, sedangkan pasangan bata merah dan bagian lain
seperti yang ada dalam gambar pelaksanaan.

b. Pasangan bata merah untuk sebagian besar dinding yang ada dalam bangunan ini
seperti yang ada dalam gambar pelaksanaan.

Pasangan bata merah trasram untuk dinding-dinding ruang toilet, dinding-dinding


luar bangunan dan bagian-bagian lain seperti ditunjukkan dalam gambar
pelaksanaan.

2. Jenis Adukan Yang Digunakan

a. Adukan biasa dengan campuran 1Pc : 5Pasir.

Digunakan untuk seluruh pasangan pondasi batu dan bata merah.

b. Adukan trasram dengan campuran 1Pc : 3 Pasir.

Digunakan untuk dinding ruang toilet, seluruh dinding luar bangunan dan
bagianbagian lain seperti ditunjukkan dalam gambar rencana.

c. Adukan khusus dengan campuran 1Pc : 2Ps.

Digunakan untuk pasangan bata merah mulai dari ujung atas balok pondasi beton
(sloof) sampai 30 cm di atas lantai dasar, serta digunakan dalam pemasangan
keramik.

3. Jenis Plesteran Yang Digunakan

a. Plesteran biasa dengan campuran 1Pc : 5 Ps : Digunakan untuk permukaan-


permukaan dinding pasangan bata merah.

b. Plesteran trasram dengan campuran 1Pc:3Ps. Digunakan untuk permukaan beton


dinding ruang-ruang toilet, seluruh permukaan dinding pasangan di bagian luar
bangunan dan seluruh dinding lantai dasar sampai setinggi + 40 cm dari permukaan
lantai (kurang lebih 0,00).

4. Kualitas Bahan Yang Digunakan

a. Batu Kali

Batu kali yang digunakan harus dari jenis yang keras, kuat tidak mudah pecah,
permukaannya halus tidak berlubang-lubang (porous).

b. Bata Merah

Batu bata yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Batu bata harus baru, dan terbuat dari campuran tanah liat yang dibakar dan
mencapai kematangan sesuai standar dan disetujui Pengawas.
2. Bilamana terdapat bahan yang tidak dapat sesuai Standar tersebut di atas
maka Direksi dapat menentukan jenis-jenis lain yang ada di pasaran lokal
dengan persyaratan-persyaratan yang ditentukan.

3. Mempunyai sifat kondisi rendah, sifat isolasi suara dan penetrasi air yang
rendah.

4. Seluruh permukaan datar / rata tidak melengkung, tanpa cacat/berlubang


ataupun mengandung kotoran, sudut-sudutnya tidak tumpul.

5. Ukuran seragam dengan standar nominal.

6. Mutu setaraf produksi/lokal dengan persetujuan Direksi.

c. Bahan untuk adukan, plesteran dan acian

Bahan campuran (air, semen dan pasir) yang digunakan untuk adukan harus
memenuhi ketentuan seperti untuk bahan campuran beton dalam buku RKS ini
ataupun dalam SK SNI T15199103.

5. Contoh-contoh Bahan

Sebelum memulai pekerjaan pasangan, Pemborong terlebih dahulu harus menyerahkan


contoh-contoh bahan yang akan digunakan (Batu kali, Bata merah, kerikil, split dan lain-
lain). Bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini harus mendapat persetujuan dari
Pengawas Lapangan/Perencana.

6. Syarat Pemasangan

a. Pemasangan batu kali untuk pondasi.

1. Pondasi batu kali harus dimulai dan didirikan menurut bentuk, ukuran dan
ketinggian yang diminta sesuai dengan gambar rencana.

2. Pasangan Bata merah.

• Dinding harus dipasang/didirikan dengan ketebalan dan ketinggian sesuai


gambar rencana.

• Masing-masing bata merah dipasang dengan nat/jarak : 1 cm, diberi dasar


adukan pengikat dengan baik.

• Pemasangan dinding tidak boleh diteruskan di satu bagian setinggi lebih


dari 1 meter.

• Tidak diperbolehkan memakai potongan bata merah untuk bagian-bagian


dinding kecuali untuk bagian dinding yang terpaksa harus menggunakan
potongan, potongan yang diperbolehkan untuk maksud tersebut tidak
boleh lebih kecil dari 1/2 bata merah.

b. Perlindungan

Bagian dinding atau pasangan batu kali yang sudah terpasang dan terkena udara
terbuka, pada waktu hujan lebat harus diberi perlindungan dengan penutup bagian
atasnya dengan sesuatu yang memadai.

c. Perawatan

Dinding pasangan batu bata dan pasangan batu kali harus dibasahi terus menerus
selama paling sedikit 7 hari setelah didirikan.

d. Angkur dan pengikat

Setiap hubungan antara dinding bata merah dengan permukaan beton, harus diberi
angkur yang dibuat dari besi beton dengan bentuk, ukuran dan diameter sesuai
dengan kebutuhan. Permukaan beton yang berhubungan dengan dinding bata harus
dikasarkan dengan alat yang sesuai agar adukan dinding dapat melekat.

e. Permukaan dinding yang dihasilkan oleh plesteran dan acian harus benar-benar
verikal, datar, rata, tidak melengkung atau begelombang.

f. Kolom Beton/Tulangan Praktis

Untuk dinding dengan luasan 10 m2 diharuskan pelaksanaan dengan perkuatan


kolom beton praktis dengan tulangan pokok 4 diameter 12 dan begel diameter 8
jarak 15 cm.

Pasal 12. PEKERJAAN LANTAI


1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan peralatan dan semua pekerja yang
berhubungan dengan pekerjaan penyelesaian lantai sesuai dengan gambar kerja dan
RKS.

b. Pemborong diharuskan memberikan contoh-contoh bahan lantai yang akan


dipasang, khususunya untuk diseleksi kualitas, warna, tesktur, bahan lantai untuk
mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.

c. Pemborong harus menyediakan jaminan tertulis dari Produsen/Sub Kontraktor


kepada Pemilik Proyek untuk setiap masing-masing penggunaan bahan lantai dengan
jangka waktu jaminan 5 (lima) tahun.

d. Pekerjaan lantai yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1 Pekerjaan lantai keramik.

