Anda di halaman 1dari 18

METODE PEKERJAAN

PEKERJAAN MOBILISASI
Mempersiapkan dan mengadakan peralatan-peralatan kerja dan peralatan bantu yang akan digunakan di
lokasi proyek sesuai dengan lingkup pekerjaan serta memperhitungkan segala biaya pengangkutannya dan
menjaga ketertiban dan kelancaran selama perjalanan alat-alat berat yang menggunakan jalanan umum
agar tidak mengganggu lalu lintas. Serta harus menyediakan alat-alat bantu seperti ; tenda-tenda untuk
bekerja pada waktu hari hujan, perancah (scafolding) pada sisi luar bangunan atau tempat lain yang
memerlukan, serta peralatan lainnya

PEKERJAAN PEMBERSIHAN
Untuk pekerjaan pembersihan lokasi ini, perlu diperhatikan rencana gambar dan bestek. Tanah lokasi harus
dibersihkan dari tumbuh – tumbuhan / pohon – pohon / akar – akar / tanah berhumus atau berlumpur /
bongkaran bangunan, dalam batas lokasi lebih kurang 10 meter dari rencana bouwplank Bila menurut
Konsultan Pengawas atau Kontraktor, ada tumbuh – tumbuhan dan atau pohon yang tidak perlu
disingkirkan, maka harus dikonsultasikan dengan Pemberi Tugas Tumbuh – tumbuhan dan pohon – pohon
diluar lokasi ayat tidak boleh ditebang atau dibongkar, kecuali ada izin dari Pemberi Tugas. Bila ternyata
tanah berhumus atau berlumpur bekas bahan bongkaran pada, ternyata menurut penelitian dapat
digunakan untuk tanah penghijauan dihalaman, maka tanah tersebut dikumpulkan dahulu disuatu tempat
yang tidak mengganggu pekerjaan dan penggunaannya diatur kemudian Pembersihan lokasi dinyatakan
selesai, bila telah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas Lapangan

PEKERJAAN PENGUKURAN
Untuk pekerjaan pengukuran situasi ini, perlu diperhatikan rencana gambar dan bestek. Untuk menentukan
ketepatan titik pondasi poer, titik sumbu kolom konstruksi dan lain – lain, dipergunakan alat ukur Theodolit
Untuk menentukan titik sumbu kolom / titik tengah pondasi, harus dipasang patok – patok dari kayu galam,
yang ditanam kan sedemikian rupa sehingga tidak bergerak dengan diberi cat merah dikepala galam dan
ditengah – tengah permukaan galam dipasang paku. Semua pekerjaan yang berhubungan dengan
pengukuran situasi ini, harus diketahui dan disetujui Proyek, Pengelola Proyek dan Konsultan Pengawas.
Untuk membantu ketepatan berdirinya bangunan / titik sumbu pondasi / kolom konstruksi, maka harus
dibuat konstruksi bouwplank yang kuat / tidak dapat bergeser karena pekerjaan disekitarnya Konstruksi
bouwplank dibuat dari bahan setara papan lanan berkwalitet baik dengan ukuran 3/20 cm dan tongkat dari
galam diameter 5 cm atau 7 cm panjang 3 meter dengan jarak satu sama lain adalah 100 cm dan ditanam
sedemikian rupa, sehingga tidak mudah bergerak Papan bouwplank harus diratakan dibagian atas dengan
jalan diketam sehingga lurus Papan bouwplank bagian atas harus dibuat setinggi peil lantai ± 0,00.

PEKERJAAN TANAH
GALIAN

Sebelum dimulainya pekerjaan ini pastikan mengenai rencana " Termite Control " Supaya pelaksanaannya
tidak terlambat. Dalam pelaksanaan termite control perlu diperhatikan syarat-syarat pelaksanaan dan urut-
urutan pekerjaan yang telah disepakati, demikian pula dengan alat-alat yang dipergunakan .

Yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan ini adalah :

a. Perhatikan gambar rencana pondasi sesuai dengan utizet yang telah diselesaikan
b. Berikan tanda-tanda dengan kapur letak galian pondasi sesuai dengan rencana pondasi
c. Tentukan berapa dalam galian yang dilaksanakan terhadap tinggi bouwplank untuk setiap type
pondasi
d. Check keadaan tanah, tanah urugan atau tanah asli
e. Instruksikan agar tanah hasil galian pondasi penempatannya tidak mengganggu pekerjaan pondasi
selanjutnya

PENGGUNAAN DAN PEMBUANGAN BAHAN GALIAN

Semua bahan galian tanah dan batu yang dapat dipakai bilamana memungkinkan harus digunakan
secara efektif untuk formasi timbunan atau penimbunan kembali.

a. Bahan galian yang mengandung tanah yang sangat organik, tanah gambut (peat), sejumlah besar
akar atau bahan tetumbuhan lainnya dan tanah kompresif yang akan menyulitkan pemadatan
bahan di atasnya atau yang mengakibatkan setiap kegagalan atau penurunan (settlement) yang
tidak dikehendaki, harus tidak digunakan sebagai timbunan dalam pekerjaan permanen.
b. Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan timbunan, atau tiap bahan galian yang tidak disetujui
untuk digunakan sebagai bahan timbunan, harus dibuang dan diratakan di luar Daerah Milik Jalan
(DMJ).
c. Kontraktor bertanggung-jawab terhadap seluruh pengaturan dan biaya yang diperlukan untuk
pembuangan bahan galian yang tidak terpakai atau yang tidak memenuhi syarat untuk bahan
timbunan, juga termasuk pengangkutan hasil galian ke tempat pembuangan akhir.

TIMBUNAN
Timbunan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu timbunan biasa, timbunan pilihan dan timbunan pilihan di atas
tanah rawa. Timbunan pilihan akan digunakan sebagai lapis penopang ( capping layer) untuk meningkatkan
daya dukung tanah dasar, juga digunakan di daerah saluran air dan lokasi serupa dimana bahan yang
plastis sulit dipadatkan dengan baik. Timbunan pilihan dapat juga digunakan untuk stabilisasi lereng atau
pekerjaan pelebaran timbunan jika diperlukan lereng yang lebih curam karena keterbatasan ruangan, dan
untuk pekerjaan timbunan lainnya dimana kekuatan timbunan adalah faktor yang kritis.

