Anda di halaman 1dari 4

Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor BAPPEDA (DBH Pusat)

Pasal 9
PEKERJAAN SITE DEVELOPMENT

9.1 PEKERJAAN JALAN DAN PARKIR

9.2.1. Pengendalian Pekerjaan


Secara umum, pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan standar yang berlaku
dalam Pekerjaan Jalan Bina Marga.

9.2.1. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan ini meliputi:
- Penyiapan badan jalan dan parkir dengan cara melakukan pengerukan pada daerah yang
mempunyai ketinggian atau elevasi melebihi dari rencana yang ada.
- Atau melakukan penimbunan pada daerah yang belum mempunyai elevasi sesuai rencana dengan
cara mendatangkan material dari luar.
- Melakukan pemadatan pada area jalan dan parkir
- Penghamparan dan pemadatan sirtu secara berlapis dan pasir urug.
- Pemasangan Paving Block
- Pemasangan Cansteen
- Dan lain-lain sesuai petunjuk Pengawas dan Direksi.

9.2.1. Pelaksanaan Pekerjaan

Jalan dan Parkir:

- Terlebih dahulu harus dilakukan pembersihan permukaan tanah dari bahan / material organic
atau tanah humus dengan cara mengikis sampai pada kedalaman tanah asli.
- Melakukan pengerukan tanah yang dianggap melewti peil rencana.
- Menimbum daerah yang belum mencapai elevasi rencana dan memadatkannya lapis perlapis,
dengan ketebalan tiap lapisannya tidak melebihi 20 cm
- Penyiraman dengan Watertank Truck harus dilakukan dalam proses pemdatan bilamana kadar
air tidak seperti yang disebutkan pada point dibawah ini.
- Pemadatan dari urugan tanah harus dilaksanakan dengan kadar air dari material berada dalam
rentang kurang dari 3% sampai lebih dari 1% dari kadar air optimum. Kadar air optimum harus
didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan kering maksimum yang diperoleh bila tanah
dipadatkan sesuai dengan AASHTO T 99.
- Melakukan pemadatan pada area jalan dan parkir dengan menggunakan alat pemadat serta
alat pendukung lainnya seperti:

 Motor Greder (>100 HP)


 Roller Three Wheeled (8 – 12 Ton)
 Water Tank Truck (3000 – 4500 Ltr)
 Dan juga Buldozer (100 – 150 HP) bila diperlukan

- Pemadatan harus dilakukan pada daerah tanah asli atau tanah yang sudah digali untuk
mendapatkan elevasi rencana dan pada tanah timbunan yang didatangkan dari luar.
- Alat pemadat yang digunakan adalah vibrator roller 8 s/d 12 ton dengan cara menggilas
- Menghampar dan memadatkan sirtu lapis per lapis dengan tebal lapisan maksimal 15 cm
disertai dengan penyiraman.
- Di atas lapisan perkerasan sirtu yang telah dipadatkan, selanjutnya dihampar urugan pasir,
disiram sampai jenuh air dan dipadatkan kemudian dipasangkan paving block K400.
- Mutu paving block harus disertai dengan surat jaminan mutu dengan uji laboratorium.
- Peil dan ukuran harus dibuat sedemikian rupa, mengukuti kemiringan yang ada sehingga air
dapat mengalir pada permukaan jalan.

Rencana Kerja & Syarat – Syarat (RKS) 75


Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor BAPPEDA (DBH Pusat)

- Ukuran, detail dan peil seperti terlihat pada gambar kerja

Cansteen

- Memasang bowplank sesaui dengan rencana.


- Melakukan pekerjaan galian untuk mendudukkan cansteen dan car stopper, kedalaman dan
ukuran disesuaikan dengan petunjuk gambar.
- Mengurug pasir dan selanjutnya memasang cansteen dan car stopper. Untuk bagian nat atau
pengikat satu sama lainnya, diisi dengan bahan pengisi dari campuran plesteran 1:2 yang
dibuat dengan model tenggelam (nat cekung)
- Mengurug tanah samai rata dan dipadatkan dengan kepadatan CBR minimal 98% dari
kepadatan maksimun.

9.2.1. Material Timbunan

Sumber Material

Bahan urugan harus dipilih dari sumber yang disetujui sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam
AMDAL dan Pengguna Jasa serta disetujui oleh Direksi Teknik.

Timbunan / Material Pilihan


a. Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan biasa harus terdiri dari bahan galian tanah
atau bahan galian batu yang disetujui oleh pihak Direksi.

b. Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas tinggi yang
diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut AASHTO M145 atau sebagai CH menurut ”Unified
Casagranda Soil Clasifiaction System”. Bila penggunaan tanah berplastisitas tinggi tidak dapat
dihindarkan, bahan tersebut harus digunakan hanya pada bagian dasar dari timbunan atau
pemnimbunan kembali yang tidak memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang tinggi.

c. Tanah sangat expensiv yang memiliki nilai aktif lebih besar dari 1,25, atau derajat
pengembangan yang diklasifikasikan AASHTO T258 sebagai ”very high” atau ”extra high” tidak
boleh digunakan sebagai bahan timbunan

Urugan Pilihan Khusus

a. Urugan hanya boleh diklasifikasi sebagai ”Urugan Pilihan Khusus” bila digunakan pada lokasi
atau untuk maksud dimana urugan pilihan khusus telah ditentukan atau disetujui secara tertulis
oleh Direksi Teknik. Seluruh urugan lain yang digunakan harus dipandang sebagai urugan
biasa (atau drainase porous bila ditentukan atau disetujui dari Spesifikasi ini).