2. Pekerjaan beton rabat motif.

Masing-masing pekerjaan lantai tersebut di atas uraiannya adalah sebagai berikut :

2. Pekerjaan Lantai Keramik

a. Pekerjaan lantai keramik dilaksanakan untuk ruang tamu, teras, kamar mandi dan
lain-lain.

b. Data-data Teknis Bahan

Bahan : Keramik Platinum.

Ukuran : 20/20, 30/30, 40/40 dengan ketebalan 7 mm, Toleransi ukuran <1%
& penyerapan air tidak lebih dari 1%.

Jenis : Keramik Single Firing HEAVY DUTY.

Warna : Harus sesuai dengan petunjuk Direksi Lapangan atau Pemilik


Proyek.
c. Keramik dan yang akan dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, bentuk dan
ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang gompal, retak maupun
cacat.

d. Pekerjaan pemasangan lantai keramik bisa dimulai dan dilaksanakan apabila


Pemborong telah membawa contoh-contoh keramik yang telah disetujui.

e. Sebelum pemasangan keramik untuk toilet (lantai dasar), terlebih dahulu dipasang
pasir urug, setebal 5 cm, tanah telah dipadatkan, selanjutnya dibuat lantai kerja tebal
5 cm campuran 1:3:5.dan di lapisi pasir lagi setebal 5 cm.

f. Pemotongan keramik harus dilakukan dengan menggunakan mesin potong, bekas


potongan harus digerinda dan diampelas sampai halus dan rata. Perlu dihindari
pemotongan keramik yang < 1/2 x lebar/panjang ukuran standar.

g. Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak
mengandung asam alkali) sampai jenuh.

h. Adukan pasangan/pengikat dengan adukan campuran 1Pc:3Ps.

i. Bahan pengisi adalah grout semen berwarna yang sesuai dengan warna keramik yang
digunakan.

j. Apabila hasil pemasangan keramik tidak rapi, tidak membentuk garis lurus, retak dan
hasil bergelombang, Pemborong harus mengganti/mengulangi pekerjaan dengan
biaya ditanggung sendiri oleh Pemborong.

k. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada
permukaan keramik, hingga betul-betul bersih.

l. Keramik yang sudah terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban selama 3 x 24


jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.

3. Pekerjaan Beton Rabat Motif.

a. Pada carport dan garasi dipasang beton rabat motif sesuai dengan rencana gambar
dan petunjuk Pengawas.

b. Persyaratan Pelaksanaan

1. Sebagai dasar digunakan pasir urug dengan tebal minimal 10 cm atau sesuai
dengan rencana gambar/sesuai petunjuk Pengawas lapangan.

Pekerjaan urugan pasir harus betul-betul padat dengan direndam air hingga
jenuh.

2. Pekerjaan beton rabat untuk lantai carport dan garasi boleh diilakukan setelah
dapat ijin dari Pengawas lapangan. Pemasangan dengan mengunakan pola-
pola tertentu sesuai
rencana gambar dan petunjuk Pengawas.

c. Bahanbahan yang digunakan

1. Semen porland

2. Pasir pasang ex lokal.

3. Split/kricak(agregat kasar).
Pasal 13. PEKERJAAN DINDING
1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, peralatan semua pekerja yang


berhubungan dengan pekerjaan penyelesaian dinding sesuai gambar kerja dan RKS.

b. Pemborong harus memberikan contoh-contoh bahan pelapis dinding yang akan


dipasang, khususnya untuk menentukan warna, tesktur yang akan ditentukan
kemudian oleh Pemberi Tugas.

c. Pemborong harus menyediakan jaminan tertulis dari produser Sub Pemborong


kepada Pemilik Proyek untuk setiap penggunaan bahan dinding dengan jangka waktu
jaminan minimum 5 tahun.

d. Pekerjaan dinding bagian dalam bangunan (interior) meliputi pekerjaan dinding


dilapis keramik dan dinding dicat.

Pekerjaan dinding bagian luar bangunan (eksterior) meliputi pekerjaan dinding


plesteran cat.

2. Pekerjaan Dinding Keramik

a. Persyaratan Bahan

1. Bahan keramik yang digunakan untuk pelapis dinding pada ruang toilet lantai
dasar dan lantai 2 adalah bahan keramik produksi Asia Tile atau setara dengan
ukuran 20 x 25 cm, jenis single firing heavy duty.

Pemilihan warna ditentukan kemudian oleh pemilik proyek atau oleh Direksi
lapangan.

2. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan


ASTM, peraturan keramik Indonesia NI19, PVBB 1970 dan PUBI 1982.

3. Bahan yang digunakan harus sudah dapat persetujuan dari Direksi Lapangan,
setelah diseleksi mengenai kualitas bahan, warna, tekstur dan bahan tidak
boleh rusak, maupun cacat.

4. Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas
terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Direksi Lapangan.
b. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Pada permukaan dinding beton/bata merah yang ada, keramik dapat langsung
diletakkan, dengan menggunakan perekat spesi 1Pc :3Ps, diaduk baik memakai
larutan supercement, jumlah pemakaian adalah 10% dari berat semen yang
dipakai dengan tebal adukan tidak lebih dari 1,5 cm atau bahan perekat khusus,
dengan memperhatikan sehingga mendapatkan ketebalan dinding seperti
tertera pada gambar.

2. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna, motif
tiap keramik harus sama tidak boleh retak, gempal atau cacat lainnya.

3. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus untuk itu, sesuai
petunjuk pabrik pembuat.

4. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air sampai
jenuh.

5. Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan dengan gambar.

6. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus
ditentukan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Perancang/Direksi
Lapangan sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.

7. Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar-
benar lurus, siar arah horisontal pada dinding yang berbeda ketinggian peil
lantainya harus merupakan garis lurus.

8. Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar sebesar 35 mm


setiap perpotongan siar harus membentuk dua garis tegak lurus.

Siar-siar keramik harus diisi dengan bahan pengisi siar sehingga membentuk
setengah lingkaran seperti yang disebutkan dalam persyaratan bahan dan
warnanya akan ditentukan kemudian.

9. Pembersihan permukaan ubin dari sisa-sisa adukan semen hanya boleh


dilakukan dengan menggunakan cairan pembersih untuk keramik seperti "Gol
Getter" buatan Johnson Wax.