a. Bahan untuk timbunan biasa


Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas tinggi, yang diklasifikasikan
sebagai A-7-6 menurut AASHTO M145 atau sebagai CH menurut "Unified atau Casagrande Soil
Classification System". Bila penggunaan tanah yang berplastisitas tinggi tidak dapat dihindarkan,
bahan tersebut harus digunakan hanya pada bagian dasar dari timbunan atau pada penimbunan
kembali yang tidak memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang tinggi. Tanah plastis
seperti itu sama sekali tidak boleh digunakan pada 30 cm lapisan langsung di bawah bagian dasar
perkerasan atau bahu jalan atau tanah dasar bahu jalan. Bahan timbunan bila diuji dengan SNI
03-1744-1989, harus memiliki CBR tidak kurang dari 6 % setelah perendaman 4 hari bila
dipadatkan 100 % kepadatan kering maksimum (MDD) seperti yang ditentukan oleh SNI 03-1742-
1989. Tanah sangat expansive yang memiliki nilai aktif lebih besar dari 1,25 atau derajat
pengembangan yang diklasifikasikan oleh AASHTO T258 sebagai "very high" atau "extra high",
tidak boleh digunakan sebagai bahan timbunan. Nilai aktif adalah perbandingan antara Indeks
Plastisitas / PI - (SNI 03-1966-1989) dan persentase kadar lempung (SNI 03-3422-1994).
b. Bahan untuk timbunan pilihan
Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari bahan tanah atau batu
yang memenuhi ketentuan, bila diuji sesuai dengan SNI 03-1744-1989, timbunan pilihan harus
memiliki CBR paling sedikit 10 % setelah 4 hari perendaman bila dipadatkan sampai 100 %
kepadatan kering maksimum sesuai dengan SNI 03-1742-1989. Bahan timbunan pilihan dapat
berupa pasir atau kerikil atau bahan berbutir bersih lainnya dengan Indeks Plastisitas maksimum
6 %.Bahan timbunan pilihan yang digunakan pada lereng atau pekerjaan stabilisasi timbunan atau
pada situasi lainnya yang memerlukan kuat geser yang cukup, bilamana dilaksanakan dengan
pemadatan kering normal, maka timbunan pilihan dapat berupa timbunan batu atau kerikil
lempungan bergradasi baik atau lempung pasiran atau lempung berplastisitas rendah. Jenis bahan
yang dipilih, dan disetujui akan tergantung pada kecuraman dari lereng yang akan dibangun atau
ditimbun, atau pada tekanan yang akan dipikul.
c. Bahan timbunan pilihan di atas tanah rawa
Bahan timbunan pilihan di atas tanah rawa haruslah pasir atau kerikil atau bahan berbutir bersih
lainnya dengan Index Plastisitas maksimum 6 %.

Penghamparan timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam lapisan
yang merata yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal lapisan yang disyaratkan. Bilamana
timbunan dihampar lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan tersebut sedapat mungkin dibagi rata sehingga
sama tebalnya. Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke permukaan
yang telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan disebarkan. Penumpukan tanah timbunan untuk
persediaan biasanya tidak diperkenankan, terutama selama musim hujan. Penimbunan kembali di atas pipa
dan di belakang struktur harus dilaksanakan dengan sistematis dan secepat mungkin segera setelah
pemasangan pipa atau struktur. Akan tetapi, sebelum penimbunan kembali, diperlukan waktu perawatan
tidak kurang dari 8 jam setelah pemberian adukan pada sambungan pipa atau pengecoran struktur beton
gravity, pemasangan pasangan batu gravity atau pasangan batu dengan mortar gravity. Sebelum
penimbunan kembali di sekitar struktur penahan tanah dari beton, pasangan batu atau pasangan batu
dengan mortar, juga diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 14 hari. Bilamana timbunan badan jalan
akan diperlebar, lereng timbunan lama harus disiapkan dengan membuang seluruh tetumbuhan yang
terdapat pada permukaan lereng dan dibuat bertangga sehingga timbunan baru akan terkunci pada
timbunan lama. Selanjutnya timbunan yang diperlebar harus dihampar horizontal lapis demi lapis sampai
dengan elevasi tanah dasar, yang kemudian harus ditutup secepat mungkin dengan lapis pondasi bawah
dan atas sampai elevasi permukaan jalan lama sehingga bagian yang diperlebar dapat dimanfaatkan oleh
lalu-lintas secepat mungkin, dengan demikian pembangunan dapat dilanjutkan ke sisi jalan lainnya
bilamana diperlukan.

Pemadatan Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus dipadatkan
dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan.
Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan berada dalam rentang 3
% di bawah kadar air optimum sampai 1 % di atas kadar air optimum. Kadar air optimum harus
didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan kering maksimum yang diperoleh bilamana tanah
dipadatkan sesuai dengan SNI 03-1742-1989. Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan
atau lebih setebal 20 cm dari bahan bergradasi menerus dan tidak mengandung batu yang lebih besar dari
5 cm serta mampu mengisi rongga-rongga batu pada bagian atas timbunan batu tersebut. Lapis penutup
ini harus dilaksanakan sampai mencapai kepadatan timbunan tanah yang disyaratkanSetiap lapisan
timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang disyaratkan, diuji kepadatannya sebelum lapisan
berikutnya dihampar. Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu
jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha pemadatan yang sama. Bilamana
bahan timbunan dihampar pada kedua sisi pipa atau drainase beton atau struktur, maka pelaksanaan harus
dilakukan sedemikian rupa agar timbunan pada kedua sisi selalu mempunyai elevasi yang hampir sama.
Bilamana bahan timbunan dapat ditempatkan hanya pada satu sisi abutment, tembok sayap, pilar, tembok
penahan atau tembok kepala gorong-gorong, maka tempat-tempat yang bersebelahan dengan struktur
tidak boleh dipadatkan secara berlebihan karena dapat menyebabkan bergesernya struktur atau tekanan
yang berlebihan pada struktur. Timbunan yang bersebelahan dengan ujung jembatan tidak boleh
ditempatkan lebih tinggi dari dasar dinding belakang abutment sampai struktur bangunan atas telah
terpasang. Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin gilas, harus
dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak lebih dari 15 cm dan dipadatkan dengan
penumbuk loncat mekanis atau timbris (tamper) manual dengan berat minimum 10 kg. Pemadatan di
bawah maupun di tepi pipa harus mendapat perhatian khusus untuk mencegah timbulnya rongga-rongga
dan untuk menjamin bahwa pipa terdukung sepenuhnya. Timbunan pilihan di atas tanah rawa mulai
dipadatkan pada batas permukaan air dimana timbunan terendam, dengan peralatan yang disetujui.