b. Urugan yang diklasifikasikan sebagai urugan pilihan khusus harus terdiri dari bahan tanah atau
padas yang memenuhi persyaratan untuk urugan pilihan dan sebagai tambahan harus memiliki
sifat tertentu tergantung dari maksud penggunaannya, seperti diperintahkan atau disetujui oleh
Direksi Teknik. Dalam segala hal, seluruh urugan pilihan harus, bila diuji sesuai dengan
AASHTO T 193, memiliki CBR paling sedikit 20% setelah 4 hari perendaman bila dipadatkan
sampai 100% kepadatan kering maksimum sesuai dengan AASHTO T 99 dan mempunyai
Indeks Plastisitas maksimum 6%.

c. Bila digunakan dalam keadaan dimana pemadatan dalam keadaan jenuh atau banjir tidak
dapat dihindari, urugan pilihan khusus haruslah pasir atau kerikil atau bahan berbutir bersih
lainnya.

d. Bila digunakan pada lereng atau pekerjaan stabilisasi timbunan atau pada situasi lainnya
dimana kuat geser penting tetapi dijumpai kondisi pemadatan normal dan kering, urugan pilihan

Rencana Kerja & Syarat – Syarat (RKS) 76


Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor BAPPEDA (DBH Pusat)

dapat dari padas atau kerikil berlempung bergradasi baik atau lempung berpasir atau lempung
berplastisitas rendah. Tipe dari bahan yang dipilih, dan disetujui oleh Direksi Teknik akan
tergantung pada kecuraman dari lereng yang akan dibangun atau dibuang, atau pada tekanan
yang akan dipikul.

e. Bilamana ditunjukkan didalam analisa bahwa pekerjaan tersebut dilaksanakan secara mekanis
maka pemborong wajib melaksanakannya.
a. Pekerjaan ini hanya bisa dilaksanakan setelah pemborong menerima izin dari pihak
pengawas / direksi dan selama proses pelaksanaan, pekerjaan ini disaksikan dan diawasi
terus oleh pengawas / direksi.
b. Semua bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih
dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi Pengawas untuk mendapat
persetujuan. Pengajuan/penyerahan harus disertai brosur/spesifikasi dari pabrik yang
bersangkutan.
c. Apabila dianggap perlu Direksi Pengawas dapat meminta untuk mengadakan test-test
laboratorium yang dilakukan terhadap contoh-contoh bahan yang diajukan sebagai dasar
persetujuan. Seluruh biaya test laboratorium menjadi tanggung jawab kontraktor
sepenuhnya.
d. Material lain yang belum terdapat dalam persyaratan diatas, tetapi diperlukan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini harus kualitas terbaik dari jenisnya
dan harus disetujui oleh Direksi Pengawas.
e. Ukuran dari unit-unit bahan yang dipasang sesuai dengan yang disebutkan/ditunjukkan
dalam gambar, dari produk yang telah disetujui oleh Direksi Pengawas.
f. Pekerjaan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang terampil/ahli dengan hasil yang baik
dan sempurna.
g. Pekerjaan dapat dianggap selesai bilamana telah distujui oleh pengawas dan direksi dan
telah dilakukan serah terima baik secara tertulis atau lisan.

9.2.1. Pengujian Test Kepadatan


- Pengujian atau test kepadatan harus dilakukan untuk mengetahui kepadatan
jalan/parkir dengan nilai CBR min 98 %
- Standar kepadatan mengacu pada standarisasi Jalanan Bina Marga dengan
Spesifikasi setara dengan Jalan Nasional.

Catatan:
Bahan atau material yang akan dimasukkan ke lokasi atau akan digunakan pada bangunan,
terlebih dahulu harus ada pengajuan contoh (Requesheet) untuk mendapat persetujuan dari
pengawas / Direksi

9.2 PEKERJAAN CANSTEEN

9.2.1. Pengendalian Pekerjaan

Secara umum, pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan standar yang berlaku
dalam Pekerjaan Jalan Bina Marga.

9.2.1. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan ini meliputi pemasangan Cansteen, termasuk alat-alat bantu, tenaga dan
pendukungnya.

9.2.1. Pelaksanaan Pekerjaan


- Memasang bowplank sesaui dengan rencana.
- Cansteen harus mengikuti elevasi kerataan jalan, radius / jari-jari jalan.
- Melakukan pekerjaan galian untuk mendudukkan cansteen, kedalaman dan ukuran
disesuaikan dengan petunjuk gambar.

Rencana Kerja & Syarat – Syarat (RKS) 77


Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor BAPPEDA (DBH Pusat)

- Mengurug pasir dan selanjutnya memasang cansteen Untuk bagian nat atau pengikat satu
sama lainnya, diisi dengan bahan pengisi dari campuran plesteran 1:2 yang dibuat dengan
model tenggelam (nat cekung)
- Mengurug tanah samai rata dan dipadatkan dengan kepadatan CBR minimal 98% dari
kepadatan maksimun.

9.3 PEKERJAAN SALURAN

- Pekerjaan saluran meliputi penggalian, urugan kembali, pekerjaan pasangan batu gunung,
pasangan batu bata, plesteran, acian, plat beton, penutup saluran dengan grill dll (lihat BQ /
Gambar Kerja)
- Pekerjaan saluran dibuat dengan kemiringan 1:1000
- Komposisi campuran untuk pasangan batu gunung 1:4, pasangan batu bata serta plesterannya
adalah 1:2. Untuk lantai/dasar saluran menggunakan rabat beton 1:3:5 .
- Tiap perbedaan jenis saluran dibuatkan trap (elevasi) berbeda dengan saluran sebelumnnya
sebesar 5 cm.
- Untuk plat dekker, menggunakan beton mutu K225 (Lihat BQ)
- Ukuran, dimensi, peil dan detaik dapat dilihat pada gambar kerja

Rencana Kerja & Syarat – Syarat (RKS) 78

Anda mungkin juga menyukai