10. Naad-naad pada pemasangan keramik harus diisi dengan bahan supergrout.
Pasal 14. PEKERJAAN PLAFOND/LANGIT-LANGIT

1. Lingkup Pekerjaan

a. Yang termasuk dalam pekerjaan plafond/langit-langit ini adalah penyediaan bahan,


tenaga dan peralatan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan
pemasangan langit-langit, yang tertera sesuai menurut Gambar Kerja & RKS.

b. Pekerjaan langit-langit meliputi :

Pekerjaan langit-langit gypsum dengan rangka aluminium dan list gypsum.

2. Pekerjaan Plafond Gypsumboard

a. Bahan Gypsumboard ukuran 210 x 240 cm, jenis dan warna ditentukan kemudian,
sedangkan rangka digunakan aluminium kualitas baik.

b. Pemasangan langit-langit harus dikerjakan oleh tenaga yang benar- benar ahli untuk
pemasangan langit-langit.

c. Sebelum pelaksanaan, Pemborong wajib membuat dan menyerahkan gambar


pelaksanaan (shop drawing) kepada Direksi Lapangan untuk mendapatkan
persetujuan.

d. Rangka yang terpasang harus benar-benar lurus dan datar sehingga saat
pemasangan panel tidak bergelombang, gridnya harus lurus dan datar, garis vertikal
dan horisontal harus saling tegak lurus sesuai dengan desain, rangka plafond
digunakan aluminium kualitas baik.

e. Untuk lubang-lubang penempatan lampu harus disesuaikan dengan pekerjaan


elektrikal (M.E).

f. Untuk bagian samping tembok, dipasang list ( Profil Gypsum) seluruh keliling plafon,
termasik pada beton expose.

g. Untuk menjaga mutu/kualitas, pemasangan langit-langit sebaiknya dilaksanakan


oleh tenaga ahli/Sub Kontraktor yang ditunjuk resmi oleh pabrik dan harus dibuktikan
dengan surat dari pabrik.

h. Apabila hasil pemasangan langit-langit terjadi lendutan-lendutan atau kekurangan-


kekurangan lain, Pemborong harus mengganti dan memperbaiki bila diminta
pembongkaran oleh Direksi Lapangan, biaya perbaikan ditanggung sendiri oleh
Pemborong.
Pasal 15. PEKERJAAN PERLENGKAPAN SANITAIR
1. Lingkup Pekerjaan

a. Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga, peralatan, bahan
untuk pemasangan semua fixtures pada ruang dan toilet.

b. Bahanbahan :

• Floor drain : SAN EI

• Wastafel : TOTO.

• Kran : SAN EI

• Kloset duduk : CE 6 / CE 7

c. Pemasangan

1. Semua perlengkapan sanitair dipasang dalam keadaan kokoh pada tempat-


tempat yang sesuai gambar, dengan perkuatan besi angkur dan mur baut yang
sesuai.

2. Untuk pemasangan perlengkapan sanitair harus mengikuti metode


pelaksanaan yang ditentukan oleh pabrik pembuatnya dan gambar kerja.

3. Pada saat pemasangan, hendaknya semua fixture harus dihindari dari


benturan-benturan, serta dalam keadaan terpasang harus benar-benar bersih
dari goresan-goresan maupun kotoran- kotoran.

4. Pemasangan dilakukan sebelum pekerjaan finishing plesteran dan tiles


dilaksanakan.

d. Pekerjaan Pasangan antara lain :

1. Bak air mandi

• Untuk pekerjaan pemasangan bak air mandi keseluruhan yang


ditentukan dari pasangan, digunakan pasangan batu merah 1Pc : 3Ps
dilapis ubin keramik 20/25 Asia Tile, bentuk ukuran, penempatan harus
sesuai dengan rencana gambar.

Persyaratan pemasangan :

• Untuk pemasangan batu merah harus sesuai dengan persyaratan seperti


uraian terdahulu juga pemasangan ubin keramik harus dengan
persyaratan yang sama.

• Penggunaan bak air mandi di luar ketentuan-ketentuan dalam bab ini


akan diatur/dijelaskan kemudian.
2. Pekerjaan Zink put / Septictank

• Pekerjaan pembuatan harus dengan bentuk ukuran dan cara


pelaksanaan sesuai dengan rencana gambar.

Pasal 16. PEKERJAAN PENGECATAN


1. Bahan Ketentuan-ketentuan Umum :

a. Semua bahan cat harus diperoleh dari leveransir yang telah disetujui Perencana
melalui Pengawas Lapangan. Semua cat yang digunakan ICI.

b. Semua cat harus dipergunakan dan betul-betul sesuai dengan instruksi pabriknya.

Juga dempul plamour dan cat dasarnya harus dikeluarkan dari pabrik yang sama
untuk masing-masing lapisan pemakaian. Tidak boleh mencampurkan bahan-bahan
pengering atau bahan-bahan lain kedalam cat jika tidak disarankan oleh pabrik cat
yang bersangkutan.

c. Cat yang akan digunakan berada dalam kaleng-kaleng yang masih disegel, tidak
pecah atau bocor dan mendapat persetujuan Pengawas. Pemborong utama
bertanggung jawab bahwa warna dan bahan cat adalah tidak palsu dan sesuai
dengan persetujuan Perencana/Pengawas.

d. Sebelum dipakai harus diaduk sampai semua yang mengendap larut. Bila perlu
diencerkan dengan bahan pengencer dengan bahan dan proporsi sesuai dengan
rekomendasi pabrik yang bersangkutan.

2. Bahan dan ketentuan-ketentuan khusus :

a. Cat pekerjaan aluminium (EMCO)

b. Cat pekerjaan baja/besi (EMCO)

Lapisan cat dasar harus yang mengandung oxid merah.

Lapisan penyelesaian (finish) harus yang mengandung syntetic resins, yang khusus
untuk disesuaikan untuk pekerjaan tersebut.
c. Cat dinding tembok :

Cat untuk dinding luar (eksterior) dipakai cat jenis Weatershield dan dalam (interior),
kolom, langit-langit dan sebagainya harus memakai cat emulsi, berdasarkan alkyd
resins, dengan cat dasarnya yang tahan alkali seperti yang telah ditentukan.

d. Pekerjaan pengecatan tidak boleh dimulai :

1. Sebelum dinding atau bagian yang akan dicat selesai diperiksa dan disetujui
oleh Pengawas.

2. Sebelum bagian-bagian yang retak, pecah atau kotoran-kotoran dibersihkan.

3. Apabila dinding atau bagian yang akan dicat ternyata masih basah, lembab atau
berdebu.

4. Sebelumnya didahului membuat percobaan pengecatan pada dinding atau


bagian-bagian yang akan dicat.