PEKERJAAN PANCANG GALAM

Pengadaan Galam berukuran , φ 10-12 cm dengan persetujuan pengawas Sebelum di pancang galam
diruncing seperti ujung pensil kurang lebih 10 – 15 cm dari ujung galam Kepala galam di potong hingga
permukaanya rata.. Melakukan pengukuran ulang dan bowplank untuk menentukan titik pancang galam
sesuai dengan rencana kerja yang terdapat di gambar kerja dan telah disetujui oleh konsultan pengawas
Memancang Galam yang telah diruncing dengan menggunakan alat/mesin pancang, posisi pancangan
disesuaikan dengan gambar kerja.
PEKERJAAN TIANG PANCANG BETON

Tiang Pancang merupakan tiang dari beton yang dicor dan dicetak dalam bekisting yang apabila sudah
tercapai umur betonnya diangkat dan dipancangkan ke dalam tanah Tiang Yang digunakan dalam proyek
Adalah tiang pre-cast concrete dengan mutu beton sesuai dengan rab dan spesifikasi teknis dengan dimensi
200/200 mm square dan Spun Pile dia 300 mm . Memastikan Kualitas dan mutu beton tiang pancang,
material harus dipastikan dilampiri mill certificate sheet untuk dicocokkan kesesuaian material dengan
spesifikasi teknis pekerjaan. Umur Tiang pancang juga harus dicek dengan memastikasn Kode dan tanggal
produksi sesuai dengan mill certificate sheet yang dilampirkan pada surat pengiriman barang. Sebelum
digunakan, fisik material tiang pancang harus diperiksa kembali :

 Tidak ada yang retak, cacat dan pecah.


 Plat sambung pada ujung badan tiang pancang tetap utuh dan dalam kondisi bagus
 Ukuran penampang dan panjang harus sesuai dengan spesifikasi, dengan toleransi sebagai berikut
:

1. Penampang tiang pancang tidak boleh kurang atau tidak lebih dari 6 Mm dari penampang
tiang pancang desain
2. Setiap sisi tiang pancang tidak boleh melengkung lebih dari 6 Mm tiap 3 m

Proses pemancangan dimulai dari:

 Alat pancang ditempatkan sedemikian rupa sehingga as hammer jatuh


pada patok titik pancang yang telah ditentukan.
 Tiang diangkat pada titik angkat yang telah disediakan pada setiap
lubang
 Tiang didirikan disamping driving lead dan kepala tiang dipasang
pada helmet yang telahdilapisi kayu sebagai pelindung dan pegangan
kepala tiang
 Ujung bawah tiang didudukkan secara cermat diatas patok pancang
yang telah ditentukan
 Penyetelan vertikal tiang dilakukan dengan mengatur panjang backstay sambil diperiksa
dengan waterpass sehingga diperoleh posisi yang betul-betul vertikal. Sebelum
pemancangan dimulai, bagian bawah tiang diklem dengan center gate pada dasar
drivinglead agar posisi tiang tidak bergeser selama pemancangan, terutama untuk tiang
batang pertama
 Pemancangan dimulai dengan mengangkat dan menjatuhkan hammer secara kontiniu
keatas helmet yang terpasang diatas kepala tiang.

Syarat syarat dalam pemancangan tiang adalah Pemilihan jenis hammer yang tepat dan sesuai kebutuhan,
kondisi hammer dalam keadaan baik dan terawatt, as hammer harus segaris dengan as tiang pancang dan
Tetap stabil dan mampu menahan beban-beban pada saat pemancangan.

PASANGAN BATU GUNUNG

Pekerjaan Pasangan Pondasi


Pada pekerjaan pasangan pondasi ada 2 tahap yaitu pembuatan profil dan pemasangan batu kali.

Pembuatan profil :

a. Pasang patok batu untuk memasang profil (2 patok untuk tiap profil). Profil dipasang pada setiap
ujung lajur pondasi.
b. Pasang bilah batu datar pada kedua patok,setinggi profil.
c. Pasang profil benar-benar tegak lurus dan bidang atas profil datar. Usahakan titik tengah profil
tepat pada tengah-tengah galian yang direncanakan dan bidang atas profil sesuai peil pondasi.
d. Ikat profil tersebut pada bilah datar yang dipasang antara 2 patok dan juga dipaku agar lebih
kuat.
e. Pasang patok sokong, miring pada tebing galian pondasi dan ikatkan dengan profil, sehingga
menjadi kuat dan kokoh.
f. Cek ketegakan / posisi profil dan ukuran-ukurannya, perbaiki jika ada yang tidak tepat,demikian
juga peilnya.

Pemasangan batu kali :

1. Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan


2. Pasang benang pada sisi luar profil untuk setiap beda tinggi 25 cm dari permukaan urugan pasir.
3. Siapkan adukan untuk melekatkan batu-batu tersebut.
4. Susun batu-batu diatas lapisan pasir urug tanpa adukan (aanstamping) dengan tinggi 25cm dan
isikan pasir dalam celah-celah batu tersebut sehingga tak ada rongga antar batu kemudian
siramlah pasangan batu kosong tersebut dengan air.
5. Naikkan benang pada 25 cm berikutnya dan pasang batu kali dengan adukan, sesuai ketinggian
benang. Usahakan bidang luar pasangan tersebut rata.
PEKERJAAN BETON
Untuk pekerjaan beton dan beton bertulang , perlu diperhatikan rencana gambar dan bestek . Pekerjaan
beton bertulang meliputi poer beton, plat, kolom dan balok mengunakan mutu sesaui spek dan daftar
kuantitas harga.

Persyaratan Bahan.

a) Bahan agregat pasir dan kerikil harus didatangkan dari tempat- tempat yang telah disetujui
mutunya oleh Konsultan Pengawas Lapangan dan harus memenuhi syarat-syarat PBI.1971 dan
SKSNI T-15-1991-03
b) Bahan agregat pasir dan kerikil harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak tercampur
dengan bahan- bahan yang merusak mutu beton dan ditempatkan terpisah sehingga terhindar dari
bercampurnya antara kedua jenis agregat tersebut, sebelum pemakaian
c) Besar butiran agregat kerikil yang dipakai untuk bahan beton, harus berada diantara ayakan 4mm
- 31,5 mm.
d) Agregat kerikil tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 persen. Apabila kadar lumpur tersebut
lebih dari 1 persen, maka agregat kerikil harus dicuci.
e) Besar butiran agregat pasir yang dipakai untuk bahan beton, harus berada diantara ayakan 0,063-
4mm
f) Agregat pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 persen. Apabila kadar lumpur tersebut
lebih dari 5 persen, maka agregat pasir harus dicuci..
g) Semen yang didatangkan ke lokasi proyek, harus disimpan pada gudang yang berlantai kering
sedemikian rupa, sehingga terjamin tidak akan rusak dan/atau tercampur bahan lain yang dapat
merusak mutu beton.
h) Pada pemakaian semen yang dibungkus, penimbunan semen yang baru datang,tidak boleh
dilakukan diatas timbunan yang telah ada, dan pemakaian semen harus dilakukan menurut urutan
pengirimannya.
i) Air yang dipakai untuk pembuatan dan perawatan beton diusahakan air bersih yang dapat
diminum. Air yang mengandung garam dan/atau bahan lain yang merusak beton, tidak boleh
dipakai.
j) Bila terdapat keragu- raguan terhadap air yang dipakai, maka contoh air tersebut harus
diperiksakan di laboratorium dibawah tanggung jawab Kontraktor.
k) Bila pemeriksaan air tersebut tidak memenuhi syarat untuk bahan campuran beton, maka air
tersebut tidak boleh dipakai.