3. Daftar bahan-bahan :

Setelah kontrak ditanda tangani, Pemborong harus secepatnya, tapi tidak kurang dari 1
(satu) bulan sebelum memulai pekerjaan pengecatan, mengajukan daftar dari semua
bahan-bahan yang akan dipakai untuk pekerjaan pengecatan dan dekorasi kepada Pemberi
Tugas. Semua bahan- bahan harus disetujui oleh Pemberi Tugas.

4. Pemilihan Warna :

Semua warna harus dipilih Arsitek Perencana, Owner dan Pemborong harus mengadakan
contoh warna-warna yang disetujui.

5. Persiapan Umum :

a. Sebelum meneruskan pekerjaan pengecatan dan plituran dan lain-lain harus dicuci
dan dijaga agar tidak ada debu beterbangan.

b. Semua permukaan yang akan dicat harus dipersiapkan sesuai dengan cara yang telah
disetujui dan diuraikan dalam bab-bab yang relevan. Dalam pelaksanaan pekerjaan
ini harus disediakan banyak lap-lap bersih.

6. Pengecatan tembok :

Terutama dikerjakan pada plesteran, baik bagian luar maupun dalam.

a. Persiapan :
Biarkan permukaan mengering sebaik mungkin, jika terdapat
pengkristalan/pengapuran bersihkan dengan lap kering kemudian dengan lap basah
dan biarkan selama 48 jam. Bila pengkristalan/pengapuran masih terjadi, ulangi lagi
cara diatas sampai proses pengkristalan/ pengapuran tersebut berhenti.

Bersihkan permukaan dari debu, kotoran dan persikan plesteran dan sebagainya.
Perbaiki retakretak serta kerusakan lainnya dan biarkan mengering.

b. Pelaksanaan

Semua pengecatan tembok harus sesuai dengan cara dan prosedur dari pabrik
pembuat.

7. Pengecatan Aluminium :

a. Persiapan :

Biarkan aluminium mengering sebaik mungkin bersihkan permukaan dari debu,


kotoran dan sebagainya. Biarkan permukaan mengering sebaik mungkin, jika
terdapat pengkristalan/pengapuran bersihkan dengan lap kering kemudian dengan
lap basah dan biarkan selama 48 jam. Bila pengkristalan/pengapuran masih terjadi,
ulangi lagi cara diatas sampai proses pengkristalan/pengapuran tersebut berhenti.

Bersihkan permukaan dari debu, kotoran dan persikan plesteran dan sebagainya.
Perbaiki retakretak serta kerusakan lainnya dan biarkan mengering.

b. Pelaksanaan

Semua pengecatan aluminium harus sesuai dengan cara dan prosedur dari pabrik
pembuat.

8. Keahlian :

a. Pekerjaan pengecatan hanya boleh dilaksanakan oleh orang-orang yang sudah ahli
dan berpengalaman dalam bidang ini.

b. Seorang mandor yang benar-benar cakap harus mengawasi di tempat tersebut


selama pekerjaan dilaksanakan.

c. Pemborong utama bertanggung jawab atas hasil pengecatan yang baik dan harus
mengatur waktu sedemikian rupa sehingga terdapat urutan- urutan yang tepat mulai
dari pengerjaan dasar (Under coats) sampai dengan pengecatan akhir (finishing
coats).

d. Pekerjaan pengecatan dianjurkan untuk dikerjakan oleh tenaga-tenaga dari mana cat
tersebut diproduksi atau ke painting khusus.

e. Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari Pengawas dan pabrik
pembuat cat tersebut serta mendapat persetujuan

Pengawas.

9. Bahan yang harus disediakan untuk masa pemeriharaan :

a. Setelah pekerjaan pengecatan selesai, Pemborong harus menyimpan sejumlah cat


yang terpilih untuk persediaan jika ada perbaikan- perbaikan yang dikehendaki
selama masa pemeliharaan.

Pada waktu penyerahan pekerjaan kedua kalinya (final), Pemborong harus


menyerahkan kepada Pemberi Tugas cat-cat untuk finishing menurut jumlah-jumlah
sesuai daftar berikut ini.

Pasal 17. PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA DAN LAIN-LAIN


1. Lingkup Pekerjaan

a. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan- bahan yang
diperlukan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan pengangkutan yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan ini sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
maksimal.

b. Meliputi Pekerjaan :

1. Kusen pintu dan jendela aluminium dan jendela kaca.

2. Pintu aluminium dan pintu kaca.Pelaksanaan

1. Harus dilakukan pengukuran di tempat pemasangan. Bila terdapat kelainan-


kelainan agar segera dilaporkan kepada Direksi Lapangan untuk mendapat
persetujuan perubahan- perubahannya.

2. Pemborong harus membuat gambar rencana pembuatan untuk dimintakan


persetujuannya lebih dahulu dari Direksi Lapangan.

3. Di atas kosen pintu dan jendela, harus dipasang balok beton bertulang (latei).

4. Alat Perlengkapan Pintu dan Jendela

a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan
daun pintu / daun jendela seperti kunci, engsel dan alat-alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik
dan sempurna.

2. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh


pemasangan pada daun pintu aluminium, dan daun jendela aluminium seperti
yang ditunjukkan / disyaratkan dalam detail gambar.
b. Bahan-bahan

Semua pintu menggunakan peralatan kunci merk Fino, untuk komponen sebagai
berikut : Lock cae Cylindr Handle Back Plate Engsel (Butt Hinges) Handle pengunci
daun jendela kaca interlock

c. Persyaratan Bahan

1. Semua "hardware" yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang


tercantum dalam buku spesifikasi Teknis Bila terjadi perubahan atau
penggantian "hardware" akibat dari pemilihan merk, Pemborong wajib
melaporkan hal tersebut kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

2. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.

3. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.

4. Pemborong wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)


berdasarkan gambar dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan
di lapangan.

Di dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus yang
belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar Dokumen Kontrak sesuai
dengan standar spesifikasi pabrik.

d. Contoh-contoh

1. Setelah pekerjaan diberikan, Pemborong harus menyerahkan daftar alat


penggantung dan kunci dalam tiga rangkap untuk meminta persetujuan Direksi
Lapangan seperti daftar perlengkapan pintu terlampir.

2. Daftar tersebut harus memuat hal-hal sebagai berikut : No. referensi, Nama
barang, Nama Produsen dan No. katalog dari yang diusulkan berikut data
mengenai kekuatan engsel, kekuatan ayun dan lain-lain.

3. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari plat
alumunium berukuran 3 x 6 cm dengan tebal 1 mm.

Tanda pengenal ini dihubungkan dengan cincin nikel ke setiap anak kunci.

e. Pekerjaan Engsel

Untuk pintu-pintu panil pada umumnya menggunakan engsel pintu merk lokal,
warna standar, dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk setiap daun dengan
menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel,
jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu,
tiap engsel memikul maksimal 20 kg.

f. Persyaratan Pelaksanaan

• Engsel atas dipasang + 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.

• Engsel bawah dipasang + 35 cm (as) dari permukaan bawah pintu. Engsel


tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.

• Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang + 28 cm dari permukaan
pintu, engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.

• Penarik pintu (door pull) dipasang 105 cm (as) dari permukaan lantai.

• Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer harus rapi, lurus
dan sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Pengawas, apabila
hal tersebut tidak tercapai, Pemborong wajib memperbaiki tanpa tambahan
biaya.
1. Pekerjaan Kaca

a. Penggunaan :

Seluruh penggunaan kaca eksterior kecuali ada ketentuan lain menggunakan jenis
Ryben 5 mm ex Asahi Mas / setara, dengan pemasangan sesuai dengan kebutuhan
atau rencana gambar. Khusus pada pintu utama digunakan kaca tebal 8 mm, sedang
kaca lain- lainnya dengan ketebalan 5 mm, sedangkan pada kaca jendela dalam
menggunakan kaca ryben 5 mm.

b. Bahan :

Kaca harus standar dari pabrik yang disetujui dan yang tebalnya seperti disebutkan
dalam gambar, kaca harus plat, rata dan jernih dan tidak ada bintik-bintik / noda-
noda lainnya.

c. Membersihkan dan memperbaiki :

1. Semua kaca yang selesai dipasang harus diberi tanda silang dengan kertas
ditempel dengan lem. Hal tersebut dimaksud untuk menghindari benturan-
benturan akibat salah masuk.

2. Setelah selesai dipasang dan akan diserahkan yang ke I, kaca harus dibersihkan,
yang retak/pecah atau gores-gores harus diganti dengan yang baru.
2. Railling tangga

1. Dikerjakan untuk seluruh railling tangga sesuai dengan rencana gambar, sedang
bentuk, ukuran dan cara pelaksanannya sesuai dengan spesifikasi teknis.

2. Persyaratan pelaksanaan harus betul-betul kuat, rapi .

3. Bahan yang dipergunakan adalah stainless steel sesuai gambar.

PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL


Pasal 18. KETENTUAN UMUM
1. Ketentuan Pemborong

Pemborong atau Sub Pemborong untuk Pekerjaan Instalasi Mekanikal dan Elektrikal harus
memenuhi syarat-syarat dan ketentuan sebagai berikut :

1. Harus mempunyai izin-izin kerja yang masih berlaku, antara lain : Instalasi listrik
dan penangkal petir.
• TDR dari Bekasi

• SIKA/SPI dari PLN bekasi


• TDR dari Bekasi

• Ijin Kerja dari PDAM Bekasi

2. Pemborong atau sub Pemborong harus melaksanakan pekerjaan Instalasi Mekanikal


dan Elektrikal berdasarkan dan sesuai dengan :

Ketentuan Umum ini Uraian dan Ketentuan teknis Gambar- gambar bestek
etentuan administrasi Perintah Konsultan Pengawas di Lapangan baik tertulis
maupun lisan.
2. Peraturan dan syarat-syarat umum, dasar peraturan dan persyaratan untuk pemasangan
instalasi adalah :

a. Untuk Instalasi Listrik :

Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia 2000 (PUIL 2000). Peraturan


Instalasi Listrik (Menteri PU dan T No. 023PRT1978).
Syaratsyarat penyambungan listrik (Menteri PU & T No. 024PRT/1978).

Pedoman Pengawasan instalasi listrik, Departemen Tenaga Kerja dan


Transmigrasi No. 59/PD/1980.

Peraturan yang dikeluarkan oleh Departemen atau Lembaga Pemerintah yang


berwenang dan telah diakui penggunaannya, diataranya dari Departemen
Pekerjaan Umum, yaitu :
• Standar NFC, VDE/DIN, AVE, VDE, BS, WEMA, JIS.

• Standar penerangan buatan di dalam gedung-gedung 1978, Dit. Jen.


Cipta Karya, Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan.

• Penerangan alami siang hari dari bangunan 1981, Dit. jen. Cipta Karya,
Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan.

b. Untuk Instalasi Plumbing

Pedoman Plumbing Indonesia 1979 (PPI 1979)

Peraturan Pokok Teknik Penyehatan Mengenai Air Minum dan Air Buangan :
Rancangan 1968 (Direktorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat Teknik
Penyehatan).

Ketentuan dari PAM Setempat.

f. Untuk Instalasi Penangkal Petir

PUIL 1987

Pedoman Instalasi Penyalur Petir Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi


Nomor 28/DP/1978.

Pedoman Perencanaan penangkal petir SKB1.5.53.1987/UDC 699.887.2.

3. Pelaksanaan Pekerjaan dan Bahan

Ketetuan tentang pelaksanaan pekerjaan dan bahan :


a. Lingkup Pekerjaan

Pemasangan peralatan dan instalasi mekanikal dan elektrikal.

Pengurusan izin-izin sampai memperoleh izin/sertifikat yang diperlukan kepada


Badan/jawatan yang berwenang untuk instalasi mekanikal dan elektrikal PLN, Jawatan
Keselamatan Kerja.

Melakukan pemeriksaan/testing atas instalasi dan peralatan yang terpasang.

Melatih petugas-petugas yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas hingga mengenai betul seluruh
instalasi.