Tulangan

a) Semua baja tulangan yang dipakai berbentuk polos dan dengan baja U-24 dan U-32, sesuai dengan
standard PBI.1971/ atau SKSNI T-15-1991-03.
b) Sebelum baja tulangan di datangkan ke lokasi Proyek, maka kontraktor harus menyerahkan dahulu
contoh- contoh baja tulangan yang dipakai kepada Pengawas Lapangan. Contoh baja tulangan
pada masing- masing diameter sebanyak 3 batang dengan panjang 0,50 meter.
c) Baja tulangan yang dibengkokkan sama dengan atau lebih dari 90 derajat, hanya diperkenankan
sekali pembengkokkan.
d) Baja tulangan harus bersih dari karat yang mengganggu kekuatan beton bertulang. Hal ini
disesuaikan dengan PBI.1971/SKSNI T-15-1991-03.
e) Baja tulangan tidak boleh disimpan ditempat yang langsung berhubungan dengan tanah atau
tempat terbuka dan harus dilindungi dari genangan air / air hujan.
f) Diameter tulangan yang dipakai harus memenuhi stardard ( sesuai gambar rencana ).

Bekisting

a) Papan bekisting (cetakan beton) yang dipakai adalah dari bahan kayu kelas II dengan tebal 2 cm
atau plywood tebal 6 mm dan apabila oleh Pengawas Lapangan dinyatakan rusak, maka tidak boleh
dipakai lagi untuk pekerjaan berikutnya.
b) Tiang - tiang bekisting dapat dibuat dari kayu kelas II dengan ukuran 5/7 cm atau galam diameter
8 - 10 cm dengan jarak maksimun 0,5 meter.
c) Konstruksi bekisting harus dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak mudah bergerak dan kuat
menahan beban diatasnya.

Semen

a) Semua yang di pakai portland semen satu merk yang telah disahkan/disetujui oleh yang
berwenang, dan memenuhi syarat sebagai mana diuraikan dalam SNI 2002.
b) Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. Harus diterimakan dalam kantong asli
dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat.
c) Kantong-kantong semen yang rusak jahitannya dan robek-robek tidak diperkenankan
dipergunakan, kecuali untuk pekerjaan bukan beton.
d) Semen yang sebagian sudah membatu dalam kantong sama sekali tidak diperbolehkan untuk
dipergunakan.
e) Harus di simpan dalam gudang yang mempunyai ventilasi cukup dan tidak terkena air, diletakan
pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai, tidak boleh ditumpuk sampai
tingginya melebihi 2 m, dan setiap pengiriman baru harus dipisahkan dan diberi tanda dengan
maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut pengirimannya.

Pasir

a) Pasir harus bersih dan bebas dari segala macam kotoran baik bahan organik maupun lumpur,
tanah, karang, garam dan sebagainya. Sesuai dengan syarat PBI 1971
b) Pasir laut sama sekali tidak boleh dipergunakan
c) Bahan pengisi harus disimpan ditempat yang bersih, yang keras permukaannya dan dicegah supaya
tidak terjadi pencampuran satu sama lain.
d) Hanya pasir beton yang dapat dipergunakan untuk pekerjaan beton.

Air
Air untuk adukan dan merawat beton harus bersih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak atau
campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen

Pekerjaan Beton.

a) Untuk beton lantai kerja digunakan jenis mutu beton sesuai dengan daftar kuantitas harga dan
spesifikasi teknis
b) Beton Lantai kerja dilaksanakan pada pekerjaan dibawah pasangan Batu Gunung Tebal lapisan
lantai kerja dikerjakan sesuai gambar rencana.
c) Sebelum pengecoran massal dimulai :
o Bekisting harus dibersihkan dari potongan-potongan kayu, potongan- potongan kawat pengikat
dan bahan- bahan lain yang merusak mutu beton.
o Sebelum pelaksanaan pengecoran, bekisting harus disiram air terlebih dahulu.
o Lubang - lubang yang terdapat pada bekisting supaya ditutup sedemikian rupa, sehingga air semen
tidak dapat keluar.
d) Untuk penutup beton minimum (selimut beton) yang berhubungan dengan : air adalah 2,5 cm,
plat 1,5 cm, untuk balok 2 cm dan untuk kolom 2,5 cm.
e) Pada pengecoran beton, bahan campuran beton harus diaduk dengan mesin pengaduk Mollen
sampai bahan beton bersatu menjadi satu warna.
f) Untuk pengecoran tidak boleh berhenti ditengah- tengah bentang lapangan.
g) Penghentian pengecoran pelat, harus dimuka balok yang sudah dicor dan maksimal sejauh 0,15 x
bentang pelat (dihitung dari ujung bawah pelat terakhir).
h) Penghentian pengecoran harus dimuka titik tumpuan (kolom) yang sudah dicor dan maksimal 0,15
bentang balok.
i) Pengecoran dapat dimulai, bila keadaan bekisting dan tulangan sudah memenuhi syarat dan telah
diperiksa oleh Konsultan Pengawas Lapangan serta mendapat izin pengecoran.
j) Pekerjaan beton yang permukaannya masih diplester, atau permukaan yang masih kena pekerjaan
pengecoran lanjutan, maka permukaan beton tersebut harus dikasarkan dan bidang yang akan
diplester atau disambung harus disiram air semen.
k) Setelah selesai pekerjaan pengecoran, maka beton harus dirawat selama masa pengikatan.
Perawatan tersebut dilaksanakan dengan jalan mengalirkan air terus menerus pada permukaan
beton atau menutup permukaan beton dengan karung goni atau bahan yang lain yang dapat basah
terus menerus sampai selesai waktu pengikatan. Apabila ingin mempercepat waktu pengikatan
boleh mempergunakan obat setelah mendapat ijin dari konsultan pengawas
l) Lamanya perawatan khusus untuk pelat minimal selama 1 minggu dan selama perawatan itu beton
tidak boleh mendapat beban yang berat.

PASANGAN BATU BATA (DRAINASE DAN TAMAN )


Pekerjaan bata di sini untuk membuat saluran drainase

Urutan pekerjaannya adalah :

 Marking center line pasangan bata di setiap ruangan / lantai beton (marking awal).
 Marking posisi pasangan bata setebal bata dua garis
 Buat marking pinjaman sejauh 50 cm dari posisi dinding bata dua sisi.
 Pasang batang profil kayu/besi untuk acuan pada kedua sisi pasangan bata yang
akan dipasang. Cek vertikalitas kayu acuan dengan pendulum (unting-unting)
 Pasang benang secara horizontal dari acuan ke acuan untuk setiap 2 lapis bata.
 Pasang tulangan untuk kolom praktis setiap 12 m² atau dinding dengan jarak 4 m
atau sesuai kebutuhan
 Rendam bata dalam air.
 Aduk mortar (adukan) untuk pasangan bata dengan komposisi 1 pc :4 ps
 Mortar awal berfungsi sebagai perataan permukaan
 Pasang bata lapis pertama. Cek posisi pasangan terhadap marking, jika sesuai dapat
dilanjutkan ke tahap berikutnya sesuai benang acuan sampai ketinggian 1 m. Tebal spesi
diusahakan 1 ~ 1.5 cm (tergantung gradasi pasir).

Setelah pekerjaan pasangan bata selesai dilaksanakan dan telah dicek keberterimaannya,
maka pekerjaan dilanjutkan dengan pekerjaan plesteran dan acian.

 Siram permukaan bata sampai dengan jenuh permukaan.


 Buat kepalaan, check sudutan (kesikuan), verticality & horizontality serta posisinya.
 Buat kamprotan tipis (0,5 ~ 1cm) untuk menghindari penyusutan yang berlebihan.
 Plesteran dilaksanakan setelah kepalaan berumur ± 1 hari.
 Setelah plesteran setengah kering, diratakan dengan jidar aluminium pemakaian roskam
sebaiknya dihindari).
 Lakukan pengecekan kembali setelah selesai plesteran.
 Sambil menunggu setting plesteran ± 7 hari, plesteran disiram 2x sehari.
 Lakukan pengacian dengan komposisi 2 pc : 3 kapur dengan steel trowel dan ratakan
dengan jidar aluminium. Pemakaian kapur (calsid) untuk menghindari retak rambut pada
permukaan dinding.
 Siram permukaan plesteran sampai dengan jenuh air sebelum
 pekerjaan acian.
 Untuk mengurangi pori-pori, gosok permukaan dengan kertas semen.
Pekerjaan grill penutup saluran Semua besi yang dipasang harus memenuhi persyaratan bahan
bangunan yang berlaku dan sesuai dengan gambar rencana serta harus mendapat persetujuan
Direksi.
 Spesifikasi.
 Jenis : Besi beton polos dan besi siku
 Sambungan : Las sudut penuh
 Ukuran : Besi polos 10 mm besi siku menyesuaikan

PEMASANGAN PAVING BLOK

Beton pengunci atau kansten mutu beton K-225 ukuran 20/40 sesuai dengan persyaratan pekerjaan
beton pada penjelasan sebelumnya
1. Sebelum Paving block dipasang pastikan struktur dari lahan yang hendak di Paving dalam keadaan
benar-benar padat. Apabila belum padat dapat dipadatkan dengan menggunakan mesin Roller
(Wales) atau Stamper kuda. Hal ini agar lahan yang telah dipasang paving block tidak amblas.
2. Sesuaikan spesifikasi beban yang akan melewati lahan yang akan dipasang paving dengan material
pendukung untuk landasan area paving. Material tersebut dapat berupa : Limestone, Base Course,
Sirdam, Makadam dsb.
3. Pastikan permukaan lahan yang akan di paving dalam kondisi rata/ sudah level. Jika belum maka
kita wajib melaksanakan pekerjaan tambahan yaitu Cut and Fill.
4. Pasang kanstin beton sebagai pengunci paving block, agar paving block yang sudah terpasang
tidak bergeser.
5. Gelar abu batu mengikuti kemiringan yang telah ditentukan kemudian diratakan dengan
menggunakan jidar kayu.
6. Lakukan pemasangan paving block dengan cara maju kedepan, sementara pekerja pemasang
paving berada diatas paving yang telah terpasang.
7. Untuk tepian lahan/ sudut-sudut yang belum terpasang paving (las-lasan), potong paving block
dengan menggunakan alat pemotong paving block / paving block cutter.
8. Setelah lahan 100% sudah terpasang paving block, selanjutnya kita lakukan pengisian antar naat
paving block tersebut (pengisian joint filler) dengan menggunakan abu batu.
9. Padatkan paving block yang telah terpasang dengan menggunakan baby roller atau stamper kodok
1 sampai 2 kali putaran agar timbul gaya saling mengunci antar paving block satu sama lainnya.
10. Bersihkan area lahan yang telah terpasang paving block dari sisa-sisa abu batu.

PEMASANGAN BATU UBIN ANDESIT

Setelah mengetahui beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memasang ubin andesit,berikut adalah
langkah-langkah cara pemasangan ubin andesit untuk lantai yang tepat dan sesuai agar lebih efisien dan
hasil yang didapatkan sesuai dengan apa yang anda inginkan. Berikut langkah-langkahnya :

1. Sebelum proses pemasangan di mulai sebaiknya perhatikan situasi sekitar apakah masih ada
pekerjaan yang belum selesai di dalam ruangan tersebut. Karena Pemasangan ubin andesitpada
lantai alangkah baiknya di lakukan pada tahap akhir, untuk menghindari kerusakan akibat
pekerjaan yang belum selesai.
2. Permukaan lantai dan dinding yang akan dipasang ubin harus bersih, cukup kering dan rata air.
3. Tentukan tulangan dengan mempertimbangkan tata letak ruangan, tangga, dinding yang ada.
Pemasangan keramik lantai dimulai dari tulangan ini agar didapatkan hasil yang lebih rapi.
4. Sebelum dipasang ubin agar direndam dalam air terlebih dahulu.
5. Setiap jalur pemasangan sebaiknya ditarik benang dan rata air agar didapatkan hasil yang lurus
dan rapi.
6. Adukan semen untuk pemasangan keramik harus penuh, baik permukaan dasar
maupun dibadan belakang keramik lantai yang terpasang.
7. Lebar nat yang dianjurkan yaitu untuk pemasangan ubin andesit 4 – 5 mm dengan
campuran pengisi nat (grout) yang berkualitas baik.
8. Bersihkan segera bekas adukan dan grouting dari permukaan ubin agar tidak menimbulkan bekas
di kemudian hari.

PASANGAN KERAMIK LANTAI

Pasangan keramik lantai bagian menggunakan keramik homugenius 40x40 Polished (produk
Platinum, Roman dan Monalisa ) dan digunakan untuk ruangan yang telah ditentukan dalam
schedule finishing Dan Pekerjaan harus sesuai dengan denah dan gambar rencana. Pemasangan
harus rapi rata dengan permukaan lantai lainnya. Pemasangan Keramik harus rapi, kuat dan tidak
mudah lepas dan sesuai dengan gambar rencana serta dikerjakan oleh tenaga yeng ahli dan
berpengalaman, pemilihan granit dan keramik haruslah berstandar SNI Perekat keramik dengan
spesi 1 PC : 2 PSR dan betul-betul diperhatikan dan cermat teknik pemasangannya dengan alat
bantu sifat datar Pada pertemuan lantai keramik dengan dinding bagian bawah, kecuali Kamar
Mandi/WC, harus dibuat nat ukuran 2 x10 cm dan ditutup semen GIPS Bahan Tegel Keramik yang
dipakai adalah produksi dengan Kwalitas I, harus betul-betul datar, water pass dan tidak boleh ada
yang retak/pecah Pemasangan tegel keramik harus dikerjakan oleh tenaga yang benarbenar ahli
sehingga tidak terjadi pemasangan yang bergelombang dan naat-nat yang tidak lurus Pada setiap
9,00 M2 keramik, dipasang slang air kecil yang berdiameter + 5,00 mm di sekeliling keramik.