Penyambungan PLN.

b. Penjelasan Umum Pekerjaan :

Semua ketentuan mengenai pemasangan instalasi yang berlaku umum dimana tidak
ditentukan lain adalah tetap mengikat. Pemborong dianggap mengetahui ketentuan-
ketentuan ini.

Jika di dalam melaksanakan ternyata salah satu bagian instalasi yang sukar/tidak dapat
dilaksanakan, maka hal tersebut harus segera dibicarakan dengan Konsultan Pengawas.

Untuk menentukan prosentase dari pekerjaan yang telah dilaksanakan, Pemborong


diwajibkan membuat laporan tertulis harian dan mingguan dari apa yang telah dipasang dan
dimintakan pengesahan kepada Konsultan Pengawas.

Syarat mengenai bahan :

Semua bahan disediakan oleh pihak Pemborong.

Bahan/material yang akan dipasang terlebih dahulu harus memenuhi syarat dandiserahkan
contoh untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.

Apabila peralatan tersebut menurut pendapat Konsultan Pengawas tidakmemenuhi syarat,


maka Pihak Pemborong harus segera menyingkirkan bahan- bahan tersebut dan
menggantikannya dengan yang baru.

d. Syarat Keselamatan Kerja

Dalam pelaksanaan harus diperhatikan adanya alat-0alat keselamatan kerja yang memenuhi
syarat-syarat / peraturan perburuhan, di samping syarat-syarat indikator yang dapat mengukur /
menunjukkan adanya tegangan / arus listrik.

e. Serah terima pekerjaan


Pekerjaan dapat dianggap selesai dan diterima apabila dalam penyerahan tersebut telah
dilakukan test dan telah dinyatakan baik oleh Konsultan Pengawas.

Pada waktu serah terima pekerjaan, Pemborong harus menghadiri dan memberikan
penjelasan-penjelasan sehingga memungkinkan penerimaan oleh pihak Pemberi Tugas.

f. Gambar Revisi :

Pemborong diwajibkan untuk membuat gambar-gambar revisi instalasi yang dipasang/as built
drawing untuk :

Arsip Pemberi Tugas Keperluan pengurusan


izin-izin.

Pasal 19. PERSYARATAN TEKNIS INSTALASI LISTRIK

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan Instalasi Listrik adalah pengadaan dan pemasangan termasuk testing dan commisioning
peralatan dan bahan, bahan-bahan utama, bahan-bahan pembantu dan lain-lainnya, sehingga
diperoleh instalasi listrik yang lengkap dan baik serta diuji dengan seksama siap untuk
dipergunakan dan baik instalasi tenaga maupun instalasi penerangan.

Pengadaan dan pemasangan yang terdiri dari :

• Panel.

• Panel pembagi utama

• Sub panel

• Panel-panel cabang sesuai single line diagram.

• Kabel.

• Kabel utama dari papan pembagi utama ke jaringan PLN.

• Kabel pembagi dari MDP ke panel.

• Pengawatan dan peralatan dari sub panel ke pemakaian.

• Lampu-lampu (lightning fixtures, exit lightning dan emergency lightning).

• Pentanahan.

b. Testing dan Commissioning.


2. Elektrode Konduktor Pengetanahan
3. Persyaratan teknis sistem distribusi listrik Tegangan Rendah

Panel distribusi utama tegangan rendah ini terdiri atas panel distribusi utama tegangan rendah (LVMDP)
dan panel-panel cabang sesuai gambar one line diagram.

4. Persyaratan Bahan

a. Panel Listrik

• Panel dibuat dari besi plat dengan tebal 1,6 mm untuk sub panel, dan 2 mm untuk papan
pembagi utama.

• Panel harus mempunyai pintu dan dilengkapi dengan kunci tanam jenis master key.

• Panel harus dicat dengan 2 kali cat dasar dan 3 kali cat akhir dengan jenis cat duco, warna
cat akhir akan ditentukan setempat.

• Panel-panel buatan pabrik pembuat panel Indonesia.

• Komponen-komponen panel seperti MCCB, MCB Zekering NH Fuse Disconnecting switch,


Pilot Lamp & Circuit Breaker, harus buatan Merlin Gerin.

b. Kabel

Jenis kabel yang dipergunakan adalah sebagai berikut :

System Jenis kabel

• MDP NYY

• MDPSub Panel NYY

• Kabel untuk kotakkontak khusus NYY

• Kabel penerangan dan kotak-kontak biasa NYM

• Kabel lampu luar bangunan NYY

Kabel produksi dalam negeri yang sudah mendapat sertifikat dari LMK/SPLN. Penarikan
kabel NYM dalam pipa PVC ex egatype AW. diatas kabel duct.
c. Lampu-lampu (Lighting Fixtures)

Merk dan jenis yang dipergunakan adalah sbb : Lampu TL


• Lampu tabung merk Philips type cool day light.

• Ballast Elektronik merk Philips.

• Body lampu dibuat dari flat baja dengan ketebalan 0,7 mm dan dicat dengan cat bakar,
warna putih merk LOMM.

• Lampu holder (fitting lampu) buatan Philips. Lampu Pijar


Philips.
Lampu langit-langit buatan Simplex.

d. Saklar dan Kotak-kontak :

Merk yang dipergunakan adalah Nasional/ Panasonik.

5. Persyaratan Pemasangan

a. Panel

Konstruksi, penempatan peralatan dan kabel harus rapi kuat terpasang, aman dan mudah
diperbaiki.

Tiap-tiap panel harus ditanahkan dengan tahanan pentanahan maksimal 5 Ohm diukur
setelah tidak hujan selama dua hari.
b. Kabel

Kabel Utama

• Pemasangan kabel memenuhi persyaratan dari pabrik kabel dan persyatan umum
yang berlaku.

• Semua penarikan kabel harus menggunakan sistem roll untuk memudahkan pekerjaan
dan kabel tidak rusak karena tekukan dan puntiran.

• Sebelum penarikan kabel dimulai, Pemborong harus menunjukkan kepada Direksi


pekerjaan alat roll tersebut serta alat-alat lainnya.

• Setiap kabel distribusi yang berada dalam bangunan tidak boleh ada sambungan.

• Semua penyambungan kabel ke terminal busbar di panel harus menggunakan kabel


schoen dengan sistem press dan dipatri.