PEMASANGAN BATU SIKAT

Pemasangan Beton Sikat Motif persiapkan media untuk ditaburi koral hias Sebelumnya usahakan
permukaan lantai dilukai (dibuat kasar) terlebih dulu agar semen dan bidang lantai bisa menyatu.
Selain itu bahan-bahannya juga sudah harus siap beserta desain koral sikat yang diinginkan.
Cetakan ini gunanya agar motif mozaik koral sikat sesuai dengan ukuran permukaan bidang lantai.
Cetakan bisa terbuat dari apa saja, bisa dari kayu atau terbuat dari besi. Penting untuk diketahui
agar cetakan atau pembatas ini dilumuri dengan oli terlebih dahulu. Supaya jika sudah mengering,
mudah melepas cetakannya. Sebagai bahan perekat koral hias adalah adukan semen.
Campurannya adalah semen dan pasir dengan perbandingan 1 : 1. Tambahkan air hingga adonan
semen pasir pas seperti adonan plesteran tembok. Masukan adukan kedalam cetakan, padatkan
dan ratakan. Hal ini penting agar dasar koral sikat ini kokoh dan tidak berongga Setelah adukan
merata dalam bidang cetakannya, barulah kita tata koral hiasnya berdasarkan desain yang sudah
kita inginkan. Mulailah dari tepi kemudian berlanjut ke tengah. Jika motif koralnya kecil-kecil bisa
langsung ditaburkan kedalam cetakan kemudian diratakan agar semuanya menempel pada semen.
Jika semua koral hias sudah tertempel, tekanlah koral tadi secara bersamaan agar hasil permukaan
koral sikat merata. Anda bisa gunakan triplek atau papan kayu untuk menekannya. Setelah semua
tertempel, tunggulah hasil perpaduan koral sikat dan semen tadi setengah kering atau kurang lebih
setengah hari, kemudian sikat dengan sikat kawat agar permukaan koral sikat bagian atas terlihat
jelas dan tidak ada semen yang menutupi batu-batu koral hias tersebut. Tetapi ingat jangan terlalu
keras saat menyikatnya karena akan membuat beberapa koral hias terlepas. Karena jika terlepas,
agak susah mengembalikannya mengingat semen sudah setengah kering.Setelah semua disikat,
kemudian lap dengan lap basah agar warna koral hias kelihatan. Setelah itu kita tinggal tunggu
sampai kering. Biasanya hal ini memakan waktu sekitar 1 hari. Setelah benar-benar kering bisa
dilepaskan dari cetakannya atau pembatasnya. Agar permukaan batu bisa awet dan tahan terhadap
lumut serta debu, sapukan dengan cairan coating dengan perbandingan 1 liter untuk 6 meter
permukaan koral sikat.
PEKERJAAN SOLAR CELL
Persiapan dan Pesanan Material

Segala sesuatunya menyangkut kelancaran pekerjaan palaksanaan harus telah disiapkan di lokasi
sebelum melaksanakan pekerjaan, Menghubungi Pabrikan untuk memesan material yang sesuai
dengan Spesifikasi Teknis Barang yang dipersyaratkan.

Pengepakan dan Angkutan Material ke Lokasi.

Atas tanggungan sendiri mengepak barang sedemikian rupa sehingga barang terhindar dan
terlindungi dari resiko kerusakan atau kehilangan selama masa transportasi atau pada saat
pengiriman dari tempat asal barang sampai ke tempat tujuan akhir. Pengepakan barang harus
memperhatikan hal-hal yang dapat mempengaruhi mutu barang antara lain penangan barang
secara kasar, suhu udara yang ekstrim, kadar garam dan penguapan, penyimpanan di tempat
terbuka, jauhnya jarak menuju tempat tujuan akhir dan ketiadaan fasilitas penanganan barang
yang memadai. Mengatur pengangkutan barang (termasuk pemuatan dan penyimpanan) sampai
dengan tujuan pengiriman. Angkutan barang diteruskan sampai dengan tujuan akhir.

Pemasangan Tiang dan Modul Surya

Pemasangan Tiang di lakukan pada titik-titik yang sudah di jelaskan dalam gambar rencana, dan
penempatan panel surya di tempatkan di atas tiang langsung menghadap cahaya matahari
sesuaikan dengan keadaan/tempat/situasi aman. .

Pemasangan Instalasi dan Lampu

Persiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan dalam pemasangan instalasi, misalnya : obeng,
neptank, palu, paku, volt meter untuk mengetahui tegangan listrik, kabel, serta peralatan dan
bahan lainnya. Tarik kabel dari Panel Surya Pemasangan instalasi kabel harus rapi dan aman dari
jangkauan anak-anak dll.

Pemasangan Batteray Charge Regulator dan Accecoris

Persiapkan peralatan yang diperlukan dalam pemasangan bateray charge regulator dan acc,
misalnya : obeng, neptank, palu, paku dll. Memasang bateray charge regulator sesuai dengan
gambar rencana, Hubungkan dengan kabel Atur bateray charge regulator rapi dan aman dari
jangkauan anak-anak dll.

PEMASANGAN RALLING BESI

Semua bagian baja harus digalvanisasi sesuai dengan spesifikasi teknis .Pekerjaan pengeboran dan
pengelasan harus sudah selesai sebelum galvanisasi. Agar kondensasi uap air dapat lolos setelah
fabrikasi sebelum galavanisasi, pipa harus dilengkapi dengan lubang yang ditunjukkan dalam
Gambar. Setiap penambahan lubang yang diperlukan untuk pengaliran atau diperlukan untuk
galvanisasi harus diletakkan dalam posisi yang sedemikian hingga tidak langsung tampak dan tidak
mengurangi kapasitas pipa terhadap beban. Pipa harus digalvanisasi luar dan dalam. Setelah
galvanisasi elemen-elemen sandaran selesai, pengelasan atau pengeboran tidak boleh dilakukan
tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan. Perbaikan galvanisasi, selanjutnya akan dilaksanakan (setelah
semua karat, uap air, galvanisasi yang mengelupas, minyak dan benda-benda asing lainnya telah
dibersihkan) dengan 3 lapis cat dasar serbuk seng (zinc dust) yang bermutu tinggi dan awet seperti
yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

PEKERJAAN STRUKTUR BAJA

Yang harus diperhatikan dalam pekerjaan struktur baja adalah :

1. Semua pekerjaan pengadaan bagian-bagian konstruksi baja, seperti pelat-pelat, profil, baut,
angkur-angkur dan las
2. Semua pekerjaan pembuatan bagian-bagian konstruksi baja, seperti sambungan-sambungan
pengelasan, baik las sudut maupun penuh
3. Semua pekerjaan pemasangan dan penyesuaian konstuksi baja seperti pemasangan semua
elemen-elemen rangka baja & pengecatan
4. Semua pekerjaan pelaksanaan dan penyesuaian grouting
5. Penyiapan gambar shop drawing sebagai acuan kerja

Langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan struktur baja adalah :

a. Pola Pengukuran :

Pola (maal) pengukuran dan peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan untuk menjamin ketelitian pekerjaan
harus disediakan di pada saat Pabrikasi. Semua pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan pita-
pita baja yang telah disetujui. Ukuran-ukuran dari pekerjaan baja yang tertera pada gambar rencana
dianggap ukuran pada 25°C.

b. Pelurusan

Sebelum pekerjaan lain dilakukan pada pelat, maka semua pelat harus diperiksa kerataannya, semua
batang-batang diperiksa kelurusannya, harus bebas dari puntiran dan bila perlu harus diperbaiki sehingga
bila pelat-pelat disusun akan terlihat rapat keseluruhannya.

c. Pemotongan

Pekerjaan baja dapat dipotong dengan menggunakan gunting, menggergaji atau dengan las pemotong.
Permukaan yang diperoleh dari hasil pemotongan harus siku terhadap bidang yang dipotong, tepat dan
rata menurut ukuran yang diperlukan.

d. Pekerjaan Mesin Perkakas dan Geirinda

Apabila pelat digunting, digergaji atau dipotong dengan las pemotong, maka pada pemotongan
diperkenankan terbuangnya metal sebanyak-banyaknya 3 mm pada pelat setebal 6 mm dan pada pelat
yang tebalnya lebih besar dari 12 mm

e. Pekerjaan Las

1. Pekerjaan las dikerjakan oleh Tukang Las dibawah Pengawasan Langsung pelaksana struktur
dengan pekerjaan Las.
2. Detail-detail khusus menyangkut cara persiapan penyambungan, cara pengelasan, jenis dan
ukuran serta kekuatan arus Iistrik
3. Ukuran elektroda, arus tegangan listrik dan kecepatan busur listrik yang digunakan, harus seperti
yang dinyatakan oleh pabrik Las listrik dengan kawat baja jenis RD.
4. Pelat-pelat baja yang akan di Las harus bebas dari kotoran-kotoran besi, minyak, cat, karet atau
lapisan lain yang dapat mempengaruhi mutu Las.

f. Mengebor

Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila memungkinkan, maka semua pelat,
potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit bersama-sama untuk membuat lubang dan dibor
menembus seluruh tebal sekaligus.

g. Memberi code pada jenis-jenis potongan


1. Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila memungkinkan, maka semua
pelat, potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit bersama-sama untuk membuat lubang dan
dibor menembus seluruh tebal sekaligus. Bila menggunakan baut pada salah satu lubang maka
lubang ini dibor lebih kecil dan kemudian baru diperbesar untuk mencapai ukuran sebenarnya.
2. Cara lain ialah bahwa batang-batang dapat dilubangi tersendiri dengan menggunakan mal. Setelah
mengebor, seluruh kotoran besi harus disingkirkan dan pelat-pelat dan sebagainya dapat dilepas
bila perlu.
3. Diameter lubang untuk baut, kecuali baut pas adalah 1,50 mm lebih besar dari pada diameter yang
tertera pada gambar rencana. Diameter lubang-lubang untuk baut pas harus dalam toleransi yang
diberikan.
4. Dalam hal ini menggunakan pas lubang yang tidak di bor menembus sekaligus seluruh tebal
elemen-elemennya, maka lubang dapat di bor dengan ukuran yang lebih kecil dahulu dan kemudian
pada saat montase percobaan.

h. Kerangka Baja.

 Satu batang kerangka baja dipasang atas tumpuan-tumpuan sedemikian rupa, sehingga kerangka
baja itu dapat membentuk lawan lendut seperti tertera pada gambar kerja.
 Tumpuan-tumpuan itu tidak boleh disingkirkan sebelum seluruh sambungan (kecuali sambungan
pendek pada puncaknya), telah dibuat permanent.
 Setelah kerangka baja terpasang, baru sambungan batang atas dibuat permanent

i. Penggunaan Baja Keras, Baut-baut untuk Pemasangan Akhir.

Pemasangan :

1. Setiap pemasangan dibuat bersama-sama dengan baut stel sehingga berbagai bagian serta pelat
berhubungan rapat satu sama lain secara menyeluruh.
2. Sebanyak 50% dari lubang harus diisi dengan baut stel minimal 10%, atau pada setiap potongan
dan pelat minimal dua lubang diisi dengan drif paralel.
3. Baut baja keras harus dipasang dengan cincin baut yang diperlukan, sebuah dibawah kepala baut
dan sebuah dibawah mur, harus diperhatikan bahwa cincin baut itu terpasang dengan cekungnya
menghadap keluar.
4. Memasukkan dan mengencangkan baut baja diatur sedemikian rupa sehingga selalu rapat dan
tidak dapat dimulai sebelum sambungan teIah diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
5. Mur harus dikencangkan hanya terhadap bidang yang tegak lurus terhadap as lubang.
6. Bidang bawah kepala baut tidak boleh menyimpang dari bidang tegak lurus terhadap as baut lebih
dari 3.50 derajat dan bila dirasa perlu dapat menggunakan cincin baut yang miring(taperd).
7. Baut menonjol melalui mur tidak kurang dari 1.5 mm tidak lebih dari 4.5 mm.
8. Baut stel yang digunakan untuk membut permukaan dapat seterusnya digunakan pada
sambungan.

Megencangkan Baut:

1. Pengecekan hubungan tegangan/torque dilakukan oleh Pemborong Montase


2. Setiap baut yang kendor harus disesuaikan dengan kebutuhan, perhatian khusus perIu diberikan
pada kelompok baut yang mungkin kendor dan dikencangkan sehingga mencapai tegangan yang
diperlukan.

j. Pengecatan Baja

Pembersihan

1. Pembersihan permukaan dari pekerjaan besi bangunan harus bersih dan dikupas dengan sand
blasting atau cara lain yang disetujui, agar menjadi logam yang bersih, dengan menyingkirkan
seluruh gemuk, olie, karatan, lumpur, atau lain-lain yang melekat padanya.
2. Luas bidang permukaan yang dibersihkan haruslah dapat sekaligus ditutup dengan cat dasar dan
dicat dengan segera setelah pembersihan, sebelum terjadi oksidasi.