• Pemasangan kabel harus rapi, lurus dan kuat terpasang pada bagian bangunan.

• Konduit kabel mempunyai diameter minimum 2.5 x diameter kabel.

Kabel dalam bangunan

• Kabel-kabel yang turun ke kotak kontak dan saklar harus menggunakan konduit PVC
Ega.

• Tiap-tiap penyambungan kabel harus berada dalam terminal box metal ex LICO dan
lilitan penyambungan kabel tersebut ditutup dengan las dop 3 m.

• Jalur kabel di atas langit-langit yang lebih dari dua jalur harus berada di atas rak kabel
yang dibuat dari besi siku, besi plat (jenis nobi) dengan lebar dua kali jumlah lebar
kabel.

• Kotak kontak harus dipasang 30 cm dari lantai, khusus untuk pada lantai dasar tinggi
stop kontak 60 cm dari lantai.

Kapisitas kotak kontak 10 cmp, dan untuk kotak kontak khusus 16 amp.

• Sakelar harus model tanam, dipasang 130 cm di atas lantai, kapasitas 6 amp, dan 10
amp.

• Tiap group penerangan diperkenankan maksimum 12 titik nyala.

• Semua instalasi di dalam ruangan harus merupakan pemasangan tanah (inbow).

c. Lampu-lampu

Lampu-lampu harus terpasang kuat pada bangunan tetapi harus mudah dibuka. Harus
dipasang dengan ketinggian yang sama.
Harus dipasang dengan lurus sejajar dengan bagian bangunan pada arah vertikal maupun
horisontal.
6. Commissioning dan testing

• Kabel-kabel distribusi sebelum disambung ke peralatan harus diukur tahanan isolasinya.

• Setelah semua instalasi selesai dipasang aliran listrik telah dimasukkan, maka jaringan instalasi
harus ditest terhadap group-group yang telah dipasang apakah telah

sesuai dengan gambar.

• Setelah jaringan dibebani beban terhadap masing-masing fase. Semua bahan-bahan peralatan
dan tenaga yang diperlukan selama testing, balancing commision dan perbaikan, atas kerusakan
yang timbul sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemborong.

7. Dokumentasi Instalasi

• Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan oleh Pemborong kepada Pemberi Tugas, Pemborong
diwajibkan untuk menyerahkan dokumentasi-dokumentasi sebagai berikut:

• Gambar-gambar instalasi terpasang (as built drawing) yang telah diperiksa oleh Direksi Pekerjaan.

• Buku instruksi pemakaian dan pemeliharaan untuk peralatan-peralatan.

• Keterangan hasil baik pemeriksaan instalasi listrik dari PLN.

• Berita Acara hasil Testing.

Pasal 20. PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING


1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan Plumbing adalah pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan, bahan-bahan utama,


bahan-bahan pembantu dan lain-lain sehingga diperoleh instalasi plumbing yang lengkap dan baik serta
diuji dengan seksama & siap untuk dipergunakan, yaitu terdiri dari :

a. Alat-alat Sanitair :

Closet

Meja cuci tangan (washtafel) Floor Drain


Floor Clean Out (type lantai)

b. Sistem Air Bersih

Pemipaan air bersih dari saluran PDAM langsung di distribusikan ke lantai dasar dan lantai
2.
c. Sistem Air Kotor dan Air Bekas

Pemipaan air kotor/air bekas dari semua closet, sampai ke septicktank dan resapan. Dan zink, (bak
cuci piring) dan floor drain sampai ke saluran primer / saluran air kota (sungai).

d. Pipa ventilasi dari semua titik ventilasi ke udara luar.

e. Pipa Air Hujan :

Pemipaan dari atap gedung sampai selokan air hujan. Selokan air
hujan.

0 Sistem air bersih dan kotor:

Sistem air bersih : Pipa


• Pipa air bersih dipergunakan galvanized steel pipe BS 1387 class
medium, sekualitas ex BAKRIE & BROTHERS.

• Fitting T6

o Untuk fitting pipa galvanized digunakan galvanized maleable iron 150 spi,
screw type.

• Valve.

o Untuk valve sampai dengan diameter 2 1/2" dipergunakan bronze 150 spi,
screw end, untuk valve 3 keatas dipergunakan sekualitas cast iron 150 spi,
flanged and ex KITAZAWA.
Sistem air kotor dan air bekas

Pemipaan air kotor/air bekas dan vent di sini dipergunakan bahan-bahan sebagai berikut :

• Untuk pipa digunakan pipa PVC sekualitas merk Wavin Klas AW, dengan sambungan
lem.

• Untuk fitting pipa dipergunakan PVC injection moulding sesuai dengan merk pipa.
Belokan pada saluran utama harus menggunakan long radius bend.

• Jenis lem yang dipergunakan harus sesuai dengan spesifikasi pabrik.

• Semua Junction harus menggunakan 45 TY dan 45 bend kecuali untuk vent.

Talang air hujan & Saringan

Pipa talang disini digunakan bahan sebagai berikut :

• Untuk pipa dipergunakan pipa PVC klas AW Wavin atau setara

• untuk fitting digunakan PVC klas AW Wavin atau setara.

Saringan talang dapat dipesan dengan bahan besi cor atau dibuat dengan menggunakan pipa
galvanized sesuai gambar.
c. Persyaratan pemasangan

• Semua pipa harus dipasang lurus dan sejajar dengan dinding/bagian dari bangunan pada
arah horisontal maupun vertikal.

• Semua pemasangan harus rapi dan baik.

• Semua pipa harus digantung/ditumpu dengan menggunakan penggantung dan penumpu


yang kuat dari metal sesuai dengan ukuran pipanya, sehingga pipa tidak melentur.

• Semua pipa yang menembus konstruksi bangunan. Pemborong harus minta persetujuan
Konsultan Pengawas.

• Pemborong harus menyediakan pipa sleve untuk pipa-pipa yang menembus bangunan.

• Pipa besi yang ditanam dalam tanah harus dilapis asphalt dan kain goni.

• Kemiringan pipa air kotor/air bekas adalah ± 2 % ke arah zink put.

• Pipa PVC dalam tanah harus bebas dari benda-benda keras/di atas pasir sehingga
kemiringan dapat rata.