Pengecatan

1. Pengecatan tidak dapat dilakukan pada cuaca berkabut, lembar atau berdebu atau pada cuaca lain
yang jelek.
2. Permukaan yang akan dicat harus kering dan tak berdebu. Lapisan berikutnya tidak diberikan
sebelum lapisan cat terdahulu telah mengering.
3. Lapisan penutup diberikan diatas cat dasar Dalam tempo kurang lebih enam bulan tetapi tidak
boleh lebih cepat dari 48 jam setelah pengecatan dasar
4. Bila terjadi demikian maka permukaan baja perlu dibersihkan kembali atau dicat dasar lagi seperti
diuraikan diatas.
5. Cat disapu dengan kuat pada permukaan baja, baut-baut pada setiap sudut-sudut, sambungan
pelat, lekuk-Iekuk dan sebagainya, kemudian diratakan dengan baik.
6. Setiap bagian yang dapat menampung air, atau dapat dirembesi air, diisi dengan cat yang tebal
dengan menggunakan semen kedap air atau bahan lain yang disetujui sebelum penyelesaian cat
dasar.
7. Setiap Lapisan yang telah selesai harus tampak sarna dan rata, pemakaian cat yang rata ialah 12.5
mm2 per-liter untuk lapisan berikutnya.

PEKERJAAN TANAMAN

 Pekerjaan Pembersihan
 Terlebih dahulu lokasi dibersihkan dari segala macam sampah (kotoran /puing-puing) dan
sebagainya.
 Melakukan pengukuran, pematokan titik mula tanam yang diperlukan
untuk memudahkan pelaksanaan penanaman..

 Pekerjaan Penambahan Tanah untuk Kontur Tanaman


 Tanah yang dipakai adaah tanah yang subur dan bebas dari sampah dan kotoran lainnya.
 Penambahan tanah diukur akan ketinggian dan kemiingannya tanah agar tidak terjadi genangan
air sewaktu hujan atau pada saat penyiraman.
 Setelah pola atau bentuk tanaman telah selesai maka tanah yang telah siap dicampur dengan
pupuk kandang kemdian di aduk sampai rata, setelah itu di biarkan selama 2 atau 3 hari.

 Pekerjaan Penanaman tanaman,perdu dan rumput :


 Posisi penanaman dilakukan sesuai gambar atau design yang telah diberikan.
 Tanaman perdu dan rumput ditanam dengan jarak sesuai dengan gambar.
 Setelah selesai ditanam di teruskan dengan memasang penunjang tanaman yaitu steger bambu
yang sesuai dengan spek.
 Untuk rumput gajah mini atau manila sebelumna dilakukan pembersihan ahan pada lokasi yang
akan di tanam.
 Tanah yang jelek dibuang dan diganti dengan tanah yang subur yang masih mempunyai top soil.
 Pengaturan kemiringan agar tidak menjadi genangan air.
 Pemadatan atau perataan dengan manual diikuti dengan penyiraman agar rumput yang telah di
tanam tidak menempel pada alat pemadatan.

 Pemupukan dan Pemeliharaan / Perawatan


 Diberikan Pupuk Kandang 1-2 karung untuk setiap 3 m2 area tanam.
 Pupuk buatan di berikan saat masa pemeliharaan / perawatan.
 Tanaman harus disiram tiap hari pagi dan sore hari.
 Penggemburan tanah (pendangiran) harus di lakukan minimal seminggu sekali.
 Pembersihan dari semak-semak maupun daun kering.
 Penyulaman tanaman yang mati.
 Pemangkasan tanaman yang sudah lebat.

PEKERJAAN CAT–CATAN

Semua pengecatan pada kayu terlebih dahulu dicat meni dan cat dasar kemudian didempul / diplamir dan
diampelas sampai rata. Untuk cat lapis ( mengkilap ), dikerjakan 2 kali sampai rata dengan memakai cat
yang berkualitas baik. Semua warna dan bahan cat yang akan dipakai harus terlebih dahulu meminta
persetujuan Direksi.
Semua pengecatan pada tembok dan plafond menggunakan cat tembok setara dengan merk Catylac,
Vinilex, Jotun, Dana PaintbSETARA . Sebelum dicat terlebih dahulu diberi cat dasar atau menggunakan
semen putih + lem kayu ( plamir ) kemudian diampelas sampai rata. Cat tembok dilaksanakan minimum 2
x pengecatan hingga benar-benar rata.

Semua warna dan bahan cat yang akan dipakai harus terlebih dahulu meminta
persetujuan Direksi dan semua pelaksanaan pengecatan tersebut di atas harus
disesuaikan dengan peraturan pabrik cat

Pekerjaan Cat Dinding


Permukaan bagian yang akan di cat terlebih dahulu harus dibersihkan dari berbagai macam kotoran
yg menempel sehingga didapat hasil yang semaksimal mungkin. Pengecatan dilakukan dengan
menggunakan Roller atau kuas, setidaknya 3 kali pengecatan hingga mencapai warna yang
diinginkan. Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang terbentuk harus rata, utuh, tidak ada bintik
atau kotoran.

Pekerjaan Cat Besi


Permukaan bagian besi yang akan di cat terlebih dahulu harus dibersihkan dari berbagai macam
kotoran yg menempel dan digosok sehingga didapat hasil yang semaksimal mungkin. Pengecatan
dilakukan dengan menggunakan kuas, setidaknya 3 kali pengecatan hingga mencapai warna yang
diinginkan sebelum melakukan pengecatan pipa/besi harus dilapisi cat meni terlebih dahulu cat
meni disini setara merk emco. Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang terbentuk harus rata,
utuh, tidak ada bintik atau kotoran

DEMOBILISASI

Semua alat kerja yang digunakan pada akhir/finishing pelaksanaan pekerjaan


segera dilakukan Demobilisasi kembali kepada Pemberi Dukungan Alat.

PEMBERSIHAN AKHIR

Setelah semua Pelaksanaan pekerjaan selesai maka kontraktor akan melakukan


pembersihan akhir dimana barak kerja, kantor direksi dan lain-lain akan di bongkar
dan diangkut ke luar lokasi menurut petunjuk direksi. Pembersihan ini dikerjakan
pada semua lini yang terjadi akibat efek dari pelaksanaan pekerjaan. Pihak
pelaksana bersama-sama konsultan pengawas/Direksi, PPK dan KPA melakukan
serah terima pekerjaan. Dalam jangka waktu masa pemeliharaan selama waktu
yang telah ditentukan segala sesuatu yang terjadi dari hasil pekerjaan tersebut
menjadi tanggung jawab pelaksana dan harus dilakukan perawatan.

MASA PEMELIHARAAN

Selama masa pemeliharaan Kontraktor Pelaksana berkewajiban untuk mengganti


material yang tidak berfungsi dengan baik, dan bertanggung jawab atas semua
kekurangan dari

Anda mungkin juga menyukai