• Pipa air bersih dan pipa air kotor tidak boleh diletakkan pada lubang galian yang sama.
d. Pengujian

Setelah semua pemipaan selesai dipasang maka perlu diadakan pengujian kebocoran pipa
atas seluruh instalasi sehingga sistem dapat berfungsi dengan baik, memenuhi persyaratan
sbb. :

. Tekanan uji Waktu Pen.bahan max. uji


• Instalasi air bersih 8 kg/ cm2 24 jam 5 % air

• Instalasi pipa sanitasi 2 kg/ cm2 2 jam 5 % air

Setelah pengujian terhadap kebocoran selesai, maka diadakan pengujian terhadap sistem
dengan cara menjalankan sistem sekaligus selama 4 x 8 jam terus menerus tanpa mengalami
kerusakan.

Semua pengujian harus dilaporkan tertulis dan ditanda tangani Konsultan Pengawas.

Semua kerusakan yang timbul akibat proses pengetesan dibebankan kepada Pemborong
Plumbing.
e. Disinfeksi

Pemborong harus melaksanakan pembilasan dan disinfeksi dari seluruh instalasi air bersih
sebelum diserahkan kepada Pemilik.

Disinpeksi dilakukan dengan memasukkan larutan chlorine kepada sistem pipa dengan
metode yang disetujui pemilik. Dosis chlorine ialah 50 ppm.

Setelah 16 jam sistem tersebut harus dibilas dengan air bersih sehingga kadar chlorine
menjadi tidak lebih 0,2ppm.
f. Pembersihan

Semua bagian yang tampak kelihatan dari luar harus dibersihkan dari kotoran- kotoran.
Bagian yang dilapis chlorine plated harus digosok sehingga bersih dan mengkilap.

Semua pipa yang tampak exposed dan tidak dilapis chlorium harus dicat dengan warna
berlainan agar mudah dikenali satu dengan yang lainnya. Untuk ini Pemborong harus
berkonsultasi dengan Pemilik.

Pasal 21. PERATURAN-PERATURAN DAN SYARAT-SYARAT YANG DIGUNAKAN

Peraturan Umum yang digunakan :


I. A.V. (Algemene Voor Waarden Voor de Uit Voering by Aaneming Van Openbare Werken in
Indonesia tanggal 28 Mei tahun 1941 No. 9 dan tambahan Lembaran Negara No. 14571.
II. Peraturan beton bertulang Indonesia (PBI) NI2 / 1971.
III. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan NI3 / 1970.
IV. Peraturan Konstruksi Aluminium Indonesia Ni5 / 1961.
V. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) NI6 / 1977.
VI. Peraturan Plumbing Indonesia tahun 1979.
VII. Peraturan Semen Portland Indonesia NI18 / 1970.
VIII. Peraturan Cat Indonesia NI4 tahun 1961.
IX. Peraturan Bangunan Nasional yang berlaku.
X. Undangundang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
XI. Peraturan Muatan Indonesia NI18 / 1970 dan Peraturan Pembebanan Indonesia tahun 1981.
XII. Peraturan Instalasi Penghantar Petir NI-12 tahun 1964.
XIII. Dan lainlain peraturanperaturan yang berlaku dan dipersyaratkan berdasarkan normalisasi di
Indonesia.

Pasal 22. PEKERJAAN LAIN-LAIN :


I. Semua bahan dan alat-alat perlengkapan yang akan diperoleh atau dipasang pada bangunan ini
sebelum dipergunakan harus diperiksa dan diluluskan oleh Direksi.
II. Apabila diperlukan pemeriksaan bahan, maka biaya pemeriksaan ditanggung oleh Pemborong.
III. Dokumen pelaksanaan, Gambar, RKS, BQ, Berita acara aanwijzing merupakan dokumen yang
saling melengkapi.
IV. Jika ada perbedaan antara gambar dan RKS, gambar petunjuk dan gambar detail maka segera
dilaporkan untuk diputuskan dengan tetap mengindahkan kepentingan bangunan itu sendiri.
V. Apabila ada hal yang tidak tercantum dalam gambar maupun RKS tetapi itu mutlak dibutuhkan,
maka hal tersebut harus dikerjakan / dilaksanakan.
VI. Hal-hal yang belum tercantum dalam uraian-uraian dalam Pasal-Pasal RKS ini akan dijelaskan
dalam Aanwijzing.
DAFTAR SPESIFIKASI TEKNIS RUKO
TINGGAL 2 LANTAI BEKASI
TAHUN 2020

ARSITEKTUR

1. Penutup Atap Spandel Metal Pasir


2. Lantai Keramik 40/40 Platinum
3. Lantai Keramik 40/40 anti selip Platinum
4. Lantai Keramik 20/20, 30/30 Platinum
5. Dinding Keramik 20/25 Platinum
6. Plafond Gypsum t=9mm rangka Jaya Board
aluminium
7. List Plafond Gypsum Jaya Board
8. Sanitair TOTO
9. Cat Eksterior ICI weathershield
10. Cat Interior ICI
11. Cat Aluminium/Besi ICI
12. Kaca Interior Asahimas setara
13. Assesoris Pintu FINO
14. Assesoris Jendela FINO
15. Kran San ei
16. Floor Drain San ei

MEKANIKAL / ELEKTRIKAL
1. Panel / MCB Merlin Gerin
2. Kabel Kabelindo
3. Lampu Philip
4. Armateure Lampu LOMM
5. Stop Kontak / Saklar National
6. Pompa Grundfos
7. Pipa air bersih GIP PPI
8. Pipa PVC & Fitting PVC Wavin
9. Pipa Galvanis PPI
STRUKTUR
Mutu Beton K-250 kg/cm2 memenuhi syarat –
1. syarat PBI 71, dan
SK SNI T – 15 - 1991 - 03
Semen PC Portland cement jenis II (
2. sesuai NI 8 - 1972 atau
type I ASTM memenhi S400)
3. Besi beton U 24 < Ø 12 mm dg fy = 240 mpa
U 32 > Ø 16 mmdg
fy = 320 mpa
4. Kuda – kuda Aluminium Aluminium bengkirai
5. Pasir Sesuai syarat SKSNI T–15–
1991-03
6. Kricak Dimensi max 2,5 cm sesuai
syarat SKSNI T–15–1991-03

Anda mungkin juga menyukai